Tanpa kerendahan hati, tanpa kemampuan untuk mengakui secara terbuka dosa-dosa kalian dan kelemahan kalian sendiri sebagai manusia, kalian tidak dapat mencapai keselamatan dan mewartakan Kristus, atau berpura-pura menjadi saksi-Nya. Paus Fransiskus mengajak semua untuk merenungkan tema kerendahan hati Kristiani dalam homilinya pada Misa Jumat pagi, 14 Juni [2013], di Kapel Domus Sanctae Marthae. Turut berkonselebrasi dengannya antara lain Kardinal Giuseppe Bertello, Presiden Gubernuran, dan Kardinal Mauro Piacenza, Prefek Kongregasi untuk Klerus. Hadir pula para pejabat dan karyawan dari Departemen. Mendampingi Kardinal Bertello juga hadir para kerabat dari almarhum Uskup Agung Ubaldo Calabresi, yang selama bertahun-tahun adalah Nuncio Apostolik untuk Argentina. Saat doa umat beriman, Bapa Suci memohon doa untuk uskup yang kepadanya ia terikat oleh persahabatan yang mendalam.
Bacaan harian dari surat kedua Paulus kepada jemaat di Korintus (4:7-15) dan Injil Matius (5:27-32) adalah menjadi pusat meditasi Paus, yang mengaitkan gambaran dari “keindahan Yesus, kuasa Yesus, dan keselamatan yang Yesus bawa untuk kita”, yang Rasul Paulus bicarakan, dengan gambaran dari “bejana tanah liat” yang di dalamnya harta iman terkandung.
Orang-orang Kristen adalah seumpama pot tanah liat, karena mereka lemah, dalam artian bahwa mereka adalah orang berdosa. Namun demikian, Paus mengatakan, antara “kita bejana tanah liat yang malang” dan “kuasa Yesus Kristus” adalah sebuah dialog, dan itu adalah “dialog keselamatan”. Dia memperingatkan bahwa ketika dialog ini mengasumsikan nada pembenaran diri, itu berarti bahwa ada sesuatu yang tidak beres dan di situ tidak ada keselamatan. Kerendahan hati seorang Kristen adalah orang yang mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh Rasul. “Kita harus mengakui dosa-dosa kita dengan benar dan tidak menampilkan diri dengan citra palsu”.
“Saudara-saudara, kita memiliki harta: [yaitu] Juruselamat Yesus Kristus, salib Yesus Kristus adalah harta di mana kita bersukacita”, tetapi marilah kita tidak melupakan “untuk juga mengakui dosa-dosa kita” karena hanya dengan cara ini “dialog yang Kristiani, Katolik, dan konkret”. “Yesus Kristus tidak menyelamatkan kita dengan ide, atau dengan program intelektual. Dia menyelamatkan kita dengan daging-Nya, dengan kekonkretan daging-Nya. Dia merendahkan diri-Nya, menjadi manusia, dan menjadi manusia sampai akhirnya”. Kalian hanya dapat memahami harta seperti ini jika kalian dapat diubah bentuk seumpama pot tanah liat.
(AR)
Paus Fransiskus,
Domus Sanctae Marthae, 14 Juni 2013
Diterjemahkan dari: www.news.va