Pertanyaan:
Salam sejahtera,
Saya baru pertama kali ini masuk ke dlam web ini. Hal ini juga karena saran dari seorang Imam. Dari awal melihatnya, saya merasa bahwa inilah yang saya butuhkan untuk pertumbuhan iman saya. Saya jadi bingung inginmulai darimana untuk menjelajahinya… hahaha… Saya ada pertanyaan yg mungkin cuma sekedar ingin tahu saja, begini… apakah benar dalam gambar Yesus mengetuk pintu sebuah rumah sebenarnya GAGANG PINTUNYA HANYA ADA DI DALAM, SEDANGKAN DI LUAR TIDAK ADA. Jadi apakah betul bahwa itu artinya, jika ingin Tuhan mau masuk ke dalam hati kita, kita harus mau membukakannya? Krena Tuhan Yesus tidak dapat masuk dan hanya bisa mengetuk sebab tidak ada gagang pintu di luar? Thnx. Mikael Stefanus.
Jawaban:
Shalom Mikael Stefanus,
Gambar Yesus yang mengetuk pintu itu merupakan karya imaginasi sang pelukis yang menggambarkan Yesus mengetuk pintu hati kita. Memang digambarkannya dalam lukisan itu tidak ada gagang pintu dari luar, sehingga menyampaikan makna bahwa Yesus hanya bisa masuk ke dalam hati kita, jika kita membukakan pintu dari dalam dan mempersilakan Dia masuk. Kemungkinan, lukisan Yesus ini diinspirasikan oleh ayat ini:
“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” (Why 3:20)
Jadi memang ayat ini menunjukkan bahwa Yesus hanya dapat masuk ke dalam hati kita, jika kita menghendakinya. Yesus tidak memaksa kita untuk membukakan pintu bagi-Nya. Yesus tidak memaksa kita untuk menerima-Nya sebagai Juru Selamat dan Tuhan kita.Ini sejalan dengan pengajaran St Agustinus:
“God who created you without you cannot save you without you” atau terjemahannya, “Tuhan yang telah menciptakanmu tanpa-mu, tidak dapat menyelamatkanmu tanpa-mu.” (Sermon 169, 11,13).
Maka di sini kita mengetahui bahwa agar diselamatkan, kita harus mengambil bagian atau bekerjasama dengan rahmat Tuhan. Kita harus “membuka pintu hati” dan membiarkan Tuhan Yesus masuk dan menguatkan kita. Adalah sesuatu yang menarik di ayat Why 3:20 itu, bahwa Tuhan Yesus menguatkan kita dengan cara “makan” bersama Dia. Bagi kita umat Katolik, ini mengingatkan kita akan perjamuan Ekaristi, di mana kita mengenangkan Perjamuan Terakhir antara Yesus dengan para rasul-Nya. Perjamuan tersebut bukan hanya merupakan kenangan semata, namun juga merupakan kehadiran Yesus kembali secara nyata, untuk membagikan kepada kita rahmat-Nya. Di perjamuan Ekaristi- lah, kita menerima Kristus sendiri, sang Roti Hidup, dalam rupa hosti; dan dengan menyambut Ekaristi inilah kita sungguh-sungguh bersatu dengan Tuhan Yesus.
Pertanyaan berikutnya, apakah kalau kita sudah mempersilakan Dia masuk, maka Yesus akan selalu tinggal di hati kita? Jawabnya tergantung kita juga. Sebab jika kita melakukan dosa berat, maka sesungguhnya kita “mengusir” Yesus keluar dari dalam hati kita. Karena definisi dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Tuhan (1 Yoh 3: 4). Maka jika kita tidak melakukan firman dan hukum/perintah-perintah Tuhan, kita tidak sungguh- sungguh mengenal dan mengasihi-Nya (lih. 1 Yoh 2:4-5). Dengan perkataan lain, kita berdosa saat kita menempatkan sesuatu atau seseorang di hati kita di tempat yang seharusnya menjadi tempat Tuhan, dan jika ini yang terjadi, maka hati kita tidak lagi menjadi tempat kediaman-Nya.
Mungkin kita bertanya: jika kita telah menyadari bahwa kita telah berdosa, dan kita bertobat, adakah kemungkinan bagi kita untuk meminta Yesus agar masuk kembali ke dalam hati kita? Tentu saja dapat! Sebab seandainya Yesus keluar (atau tepatnya kita membuat-Nya keluar) maka yang dilakukan Yesus adalah berdiri di depan pintu hati kita dan kembali mengetuk dan mengetuk. Yesus selalu menunggu sampai saatnya kita kembali membukakan pintu dan membiarkan Dia masuk. Bagi umat Katolik, hal ini nyata setiap kali kita menerima Sakramen Tobat, yaitu saat kita menerima rahmat pengampunan Allah seperti kisah Anak yang hilang dalam Luk 15:11-32.
Dengan demikian lukisan Tuhan Yesus yang berdiri di depan pintu dan mengetuk, itu selayaknya mengingatkan kita akan besarnya kasih Tuhan yang menantikan tanggapan kita. Semoga kita selalu siap sedia untuk membukakan pintu bagi-Nya, agar Ia dapat selalu tinggal dalam hati kita. Namun, jika oleh kelemahan kita, kita jatuh ke dalam dosa, semoga kita teringat untuk secepatnya memohon pengampunan Tuhan, dan kembali membukakan pintu bagi-Nya. Semoga inilah yang menjadi doa kita setiap hari:
“Maranatha! Datanglah Tuhan Yesus, masuklah ke dalam rumah hati kami dan tinggalah selalu di dalamnya.”
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org
Salam sejahtera,
Saya baru pertama kali ini masuk ke dlam web ini. Hal ini juga karena saran dari seorang Imam. Dari awal melihatnya, saya merasa bahwa inilah yang saya butuhkan untuk pertumbuhan iman saya. Saya jadi bingung inginmulai darimana untuk menjelajahinya… hahaha… Saya ada pertanyaan yg mungkin cuma sekedar ingin tahu saja, begini… apakah benar dalam gambar Yesus mengetuk pintu sebuah rumah sebenarnya GAGANG PINTUNYA HANYA ADA DI DALAM, SEDANGKAN DI LUAR TIDAK ADA. Jadi apakah betul bahwa itu artinya, jika ingin Tuhan mau masuk ke dalam hati kita, kita harus mau membukakannya? Krena Tuhan Yesus tidak dapat masuk dan hanya bisa mengetuk sebab tidak ada gagang pintu di luar? Thnx. Stefanus.
[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]