Pertanyaan:

Yth. Sdr/ Stef Tay dan Sdr. Ingrid L.
Ini adalah buku penampakan Tuhan yang dialami oleh Tinny MA, bagaimana pendapat Sdr. Stefanus Tay dan menurut ajaran Gereja Katolik?. (Roh Kudus disebut Nafiri. Saya sdh baca garis besarnya di iternet, secara keseluruhan belum dapat bukunya). – Julius

Jawaban:

Shalom Julius,
Di dalam Gereja Katolik, kita mengenal adanya wahyu publik/umum dan wahyu pribadi. Wahyu umum ini telah selesai di dalam Kristus, yang diberitakan oleh para murid-Nya (DV, 4, KGK, 65-67). Namun, Gereja telah menerima begitu banyak wahyu-wahyu pribadi dari masa awal sampai sekarang. Jadi bagaimana kita menyikapi wahyu-wahyu?

  1. Umat beriman terikat oleh wahyu umum, seperti yang diberitakan lewat Kitab Suci, Tradisi Suci. Dan Magisterium yang menginterpretasikan wahyu-wahyu umum tersebut. Dan sebagai orang Katolik, kita harus mengikutinya.
  2. Wahyu pribadi tidak mengikat umat beriman untuk mengikutinya. Ada yang telah diakui oleh Gereja, seperti penampakan di Lourdes dari St. Bernadette Soubirous, stigmata yang dialami oleh Padre Pio, devosi kerahiman Ilahi yang diberikan melalui St. Faustina Kowalska, dll. Namun ada juga yang belum diakui dan tidak diakui oleh pihak Gereja.
  3. Biasanya kebenaran dari wahyu-wahyu pribadi akan terlihat dengan perjalanan waktu. Dan oleh sebab itu Gereja benar-benar berhati-hati untuk sampai menyetujui bahwa wahyu pribadi tersebut otentik (benar) dan tidak bertentangan dengan pesan Kristus.

Prinsipnya:

KGK 67 Dalam peredaran waktu terdapatlah apa yang dinamakan “wahyu pribadi”, yang beberapa di antaranya diakui oleh pimpinan Gereja. Namun wahyu pribadi itu tidak termasuk dalam perbendaharaan iman. Bukanlah tugas mereka untuk “menyempurnakan” wahyu Kristus yang definitif atau untuk “melengkapinya”, melainkan untuk membantu supaya orang dapat menghayatinya lebih dalam lagi dalam rentang waktu tertentu. Di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, maka dalam kesadaran iman, umat beriman tahu membedakan dan melihat dalam wahyu-wahyu ini apa yang merupakan amanat otentik dari Kristus atau para kudus kepada Gereja.Iman Kristen tidak dapat “menerima” wahyu-wahyu yang mau melebihi atau membetulkan wahyu yang sudah dituntaskan dalam Kristus. Hal ini diklaim oleh agama-agama bukan Kristen tertentu dan sering kali juga oleh sekte-sekte baru tertentu yang mendasarkan diri atas “wahyu-wahyu” yang demikian itu.

Jadi kesimpulannya:

  1. Untuk wahyu yang dialami Tinny atau yang lain, saya tidak mau menanggapi apakah wahyu tersebut benar atau tidak, karena saya tidak pernah membaca bukunya, dan saya tidak pada posisi untuk menghakimi apakah wahyu tersebut benar terjadi atau tidak. Namun, satu hal yang dapat menjadi tolok ukur, yaitu kalau wahyu tersebut bertentangan dengan ajaran Kristus, dan juga ajaran Gereja (termasuk sakramen-sakramen dan devosi-devosi lain yang sudah disetujui Gereja), maka kita dapat katakan bahwa wahyu tersebut adalah palsu.
  2. Kalau apa yang diwahyukan Tuhan kepada Tinny atau siapa saja sesuai dengan pengajaran Kristus dan Gereja-Nya, maka “menurut saya”, adalah bijaksana untuk menunggu sikap dari Gereja. Kita tidak usah terburu-buru menghakimi. Wahyu-wahyu yang otentik dari Tuhan akan mengembalikan orang kepada pertobatan, mengasihi Kristus dan Gereja-Nya, termasuk lebih mempunyai devosi terhadap sakramen-sakramen yang Yesus berikan kepada Gereja-Nya, meningkatkan hubungan pribadi dengan Tuhan dengan doa dan puasa, dll.
  3. Keaslian wahyu tersebut dapat dilihat apakah yang menerima wahyu tunduk terhadap hirarki Gereja. Karena kalaupun wahyu tersebut benar dan pihak hirarki melarang pada saat wahyu tersebut diberikan, namun wahyu tersebut akan tersingkap kebenarannya pada tahun-tahun berikutnya, seperti devosi kerahiman Ilahi atau stigmata dari Padre Pio.

Semoga uraian tersebut dapat membantu. Mari kita berfokus kepada Kristus dan sakramen-sakramen yang sudah jelas kebenarannya.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – https://katolisitas.org

33 COMMENTS

  1. Salam Katolisitas
    Sy mau bertanya
    Apa kah di abad modern(19-21) gereja mengakui kesaksian” orang’ awam yang bertemu Yesus?
    Lalu apa benar p’ajaran yang menyatakan bahwa seorang tidak dapat kembali. Lagi ke dunia setelah orang tsb mati dan d bawa ke surga ato neraka?mohon penjelasan nya dari sisi magisterium gereja Katolik…

    Trima Kasi
    Berkah Dalem

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca terlebih dahulu artikel ini, silakan klik. Wahyu pribadi pada prinsipnya tidak mengubah apapun tentang ajaran Wahyu umum dan keberadaan wahyu pribadi tidak mengikat umat beriman. Wahyu pribadi yang otentik akan sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Wahyu Umum. Jika tidak sesuai, maka kita ketahui bahwa wahyu pribadi itu tidak otentik, dan karena itu kita tidak perlu terpengaruh olehnya.]

  2. Saya ingin mengetahui penampakan-penampakan Bunda Maria yang sudah diakui oleh Vatikan apa saja?

    Karena di internet saya temukan juga penampakan Bunda Maria yang belum diakui tetapi di gembor-gemborkan kebenarannya…

    Aku hanya ingin mengetahui mana penampakan Bunda Maria yang sudah diakui mana yang belum diakui, sehinggga saya tidak salah pilih karena ada keinginan saya untuk berdoa novena kepada Bunda Maria Guadalupe dan Medali Wasiat Bunda Maria…

    thanks

    [dari Katolisitas: sepanjang pengetahuan kami, Vatikan belum pernah mengeluarkan daftar resmi mengenai penampakan Bunda Maria mana saja yang sudah diakuinya, yang masih dalam proses penyelidikan, dan yang tidak diakui. Ini ada sebuah daftar yang disusun oleh blog Perawan Maria, yang mengambil sumber dari blog Mary Pages, semoga daftar ini dapat membantu menjawab pertanyaan Anda, silakan klik di sini ]

  3. Shalom Katolisitas, saya Joel dari Malaysia.. Saya ingin bertanya tentang kejadian 3 Hari Kegelapan/3 Days of Darkness.. Link wikipedia–> http://en.m.wikipedia.org/wiki/Three_Days_of_Darkness

    Saya juga ada membaca kesaksian yang tersebar melalui Facebook tentang kejadian yang mungkin atau diramalkan akan berlaku hujung tahun ini..
    Kesaksian ini dari Sarawak, Malaysia.

    AMARAN KERAS dari YESUS pd Ahad (9.9.12/4.30pm) bertempat di gereja St Charles Kg Rasau, Sarawak, slps para umat b’doa divine mercy. Pesanan TUHAN
    YESUS ‘berjaga-jaga la dan psiapkan la diri kamu untuk menghadapi semua ini kerana AKU tdk lama lagi slps Aku Menampakkan diri maka bumi akan menjadi gelap gelita. Tanda2 kehadiran Ku akan muncul cuaca mendung dsusuli angin kuat dan hujan renyai2 kemudian cahaya akan memancar dan YESUS akan menampakkan dirinya kerana YESUS sudah tidak sanggup melihat masih ramai yg berbuat dosa . YESUS pun berat hati mengutuskan perkara ini. YESUS meminta kita yang percaya padaNYa ..percaya @ tidak ini antara kamu dgn TUHAN.
    BERBAHAGIALAH org yg pcaya namun x melihat…sebarkanlah msj ini kepada dunia supaya semua bersiap sedia dan kembali pdNYA. berita ini dikhabarkan melalui saudara Wilson, perkara ini betul2 terjadi.

    Ada juga kesaksian dari kawan saya yang aktif dalam pelayanan iman Katolik bahawa ibunya baru pulang dari Pusat Retret Bundu Tuhan, Sabah tentang hal ini.
    *Please take a few minutes to read this up. This is a story from my friend’s mother. Especially to my friends.
    Mum kawan sya bru balik dari pray over orang sana bundu tuhan ni hari 5. Jadi ada la ni orang dia bercakap dalam bahasa roh terus dia rebah, tiba2 dia
    cakap ” ini aku, Yesus. Saya meminjam badan *nama orang tersebut* untuk memberitau kamu semua bahawa aku akan datang tidak lama lagi. Aku telah
    membawa beribu-ribu tentera-Ku bersama dengan Aku. Bersedia lah dan rajin membaca doa Rosari dan juga Divine Mercy. Pada akhir tahun ini (24 December) dunia akan menjadi gelap selama 3 hari dan 3 malam dan banyak perkara2 yg tidak dijangka akan berlaku.”terpulang kepada saudara2 sekalian untuk percaya atau tidak.
    Mum kawan sya kasi tau ini dijangka akan berlaku pada 24 December. Tolong sebarkan kepada kawan2 sama keluarga kamu dan rajinlah berdoa. God bless and stand firm in faith!

    Persoalannya, apa pandangan admin2 Katolisitas? Harus kah saya percaya tentang hal ini?

    • Shalom Joel Oneil,

      Terima kasih atas kunjungannya ke situs katolisitas. Sebenarnya ada begitu banyak kesaksian pribadi seperti ini, dan dewasa ini, semakin banyak kesaksian-kesaksian seperti ini yang tersebar melalui teknologi internet. Secara prinsip, sangat sulit untuk membuktikan kebenaran dari penglihatan seperti ini. Jadi, kita tidak perlu percaya akan penglihatan tersebut, karena iman kita tidak tergantung dari penglihatan seperti ini. Iman Katolik kita menyatakan bahwa “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Mat 24:36). Dan karena kedatangan Yesus yang kedua tidak ada yang tahu, serta kita juga tidak tahu kapan kita dipanggil oleh Tuhan melalui kematian kita, maka jalan yang terbaik adalah mengikuti apa yang dikatakan oleh Yesus “berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang” (Mat 24:42). Jadi, mari kita melalui hari-hari kita di dunia ini dengan penuh syukur atas segala rahmat Allah, senantiasa berjaga-jaga dengan terus berjuang dalam kekudusan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

    • Salam Joel,
      Saya ingin berbagi sedikit mengenai wahyu pribadi semacam ini. Parameter atau kriteria untuk mengukur apakah itu sungguh dari Yesus atau tidak ialah apakah kabar yang diberitakan membawa sukacita atau kepanikan terutama bagi yang menerima. Banyak orang Kudus yang tahu kapan mereka akan meninggal, misalnya saja Padre Pio dan St. Francis Assisi. St. Francis malah masih sempat minta untuk ditaruh di atas tanah sebelum meninggal.

      Sewaktu berkunjung ke Gereja Salib Suci di Roma, ada kisah mengenai seorang gadis kecil yang disebut Nennolina yang meninggal di usia muda. Suatu malam tiba – tiba ibunya datang menangis ke kamarnya karena bermimpi Nennolina sudah meninggal. Nennolina tersenyum dan berkata kepada ibunya, “Belum saatnya saya pergi mama, 3 hari lagi Yesus dan Bunda Maria akan datang menjemput saya.” Dan 3 hari kemudian pun Nennolina meninggal dalam damai.
      Nennolina pun menjadi Santa termuda. Kisahnya bisa di baca di http://nennolina.it/bio_index_EN.htm

      Jadi saya setuju dengan yang dikatakan Pak Stefanus. Tidak perlu pusing kapan Yesus datang, yang penting kita selalu siap. Semakin cepat bertemu dengan Yesus semakin baik. Karena itulah kerinduan kita, untuk bersatu kembali dengan Allah.

      Semoga membantu.
      Edwin ST

      [Dari Katolisitas: Jika membaca dari dokumen Tahta Suci, nampaknya Nennolina (Antonia Meo) baru dinyatakan sebagai “Yang Terberkati”/ Venerable oleh Paus Benediktus XVI pada tanggal 17 Desember 2007, silakan klik di sini. Diperlukan satu buah mukjizat lagi yang terjadi atas doa syafaatnya, sebelum ia dapat dinyatakan sebagai Santa oleh Gereja Katolik.]

  4. Selama ini saya mengalami sesuatu yg aneh, saya katakan aneh karena saya sendiri belum bisa memastikan bahwa itu benar. Setiap saya rajin berdoa selalu saja saya bermimpi Bunda Maria, Yesus, Malaikat Gabriel datang kepada saya dan biasa diberitahukan kalau ada sesuatu yang akan terjadi seperti bencana2 tp semua itu betul2 terjadi, bahkan bukan saja melalui mimpi tapi dalam situasi sadar dan tdk sadar. Pernah jg saya mengalami peristiwa dimana Paus Yohanes Paulus II Datang dan meminjam raka saya untuk memberkati orang tp saya tdk tau siapa yg diberkati

    Mohon Romo/Pastor memberikan pencerahan terhadap apa yg saya alami tersebut

    • Salam Dwipa,

      Yang Anda alami itu biasa sebagai bagian dari pengalaman hidup rohani manusia. Yang terpenting ialah menyadari dan mensyukurinya. Tak usah gelisah, namun Anda bawa selalu dalam doa. Dengan anugerah akal sehat kita tetap berpikir bahwa bencana biasa datang dan pergi: banjir, gempa, longsor, angin badai, petir, kebakaran, kecelakaan, wabah penyakit, rawan pangan/paceklik, peperangan. Tanpa mimpi dan penglihatan akan hal-hal itu pun semua orang juga tahu bahwa pasti bencana dan kematian selalu terjadi. Yang Anda alami itu merupakan kenyataan rohani pribadi, baik jika disimpan dan didoakan dalam hati. Semoga menjadi rahmat bagi Anda sendiri dan bagi orang yang Anda beritahu agar selalu waspada, mengikuti sabda Yesus Kristus: “Berjaga-jaga dan berdoalah…”

      Salam
      Yohanes Dwi Harsanto Pr

      • Yth Romo Santo,

        Romo saya mendapatkan informasi dari milis paroki saya mengenai Klarifikasi dan Himbauan Pemberitaan : “Kepala Suku Besar Asmat Masuk Islam”, yang saya lihat asalnya informasi itu dari alamat email Romo. Yang mau saya tanyakan adalah apakah ada link resmi dari website Keuskupan Agungnya mengenai klarifikasi tersebut ?

        isi suratnya seperti ini :

        Nomor : 49.020.00.05
        Lamp. : –
        Hal : Klarifikasi dan Himbauan Pemberitaan :
        “Kepala Suku Besar Asmat Masuk Islam”

        Kepada Yth.
        Pimpinan Majelis Ulama Islam Asmat
        Kepala Penyelenggara Islam Kantor Kementrian Agama Kab. Asmat
        Di
        Agats – Asmat.

        Dengan hormat,

        Menyimak pemberitaan yang dibuat oleh saudara-saudari muslim lewat media maya (dakwatuna.com; Arrahmah.com) mau pun media cetak (Bantenpost; Republika) dan elektronik (TVRI) tentang “Kepala Suku Besar Asmat Masuk Islam” sungguh disayangkan karena tidak benar. Mungkin ada benarnya bahwa ada orang Asmat dari Kampung Per bersama keluarganya sebagaimana diberitakan masuk Islam, tetapi bahwa dia adalah seorang kepala suku besar Asmat sungguh suatu kekeliruan atau kesalahan. Pemberitaan sensasional yang keliru atau salah ini langsung mau pun tidak langsung memiliki dampak religius, social dan kultural dalam kehidupan bersama di Asmat.

        Menyadari semua itu maka kami sebagai Uskup Keuskupan Agats yang adalah Pemimpin Tertinggi Gereja Keuskupan Agats – Asmat ingin menyampaikan beberapa klarifikasi dan harapan atau himbauan kepada kita semua khususnya MUI Asmat dan Kepala Penyelenggara Islam Kantor Kementrian Agama Kab. Asmat, demi terciptanya kerukunan, toleransi dan persaudaraan sejati dalam hidup bersama di tanah Asmat ini. Semoga klarifikasi dan himbauan ini menjadi masukan dan pertimbangan yang membantu kita semua dalam membangun komunikasi yang lebih benar dan objektif.

        1. Klarifikasi : “Kepala Suku Besar Asmat”

        – Pengakuan atau gelar Kepala Suku Besar Asmat yang diberikan kepada Sinansius Kayimter (Umar Abdullah Kayimter) tidak benar. Pernyataan atau pemberitaan itu adalah sebuah kebohongan public karena tidak pernah terjadi dan tidak pernah ada dalam kebudayaan suku Asmat sampai dengan saat ini. Gelar kepala suku hanya diberikan, berlaku dan terbatas dalam satu rumpun saja. Kepala suku ini pun bersifat warisan – diturunkan dari leluhur – ayah pada garis lurus dan langsung. Secara structural adat / budaya Asmat, yang ada dan diakui adalah Kepala Perang dan bukan Kepala Suku apalagi Kepala Suku Besar Asmat. Kepala suku itu ada tetapi bersifat local dan terbatas; artinya tidak diakui dan berlaku untuk seluruh Asmat. Untuk saudara Sinansius, ia adalah warga biasa seperti saudara dan saudari lain yang ditinggal di kampung Peer, Distrik Agats. Dalam struktur social dan budaya/adat, dia tidak memiliki posisi, kedudukan atau pun jabatan (kekuasaan) apa pun. Bahwa media kemudian memberitakan dia sebagai Kepala Suku Besar Asmat, adalah bentuk kebohongan belaka.

        – Setelah dicermati dengan saksama dan berdasarkan document resmi gereja Katolik Keuskupan Agats – Asmat, saudara Sinansius Kayimter (Umar Abdullah Kayimter) adalah warga biasa yang lahir di Per tanggal 13 Desember 1962 dan dibaptis dalam Gereja Katolik pada tanggal 31 Januari 1963 di Per oleh Pastor Miller, OSC. Sebagai saksi pembaptisan waktu itu adalah bapak Mikael Apakci. Data kelahiran dan baptisan ini tercatat dalam buku Baptis Paroki Ewer No. LB. IV. 5988, tahun 1963.

        – Perlu diketahui pula bahwa dewasa ini masyarakat mengenal yang namanya ketua LMAA (Lembaga Masyarkat Adat Asmat). LMAA ini diakui bersama baik oleh masyarakat adat maupun pemerintah yang diketuai oleh Bapak Yuvensius Alvons Biakai, BA. SH. Jabatan ini ia emban sebelum menjadi bupati sampai sekarang ketika ia dipilih dan menjabat sebagai Bupati Asmat dalam periode kedua berjalan.

        – Kami sangat menyesal dan menyayangkan berita yang sensasional itu. Berita ini hemat kami sangat tendensius dan provokatif, dimana dengan mengatakan bahwa Kepala Suku Besar Asmat masuk Islam seolah-olah semua orang Asmat telah masuk atau menjadi islam. Kami mau mengatakan bahwa berita soal Sinansius dan keluarganya menjadi Islam mungkin benar tetapi bahwa dia seorang Kepala Suku Besar Asmat adalah suatu yang tidak benar, tidak objektif dan merupakan suatu kebohongan public yang direkayasa oleh orang tertentu, kelompok tertentu dan media yang memberitakannya.

        – Tanpa kita sadari bahwa dampak dari pemberitaan yang tidak objektif ini dapat menciptakan keresahan dan konflik internal – konflik saudara – konflik keluarga antara masyarakat di kampung Per maupun kampung lain yang ada di Asmat ini.

        2. Himbauan Bersama

        – Kami mengharapkan agar pimpinan MUI dan Ketua Penyelenggara Agama Islam di Kantor Kementrian Agama Islam Kab. Asmat bisa meneruskan dan mengklarifikasi berita ini kepada sumber-sumber media on line sebagaimana beberapa Website dan Koran yang telah membuat pemberitaan yang tidak benar itu. Intinya bahwa Sinansius Kayimter (Umar Abdullah Kayimter) yang telah menjadi islam setelah melalui upacara pengukuhan pada tanggal 19 Pebruari 2012 di Masjid Darussalam, Jati Bening – Bekasi, Jawa Barat dengan didampingi oleh ustadz Fadhlan Garamatan dan Imam Masjid Istiqlal – Ali Hanayiah, sesungguhnya bukan Kepala Suku Besar Asmat. Yang bersangkutan hanyalah masyarakat biasa di kampung Per distrik Agats, Kabupaten Asmat.

        – Kami meminta kepada saudara-saudari muslimin dan muslimah agar tetap menjaga toleransi, kerukunan dan persaudaraan antara umat beragama dan masyarakat di Asmat dengan menyampaikan, menyiarkan, mengajarkan, memberitakan segala sesuatu dan khususnya berkaitan dengan agama atau iman kepercayaan yang bersentuhan dengan agama atau kepercayaan lain secara objektif dan akurat. Jangan kita hanya menyebarkan berita bersifat isapan jempol, sensasional dan tendensius yang bisa berdampak pada disharmonitas dan konflik sosial di kalangan masyarakat Asmat dan Papua pada umumnya.

        – Perlu diketahui dan disadari bersama bahwa semua masyarakat di Asmat telah memiliki iman dan menganut agama atau kepercayaan tertentu (tidak ada yang khafir). Untuk itu mari kita saling menghargai dan mendukung satu sama lain dalam ranah hidup bersama dengan semangat persaudaraan dan toleransi.

        Demikian klarifikasi dan himbauan dari kami Uskup Keuskupan Agats (Pemimpin Gereja Katolik Agats-Asmat) semoga dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi kita semua. Atas perhatian dan tanggapan baik dari semua pihak saya sampaikan banyak terima kasih.

        Agats, 9 Maret 2012

        Hormat kami,

        † Mgr. Aloysius Murwito, OFM
        Uskup Keuskupan Agats

        Tembusan kepada Yth.

        1. Bupati Kab. Asmat di Agats
        2. Sekda Kab. Asmat di Agats
        3. Ketua DPRD Kab. Asmat di Agats
        4. Kepala Kantor Kementrian Agama Asmat di Agats
        5. Kepala Kantor Kesbang Asmat di Agats
        6. Ketua LMAA di Agats
        7. Kapolres Asmat di Agats
        8. Periwira Penghubung Kodim Asmat di Agats
        9. Umat Paroki Ewer (Ewer, Yepem, Peer, Uwus)
        10. Gereja-gereja Kristen di Asmat
        11. Para Pastor se-Keuskupan Agats-Asmat di Agats
        12. File

        ———————————

        terima kasih banyak Romo Santo.

        JMJLU,
        CaesarAndra

        • Salam Caesarandra,

          Memang benarlah surat klarifikasi bersebut. Keuskupan Agats-Asmat tidak memilliki website.

          Salam
          Yohanes Dwi Harsanto Pr

  5. Salam Bpk Stef terkasih

    Saya ingin menanyakan tentang, orang2 jaman sekarang yang mengklaim pernah ke Surga dan kemudia turun kembali memberikan kesaksian seperti apakah surga. Salah satu tokoh yang sangat terkenal adalah CHOO THOMAS. Yang ingin saya tanyakan, setahu saya sejak jaman perjanjian lama hingga jaman para Bapa gereja, tidak ada satupun manusia yang pernah ke surga dan kemudian kembali lagi le dunia. Pertanyaan saya benarkah hal itu? apakah kesaksian orang tersebut dapat dianggap otentik? Bagaimana kita melihat fenomena ini dalam iman Katolik?

    Salam

    • Shalom Dela,

      Dewasa ini kita mendengar ada beberapa orang yang mengklaim mendapat penglihatan tentang surga. Kita memang tidak dapat mengetahui sejauh mana kebenarannya, karena memang hal- hal tersebut tidak dapat dibuktikan. Terlepas dari benar atau tidak benar, hal penglihatan tersebut termasuk di dalam katagori Wahyu pribadi, yang tidak berpengaruh terhadap iman kita. Lain halnya penglihatan tentang surga yang dicatat dalam Kitab Suci, sebab itu termasuk dalam Wahyu Umum, sehingga mengikat kita umat beriman.

      Dalam Kitab Suci sendiri, dikatakan ada tiga orang selain dari Kristus sendiri yang pernah memperoleh penglihatan tentang surga, yaitu: St. Stefanus (Kis 7:54-55), Rasul Paulus (2 Kor 12:1-4) dan Yohanes (Rev 4:1- 22:22). Dikatakan di Kisah Para Rasul bahwa St. Stefanus memang melihat surga sebelum wafatnya. Sedangkan Rasul Paulus ‘melihat’ surga namun kemudian masih kembali hidup selama beberapa tahun sebelum akhirnya wafat sebagai martir. Tentang hal ini sudah pernah ditulis di sini, silakan klik, lihat point 2). Rasul Yohanes juga demikian, penglihatannya tentang surga diperolehnya sebelum wafatnya, dan ia menuliskannya dalam Kitab Wahyu.

      Sedangkan dalam sejarah Gereja Katolik, ada juga beberapa orang kudus yang memperoleh wahyu pribadi, tentang penglihatan akan surga, beberapa contohnya: St. Katarina dari Siena (1370) yang menerima penglihatan itu selama ia mengalami mati suri sekitar 4 jam, silakan klik di link ini untuk membacanya. St. Mary Magdalen de Pazzi (abad ke 16), St. Yohanes Don Bosco (1815-1888), St. Maria Faustina (1905- 1938), para visioner penampakan Bunda Maria di Fatima yaitu Francesco, Jacinta dan Lucia (1917).

      Nah, bagi kita umat Katolik wahyu- wahyu pribadi tersebut tidak mengikat, karena tidak mengubah (menambah ataupun mengurangi) apa yang disampaikan dalam wahyu umum. Sedangkan untuk mengetahui otentik atau tidaknya, umat Katolik mengacu kepada keputusan Magisterium. Suatu tolok ukur yang dapat dipakai adalah apakah pesan yang disampaikan dalam wahyu- wahyu pribadi itu cocok dengan ajaran Magisterium Gereja? Jika tidak, maka tidak otentik. Sedangkan jika ya, maka bisa jadi otentik, walaupun tetap saja sifatnya tidak mengikat dan tidak setara dengan Wahyu umum yang tertuang dalam Kitab Suci dan Tradisi Suci.

      Sepengetahuan saya, kisah wahyu pribadi Choo Thomas tidak pernah dinyatakan otentik oleh pihak otoritas Gereja Katolik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

       

    • Syalom Harry,

      Hoalah, masalah wahyu – wahyu seperti ini sudah tidak perlu ditanggapi lagi, karena sudah terlalu banyak kepalsuannya. Ingat, ahkir jaman ini sudah banyak penyesatan – penyesatan yang mengatasnamakan TUHAN untuk memecah belah Gereja Katolik. Jadi mari kita mawas diri terhadap hal – hal seperti itu. Ingat, mukjizat dan pengelihatan – pengelihatan bisa dilakukan oleh IBLIS. Yang tidak bisa dilakukan oleh iblis adalah MERUBAH Firman Tuhan.

      Tuhan Yesus memberkati & Bunda Maria selalu menuntun anda pada putraNYA

    • Ooo…. tnyt sudah ada yang tanya disini toh…

      @Pak Stef : maaf saya mengulang pertanyaan

      @Harry Wirjadi : apakah anda mendapatkannya melalui Broadcast Message di BBM? saya membacanya sekilas, dan saya cukup kaget begitu “kesaksian” menyinggung agama lain. kalau menyinggung artis sih sudah biasa. tapi agama lain… wah… serem dah…

      • Syalom Alexander & para pembaca yang lain,

        Kayaknya itu dari BBM deh, soalnya beberapa anak HSM juga mendapat broadcast itu dari BBM.

        Untuk para pembaca yang beriman katolik, kekuatan iman kita itu SALAH SATUNYA bisa disimpulkan dari :

        2011 tahun yang lalu, Yesus MENDIRIKAN jemaatnya / GEREJANYA yang pada saat itu TIDAK ADA denominasi – denominasi gereja yang lain, sehingga JELASLAH bahwa Yesus mendirikan GEREJA KATOLIK.

        Di Matius 16:16 – 16 dikatakan bahwa “kepadaMU ( Petrus sebagai PENDIRI Gereja Katolik ) kuberikan KUNCI kerajaan surga dan alam mautpun TIDAK AKAN menguasainya”. Jelaslah pada saat itu YESUS berkata bahwa HANYA kepada Gereja Katolik yang mempunyai kunci kerajaan surga & Gereja Katolik TIDAK AKAN bisa membawa kita ke alam maut, malahan Gereja Katolik HANYA membawa kita ke kerajaan surga.

        Terus lucunya, ada yang bertanya bahwa “alam maut’kan tidak ada di Gereja Katolik hanya pada saat itu saja / ketika YESUS hidup, sekarang Gereja Katolik’kan sesat dan menurut pengelihatan bahwa paus itu di neraka, berarti Gereja Katolik sesat”

        Padahal pada Matius 28:20 berkata, “…Aku akan menyertai kamu ( jemaatnya yang nota bene HANYA umat Katolik ) senantiasa sampai kepada AHKIR JAMAN”. Jelas sudah bahwa HANYA Gereja Katolik yang DIBERI KUNC KERAJAAN SURGA, alam maut TIDAK AKAN menguasai Gereja Katolik & sekali lagi HANYA Gereja Katolik yang DISERTAI oleh TUHAN sampai AHKIR JAMAN.

        Jadi bisa disimpulkan JIKA Gereja Katolik sesat, maka secara tidak langsung alkitab itu SALAH karena kesesatan Gereja berarti KETIDAKTEPATAN janji TUHAN & kita tahu bahwa Tuhan Yesus TIDAK MUNGKIN bertentangan dengan perkataanNYA.

        Mari saya mengajak pembaca untuk merenungkan apa yang sudah saya simpulkan.

        Sudah begitu banyak saya baca dan mendapatkan info tentang wahyu – wahyu / pengelihatan – pengelihatan yang menunjukkan bahwa gereja katolik itu sesat. Dan banyak orang – orang protestan ‘mengkuliahi’ saya bahwa kalau saya itu BEBAL & tidak mau keluar dari Katolik padahal sudah ditegur TUHAN dengan BANYAK pengelihatan – pengelihatan tersebut.

        Terkadang saya berpikir, TIDAK PERNAHkah para protestan itu BERPIKIR bahwa pengelihatan – pengelihatan itu adalah PERBUATAN IBLIS yang berusaha memecah belah Gereja katolik ? Saya kira iblis tidak akan memecah belah Gereja Protestan karena SUDAH terpecah menjadi 23000 denominasi. Justru iblis melihat Gereja Katolik yang MASIH SATU, KUDUS, KATOLIK & APOSTOLIK inilah yang membuat si iblis itu merasa IRI dan ingin mengganggu Iman Katolik. Pernakah mereka berpikir seperti itu ?

        Semoga pendapat saya bisa menjadi arti perenungan bagi umat katolik maupun umat protestan.

        Tuhan Yesus memberkati & Bunda Maria selalu menuntun kita semua pada kebenaran putraNYA

  6. Dan Tuhan berkata kepadaku, “Ini adalah Maria! Pergilah dan katakan pada setiap orang bahwa Maria bukanlah ratu surga. Raja Surga adalah Aku, Raja dari segala raja, dan Tuhan dari segala tuhan, Satu-satunya yang berkata ‘Akulah Jalan, Kebangkitan dan Hidup’ (Yohanes 14:6-7). Pergilah dan katakan kepada manusia yang DIBUTAKAN bahwa tidak ada api penyucian, karena kalau ada Aku akan menunjukkannya kepadamu. Sebaliknya, ada neraka, lautan api, Yerusalem yang indah, dan Surga yang telah Kutunjukkan kepadamu. Tapi katakan kepada mereka bahwa tidak ada api penyucian; katakan itu adalah tipuan iblis, tidak ada api penyucian.”

    Itu adalah bagian dari cuplikan dari artikel “5 Hari Di Surga Dan Neraka 1/2” yang saya baca di http://www.kumpulankotbah.com/serial-articles/index.html

    Pertanyaan saya:
    1. Manakah yang benar Bunda Maria adalah Ratu Surga atau bukan ratu surga?
    2. Manakah yang benar ada Api Penyucian atau tidak ada api penyucian?
    3. Perjalanan ke Surga dan Neraka untuk orang-orang tertentu (baik yang dibukukan maupun yang berupa artikel dan kebanyakan atau bahkan semuanya kristen/nonkatolik): apakah benar adanya?

    Mohon pencerahan atas tiga hal tersebut.

    Terima kasih dan AMDG

    • Shalom Patersan,

      Terima kasih atas sharingnya yang diambil dari salah satu situs berdasarkan kesaksian pribadi dari seseorang. Umat Katolik hanya terikat oleh Wahyu umum yang telah selesai pada saat rasul Yohanes meninggal, karena Kristus telah menyingkapkan segala sesuatunya dengan lengkap. Dengan demikian, kalau seseorang ingin berdiskusi dengan memakai argumentasi wahyu pribadi, sebenarnya sangat lemah, karena saya hanya dapat menjawab bahwa saya tidak mempercayai wahyu pribadi tersebut. Pertanyaan saya, darimana kita tahu bahwa wahyu pribadi tersebut adalah benar? Berapa banyak wahyu-wahyu pribadi yang dibuat ratusan tahun silam yang meramalkan akan akhir zaman dan tidak terbukti kebenarannya dan bahkan dapat merusak kehidupan umat beriman? Jadi, kalau seseorang ingin berdiskusi tentang apakah benar Maria adalah Ratu Sorga, apakah ada Api Penyucian atau tidak, dll, maka berfokuslah pada argumentasi biblis maupun akal budi, dan tidak berdasarkan wahyu pribadi, yang sungguh sulit dibuktikan kebenarannya. Iman kita tidak dibangun berdasarkan wahyu pribadi dan dogma dan doktrin tidak dibangun berdasarkan wahyu pribadi. Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • Umat Katolik hanya terikat oleh Wahyu umum yang telah selesai pada saat rasul Yohanes meninggal, karena Kristus telah menyingkapkan segala sesuatunya dengan lengkap.
        Pertanyaan saya:
        1. Apakah penampakan-penampkan baik oleh Bunda maupun Jesus terhadap orang Katolik juga berarti dalam ranah wahyu pribadi?
        2. Apakah benar wahyu Tuhan hanya dibatasi oleh PL dan PB? Bagaimana jika itu merupakan cara lain Tuhan berbicara kepada umat zaman sekarang?
        3. Dasar-dasar biblis manakah yang menyatakan tentang Bunda Maria Ratu Surgawi, adanya Api Penyucian, adanya Surga dan Neraka?
        Mohon pencerahan atas ketiga hal tersebut.
        Terima kasih dan AMDG

        • Shalom Patersan,

          Terima kasih atas tanggapannya. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan:

          1. Penampakan-penampakan baik oleh Bunda Maria dan Yesus terhadap umat Katolik juga termasuk dalam ranah wahyu Pribadi. Umat Katolik tidak terikat oleh semua wahyu pribadi. Namun, kalau Gereja Katolik telah menyatakan bahwa wahyu tersebut adalah otentik dari Tuhan – setelah melalui proses penyelidikan yang biasanya memakan waktu yang cukup lama – maka umat Allah dapat mengambil manfaat spiritual dari wahyu Pribadi ini. Wahyu pribadi ini dapat membantu umat beriman untuk lebih menghayati iman yang dipercayainya. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:

          KGK, 67 Dalam peredaran waktu terdapatlah apa yang dinamakan “wahyu pribadi”, yang beberapa di antaranya diakui oleh pimpinan Gereja. Namun wahyu pribadi itu tidak termasuk dalam perbendaharaan iman. Bukanlah tugas mereka untuk “menyempurnakan” wahyu Kristus yang definitif atau untuk “melengkapinya”, melainkan untuk membantu supaya orang dapat menghayatinya lebih dalam lagi dalam rentang waktu tertentu. Di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, maka dalam kesadaran iman, umat beriman tahu membedakan dan melihat dalam wahyu-wahyu ini apa yang merupakan amanat otentik dari Kristus atau para kudus kepada Gereja.Iman Kristen tidak dapat “menerima” wahyu-wahyu yang mau melebihi atau membetulkan wahyu yang sudah dituntaskan dalam Kristus. Hal ini diklaim oleh agama-agama bukan Kristen tertentu dan sering kali juga oleh sekte-sekte baru tertentu yang mendasarkan diri atas “wahyu-wahyu” yang demikian itu.

          2. Tuhan memberikan Wahyu umum dengan dua cara, yaitu secara tertulis dan lisan. Dan dengan wafatnya para rasul, maka tidak ada lagi wahyu umum yang ditambahkan atau dikurangi.

          KGK, 75 “Maka Kristus Tuhan, yang menjadi kepenuhan seluruh wahyu Allah yang Maha tinggi, memerintahkan kepada para Rasul, supaya Injil, yang dahulu telah dijanjikan melalui para nabi dan dipenuhi oleh-Nya serta dimaklumkan-Nya sendiri, mereka wartakan kepada semua orang, sebagai sumber segala kebenaran yang menyelamatkan serta sumber ajaran kesusilaan, dan dengan demikian dibagi-bagikan karunia-karunia ilahi kepada mereka” (DV 7).

          KGK, 76, Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara:
          secara lisan “oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari”;
          secara tertulis “oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga membukukan amanat keselamatan” (DV 7).

          Apakah mungkin Tuhan berbicara kepada umat jaman sekarang dengan melalui penampakan-penampakan? Mungkin saja, dan inilah yang disebut dengan wahyu pribadi, yang bersifat tidak mengikat dan tidak dapat memberikan wahyu yang baru – karena semuanya telah dinyatakan dalam wahyu umum.

          3. Anda dapat melihat diskusi tentang Maria Ratu Sorga di sini – silakan klik dan klik ini, Api Penyucian – silakan klik, Sorga dan Neraka – silakan klik, klik ini, dan klik ini. Semoga link-link ini dapat berguna.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

      • salam damai dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,

        pak stef dan ibu ingrid,
        tampaknya artikel yang menjadi rujukan sdr patersan [5 hari di surga dan neraka] banyak beredar di kalangan gereja-2 non katolik akhir-2 ini. minggu lalu kami juga mendapat kiriman artikel sejenis, tidak persis sama, tetapi alur ceritanya mirip, yaitu: jalan-2 ke neraka dan surga, lalu disebutkan sebentar lagi akan terjadi ‘rapture’, dan secara implisit maupun eksplisit melakukan serangan kepada Gereja Katolik. semua itu dituliskan seolah-2 dgn nada ancaman.

        selain pola alur cerita yg mirip, pengalaman itu sama-2 dialami oleh orang-2 yg tinggal di kawasan amerika selatan. ada gejala apa di kawasan tersebut? dugaan saya, di sana masih banyak terdapat warga masyarakat miskin, berpendidikan rendah, masih banyak yg percaya takhyul (mis. vodoo dan sejenisnya), sementara kondisi perekonomian dan politik negara-2 di kawasan tsb tidak memihak kepada rakyat. sehingga mungkin lebih mudah melakukan penginjilan melalui ilusi-2 semacam itu.

        kami mendapat artikel itu dari seorang teman katolik. tetapi ybs saat ini lebih condong mengikuti ajaran-2 dari gereja ‘tetangga sebelah’. awalnya kami sempat agak percaya dgn artikel tsb, tetapi setelah merenungkan dalam keheningan, saya berkesimpulan bahwa cerita itu hanyalah karangan dan ilusi belaka, yg sasaran akhirnya adalah mendiskreditkan Gereja Katolik. saya bersyukur bahwa pada akhirnya Roh Kudus menerangi akal budi kami, sehingga kami tidak tergelincir dalam cerita-2 ilusi yg diklaim sebagai wahyu pribadi itu.

        Tuhan Yesus memberkati kita semua.
        bernardus

    • Salam Damai Kristus sdr. Patersan,

      Terimakasih atas artikel yang diberikan. Sungguh membukakan mata saya akan hal ini :

      1. Dalam sejarah menurut Kitab Suci tidak ada para Nabi, ataupun para Rasul Kristus yang pernah ke Neraka. Di Surgapun penglihatan dan pendengaran hanya diberikan kepada Yohanes tetapi ia tidak masuk langsung ke dalam Surga seperti yang tertulis pada Kitab Wahyu. Ia tidak merasakan ataupun menyentuh sesuatupun di Surga, apalagi merangkai bunga. Inilah pengakuan Yohanes dalam Wahyu 22 : 8 : “Dan aku, Yohanes, akulah yang telah mendengar dan melihat semuanya itu. o Dan setelah aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk menyembahnya.”

      Jadi betapa hebatnya yang membawa kesaksian ini, ia lebih daripada para nabi, ia lebih daripada para rasul Kristus, Ia lebih daripada Santo Yohanes yang telah menanggung sengsara untuk Kristus yang ia cintai dan rela diasingkan dipulau Patmos. Bahkan ia adalah Orang suci karena ada tertulis dalam Wahyu 21:27 : “Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, s tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.”

      Jadi Ia orang suci…. Yakinkah anda sdr. Patersan bahwa Barbara Fernandes ini orang suci dan lebih suci dari Para Nabi dan Rasul serta Bunda Maria yang selalu menyertai Yesus dalam jalan salibnya?? Ingat bahwa di Kitab Suci Bunda Mariapun tidak pernah mendapatkan penglihatan tentang Neraka. Jika anda yakin sdr. Barbara Fernandes ini orang suci ikutilah pesannya….

      2. Manakah yang benar Tuhan Yesus versi Alkitab Kanonik atau versi Barbara Fernandes ??? Mari kita lihat pernyataan Tuhan Yesus tentang Matius 22:23 : “Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.”
      Bandingkan pernyataan Tuhan Yesus yang diaku oleh Barbara Fernandes yang tertulis di kesaksiannya yaitu “Dengarkan! Akulah Allahnya Abraham, Allahnya Musa, Allahnya Elia. Yang menyebabkan api jatuh dari Surga. Aku tidak pernah berubah. Aku akan menunjukkan kepadamu kondisi dimana umatKu hidup di hari terakhir yang masih tersisa ini”.

      Allah Abraham (Versi Kanonik) = Allah Abraham (Versi Barbara), Allah Ishak (Versi Kanonik) >< Allah Elia (Versi Barbara). Cara TUHAN memperkenalkan diri saja berbeda…..aneh….

      Jika sdr. Patersan yakin akan kesaksian versi Barbara Fernandes yang benar maka Alkitab anda yang berisi cara TUHAN memperkenalkan diri harus direvisi yaitu Matius 22:23, Kisah Para Rasul 7:32, Kel : 3 : 6, Markus 22:26, Kel 4 : 5, Lukas 20:37, Kel 3:15. Silahkan anda revisi Alkitab anda kalau anda yakin dengan kesaksian dari Barbara Fernandes.

      3. Sifat Bapa dan Yesus terhadap penyembahan antara Kitab Suci Kanonik dengan kesaksian Barbara Fernandes berbeda. Pada kesaksian Barbara Fernandes tertulis : Oh! Betapa luar biasanya berjalan di jalan yang terbuat dari emas! Setelah itu aku melihat sebuah Tahta yang dikelilingi oleh malaikat-malaikat, bala malaikat dan Serafim. Mereka terus-menerus memuji Tuhan, Seorang yang duduk di atas Tahta, berkata, "Kudus, Kudus, Kuduslah Tuhan Allah yang Maha Kuasa. Surga dan Bumi dipenuhi dengan kemuliaanNya. Amin!" "Waktunya telah tiba untuk MENYEMBAH dan MEMUJIKU".

      Perhatikan huruf besar yang saya tulis.

      Siapakah yang membuat pernyataan tersebut apakah Yang Duduk Di atas Tahta ataupun Yesus tidak terlalu jelas dikatakan. Tetapi jelas-jelas pernyataan tersebut minta di sembah dan dipuji.

      Bandingkan dengan sifat Bapa dan Yesus di Kitab suci Kanonik. Carilah ayat yang menyatakan TUHAN yang berfirman melalui para Nabi ataupun Yesus berfirman " Sembahlah Aku." Silahkan cari dan anda akan menemukan bahwa tidak ada satupun TUHAN berfirman : "Sembahlah aku."
      Sedangkan dalam Kitab suci yang berani bilang sembahlah aku adalah Iblis yang menggoda Yesus dan Raja-raja didunia ini. Perintah dan permintaan Kristus jelas Kasihilah Tuhan Allahmu. Dan Ia juga beberapa kali bertanya kepada Simon Petrus "Apakah engkau mencintaiku?".

      Saudara Patersan anda percaya sifat Bapa dan Yesus yang mana…????

      4. Adakah Barbara Fernandes pernah melihat bentuk Malaikat, bala tentara malaikat, dan Serafim??? Lalu bagaimana dengan Kerubim…??? Adakah ia absen tidak memuji TUHAN karena pada pernyataan "Oh! Betapa luar biasanya berjalan di jalan yang terbuat dari emas! Setelah itu aku melihat sebuah Tahta yang dikelilingi oleh malaikat-malaikat, bala malaikat dan Serafim." Nah…tidak ada Kerubimkan..????
      Jika aku bertemu dengan barbara Fernandes aku ingin bertanya bagaimana bentuk mereka itu?

      5. Dan inilah penentunya yang menentukan Jika kesaksian Barbara Fernades benar maka Yesus yang dituliskan dalam Injil Kanonik adalah pembohong besar. Pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :

      "Sekarang Aku akan menunjukkan kepadamu bagaimana gerejaKu yang mula-mula hidup. Di mana lelaki dan perempuan dipenuhi oleh kemuliaan Allah. Mereka terus-menerus berpuasa dan berdoa, mereka mengabarkan InjilKu tanpa takut. Orang-orang Kristen sekarang berpikir bahwa Aku telah berubah, mereka juga berpikir bahwa Roh Kudus juga telah berubah. Kesalahan besar orang-orang Kristen hari ini adalah nyata dari cara hidup mereka dalam kehidupan rutin setiap hari yang dirancang oleh manusia sendiri. Karena itu mereka telah melupakan pesan yang datang dari Roh Kudus dan dari Atas. Katakan kepada pelayanKu, pendeta-pendeta bahwa waktunya telah tiba untuk meletakkan semua program-program yang rutin itu ke belakang. Jika mereka melakukannya, kamu akan melihat kekuatan Allah ada di tengah-tengah kamu, seperti Roh Kudus nyata pada gerejaKu yang mula-mula. Dia akan melakukan tanda-tanda mujizat, keajaiban dan hal-hal luar biasa yang hebat dan banyak, menyebabkan yang mati akan dibangkitkan. Roh Kudus tetap sama, hanya kamu yang telah berubah."
      Jadi menurut penglihatan Barbara Fernandes bahwa Roh Kudus hanya bekerja pada Gereja mula-mula.

      Menurut Injil Kanonik tertulis Matius 16:18 "Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus e dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat -Ku dan alam maut tidak akan menguasainya."
      Juga ada tertulis pada Matius 28:20 "dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamusenantiasa sampai kepada akhir zaman."

      Jelas-jelas Kristus berfirman yang tertulis dalam Injil Kanonik bahwa IA akan menyertai sampai dengan akhir jaman jadi Roh Kuduspun berperan pada saat ini dan Kristus terus melindungi GerejaNya yang Satu, Kudus, Katolik, Apostolik.

      Jika yang benar adalah kesaksian Barbara fernandes maka Yesus menurut Injil Kanonik adalah Pembohong besar. Tetapi jika yang benar adalah Injil Kanonik maka kesaksian dari Barbara Fernandes adalah Kebohongan besar. Menurut anda siapakah yang pembohong saudara Paterson????

      Jika anda membaca dengan teliti sdr. Paterson maka anda akan menemukan kejanggalan-kejanggalan yang tidak sesuai dengan Kitab Suci atas kesaksian Barbara Fernandes ini.

      Ini saya baru membaca kesaksian Barbara Fernandes halaman 1 belum yang ke – 2….. Pembahasan yang ke 2 nanti kita teruskan ya saudara Patersan.

      Banyak-banyak Salam,
      Bernardus Aan

  7. saya pernah ikut acara rekoleksi yang diadakan oleh Kelompok Pelayanan Kasih .Yang saya dapatkan dari acara itu adalah tidak ada jalan keselamatan lain selain melalui Yesus Kristus.Dan sayapun sangat menyakini itu.Tapi anehnya dari kalangan Gereja sendiri kok tidak bisa menerima Kelompok itu dan bahkan ada yang menganggap sesat.Mohon penjelasannya mengapa dianggap sesat.

    • Shalom Yosef,

      Terima kasih atas pertanyaannya. Secara prinsip Kelompok Pelayanan Kasih menekankan adanya wahyu pribadi. Silakan membaca bagaimana pada artikel di atas – klik ini – bagaimana kita menyikapi wahyu pribadi. Secara prinsip umat Allah tidak terikat oleh wahyu-wahyu pribadi, bahkan harus disikapi secara hati-hati, karena wahyu tersebut dapat salah. Jadi, kita menunggu dari pihak otoritas Gereja untuk mempelajarinya jika dipandang perlu. Otoritas Gereja ini perlu untuk melindungi umat, sehingga umat tidak mudah terombang-ambing akan wahyu pribadi yang begitu banyak dan ada kemungkinan salah. Anda dapat menemukan kritik tentang kelompok ini, kalau anda mencari di google dengan kata kunci “Romo Didik dan kelompok pelayanan kasih”. Saya sendiri belum mempelajari gerakan ini, karena keterbatasan waktu. Kesesatan bukanlah dilihat dari akan pengajaran yang benar, namun lebih kepada campuran antara yang benar dan salah. Inilah sebabnya peran romo pembimbing kelompok sangat penting, sehingga dia dapat meluruskan apa yang salah. Wahyu pribadi tidak akan bertentangan dengan ajaran Gereja, karena kalau keduanya berasal dari sumber yang sama – yaitu Tuhan-, maka keduanya tidak mungkin bertentangan karena Tuhan tidak dapat mempertentangkan Diri-Nya. Semoga penjelasan singkat ini membantu. Mari kita fokuskan kehidupan spiritual kita pada sakramen, terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  8. Dear katolistas.org

    saya pernah membaca beberapa wacana yg kira-kira bunyinya bermaksud peringatan keras terhadap materi postingan yang berhubungan Julia Kim, Vasulla Ryden,
    atau penampakan di Medjugorje karena semua penampakan atau pengelihatan ini tidak diakui oleh Uskup setempat dan tidak diakui oleh otoritas Gereja Katolik.

    Yang ingin saya tanyakan
    Apabila benar demikian adanya, atas dasar apakah gereja kita mengatakan seperti itu.

    terima kasih.

    • Shalom Valentina,

      Secara prinsip, beberapa hal yang anda sebutkan adalah berhubungan dengan wahyu pribadi. Umat beriman tidak terikat oleh wahyu pribadi dan Gereja mempunyai kuasa untuk menginterpretasikan apakah wahyu pribadi ini adalah benar atau tidak. Pada waktu Gereja mengatakan bahwa wahyu pribadi ini benar, maka umat beriman dapat percaya akan wahyu pribadi ini. Dan biasanya Gereja akan sangat berhati-hati sebelum menyetujui wahyu-wahyu pribadi. Dan ini sebenarnya adalah untuk kepentingan umat dan pada saat yang bersamaan waktu akan membantu Gereja untuk melihat keotentikan dari wahyu-wahyu pribadi tersebut.

      Berikut ini adalah apa yang dikatakan oleh Katekismus Gereja Katolik:

      KGK, 67: Dalam peredaran waktu terdapatlah apa yang dinamakan “wahyu pribadi”, yang beberapa di antaranya diakui oleh pimpinan Gereja. Namun wahyu pribadi itu tidak termasuk dalam perbendaharaan iman. Bukanlah tugas mereka untuk “menyempurnakan” wahyu Kristus yang definitif atau untuk “melengkapinya”, melainkan untuk membantu supaya orang dapat menghayatinya lebih dalam lagi dalam rentang waktu tertentu. Di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, maka dalam kesadaran iman, umat beriman tahu membedakan dan melihat dalam wahyu-wahyu ini apa yang merupakan amanat otentik dari Kristus atau para kudus kepada Gereja. Iman Kristen tidak dapat “menerima” wahyu-wahyu yang mau melebihi atau membetulkan wahyu yang sudah dituntaskan dalam Kristus. Hal ini diklaim oleh agama-agama bukan Kristen tertentu dan sering kali juga oleh sekte-sekte baru tertentu yang mendasarkan diri atas “wahyu-wahyu” yang demikian itu.

      Semoga jawaban ini dapat membantu.

  9. halo pengasuh katolisitas…
    adakah website ini juga pernah membahas/mengomentari buku Tinny Maria Awuy yg berjudul Namaku Nafiri: Lihatlah Anak Domba Allah! (klik infonya di: http://laskarnafiri.wordpress.com). Terima kasih jika bersedia mengulas, sebab buku tsb cukup kontroversial & menimbulkan perdebatan cukup seru di website katolik lainnya.
    salam
    Laskar Nafiri

    • Shalom Laskar Nafiri,
      Saya sudah menjawab tentang hal ini di jawaban ini.
      Saya sendiri tidak pernah membaca bukunya, sehingga akan sulit untuk mengulasnya. Sebenarnya kita tidak usah takut akan akhir jaman, bencana, dll., karena Yesus sendiri yang menyerukan agar kita senantias berjaga-jaga (Mk 13:32-37). Kuncinya adalah, agar setiap orang juga bersiap sedia dan berusaha untuk hidup kudus, yang tercermin dalam kasih terhadap Tuhan dan sesama.
      Salam kasih dari: https://katolisitas.org
      stef

      • Shalom Pak Stef
        Terima kasih utk jawabannya yg objektif. Satu hal lagi, sumber kontroversi buku Tinny Maria Awuy adl pandangan dr yg kontra bhwa Roh Kudus tdk pernah & tdk akan mungkin bernama Nafiri. Dr ayat2 Alkitab pasti tdk akan ada kejelasan soal itu. Tp kl dilihat dr konteks perwahyuan akhir zaman misalnya, atau dr kuasa Roh Kudus utk menyatakan bimbingannya dlm bahasa2 yg mudah dipahami umat, apakah itu tidak mungkin? Bukankah menidakmungkinkan kuasa Roh Kudus bekerja = mengingkari kekuasaan Tritunggal Yg Maha Kudus? Bukankah nama Yesus & Bunda Maria juga tidak dikenal dlm Perjanjian Lama?
        Mohon pandangannya.
        Syalom
        Laskar Nafiri

        • Shalom Laskar Nafiri,
          Sebelum kita membahas tentang buku ini, yang saya sendiri belum pernah membacanya, saya ingin kita mundur sejenak dan merenungkan beberapa hal ini:

          1) Yesus, yang tahu akan kapan waktu kedatangan-Nya yang ke dua, mengatakan "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri" (Mat 24:36). Gereja Katolik mengartikan bahwa Yesus tahu (Ia mengetahui hal ini dari pengetahuan IlahiNya, dan bukan dari pengetahuanNya sebagai manusia), namun Dia memilih untuk tidak mengatakannya. Kenapa? Agar kita bersiap-siap dan tekun senantiasa dalam perbuatan kasih.

          2) Dalam kurun waktu 2,000 tahun, telah begitu banyak orang yang bernubuat tentang akhir jaman, dimana berlangsung dari generasi ke generasi. Mereka senantiasa memprediksikan akhir jaman dan kemudian merevisinya, dan kemudian tidak terjadi apapun.

          3) Kenapa Gereja Katolik berhati-hati terhadap wahyu pribadi? Tujuannya adalah untuk melindungi umatnya. Dan Gereja juga percaya, kalaupun nubuat itu sesuai dengan pesan Alkitab dan ajaran Gereja, maka waktu akan mengungkapkan kebenaran tersebut. Itu yang terjadi dengan mukjijat di Lourdes, Padre Pio, dan juga santa-santo yang lain.  

          4) Karena wahyu umum telah selesai (KGK 65-67) dan wahyu pribadi tidak bersifat mengikat, maka umat boleh percaya atau tidak percaya terhadap wahyu pribadi. Umat tidaklah berdosa kalau mengatakan "Saya tidak percaya akan wahyu ini." Tentu saja ini tidak berarti bahwa umat boleh melakukan perbuatan apa saja karena tidak percaya bahwa akhir jaman akan datang. Justu sebaliknya, seluruh umat harus siap sedia seperti yang difirmankan oleh Yesus, sebab kedatangan-Nya yang kedua tidak terduga seperti kedatangan seorang pencuri (Mat 24:42-44).

          Dengan dasar-dasar itulah, maka pendapat saya pribadi agar kita bersama-sama untuk mundur sejenak dan merenungkan semua wahyu tersebut. Alangkah bijaksananya kalau yang mendapatkan wahyu juga mempunyai spiritual director, seorang yang mempunyai pengetahuan teologi yang baik, hidup kudus, seperti yang dianjurkan oleh Santa Teresa dari Avilla. Jangan terlalu cepat-cepat, karena wahyu pribadi bisa datang dari diri sendiri, setan, atau Tuhan. Dan seorang spiritual director akan membantu yang mendapatkan wahyu untuk membedakan tiga sumber tersebut. Jangan berfikir bahwa cuma orang yang mendapatkan wahyu, yang mengalami pergolakan ini, semua santa dan santo juga mengalami hal ini. Dan dalam kerendahan hati mereka dan tahu bahwa spiritual director memegang peranan yang vital, maka biasanya santa-santo mempunyai spiritual director. Dalam kasus-kasus yang kontroversial, seperti mendirikan ordo, akhir jaman, dll, proses pengujiannya akan makan waktu cukup lama.

          Mari kita melihat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan:

          1) Roh Kudus bernama Nafiri? Setahu saya, tidak ada di dalam alkitab maupun dalam tradisi gereja yang mengindikasikan bahwa Roh Kudus bernama Nafiri. Nafiri di dalam Alkitab merujuk pada ‘terompet’ (1 Kor 15:52); sehingga memang perlu dijelaskan lebih lanjut kaitan makna terompet ini dengan Roh Kudus dan dengan misi dari wahyu ini. Kita melihat beberapa wahyu pribadi, seperti Sr. Faustina dengan Divine mercy – Divine mercy merujuk kepada sifat dari Yesus sendiri, yang dapat ditunjukkan di Alkitab maupun dalam dokumen Gereja. Wahyu pribadi Santa Bernadet yang mengatakan bahwa Maria adalah Immaculate Conception atau Maria yang dikandung tanpa noda, dapat kita telusuri di Alkitab, dan bahkan didefinisikan oleh Gereja (1854) empat tahun sebelum pewahyuan Bunda Maria kepada Santa Bernadet.

          2) Mengatakan tidak mungkin berarti mengingkari kuasa Allah? Kita dapat mengatakan sesuatu tidak mungkin dan tidak mengingkari kuasa Allah dengan dasar Allah tidak dapat mengkontradiksi diri-Nya sendiri (2 Tim 2:13). Hal ini berdasarkan bahwa Tuhan adalah kebenaran dan kebenaran tidak dapat mempertentangkan kebenaran itu sendiri. Contohnya adalah Allah berhenti menjadi Allah adalah kontradiksi, karena Allah berarti kekal dan oleh karena itu tidak bisa berhenti menjadi Allah.
          Atau dalam aplikasi yang lain, kalau seseorang mendapatkan wahyu pribadi bahwa Tuhan mengijinkan wanita untuk menjadi imam, kita bisa berkata bahwa ini tidaklah sesuai dengan iman Katolik dan wahyu tersebut adalah palsu. Karena dalam hal ini Gereja Katolik mengajarkan bahwa wanita tidak dapat menjadi imam dan wahyu pribadi tersebut mengatakan bahwa wanita dapat menjadi imam. Hanya salah satu yang benar dari dua pernyataan tersebut dan tidak bisa keduanya benar. Jadi dalam hal ini, kita harus menempatkan ajaran Gereja di atas apa yang kita percayai secara pribadi. Kenapa? Karena Yesus sendiri yang melindungi Gereja-Nya sampai akhir jaman.

          3) Bunda Maria dan Yesus tidak dikenal dalam Perjanjian Lama? Mereka telah dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama. Dan justru mereka menjadi tokoh dalam Perjanjian Baru. Jadi dalam mengecek wahyu pribadi, kita harus melihat Alkitab, yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan juga tradisi suci dan pengajaran Gereja.

          Seperti yang saya katakan di atas, saya belum pernah membaca bukunya, namun saya melihat salah satu yang diwahyukan adalah "kursi kepausan akan diangkat". Saya tidak tahu maksud persis-nya dari wahyu tersebut, mungkin di buku telah dijelaskan. Namun kalau maksudnya kursi kepausan akan diangkat adalah berakhirnya era kepausan, maka ini bertentangan dengan pesan Yesus sendiri yang mengatakan "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Mat 16:18).

          Jadi bagaimana kita menyikapinya?

          1) Semua pihak agar lebih berhati-hati menyikapi. Bagi yang diberi wahyu, saya mengusulkan untuk terus berakar dalam sakramen-sakramen, terutama Ekaristi dan Sakramen Tobat, dan juga mempunyai spiritual director. Apakah yang menerima wahyu telah menjalankannya dan mempunyai spiritual director, saya tidak tahu. Namun mendiskusikannya dengan satu pastor tidaklah cukup.

          2) Bagi yang merasa terpanggil untuk membantu wahyu ini tersebar ke kalangan yang lebih luas, silakan untuk merenungkannya lagi dan membawa hal ini dalam doa, dan silakan mendiskusikannya dengan pastor terlebih dahulu.

          3) Bagi umat Katolik yang lain, tidak terikat oleh wahyu pribadi ini. Dan menurut saya, kita tunggu kebijaksanaan Gereja. Gereja dapat mengeluarkan pernyataan, atau juga diam saja, karena kalau memang wahyu ini datang atau bukan datang dari Tuhan, maka akan terbukti dengan sendirinya.

          4) Dan umat Katolik menjalankan apa yang seharusnya dijalankan, yaitu menjadi umat Katolik yang baik, untuk hidup kudus, sehingga dapat membawa orang yang belum mengenal Kristus kepada pertobatan sejati. Dan dengan kata lain, kita juga bersiap-siap kalau sampai saatnya tiba Tuhan memanggil kita masing-masing, baik melalui akhir jaman, atau melalui cara yang lain.

          Semoga uraian di atas dapat menjawab pertanyaan Laskar Nafiri. Mari kita bersama-sama berjaga-jaga senantiasa menanti kedatangan Kristus, sehingga kita dapat berkumpul dalam Kerajaan Surga.

          Salam kasih dari: https://katolisitas.org
          stef

          • Pak Stef
            Terima kasih untuk ulasannya. Kami yg bersimpati dg nubuatan Tinny lbh krn isi bukunya. Jika nantinya dianggap salah scr resmi oleh Gereja Katolik, ya kami akan tinggalkan nubutana tsb. Tapi sebelum itu pasti, kami ingin mendapatkan pandangan dr beragam komunitas, tokoh, dan ahli di bidang ini.
            Bagaimana caranya supaya Laskar Nafiri dpt mengirimkan buku tsb kepada Anda supaya bisa menelaah isinya scr lbh cermat? Atau suatu saat nanti Katolisitas dpt menjadi penelaah buku tsb dlm sebuah forum seminar? Silahkan mengirimkan melalui email/sms di nomor yg tercantum dlm blog kami.
            Syalom
            Laskar Nafiri

          • Shalom Laskar Nafiri,

            Terima kasih untuk mau mengirimkan bukunya kepada saya, sehingga saya dapat membacanya. Namun sekarang saya masih tinggal di Amerika. Suatu saat, kalau saya kembali ke tanah air dan telah membaca bukunya, dengan senang hati saya bersedia untuk sharing.

            Seperti yang Laskar Nafiri katakan bahwa saat ini Laskar Nafiri sedang mencari pandangan dari beragam komunitas, tokoh, dan ahli mengenai hal ini. Jadi saya ingin mengusulkan hal-hal berikut ini:

            1) Setiap anggota Laskar Nafiri untuk senantiasa membawa nubuat ini dalam doa, dan tanyakan kepada Tuhan tentang hal ini setiap hari (mungkin satu bab setiap hari). Dalam menanyakan kepada Tuhan, jauhi dari unsur kepentingan pribadi apakah setuju atau tidak setuju dengan nubuat tersebut. Minta kepada Tuhan untuk menyatakannya kepada setiap pribadi dari Laskar Nafiri. Pada akhirnya, Tuhan adalah pakar dari segala pakar.

            2) Dan setelah itu, dalam beberapa kesempatan, setiap pribadi yang beragama Katolik menanyakan hal ini kepada pastor/suster tentang nubuat tersebut. Bagi anggota Laskar Nafiri yang tidak beragama Katolik, silakan mendiskusikannya kepada pendeta masing-masing. Setelah diskusi tersebut, bawa kembali ke dalam doa, dan tanyakan dan konsultasikan kepada Tuhan.

            3) Lakukan ke dua langkah tersebut terus-menerus.

            4) Itu sebagian langkah-langkah yang dilakukan oleh St. Ignatius Loyola dalam Spiritual Exercise. Sebenarnya langkah-langkahnya sangat panjang, namun begitu sistematik untuk membedakan pergerakan spirit, baik dari diri sendiri, setan, ataupun Tuhan. Kalau memang tertarik dengan langkah-langkah ini, dapat menghubungi pastor Jesuit untuk memberikan retret singkat.

            Saya turut berdoa, agar kita semua dibimbing oleh Tuhan, sehingga kita semua dalam kapasitas kita masing-masing dipakai oleh Tuhan untuk semakin memuliakan nama-Nya.

            Salam kasih dari: https://katolisitas.org
            stef

          • Quote from Laskar Nafiri :
            Jika nantinya dianggap salah scr resmi oleh Gereja Katolik, ya kami akan tinggalkan nubutana tsb.

            Comment :
            Pernyataan yang sangat tepat sekali. Hal ini menunjukkan kebebasan yang bertanggungjawab. Semoga tidak hanya kaum awam saja yang bersikap demikian tetapi juga para klerus untuk taat kepada Otoritas Gereja.

            Selamat mencari kebenaran !

  10. Yth. Sdr/ Stef Tay dan Sdr. Ingrid L.
    Ini adalah buku penampakan Tuhan yang dialami oleh Tinny MA, bagaimana pendapat Sdr. Stefanus Tay dan menurut ajaran Gereja Katolik?. (Roh Kudus disebut Nafiri. Saya sdh baca garis besarnya di iternet, secara keseluruhan belum dapat bukunya).

    [dari katolisitas: telah dijawab – silakan klik]

Comments are closed.