Pandangan yang indah ada di sekitar  kapal yang kami tumpangi.
Anak-anak kecil  mengayuh sampan  mengintari pulau itu.
Mereka menyelam seharian menangkapi ikan-ikan yang berenang.
Tawa mereka merekah memegang hasil tangkapannya.
Kebahagiaan  anak-anak  sebagai nelayan  mengingatkan  mereka akan panggilan Tuhan kepada murid-Nya : “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia”.

Ket. foto: Bersama lima puluh pembina Bina Iman Anak Paroki St Odilia Citra Raya siap menuju kepal kecil
odilia-1

Aku menyusuri pantai bersama  para  pembina iman anak  yang masih remaja.
Nelayan-nelayan kecil memberikan permenungan yang mendalam atas  foto-foto anak-anak  bimbingan mereka yang berada dalam blackberry.
Ketiga anak remaja  yang pandai di kelas mengungkapkan  syair kehidupan : “Apa gunanya juara di sekolah kalau hidup tanpa  pelayanan”.

Ket. foto: Rm. Felix , Diakon Lucki, 50 para pembina Bina Iman Anak. Mantap menjadi pemancing ikan kecil alias mendapatkan hati anak-anak

Kami pun pulang dengan semangat menggelora di dada.
Dengan menundukkan kepala, kami masuk dalam pengolahan pengalaman iman  : “Kami memang belum menjadi penjala ikan yang besar, tetapi kami bahagia sudah menjadi  seorang pemancing ikan yang kecil-kecil. Anak-anak bina iman akan mempengaruhi banyak manusia yang besar” .

Ket. foto: Para pembina iman anak yang masih remaja mengenang pelayanan dengan melihat anak-anak didik mereka di BB. Apa gunanya juara kelas kalau tanpa pelayanan. Itulah hasil permenungan mereka.

Ket. foto: Inilah foto kenangan tentang anak-anak  didik mereka. Walaupun sederhana, anak-anak ini penuh harapan karena iman. Penuh perhatian mendengarkan pengajaran.

Tuhan pun pasti menepuk bahu mereka : “Kalian adalah anak-anakku yang tersayang.  Walaupun engkau masih remaja dan ibu-ibu sederhana, tetapi engkau mempunyai kasih sayang yang besar”.

Ket. foto: Menyongsong pelayanan Bina Iman Anak dengan penuh antusias.

Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC