Sharing Spiritualitas dan Studi Kitab Suci
oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC
1. Ayat Kitab Suci
Ketika kita merasa sangat lemah dan tak berdaya sehingga kita benar-benar kecut dan takut dalam kehidupan kita, kita bisa mendoakan firman Tuhan, firman penghiburan, dalam Yesaya 41:10: “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu. Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”.
2. Maksud Ayat itu
Ayat itu menyatakan bahwa Allah tidak pernah ingkar janji terhadap umat pilihan-Nya. Jika Allah telah berjanji, Ia pasti akan menepatinya: “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?” (Bilangan 23:19). Berdusta dalam ayat ini berarti tidak menepati janji: “The word is really about not fulfilling promises than telling Lies” (H.L. Ellison. The Daily Study Bible : Numbers p. 178).Janji Tuhan layak untuk dipercaya, karena janji Tuhan selalu tergenapi sejak dunia diciptakan.
Yesaya 41:10 merupakan Firman penghiburan dari Allah, yang setia kepada janji-Nya, kepada bangsa Israel, bangsa pilihan-Nya, selama mereka tertawan di Babel. Tuhan telah memilih bangsa Israel dari segala bangsa lainnya di bumi ini: “Tetapi engkau, hai Israel, hamba-Ku, hai Yakub, yang telah Kupilih, keturunan Abraham, yang Kukasihi;” (Yesaya 41:8). Sekali Tuhan memilih orang-orang pilihan-Nya, Ia tidak akan pernah menolaknya: “engkau yang telah Kuambil dari ujung-ujung bumi dan yang telah Kupanggil dari penjuru-penjurunya, Aku berkata kepadamu: “Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau”; (Yesaya 41:9). Bangsa Israel memang pernah menolak Tuhan Allah ‘Yahwe’ sehingga dibuang ke Babel. Akan tetapi, Tuhan senantiasa mengingat bangsa Israel sehingga bangsa Israel itu tetap menjadi bangsa pilihan Tuhan hingga kini. Karena itu, bangsa Israel, bangsa pilihan Tuhan ini, tidak perlu takut karena Ia pasti menolong dan melindunginya dari bangsa-bangsa lainnya.
Kita juga merupakan orang-orang pilihan Allah karena penebusan Tuhan Yesus Kristus: “Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka itu juga dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakanNya” (Roma 8:29-30). Karena itu, Yesaya 41: 10 “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu. Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan” (Yesaya 41:10”) ini merupakan penyingkapan bahwa penyertaan Tuhan Allah bagi kita, umat-Nya, menjadi nyata dalam diri Tuhan Yesus Kristus, Sang Juruselamat kita.
Penyertaan dan pertolongan Tuhan Yesus Kristus di tengah ketakutan kita dalam menjalani hidup ini sangat nampak dalam peristiwa Ia meredakan angin rebut. Ketika angin ribut menghantam perahu kehidupan kita, Tuhan Yesus Kristus meminta kita tidak boleh takut dan panik menghadapinya: “Tenanglah ! Aku ini, jangan takut ! (Matius 14:27). Ia senantiasa hadir untuk menolong kita. Ketika Tuhan Yesus berada di dalam perahu kehidupan kita, angin ribut kehidupan kita akan reda. Angin rebut kehidupan itu bisa berupa kehilangan orang-orang yang kita cintai, runtuhnya usaha yang telah kita bangun selama bertahun-tahun, dan hidup kita terancam. Tuhan Yesus Kristus sanggup membuat kehidupan kita tenang: “Ia berkata kepada mereka, ‘Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?’ Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali” (Matius 8:26). Syaratnya danau kehidupan kita menjadi tenang setelah dihantam angin ribut adalah memiliki iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Ketika kita memiliki iman kepada Tuhan Yesus Kristus, kita tidak perlu takut dan bimbang pada saat krisis kehidupan datang. Tuhan telah berjanji untuk terus menyertai, meneguhkan, menolong dan memegang kita untuk mencapai kemenangan.
Sikap kita sebagai bangsa terpilih terhadap janji penghiburan Allah adalah kita harus mempercayainya agar hidup kita penuh kedamaian, sukacita, dan pengharapan: “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu. Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan” (Yesaya 41:10). “Jangan takut” berarti bahwa Allah menjamin apa yang Ia janjikan kepada kita. “Aku menyertai engkau” berarti Allah menjamin keamanan, kesejahteraan, dan kenyamanan kita. “Jangan bimbang” berarti Allah memberikan kepastian akan janji yang Ia berikan. Jaminan tersebut berupa jaminan pertolongan-Nya dalam menjawab permasalahan. “Aku akan meneguhkan bahkan akan menolong Engkau” berarti Allah menjamin bahwa Ia akan menjaga dan meneguhkan hati kita. “Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan” berarti Allah menjamin bahwa Ia membawa kita pada kemenangan atas persoalan yang ada.
3. Doa:
Doa dalam Ketakutan Hidup Yang Mencekam
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu. Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan” (Yesaya 41:10).
Allah Bapa yang baik, Engkau adalah Allah yang setia.
Aku percaya bahwa Engkau senantiasa menepati janji-Mu untuk melindungiku dari segala bahaya.
Sekarang ini hatiku sangat kecut dan lemah karena aku sedang menghadapi masalah, tantangan, dan ancaman (sebutkan….).
Hadirlah, ya Allah, dalam hidupku, agar aku tidak putus asa karena kehadiran-Mu adalah kehadiran untuk menolongku.
Genggaman tangan-Mu meneguhkan aku sehingga aku dapat bangkit dan berjalan kembali untuk menjalani kehidupan dengan penuh pengharapan. Amin.
Sumber Bacaan
1. Alfred Mcbride. Opraem. Images of Jesus : Mengalami 10 Rahasia Pribadi Yesus. Obor. Jakarta.2003.
2. Joyce Meyer. The Power of Simple Prayer. FaithWord. New York. 2013.
3. H.L. Ellison. The Daily Study Bible : Numbers. The Saint Andrew Press. Edinburgh. 1983.
4. Stormie Omaritan. Doa yang Mengubah Segala Sesuatu : Kuasa Tersembunyi Dalam Pujian. Emmanuel. Jakarta. 2006