Mereka yang datang menghampiri Gereja seharusnya menemukan pintu-pintu yang terbuka dan bukannya menemukan orang-orang yang ingin mengendalikan iman. Hal ini adalah apa yang telah Paus katakan pagi ini [25-05-2013] dalam misa di Casa Santa Marta.
Injil hari ini menjelaskan kepada kita bahwa Yesus menegur para murid-Nya yang berusaha untuk menghalang-halangi anak-anak yang orang-orang bawa kepada Tuhan untuk menerima berkat. “Yesus memeluk mereka, mencium mereka, menyentuh mereka, semua dari mereka. Semua itu melelahkan Yesus sehingga para murid-Nya” ingin menghentikan hal tersebut”. Yesus marah: “Yesus menjadi marah, kadang-kadang.” Dan Dia berkata: “Biarkan mereka datang kepadaKu, jangan halang-halangi mereka. Karena orang-orang seperti inilah yang empunya Kerajaan Allah.” “Iman umat Allah – Paus mengamati – adalah sebuah iman yang sederhana, iman yang mungkin tanpa banyak teologi, tetapi memiliki teologi batiniah yang tidak salah, karena Roh berada di balik itu.” Paus menyebutkan Konsili Vatikan I dan Vatikan II, di mana dikatakan bahwa “orang-orang kudus Allah … tidak bisa keliru dalam hal-hal kepercayaan” (Lumen Gentium). Dan untuk menjelaskan formulasi teologis ini ia menambahkan:. “Jika kalian ingin mengetahui siapa Maria itu [maka] pergilah ke seorang teolog dan dia akan memberitahu kalian tepatnya siapa Maria itu. Tetapi jika kalian ingin mengetahui bagaimana mencintai Maria [maka] pergilah ke umat Allah yang mengajarkan itu dengan lebih baik.” Umat Allah itu – lanjut Paus -“selalu meminta sesuatu untuk menjadi lebih dekat kepada Yesus, mereka kadang-kadang sedikit ‘ngotot’ dalam hal ini. Tapi itu adalah sifat bersikeras dari mereka yang percaya”:
“Saya ingat suatu kali, keluar dari kota Salta, pada pesta perayaan pelindung kota tersebut, ada seorang wanita rendah hati yang meminta berkat imam. Imam itu berkata, ‘Baik, tetapi kamu tadi telah ikut Misa‘ dan menjelaskan keseluruhan teologi berkat di gereja. Engkau telah melakukan dengan baik: “Ah, terima kasih pastor, ya pastor,” kata wanita itu. Ketika imam itu pergi, wanita itu berpaling ke imam yang lain: ‘Mohon berikan berkatmu!‘ Semua kata – kata tadi tidak mengena dengannya, karena dia punya kebutuhan lain:.. keperluan untuk disentuh oleh Tuhan. Itu adalah iman yang kita selalu cari, ini adalah iman yang membawa Roh Kudus. Kita harus memfasilitasikan itu, membuatnya tumbuh, membantunya tumbuh.”
Paus juga menyebutkan kisah seorang buta dari Yerikho, yang ditegur oleh para murid karena ia berteriak menangis kepada Tuhan, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”
“Injil mengatakan bahwa mereka tidak ingin dia [orang buta itu] berteriak, mereka ingin dia untuk tidak berteriak [namun] sebaliknya dia ingin berteriak lagi, mengapa? Karena dia telah memiliki iman dalam Yesus! Roh Kudus telah menempatkan iman dalam hatinya. Dan mereka berkata, ‘Jangan, engkau tidak boleh lakukan hal ini! Engkau jangan berteriak kepada Tuhan. Aturan resmi tidak memperbolehkan hal itu’. Dan ‘Pribadi ke-Dua Trinitas! Lihatlah apa yang Kau lakukan …’ seolah-olah mereka sedang mengatakan itu, benar?”
Juga pikirkan tentang sikap dari banyak umat Kristiani:
“Pikirkan umat Kristiani yang baik, dengan niat baik, kita berpikir tentang sekretaris paroki, seorang sekretaris paroki … ‘Selamat malam, selamat pagi, kami berdua – kekasih pria dan kekasih wanita – kami ingin menikah’. Dan bukannya berkata, ‘Bagus itu!’ Mereka berkata, ‘Oh, baiklah, silakan duduk. Jika kalian ingin Misa, biayanya banyak…’. Hal ini, bukannya disambut dengan baik – yang merupakan sebuah hal yang baik untuk menikah! – Tapi sebaliknya mereka meresponnya dengan ini: ‘Apakah kalian memiliki sertifikat baptis, oke baik … ‘. Dan mereka temukan sebuah pintu yang tertutup. Ketika orang Kristen ini dan orang Kristen itu memiliki kemampuan untuk membuka pintu, berterima kasihlah pada Tuhan untuk fakta dari sebuah pernikahan baru ini… Kita berkali-kali menjadi pengendali iman, bukannya menjadi fasilitator iman umat.”
Dan selalu ada godaan – kata Paus – “mencoba dan mengambil kepunyaan Tuhan.” Dan ia menceritakan kisah lainnya:
“Pikirkan tentang seorang ibu tunggal yang pergi ke gereja, di paroki dan ke sekretaris dia berkata: ‘Saya ingin anak saya dibaptis’. Dan kemudian orang Kristen ini berkata: ‘Tidak, Anda tidak bisa karena Anda tidak menikah!’. Tapi lihat, gadis ini memiliki keberanian untuk menanggung kehamilannya dan tidak mengirim kembali anaknya kepada Pengirim-nya, apa – apaan ini? Sebuah pintu yang tertutup! Ini adalah bukan usaha yang sungguh-sungguh! Hal ini jauh dari Tuhan! Itu tidak membuka pintu-pintu! Juga ketika kita berada di jalan ini, memiliki sikap ini, kita tidak berlaku baik kepada umat, umat itu, umat Allah, selain dari Yesus yang telah menetapkan tujuh sakramen [maka] dengan sikap ini kita akan menetapkan sakramen yang ke-delapan: [yaitu] sakramen kebiasaan pastoral !”
“Yesus marah ketika ia melihat hal-hal ini” – kata Paus – karena mereka yang menderita adalah “umat setia-Nya, umat yang Ia sangat kasihi”
“Kita pikirkan saat ini tentang Yesus, yang selalu ingin kita semua menjadi lebih dekat kepadaNya, kita berpikir tentang Umat Kudus Allah, orang-orang sederhana, yang ingin lebih dekat kepada Yesus dan kita berpikir tentang begitu banyaknya kebajikan umat Kristiani yang salah dan yang alih-alih membuka pintu mereka malah menutup pintu kebajikan itu… Jadi kita minta kepada Tuhan agar semua orang yang datang ke Gereja menemukan pintu-pintu yang terbuka, menemukan pintu-pintu yang terbuka itu, terbuka untuk bertemu kasih Yesus ini. Kita mohon rahmat ini.”
(AR)
Paus Fransiskus,
Domus Sanctae Marthae, 25 Mei 2013
Diterjemahkan dari : www.news.va
Yth Admin Katolisitas.org
Baru saja Vatikan lewat juru bicara Fr. Lombardi mengatakan telah menarik berita yg memuat teks percakapan antara Paus dgn seorang wartawan atheis dari koran La Repubblica (Scalfari) yang terpampang di koran L’Osservatore Romano milik Vatikan dan website Vatikan sendiri.
Paus Fransiskus (sejak 4 Oktober di Asisi) dan Vatikan menyesal dan menuntut Direktur L’Osservatore Romano (koran milik Vatikan sendiri) dan tentunya petugas website Vatikan, yg mempublikasikan berita mengenai perbincangan INFORMAL-nya dengan wartawan La Repubblica (Scalfari) tanpa adanya konfirmasi dari Paus sendiri. Adapun kawan dari Scalfari di harian La Repubblica sendiri, mengatakan bahwa apa yg disampaikan Scalfari itu, HANYALAH INGATANNYA saja dari perbincangan dia dgn Paus, tanpa adanya bukti rekaman.
Menurut Vatikan, “wawancara” bukanlah ajaran Magisterium Gereja, apalagi hasil percakapan tidak dkonfirmasikan kepada Paus Fransiskus sendiri (yg biasanya sebelum dimuat akan dikonfirmasi).
Saya sebagai umat merasa prihatin dengan ulah para media atheis dan AntiKris baik di Italy maupun di Indonesia terkait dengan pemberitaan wawancara Paus Fransiskus dgn seorang wartawan atheis di Italy awal Oktober lalu itu.
Saya ingin menyebarkan dalam terjemahan Indonesia namun terkendala waktu untuk itu. Mohon kiranya Admin & teman2 semua dapat menyebarkan berita terbaru ini di berbagai media (blog etc), termasuk ke Kompas Internasional yang mengawali pemberitaan ini di Indonesia.
Bagi para atheist & antiKris, segeralah bertobat !!
http://www.catholicnewsagency.com/news/vatican-removes-la-repubblica-interview-from-its-website/?fb_action_ids=186801981509341&fb_action_types=og.likes&fb_ref=.Uol2DX3vIlQ.like&fb_source=aggregation&fb_aggregation_id=288381481237582
Homili Bapa Suci amat inspiratif..saya selalu memperoleh kekuatan peneguhan serta keteduhan saat membaca dan merenungkannyanya..bravo utk tim katolisitas yg sdh membaginya kepada kami…Berkat Tuhan
Shalom pak Stef & bu Ingrid yg t’kasih…
Saya baru shaja t’baca d internet ttng ksediaan Vatican utk mngada’n pngutan suara ttng isu2 gay, aborsi & p’khwinan sjenis. Mnurut lman web t’sbut, ini b’tujuan m’dekat’n kmbali umat2 katolik yg tlah mninggal’n gereja krna greja b’tindak tegas mlarang kgiatan2 t’sebut…
Wah..! Sya jd gundah, pak & bu… Ap gereja b’sdia mm’gubah doktrin agama yg suci utk mnarik umat..? Ini sdh jelas2 salah…- gay, aborsi, p’khwinan sjenis… Alasannya krna doktrin2 yg ortodox sdh x ssuai lg dgn zaman skrang…
Andainya undian nnt mmihak kpd legalisasi prkara2 t’sbut, adkah bpak Paus akn merubah doktrin katolik pla… M’bnar’n aborsi, paderi2 akn mnikah’n psangan ssama jnis… Sya x dpt m’byang’n prkara ini, pak & bu… Firman Tuhan kn tetap… Mana bleh kita mnusia mngubahnya hnya utk ssuai dgn zman, hnya utk m’jaga umat spy x kluar mninggal’n gereja katolik..?
Sya harap ini xkan t’jd… Gereja x blh korup dlm isu2 spt ini. Soal orng mau mninggal’n greja krn mau hdup dlm dosa, itu antra mreka dgn Tuhan. Paus & uskup x bleh m’rubah ap yg m’jd dasar ksucian greja slama b’abad2 hnya krn mreka2 ini..!
Katolik adalh denominasi Kristian yg t’besar. Kiranya greja mrubah pndirian dlm prkara ini, apakah lg yg dpt diagung’n olh orng2 Kristian..? Kita akn djadi’n bukti btapa keKristianan adalh agama yg x b’pegang teguh pd firman Tuhan… & ini sngatlh mnyedih’n…
Bolehkah pak & bu soroti brita t’sbut..? Tlong beri’ pnjelasan pd umat yg ragu & sdh mula goyah krna prkara ini. Berita ini dpt pak & bu cr dgn mudah d internet…
Saya serta’n webpage sumber berita t’sebut :
Pope Francis to modernize the Vatican? – guardianlv.com
Salam damai Kristus…
Shalom John,
Anda tidak perlu risau. Sebab yang dibicarakan di sana, kalaupun benar, adalah akan diadakan semacam survey tentang pandangan umum tentang isu homoseksual. Sejujurnya saya belum berhasil menemukan link dari Vatikan yang mengkonfirmasi survey ini. Namun sekalipun benar, hal ini tidaklah menjadi masalah, karena survey tidak mengindikasikan apapun tentang apakah survey tersebut akan mengubah ajaran iman dan moral Gereja Katolik tentang homoseksual. Sebab dokumen tentang hal itu sudah cukup jelas dijabarkan di sini, silakan klik, bahwa Gereja tidak akan menyetujuinya. Berikut ini saya cut and paste:
4. There are absolutely no grounds for considering homosexual unions to be in any way similar or even remotely analogous to God’s plan for marriage and family. Marriage is holy, while homosexual acts go against the natural moral law. Homosexual acts “close the sexual act to the gift of life. They do not proceed from a genuine affective and sexual complementarity. Under no circumstances can they be approved”. [emphasis added by Katolisitas]
Andaikan diadakan survey, kemungkinan besar adalah untuk alasan pastoral, sebab memang Gereja Katolik mengajarkan bahwa walaupun Gereja tidak akan menyetujui perkawinan sesama jenis, namun, Gereja tetap mengasihi kaum homoseksual. Prinsipnya, “hate the sin, but love the sinner.” Untuk maksud tetap merangkul/ mengasihi merekalah, kemungkinan survey itu diadakan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Halo John dan Bu Ingrid,
Benar yang dikatakan bu Ingrid bahwa yang diadakan oleh Vatikan hanyalah survei bukan lalu kemudian voting secara demokrasi untuk mengubah ajaran Gereja.
Saya rasa ini cara Paus untuk mendapatkan masukan secara luas dari umatnya. Mungkin Paus Fransiskus tidak mau kalah dengan Jokowi dan Ahok yang banyak mendengar masukan rakyatnya.
Saya di Australia mendapat undangan untuk ikut survey tersebut. Kiranya ada yang mau berpartisipasi. Silahkan saja ini linknya http://perthcatholic.org.au/news-events/view_article.cfm?loadref=10&id=214
Jadi John sekali lagi fokus dari survei ini bukan untuk mengubah doktrin gereja tetapi mengubah gaya pastoral gereja. Karena yang ini bukan harga mati, seperti batasan umur untuk terima komuni pertama dulu dengan sekarang itu berbeda. Hal – hal seperti ini bisa diubah. Tetapi doktrin seperti homoseksual seperti yang Bu Ingrid katakan di atas itu harga mati.
Pertanyaan – pertanyaan yang diberikan di survey lebih banyak ingin tahu seberapa paham sih umat soal ajaran Gereja, apa saja yang sudah dibuat oleh keuskupan atau paroki setempat untuk memastikan umatnya paham ajaran gereja. Kemudian ada juga yang pertanyaan yang meminta masukan dari umat, bagaimana baiknya menyikapi kaum homoseks, orang – orang yang cerai dan menikah kembali, dst. Jadi lebih ke konteks pastoral. Pas sekali dengan homili di atas, Paus ingin mendekatkan Gereja dengan domba yang hilang, ingin membuat Gereja menjadi lebih bersahabat dengan pendosa. Karena Gereja didirikan dan Yesus datang untuk para pendosa.
Bu Ingrid, mungkin linknya bisa disebarluaskan. Walaupun disitu tertulis untuk umat Keuskupan Agung Perth tetapi saya rasa siapapun yang peduli dengan Gereja berhak menyatakan pendapatnya. Atau umat bisa mengunduh pertanyaannya, menjawabnya, kemudian mengirimkan langsung ke Vatikan ataupun melalui Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta.
Banyak jalan menuju Vatikan.
AMDG
Edwin ST
Homili yang luar biasa dan sangat menyentuh, yah semoga bukan hanya Gereja (gedung) yang menyadari hal ini, tetapi semua umat yang di dalamnya juga, semua umat beriman bisa membuka pintu-pintunya yang masih tertutup bagi sesama yang sungguh membutuhkan! Terpujilah Kristus. Amin.
Comments are closed.