Apa yang dilakukan Yesus selama tiga hari dari Jumat sore sampai Minggu pagi? Di dalam syahadat para rasul disebutkan “Aku percaya akan Allah…dan akan Yesus Kristus, ….. yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat, dan dimakamkan, yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati, yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa….

Di sini memang benar dikatakan tempat penantian, karena pada waktu itu orang-orang benar yang meninggal dari jaman Adam sampai ke jaman sebelum Kristus belum dapat masuk ke surga, karena Yesus belum “membuka” pintu surga dengan penderitaan, wafat dan bangkit dan kenaikan-Nya ke Sorga. Maka sebelum korban Yesus di salib, memang jiwa-jiwa mereka masih menanti di pangkuan Abraham, seperti yang kita ketahui dari Luk 16:22. Maka tempat ini memang layak disebut tempat penantian karena jiwa- jiwa orang benar mereka akan menanti di pangkuan Abraham/ the bosom of Abraham. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus datang untuk menjemput jiwa-jiwa orang benar ini untuk membawa mereka ke surga, sebab Yesuslah yang disebut yang Sulung dan lebih utama dari segala yang diciptakan, yang Sulung yang bangkit dari antara orang mati, yang oleh korban salib-Nya mendamaikan umat manusia dengan Allah dan memimpin mereka untuk masuk ke surga (lih. Kol 1 :15-20). Berikut ini adalah yang diajarkan oleh Gereja Katolik dalam Katekismus Gereja Katolik:

KGK 633 Kitab Suci menamakan tempat perhentian orang mati, yang dimasuki Kristus sesudah kematian-Nya “neraka”, “sheol” atau “hades” (Bdk. Flp 2:10; Kis 2:24; Why 1:18; Ef 4:9)., karena mereka yang tertahan di sana tidak memandang Allah (Bdk. Mzm 6:6; 88:11-13).. Itulah keadaan semua orang yang mati sebelum kedatangan Penebus, apakah mereka jahat atau jujur (Bdk. Mzm 89:49; I Sam 28:19; Yeh 32:17-32.). Tetapi itu tidak berarti bahwa mereka semua mempunyai nasib sama. Yesus menunjukkan hal itu kepada kita dalam perumpamaan tentang Lasarus yang miskin, yang diterima (Bdk. Luk 16:22-26.)”dalam pangkuan Abraham“. “Jiwa orang jujur, yang menantikan Penebus dalam pangkuan Abraham, dibebaskan Kristus Tuhan waktu Ia turun ke dunia orang mati” (Catech. R. 1,6,3). Yesus tidak datang ke dunia orang mati untuk membebaskan orang-orang terkutuk dari dalamnya (Bdk. Sin. Roma 745: DS 587)., juga tidak untuk menghapuskan neraka (Bdk. DS 1011; 1077.), tempat terkutuk, tetapi untuk membebaskan orang-orang benar, yang hidup sebelum Dia (Bdk. Sin. Toledo IV 625: DS 485; bdk juga Mat 27:52-53.).

Jiwa-jiwa orang benar yang berada di tempat penantian hanya mempunyai satu tujuan setelah kedatangan Kristus, yaitu ke Surga. Yang masuk ke Api Penyucian pasti pada akhirnya akan masuk ke Surga. Namun, Setelah Kristus turun ke tempat penantian, maka pangkuan Abraham atau bossom of Abraham tidak ada lagi. Setelah kebangkitan Kristus hanya ada: 1) Sorga, 2) Api Penyucian, dan 3) Neraka.

47 COMMENTS

  1. Pa / Bu, saya ingin bertanya,
    kalimat ‘turun ke tempat penantian’ selalu diaklamasikan pada syahadat.
    Namun setelah saya lihat pada bahasa Latin, kalimat itu seolah olah tidak ada. Apakah sy ada yang terlewat?

    pada syahadat para rasul dan nikea:
    Crucifíxus étiam pro nobis sub Póntio Piláto; passus et sepúltus est, et resurréxit tértia die, secúndum Scriptúras

    Disalibkan untuk kita oleh Pontius PIlatus, menderita dan dimakamkan, dan bangkit di hari ketiga, menurut Kitab Suci.

    • Shalom Kristofer,

      Teks Latin Syahadat Para Rasul/ Credo yang disebut dalam Misa adalah:

      Credo in Deum Patrem omnipotentem, Creatorem caeli et terrae. Et in Iesum Christum, Filium eius unicum, Dominum nostrum, qui conceptus est de Spiritu Sancto, natus ex Maria Virgine, passus sub Pontio Pilato, crucifixus, mortuus, et sepultus, descendit ad inferos, tertia die resurrexit a mortuis, ascendit ad caelos, sedet ad dexteram Dei Patris omnipotentis, inde venturus est iudicare vivos et mortuos. Credo in Spiritum Sanctum, sanctam Ecclesiam Catholicam, sanctorum communionem, remissionem peccatorum, carnis resurrectionem, vitam aeternam. Amen.

      Frasa “turun ke tempat penantian” memang tidak ada dalam syahadat Nicea, namun itu tidak berarti bahwa dengan demikian kita boleh meragukan frasa tersebut. Sebab dalam perkembangan sejarah, rumusan syahadat bertumbuh secara organik, yang diartikulasikan untuk menanggapi kebutuhan Gereja apostolik di zaman abad-abad awal. .Katekismus Gereja Katolik mengajarkan demikian:

      KGK 186    Sejak awal, Gereja apostolik sudah mengungkapkan dan meneruskan imannya dalam rumus-rumus yang singkat dan baku untuk semua (Bdk. Rm 10:9; 1 Kor 15:3-5). Tetapi dengan segera Gereja juga hendak memasukkan inti sari dari imannya dalam ringkasan yang organis dan tersusun, yang dimaksudkan terutama untuk calon Pembaptisan:

      “Bukan kesewenang-wenangan manusiawi telah menyusun ringkasan iman ini, melainkan ajaran-ajaran terpenting dari seluruh Kitab Suci dihimpun di dalamnya, menjadi ajaran iman yang satu-satunya. Bagaikan biji sesawi membawa banyak cabang dalam sebuah biji kecil, demikianlah ringkasan iman ini mencakup dalam kata-kata yang sedikit semua pengetahuan dari Perjanjian Lama dan Baru” (Sirilus d. Yerusalem, catech. ill. 5,12).

      KGK 192    Sesuai dengan kebutuhan aneka ragam zaman timbullah dalam peredaran zaman banyak pengakuan atau simbola iman. Simbola beberapa Gereja apostolik tua (Bdk. DS 1-64., “Quicumque” Bdk. DS 75-76). yang disebut simbolon Atanasian, pengakuan iman dari konsili dan sinode tertentu (Bdk. S. d. Toledo: DS 525-541; Konsili Lateran IV: DS 800- 802; Konsili Lyon II: DS 851-861; Konsili Trente: DS 1862-1870) atau Paus tertentu, umpamanya “Fides Damasi” (Bdk. DS 71-72. dan “Credo Umat Allah” (SFP)) dari Paus Paulus VI 1968.

      KGK 193    Tidak satu pun pengakuan dari berbagai zaman dalam kehidupan Gereja dapat dipandang sebagai kedaluwarsa atau tidak bernilai. Semuanya mencakup iman segala zaman secara singkat dan membantu kita sekarang untuk menangkapnya dan mengertinya dengan lebih dalam. Dua pengakuan mendapat tempat yang sangat khusus dalam kehidupan Gereja: [Syahadat apostolik dan Syahadat Nicea- Konstantinopel] 

      KGK 194     Syahadat apostolik, yang dinamakan demikian karena dengan alasan kuat ia dipandang sebagai rangkuman setia dari iman para Rasul. Itulah pengakuan Pembaptisan lama dalam Gereja Roma. Karena itu ia mempunyai otoritas tinggi: “Itulah simbolum yang dijaga Gereja Roma, di mana Petrus, yang pertama di antara para Rasul, mempunyai takhtanya dan ke mana ia membawa ajaran iman para Rasul itu” (Ambrosius, symb. 7).

      Frasa ‘turun ke tempat penantian’ memang tidak ada di sejumlah teks syahadat di abad-abad pertama. Frasa tersebut baru muncul pertama kali saat dituliskan oleh Rufinus di Gereja Aquileia, diperkirakan di sekitar tahun 307-309, yang kemudian dimasukkan sebagai teks syahadat untuk Pembaptisan. Penjelasan selanjutnya tentang hal ini dapat diabca di link ini, silakan klik. Frasa ‘turun ke tempat penantian’ ini juga diambil oleh Gereja Roma, dan akhirnya digunakan untuk seluruh Gereja universal.

      Penjelasan tentang frasa ini dijabarkan dalam Katekismus Gereja Katolik, no. 631-637. Sekilas penjelasannya tertulis dalam artikel di atas.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Terima kasih, penjelasannya sudah jelas.

        Ternyata saya tidak mencarinya pada Roman Misal ketika masa Paskah. Karena kalo di sana, hari minggu biasa menggunakan syahadat Nikea. Sedangkan kalo di Indonesia, minggu biasa menggunakan syahadat para rasul.
        Saya kira bahasa Latinnya Syahadat Para Rasul dan Nikea sama pada bagian paragraf tersebut.

        Terima kasih

  2. Pak Stef,

    Mohon penjelasan : Setelah Yesus bangkit pada hari ke 3, dimanakah Dia berada ? Yesus diangkat / naik ke Surga pada waktu Kenaikan Nya, 40 hari setelah kebangkitanNya. Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa setelah kenaikanNya ?

    Shalom,
    Indra

    • Shalom Indra,

      Menurut pengetahuan saya, Kitab Suci tidak menyebutkan secara eksplisit di manakah Yesus setelah bangkit pada hari ketiga, yaitu selama empat puluh hari sebelum kenaikan-Nya ke Surga. Namun dikatakan demikian:

      Kepada mereka Ia [Kristus] menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah (Kis 1:3).

      Maka kita ketahui bahwa selama empat puluh hari tersebut, Kristus berulang-ulang menampakkan diri kepada para murid-Nya (lih. Kis 10:40), sebelum akhirnya naik ke surga, dan setelah naik ke surga, Ia tidak menampakkan diri lagi sebagaimana Ia melakukannya dalam masa empat puluh hari itu. Selanjutnya para rasul menanti-nanti selama sembilan hari (di sinilah asal usul novena), akan janji Kristus mengutus Roh Kudus-Nya, hingga janji ini digenapi-Nya di hari Pentakosta (lih. Kis 2). Kini kita menantikan kembali kedatangan-Nya entah pada saat kematian kita, ataupun pada saat Kristus datang kembali di akhir zaman nanti.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Bu Inggrid,

        Terima kasih atas jawabannya yang cukup cepat.
        Pertanyaan tsb saya ajukan atas pertanyaan orang lain yang tidak bisa saya jawab. Dia juga sebenarnya bertanya, mengapa Yesus tidak langsung bangkit ke surga dan juga apakah para jiwa orang benar dibawa Yesus ke surga pada hari ketiga atau pada hari ke 40 setelah kebangkitanNya ?

        Indra.

        • Shalom Indra,

          Di Injil Yohanes ditulis bahwa Yesus yang telah bangkit berkata kepada Maria Magdalena, agar jangan menyentuh-Nya, karena Ia belum pergi kepada Allah Bapa (lih. Yoh 20:17). Secara implisit pernyataan ini menyatakan bahwa saat itu Kristus belum naik ke surga. Kristus telah menubuatkan kenaikan-Nya ke surga, sebagaimana telah disebutkan-Nya sebelumnya (lih. Yoh 6:62), yang mengisyaratkan bahwa kenaikan-Nya ke surga adalah suatu peristiwa yang dapat dilihat oleh para murid-Nya. Kenaikan Yesus ke surga ini tertulis dalam Kisah para Rasul yaitu:

          “Kepada mereka Ia [Kristus] menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah…. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.” (Kis 1:3-9)

          Dengan kenaikan-Nya ke surga ini, Kristus membuka pintu surga dan membawa jiwa-jiwa orang benar yang telah meninggal sebelum Dia [di tempat penantian] untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga. Dengan demikian, Kristus menjadi yang sulung dari segala yang hidup, yang sulung dari yang bangkit dari maut, dan yang pertama membuka pintu surga dan membawa jiwa-jiwa orang benar masuk ke dalamnya (lih. Kol 1:15-20).

          Kitab Suci memang tidak mengatakan secara eksplisit di manakah Yesus sejak hari kebangkitan-Nya sampai Ia naik ke surga. Demikian pula tidak dikatakan di manakah jiwa-jiwa orang benar yang dibebaskan-Nya dari tempat penantian sebelum mereka masuk ke surga bersama Yesus. Namun satu hal yang kita ketahui adalah: setelah Yesus wafat, Ia turun ke tempat penantian, bangkit di hari ketiga, dan naik ke surga [empat puluh hari kemudian], dan dengan demikian membuka pintu surga bagi jiwa-jiwa orang benar, yang berkenan kepada-Nya.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

          • Shalom Bu Ingrid,

            Saya masih ada ganjalan mengenai Kristus yang adalah yang sulung dari segala yang hidup, dan sebagai yang pertama membuka pintu surga.

            Bagaimana dengan kisah dalam perjanjian lama mengenai Elia yang dinaikkan ke sorga (2 Raja-Raja 2) ?
            Kalau Kristus adalah yang sulung dan sebelum Kristus bangkit – pintu surga belum terbuka, bagaimana Elia dapat berada di sorga sebelumnya?

            Kemudian di perjanjian lama dikisahkan pula bahwa Henokh juga langsung diangkat ke sorga..

            Mohon pencerahannya ya..
            GBU

            [Dari Katolisitas: Silakan membaca tanggapan kami di sini, silakan klik]

  3. dalam doa Aku Percaya” ada frase: “..yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati”
    1. apakah tempat penantian ini adalah api penyucian?
    2. jika bukan api penyucian, lalu apa maksudnya tempat penantian itu? Siapa yang dinantikan di situ? Atau siapa yang menanti?
    3 jika itu api pencucian, mengapa Yesus yang Allah dan kudus harus turun dulu ke tempat penantian/api penyucian

    [dari katolisitas: Silakan melihat tanya jawab di atas – silakan klik]

    • dear katolisitas,
      menurut saya kok “tidak adil” dan “tidak masuk akal” kalau seluruh derita Yesus hanya untuk menebus dosa asal kita (manusia). Bagi saya sangatlah masuk akal kalau seluruh penderitaan Yesus yang tak terperikan itu untuk menebus seluruh dosa manusia (asal dan non asal) dari zaman sebelum penderitaanNya dan setelah penderitaanNya.

      mohon tanggapan katolisitas.
      terima kasih

      [dari katolisitas: Silakan melihat link ini – silakan klik]

  4. Syalom, tim katolisitas yang luar biasa diberkati Tuhan
    selamat sore
    saya ingin bertanya pertanyaannya sederhana saja :
    Selama tiga hari sebelum YESUS dibangkitkan, Ia ada di mana?
    terimakasih sebelumnya untuk jawabannya…

    [dari katolisitas: Silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]

    • Terimakasih untuk jawabannya tim katolisitas semoga dengan jawaban ini iman Katolik saya semakin bertumbuh
      Amin… GBU all

    • Shalom Christ,
      Gereja Katolik tidak mengenal penginjilan orang mati. Pemberitaan karya keselamatan kepada orang-orang benar dari zaman Adam sampai sebelum Kristus naik ke Sorga dilakukan oleh Kristus hanya ketika Dia turun ke Tempat Penantian (Bosom of Abraham). Setelah Kristus naik ke Sorga, maka semua orang pada saat meninggal akan mengalami pengadilan khusus dan kemudian pada akhir zaman akan semua bangsa akan mengalami Pengadilan Umum.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • Terima kasih pak Stef atas jawabannya. Beberapa hari yang lalu saya mendengar dari teman Katholik, kalau hantu adalah arwah orang mati seperti dalam 1 Pet 4:6, sehingga untuk mengusirnya kita hanya perlu menginjilinya. Apakah benar hantu adalah arwah orang mati dan untuk mengusirnya mesti dengan menginjilinya? Apakah ada dasar ajaran gereja Katholiknya? Terima kasih

        • Salam Christ,

          Benar, bahwa mereka tidak usah diusir tidak perlu diusir dan tidak bisa diusir. Mereka hanya bisa kita “injili” dengan mendoakan mereka. Setiap hari orang Katolik mendoakan mereka secara pribadi dalam doa malam, namun juga secara resmi dalam liturgi Ekaristi. Cobalah ikuti liturgi Ekaristi / misa yang diselenggarakan setiap hari di Gereja Katolik, maka dalam Doa Syukur Agung pasti Anda dengarkan doa Gereja untuk semua yang sudah berpulang, termasuk arwah orang-orang yang belum mengalami bahagia abadi. Doa dari Gereja dalam perayaan Ekaristi untuk mereka sangat berguna bagi mereka agar bahagia abadi.

          Salam
          Yohanes Dwi Harsanto Pr

  5. Shalom:Jawaban saya untuk tulisan Machmud bulan Juli 1911 yang membahas menegenai Pengkhotbah 12 : 7 belum diatayangkan. Mengapa?Apakah tidak dapat?

    [dari katolisitas: pertanyaan anda dan jawaban atas pertanyaan anda dapat dilihat di sini – silakan klik, klik ini, klik ini. Apakah anda sudah membaca jawabannya? Apakah ada pertanyaan anda yang belum ditayangkan?]

  6. ada yang bertanya : SELAMA TIGA HARI SEBELUM DIBANGKITKAN YESUS ADA DIMANA?

    [Dari Katolisitas: Pertanyaan serupa dan jawabannya ada di sini, silakan klik]

  7. Syalom Katolisitas

    Mohon tanya :
    Alkitab menulis : “Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.” Pengkhotbah 12:7.
    Apakah semua roh orang yang meninggal kembali kepada Allah ?
    Jika benar, apakah itu artinya roh orang benar dan roh orang jahat semua kembali kepada Bapa di sorga ?
    Lalu apa artinya sorga dan neraka jika semua roh kembali kepada Allah ?

    Yesus berkata kepada penjahat yang disalibkan bersamaNya demikian :
    Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya HARI INI juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Lukas 23:43 (Firdaus sama dengan surga II Kor 12:4, Wahyu 2:7).
    Namun pada ayat yang lain tertulis : Yohanes 20:17.
    Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.”

    Pertanyaannya :
    Jika Yesus belum kembali kepada Bapa di Sorga, bukankah itu artinya penjahat tersebut juga belum sampai ke sorga pada hari itu.
    Lalu apa artinya pada hari ini juga engkau akan ada bersama Aku di firdaus ?
    Jika penjahat tersebut belum masuk sorga dia ada di mana ?

    Terima kasih
    Mac

    • Shalom Machmud,

      Terima kasih atas pertanyaannya. Pengkotbah 12:7 menekankan bahwa pada saat manusia meninggal, maka tubuhnya tinggal di bumi dan jiwanya langsung menghadap Tuhan. Gereja Katolik menyebutnya sebagai pengadilan khusus. Katekismus Gereja Katolik menjelaskan demikian: “Di dalam jiwanya yang tidak dapat mati setiap manusia menerima ganjarannya yang abadi, dalam satu pengadilan khusus langsung sesudah kematian, dari Kristus, Hakim atas orang hidup dan mati.” (KGK, 1051) Ini berarti, kalau seseorang meninggal, maka dia akan menghadapi pengadilan khusus, dan kemudian diputuskan apakah jiwanya akan masuk ke Sorga atau neraka atau Api Penyucian.

      Sedangkan dalam kasus penjahat yang yang bertobat, yang disalibkan bersama Yesus, maka dia masuk ke dalam pangkuan Abraham atau bossom of Abraham atau Limbo of the just. Saya berikan kutipan dari Katekismus Gereja Katolik (KGK), yang mungkin dapat memberikan kejelasan akan ayat-ayat dalam Alkitab yang terlihat bertentangan. Anda memang tidak mempercayai KGK ini. Namun, sama seperti anda bertanya kepada katolisitas dan kami berusaha menjawabnya, maka anggaplah bahwa KGK ini merupakan jawaban yang jauh lebih baik dan jauh lebih sempurna dari jawaban yang dapat diberikan oleh katolisitas.

      631.    Yesus turun “ke bagian bumi yang paling bawah… Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik” (Ef 4:9-10). Syahadat apostolik mengakui dalam artikel yang satu dan sama bahwa Kristus turun ke alam kematian dan bangkit pada hari ketiga dari antara orang mati, karena di dalam Paskah-Nya Ia membuat kehidupan lahir dari jurang kematian:
      … Putera-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus
      yang bangkit dari antara orang mati,
      yang bersinar bagi manusia dalam cahaya Paskah,
      yang hidup dan memerintah bersama Dikau selama-lamanya. Amin
      (MR, Malam Paskah 18: Exsultet)

      632.    Penegasan Perjanjian Baru yang begitu sering tentang Yesus yang “bangkit dari antara orang mati” (Kis 3:15; Rm 8:11; 1 Kor 15:20) mengandaikan bahwa sebelum kebangkitan Ia tinggal di tempat penantian orang mati Bdk. Ibr 13:20.. Itulah arti pertama yang diberikan oleh pewartaan para Rasul mengenai turunnya Yesus ke dunia arwah: Yesus mengalami kematian seperti semua manusia dan masuk dengan jiwa-Nya ke tempat perhentian orang mati. Tetapi Ia turun ke tempat ini sebagai Penyelamat dan memaklumkan warta gembira kepada jiwa-jiwa yang tertahan di sana Bdk. 1 Ptr 3:18-19.

      633.    Kitab Suci menamakan tempat perhentian orang mati, yang dimasuki Kristus sesudah kematian-Nya “neraka”, “sheol” atau “hades” Bdk. Flp 2:10; Kis 2:24; Why 1:18; Ef 4:9., karena mereka yang tertahan di sana tidak memandang Allah Bdk. Mzm 6:6; 88:11-13.. Itulah keadaan semua orang yang mati sebelum kedatangan Penebus, apakah mereka jahat atau jujur Bdk. Mzm 89:49; I Sam 28:19; Yeh 32:17-32.. Tetapi itu tidak berarti bahwa mereka semua mempunyai nasib sama. Yesus menunjukkan hal itu kepada kita dalam perumpamaan tentang Lasarus yang miskin, yang diterima Bdk. Luk 16:22-26.”dalam pangkuan Abraham”. “Jiwa orang jujur, yang menantikan Penebus dalam pangkuan Abraham, dibebaskan Kristus Tuhan waktu Ia turun ke dunia orang mati” (Catech. R. 1,6,3). Yesus tidak datang ke dunia orang mati untuk membebaskan orang-orang terkutuk dari dalamnya Bdk. Sin. Roma 745: DS 587., juga tidak untuk menghapuskan neraka Bdk. DS 1011; 1077., tempat terkutuk, tetapi untuk membebaskan orang-orang benar, yang hidup sebelum Dia Bdk. Sin Toledo IV 625: DS 485; bdk juga Mat 27:52-53.

      634.    “Juga kepada orang-orang mati, Injil diwartakan”(1 Ptr 4:6). Dengan turunnya Yesus ke dunia orang mati, selesailah sudah penyampaian warta gembira mengenai keselamatan. Itulah tahap terakhir perutusan Yesus sebagai Mesias – tahap yang menurut rentang waktu sangat singkat, tetapi menurut nilainya tidak dapat diukur: penyebar-luasan karya penebusan kepada semua orang dari segala waktu dan tempat, karena penebusan diperuntukkan bagi semua orang benar.

      635.    Dengan demikian Kristus turun ke dunia orang-orang mati Bdk. Mat 12:40; Rm 10:7; Ef 4:9., agar “orang-orang mati mendengar suara Anak Allah… dan mereka yang mendengar-Nya, akan hidup” (Yoh 5:25). Yesus, “Pemimpin kehidupan” (Kis 3:15), datang “supaya memusnahkan dia, yaitu iblis, yang berkuasa atas maut dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut” (Ibr 2:14-15). Kristus yang telah bangkit, sekarang memegang di tangan-Nya “segala kunci maut dan kerajaan maut” (Why 1:18), dan “dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi” (Flp 2:10).
      “Hari ini suasana sunyi mendalam meliputi dunia, suasana sunyi mendalam dan lengang. Suasana sunyi mendalam, karena raja mengasoh. Rasa takut menguasai dunia dan ia menjadi bisu, karena Allah – dalam daging – tertidur dan membangunkan manusia yang tidur sejak zaman baheula…. Ia pergi mencari Adam, leluhur kita, mencari domba yang hilang. Ia hendak mengunjungi mereka yang hidup dalam kegelapan dan dalam bayangan maut. Ia datang supaya membebaskan Adam yang tertangkap dan Hawa yang turut tertangkap itu dari penderitaannya. Ia, yang sekaligus Allah dan anak mereka… demi engkau Aku menjadi anakmu, Aku, Allahmu… Bangunlah, hai orang yang sedang tidur… Aku tidak menciptakan kamu, supaya kamu ditahan dalam penjara dunia orang mati. Bangunlah dari orang-orang mati. Akulah kehidupan orang-orang mati” (Homili tua pada hari Sabtu Agung).

      636.    Dengan “turun-Nya ke dalam kerajaan maut “pengakuan iman menandaskan bahwa Yesus benar-benar wafat dan bahwa dengan wafat-Nya Ia mengalahkan untuk kita kematian dan setan, “yang berkuasa atas maut” (Ibr 2:14).

      637.    Kristus yang sudah wafat telah turun dengan jiwa-Nya, yang tinggal bersatu dengan Pribadi ilahi-Nya, ke tempat perhentian orang mati. Ia membuka pintu surga bagi orang-orang benar yang, hidup sebelum Dia.

      638.    “Kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita. keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus” (Kis 13:32-33). Kebangkitan Kristus adalah kebenaran, di mana iman kita kepada Kristus mencapai puncaknya: umat Kristen perdana mempercayainya dan menghayatinya sebagai kebenaran sentral; tradisi meneruskannya sebagai sesuatu yang mendasar, dokumen-dokumen Perjanjian Baru membuktikannya; bersama dengan salib ia diwartakan sebagai bagian penting misteri Paska.
      Kristus telah bangkit dari antara orang-orang mati.
      Oleh kematian-Nya Ia telah mengalahkan kematian.
      Ia telah memberi kehidupan kepada orang-orang mati.
      (Liturgi Bisantin, Troparion pada hari Paska)

      Mudah-mudahan, Katekismus Gereja Katolik (KGK) dapat membantu anda. Secara prinsip, penjahat yang bertobat tersebut tidak langsung pergi ke Sorga, namun pergi ke tempat penantian, di mana Abraham bersama-sama dengan orang benar juga berada di sana. Dan ke sanalah Kristus memberitakan rencana keselamatan Allah dan membangkitkan mereka serta membawa mereka ke dalam Kerajaan Sorga. Semoga dapat diterima.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • Syalom Katolisitas

        Terima kasih atas jawaban yang telah diberikan

        Pengajaran dari KGK tidak berbeda dengan apa yang sudah saya pahami.

        Memang benar penjahat yang disalib bersama Yesus, pada hari itu juga dia sudah berada di FIRDAUS (bukan Surga tempat Allah Bapa bertahta) yang di sebut tempat penantian oleh KGK, sebab memang pada hari itu Yesus belum menghadap Bapa yang ada di Surga.

        Ada hal yang saya belum pahami tentang KGK 634 atau di dalam wasiat baru tertulis di 1Pet 4 : 6.
        Injil diberitakan untuk orang “baik” yang sudah mati atau untuk semua orang mati (orang baik dan orang jahat)?

        Kalau kita menyimak percakapan antara orang kaya dengan Ibrahim (yang tentunya mereka adalah dalam bentuk jiwa).
        Pertanyaannya : APAKAH JIWA MEREKA MEMPUNYAI TUBUH, SEHINGGA ORANG KAYA ITU MEMINTA LAZARUS MENCELUPKAN UJUNG JARINYA DENGAN AIR DAN MEMBERIKAN KEPADANYA ?

        Terima kasih
        mac

        • Shalom Machmud,

          Jawaban dari pertanyaan anda ada di KGK, 632 kalimat terakhir “…Tetapi Ia turun ke tempat ini sebagai Penyelamat dan memaklumkan warta gembira kepada jiwa-jiwa yang tertahan di sana Bdk. 1 Ptr 3:18-19.” Jadi, kalau kita mengenal bahwa neraka adalah keterpisahan dengan Tuhan untuk selamanya dan kalau Kristus, yang adalah Tuhan, datang ke tempat ini sebagai penyelamat, maka tidak mungkin Yesus turun ke neraka dan memaklumkan warta gembira kepada jiwa-jiwa di neraka. Jadi, Yesus hanya mewartakan kabar keselamatan kepada jiwa-jiwa yang masih berada di tempat penantian, yaitu ‘tempat’ berkumpulnya jiwa-jiwa yang telah dibenarkan oleh Allah. Orang kaya dalam cerita Lazarus and Abraham, memang dituliskan bahwa dia meminta air dari Lazarus. Namun, bukan berarti bahwa orang kaya yang berada di neraka tersebut mempunyai tubuh yang membutuhkan air. Kita sering melihat penggunaan gaya bahasa metafor, seperti: “Jiwaku haus kepada Allah Yang hidup” (Mzm 42:3). Ini bukan berarti jiwa dapat haus, seperti manusia kehausan. Ayat di Mazmur ini hanya berusah mengungkapkan kerinduan jiwa akan Tuhan. Dan dalam cerita orang kaya tersebut, maka dia merasakan penderitaan yang begitu besar, sehingga air setetespun seolah-olah dapat memberikan kesegaran. Untuk mengerti peran gaya bahasa, silakan membaca artikel bagaimana menginterpretasikan Alkitab menurut pengajaran Gereja Katolik di sini – silakan klik. Semoga dapat membantu.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

  8. Apa yg terjadi di sabtu ketika satu hari penuh yesus dikubur. Apa yg terjadi?

    [Dari Katolisitas: Silakan anda membaca artikel di atas, silakan klik]

  9. syalom pak stef!
    saya mau tanya lebih lengkap tentang seoul [edit: sheol] …soalnya saya tahu, tapi untuk lebih jelasnya masih ngambang.
    mohon dijelaskan!
    terima kasih!

    [dari katolisitas: silakan melihat artikel di atas serta tanya jawab yang ada di artikel ini – silakan klik
    ]

  10. Dear Katolisitas….
    kalau dari KGK 636 itu, apakah itu berarti Neraka yang dimasuki Yesus itu sama dengan neraka abadi dimana ada siksa abadi ??
    klo kita baca dari ayat yg diberikan :

    fil 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
    kis : 2:24 Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.
    why 1:18 dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
    ef 4:9 Bukankah “Ia telah naik” berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?

    tidak ada yg secara eksplisit menyebutkan neraka..

    Salam damai

    • Shalom Antonius Sinaga,

      Berikut ini adalah keseluruhan KGK 633 yang menjawab pertanyaan anda:

      KGK 633 Kitab Suci menamakan tempat perhentian orang mati, yang dimasuki Kristus sesudah kematian-Nya “neraka”, “sheol” atau “hades” (Bdk. Flp 2:10; Kis 2:24; Why 1:18; Ef 4:9), karena mereka yang tertahan di sana tidak memandang Allah (Bdk. Mzm 6:6; 88:11-13). Itulah keadaan semua orang yang mati sebelum kedatangan Penebus, apakah mereka jahat atau jujur (Bdk. Mzm 89:49; I Sam 28:19; Yeh 32:17-32). Tetapi itu tidak berarti bahwa mereka semua mempunyai nasib sama. Yesus menunjukkan hal itu kepada kita dalam perumpamaan tentang Lasarus yang miskin, yang diterima (Bdk. Luk 16:22-26) “dalam pangkuan Abraham”. “Jiwa orang jujur, yang menantikan Penebus dalam pangkuan Abraham, dibebaskan Kristus Tuhan waktu Ia turun ke dunia orang mati” (Catech. R. 1,6,3). Yesus tidak datang ke dunia orang mati untuk membebaskan orang-orang terkutuk dari dalamnya (Bdk. Sin. Roma 745: DS 587), juga tidak untuk menghapuskan neraka (Bdk. DS 1011; 1077), tempat terkutuk, tetapi untuk membebaskan orang-orang benar, yang hidup sebelum Dia (Bdk. Sin Toledo IV 625: DS 485; bdk juga Mat 27:52-53).

      Jadi “neraka” yang dimaksud di sini adalah tempat penantian orang mati, yang disebut dalam Kitab Suci sebagai “sheol” atau “hades”, atau yang diartikan sebagai tempat yang ada di bagian bumi yang paling bawah, kuasa maut ataupun dunia orang mati. Namun “neraka” di sini (lihat bahwa digunakan tanda kutip untuk mengatakannya) bukan berarti Tuhan Yesus masuk ke neraka untuk disiksa di neraka, atau membebaskan orang- orang yang terkutuk di dalamnya, atau untuk menghapuskan neraka, dan ini sudah dijelaskan dalam KGK 633 itu sendiri. Maksud Tuhan Yesus datang ke dunia orang mati itu adalah untuk membebaskan/ menjemput jiwa orang- orang benar yang hidup sebelum Dia wafat. Hal ini untuk menggenapi firman Tuhan bahwa Kristuslah yang menjadi yang sulung, yang yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga yang lebih utama dalam segala sesuatu…. oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu…. baik yang di ada di bumi maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mangadakan pendamaian oleh darah salib Kristus (Kol 1:18-20). Kristuslah yang pertama kali membuka pintu surga kepada umat manusia, setelah Ia wafat dan bangkit; dan Ia mengajak serta semua jiwa orang benar yang telah wafat sebelum Dia, untuk turut menikmati buah penebusan-Nya di kayu salib, yaitu: kemuliaan kekal di surga bersama-Nya.

      Demikian semoga menjadi jelas bagi anda.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  11. dear Katolisitas.org…

    mau tanya kalau boleh perihal tempat penantian…
    seperti yang di tulis Pak Stef:

    KGK 633 Kitab Suci menamakan tempat perhentian orang mati, yang dimasuki Kristus sesudah kematian-Nya “neraka”, “sheol” atau “hades” (Bdk. Flp 2:10; Kis 2:24; Why 1:18; Ef 4:9)., karena mereka yang tertahan di sana tidak memandang Allah (Bdk. Mzm 6:6; 88:11-13).. Itulah keadaan semua orang yang mati sebelum kedatangan Penebus, apakah mereka jahat atau jujur (Bdk. Mzm 89:49; I Sam 28:19; Yeh 32:17-32.)….

    jadi sebelum Kedatangan Kristus baik yang Baik maupun yang Jahat masih berada di ”dalam pangkuan Abraham“ / “Bossom of Abraham” dan neraka yang kita kenal sekarang ini sebagai tempat dimana orang yang Jahat dan tidak akan melihat Allah muka dengan muka(Beatic Vision) pada saat sebelum kedatangan Kristus masih “kosong” karena yang Jahatpun masih berada di ”dalam pangkuan Abraham“??
    karena saya pernah membaca salah satu artikel katolisitas.org bahwa setelah Kristus bangkit dan naik ke Surga maka ”dalam pangkuan Abraham“ / “Bossom of Abraham” ini hilang atau sudah tidak ada??
    atau tim katolisitas.org bisa menjelaskannya lebih mendetail??

    thx

    Pax Christi

    Pax Christi…

    • Shalom Christopher,

      Terima kasih atas pertanyaannya. Secara prinsip, memang sebelum kedatangan Kristus, semua orang benar menantikan dengan rindu kedatangan Kristus dalam Bosom of Abraham, karena pintu Sorga belum terbuka. Setelah misteri Paskah (penderitaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan) Kristus, maka orang-orang yang berada di Bosom of Abraham bangkit bersama Kristus. Adalah menjadi tidak fitting kalau Bosom of Abraham masih ada setelah kebangkitan Kristus, karena orang-orang benar yang meninggal setelah kenaikan Kristus ke Sorga dapat bersatu secara langsung dengan Kristus dalam Kerajaan Sorga. Semoga keterangan tambahan ini dapat berguna.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • Yth Pak Stef…

        terima kasih untuk menanggapi pertanyaan saya, jadi apakah sebelum kedatangan Kristus Neraka yang kita kenal sekarang ini masih “kosong”??
        karena pada saat sebelum kedatangan Kristus semua orang baik yang Jahat dan Baik berada di Bossom of Abraham bukan di neraka yang kita kenal sekarang ini dimana neraka yg kita kenal adalah keterputusnya hubungan Manusia dan Allah untuk selama-lamanya dimana manusia tidak akan pernah lagi melihat Beatic Vision….
        sedangkan Bossom of Abraham hanyalah tempat penantian saja, nah setelah kedatangan Kristus tempat tersebut hilang, jadi menurut pendapat saya sih memang sebelum kedatangan Kristus maka neraka yang kita kenal memang kosong, maka setelah kedatangan Kristus orang yang Jahat ke neraka dan orang yang Baik menuju ke surga…
        apakah pendapat saya ini benar??
        ataukah bagaimana??
        bisa tim katolisitas.org menjelaskannya menurut iman Katolik??

        • Shalom Christopher,

          Sebelum kedatangan Kristus, maka orang-orang yang tidak dibenarkan oleh Allah, langsung masuk ke dalam neraka, seperti yang terlihat dari orang kaya yang terpisah dari Abraham dan Lazarus, dengan jurang yang tak terseberangi. Jadi, sebelum Kristus datang, maka neraka telah ada, karena kita dapat melihatnya dari perikop Lk 16:19-31. Namun, orang-orang yang dibenarkan oleh Allah menunggu di tempat penantian, karena Sorga belum terbuka sebelum kenaikan Yesus ke Sorga. Semoga dapat memperjelas.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

      • Salam damai sejahtera

        Dear Stef

        Saya jadi bingung membaca penjelasan-penjelasan dari situs ini tentang “Api Penyucian”

        Sebelumnya Anda menulis :
        Maka Jiwa-jiwa orang benar yang berada di tempat penantian hanya mempunyai dua alternatif setelah kedatangan Kristus, yaitu ke Api Penyucian atau ke Surga.
        Yang masuk ke Api Penyucian PASTI pada akhirnya akan masuk ke Surga.

        Kemudian Anda menulis lagi :
        Setelah misteri Paskah (penderitaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan) Kristus, maka orang-orang yang berada di Bosom of Abraham bangkit bersama Kristus.
        Adalah menjadi tidak fitting kalau Bosom of Abraham masih ada setelah kebangkitan Kristus, karena orang-orang benar yang meninggal setelah kenaikan Kristus ke Sorga dapat bersatu secara langsung (BAIK MELALUI API PENYUCIAN ATAU TIDAK) dengan Kristus dalam Kerajaan Sorga.

        Kalau membaca tulisan anda yang terakhir ini , maka berarti Api Penyucian saat sekarang ini tidak ada fungsinya lagi.
        Lalu apa gunanya harus masuk lagi ke Api Penyucian jika pada akhirnya PASTI masuk ke Sorga ?

        Apa benar demikian cara kerja Allah terhadap orang-orang yang benar.
        Mungkinkah Allah tidak bisa mengetahui terlebih dahulu kalau seorang harus masuk Neraka atau masuk Sorga ,sehingga perlu harus masuk kedalam Api Penyucian dahulu ?

        Terima kasih
        Salam
        mac

        • Shalom Machmud,

          Terima kasih atas tanggapannya. Saya telah membuat koreksi atas kalimat pertama menjadi “bahwa orang-orang benar yang meninggal sebelum kedatangan Kristus yang berada di tempat penantian / bosom of Abraham hanya mempunyai satu tujuan, yaitu pasti masuk ke dalam Sorga.” Hal ini disebabkan bahwa keberadaan Api Penyucian telah ada sebelum kedatangan Kristus. Saya telah mengubah di dalam artikel dan tanya jawab yang lain, namun lupa mengubahnya di artikel ini.

          Saya menuliskan “Adalah menjadi tidak fitting kalau Bosom of Abraham masih ada setelah kebangkitan Kristus, karena orang-orang benar yang meninggal setelah kenaikan Kristus ke Sorga dapat bersatu secara langsung (BAIK MELALUI API PENYUCIAN ATAU TIDAK) dengan Kristus dalam Kerajaan Sorga.” Dan kemudian anda mengatakan “Kalau membaca tulisan anda yang terakhir ini , maka berarti Api Penyucian saat sekarang ini tidak ada fungsinya lagi. Lalu apa gunanya harus masuk lagi ke Api Penyucian jika pada akhirnya PASTI masuk ke Sorga ?

          1. Saya perlu mendefinisikan “orang-orang benar” di sini adalah: a) orang-orang yang meninggal dalam Kristus, yang tidak mempunyai kesempurnaan kasih namun tidak berbuat dosa berat dan masih terikat pada dosa-dosa ringan, b) orang-orang yang meninggal dalam Kristus, yang mempunyai kesempurnaan kasih. Bagi kelompok a), maka setelah meninggal, maka mereka akan masuk ke dalam Api Penyucian, sehingga mereka dapat dimurnikan. Bagi kelompok b), maka setelah meninggal, mereka akan masuk ke dalam Sorga.

          2. Orang-orang yang meninggal dan masuk Api Penyucian pasti akan masuk Sorga. Bukti bahwa yang masuk ke Api Penyucian pasti masuk Sorga adalah seperti yang diungkapkan oleh Rasul Paulus di 1Kor 3:13-15

          13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
          14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.
          15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

          Jika pekerjaan seseorang diuji dan terbakar, dia akan menderita kerugian, tetapi dia sendiri diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. Kita tahu bahwa kalau seseorang masuk neraka, maka tidak mungkin seseorang dapat diselamatkan lagi. Dan kalau seseorang telah berada di Sorga, maka seserang telah diselamatkan. Jadi, ayat 15 dapat merujuk kepada Api Penyucian, karena hal tersebut bukanlah kondisi neraka dan bukan juga kondisi Sorga. Lebih jelasnya, silakan untuk membaca artikel ini – silakan klik.

          Setelah anda membaca artikel tentang Api Penyucian dan mengerti konsepnya, mungkin anda tidak akan mengatakan “Mungkinkah Allah tidak bisa mengetahui terlebih dahulu kalau seorang harus masuk Neraka atau masuk Sorga ,sehingga perlu harus masuk kedalam Api Penyucian dahulu ?” Allah yang maha tahu pasti tahu seseorang masuk Sorga, Api Penyucian, maupun neraka. Dengan demikian, maka keberadaan Api Penyucian tidak berhubungan dengan hakekat Allah yang maha tahu. Jadi, silakan membaca artikel tentang Api Penyucian, dan kemudian silakan memberikan tanggapan lebih lanjut di artikel tersebut, sehingga diskusi dapat lebih terkoordinir dengan baik. Semoga dapat dimengerti.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

          • Salam damai sejahtera

            Dear Stef

            Anda menulis :
            Bukti bahwa yang masuk ke Api Penyucian pasti masuk Sorga adalah seperti yang diungkapkan oleh Rasul Paulus di 1Kor 3:13-15

            13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
            14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.
            15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

            Jika pekerjaan seseorang diuji dan terbakar, dia akan menderita kerugian, tetapi dia sendiri diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. Kita tahu bahwa kalau seseorang masuk neraka, maka tidak mungkin seseorang dapat diselamatkan lagi. Dan kalau seseorang telah berada di Sorga, maka seserang telah diselamatkan. Jadi, ayat 15 dapat merujuk kepada Api Penyucian, karena hal tersebut bukanlah kondisi neraka dan bukan juga kondisi Sorga.

            Mohon tanya :
            Apakah ini pendapat anda sendiri atau ajaran gereja Katolik ?
            Jika ini pendapat anda sendiri ,belum tentu benar , tapi jika ini adalah sesuai dengan ajaran gereja Katolik , mungkin saja benar.

            Terima kasih
            Salam
            mac

          • Shalom Machmud,

            Silakan melihat kutipan dari Katekismus Gereja Katolik, KGK 1031-1032:

            1031. Gereja menamakan penyucian akhir para terpilih, yang sangat berbeda dengan siksa para terkutuk, purgatorium [api penyucian]. Ia telah merumuskan ajaran-ajaran iman yang berhubungan dengan api penyucian terutama dalam Konsili Firence Bdk. DS 1304. dan Trente Bdk. DS 1820; 1580.. Tradisi Gereja berbicara tentang api penyucian dengan berpedoman pada teks-teks tertentu dari Kitab Suci Bdk. misalnya 1 Kor 3:15; 1 Ptr 1:7.:
            “Kita harus percaya bahwa sebelum pengadilan masih ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu, karena kebenaran abadi mengatakan bahwa, kalau seseorang menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak (Mat 12:32). Dari ungkapan ini nyatalah bahwa beberapa dosa dapat diampuni di dunia ini, yang lain di dunia lain” (Gregorius Agung, dial. 4,39).

            b. Ajaran ini juga berdasarkan praktik doa untuk orang yang sudah meninggal tentangnya Kitab Suci sudah mengatakan: “Karena itu [Yudas Makabe] mengadakan kurban penyilihan untuk orang-orang mati, supaya mereka dibebaskan dari dosa-dosanya” (2 Mak 12:45). Sudah sejak zaman dahulu Gereja menghargai peringatan akan orang-orang mati dan membawakan doa dan terutama kurban Ekaristi Bdk. DS 856. untuk mereka, supaya mereka disucikan dan dapat memandang Allah dalam kebahagiaan. Gereja juga menganjurkan amal, indulgensi, dan karya penitensi demi orang-orang mati.
            “Baiklah kita membantu mereka dan mengenangkan mereka. Kalau anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan oleh bapanya Bdk. Ayb 1:5., bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka” (Yohanes Krisostomus, hom. in 1 Cor 41,5).

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

  12. Pak Stef mengatakan “Namun, Setelah Kristus turun ke tempat penantian, maka pangkuan Abraham atau bossom of Abraham tidak ada lagi. Setelah kebangkitan Kristus hanya ada: 1) Sorga, 2) Api Penyucian, dan 3) Neraka.”
    Jadi sebelum kebangkitan Kristus belum ada Api Penyucian. Lalu mengapa salah satu dasar pengajaran api penyucian diambil dari Kitab Makabe; padahal kitab itu bercerita hal-hal sebelum kebangkitan Kristus?

    Lalu apakah benar bahwa seperti yang Pak Stef katakan “Yang masuk ke Api Penyucian pasti pada akhirnya akan masuk ke Surga” ? Bagaimana memahaminya? Bukankah di Api Penyucian pun jiwa-jiwa di sana ada tingkatannya (saya baca di buku Bebaskan Kami Dar Sini – wawancara Nicky Eltz dg Maria Simma) dan dikatakan bahwa pada tingkatan paling bawah setan bisa mengganggu jiwa-jiwa di situ (hlm 11 pada buku itu edisi bahasa Indonesia) .

    • Shalom Deasy,

      Terima kasih atas pertanyaannya. Yang perlu saya klarifikasi dalam hal ini adalah Sorga, neraka dan Api Penyucian adalah “tidak berada dalam waktu yang kita kenal“. Ini berarti keberadaan ketiga hal tersebut adalah tidak dalam waktu. Jadi, keberadaan tentang Api Penyucian, Sorga dan neraka telah ada sebelum kedatangan Kristus yang masuk ke dalam sejarah manusia. Hanya memang perikop tentang Abraham dan Lazarus dan orang kaya tidak menceritakan tentang Api Penyucian. Namun, bukan berarti bahwa Api Penyucian tidak ada, karena beberapa ayat yang lain juga menerangkan tentang Api Penyucian, seperti: 2Mak 12 dan 1Kor 3.

      Bukti bahwa yang masuk ke Api Penyucian pasti masuk Sorga adalah seperti yang diungkapkan oleh Rasul Paulus di 1Kor 3:13-15

      13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
      14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.
      15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

      Jika pekerjaan seseorang diuji dan terbakar, dia akan menderita kerugian, tetapi dia sendiri diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. Kita tahu bahwa kalau seseorang masuk neraka, maka tidak mungkin seseorang dapat diselamatkan lagi. Dan kalau seseorang telah berada di Sorga, maka seserang telah diselamatkan. Jadi, ayat 15 dapat merujuk kepada Api Penyucian, karena hal tersebut bukanlah kondisi neraka dan bukan juga kondisi Sorga. Lebih jelasnya, silakan untuk membaca artikel ini – silakan klik. Semoga dapat memperjelas.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  13. S’dra, stef – katolisitas.org,

    Salam sejahtera Tuhan Yesus Kristus berserta kita, Saya tertarik dengan shahadat para Rasul yang berbunyi “yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati”.

    Saya ingin penjelasan tentang catatan Injil Matius, ditulis sebelum Yesus di kubur .

    INJIL MATIUS BERBUNYI
    27:50. Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
    27:51 Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
    27:52 dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.
    27:53 Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
    27:54 Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.”
    27:55 Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia.
    27:56 Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus.

    Mohon Penjelasan tentang peristiwa ini:
    kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

    PROSES
    ayat 52, Apakah prosesnya seperti begini; Sebaik saja Yesus mati. Kuburan pun terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit… (masih Jumaat). Yesus masih tergantung di kayu salib. Ertinya.. mayat mereka masih terbaring dalam kuburan … belum keluar ke kota, namun sudah sedar.

    Hingga… ayat 53, (minggu) dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

    Ertinya.. 3 hari sejak jumaat masih terbaring dalam kuburan sedang menunggu sampai hari minggu… awal pagi mereka pun keluar bersama kebangkitan Yesus…

    Banyak lakunan drama kanak-kanak dipentaskan menurut catatan ini.

    :-))) Mohon penjelasan. Terima kasih

    George Konduyow.
    Malaysia.

    • Shalom George Konduyow,

      Terima kasih atas pertanyaannya. Ketika Injil Matius 27:52-53 mengatakan “kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit, dan setelah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke koda kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang“, maka dapat diartikan sebagai berikut:

      Bahwa kuburan terbuka adalah untuk menyatakan kebesaran kuasa kematian Kristus yang mengalahkan maut. Kuburan terbuka (ay. 52) adalah menyatakan persiapan akan kebangkitan orang-orang kudus, yang terjadi setelah kebangkitan Kristus (ay. 53). Dikatakan di dalam 1 Kor 15:20-23 “20 Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. 21 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. 22 Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. 23 Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.

      Jadi, dengan demikian, kebangkitan orang mati adalah menurut urutannya, yaitu Kristus sebagai yang sulung – yang bangkit pada hari Minggu – dan disusul dengan para kudus yang lain. Semoga keterangan ini dapat berguna.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  14. Pak Stef,
    Kalo boleh menanyakan :
    1.Apakah Sorga Api Pencucian Neraka itu sebagai Dogma Atau Ajaran atau apa?Apakah salah kalo menyatakan bahwa Neraka itu sebenarnya tidak ada,karena Tuhan menjamin adanya Keselamatan melalui Yesus,saya juga pernah mendengar homili seorang PAstur Projo mengatakan bahwa Neraka sebenarnya tidak ada,apakah itu dapat dikatakan mengkhianati Ajaran Gereja?
    2.Kenapa Istilah yang dipakai Api Pencucian,apa ada budaya saat itu yang menggunakan api sebagai sarana untuk pembersihan?kenapa bukan Air, dan apakah dari Ajaran Gereja api pencucian identik dengan ruang penyiksaan atau sebenarnya bagaimana?

    • Shalom Joan Heru,

      1. Keberadaan Sorga, Neraka dan Api Penyucian sudah dinyatakan dalam Kitab Suci, walaupun disebutkan dengan istilah yang berbeda. Maka jika Gereja Katolik mengajarkannya, itu bukannya tanpa dasar.

      Keberadaan Neraka digambarkan berkali- kali dalam Kitab Suci, seperti:

      a. Kitab PL mengajarkan bahwa Tuhan akan memberikan api bagi orang- orang yang memberontak kepada-Nya, dimana “Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.” (Yes 66:24). Orang fasik…. menjadi cemoohan selamanya, akan dimusnahkan sama sekali… kenangan mereka akan lenyap (Keb 4:19)

      b. Yesus sendiri mengajarkan akan adanya neraka, yang kadang disebut-Nya sebagai Gehena (lihat Mat 5:22,29; 10:28;23:15; 18:9 Mrk 9:43,45,47). Neraka di mana ulat tidak mati dan api tidak akan padam (Mrk 9:46), api yang kekal (Mat 25:41), api yang tak terpadamkan (Mrk 9:42), dapur api (Mat 13:42,50), siksaan yang kekal (Mat 25:46). Akan ada kegelapan di sana (Mat 8:12; 22:13; 25:30) tangisan dan kertak gigi (Mat 13:42,50; 24:51; Luk 13:28).

      c. Rasul Paulus mengajarkan, “Mereka ini [yang tidak mengenal Tuhan dan dan menaati Injil-Nya] akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya (2 Tes 1:9; lih. Rom 2:6-9, Ibr 10:26-31. Kitab Wahyu mengajarkan bahwa mereka yang tidak mengenal Tuhan akan “akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang” (Why 21:8; lih Why 20:10; lih. 2 Pet 2:6; Yud 7)

      Oleh sebab itu, para Bapa Gereja mengajarkan tentang keberadaan neraka, dan tidak meragukan keberadaannya. Mereka yang mempertanyakan keberadaan neraka seharusnya perlu untuk memberikan apakah dasarnya, sebab Kitab Suci dan Tradisi Suci justru mengisahkan sebaliknya.

      2. Tentang Api Penyucian dan dasar Kitab Sucinya, silakan anda baca di artikel ini, silakan klik. Perlu diketahui bahwa istilahnya bukan Api Pencucian, tetapi Api Penyucian. Mengapa istilahnya “api” bukan air, sudah terjawab di sana.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  15. Dear katolisitas…
    pertanyaan saya…
    Ada suatu hal yg menggangu pikiran saya dalam beberapa minggu ini tentang kematian Yesus selama tiga hari dari jumat sore sampai minngu pagi..lalu apa saja yg dilakukan Tuhan Yesus selama 3 hari itu?
    Mohon penjelasan….
    BerkahDalem

    [dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]

    • Salam Damai Sejahtera

      Dear Stef

      Anda menulis sbb :

      Yesus tidak datang ke dunia orang mati untuk membebaskan orang-orang terkutuk dari dalamnya, tetapi untuk membebaskan orang-orang benar, yang hidup sebelum Dia (Bdk. Sin. Toledo IV 625: DS 485; bdk juga Mat 27:52-53.).

      Pertanyaannya :

      Apa yang disampaikan pada orang-orang terkutuk oleh Yesus , sewaktu berkunjung ke dunia orang mati ? (Sebab di dunia orang mati ada orang orang benar dan orang orang terkutuk).
      Saya belum menemukan jawabannya dari Alkitab.

      Terima kasih
      Salam
      Mac

      • Salam damai sejahtera

        Terima kasih Stef

        Saya sudah mengerti sekarang tentang Api Penyucian seperti yang anda jelaskan.

        Salam
        mac

      • Shalom Machmud,

        Terima kasih atas pertanyaanya. Perbedaan antara Katolik dan Kristen non-Katolik adalah, Gereja Katolik mempercayai bahwa Kristus tidak turun ke neraka (dalam pengertian keterpisahan dengan Tuhan untuk selamanya), namun turun ke tempat penantian (bosom of Abraham) – yaitu tempat di mana orang-orang benar yang masih belum dapat naik ke Sorga, karena pintu Sorga belum terbuka sebelum kenaikan Kristus ke Sorga. Sedangkan banyak umat dari Kristen non-Katolik mempercayai bahwa Yesus turun ke neraka. Jadi, dalam pengajaran Gereja Katolik, tidak ada yang disampaikan oleh Yesus kepada orang-orang yang terkutuk – yang berada di neraka – karena memang Yesus tidak pernah ke sana. Coba pikirkan, kalau neraka adalah keterpisahan dengan Tuhan untuk selamanya dan kalau Yesus adalah Tuhan, maka bukankah neraka bukan lagi keterpisahan dengan Allah untuk selamanya, karena Allah melawat mereka?

        Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
        stef – katolisitas.org

        • Salam damai sejahtera

          Trima kasih Stef atas jawabannya.

          Kutipan :
          Jadi, dalam pengajaran Gereja Katolik, tidak ada yang disampaikan oleh Yesus kepada orang-orang yang terkutuk – yang berada di neraka – karena memang Yesus tidak pernah ke sana.
          Coba pikirkan, kalau neraka adalah keterpisahan dengan Tuhan untuk selamanya dan kalau Yesus adalah Tuhan, maka bukankah neraka bukan lagi keterpisahan dengan Allah untuk selamanya, karena Allah melawat mereka?

          Pertanyaan saya :
          Kalau YESUS tidak pernah turun ke Neraka, dan tidak ada yang disampaikan pada orang-orang yang terkutuk.
          Lalu apa artinya ayat yang di tulis di dalam surat 1Petrus 4 : 6 berikut ini :

          Karena dengan maksud itulah Injil itu diberitakan kepada orang-orang mati pun, supaya mereka itu dihukumkan menurut seperti keadaan manusia, tetapi hidup menurut keadaan Allah di dalam roh.

          Kalau YESUS tidak turun ke Neraka , lalu SIAPA yang menyampaikan kabar tentang HUKUMAN yang tertulis dalam ayat tersebut diatas pada orang-orang yang terkutuk ini ?

          Terima kasih, dan mohon penjelasan dari pengasuh Katolisitas
          Salam
          mac

          • Shalom Machmud,

            Terima kasih atas tanggapannya. Menjawab pertanyaan anda, maka berikut ini adalah tanggapan yang dapat saya berikan terhadap pertanyaan anda “Kalau YESUS tidak pernah turun ke Neraka, dan tidak ada yang disampaikan pada orang-orang yang terkutuk. Lalu apa artinya ayat yang di tulis di dalam surat 1Petrus 4 : 6 berikut ini : Karena dengan maksud itulah Injil itu diberitakan kepada orang-orang mati pun, supaya mereka itu dihukumkan menurut seperti keadaan manusia, tetapi hidup menurut keadaan Allah di dalam roh. Kalau YESUS tidak turun ke Neraka , lalu SIAPA yang menyampaikan kabar tentang HUKUMAN yang tertulis dalam ayat tersebut diatas pada orang-orang yang terkutuk ini ?

            1. Dalam 1 Pet 4:6 dikatakan bahwa Injil diberitakan kepada orang-orang mati. Dituliskan di ayat tersebut “Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.” Pertanyaannya adalah siapakah orang-orang mati ini? Ada dua pengertian dalam hal ini.

            Pertama, orang-orang mati ini adalah orang-orang yang masih berada di dalam Api Penyucian. Orang-orang ini adalah orang-orang yang belum sempurna di dalam kasih, yang masih dimurnikan. Karena mereka belum mengalami kepenuhan rencana Allah dalam Kristus, maka adalah fitting kalau Kristus juga menyampaikan kepenuhan rancangan keselamatan Allah kepada mereka.

            Kedua, mengikuti St. Agustinus yang mengatakan “Nothing forces us to understand that the Gospel was preached in the other world; but in this life the Gospel was preached to the dead, that is, to infidels and sinners, that when they believe ‘they might be judged indeed according to men in the flesh’, that is, might be subjected to various trials in the flesh, and even to death, ‘but may live according to God, in the spirit’, (Ep. 164, 7, 21; PL 33, 717 f.)” Jadi, orang-orang mati di sini adalah orang-orang yang masih hidup di dunia ini, namun yang belum mengenal Kristus. Dengan pemberitaan tentang Kristus, maka mereka mendapatkan kehidupan di dalam Roh, sehingga mereka dapat memperoleh keselamatan.

            2. Dengan demikian, tidak ada yang memberitakan kepada orang-orang yang telah berada di neraka. Sekali mereka telah berada di neraka, maka mereka mengalami keterpisahan abadi dengan Allah. Kalau anda berpendapat bahwa Yesus turun ke neraka, bagaimana anda menjelaskan hal berikut ini: “Kalau neraka adalah keterpisahan abadi dengan Allah dan Yesus adalah Allah sendiri, maka bukankah dengan pemberitaan Kristus di neraka, maka ada satu saat di mana neraka bukan lagi keterpisahan abadi dengan Allah – karena Allah sendiri turun ke neraka?

            Demikian jawaban yang dapat saya berikan. Silakan memberikan jawaban atas pertanyaan yang saya beri warna merah. Semoga diskusi singkat ini dapat semakin membawa kita kepada kepenuhan kebenaran.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

          • syalom..

            pak…

            boleh saya bergabung dengan topik ini..?

            [dari katolisitas: Silakan untuk memberikan pendapat atau pertanyaan]

Comments are closed.