Pertanyaan:

Saya sewaktu kuliah di Universitas Kristen Petra, pernah mengambil mata kuliah Sains Penciptaan.

Selama ini, yg saya tahu, sains penciptaan adalah “produk” protestan. bagaimana tanggapan Gereja Katolik terhadap Sains Penciptaan ini? apakah ini hanya “sains”? atau sains yg benar-benar bisa dibuktikan?
Alexander Pontoh

Jawaban:

Shalom Alexander Pontoh,

Terus terang, saya hanya pernah mengikuti ceramah tentang Sains Penciptaan ini melalui program televisi, sehingga mungkin tidak selengkap dengan apa yang anda ketahui melalui kuliah. Sepanjang ingatan saya, memang program tersebut berusaha membuktikan adanya penciptaan dunia secara bertahap, berdasarkan dengan bukti-bukti batuan dan fosil yang ditemukan dari jaman purbakala. Tujuan utamanya adalah untuk membuktikan bahwa penciptaan bukan berasal dari sesuatu yang terjadi dengan sendirinya secara kebetulan (Big Bang), namun karena benar-benar diciptakan oleh Tuhan.

Tentang hal penciptaan ini, sebenarnya Gereja Katolik juga mempunyai prinsip yang sama, yaitu bahwa dunia dan alam semesta diciptakan oleh Tuhan, dan bukannya oleh semacam “kecelakaan” dan kebetulan semata- mata. Maka, Gereja Katolik tidak melarang Sains Penciptaan, di mana para ahli berusaha menemukan bukti-bukti dan menarik kesimpulan dari bukti-bukti yang ditemukan, tentang Penciptaan, secara khusus penciptaan manusia. Namun demikian, terdapat prinsip dasar yang harus tetap diakui, karena bersumber dari Alkitab, yaitu: 1) jiwa manusia diciptakan langsung oleh Tuhan, dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada, dan 2) penciptaan tubuh manusia diperoleh dari sesuatu yang sudah ada (yaitu debu tanah sesuai dengan Kej 2:7), namun hal ini tidak berarti bahwa manusia bebas mengatakan bahwa sesuatu yang sudah ada itu adalah tubuh hewan. Dengan prinsip ini maka Gereja Katolik menolak prinsip pengajaran evolusi makro (Macroevolution), yaitu bahwa manusia berasal dari kera. Silakan membaca jawaban yang sudah pernah saya tuliskan di sini, tentang Bagaimana hubungan teori evolusi dengan iman, silakan klik. Tubuh Adam haruslah merupakan hasil dari campur tangan Tuhan untuk mengubah materi apapun yang sudah ada (pre-existing matter) dan menjadikannya layak sebagai tubuh yang dapat menerima jiwa manusia. 3) Penciptaan manusia berasal dari sepasang pria dan wanita (yaitu Adam dan Hawa- Monogenism) dan bukan dari banyak pasang (Polygenism) karena melalui Adam dan Hawalah dosa asal diturunkan kepada seluruh manusia.

Berikut ini kutipannya dalam bahasa Inggris, surat ensiklik Paus Pius XII, Humani Generis, 1950″

36. For these reasons the Teaching Authority of the Church does not forbid that, in conformity with the present state of human sciences and sacred theology, research and discussions, on the part of men experienced in both fields, take place with regard to the doctrine of evolution, in as far as it inquires into the origin of the human body as coming from pre-existent and living matter — for the Catholic faith obliges us to hold that souls are immediately created by God. However this must be done in such a way that the reasons for both opinions, that is, those favorable and those unfavorable to evolution, be weighed and judged with the necessary seriousness, moderation and measure, and provided that all are prepared to submit to the judgment of the Church, to whom Christ has given the mission of interpreting authentically the Sacred Scriptures and of defending the dogmas of faithful[11] Some however rashly transgress this liberty of discussion, when they act as if the origin of the human body from preexisting and living matter were already completely certain and proved by the facts which have been discovered up to now and by reasoning on those facts, and as if there were nothing in the sources of divine revelation which demands the greatest moderation and caution in this question.

37. When, however, there is question of another conjectural opinion, namely polygenism, the children of the Church by no means enjoy such liberty. For the faithful cannot embrace that opinion which maintains either that after Adam there existed on this earth true men who did not take their origin through natural generation from him as from the first parent of all or that Adam represents a certain number of first parents. Now it is in no way apparent how such an opinion can be reconciled with that which the sources of revealed truth and the documents of the Teaching Authority of the Church propose with regard to original sin, which proceeds from a sin actually committed by an individual Adam and which through generation is passed on to all and is in everyone as his own.[12]

Selanjutnya, silakan anda klik di sini untuk membaca selengkapnya surat ensiklik Paus Pius XII tersebut. Pada dasarnya, harus diakui bahwa mengenai Penciptaan ini memang banyak melibatkan hipotesa-hipotesa yang belum dapat dipastikan kebenarannya, justru karena begitu besar rentang waktu peristiwa penciptaan itu dengan masa sekarang. Ini merupakan tantangan bagi para ilmuwan, tetapi juga harus menjadikan kita menjadi lebih kritis untuk menanggapi hasil-hasil penemuan pada saat ini, karena bisa saja kesimpulan ditarik atas dasar hipotesa. Untuk inilah Paus Pius XII mengingatkan kita agar waspada, dan tidak mudah percaya atas teori- teori yang berkembang sekarang ini, secara khusus Big bang dan Macro-evolution. Sebab dasar teori-teori tersebut sesungguhnya adalah hipotesa, sehingga tentu lebih baik jika kita mempercayai sumber yang lebih pasti, yaitu pengajaran Magisterium Gereja, sebab prinsip pengajaran tersebut berdasarkan Wahyu Ilahi dari Allah sendiri.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org

27 COMMENTS

  1. team katolisitas, belakangan beredar tulisan2/berita2/artikel2 seperti ini. Dan ini telah beredar dengan cepat di facebook. apakah ini benar? jika benar, mengapa paus mengatakan adam n hawa adalah fabel? bukan seperti yg dipercaya gereja katolik (seperti yg dituliskan oleh jawaban bu inggrid diatas?

    http://entertainment.vacancynigerians.com/2013/12/shocking-there-is-no-hell-fire-adam-eve.html?m=1

    [dari katolisitas: Jangan mempercayai berita-berita -lebih tepatnya gosip yang tidak mempunyai dasar yang jelas – seperti ini, yang didapat dari sumber ini – silakan klik. Kalau kita jeli, ada banyak hal di artikel tersebut yang perlu diragukan, sebagai contoh kapan Gereja Katolik mengadakan Konsili Vatikan III – Third Vatican Council?]

  2. Shaloom :)

    ketika saya akan menghadapi suatu ujian tertulis, membaca-baca kembali buku pelajaran sejarah saat SMP/SMA tentang manusia prasejarah (ada zaman paleolithikum, mesolithikum, neolithikum, megalithikum, etc) di mana diyakini bahwa memang manusia benar benar hidup pada zaman itu. Saya jadi sedikit bingung bagaimana konsep masyarakat prasejarah menurut ajaran gereja katolik (diakui/tidak). Sedangkan di alkitab (kejadian) kita mengetahui manusia pertama yang diciptakan Adam & Hawa.

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca terlebih dahulu artikel-artikel berikut ini, (silakan klik di judul berikut):
    Sains Penciptaan
    Hubungan Evolusi dengan iman]

  3. Syalom, Tim Katolisitas. Ada beberapa pertanyaan yang mengganjal bagi saya.
    1. Apakah yang sebenarnya dimaksudkan dalam Kitab Kejadian tentang Adam dan Hawa? Apakah mereka benar-benar ada persis seperti yang diceritakan dalam Kejadian? Sebab saya pernah membaca tentang konsep mereka, yakni bahwa Adam dan Hawa adalah konsep kehidupan. Panjang sekali apabila saya harus menuliskan konsep tsb, namun konsep ini dapat di search di google. Dan juga saya pernah memverifikasi konsep ini kpd org yg mengerti, dan ia menyatakan benar adanya bahwa Adam dan Hawa adalah konsep.

    2. Apabila Adam dan Hawa adalah konsep, lalu darimana asalnya Dosa Asal? Saya telah membaca artikel Dosa Asal dari web ini.

    Sekiranya ini pertanyaan saya,

    terima kasih atas perhatiannya.
    Salam.

    • Shalom Adrian Hartanto,

      Nampaknya yang Anda tanyakan adalah apakah kisah Adam dan Hawa itu hanya konsep ataukah merupakan suatu kebenaran yang sungguh terjadi. Terhadap pertanyaan ini, berikut ini adalah tanggapan saya:

      Gereja Katolik mengakui bahwa apa yang disampaikan dalam Kitab Kejadian, termasuk kisah Adam dan Hawa, sebagai kebenaran yang mempunyai nilai historis, jadi bukan semata merupakan dongeng atau hanya konsep. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di artikel ini, silakan klik.

      Memang tak sedikit orang-orang yang menyusun teori penciptaan manusia ini, yang mengatakan bahwa kisah Adam dan Hawa merupakan mitos; namun Gereja Katolik, berpegang kepada Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium mengajarkan bahwa secara prinsip kisah itu merupakan sesuatu yang sungguh terjadi (walaupun kisah itu juga mengandung makna simbolis dan tidak hanya untuk diartikan secara literal). Beberapa prinsipnya yang sudah pernah dibahas di atas, silakan klik.

      Selanjutnya, tak jarang orang-orang yang menganggap bahwa kisah tentang Adam dan Hawa hanya konsep atau mitos, mengajukan teori big bang dan makro-evolusi. Pembahasannya mengapa teori makro evolusi ini tidak sejalan dengan ajaran iman Kristiani dan bahkan tidak sesuai dengan akal sehat, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.

      Silakan membaca artikel- artikel pada link tersebut terlebih dahulu, demikian juga dengan tanya jawab di bawahnya, semoga sudah dapat menjawab pertanyaan Anda.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  4. Dear Katolisitas,

    Bagaimana pendapat katolisitas terhadap pandangan pribadi saya ini.

    Saya tidak peduli bagaimana Allah menciptakan alam semesta dan juga manusia. Saya bisa menerima teori big bang, saya bisa menerima teori evolusi, dan saya bisa menerina kisah penciptaan menurut kitab Kejadian.
    Bagi saya, penciptaan alam semesta dan juga manusia adalah misteri karena Allah adalah misteri dan akan tetap menjadi misteri.

    Semua diciptakan seperti kitab Kejadian, bisa saja. Karena big bang, juga sangat mungkin. karena proses evolusi juga tidak mustahil. Yang jelas semuanya bukan tanpa Perencana, bukan kebetulan, tetapi memang Allah yang menghendaki/yang merencanakan/yang mengatur. So, saya tidak peduli semua teori. saya hanya yakin bahwa saya diciptakan Allah dan harus kembali pada Allah.

    [dari katolisitas: Semua teori dapat saja mempunyai unsur kebenaran. Namun, yang jelas, sebagai umat Katolik, kita harus berpegang bahwa Allah yang menciptakan segala sesuatu dari tidak ada menjadi ada (ex-nihilo) seperti yang dapat dibuktikan dengan menggunakan akal budi maupun wahyu Allah. Anda dapat melihat artikel ini – silakan klik]

    • Dear katolisitas.
      Orang papua bilang, “Sa stuju” (maksudnya saya setuju) Bu/Pak.

  5. Dear Tim Katolisitas.org,

    Saya mohon bantuan tanggapan Ibu/Bapak atas statement kawan saya yg mengatakan bahwa,

    ” Untuk apa Tuhan menciptakan planet lain selain Bumi ?”.

    Fyi : Dia seorang yg sudah menjauh dari Gereja.

    Sbnrnya saya sudah melakukan searching jawaban ats tanggapan2 sperti ini di yahoo (eh.. ternyata kegunaan-nya banyak), ada yg sudah menjawab dgn baik namun belum cukup bagi saya. Saya ingin yg lebih bijak yg menurut sy hanya bisa didpatkan dari situs ini.

    Terima kasih.

    Shalom,
    Antonius – Wenang

    • Shalom Antonius,

      Tuhan menciptakan segala sesuatunya baik adanya. Tuhan tidak perlu menciptakan untuk menunjukkan kemuliaan-Nya, karena memang Dia adalah maha sempurna. Namun, karena Tuhan juga maha kasih dan sifat dari kasih adalah memberi, maka Tuhan juga menginginkan agar semakin banyak ciptaan yang berpartisipasi dalam kebahagiaan dan kemuliaan Tuhan. Untuk itulah, Tuhan menciptakan segala mahluk ciptaan dari yang terendah: benda mati, tumbuhan, hewan dan manusia serta malaikat, sehingga dari yang terendah sampai yang tertinggi dapat mengambil bagian dalam kebahagiaan dan kemuliaan Tuhan.

      Mengapa Tuhan menciptakan planet lain selain bumi dan seluruh tata surya? Mereka diciptakan untuk kemuliaan Allah. Mereka diciptakan untuk menunjukkan kepada manusia kemuliaan Allah, sehingga melalui ciptaan maka manusia dapat melihat Sang Pencipta. Tuhan tidak hanya berhenti menunjukkan Diri-Nya dengan segala macam ciptaan, namun Tuhan juga mewahyukan Diri-Nya kepada manusia, yang memuncak dalam peristiwa Inkarnasi, yaitu bahwa Allah mengutus Putera-Nya, yaitu Sang Firman Allah untuk menjadi manusia.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  6. Syalom Bapak Stef dan Ibu Inggrid yang diberkati Tuhan,
    mohon maaf kalau salah tempat,,saya hanya ingin menanyakan bagaimana pandangan Katolik terhadap ilmu sains tentang kemungkinan kehidupan di luar planet bumi.
    adakah kemungkinan ini. karena saya dari kalangan pelajar dari dahulu tertarik dengan ilmu astrofisika. namun, karena seperti kontra dengan ajaran iman Katolik, saya jadi kurang tertarik lagi. terima kasih.
    Tuhan memberkati.

    [Dari Katolisitas: Pertanyaan serupa sudah ditanggapi di sini, silakan klik]

    • sebenarnya bukan suatu masalah jika memang suatu saat ditemukan planet yang memiliki bentuk kehidupan (apalagi jika ada makhluk cerdas dan berakal, dan terlebih jika makhluk cerdas dan berakal tersebut juga memiliki tubuh rohani).

      Dalam alkitab kata “eretz” tidak HANYA bermakna sempit secara literal, yg sering dimaknai “tanah / bumi”. Eretz juga memiliki arti lain, yaitu : negeri, dunia, dan bahkan bermakna “Materi”

      jika kedepan diketemukan adanya planet yg memiliki bentuk kehidupan, maka hal itu telah menunjukan FENOMENAL DARI PLANET BUMI, BAHWA IA (planet yg ditemukan tersebut) MEMILIKI KEHIDUPAN. Jadi planet yang demikian dapat dimaknai sebagai “planet bumi juga / negeri kehidupan juga”

      seandainya setelah diteliti planet tersebut, salahsatu makhluk disana ternyata memiliki kecerdasan dan akal serta emosional, maka hal itu juga telah MENUNJUKAN FENOMENAL YANG DIMILIKI OLEH KITA MANUSIA, dan terlebih….jika mereka juga memiliki “TUBUH ROHANI (ROH)” maka bukan suatu masalah jika makhluk cerdas disana adalah “DISEBUT MANUSIA ” juga….kita musti ingat perbedaan sejati antara makhluk yang disebut manusia dengan hewan adalah “bahwa manusia memiliki kecerdasan, akal, emotional dan yang sangat menentukan adalah karena manusia memiliki TUBUH ROHANI / ROH…..seandainya ada makhluk pada planet tertentu yang memiliki kriteria seperti itu, maka pastilah mereka juga adalah manusia, meskipun bentuk tubuh fisiknya sangat berbeda dari manusia planet bumi.

      seandainya kita mampu berkomunikasi dan bahkan mendatangi mereka kelak (dimasa depan)….maka tugas kita orang kristen adalah harus menjalankan PERINTAH YESUS KRISTUS…..SUPAYA MEMBERITAKAN INJIL KEPADA SEGALA MAKHLUK…SAMPAI DIUJUNG DUNIA (alam kehidupan fisik, yang tidak hanya terbatas pada planet bumi).

  7. Shalom…..
    Maaf sebelumnya kalau saya salah kolom.

    Saya ada sedikit ganjalan di hati mengenai kisah penciptaan dunia di kitab kejadian 1.
    Mohon bantuannya, trims.

    Pertanyaan :

    Dalam kitab Kejadian bab 1 ayat 29 tertulis : Berfirmanlah Allah : “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yg berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yg berbuahnya berbiji, itulah akan menjadi makananmu. Kalau merujuk pd ayat 29 tsb apakah seharusnya kita menjadi vegetarian ? karena dalam ayat 28 tertulis bahwa sebenarnya Allah hanya berfirman bahwa agar kita berkuasa atas ikan-ikan dilaut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yg merayap di bumi. Dan tidak tertulis kalau binatang-binatang tsb jg akan menjadi makanan kita seperti yg tertulis pada ayat 29. Thanks.

    [Dari Katolisitas: Silakan anda membaca tanya jawab di sini, silakan klik]

  8. maaf gak nyambung… soalnya saya tidak menemukan cara membuat topik pertanyaan baru di situs ini…

    saya mau bertanya, apakah gereja Katolik percaya akan adanya kehidupan ekstraterestrial (alien)?

    Bukti-bukti :

    http://www.telegraph.co.uk/science/space/6536400/The-Vatican-joins-the-search-for-alien-life.html
    (Kalau link ini di hapus, ketikkan di pencarian google : vatican in search of alien life site:telegraph.co.uk

    http://www.telegraph.co.uk/news/newstopics/religion/the-pope/8009299/Pope-Benedict-XVIs-astronomer-the-Catholic-Church-welcomes-aliens.html

    [Dari Katolisitas: kami pernah menanggapinya sekilas di sini, silakan klik]

  9. Shalom P. Stef & B. Ingrid,
    Lama saya tidak berkunjung ke website ini dan tampaknya semakin berkembang dan ramai saja ya…

    Saya ada sedikit pertanyaan sehubungan dengan penciptaan. Bagaimana Kitab Suci atau Gereja Katholik menjelaskan tentang : 1. Berbagai ras manusia yang ada di dunia ini; 2. Apakah Tuhan hanya menciptakan Adam dan Hawa saja, selanjutnya semua manusia di dunia ini adalah keturunannya mereka? Bukankah dikatakan bahwa mereka hanya manusia pertama, bukan berarti setelah itu Tuhan tidak menciptakan manusia yang lain (bukan keturunan Adam dan Hawa). Jika hanya Adam dan Hawa yang diciptakan, bagaimana Kitab Suci / Gereja Katholik menjelaskan adanya orang Negro, orang kulit putih, orang Asia dll, yang secara fisik mereka berbeda, apakah karena lingkungan sehingga mereka berevolusi menjadi ras-ras seperti yang sekarang ada? Kalau ya, rasanya koq janggal ya? Karena, contohnya, orang negro jika dia dari lahir hingga mati hidup di daerah kutub saya rasa dia akan tetap negro.
    Salam dan doa.

    • Shalom Abin,

      1. Pertama- tama yang harus dipegang adalah pengajaran Kitab Suci yang memang mengatakan bahwa Adan dan Hawa adalah manusia pertama dan hanya oleh mereka seluruh manusia diturunkan, dan oleh kejatuhan manusia pertama itu, maka seluruh umat manusia jatuh ke dalam dosa:

      a. Pada saat Penciptaan, sebelum diciptakannya Adam dan Hawa, tidak ada manusia yang lain.
      Kej 2:5 mengatakan, "belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu."

      b. Hawa adalah manusia perempuan pertama, yang menjadi ibu dari semua manusia yang lain yang hidup sesudah mereka.
      Kej 3:20, "Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup."

      c. Semua manusia diturunkan dari Adam.
      Kis 17:26, "Dari satu orang saja Ia [Tuhan] telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi ….."

      d. Dosa Adam (manusia pertama) diturunkan kepada semua umat manusia.Rom 5:12, "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang… "
      1 Kor 15:21, "Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia."

      2. Pengajaran yang ditentukan oleh Magisterium Gereja Katolik sehubungan dengan hal asal usul satu pasang manusia pertama dan kesatuan umat manusia adalah sebagai berikut (lihat Ludwig Ott, Fundamentals of Catholic Dogma, p. 94-96):

      a. Manusia Pertama diciptakan oleh Tuhan.
      b. Seluruh umat manusia berasal dari satu pasang manusia.

      3. Adanya perbedaan ras di dunia merupakan ciri-ciri eksternal saja; namun secara umum terdapat kesamaan esensi dari semua ras dalam hal struktur fisik manusia maupun mentalnya. Fakta dalam transplantasi organ manusia, yang memungkinkan adanya donor yang cocok meskipun berasal dari ras yang berbeda (misalnya seorang Asia dapat memperoleh donor organ yang cocok dari Afrika) membuktikan adanya kesamaan genetika secara general antar semua umat manusia.

      4. Maka adanya perbedaan ras lebih ditentukan oleh keadaan geografis dan iklim daerah tempat tinggal para nenek moyang keturunan Adam dan Hawa yang kemudian berpencar di seluruh dunia. Mereka yang menetap di daerah utara (seperti Eropa) sedikit demi sedikit akan kehilangan pigmen warna gelap pada kulit mereka, oleh karena sedikitnya sinar matahari yang mereka terima di sana sepanjang tahunnya. Oleh karena itu pigmen kulit dan warna rambut secara perlahan- lahan menjadi lebih terang. [Demikian pula warna bola mata biru, yang relatif dapat melihat lebih baik di dalam keadaan cahaya rendah, dibandingkan kemampuan bola mata dengan warna gelap]. Sedangkan mereka yang menetap di selatan ataupun di khatulistiwa, akan mempunyai pigmen kulit yang lebih gelap, demikian juga warna rambut dan warna bola matanya.

      Selanjutnya harus kita ingat, bahwa masa penciptaan dan pembentukan ras manusia tersebut terjadi dalam kurun waktu beribu- ribu tahun sehingga adanya perbedaan warna eksternal pada tubuh manusia terjadi secara berangsur- angsur, karena tuntutan geografis dan iklim daerah tempat tinggal nenek moyang mereka dalam kurun waktu tersebut. Bahwa setelah ras sudah terbentuk maka hal itu tidak mudah berubah, itu juga dapat dimengerti, misalnya orang  Negro yang lahir dan tinggal di Kutub selama 50 tahun, tentu saja ciri- ciri fisiknya sebagai orang Afrika akan tetap, (dia tidak akan jadi pirang seketika) karena pembentukan ras seperti telah dipaparkan di atas itu membutuhkan waktu beribu- ribu tahun, dan periode 50 tahun di sini menjadi tidak sebanding dengan ribuan tahun masa pembentukan ras dari nenek moyangnya.

      Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga berguna.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Terima kasih atas jawabannya bu Ingrid.
        Maaf, saya masih ada pertanyaan lanjutan sehubungan dengan penciptaani, yaitu bagaimanakah sikap Gereja apa bila suatu hari ditemukan adanya kehidupan (manusia) di planet lain (memang sampai sekarang belum ditemukan)? Bagaimana jika suatu saat ternyata UFO benar-benar ada dan kita bisa berkomunikasi dengannya, bagaimana Gereja / Kitab Suci menyikapinya? Kita tahu bahwa bumi ini tidak lebih dari hanya setitik debu jka dibandingkan dengan alam raya ini. Jangankan dengan seluruh alam raya, di galaksi kita saja bumi kita sangat kecil. Apakah kita diciptakan oleh Tuhan “home alone” di alam raya yang maha luas ini?
        Salam dan doa,
        Abin

        • Shalom Abin,

          Pertama- tama saya rasa harus kita ketahui, bahwa Gereja Katolik tidak akan menolak sesuatu kebenaran, jika memang terdapat banyak bukti yang sungguh dapat dipertanggungjawabkan. Maka, jika benar suatu hari ditemukan bukti yang menyatakan bahwa ada kehidupan mahluk ciptaan Tuhan di planet lain, maka Gereja tidak akan menolaknya. Kita ketahui bahwa Tuhan dapat menyingkapkan segala sesuatunya secara bertahap kepada manusia, contohnya saja tentang isu bumi yang dulu pernah dianggap sebagai permukaan yang rata, ternyata kemudian dibuktikan bulat. Saya rasa Gereja Katolik juga mengambil hikmah dari apa yang pernah terjadi di masa yang lampau, dan tentu kini berhati- hati dan terus membuka diri terhadap hasil penyelidikan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan tentang hal- hal seperti ini.

          Namun, apapun fakta yang ditemukan, tidak mengubah kebenaran ini, yang diajarkan oleh Gereja Katolik, bahwa:

          Manusia diciptakan menurut gambaran Allah (lih. Kej 1: 26), dan bahwa Kristus adalah yang sulung dan yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang di sorga dan yang di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia (Kol 1:15-16).

          Maka mahluk apapun di dunia ini (ataupun jika kemudian dibuktikan ada mahluk lain di luar bumi, mengingat Allah menciptakan alam semesta yang terdiri dari banyak galaksi), mereka adalah ciptaan Tuhan dan tentu diciptakan di dalam Kristus dan untuk Kristus. Kurang lebih hal inilah yang dapat kita simpulkan dari komentar anggota Kuria Vatikan, Monsignor Corrado Balducci ataupun Chief Vatican Astronomer, Fr. Jose Gabriel Funes. Mereka mengungkapkan komentar mereka atas nama pribadi, dan karenanya bukan pernyataan resmi dari Vatikan; namun kita dapat mengetahui bahwa apapun faktanya yang berkaitan dengan UFO tersebut tidak mengubah kebenaran dasar yang diajarkan oleh Gereja Katolik.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- Katolisitas.org

          • Dunia dan bumi adalah cacat dosa, jadi apapun yang ada didunia ini, termasuk pikirn manusia yang orientasinya bumi dan dunia didalam acuan ibadah yang dipakai untuk menyembah Allah yang menurunkan kitabsuci dan dua loh batu yang diterima Musa, adalah dosa. Setan sudah bekerja pada pikiran dan rencana perbuatan dosa, yaitu roh setan, ingat sejak Adam, Kain dan selanjutnya yang dikerjakan mereka yang membentuk kerajaan Babil. Segala saesuatu versi Allah yang perlu diturut, bukan versi manusia., termasuk akal dan pandai penguasa Katholik, sebagai manusia. Allah menurunkan dualoh batu bertulisan dengan jari Allah kata Musa, tetapi oleh kekuasaan Katholik, ibadah dan penyucian hari Sabat hukum ke-IV resmi digantunya kehari Minggu. Baanyak acara2 lain yang dilakukan didalam Alkitab, tidak dilakukan didalam Gereja Katholik, katakan baptisan selam. Jesus saja dibaptis selam, tidak dipercik, jadi aturan acara suci yang sepatutnya dilakukan sesuai dengan ayat, didalam kebanyakan gereja yang mengaku menurut Hukum Pertama, Hanya Allah yang ada dihadapan-Nya, nyatanya ada allah lain ada dihadapan_nya yang diturut perintahnya.
            Hanya kerja versi rohsuci Allah yang diterima Allah, bukan versi dunia. Meskipun kita melakukan hukum Allah, tetapi keselamatan dunia akhirat ada ditangan Allah, jangan diambil alihkan. Coba baca buku Paulus didalam Roma dan Galatia lebih banyak dengan hati penyerahan kepada Allah bukan dengan pandai dari indra sendiri.

          • Shalom Afif Chaniago,

            Terima kasih atas komentarnya. Kalau anda mengatakan bahwa Gereja Katolik telah merubah Firman Allah, maka anda harus memberikan argumentasi yang lebih baik. Diskusi tentang perayaan Hari Tuhan pada hari Minggu, dapat dilihat di sini – silakan klik, dan tentang baptis selam, silakan melihat diskusi ini – silakan klik. Silakan bergabung dalam diskusi di link-link di atas. Kemudian, kalau anda berdiskusi tentang ke-Allahan Yesus, silakan membaca beberapa artikel ini:

            Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.

            Kalau setelah membaca beberapa link tersebut anda masih mempunyai pertanyaan atau argumentasi baru, maka silakan untuk menyampaikannya kembali. Saya harap, setelah anda membaca argumentasi di dalam link-link tersebut, anda dapat melihat bahwa dogma dan doktrin dari Gereja Katolik sungguh-sungguh berdasarkan Firman Allah. Semoga dapat diterima.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

        • Dear Katolisitas,

          Saya ingin menambahkan pertanyaan mengenai UFO dan Alien yg memang sptnya lg marak dibahas di media belakangan ini.
          Saya ada beberapa pertanyaan sebagai berikut:
          1. Adam adalah manusia pertama di bumi, Tetapi apakah ia juga yg pertama di seluruh semesta?
          2. Dari sudut pandang Katolik, apakah Alien sama spt manusia yaitu terdiri dari tubuh, jiwa dan roh?
          3. Dari sudut pandang Katolik, bagaimana pengaruh konsep keselamatan Kristus terhadap eksistensi UFO/Alien? Do they also need a savior? Jika iya, adakah Yesus Kristus versi UFO/Alien sbg juruselamat mereka ataukah korban Kristus pun telah menebus dosa mereka?
          Atas jawaban dan waktu yg telah diluangkan, saya mengucapkan banyak terima kasih.

          Salam damai Kristus.

          • Shalom Novenna,

            Terima kasih atas pertanyaannya tentang Alien. Vatikan sendiri tidak anti ilmu pengetahuan, bahkan Vatikan pernah menyelenggarakan konferensi tentang Alien pada November 2009. Kalau terbukti bahwa Alien ada, maka mereka adalah mahkluk ciptaan Tuhan, karena mereka tidak mungkin ada secara kebetulan (by chance) namun diciptakan (by design) apalagi kalau terbukti bahwa mereka adalah mahluk yang berakal budi (rational animal). Namun, semua hal tentang alien masih berupa hipotesa dan belum terbukti kebenarannya. Dan kalaupun ditemukan, hal ini tidak akan mengkontradiksi pengajaran Gereja Katolik. Kita mengetahui konsep keselamatan, karena Allah sendiri yang menyatakannya. Dan Allah tidak menyatakan kepada kita tentang keberadaan alien maupun menolaknya. Menurut pendapat saya pribadi, sejauh alien adalah rational animal (mahluk rasional yang terdiri dari Tubuh dan Jiwa) dan pernah berdosa, maka mereka membutuhkan Kristus, yang juga telah menebus dosa manusia.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

          • Menambahkan yg ditanyakan sdr Novenna,

            Apakah Sejarah Kitab Suci juga diperuntukkan untuk galaksi yg lain, jika suatu saat memang ada makluk luar angkasa ? Mengingat Bumi kita ini hanya berada dalam galaksi yg kecil yaitu Bima Sakti, dibanding begitu banyak galaksi yg super besar yg telah ditemukan akhir2 ini. Apakah Bumi menjadi central point dari semua itu ?

            Kemudian, saya pernah membaca buku karangan Rm DR. Pied Gunawan Ocarm, kalau tidak salah. Dalam tanya jawab, beliau menjelaskan bahwa manusia pertama bukanlah hanya Adam, artinya lebih ke pandangan polygenism. Pertanyaan saya mosok sih…sekaliber Romo lulusan Italia masih tidak tahu bahwa hal tersebut terkait erat dengan iman tentang dosa asal? Bukankah, pengaruhnya besar sekali, jika lebih cenderung mempercayai kisah kejadian manusia pertama dgn pandangan polygenism? trimakasih

          • Shalom Gentur,
            Saya pernah menanggapi pertanyaan serupa di sini, silakan klik.
            Jika secara science kemudian dapat dibuktikan adanya mahluk hidup lain di angkasa, tidaklah menjadi masalah bagi Gereja Katolik, sebab semua mahluk ciptaan itu tetap diciptakan di dalam Kristus dan kelak juga akan dipersatukan di dalam Kristus.
            Soal polygenism, mari mengacu kepada dokumen ajaran Gereja saja, yaitu yang disebutkan dalam surat ensiklik Paus Pius XII, Humani Generis (1950), paragraf 37.
            37. When, however, there is question of another conjectural opinion, namely polygenism, the children of the Church by no means enjoy such liberty. For the faithful cannot embrace that opinion which maintains either that after Adam there existed on this earth true men who did not take their origin through natural generation from him as from the first parent of all or that Adam represents a certain number of first parents. Now it is in no way apparent how such an opinion can be reconciled with that which the sources of revealed truth and the documents of the Teaching Authority of the Church propose with regard to original sin, which proceeds from a sin actually committed by an individual Adam and which through generation is passed on to all and is in everyone as his own. (HG 37)
            Saya belum pernah membaca buku karangan Rm Pied Gunawan O Carm yang anda maksud, sehingga saya tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut. Namun pada prinsipnya, mari berpegang kepada ajaran yang resmi disampaikan oleh Magisterium Gereja Katolik (oleh Paus Pius XII) ini yang berpegang kepada prinsip monogenism yaitu seluruh umat manusia diturunkan dari sepasang manusia pertama yaitu Adam dan Hawa, karena melalui Adam kita memperoleh dosa asal, dan melalui Adam yang baru yaitu Kristus, kita memperoleh penebusan dosa, sesuai dengan Rom 5:12-21.
            Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Menurut saya ada manusia lain tetapi tidak mempunyai Roh (seperti binatang) yaitu manusia raksasa. Kej 6:4
        Manusia dari keturunan Adam menikah dengan manusia raksasa. Kawin campur tsb membuat banyak manusia melakukan dosa. Dan air bah turun ke bumi.
        Semua manusia lenyap yang tersisa keturunan Nabi Nuh.
        Tetap saja seluruh manusia keturunan dari Nabi Nuh artinya juga keturunan Adam. Sebab manusia raksasanya habis.
        Jadi , manusia raksasa yang di bumi yang asli tanpa ada dari manusia roh, sudah habis dengan adanya air bah.

        Pertanyaan :
        Kalau monogeism , manusia raksasa apa maksudnya.
        Thanks.

        • Shalom Tomy King,

          Demikianlah keterangan yang diterjemahkan dari Haydock’s Commentary on Holy Scripture, sebagai berikut:

          “Sepertinya secara umum umat manusia sebelum bencana Nuh adalah berukuran besar/ raksasa, jika dibandingkan dengan ukuran manusia yang sekarang ini. Tetapi di ayat ini disebut ‘raksasa’, tidak hanya tinggi perawakannya, tetapi keras dan kejam menurut disposisi batinnya, dan benar-benar seperti monster yang kejam dan penuh nafsu. Tetapi kita tidak perlu berimajinasi, bahwa mereka, seperti  sebagaimana dijabarkan oleh para pujangga, merobek gunung-gunung, melemparkannya ke langit. Walaupun merupakan keturunan manusia, yang telah hidup dengan pengendalian diri yang baik, tetapi sekarang menyerah terhadap nafsu mereka, dan menginginkan anak-anak perempuan dengan cara sedemikian, sehingga kita tidak heran bahwa mereka sangatlah kuat dan kejam…. Tentang adanya manusia dengan ukuran raksasa/ ukuran yang tidak lazim, ini juga diakui oleh para sejarahwan.

          Og, Goliath disebut di dalam Kitab Suci, orang-orang Enak, sebagai orang-orang dengan ukuran tubuh yang besar/ tidak umum, sebagaimana orang-orang Yahudi lebih besar dari belalang (lih. Bil 13:34). Jika kita mengasumsikan bahwa mereka empat atau lima kali lebih besar dari ukuran kita, maka adalah masuk akal jika mereka hidup lebih lama daripada rentang usia manusia zaman sekarang (lih. St. Agustinus, City of God, XV.9,23)….. Kerusakan moral telah ada sejak berabad lalu, dan beberapa orang laki-laki keturunan Seth menyerah terhadap nafsu; sehingga kita jangan menganggap bahwa para raksasa ini semua lahir di dalam jangka waktu sekitar ratusan tahun pada masa air bah, seperti yang menjadi anggapan beberapa orang karena istilah ‘raksasa’ disebut setelah penjabaran zaman Nabi Nuh.”

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

           

      • “Kesamaan genetika antara manusia dari ras berbeda dapat mengakomodasi dan menunjukkan adanya kesamaan esensi”.

        Maaf bu. Jika alasan ini dipakai untuk justifikasi, sama saja ibu mengamini evolusi. sepotong gen dari manusia bisa di produksikan di bakteri, seperti E.coli atau di organisme eukariot S. cerevisiae. Jadi ada kesamaan esensi juga. Saya mohon argumen-argumen dari science jangan dicampur adukkan dengan “sophisticated teology”, karena science ada parameter tertentu yang bisa dibuktikan dan rasional.

        • Shalom Bonek,

          Bahwa ada kemiripan antara DNA manusia dan DNA bakteri e-coli, memang dapat diterima sebagai fakta. Berdasarkan masukan dari seorang dokter pembaca Katolisitas [terima kasih kepada dr. Kristina Joy Herlambang], yang juga adalah seorang pemerhati masalah riset genetik, dikatakan bahwa memang bakteri e-coli ataupun sel ragi (Saccharomyces cerevisiae) bisa digunakan sebagai ‘alat’ untuk ‘ditumpangi’ sebagian/fragment DNA (materi genetik manusia). Bagian DNA manusia yang ada dalam bakteri ini akan ikut digandakan ketika bakteri e.coli membelah diri. Gunanya gen yang dikloning ini adalah untuk riset mengenai penyakit-penyakit pada manusia. Hasil riset ini bisa digunakan untuk mengembangkan terapi untuk menyembuhkan penyakit manusia. Salah satu contohnya adalah penggunaan kloning gen ini untuk pembentukan insulin manusia yang bisa digunakan untuk penderita diabetes. Gene cloning ini, yang menggandakan materi genetik dalam sel manusia, tidak bisa menghasilkan manusia yang baru atau mencederai kehidupan manusia.

          Nah, meskipun ada kemiripan DNA antara DNA manusia dan e.coli, tetapi kemiripan ini juga relatif sangatlah sedikit, sehingga hal itu terlalu dini untuk dijadikan bukti bahwa DNA manusia berasal dari bakteri e-coli atau bahkan untuk menyimpulkan bahwa keduanya mempunyai kesamaan esensi.

          Esensi manusia secara sederhana adalah: mahluk ciptaan Tuhan yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, yang mempunyai akal budi dan kehendak bebas; dan diciptakan sebagai mahluk yang mempunyai tubuh dan jiwa yang rohani. Maka memang di sini tidak secara langsung disebut tentang hal DNA. Namun sehubungan dengan tubuh manusia, faktanya memang antara manusia yang satu dan lainnya memiliki faktor kesamaan DNA yang lebih banyak daripada antara manusia dengan binatang; dan karena itulah sangat logis, jika faktor transplan organ antara sesama manusia dapat lebih sukses dilakukan daripada transplan organ dari binatang. Nah, maka adanya faktor kesamaan/ keserupaan DNA memang merupakan salah satu bukti adanya kesamaan ciri tubuh manusia, yang merupakan salah satu hal mengenai esensi/ hakekat manusia.

          Akhirnya kami perlu menyampaikan kembali di sini bahwa fokus kami di situs ini adalah menyampaikan ajaran iman Katolik. Jika dalam perjalanannya hal ini dapat menyangkut dengan hal-hal lain, tentu hal-hal tersebut disebut karena secara logika masih dapat dikaitkan dengan topik iman yang sedang dibahas. Namun bukan bagian kami untuk kemudian membahas hal-hal tersebut secara mendetail, yang tidak lagi terkait dengan masalah iman Katolik. Kami persilakan para ahli sains untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai perkembangan ilmu mereka demi kebaikan manusia, dan kami akan menghormati apapun hasil penelitian mereka. Sebab kami percaya penelitian ilmu yang dilakukan dengan jujur dan baik, akan tetap mengarah kepada kebenaran, yang juga dituju oleh iman.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

  10. Saya sewaktu kuliah di Universitas Kristen Petra, pernah mengambil mata kuliah Sains Penciptaan.

    Selama ini, yg saya tahu, sains penciptaan adalah “produk” protestan. bagaimana tanggapan Gereja Katolik terhadap Sains Penciptaan ini? apakah ini hanya “sains”? atau sains yg benar-benar bisa dibuktikan?

    [Dari Admin Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]

Comments are closed.