Perkataan “Ego eimi” kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris adalah “I am“, atau dalam bahasa Indonesia, “Aku ada”. Frasa ini diucapkan oleh Tuhan Yesus dalam jawaban-Nya kepada orang-orang Yahudi yang menuduh-Nya kerasukan setan karena Yesus mengatakan bahwa Ia bukan dari dunia ini (lih. Yoh 8:23) dan bahwa Ia diutus oleh Allah Bapa (lih. Yoh 8:42). Dengan mengatakan demikian, Yesus mengatakan secara implisit bahwa Ia telah ada bersama-sama dengan Allah Bapa sebelum dilahirkan ke dunia ini, sehingga Allah Bapa dapat mengutus-Nya. Keberadaan Yesus sebelum lahir ke dunia diperjelas oleh-Nya dengan mengatakan, “Sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada” (Yoh 8:58) atau dalam bahasa Inggrisnya, “Amen, amen, I say to you, before Abraham was made, I AM.” (Jn 8:58). Jika kita melihat ke kamus bahasa Yunani, “Ego eimi” artinya adalah I have always been and shall be: Aku sudah selalu ada dan akan selalu ada.

Dalam Perjanjian Lama, kita ketahui adanya hubungan antara kedua ‘nama’ Allah, yaitu: 1) Elyeh atau “I AM” yang digunakan oleh Allah atau para utusan-Nya yang berkata atas nama-Nya; 2) dan Yahweh atau “He is” yang digunakan oleh para penyembah-Nya, yang karena sungguh dianggap begitu sakral, maka di banyak kesempatan digantikan dengan sebutan Adonai, ataupun Elohim.

Maka frasa “Aku ada/ I AM” dalam Yoh 8:58 ini, mengacu kepada pernyataan Allah tentang diri-Nya, sebagaimana dikatakan-Nya kepada Nabi Musa, “Aku adalah Aku” (Kel 3:14). Di terjemahan bahasa Inggrisnya,  “God said to Moses, “I AM WHO I AM“; and He said, “Thus you shall say to the sons of Israel, ‘I AM has sent me to you.” (Ex 3:14). Dengan demikian, perkataan “I AM” itu mengacu kepada istilah yang digunakan Allah untuk menyatakan identitas/ nama diri-Nya, yang menyatakan bahwa Ia adalah Pribadi yang tidak terbatas oleh waktu dan tidak tergantung siapapun/ apapun. Maka, perkataan “I AM” (Ego eimi) di Yoh 8:58 memiliki arti yang lebih dalam dan luas daripada “Akulah” atau “Aku adalah”. Sebab frasa “I AM” ini mengacu kepada frasa “YHWH”/ Yahweh (He is); dan dengan demikian, Kristus menyatakan Diri-Nya bahwa Ia adalah Yahweh; Ia adalah Allah.

Jadi, perkataan yang disebutkan Yesus, “Ego eimi” tersebut adalah jawaban yang sudah lengkap tentang Diri-Nya, yaitu bahwa Ia adalah Yahweh, “I AM“. Justru karena istilah itu sudah cukup jelas mengacu kepada sebutan/ nama Allah bagi orang-orang Yahudi, maka mereka yang mendengarkan-Nya itu mengambil batu untuk melempari Dia (Yoh 8:59), sebab mereka mengganggap Yesus telah menghujat Allah, dengan menyamakan diri-Nya dengan Allah (lih. Yoh 10:33). Mata hati mereka tertutup sehingga tidak dapat melihat Kebenaran bahwa apa yang dikatakan Yesus justru sungguh benar, sebab Ia memang adalah Allah, sebab Ia adalah Putera Allah yang diutus Allah Bapa ke dunia untuk menebus dosa umat manusia.

Comments are closed.