Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini adalah hari penuh sukacita di dalam perayaan Gereja kita. Kita berkumpul sebagai satu keluarga untuk merayakan Pentakosta, di mana kita bersama-sama mengenang saat berharga ketika Roh Kudus, yang dijanjikan oleh Yesus, turun atas para rasul. Ini adalah hari dimana janji Kristus terpenuhi yaitu ketika Bapa dan Putra mengutus sang Penolong, Penguat, Penghibur, Penasihat dan Sumber persatuan kita semua.

Apakah kita masih ingat, ketika kita masih kecil, kegembiraan dan antisipasi yang kita rasakan ketika orang tua kita memberikan kita hadiah? Bukan hanya tentang hadiah di dalamnya, tapi juga seluruh pengalaman menerimanya. Mata kita berkilau dengan rasa penasaran, jantung kita berdebar dengan antisipasi, dan ketika kita akhirnya membuka kejutan tersebut, gelombang kegembiraan melanda kita. Ingatlah cinta yang kita rasakan dari orang tua kita, rasa menjadi spesial, dipilih, dan disayangi.

Pesta Pentakosta seperti kenangan masa kecil tersebut. Hanya saja, kali ini hadiahnya datang dari Bapa di Surga, dan hadiahnya tak lain adalah Roh Kudus. Kegembiraan dan kegirangan yang kita rasakan sebagai anak-anak yang menerima hadiah dari orang tua hanyalah bayangan dari sukacita yang seharusnya kita alami saat kita menerima hadiah ilahi ini dari Tuhan.

Paus Fransiskus pernah berkata, “Roh Kudus membebaskan hati yang terbelenggu oleh ketakutan. Dia mengatasi segala perlawanan. Bagi mereka yang puas dengan setengah hati, Dia menginspirasi dengan memberikan kebaikan sepenuh hati. Roh Kudus mampu membuka hati yang tertutup.” Roh Kudus adalah pembebas, penghibur, guru kita semua. Dan sama seperti ketika kita menerima hadiah sebagai anak, kita perlu terbuka dan siap untuk menerima kekayaan dan hadiah surgawi ini.

Hal ini mengingatkan kita pada kata-kata bijak dari St. Agustinus, yang berkata, “Apakah yang menjadi jiwa bagi tubuh manusia, seperti itu juga Roh Kudus adalah bagi Tubuh Kristus, yaitu Gereja.” Roh Kudus adalah jiwa dari Gereja kudus kita, menjaga kita bersama, mengubah keanekaragaman kita menjadi kekuatan. Kita semua membawa bakat yang berbeda, perspektif dan latar belakang yang berbeda, namun dengan rahmat Roh Kudus, semua ini bisa diatur menjadi suatu simfoni indah yang terdiri dari berbagai bakat ini.

Sering kali dalam hidup ber-komunitas kita mendapatkan tantangan untuk bagaimana kita dapat bekerja sama dengan baik. Sering kali perselisihan bisa timbul. Nah, pada saat saat seperti ini, kita diingatkan pada kata-kata bijak dari St. Agustinus, yang berkata, “Apakah yang menjadi jiwa bagi tubuh manusia, seperti itu juga Roh Kudus adalah bagi Tubuh Kristus, yaitu Gereja.” Roh Kudus adalah jiwa dari Gereja kudus kita, menjaga kita bersama, mengubah keanekaragaman kita menjadi kekuatan. Kita semua membawa bakat yang berbeda, perspektif dan latar belakang yang berbeda, namun dengan rahmat Roh Kudus, semua ini bisa diatur menjadi suatu simfoni indah yang terdiri dari berbagai bakat ini. Sehingga dengan meningat satu tujuan yang sama, yaitu untuk kemuliaan Kristus, kita pun diundang untuk dapat melepaskan rasa persaingan di antara kita.

Pada Pentakosta ini, mari kita teringat bagaimana Kristus, meski satu tubuh, terdiri dari banyak bagian. Demikian pula, masing-masing dari kita telah diberkahi dengan karunia yang unik. Sangat penting untuk menghargai karunia-karunia ini, bukan dengan kebanggaan atau iri hati, tapi dengan rasa syukur dan semangat melayani. Karunia-karunia kita bukan untuk kemuliaan individu tetapi untuk bekerja bersama, untuk berkontribusi dalam harmoni Tubuh Kristus, demi kemuliaan yang lebih besar bagi Tuhan.

Yesus telah berjanji kepada murid-murid-Nya, “Aku akan meminta kepada Bapa, dan Dia akan memberikan Pembantu lain kepada kalian, untuk bersama kalian selamanya” (Yohanes 14:16). Dia memenuhi janji tersebut di Pentakosta. Dia tidak meninggalkan kita. Dia mengirimkan Roh Kudus untuk menjadi Penuntun kita, Kekuatan kita, Teman setia kita.

Lantas, bagaimana kita harus menyikapi hadiah ini dalam hidup kita? Jawabannya sederhana.
Pertama, Jadilah diri kita terbuka akan kehadiran Roh Kudus. Biarkan Roh Kudus membimbing kita, membentuk kita, meng- inspirasikan kita. St. Francis de Sales dengan indah mengatakan, “Kita harus membiarkan Tuhan melakukan apa yang Dia kehendaki dalam hidup kita. Karena jika Tuhan menghendakinya, kita bisa melakukannya.” Di Pentakosta ini, marilah kita membuka hati kita seperti seorang anak yang membuka hadiah yang telah lama ditunggu, marilah kita membiarkan Roh Kudus membimbing perjalanan kita dan mentransformasi hidup kita.

Dan yang kedua, jadilah perwujudan dari pekerjaan Roh Kudus. Sikap dan tindakan kita, kata kata kita, keberadaan kita seharusnya menjadi bukti dari Roh yang berdiam di dalam kita. Seperti pesan dari St. Teresa dari Avila kepada kita, “Kristus sekarang tidak memiliki tubuh selain tubuhmu… Matamu adalah mata yang digunakan Kristus untuk melihat dunia dengan belas kasih. Kakimu adalah kaki yang digunakan Kristus untuk berkeliling melakukan kebaikan.”

Jadi, di hari yang mulia ini, mari kita perbaharui komitmen kita untuk mendengarkan Roh Kudus, untuk membiarkanNya membimbing langkah kita, untuk menjadi pembawa cinta Tuhan di dunia. Mari kita bergembira dalam keragaman karunia kita, dan dengan bantuan Roh, gunakanlah mereka untuk memuliakan Tuhan.
Selamat Pentakosta, saudara-saudara seiman. Semoga Roh Kudus mengisi hati kalian dengan sukacita, harapan, dan cinta yang membara untuk Tuhan. Amin.

Marilah kita berdoa

Ya Bapa di Surga, kami berterima kasih atas anugerah Roh Kudus yang Kau berikan pada hari Pentakosta ini. Bimbinglah kami, Roh Kudus, dalam setiap kata dan tindakan kami, agar kami dapat mencerminkan cinta Kristus kepada dunia.

Roh Kudus, api cinta-Mu, berikanlah kami keberanian untuk menjadi saksi cinta-Mu. Terima kasih atas segala karunia-Mu, Ya Tuhan. Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, kami berdoa. Amin.

-Susan Aryanthi Santoso-