Dituliskan di dalam Yoh 10:16 “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” The Navarre Bible menjelaskan tentang hal ini sebagai berikut:

Kristus akan membentuk satu kawanan jemaat yang terdiri dari bangsa Yahudi dan bangsa- bangsa non- Yahudi yang percaya kepada-Nya. Hal ini sudah secara implisit diajarkan oleh Kristus dalam pernyataan-Nya kepada perempuan Kanaan (lih. Mat 15:24); dan secara eksplisit melalui perintah-Nya untuk mewartakan ajaran-Nya ke seluruh bangsa (lih. Mat 28:19-20, Mrk 16:15), mulai dari Yerusalem, ke seluruh Yudea, Samaria dan ke ujung bumi (lih. Kis 1:8).  Ini menggenapi nubuat tentang Mesias yang mencapai seluruh dunia (lih. Mzm 2:7; Yes 2:2-6; 66:17-19).

Rasul Paulus juga mengajarkan, “Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, …. bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.” (Ef 2:11-13, lih. Gal 3:27-28, Rom 3:22).

Konsili Vatikan II mengajarkan bahwa Gereja adalah bangsa Israel- bangsa pilihan Allah- yang baru (lih. Lumen Gentium, 9), sehingga di Gereja-lah kita termasuk dalam kawanan Kristus, dan Gereja ini harus kemudian menjangkau bangsa- bangsa lain, yaitu yang digambarkan sebagai ‘domba- domba lain’ dalam Yoh 10:16:

Dari bangsa Yahudi maupun kaum kafir (non- Yahudi) Ia [Allah] memanggil suatu bangsa, yang akan bersatu padu bukan menurut daging, melainkan dalam Roh, dan akan menjadi umat Allah yang baru. Sebab mereka yang beriman akan Kristus, yang dilahirkan kembali bukan dari benih yang punah, melainkan dari yang tak dapat punah karena sabda Allah yang hidup (lih. 1Ptr 1:23), bukan dari daging, melainkan dari air dan Roh kudus (lih. Yoh 3:5-6), akhirnya dihimpun menjadi “keturunan terpilih, imamat rajawi, bangsa suci, umat pusaka – yang dulu bukan umat, tetapi sekarang umat Allah” (1Ptr 2:9-10)….

Adapun seperti Israel menurut daging, yang mengembara di padang gurun, sudah di sebut Gereja (jemaat) Allah (lih. Neh 13:1; Bil 20:4; Ul 23:1 dst), begitu pula Israel baru, yang berjalan dalam masa sekarang dan mencari kota yang tetap dimasa mendatang (lih. Ibr 13:14), juga disebut Gereja Kristus (lih. Mat 16:18). Sebab Ia sendiri telah memperolehnya dengan darah-Nya (lih. Kis 20:28), memenuhinya dengan Roh-Nya, dan melengkapinya dengan sarana-sarana yang tepat untuk mewujudkan persatuan yang nampak dan bersifat sosial. Allah memanggil untuk berhimpun mereka, yang penuh iman mengarahkan pandangan kepada Yesus, pencipta keselamatan serta dasar kesatuan dan perdamaian. Ia membentuk mereka menjadi Gereja, supaya bagi semua dan setiap orang menjadi sakramen kelihatan, yang menandakan kesatuan yang menyelamatkan itu[15]. Gereja, yang harus diperluas ke segala daerah, memasuki sejarah umat manusia, tetapi sekaligus melampaui masa dan batas-batas para bangsa. Dalam perjalanannya menghadapi cobaan-cobaan dan kesulitan-kesulitan Gereja diteguhkan oleh daya rahmat Allah, yang dijanjikan oleh Tuhan kepadanya. Maksudnya supaya jangan menyimpang dari kesetiaan sempurna akibat kelemahan daging, melainkan tetap menjadi mempelai yang pantas baik Tuhannya, dan tiada hentinya membaharui diri di bawah gerakan Roh Kudus, sehingga kelak melalui salib mencapai cahaya yang tak kunjung terbenam.”

Katekismus Gereja Katolik menjelaskan mengenai ayat Yoh 10:16, sebagai berikut:

KGK 60    Bangsa yang berasal dari Abraham menjadi pembawa janji yang Allah ikrarkan kepada para bapa bangsa, menjadi bangsa terpilih (Bdk Rm 11:28). yang dipanggil dengan maksud mempersiapkan pengumpulan semua anak Allah dalam kesatuan Gereja (Bdk. Yoh 11:52; 10:16). Bangsa ini menjadi akar pohon, yang padanya akan dicangkokkan orang-orang non- Yahudi, kalau mereka sudah percaya (Bdk. Rm 11:17-18.24).

Selanjutnya Paus Yohanes Paulus II, dalam surat ensiklik Redemptoris Missio mengajarkan demikian:

“Pertama- tama dan utama, adalah penting untuk bekerja keras demi mendirikan komunitas- komunitas Kristiani di mana- mana, yaitu komunitas yang menjadi “tanda kehadiran Allah di dunia”….. Tanggung jawab atas tugas ini adalah tugas Gereja universal maupun gereja- gereja partikular, kepada semua umat Allah dan semua karya evangelisasi …. Iman harus selalu diwartakan sebagai karunia Allah untuk dilaksanakan di dalam hidup di dalam komunitas (keluarga, paroki dan kelompok) dan untuk disebarkan kepada orang lain melalui perkataan dan perbuatan….

Para missionaris yang datang dari gereja- gereja lain dan negara lain harus berkarya di dalam persekutuan dengan kelompok lokal bagi perkembangan komunitas Kristen. Secara khusus …. untuk memajukan penyebaran iman dan perluasan Gereja di dalam lingkungan yang non- Kristen dan di antara kelompok- kelompok non- Kristen, dan untuk memupuk semangat misioner di kalangan gereja- gereja partikular, sehingga langkah- langkah pastoral akan selalu digabungkan dengan perhatian kepada karya misi ad gentes (kepada segala bangsa). Dengan cara ini, setiap gereja akan memberikan perhatian seperti Kristus Sang Gembala yang baik, yang mempersembahkan diri-Nya secara penuh kepada kawanan-Nya, tetapi pada saat yang sama, memikirkan “domba- domba lain, yang yang bukan dari kandang ini.” (Yoh 10:16) (Paus Yohanes Paulus II, surat ensiklik Redemptoris Missio, 49)

Dengan demikian, ‘domba-domba lain’ di sini maksudnya adalah mereka yang berada di luar kawanan domba-Nya. Mereka juga termasuk dalam perhatian Kristus Sang Gembala yang baik; agar mereka dapat menjadi satu dengan kawanan-Nya. Kini pertanyaannya adalah apakah yang dimaksud dengan kawanan domba-Nya? Kitab Suci menunjukkan bahwa kawanan domba Kristus adalah kawanan yang dipercayakan kepada Rasul Petrus (lih. Yoh 21:15-19, Mat 16:18) dan Kristus menghendaki agar kawanan ini selalu bersatu (Yoh 17:20-21)  dengan satu gembala, menjadi pemersatu semua bangsa (lih Yoh 11:52), seperti yang dikehendaki-Nya itu. Kita dapat melihat dalam sejarah Gereja, bahwa kawanan tersebut adalah Gereja Katolik, yang dipimpin oleh Paus sebagai penerus Rasul Petrus. Maka ‘domba- domba lain’ yang dimaksud di sini adalah mereka yang berada di luar Gereja Katolik, termasuk yang non- Kristen, yang kemudian dituntun oleh Kristus agar mendengarkan suara-Nya, dan akhirnya dapat tergabung dalam Gereja-Nya.

4 COMMENTS

  1. Hallo Pak Ginting,

    Saya kurang setuju dengan jawaban Bu Inggrid.

    Domba-domba lain dikatakan adalah orang-orang Non Kristen.

    Kesimpulannya Domba-domba lain tidak percaya kepada Yesus Kristus.

    Ini berarti Domba-domba lain tidak memeiliki Iman Kristen…….

    Sudah lupa dengan Yohanes 3 : 16?

    Ini isinya :

    ”Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang memperlihatkan iman akan dia tidak akan dibinasakan melainkan memperoleh kehidupan abadi.

    Jadi menurut Yoh 3 : 16, tanpa iman kepada Yesus Kristus, orang tersebut akan dibinasakan.

    nah…….Bu Inggrid…….jelas sudah…….

    Salam,
    Budi halasan

    • Shalom Budi Halasan,

      Terima kasih atas tanggapan anda, sehingga saya menyadari bahwa jawaban saya di atas belumlah lengkap. Sekarang saya sudah melengkapinya.

      Kitab Suci menunjukkan bahwa kawanan domba Kristus adalah kawanan yang dipercayakan kepada Rasul Petrus (lih. Yoh 21:15-19, Mat 16:18) dan Kristus menghendaki agar kawanan ini selalu bersatu (Yoh 17:20-21)  dengan satu gembala, menjadi pemersatu semua bangsa (lih Yoh 11:52). Maka di sini kata kuncinya adalah: satu kawanan dan satu gembala. Kita dapat melihat dalam sejarah Gereja, bahwa kawanan tersebut adalah Gereja Katolik, yang bersatu di bawah satu pimpinan, yaitu Paus sebagai penerus Rasul Petrus. Maka ‘domba- domba lain’ yang dimaksud di sini adalah mereka yang berada di luar Gereja Katolik, termasuk yang non- Kristen, yang kemudian dituntun oleh Kristus agar mendengarkan suara-Nya, yang akhirnya dapat tergabung dalam Gereja-Nya menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Contoh yang menarik baru- baru ini adalah kembalinya sebagian gereja Anglikan ke pangkuan Gereja Katolik, di mana mereka kembali mengakui Bapa Paus sebagai pemimpin Gereja di dunia, sebab Paus adalah penerus Rasul Petrus yang kepadanya Kristus telah mempercayakan kawanan domba-Nya.

      Dengan demikian, memang benar ayat Yoh 10:16 tidak untuk dipertentangkan dengan Yoh 3:16; sebab memang keselamatan diperoleh melalui Kristus Putera Allah yang telah diutus oleh Allah Bapa. Kristus menghendaki agar semua orang yang percaya kepada-Nya tergabung dalam satu kawanan dengan satu gembala (lih. Yoh 17:20-21), yaitu di bawah kepemimpinan Rasul Petrus dan para penerusnya, yaitu Bapa Paus, yang kini memimpin umat-Nya dalam Gereja Katolik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  2. Terima kasih Ibu Ingrid atas pencerahannya, sehingga saya menjadi mengerti sekarang.

    Tapi saya masih mempunyai satu lagi pertanyaan, mohon bisa dijelaskan. Terima kasih sebelumnya.
    PERTANYAANNYA :
    Yohanes 10 : 16
    Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

    Siapakah yang dimaksudkan dengan domba-domba lain dalam ayat ini sehingga Yesus harus menuntunnya dan dijadikan satu kawanan dan digembalakan-Nya ?

    Terima kasih banyak atas pencerahannya dan saya menunggu jawaban yang akan Ibu Ingrid berikan

    Tx / S. Ginting

    [Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]

    • Bagi saya, ayat di atas merupakan pernyataan tidak langsung dari Tuhan Jesus Kristus sendiri bahwa DIA adalah Allah yg sangat ingin menyelamatkan seluruh manusia ciptaan-NYA. Konsekuensi lain bagi anggota Tubuh Mistis Kristus telah dijabarkan dgn sangat jelas dalam Redemptoris Missio.

      PS.
      [Namun sejujurnya, saya baru menyadari hal-2 spt ini setelah berumur di atas 40an! Pelajaran agama Katolik di sekolah (dari TK s/d SMA saya bersekolah di sekolah Katolik) “hanya” memberi tuntunan2 umum yg mirip pelajaran Budi Pekerti. Memang hal ini baik krn tidak semua murid adalah Katolik, namun bagi yg Katolik, di kemudian hari, hal tsb dirasakan sangat kurang; praktis hampir tidak ada proses katekisasi bagi Katolik yg baptis sejak lahir. Shallom.]

Comments are closed.