Aroma keceriaan muncul dari seorang ibu yang terbaring sakit di rumah ketika ia datang dari Jawa Tengah ke Tangerang untuk mengunjungi anak dan cucunya.

Aroma keceriaan itu tak terkulum oleh naungan air mata.

Aroma itu bukan sekedar enak untuk dinikmati, tetapi indah untuk dimaknai.

Pegangan tangannya masih kuat dapat kurasakan.

Pernyataannya memberikan motivasi kehidupan bagi yang mendengarkan : “Romo puniko romo unik loh amargi  grapyak lan ora medeni”/Romo itu adalah romo unik loh karena ramah dan tidak menakutkan”.

Kegembiraan dalam hidupnya bersumber  pada falsafahnya : “Kula puniko nrimo ing pandum”/ “Saya itu menerima apapun dari Tuhan dengan ikhlas”.

Falsafahnya itu terbentuk  dari asam garam kehidupan.

Ia dengan tabah membesarkan keempat anaknya ketika suaminya meninggal dunia pada waktu anak pertamanya berusia sepuluh tahun.

Kehidupan yang berkecukupan dalam ukuran desa berubah menjadi pas-pasan.

Kehidupan yang pas-pasan tidak menghalanginya untuk berbagi dengan tetangga-tetangganya ketika panen datang.

Gelar sarjana dan kesetiaan iman anak-anaknya pada Tuhan Yesus Kristus membuatnya merasa tidak sia-sia dalam menjalani misi kehidupannya sampai pada kesudahannya.

Semua penyakit yang dialaminya akibat kelelahan tidak ditunjukkannya agar tidak menimbulkan kekuatiran bagi orang-orang yang disayanginya.

Permintaannya sebelum menerima mahkota surgawi mengundang jatuhnya air mata : “Asmo kulo puniko Warsini. Asmo kula nyuwun ditambah dados Warsini Wesi.  Anteman-anteman ing urip puniko ndadosaken kula wesi ingkang kiat kagem njembatani  berkah Dalem Gusti”/Nama saya adalah Warsini. Saya minta nama saya ditambah Warsini Besi. Palu-palu kehidupan telah membuatnya menjadi besi yang kuat sehingga bisa menjadi jembatan berkat Tuhan”.

Pesan yang perlu dimaknai : “Jangan jadikan kesulitan hidup sebagai sebuah lawan, tetapi jadikanlah sahabat sehingga akan membentuk kita menjadi jembatan kuat untuk mengalirkan berkat Tuhan”.  Roh kekuatannya adalah janji Tuhan :  “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan jaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Roma 8:18).

 

Tuhan memberkati

Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC

5 COMMENTS

  1. Beliau tidak pernah mengeluh, apapun akan dilakukan untuk bisa menyenangkan orang lain. Mengenang beliau membuat mata berlinang.

  2. Ribuan kilo jalan yg kau tempuh, lewati rintang untk aku anakmu…..
    Ingin ku dekap dan menangis dipangkuanmu, sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu…
    (song I.F)….

Comments are closed.