Pertanyaan:

Shalom semua… Tuhan memberkati…

malam ini saya bingung… seperti memilih dua jalan yang saya tidak tahu akhirnya dimana…
saya memang dibesarkan dalam keluarga katolik tapi tidak terlalu fanatik…
masalah saya ini…
dari dulu saya diajarkan tentang 3 pribadi Allah…
Allah Bapa yang adalah Tuhan
Allah Putra yang adalah Yesus
dan Allah Roh Kudus

beberapa waktu yang lalu saya diyakini dan iman saya semakin diteguhkan bahwa pribadi Allah ada masanya sendiri dalam artian
1) saat penciptaan hingga sebelum kelahiran Yesus di dunia, Tuhan yang berkehendak dan mengatur semua, dan Tuhan langsung berfirman pada nabi-nabinya yang kudus tanpa perantaraan apapun dan siapapun
2) saat kelahiran Yesus hingga kebangkitannya, Yesus datang menebus kita dengan darahNya yang suci mulia, bahkan mengadakan tanda-tanda dan mukjizat yang luar biasa agar bisa mengarahkan hati orang kaku dan keras
3) saat Roh Kudus turun atas para rasul sampai saat ini kita diberi Tuhan kuasa untuk dengan kebijakanNya dalam Roh Kudus yang ada dalam setiap kita menaklukan setan dan iblis serta kembali bersatu dengan kerahimanNya

namun beberapa saat yang lalu di salah satu forum ada artikel bahwa sebenarnya Allah kita hanya satu yaitu Tuhan, lalu bagaimana dengan Yesus Kristus? apakah dia nabi atau pribadi Allah yang lain??
saya bingung karena pendapat itu diperkuat dengan pernyataan bahwa Yesus sendiri dalam Alkitab tidak menunjukkan dirinya sebagai salah satu pribadi Allah… saya berpikir Yesus Kristus adalah pintu bagi kemulian Tuhan bersatu dengan kehinaan manusia, sama seperti air dan minyak yang hanya bisa bersatu oleh karena sabun, saya berpikir bahwa doa saya kepada Yesus Kristus adalah sebagai permohonan agar bisa melalui Dia saya bertemu Bapa Pencipta karena telah mengikuti jalannya juga pernyataan Yesus akan hukum kasih yang pertama “kasihilah Tuhan, Allahmu….” juga dalam Mrk. 12:29 “Dengarlah hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa”…kan berarti Yesus menyangkal diriNya sebagai Allah… juga pernyataan bahwa dulu sebelum katolik terpisah menjadi katolik roma dan ortodox timur saat diadakan konsili Nicea-Konstaninopel banyak pemimpin gereja yang hadir adalah pemimpin gereja ortodox timur yang faham teologisnya dipengaruhi faham helenistik atau faham Yunani yang menyembah berhala jadi ortodox timur tidak merasa banyak Allah menjadi beban karena sejarah mereka yang sebelumnya merujuk pada penyembahan berhala, bahkan Paus pertama St. Petrus tidak menjadikan Yesus sebagai Tuhan, tetapi Tuan…bukan God tapi Lord…dan memang terjemahan bahasa indonesia yang payah dan saya menyalahkan LAI!! saat gereja perdana nama Yesus adalah sebagai nabi besar yang merupakan satu2nya pintu akses kepada kekekalan Bapa…. namun di posting ini, Arius malah disebut sesat… dan memang secara logika Yesus bukanlah Tuhan tetapi manusia sejati yang sebelum berada di rahim Bunda Perawan telah dipenuhi Roh Kudus dan dari pada itu pula kemungkinan besar Yesus dijauhkan dan tidak pernah menyentuh dosa seumur hidupNya…
semua artikel itu didapat dari (http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=2709)
duh bingung…bagaimana ini?? iman saya sedang diuji…. mohon bantuan! sekarang pilihan saya ada dua antara menjadikan Yesus sebagai Allah Putra Penebus atau seorang Perantara Tuhan bagi manusia
saat menjadikan Yesus sebagai Allah Putra saya takut kenyataan Tuhan bahwa Yesus adalah pengantara Tuhan dan manusia, dengan itu saya dihukum karena menduakan Tuhan
saat menjadikan Yesus sebagai Pengantara saya takut kenyataan Tuhan bahwa Yesus adalah Putra TunggalNya dengan itu saya dihukum karena meragukan iman saya
saat ini saya berpikir yang patut saya sembah adalah Tuhan Allah Pencipta dan kepada Yesus Kristus saya mohon ijin memasuki Kerajaan Surga dalam nama Dia yang adalah Kristus…saya takut salah memangil Yesus dengan sebutan Tuhan atau Pengantara…
tolong bantuannya…saya sampai tidak bisa tidur…saya takut pada Tuhan(T_T)
semoga Roh Kudus bisa membimbing kita agar jawaban yang kita sampaikan berkenan dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin

Gunawan Wijaya

Jawaban:

Shalom Gunawan Wijaya,

Terima kasih atas sharingnya tentang kebingungan anda tentang Trinitas. Mari kita membahasnya bersama-sama dan mohon Roh Kudus membimbing diskusi kita, sehingga kita dapat memperoleh keyakinan akan iman kita.

Menghindari jebakan ajaran sesat modalisme

1) Pengertian anda tentang peran Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus harus dimengerti dengan benar, karena dapat terjebak pada ajaran modalisme (modelism), yang ditentang oleh Gereja Katolik. Pengajaran yang salah ini, menekankan akan peran Allah Bapa pada penciptaan, kemudian diganti dengan peran Allah Putera yang membebaskan manusia, dan kemudian diganti dengan peran Roh Kudus yang menyucikan manusia. Kita harus mengerti bahwa Allah Putera dan Allah Roh Kudus melakukan segala sesuatunya (mencipta, menebus manusia, menguduskan, dll) bersama-sama dengan Allah Bapa.

2) Kalau di forum tersebut dikatakan bahwa Allah kita adalah satu, maka hal tersebut adalah benar, karena memang Gereja Katolik mengajarkan bahwa Trinitas adalah satu Allah dalam tiga Pribadi atau satu hakekat /substansi (substance) dalam tiga pribadi (person). Dengan demikian, kita harus mengerti hakekat substansi dan pribadi. Silakan melihat artikel tentang Trinitas di atas – silakan klik. Dengan mengerti akan perbedaan substansi dan pribadi, maka kita akan dapat mengerti Trinitas dengan baik.

Membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Allah

Beberapa artikel yang membantu

Dengan pengertian point 1, maka kita dapat melihat bahwa Yesus Kristus dan Roh Kudus ada bersama-sama dengan Bapa sepanjang segala abad. Sekarang permasalahannya adalah bagaimana kita tahu bahwa Yesus adalah Allah. Untuk itu, anda dapat membaca artikel tentang ke-Allahan Yesus Kristus dalam beberapa artikel Kristologi berikut ini:

Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.

Yesus tidak pernah mengatakan “Aku Tuhan dan sembahlah Aku”

Anda mengatakan “saya bingung karena pendapat itu diperkuat dengan pernyataan bahwa Yesus sendiri dalam Alkitab tidak menunjukkan dirinya sebagai salah satu pribadi Allah” Kalau yang dicari kata-kata secara persis “Aku Tuhan dan sembahlah Aku”, maka memang tidak ada kalimat tersebut. Namun, Yesus membuktikan Diri-Nya Tuhan dengan cara yang lebih menyakinkan, yaitu dengan dinubuatkan sebelumnya, mukjijat yang dilakukan-Nya – termasuk mengampuni dosa dan bangkit dari antara orang mati. Silakan membaca lebih lanjut dalam link-link yang saya berikan. Argumentasi bahwa Yesus bukan Tuhan karena Yesus tidak pernah mengatakan “Aku Tuhan dan sembahlah Aku” adalah sama seperti seseorang tidak percaya Bill Gates adalah orang yang kaya, karena dia tidak pernah mengatakan “Akulah orang kaya, akuilah itu”. Silakan melihat jawaban lengkapnya di sini – silakan klik.

Tentang konsili Nicea (325)

Untuk konsili Nicea yang sering dipakai untuk mengatakan bahwa Yesus diberikan gelar Tuhan pada tahun 325, maka anda dapat melihat jawaban ini – silakan klik.

Syahadat ‘Aku Percaya’ menyatakan bahwa rahasia sentral iman Kristen adalah Misteri Allah Tritunggal. Maka Trinitas adalah dasar iman Kristen yang utama[9] yang disingkapkan dalam diri Yesus. Seperti kita ketahui di atas, iman kepada Allah Tritunggal telah ada sejak zaman Gereja abad awal, karena didasari oleh perkataan Yesus sendiri yang disampaikan kembali oleh para murid-Nya. Jadi, tidak benar jika doktrin ini baru ditemukan dan ditetapkan pada Konsili Konstantinopel I pada tahun 359! Yang benar ialah: Konsili Konstantinopel I mencantumkan pengajaran tentang Allah Tritunggal secara tertulis, sebagai kelanjutan dari Konsili Nicea (325)[10], dan untuk menentang heresies (ajaran sesat) yang berkembang pada abad ke-3 dan ke-4, seperti Arianisme (oleh Arius 250-336, yang menentang kesetaraan Yesus dengan Allah Bapa) dan Sabellianisme (oleh Sabellius 215 yang membagi Allah dalam tiga modus, sehingga seolah ada tiga Pribadi yang terpisah).

Dari sejarah Gereja kita melihat bahwa konsili-konsili diadakan untuk menegaskan kembali ajaran Gereja (yang sudah berakar sebelumnya) dan menjaganya terhadap serangan ajaran-ajaran sesat/ menyimpang. Jadi yang ditetapkan dalam konsili merupakan peneguhan ataupun penjabaran ajaran yang sudah ada, dan bukannya menciptakan ajaran baru. Jika kita mempelajari sejarah Gereja, kita akan semakin menyadari bahwa Tuhan Yesus sendiri menjaga Gereja-Nya: sebab setiap kali Gereja ‘diserang’ oleh ajaran yang sesat, Allah mengangkat Santo/Santa yang dipakai-Nya untuk meneguhkan ajaran yang benar dan Yesus memberkati para penerus rasul dalam konsili-konsili untuk menegaskan kembali kesetiaan ajaran Gereja terhadap pengajaran Yesus kepada para Rasul. Lebih lanjut mengenai hal ini akan dibahas di dalam artikel terpisah, dalam topik Sejarah Gereja.

Pengaruh faham helenistik dalam Kekristenan

Tidak benar kalau dikatakan bahwa Gereja perdana karena dipengaruhi oleh faham helenistik, kemudian tidak berkeberatan dengan penyembahan berhala. Kalau demikian halnya, bagaimana kita menjelaskan begitu banyak martir yang meninggal karena mempertahankan iman mereka akan Yesus Kristus yang adalah Tuhan? Kalau memang tidak menjadi masalah bagi jemaat Kristen perdana untuk menyembah berhala, seharusnya pada waktu kekaisaran Diocletian, mereka mengikuti keinginan kaisar untuk menyembah dewa-dewi Roma. Namun, yang terjadi adalah jemaat Kristen Perdana (sekitar 20,000 martir) lebih suka menyerahkan nyawanya dibandingkan menyembah berhala.

Silakan juga melihat beberapa kutipan Bapa Gereja sebelum konsili Nicea (325), yang berarti membuktikan bahwa sebelum konsili Nicea, para Bapa Gereja mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.

Ignatius of Antioch [50-117 AD] Epistle to the Ephesians
“Ignatius, also called Theophorus, to the Church at Ephesus in Asia . . . predestined from eternity for a glory that is lasting and unchanging, united and chosen through true suffering by the will of the Father in Jesus Christ our God” (Letter to the Ephesians 1 [A.D. 110]).
“For our God, Jesus Christ, was conceived by Mary in accord with God’s plan: of the seed of David, it is true, but also of the Holy Spirit” (ibid., 18:2).
Ignatius of Antioch [50-117 AD] Epistle to the Romans
“[T]o the Church beloved and enlightened after the love of Jesus Christ, our God, by the will of him that has willed everything which is” (Letter to the Romans 1 [A.D. 110]).
Aristides the Philosopher [90-150 AD] The Apology
“[Christians] are they who, above every people of the earth, have found the truth, for they acknowledge God, the Creator and maker of all things, in the only-begotten Son and in the Holy Spirit” (Apology 16 [A.D. 140]).
Tatian the Syrian [120-180 AD] Address to the Greeks
“We are not playing the fool, you Greeks, nor do we talk nonsense, when we report that God was born in the form of a man” (Address to the Greeks 21 [A.D. 170]).
Irenaeus of Lyons [120-180 AD] Adversus Haereses (Book I, Chapter 10)
“For the Church, although dispersed throughout the whole world even to the ends of the earth, has received from the apostles and from their disciples the faith in one God, Father Almighty, the creator of heaven and earth and sea and all that is in them; and in one Jesus Christ, the Son of God, who became flesh for our salvation; and in the Holy Spirit, who announced through the prophets the dispensations and the comings, and the birth from a Virgin, and the passion, and the resurrection from the dead, and the bodily ascension into heaven of the beloved Christ Jesus our Lord, and his coming from heaven in the glory of the Father to reestablish all things; and the raising up again of all flesh of all humanity, in order that to Jesus Christ our Lord and God and Savior and King, in accord with the approval of the invisible Father, every knee shall bend of those in heaven and on earth and under the earth . . . ” (Against Heresies 1:10:1 [A.D. 189]).
Irenaeus of Lyons [120-180 AD] Adversus Haereses (Book III, Chapter 19)
“Nevertheless, what cannot be said of anyone else who ever lived, that he is himself in his own right God and Lord . . . may be seen by all who have attained to even a small portion of the truth” (ibid., 3:19:1).
Clement of Alexandria [150-215 AD] Exhortation to the Heathen (Chapter 1)
“The Word, then, the Christ, is the cause both of our ancient beginning-for he was in God-and of our well-being. And now this same Word has appeared as man. He alone is both God and man, and the source of all our good things” (Exhortation to the Greeks 1:7:1 [A.D. 190]).
Clement of Alexandria [150-215 AD] Exhortation to the Heathen (Chapter 10)
“Despised as to appearance but in reality adored, [Jesus is] the expiator, the Savior, the soother, the divine Word, he that is quite evidently true God, he that is put on a level with the Lord of the universe because he was his Son” (ibid., 10:110:1).
Hippolytus [170-236 AD] Refutation of All Heresies (Book IX)
“Only [God’s] Word is from himself and is therefore also God, becoming the substance of God” (Refutation of All Heresies 10:33 [A.D. 228]).
Hippolytus [170-236 AD] Refutation of All Heresies (Book X)
“For Christ is the God over all, who has arranged to wash away sin from mankind, rendering the old man new” (ibid., 10:34).
Tertullian [160-240 AD] Against Praxeas
“That there are two gods and two Lords, however, is a statement which we will never allow to issue from our mouth; not as if the Father and the Son were not God, nor the Spirit God, and each of them God; but formerly two were spoken of as gods and two as Lords, so that when Christ would come, he might both be acknowledged as God and be called Lord, because he is the Son of him who is both God and Lord” (Against Praxeas 13:6 [A.D. 216]).
“The origins of both his substances display him as man and as God: from the one, born, and from the other, not born” (The Flesh of Christ 5:6–7 [A.D. 210]).
Origen [185-254 AD] De Principiis (Book IV)
“Although he was God, he took flesh; and having been made man, he remained what he was: God” (The Fundamental Doctrines 1:0:4 [A.D. 225]).
Novatian [220-270 AD] Treatise Concerning the Trinity
“If Christ was only man, why did he lay down for us such a rule of believing as that in which he said, ‘And this is life eternal, that they should know you, the only and true God, and Jesus Christ, whom thou hast sent?’ [John 17:3]. Had he not wished that he also should be understood to be God, why did he add, ‘And Jesus Christ, whom thou hast sent,’ except because he wished to be received as God also? Because if he had not wished to be understood to be God, he would have added, ‘And the man Jesus Christ, whom thou hast sent;’ but, in fact, he neither added this, nor did Christ deliver himself to us as man only, but associated himself with God, as he wished to be understood by this conjunction to be God also, as he is. We must therefore believe, according to the rule prescribed, on the Lord, the one true God, and consequently on him whom he has sent, Jesus Christ, who by no means, as we have said, would have linked himself to the Father had he not wished to be understood to be God also. For he would have separated himself from him had he not wished to be understood to be God” (Treatise on the Trinity 16 [A.D. 235]).
Cyprian of Carthage [200-270 AD] Treatise 3
“One who denies that Christ is God cannot become his temple [of the Holy Spirit] . . . ” (Letters 73:12 [A.D. 253]).
Lactantius [290-350 AD] The Epitome of the Divine Institutes
“He was made both Son of God in the spirit and Son of man in the flesh, that is, both God and man” (Divine Institutes 4:13:5 [A.D. 307]).
Lactantius [290-350 AD] Divine Institutes, Book IV
“We, on the other hand, are [truly] religious, who make our supplications to the one true God. Someone may perhaps ask how, when we say that we worship one God only, we nevertheless assert that there are two, God the Father and God the Son-which assertion has driven many into the greatest error . . . [thinking] that we confess that there is another God, and that he is mortal. . . . [But w]hen we speak of God the Father and God the Son, we do not speak of them as different, nor do we separate each, because the Father cannot exist without the Son, nor can the Son be separated from the Father” (ibid., 4:28–29).

Tentang Rasul Petrus dan pengakuannya akan keAllahan Yesus

Manusia tidak perlu menjadikan Yesus Tuhan, karena Yesus sendiri telah membuktikan bahwa Diri-Nya adalah Tuhan. Kalau rasul Petrus tidak percaya bahwa Yesus Tuhan, maka bagaimana kita menerangkan hal-hal berikut ini:

1. Pengakuan Petrus di Kaisarea Filipi14  Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” 15  Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” 16  Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” 17  Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 18  Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 19  Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” 20  Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.” (Mt 16:14-20; Mk 16:16)

Dari ayat 14, kita tahu bahwa banyak orang membandingkan Yesus dengan para nabi-nabi besar di dalam Perjanjian Baru. Namun Petrus mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Anak Allah inilah yang memberikan kunci Kerajaan Sorga kepada Petrus. Siapakah yang dapat memberikan kunci Kerajaan Sorga kepada seseorang, kalau Dia tidak mempunyai kunci ini sebelumnya? Dan siapakah yang dapat memberikan kunci Kerajaan Sorga kecuali Allah sendiri?

2) Pada hari Pentakosta, Petrus berkata “Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” (Kis 2:38) Apakah mungkin seseorang dibaptis dalam nama manusia dan bukan Tuhan?

3) Ketika Petrus dan Yohanes disidang oleh kaum Farisi, dia mengatakan “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia [Yesus], sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis 4:12) Kalau Yesus bukan Tuhan, mengapa Petrus mengatakan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Yesus?

Kesimpulan

Dari pemaparan di atas dan link-link yang diberikan, maka secara jelas anda akan melihat bahwa iman yang yakini – bahwa Yesus adalah Tuhan – mempunyai dasar yang kuat. Untuk mengerti Trinitas, mulailah dari pribadi Yesus terlebih dahulu, yang memang secara jelas masuk dalam sejarah manusia, yang telah dinubuatkan sebelumnya, yang telah membuat begitu banyak mukjijat – termasuk mengampuni dosa dan bangkit dari antara orang mati -, yang mempunyai kodrat sungguh manusia dan sungguh Allah, dan terus diimani sebagai Allah oleh jemaat perdana. Semoga uraian ini dan link-link yang diberikan dapat membantu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org

16 COMMENTS

  1. Syalom
    Saya jg bingung ,apa mungkin dgn 3 kepribadian menjadi satu. Tuhan Yesus lahir dr rahim maria, dn stiap manusia lahir dr rahim ibu ap pantas dsebut sbg Tuhan ? Klu pantas sbg Tuhan menurut saya Nabi Adam karna dia tidak dlahirkan. Dn kenapa Tuhan sendiri yg turun langsung kebumi unt menyelamatkan umatny ? Dan yg membuat saya bingung dlm alkitab ad nabi yg berkelahi dgn tuhan ? Mohon penjelasanny,

    [dari katolisitas: Silakan melihat rangkaian artikel tentang kristologi ini:

    Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.

    Tentang Yakub yang bergulat dengan malaikat, silakan membaca penjelasan ini – silakan klik.]

  2. Tuhan memberkati..

    Sama seperti saudara Gunawan Wijaya di atas,belakangan ini iman saya seperti terusik dengan pertanyaan tentang dogma ajaran Katholik..( dulu waktu masih sekolah di SMU pertanyaan ini sering saya ajukan kepada Pastor Paroki ataupun susteis guru agama saya..tp blm mendapatkan jawaban yg logis dan otentik ).Karena jawaban dr mereka pasti “Iman itu tidak dapat dilogika seperti pikiran manusia..
    Adapun pertanyaan saya itu adalah :
    1.APAKAH YESUS ITU JUGA TUHAN DAN ALLAH?
    Dalam konsep Trinitas,hal ini sudah sangat jelas..tp adakah dasar konsep ini dituangkan dalam Alkitab?Bukan dr hasil Konsili..Alkitab sendiri khususnya Perjanjian Baru,kira-kira kapan ditulisnya?Adakah bukti-bukti otentik untuk itu?Karena Mateus,Markus,Lukas tidak dlm waktu yang sama dengan hidupNya Yesus.Bukan pula hasil konspiras politik atau kekuasaan demi mengontrol kehidupan masyarakatnya karena pada saat itu kedudukan pemimpin katolik sama seperti penguasa?
    Kalau memang Yesus itu Tuhan,kenapa waktu di taman Getsemani Yesus berdoa kepada Bapa sambil mengucapkan “kalau bisa,biarlah cawan ini berlalu dari padaKu ?”Atau sebelum wafatNya di kayu salib,Yesus berseru “Bapa kenapa Engkau tinggalkan Aku?Bukankah ini memyiratkan keterbatasan Yesus sebagai Tuhan?Dan sekaligus menunjukkan kalau Yesus itu pribadi yang lain dari Allah Bapa?Jadi ada 2 pribadi..
    Mohon pencerahannya..dan terimakasih..

    • Shalom Antonius,

      Sesungguhnya kalau Anda merasa terusik dengan dogma Gereja Katolik, maka hal ini dapat menjadi kesempatan bagi Anda untuk dapat mempertanyakan, memperdalam, dan pada akhirnya meyakini, sehingga Anda dapat mengimani dogma Gereja Katolik dengan sukacita, karena tahu bahwa apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik adalah sesuatu yang benar. Berikut ini adalah jawab yang dapat saya berikan:

      Yesus mempunyai kodrat manusia sekaligus kodrat Allah, di mana keduanya berada dalam kesatuan yang tak terpisahkan (hypostatic union). Bagaimana kita mengetahui bahwa Yesus mempunyai kodrat Allah dan kodrat manusia?

      Tidak ada yang menyangkal bahwa Kitab Suci membuktikan bahwa Yesus adalah manusia, sehingga Gereja Katolik mengajarkan bahwa Yesus adalah sungguh manusia. Namun, Kitab Suci yang sama juga membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan, sehingga Gereja Katolik juga mengajarkan bahwa Kristus mempunyai kodrat Allah. Ke-Allahan-Nya dapat dibuktikan dengan kedatangan-Nya yang dinubuatkan oleh para nabi dari generasi ke generasi: Kelahiran-Nya (lih. Mik 5:2), kehidupan-Nya yang membuat banyak mukjizat (lih. Yes 29:18, 35:5-6, 61:1; bdk. Mat 11:5; Luk 4:18; Mat 15:30), penderitaan dan kematian-Nya (lih. Yes 42, 49, 50, 53). Yesus memberikan hukum dalam namanya sendiri, dengan berkata “Aku berkata kepadamu…” (lih. Mat 5-6), sehingga Dia dapat mengatakan kalau seseorang mau sempurna, maka dia harus mengikuti Yesus yang adalah Tuhan (lih. Mat 19:21). Hal ini juga ditunjang dengan begitu banyak mukjizat yang dilakukannya seperti: Yesus menghentikan badai (Mat 8: 26; Mrk 4:39-41), menyembuhkan penyakit (Mat 8:1-16,  9:18-38, 14:36, 15: 29-31), memperbanyak roti untuk ribuan orang (Mat 14: 13-20; Mrk 6:30-44; Luk 9: 10-17; Yoh 6:1-13), mengusir setan (Mat 8:28-34), dan membangkitkan orang mati (Luk 7:14; Yoh 11:39-44). Di atas semuanya itu, mukjizat-Nya yang terbesar adalah: Kebangkitan-Nya sendiri dari mati (Mat 28:9-10; Luk 24:5-7,34,36; Mrk 16:9; Yoh 20:11-29; 21:1-19). Beberapa hal yang tidak dapat disangkal bahwa Yesus sungguh Allah karena Yesus berkuasa untuk mengampuni dosa (lih. Mat 9:2-8; Mrk 2:3-12; Luk 5:24, Luk 7:48). Kristus juga mengatakan bahwa Dia mampu memberikan hidup yang kekal (lih. Yoh 10:28) dan bahwa Ia dan Bapa adalah satu (lih. Yoh 10:30). Dengan cara-Nya sendiri Yesus menyatakan diri-Nya adalah Sang Yahweh, terutama dengan mengatakan bahwa diri-Nya, “Aku adalah Aku/ I am who am“, yang adalah sinonim/ arti kata ‘Yahweh’ itu sendiri. Karena klaim ke-Allahan inilah, maka Yesus hendak dibunuh dan dilempari batu oleh orang-orang Yahudi (lih. Yoh 10:33). Lebih lanjut, Yesus sendiri tidak menolak ketika Rasul Tomas mengatakan “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoh 20:28) dan tidak menolak ketika Dia disembah oleh para murid (lih. Mat 28:16-17). Dan akhirnya dalam Kitab Wahyu digambarkan bahwa Yesus bertahta dalam kemuliaan dan seluruh ciptaan menyembah-Nya (lih. Why 5:13-14).

      Menyadari bahwa Allah sendiri mewahyukan Diri-Nya dan mengambil rupa manusia dalam diri Yesus, maka jemaat perdana mempercayai ke-Allahan Yesus. Dengan demikian, jemaat perdana melihat bahwa ada dua Pribadi Allah. Dan kemudian disusul dengan kesadaran bahwa Kristus dan Bapa juga mengutus Roh Kudus yang walaupun tidak dapat dilihat namun sangat dirasakan manifestasi-Nya dalam karya-karya yang dilakukan, yang dimanifestasikan pada hari Pentakosta. Dalam artikel tentang Trinitas – silakan klik, kita dapat melihat apa yang dituliskan dalam Kitab Suci, baik Perjanjian Lama dan juga Perjanjian Baru sebagai berikut:

      Dalam artikel iman tentang Allah Bapa, kita mengetahui bahwa sebenarnya bangsa Israel telah mengenal Tuhan sebagai Bapa; dan kemudian pengertian Bapa diungkapkan secara lebih jelas oleh Kristus. Dalam Perjanjian Lama (PL), sebutan Allah sebagai Bapa merujuk kepada Sang Pencipta dunia (KGK, 238; lih. Ul 32:6; Mal 2:10); sebagai tanda perjanjian Allah dengan Israel (lih. Kel 4:22); sebagai Bapa kaum Israel (lih. 2Sam 7:14), dan secara khusus Bapa kaum miskin, baik yatim maupun janda (lih. Mzm 68:6). Namun, dalam Perjanjian Baru (PB), Yesus mengungkapkan jati diri Bapa, yang bukan hanya Sang Pencipta, namun juga menjadi Bapa bagi Nya- dalam hubungan asal (lih. Mat 11:27).

      Dalam PL, kita melihat adanya wahyu Tuhan yang menggambarkan Trinitas, walaupun secara samar-samar. Dalam Kitab Kejadian, Tuhan mengatakan “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” (lih. Kej 1:26). Para Bapa Gereja mengartikan bahwa ‘Kita’ mengacu kepada Bapa yang berbicara dengan Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Imam memberkati bangsa Yahudi dengan menyebutkan nama Tuhan tiga kali (lih. Bil 6:23-24). Nabi Yesaya menceritakan bahwa para malaikat di Sorga berseru,”Kudus, kudus, kuduslah Tuhan” (lih. Yes 6:3). Kemudian Daud berkata “Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku” (lih. Mat 24:44; Mzm 110:1). Semuanya ini menggambarkan secara samar-samar akan Tuhan yang satu, namun mempunyai tiga Pribadi.

      Dalam PB, Yesus memberikan gambaran yang lebih jelas tentang misteri Trinitas, yaitu ketika Kristus dibaptis (lih. Mat 3:13-17); ketika malaikat menyampaikan kabar gembira (lih. Luk 1:30-35); janji Kristus untuk mengutus Penolong lain yang keluar dari Bapa (Yoh 14:16-17; Yoh 15:26) dan juga pesan Yesus yang terakhir sebelum naik ke surga, yaitu agar para murid membaptis dalam nama Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus, menjadikan segala bangsa murid-Nya dan mengajarkan segala perintah-Nya (lih Mat 28:19-20).

      Selanjutnya, Rasul Yohanes juga menyebutkan tentang Trinitas, “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.” (1Yoh 5:7). Hal ini juga dipertegas oleh Rasul Paulus, yang memberikan berkat dengan rumusan Trinitas (lih. 2Kor 13:14). Pada akhir suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus menuliskan penutup dengan rumusan Trinitas, “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” (2Kor 13:13) Dalam pemaparannya tentang macam-macam karunia yang tidak dapat dipisahkan dari ketiga Pribadi dalam Trinitas, Rasul Paulus menuliskan, “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.”(1Kor 12:4-6) Rasul Petrus juga menegaskan Trinitas dalam tulisannya sebagai berikut, “Orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. ” (1 Pet 1:2).

      Dari dasar-dasar wahyu Allah yang dinyatakan di dalam Kitab Suci, maka Gereja perdana berjuang untuk dapat merumuskan Trinitas secara lebih jelas dan presisi, sehingga tidak terjadi penyimpangan ajaran. Gagasan-gagasan dapat dilihat dari analogi-analogi yang diberikan oleh para Bapa Gereja, maupun definisi-definisi yang diberikan oleh para Bapa Gereja, yang juga menjadi dasar dari keputusan-keputusan konsili.

      Dengan demikian, jelaslah bahwa Konsili sebenarnya merumuskan apa yang telah dipercaya, sehingga tidak terjadi penyimpangan ajaran. Yang menjadi dasar dari keputusan Konsili adalah Tradisi Suci dan juga Kitab Suci. Tentang penulisan Injil, kita dapat melihat bahwa keempat Injil ditulis oleh saksi-saksi pertama, di mana Injil Matius pada sekitar tahun 50 AD, Lukas dan Markus sekitar 62-68 AD (dituliskan hampir bersamaan), dan Yohanes tahun 90-100 AD. Kita jangan melupakan bahwa Matius dan Yohanes adalah dua orang rasul yang dipilih langsung oleh Yesus sedangkan Markus menuliskan apa yang dikotbahkan oleh Rasul Petrus dan Lukas menuliskan apa yang diajarkan oleh Rasul Paulus. Rasul Paulus dan Rasul Petrus adalah dua orang yang juga dipilih secara khusus oleh Yesus. Otentisitas dari Injil dapat dilihat dalam diskusi ini di sini – silakan klik dan klik ini.

      Pada awal kekristenan, sebenarnya tidak ada kuasa politik apapun yang dipunyai oleh umat Kristen, bahkan hidup mereka terancam, dianiaya, dibunuh. Namun, justru mereka rela memberikan dirinya untuk mempertahankan kebenaran, bahwa Yesus adalah sungguh manusia dan sungguh Allah, yang menderita, mati, bangkit dan naik ke Sorga. Dengan demikian tidak ada dasar yang kuat untuk menghubungkan kekristenan dengan konspirasi politik.

      Diskusi tentang mengapa Yesus berdoa dapat dilihat di sini- silakan klik. Memang benar, bahwa Gereja katolik mempercayai Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Dan Pribadi Yesus adalah berbeda dengan Allah Bapa dan berbeda dengan Pribadi Allah Roh Kudus. Silakan membaca terlebih dahulu link yang saya berikan di atas. Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  3. Shalom,

    Adakah Yesus merupakan Putera yang menjelma menjadi manusia? Apakah kalau Putera tidak menjelma menjadi manusia maka Yesus tidak wujud ( dengan arti kata lain Yesus yang adalah benar benar manusia dan benar benar Allah ? )

    Adakah maksudnya sejak dari semula ada Firman ( sifat illahi sahaja ) sehingga terjadi inkarnasi maka dikenal Yesus ( Allah dan Manusia ) ?

    Yang mati di kayu salib apakah manusiawinya Yesus atau keillahiannya sekali?

    Mohon jawaban dan pencerahannya.

    Sekian, Tuhan memberkati.

    Linda Miriam

    • Shalom Linda Maria,

      Kita ketahui dari banyak ayat dalam Kitab Suci, bahwa Yesus adalah Putera Allah yang Tunggal, yang diutus Allah Bapa untuk menjadi manusia (contoh yang paling jelas dalam Yoh 3:16). Maka pengandaian seperti, “Apakah kalau Yesus tidak menjadi manusia maka …..” menjadi sulit dijawab dengan memuaskan, sebab kenyataannya sudah jelas terjadi sebaliknya, yaitu bahwa Yesus Sang Allah Putera sudah menjelma menjadi manusia di suatu saat dalam sejarah umat manusia (lih. Gal 4:4).

      Maka sebelum Inkarnasi, maka Kristus (Sang Firman) hanya mempunyai kodrat Allah, namun setelah Inkarnasi, Yesus mempunyai dua kodrat, yaitu kodrat Allah dan manusia. Yang disalibkan adalah Pribadi Kristus (bukan kodrat ilahi ataupun kodrat manusia). Silakan untuk membaca lebih lanjut tentang topik ini di artikel Yesus sungguh Allah, sungguh manusia, silakan klik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  4. Saudara Didik Tarsisius. salah satu artikel Donald (Frans Donald) yang unitarian telah dibahas di EDO (ekaristi.org) dan linknya:

    http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=6972 <– thread: Apologi atas Allah Putra: Kontra Unitarian

    Saudara Gunawan Wijaya, saya heran dengan kebingungan anda. Bukannya di link di EDO tersebut sudah ada penjelasan-penjelasannya. Sudah ditunjukkan benarnya posisi Katolik dan kelirunya self-proclaim umat Islam.

  5. salam Damai dalam Kristus,

    Sahabat Gunawan Wijaya, memang sangat sulit untuk memahami Konsep Trinitas ini, para kaum awam, oleh karena itu, saudara harus banyak membaca alkitab dari perjanjian lama sampai perjanjia baru. apabila anda membaca alkitap sepotong-sepotong, maka pemahaman anda akan Trinitas juga sama.

    Saya pikir apa yang telah dijelaskan pak stef, telah sangat jelas, dan untuk memahami itu kita mohon bimbingan roh kudus.

    Analgoy saya: Trinitas itu seperti: Lilin: (1) Lilin itu sendiri, (2) cahaya, (3) panas
    tetapi kita sebut lilin saja. Lilin kalau kita bakar dinyala dan memberi cahaya, tapi kalau kita taruh kertas dia akan membakar, tetapi kita tidak dapat memisahkan cahaya itu dari lilin itu sendiri. karena satu kata lilin saja.

    juga seperti matahari juga sama, seperti pohon pasti ada akar, pohon dan rating dan buah.
    pohon: tidak bisa bertumbu kalau tidak ada akar, dan tidak ada buah kalau tidak pohon atau cabang.

    makasih

    • Syalom,
      Buat Amaral…..

      Maaf ya…. Saudara Amaral saya yakin sudah sangat memahami tentang trinitas… tapi sulit untuk menjabarkan bukan???
      Dengan kerendahan hati, mohon tidak memberikan penjelasan “ke orang lain” seperti itu, sebab akan membuat orang jadi bingung… Kenapa???? kalau diibaratkan lilin, maka lilin , api, cahaya seolah dapat dipisah-pisahkan, dapat berwujud sendiri, yang mana satu dengan yang lain berbeda (padahal pengertian trinitas itu “SATU”(bukan seperti membilang angka), ,,, demikian dengan pohon…. akar, ranting dan buah…
      Untuk masalah trinitas sangat peka, biar yang punya otoritas yang menjelaskan, selebihnya Tuhan atau Roh Kudus yang bekerja… Seperti yang saudara Stef jelaskan, untuk memahami harus dengan pikiran, pengetahuan dan keinginan yang kuat….

      Saya berharap ini dapat dimengerti ya…. sekali lagi saya mohon maaf buat saudara Amaral…

      Salam dalam Kasih,

      Wahyudi n Fam

      • Shalom Wahyudi dan Aquilino Amaral,
        Sebagai murid Kristus yang mengimani Allah Trinitas, kita memang perlu mempelajari akan apa yang disampaikan oleh Firman Tuhan mengenai Satu Allah dalam Tiga Pribadi ini. Harus diakui bahwa analogi apapun memang akan tidak cukup untuk menjelaskan misteri Allah Trinitas ini. Maka memang cara yang terbaik adalah menjelaskan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Kristus sendiri dan para rasul, seperti yang tertulis dalam Kitab Suci, dan Tradisi Suci.

        Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
        Ingrid Listiati- katolisitas.org

    • Salam kenal bapak Stefanus Tay saya sudah membaca buku yang dikarang oleh Donald tentang unitarian kalau tidak salah dia menantang trinitas coba minta tolong dibahas di web ini biar saya bisa mengerti. trims atas perhatiannya Gbu………………

      • Shalom Didik Tarsisius,
        Terima kasih atas permintaannya. Maaf, pada saat ini, kami belum mempunyai waktu dan tidak nenjadi prioritas kami untuk membahas buku yang dikarang oleh Donald. Saya yakin, kalau anda mencari di google, maka anda akan menemukan orang yang telah membahasnya. Artikel tentang Trinitas dapat anda lihat di sini – silakan klik. Dan artikel tentang Saksi Yehuwa di sini – silakan klik dan klik ini mungkin dapat membantu.

        Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
        stef – katolisitas.org

  6. Pak Stef

    Sebenarnya bagaimana sih penjelasan yang paling sederhana dalam menggambarkan Allah Tritunggal ini ?
    Saya pernah dengar kotbah seorang romo, Allah tritunggal itu ibarat air, kopi, dan susu. Untuk menikmati dan mengetahui rasanya harus dicampur semua baru kita tahu rasa dari kopi susu tersebut.

    Ada juga penggambaran seperti ini. Ibarat kita ingin menyalakan lampu. Tangan kita adalah Allah Bapa, saklar itu Allah Putra , dan kabel listrik itu Roh Kudus. Ketiganya harus ada untuk menghasilkan terang dari lampu.

    Terima kasih.

    Nico

    • Shalom Nico,

      Terima kasih atas pertanyannya tentang Trinitas. Analogi apapun untuk menjelaskan Trinitas akan senantiasa kurang dan ada kelemahannya. St. Agustinus menjelaskan Trinitas dengan: mind, knowledge, will. Silakan membacanya di artikel tentang Trinitas di sini – silakan klik. Jalan paling efektif adalah percaya atau membuktikan terlebih dahulu bahwa Kristus adalah Tuhan, yang telah dipaparkan di-sini:

      Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.

      Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

    • Shalom sdr Nico.

      Tentang pemahaman Allah Tritunggal secara dasar dan yang paling sederhana menurut pengalaman saya adalah demikian…

      Kita ketahui bahwa Allah yang Satu (yaitu Maha Esa), namun Allah yang kita kenal itu mempunyai 3 Pribadi yang sering disebut sebagai “Allah Tritunggal” yang kemudian kita kenal dengan nama sebutan: Allah Bapa. Allah Putera dan Allah Roh Kudus.

      Bagaimana hubungan ke Tiga Pribadi di dalam keesaan Allah adalah demikian:
      1. Allah Bapa adalah “Bapa” yang disebut-sebut oleh Tuhan Yesus. berkedudukan tinggi di Sorga dan sering juga disebut sebagai “Bapa Sorgawi”.
      2. Allah Putera yaitu Yesus sendiri (diri-Nya yang 100% Tuhan juga 100% manusia) datang ke dunia mengemban tugas ‘Penyelamatan Umat Manusia’ dengan wafat di kayu salib sebagai wujud cinta kasih Allah terhadap seluruh manusia sebagai ciptaan-Nya.
      3. Allah Roh Kudus di gambarkan sebagai seorang Penolong dan Penghibur bagi manusia. sperti yang ditulis dalam Alkitab. (lihat Yoh 14: 16 dan 26)

      Kesimpulan sederhana adalah, bahwa Allah Bapa di dalam Sorga.. karena begitu besar Kasih Allah kepada seluruh uamat manusia.. sehingga mengutus Putera-Nya yang Tunggal (yaitu Yesus Kristus) datang di dunia untuk menebus dosa-dosa bagi manusia (Yoh 3: 16).. yang kemudian oleh Roh Kudus seluruh umat yang “Percaya” kepada-Nya (yaitu Yesus) akan memperoleh jaminan komunikatip atau hubungan yang mengikat dengan Allahnya. dengan demikan ke Tiga Pribadi tadi merupakan sebuah kesatuan yang saling berhubungan untuk menghubungkan manusia dengan Allah yang Maha Esa. (demikianlah yang kita sebut Tritunggal atau Tiga Pribadi di dalam sebuah kesatuan.)

      Sebagai tambahan dari saya, dari pemahaman yang sederhana ini jangan mengabaikan beberapa artikel yang dianjurkan untuk oleh pak Stefanus Tay, dengan demikian pemahamannya akan lebih terfokus dan menjadi jelas. mudah-mudahan penjelasan saya bisa membantu anda lebih memahami dasar pemahaman tentang “Trinitas” (Allah Tri Tunggal).

      Salm sejahtera
      Felix Sugiharto

  7. Shalom semua… Tuhan memberkati…

    malam ini saya bingung… seperti memilih dua jalan yang saya tidak tahu akhirnya dimana…
    saya memang dibesarkan dalam keluarga katolik tapi tidak terlalu fanatik…
    masalah saya ini…
    dari dulu saya diajarkan tentang 3 pribadi Allah…
    Allah Bapa yang adalah Tuhan
    Allah Putra yang adalah Yesus
    dan Allah Roh Kudus

    beberapa waktu yang lalu saya diyakini dan iman saya semakin diteguhkan bahwa pribadi Allah ada masanya sendiri dalam artian
    1) saat penciptaan hingga sebelum kelahiran Yesus di dunia, Tuhan yang berkehendak dan mengatur semua, dan Tuhan langsung berfirman pada nabi-nabinya yang kudus tanpa perantaraan apapun dan siapapun
    2) saat kelahiran Yesus hingga kebangkitannya, Yesus datang menebus kita dengan darahNya yang suci mulia, bahkan mengadakan tanda-tanda dan mukjizat yang luar biasa agar bisa mengarahkan hati orang kaku dan keras
    3) saat Roh Kudus turun atas para rasul sampai saat ini kita diberi Tuhan kuasa untuk dengan kebijakanNya dalam Roh Kudus yang ada dalam setiap kita menaklukan setan dan iblis serta kembali bersatu dengan kerahimanNya
    …..

    [dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]

Comments are closed.