Pertanyaan:

Saya ingin bertanya kepada Bu Ingrid sekalipun pertanyaan ini mungkin tidak terkait dengan doa bersama orang kudus. Apakah benar bahwa sekalipun memakai Perjanjian Baru, para pengikut agama Kristen reformasi lebih menggunakan Perjanjian Lama sehingga nama-nama mereka lebih banyak mengikuti nama-nama dalam Kitab Perjanjian Lama seperti Yoab, Rebecca dll.? Apakah benar bahwa para pengikut agama Kristen Katolik dan ortodoks lebih menggunakan Injil Paulus dan Perjanjian Baru ketimbang Perjanjian Lama? Pertanyaan ini saya ajukan karena pengalaman saya menunjukkan bahwa orang Katolik kurang menguasai Perjanjian Lama dibandingkan Kristen reformasi seperti Protestan atau Pentakosta. Untuk Perjanjian Baru, saya pikir penganut Agama Katolik maupun Kristen reformasi sama-sama menguasainya sehingga mereka dapat berdiskusi tanpa banyak masalah.
Salam – Andryhart

Jawaban:

Shalom Andry,

  1. Bahwa banyak dari saudara-saudari kita dari Kristen Protestan mempunyai nama-nama yang diambil dari Perjanjian Lama, saya rasa bukan karena mereka menitik-beratkan iman mereka pada Perjanjian Lama. Jangan lupa bahwa Yesus yang sama-sama kita imani ada dalam Perjanjian Baru yang merupakan pemenuhan Perjanjian Lama. Saya kira (saya tidak tahu persis) alasan mereka mengambil nama-nama Perjanjian Lama adalah lebih karena mereka ingin mengambil nama-nama yang ada di Kitab Suci, yang tidak terkesan mengambil nama Santa/ Santo, sebab mereka tidak mengimani adanya persekutuan orang kudus, dalam artian yang sama seperti yang diimani oleh Gereja Katolik.
  2. Tidak benar bahwa Gereja Katolik lebih menggunakan Injil Paulus dan Perjanjian Baru daripada Perjanjian Lama. Hal ini kita lihat secara nyata, bahwa jika kita mengikuti bacaan Misa Kudus harian dan hari Minggu, liturgi tahun A, B, C, kita dapat membaca hampir seluruh Kitab Suci dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Gereja Katolik selalu melihat Perjanjian Lama sebagai persiapan Perjanjian Baru. Hal ini dikatakan dalam Dei Verbum 3, Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi, dan Lumen Gentium 2, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Vatikan II.
    Maka kalau kita perhatikan juga bacaan Alkitab di dalam misa kudus Minggu umumnya, bacaan pertama dan Mazmur di ambil dari Perjanjian Lama, bacaan kedua dari surat- surat para Rasul Perjanjian Baru, dan bacaan Injil dari salah satu dari keempat Injil Perjanjian Baru. Sedangkan pada misa harian, bacaan pertama diambil dari Perjanjian Lama atau surat-surat para rasul dari Perjanjian Baru, Mazmur dari Perjanjian Lama, dan Injil dari Perjanjian Baru.
    Perlu kita ketahui, bahwa Perjanjian Baru tidak terpisah dari Perjanjian Lama. Makna Gereja sebagai Umat Baru Pilihan Allah (the new People of God) hanya dapat dimengerti dengan baik jika kita melihat kepada bangsa Israel pada Perjanjian Lama yang menjadi bangsa pilihan Allah (Lumen Gentium 9), demikian juga keberadaan sakramen-sakramen seperti Baptis untuk memperbaharui makna sunat dan menyempurnakannya, sakramen Imamat (jabatan) menyempurnakan imamat suku Lewi pada bangsa Israel.
    Di atas semua itu, jangan lupa bahwa 2/3 bagian Kitab Suci adalah Perjanjian Lama, yang dipenuhi dalam Perjanjian Baru. Yesus sendiri adalah Allah Immanuel yang telah dinubuatkan oleh para nabi (silakan klik), dan nubuat-nubuat ini tercantum dalam Perjanjian Lama.
    Di PL, yang ada adalah roti manna yang turun dari langit; di PB adalah Roti Hidup, Yesus yang turun dari surga.
    Di PL, yang ada tabut Perjanjian Lama berisi 5 kitab Taurat Musa, roti manna, dua loh batu 10 Perintah Allah; di PB adalah Bunda Maria sebagai tabut Perjanjian Baru, yang mengandung Yesus Kristus, Sang Sabda yang menjadi Manusia, sang Roti Hidup yang turun dari surga.
    Yesus sendiri mengatakan, “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (Mat 5:17). Karena Perjanjian Lama mengacu kepada pemenuhannya pada Pernjanjian Baru oleh Yesus Kristus, maka Gereja Katolik tidak pernah dan tidak akan pernah meniadakannya atau menganggapnya tidak penting.
  3. Bahwa banyak orang Katolik yang kurang menguasai Perjanjian Lama harusnya menjadi tantangan bagi kita untuk lebih mendalami Kitab Suci, termasuk untuk mengetahui arti Perjanjian Lama dalam terang Perjanjian Baru, sebab kita mengetahui maksud Perjanjian Lama ditulis adalah untuk mengarahkan kita kepada Perjanjian Baru dan Kekal yang dipenuhi oleh dan dalam Kristus. Mengenai gereja Orthodox, saya kurang mengetahui, namun saya rasa hampir sama dengan Gereja Katolik, sebab mereka memiliki jalur apostolik juga, hanya saja mereka tidak mengakui otoritas Bapa Paus.

Demikian keterangan dari saya, semoga bermanfaat.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati – https://katolisitas.org

2 COMMENTS

  1. Saya ingin bertanya kepada Bu Ingrid sekalipun pertanyaan ini mungkin tidak terkait dengan doa bersama orang kudus. Apakah benar bahwa sekalipun memakai Perjanjian Baru, para pengikut agama Kristen reformasi lebih menggunakan Perjanjian Lama sehingga nama-nama mereka lebih banyak mengikuti nama-nama dalam Kitab Perjanjian Lama seperti Yoab, Rebecca dll.? Apakah benar bahwa para pengikut agama Kristen Katolik dan ortodoks lebih menggunakan Injil Paulus dan Perjanjian Baru ketimbang Perjanjian Lama? Pertanyaan ini saya ajukan karena pengalaman saya menunjukkan bahwa orang Katolik kurang menguasai Perjanjian Lama dibandingkan Kristen reformasi seperti Protestan atau Pentakosta. Untuk Perjanjian Baru, saya pikir penganut Agama Katolik maupun Kristen reformasi sama-sama menguasainya sehingga mereka dapat berdiskusi tanpa banyak masalah.

    [dari katolisitas: sudah dijawab – silakan klik]

    • apakah ada gereja yang hanya memakai perjanjian lama
      dan gerja yang hanya memakai perjanjian baru dalam ibadahnya?

      [dari katolisitas: Secara umum, gereja akan menerima Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Apakah ada pembaca yang mempunyai informasi yang lebih detil tentang hal ini?]

Comments are closed.