Pertanyaan:
Salam dlm Kristus.
Bu Inggrid saya mau tanya,
1. Dlm 2 Sam 6, uza mati padahal maksudnya baik memegang tabut Allah karena lembu-lembu tergelincir. Klo tdk dipegang bisa hancur tabut itu kalau jatuh. Tetapi mengapa ia dibunuh Tuhan?
2. Apakah boleh orang Katolik Dikremasi?
3. Apa kesalahan Musa sehingga dia tidak memasuki tanah perjanjian?
Jawaban:
Shalom Fendi,
1. Tentang 2 Sam 6:
Perikop ini mengisahkan bagaimana Raja Dud memindahkan tabut perjanjian Allah dari daerah Efraim ke Yerusalem. Pada ayat ke 7, memang kita membaca bahwa Allah murka terhadap Uza, dan menghukumnya hingga ia mati di dekat tabut Allah, karena ia memegang tabut Allah itu. Sebenarnya kejadian ini berkaitan dengan ketentuan Allah yang disampaikan dalam Bil 4:5, 15 dan 19, yang melarang seorangpun untuk menyentuh tabut perjanjian, kecuali imam- imam-Nya yaitu Harun dan keturunannya.
“Kalau perkemahan akan berangkat, haruslah Harun dan anak-anaknya masuk ke dalam untuk menurunkan tabir penudung, dan menudungkannya kepada tabut hukum…. Setelah Harun dan anak-anaknya selesai menudungi barang-barang kudus dan segala perkakas tempat kudus, pada waktu perkemahan akan berangkat, barulah orang Kehat boleh masuk ke dalam untuk mengangkat barang-barang itu; tetapi janganlah mereka kena kepada barang-barang kudus itu, nanti mereka mati…. Inilah yang harus kamu lakukan bagi mereka, supaya mereka tinggal hidup dan jangan mati, apabila mereka mendekat ke barang-barang maha kudus: Harun dan anak-anaknya haruslah masuk ke dalam dan menempatkan mereka masing-masing di tempat tugasnya dekat barang yang harus diangkat.”
[Selanjutnya, para imam harus disucikan terlebih dahulu sebelum menjalankan tugasnya sebagai imam dalam kemah suci. Jika imam tersebut berdosa pada saat mempersembahkan korban di kemah suci di dekat tabut itu, maka ia akan meninggal seketika (lih. Im 22:9)]. Di sini Allah ingin menunjukkan perbedaan yang mencolok antara kekudusan-Nya dan kemuliaan-Nya yang tak tertandingi, sehingga Ia tidak dapat dibandingkan dengan berbagai dewa-dewi bangsa tetangga dari bangsa Israel. Bangsa Israel harus membayar mahal untuk memahami ajaran ini. Kematian Uza adalah suatu peringatan keras kepada bangsa Israel untuk tidak meremehkan ketentuan penyembahan kepada Allah, dan tentang kekudusan Allah. Pelanggaran terhadap ketentuan itu, bahkan untuk maksud yang kelihatannya baik sekalipun, yaitu menjaga agar tabut tidak jatuh, tidak diperkenankan Allah.
Hal ini membantu kita juga untuk memahami betapa Allah, yang telah sedemikian menjaga kekudusan tabut perjanjian lama akan terlebih lagi menjaga kekudusan Tabut Perjanjian Baru. Allah sangat mementingkan kekudusan tabut perjanjian lama, yang di dalamnya diletakkan roti manna (Kel 25:30), dan dua loh batu kesepuluh perintah Allah (Kel 25:16), dan tongkat imam Harun (Bil 17:10; Ibr 9:4). Betapa lebih istimewanya perhatian Allah pada kekudusan Bunda Maria, Sang Tabut Perjanjian Baru, karena di dalamnya terkandung PuteraNya sendiri, Sang Roti Hidup (Yoh 6:35), Sang Sabda yang menjadi manusia (Yoh 1:14), Sang Imam Agung yang Tertinggi (Ibr 8:1)! Persyaratan kekudusan Bunda Maria -Sang Tabut Perjanjian Baru- pastilah jauh lebih tinggi daripada kekudusan Tabut Perjanjian Lama yang tercatat dalam Kitab Keluaran itu. Bunda Maria, Sang Tabut Perjanjian Baru, harus kudus, dan tidak mungkin berdosa, karena Allah sendiri masuk dan tinggal di dalam rahimnya. Itulah sebabnya Bunda Maria dibebaskan dari noda dosa oleh Allah.
2. Apakah boleh orang Katolik Dikremasi?
Jika ada alasan yang masuk akal, maka orang Katolik dapat dikremasi. Namun demi menghormati kesakralan tubuh manusia, Gereja Katolik mengajarkan agar abu kremasi tersebut dikuburkan atau disimpan di kolumbarium, dan tidak ditaburkan di laut.
Ketentuannya disebutkan sebagai berikut:
LITURGICAL NORMS ON CREMATION
Congregation for Divine Worship
ORDER OF CHRISTIAN FUNERALS, Appendix 2, “Cremation”
…
417 The cremated remains of a body should be treated with the same respect given to the human body from which they come. This includes the use of a worthy vessel to contain the ashes, the manner in which they are carried, the care and attention to appropriate placement and transport, and the final disposition. The cremated remains should be buried in a grave or entombed in a mausoleum or columbarium. The practice of scattering cremated remains on the sea, from the air, or on the ground, or keeping cremated remains in the home of a relative or friend of the deceased are not the reverent disposition that the Church requires. Whenever possible, appropriate means for recording with dignity the memory of the deceased should be adopted, such as a plaque or stone which records the name of the deceased.
Selanjutnya tentang kremasi sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
3. Apa kesalahan Musa sehingga dia tidak memasuki tanah perjanjian?
Kesalahan Musa sehingga tidak dapat masuk ke Tanah Perjanjian adalah karena kurang percaya dan kurang taat kepada Allah. Kurang percayanya Musa nampak ketika ia mengeluh kepada Allah tentang sikap bangsa Israel terhadapnya. Mazmur 106: 32-33 mengatakan, “Mereka (orang Israel) menggusarkan Dia (Allah) dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya.” Selanjutnya, ketidaktaatan Musa nampak pada waktu ia tidak menaati persis apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya untuk mendatangkan air dari batu di Meribah. Tuhan memerintahkan pada Musa untuk ‘menyuruh’ batu itu (dalam Bil 20:8-dst, katakanlah … kepada batu itu) untuk mengeluarkan air di depan bangsa Israel, namun yang dilakukan oleh Musa adalah ia memukulkan tongkatnya dua kali atas batu itu (ay. 11), dan akibatnya Allah mengatakan, “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku…. di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa mereka ke negeri yang Kuberikan kepada mereka.” (ay.12).
Namun demikian, jangan kita lupa bahwa Musa merupakan seorang nabi yang besar. Dikatakan dalam Kitab Suci bahwa hanya dengan Nabi Musalah Allah berhadapan muka, dan tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel yang melakukan tanda dan mukjizat dengan segala kekuatan dan kedasyatan seperti yang dilakukan oleh Musa di depan bangsa Israel (lih. Ul 34:10-12).
Demikian yang dapat saya tuliskan untuk menjawab pertanyaan anda. Semoga berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org
Salam dlm Kristus.
Bu Inggrid saya mau tanya,
1.apakah boleh orang Katolik Dikremasi?
2.apa kesalahan Musa sehingga dia tidak memasuki tanah perjanjian?
3.Dlm 2 Sam 6, uza mati padahal maksudnya baik memegang tabut Allah karena lembu-lembu tergelincir. Klo tdk dipegang bisa hancur tabut itu kalau jatuh. Tetapi mengapa ia dibunuh Tuhan?
Fendi Lilir.
[Dari Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
Comments are closed.