Pertanyaan

Pak Stefanus, Apakah Bahasa Roh itu meterai dari Kristus , sehingga mereka yang berbahasa Roh itu menjadi umat kepunyaan Kristus sedangkan Mammon itu meterai dari Antikris ?
Machmud

Jawaban

Terima kasih atas pertanyaannya tentang apakah Bahasa Roh adalah materai dari Kristus dan apakah mammon adalah materai dari anti Krisus.

1) Bahasa Roh bukanlah materai bagi umat Kristus. Penertian materai disini adalah  “imprint character“, yang memberikan karakter yang baru dan tak terhapuskan oleh kuasa apapun juga. Di dalam Gereja Katolik, salah satu yang memberikan karakter yang baru adalah Sakramen Baptis. Rasul Paulus mengatakan “Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus.” (Gal 6:17). Dan tanda ini dijelaskan lebih lanjut oleh rasul Paulus “Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.” (2 Cor 4:10).
Pada waktu rasul Paulus mengatakan bahwa dia senantiasa membawa kematian Yesus, dia berbicara tentang Sakramen Baptis, karena dengan Sakramen Baptis, maka seseorang telah dibaptis dalam kematian Kristus dan diberi kekuatan untuk hidup menurut perintah Kristus.

Inilah yang didiskusikan oleh rasul Paulus. “3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? 4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. 5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. 6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. 7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. 8 Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. 9 Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. 10 Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. 11 Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.“(Rm 6:3-11)

Katekismus Gereja Katolik (KGK) 1274 mengatakan “Meterai Tuhan (“Dominicus character”: Agustinus, ep. 98,5) adalah meterai yang dengannya Roh Kudus telah memeteraikan kita “untuk hari penyelamatan” (Ef 4:30) Bdk. Ef 1:13-14; 2 Kor 1:21-22.. “Pembaptisan adalah meterai kehidupan abadi” (Ireneus, dem. 3). Orang beriman, yang mempertahankan “meterai” sampai akhir, artinya setia kepada tuntutan yang diberikan bersama Pembaptisannya, dapat mati “ditandai dengan meterai iman” (MR, Doa Syukur Agung Romawi 97), dalam iman Pembaptisannya, dalam harapan akan memandang Allah yang membahagiakan – penyempurnaan iman – dan dalam harapan akan kebangkitan.

Untuk artikel yang membahas lebih lanjut tentang baptisan, silakan untuk melihatnya di artikel tentang Sakramen Baptis (silakan klik).

2) Mamon bukanlah materai dari anti Kristus. Rasul Yohanes mengatakan bahwa anti Kristus adalah orang-orang yang tidak mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Bapa adalah Tuhan.

1 Yoh 2:22-23: “22. Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. 23 Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.

1 Yoh 4:3: “dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.

Dari sini kita dapat melihat bukan mammon yang merupakan materai dari anti Kristus, namun semua hal yang menyangkal bahwa Kristus adalah Allah. Dan karena Yesus mengatakan bahwa “Akulah Jalan, dan Kebenaran, dan Hidup“, maka siapa yang tidak mencari kebenaran dengan segenap hati dan segenap jiwa dan segenap pikiran tidak dapat mencapai Sang Kebenaran. Dan kebenaran mempunyai nama, yaitu Yesus Kristus, dimana kebenaran Allah dinyatakan secara nyata. Dan pada waktu orang menempatkan hal-hal lain yang bertentangan dengan kebenaran, maka dia bertentangan dengan Kristus. Hal-hal lain yang bertentangan Roh Kebenaran adalah Roh dari dunia ini, yaitu keinginan daging (mengutamakan seks), keinginan mata (mengutamakan kekayaan), dan keangkuhan hidup (mengutamakan kesombongan) (lih. 1 Yoh 2:15-16).

Namun kalau mamon dilihat dalam konteks yang lebih luas, bukan hanya terbatas pada pengertian kekayaan, namun sebagai allah-allah yang lain, maka kita dapat mengatakan bahwa mamon dapat menjadi roh anti Kristus. Pada saat seseorang menempatkan tiga hal di atas (keinginan daging, mata, dan keangkuhan) lebih penting dari hidup menurut perintah Tuhan, maka orang tersebut terjebak dalam roh anti Kristus.

Katekismus Gereja Katolik (KGK) 2113 mengatakan “Pemujaan berhala tidak hanya ditemukan dalam upacara palsu di dunia kafir. Ia juga merupakan satu godaan yang terus-menerus bagi umat beriman. Pemujaan berhala itu ada, apabila manusia menghormati dan menyembah suatu hal tercipta sebagai pengganti Allah, apakah itu dewa-dewa atau setan-setan (umpamanya satanisme) atau kekuasaan kenikmatan, bangsa, nenek moyang, negara, uang, atau hal-hal semacam itu. “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” demikian kata Yesus (Mat 6:24). Banyak martir yang meninggal karena mereka tidak menyembah “binatang” (Bdk Whyl3-l4).; malahan mereka juga menolak menyembahnya, walaupun hanya dengan berpura-pura saja. Pemujaan berhala tidak menghargai Allah sebagai Tuhan yang satu-satunya; dengan demikian ia mengeluarkan orang dari persekutuan dengan Allah (Bdk Gal 5:20; Ef 5:5).”

Demikian jawaban singkat yang dapat saya berikan. Mari kita bersama-sama senantiasa menempatkan kebenaran di atas kepentingan pribadi kita, sehingga kita semua dapat sampai kepada Sang Kebenaran itu sendiri.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org

26 COMMENTS

  1. Salam Damai,…
    Dari diskusi yang rumit ini, saya melihat bahwa Bapak Machmud ingin mengatakan bahwa Kekristenan kita sia-sia belaka…dan sia-sia jugalah mereka yang wafat dalam ketekunannya di dalam Kristus sebab tidak ada SURAT BAPTISAN ROH KUDUSNYA…alangkah malangnya mereka…
    Pax Vobiscum.

  2. syallom.,.

    lebih baik jadi orang percaya atau jadi muridnya orang percaya??

    [dari katolisitas: silakan memberikan definisi apa yang disebut “orang percaya” dan “muridnya orang percaya”.]

  3. “angkatan ini menuntut tanda2…..”(kata Yesus) malah yang akan didapat adalah tanda Yunus…..mungkin itu jawaban yang lebih cocok buat sdr Machmud…….Apakah menurut sdr Machmud orang-orang yang berbahasa roh lebih termateraikan oleh Roh Kudus dibandingkan dengan seorang Bunda Teresa dari Calcuta(yang mungkin tak kenal bahasa roh (roh siapa dulu?-ga jelas…jangan…jangan…..) tapi kenal bahasa kasih Kristus))?dan orang2 lain yang mengabdikan dirinya buat orang lain dengan melupakan dirinya…..termasuk para biarawan-ti yang mengorbankan hidupnya buat Tuhan dan umatNya?

    “Tetapi jika Enjeio bukan orang Katholik anda bisa menentukan pilihan anda sendiri (tidak harus berpegang pada penjelasan saya) , saya hanya menyampaikan apa yang sudah saya ketahui”(Machmud)

    Kalau saya bukan Katolik pun saya tidak akan menentukan pilihan saya sendiri…… Itulah yang menyebabkan 28.0000 lebih!!! denominasi yg kebingungan mengklaim kebenaran sendiri….(terus yang benar yang mana?-berputar-putar dalam kebingungan…..=cape deh….??!!)Apa benar Roh Kudus mengajarkan perpecahan dan kebingungan umatNya?Bukankah salah satu peran Roh Kudus adalah sebagai penuntun dan penolong?Penuntun dan penolong kepada kebingungan mana claim yang benar???? Jelas saya akan ikuti apa yang di ajarkan oleh church founding fathers pengganti para Rasul yang dari awal sudah dibimbing oleh Roh Kudus(sesuai dengan janji Tuhan Yesus)…….Jelas, lengkap, detail, komplit, teruji, terbukti, terkait satu sama lain membentuk tali simpul menuju surga…….

    • mas johanesjhn, aku setuju padamu!!! sebuah pernyataan yang logis, cerdas, berdasar, obyektif, mantap seperti gereja katolik kita yang satu,kudus,dan apostolik yang selalu berdasar, dalam dan berhati2 dalam doktrinnya, mari kita menjadi perwira gereja bersama paus,uskup,imam,dan saudara2 katolik menjalankan misi kita,, membawa kasih bagi semua umat, kesejahteraan umum, dan keadilan! Tuhan beserta kita!!

  4. Syallom….

    Yah, terima kasih atas info yang mendalam dari pak Stef n team dan juga Saudara Machmud…

    Buat saudaraku Machmud, Masalah baptisan air dan baptisan roh…. Selama diskusi atau pertanyaan nya untuk memperdalam wawasan dan tidak ada pemaksaan kehendak, saya pikir akan sangat membantu pertumbuhan iman kita…. tapi kalau tujuannya hanya untuk memaksakan orang percaya atas dasar "kebenaran" yang dangkal, sungguh naiflah kita. Apalah gunanya baptisan air (yang hanya sebagai sarana/ tanda) jika tidak ada penyertaan Roh Kudus?? Padahal sakramen adalah tanda kehadiran/ penyertaan Allah Tri Tunggal. Apakah baptisan air hanya diartikan sebagai ikatan bahwa saya orang Kristen dan anggota gereja???

    Seperti penjelasan pak Stef, bahwa bahasa roh hanyalah salah satu manifestasi dari karya/kehadiran Roh Kudus sangatlah mendasar, Tuhan tidak akan memanifestasikan Roh Kudus dalam bentuk bahasa Roh jika tidak ada sesuatu/ peristiwa yang mengharuskan adanya bahasa roh. (peristiwa menara Babel (PL), atau waktu para murid berkata-kata yang dapat dimengerti/ diterima seperti bahasa pendengarnya(PB)). Jadi bahasa roh darimana kalau hanya merupakan simbol atau tanda saja yang seolah-olah hanya untuk gagah-gagahan atau supaya afdol saja. Apalagi jika bahasa tersebut menjadikan pendengarnya bingung karena tidak tahu arti atau maksudnya. Kesimpulan saya, Saudara Machmud memastikan bahwa, orang baru menerima ROH KUDUS kalau sudah dibaptis roh, dan ditandai dengan bahasa roh ???!!! Jika baptisan air nya TIDAK "dalam nama Bapa, dan Anak dan Roh Kudus", tapi hanya "dalam nama Bapa dan Putra" saja, maka saya dapat mengerti pemahaman saudara. Dan ini merupakan penyangkalan terhadap pemahaman TRINITAS. Mestinya kita akan mudah mencerna bila memahami Matius 28:18-20 seperti yang pak Stef sudah kemukakan. Yesus mendekati mereka dan berkata : "KepadaKu telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

    Terima kasih saudaraku Machmud, dengan diskusi ini menjadikan saya lebih mantap atas pilihan iman saya. Tuhan Yesus memberkati. Georgius dan keluarga.

  5. Salam damai sejahtera

    MENGAPA ADA ORANG2 YANG UNDUR SESUDAH BAPTISAN ?

    Alkitab memberikan cara untuk setiap orang yang bertaubat segera dibaptiskan !
    Tetapi mengapa beberapa Gereja mendapat hasil yang jelek (tidak memuaskan) ?

    Kesalahan2 itu antara lain :
    1.DISEBABKAN ORANG TSB BELUM BERTAUBAT SUNGGUH2.
    Mereka dibaptiskan hanya karena alasan2 lain.
    Barangkali karena segan pada pendetanya atau Romo nya sebab sudah berulang kali dinasehati untuk berbaptis atau karena ingin mendapatkan surat baptisan supaya mendapat sesuatu keuntungan, atau supaya dapat menikah dengan seorang Kristen dan dapat diberkati di Gereja, dsb.
    Kalau tidak bertaubat sungguh2, maka kemungkinan untuk murtad itu besar sekali.
    Ini biasa ! Soalnya ialah dosa.
    Belum mati, dikubur, bangun lagi dan lari !

    2.SERINGKALI PELAYANAN2 DAN KHOTBAH2 TIDAK LAGI DISERTAI DENGAN KUASA , sehingga tidak nampak pertaubatan2 yang spontan dan murni.
    Hamba2 Tuhan yang salah, yang terlalu berlazat-lazat dalam keduniawian, tidak mau menyangkal diri dan memikul salib Kristus terus menerus, hanya berebut perkara2 duniawi dan senantiasa memandang pahala dalam dunia!
    Maka pengurapan Tuhan tidak nampak.
    Karena kuasa Tuhan tidak ada dan hati tidak tulus di hadapan Tuhan, tapi ingin menangkan lebih banyak jiwa, maka timbullah banyak ide2 dan cara2 untuk membawa orang sampai pada baptisan meskipun tanpa pertaubatan.
    Sebab itu tidaklah heran kalau orang Parisi dan ahli2 Torat melayani jiwa2, hasilnya justru orang2 yang lebih jahat
    (Mat 23 : 15 = Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.).
    Tanpa pertaubatan yang benar kemunduran itu hampir selalu menyusul !

    3.KESALAHAN2 SESUDAH BAPTISAN
    Seringkali “dalam praktek” didapatkan bahwa baptisan itu tujuan dari menangkap jiwa. Se-olah2 sesudah baptisan, pelayan2 Tuhan puas dan istirahat.
    Tugasnya boleh dikatakan selesai ! Ini kebiasaan yang salah !
    Kadang2 untuk membawa seseorang sampai ke dalam baptisan diperlukan ketekunan, kesabaran dan “banting tulang” begitu hebat dan lama, sehingga kalau berhasil “perjuangan ini” rasa2nya itu sudah goalnya.
    Bukan !, Ini baru mulai.
    Lihatlah seorang ibu, justru sesudah melahirkan, ia sangat sibuk.
    Tak dapat bekerja lagi, ber-senang2pun jarang sebab merawat bayinya di rumah !
    Baptisan adalah suatu permulaan dari suatu hidup yang baru yang perlu dibimbing diasuh dan dipelihara.
    Kalau tidak dipelihara dan dirawat akan mati dengan sendirinya.
    Masihkah mereka datang dalam kebaktian2 ?
    Masihkah mereka setia berdoa dan menyelidiki Firman Tuhan di rumah ?
    Masihkah mereka mentaati Firman Tuhan dalam mempertahankan suatu kehidupan yang suci ?
    Masihkan sejahtera dan kesukaan Allah mengawali hati mereka ?
    Kalau mereka berdosa, sudahkah mereka bertaubat dan disucikan kembali ? dll
    “bayi” ini perlu bimbingan dan pemeliharaan rohani.
    Anak2 Allah ,Gembala sidang dan para Penatua semuanya mempunyai tugas untuk ikut mempertanggung jawabkannya

    4.GEREJA YANG SUAM.
    Kesalahan yang lain yang sering mengakibatkan mundurnya jiwa2 sesudah baptisan ialah karena suamnya Gereja dimana mereka dipelihara (digembalakan)
    Dalam Kis 2 : 42 (Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa) sesudah orang2 bertaubat dan dibaptiskan, mereka bergairah dan berapi-api bertekun dalam doa dan Firman Tuhan.
    Kalau ke Kristenan dilanjutkan hanya dengan “kewajiban” untuk ke Gereja tiap minggu, dan kebiasaan sembahyang sebelum makan dan tidur saja (tanpa gairah, kehausan dan kerinduan), maka pertumbuhan imannya akan kurus dan kurang sehat, mudah sakit dan kadang2 sampai ……. mati !
    Gereja harus menyediakan kelimpahan Firman Tuhan dan pekerjaan Roh Kudus.
    Ada rumput hijau bagi domba2 yang lapar dan air yang jernih bagi yang haus (Maz 23 : 2-3 = Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.) Firman Tuhan dan doa dalam Roh hidup di dalamnya.
    Yang hilang atau undur dicari, yang bersalah dinasehati atau ditegur, jangan justru diajar keduniawian, perlu ada latihan dan bimbingan untuk tumbuh dalam pelayanan, perlu kelimpahan doa, baik bagi yang sakit, susah juga bagi semua “yang tidak apa-apa”, selalu didukung dalam doa.
    Dengan singkatnya perlu Gereja Tuhan yang ada Tuhan dan RohKudus di dalamnya, maka jiwa2 yang dipelihara baik2 tidak akan mudah undur.

    5.KESALAHAN PADA ORANG ITU SENDIRI , yang memilih jalan Yudas
    (Kis 1 : 25 = untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya)
    Yudas dibaptiskan dan ikut Yesus, tetapi kemudian memilih perkara2 duniawi. Percintaan dunia ini tidak dibuangnya.
    Ia tumbuh tapi bantut. Yesus sendiripun tidak sanggup menolongnya, sebab ia sudah menentukan sendiri kebinasaannya dengan memilih hidup duniawi dan menurut maunya sendiri.
    Begitu juga orang2 yang meskipun pertaubatannya sungguh2 (bahkan kesaksian hidupnya indah), tetapi kalau kemudian hari kembali memilih perkara2 duniawi atau menurut hawa nafsunya, kembali berbalik pada kedagingan (Gal 3 : 3 = Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?), ia dapat jatuh lagi dan undur !
    Harus diperhatikan ibadat dan pertumbuhan rohani sesudah baptisan, jangan berhenti, sebab justru baptisan berarti baru mulai.
    Tetap hidup suci, pikul salib, berjalan dalam Roh senantiasa sehingga makin hari makin dewasa menuju kesempurnaan rencana Allah.
    Hanya dengan bertaubat sungguh2 maka baptisan air itu mempunyai arti dan faedah seperti yang dijanjikan Tuhan yaitu dapat berjalan dalam suatu hidup yang baru.

    Salam
    Mac

    • Shalom Machmud,

      Terima kasih atas tanggapannya tentang mengapa ada sebagian orang yang telah dibaptis tidak bertumbuh dalam kehidupan spiritual. Machmud menyebutkan beberapa point yang menyebabkan orang yang dibaptis tidak bertumbuh, seperti: 1) belum bertobat sungguh-sungguh, 2) pelayanan dan kotbah tidak disertai dengan kuasa, 3) Baptisan adalah suatu akhir, 4) kesalahan dari gereja setempat yang tidak menyediakan sarana yang baik bagi umat untuk berkembang secara spiritual, 5) kesalahan orang itu sendiri.

      Mari kita melihatnya satu-persatu:

      1) Belum bertobat dengan sungguh-sungguh. Memang menjadi tantangan bagi semua gereja, agar umatnya dapat benar-benar bertobat sebelum menerima Sakramen Baptis. Rasul Petrus mengatakan "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus." (Act 2:38). Ini adalah suatu rangkaian perjalanan iman, yaitu: (a) pertobatan, (b) dibaptis, (c) menerima karunia Roh Kudus, yang memampukan manusia untuk dapat hidup dalam Roh. Inilah sebabnya di dalam Gereja Katolik, sebelum dibaptis, seseorang harus menempuh proses katekese (pelajaran agama) selama satu tahun. Harapannya, dengan proses katekese ini, maka seseorang dapat melihat akan karya keselamatan Allah secara menyeluruh, yang terdiri dari: (a) apa yang dipercayai, (b) sakramen – apa yang dirayakan untuk mengungkapan kepercayaan tersebut, (c) bagaimana untuk hidup sesuai dengan kepercayaan (hidup dalam Kristus, moralitas, (d) bagaimana mendapatkan kekuatan untuk menjalankan apa yang dipercayai – melalui kehidupan doa. Pembahasan tentang hal ini dapat dilihat disini (silakan klik).

      Namun, sebagian umat Katolik – walaupun telah mengikuti proses tersebut – tidak mengalami pertobatan yang benar. Dan ini menjadi tantangan bagi Gereja Katolik untuk membenahi proses katekese agar lebih dapat membawa orang kepada pertobatan yang sejati dan mengetahui dan mengasihi iman Katolik, sehingga dapat membawa orang kepada kekudusan.

      Pertobatan juga bukan hanya satu kali. Gereja Katolik mengenal adanya "first conversion" (pertobatan pertama) dan juga "second conversion" (pertobatan ke-dua). Sakramen Baptis adalah manifestasi dari first conversion dan second conversion adalah suatu proses yang terjadi terus-menerus sampai kita dipanggil oleh Tuhan. Berikut ini adalah apa yang dikatakan di dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) tentang pertobatan pertama dan kedua.

      KGK, 1427 "Yesus menyerukan supaya bertobat. Seruan ini adalah bagian hakiki dari pewartaan Kerajaan Allah: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil !"(Mrk 1:15). Di dalam pewartaan Gereja seruan ini ditujukan pertama-tama kepada mereka yang belum mengenal Kristus dan Injil-Nya. Tempat pertobatan yang pertama dan mendasar adalah Sakramen Pembaptisan. Oleh iman akan kabar gembira dan oleh Pembaptisan (Bdk. Kis 2:38.) orang menyangkal yang jahat dan memperoleh keselamatan, yang adalah pengampunan segala dosa dan anugerah hidup baru."

      KGK, 1428 "Seruan Yesus untuk bertobat juga dilanjutkan dalam hidup orang-orang Kristen. Pertobatan kedua adalah tugas yang terus-menerus untuk seluruh Gereja; Gereja ini "merangkum pendosa-pendosa dalam pangkuannya sendiri: Oleh karena itu Gereja perlu selalu penyucian dan sekaligus harus dibersihkan, serta terus-menerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan" (LG 8). Mengusahakan pertobatan itu bukan perbuatan manusia belaka. Ia adalah usaha "hati yang patah dan remuk" (Mzm 51:19), yang oleh rahmat diyakinkan dan digerakkan (Bdk. Yoh 6:44; 12:32.), untuk menjawab cinta Allah yang berbelaskasihan, yang lebih dahulu mencintai kita (Bdk. 1 Yoh 4:10.)"

      2) Pelayanan dan kotbah yang tidak disertai kuasa. Dalam konteks Gereja Katolik, bentuk doa dan pelayanan yang tertinggi adalah Sakramen Ekaristi (lihat pembahasan tentang hal ini disini – 1, 2, 3). Tentu saja kotbah membantu umat untuk dapat bertumbuh, namun di dalam Ekaristi, umat Katolik menerima Yesus sendiri. Ada dua meja (two tables) di dalam setiap perayaan Ekaristi, yang terdiri dari (a) table of the Eucharist dan (b) table of the Word. Yang terakhir ini adalah bagian pada pembacaan Alkitab, yang diambil dari: Perjanjian Lama, Mazmur,surat rasul Paulus, Petrus, dll, dan Injil. Bacaan ini dibagi menjadi tahun A, B, dan C, yang diulang lagi setiap 3 tahun.

      3) Pembaptisan adalah suatu akhir. Kalau ada yang beranggapan bahwa baptisan adalah suatu akhir, maka orang tersebut tidak menjalankan amanat suci yang diberikan oleh Yesus. Sebelum naik ke Sorga, Yesus mengatakan "18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mt 28:18-20). Jadi, setelah dibaptis, seseorang harus diajarkan untuk menjalankan "SEMUA" perintah Yesus. Sakramen Baptis adalah merupakan pintu gerbang keselamatan. Dan untuk mendapatkan keselamatan kekal, seseorang harus terus berjuang untuk tetap setia sampai pada akhir hayatnya.

      Dalam Gereja Katolik dikenal 7 sakramen yang semuanya bersumber pada misteri Paskah. Dengan sakramen-sakramen ini, maka umat beriman diberikan rahmat Tuhan untuk dapat menjalankan semua perintah Tuhan. Silakan melihat rangkaian artikel tentang sakramen:

      "Liturgi tak perpisahkan dengan sakramen. Ada 7 sakramen dalam Gereja Katolik. Dari tujuh sakramen Gereja, 3 yang pertama – Baptis, Ekaristi (1, 2, 3), Penguatan – adalah sakramen inisiasi yang menjadi sakramen-sakramen dasar bagi kehidupan orang Kristen. Sakramen Urapan Orang Sakit dan Sakramen Tobat (bagian 1, 2, 3, 4), diberikan untuk kesembuhan baik fisik maupun rohani. Dan akhirnya, Sakramen Perkawinan (bagian 1, 2) dan Imamat diberikan untuk menguatkan kita dalam menjalankan misi di dunia ini dalam mencapai tujuan akhir, yaitu Kristus"

      4) Kesalahan gereja setempat. Dalam konteks Gereja Katolik, gereja bukan hanya dilihat sebagai cara (the means) namun juga tujuan (end). Pembahasan tentang hal ini dapat dibaca disini (silakan klik). Namun tentu saja, sebagai cara (the means) ada banyak hal yang perlu diperbaiki, terutama dalam implementasinya. Namun cara memperbaiki yang paling efektif adalah dengan cara hidup kudus. Hidup kudus, seperti yang dicontohkan dalam kehidupan para kudus, menjadi cara paling efektif untuk membangun jemaat. Pada saat seseorang hidup dalam suatu komunitas yang diwarnai oleh kekudusan, maka orang tersebut akan mengalami pertumbuhan rohani yang baik.

      5) Kesalahan orang itu sendiri. Inilah yang menjadi perjuangan bagi semua orang, termasuk orang yang telah dibaptis. Karena, walaupun kita telah dibaptis, namun kita semua harus berjuang melawan kecenderungan untuk berbuat dosa (concupiscence).

      KGK, 1264 mengatakan "Tetapi di dalam orang-orang yang dibaptis tetap ada beberapa akibat sementara dari dosa: penderitaan, penyakit, kematian, kelemahan yang berhubungan dengan kehidupan (seperti misalnya kelemahan tabiat), serta kecondongan kepada dosa, yang tradisi namakan concupiscentia [keinginan tak teratur] atau, secara kiasan, "dapur dosa" [fomes peccati]. Karena keinginan tak teratur "tertinggal untuk perjuangan, maka ia tidak akan merugikan mereka, yang tidak menyerah kepadanya dan yang dengan bantuan rahmat Yesus Kristus menantangnya dengan perkasa. Malahan lebih dari itu, ‘siapa yang berjuang dengan benar, akan menerima mahkota‘ (2 Tim 2:5)" (Konsili Trente: DS 1515)."

      Mungkin kalau mau ditambahkan dari poin-point tersebut di atas, adalah: Kerendahan hati. Kerendahan hati adalah dasar dari spiritualitas Katolik. Kerendahan hati adalah menyadari bahwa Tuhan adalah segalanya dan kita bukanlah apa-apa. Menyadari akan hal ini, membuat kita menjadi kecil di hadapan Tuhan dan memperoleh pertobatan yang terus menerus. Kerendahan hati inilah yang menyadarkan kita bahwa kalau Kristus telah mendirikan Gereja-Nya di atas rasul Petrus dan penerusnya, maka dengan segala kerendahan hati kita masuk di dalamnya. Kerendahan hati inilah yang memampukan kita untuk tidak terpecah-belah, walaupun mempunyai perdapat yang berbeda-beda, karena dengan segala kerendahan hati, kita dapat mengikuti apa yang diajarkan oleh Magisterium Gereja. Kerendahan hati membuat rahmat Allah dapat mengalir secara bebas dan berlimpah. Dan rahmat Allah inilah yang menjadi kekuatan bagi umat Kristen untuk dapat menjalankan semua perintah Kristus yang dimanifestasikan dalam hidup kudus – yaitu mengasihi Allah dan mengasihi sesama atas dasar kasih terhadap Allah.

      Mari kita bersama-sama bertumbuh di dalam kasih Allah.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  6. Syalom Stefanus.
    Soal ini : 1 Yoh 2:22-23: “22. Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. 23 Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.“

    bukankah umat2 agama lain (*sori terutama agama Islam) dan yg ateis pun tdk mengakui bahwa Yesus adlah Tuhan, Anak Allah
    bisakah disebut mrk2 itu Antikristus?

    • Shalom Devi,
      Untuk pengertian Antikristus, maka sebaiknya kita melihat ke pengajaran Katekismus Gereja Katolik:

      KGK 675     Sebelum kedatangan Kristus, Gereja harus mengalami ujian terakhir yang akan menggoyahkan iman banyak orang Bdk. Luk 18:8. Mat 24:12.. Penghambatan, yang menyertai penziarahannya di atas bumi Bdk. Luk 21:12. Yoh 15:19-20., akan menyingkapkan "misteri kejahatan". Satu khayalan religius yang bohong memberi kepada manusia satu penyelesaian semu untuk masalah-masalahnya sambil menyesatkan mereka dari kebenaran. Kebohongan religius yang paling buruk datang dari Anti-Kristus, artinya dari mesianisme palsu, di mana manusia memuliakan diri sendiri sebagai pengganti Allah dan mesias-Nya yang telah datang dalam daging Bdk. 2 Tes 2:4-12; 1 Tes 5:2-3; 2Yoh 7; 1 Yoh 2:18.22..

      KGK 676     Kebohongan yang ditujukan kepada Kristus ini selalu muncul di dunia, apabila orang mengkhayalkan bahwa dalam sejarahnya mereka sudah memenuhi harapan mesianis, yang hanya dapat mencapai tujuannya sesudah sejarah melalui pengadilan eskatologis. Gereja telah menolak pemalsuan Kerajaan yang akan datang Bdk. DS 3839., juga dalam bentuknya yang halus, yang dinamakan "milenarisme", tetapi terutama bentuk politis dari mesianisme sekular yang secara mendalam bersifat salah Bdk. GS 20-21..

      Dengan dasar ini maka kita mengetahui, bahwa seorang Antikristus adalah seorang yang mengakui dirinya sebagai mesias, sebagai pengganti Allah di dunia. Sejarah manusia sesungguhnya mencatat beberapa orang yang mempunyai ciri-ciri demikian, seperti Raja Antiokhus Epifanes, Kaisar Nero, Hitler, Lenin, Stalin, Mao. Mereka menolak Tuhan dengan menanggap diri mereka sebagai Tuhan, dan mampu memenuhi harapan mesianis dunia. Jadi, Antikristus di sini sebenarnya mengacu pada figur yang mau mengarahkan dunia pada situasi mesianis sekular, supaya orang tidak lagi mempunyai pengharapan mesianis yang baru dapat terpenuhi di akhir jaman, melainkan mempercayai bahwa keadaan tersebut dapat terpenuhi dalam sejarah manusia di dunia.
      Jadi figur Antikristus ini memang tidak bisa ditujukan pada semua orang yang tidak mengakui Kristus, seperti yang terdapat pada orang-orang yang beragama non- Kristen. Seseorang harus mempunyai ciri-ciri seperti yang disebutkan di atas, KGK 675 dan 676, baru dapat dikatakan sebagai Antikristus. Walaupun beberapa tokoh sejarah telah memiliki ciri-ciri ini, namun kita percaya bahwa menjelang akhir jaman akan muncul seorang Antikristus yang sungguh-sungguh membawa kesesatan dan menganiaya Gereja. Marilah berdoa agar jika kesesatan itu datang, iman kita tidak goncang.
      Demikian, semoga bermanfaat.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  7. Dear Stefanus

    Terima kasih atas jawabannya.
    Seperti pepatah mengatakan : Malu bertanya sesat dijalan.
    Kalau sesat dijalan jalan dunia masih bisa pulang kembali kerumah kalau sesat dijalan menuju ke Surga itu suatu bencana.

    Saya berharap semoga Stefanus yang sudah dikarunia oleh Allah begitu banyak hikmat, tidak pelit untuk membagi-bagikannya bagi kami-kami yang tidak tahu apa2.

    Saya sudah membolak balik kitab Injil mengenai “meterai” sampai kusut dan ini yang saya dapatkan :

    Meterai Allah adalah Roh Kudus

    Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.

    Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

    Ini tanda bahwa orang yang dimeteraikan oleh Roh Kudus itu adalah milik Allah

    Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.

    Kalau seseorang mau menyerahkan dirinya menjadi milik Allah, maka ia dimeteraikan oleh Allah dengan Roh Kudus. Tandanya adalah berbahasa lidah.

    Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

    Dengan ini ia bisa hidup sebagai milik Allah dengan kuasa Roh Kudus dan dipimpin oleh Roh Allah.

    Jadi baptisan Roh Kudus itu maksudnya supaya kita bisa hidup sebagai milik Allah terus menerus, dimana saja, kapan saja dan dalam hal apa saja, suatu hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan.
    Cara hidup sebagai milik Allah, kita harus mau diatur dan dipimpin oleh Roh Kudus dan kita wajib untuk mentaatinya.
    Roh Kudus tidak memimpin kita untuk memeras kita bagi kepentingan Allah seperti budak belian di dunia, tetapi dengan kasih Roh Kudus memimpin kita sebagai milik Allah supaya hidup kita menjadi berarti sesuai dengan rencana Allah yang mulia dan kekal.
    Inilah maksud dari baptisan Roh Kudus.

    Masih banyak orang beriman, juga yang penuh dengan Roh Kudus belum mengerti maksud meterai Allah yang heran dan mulia ini yaitu Roh Kudus.

    Meterai antikris adalah mammon

    Pekerjaan Allah itu sempurna dalam se-gala2nya, kalau iblis ingin mencapai hasil yang sempurna, mau tidak mau dia harus meniru Allah.
    Dalam hampir segala hal ia meniru cara2 Allah
    (Misalnya Trinitas ditiru dengan : iblis,antikris dan nabi palsu), juga meterai Allah.

    Kalau Allah memakai Roh Kudus sebagai meterainya untuk menguasai, menguatkan dan memimpin umatNya, sehingga menjadi begitu heran dan penuh kuasa sebab Roh Kudus sendiri yang bekerja di dalam orang2 yang termeterai ini.
    Maka iblis pasti tidak akan memakai benda mati seperti angka 666 sebagai capnya. Ia juga meniru cara Allah yaitu dengan memasukkan roh2 setan yang jahat didalam orang2 untuk menjadi miliknya.
    Roh jahat ini, yaitu roh mammon akan menguasai dan mengendalikan hidupnya dalam dosa dan segala kejahatan.

    Meterai antikris adalah roh mammon.,666 adalah angka uang, harta,mammon.

    Adapun emas, yang dibawa kepada Salomo dalam satu tahun ialah seberat enam ratus enam puluh enam talenta,

    Iblis memilih dengan lihay sebab ingin akan uang itu akarnya segala jenis kejahatan.

    Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
    Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

    Kalau karena mammon manusia berbuat segala macam kejahatan, apalagi dengan roh mammon, manusia akan meningkat lebih tinggi dalam dosa yaitu berdosa dalam roh mammon.
    Tujuannya untuk mendapatkan lebih banyak mammon lagi dengan jalan apapun, termasuk yang haram.
    Kejahatan manusia akan cepat memuncak dengan roh mammon ini sehingga menjadi mata gelap, mabuk uang sehingga berani berbuat segala macam dosa dan kejahatan.

    Baptisan air merubah manusia lama menjadi manusia baru , luar biasa

    Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

    Mengapa Tuhan memberi baptisan Roh Kudus ?

    Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

    Baptisan Roh Kudus merubah manusia baru menjadi Imanuel

    Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel –yang berarti: Allah menyertai kita.

    Baptisan Api merubah manusia baru menjadi manusia sempurna

    Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.
    Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!
    Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!

    Tanda baptisan Roh Kudus satu2nya adalah bahasa lidah.
    Orang yang ber-kata2 dalam bahasa lidah dengan betul (tidak niru2) , itu tanda bahwa Roh Allah ada didalam dia, luar biasa., Allah didalam manusia , suatu hal yang seharusnya tidak mungkin terjadi.

    Salam
    Machmud

    • Shalom Machmud,

      Terima kasih atas pertanyaan dan tanggapannya. Saya setuju kalau masih ada perlu didiskusikan, silakan bertanya atau memberikan argumentasi lagi. Kita sama-sama belajar. Mari kita bersama-sama melihat ayat-ayat yang diberikan oleh Machmud:

      1) Ef 1:13 "Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu."
      Dalam hal ini mendengar, percaya, dan dimeteraikan dengan Roh Kudus dimanifestasikan dalam Sakramen Baptis. Silakan membaca bagaimana rasul Filipus bertemu dengan sida-sida, yang pada akhirnya menuntun pada Sakramen Baptis. (lih. Kis 8:26-40) Disitu terlihat jelas, bagaimana sida-sida tersebut mendengar Firman Allah yang disampaikan oleh Filipus, dan kemudian dia percaya, dan akhirnya dibaptis, dan menerima Roh Kudus.

      2) Ef 4:30 : "Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan."
      Roh Kudus ini yang diterima pada saat seseorang dibaptis.

      3) Ef 1:4: "Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya."
      Benar, tanpa Roh Kudus yang diterima pada saat menerima Sakramen Baptis, maka manusia tidak dapat memperoleh penebusan. Dan Roh Kudus inilah yang membuat manusia dapat berseru Abba, Bapa.

      4) Rm 8:9 "Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus."
      Pada waktu seseorang dibaptis, dia menerima Roh Krisus, dan tidak lagi hidup menurut daging, namun telah hidup baru, yaitu hidup di dalam Roh.

      Kemudian Machmud mengatakan bahwa "Kalau seseorang mau menyerahkan dirinya menjadi milik Allah, maka ia dimeteraikan oleh Allah dengan Roh Kudus. Tandanya adalah berbahasa lidah." Ini yang tidak tepat. Kalau seseorang mau menyerahkan dirinya menjadi milik Allah yang dimanifestasikan dalam Sakramen Baptis, maka dia 1) menerima Roh Kudus dan 7 karunia Roh Kudus, 2) menerima rahmat kekudusan (sanctifying grace), 3) menjadi bait Allah, 4) memperoleh kebajikan ilahi: iman, pengharapan, dan kasih, 5) menjadi anak Allah di dalam Kristus, sehingga dapat memanggil Allah: Abba/Bapa, 6) dipersatukan secara penuh dengan tubuh Kristus, yaitu Gereja.

      1) Berkata-kata dalam bahasa lain hanyalah satu manifestasi dari karunia Roh Kudus, namun bukan materai. Roh Kudus yang diterima pada saat Baptisan adalah materai, namun bukan manifestasinya.

      2) Setelah menerima Baptisan, maka seseorang dapat menjadi milik Allah dan berkenan kepada Allah, karena orang tersebut menerima rahmat kekudusan (sanctifying grace). Dan karena orang yang dibaptis menerima Roh Kudus, dan menerima kebajikan ilahi: iman, pengharapan, dan kasih, maka orang tersebut dapat hidup menurut kehendak Allah.

      3) Apa yang dikatakan oleh Machmud tentang efek baptisan Roh Kudus adalah benar. Hanya baptisan Roh Kudus telah juga diterimakan pada saat seseorang menerima Sakramen Baptis. Dalam Kisah Para Rasul 2, diceritakan bagaimana dengan berani Rasul Petrus memberitakan Kristus, dan akhirnya dia berkata "Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis  dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus." (Kis 2:38). Disinilah kita melihat pada saat seseorang menerima Sakramen Baptis, dia menerima karunia Roh Kudus.

      4) Jadi sakramen Baptis adalah materai umat beriman, dimana di dalam Sakramen Baptis mereka diberikan karunia Roh Kudus yang memateraikan jiwanya untuk berkenan di hadapan Allah sampai dapat memanggil Allah sendiri dengan sebutan Abba/Bapa. Dengan kata lain, manusia menjadi anak angkat Allah di dalam Kristus Yesus.

      Untuk Anti Kristus saya telah membahas di artikel di atas.

      Kembali kepada baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Baptisan air dan baptisan Roh Kudus bukanlah dua hal yang berbeda atau seolah-olah baptisan Roh Kudus lebih tinggi daripada baptisan air. Machmud mengambil Mt 3:11 "Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api." Yohanes Pemandi mengatakan hal ini, karena baptisan yang dilakukan oleh Yohanes Pemandi bukanlah baptisan yang kita bicarakan. Baptisan Yohanes Pemandi adalah sebagai tanda pertobatan. Namun Sakramen Baptis, yang diinstitusikan oleh Kristus sendiri bukan hanya tanda pertobatan namun mempunyai efek yang telah saya sebutkan di atas.

      Kalau tanda baptisan Roh Kudus satu-satunya adalah bahasa lidah, seharusnya Kristus sebelum naik ke Surga akan berpesan untuk mengajarkan semua orang bahasa lidah. Namun yang dikatakan oleh Kristus sebagai amanat agung adalah "19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mt 28:19-20).
      Kristus memerintahkan kepada para murid untuk membaptis seluruh bangsa, karena baptisan adalah syarat dari keselamatan. Dan orang yang dibaptis harus melaksanakan seluruh perintah Allah, karena telah dimampukan oleh Roh Kudus yang diterima pada saat pembaptisan dan akan senantiasa menyertai umat Allah sampai akhir zaman.

      Kembali saya ingin menegaskan bahwa bahasa roh adalah salah satu karunia Roh Kudus, bukan materai. Kalau bahasa Roh adalah materai, apakah orang yang tidak mempunyai karunia bahasa Roh tidak mempunyai materai? Rasul Paulus mengatakan:

      "4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. 5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. 6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. 7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. 8 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. 9 Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. 10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. 11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya."(1 Kor 12:4-11)

      Dari ayat tersebut di atas, maka jelas, tidak semua orang menerima bahasa roh, karena Roh Kudus memberikan karunia yang berbeda-beda. Kalau bahasa roh adalah materai yang menyelamatkan, apakah orang yang tidak mempunyai karunia bahasa roh tidak diselamatkan? Materai keselamatan adalah Baptisan, karena Baptisan adalah menyelamatkan. Gereja Katolik mengatakan:

      KGK. 1257 "Tuhan sendiri mengatakan bahwa Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan (Bdk. Yoh 3:5.). Karena itu, Ia memberi perintah kepada para murid-Nya, untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa (Bdk. Mat 28:19-20; DS 1618; LG 14; AG 5.). Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan orang-orang, kepada siapa Injil telah diwartakan dan yang mempunyai kemungkinan untuk memohon Sakramen ini (Bdk. Mrk 16:16.). Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi. Karena itu, dengan rela hati ia mematuhi perintah yang diterimanya dari Tuhan, supaya membantu semua orang yang dapat dibaptis, untuk memperoleh "kelahiran kembali dari air dan Roh". Tuhan telah mengikatkan keselamatan pada Sakramen Pembaptisan, tetapi Ia sendiri tidak terikat pada Sakramen-sakramen-Nya."

      Semoga keterangan tambahan ini dapat memperjelas.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

      • Dear Stefanus

        Satu lagi pertanyaan tentang baptisan Roh Kudus.

        Sebelum wafat dan Yesus naik ke Surga , Petrus sudah dibaptis dengan air.
        Tetapi mengapa waktu ia ditunjuk oleh seorang anak kecil ia ketakutan dan ia menyangkal gurunya.Bahkan sampai 3 kali ia menyangkali gurunya

        Namun setelah Yesus naik ke Surga dan menerima pengurapan Roh Kudus ia (Petrus) dengan gagah berani ia menentang Sanghedrin.

        Darimana datangnya keberanian ini ?
        Dari baptisan air ataukah dari urapan Roh Kudus ?

        Terima kasih
        Machmud

        • Shalom Machmud,

          Terima kasih atas tanggapannya tentang Sakramen Baptis dan pengurapan Roh Kudus. Kita berdua setuju bahwa Roh Kudus memberikan kemampuan kepada umat beriman untuk bersaksi dengan kuasa yang begitu besar, seperti yang diceritakan oleh Petrus. Dalam jawaban saya sebelumnya, saya ingin menekankan bahwa Sakramen Baptis adalah gerbang keselamatan, dimana manusia menerima begitu banyak karunia, seperti rahmat kekudusan dan juga karunia Roh Kudus. Pertanyaannya adalah, bagaimana sebagian orang yang telah menerima baptisan (air) tidak dapat menunjukkan bahwa dia menjadi saksi yang baik, seperti yang dicontohkan oleh Petrus pada waktu dia menolak Yesus sebanyak tiga kali. Atau juga dicontohkan oleh banyak orang – termasuk saya sendiri.

          Memang Petrus telah menerima baptisan air sebelum Yesus wafat, sebagai antisipasi dari Sakramen Baptis yang diperintahkan oleh Kristus kepada para muridnya (Mt 28:19-20). Namun Roh Kudus yang diterima belum sepenuhnya dimanifestasikan. Dan manifestasi ini terjadi pada hari Pentakosta. Inilah sebabnya ada sakramen yang lain di dalam Gereja Katolik, yaitu Sakramen Penguatan, dimana orang diberi kekuatan oleh Roh Kudus untuk menjadi saksi Kristus. Jadi, dengan Sakramen Baptis, manusia lahir baru dan dengan Sakramen Penguatan, manusia menjadi dewasa dan siap menjadi saksi Kristus.

          Jadi dalam hal ini, mungkin kita perlu membuat suatu perbedaan antara Sakramen Babtis sebagai gerbang keselamatan dan Sakramen Penguatan, dimana seseorang dikuatkan lagi oleh Roh Kudus sehingga manifestasi Roh Kudus dapat semakin nyata dan orang tersebut dapat bertumbuh sebagai saksi Kristus. Saya tidak mengatakan bahwa Roh Kudus tidaklah penting, namun saya ingin mengatakan bahwa Roh Kudus diterima oleh orang yang dibaptis dan diterimakan lagi pada waktu seseorang menerima Sakramen Penguatan. Seseorang yang menerima Sakramen Baptis ibaratnya menerima suatu benih yang perlu dipupuk terus menerus sehingga dapat bertumbuh dan menghasilkan buah yang limpah. Sakramen Penguatan membuat seseorang dikuatkan untuk terus bertumbuh, sehingga buah yang limpah dapat dicapai dan pada saat yang bersamaan juga membantu orang lain untuk dapat bertumbuh.

          Semoga dapat memperjelas.
          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – http://www.katolisitas.org

      • Dear Stefanus

        Anda menulis :
        Kembali kepada baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Baptisan air dan baptisan Roh Kudus bukanlah dua hal yang berbeda atau seolah-olah baptisan Roh Kudus lebih tinggi daripada baptisan air.

        Mari kita ber-sama belajar tentang Firman Allah yang hidup.

        Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah , Yesus adalah Allah, maka wajib hukumnya untuk dibaptiskan.
        Dia bisa datang berbakti di gereja menerima pengajaran katekisasi dan setelah itu menerima sakramen baptisan air.

        Tetapi untuk baptisan Roh Kudus, tidak semua orang bisa menerima/mendapatkannya, harus diusahakan oleh orang itu sendiri untuk memintanya kepada Allah dengan doa dan permohonan yang sungguh2.
        Dan apabila Allah berkenan barulah Allah sendiri yang membaptiskan.

        Contohnya Kornelius dan para Rasul.
        Kalau untuk selanjutnya bisa dibantu oleh para Rasul atau orang2 yang sudah dipenuhi oleh Roh Kudus dengan menumpangkan tangannya dan orang itu menerima kepenuhan Roh Kudus.
        Tetapi itu bukan karena ditumpangi tangan, tetapi karena anugerah Allah, sebab orang itu mau membuka hati dan merindukan Roh Kudus.
        Banyak orang Kristiani yang ditumpangi tangan oleh Pendetanya tapi tidak mendapatkan,sebab mereka tidak mau membuka hati dan tidak sungguh2 merindukannya.

        Jadi baptisan air dikerjakan oleh manusia (gereja sebagai wakil Allah), sedangkan baptisan Roh Kudus dikerjakan oleh Allah sendiri, sudah pasti tingkatnya jauh lebih tinggi.

        Ibarat orang naik sepeda (baptisan air) pada jalan yang menanjak, untuk sampai ditempat yang tinggi ia harus mengerahkan seluruh tenaganya , tetapi kalau naik motor (baptisan Roh Kudus) ia hanya tinggal menambah tekanan gasnya dan tak perlu membuang tenaga.

        Allah sudah menyediakan baptisan Roh Kudus, dan Alkitab dengan jelas menuliskannya untuk umatNya, kalau umatnya tidak mau , Allah tidak pernah memaksa.

        Saya sebagai orang awam (sebagai orang yang mencintai Firman Allah) saya melihat akan hal itu. Seperti keledai yang dinaiki oleh Balhum, yang bisa melihat bahwa didepan jalan itu ada seorang Malaikat yang menghunus pedang. Allah memberikan karunia untuk berbicara bahasa manusia sehingga Balhum diselamatkan.
        Dan saya menyampaikan kepada anda juga semua teman2 pembaca yang senang dengan katolisitas.org, bahwa baptisan Roh Kudus itu memang perlu, sebab anda semua akan dimeteraikan oleh Allah sebagai umat kepunyaanNya.

        Saya mengerti (tahu) Gereja Katholik tidak mengajarkan tentang baptisan Roh Kudus dan saya yakin anda seorang Katholik yang tulus yang penuh hikmat, sekarang tergantung pada anda apakah anda mau menurut Allah atau anda tetap berpegang teguh pada pendirian anda bahwa baptisan air itu sudah cukup sebab didalamnya sudah mencakup baptisan Roh Kudus.
        Keputusan anda akan menentukan kedekatan anda pada Allah, sebab Allah Trinitas sepenuhnya ada didalam diri anda jika anda dipenuhi dengan Roh Kudus.

        Kalau anda membaca kitab nabi Yoel anda akan mendapatkan bahwa di akhir zaman Roh Allah akan dicurahkan begitu limpah.
        Gereja akan diurapi begitu limpah dengan kuasa Allah sehingga menjadi suatu yang ajaib seperti Perempuan di kitab Wahyu yang disalut dengan matahari berdiri diatas rembulan dan bermahkotakan 12 bintang.
        Untuk apa semua itu ditulis dalam Alkitab ?
        Supaya umatNya mau membacanya dan mengerti serta melakukan didalam kehidupannya dibawah matahari yang penuh dengan ke-sia2an ini.
        Karena Allah tahu pencobaan di akhir zaman sungguh sangat dahsyat, sebab itu Allah menyediakan / memberikan kuasaNya supaya kita sanggup tetap hidup benar di hadapan hadirat Allah sampai kesudahannya.
        Tanpa kepenuhan Roh Kudus , tanpa Allah Trinitas ada di dalam kita , kita tidak akan sanggup menghadapi Tsunami dosa di akhir zaman.
        Itulah sebabnya kita perlu mengerti akan isi Alkitab dengan benar dan penuh dengan Roh Kudus.

        Semua apa yang ditulis di dalam Alkitab itu perlu untuk direnungkan dan dimengerti, sebab kalau pengertian kita salah , maka kita tidak akan pernah sampai di tujuan hidup kita.

        Juga tentang kerajaan 1000 tahun , itu bukan untuk menyatakan waktu yang lama / waktu yang panjang.
        Bukan seperti ceritera Petruk Gareng
        Kalau hanya untuk menceriterakan suatu waktu yang lama atau sesuatu yang tidak ada wujudnya buat apa Alkitab menuliskannya begitu panjang.
        Kerajaan 1000 tahun itu memang pasti akan ada setelah perang Harmagedon usai, sebab Alkitab adalah Firman Allah, dan Allah tidak pernah berdusta.

        Alkitab menulis : Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

        Juga tentang kemah suci yang ditulis di kitab Keluaran bab 25 sampai bab 40 ,pasti ada mutiara2 yang indah di dalamnya, sebab kalau kita mempelajari pelajaran tentang kemah suci ini dengan diterangi oleh Kuasa Roh Kudus, maka kita akan bisa mengetahui sampai dimana tingkat iman percaya kita kepada Allah.
        Kemah suci yang terdiri dari 3 bagian yang besar seperti Halaman , Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci, mengajarkan tentang tingkatan2 rohani kita dsb.

        Sekarang tergantung dari kita untuk menggalinya untuk menemukan harta yang terpendam itu (Alkitab menulis : Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.) .
        Mengapa harta yang terpendam itu setelah diketemukan kok dipendam kembali ?
        Dengan pimpinan Roh Kudus kita akan mengerti akan hal itu, sebab ladang itu bukan miliknya, tapi milik Allah.
        Dan untuk mendapatkan ladang itu ia harus menyerahkan seluruh hidupnya kepada Allah yang mempunyai ladang tsb, barulah setelah itu ia akan mendapatkan harta yang terpendam itu sebagai miliknya sendiri.
        Tanpa kuasa Roh Kudus kita tidak akan pernah mengerti akan rencana Allah yang mulia yang disediakan bagi kita.
        Pikiran manusia itu terbatas, tetapi hikmat Allah sungguh luar biasa, sebab itu kita harus memiliki pikiran Kristus dan itu hanya mungkin jika ada Roh Kudus didalam pikiran kita.

        Saya sudah menyampaikan pesan Allah kepada anda , sekarang keputusan ada dalam diri anda sendiri, jangan biarkan Allah menunggu terlalu lama.

        Sungguh baptisan Roh Kudus itu penting , jangan lewatkan kesempatan yang indah ini dalam hidup anda, percayalah.

        Alkitab menulis : kalau hari ini engkau mendengar suaraNya jangan keraskan hatimu.

        Mohon maaf kalau saya sedikit memaksa , itu disebabkan karena saya mengasihi anda, seperti Allah juga mengasihi saya. Amin

        Salam
        Machmud

    • Shalom Machmud,

      Terima kasih atas uraiannya yang panjang tentang baptisan Roh Kudus. Kita sama-sama mengasihi Firman Allah, namun kita mempunyai pandangan yang berbeda dalam menafsirkan. Inilah salah satu contoh, bahwa dengan menggunakan Alkitab yang sama, maka dua orang dapat mempunyai pandangan yang berbeda. Dalam Gereja Katolik, apabila dua orang mempunyai pandangan yang berbeda dalam menafsirkan Alkitab, maka orang tersebut harus mengacu kepada pengajaran Gereja Katolik, sehingga tidak terjadi perpecahan. Coba renungkan tentang hal ini. Yang kita bahas saat ini, hanyalah satu topik, dan akan begitu banyak topik yang lain yang mungkin kita tidak sejalan dalam menafsirkan Alkitab. Mana yang benar? Kedua-duanya mengaku diterangi oleh Roh Kudus. Bagi saya pribadi, kalau ada orang yang dapat menunjukkan bahwa Magisterium Gereja mengajarkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang saya tulis, maka saya dengan segala kerendahan hati akan merubah pandangan saya. Mari kita membahas tentang baptisan air dan baptisan Roh Kudus.

      Saya dapat mengerti apa yang dituliskan oleh Machmud, yang mungkin berdasarkan pengalaman pribadi, karena "mungkin" Machmud menerima bahasa Roh dalam pencurahan Roh Kudus. Dan mungkin pada saat ini Machmud begitu bersemangat untuk belajar tentang Kristus dan juga mewartakan Kristus. Saya turut bersyukur bahwa Machmud menerima rahmat yang besar dari Tuhan.

      1) Yang menjadi masalah di sini adalah banyak orang menuntut manifestasi secara langsung akan suatu baptisan. Dan mungkin ada banyak orang yang mendapatkan manifestasi yang begitu dalam pada waktu seseorang menerima bahasa Roh. Namun cobalah juga melihat, semua manifestasi yang dapat dirasakan akan dapat memudar. Cobalah juga untuk meneliti apakah yang terjadi dengan orang-orang yang menerima karunia ini setelah bertahun-tahun. Apakah orang-orang ini mempunyai manifestasi dan atau perasaan yang sama? Dalam kehidupan spiritualitas, selalu ada naik dan turun. Dan Tuhan bekerja sesuai dengan karakter masing-masing orang. Oleh sebab itu, ada begitu banyak spiritualitas di dalam Gereja Katolik, yang semuanya bersumber pada Kristus. Dan semua spiritualitas ini bersumber pada Allah Tritunggal.

      2) Ada sebagian umat Katolik menerima karunia bahasa Roh, namun ini bukanlah Sakramen. Dan bahasa roh adalah suatu karunia yang patut disyukuri, namun bukan untuk dipaksakan kepada semua orang. 1 Kor 12:4-11 mengatakan bahwa ada rupa-rupa karunia, dan tidak semua harus mendapatkan bahasa Roh. Pada akhirnya semua karunia Roh Kudus adalah untuk membangun Gereja dan membangun Gereja hanya mungkin kalau ada kesatuan. Oleh karena itu, Roh Kudus adalah Roh pemersatu. Dan Roh yang samalah yang memberikan kekuatan kepada seluruh umat Allah untuk hidup kudus. Dan hidup kudus inilah yang pada akhirnya akan diperhitungkan oleh Tuhan pada saat pengadilan Terakhir.

      3) Machmud  mengatakan bahwa Baptisan air dikerjakan oleh manusia. Bagaimanakah kita mengartikan Mt 28:19-20, dimana Yesus menyuruh murid-muridnya untuk membaptis seluruh bangsa dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus? Apakah ini adalah tindakan manusia belaka dan seolah-olah ini adalah suatu simbol belaka? Bagaimana kita mengartikan Kis 2:38, dimana Petrus menyerukan baptisan? Apakah ini juga adalah sebuah simbol belaka yang dikerjakan oleh manusia? Bagaimana kita mendefinisikan bahwa sesuatu adalah pekerjaan manusia dan hal yang lain adalah pekerjaan Allah?

      4) Gereja Katolik tidak pernah menolah Roh Kudus, bahkan kehidupan Gereja Katolik bergantung kepada Roh Kudus dan tanpa Roh Kudus, maka tidak ada kehidupan di dalam Gereja Katolik. Yang menjadi masalah adalah Macmud memisahkan antara baptisan air dan baptisan roh kudus. Dalam Sakramen Baptis, manusia diberikan karunia yang berlimpah termasuk rahmat kekudusan dan karunia Roh Kudus. Namun manifestasi dari Roh Kudus tergantung dari disposisi hati orang yang bersangkutan. Dan Roh Kudus yang sama memberikan kekuatan kepada umat yang telah dibaptis dalam Sakramen Penguatan.

      5) Seperti yang saya katakan di point sebelumnya, bahwa Gereja Katolik tidak pernah menolak Roh Kudus. Namun Roh Kudus diterimakan pada Sakramen Baptis dan Sakramen Penguatan. Macmud memberikan uraian tentang pentingnya Roh Kudus dalam perkembangan spiritualitas seseorang. Tentu saja saya setuju akan peran Roh Kudus dalam kehidupan spiritualitas seseorang. Tanpa Roh Kudus, seseorang tidak dapat mengikuti perintah Kristus dengan kesigapan dan penuh sukacita. Tanpa Roh Kudus, seseorang tidak dapat memanggul salib dengan suka cita. Tanpa Roh Kudus, seseorang tidak dapat menyadari bahwa dirinya adalah seorang pendosa. Perbedaan di antara kita adalah bukan pada peran Roh Kudus, namun pada "kapan Roh Kudus dicurahkan kepada umat-Nya".

      6) kalau Roh Kudus hanya dicurahkan pada saat baptisan Roh Kudus, bagaimana kita dapat menerangkan akan begitu banyak santa-santo di dalam Gereja Katolik yang tidak menerima baptisan Roh Kudus, namun hidupnya begitu penuh dengan manifestasi Roh Kudus? Bagaimana kita dapat menerangkan kehidupan Ibu Teresa dari Kalkuta yang begitu suci, walaupun dia hanya menerima Sakramen Baptis dan Sakramen Penguatan, serta Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat, namun tidak menerima baptisan Roh Kudus? Bagaimana mungkin Roh Kudus dapat bekerja secara istimewa dalam kehidupan para kudus tanpa baptisan Roh Kudus? Bagaimana pastor Damien mempunyai kekuatan untuk melayani penderita kusta sampai dia sendiri meninggal karena tertular penyakit kusta? Bagaimana pastor Maximillian Kolbe dapat menyediakan dirinya untuk mati menggantikan napi lain yang mempunyai keluarga? Bagaimana untuk menerangkan para suster dan pastor yang telah menyediakan diri mereka untuk melayani sesama demi kemuliaan Tuhan? Bagaimana kita menerangkan begitu banyak rahib yang mengabdikan diri mereka dalam doa sampai maut mengambil mereka dari dunia ini? Di dalam diri santa-santo terlihat manifestasi Roh Kudus yang begitu ajaib. Mereka tidak menerima baptisan Roh Kudus, namun mereka menerima Roh Kudus, yang mereka terima dalam Sakramen Baptis dan Sakramen Penguatan.

      6) Untuk kerajaan 1000 tahun telah dibahas di sini (silakan klik). Dan kalau waktu memungkinkan, maka katolisitas.org akan mencoba membuat artikel tentang akhir jaman.

      Perkenankanlah saya bertanya kepada Macmud:

      1) Mungkin saya ingin bertanya terlebih dahulu tentang definisi. Menurut Machmud apakah ada baptisan air dan baptisan Roh Kudus? Kalau ada apakah definisi dari masing-masing baptisan tersebut.

      2) Antara keduanya, manakah yang mengantar orang kepada keselamatan? Mengapa Yesus memberikan perintah "19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mt 28:19-20)? Apakah perintah ini baptisan air atau baptisan Roh Kudus? Mengapa Yesus tidak mengatakan untuk membaptis seluruh bangsa dengan baptisan Roh Kudus?

      3) Mengapa Petrus pada hari Pentakosta mengatakan " Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus."(Kis 2:38). Mengapa Petrus tidak mengatakan untuk membaptis dengan baptisan Roh Kudus?

      4) Apakah setelah orang menerima baptisan Roh Kudus, maka orang tersebut akan berubah menjadi manusia baru? Apakah ada kemungkinan bahwa seseorang yang telah menerima baptisan Roh Kudus kemudian jatuh lagi dalam dosa sampai akhir hayatnya? Kalau memang ada, mengapa ada sebagian orang yang dibaptis dalam Roh Kudus tidak setia dalam perjalanan imannya?

      Akhirnya, mari kita bersama-sama bersyukur akan karunia Roh Kudus yang telah dicurahkan kepada kita. Dan Roh Kudus inilah yang memampukan kita untuk mengikuti seluruh perintah Kristus dengan sukacita. Gereja Katolik percaya bahwa Roh Kudus diterima seseorang dalam Sakramen Baptis dan Sakramen Penguatan. Mari kita belajar dari banyak santa-santo yang telah membuktikan diri mereka bahwa Roh Kudus bekerja secara istimewa dalam kehidupan mereka sampai akhir hayat mereka. Perjalanan kita di dunia ini belum selesai, dan kita sama-sama berdoa agar Roh Kudus senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap setia.

      Saya juga ingin menegaskan bahwa saya tidak mengeraskan hati, karena iman saya bersumber pada pengajaran Gereja Katolik yang mengajarkan apa yang diajarkan oleh Kristus secara murni dan benar. Mohon doanya agar saya juga dapat terus berjalan dalam Firman Allah.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

      • Salam damai sejahtera

        Terima kasih Stef atas uraiannya.

        Tapi memang Alkitab menulis bahwa baptisan Roh Kudus itu ada anda bisa membacanya di ayat2 berikut ini.

        Yah 1: 33
        Kisah 1 : 5
        Kisah 8 : 15-17
        Kis 19 : 1-2
        Kis 19 : 6

        Baptisan Roh Kudus merupakan suatu peristiwa / pengalaman tersendiri lain daripada baptisan air (Kolam Pembasuhan = KP) , pengampunan dosa (Mezbah Korban Bakaran = MKB) dan mulai percaya (Pintu Gerbang = PG) alat2 ini ada dalam Kemah Suci.

        Dari permulaan Roh Allah sudah bekerja di dalam kita, tanpa pekerjaan Roh Allah, kita tidak akan datang pada Tuhan (Yah 6 : 4), tetapi pekerjaan Roh Tuhan ini harus dilengkapi sampai dimeteraikan di dalam Roh Kudus, sehingga keluar suatu bahasa lidah oleh ilham Roh yang mensahkan kita menjadi anak2 angkat yang sah.

        PG,MKB,KP dan Pintu Kemah (PK) masing2 merupakan suatu bagian tersendiri tetapi keseluruhannya membentuk satu proses yaitu proses kelahiran kembali.

        Haruskah semua orang yang percaya dibaptiskan dengan Roh Kudus ? Ya !
        Yah 7 : 38-39 ( 38 = Barang siapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” 39 = Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.)

        Markus 16 : 17 (Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,)

        Bahasa lidah ini sudah di nubuatkan ribuan tahun sebelumnya seperti yang tertulis dalam Yes 28 : 11

        Jangan melihat contoh2 “hidup penuh Roh” dari orang2 yang besar, sebab orang suci itu belum sempurna, masih dalam taraf pengolahan
        * Jangan meniru ber-lazat2 dan mabuk seperti nabi NUH, sehingga telanjang di hadapan Tuhan dan manusia.
        * Jangan meniru ketidak taatan Musa, Nabi dan Sahabat Allah yang akrab, pada waktu memukul gunung batu untuk air.
        * Jangan meniru Daud yang penuh dengan Roh Allah sewaktu merampas istri dari prajuritnya yang setiawan dan kemudian membunuhnya dengan cara yang licik sekali.
        * jangan meniru rasul Petrus yang penuh dengan Roh , tetapi ber-pura2 dihadapan Paulus

        Pada waktu mereka berbuat dosa mereka tidak dipimpin Roh Allah, mereka menolak suara Roh Tuhan, mereka mendukacitakan dan memadamkan Roh Allah, kadang2 begitu sangat (karena tidak mau bertaubat kembali) sehingga Saul mengusir Roh Allah dalam dirinya.

        Orang suci memang belum sempurna dari segala kelemahan2, karena itu Roh Allah dikirim untuk memimpin kita (Roma 8 : 14) dan yang mau taat pada pimpinanNya akan disempurnakan dari segala kelemahannya.

        Penuh dengan karunia Roh itu bukan tanda bahwa ia sudah dewasa !
        Penuh Roh Kudus (sehingga dapat menyampaikan karunia karunia Roh) dilambangkan dalam Perjanjian Lama sebagai sunat, yang dikerjakan pada bayi berumur 8 hari.
        Jadi orang yang baru penuh Roh itu rohaninya masih berumur 8 hari ! Belum dewasa, tetapi sudah dapat berkarunia !
        Lihatlah jemaat di Korintus. Mereka limpah dengan karunia Roh (1Kor 1 : 7), tetapi Paulus menegur sikap dan hidup mereka yang masih ke-kanak2an (1Kor 3 : 2-3). Bahkan dalam 1Kor 5: 1-4 jemaat Korintus sungguh2 memalukan.
        Yang salah bukan Roh dan karunia-karunianya, tetapi orang2 yang menurut daging, tidak mau dipimpin Roh, sehingga menghasilkan buah2 daging. Justru Roh Kudus diberikan untuk menolong kita (Yah 14 : 16), bukan tanda ukuran dewasa rohani.

        Penuh dengan Roh Kudus itu tidak sama dengan dipimpin oleh Roh. Belum tentu orang yang penuh Roh selalu hidup dipimpin oleh Roh. Tetapi orang yang dipimpin Roh dalam Perjanjian Baru harus selalu penuh dengan Roh (Ef 5 : 18)

        Hidup benar dituntut dengan mutlak oleh Allah. Tetapi meskipun kita sudah hidup benar ini belum cukup karena Allah menyuruh kita untuk menyembah Dia dengan Roh dan Kebenaran. Bukan hanya dengan kebenaran.

        Salam
        Machmud

        • Shalom Machmud,

          Terima kasih atas tanggapannya. Mungkin ini menjadi tanggapan saya terakhir mengenai topik ini, karena saya merasa baik Ingrid dan saya telah mencoba untuk menjelaskan tentang baptisan Roh Kudus dan hubungannya dengan Sakramen Baptis. Baptisan Roh Kudus – lebih tepat "pencurahan Roh Kudus" – telah diberikan di dalam Sakramen Baptis dan Sakramen Penguatan.

          Tentang ayat-ayat yang Machmud sebutkan, yang mendukung adanya baptisan Roh Kudus (Yoh 1: 33; Kis 1: 5; 8:15-17, 19:1-2, 19:6) telah dijawab oleh Ingrid, dimana Ingrid mengatakan:

          Bahwa di dalam Alkitab seolah dibedakan adanya Baptisan air dan Baptisan Roh Kudus, itu disebabkan karena makna Pembaptisan baru sempurna setelah kebangkitan Yesus. Sebelum Yesus bangkit dan naik ke surga,  Pembaptisan Yohanes baru memberikan satu arti yaitu penyucian dari dosa-dosa, maka kita membaca dalam Alkitab, pembaptisan itu disebut sebagai Baptisan pengampunan dosa (lihat Mrk 1:4); dan pesan utama St, Yohanes Pembaptis adalah: “Bertobatlah.” (lihat juga Mat 3:1-6, Luk 3:3-6, 15-17, Yoh 1:19-28).
          Namun walaupun tidak dikatakan di dalam Alkitab, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa para Rasul telah menerima Pembaptisan dalam air dan Roh Kudus sebelum Kristus wafat [yang diberikan oleh Kristus]; karena pada Perjamuan Terakhir, Kristus mengordinasikan/ mentahbiskan mereka menjadi imam dan memberikan mereka Ekaristi yang pertama. Setelah Yesus bangkit, naik ke surga dan kemudian mengutus Roh Kudus pada hari Pentakosta, maka para murid memperoleh rahmat kekuatan dari Roh Kudus, sehingga kemudian mereka-pun dapat membaptis orang-orang lain dengan makna yang penuh, yaitu: pengampunan dosa, dan kehidupan baru bersama Kristus oleh kuasa Roh Kudus, dan dengan berani menjadi saksi Kristus. Maka untuk para Rasul, Pentakosta mempunyai makna sbb: mereka dikuatkan dalam iman dan dilengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus untuk menjadi saksi Kristus (makna sakramen Penguatan), dan mereka diberi semangat yang berkobar-kobar untuk mengabarkan Injil. Dengan ini mereka dapat memenuhi apa yang dipesankan oleh Kristus sebelum naik ke surga, “…Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, ajarlah mereka melakukan segala sesuatu tang telah Kuperintahkan kepadamu.” (Mat 28: 19-20).
          Maka dalam hal ini Gereja Katolik tidak memakai istilah Baptisan Roh Kudus dan juga Baptisan Api. Walaupun memang,  dalam acara-acara Persekutuan doa Karismatik Katolik ada yang disebutkan sebagai ‘pencurahan Roh Kudus’. Pada dasarnya ibadat tersebut merupakan doa memohon agar Tuhan mencurahkan karunia Roh Kudus, agar Roh Kudus yang sudah diterima dapat sungguh berkarya dalam kehidupan umat beriman yang hadir. Karena berkaryanya Roh Kudus dalam hidup seseorang itu mensyaratkan juga kerjasama orang tersebut dengan pimpinan Roh Kudus. Selanjutnya, karunia-karunia Roh Kudus yang diberikan dimaksudkan untuk membangun iman umat/ Gereja.

          Agar diskusi dapat berjalan dengan baik, saya memohon agar Machmud dapat menjawab pertanyaan berikut  ini point demi point, sehingga saya tahu apa yang menjadi keberatan Machmud dalam menerima konsep Sakramen Baptis. Dan sebaliknya pertanyaan ini juga dapat membuat kita bersama-sama berfikir dan merenungkan konsep baptisan secara lebih mendalam. Tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini, akan sangat sulit untuk melanjutkan diskusi yang terarah dengan baik, karena pada akhirnya kita hanya akan berputar-putar tanpa ada kesimpulan yang jelas.

          Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan buat Machmud yang mohon dijawab oleh Macmud secara terstruktur dan point demi point:

          1) Definisi dan efek Baptisan:

          a) Ada berapa baptisan?

          b) Apakah definisi dari masing-masing baptisan yang disebutkan dalam jawaban nomor 1a? darimakah sumbernya?

          c) Apakah efek dari masing-masing baptisan yang disebutkan di nomor 1a? dan apakah dasarnya?

          2) Baptisan dan keselamatan:

          a) Baptisan mana yang membawa keselamatan, dan apakah dasarnya, baik dari Alkitab maupun dari dari sejarah perkembangan baptisan dan hubungannya dengan keselamatan?

          b) Kalau memang ada 3 baptisan, mengapa rasul Paulus mengatakan "satu Tuhan, satu iman, satu baptisan," (Ef 4:5)? Apakah yang dimaksud dengan satu baptisan? Kalau Machmud menjawab ada 3 baptisan di point 1a), baptisan manakah yang dimaksud dalam Ef 4:5? Dan apakah alasannya?

          c) Karena di pertanyaan sebelumnya, Machmud mengatakan bahwa "Baptisan air adalah dari manusia dan baptisan Roh Kudus adalah dari Tuhan", maka saya ingin menanyakan apakah dasar dari pernyataan ini? Kalau baptisan air hanya berasal dari manusia dan baptisan Roh Kudus berasal dari Tuhan, maka pertanyaannya:

          i) Bagaimanakah kita mengartikan Mt 28:19-20, dimana Yesus menyuruh murid-muridnya untuk membaptis seluruh bangsa dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus? Apakah ini adalah tindakan manusia belaka dan seolah-olah ini adalah suatu simbol belaka?

          ii) Bagaimana kita mengartikan Kis 2:38, dimana Petrus menyerukan baptisan? Apakah ini juga adalah sebuah simbol belaka yang dikerjakan oleh manusia? Bagaimana kita mendefinisikan bahwa sesuatu adalah pekerjaan manusia dan hal yang lain adalah pekerjaan Allah?

          iii) Bagaimanakah kita mengartikan percakapan antara Filipus dan sida-sida yang dibaptis. "36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" 37 (Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.") 38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia." (Acts 8:36-38).
          Apakah ini hanya sebagai lambang belaka? Apakah tidak efeknya sama sekali?

          iv) Bagaimana kita menerangkan tentang peristiwa yang terjadi di rumah Kornelius, dimana diceritakan: "44 Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. 45 Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, 46 sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: 47 "Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?" 48 Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka."(Acts 10:44-48).
          Kalau memang baptisan Roh Kudus yang paling utama, mengapa Petrus tetap membaptis mereka dengan air? Apakah ini hanya sekedar simbol belaka dan hanya pekerjaan manusia?

          3) Bahasa lidah sebagai manifestasi akan Roh Kudus dan membuat seseorang menjadi anak Allah.
          Kalau Machmud bersikeras mengatakan bahwa baptisan Roh Kudus memberikan meterai dan yang menyelamatkan, dan yang membuat seseorang "mempunyai bahasa lidah oleh ilham Roh yang mensahkan kita menjadi anak-anak angkat yang sah", maka pertanyaannya:

          a) Apakah definisi dan fungsi dari meterai ini? Apakah meterai ini memberikan tanda pada jiwa dan karakter orang yang menerima?

          b) Apakah baptisan Roh Kudus harus dimanifestasikan dalam bahasa lidah yang menjadi tanda akan sahnya seseorang menjadi anak angkat yang sah seperti yang Machmud sebutkan? Kalau begitu bagaimana seseorang yang belum menerima bahasa lidah: apakah mereka belum dapat disebut anak Allah yang sah? Jika menurut anda demikian, apakah dasar Alkitabnya?

          c) Apakah seseorang yang tidak menerima bahasa lidah berarti orang tersebut tidak percaya? Apakah alasannya?

          d) Kalau Roh Kudus hanya dicurahkan pada saat baptisan Roh Kudus, bagaimana kita dapat menerangkan akan begitu banyak santa-santo di dalam Gereja Katolik yang tidak menerima baptisan Roh Kudus, namun hidupnya begitu penuh dengan manifestasi Roh Kudus? Bagaimana kita dapat menerangkan kehidupan Ibu Teresa dari Kalkuta yang begitu suci, walaupun dia hanya menerima Sakramen Baptis dan Sakramen Penguatan, serta Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat, namun tidak menerima baptisan Roh Kudus? Bagaimana mungkin Roh Kudus dapat bekerja secara istimewa dalam kehidupan para kudus tanpa baptisan Roh Kudus? Bagaimana pastor Damien mempunyai kekuatan untuk melayani penderita kusta sampai dia sendiri meninggal karena tertular penyakit kusta? Bagaimana pastor Maximillian Kolbe dapat menyediakan dirinya untuk mati menggantikan napi lain yang mempunyai keluarga? Bagaimana untuk menerangkan para suster dan pastor yang telah menyediakan diri mereka untuk melayani sesama demi kemuliaan Tuhan? Bagaimana kita menerangkan begitu banyak rahib yang mengabdikan diri mereka dalam doa sampai maut mengambil mereka dari dunia ini? Di dalam diri santa-santo terlihat manifestasi Roh Kudus yang begitu ajaib. Mereka tidak menerima baptisan Roh Kudus, namun mereka menerima Roh Kudus, yang mereka terima dalam Sakramen Baptis dan Sakramen Penguatan.

          4) Beberapa implikasi baptisan:

          a) Kalau memang baptisan Roh adalah penting untuk keselamatan manusia, mengapa Mengapa Yesus memberikan perintah "19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mt 28:19-20)? Apakah perintah ini baptisan air atau baptisan Roh Kudus? Mengapa Yesus tidak mengatakan untuk membaptis seluruh bangsa dengan baptisan Roh Kudus?

          b) Mengapa Petrus pada hari Pentakosta mengatakan " Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus."(Kis 2:38). Mengapa Petrus tidak mengatakan untuk membaptis dengan baptisan Roh Kudus?

          c) Apakah setelah orang menerima baptisan Roh Kudus, maka orang tersebut akan berubah menjadi manusia baru? Apakah ada kemungkinan bahwa seseorang yang telah menerima baptisan Roh Kudus kemudian jatuh lagi dalam dosa sampai akhir hayatnya? Kalau memang ada, mengapa ada sebagian orang yang dibaptis dalam Roh Kudus tidak setia dalam perjalanan imannya? Kalau memang ada, apakah perbedaannya dengan seseorang yang menerima Sakramen Baptis namun tidak menerima baptisan roh kudus? (Mahmud mengatakan sebelumnya bahwa baptisan air adalah pekerjaan manusia dan baptisan roh kudus adalah pekerjaan Tuhan).

          Semoga pertanyaan-pertanyaan di atas dapat membuat kita semua merenungkan topik ini dengan lebih mendalam. Saya mohon maaf sebelumnya, kalau saya tidak akan melanjutkan diskusi tentang topik ini dengan Machmud tanpa adanya jawaban yang terstruktur dan point demi point dari Machmud akan pertanyaan-pertanyaan di atas. Bukannya saya ingin mempersulit, namun tanpa jawaban yang terstruktur, diskusi tidak dapat terfokus dengan baik. Semoga Machmud dapat mengeri.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – http://www.katolisitas.org

          • Salam kenal
            Menarik diskusinya, sambil menunggu jawaban sdr Machmud… hanya minta penjelasan lebih dari sdr Machmud, karena ada pernyataan ini :

            > Dari permulaan Roh Allah sudah bekerja di dalam kita, tanpa pekerjaan Roh Allah, kita tidak akan datang pada Tuhan (Yah 6 : 4), tetapi pekerjaan Roh Tuhan ini harus dilengkapi sampai dimeteraikan di dalam Roh Kudus, sehingga keluar suatu bahasa lidah oleh ilham Roh yang mensahkan kita menjadi anak2 angkat yang sah.

            1. Apakah pengertian Roh Kudus yang dimaksud sdr Machmud dan katolisitas.org sama?

            > Pada waktu mereka berbuat dosa mereka tidak dipimpin Roh Allah, mereka menolak suara Roh Tuhan, mereka mendukacitakan dan memadamkan Roh Allah, kadang2 begitu sangat (karena tidak mau bertaubat kembali) sehingga Saul mengusir Roh Allah dalam dirinya.

            2. Bagaimana sih cara kerjanya Roh Kudus ? Apakah cara kerjanya seperti pernyataan tsb?

            >Penuh dengan Roh Kudus itu tidak sama dengan dipimpin oleh Roh. Belum tentu orang yang penuh Roh selalu hidup dipimpin oleh Roh. Tetapi orang yang dipimpin Roh dalam Perjanjian Baru harus selalu penuh dengan Roh (Ef 5 : 18)

            3. Berkaitan dengan pertanyaan no 2, istilah penuh dengan Roh Kudus, dipimpin Roh Kudus, Roh Kudus di dalam kita (pikiran,dst), hal ini yang seperti apa?

            Mungkin bisa membantu memperjelas diskusi.

            Salam – Maju terus katolisitas.org

          • Salam damai sejahtera

            Salam kenal kembali buat Enjeio

            Saya akan mencoba menjawab pertanyaan Enjeio satu persatu, mudah2an jawaban saya ini bisa menjadi berkat bagi anda.

            APAKAH PENGERTIAN YANG DIMAKSUD Sdr MACHMUD DAN KATOLISITAS.ORG SAMA ?

            Saya tidak bisa menjawabnya dengan pasti, apa yang saya tulis itulah pengertian saya seperti yang sudah anda baca.
            Tentang pengertian katolisitas.org, anda bisa tanyakan langsung pada Sdr Stefanus & Ingrid, dan dari sana bisa anda bandingkan apakah pengertian kami sama atau tidak.
            Yang saya tahu kami berbeda pengertian tentang baptisan Roh Kudus

            Katolisitas.org mengatakan bahwa pada waktu seorang dibaptis dalam air dia juga sudah menerima baptisan Roh Kudus, sedangkan saya tidak menafsirkan demikian, sebab Alkitab menerangkan tersendiri bahwa ada baptisan Rohkudus yang akan diberikan bagi setiap orang yang percaya dengan syarat harus bertaubat sungguh2 dan taat.

            BAGAIMANA CARA KERJA ROH KUDUS ? APAKAH CARA KERJANYA SEPERTI PERNYATAAN TSB ?

            Kita ambil contoh seperti “kang” yang dipasang dimulut kuda. Kalau ini diberikan pada kuda, si kuda itu tidak lagi bebas untuk lari, berhenti atau membelok. Kang di mulutnya yang menentukannya.
            Begitu juga dengan Rohkudus supaya kita diatur dan dipimpin oleh Roh Allah, sebab kalau kita dilepas menurut kehendak kita sendiri, maka jalan kita akan makin lama makin jauh dari Tuhan. Tetapi kalau kita rela dipimpin oleh Rohkudus, maka kita akan diajar berjalan menurut kehendak Allah. Tindakan penting sesudah baptisan Roh ialah taat

            Meminta Roh Tuhan masuk dalam kita itu berarti menyerahkan diri pada Roh Tuhan, menjadi milik Tuhan (Roma 8 : 9).
            Bukan Rohkudus milik kita , dalam kekuasaan kita, tetapi kita milik Kristus .
            Kristus yang berkuasa atas kita.
            Minta dibaptiskan dengan Rohkudus berarti minta disahkan (dimeteraikan) untuk menjadi milik (hamba) Kristus se-lama2nya (Kel 21 : 5-6). Baca juga Ul 15 : 16-17. Ini arti dari meterai itu.
            Kel 29 : 30 / 1 Kor 6 : 19-20

            Sebelum saya menjawab pertanyaan anda no: 3 , terlebih dulu akan saya terangkan tentang :

            APAKAH BAPTISAN ROHKUDUS ITU ?
            Baptisan Rohkudus = penuh dengan Roh = Roh Kudus di dalam kita.
            Ini adalah saat pertama Rohkudus turun dan menetap di dalam orang percaya, dan orang itu mulai ber-kata2 dengan bahasa lidah. Sebelumnya Rohkudus sudah bekerja di dalam orang itu (sehingga ia bisa percaya, tetapi belum tinggal di dalamnya terus menerus, ini seperti dalam Perjanjian Lama). Kadang2 dalam masa ini (seperti dalam masa PL) orang2 ini sudah melakukan beberapa hal2 yang besar, juga dengan pertolongan Rohkudus. Sesudah Rohkudus ada di dalamnya, orang itu mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan hal2 yang luar biasa ber-sama2 dengan Rohkudus. Baptisan Rohkudus adalah permulaan (pintu)dari suatu masa dimana ada persekutuan yang lebih erat dengan Rohkudus, sebab Rohkudus tinggal menetap di dalam orang itu.

            APA TANDA-TANDA BAPTISAN ROHKUDUS
            Seorang yang dibaptiskan dengan Rohkudus itu tanda2nya dapat dilihat dan didengar oleh orang lain
            (Kis 2 : 33 / Kis 8 : 18 / Kis 10 : 45-46 / Kis 2 : 4 / Kis 19 : 6)
            Apakah tanda2 ini juga dinyatakan (berlaku) pada hari2 ini ?
            Ya ! Sebab pembaptis Rohkudus ialah Tuhan Yesus (Mat 3 : 11), Dia tidak berubah (Ibr 14 : 8) dan FirmanNya kekal (Luk 21 : 33)
            Dalam praktek ternyata bahwa :
            1. Orang2 sederhanapun mudah menerima baptisan ini.
            2. Orang2 beriman yang sungguh2 mencarinya, lambat atau cepat akhirnya mendapat
            3. Orang2 yang sudah berprasangka atau menolak, tidak menerimanya karena :
            • Tidak mau mengerti
            • Percaya bahwa bahasa lidah tidak perlu, lalu jadilah seperti apa yang dipercayainya (Mat 9 : 29), karena roh nabi tunduk pada nabi (1Kor 14 : 32), sehingga mereka menolak baptisan Rohkudus dan bahasa lidah

            Untuk segala orang yang percaya (baik orang Katholik, Kharismatik, maupun Protestan), Tuhan menjanjikan baptisan Rohkudus (Yah 7 : 39)
            Bahkan itu tandanya (dari Allah) di dalam kehidupan orang2 yang sungguh2 percaya (Roma 8 : 9)
            Mar 16 : 17 (Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,)

            Adalah perintah Tuhan supaya kita semua penuh dengan Roh (Ef 5 : 18) dipimpin senantiasa dengan Roh (Roma 8 : 14) dan berjalan dalam Roh (Gal 5 : 16-17)

            Mengapa orang2 yang dipenuhi Rohkudus dalam Perjanjian Lama tidak berbahasa lidah ?
            Yah 7 : 38 (Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup)
            Menurut Firman Tuhan : sesuatu yang penuh dalam hati akan mengalir keluar melalui mulut dalam bentuk perkataan. (Mat 12 : 34)
            Apa saja yang penuh di dalam hati , akan keluar lewat mulut dalam bentuk kata2.
            Jadi ayat ini menubuatkan tentang pernyataan di dalam kata2 dari kepenuhan Rohkudus.
            Kalau seorang penuh dengan Rohkudus didalam hatinya, itu seperti penuh dengan beberapa sungai air hidup, yang menyebabkan dari mulutnya mengalir keluar pernyataan di dalam kata2 bahasa yang baru. Inilah tanda yang dapat di dengar dan dilihat itu.

            Yah 7 : 39 (Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan)
            Sebelum Tuhan Yesus lahir sudah banyak orang penuh dengan Rohkudus, misalnya Saul,Daud,Hakim2,raja2,nabi2 dan banyak lagi orang dalam Perjanjian Lama.
            Mengapa Tuhan mengatakan disini “sebab Rohkudus belum datang” ?
            Rohkudus belum dapat bekerja dengan bebas dalam orang2 Perjanjian Lama sebab dosa2nya belum dihapus, baru “ditutup” dengan darah binatang.
            Darah binatang tidak membersihkan dosa, hanya menutupi saja (Ibr 10 : 4) , sebab itu Rohkudus hanya hinggap sebentar selama diperlukan saja, lalu pergi lagi.
            Sebab itu Simson,Saul dll mempunyai pengalaman “tiba2 datanglah Roh Tuhan atas Simson” ber-ulang2 kali, sebab Rohkudus tidak tinggal di dalamnya, hanya hinggap sementara (Hak 13 : 25 / Hak 14 : 6,19 / hak 5 : 14 )
            Di dalam Perjanjian baru, dosa2 itu sudah dihapus total oleh darah Yesus yang mulia sehingga bersih tanpa bekas (Wah 1 : 5).
            Orang2 berdosa sudah diubahkan menjadi baru sama sekali, bebas dari dosa dan hukum dosa, sebab itu Rohkudus sekarang (sesudah Tuhan Yesus disalib) dapat tinggal terus, menetap di dalam orang2 suci untuk selamanya.

            SINONIM BAPTISAN ROHKUDUS
            Keempat injil semuanya ber-sama dengan cara yang sama menyebutkan Tuhan Yesus sebagai pembaptis dengan Rohkudus (Mat 3 : 11 / Mar 1 : 8 / Luk 3 : 16 / Yoh 1 : 33)
            Tidak banyak pokok2 yang disebutkan keempat Injil ber-sama2 dengan cara dan isi yang sama.
            Hal ini menunjukkan bahwa baptisan Rohkudus itu sangat penting. Alkitab menuliskannya dalam Kis 1 : 5 / Kis 11 : 16 / 1Kor 12 : 13.
            Selain itu semua orang mengerti bahwa pengalaman di kamar loteng Yerusalem (Kis 2) adalah pengalaman baptisan Rohkudus sekalipun waktu menceritakannya dalam Kis 2 tidak dipakai istilah “baptisan Rohkudus”
            Ternyata Alkitab memakai banyak sinonim untuk kata “baptisan Rohkudus”.
            Peristiwa yang terjadi di rumah Kornelius itu sama dengan peristiwa kamar loteng. (Kis 11 : 16-17)
            Sebab itu istilah2 yang dipakai pada kedua tempat itu sama artinya dengan kata lain yang ber sinonim.
            Kis 10 : 44 / 19 : 6 = Rohkudus turun keatas mereka
            Kis 10 : 45 = Anugerah Rohkudus dicurahkan
            Kis 2 : 4 = Penuh dengan Rohkudus. Ber-kata2 dalam ber-bagai2 bahasa / bahasa lidah
            Kis 8 : 17 = Beroleh / menerima Rohkudus
            Ef 1 : 13 = Dimeteraikan dengan Rohkudus

            Selain itu masih ada beberapa istilah yang sangat dekat dengan kata baptisan Rohkudus antara lain :
            Mar 16 : 17 = berkata-kata dengan bahasa lidah
            Yah 14 : 17 / Roma 8 : 9 = Rohkudus diam di dalam-mu

            Kalau kita mengerti semua sinonim2 ini, maka kita akan menemukan sangat banyak ayat2 tentang baptisan Rohkudus dan kita akan dapat mengerti rahasia2 yang lebih dalam tentang baptisan Rohkudus dan tingkatan2 selanjutnya.
            Setiap ayat itu menjadi seperti pintu2 yang terbuka ke dalam gudang2 rahasia yang indah2.
            Juga banyak ayat yang memberi pengertian yang indah2 tentang langkah2 selanjutnya sesudah baptisan Rohkudus, misalnya tentang buah Roh, hidup dipimpin Roh, suara Roh, karunia2 / manifestasinya, pengurapan sampai tidak terbatas dll.
            Baptisan Rohkudus ini permulaan dari banyak pengalaman ilahi yang indah2 dengan Rohkudus.

            Kembali kepertanyaan anda yang nomor 3 :
            APA ARTINYA PENUH DENGAN ROH KUDUS, DIPIMPIN ROH KUDUS, ROH KUDUS DI DALAM KITA ?

            Penuh dengan Roh Kudus dan Roh Kudus di dalam kita adalah hal yang sama.
            Artinya Roh Allah di dalam hati dan pikiran kita, roh kita dikuasai sepenuhnya oleh Roh Allah, sehingga kita memiliki pikiran Kristus dan menghasilkan buah2 roh di dalam kehidupan kita.
            Orang suci memang belum sempurna dari segala kelemahan2, karena itu Roh Allah dikirim untuk memimpin kita (Roma 8 : 14) , dan yang mau taat pada pimpinanNya akan disempurnakan dari segala kelemahannya, tetapi jangan memandang dan terantuk pada kelemahan2nya.
            Oleh sebab itu pada saat orang tsb berbuat dosa, maka dia dipimpin oleh pikiran dan kehendaknya sendiri, mereka tidak lagi dipimpin oleh Roh Allah, sebab orang itu menolak suara Roh Allah.
            Dan apabila hal ini terus berlanjut dalam hidupnya maka Rohkudus tidak dapat bekerja didalam diri orang tsb dan lama2 Rohkudus akan padam (tidak berkarya lagi) sampai akhirnya Roh Allah akan keluar dari dalam diri orang itu sebab segala kepikiran dan perbuatannya dipenuhi dengan dosa dan kenajisan.
            Begitu juga setiap orang beriman itu milik Allah, sudah dibeli (ditebus) dengan darah Yesus, dan Baptisan Roh menjadi meterainya
            Kita harus mendasarkan segala segi kehidupan dan tindakan kita atas dasar Gal 2 : 20 (namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku…………….)
            Ini berarti kalau dalam suatu persoalan Kristus tidak setuju, kita harus mundur dengan resiko apapun juga,sebab hidup kita bukannya milik kita lagi ! Ini fakta ! Fakta ini ditulis Allah dalam Alkitab.
            Sayang masih ada banyak orang Kristen yang hidup menurut maunya sendiri.
            Tuhan tidak pernah memaksa kita, tetapi menunggu kita menyerahkan diri dengan kemauan sendiri. Kita bebas untuk menentukan, tetapi kelak kita harus mempertanggung-jawabkan kebebasan itu (Alkatib 11 : 9 / Alk 12 : 14)
            Selama kita mau taat dalam pimpinan Roh, selama itu Kristus akan nyata dalam hidup kita yang adalah milik Kristus ini.

            PENUH DENGAN ROH TIDAK SAMA DENGAN DIPIMPIN ROH
            Penuh dengan Roh artinya roh kita dikuasai oleh Rohkudus, sehingga segala pikiran ,angan2,cita2 kita sesuai dengan kehendak Allah, tetapi kalau keinginan kita yang tidak sesuai dengan kehendak Allah muncul, kita tidak lagi dipimpin oleh Rohkudus, walaupun Rohkudus masih ada didalam kita. Contoh dipimpin Roh :
            Seorang yang membenci dan memfitnah kita datang untuk minta tolong, segera kita melihat wajahnya kita langsung ingat akan segala kejahatan dan kelicikannya.
            Sudah wajar kalau kita membenci dan menolaknya, tetapi itu adalah pimpinan “hidup yang lama” Roh Tuhan mengingatkan kita pada Mat 5 : 46 / Mat 5 : 44 / Mat 6 : 14
            Kalau kita mau dipimpin oleh Roh Tuhan, barulah kita ini anak2 Allah (Roma 8 : 14)
            Jika kita menolak pimpinan Roh Tuhan, maka itu berarti kita keluar dari pimpinan Tuhan, dan menentukan jalan kita sendiri.
            Tetapi kalau kita mau menurut pimpinan Roh, kita akan bereaksi lain, yaitu seperti Tuhan Yesus. Kita mengampuni orang itu dengan sungguh dihadapan Allah.
            Akibatnya kita dapat menyambutnya dengan hati yang tulus.
            Roh memimpin kita untuk menolong dia dengan tulus, tanpa tujuan keuntungan apa2, se-mata2 karena Kristus.
            Dalam contoh diatas, paling sedikit sudah ada 4 buah roh yang nampak dalam perbuatan kita : Kasih, Kemurahan, Kebaikan, dan Panjang hati.
            Tidakkah hidup seperti ini akan memancarkan ber-bagai2 warna hidup yang cemerlang, dan hati kita sendiri puas, sejahtera dengan damai dari Allah.
            Sebaliknya kalau kita tidak mau dipimpin Roh,kita menjadi semakin benci waktu melihat dia, gelisah, tidak ada damai dan pahit.
            Lebih heran lagi, pada waktu kita sungguh2 mengambil keputusan untuk mau taat pada Roh Tuhan, maka pada waktu itu kita juga dikuatkan oleh Roh Tuhan untuk dapat melakukan kehendakNya.
            Roh Tuhan tidak hanya mengingatkan kita tentang kehendak Allah, tetapi juga membuat kita kuat untuk melakukannya. Ini sudah dijanjikan Tuhan dalam (Gal 5 : 16 dan Zak 4 : 6)
            Pimpinan Roh Tuhan itu selalu sesuai dengan Firman Tuhan, menuntun kita dalam kesucian.
            Sebab itu kita harus banyak bertekun dalam Firman Tuhan.
            Kalau kita tidak mengerti kehendak Tuhan itu bodoh, kata Tuhan dalam (Ef 5 : 17)
            Di dalam Perjanjian Baru, semua orang yang dipimpin Roh pasti penuh dengan Roh, sebab dosanya sudah ditebus oleh darah Kristus sehingga Roh Allah tinggal menetap dalam orang2 Perjanjian Baru.

            Sekarang anda sudah tahu akan arti baptisan air, Roh Kudus akan memberikan pengertian yang mendalam tentang arti baptisan Roh Kudus ini, sehingga akhirnya anda juga akan mengalami keindahan berjalan dengan Tuhan dan mengerti akan rencana Tuhan pada diri anda. Tanpa baptisan Roh Kudus kita tidak akan tahu rencana Allah dalam hidup kita, dan kita akan berjalan menurut rencana dan pikiran kita sendiri.

            Demikian sedikit jawaban yang bisa saya sampaikan buat Enjeio, semoga menjadi berkat juga bagi semua pembaca katolisitas.org, amin

            Salam
            Machmud

          • Shalom Enjeio dan Machmud,

            Jika anda membaca tulisan-tulisan kami dan tulisan Machmud, anda akan melihat bahwa terdapat perbedaan pengertian antara pandangan Machmud dan ajaran Gereja Katolik yang kami sampaikan dalam situs ini. Gereja Katolik berpegang pada ayat Yoh 3:5, yaitu ajaran Yesus sendiri bahwa untuk masuk dalam Kerajaan Allah seseorang harus "dilahirkan kembali dari air dan Roh", dan ini terjadi pada saat Pembaptisan. Maka, pada saat seseorang menerima Pembaptisan, orang itu mati terhadap dosa untuk bangkit dan hidup bersama Tuhan Yesus (Rom 6: 7, 11) sebagai ciptaan yang baru, yaitu anak-anak angkat Allah yang mengambil bagian dalam kehidupan Ilahi-Nya, dan menjadi "bait/ kenisah Allah Roh Kudus" (lihat. KGK 1214, 1265). Dengan Pembaptisan itu, seseorang dibersihkan dari dosa, dilahirkan kembali, dan diperbaharui oleh Roh Kudus, di mana tanpa itu, maka seseorang tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah (lih. KGK 1215).

            Jadi, Pembaptisan adalah merupakan kelahiran di dalam kehidupan baru di dalam Kristus (KGK 1277), dan kehidupan baru ini tidak mungkin ada tanpa adanya Roh Kudus, karena Alkitab sendiri mengatakan, bahwa "Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu." (Rom 8:11). Jadi jika kita percaya, melalui Pembaptisan kita lahir baru di dalam Kristus dan diangkat menjadi anak-anak Allah, maka seharusnya kita juga percaya bahwa pada saat Pembaptisan itu juga kita menerima Roh Kudus, sebab tanpa Roh Kudus itu kita tidak mungkin dapat mengambil bagian dalam hidup ilahi dan diangkat menjadi anak-anak Allah. Roh Kudus juga-lah yang menggabungkan kita yang dibaptis dengan Tubuh Kristus (yaitu Gereja) (lih. 1 Kor 12:13, KGK 1267) sehingga dapat menjadi anggota-anggota-Nya.
            Dengan demikian, Gereja Katolik tidak membagi adanya tiga jenis baptisan, seperti yang dituliskan Machmud, tetapi hanya satu Baptisan, seperti yang tertulis dalam Ef 4:5, "satu Tuhan, satu iman, satu baptisan…" Namun demikian, Gereja Katolik mengajarkan, bahwa Roh Kudus dapat dicurahkan berkali-kali kemudian (setelah Pembaptisan), untuk pertumbuhan rohani umat. Maka Gereja Katolik mengenal Sakramen Penguatan yang juga termasuk dalam rangkaian Sakramen Inisiasi Kristen (Pembaptisan, Ekaristi, dan Penguatan) dan pencurahan Roh Kudus, misalnya pada perayaan Pentakosta. Maka Gereja Katolik tidak mengatakan bahwa karunia bahasa roh, atau yang dikenal sebagai bahasa lidah sebagai baptisan Roh kudus, karena Alkitab sendiri tidak mengatakan demikian.

            1. Alkitab memang mengatakan bahwa Yesus membaptis dengan Roh Kudus Mat 3 : 11 / Mar 1 : 8 / Luk 3 : 16 / Yoh 1 : 33/ Kis 1:5/ Kis 11:16, namun jika diperhatikan ayat-ayat tersebut tertulis dalam konteks diperbandingkannya baptisan Yohanes dengan baptisan Yesus. Baptisan Yohanes hanya merupakan baptisan pertobatan/ "baptism of repentance", dan tidak memberikan Roh Kudus, sedangkan Baptisan Yesus memberikan Roh Kudus. Maka Baptisan Yesus membawa kelengkapan 2 arti, sebagai akibat dari wafat-Nya di salib dan kebangkitan-Nya dari mati, yaitu: yang dibaptis dipersatukan dengan Kristus, sehingga dapat ‘mati terhadap dosa’ dan bangkit bersama Kristus dan hidup di dalam Dia. (Lih. Rom 6: 1-14)

            2. Sedangkan Yesus sendiri mengajarkan agar Pembaptisan dilakukan "dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus" (Mat 28: 19). Penggabungan diri orang yang dibaptis dengan Allah (yang pasti melibatkan Roh Kudus) inilah yang menjadi dasar mengapa dikatakan bahwa kita telah menerima Roh Kudus sejak Pembaptisan, dan bukan baru menerima Roh kudus setelah manifestasi karunia-karunia Roh kudus dinyatakan.

            3. Maka manifestasi karunia-karunia Roh Kudus tersebut bukan merupakan tanda bahwa Roh Kudus baru diberikan, tetapi merupakan tanda bahwa Roh Kudus turun/ dicurahkan kembali untuk memenuhi umat-Nya. Hal ini yang tertulis di dalam Alkitab, yaitu Kis 10:44, Kis 19:6, Kis 10:45, Kis 2:4.

            4. Jadi perkataan "menerima Roh Kudus" yang ada pada Kis 8:17, selayaknya dilihat dalam kaitannya dengan ayat sebelumnya yaitu Kis 8:16, "Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka , karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus". Barulah ayat 17 melanjutkannya, "Kemudian keduanya (Petrus dan Yohanes) menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus."

            5. Melalui Pembaptisan ini, maka seseorang dimeteraikan jiwanya menjadi milik Kristus, dan meterai ini tidak terhapuskan. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan, dalam KGK 1272-1274. Sakramen Penguatan, juga seperti Pembaptisan, mengukirkan tanda di jiwa (KGK 1317). Sehingga terdapat 3 sakramen yang memberikan tanda di jiwa, yaitu Pembaptisan, Penguatan dan Pentahbisan.

            KGK 1272     Orang yang dibaptis menjadi serupa dengan Kristus, karena melalui Pembaptisan ia digabungkan bersama Kristus Bdk. Rm 8:29.. Pembaptisan menandai warga Kristen dengan satu meterai [character] rohani yang tidak dapat dihapuskan, satu tanda, bahwa ia termasuk bilangan Kristus. Tanda ini tidak dihapuskan oleh dosa mana pun, meskipun dosa menghalang-halangi Pembaptisan untuk menghasilkan buah keselamatan Bdk. DS 1609-1619.. Karena Pembaptisan diterimakan satu kali untuk selamanya, maka ia tidak dapat diulangi.    

            KGK 1274     Meterai Tuhan ("Dominicus character": Agustinus, ep. 98,5) adalah meterai yang dengannya Roh Kudus telah memeteraikan kita "untuk hari penyelamatan" (Ef 4:30) Bdk. Ef 1:13-14; 2 Kor 1:21-22.. "Pembaptisan adalah meterai kehidupan abadi" (Ireneus, dem. 3). Orang beriman, yang mempertahankan "meterai" sampai akhir, artinya setia kepada tuntutan yang diberikan bersama Pembaptisannya, dapat mati "ditandai dengan meterai iman" (MR, Doa Syukur Agung Romawi 97), dalam iman Pembaptisannya, dalam harapan akan memandang Allah yang membahagiakan – penyempurnaan iman – dan dalam harapan akan kebangkitan.    

            KGK 1280     Pembaptisan mengukir di dalam jiwa satu tanda yang tidak terhapus meterai, yang menahbiskan orang yang dibaptis untuk menghormati Allah secara Kristen. Karena meterai ini, Pembaptisan tidak dapat diulangi Bdk. DS 1609 dan 1624..

            KGK 1317     Seperti Pembaptisan, Penguatan juga mengukir satu tanda rohani, satu meterai yang tidak terhapus di dalam jiwa orang Kristen; karena itu orang hanya menerima Sakramen ini satu kali saja.     

            KGK 1582     Seperti pada Pembaptisan dan Penguatan, maka keikutsertaan dalam martabat Kristus ini diberikan satu kali untuk selama-lamanya. Juga Sakramen Tahbisan memberi tanda rohani yang tidak terhapus dan tidak dapat diulangi atau dikembalikan Bdk. Konsili Trente: DS 1767; LG 21; 28; 29; P02..    

            6. Orang yang hidup di dalam Roh Kudus akan hidup dipimpin oleh Roh Kudus dalam mengambil keputusan. Namun, menurut Gereja Katolik, cara kerjanya tidak seperti ‘kang’ pada mulut kuda, seolah-olah manusia tidak dapat menggunakan kehendak bebasnya. Manusia tetap memiliki kehendak bebas, apakah hendak mengikuti pimpinan Roh Kudus itu atau tidak. Walaupun memang, besar kemungkinannya bahwa seseorang yang telah menerima Roh Kudus akan dapat dengan lebih mudah menghindari dosa dan kesalahan jika dibandingkan dengan orang yang belum menerima Roh Kudus.
            Walaupun begitu, seseorang tidak boleh menjadi terlalu yakin bahwa jika ia telah menerima Roh Kudus maka ia pasti tidak akan berdosa lagi, sebab jika demikian, sesungguhnya ia terancam jatuh dalam dosa kesombongan. Orang yang sudah menerima Roh Kudus, masih dapat mengikuti kehendaknya sendiri dan jatuh dalam dosa. Itulah sebabnya, Rasul Yohanes mengingatkan kita untuk tidak berkata bahwa kita tidak berdosa, sebab dengan mengatakan demikian kita menipu diri sendiri, dan tidak ada kebenaran di dalam kita(lih. 1Yoh 1:8-9). Yang harus kita lakukan adalah mengaku dosa kita kepada Allah yang setia dan adil, dan Ia akan menyucikan kita dari segala kejahatan (lih. 1Yoh 1:10).

            Ini adalah tantangan bagi semua orang yang telah dibaptis dan menerima Roh Kudus, sebab tandanya yang paling jelas adalah pertobatan yang terus menerus. Pertobatan itu tidak hanya terjadi sekali saja, tetapi harus terus dilakukan sepanjang hidup kita, supaya kita hidup lebih baik lagi dan lebih menyerupai Kristus. Selalu ada "room for improvement"/ hal yang dapat kita perbaiki dan hal yang dapat kita tingkatkan agar kita menjadi pengikut Yesus dengan lebih baik lagi.

            Mengenai karunia bahasa roh akan kami tuliskan dalam artikel yang terpisah.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            Stef dan Ingrid- http://www.katolisitas.org

          • Salam damai sejahtera

            Dear Enjeio

            Anda sudah mendapatkan 2 penjelasan yang cukup jelas, sekarang keputusan ada pada diri anda sendiri.
            Jika anda sebagai orang Katholik ,saya anjurkan untuk mengikuti penjelasan yang diberikan oleh Ingrid. Sesuai dengan ajaran para bapa gereja Katholik.

            Tetapi jika Enjeio bukan orang Katholik anda bisa menentukan pilihan anda sendiri (tidak harus berpegang pada penjelasan saya) , saya hanya menyampaikan apa yang sudah saya ketahui.

            Salam
            Machmud

          • [quote]
            Anda sudah mendapatkan 2 penjelasan yang cukup jelas, sekarang keputusan ada pada diri anda sendiri.
            Jika anda sebagai orang Katholik ,saya anjurkan untuk mengikuti penjelasan yang diberikan oleh Ingrid. Sesuai dengan ajaran para bapa gereja Katholik.

            Tetapi jika Enjeio bukan orang Katholik anda bisa menentukan pilihan anda sendiri (tidak harus berpegang pada penjelasan saya) , saya hanya menyampaikan apa yang sudah saya ketahui.
            [/quote]

            Sdr Machmud, apa maksud pernyataan ini? Apakah bila saya bukan Katolik, saya bisa membuat teori sendiri tentang baptisan Roh Kudus? [dari admin: satu kalimat telah diedit dan diganti:] Darimana anda tahu bahwa pengertian Machmud tentang Roh Kudus adalah benar?

            Ini hanya pandangan pribadi saya, no offences:

            1Kor 12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!” dan [b]tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus[/b].

            Nah, bila mengikuti penjelasan sdr Machmud maka celakalah saya yang sudah mengaku Yesus adalah Tuhan dan hanya dibaptis air ternyata belum menerima RK karena belum menerima ‘Baptisan Roh Kudus’ (ternyata saya hanya ‘simpatisan‘ Yesus saja). :(

            Ada pertentangan di dua pernyataan di atas, [dari admin: saya hapus satu pernyataan] … silakan direnungkan

            Saya Katolik, masih Katolik, dan berjuang tetap Katolik.
            Salam

          • Dear admin,

            Mohon maaf, bila ada kata yang kurang berkenan yang saya sampaikan. Mungkin saya sebaiknya menjelaskan apa yang saya tangkap dari penjelasan sdr Machmud.

            [quote]
            > Dari permulaan Roh Allah sudah bekerja di dalam kita, tanpa pekerjaan Roh Allah, kita tidak akan datang pada Tuhan (Yah 6 : 4), tetapi pekerjaan Roh Tuhan ini harus dilengkapi sampai dimeteraikan di dalam Roh Kudus, sehingga keluar suatu bahasa lidah oleh ilham Roh yang mensahkan kita menjadi anak2 angkat yang sah.
            > Pada waktu mereka berbuat dosa mereka tidak dipimpin Roh Allah, mereka menolak suara Roh Tuhan, mereka mendukacitakan dan memadamkan Roh Allah, kadang2 begitu sangat (karena tidak mau bertaubat kembali) sehingga Saul mengusir Roh Allah dalam dirinya.
            [/quote]

            Penjelasan sdr Machmud, jelas membedakan antara Roh Allah, Roh Tuhan, dan Roh Kudus hal ini tidak sesuai dengan pengertian Trinitas yang katolisitas.org sampaikan (https://katolisitas.org/trinitas-satu-tuhan-dalam-tiga-pribadi/)

            Ketiga Pribadi ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Perbedaan dalam hal asal tersebut tidak membagi kesatuan ilahi, namun malah menunjukkan hubungan timbal balik antar Pribadi Allah tersebut. Bapa dihubungkan dengan Putera, Putera dengan Bapa, dan Roh Kudus dihubungkan dengan keduanya. Hakekat mereka adalah satu, yaitu Allah.[13]

            Jadi, RK yang disampaikan sdr Machmud tidak benar dan tidak sama dengan katolisitas.

            Cara bekerja RK juga sudah disampaikan pada (https://katolisitas.org/roh-penghibur-umat-katolik-selalu-dibimbing-roh-kudus/) dan bukan seperti ‘kang’ kuda dan bukan pula ‘merasuki’ dan maupun ‘diusir’ seperti roh-roh yang lain.

            Demikian yang saya sampaikan. Mohon maaf bila menyela dan bila ada kata yang kurang berkenan, silakan dilanjutkan diskusinya.

            Salam

  8. Dear Stefanus

    Kalau bahasa Roh bukan meterai bagi umat Kristiani, lalu apa manfaat dari bahasa Roh tersebut ?

    Apakah hanya untuk menguatkan iman seperti kata Paulus ?
    Dan mengapa harus ada yang menerjemahkan ?

    Sakramen baptisan adalah suatu pernyataan bahwa setiap umat yang dibaptis telah menguburkan kehidupannya yang lama dan bangkit menjadi manusia baru seperti yang anda tulis.

    Lalu untuk apa Yesus berpesan pada murid2Nya supaya mereka menunggu sampai dipenuhi (dibaptis) dengan kuasa dari tempat yang maha tinggi ?

    Bukankah supaya mereka setelah dilahirkan kembali bisa bertumbuh imannya dan pada akhirnya diharapkan akan menjadi sama seperti denganNya.

    Pada waktu dilahirkan kembali maka benih Allah ada pada orang tersebut dan benih ini perlu pertumbuhan, sebab jika tidak tumbuh ia tidak menjadi apa2. Sama seperti telur burung atau buah kelapa. Telur burung itu sama dengan burung punya sayap, paruh kaki dan bisa terbang. Tetapi jika telur itu tidak dierami, maka ia tetap saja jadi telur bukan jadi burung, tetapi jika dierami,menetas dan tumbuh maka telur tersebut berubah menjadi burung dan bisa terbang seperti burung. Sama juga dengan buah kelapa, jika dibiarkan tergeletak dia tidak berubah menjadi pohon kelapa, tetapi jika ditanam maka dia akan tumbuh dan menjadi pohon kelapa yang menjulang tinggi, punya daun,akar, batang dsb.

    Oleh sebab itu Yesus berpesan pada mereka (murid2) pada waktu itu untuk berdoa di kamar loteng di Jerusalem sampai akhirnya mereka dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus . Kalau sebelumnya mereka takut untuk mewartakan kabar baik kepada bangsanya , sehingga harus sembunyi-sembunyi, tapi setelah mereka dibaptis dengan Roh Kudus mereka menjadi sangat berani sebab Allah sendiri yang menjadi backingnya. (Diluar AKU kamu tidak bisa berbuat apa2, kata Firman Tuhan). Jadi peran Allah Trinitas saat ini sudah didelegasikan pada Roh Kudus yang juga adalah Roh Allah.

    Bagaimana menurut anda

    Machmud

    • Shalom Machmud,
      Terima kasih atas pertanyaannya. Saya ingin menegaskan kembali bahwa, bahasa Roh bukanlah materai orang Kristen. Yang menjadi materai orang Kristen adalah Sakramen Baptis. Bahasa Roh adalah untuk menguatkan iman seseorang, seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus "Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri…" (1 Kor 14:4).
      Seseorang lahir baru lewat Sakramen Baptis dan ini yang menandai seseorang bahwa dia telah menguburkan kehidupannya yang lama dan lahir menjadi manusia baru.
      Dalam kodrat manusia, dia lahir, dia juga perlu untuk diberi makan sehingga dapat bertumbuh, dan pada akhirnya mulai dewasa dan siap untuk mengarungi kehidupan. Di dalam tatanan adi kodrati/rahmat/grace, maka seseorang lahir baru dengan Sakramen Baptis, bertumbuh dan menjadi dikuatkan di dalam iman dengan menerima Sakramen Penguatan. (lih. St. Thomas, Aquinas, ST, III, q. 65, a. 1.)
      Jadi, pada hari Pentakosta, para rasul sebenarnya menerima Sakramen Penguatan, sehingga mereka tidak takut lagi untuk bersaksi tentang Kristus. Sakramen Penguatan ini menandai seseorang bahwa dia bertumbuh dan siap menjadi saksi Kristus.
      Semoga tambahan keterangan ini dapat memperjelas.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  9. Pak Stefanus
    Apakah Bahasa Roh itu meterai dari Kristus , sehingga mereka yang berbahasa Roh itu menjadi umat kepunyaan Kristus sedangkan Mammon itu meterai dari Antikris ?
    Machmud

    [Dari admin: pertanyaan ini telah terjawab pada artikel di atas]

Comments are closed.