Ajaran bahwa seluruh umat manusia berasal dari sepasang manusia (monogenisme), yaitu Adam dan Hawa, tidak dapat diartikan mendukung klaim Joseph Smith bahwa tahun 600 BC ada sebagian dari suku bangsa Yahudi bermigrasi ke Amerika, dan akhirnya menjadi nenek moyang para pengikut Mormon. Umumnya sebelum sampai kepada pembahasan klaim Joseph Smith, banyak orang mempertanyakan, bagaimana mungkin sepasang manusia dengan ciri tertentu itu kemudian bisa berkembang menjadi banyak ras/bangsa, dengan ciri-ciri eksternal yang berbeda, misalnya orang-orang Eropa berbeda dengan orang-orang Cina, berbeda dengan orang-orang Afrika, dst. Tentang hal ini, sudah pernah sekilas dibahas di sini, silakan klik, lihat point 3 dan 4.
Sedangkan untuk klaim Joseph Smith itu, yang harus membuktikan bahwa pada tahun 600 BC ada suku bangsa Yahudi yang bermigrasi ke Amerika, sebenarnya adalah penemuan arkeologis di Amerika: apakah pernah ditemukan sisa- sisa peradaban Yahudi di tempat itu, atau penemuan fosil-fosil yang menunjukkan DNA dengan ciri-ciri yang sama/ serupa dengan fosil-fosil yang ditemukan di tanah Israel? Nah sayangnya, sejauh ini tidak ada. Ini berbeda dengan penyelidikan arkeologis, yang diadakan di Timur Tengah sendiri yang menunjukkan adanya sisa-sisa peradaban manusia, entah dari fosil kerangka manusia, maupun sisa karya peradaban manusia (misal sisa reruntuhan bangunan, tembikar, perkakas, gulungan kitab, dst) yang menunjukkan adanya kehidupan suatu suku bangsa tertentu dengan ciri tertentu, yang menunjukkan usia bahkan sampai ribuan tahun sebelum Masehi.
Berikut ini adalah sekilas ringkasan yang mengambil sumber dari internet (berdasarkan atas “BYU Gene Data May Shed Light on Origin of Book of Mormon’s Lamanites,” The Salt lake Tribune/ November 30, 2000, oleh Dan Egan) tentang tidak terbuktinya klaim Joseph Smith tentang migrasi suku bangsa Yahudi ke Amerika sekitar 2600 tahun yang lalu:
Suku Bangsa Israel ke Amerika tahun 600 BC?
Kita membaca dari banyak sumber bahwa kaum Mormon percaya bahwa penduduk asli Amerika sebenarnya berhubungan dengan suku bangsa Israel yang bermigrasi ke sana sekitar tahun 600 BC, dipimpin seorang nabi yang tidak dikenal, yang bernama ‘Lehi’. Ajaran Mormon mengatakan bahwa keturunan Lehi akhirnya menjadi dua kelompok yang saling berperang, yaitu kaum Nephit (yang berkulit putih) dan kaum Lamanit (yang berkulit coklat). Kaum Lamanit akhirnya membunuh kaum Nephit dan akhirnya kaum Lamanit bertahan dan menjadi penduduk asli Amerika.
Namun klaim ini tidak didukung oleh fakta sejarah. Tidak ada bukti arkeologis ataupun historis yang mendukung pernyataan paham Mormon ini. Meskipun kaum Mormon percaya akan klaim ini, para ahli arkeolog, ahli bahasa (linguistik) dan ahli genetika di luar kalangan Mormon meyakini bahwa penduduk Amerika sebenarnya berasal dari Asia dan bukan dari Israel.
Para ahli/ scientists yang credible di luar Mormon mengatakan bahwa tidak pernah ada orang-orang Israel yang datang ke Amerika 2600 tahun yang lalu. Tak ada sisa-sisa karya lingusitik maupun arkeologis tentang kebudayaan tersebut. Michael Crawford, profesor antropologis biologis dari Universitas Kansas, dan pengarang Origins of Native Americans, Cambridge University Press mengatakan, “I don’t think there is one iota of evidence that suggests a lost tribe from Israel made it all the way to the New World. It is a great story, slain by ugly fact,” (Saya tidak berpikir bahwa ada satu titik/ iota bukti-pun yang menunjukkan adanya satu suku bangsa Israel yang menghilang dan membuat perjalanan yang panjang sampai ke Dunia Baru (Amerika). Itu adalah kisah yang besar, [namun] tumbang oleh fakta yang tidak menyenangkan.”
Ironisnya adalah fakta yang disampaikan oleh Simon Southerton, seorang ahli dan peneliti biologi di Brigham Young University (BYU), yaitu universitas yang didirikan, dimiliki dan dioperasikan oleh komunitas Mormon, yang salah satunya bertujuan untuk meneliti bukti-bukti sejarah untuk meneguhkan klaim wahyu pribadi dari Joseph Smith, pendiri Mormon ini. Sebagai seorang biolog molekular, Simon Southerton tadinya adalah seorang uskup Mormon, adalah seorang biolog molekular yang melakukan penelitian DNA, mengatakan bahwa apapun penelitian di BYU hanya dapat membuktikan bahwa klaim Mormon tersebut tidak terbukti. Tidak ada hasil studi DNA yang menyatakan bahwa nenek moyang penduduk Pasifik secara historis berhubungan dengan bangsa Yahudi kuno. “Penelitian DNA yang ada sampai sekarang ini memperlihatkan dengan sangat kuat bahwa penduduk asli Amerika dan Polinesia diturunkan dari nenak moyang bangsa Asia,” kata Southerton. Ia akhirnya meninggalkan Mormonisme setelah meneliti hal ini.
Comments are closed.