Pertanyaan:
shalom , seluruh team katolisitas.
mohon penjelasan mengenai anugerah, karunia, rahmat dan berkat.
terima kasih. Tony
Jawaban:
Shalom Tony,
Memang terdapat arti yang mirip- mirip antara anugerah, karunia, rahmat, dan berkat. Saya berpegang kepada Katekismus Gereja Katolik untuk mengartikannya.
1. ‘Anugerah’ mempunyai persamaan arti dengan ‘karunia’ dan ‘rahmat’
Dalam bahasa Inggrisnya adalah ‘gift’, ‘free gift’, ‘gift of grace’ yang umumnya mengacu kepada iman, sebagai pemberian dari Allah yang bersifat adikodrati/ supernatural, tidak berdasarkan kodrat duniawi.
KGK 162 Iman adalah satu anugerah rahmat (free gift) yang Allah berikan kepada manusia.
KGK 179 Iman adalah anugerah adikodrati (supernatural gift) dari Allah. Supaya dapat percaya, manusia membutuhkan pertolongan batin dari Roh Kudus.
KGK 654 ….. Kita adalah saudara-saudari-Nya bukan atas dasar kodrat kita, melainkan oleh anugerah rahmat (the gift of grace), karena hidup sebagai anak angkat ini benar-benar menyertakan kita dalam kehidupan Putera-Nya yang tunggal, hidup yang nyata sepenuhnya dalam kebangkitan-Nya.
KGK 99 Berkat cita rasa iman adikodrati, seluruh umat Allah menerima secara terus-menerus karunia Wahyu ilahi, mempelajarinya lebih dalam serta menghayatinya secara makin lengkap.
KGK 1083 ….Gereja itu di satu pihak berterima kasih kepada Bapa “karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu” (2 Kor 9:15) dalam sembah sujud, pujian dan syukur.
2. Karunia atau kasih karunia adalah ‘grace‘yang sering dihubungkan dengan rencana keselamatan Allah kepada manusia.
KGK 249 …..”Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2 Kor 13:13, Bdk. 1 Kor 12:4-6; Ef 4:4-6).
KGK 257 …..”Rencana ini adalah “kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita sebelum permulaan zaman” (2 Tim 1:9) dan yang langsung berasal dari cinta trinitaris. Rencana itu dilaksanakan dalam karya penciptaan, dalam seluruh sejarah keselamatan setelah manusia berdosa, dalam pengutusan-pengutusan Putera dan Roh Kudus yang dilanjutkan dalam pengutusan Gereja (bdk. Ad Gentes 2-9)
KGK 423 Karena “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya, sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran… Dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia” (Yoh 1:14.16).
3. Karunia sering dihubungkan dengan karunia Roh Kudus.
KGK 158 “Supaya semakin mendalamlah pengertian akan wahyu, Roh Kudus itu juga senantiasa menyempurnakan iman melalui karunia- karunia-Nya” (Dei Verbum 5).
KGK 768 Untuk melaksanakan perutusan-Nya, Roh “memperlengkapi dan membimbing Gereja dengan aneka karunia hierarkis dan karismatik” (Lumen Gentium 4). Melalui Dia “Gereja, yang diperlengkapi dengan karunia-karunia….
KGK 819 “Sabda Allah dalam Kitab Suci, kehidupan rahmat, harapan, dan cinta kasih, begitu pula karunia- karunia Roh Kudus lainnya yang bersifat batiniah dan unsur-unsur lahiriah” (Unitatis Redintegratio 3)
4. Berkat adalah ‘blessing‘ sebagai lawan kata dari kutuk (curse).
Berkat juga dapat berarti penyembahan kepada Allah dengan ucapan syukur (dari sisi manusia); dan berarti pemberian Allah (dari sisi Tuhan).
KGK 1009 Ketaatan Yesus telah mengubah kutukan kematian menjadi berkat (Bdk. Rm 5:19-21).
KGK 1077 “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga.
KGK 1078 Memberkati adalah satu tindakan ilahi, yang memberi hidup, dan asal mulanya adalah Bapa. Berkat-Nya [bene-dictio, eu-logia] adalah serentak sabda dan anugerah. Kalau dihubungkan dengan manusia, maka perkataan “berkat” itu berarti penyembahan dan penyerahan diri kepada Pencipta dengan ucapan terima kasih.
KGK 1079 Sejak awal mula sampai akhir zaman seluruh karya Allah adalah berkat. Mulai dari kidung liturgi tentang penciptaan pertama sampai kepada lagu pujian di dalam Yerusalem surgawi, para pengarang yang diilhami mewartakan rencana keselamatan sebagai berkat ilahi yang tidak ada batasnya.
KGK 1083 kita dapat mengerti dimensi ganda liturgi Kristen sebagai jawaban iman dan cinta atas berkat- berkat rohani, yang Bapa hadiahkan kepada kita. Disatukan dengan Tuhannya dan “dipenuhi oleh Roh Kudus” (Luk 10:21)
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam sejahtera pada semua…. terima kasih atas perkongsian Idea dan pendapat yang mencernakan minda pembaca…. alhamdulillah… pendapat saya merasakan kurnia, anugerah, rahmat dan keberkatan adalah sesuatu ujian yang menuntut pengorbanan untuk dimanfaatkan sebelum Roh meninggalkan Jasad yang juga anugerah yang tidak dapat dinilaikan dengan mata wang atau sesuatu yang boleh dijual beli.. justeru itu setiap individu mempunyai cara yang dipercayai, atau prinsip kendiri yang diamalkan untuk menunjukkan rasa syukur dengan segala yang diberikan sedari lahir hinggalah sekarang… kesukaran dan keseronokkan hidup juga harus dilalui dengan sabar dan tabah.. semoga menjadi insan yang sentiasa membahagiakan orang lain…(”,)
Shalom Tim Katolisitas.org yg saya kasihi,
Sampai skrg saya tidak bisa menerima statement orang2 kebanyakan yg mengatakan *Tuhan Yesus memberkati*… Mengapa ? Karena mereka bukanlah Tuhan. Beda halnya jika yg mengucapkan itu Paus, Kardinal, Uskup, Imam dsb yg memang masuk dalam Magisterium/ Hierarki perutusan dari Tuhan sendiri lewat St. Petrus.
Boleh juga bila statement itu memang adalah kalimat permintaan seperti, *Tuhan berkati … * / Tuhan Yesus berkati ….*
Karena seperti yg ada dalam KGK sendiri (KGK 1078 Memberkati adalah satu tindakan ilahi, yang memberi hidup, dan asal mulanya adalah Bapa).
Saya lebih suka mengatakan *Semoga Tuhan memberkati saudara sekalian*. Itupun pernah saya lihat pada isi dari akhir surat2 Pope Benedict di news_Vatican (kalau tidak salah).
Mohon penjelasan Ibu/Bapak pengasuh.
May God Bless us,
Antonius – Manado
Salam Antonius,
Benar sekali apa yang dikatakan oleh Antonius. Kalau, “Tuhan memberkati” itu sebuah penyataan (indikatif), apalagi dalam konteks liturgi, maka diucapkan oleh yang tertahbis. Kalau dalam bentuk doa permohonan, apalagi di luar konteks liturgi “Tuhan, kami mohon berkatilah orang tua, anak-anak, teman-kawan yang sedang sakit….” bisa diucapkan oleh siapa saja. Dalam Pedoman Perayaan Sabda Hari Minggu dan Hari Raya Tanpa Imam, diminta agar pemimpin yang tak tertahbis mengucapkan salam dengan rumusan sebagai berikut: “Semoga Tuhan beserta kita” bukan “Tuhan bersamamu/ sertamu”.
Salam dan doa. Gbu.
Rm Boli, SVD.
shalom , seluruh team katolisitas.
mohon penjelasan mengenai anugerah, karunia, rahmat dan berkat.
terima kasih.
[Dari Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
Comments are closed.