Sumber gambar: http://www.romannews.com/religion/st-peters-square-crowded-with-catholics-upon-canonization-of-two-popes/

Saudara Saudari terkasih dalam Kristus

Hari ini kita merayakan sebuah momen penting ketika Yesus mendirikan Gereja di atas dasar Petrus. Pemberian otoritas ini menunjukkan betapa pentingnya konsistensi dan kesinambungan kepemimpinan dalam Gereja. Bayangkan sebuah kapal besar di tengah lautan. Tanpa seorang kapten yang memegang kemudi, kapal tersebut dapat dengan mudah tersesat atau bahkan menjadi karam. Begitu pula dengan Gereja; ketika Yesus mengetahui bahwa Dia akan naik ke surga setelah menyelesaikan misi-Nya di dunia, Dia menyadari betapa pentingnya bagi Gereja bahwa ada seorang pemimpin yang tetap, yang bisa memandu Gereja-Nya melalui badai kehidupan, dan pemimpin itu adalah Petrus dan para penerusnya.

Ketika kita melihat kembali ke dalam kitab Yesaya, kita menemukan cerita tentang Eliakim yang diangkat oleh Tuhan untuk memiliki kekuasaan mewakili Tuhan di kerajaan raja Daud. Hal Ini menunjukan betapa penting nya kesinambungan kepemimpinan dilaksanakan melalui wakil yang ditunjuk oleh Tuhan sendiri sejak jaman Perjanjian Lama. Sama seperti dengan Eliakim, Petrus dan penerusnya, para Paus, pun diangkat sebagai “batu karang” yang akan menjadi pondasi bagi Gereja dan menjadi wakil Kristus selama di dunia. Hal Ini pun mengingatkan kita semua bahwa Gereja pada waktu yang sama terdiri dari unsur Ilahi dan unsur manusia, dan penunjukan Ini juga menjadi janji penggenapan Tuhan Yesus sendiri yang akan senantiasa menyertai Gereja-Nya sampai ahir jaman.

Apakah pentingnya keputusan ini? Mengapa kita harus memiliki hierarki dalam Gereja? Mari kita renungkan melalui sebuah analogi. Bayangkan sebuah rumah. Agar rumah tersebut kokoh dan tahan lama, ia memerlukan fondasi yang kuat. Petrus dan para Paus selanjutnya menjadi fondasi yang menopang seluruh bangunan, yaitu Gereja. Tanpa fondasi tersebut, Gereja akan mudah goyah, mudah hancur, dan mudah terpecah. Kesatuan ini dapat terjaga dan terjamin di dalam bimbingan Roh Kudus yang menjadi jiwa daripada Gereja sendiri.

Namun, apa arti dari semua ini bagi kita? Kristus menginginkan kita untuk bersatu dalam diri-Nya. Dia menginginkan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik. Dengan fondasi yang kuat dalam bentuk hierarki Gereja, kita diberi arahan dan petunjuk, kita diberikan kesatuan yang membawa kita semua ke dalam kasih dan kehendak Tuhan dalam karya keselamatan-Nya. Dan nyatanya, ini semua adalah bagian dari penyelenggaraan Tuhan sendiri bagi Gereja-Nya dan hal Ini juga yang memungkinkan Gereja bertahan selama 2000 tahun lebih sekalipun dunia sudah melalui berbagai perubahan besar. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus juga merenungkan kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah. Semua ini dinyatakan dalam kebijaksanaan Tuhan untuk mendirikan Gereja-Nya dengan tatanan yang jelas.

Ketika kita berbicara tentang kesatuan, kita juga tidak dapat lupa akan ajakan dari Santo Yohanes Paulus II dalam “Ut Unum Sint” yang menekankan keinginan Kristus “supaya mereka semua menjadi satu”. Kesatuan ini bukan hanya tentang kesatuan antara kita sebagai anggota jemaat, tetapi juga kesatuan dengan Kristus sendiri. Sehingga menjadi sangat jelaslah mengapa Kristus mendirikan Gereja-Nya di atas fondasi satu dengan kepemimpinan yang esa dengan hirearki yang jelas dalam suksesi apostolik yang menunjukan kesinambungan peranan Petrus dan para rasul-Nya.

Marilah kita selalu menghargai kebijaksanaan Tuhan dalam mendirikan Gereja-Nya, dan mari kita terus bekerja bersama sebagai satu tubuh Kristus di bawah kepimpinan Paus. Semoga kesatuan ini membawa kita semakin dekat kepada Allah dan memperkuat iman kita dalam menghadapi tantangan di dunia ini.
Amin.