Kegelapan malam menudungi Gedung Pelayanan  Santo Damian, Paroki Santa Odilia, Tangerang.

Delapan puluh umat duduk diam, siap untuk  mendengarkan ajaran Tuhan melalui  acara “Pencurahan Roh Kudus” dalam  Seminar Hidup Baru Dalam Roh pada tanggal 19 Juli 2013.

Pria,  wanita,  tua, muda, dan  remaja disatukan dengan kerinduan akan jamahan Tuhan yang mengubah jiwa dan hati.

Senadung lagu “Roh Allah, Kau Hadir Di sini” mengalir  syadu di tengah  redupnya lampu aula.

Tuhan semakin lama semakin terasa dekat dan semakin dekat.

Kedekatan Tuhan  bagaikan cahaya lampu dengan  sumber apinya.

Penumpangan tangan  dari  imamnya mengundang  deraian air mata.

Air mata ini bukan air mata  dukacita,  tetapi air mata sukacita  karena menemukan kekuatan baru  untuk meninggalkan  masa silam yang suram dan  gundah yang sering melanda jiwa.

Air mata sukacita mengalir karena  mengalami secerah harapan baru dari Tuhan  yang telah disediakan bagi mereka.

Setelah  acara penumpangan tangan  “Mohon  Mengaktifkan Karunia-Karunia Roh Kudus dalam Sakramen Permandian dan Krisma” usai, aku bertanya kepada  para remaja yang terus menangis tersedu-sedu.

Jawabannya ada dalam sebuah kesaksian  dari seorang remaja yang masih duduk di Sekolah Lanjutan Pertama yang kuolah menjadi sebuah  pesan  yang  indah untuk ditanam dalam kehidupan :

 “Ini bukan sebuah tangisan.

Akan tetapi, sebuah nyanyian sukma   yang terangkai dari  hitungan jari atas bilangan kekilafan.

Ratapan penyesalan  menghantar pada  pertobatan .

Kerling mata Tuhan Yesus  merupakan sumber perubahan.

Jantungku pun berbisik  bahwa aku  ingin menjadi panas dalam api Tuhan.

Hidup dalam kesucian merupakan langkah  untuk dekat dengan Tuhan, Sahabat kita”.

 Pesan itu  mengingatkan kita  akan Nasihat Daud : “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu” (Mazmur 119:9)

Malam itu pun bercahaya  dengan taburan keindahan dan  semaian  sukacita karena dekat dengan Tuhan.

 

Tuhan memberkati.

Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC