[Hari Minggu Prapaska V: Yeh 37:12-14; Mzm 130:1-8; Rm 8:8-11; Yoh 11:1-45]
Injil hari mengisahkan akan salah satu mukjizat Yesus yang terbesar, yaitu membangkitkan Lazarus dari kematian. Oleh karena mukjizat ini, banyak orang Yahudi menjadi percaya kepada-Nya, namun sebaliknya, sejak saat itu pula kaum Farisi bersepakat untuk membunuh Dia (Yoh 11:). Lazarus adalah saudara dari Marta dan Maria, yang adalah sahabat Yesus. Ketika Yesus mendengar kabar Lazarus yang sakit parah, Yesus tidak segera mengunjungi Lazarus, melainkan menunggu setelah 2 hari kemudian. Saat itu Lazarus telah wafat. Yesus berkata bahwa Ia akan “membangunkan dia dari tidurnya.” (Yoh 11:11), sebab bagi Yesus yang berkuasa atas maut, membangkitkan orang dari kematian adalah seperti membangunkan orang dari tidur. Saat itu, nampaknya para murid belum memahami perkataan Yesus ini, namun setelah mereka menyaksikan apa yang dilakukan-Nya atas Lazarus, dan terutama atas kebangkitan-Nya sendiri dari kematian, mereka menjadi paham dan percaya. Sebab Kristus adalah kebangkitan dan hidup, dan barangsiapa percaya kepada-Nya akan hidup walaupun sudah mati (Yoh 11:25). Sabda ini adalah janji Tuhan, yang membawa pengharapan bagi kita yang percaya kepada-Nya: bahwa kematian bukan akhir dari segalanya. Sebab jiwa kita akan tetap hidup, walaupun tubuh kita suatu saat akan mati. Tubuh memang akan mati, akibat dosa, namun jiwa kita akan tetap hidup, akibat dari iman kita akan Sang Kebenaran dan Hidup. Inilah salah satu dasarnya, mengapa Gereja Katolik menghormati para orang kudus yang telah meninggal dunia. Sebab iman kita menyatakan bahwa jiwa mereka tetap hidup, dan dalam kesatuan dengan Kristus, mereka tetap dapat mendoakan kita yang masih berziarah di dunia ini. Inilah juga yang akan kita lakukan, jika kelak kita digabungkan dengan mereka di surga. Selain bahwa jiwa kita akan tetap hidup, Tuhan juga menjanjikan bahwa suatu saat nanti tubuh kitapun akan dibangkitkan sebagaimana Kristus telah bangkit. Sebab melalui Baptisan, kita telah menerima Roh Kudus, dan Roh Allah inilah yang memberikan hidup ilahi kepada kita. “Jika Roh Allah, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam dirimu,” kata Rasul Paulus, “maka Ia yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam di dalam dirimu.” (Rm 8:11). Betapa besar dan dalam makna janji Tuhan ini! Sebab ini menunjukkan kasih Allah yang begitu besar kepada kita, sehingga Ia mau memberikan Roh-Nya sendiri kepada kita, agar kita dapat hidup di dalam-Nya dalam kepenuhannya. Maka kita tidak akan menjadi takut dan dan tawar hati, sebab baik saat kita hidup di dunia ini, maupun setelah kita beralih dari dunia ini, kita akan tetap ada bersama-sama dengan Kristus, sebab Ia telah memberikan Roh-Nya kepada kita. Demikianlah, maka pengalaman Lazarus akan juga menjadi pengalaman kita kelak, yaitu bahwa Tuhan Yesus juga akan membangkitkan tubuh kita di akhir zaman, dan tubuh yang dibangkitkan ini tidak akan mati lagi, namun akan hidup selamanya.
Namun kebangkitan kita hanya dapat terjadi karena kebangkitan Kristus yang didahului oleh sengsara dan wafat-Nya. Maka saat-saat menjelang Pekan suci, kita mengarahkan hati kepada permenungan akan sengsara dan wafat Kristus ini, agar dengan menyatukan diri kita dengan sengsara dan wafat-Nya, kita dapat pula disatukan dengan kebangkitan-Nya.
Yesus yang membangkitkan Lazarus dari kematian, membuka mata hati kita akan kuasa Kristus yang mengatasi ikatan dosa dan maut. Kisah ini tidak hanya fakta bagi Lazarus dan berguna bagi orang-orang yang menyaksikannya, namun juga berguna bagi kita saat ini. Sebab seruan Yesus kepada Lazarus, “Marilah keluar!” dapat pula ditujukan kepada kita, agar kita juga dapat keluar dari segala ikatan dosa yang membelenggu yang menjadikan kita seolah seperti orang mati, tidak berkutik dan tunduk kepada segala kelemahan kita. Marilah keluar dari ikatan kesombongan, cinta diri, kemalasan, keinginan mata dan keinginan daging, dan semua ikatan yang lain memisahkan kita dari Tuhan, yang membuat Roh-Nya tidak dapat tinggal menetap di dalam kita. Menjelang Pekan suci ini mari kita memeriksa batin, dan mempersiapkan diri untuk mengakui segala dosa dan kesalahan kita di hadapan Tuhan.
“Yesus, kumohon tuntunan-Mu, agar aku boleh mengetahui dosa-dosaku dan mengakuinya dengan kerendahan hati di hadapan-Mu dan di hadapan imam-Mu. Jangan biarkan dosa memisahkan aku daripada-Mu. Sebab kuingin agar Roh-Mu tetap tinggal di dalamku, sehingga kelak aku dapat sepenuhnya bersatu dengan-Mu dalam kehidupan yang kekal.”