Beredarnya buku “The Lost Gospel” tidak perlu mengguncangkan iman kita. Sebab sebenarnya, jika kita perhatikan terdapat kejanggalan- kejanggalan terhadap injil Yudas tersebut:
1) Pertama dikatakan bahwa teks papyrus yang ditemukan tersebut diperkirakan berasal dari abad ke 2 AD. Kita mengetahui bahwa Yudas sendiri wafat pada sekitar tahun 33AD, dengan bunuh diri dengan menggantungkan diri (Mat 27: 5) setelah menyerahkan Yesus kepada kaum Yahudi. Maka dapat diperkirakan [atau bahkan besar kemungkinan] bahwa tulisan di papyrus itu bukan karangan Yudas sendiri.
Sedangkan ke-4 Injil lainnya dituliskan sendiri oleh para rasul Yesus, yaitu Matius (38-45) dan Yohanes (90-100), dan para murid dari para rasul, yaitu Markus (murid Rasul Petrus) dan Lukas (murid Rasul Paulus), kedua Injil ini dituliskan sekitar 64-67. Kita ketahui memang rasul Yohanes adalah rasul yang wafat paling akhir dari antara para rasul, sehingga tak mengherankan bahwa Injilnya dituliskan paling akhir.
2) Isi dari Injil Yudas ini kental mengajarkan aliran Gnosticism, yaitu yang mengajarkan kematian sebagai ‘pembebasan jiwa dari tubuh’. Aliran ini memang marak berkembang di abad-abad pertama, sehingga Rasul Paulus juga telah memberikan peringatan keras kepada umat tentang bahaya ajaran sesat ini dalam Injilnya:
“Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.” (Gal 1:6-9)
3) St. Irenaeus (180) juga mengingatkan umat akan bahaya ajaran sesat Gnosticism ini. Kesaksiannya terhadap ke-empat Injil yang mempunyai hubungan langsung dengan para rasul memberikan alasan penting untuk otoritas ke-empat Injil.
4) Yesus sendiri dalam Injil Matius dan Markus mengecam Yudas, dengan mengatakan demikian:
“Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” (Mat 26:24)
“Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” (Mrk 14:21)
Tidak mungkin Yesus yang telah mengatakan demikian, dan direkam oleh Matius dan Petrus (yang kemudian diajarkan kepada Markus), ternyata mengatakan hal yang sebaliknya kepada Yudas. Yesus yang mengecam Yudas karena pengkhianatannya, tidak mungkin kemudian memujinya dan mengatakan bahwa sesungguhnya Yudas telah melakukan sesuatu yang benar. Yesus yang adalah kebenaran (Yoh 14:6), tidak mungkin mengatakan dua hal yang bertentangan sebagai kebenaran. Maka, jika ada pernyataan yang berlawanan demikian, kita mengetahui bahwa salah satu pernyataan pasti salah/ bukan perkataan Yesus. Dan jika kita meyakini apa yang tertulis dalam Injil Matius dan Markus sebagai kebenaran, karena otoritas Gereja Kristus yang menentukannya, maka konsekuensinya, apa yang disebutkan dalam injil Yudas (pseudo- Yudas- karena kemungkinan besar tidak ditulis oleh Yudas) tersebut adalah salah. Injil Yudas ini tidak memiliki otoritas apapun, karena ajarannya berlawanan dengan pengajaran para rasul dan para Bapa Gereja, dan bahkan sulit membuktikan bahwa injil ini adalah karangan rasul Yudas sendiri. Ini seperti tulisan seseorang yang memakai nama Yudas, dan ingin menentang keseluruhan Tradisi Suci, semacam Da Vinci Code, yang mengutip fakta sejarah yang fiktif pada jaman ini, untuk menyerang kebenaran Injil. Maka, dengan akal sehat dan iman, kita sesungguhnya dapat mengetahui bahwa yang tertera dalam injil Yudas tersebut adalah ajaran yang salah, seperti juga kita melihat tulisan tulisan anti- Gereja yang lain.
Pada akhirnya kita percaya bahwa Gereja Katolik telah dipercaya oleh Kristus untuk menjaga keaslian pengajaran-Nya. Maka kita ketahui bahwa Kitab Suci yang ada sekarang berasal dari kanon yang ditetapkan oleh Gereja Katolik. Maka, jika injil Yudas tidak ada di dalamnya, itu bukan karena injil itu ‘hilang’ dan tidak ditemukan, namun karena ajaran yang tertera di dalamnya ‘asing’ dan bertentangan dengan ajaran Kitab-kitab yang lain. Jika kita dapat melihat bahwa yang disampaikan dalam injil Yudas tersebut adalah sesuatu yang salah, maka iman kita tidak perlu terguncang oleh ajaran yang tertulis di dalamnya. Karya tulis itu tidak diilhami oleh Roh Kudus, karena tidak mengandung kesatuan pengajaran dengan kitab-kitab yang lain dalam Alkitab.
Mat. 26:24 | Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” |
Mrk. 14:21 | Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” |
Katolisitas bagus banget……
Shalom Bu….
Saya ingin menanyakan ttg buku “The Lost Gospel” yang dapat dibeli di toko buku, karena kita semua tahu tentang tokoh Yudas yang tidak asing lagi itu, namun sangat minim skali pengetahuan kita ttg Yudas, dengan munculnya buku tsb apakah tidak akan menggoyahkan iman kekristenan kita, pertanyaan yang sering saya dengar adalah: Yudas sebagai salah seorang murid Yesus mengapa catatan2nya tidak diakui oleh pihak gereja sebagaimana seperti murid2 lainnya?
mungkin ibu bisa menceritakan mengenai keaslian cerita yang diceritakan dalam buku ini, latar belakang dari pengarangnya yang mungkin penganut faham mana, mengapa buku tsb bisa menghebohkan bagi orang yang membacanya dan apa sebabnya…
Maaf ya bu, pertanyaan saya semata-mata hanya bertujuan menambah pengetahuan dengan satu harapan jawaban atau penjelasan dari ibu akan bisa membuka mata bagi yag telah membacanya serta mempertebal iman katolik-nya bagi saudara2 kita yang seiman. Thanks, GBU, Soegiharto
[Dari Admin Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
Comments are closed.