Pertanyaan:
Terima kasih atas penjelasannya bu Ingrid. Saya memerlukan juga penjelasan mengenai neraka (minggu lalu kelompok kami berkumpul, dan ada yang memfotokopikan kesaksian mengenai perjalanan ke neraka). Dalam foto kopian tersebut gambaran neraka di situ, orang-orang berdosa di siksa dengan macam-macam kondisi yang mengerikan, seram, tetapi yang menyiksa itu iblis atau setan. Saya tiba-tiba terpikir begini bu, setan dan iblispun harusnya disiksa di neraka juga kan Bu? Tapi sepertinya malah jadi ‘penguasa neraka’. Sepertinya jadi tidak logis. Dan juga kalau kita baca dalam Mat 25 : 31-46, saya memiliki kesan bahwa penghakiman terakhir terjadi saat Yesus datang untuk kedua kali, menghakimi ‘domba’ dan ‘kambing’. Artinya neraka belum ada ya bu? Atau sudah ada, tetapi pemiliknya atau penguasanya setan? Atau bukan hal-hal yang saya sebutkan. Bagaimana ajaran resmi gereja katolik mengenai ini? Terima kasih sebelumnya.
Salam – Saulus
Jawaban:
Shalom Saulus,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang neraka. Berikut ini adalah jawaban singkat tentang neraka.
1) Memang neraka sering digambarkan sebagai suatu tempat penyiksaan yang berlangsung selamanya. Para Teolog membedakan antara dua hukuman di neraka, yaitu: 1) Penderitaan karena kehilangan (the poena damni) dan 2) Penderitaan fisik (the poena sensus). Karena pada penghakiman terakhir manusia mempunyai badan dan jiwa, maka manusia yang masuk ke neraka akan mengalami dua jenis penderitaan, yaitu penderitaan badan dan penderitaan karena kehilangan/jiwa. Penderitaan badan mungkin yang sering digambarkan oleh banyak cerita dengan berbagai macam versi, seperti setan yang menyiksa manusia dengan api, dll. Namun sebetulnya penderitaan karena kehilangan adalah yang paling berat, karena mereka tahu bahwa untuk selamanya mereka telah kehilangan kebahagiaan abadi di Surga. (lih. KGK 1035).
Karena iblis tidak mempunyai badan – iblis adalah “pure spirit” – maka mereka tidak mengalami penderitaan badan, namun hanya penderitaan jiwa. Dan karena siksa abadi di neraka mempunyai derajat yang berbeda sesuai dengan dosa yang dilakukan, maka penderitaan yang dialami oleh iblis seharusnya menjadi lebih berat daripada apa yang dialami oleh manusia berdosa. Hal ini menjadi “fitting” atau sudah seharusnya, karena orang yang mempunyai pengetahuan lebih tinggi akan sesuatu yang baik namun tidak mungkin diperoleh, maka kehilangannya akan semakin dalam.
Sebagai gambaran, menurut para Bapa Gereja, penderitaan Yesus di taman Getsemani lebih berat dibandingkan dengan penderitaan-Nya didera, memikul salib dan kemudian mati di kayu salib. Hal ini disebabkan, penderitaan di Getsemani adalah penderitaan jiwa yang begitu berat sampai keringatNya meneteskan darah (Lk 22:42).
2) Karena neraka adalah siksa abadi dan terpisah untuk selamanya dari Allah, maka neraka ada pada saat malaikat yang jahat memutuskan untuk melawan Tuhan. Gereja Katolik mengenal dua pengadilan, yaitu pengadilan khusus dan pengadilan umum.
KGK 1022 Pengadilan khusus adalah “Pada saat kematian setiap manusia menerima ganjaran abadi dalam jiwanya yang tidak dapat mati. Ini berlangsung dalam satu pengadilan khusus, yang menghubungkan kehidupannya dengan Kristus: entah masuk ke dalam kebahagiaan surgawi melalui suatu penyucian Bdk. Konsili Lyon: DS 857-858; Konsili Firense: DS 1304-1306; Konsili Trente: DS 1820., atau langsung masuk ke dalam kebahagiaan surgawi Bdk. Benediktus XII: DS 1000-1001; Yohanes XXII: DS 990. ataupun mengutuki diri untuk selama-lamanya Bdk. Benediktus XII: DS 1002.”
Sedangkan pengadilan umum adalah pengadilan setelah kedatangan Kristus yang kedua.
KGK 1042 mengatakan “Pada akhir zaman Kerajaan Allah akan diselesaikan. Sesudah pengadilan umum, semua orang yang benar, yang dimuliakan dengan jiwa dan badannya, akan memerintah bersama Kristus sampai selama-lamanya, dan semesta alam akan dibaharui.”
Pembahasan lebih lengkap tentang hal ini, silakan membaca artikel tentang api penyucian (silakan klik).
Untuk keterangan lebih lanjut tentang hal ini, katolisitas.org akan membuat artikel tentang empat hal terakhir, yaitu: kematian, pengadilan terakhir, surga, dan neraka.
Semoga jawaban singkat di atas dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – https://katolisitas.org
Syalom Katolisitas
Langsung saja saya mau menanyakan tentang Surga & Neraka. Saya percaya adanya kedua hal itu. Hanya saja saat ini saya sedang berdiskusi atau tepatnya teman saya yg seorang Protestan (saat ini tinggal di negara Swiss) bertanya kepada saya, “seandanya surga & neraka tidak ada apakah kita masih tetap bersujud padaNya?” Saat ini saya belum berani menjawab pertanyaan dia, karena saya takut salah menjawab. Mohon bantuannya, apa yang harus saya sampaikan padanya. Terima kasih.
Shalom Maria Goretti Widowati,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang hubungan keberadaan neraka dan Sorga dengan penyembahan kepada Tuhan. Secara prinsip, ini adalah merupakan pengandaian yang sebenarnya tidak diperlukan, karena dalam kenyataannya – sesuai dengan apa yang diwahyukan oleh Kristus sendiri, maka kita tahu adanya keberadaan neraka dan Sorga. Dan dari Ibrani 11:6, kita tahu bahwa Allah memberikan kebahagiaan bagi orang yang beriman. Namun, kalau pertanyaan ini diajukan untuk mencoba mengggali apakah alasan untuk menyembah Tuhan adalah karena takut akan adanya neraka, maka kita dapat menggalinya lebih dalam. Anda dapat membaca artikel tentang hal ini di sini – silakan klik. Secara prinsip, motif kita menyembah Tuhan bukanlah karena alasan servile fear – takut karena hukuman neraka. Walaupun motif ini membantu pada tahap awal, namun umat beriman harus sampai kepada motif yang benar untuk menyembah Tuhan, yaitu filial fear – motif karena kasih. Pada saat kita sampai ke Sorga, maka tidak ada lagi servile fear, karena yang ada hanyalah filial fear, kasih yang murni, yang mengasihi demi orang yang dikasihi. Dan hanya kasih seperti inilah yang kekal. Dan untuk itu kita mengingat apa yang dikatakan oleh Rasul Yohanes:
Semoga jawaban singkat ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
[quote] KGK 1022 Pengadilan khusus adalah “Pada saat kematian setiap manusia menerima ganjaran abadi dalam jiwanya yang tidak dapat mati. Ini berlangsung dalam satu pengadilan khusus, yang menghubungkan kehidupannya dengan Kristus: entah masuk ke dalam kebahagiaan surgawi melalui suatu penyucian Bdk. Konsili Lyon: DS 857-858; Konsili Firense: DS 1304-1306; Konsili Trente: DS 1820., atau langsung masuk ke dalam kebahagiaan surgawi Bdk. Benediktus XII: DS 1000-1001; Yohanes XXII: DS 990. ataupun mengutuki diri untuk selama-lamanya Bdk. Benediktus XII: DS 1002.”
[unquote]
saya lihat argumen-2 diambil dari dokumen konsili /pujanggagereja – apa tidak ada yang dapat dirujuk dari perjanjian baru ? Maaf – tapi pujangga gereja bisa “cuma” berspekulasi bukan ?
mohon koreksi – salam
Shalom Skywalker,
Sebenarnya, pengajaran tentang Pengadilan Khusus dan Pengadilan Umum adalah berdasarkan Kitab Suci, jadi bukan semata ‘spekulasi’ para Teolog. Pengajaran yang disampaikan oleh Magisterium di dalam Konsili-konsili hanyalah merupakan penjabaran dari apa yang diajarkan di Alkitab, dan para Bapa Gereja, terutama St. Agustinus. Penjelasan tentang Pengadilan Khusus dan Pengadilan Umum itu pernah saya tuliskan di jawaban ini (silakan klik) dan jawaban ini (silakan klik).
Juga, mari kita ingat bahwa sebagai orang Katolik, kita berpegang Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium. Maka interpretasi Kitab Suci dan wewenang mengajar itu dipegang oleh Magisterium yang diberi wewenang oleh Kristus untuk mempertahankan kemurnian ajaran-Nya. Magisterium bukan hanya mengajarkan pendapat mereka, dan Magisterium ini bukan terdiri dari pujangga Gereja. Magisterium adalah penerus para rasul [yaitu Bapa Paus dan Para Uskup dalam persekutuan dengannya] yang mengajarkan ajaran Kristus dengan pimpinan Roh Kudus. Mereka tidak lebih tinggi dari sabda Allah, tetapi melayaninya, dengan menjaga kemurniannya. Lebih lanjut tentang Magisterium, silakan membaca di jawaban ini (silakan klik).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
terima kasih koreksi anda
ini saya paste riset saya di web
level-level magisterium
http://en.wikipedia.org/wiki/Magisterium
sikap orang Katolik thd magisterium
what of directives from the Magisterium that do not bear upon faith and morals, but rather touch upon matters of discipline–liturgical regulations, the ordinary requirement of priestly celibacy for Latin-Rite priests, etc? Here there is the duty of exterior and respectful compliance with Church law. There is still no right to contentious, public dissent. But should a Catholic have a personal opinion that prevailing practice ought to be changed, it does not mean that he or she is not a loyal Catholic. Some believe we should kneel more during the Mass–some think we should kneel less. Dialogue about such issues is appropriate, as long as it is conducted in respect and charity for all and faithful compliance to the law as it stands until such time as Church authority should change it.
http://www.crossroadsinitiative.com/library_article/965/Magisterium_Part_4__Attitude_Towards_Teaching_of_the_Magisterium.html
salam
Terima kasih Pak Stef atas jawabannya. Saya ingin sedikit lebih ‘jelas’ kalau boleh :
– menurut ajaran gereja katolik, saat ini apakah neraka sudah ada? Kalau dalam cerita Lazarus disebutnya alam maut (tempat orang kaya setelah meninggal)
– posisi iblis di neraka apakah betul sebagai penguasa ? yang menyiksa jiwa/badan manusia ?
– dalam surat Paulus pernah dikatakan ‘ entah di dalam jiwa atau diluar jiwa aku tidak tahu, tetapi empat belas tahun yang lalu, aku melihat seseorang di angkat ke surga tingkat ketiga’, (hanya pikiran saya saja)
menyimpulkan di surga paling tidak ada 3 tingkatan. Dimana kah letak pangkuan Abraham yang dimaksud ? Apakah pangkuan Abraham berarti purgatory? Apakah ini surga tingkat ketiga? Pinggiran neraka ? Alam maut? atau limbo ?
– dalam terjemahan bahasa inggris dalam credo … turun ke neraka (hell), sedangkan bahasa kita turun ke tempat penantian? Apakah neraka sama dengan tempat penantian ?
Pak Stef mohon maaf agak panjang, tapi topik ini sangat diperlukan saat saya menjelaskan pada teman-teman kristen lain,dan saudara seiman juga. Terima kasih.
Shalom Saulus,
Saya minta maaf kalau jawaban terdahulu kurang jelas. Semoga jawaban berikut ini dapat memperjelas:
1) Neraka sudah ada sejak sebagian malaikat yang kita kenal sebagai iblis dan setan memilih untuk memisahkan diri dari Allah. Jadi neraka ada waktu penciptaan malaikat, yaitu sebelum penciptaan manusia.
2) Di dalam cerita Lazarus, maka orang kaya dan Lazarus mendapatkan pengadilan khusus. Orang kaya masuk ke neraka, namun Lazarus masuk ke dalam “Bosom of Abraham” atau “Limbo of the just“. (lih Lk 16:22-23). Ini adalah tempat orang yang mati dalam kondisi rahmat sebelum kedatangan Kristus yang turun ke “tempat penantian” untuk membebaskan mereka. Orang-orang yang berada di tempat penantian pangkuan Abraham hanya mempunyai satu tujuan setelah kedatangan Kristus, yaitu ke Surga. Demikian pula, yang masuk ke Api Penyucian pasti pada akhirnya akan masuk ke Surga. Namun, Setelah Kristus turun ke tempat penantian, maka pangkuan Abraham atau bosom of Abraham tidak ada lagi. Setelah kebangkitan Kristus hanya ada: 1) Sorga, 2) Api Penyucian, dan 3) Neraka.
Berikut ini adalah keterangan dari KGK tentang tempat penantian:
KGK 633: “Kitab Suci menamakan tempat perhentian orang mati, yang dimasuki Kristus sesudah kematian-Nya “neraka”, “sheol” atau “hades” (Bdk. Flp 2:10; Kis 2:24; Why 1:18; Ef 4:9)., karena mereka yang tertahan di sana tidak memandang Allah (Bdk. Mzm 6:6; 88:11-13).. Itulah keadaan semua orang yang mati sebelum kedatangan Penebus, apakah mereka jahat atau jujur (Bdk. Mzm 89:49; I Sam 28:19; Yeh 32:17-32.). Tetapi itu tidak berarti bahwa mereka semua mempunyai nasib sama. Yesus menunjukkan hal itu kepada kita dalam perumpamaan tentang Lasarus yang miskin, yang diterima (Bdk. Luk 16:22-26.)”dalam pangkuan Abraham“. “Jiwa orang jujur, yang menantikan Penebus dalam pangkuan Abraham, dibebaskan Kristus Tuhan waktu Ia turun ke dunia orang mati” (Catech. R. 1,6,3). Yesus tidak datang ke dunia orang mati untuk membebaskan orang-orang terkutuk dari dalamnya (Bdk. Sin. Roma 745: DS 587)., juga tidak untuk menghapuskan neraka (Bdk. DS 1011; 1077.), tempat terkutuk, tetapi untuk membebaskan orang-orang benar, yang hidup sebelum Dia (Bdk. Sin. Toledo IV 625: DS 485; bdk juga Mat 27:52-53.).“
3) Apakah Iblis menjadi penguasa neraka dan menyiksa manusia? Mungkin. Karena secara kodrat Iblis lebih kuat daripada manusia, maka tidaklah heran kalau iblis yang akan menyiksa manusia. Namun satu hal yang pasti, bahwa baik manusia ataupun iblis sama-sama mengalami penderitaan yang berat. Bahkan dapat dikatakan bahwa Iblis akan mengalami penderitaan yang lebih berat, yaitu penderitaan jiwa. Mungkin kita sulit untuk membayangkan bahwa penderitaan jiwa lebih berat daripada penderitaan badan. Namun ini telah dialami sendiri oleh Kristus, yang meneteskan keringat darah di taman Getsemani walaupun tidak mengalami siksaan badani.
4) Kita tidak pernah tahu ada berapa tingkatan di Surga. Memang rasul Paulus mengatakan “Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau–entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya–orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.” (2 Kor 12:2). Di ayat ini tidak menjelaskan ada berapa tingkatan, namun hanya menjelaskan bahwa rasul Paulus diangkat ke tingkat tiga dari Sorga.
5) Seperti yang saya jelaskan di point 1), maka pangkuan Abraham tidak ada lagi setelah Kristus membebaskan mereka dari tempat penantian. Setelah kebangkitan Kristus, hanya ada tiga tempat bagi orang yang meninggal, yaitu 1) Sorga, 2) Api Penyucian, 3) neraka.
6) Dalam credo bahasa Inggris, Yesus turun ke “hell” atau di dalam terjemahan bahasa Indonesia “tempat penantian”. Hell yang dimaksud di sini adalah tempat penantian bukan neraka.
Semoga keterangan tersebut di atas dapat menjawab pertanyaan Saulus. Kalau masih ada yang kurang jelas, silakan untuk bertanya kembali.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – https://katolisitas.org
Terima kasih Pak Stef atas penjelasannya. Saya ingin bertanya lebih lanjut tentang :
– neraka tercipta setelah setan dan malaikat-malaikatnya memisahkan diri dari Allah. Jika kita perhatikan Yesaya 14:12 -15, pernyataannya setan jatuh ke bumi … bahkan ke dalam dunia orang mati di turunkan. Apakah itu berarti neraka ada di bumi?
– kita semua tahu juga cerita penjahat yang di salib di samping Yesus. Yesus berkata kepadanya, hari ini juga engkau akan bersama-sama aku di Firdaus. Ayat ini sering digunakan sebagai penguat bahwa orang yg meninggal langsung ke surga jika sudah percaya kepada Yesus. Tetapi di bagian lain kita membaca Yesus mencegah Maria Magdalena untuk menyentuhNya dengan berkata, Jangan menyentuhKu, karena Aku belum pergi kepada BapaKu (padahal Yesus sudah tiga hari, turun…). Apakah pernyataan hari ini … dan tiga hari kemudian Yesus belum pergi kepada Bapa, yang bagi saya, tempat Bapa pasti Surga ! Apakah yang hari ini dan tempat Bapa merupakan dua tempat berbeda ?
Jawaban dari Pak Stef saya tunggu. Terimakasih atas kesediaan Pak Stef.Thx
Shalom Saulus,
Terima kasih atas pertanyaannya. Mari kita membahas dimana letak neraka.
1) Yes 14:12-15 sebenarnya menceritakan tentang kejatuhan raja Babilonia, yaitu Nebukadnezar (lih. ayat 3). Namun secara spiritual, kita juga dapat mengaitkannya dengan kejatuhan Lucifer, sang bintang timur, putera fajar. Kejatuhan mereka adalah karena kesombongan. Yesaya mengatakan "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi.." (ayat 12). Pada saat Lucifer dan malaikat-malaikat yang memberontak dijatuhkan ke neraka, maka bukan berarti bahwa neraka ada di dalam bumi. Ini hanya untuk menggambarkan suatu kejatuhan dari tempat yang tinggi ke tempat yang jauh lebih rendah.
Dalam percakapan sehari-hari kita sering menggunakan kalimat "Matahari terbit dari Timur". Padalah matahari bukan terbit dari Timur. Yang terjadi adalah adanya perputaran bumi pada porosnya dan mengelilingi matahari, sehingga ada sebagian dari bumi yang terang dan ada sebagian yang gelap.
Kalau begitu, neraka ada di mana? St. Chrisostomus mengatakan bahwa "kita tidak perlu menanyakan dimana neraka berada, namun yang penting adalah bagaimana kita terhindar dari api neraka." (In Rom., hom. xxxi, n. 5, in P.G., LX, 674). Santo Agustinus menegaskan bahwa tidak ada yang tahu lokasi dari neraka, kecuali Roh Kudus sendiri yang memberikan wahyu. (De Civ. Dei, XX, xvi, in P.L., XLI, 682). St. Gregorius Agung mengatakan bahwa "Saya tidak berani untuk memutuskan pertanyaan ini. Sebagian mengatakan bahwa neraka ada di bagian bumi, sebagian percaya di bawah bumi". (Dial., IV, xlii, in P.L., LXXVII, 400; cf. Patuzzi, "De sede inferni", 1763; Gretser, "De subterraneis animarum receptaculis", 1595).
Jadi kesimpulannya, tidak ada yang tahu secara persis letak neraka, namun dimanapun letaknya, kita semua tidak ada yang mau datang ke sana.
2) "Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Lk 23:43). Di ayat 43 ini, Yesus menggunakan kata Firdaus, paradise atau dalam bahasa Yunani adalah parádeisos, yang merupakan suatu tempat bagi orang-orang beriman sebelum kebangkitan Kristus. Ini disebut juga sebagai limbo of the just/the bosom of Abraham (Luk 16:23) atau hades. Semua orang yang ada di tempat ini, akan menuju ke api penyucian kemudian ke Surga, atau ke Surga secara langsung setelah kenaikan Yesus ke Surga. Kita mengingat apa yang dikatakan di dalam "Doa Aku Percaya" … disalibkan, wafat, dan dimakamkan; yang turun ke tempat penantian. Dalam waktu tiga hari setelah kematian-Nya, Yesus datang ke tempat penantian untuk memberitakan wahyu Tuhan secara lengkap, sehingga segala yang ada di langit, di atas bumi, dan yang ada di bawah bumi akan bertekuk lutut dan segala lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan (lih. Fil 2:10-11). Dan setelah kebangkitan Yesus, maka tempat penantian ini tidak ada lagi, yang ada hanya surga, api penyucian, neraka.
Semoga keterangan tambahan ini dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
[quote] 1) Yes 14:12-15 sebenarnya menceritakan tentang kejatuhan raja Babilonia, yaitu Nebukadnezar (lih. ayat 3). Namun secara spiritual, kita juga dapat mengaitkannya dengan kejatuhan Lucifer, sang bintang timur, putera fajar. Kejatuhan mereka adalah karena kesombongan. [unquote]
apakah ada lagi dasar pengaitan antara kejatuhan raja Babilonia versus kejatuhan Lucifer? Bagaimana ceritanya sehingga raja Babilonia adalah simbol Lucifer? mohon penjelasan lebih lanjut.
PS saja: saya pernah membaca dalam buku “Kahli Gibran (Yesus Yang DiSalib)” bahwa Lucifer itu bukan nama diri, tetapi bahasa latin untuk Bintang Timur alias planet Venus yang muncul subuh (Zuharat bint ash-shubuh)
Shalom Skywalker,
Terima kasih atas tanggapannya. Kejatuhan Nebukadnezar kadang dikaitkan dengan kejatuhan Lucifer, sang bintang timur, karena kekuasaan Nebukadnezar yang begitu besar, kejatuhannya yang begitu tragis karena ingin menjadi Tuhan. Babilonia juga menjadi simbol kerajaan yang begitu jahat, yang memabukkan segala bangsa dengan dosanya (lih. Why 14:8).
Lucifer sendiri, kalau kita melihat Webster berasal dari: LU’CIFER, n. [L. lux, lucis, light, and fero, to bring.] 1. The planet Venus, so called from its brightness.; 2. Satan. And when he falls, he falls like Lucifer, never to hope again. Namun dalam konteks Alkitab, Lucifer mengacu kepada setan.
Semoga dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
[quote] 1) Neraka sudah ada sejak sebagian malaikat yang kita kenal sebagai iblis dan setan memilih untuk memisahkan diri dari Allah. Jadi neraka ada waktu penciptaan malaikat, yaitu sebelum penciptaan manusia.
[unquote]
pertanyaan : ayat mana dalam kitab suci yang menjadi dasar argumen [quote] Jadi neraka ada waktu penciptaan malaikat,yaitu sebelum penciptaan manusia.[unquote]? atau anda bersumber pada tradisi ? mohon penerangan dan terima kasih
Shalom Skywalker,
Terima kasih atas pertanyaannya. Neraka telah ada pada waktu penciptaan malaikat, yaitu sebelum penciptaan manusia. St. Augustinus menulis hal ini dalam bukunya "City of God, Ch. 19", dimana dia mengartikan Kej 1:3-4 "3 Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. 4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap." Jadilah terang adalah penciptaan seluruh malaikat. Dan di ayat ke-4, dipisahkan-Nya terang dari yang gelap adalah pemisahan antara malaikat yang baik dan yang jahat. Dan ini terjadi sebelum penciptaan manusia.
Semoga dapat menjawab pertanyaan Skywalker.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
[quote] maka tidaklah heran kalau iblis yang akan menyiksa manusia [unquote]
mungkinkah yang ini cuma spekulasi anda saja? apa dasarnya iblis menyiksa ? apakah manusia adalah musuh iblis sehingga disiksa oleh iblis?
Jika membaca Mat 25: 41 sepertinya “panitia” penyiksa bukan iblis karena mereka pun kena siksa pula. dan malah sepertinya “panitia” tersebut adalah dari pihak Hakim yang terakhir
mohon penerangan dan terima kasih
Shalom Skywalker,
Terima kasih atas pertanyaannya. Saya mengatakan "tidaklah heran kalau iblis yang akan menyiksa manusia". Saya sendiri tidak tahu persis apakah memang iblis yang akan menyiksa manusia, namun saya mengatakan "tidaklah heran", berdasarkan argumentasi "fittingness". Iblis membenci manusia, karena 1) manusia adalah mahluk yang diciptakan Tuhan berdasarkan kasih, 2) manusia yang lebih lemah dari iblis (lih. Ib 2:9) – karena manusia mempunyai tubuh dan roh, 3) manusia yang lebih lemah diberi kuasa untuk mengusir setan-setan (lih. Mk 16:17). Dan karena dalam neraka tidak ada kasih, yang ada hanyalah kebencian dan ketidakadaan Tuhan untuk selamanya, maka sangatlah mungkin bahwa mereka juga membenci satu sama lain. Dalam situasi seperti ini, maka yang kuatlah yang berkuasa, yaitu setan. Karena kebencian memberikan kesengsaraan, maka baik yang berkuasa maupun yang ditindas akan mengalami kesengsaraan.
Skywalker mengutip ayat Mt 25:41 yang mengatakan "Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya." Ayat ini mengatakan bahwa orang-orang yang tidak melaksanakan perintah Tuhan akan dimasukkan ke dalam api neraka, namun tidak mengatakan bahwa sang Hakim yang akan menyiksa di neraka. Dan kondisi ini adalah "fitting", karena orang-orang yang berada di Sorga, tidak akan mungkin berada di neraka, karena keduanya mempunyai kondisi yang bertolak belakang. Dan untuk menyiksa, maka seseorang akan kehilangan kebahagiaannya. Dan karena Sorga adalah kebagiaan abadi, maka tidak mungkin seseorang yang berada di Sorga datang ke neraka dan menyiksa.
Semoga dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
[quote] (2 Kor 12:2). Di ayat ini tidak menjelaskan ada berapa tingkatan, namun hanya menjelaskan bahwa rasul Paulus diangkat ke tingkat tiga dari Sorga. [unquote]
IMHO ayat ini bukan bicara soal Rasul Paulus yang diangkat ke surga, alih-alih Paulus mengatakan bahwa ada orang lain (orang kristen) yang empat belas tahun lalu entah bagaimana diangkat ke sorga.
Setahu saya Paulus menjadi kristen setelah mengalami Yesus di Damsyik (Kis 9) – apakah 14 tahun telah berselang antara peristiwa ini dengan hal yang dikatakan dalam 2 Kor 12:2? Ini juga mungkin argumen tambahan untuk menguatkan bahwa yang diangkat ke sorga tsb bukanlah Paulus
mohon tanggapan dan terima kasih
Shalom Skywalker,
Menurut Navarre Bible, dan a Catholic Commentary on Holy Scripture [yang pernah saya sebutkan terdahulu], maka memang Para Bapa Gereja tidak meragukan bahwa seseorang yang disebut oleh rasul Paulus dalam 2 Kor 12:2, sebagai ‘diangkat ke tingkat tiga dari Sorga’ adalah Rasul Paulus sendiri. Rasul Paulus hanya tidak mengatakannya secara langsung, karena tidak bermaksud memegahkan diri, supaya jangan sampai orang memperhitungkan kepadanya lebih dari yang mereka lihat padanya (ay. 6). Maka ayat 2 Kor 12:2-6 berkaitan dengan 2 Kor 12:7-9. Pengalaman istimewa ini terjadi kemungkinan pada tahun 43-44, saat Rasul Paulus tinggal di Tarsus (lih. Kis 9:30), Antiokhia (Kis 11:25-dst, 13:1-3) atau di Yerusalem (Kis 11:30). Kita ketahui bahwa kalau orang tidak rendah hati dan kudus, tidak mungkin ia dapat melihat Allah (lih. Ibr.12:14). Justru karena pengalaman spiritual yang istimewa inilah maka, sesudahnya, Allah membiarkan tetap adanya kekurangan dalam tubuh Rasul Paulus, agar ia tetap tinggal dalam kerendahan hatinya.
Selanjutnya tentang kaitan dengan 2 Kor 12:7-9, silakan klik di sini.
Salam kasih dalam Kristus Yesus,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
[quote] Namun, Setelah Kristus turun ke tempat penantian, maka pangkuan Abraham atau bosom of Abraham tidak ada lagi.[unquote]
tanya: bagaimana dengan sebelum Abraham ? Abraham muncul dalam Kej 12. Bagaimana nasib Nuh yang sudah muncul duluan di Kej 6 (Ia orang yang tidak bercela) – apakah langsung masuk surga ? mestinya belum, karena sebelum Kristus bangkit orang mati akan [quote] masuk ke dalam “Bosom of Abraham” atau “Limbo of the just“. (lih Lk 16:22-23). Ini adalah tempat orang yang mati dalam kondisi rahmat sebelum kedatangan Kristus yang turun ke “tempat penantian” untuk membebaskan mereka. [unquote]
mohon advis
Shalom Skywalker,
Semua manusia "baik" yang mati sebelum kenaikan Tuhan Yesus tidak langsung masuk surga, namun berada di bosom of Abraham. Bosom of Abraham digunakan bukan berarti manusia sebelum Abraham tidak masuk ke Bosom of Abraham. Nama ini diambil dari Lk 16:22 "Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham."
Semoga dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Terima kasih atas penjelasannya bu Ingrid. Saya memerlukan juga penjelasan mengenai neraka (minggu lalu kelompok kami berkumpul, dan ada yang memfotokopikan kesaksian mengenai perjalanan ke neraka). Dalam foto kopian tersebut gambaran neraka di situ, orang-orang berdosa di siksa dengan macam-macam kondisi yang mengerikan, seram, tetapi yang menyiksa itu iblis atau setan. Saya tiba-tiba terpikir begini bu, setan dan iblispun harusnya disiksa di neraka juga kan Bu? Tapi sepertinya malah jadi ‘penguasa neraka’. Sepertinya jadi tidak logis. Dan juga kalau kita baca dalam Mat 25 : 31-46, saya memiliki kesan bahwa penghakiman terakhir terjadi saat Yesus datang untuk kedua kali, menghakimi ‘domba’ dan ‘kambing’. Artinya neraka belum ada ya bu? Atau sudah ada, tetapi pemiliknya atau penguasanya setan? Atau bukan hal-hal yang saya sebutkan. Bagaimana ajaran resmi gereja katolik mengenai ini? Terima kasih sebelumnya. Salam
[Dari Admin: telah terjawab di artikel di atas]
Comments are closed.