Pertanyaan:
Bingung memilih gereja Protestan mana yang benar? Saya yakin tidak ada satupun didunia gereja yang sempurna, pasti ada kesalahan yang bisa ditemukan. Yang sempurna adalah Tuhan Yesus sendiri dan firmanNya. Alkitab adalah suatu alat ukur untuk mengukur kebenaran jadi selama gereja berdiri di atas kebenaran firman Allah gereja itu benar. Dan ingat kita sendiri adalah gereja (Bait Roh Kudus) seperti tertulis dalam I Kor 6:19-20. “Gereja” inilah yang paling penting untuk dibangun karena bangunan gereja secara fisik bisa rusak, bisa hancur dan tidak kekal. Hal ini bukan berarti kita tidak usah bersekutu dengan umat Tuhan yang lain karena persekutuan merupakan ciri khas dari gereja yang dimulai oleh para rasul untuk saling menguatkan. Namun kita sendiri harus mengukur apakah persekutuan yang kita ikut sesuai dengan Firman Allah atau tidak. Jika tidak, kitapun harus menjauhi persekutuan tsb.
Salam – Samuel.
Jawaban:
Shalom Samuel,
Berikut ini adalah jawaban dari saya untuk point D.
A. Gereja yang benar.
Samuel mengatakan bahwa tidak ada Gereja satupun di dunia ini yang sempurna, dan pasti senantiasa ada kesalahan yang bisa ditemukan. Dan yang sempurna adalah Yesus.
- Pertanyaannya adalah, kalau tidak ada gereja satupun di dunia ini yang sempurna, maka bagaimana kita harus memilih gereja? Gereja manakah yang harus kita ikuti? Kalau semua gereja tidak ada yang sempurna (di sini perlu dijelaskan lebih lanjut apa artinya sempurna), maka tidak ada bedanya kita ke gereja yang satu atau ke gereja yang lain. Apakah yang satu lebih sempurna dari yang lain, ataukah lebih sesuai dengan keinginan kita, atau lebih cocok dengan selera atau perasaan kita. Kalau memang hanya Yesus yang penting, berarti seseorang tidak perlu memilih gereja, karena gereja yang lain juga mengajarkan tentang Yesus. Kalau begitu, apakah kriteria seseorang memilih gereja?
- Kalau memang Yesus yang menjadi fokus utama, maka seseorang harus benar-benar mencari apakah Yesus mendirikan satu Gereja atau banyak gereja. Tanpa pencarian ini, maka perlu dipertanyakan apakah benar prioritas dari seseorang adalah Yesus.
- Lihatlah jawaban di Point C, dimana Gereja Katolik, Gereja yang didirikan oleh Kristus mempunyai empat tanda: satu, kudus, katolik, dan apostolik. Dan untuk lebih jelasnya, silakan membaca beberapa artikel yang berhubungan dengan hal ini: 1, 2 (silakan klik).
B. Alkitab adalah alat ukur untuk mengukur kebenaran.
- Kalau memang Alkitab sebagai alat ukur untuk mengukur kebenaran, bagaimanakah terjadi begitu banyak perpecahan, sehingga ada sekitar 28,000 denominasi setelah revolusi gereja oleh Martin Luther, yang mendasarkan ajarannya kepada “Sola Scriptura“. Saya telah memberikan jawaban di sini (silakan klik) bahwa Alkitab saja tidaklah Alkitabiah, yang intinya adalah: Alkitab tidak dapat menafsirkan sendiri, Gereja telah ada sebelum Alkitab terbentuk,hanya Alkitab sebagai satu-satunya pilar kebenaran menyebabkan perpecahan gereja.
- Di Alkitab juga tidak ada yang mengatakan bahwa Alkitab adalah satu-satunya alat ukur kebenaran. Banyak orang menggunakan 2 Tim 2:16 untuk membuktikan hal ini. Namun ayat tersebut tidak membuktikan bahwa Alkitab adalah satu-satunya pilar kebenaran. Bahkan Alkitab sebalik mengatakan bahwa tiang dasar kebenaran adalah Gereja, the Church of the living God (1 Tim 3:15).
- Samuel mengatakan “Namun kita sendiri harus mengukur apakah persekutuan yang kita ikut sesuai dengan Firman Allah atau tidak. Jika tidak, kitapun harus menjauhi persekutuan tsb.” Kita perhatikan, bahwa untuk mengukur segala sesuatu, walaupun berdasarkan Alkitab, namun tidak lepas dari interpretasi “kita“. Inilah yang membuat ukuran yang diterapkan tidak sama untuk masing-masing orang. Jika yang menjadi tolak ukur untuk memilih Gereja yang benar adalah diri kita sendiri berdasarkan Alkitab saja, maka kita tidak akan pernah menemukan kebenaran tersebut.Dalam Gereja Katolik kata “kita” yang digunakan oleh Samuel, dipercayakan kepada Magisterium Gereja, yang mengukur dan menginterpretasikan Alkitab (tradisi yang tertulis) dan Tradisi Suci. Tanpa ketiga hal tersebut, maka semua penafsiran akan menjadi subyektif.
C. Masing-masing adalah bait Allah dan gereja.
- Sangat disesalkan bahwa pengertian gereja sebagai masing-masing pribadi akan membawa kepada perpecahan dan sudah dibuktikan oleh sejarah. Memang setiap orang dapat mengatakan “saya adalah warga negara Indonesia”, namun setiap orang tidak dapat mengatakan “saya adalah negara Indonesia”. Karena dalam kehidupan berbangsa, ada hukum, dimensi sosial, dan hal-hal lain untuk mencapai tujuan bersama (common good).
- Samuel mengutip 1 Kor 619-20 yang mengatakan “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.”Kita masing-masing memang menjadi bait Allah pada saat kita dibaptis dan pada saat kita terus bertumbuh di dalam Kristus, dengan terus mengamalkan kasih, sehingga Tritunggal Maha Kudus tinggal di dalam kita sebagai yang terkasih atau “the beloved“.
Namun untuk menjadikan gereja hanya sebagai masing-masing pribadi, maka dimensi sosial dan tatanan sosial di dalam Gereja (supernatural society) akan hilang. Ini berarti setiap orang akan bebas untuk berbuat apa saja, termasuk masing-masing pribadi dapat mendirikan gereja. Dalam artikel “Mengapa kita memilih Gereja Katolik”, saya mencoba menegaskan bahwa kita tidak dapat membuat gereja. Gereja sebagai tanda kasih Allah hanya dapat diterima. Kalau kita mendirikan gereja, padalah Kristus sendiri telah mendirikan Gereja, maka kita tidak menghargai pemberian Kristus atau tanda kasih Kristus.
- Gereja jauh lebih besar daripada masing-masing pribadi, karena Kristus sendiri yang mendirikan Gereja (Mat 16:18), dimana Gereja menjadi tiang dasar kebenaran (1 Tim 3:15), sehingga Gereja menjadi Sakramen Keselamatan bagi seluruh bangsa. Gereja lahir pada saat darah dan air keluar dari lambung Kristus di kayu salib, dan dimanifestasikan secara penuh pada hari Pentekosta, yang karyanya di dunia ini diteruskan oleh Gereja Katolik (silakan untuk mempelajari sejarah Gereja).Para kudus di surga adalah Gereja yang telah jaya, para jiwa yang ada di api penyucian (silakan baca artikel Api Penyucian) adalah Gereja yang sedang dimurnikan, dan kita semua yang masih berada di dunia ini adalah Gereja yang mengembara. Dan ketiganya diikat oleh Kristus, sebagai kepala Gereja menjadi satu tubuh, karena tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, tidak juga kematian (Rm 8:38-39).
- Kita masing-masing pribadi tidak dapat menjadi tiang dasar kebenaran, karena masing-masing dari kita sering salah, sering memilih apa yang kita anggap baik karena sesuatu menyenangkan bagi kita.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan untuk menjawab point D. Semoga kita bersama-sama dapat benar-benar menggunakan segala kemampuan kita untuk menemukan Tubuh Mistik Kristus yang benar, yang jauh lebih tinggi dari pada masing-masing pribadi, sehingga kita dapat juga bersatu di dalam Tubuh Kristus, dengan Kristus sendiri sebagai Kepala-Nya. Dan bagi umat Katolik, Tubuh Mistik Kristus adalah Gereja Katolik yang satu, kudus, katolik, dan apostolik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org