Di suatu halaman Facebook, ada tertulis: “Jangan biarkan orang lain merendahkan kamu ..….” Ya, ada begitu banyak pesan di sekitar kita, yang intinya mendorong agar jangan sampai orang merendahkan kita. Maka tak heran, ada banyak orang, mungkin termasuk kita juga, yang tidak senang direndahkan, mudah sakit hati kalau orang merendahkan kita. Tapi apa pesan Yesus hari ini?
Kerendahan hati. Itulah pesan sederhana di awal Bulan Kitab Suci Nasional tahun 2013 ini. Bacaan Injil hari ini mengisahkan saat Yesus mengamati bagaimana sikap orang-orang yang datang ke suatu perjamuan orang Farisi. Mereka berlomba-lomba menduduki tempat yang terpenting. Maka Yesus mengatakan perumpamaan ini, “Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan….” (Luk 14: 8). Artinya, janganlah kita mencari penghormatan di mata manusia. Dunia mungkin mendorong kita untuk mencapai ketenaran ataupun pengakuan dari banyak orang. Namun hari ini Tuhan Yesus mengajarkan kita hal sebaliknya, yaitu agar kita tidak mengejar ambisi untuk terlihat hebat atau terkenal di hadapan orang banyak. Mengapa? Sebab itu bukan jalan Tuhan yang membawa kita kepada kebahagiaan sejati. Ada banyak orang yang terkenal di mata dunia, tidak merasa bahagia, dan bahkan ada yang mengakhiri hidupnya dengan tragis.
Maka tak berlebihan, jika St. Agustinus mengatakan, “Kalau kamu bertanya kepadaku apa itu jalan Tuhan, aku akan menjawab bahwa yang pertama adalah kerendahan hati, yang kedua adalah kerendahan hati, dan yang ketiga adalah kerendahan hati. Bukan berarti tidak ada lagi ajaran untuk diberikan, tetapi jika kerendahan hati tidak mendasari semua perbuatan kita, maka semua perbuatan kita menjadi tidak berarti….” Wow! Kalau begitu, apakah arti kerendahan hati? Kerendahan hati adalah hasil dari pengenalan akan diri sendiri dan pengenalan akan Tuhan, sehingga kita dapat mengakui bahwa kita ini bukan apa-apa di hadapan Tuhan, namun dikasihi oleh-Nya dan dilimpahi-Nya dengan rahmat. Maka, segala yang baik yang ada pada kita adalah pemberian Tuhan, dan tak perlu membuat kita menjadi tinggi hati. Kita mensyukuri setiap talenta pemberian Tuhan itu, dan menyadari bahwa semua itu adalah untuk kita kembangkan demi kemuliaan Tuhan. Oleh karena itu, kerendahan hati yang sejati tidak bertentangan dengan kehendak yang sepantasnya untuk memperoleh kemajuan dalam kehidupan sosial ataupun perlakuan yang wajar seturut martabat manusia. Namun orang yang rendah hati tidak suka pamer ataupun mencari penghargaan dari orang lain. Sebab sesungguhnya kita ini hanya alat saja di hadapan Tuhan, yang dipercayakan oleh-Nya untuk membawa harta ilahi-Nya yang tiada ternilai. Sudahkah kita menjadi orang yang rendah hati?
Bangsa (kita) Indonesia telah dilanda krisis rendah hati. Banyak orang berpacu dalam kompetisi kotor, berlomba menjadi “tuan” bagi yang lain. Kisah litani korupsi para penegak hukum dan wajah kemiskinan yang kian nista di bawah batas kemanusiaan. Kita butuh pertobatan dalam segala bidang dengan satu nada prinsip kerendahan hati…………….God bless
Comments are closed.