Pertanyaan:
Trima kasih ,,,sangat berguna bagi saya
Tanya
1. Apa itu doa silih
2. Kapan dilakukan
3. contoh doa silih
Mohon jawabannya
Trima kasi….. Tuhan memberkati.
Theresia
Jawaban:
Shalom Theresia,
Silih (reparation) adalah “tindakan atau fakta memperbaiki kesalahan. Itu mencakup usaha untuk mengembalikan hal-hal kepada keadaan mereka yang normal atau baik, sebagaimana sebelum kesalahan dilakukan. Itu berkenaan terutama untuk mengganti rugi bagi kerugian/ kehilangan yang diderita atau kerusakan yang disebabkan oleh tindakan yang buruk secara moral. Berkenaan dengan Tuhan, silih berarti berusaha menyenangkanNya, dengan kasih yang lebih besar untuk kegagalan kasih karena dosa; silih berarti mengembalikan apa yang telah dengan tidak adil diambil dan mengganti/ menebus dengan kemurahan hati bagi keegoisan yang telah menyebabkan luka.”
(Catholic Dictionary, ref: https://www.catholicculture.org/culture/library/dictionary/index.cfm?id=36047)
Selanjutnya tentang silih, berdasarkan keterangan dari link ini, silakan klik:
Silih (reparation) merupakan konsep teologis yang berkaitan dengan penebusan dan keadilan sehingga berkaitan dengan misteri terdalam dalam iman Kristiani. Iman Kristiani mengajarkan bahwa manusia telah jatuh dari keadaan asalnya (keadaan pada saat diciptakan), dan melalui penjelmaan Kristus, sengsara dan wafat-Nya, Ia telah menebus dan mengembalikan manusia kembali sampai ke tingkat tertentu keadaan asalnya tersebut. Meskipun Tuhan dapat saja mengampuni tanpa menghendaki keadilan (harga yang harus dibayar) dalam penebusan dosa manusia itu, namun kebijaksanaan-Nya tidak menentukan demikian. Ia menghendaki agar dipenuhi suatu keadilan, sesuatu yang harus dibayar untuk segala luka yang telah diperbuat oleh manusia kepada-Nya. Adalah baik bagi pendidikan manusia bahwa kesalahannya dapat berakibat bahwa sesuatu harus dilakukan untuk menebusnya. Dan penebusan ini telah dilakukan dengan adil kepada Allah Bapa, melalui penderitaan, wafat Kristus Sang Allah Putera yang menjelma menjadi manusia bagi kita. Dengan ketaatan yang dilakukan dengan sukarela untuk menderita dan wafat di kayu salib, Yesus Kristus menebus bagi kita ketidaktaatan dan dosa. Dengan demikian Ia membuat silih terhadap keagungan Tuhan yang telah terganggu oleh kekejaman manusia ciptaan-Nya. Kita dikembalikan kepada kondisi rahmat melalui jasa kematian Kristus, dan rahmat itu memampukan kita untuk menambahkan/ menggabungkankan doa- doa kita, perbuatan dan penderitaan kita kepada segala yang dialami oleh Kristus, seperti dikatakan oleh Rasul Paulus yang “menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.” (Kol 1:24). Oleh karena itu kita dapat membuat silih demi keadilan Tuhan, bagi pelanggaran dosa kita sendiri, dan dengan adanya persekutuan para kudus yang tergabung dalam Tubuh Mistik Kristus, kita sebagai sesama anggota Kristus, dapat juga membuat silih bagi dosa- dosa sesama kita.
Misa Kudus, yaitu penghadiran kembali akan kurban Yesus oleh kuasa Roh Kudus, dipersembahkan untuk membuat silih dosa umat manusia. Katekismus mengajarkan:
KGK 1414 Sebagai kurban, Ekaristi itu dipersembahkan juga untuk pengampunan dosa orang-orang hidup dan mati (in reparation for the sins of the living and the dead) dan untuk memperoleh karunia rohani dan jasmani dari Tuhan.
Dengan demikian, dengan mengambil bagian di dalam kurban Ekaristi, kita mengambil pula bagian dalam kurban silih yang dilakukan Kristus demi menebus dosa umat manusia. Oleh karena itu, kita yang tergabung dalam Tubuh Mistik Kristus dapat juga mempersembahkan kepada Tuhan doa- doa silih, baik bagi pengampunan dosa- dosa kita sendiri, maupun bagi pengampunan dosa sesama, dan semuanya ini tentu mengambil sumber dari jasa pengorbanan Kristus.
Semoga penjelasan di atas menjawab pertanyaan anda tentang doa silih. Doa silih dapat dilakukan kapan saja, namun jika ingin dikaitkan dengan devosi tertentu, dapat dilakukan secara khusus setiap hari Jumat sepanjang tahun (yang bertepatan dengan hari wafat Kristus), terutama pada setiap hari Jumat pertama setiap bulan, seperti yang dikatakan Kristus dalam wahyu pribadi St. Margaret Alacoque, tentang devosi kepada Hati Kudus Yesus. Contoh doa silih yang paling sempurna adalah Misa Kudus, selanjutnya adalah adorasi Sakramen Mahakudus, doa novena Hati Kudus Yesus, doa Koronka Kerahiman Ilahi, maupun doa- doa lainnya yang intinya mempersembahkan hidup kita dan doa pujian kepada Tuhan demi pengampunan dosa kita maupun dosa sesama kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Katolisitas,
Saya mau tanya doa silih apakah arti kongkritnya kita memberikan hidup kita kepada Tuhan Yesus Kristus untuk menanggung dosa2 orang lain agar orang lain itu juga di selamatkan/dosanya di ampuni? atau kita hanya memberikan/menyampaikan dosa2 orang lain melalui doa kepada Tuhan Yesus Kritus agar di ampuni dosanya?
Karena klo kita sendiri sebagai manusia biasa yang menanggung dosa2 orang lain melalui perjalanan hidup kita untuk berbuat baik seperti Tuhan Yesus Kristus tidak mungkin sanggup?
Dan ini saya mau tanya, ini saya ada doa Persembahan Diri Kepada Hati Kudus Yesus Dan Hati Maria yang Tak Bernoda :
kalimat doanya yang ini, maksudnya bagaimana (apakah maksudya si pendoa menanggung dosa2 dunia dan dosa dia sendiri?) >> Aku mau membuat silih untuk semua dosa-dosa dunia, termasuk dosaku. Aku mempersembahkannya demi cinta Hati Yesus dan cinta Hati Maria.
Terima kasih
Shalom Anggi,
Sebagaimana telah disebutkan di atas, doa silih berkaitan dengan keadilan Tuhan yang menghendaki dilakukannya sesuatu untuk ‘membayar’/ memperbaiki kerusakan hubungan antara manusia dengan Allah, yang terjadi akibat dosa manusia. Nah, maka dikatakan bahwa pengorbanan Kristus merupakan silih bagi dosa-dosa kita. Namun demikian, bukan berarti bahwa karena Yesus telah menjadi silih bagi dosa-dosa kita, lalu kita tidak dapat dan tidak perlu melakukan silih. Mengapa? Sebab kita tergabung dalam Tubuh Mistik Kristus yang masih berziarah di dunia ini, sehingga walaupun 2000 tahun yang lalu kurban Tubuh Kristus telah secara sempurna menjadi silih, namun kini anggota-anggota Tubuh Mistik-Nya masih mengalami perjuangan untuk terus bertumbuh dalam kekudusan. Dalam perjuangan hidup di dunia untuk kekudusan inilah, maka kita para anggota Kristus dapat berkata bersama Rasul Paulus, “aku menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.” (Kol 1:24), yaitu dengan melakukan silih bagi dosa-dosa kita sendiri dan dosa-dosa sesama anggota Kristus.
Katekismus mengajarkan demikian:
KGK 1459 Banyak dosa menyebabkan kerugian bagi sesama. Orang harus sedapat mungkin mengganti rugi (umpamanya mengembalikan barang yang dicuri, memperbaiki nama baik orang yang difitnah, memberi silih untuk penghinaan). Keadilan sendiri sudah menuntut ini. Tetapi di samping itu dosa melukai dan melemahkan pendosa sendiri, demikian pula hubungannya dengan Allah dan dengan sesama. Absolusi menghapuskan dosa, namun tidak mengatasi semua ketidak-adilan yang disebabkan oleh dosa (Bdk. Konsili Trente: DS 1712). Setelah pendosa mengangkat diri dari dosa, ia masih harus mendapat kesehatan rohani yang penuh. Ia harus “membuat silih”, untuk dosa-dosanya, harus memperbaiki kesalahan atas suatu cara yang cocok. Penyilihan ini juga dinamakan “penitensi“.
Maka, pertama-tama doa silih adalah doa yang merupakan bukti pertobatan kita, yang kita naikkan ke hadirat Allah, demi memperbaiki hubungan kita dengan-Nya. Baru jika hal ini sudah dilakukan maka langkah berikutnya adalah, demi kasih kita kepada Tuhan Yesus, maka kita menyatukan kehendak kita dengan kehendak-Nya, penderitaan kita dengan penderitaan-Nya, untuk menjadi silih bagi dosa-dosa sesama manusia. Ini kita lakukan, bukan karena pengorbanan Kristus tidak cukup, tetapi karena kita melaksanakan apa yang menjadi undangan dari Kristus sendiri, yaitu untuk menjadi kawan sekerja Allah (1Kor 3:9) yang mendukung karya Allah untuk menyelamatkan manusia sampai akhir zaman. Maka dasar dari pelaksanaan doa silih ini adalah Pengantaraan Kristus yang bersifat inklusif, sebagaimana pernah diulas di sini, silakan klik.
Dengan pengertian inilah kita mengartikan doa silih. Maka jika kita berdoa, “Aku mau membuat silih untuk semua dosa-dosa dunia, termasuk dosaku. Aku mempersembahkannya demi cinta Hati Yesus dan cinta Hati Maria,” maksudnya adalah, dengan doa tersebut, kita menyatakan maksud hati kita untuk memperbaiki kerusakan hubungan dengan Allah yang disebabkan oleh dosa-dosa, termasuk dosa kita sendiri. Maka kalimat tersebut tidak untuk diartikan terpisah dari silih yang dilakukan oleh Kristus. Sebab kalimat doa tersebut justru diucapkan setelah permohonan agar kita disatukan dengan Kasih yang Mahasuci dari Hati Yesus yang Mahakudus dan hati Bunda Maria yang tidak bernoda, yang oleh keduanya rencana keselamatan Allah dapat terwujud.
Salah satu contoh doa penyerahan diri kepada Hati Kudus Yesus dan hati Bunda Maria yang tidak bernoda (mungkin teks yang Anda miliki adalah terjemahan teks ini), diawali dengan kalimat demikian:
“Sacred Heart of Jesus and Immaculate Heart of Mary,
I consecrate my entire self to the Most Holy Love
of Your Two Hearts. I wish to make reparation for
all the sins of the world, including my own.
I offer these things for the love of the Hearts of
JESUS and MARY….
Maka di sini kesatuan kasih kepada Tuhan Yesus dan Bunda Marialah, yang mendorong kita untuk mengambil bagian dalam karya penebusan Kristus, yaitu dengan turut melakukan doa silih. Gerejapun melakukan silih dengan merayakan Ekaristi, sebagaimana disebutkan dalam Katekismus:
KGK 1380 Ada arti yang mendalam bahwa Kristus hendak hadir di dalam Gereja-Nya atas cara yang khas ini. Karena Kristus dalam rupa yang kelihatan meninggalkan orang-orang-Nya, maka Ia hendak memberi kepada kita kehadiran sakramenal-Nya; karena Ia menyerahkan diri di salib untuk menyelamatkan kita, Ia menghendaki bahwa kita memiliki tanda kenangan cinta-Nya terhadap kita, yang dengannya mengasihi kita “sampai kesudahannya” (Yoh 13:1), sampai kepada penyerahan kehidupan-Nya. Di dalam kehadiran Ekaristi, Ia tinggal atas cara yang penuh rahasia di tengah kita sebagai Dia, yang telah mengasihi kita dan telah menyerahkan diri untuk kita (Bdk. Gal 2:20), dan Ia hadir di dalam tanda-tanda yang menyatakan dan menyampaikan cinta kasih ini.
“Gereja dan dunia sangat membutuhkan penghormatan kepada Ekaristi. Di dalam Sakramen cinta ini Yesus sendiri menantikan kita. Karena itu, tidak ada waktu yang lebih berharga daripada menemui Dia di sana: dalam penyembahan, dalam kontemplasi dengan penuh iman, dan siap untuk memberi silih bagi kesalahan besar dan ketidakadilan yang ada di dunia. Penyembahan kita tidak boleh berhenti” (Yohanes Paulus II, surat “Dominicae cenae” 3).
Selain itu, secara khusus, para imam adalah orang-orang yang secara khusus dipilih oleh Allah untuk melakukan silih bagi para peniten yang mengaku dosa kepada Allah di hadapannya dalam sakramen Pengakuan Dosa. Hal ini disebutkan dalam Katekismus:
KGK 1491 Bapa Pengakuan bukan tuan, melainkan pelayan pengampunan Allah. Pelayan Sakramen ini harus mempersatukan diri dengan niat dan cinta Kristus (Bdk. PO 13). Ia harus mengetahui dengan pasti, bagaimana seorang Kristen harus hidup, ia harus mempunyai pengalaman dalam masalah-masalah manusiawi dan harus menghormati orang yang telah jatuh dan memegang teguh tugas Gereja untuk mengajar dan harus membimbing peniten dengan sabar menuju penyembuhan dan kematangan penuh. Ia [imam/ pelayan sakramen] harus berdoa untuk dia [peniten] dan membuat silih dan menyerahkan dia [peniten] kepada kerahiman Allah.
Dengan demikian, doa silih merupakan cara Tuhan untuk menguduskan kita yang telah bertobat, agar selalu berusaha hidup lebih baik dan mendoakan sesama, terutama mereka yang masih jauh dari Tuhan. Kita juga perlu bersyukur kepada Allah atas karunia Gereja dan para imam, sebab melalui merekalah kita dapat menerima sakramen-sakramen, baik Ekaristi maupun Pengakuan dosa yang memungkinkan kita mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Ibu Ingrid,
Terima kasih atas penjelasannya yang detail dan lengkap.
Trima kasih ,,,sangat berguna bagi saya
Tanya ;
1. Apa itu doa silih
2. Kapan dilakukan
3. contoh doa silih
Mohon jawabannya
Trima kasi….. Tuhan memberkati.
[Dari Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di sini, silakan klik]
Comments are closed.