Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Bacaan pada hari minggu, sering kali membuat kita bertanya tanya tentang makna di balik kata kata Tuhan Yesus yang terkesan ‘keras’.

Dalam bacaan ini, Yesus bertemu dengan seorang perempuan Kanaan yang meminta pertolongan untuk anaknya yang kerasukan. Respon Yesus mungkin terdengar kasar dan tidak masuk akal bagi kita. Dia menyebutnya “anjing,” suatu kata yang menunjukkan posisi wanita tersebut sebagai orang luar, bukan orang yang beriman. Namun, justru yang terjadi sunggulah mengejutkan. Perempuan ini nyatanya tidak gentar akan kata kata Yesus, dia justru malah semakin menunjukan kekuatan iman dan kepercayaan-nya kepada Yesus melalui kerendahan hatinya.

Ketika kita melihat kisah ini lebih dalam, kita menemukan makna yang lebih dalam tentang iman dan kerendahan hati. Iman adalah kepercayaan yang tulus kepada Tuhan, tapi tanpa kerendahan hati, sulit bagi kita untuk benar-benar percaya kepada-Nya. Jika kita begitu bangga dengan diri sendiri dan berpikir bahwa kita memiliki semua jawaban, bagaimana kita bisa meninggalkan ruang bagi Tuhan untuk bekerja dalam hidup kita?

Santo Thomas Aquinas mengatakan, “Untuk orang yang percaya, tidak ada penjelasan yang diperlukan; bagi yang tidak percaya, tidak ada penjelasan yang mungkin.” Iman ini, ketika dikombinasikan dengan kerendahan hati, adalah kombinasi yang kuat yang bisa mengubah hidup kita.

Paus Fransiskus mengingatkan kita bahwa kerendahan hati adalah jalan menuju kesucian. Tanpa kerendahan hati, kita tidak bisa benar-benar percaya atau memahami siapa sesungguhnya Tuhan. Kerendahan hati memungkinkan kita untuk menyadari bahwa kita tidak memiliki semua jawaban dan bahwa kita membutuhkan Tuhan dalam hidup kita.

Marilah kita merenungkan sebuah kisah sederhana yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Bayangkan seorang teman yang selalu berpikir dia tahu segalanya. Dia tidak pernah mau mendengarkan orang lain, bahkan dalam situasi di mana dia jelas-jelas salah. Sikap ini mungkin menjengkelkan dan menyebabkan orang lain enggan berhubungan dengannya. Sikap yang sombong dan kurang rendah hati ini, yang terkadang kita tunjukkan dalam hidup kita, adalah kebalikan dari apa yang diajarkan Yesus dalam bacaan hari ini dari Matius 15:21-28. Dan sesungguhnya, Tuhan Yesus ingin mengingatkan kita supaya jangan sampai kita jatuh dalam kesombongan rohani di mana kita sudah merasa ‘lebih’ daripada orang orang lain.

Kisah perempuan Kanaan adalah peringatan bagi kita untuk tidak bertindak sombong. Iman dan kerendahan hati perempuan ini begitu besar sehingga Yesus mengakui dan memuji keimanannya dan pada ahirnya memberikan pertolongan yang sangat dibutuhkan perempuan ini

Mari kita belajar dari perempuan Kanaan ini dan berusaha untuk hidup dengan iman yang tulus dan kerendahan hati yang benar. Kita mungkin tidak selalu memahami jalan Tuhan, tapi dengan iman dan kerendahan hati, kita dapat mempercayai bahwa Dia memiliki rencana yang lebih baik bagi kita.

Semoga kita selalu teringat akan pesan penting ini dan berusaha untuk hidup dengan iman yang tulus dan kerendahan hati yang benar, dengan menyadari bahwa kita semua adalah anak-anak Tuhan, tidak peduli seberapa besar atau kecil iman kita. Kita semua layak akan kasih dan rahmat-Nya.