Home Blog Page 238

Perbedaan utama gereja Orthodox dengan Gereja Katolik

28

Pertanyaan:

Salam bu Ingrid dan Pak Stef

Dalam forum tanya jawab ini, saya hanya ingin mengemukakan perbedaan pandangan antara Gereja Katolik Orthodox dan Gereja Katolik Roma.

Katak Ortho= Lurus, benar
Doxa= Aliran, doktrin, Jadi Orthodoxa = Aliran yang lurus, ini tentu untuk menjawab aliran-aliran sesat yang muncul pada waktu itu. dan nama “Katolik Roma” muncul pada akhir abad X/XI kalau tidak salah. gereja Katolik Orthodoxa mempertanhankan nilai-nilai kebenaran rasulia, dan doktrin-doktrin gereja purba. Gereja Katolik Orthodoxa ini juga disebut sebagai Gereja Katolik alur utama atau Gereja Orthodoxa Kalsedion.
dan Gereja itu sekarang ada di Indonesia, dan mereka mengakui konisili dari I- VII dan mengakui sakramen-sakramen.

Lalu pertanyaan saya, apa yang membedakan antara Gereja Katolik Orthodoxa dan Gereja Katolik Roma? apa alasan mereka.
Di Indonesia gereja Katolik Orthodoxa alur utama atau Kalsedion beredar di Indonesia.
Aquilino Amaral

Jawaban:

Shalom Aquilino Amaral,

Pertama- tama harus dipahami terlebih dahulu hal apa yang memisahkan antara gereja yang menamakan diri sebagai gereja Katolik Orthodox Chalcedon (Kalsedon), dengan Gereja Katolik. Namun sebelumnya mari kita lihat dahulu apa sebenarnya yang disebut Gereja- gereja yang mengikuti ajaran Kalsedon dan mana yang tidak. Untuk itu mari melihat pada sejarah Gereja:

1. Konsili Kalsedon pada tahun 451

Kita ketahui dari sejarah bahwa di abad- abad awal telah terdapat ajaran- ajaran yang berusaha untuk menyederhanakan misteri ke-Tuhanan dan kemanusiaan Yesus, pada saat Ia menjelma menjadi manusia. Ajaran- ajaran sesat tersebut, memberikan pengajaran yang terlalu menekankan sisi ke-manusiaan Yesus, sehingga mengatakan Yesus bukan Tuhan; atau sebaliknya menekankan sisi ke-Tuhanan Yesus sampai ‘menelan’ sisi kemanusiaan-Nya, sehingga Yesus dianggap bukan sungguh manusia. Atau, ada pula ajaran yang mencampur adukkan kedua kodrat ini.

Nah untuk meluruskan hal ini, para uskup berkumpul pada konsili Kalsedon (451), yang menetapkan bahwa pada saat penjelmaan-Nya, Yesus mempunyai dua kodrat, yaitu kodrat Allah dan kodrat manusia, yang keduanya bersatu secara hypostatik: artinya masing- masing dapat mempunyai ciri- cirinya sendiri, tidak dapat dicampuradukkan, tidak terpisahkan, dan tidak terbagi- bagi. Konsili Kalsedon sekaligus mengecam ajaran- ajaran sesat Nestorius (yang memisahkan kedua kodrat dalam diri Yesus), Arians (yang menolak ke-Tuhanan Yesus), Monophysites (yang mengatakan bahwa keilahian dan kemanusiaan Yesus tergabung dalam satu kodrat), dst. Silakan klik di sini untuk membaca lebih lanjut tentang topik ini.

Setelah Konsili Kalsedon, terdapatlah dua kelompok besar dalam Kristianitas, yaitu mereka yang menerima pengajaran Konsili Kalsedon; yang disebut Chalcedonian Christianity, yaitu gereja- gereja dalam persekutuan dengan Gereja Katolik Roma, Gereja Konstantinopel dan Gereja Orthodox Yunani (Alexandria, Antiokhia dan Yerusalem). Sedangkan gereja- gereja yang menolak Konsili Kalsedon bergabung dalam gereja- yang menyebut diri sebagai gereja Orthodox Oriental, termasuk di sini gereja- gereja Armenia, Syria, Koptik dan Ethiophia. Menarik untuk dilihat bahwa kata ‘Orthodox’ itu sama- sama diklaim oleh gereja- gereja Timur yang menerima pengajaran Konsili Kalsedon dan juga oleh gereja- gereja yang menolak ajaran Kalsedon. Maka, sesungguhnya kita dapat bertanya, manakah yang benar- benar ‘orthodox’/ ‘lurus’ di sini.

2. Gereja- gereja Orthodox Yunani = gereja- gereja Timur Orthodox.

Gereja- gereja Timur Orthodox ini menerima hasil Konsili Kalsedon (451) namun mereka tidak menerima otoritas Bapa Paus. Oleh karena itu, walaupun gereja -gereja Timur Orthodox menyebut diri mereka sendiri sebagai Gereja Katolik Orthodox, namun mereka sesungguhnya tidak tergabung secara penuh dengan Gereja Katolik (meskipun mereka menerima ketujuh Konsili yang dilakukan dari abad ke-4 sampai ke-8). Menarik untuk diketahui bahwa penolakan akan otoritas Paus ini baru efektif berlangsung setelah skisma di tahun 1054, sebab sebelumnya Bapa Paus di Roma tetap diakui sebagai uskup/ penatua jemaat yang pertama di antara para uskup lainnya/ “first among equals“.

3. Pemisahan antara Gereja Orthodox dan Gereja Katolik di tahun 1054.

Sebenarnya pemisahan ini bukan disebabkan oleh suatu kejadian sesaat, tetapi karena akumulasi dari banyak kejadian, yang memang telah bertubi- tubi terjadi melanda Gereja Timur (dengan pusatnya Konstantinopel) dan Barat (Roma).  Kita ketahui bahwa di abad- abad awal, banyak ajaran sesat yang terjadi di Gereja- gereja Timur (Arianisme, Nestorian, Apolloniarism, Monophysites, Ebionite, Monothelistism, dst), meskipun daerah tersebut lebih ‘dekat’ dengan tempat asal Kristus dan para rasul. Gereja Roma, yang dipimpin oleh penerus rasul Petrus selalu tampil sebagai penegak doktrin, jika terjadi semacam kesimpangsiuran pengajaran. (Ini sesungguhnya merupakan penggenapan dari Sabda Allah, bahwa Paus yang berbicara atas nama Rasul Petrus, melakukan kuasa “mengikat dan melepaskan”, dan Tuhan menjanjikan bahwa apa yang ditetapkannya tidak mungkin salah/ tidak mungkin dikuasai oleh maut Mat 16:18-19). Namun, kenyataannya, hal ini sedikit banyak memicu adanya semacam ‘persaingan’ politis antara Gereja Timur dan Barat. Selanjutnya, Gereja Timur ingin memasukkan pengaruh bahasa/ budaya Yunani, sedangkan Gereja Barat, budaya Latin.

Persaingan ini mencapai puncaknya pada dua hal. Pertama, tentang hal ‘Filioque‘, yang sudah pernah dibahas di sini, silakan klik, lihat point 3.

Kedua, tentang hal “roti tak beragi”. Ketika pasukan perang salib dimulai tahun 1090, para patriarkh Byzantin yang singgah di Konstantinopel menyerang gereja- gereja Latin yang sudah ada di sana sejak jaman kaisar Konstantin. Mereka mengatakan bahwa Ekaristi mereka tidak sah karena menggunakan roti tidak beragi,-sesuatu yang memang telah dilakukan oleh Gereja Barat, dan Gereja Armenia sejak awal, untuk mengikuti teladan Kristus yang menggunakan roti tak beragi pada Perjamuan Terakhir. Namun para patriarkh Byzantin itu (dipimpin Michael Cerularius) ingin memaksakan ritus Byzantin -yang menggunakan roti beragi untuk perjamuan- kepada umat Roma yang tinggal di Konstantinopel tersebut. Cerularius membuka tabernakel dan membuang Hosti yang sudah dikonsekrasikan itu ke jalan. Oleh sebab itu, Gereja Roma kemudian mengecam tindakan patriarkh Cerularius tersebut. Setelah kejadian itu, Gereja Roma mengutus delegasi yang dipimpin oleh Cardinal Humbertus untuk mengusahakan perdamaian. Namun sayangnya, karena faktor kelemahan manusia (dalam hal ini emosi yang meledak- ledak dari kedua belah pihak), perundingan diakhiri dengan ekskomunikasi dari kedua belah pihak kepada kedua belah pihak; sesuatu yang berakibat terlalu jauh dan sebenarnya tidak diinginkan oleh kedua belah pihak. Sebab ekskomunikasi itu sebenarnya hanya berlaku terhadap sang individu, dan bukan terhadap semua orang dalam komunitas. Lebih lanjut tentang apa itu ekskomunikasi, silakan klik di sini.

Berikut ini adalah kutipan deklarasi yang disetujui bersama antara Paus Paulus VI dengan Patriarkh Konstantinopel Athenagoras I (1965):

Among the obstacles along the road of the development of these fraternal relations of confidence and esteem, there is the memory of the decisions, actions and painful incidents which in 1054 resulted in the sentence of excommunication leveled against the Patriarch Michael Cerularius and two other persons by the legate of the Roman See under the leadership of Cardinal Humbertus, legates who then became the object of a similar sentence pronounced by the patriarch and the Synod of Constantinople.

Thus it is important to recognize the excesses which accompanied them and later led to consequences which, insofar as we can judge, went much further than their authors had intended and foreseen. They had directed their censures against the persons concerned and not the Churches. These censures were not intended to break ecclesiastical communion between the Sees of Rome and Constantinople. (terjemahannya: …. ekses- ekses yang mengikutinya dan sesudahnya mengarah kepada akibat- akibat yang, menurut hemat kami, pergi jauh dari apa yang dimaksud dan diduga oleh para pengarangnya [dalam hal ini Cerularius dan Kardinal Humbertus yang diutus oleh Paus]. Mereka mengarahkan sangsi kepada orang- orang yang terlibat dan bukan kepada Gereja- gereja. Sangsi ini tidak dimaksudkan untuk memecahkan persekutuan antara Tahta Suci Roma dan Konstantinopel.”

4. Gereja Katolik Roma baru ada abad ke 7/8?

Tentu jawabannya tidak. Istilah Gereja “Katolik” sudah ada sejak abad awal, walau pertama kali diresmikan pada tahun 107 ketika Santo Ignatius dari Antiokhia menjelaskan dalam suratnya kepada jemaat di Syrma 8, untuk menyatakan Gereja Katolik sebagai Gereja satu-satunya yang didirikan Yesus, untuk membedakan umat Kristen dari para heretik pada saat itu yang menolak bahwa Yesus adalah Allah yang sungguh-sungguh menjelma menjadi manusia, yaitu heresi/ bidaah Docetism dan Gnosticism. Nah Gereja Katolik yang dimaksud di sini adalah Gereja Katolik yang mengakui otoritas uskup Roma, sebagai penerus rasul Petrus. Silakan membaca di sini, silakan klik, untuk mengetahui ke-empat ciri- ciri Gereja yang didirikan Kristus, yang mengajarkan doktrin yang lengkap dan benar/ lurus.

5. Kesimpulan:

Gereja ‘Katolik’ Orthodox Kalsedon tidak berada dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik, dan karena itu keduanya tidak sama. Perbedaannya, gereja Orthodox tidak mengakui otoritas Bapa Paus. Gereja Orthodox ini tidak sama dengan ke-22 Gereja- gereja Timur yang ada dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik, yang namanya dapat anda baca di sini, silakan klik.

Walaupun gereja Orthodox mengajarkan ajaran para rasul, mereka tidak mengajarkan keseluruhan Tradisi para rasul, yang sejak awal mengakui otoritas kepemimpinan uskup Roma (yaitu Paus). Bukti tentang keutamaan Petrus dan para penerusnya (yaitu Paus), sudah pernah ditulis dalam serial artikel Keutamaan Petrus bagian 1 sampai dengan 5, yang sudah ditayangkan di situs ini (bagian 6-nya menyusul).

Namun meskipun Gereja- gereja Orthodox tersebut tidak berada dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik, mereka mempunyai hubungan yang erat dengan Gereja Katolik, sebab mereka juga mengakui ketujuh sakramen, dan mempunyai jalur apostolik. Dalam kondisi darurat (misalnya karena di ambang maut), seseorang dari gereja Orthodox dapat meminta imam dari Gereja Katolik agar memberikan sakramen Minyak suci (Urapan orang sakit), Ekaristi dan Pengakuan dosa.

Demikian yang dapat saya sampaikan untuk pertanyaan anda, semoga bermanfaat.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

Yesus mendirikan Gereja, bukan denominasi

14

Pertanyaan:

Ada pernyataan menarik dari seorang pendeta di Radio [dari Katolisitas, kami edit] yang patut direnungkan bersama dalam kaitan dengan pemahaman Tubuh Kristus sesuai dengan Efesus 4.
1.Setiap denominasi tidak boleh mengembangkan denominasi melainkan Tubuh Kristus
2.Adalah aneh jika denominasi yang satu menjelekkan denominasi lain padahal mereka semua adalah bagian dari Tubuh Kristus
3.Kesatuan agama tidak otomatis merupakan kesatuan dalam Tubuh Kristus karena sebenarnya yang penting bukan iman katolik atau iman protestan melainkan iman akan Kristus
4.Perjamuan Tubuh Kristus adalah dalam rangka kesatuan Tubuh Kristus. Tubuh Kristus sebenarnya tidak terpecah-pecah. Tidak ada dalam kitab suci yang menyatakan bahwa Tubuh Kristus terpecah-pecah.
5.Agama kristen baru lahir 300 tahun setelah kematian Yesus. Tidak ada satu pun rasul yang menyiarkan agama kristen
6.Kristus tidak pernah membawa denominasi

Jawaban:

Shalom Herman Jay,

Berikut ini tanggapan saya atas pernyataan anda, yang mengutip dari sumber yang anda dengar:

1. Anda berkata, “Setiap denominasi tidak boleh mengembangkan denominasi melainkan Tubuh Kristus

Komentar saya:

Pernyataan ini benar namun menjadi ambigu, jika dihubungkan dengan Gereja Katolik. Sebab memang benar kita harus mengembangkan Tubuh Kristus, yaitu Gereja-Nya. Namun, Gereja Katolik bukanlah merupakan salah satu denominasi, melainkan adalah Gereja satu- satunya yang didirikan oleh Kristus di atas Rasul Petrus (Mat 16:18). Maka kita tidak dapat mensejajarkan Gereja Katolik dengan berbagai denominasi gereja Kristen lainnya. Gereja yang didirikan oleh Kristus di atas Petrus itu adalah Gereja yang oleh Rasul Paulus disebut sebagai Tubuh Kristus dan mempelai Kristus (lih. Ef 5:22-33). Gereja ini hanya satu – Gereja Katolik- sehingga memang tepatlah jika seseorang ingin tergabung dalam Tubuh Kristus dan mengembangkannya, untuk bergabung dengan Gereja Katolik, yang dipimpin oleh penerus Rasul Petrus.

2. Anda berkata, “Adalah aneh jika denominasi yang satu menjelekkan denominasi lain padahal mereka semua adalah bagian dari Tubuh Kristus

Pernyataan ini benar, sebab sesungguhnya Kristus menghendaki persatuan dari semua pengikut-Nya (Lih Yoh 17:20-21). Gereja Katolik memandang umat Kristen non-Katolik yang telah dibaptis dengan sah- sebagai saudara-saudari dalam Kristus. Hal ini disebabkan karena Gereja Katolik mengakui adanya satu baptisan (Ef 4:5), karena otoritas Kristus yang menginstitusikannya. Unitatis Redintegratio 3 (Dekrit tentang Ekumenisme, Konsili Vatikan II) mengatakan:

“Sebab mereka itu, yang beriman akan Kristus dan dibaptis secara sah, berada dalam suatu persekutuan dengan Gereja Katolik, baik perihal ajaran dan ada kalanya juga dalam tata-tertib, maupun mengenai tata-susunan Gereja, persekutuan gerejawi yang sepenuhnya terhalang oleh cukup banyak hambatan, diantaranya ada yang memang agak berat. Gerakan ekumenis bertujuan mengatasi hambatan-hambatan itu. Sungguhpun begitu, karena mereka dalam Baptis dibenarkan berdasarkan iman, mereka disaturagakan dalam Kristus. Oleh karena itu mereka memang dengan tepat menyandang nama kristen, dan tepat pula oleh putera-puteri Gereja katolik diakui selaku saudara-saudari dalam Tuhan.”

Jadi Gereja Katolik tidak menjelekkan denominasi lain. Kami di situs ini juga tidak menjelekkan denominasi lain, melainkan kami hanya menyampaikan apa yang menjadi ajaran Gereja Katolik, bahwa di dalam Gereja yang didirikan Kristus di atas Rasul Petruslah, yaitu Gereja Katolik, dapat ditemukan kepenuhan sarana keselamatan:

“Sebab hanya melalui Gereja Kristus yang katoliklah, yakni “sarana yang menyeluruh untuk keselamatan”, dapat dicapai seluruh kepenuhan upaya-upaya penyelamatan. Sebab kita percaya, bahwa hanya kepada Dewan Para Rasul yang diketuai oleh Petruslah Tuhan telah mempercayakan segala harta Perjanjian Baru, untuk membentuk satu Tubuh kristus di dunia. Dalam tubuh itu harus disaturagakan sepenuhnya siapa saja, yang dengan suatu cara telah termasuk umat Allah, Selama berziarah di dunia, umat itu, meskipun dalam para anggotanya tetap tidak terluputkan dari dosa, berkembang dalam Kristus, dan secara halus dibimbing oleh Allah, menurut rencana-Nya yang penuh rahasia, sampai akhirnya penuh kegembiraan meraih seluruh kepenuhan kemuliaan kekal di kota Yerusalem sorgawi.” (Unitatis Redintegratio 3)

3. Anda mengatakan, “Kesatuan agama tidak otomatis merupakan kesatuan dalam Tubuh Kristus karena sebenarnya yang penting bukan iman katolik atau iman protestan melainkan iman akan Kristus.”

Pernyataan ini tidak benar, karena mengisyaratkan bahwa iman Katolik bukan iman akan Kristus. Padahal sebenarnya, istilah “katolik” (artinya universal/ lengkap) itu dipakai di abad pertama, untuk menunjukkan kelengkapan/ keseluruhan ajaran Kristus dan para rasul; karena bahkan di abad- abad awal sudah ada aliran- aliran yang mengaku sebagai Kristen, namun tidak mengajarkan keseluruhan kebenaran seperti yang diajarkan oleh para rasul.

4. Anda mengatakan, “Perjamuan Tubuh Kristus adalah dalam rangka kesatuan Tubuh Kristus. Tubuh Kristus sebenarnya tidak terpecah-pecah. Tidak ada dalam kitab suci yang menyatakan bahwa Tubuh Kristus terpecah-pecah.”

Pernyataan ini benar, sebab:

a) Memang Tuhan Yesus memberikan warisan Perjamuan Terakhir untuk mempersatukan Gereja sebagai Tubuh Mistik-Nya. Gereja Katolik menyebut perjamuan ini sebagai perayaan Ekaristi. Justru karena Gereja Katolik menghayati makna Ekaristi yang tak terlepas dengan kesatuan Tubuh Kristus inilah, maka Ekaristi hanya diberikan kepada mereka yang mengimani dengan sungguh kehadiran Kristus dalam Ekaristi kudus, dan mereka yang berada dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik sebagai Tubuh Kristus.

b) Benar bahwa Tubuh Kristus tidak terpecah- pecah dan dalam Kitab Suci tidak dikatakan Tubuh Kristus yang terpecah- pecah. Sebab Yesus berkata kepada Petrus, bahwa Ia akan mendirikan Gereja-Nya (“ekklesia”) -(satu Gereja, bukan banyak gereja).

5. Anda mengatakan, “Agama kristen baru lahir 300 tahun setelah kematian Yesus. Tidak ada satu pun rasul yang menyiarkan agama kristen.”

Ini adalah pernyataan yang sangat keliru. Agama Kristen lahir bersamaan dengan lahirnya Gereja yang resminya kita peringati pada hari Raya Pentakosta, pada saat Roh Kudus turun atas para rasul. Istilah “kristen” sendiri mulai dipakai di Antiokhia, sebagai sebutan bagi para murid Kristus sejak abad pertama. Demikian pula istilah “katolik” (artinya: lengkap/ menyeluruh) telah dikenal sejak abad awal, untuk membedakan ajaran Gereja yang lengkap dari para rasul dan beberapa aliran lainnya yang menyebut diri sebagai Kristen, namun tidak menyampaikan keseluruhan kebenaran seperti yang disampaikan oleh para rasul (seperti Gnosticism dan Docetism). Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik, dalam sub-judul: Gereja yang katolik.

Bahwa kemudian pada tahun 313 agama Kristiani dijadikan sebagai agama kerajaan oleh Kaisar Konstantin, tidak berarti bahwa sebelumnya agama Kristen tidak ada. Sudah sejak awal para murid Kristus bersekutu dalam pengajaran para rasul dan beribadah memecah roti sesuai dengan ajaran Kristus, dan ini dicatat dalam Kitab Suci (lih. Kis 2:42). Silakan membaca tentang definisi “agama” menurut St. Thomas Aquinas, di sini, silakan klik; semoga anda dapat melihat bahwa agama Kristiani sudah ada sejak Gereja ada. Dengan demikian, tidak benar jika dikatakan bahwa tidak ada satu rasul-pun yang menyiarkan agama Kristen. Semua rasul (kecuali Yudas Iskariot) menyiarkan ajaran agama Kristen, bahkan sampai menyerahkan nyawa mereka sebagai martir [kecuali Rasul Yohanes pengarang Injil] yang wafat di usia tuanya di Pulau Patmos].

6. Anda mengatakan, “Kristus tidak pernah membawa denominasi.”

Tanggapan saya:
Pernyataan ini benar, sebab memang yang didirikan oleh Kristus adalah Gereja (ekklesia) dan bukan denominasi. Dan Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di atas Petrus ini sekarang masih eksis dalam Gereja Katolik.

Demikianlah yang dapat saya tulis untuk menanggapi pernyataan anda. Bukan maksud Gereja Katolik untuk menyombongkan diri, dengan mengatakan dirinya sebagai Gereja yang didirikan Kristus, sebab memang itulah faktanya. Sebab Gereja yang didirikan Kristus di atas Petrus ini kini masih eksis di dalam Gereja Katolik yang dipimpin oleh Paus yang dapat ditelusuri kepemimpinannya sebagai penerus Rasul Petrus. Karena hal ini adalah kebenaran, maka tidak dapat dikatakan sebagai pernyataan kesombongan; namun pernyataan yang menuntut tanggung jawab yang besar, sebab mensyaratkan anggota- anggotanya agar hidup sesuai dengan misi perutusan Kristus yang menyeluruh: yaitu kesempurnaan hidup sebagai seorang Kristiani, atau singkatnya: hidup kudus dalam persekutuan dengan Kristus dan seluruh umat manusia. Ini adalah perjuangan sepanjang hidup, dan karenanya tidak ada alasan untuk menyombongkan diri.

Selanjutnya tentang topik denominasi dan apa bedanya dengan Gereja Katolik, silakan klik di sini.

Apakah agama Kristen bersifat eksklusif atau inklusif?

7

Pertanyaan:

“Polemik Alquran terhadap orang Yahudi sebetulnya bukan menyangkut ketuhanan tetapi manusia, bahwa mereka sombong sekali dan mengklaim diri sebagai the choosen people, umat pilihan Tuhan. Klaim seperti ini kemudian mengakibatkan universalisme ajaran Tuhan dikebiri untuk hanya menjadi suatu ajaran nasional, bahkan tribal (kesukuan). Agama Kristen, mungkin sudah sejak Nabi isa, dengan sedikit ekses melalui Paulus membuat
penyimpangan yang sangat serius, yakni hendak penguniversalkan ajaran Tuhan. Akibatnya, agama yang semula diperuntukkan intern Yahudi, oleh Paulus diuniversalkan sehingga bisa menjadi agamanya kaum Gentiles (orang Yunani, Romawi, dan sebagainya). Polemik Alquran terhadap Kristen yang utama adalah mengenai teologinya, sedangkan kemanusiaannya banyak mendapat pujian. Misalnya, …dan Kami tanamkan ke dalam hati mereka yang menjadi pengikutnya rasa cinta (santun-NM) dan kasih sayang (Q.,57:27). Dalam skema Alquran, Nabi Isa tampil untuk menetralisasi kekakuan orientasi hukum pada agama Yahudi yang sudah pada tingkat menjadi eksesif sehingga mengancam orientasi kemanusiaan. Maka maksud kedatangan Nabi Isa dilambangkan dalam firman-Nya, Dan untuk menghalalkan bagi kamu apa yang sebagian diharamkan kepada kamu (Q.,3:50), dan kemudian dikompensasi dengan ajaran kasih. Dengan adanya unsur kasih, maka konsep kemanusiaan dalam Kristen lebih universal dibanding dengan Yahudi.
Pada perkembangan lebih lanjut, Paulus memperkenallkan doktrin kejatuhan Adam dan konsep tentang Isa sebagai juru selamat. Untuk mendukung ini,
kemudian ditekankan konsep manusia sebagai makhluk yang pada dasarnya jahat, sebuah pesimisme kepada kemanusiaan. Menurut Russell, pesimisme itulah yang menyebabkan Eropa mengalami zaman kegelapan luar biasa. Hanya dengan datangnya Islam, Eropa muncul kembali melalui zaman pencerahan.”

Sumber:
Ensiklopedi Nurcholish Madjid

ini saya dapatkan dari salah satu website berita online.

M0hon penjelasan dari tim katolisitas.

– Ndro

Jawaban:

Shalom Ndro,

Terima kasih atas pertanyaannya. Menurut saya, dalam artikel tersebut disebutkan dua hal yang saling bertentangan (eksklusif dan inklusif) dan keduanya dipandang salah oleh penulis. Pada saat konsep keselamatan dalam Perjanjian Lama dipandang sebagai sesuatu yang ekslusif, maka mereka (orang Yahudi) dicap sombong dan universalisme ajaran dipandang telah dikebiri. Namun, pada saat keselamatan diberikan secara eksplisit untuk menjangkau seluruh bangsa (inklusif), maka hal ini juga dipandang sebagai kesalahan serius, karena ingin menguniversalkan ajaran Tuhan. Dengan demikian, saya pikir, maka seseorang harus mengambil sikap, apakah ajaran Kristen adalah eksklusif (menjangkau umat Yahudi saja) atau inklusif (menjangkau seluruh bangsa).

1. Kaum Yahudi sebagai bangsa pilihan dan pengajaran Tuhan yang bertahap

1. Kalau dikatakan bahwa umat Yahudi adalah sombong, karena menganggap diri mereka sebagai bangsa pilihan, maka ini sebenarnya tidak benar, karena tidak ada yang perlu disombongkan dari diri mereka. Hal ini ditegaskan di dalam kitab Ulangan 7:7, yang menuliskan “Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu–bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? —” Lebih lanjut, bahkan di Alkitab dikatakan bahwa mereka adalah bangsa yang keras hatinya, sehingga mereka sering mendapatkan pengajaran dari Allah.

18 Sebab itu TUHAN sangat murka kepada Israel, dan menjauhkan mereka dari hadapan-Nya; tidak ada yang tinggal kecuali suku Yehuda saja. — 19 Juga Yehuda tidak berpegang pada perintah TUHAN, Allah mereka, tetapi mereka hidup menurut ketetapan yang telah dibuat Israel, 20 jadi TUHAN menolak segenap keturunan Israel: Ia menindas mereka dan menyerahkan mereka ke dalam tangan perampok-perampok, sampai habis mereka dibuang-Nya dari hadapan-Nya. —” (2Raj 17:18-20).

Jadi, walaupun Israel adalah bangsa pilihan, namun mereka juga mendapatkan didikan dari Tuhan. Oleh karena itu, terpilihnya bangsa pilihan ini bukan karena kehebatan bangsa Israel, namun karena kebijaksanaan Tuhan. Jadi, dengan demikian tidak ada yang perlu disombongkan dari bangsa Israel, karena terpilihnya bangsa ini sebagai bangsa pilihan adalah bukan karena kebesaran bangsa ini, namun karena Tuhan yang memilihnya.

2. Dari sisi yang lain, maka terpilihnya bangsa Israel sebagai bangsa pilihan adalah merupakan cara Allah untuk mendidik umat manusia secara bertahap. Dalam hal ini, kita dapat melihat adanya prinsip mediasi – yaitu melalui seseorang atau bangsa, maka seluruh dunia dapat mengerti rencana keselamatan Allah. Oleh karena itu, adalah hal yang wajar, kalau Allah memilih satu bangsa, sehingga melalui bangsa tersebut, maka keselamatan dapat datang ke seluruh dunia.

3. Walaupun kita melihat bagaimana Allah membela bangsa pilihan dan juga membiarkan bangsa Israel menderita karena kesalahan mereka sendiri atau bahkan menghukum bangsa Israel karena dosa-dosa mereka, namun kita dapat melihat adanya konsep keselamatan yang bersifat universal. Hal ini terlihat dari beberapa ayat berikut ini:

Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.” (Kej 22:18)

Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat,” (Kej 26:4)

4. Dengan demikian, terlihat adanya nubuat yang diberikan dalam Perjanjian Lama, akan adanya Mesias (yang terpenuhi dalam diri Yesus), yang akan memberikan berkat kepada seluruh bangsa. Nubuat ini diberikan dari generasi-generasi. Silakan melihat nubuat-nubuat ini secara lebih mendetail di artikel ini – silakan klik. Dari pemaparan ini, maka terlihat bahwa tidak ada yang perlu disombongkan dari umat Israel dan keselamatan bagi seluruh bangsa bukanlah diperuntukkan bagi umat Israel semata, namun juga diperuntukkan untuk semua bangsa, yang kemudian ditegaskan di dalam Perjanjian Baru.

II. Keselamatan universal bagi seluruh bangsa

1. Kalau di artikel tersebut dikatakan bahwa terjadi kesalahan yang serius dari rasul Paulus, yang menyebabkan agama yang sebenarnya hanya diperuntukkan oleh kaum Yahudi kemudian menjadi agama untuk segala bangsa, maka sebenarnya pernyataan ini telah mempunyai asumsi yang perlu dibuktikan kebenaran terlebih dahulu – yaitu asumsi bahwa agama Kristen hanya diperuntukkan untuk kaum Yahudi. Untuk menunjukkan bahwa rasul Paulus hanya mengajarkan apa yang telah diperintahkan oleh Kristus, maka kita sebenarnya dapat melihat pesan Yesus sebelum Dia naik ke Sorga, yaitu “19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mt 28:19-20) Silakan melihat diskusi tentang keaslian dari ayat ini di sini – silakan klik. Dari kutipan ini, kita melihat bahwa Paulus konsisten dalam memberikan pesan Kristus, sehingga dia mengatakan bahwa Yesus telah mengalami maut untuk keselamatan umat manusia (lih. Ibr 2:9; Tit 2:11; 1Tim 2:6), karena Yesus adalah juru selamat seluruh umat manusia (lih. 1Tim 4:10).

2. Dan memang dikatakan bahwa polemik utama antara agama Kristen dan Islam adalah mengenai teologi. Hal ini disebabkan karena teologi Kristen berpusat pada Kristus yang telah membuktikan Diri-Nya sebagai Tuhan. Untuk itu, silakan membaca beberapa artikel Kristologi berikut ini:

Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.

Adalah menjadi hal yang wajar jika kita mempunyai perbedaan teologis, kalau Wahyu Allah yang dipercayai sebagai pilar kebenaran adalah berbeda. Mari kita melihat beberapa perbedaan yang disorot dalam artikel tersebut:

a. Dikatakan “Dalam skema Alquran, Nabi Isa tampil untuk menetralisasi kekakuan orientasi hukum pada agama Yahudi yang sudah pada tingkat menjadi eksesif sehingga mengancam orientasi kemanusiaan” Dalam Kitab Suci dikatakan bahwa Yesus Kristus datang bukan untuk menetralisir orientasi hukum agama Yahudi, namun lebih daripada itu, Kritus datang ke dunia ini sebagai penggenapan dari nubuat-nubuat yang diberikan dari generasi-generasi di dalam Perjanjian Lama. Dan yang paling penting, kedatangan-Nya adalah untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa. Untuk lebih lengkapnya, silakan membaca beberapa link Kristologi di atas.

b. Dikatakan “Maka maksud kedatangan Nabi Isa dilambangkan dalam firman-Nya, Dan untuk menghalalkan bagi kamu apa yang sebagian diharamkan kepada kamu (Q.,3:50), dan kemudian dikompensasi dengan ajaran kasih” Untuk mengatakan bahwa Yesus Kristus dilambangkan dengan Firman sebenarnya tidaklah tepat, karena Yesus Kristus adalah Firman itu sendiri, karena Yesus adalah Tuhan, seperti yang dituliskan di dalam Yoh 1:1 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Untuk mengatakan bahwa agama Kristen mengajarkan hal-hal yang diharamkan, yang kemudian dikompensasi dengan kasih, perlu dianalisa lebih lanjut. Tidak terlalu jelas bagi saya tentang apa yang dimaksud dengan “sebagian diharamkan” dalam tulisan tersebut. Kalau kasih dikatakan hanya sekedar kompensasi, maka sebenarnya ini adalah pernyataan yang salah, karena kalau kita benar-benar membaca Alkitab secara keseluruhan, maka inti pengajaran dari kekristenan adalah kasih, karena Allah adalah kasih (1 Yoh 4:8)- yang telah dibuktikan-Nya dengan pengorbanan Kristus di kayu salib. Inilah bukti kasih yang terbesar dalam sejarah umat manusia.

c. Dikatakan “Pada perkembangan lebih lanjut, Paulus memperkenalkan doktrin kejatuhan Adam dan konsep tentang Isa sebagai juru selamat.” Untuk menjawab hal ini, kita dapat melihat analisa dosa asal, yang dapat dilihat keberadaannya di dalam Perjanjian Lama dan juga Perjanjian Baru:

Manusia pertama telah berbuat dosa:

Dalam kitab Kejadian dinyatakan bahwa Adam dan Hawa telah berdosa dan oleh karena itu, maka Adam dan Hawa dan seluruh keturunannya harus menanggung dosa. (lih Kej 2).

Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.” (Keb 2:24).

Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” (2 Kor 11:3; 1 Tim 2:14; Rm 5:12; Yoh 8:44).

Dosa manusia pertama adalah dosa kesombongan (lih. Rm 5:19; Tob 4:14; Sir 10:14-15).

Dosa asal ini diturunkan kepada semua manusia:

Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Mz 51:7).

Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorangpun tidak!” (Ay 14:4).

Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.“(Keb 2:24).

From the woman came the beginning of sin, and by her we all die.” (LXX/ Septuagint – Sir 25:33).

Dan kemudian rasul Paulus memberikan penegasan dengan memberikan perbandingan antara Adam, manusia pertama yang jatuh ke dalam dosa kesombongan, dan Kristus yang membebaskan manusia dari dosa dengan ketaatan kepada Allah (Rom 5:12-21, lihat juga Rom 5:12-19, 1 Kor 15:21, dan Ef 2:1-3).

Dengan demikian, terlihat jelas, bahwa doktrin dosa asal, bukan dimulai dari rasul Paulus, namun juga telah terlihat di dalam Perjanjian Lama.

d. Kemudian dilanjutkan “Pada perkembangan lebih lanjut, Paulus memperkenallkan doktrin kejatuhan Adam dan konsep tentang Isa sebagai juru selamat.” Pernyataan ini perlu ditelaah lebih jauh. Kejatuhan Adam telah ditulis di dalam Kitab Kejadian, yang ditulis sekitar 1500 SM. Dan kalaupun kejatuhan Adam ini dihubungkan dengan Kristus, karena memang Kristus adalah Adam ke-dua, yang menyambung kembali hubungan yang terputus antara manusia dan Allah, yang disebabkan oleh dosa Adam. Justru pemenuhan apa yang telah dijanjikan oleh Allah dalam diri Yesus, sebenarnya menjadi salah satu alasan, bahwa doktrin ini bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian, namun suatu kebenaran yang saling berhubungan. Kita melihat Allah berkata “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kej 3:15). Penggenapan nubuat ini adalah pada diri Yesus, yang telah menginjak setan dengan mematahkan kuasa dosa dengan pengorbanan- Nya di kayu salib.

e. Dikatakan “Untuk mendukung ini, kemudian ditekankan konsep manusia sebagai makhluk yang pada dasarnya jahat, sebuah pesimisme kepada kemanusiaan.” Mungkin kalimat di atas ingin menyentuh doktrin dosa asal, yang seolah-olah dipandang bahwa manusia pada dasarnya jahat. Namun, ini adalah suatu kesimpulan yang keliru. Alkitab mengatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambaran Allah. Oleh karena itu, manusia diciptakan baik adanya. Namun, yang membuat manusia terpisah dari Tuhan adalah karena manusia pertama telah berbuat dosa; dan dosa inilah yang diturunkan kepada semua keturunannya, yang disebut dosa asal.

Kenyataan bahwa manusia mempunyai kecenderungan berbuat dosa adalah sesuatu yang nyata. Dengan demikian, seseorang yang tidak setuju dengan dosa asal, harus menyetujui bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan tidak sempurna adanya. Namun, kalau demikian, maka ini berlawanan dengan hakekat Allah yang maha kasih. Bagaimana mungkin Tuhan sengaja menciptakan manusia yang mempunyai kecenderungan berbuat dosa?

Suatu kebenaran dapat dilihat dari efeknya. Kita juga dapat melihat kebenaran dosa asal ini dari efeknya, yaitu apa yang dilakukan oleh manusia. Diskusi panjang tentang dosa asal dapat dilihat di sini – silakan klik. Dosa asal bukanlah pandangan yang pesimis, karena Tuhan telah memberikan solusinya, yaitu rahmat yang mengalir dari pengorbanan Kristus, yang memungkinkan manusia dibebaskan dari dosa asal, yaitu dengan pembaptisan. Dengan demikian, dalam kondisi yang sulit ini, umat Kristen justru melihat kehidupan dan manusia secara lebih optimis, karena Yesus Kristus sendiri memberikan pengharapan. Dan pembaptisan yang menghantar manusia dalam kekudusan ini telah dibuktikan oleh para kudus dalam sejarah Gereja Katolik. Kita melihat bagaimana yang terberkati Bunda Teresa dari Kalkuta membuktikan dirinya sebagai orang kudus, karena secara terus menerus dia bekerja sama dengan rahmat Allah dalam kehidupannya.

Dengan demikian, Gereja Katolik justru melihat bahwa meskipun manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang diciptakan baik adanya, memilih untuk berbuat dosa, namun manusia tetap dicintai oleh Allah. Sebagai buktinya, Allah memberikan Putera-Nya yang tunggal untuk menebus dosa dunia. Dan dengan penebusan-Nya di kayu salib, maka rahmat Allah terus mengalir, yang memungkinkan manusia untuk hidup dalam kekudusan. Silakan melihat artikel kesempurnaan rancangan keselamatan Allah (silakan klik).

f. Dikatakan “Menurut Russell, pesimisme itulah yang menyebabkan Eropa mengalami zaman kegelapan luar biasa. Hanya dengan datangnya Islam, Eropa muncul kembali melalui zaman pencerahan.” Menurut saya, kesimpulan ini tidaklah benar dalam dua hal. Pertama, jaman kegelapan sering dipakai dalam konteks yang salah. Kita dapat melihat pada abad pertengahan, ordo Benediktus membentuk Eropa menjadi begitu maju. Pendidikan juga mengalami perkembangan luar biasa. Kedua, telah dibuktikan di atas, bahwa doktrin dosa asal yang dibarengi dengan penebusan Kristus, membuat umat Kristen memandang hidup dengan lebih optimis. Dengan demikian, kesimpulan bahwa hanya dengan datangnya Islam maka Eropa dapat kembali kepada zaman pencerahan tidaklah berhubungan, karena asumsi-asumsi awal belum dapat dibuktikan kebenarannya.

III. Kesimpulan

Dari pemaparan di atas, maka terlihat bahwa sebenarnya Perjanjian Lama juga mempunyai konsep keselamatan yang diperuntukkan bagi semua bangsa, yang dipenuhi oleh Yesus Kristus dan diperintahkan sendiri oleh Kristus untuk menyebarkan kabar gembira ke segala bangsa. Dan pengajaran ini dipertegas oleh para penulis Alkitab Perjanjian Baru. Dengan demikian, agama Kristen secara hakiki adalah agama yang inklusif, karena Allah menginginkan segala bangsa memperoleh keselamatan. Semoga jawaban singkat ini dapat membantu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org

Benarkah makam St. Petrus ada di bawah altar Basilika St. Petrus, Vatikan?

8

Pertanyaan:

Shalom Bu Inggrid, saya pernah mendengar bahwa makam Santo Petrus letaknya tepat dibawah Altar Gereja VATICAN, benarkah demikian? Jika benar bagaimana kisahnya, apakah makam itu memang sengaja di letakkan tepat dib awah altar vatican ataukah itu sebuah kebetulan. Kapankah makam Petrus ditemukan? bagaimanakah kisah penemuan makam tersebut? adakah gambar atau fotonya yang memperliatkan makam tersebut tepat dibawah altar? Sebab bagi saya hal ini penting untuk diketahui berkenaan dengan Firman Tuhan sendiri yang mengatakan bahwa diatas Petruslah GerejaNya didirikan.
Dela

Jawaban:

Shalom Dela,

Ya, makam Santo Petrus memang berada di bawah altar Basilika St. Petrus di Vatikan, Roma. Memang dewasa ini ada sekelompok pengajar Kristen non- Katolik yang meragukan apakah Rasul Petrus pernah ke Roma, mereka meragukan apakah St. Petrus wafat di Roma dan dengan demikian mempertanyakan juga apakah kubur St. Petrus ada di Roma, sebab data tentang hal ini tidak secara eksplisit tertulis dalam Kitab Suci. Tentang hal ini sudah pernah saya tuliskan di artikel Keutamaan Rasul Petrus bagian 3, silakan klik.

Gereja Katolik tidak pernah meragukan bahwa St. Petrus dan Paulus sungguh ke Roma, keduanya meletakkan dasar bagi Gereja di Roma, hingga akhirnya keduanya wafat sebagai martir di sana. Hal ini dicatat oleh banyak Bapa Gereja dan ahli sejarah, sehingga penolakan akan fakta ini justru sesungguhnya merupakan pengingkaran terhadap fakta yang sungguh terjadi. Berikut ini adalah tulisan yang bersumber dari New Advent Encyclopedia, silakan klik, dan beberapa tulisan Fr. Roger J Landry, di link ini, di sini, dan ini. (silakan klik)

1. Kubur Rasul Petrus di abad- abad awal

Sejarah mencatat bahwa Rasul Petrus dihukum mati pada salib yang terbalik di Circus Caligula dan Nero, sekitar tahun 64 AD. Jenazah Rasul Petrus dikuburkan di Vatican Hill (Bukit Vatikan), di jalan menuju Ostia yang disebut Via Cornelia, dan di situ dibangun makamnya (trophoea, yang artinya monumen kemenangan). Hal ini dicatat oleh seorang imam bernama Caius/ Gaius (199), yang kemudian dikutip oleh Eusebius dalam Church History II.28). Makam Rasul Petrus kemudian menjadi salah satu tempat ziarah bagi jemaat, sepertihalnya makam para rasul lainnya.

Setelah seratus tahun berlalu, terjadi retakan pada dinding monumen, sehingga para murid membangun dinding penahan seadanya untuk menopang kolom yang ada di arah utara. Jenazah Rasul Petrus tetap berada di bawah monumen, tanpa gangguan karena pemerintah Roma saat itu melindungi tempat- tempat pekuburan warganya. Namun pada sekitar tahun 258, perlindungan ini dicabut, seiring dengan penganiayaan umat Kristen oleh pemerintah Roma.

Karena keadaan yang sulit ini, maka sebagian jemaat memindahkan relikwi/ sisa- sisa jenazah Rasul Petrus ke Katakomba St. Sebastiano, sampai saat keadaan masyarakat sudah tenang, dengan diakuinya agama Kristen sebagai agama negara oleh Kaisar Konstantin di tahun 313. Baru pada sekitar tahun 313- 320, relikwi/ sisa- sisa jenazah St. Petrus dikembalikan lagi ke tempat aslinya di Vatikan.

Kaisar Konstantin kemudian dikenal sebagai seseorang yang membangun basilika di atas makam St. Petrus tersebut sebagai tempat ibadah umat Kristen. Gedung basilika ini berdiri selama sekitar 1200 tahun sampai dibangunnya Basilika St. Petrus yang kita kenal sekarang, pada tahun 1506-1626. Ia melingkupi monumen kemenangan yang sudah retak tersebut dengan kotak dari marmer dan porphyry. Paus St. Gregory Agung membangun daerah di belakang kotak itu, sehingga ia dapat mempersembahkan misa tepat di atas kubur Rasul Petrus. Demikian juga, Paus Callistus II mendirikan altar di atasnya, dan lima ratus tahun kemudian, Paus Clement VIII (1592) membangun altar yang sampai sekarang digunakan oleh Paus Benediktus XVI.

2. Tentang tulang- tulang Rasul Petrus.

Penemuan arkeologis pada jaman Paus Pius XII pada tahun 1941 menunjukkan tidak saja tanah pekuburan di mana atasnya Basilika St. Petrus dibangun, tetapi juga monumen kemenangan yang berasal dari abad ke-2 tersebut, seperti yang disebut oleh Caius. Ini membuktikan bahwa catatan sejarah tersebut benar adanya, dan bahwa kubur Rasul Petrus memang ada di bawah altar Basilika St. Petrus tersebut.

Pertanyaan selanjutnya adalah di manakah sekarang tulang- tulang Rasul Petrus?

a. Penelitian pertama:

Pada penggalian tahun 1941, ditemukan tulang- tulang di sekitar bagian bawah monumen.

Untuk meneliti hal ini pihak Vatikan mendatangkan seorang anatomis terkemuka di dunia, Prof. Venerando Correnti dari Sicily, untuk meneliti tulang- tulang tersebut. Setelah mengadakan penelitian selama tiga tahun, ia mengeluarkan pernyataan bahwa tulang- tulang tersebut adalah milik seorang wanita, tulang- tulang hewan dan dua laki- laki yang semuanya wafat di bawah umur 50 tahun. Kesimpulannya, tulang- tulang ini bukan tulang- tulang Rasul Petrus. Hasil penelitian cukup mengejutkan, dan ini sering dikutip oleh mereka yang skeptis dan tidak percaya bahwa Rasul Petrus pernah berada di Roma dan wafat di sana. Bahkan ada orang yang memperkirakan Rasul Petrus dikuburkan di Yerusalem, walaupun ini tidak sesuai dengan fakta dan tulisan sejarah, dan sudah pernah kami bahas di sini, silakan klik.

Namun penelitian di Vatikan tidak berhenti sampai di sini, dan penemuan selanjutnya, sungguh memperkuat apa yang telah dicatat dalam sejarah maupun yang dicatat para Bapa Gereja.

b. Selanjutnya, para penggali menemukan dinding penahan yang dibangun untuk memperkuat kolom di bagian utara. Dinding ini dilapisi plesteran, dan plesteran ini dipenuhi dengan tulisan graffiti, yang menyebutkan tentang Petrus, Kristus, Maria dan kemenangan hidup kekal. Tepat di retakan dinding, tersembunyilah sebuah kotak repository dari marmer dengan ukuran seperti kotak safe- deposit. Di dalamnya tersimpan tulang- tulang sisa jenazah. Para penggali menyangka tulang- tulang ini milik seorang Paus, sehingga mereka mengeluarkannya dari kotak repository dan kemudian menyimpannya di tempat terpisah untuk analisa lebih lanjut.

c. Selanjutnya, Dr. Margherita Guarducci (1953), seorang epigraphist (ahli naskah kuno) dibawa untuk meneliti, arti tulisan graffiti pada dinding penahan tersebut. Ia lalu melihat adanya kotak repository yang kosong, yang tersembunyi pada dinding itu, sehingga ia menanyakan isinya, karena berpikir hal itu dapat membantunya mengartikan makna tulisan graffiti pada dinding itu. Ia bersama dengan petugas Vatikan kemudian memeriksa kotak yang mengandung reruntuhan dari tembok graffiti tersebut, dan membukanya. Di kotak itu terdapat reruntuhan dinding plasteran merah, yang sama dengan plasteran yang terdapat di dinding penahan tersebut. Di dinding merah itu terukir tulisan yang berasal dari abad ke- 4, berbunyi “Petr(os) eni.” Artinya, “Petrus ada di sini”.

Guarducci kemudian memohon kepada Paus Pius XII untuk memanggil Dr. Correnti kembali untuk menganalisa tulang- tulang dalam kotak repository tersebut. Dr. Correnti dan para ahli lainnya kemudian menyelidiki tulang- tulang ini kembali selama sekitar enam tahun. Demikian hasilnya:

– Tulang- tulang itu milik seorang laki- laki berumur 65-70 tahun, yang tingginya sekitar 1.66 m. Ini cocok dengan tradisi yang mengatakan bahwa St. Petrus wafat di usia sekitar itu pada tahun 64 AD.

– Semua bagian tubuh terwakili dalam tulang- tulang yang ditemukan, kecuali di bagian tulang kaki. Ini tidak dapat dijelaskan secara kedokteran, karena jika dipandang dari tingkat dekomposisi, maka seharusnya tulang tangan yang lebih kecil lebih mudah terdekomposisi daripada tulang kaki. Penjelasan yang lebih masuk akal adalah tradisi yang mengatakan bahwa Rasul Petrus disalibkan terbalik, sehingga paku- paku yang menembusi kakinya kemungkinan menghancurkan tulang-tulang kakinya, ataupun para parajurit telah memotong pergelangan kaki Rasul Petrus sehingga tulang- tulang kakinya tidak ditemukan lagi.

– Tulang- tulang itu dibungkus oleh kain emas dan ungu sedemikian sehingga warna ungunya luntur dan menodai beberapa bagian dari tulang- tulang itu. Penggunaan warna- warna itu menunjukkan makna penghormatan/ sesuatu yang berharga, dan juga bahwa noda pada tulang menunjukkan bahwa kain- kain itu digunakan untuk membungkus tulang, dan bukannya kulit tubuh. Sebab jika kain itu membungkus kulit maka warna kain itu akan luntur pada saat kulit terdekomposisi. Noda ungu pada kain menunjukkan bahwa kulit sudah terdekomposisi pada saat tulang- tulang itu dibungkus oleh kain, dan diletakkan di kotak repository.

– Di dalam pori-pori tulang- tulang itu tertanam debu, yang menunjukkan bahwa tulang- tulang tersebut terdekomposisi di dalam tanah, dan bukan di kotak repository. Ketika ahli lainnya memeriksa debu tersebut, mereka menyatakan bahwa debu itu cocok dengan tanah yang ada di bawah monumen kemenangan (yang dibangun di abad ke-2 tersebut)

– Bukti terakhir datang bukan dari para dokter, tetapi dari para arsitek. Ketika Kaisar Konstantin di abad ke-4 ‘membungkus’ monumen kemenangan itu dengan kotak marmer dan porphyry, ia membuang hampir semua dinding merah yang ada di belakang tropaion itu. Ia sebenarnya dapat saja membuang dinding penahan di mana kotak repository tersebut ditemukan, sebab 1) hampir tidak ada dinding merah yang perlu ditahan/ dipikul oleh dinding penahan, 2) Kotak yang dibuat oleh Kaisar Konstantin sudah cukup untuk memikul monumen kemenangan tersebut. Tetapi dinding penahan tersebut tetap dipertahankan, dan sepertinya ‘menyisakan’ sepotong dinding tanpa ada gunanya baik secara struktural, maupun dari segi keindahan.

Basilika St. Petrus dibangun dengan prinsip klasik, dengan proporsi yang sempurna, ke- simetrisan bentuk yang melambangkan kesempurnaan Tuhan. Pusat monumen kemenangan tersebut adalah juga pusat gedung basilika. Mempertahankan dinding penahan itu sebenarnya ‘mengganggu’ prinsip ke simetrisan pada kotak marmer dan porphyry sepanjang 18 inci (setebal dinding penahan tersebut) terhadap keseluruhan gedung basilika. Walaupun ini tidak kelihatan besar, namun bagi para arsitek pada jaman itu, kesalahan macam ini sungguh memalukan, sebab seperti “kesalahan menghitung”.

Ketika basilika dibangun kembali sekitar 1200 tahun berikutnya, keadaan asimetris ini tetap berlangsung, dan tak seorangpun dapat mengerti mengapa dari tatanan arsitektur yang begitu sempurna di seluruh bangunan, dapat terjadi “kesalahan menghitung” tepat di jantung/ pusat bangunan basilika. Maka alasan yang paling mungkin adalah, sebab sisa jenazah sang martir, yang di atasnya telah dibangun keseluruhan basilika, ternyata tersimpan pada dinding penahan pada kotak repository tersebut.

Maka, ketika Paus Paulus VI beserta para ahli melihat data dan fakta ini, menyimpulkan bahwa sisa jenazah yang tersimpan pada kotak repository tidak mungkin milik seorang yang lain, selain dari Rasul Petrus, yang wafat di usian 65-70 tahun; yang tulang kakinya tidak ada lagi; yang sisa debu jenazahnya cocok dengan tanah kuburan St. Petrus; yang tulang- tulangnya, setelah terdekomposisi, dibungkus oleh kain kehormatan, ditempatkan di kotak repository yang berdekatan dengan ukiran di dinding yang bertuliskan “Petrus ada di sini”; yang tulang- tulangnya ditemukan di kotak yang tersimpan di celah dinding penahan yang “mengganggu” kesimetrisan keseluruhan bangunan basilika.

3. Pengumuman dari Paus Paulus VI

Berikut ini adalah yang dikatakan oleh Paus Paulus VI dalam papal audience 26 Juni 1968 (sumber: silakan klik di sini):

“Di tahun- tahun terakhir ini, sering disebutkan tentang “monumen- monumen kemenangan” yang tidak diragukan lagi mengacu kepada kubur kedua Rasul yang menjadi martir (Petrus dan Paulus), yang disebutkan oleh Gaius telah menjadi obyek penghormatan sejak abad kedua. Ini kemudian mendorong penelitian di bawah kepemimpinan Paus Pius XII … yang dilakukan di bawah altar utama ‘pengakuan’ St. Petrus di basilika St. Petrus, yang atas namanya basilika tersebut dibangun. Penggalian- penggalian yang sungguh sangat sulit dan presisi ini dilakukan antara tahun 40-an dan 50-an yang menghasilkan penemuan arkeologis yang sangat penting…. Paus Pius XII dalam pesan Natalnya di radio pada tahun 1950 mengatakan, “Pertanyaan pentingnya adalah sebagai berikut: Apakah kubur St. Petrus telah ditemukan? Kesimpulan akhir dari para arkeologis dan para ahli adalah sebuah jawaban yang jelas, “Ya.” Kubur Sang pemimpin para Rasul telah ditemukan. Pertanyaan kedua yang bergantung pada yang pertama adalah tentang relikwi Rasul Petrus: apakah relikwi/ tulang- tulangnya ditemukan?” Paus Pius XII tidak dapat memberikan jawaban yang pasti dalam hal ini.

“[Namun] penyelidikan- penyelidikan yang memakan waktu dan akurat telah dilakukan,” lanjut Paus Paulus VI, “dengan hasil bahwa, dikuatkan oleh penilaian dari orang- orang yang ahli di bidangnya, saya percaya sepenuhnya: Relikwi St. Petrus telah diidentifikasikan dengan cara yang meyakinkan menurut saya…. Penelitian, konfirmasi, diskusi dan perdebatan akan terus berlanjut, tetapi kelihatannya saya mempunyai sebuah tugas, sesuai dengan kehadiran kesimpulan para ahli arkheologis dan sains, untuk memberikan kepadamu dan Gereja, kabar gembira ini, peraturan untuk menghormati relikwi yang kudus ini, yang telah diperiksa oleh berbagai test untuk memeriksa keotentik- annya. Pada kasus ini, kita harus menjadi lebih bersemangat dan bergembira, sebab kita mempunyai alasan untuk yakin bahwa kita telah menemukan sedikit dari sisa jenazah dari sang pemimpin para Rasul, Simon anak Yunus, nelayan yang dipanggil Kristus sebagai Petrus, yang telah dipilih oleh Kristus menjadi batu karang pondasi Gereja-Nya dan yang kepadanya Tuhan mempercayakan kunci- kunci kerajaan-Nya, dengan misi untuk menggembalakan dan mempersatukan kawanan domba-Nya.”

Setelah pengumuman ini, Paus Paulus VI memutuskan untuk mengembalikan relikwi yang kudus itu kembali ke tempat di mana ia ditemukan, yaitu di dalam dinding repository. Kotak tersebut kini masih tersimpan di bawah altar Basilika St. Petrus di Vatikan, yaitu tepat di bawah altar dengan empat kolom di pusat basilika yang didesain oleh Bernini. Anda dapat melihat gambarnya berikut ini:

Di atas semua itu janganlah lupa bahwa Gereja yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dalam Mat 16:18, adalah bukan gedung, namun jemaat (ekklesia) yang disebut sebagai Tubuh-Nya, dan Mempelai Kristus (lih. Ef 5: 22-33). Gereja yang didirikan oleh Kristus di atas Rasul Petrus ini adalah Gereja Katolik, yang masih tetap eksis sejak didirikan oleh Kristus di awal abad pertama, sampai sekarang, dan sampai akhir jaman nanti, sesuai dengan janji Kristus sendiri (lih. Mat 16:18; Mat 28:19-20).

Demikianlah, hal yang dapat saya sampaikan untuk pertanyaan anda. Semoga dapat berguna bagi semua yang membacanya.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

Tubuh Santo/a yang utuh: mungkinkah karena diawetkan?

9

Pertanyaan:

Shalom,saya langsung to the point saja. Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan yang menurut saya sudah sangat klasik sekali alias sudah basi.
Ada seorang teman beragama lain yang bertanya mengenai Incorrupt Bodies Of The Saint/Jenazah Santo-Santa yang tidak reput/rusak. Dia bertanya kenapa waktu mati mereka ga dikubur??
Kalo ga dikubur,mungkin saja kan diawetkan??
Apa gunanya tubuh tak habis dimakan waktu,bukankah kita akan dibangkitkan dengan tubuh baru??
Demikian pertanyaannya,semoga pak stef, bu ingrid, ataupun romo dapat menyampaikan tanggapannya.
Thanx…
Gbu…Shalom Joseph Indra,

Jawaban:

Shalom Joseph Indra,

1. Jenazah Santo/a tersebut tidak dikubur?

Setahu saya, jenazah- jenazah Santo- Santa yang tidak rusak tersebut, tadinya juga dikuburkan, sebelum kemudian digali dan ditemukan kembali dalam keadaan tidak rusak (incorrupt). Setidaknya, kita dapat melihat dari kata yang digunakan, yaitu “exhumed” artinya digali kembali dari kubur, atau jelas- jelas tertulis, “setelah kuburnya dibuka….”. Silakan membaca kembali kisah yang terjadi pada jenazah St. John Maria Vianney, St. Catherine Laboure, St. Bernadette Soubirous, St. Zita, St. Catherine dari Bologna, St. Germaine Cousin. Silakan membaca sekilas/ melihat gambar- gambarnya di link ini, silakan klik.

Namun walaupun tidak dikatakan secara eksplisit bahwa semua jenazah para kudus itu dikubur, namun kita dapat mengasumsikannya demikian, karena demikianlah tradisi umum dalam Gereja Katolik terhadap orang yang meninggal (lihat Kitab Hukum Kanonik kan. 1176 §1 dan §3). Kebiasaan mengawetkan jenazah itu bukan tradisi umum Gereja Katolik, tapi tradisi umum Mesir kuno. Tradisi mengawetkan jenazah ini kemudian juga yang menginspirasikan beberapa pendukung Lenin untuk mengawetkan jenazahnya. Maka, di dunia modern, pengawetan jenazah juga berkaitan dengan kedudukan sosial orang tersebut. Sedangkan para biarawan/ biarawati ini adalah orang- orang yang hidup dengan kaul kemiskinan di biara, dan biara tidak mempunyai kepentingan apapun untuk mengawetkan jenazah mereka. Banyak dari Santo- santa tersebut yang bahkan tidak dianggap sebagai seseorang yang istimewa semasa hidup mereka, contohnya St. Bernadette dan St. Therese dari Liseux. Di biara semasa hidup mereka, mereka tidak ‘terkenal’.

Mari kita lihat sekilas kisah St. Bernadette Soubirous:

Bernadette lahir tanggal 7 Januari 1844 di Lourdes, Perancis. Ia lahir dari keluarga yang sangat miskin, yang sulung dari sembilan bersaudara (empat di antara mereka wafat di usia bayi). Pada tahun 1858, Bernadette menerima penglihatan dari Bunda Maria, yang pertama dari total 18 penglihatan yang diterimanya. Pesan dari “perempuan itu” yang kemudian mengaku bernama “the Immaculate Conception” (Perawan yang dikandung tidak bernoda”) adalah seruan agar umat berdoa dan bertobat. Pesan berikutnya adalah agar di tempat penampakan itu didirikan sebuah gereja, dan memang kemudian di sana dibangun Basilika yang bernama Basilica of the Immaculate Conception, yang menjadi tujuan ziarah bagi umat Katolik di seluruh dunia.

Bernadette kemudian memasuki biara Sisters of Charity di Nevers di usia 22 tahun. Pada saat ia memasuki biara, ia tidak mengatakan kepada sesama rekan biarawati bahwa ia telah memperoleh penglihatan dari Bunda Maria, namun hanya mengatakannya kepada mother superior-nya. Ia hidup dalam kesederhanaan, menjalankan tugasnya di biara tanpa menarik perhatian. Ia wafat karena tuberlukosis di usia 35 tahun, pada tanggal 16 April 1879 dan dikuburkan.

Tiga puluh tahun kemudian yaitu pada tanggal 22 September 1909, Uskup Gauthey di Nevers memerintahkan agar kubur Bernadette digali. Penggalian ini disaksikan oleh para pejabat Gereja yang menyelidiki proses kanonisasi Bernadette, dua orang dokter dan seorang biarawati dari komunitasnya. Mereka mengklaim bahwa tubuh Bernadette “incorrupt“/ tidak rusak, walaupun rosario dan salib di tangannya sudah berkarat. Mereka memandikan ulang jenazah Bernadette dan mengenakan pakaian baru kepadanya, sebelum menguburkannya kembali dengan peti mati yang baru.

Gereja kembali menggali kuburnya pada tanggal 3 April 1919 (sekitar 40 tahun setelah wafatnya). Dikatakan bahwa pada saat itu ditemukan adanya jamur yang tumbuh di beberapa bagian kulit jenazah Bernadette. Demikian pula ditemukan lapisan garam pada kulitnya yang mengalami perubahan warna. Namun jenazahnya secara keseluruhan tetap utuh. Beberapa bagian tulang dan urat dari pahanya diambil untuk pemeriksaan dan kemudian jenazah itu dikuburkan kembali.

Pada tahun 1925 (sekitar 46 tahun setelah wafatnya) jenazahnya digali kembali. Saat itu, dibuat lapisan lilin untuk menutupi wajahnya, untuk menutupi adanya perubahan pada wajah dan warna kulitnya. Namun selebihnya jenazahnya tetap utuh, walaupun tetap ditemukan deteriorasi yang diduga karena pengaruh kondisi peti matinya. Setelah penggalian yang ketiga ini, jenazah Bernadette diletakkan di peti kristal, sehingga jenazahnya dapat dilihat oleh para peziarah di biara Nevers.

Menarik jika kita membaca apa yang dikatakan oleh Dr. Comte yang menuliskan laporan pemeriksaan jenazah Bernadette pada penggalian ketiga tahun 1925. Berikut ini adalah beberapa kutipannya:

At the request of the Bishop of Nevers I detached and removed the rear section of the fifth and sixth right ribs as relics; I noted that there was a resistant, hard mass in the thorax, which was the liver covered by the diaphragm. I also took a piece of the diaphragm and the liver beneath it as relics, and can affirm that this organ was in a remarkable state of preservation. I also removed the two patella bones to which the skin clung and which were covered with more clinging calcium matter.

Finally I removed the muscle fragments right and left from the outsides of the thighs. These muscles were also in a very good state of preservation and did not seem to have putrefied at all. ” Doctor Comte continues: “From this examination I conclude that the body of the Venerable Bernadette is intact, the skeleton is complete, the muscles have atrophied, but are well preserved; only the skin, which has shriveled, seems to have suffered from the effects of the damp in the coffin. It has taken on a greyish tinge and is covered with patches of mildew and quite a large number of crystals and calcium salts; but the body does not seem have putrefied, nor has any decomposition of the cadaver set in, although this would be expected and normal after such a long period in a vault hollowed out of the earth.

Terjemahan yang dicetak tebal:

“Dari pemeriksaan ini, saya menyimpulkan bahwa tubuh Bernadette yang Terberkati tetap utuh, tulang- tulangnya komplit, otot-ototnya telah menyusut (atrofi), namun tetap awet; hanya kulitnya, yang telah kisut, kelihatannya disebabkan akibat kelembaban peti matinya. Jenazahnya mempunyai noda keabu- abuan dan dilapisi oleh jamur di beberapa tempat dan oleh sejumlah besar kristal dan garam kalsium; tetapi jenazahnya tidak kelihatan membusuk ataupun terurai, meskipun inilah yang umumnya terjadi dan normalnya terjadi setelah [jenazah itu] diletakkan di lubang bawah tanah dalam jangka waktu yang lama.

Pada tahun 1928 Dr. Comte menuliskan laporannya yang dimuat di the Bulletin de I’Association medicale de Notre-Dame de Lourdes:

“I would have liked to open the left side of the thorax to take the ribs as relics and then remove the heart which I am certain must have survived. However, as the trunk was slightly supported on the left arm, it would have been rather difficult to try and get at the heart without doing too much noticeable damage. As the Mother Superior had expressed a desire for the Saint’s heart to be kept together with the whole body, and as Monsignor the Bishop did not insist, I gave up the idea of opening the left-hand side of the thorax and contented myself with removing the two right ribs which were more accessible.” “What struck me during this examination, of course, was the state of perfect preservation of the skeleton, the fibrous tissues of the muscles (still supple and firm), of the ligaments, and of the skin, and above all the totally unexpected state of the liver after 46 years. One would have thought that this organ, which is basically soft and inclined to crumble, would have decomposed very rapidly or would have hardened to a chalky consistency. Yet, when it was cut it was soft and almost normal in consistency. I pointed this out to those present, remarking that this did not seem to be a natural phenomenon.”

Terjemahan yang dicetak tebal:

“Apa yang mencengangkanku sepanjang pemeriksaan ini, tentunya, adalah tingkat keawetan yang sempurna dari tulang, jaringan otot- otot (masih lentur dan keras), jaringan ligamen dan kulit dan di atas semua itu, tingkat [keadaan] liver/hati yang di luar dugaan setelah 46 tahun meninggal. Seseorang dapat menyangka bahwa organ ini, yang pada dasatnya lembut dan condong hancur, akan telah terurai dengan sangat cepat atau telah mengeras/ membatu. Namun, setelah dipotong, [liver ini] lembut dan hampir dalam konsistensi normal. Saya menunjukkan kepada mereka yang hadir, menyatakan bahwa hal ini tidak kelihatan sebagai fenomena yang normal.”

Memang fenomena ini tidak serta merta meyakinkan para skeptik. Mungkin waktu sendiri yang kelak akan membuktikan, sebab mukjizat yang dari Tuhan bagaimanapun tidak akan dapat ditandingi oleh bahan- bahan kimia pembuat mummy. Atau, seperti mukjizat Ekaristi di Lanciano, yang tanpa bahan pengawet sedikitpun, irisan daging hati tersebut tetap utuh sejak mukjizat itu terjadi di abad ke-8, silakan klik di sini untuk membaca lebih lanjut tentang topik ini.

2. Apa gunanya tubuh tak habis dimakan waktu, toh ada kebangkitan badan?

Ya, memang benar, bahwa kita percaya akan kebangkitan badan di akhir jaman, dan iman dan pengharapan kita akan hal ini selayaknya tidak goyah. Memang benar juga, bahwa iman kita selayaknya tidak tergantung oleh tanda ataupun mukjizat tertentu. Namun ada kalanya di dalam kehidupan manusia, Tuhan melakukan mukjizat, justru untuk menunjukkan kuasa-Nya dan bahwa mukjizat-Nya masih tetap terjadi di dunia ini. Selanjutnya adalah bagaimana kita menyikapinya. Karena bagi orang yang percaya, memang sesungguhnya tanda tidak diperlukan, namun bagi orang yang sudah tidak percaya, tanda sebesar apapun juga tetap saja tidak akan cukup. Nah, salah satu tanda yang masih terjadi sampai saat ini adalah bahwa Tuhan mengizinkan para orang kudus-Nya tidak mengalami kerusakan jenazah, untuk menunjukkan besarnya kuasa kasih rahmat-Nya yang mengatasi maut dan kebinasaan.

Mengapa Tuhan membuat tubuh Santa Santo itu tidak rusak (incorrupt)? Walau jawaban sempurnanya ada di tangan Tuhan, namun setidaknya kita dapat melihat bahwa hal ini adalah penggenapan nyata janji Allah yang disebutkan dalam Mz 16:10:

“Engkau tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.” (LAI)
“Orang yang Kaukasihi tidak Kaubiarkan binasa.” (IBIS)
“nor wilt thou give thy holy one to see corruption…. ” (Douay Rheims Bible)

3. Kesimpulan

Jadi sebagai kesimpulan tanggapan saya atas pertanyaan anda, maka dari pemaparan di atas, tidak benar bahwa jenazah para kudus tersebut sudah diawetkan terlebih dahulu, atau jenazah- jenazah tersebut tidak pernah dikuburkan. Sebaliknya, justru jenazah- jenazah itu dikubur dengan normal, sebab mereka itu wafat sebagai orang biasa, bahkan dalam kaul kemiskinan mereka, peti matinyapun umumnya sangat sederhana. Baru kemudian beberapa tahun kemudian, saat diusulkan kanonisasi, dapat terjadi pihak Gereja menggali kubur mereka, dan menemukan jenazah tersebut masih utuh.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

Bisakah Yesus tanpa saingan?

14

Pertanyaan:

BISAKAH YESUS TANPA SAINGAN ?

YESUS adalah tonggak keselamatan bagi seluruh umat Kristen pilihan Allah,iman kepercayaan Kristen hanya bertumpu kepada-Nya. Kekayaan pernyataan ilahi yang ada didalam YESUS KRISTUS adalah tak terukur dan kesempurnaan Nya adalah tak terbilang. Jatuh bangun Kekristenan ditentukan oleh pemahaman orang akan siapa Dia sebenarnya. Ia adalah Sang Pencipta manusia itu sendiri,dan manusia dicipta bagi Dia,Kekristenan adalah YESUS KRISTUS. Ia pemegang kuasa tertinggi atas segala sesuatu dan Dia akan menjadi Hakim Agung diakhir jaman kelak. Segala pekerjaan Nya penuh dengan Kemahakuasaan. Iman kristiani hanya berpusat kepada Nya,keterbatasan pikiran manusia dilemahkan lagi oleh tradisi tradisi gereja buatan manusia yang menyimpang membuat keunikan YESUS menjadi erosi. Apabila Firman Allah sendiri sudah mengatakan sesuatu dengan jelas dan terang,maka dengan aman kita boleh tidak usah memperhatikan alasan alasan lain atau argumentasi lain atau hikmat dunia ini atau tradisi manusia sehingga tidak terjerumus dan terjerat kedalam perangkap Iblis.

Oleh karena itu YESUS memiliki hak mutlak dan prerogatif sebagai :

1. Satu satunya penebus dan juruselamat manusia.
2. Satu satunya batukarang sebagai fondasi gereja.
3. Satu satunya Firman yang berotoritas tertinggi dan tidak mungkin salah.
4. Satu satunya Pengampun dosa manusia.
5. Satu satunya obyek penyembahan kepada Allah Tritunggal.
6. Satu-satunya Kepala Gereja

Akan tetapi ajaran Roma Katholik kelihatannya tidak menyadari hal ini,melainkan selalu membuat saingan atau bahasa halusnya asisten atau wakil atau sub atau apapun namanya yang menafikan kemutlakan dan hak pregoratif YESUS dalam semua hal tersebut diatas misalnya :

1. Maria dan orang Orang Kudus yg diangkat gereja RK sebagai sub agen keselamatan atau perantara antara manusia dengan Allah.
2. Petrus dianggap sebagai batukarang fondasi gereja,sedangkan namanya bukan batukarang (petra/rock) melainkan hanya batu saja (petros/stone).
3. Mengangkat Paus cs sebagai pembuat doktrin yang tidak bisa salah.
4. Mengangkat para Pastor untuk mengampuni dosa manusia
5. Berdoa kepada Maria dan Orang Kudus.
6. Mengangkat Petrus dan para Paus sebagai Kepala Gereja.

Tidak ada satu iota pun ajaran Alkitab yang mereduksi hak mutlak dan prerogatif YESUS karena Dia adalah Allah sendiri dan semua pekerjaan Nya adalah pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh Allah sendiri. Manusia hanya menerima apa yang telah selesai dikerjakan oleh YESUS diatas kayu salib. Didalam pekerjaan yang bersifat ilahi Ia tidak perlu pembantu.Ajaran gereja RK Ini sama dengan usaha mencuri kemuliaan Tuhan. Sebagai ilustrasi hak prerogatif Presiden dalam abolisi, amnesti dan rehabilitasi hanya melekat padanya sendiri,tidak siapapun boleh melakukannya atau mewakilinya,yang berhak hanya Presiden sendiri. Sesuai dengan Pasal 14 s.d. Pasal 16 – UUD 1945 , yang berhak adalah: Presiden, Presiden, dan sekali lagi, Presiden !

ADA 5 PRINSIP OTORITAS DIDALAM Kekristenan

1. Hanya ada satu tuan atau otoritas tertinggi Mat. 6:24 Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.
2. Tuhan lah satu satunya pemegang otoritas tertinggi
3. Tuhan sudah menyatakan hukum dan kehendak Nya didalam Alkitab
4. Tidak boleh seorangpun menambah atau mengurangi isi Alkitab
5. Tidak boleh seorangpun mendirikan ajaran yang bertentangan dengan Alkitab

BAHAYA TRADISI ATAU ADAT ISTIADAT YG MELAWAN FIRMAN :

• 2 Raja. 17:40,41 Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, melainkan mereka berbuat sesuai dengan adat mereka yang dahulu. Demikianlah bangsa-bangsa ini berbakti kepada TUHAN, tetapi dalam pada itu mereka beribadah juga kepada patung-patung mereka; baik anak-anak mereka maupun cucu cicit mereka melakukan seperti yang telah dilakukan nenek moyang mereka, sampai hari ini.

• Matius 15:2,3 “Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.” Tetapi jawab YESUS kepada mereka: “Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?

• Markus 7:8,9,13 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. YESUS berkata pula kepada mereka: “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan.

Sudah menjadi sejarah dunia yang tidak bisa dipungkiri bahwa sejak Kaisar Romawi Constantinus dan kaisar sesudahnya menguasai gereja Katholik pada abad ke-4, sejak saat itu pula berubah nama menjadi gereja Roma Katholik,maka adat istiadat termasuk sistim kepercayaan Romawi yang paganisme,penuh dengan filsafat Gerika,telah merasuki ajaran yang murni dari Kekristenan. Kekristenan yang sebelumnya teraniaya sejak saat itu telah menjadi Kristen yang penganiaya. Constantinus membasmi semua gereja sekte diluar gereja Katholik,seperti sekte Marcion,Montanus,Novatinus dll.

Pembentukan kekaisaran Kristen lama kelamaan menjurus kepada status Kaisar adalah Kepala Gereja dan wakil Tuhan diatas bumi. Ia adalah raja “ilahi” yang absolut menurut penulis sejarah Eusebius. Akibat dari turut campurnya Kaisar dalam urusan gereja,maka gereja menjadi diduniawikan,para pemimpin gereja tidak berani melawan Kaisar yang sangat berkuasa. Konsili konsili diadakan` oleh Kaisar sebagai Kepala Gereja. Gereja Negara disusun selaku badan hukum tertinggi yang berpusatkan di istana Kaisar.

Kalau dulu orang masuk Kristen dengan resiko dianiaya bahkan sampai mati tetapi sekarang orang orang kafir berbondong bondong masuk gereja negara untuk mendapatkan kehormatan,kekayaan dan kekuasaan.

Orang Kafir masuk Kristen kehilangan dewa dewinya yang biasanya dianggap memberikan pertolongan didalam rupa rupa kesulitan. Pengganti dewa dewi itu sekarang adalah orang orang kudus. Demikian pula segala hari raya dewa dewa diganti menjadi hari raya gereja untuk memuja orang orang kudus.

Ibadat kepada dewa dewi lalu dijadikan ibadat kepada Maria selaku “Bunda Allah” yang memelihara dan melindungi segala orang percaya.

Shalom – Dave

Jawaban:

Shalom Dave,

Terima kasih atas niat baik anda untuk memperingatkan bahwa ajaran dari Gereja Katolik adalah bertentangan dengan Alkitab. Berikut ini adalah tanggapan dari saya, yang mencoba untuk memaparkan bahwa pengajaran Gereja Katolik adalah benar-benar Alkitabiah, yang mempunyai konsistensi pengajaran.

I. Tentang Yesus dan Firman Allah

Anda mengatakan “YESUS adalah tonggak keselamatan bagi seluruh umat Kristen pilihan Allah,iman kepercayaan Kristen hanya bertumpu kepada-Nya. Kekayaan pernyataan ilahi yang ada didalam YESUS KRISTUS adalah tak terukur dan kesempurnaan Nya adalah tak terbilang. Jatuh bangun Kekristenan ditentukan oleh pemahaman orang akan siapa Dia sebenarnya. Ia adalah Sang Pencipta manusia itu sendiri,dan manusia dicipta bagi Dia,Kekristenan adalah YESUS KRISTUS. Ia pemegang kuasa tertinggi atas segala sesuatu dan Dia akan menjadi Hakim Agung diakhir jaman kelak. Segala pekerjaan Nya penuh dengan Kemahakuasaan.

a. Bahwa Yesus adalah fokus utama dalam kekristenan adalah tidak perlu diperdebatkan, karena baik umat Katolik maupun umat Kristen non-Katolik percaya akan hal ini. Yang menjadi masalah, bagaimanakah hal ini dimanifestasikan? Sejarah telah membuktikan, bahwa Gereja Katolik telah mempertahankan kemurnian ajaran Kristus yang dicoba diselewengkan oleh para bidat dari abad ke abad, dan telah membuktikan persatuan Gereja dan kesatuan doktrin.

b. Anda melanjutkan dengan mengatakan “Iman kristiani hanya berpusat kepada Nya,keterbatasan pikiran manusia dilemahkan lagi oleh tradisi tradisi gereja buatan manusia yang menyimpang membuat keunikan YESUS menjadi erosi.” Iman Kristiani memang hanya berpusat pada Kristus. Gereja Katolik menyadari bahwa manusia mempunyai keterbatasan untuk menangkap pengajaran Kristus secara total. Itulah sebabnya pilar kebenaran dari Gereja Katolik adalah Magisterium Gereja dan Tradisi Gereja, disamping Kitab Suci. Ketiganya membentuk kesatuan yang kokoh sehingga pengajaran dari Kristus dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya dengan murni. Kalau anda mengatakan bahwa tradisi-tradisi gereja adalah buatan manusia yang dapat membelokkan ajaran Kristus, maka pertanyaannya adalah: apakah definisi dari tradisi-tradisi gereja? Apakah ada perbedaan antara Tradisi (dengan T besar) dan tradisi (dengan t kecil) atau apakah semuanya sama saja? Dapatkah anda memberikan contoh dari tradisi-tradisi gereja buatan manusia yang membelokkan ajaran Kristus? Kalau memang tidak boleh ada tradisi, bagaimana anda mengartikan ayat ini: “Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.” (2Tes 2:15)? Apakah yang dimaksud dengan ajaran yang diterima secara lisan di ayat tersebut?

c. Dan kemudian anda melanjutkan “Apabila Firman Allah sendiri sudah mengatakan sesuatu dengan jelas dan terang,maka dengan aman kita boleh tidak usah memperhatikan alasan alasan lain atau argumentasi lain atau hikmat dunia ini atau tradisi manusia sehingga tidak terjerumus dan terjerat kedalam perangkap Iblis.

Kalau memang Firman Allah sendiri telah mengatakan sesuatu dengan jelas dan terang serta dapat menginterpretasikan sendiri, maka bagaimana anda mengartikan ayat ini “Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.” (2 Pet 3:16)? Kalau memang Firman Allah telah begitu jelas, bagaimanakah anda menjelaskan perpecahan denominasi-denominasi, sehingga terjadi 28,000 denominasi? Bukankah perpecahan gereja justru tidak alkitabiah, karena melanggar pesan Yesus di Yoh 17?

II. Tentang Yesus dan konsep partisipasi

1. Anda mengatakan “Oleh karena itu YESUS memiliki hak mutlak dan prerogatif sebagai : 1. Satu satunya penebus dan juruselamat manusia; 2. Satu satunya batukarang sebagai fondasi gereja; 3. Satu satunya Firman yang berotoritas tertinggi dan tidak mungkin salah; 4. Satu satunya Pengampun dosa manusia; 5. Satu satunya obyek penyembahan kepada Allah Tritunggal; 6. Satu-satunya Kepala Gereja.

Tidak ada masalah dalam point-point yang anda sebutkan, kecuali point no: 2, yaitu tentang Yesus sebagai batu karang (1Kor 10:4). Yesus memang menjadi batu karang, namun tidak menutup kemungkinan bagi Yesus untuk membuat Petrus menjadi batu karang, seperti yang dikatakan-Nya di Mt 16:16-19, karena Dia tahu bahwa Gereja memerlukan pemimpin yang kelihatan yang dapat mempersatukan umat Allah. Kalau anda bermaksud untuk mendiskusikan hal ini secara mendetail, silakan untuk bergabung dalam diskusi ini – silakan klik.

Point 3 bahwa satu-satunya Firman yang berotoritas tertinggi dan tidak mungkin salah adalah benar. Namun, adalah menjadi suatu kenyataan bahwa dengan hanya menggunakan Firman Allah atau Alkitab yang sama, telah terjadi begitu banyak denominasi. Bagaimanakah anda menjelaskan landasan pokok Firman Allah ini dengan perpecahan gereja? Kalau anda ingin berdiskusi tentang Wahyu Allah, silakan bergabung dalam diskusi ini – silakan klik.

2. Kemudian anda melanjutkan dengan “Akan tetapi ajaran Roma Katholik kelihatannya tidak menyadari hal ini,melainkan selalu membuat saingan atau bahasa halusnya asisten atau wakil atau sub atau apapun namanya yang menafikan kemutlakan dan hak pregoratif YESUS dalam semua hal tersebut diatas misalnya :

Pada point ini sebenarnya anda terlalu cepat dalam mengambil kesimpulan. Untuk sampai pada kesimpulan ini, maka anda harus membuktikannya dengan argumentasi yang baik. Kalau memang anda ingin berdiskusi tentang konsep partisipasi dalam karya keselamatan Allah, maka kita dapat mendiskusikannya secara mendalam. Beberapa contoh yang anda kemukakan sebenarnya telah dibahas cukup panjang lebar.

a. “Maria dan orang Orang Kudus yg diangkat gereja RK sebagai sub agen keselamatan atau perantara antara manusia dengan Allah.” – silakan melihat diskusi tentang orang kudus di sini – silakan klik. Silakan bergabung dalam diskusi di link tersebut. Bunda Maria dan orang-orang kudus adalah orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah – karena mereka telah melihat Allah muka dengan muka – , yang lebih dibenarkan oleh Allah dibandingkan kita yang masih mengembara di dunia ini. Kalau doa orang benar adalah besar kuasanya (lih. Yak 5:16) dan mereka telah sempurna di dalam kasih (karena berada di Sorga), maka apakah yang menghalangi mereka untuk turut serta dalam karya keselamatan Allah? Bukankah kita jug dipanggil menjadi kawan sekerja Alllah (lih. 1Kor 3:9)?

b. Anda mengatakan “Petrus dianggap sebagai batukarang fondasi gereja,sedangkan namanya bukan batukarang (petra/rock) melainkan hanya batu saja (petros/stone).” Silakan bergabung dalam diskusi ini – silakan klik. Silakan juga untuk membaca beberapa artikel tentang keutamaan rasul Petrus di beberapa artikel ini:

Keutamaan Petrus (4): Menurut Dokumen paling awal Gereja
Keutamaan Petrus (3): Tanggapan terhadap mereka yang menentang keberadaan Petrus di Roma
Keutamaan Petrus (2): Bukti sejarah tentang keberadaan Rasul Petrus di Roma
Keutamaan Petrus (1): Menurut Kitab Suci

Dalam diskusi dan artikel-artikel tersebut, maka anda dapat melihat dasar-dasar Alkitabiah, dan juga tulisan Bapa Gereja dan juga sejarah, yang membuktikan bahwa Yesus telah menunjuk Petrus dan penerusnya untuk memimpin umat Allah di dunia ini. Kalau memang Yesus telah menunjuk Petrus dan penerusnya sebagai pemimpin Gereja, maka siapakah kita yang dapat menolaknya? Dapatkah anda membuktikan tanpa adanya pemimpin tertinggi di dunia ini, maka umat Kristen bersatu padu?

c. Anda mengatakan “Mengangkat Paus cs sebagai pembuat doktrin yang tidak bisa salah.” Paus hanya dapat mengeluarkan pernyataan tidak bisa salah, kalau dia berbicara ex-cathedra, yang harus memenuhi kriteria: dogma tersebut menyangkut iman dan moral, yang diberikan untuk umat beriman di seluruh dunia, serta harus diberikan dalam posisinya sebagai paus. Dan perlindungan ini bukanlah dibuat oleh Gereja, namun diberikan oleh Kristus sendiri di Mt 16:16-19. Silakan melihat keterangan tenang ex-cathedra di sini – silakan klik.

d. Anda mengatakan “ Mengangkat para Pastor untuk mengampuni dosa manusia.” Silakan untuk bergabung dalam diskusi ini – silakan klik. Silakan juga membaca artikel tentang pengakuan dosa di sini (bagian 1, 2, 3, 4), yang dibagi dalam empat artikel. Dalam tanya jawab dan artikel-artikel tersebut dipaparkan tentang dasar-dasar dari sakramen ini, yang bersumber pada Alkitab, dan diperkuat dengan tulisan dari para Bapa Gereja. Bahkan kalau anda percaya bahwa Martin Luther adalah sosok yang membawa pembaharuan bagi gereja, maka dia juga mengakui pentingnya Sakramen Pengakuan Dosa, seperti yang dituliskannya dalam small catechism.

e. Anda mengatakan “ Berdoa kepada Maria dan Orang Kudus.” Silakan melihat diskusi tentang orang kudus di sini – silakan klik, seperti yang saya berikan pada point a. Dalam diskusi tersebut terlihat bahwa sebenarnya kalau kita tidak mempermasalahkan untuk meminta doa kepada orang tua, pendeta, dll, maka apakah yang menjadi masalah untuk meminta doa kepada Maria dan orang kudus, karena mereka telah dibenarkan oleh Allah, jauh lebih benar daripada umat Allah yang masih mengembara di dunia ini.

f. Anda mengatakan “Mengangkat Petrus dan para Paus sebagai Kepala Gereja.” Silakan melihat point b, sehingga anda dapat melihat dasar-dasar Alkitab dan juga tulisan dari para Bapa Gereja, yang membuktikan bahwa Yesus sendiri memang mengangkat Petrus sebagai kepala dari Gereja.

3. Anda mengatakan “Tidak ada satu iota pun ajaran Alkitab yang mereduksi hak mutlak dan prerogatif YESUS karena Dia adalah Allah sendiri dan semua pekerjaan Nya adalah pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh Allah sendiri. Manusia hanya menerima apa yang telah selesai dikerjakan oleh YESUS diatas kayu salib. Didalam pekerjaan yang bersifat ilahi Ia tidak perlu pembantu.Ajaran gereja RK Ini sama dengan usaha mencuri kemuliaan Tuhan. Sebagai ilustrasi hak prerogatif Presiden dalam abolisi, amnesti dan rehabilitasi hanya melekat padanya sendiri,tidak siapapun boleh melakukannya atau mewakilinya,yang berhak hanya Presiden sendiri. Sesuai dengan Pasal 14 s.d. Pasal 16 – UUD 1945 , yang berhak adalah: Presiden, Presiden, dan sekali lagi, Presiden !

a. Memang benar bahwa tidak ada satu iotapun ajaran di Alkitab yang mereduksi hak mutlak dan prerogatif Yesus, karena pengorbanan dan kematian-Nya di kayu salib adalah telah lengkap untuk menyelamatkan manusia. Namun, hal ini bukan berarti menutup terhadap partisipasi umat Allah dalam karya keselamatan Allah. Hal ini dinyatakan oleh rasul Paulus, yang mengatakan “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.” (Kol 1:24). Lebih lanjut dia juga mengatakan “Karena kami adalah kawan sekerja Allah” (1Kor 3:9). Apakah yang dimaksud dengan “menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus” dan “kawan sekerja Allah”? Dengan demikian, terlihat bahwa kita justru diajak untuk berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah.

b. Apakah dengan demikian, rasul Paulus mencuri kemuliaan Tuhan? Justru tidak, melainkan nama Tuhan semakin dipermuliakan, karena rasul Paulus dan para rasul yang lain menjadi utusan Allah untuk mewartakan kabar gembira. Dan dengan konsep yang sama, maka seluruh umat beriman dipanggil sebagai utusan. Dengan demikian, bagaimana anda dapat menyimpulkan bahwa apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik tentang Maria dan para kudus justru mencuri kemuliaan Allah?

c. Dalam contoh yang anda kemukakan, yaitu hanya presiden yang mempunyai hak untuk memberikan abolisi, maka justru tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Partisipasi dari Bunda Maria dan orang kudus tidak dapat merubah keputusan Allah. Dan kalau kita terapkan pada kehidupan sehari-hari, doa pendeta, pastor, orang tua, dll, yang kita minta pada waktu kita menghadapi permasalahan, tidaklah mencuri hak prerogatif Allah, namun justru mereka menjadi kawan sekerja Allah. Sama seperti yang dilakukan oleh Maria dan orang-orang kudus, mereka juga berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah. Karena mereka adalah orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah, yang berarti mempunyai cara berfikir, dan keinginan yang sama dengan Allah, maka doa-doa mereka akan senantiasa sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Allah.

III. 5 prinsip otoritas di dalam Kekristenan

1. Anda memberikan 5 prinsip otoritas dalam kekristenan, yang intinya adalah “sola scriptura“, dan apapun di luar Alkitab seolah-olah menjadi mamon, seperti yang anda kemukakan pada point 1 yaitu: “Hanya ada satu tuan atau otoritas tertinggi Mat. 6:24 Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Kalau anda ingin mengatakan bahwa Tradisi Suci dan Magisterium Gereja adalah mamon, maka mungkin anda telah salah paham tentang Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Justru dengan Tradisi Suci dan Magisterium Gereja maka lahirlah Kitab Suci. Bagaimana mungkin yang melahirkan Alkitab dapat bertentangan dengan Alkitab, bahkan disebut sebagai mamon? Silakan mengikuti atau berpartisipasi dalam dialog wahyu Allah dan kebenaran di sini – silakan klik, yang mengulas topik ini secara panjang lebar.

2. Anda mengatakan “Tuhan lah satu satunya pemegang otoritas tertinggi.” Inilah yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Apakah anda mempunyai pendapat berbeda?

3. Anda mengatakan “Tuhan sudah menyatakan hukum dan kehendak Nya didalam Alkitab.Bagaimana anda mengartikan beberapa ayat berikut ini:Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.” (2Tes 2:15) dan “Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.” (Yoh 21:25) dan ini “Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.” (1Tim 3:15).

4. Anda mengatakan “Tidak boleh seorangpun menambah atau mengurangi isi Alkitab.Kalau memang anda percaya dengan hal ini, maka bagaimana anda mengartikan ayatDan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” (Mt 26:26) Apakah anda percaya akan Yesus yang memberikan Tubuh-Nya dalam setiap perayaan Ekaristi? Kalau tidak percaya, bukankah hal ini merupakan pengurangan dari apa yang tertulis di Alkitab? Tentang penambahan)? ayat, di manakah dikatakan bahwa Alkitablah satu-satunya (sola scriptura) pilar kebenaran? Bagaimana anda menafsirkan “Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat (gereja) dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.” (1Tim 3:15)? Mengapa rasul Paulus menuliskan tiang penopang dan dasar kebenaran adalah gereja dan bukan Alkitab?

5. Anda mengatakan “Tidak boleh seorangpun mendirikan ajaran yang bertentangan dengan Alkitab.” Mari kita menelaah pernyataan anda. Apakah anda dapat menerima bahwa terjadi perpecahan umat Allah dengan adanya 28,000 denominasi Kristen? Kalau anda tidak setuju, apakah alasannya? Kalau Yesus berpesan agar murid Kristus bersatu dalam Yoh 17, maka apakah menurut anda perpecahan ini sesuai atau bertentangan dengan Alkitab? Bagaimana seseorang yang ingin mengikuti Kristus dapat tahu mana denominasi yang mengajarkan dogma yang sesuai atau bertentangan dengan Alkitab?

IV. Bahaya tradisi atau adat istiadat yang melawan Firman

1. Anda mengutip 2 Raj 17:40-41 untuk mengatakan bahwa Gereja Katolik menyembah patung dan terikat oleh tradisi. Untuk diskusi patung, maka anda dapat membaca artikel ini di sini – silakan klik. Dan kalau anda ingin berdiskusi secara lebih mendalam tentang hal ini, silakan bergabung dalam diskusi di sini – silakan klik dan di sini – silakan klik, di mana dijelaskan bahwa Tuhan tidak pernah melarang untuk membuat patung, selama manusia tidak menyembahnya. Anda juga dapat melihat gambar-gambar dan patung-patung Yesus di dalam gereja-gereja Lutheran.

2. Anda mengutip Mt 15:2-3 dan Mk 7:8,9,13 untuk menyatakan bahwa Gereja Katolik melawan perintah Kristus, karena menjaga adat istiadat nenek moyang. Dalam perikop tersebut, Yesus tidak melarang adat istiadat. Kalau Yesus melarang adat-istiadat, mengapa Yesus dipersembahkan di bait Allah dan disunat, seperti yang dikatakan di Lk 2:27 “Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Dengan demikian, di Mt 15, Yesus tidak melarang adat istiadat yang sesuai dengan Firman Allah, namun adat istiadat yang bertentangan dengan Firman Allah ditentang oleh Yesus, seperti yang dikatakan-Nya di ayat 6 “orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.” atau di ayat 9 “Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.Anda dapat memakai ayat ini dalam mendukung argumentasi anda, kalau anda dapat menunjukkan Tradisi Suci manakah dari Gereja Katolik yang bertentangan dengan Firman Allah?

V. Kristen, kaisar dan kafir

1. Anda mengatakan “Sudah menjadi sejarah dunia yang tidak bisa dipungkiri bahwa sejak Kaisar Romawi Constantinus dan kaisar sesudahnya menguasai gereja Katholik pada abad ke-4, sejak saat itu pula berubah nama menjadi gereja Roma Katholik,maka adat istiadat termasuk sistim kepercayaan Romawi yang paganisme,penuh dengan filsafat Gerika,telah merasuki ajaran yang murni dari Kekristenan. Kekristenan yang sebelumnya teraniaya sejak saat itu telah menjadi Kristen yang penganiaya. Constantinus membasmi semua gereja sekte diluar gereja Katholik,seperti sekte Marcion,Montanus,Novatinus dll.

a. Pernyataan yang anda keluarkan sebenarnya terlalu menyimpang dari fakta sejarah. Pertama, Gereja Katolik tetap mempunyai dogma dan pengajaran yang sama, baik sebelum jaman kaisar Konstantin. Kedua, kalau anda mengatakan bahwa Gereja Katolik dikuasai oleh kaisar konstantin, dapatkan anda menyebutkan sumbernya dan tindakan kaisar yang menunjukkan bahwa dia menguasai Gereja? Kalau anda menyatakan bahwa kaisar sesudah Konstantin menguasai Gereja, bagaimana anda menerangkan bidat semi-arians yang didukung oleh Konstantin II (337-361), yang menyebabkan St. Athanasius dan Paus Liberius diasingkan?

b. Saya tidak tahu bagaimana anda mendapatkan data bahwa Gereja Katolik disebut Roma Katolik setelah abad ke-4, sehingga anda menunjukkan bagaimana sistem kepercayaan Romawi masuk ke dalam Gereja. Dalam dokumen resmi Konsili Nicea, maka dipakai “the Catholic Church“. Kalaupun ada dokumen yang memakai nama “Roman Catholic“, hal tersebut bukan mengacu kepada kebudayaan Roma dan paganisme yang masuk ke dalam Gereja Katolik, namun lebih untuk menekankan bahwa pusat dari Gereja Katolik adalah di Roma, karena Paus adalah uskup Roma, yang menjadi kepala dari Gereja Katolik seluruh dunia.

c. Kalau anda merasa bahwa filosofi adalah sesuatu yang buruk, sehingga mempengaruhi ajaran Kristen yang murni, maka apakah pendapat anda tentang Summa Theology yang ditulis oleh St. Thomas Aquinas? Bagaimana pendapat anda tentang tulisan-tulisan dari St. Agustinus dari Hippo? Mengapa menurut anda filosofi menjadi sesuatu yang buruk? Kalau akal budi berasal dari Tuhan, maka bagaimana filosofi menjadi sesuatu yang buruk?

2. Anda mengatakan “Pembentukan kekaisaran Kristen lama kelamaan menjurus kepada status Kaisar adalah Kepala Gereja dan wakil Tuhan diatas bumi. Ia adalah raja “ilahi” yang absolut menurut penulis sejarah Eusebius. Akibat dari turut campurnya Kaisar dalam urusan gereja,maka gereja menjadi diduniawikan,para pemimpin gereja tidak berani melawan Kaisar yang sangat berkuasa. Konsili konsili diadakan` oleh Kaisar sebagai Kepala Gereja. Gereja Negara disusun selaku badan hukum tertinggi yang berpusatkan di istana Kaisar.

a. Dari manakah anda mendapatkan kesimpulan bahwa kaisar adalah kepala Gereja dan wakil Tuhan di atas bumi. Di bagian manakah dari tulisan Eusebius yang menyatakan bahwa kaisar adalah raja ilahi yang absolut? Dapatkah anda memberikan keputusan dogma dan pengajaran tentang iman dan moral dari kaisar yang mempengaruhi Gereja Katolik secara keseluruhan? Manakah campur tangan dari kaisar yang menduniawikan Gereja Katolik?

b. Kalau anda mengatakan bahwa Gereja Katolik tidak berani melawan kaisar, maka sebenarnya tidak tepat. Hal ini dapat dibuktikan bahwa St. Athanasius dan Paus Liberius juga diasingkan oleh kaisar. Kaisar mempunyai kepentingan untuk membuat negara tidak terpecah. Karena pada waktu itu, pengaruh arianisme begitu kuat, sehingga dapat memecah negara, maka secara tidak langsung dapat mempengaruhi kedamaian negara. Jadi, walaupun kaisar turut berpartisipasi dalam terselenggaranya konsili Nicea, namun tidak berarti dia menguasai sidang. Justru, kita sebagai umat Kristen sesungguhnya harus bersyukur bahwa melalui konsili Nicea, maka penegasan akan Yesus – yang sungguh Allah dan sungguh manusia terjadi, dan pertentangan dengan arianisme dapat diredam. Jadi, sudah seharusnya kita berterima kasih atas kerja keras dari para Bapa Gereja dan bukan malah menuduh mereka sebagai antek-antek dari kaisar.

3. Anda mengatakan “Kalau dulu orang masuk Kristen dengan resiko dianiaya bahkan sampai mati tetapi sekarang orang orang kafir berbondong bondong masuk gereja negara untuk mendapatkan kehormatan,kekayaan dan kekuasaan.” Hal ini adalah benar, karena setelah agama Kristen menjadi agama negara, maka ada sebagian orang yang masuk ke dalam agama Kristen karena alasan yang salah. Namun, ini adalah hal yang wajar dan di satu sisi mempunyai sisi positif, karena ada sebagian dari mereka yang mempunyai alasan yang salah dapat bertumbuh sampai akhirnya memeluk agama dengan alasan yang benar. Namun, apakah dengan demikian, maka terjadi perubahan pengajaran dari Gereja Katolik? Sama sekali tidak. Justru dari sini, kita dapat melihat bahwa dalam kondisi dianiaya, maupun mendapatkan fasilitas dari penguasa, dogma dan pengajaran Gereja Katolik tidak berubah.

4. Anda mengatakan “Orang Kafir masuk Kristen kehilangan dewa dewinya yang biasanya dianggap memberikan pertolongan didalam rupa rupa kesulitan. Pengganti dewa dewi itu sekarang adalah orang orang kudus. Demikian pula segala hari raya dewa dewa diganti menjadi hari raya gereja untuk memuja orang orang kudus.

a. Menurut saya, kalau anda hanya ingin memberikan analisa dari sisi sejarah, bahwa penghormatan kepada para kudus adalah terpengaruh dari budaya kafir pada masa perkembangan kekristenan setelah kaisar konstantin, maka hal ini tidak dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini adalah apa yang dikatakan oleh jemaat perdana sebelum dikeluarkan edict of millan tahun 313, yang membuktikan bahwa penghormatan para kudus telah berlangsung sebelum tahun 313:

Hermas [60-120 AD] The Shepherd of Hermas (Book III, Similitude 5)
“[The Shepherd said:] ‘But those who are weak and slothful in prayer, hesitate to ask anything from the Lord; but the Lord is full of compassion, and gives without fail to all who ask him. But you, [Hermas,] having been strengthened by the holy angel [you saw], and having obtained from him such intercession, and not being slothful, why do not you ask of the Lord understanding, and receive it from him?’” (The Shepherd 3:5:4 [A.D. 80]).

Clement of Alexandria [150-215 AD] The Stromata (Book VII)
“In this way is he [the true Christian] always pure for prayer. He also prays in the society of angels, as being already of angelic rank, and he is never out of their holy keeping; and though he pray alone, he has the choir of the saints standing with him [in prayer]” (Miscellanies 7:12 [A.D. 208]).Read More
Origen [185-254 AD] De Principiis (Book IV)
“But not the high priest [Christ] alone prays for those who pray sincerely, but also the angels . . . as also the souls of the saints who have already fallen asleep” (Prayer 11 [A.D. 233]).

Cyprian of Carthage [200-270 AD] Epistle 7
“Let us remember one another in concord and unanimity. Let us on both sides [of death] always pray for one another. Let us relieve burdens and afflictions by mutual love, that if one of us, by the swiftness of divine condescension, shall go hence first, our love may continue in the presence of the Lord, and our prayers for our brethren and sisters not cease in the presence of the Father’s mercy” (Letters 56[60]:5 [A.D. 253]).[150-215 Adfdfdfhe Stromata (Boo

Dengan demikian, argumentasi anda tidaklah terbukti, karena sebelum edict of millanpun, bahkan sebelum kaisar Konstantin lahir (Kaisar hidup dari 272-337), maka umat Kristen telah menghormati para kudus dan Bunda Maria, serta meminta doa mereka. Kalau anda ingin berdiskusi tentang hari raya Natal, maka anda dapat mendiskusikannnya di sini – silakan klik, yang memaparkan inkulturasi dan prinsip rahmat menyempurnakan kodrat (grace perfects nature).

b. Anda meneruskan dengan ” Ibadat kepada dewa dewi lalu dijadikan ibadat kepada Maria selaku “Bunda Allah” yang memelihara dan melindungi segala orang percaya.” Kalau anda ingin mengatakan bahwa penghormatan kepada Maria adalah pengaruh dari kafir setelah Kristen menjadi agama negara (313), silakan anda membaca kutipan berikut ini, yang membuktikan bahwa sebelum tahun tersebut terjadi penghormatan kepada Bunda Maria sebagai bunda Allah:

Irenaeus of Lyons [120-180 AD] Adversus Haereses (Book IV, Chapter 7)
“The Virgin Mary, being obedient to his word, received from an angel the glad tidings that she would bear God” (Against Heresies, 5:19:1 [A.D. 189]).

Hippolytus [170-236 AD] Appendix
“[T]o all generations they [the prophets] have pictured forth the grandest subjects for contemplation and for action. Thus, too, they preached of the advent of God in the flesh to the world, his advent by the spotless and God-bearing (theotokos) Mary in the way of birth and growth, and the manner of his life and conversation with men, and his manifestation by baptism, and the new birth that was to be to all men, and the regeneration by the laver [of baptism]” (Discourse on the End of the World 1 [A.D. 217]).

Peter of Alexandria [260-311 AD] The Genuine Acts of Peter
“They came to the church of the most blessed Mother of God, and ever-virgin Mary, which, as we began to say, he had constructed in the western quarter, in a suburb, for a cemetery of the martyrs” (The Genuine Acts of Peter of Alexandria [A.D. 305]).

“We acknowledge the resurrection of the dead, of which Jesus Christ our Lord became the firstling; he bore a body not in appearance but in truth derived from Mary the Mother of God” (Letter to All Non-Egyptian Bishops 12 [A.D. 324]).

Silakan untuk membaca beberapa artikel tentang Bunda Maria di arsip ini – silakan klik, kalau anda ingin berdiskusi tentang topik Bunda Maria. Menghormati Bunda Maria adalah merupakan manifestasi mengikuti Kristus, yang terlebih dahulu menghormati Bunda Maria.

VI. Kesimpulan

Dari pemaparan di atas, maka sungguh tidak tepat untuk berpendapat bahwa para santa-santo dan Bunda Maria yang berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah, justru dianggap saingan Allah. Dengan partisipasi ini, maka mereka sebenarnya mempunyai kasih yang sempurna, karena mereka justru mengikuti jejak Kristus yang terus menjadi perantara manusia. Dan undangan untuk berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah, bukan saja untuk para kudus dan Bunda Maria, namun juga untuk kita semua, yang diundang untuk menjadi kawan sekerja Allah, dan berpartisipasi dalam tiga karya keselamatan Kristus – yaitu menjadi imam, nabi dan raja. Dengan demikian, kalau anda mempertanyakan bisakah Yesus tanpa saingan? Jawabannya adalah sudah seharusnya, karena tidak ada yang dapat menduakan Allah. Yang lebih penting lagi, para kudus dan Bunda Maria bukanlah saingan Allah, namun kawan sekerja Allah, sama seperti seluruh umat Allah mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah. Bahkan mereka adalah kawan sekerja Allah yang lebih baik dari kita semua yang masih mengembara di dunia ini, karena para kudus dan Bunda Maria telah dibenarkan oleh Allah dan mempunyai kasih yang lebih sempurna dibandingkan dengan kita.

Untuk menyatakan bahwa penghormatan terhadap Bunda Maria dan para kudus berasal dari pengaruh kafir pada masa pemerintahan kaisar Konstantin, maka alasan ini sebenarnya terlalu dicari-cari, karena ada begitu banyak tulisan dari Bapa Gereja yang menyatakan penghormatan terhadap santa-santo sebelum tahun 313 (edict of Millan). Bahkan penghormatan terhadap santa-santo justru bersumber pada Alkitab. Kita dapat mendiskusikan tentang pernghormatan santa-santo dan konsep partisipasi secara mendalam di sini – klik ini.

Semoga penjelasan ini dapat diterima dan silakan untuk menjawab pada bagian-bagian yang saya beri warna merah tua.

Keep in touch

18,000FansLike
18,659FollowersFollow
32,900SubscribersSubscribe

Artikel

Tanya Jawab