1. Ayat Kitab Suci

Ketika istri puyeng karena suaminya ganteng dan dikagumi oleh banyak perempuan lain, ia bisa mendoakan Firman Tuhan dari Amsal 31:10-11 : ”Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan” .

2. Maksud Ayat tersebut

Makna Amsal 31:10-11 dapat dipahami dari seluruh konteksnya, yaitu Amsal 31:10-31. Amsal ini berbicara tentang istri yang cakap. Ciri-ciri istri yang cakap :

a. Kuat sekaligus lembut.

Pribadi istri yang cakap adalah pribadi yang terbentuk dari peleburan antara kekuatan dan kelemahlembutan. Perpaduan antara kekuatan dan kelembutan itu sesuai dengan arti makna cakap dalam bahasa Ibrani, yaitu “chayil”. Istri yang kuat dan sekaligus lembut lebih berharga daripada permata. Ia lebih berharga daripada permata berarti ia dipercaya, dibanggakan, dikagumi, dihormati, dan dihargai.

b. Bekerja dalam semangat melayani dengan tulus hati/tidak ngedumel.

Ia mengutamakan keluarganya lebih dahulu daripada dirinya sendiri. Ia sudah bangun pada waktu subuh sebelum seisi rumahnya terjaga dari tidurnya. Ia mempersiapkan segala sesuatu dari pagi sampai menjelang malam dengan tanpa mengeluh demi keluarganya.

c. Pandai dalam membuat perencanaan.

Istri yang cakap adalah istri yang pawai dalam mengatur keuangan untuk mencukupi kebutuhannya. Ia bisa membuat empat prioritas kebutuhan. Empat prioritas kebutuhan itu : 1) kebutuhan yang penting dan mendesak; 2) Kebutuhan yang penting dan tidak mendesak; 3) kebutuhan yang tidak penting, tetapi mendesak; 4) kebutuhan yang tidak penting dan tidak mendesak seperti sepatu kaca, sepatunya Cinderela. Perencanaan yang baik ini digambarkan dengan tidak takut dengan salju karena seisinya berpakaian tebal, yaitu berpakaian rangkap : “Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap” (Amsal 31 :21). Tanpa perencanaan yang baik, kehidupan sebulan terasa ngap-ngap karena berat. Akibatnya :istri akan mempunyai bakat baru, yaitu gali lubang dan tutup lubang.

d. Semangat dan daya juang yang tinggi.

Ia mempunyai daya dan semangat yang tinggi karena ia senantiasa memiliki optimis terhadap masa depan keluarganya.

1) Bagi Suaminya

Ia yakin bahwa suaminya pasti mempunyai bakat dan telenta. Keyakinannya ini membuatnya tahu caranya membangkitkan kembali semangat dan kepercayaan suaminya ketika ia sedang down.

2) Bagi anak-anaknya

Ia adalah motivator yang tiada duanya bagi anak-anak untuk mencapai masa depannya. Ia rela disebut si bawel atau si cerewet demi masa depan anak-anaknya. Gambaran sebagai motivator bagi anak-anaknya adalah mulutnya penuh hikmat dan lidahnya penuh dengan pengajaran.

e. Cakap tidak selalu sama dengan cakep.

Istri yang cakap adalah istri yang takut akan Tuhan dan mengenal cara Tuhan berkarya dan mencukupkan kebutuhan keluarga.

Para istri itu minder karena ia kehilangan rasa bangga sebagai istri yang cakap sehingga kegantengan suaminya justru membuatnya puyeng. Kegantengan suaminya yang dulu menjadi kebanggaannya kini malah membuatnya tertekan. Suaminya menjadi idola dan dikagumi banyak wanita, sedangkan ia menjadi omongan banyak orang “kok enggak seimbang dengan suaminya ya….”. Ia kadang-kadang merasa lebih pantas sebagai pembantu daripada pendamping suaminya. Perasaan tidak mau kalah ini membuatnya sibuk menghias dirinya secara berlebihan. Perasaan untuk senantiasa menang dalam persaingan dengan bayang-bayang tidak akan pernah purna. Ia akhirnya mengalami kelelahan yang menghilangkan sukacita. Istri yang puyeng atas suami yang ganteng sering disebut ‘istri doktor’, wajahnya medok, tetapi rumahnya kotor.

Jalan satu-satunya untuk mengatasi rasa minder atas suami yang ganteng adalah terus menyempurnakan kecakapan daripada kecakepan. Kecakepan akan hilang secara alami sesuai dengan perjalanan waktu dan sesuai dengan keuangan : “Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji” (Amsal 31:30). Kecakapan bersifat kekal karena akan dikenang dan dijadikan pedoman. Percayalah suami yang ganteng akan senantiasa kesengsem (jatuh hati sampai ke kedalaman jiwa) pada kecakapan istri. Kacakapan istri semakin hari akan semakin bertambah karena kecakapan mengalir dari jiwa yang semakin murni dan semakin tulus. Karena itu, banyak wanita semakin tua malah semakin menarik. Kecakapan ini disebut inner beauty, kecantikan dari dalam hati.

3. Doa

Jadikan Aku Istri yang Cakap
(Doa saat minder ketika suami ganteng, tetapi bikin puyeng)
”Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan” (Amsal 31:10-11)

Allah Bapa Yang Mahabaik,
Aku bersyukur karena Engkau telah memberikan kepadaku suami yang gagah dan ganteng.
Pada awalnya, aku sangat bangga dengan kegantengannya.
Aku seakan-akan ingin memamerkannya kepada seluruh dunia ‘diberkatilah aku karena ia memilihku menjadi pendampingnya”.

Dalam perjalanan waktu, kegantengan suamiku justru membuatku puyeng dan bahkan hampir gendeng.
Banyak pujaan dan kekaguman dari para wanita terhadap suamiku.
Pujaan dan kekaguman dari mereka yang cantik dan pintar itu membuatku merasa tak nyaman.
Aku merasa diri bahwa suamiku malu memiliki istri diriku.
Perasaan minder melandaku karena aku tidak mampu menjadi seperti mereka.
Aku berusaha menjadi puteri bermahkotakan berlian untuk mengatasi keminderanku.
Kuhabiskan waktuku untuk memilih baju-baju trendy dan memperbaiki penampilanku di shalon-shalon yang mahal.

Penampilanku yang berbeda ternyata tidak membuat suamiku berubah.
Aku terjerat dalam kelelahan.
Senyumku pun tersembunyi dalam deraian air mata.
Kata-kata mesra menjadi tanpa daya karena terperangkap dalam prasangka.

Tuhan,
Berikanlah aku kekuatan untuk menyempurnakan kecakapan.
Kecakapan adalah kecantikan yang tidak akan pernah purna.
Kecantikan yang mengalir dari jiwa yang penuh dengan cinta.
Kecantikan yang terungkap dalam sikap ini.
Menjadi istri yang senantiasa ingat akan Tuhan dalam setiap langkahku.
Menjadi istri yang tidak bermukam masam ketika suamiku terlambat pulang, lalu menuduhnya macam-macam.
Menjadi istri yang sabar dalam mendidik anak dan mendampingi suami tercinta.

Aku yakin kecakapan sebagai seorang istri akan membentengi suamiku pergi dan pindah ke lain hati.
Suami dan anak-anakku akan bangga mempunyai istri dan ibu yang senantiasa memelihara kecakapannya.
Kepercayaan diriku akhirnya dipulihkan dan aku mampu bersyukur sebagai istri pilihan.
Amin.

Oleh Pst Felix Supranto, SS.CC