Pernahkan kita berfikir mengapa Yesus memilih penderitaan yang begitu berat sampai akhirnya mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia? Apakah tidak ada cara lain yang lebih mudah? St. Thomas Aquinas dalam Summa Theologica, Part III, q. 46. a 1 menjelaskan jawaban untuk pertanyaan “Apakah menjadi keharusan bagi Kristus untuk menderita [di salib] untuk menebus umat manusia?” Berikut ini adalah terjemahannya: (Silakan membaca selengkapnya dalam bahasa Inggris di link ini, silakan klik)
Keberatan 1: Kelihatannya tidak perlu bagi Kristus untuk menderita untuk menyelamatkan umat manusia. Sebab umat manusia tidak dapat dibebaskan kecuali oleh Allah…. dan tak ada satupun yang dapat mengharuskan Tuhan, sebab ini merupakan hal yang tidak sesuai dengan kemahakuasaan Tuhan. Maka kelihatannya tidak perlu Yesus menderita.
Keberatan 2: Apa yang merupakan keharusan adalah bertentangan dengan apa yang dilakukan tanpa paksaan. Kristus menderita karena kehendak-Nya sendiri, sebab tertulis, “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.” (Yes 53:7). Yesus mempersembahkan diri-Nya atas kehendak sendiri. Maka kelihatannya tidak menjadi keharusan bagi Yesus untuk menderita disalib.
Keberatan 3: Selanjutnya, tertulis, “Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran” (Mzm 25:10). Tapi kelihatannya tidak perlu bahwa Ia harus menderita, sebab di pihak-Nya sebagai Kerahiman Ilahi, Ia akan memberikan karunia-karunia dengan tanpa syarat, maka kelihatannya dapat diterima bahwa tidak perlu diadakan semacam “pembayaran hutang dosa”, dan juga di pihak Keadilan Ilahi, di mana manusia memang layak menerima hukuman yang kekal. Maka kelihatannya tidak perlu Kristus menderita untuk membebaskan manusia dari dosa.
Keberatan 4: Selanjutnya, kodrat malaikat yang lebih sempurna dari manusia… Tetapi Kristus tidak menderita untuk memperbaiki kodrat malaikat yang berdosa. Maka, kelihatannya, demikian juga tidak perlu Kristus menderita di salib bagi manusia.
Sebaliknya, tertulis (Yoh 3:14-15): “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”
Saya menjawab bahwa ….. terdapat beberapa arti terhadap kata “keharusan”. Di satu sisi itu berarti dimana kodratnya yang menentukan demikian; dan dalam hal ini maka nyata bahwa memang bukan keharusan, baik dari pihak Allah maupun dari pihak manusia bahwa Kristus harus menderita. Namun di sisi yang lain sesuatu dapat menjadi keharusan dari sesuatu sebab yang di luar dari dirinya; dan jika ini terjadi, ini adalah sebab yang efisien atau yang menggerakkan, sehingga dapat membawa semacam keharusan ….. Maka walaupun tidak menjadi keharusan bagi Kristus untuk menderita, jika dipandang dari keharusan yang memaksa, karena dari pihak Allah tidak ada yang memaksa-Nya, dan dari pihak Kristus, karena Dia menyerahkan diri-Nya dengan rela. Namun, dapat dikatakan bahwa penderitaan Kristus adalah suatu suatu keharusan, jika dilihat dari akhir/ tujuan maksudnya. Dan ini dilihat dalam tiga hal:
1. Dari sudut pandang kita yang dibebaskan oleh Sengsara-Nya sesuai dengan Yoh 3:14-15: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”
2. Dari sisi Kristus, yang menerima kemuliaan-Nya melalui kerendahan Sengsara-Nya, dalam Luk 24:26: “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?”
3. Dari sisi Tuhan Allah Bapa, yang telah menentukan terlaksananya nubuat dalam Perjanjian Lama, seperti tertulis dalam Luk 22:22, “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan…”Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, …., yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur. Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.” (Luk 24:44-46). (Silakan membaca lebih lanjut tentang Yesus yang telah dinubuatkan oleh para nabi, di sini, silakan klik)
Jawaban terhadap keberatan 1: Ini adalah argumen berdasarkan keharusan dari pihak Allah, dan seperti telah disebutkan di atas, tidak ada keharusan dalam hal ini.
Jawaban terhadap keberatan 2: Ini adalah argumen berdasarkan keharusan dari pihak Kristus sebagai manusia, dan seperti telah disebutkan di atas, tidak ada keharusan dalam hal ini.
Jawaban terhadap keberatan 3: Bahwa manusia harus dibebaskan oleh Sengsara Kristus adalah sesuai dengan kasih setia Tuhan dan keadilan-Nya. Dengan keadilan-Nya sebab dengan Sengsara Kristus maka Kristus menebus (membayar lunas) dosa-dosa umat manusia dan manusia dibebaskan oleh keadilan Tuhan: dan dengan belas kasih-Nya sebab karena manusia sendiri tidak dapat menebus dosa dari semua kodrat manusia, menurut Rom 3:24-25, “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya.” Dan belas kasih Tuhan akan semakin terlihat nyata daripada pengampunan dosa tanpa penebusan melalui kayu Salib. Oleh karena itu dikatakan, “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita…” (Ef 2:4-5)
Jawaban untuk Keberatan 4: Dosa dari para malaikat adalah sesuatu yang tak dapat diobati, namun tidak demikian dengan dosa manusia pertama (lihat Summa Theologica, I, q. 64, a. 2)
Dengan melihat uraian di atas, maka memang sebenarnya bukan menjadi suatu keharusan mutlak bagi Kristus untuk menderita di salib bagi kita, namun memang itulah yang dipilih-Nya, dan ini sudah direncanakan-Nya sejak awal mula dunia. Sebab Allah sudah mengetahui segala sesuatunya, bahwa manusia pertama akan jatuh dalam dosa, dosa asal inilah yang akan diturunkan kepada semua umat manusia, dan karena manusia tak dapat menebus dosanya sendiri, maka Allah memutuskan untuk mengutus Putera-Nya sendiri untuk menebus dosa manusia dengan sengsara-Nya di kayu salib. Penderitaan yang tak terlukiskan di kayu salib tersebut adalah bukti kasih Allah yang tiada terbatas, dan juga bukti keadilan yang sempurna, yang menunjukkan kejamnya akibat dosa, yang harus dipikul oleh Kristus, untuk membebaskan kita manusia dari belenggu dosa. Maka walaupun setetes darah-Nya sebenarnya cukup untuk menebus seluruh dosa manusia, namun Yesus justru mau menyatakan yang lebih sempurna dan “superabundant” daripada itu. Sebab Ia mau menunjukkan kasih yang melebihi dari apa yang disyaratkan, kasih yang mengatasi segalanya. Kerendahan hati Yesus yang ditunjukkan-Nya dengan kerelaan-Nya menjadi manusia dan menderita di kayu salib merupakan “obat penawar”/ antidote bagi dosa asal Adam, yaitu kesombongan ingin menjadi/ menyamai Allah. Ketaatan Kristus terhadap kehendak Allah Bapa menawarkan ketidak-taatan Adam kepada Allah (lih. Rom 5:19). Semoga dengan menghayati hal ini, kita semakin menghargai pengorbanan Kristus di kayu Salib, dan berusaha sedapat mungkin menjauhkan diri kita dari dosa yang memisahkan kita dari Allah.
Shalom Bu Ingrid, saya punya pertanyaan bu, kl dosa kita sudah ditebus Yesus seluruhnya bahkan untuk di masa depan (karena Yesus kekal), trus buat apa bu kita mohon pengakuan dosa?
Mohon pencerahannya bu, terima kasih
[dari katolisitas: silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik]
shalom,
1. Kalau Yesus “MENEBUS DOSA MANUSIA” apakah itu artinya semua manusia atau khusus umat kristen saja ?
2. Kalau Yesus sudah “MENEBUS DOSA MANUSIA” lalu untuk apa berlama-lama di dunia ? karena mati bunuh
diripun pasti masuk surga ?
[dari katolisitas: Silakan membaca artikel ini – silakan klik]
5. Oleh karena itu, tepatlah kalau kita mengatakan bahwa dengan pengorbanan Kristus di kayu Salib, maka dosa kita ditanggung oleh-Nya, baik dosa asal, maupun dosa yang lain. Karena Tuhan tidak dibatasi oleh waktu, maka dosa seluruh umat manusia, dari Adam sampai manusia terakhir – sebelum kedatangan Kristus, pada saat Kristus hidup, dan setelah kematian Kristus – ditanggung oleh Kristus
ya maka dari itu saya bertanya 2 hal tersebut.
umat manusia, dari Adam sampai manusia terakhir – sebelum kedatangan Kristus, pada saat Kristus hidup, dan setelah kematian Kristus – DITANGGUNG OLEH KRISTUS
jela sekali “DITANGGUNG OLEH KRISTUS”
SHALOM.
Shalom Josua,
Mungkin ada baiknya kita mengacu kepada apa yang diajarkan oleh Katekismus Gereja Katolik, untuk lebih memahami hal ini, yaitu bagaimana memaknai bahwa dosa kita ditanggung oleh Kristus, dan bahwa dengan kurban salib-Nya, Kristus telah menebus semua orang:
KGK 616 “Cinta sampai kepada kesudahannya” (Yoh 13:1) memberi nilai khusus kepada kurban Kristus dan mengakibatkan bahwa Ia menebus dan memperbaiki, mendamaikan dan menyilih. Pada waktu menyerahkan kehidupan-Nya untuk kita, Yesus mengenal kita semua dan mencintai kita semua (Bdk. Gal 2:20; Ef 5:2.25). “Kasih Kristus menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa kalau satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati” (2 Kor 5:14). Tidak seorang manusia, malahan orang kudus terbesar sekalipun, yang mampu menanggung dosa semua manusia dan menyerahkan diri sebagai kurban untuk semua. Tetapi berkat Pribadi Putera ilahi di dalam Kristus, yang melampaui semua pribadi manusiawi dan sekaligus merangkulnya dan membuat Kristus menjadi kepala seluruh umat manusia, maka kurban Kristus dapat menebus semua orang.
KGK 618 Kematian di kayu salib adalah kurban yang satu kali untuk selamanya dipersembahkan Kristus, “pengantara antara Allah dan manusia” (1 Tim 2:5). Tetapi karena dalam Pribadi ilahi-Nya yang menjadi manusia, “Ia seakan-akan bersatu dengan tiap manusia” (GS 22,2) maka Ia memberikan “kemungkinan kepada semua orang, untuk bergabung dengan misteri Paskah ini, atas cara yang diketahui Allah” (GS 22,5). Yesus mengajak murid-murid-Nya, untuk “memanggul salibnya” dan mengikuti Dia (Mat 16:24), karena “Kristus pun telah menderita untuk [kita] dan telah meninggalkan teladan bagi [kita], supaya [kita] mengikuti jejak-Nya” (1 Ptr 2:21). Ia ingin mengikut-sertakan dalam kurban ini, pada tempat pertama, orang-orang yang menjadi ahli waris-Nya (Bdk. Mrk 10:39; Yoh 21:18-19; Kol 1:24). Ini berlaku terutama untuk ibu-Nya, yang dalam misteri kesengsaraan-Nya yang menebuskan itu, dibawa masuk lebih dalam daripada setiap manusia yang lain (Bdk. Luk 2:35).
“Tidak ada satu tangga lain untuk naik ke surga, selain salib” (Rosa dari Lima, Vita).
Dengan demikian, memang Kristus telah menebus semua orang. Namun demikian, pada saat yang sama, agar kita dapat menerima penebusan itu, kita diajak oleh Kristus untuk turut mengambil bagian dalam jalan salib-Nya dan dalam kematian-Nya, agar dapat turut serta mengambil bagian dalam kebangkitan-Nya. Partisipasi dalam kehidupan Yesus ini kita lakukan dengan rela menanggung pergumulan apapun yang kita hadapi di dunia ini, dengan dibaptis (yang berarti mati terhadap dosa untuk hidup baru di dalam Kristus), dengan senantiasa bertobat, dan bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih. Orang-orang hidup dalam dosa dan menolak untuk bertobat, atau bahkan yang dengan kesadaran penuh memilih untuk mengakhiri hidupnya karena putus asa atau menolak beban akibat perbuatan dosanya sendiri, secara obyektif menolak untuk mengambil bagian dalam jalan keselamatan yang ditunjukkan oleh Kristus.
Kita umat Katolik dipanggil untuk senantiasa mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah yang dinyatakan oleh Kristus ini. Cara yang paling nyata adalah melalui keikutsertaan dalam sakramen-sakramen yang oleh kuasa Roh Kudus, menghadirkan kembali Misteri Paska Tuhan yang satu-satunya itu. Dengan keikutsertaan tersebut, kita memperoleh rahmat Tuhan yang menguatkan kita untuk melakukan kehendak Tuhan dan menanggung salib kehidupan kita masing-masing dengan hati lapang, sambil mengharapkan janji Tuhan bahwa suatu saat kelak kitapun akan digabungkan dalam kebangkitan dan kehidupan kekal di Surga.
Salam kasih dalam Kristus,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Sengsara dan Wafat Yesus Sulit Dipahami Dengan Akal Sehat
Umat kristiani juga sulit memahami misteri peristiwa sengsara dan wafat Yesus. Apalagi saudara – saudari non kristiani.
Penjelasan bahwa sejak awal dunia, sudah menjadi rencana Allah untuk menghapus dosa manusia pertama dengan mengutus PuteraNYA untuk menderita dan wafat di dunia.
Penjelasan Katolisitas sekalipun dengan mengutip tulisan Thomas Aquinas tetap saja tidak mudah diterima secara logika.
Kalau memang merupakan rencana awal dunia, maka itu sama saja dengan skenario yang sudah dirancang oleh Maha Sutradara.
Dosa dalam segala macam bentuknya merupakan bagian dari skenario tersebut, yang kemudian dipulihkan dengan sengsara dan wafat Yesus. Penjelasan demikian membuat orang berfikir ya sudahlah mau berbuat baik atau pun jelek , tidak masalah karena ujung-ujungnya kita semua masuk dalam skenario besar tersebut yang berakhir pada keselamatan.
Di satu pihak , kalau mau menjadi umat kristiani ya mau tidak mau harus, wajib, layak , dengan sadar tanpa paksaan , mengimani sengsara dan wafat Yesus.
Di lain pihak , sekali pun sudah beriman, mereka juga sulit menjelaskan apa yang mereka imani tersebut khususnya sengsara dan wafat Yesus itu.
Ya Tuhan bantulah kami agar dapat lebih memahami makna sengsara dan wafatMU dan juga agar dapat menjelaskan dengan lebih mudah kepada teman seiman mau pun teman non seiman mengenai misteriMu itu.
Shalom Herman Jay,
Memang misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus (jangan dilupakan bahwa wafat Yesus diikuti dengan kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke Surga) adalah karya Allah yang maknanya memang melampaui logika manusia. Oleh karena itu, memang dibutuhkan rahmat Tuhan agar kita sedikit demi sedikit dapat bertumbuh dalam pemahaman akan misteri Allah itu.
Inti masalahnya adalah manusia terbatas dalam ruang dan waktu, sedangkan Allah tidak terbatas dalam ruang dan waktu. Maka alur pikiran manusia juga terbatas, kita selalu berpikir menurut urutan kronologis; padahal bagi Allah yang tidak terbatas, segala sesuatu itu sudah terpampang di hadapan-Nya sebagai “saat ini”. Allah mengetahui segalanya, sejak Ia ada. Allah mengetahui sejak awalnya bahwa Ia akan menciptakan segala sesuatu, termasuk manusia, dan manusia akan jatuh dalam dosa, dan karena itu Putera-Nya Yesus akan diutus untuk mengambil rupa manusia agar dapat menyelamatkan kita. Kelak di akhir zaman, segala sesuatu akan kembali dipulihkan dan dipersatukan di dalam Dia dalam langit dan bumi yang baru. Semua ini sudah diketahui oleh Allah sejak awal mula, namun bagi kita manusia, kita tidak mengetahuinya, atau tepatnya tersingkap hanya sedikit demi sedikit seiring dengan waktu dan seiring dengan pemahaman kita.
Maka bagi kita manusia memang mungkin sulit memahami misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus dan kenaikan-Nya ke Surga. Namun bagi Allah sendiri misteri Paska itu tidaklah sulit, sebab Ia sudah melihatnya dalam suatu rangkaian yang selesai dengan sempurna sejak awalnya. Bahwa Allah akan menang mengatasi segala yang jahat, dan bahwa misteri sengsara dan wafat Kristus merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dengan kebangkitan-Nya dan kejayaan-Nya di Surga.
Ya, memang kita perlu berdoa, agar terus bertumbuh dalam pengenalan akan Allah sehingga kita dapat pula bertumbuh dalam kasih kepada-Nya.
Seandainya dianggap berguna, silakan membaca beberapa artikel berikut:
Kesempurnaan Rancangan Keselamatan Allah
Inkarnasi, Tuhan yang beserta kita
Salib Tanda Kasih Kristus
Kasih dan Keadilan Allah yang dimanifestasikan melalui pengorbanan Kristus
Mengapa disebut Misteri Paska?
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Kalau boleh sedikit menambahkan ibu Ingrid, khususnya mengenai kisah penciptaan. Menurut saya tulisan/permenungan yang bagus mengenai hal tsb adalah dari St. Agustinus dalam bukunya “Pengakuan-pengakuan”, seingat saya terjemahan dalam bahasa Indonesia terbitan BPK Gunung Mulia & Kanisius.
Dalam buku tersebut ada bab khusus berisi permenungan St. Agustinus mengenai kisah penciptaan dunia. Satu poin yang saya ingat adalah bahwa “waktu” itu sendiri adalah ciptaan Allah & akan dibinasakan saat dunia ini berakhir, selebihnya silakan baca sendiri langsung dari sumbernya ya.. :)
Salam Kasih,
Sangat sulit kiranya jika hanya mengandalkan akal sehat untuk memahami misteri Ilahi
Akal sehat adalah pikiran yg cenderung untuk mencari keuntungan bagi dirinya sendiri (ego)
Seandainya Yesus sebagai manusia menggunakan akal sehatNya tentulah Ia tidak akan wafat di kayu salib.
[dari katolisitas: Jangan juga melupakan bahwa akal budi tidak bertentangan dengan iman, karena keduanya datang dari Tuhan.]
Salam kasih,
Berkat pemberian Tuhan yaitu, akal budi dan hati nurani menjadikan manusia mengenal hukum moral yang memampukan manusia melakukan kebaikan melampaui akal sehatnya dan mengekang kehendak bebasnya untuk melakukan yang jahat. Dengan demikian hukum moral adalah sarana bagi pertumbuhan iman kepada Allah.
[Dari Katolisitas: Benar. Hanya saja kita perlu mengingat bahwa hati nurani juga terbentuk dari pemahaman kita, sehingga di sini terdapat peran dari apa yang kita ketahui. Oleh karena itu, kita juga mempunyai tanggungjawab untuk menyesuaikan hati nurani kita dengan prinsip ajaran iman.]
Salam Kasih,
Jika demikian artinya melalui akal budi dan hati nuraniNya Yesus sudah memahami dan mengetahui bahwa dirinyalah Mesias yang dimaksud dan Ia harus mati seperti yang dinubuatkan para nabi, dan dari pengetahuan tersebut Yesus sebagai manusia tentunya juga mengalami pergulatan bathin dan mempunyai pilihan bebas (kehendak bebas) untuk menerima kematianNya atau menolaknya (tidak ada keharusan) dengan segala konsekuensinya.
Akan berbeda halnya jika Yesus tidak mempunyai pengetahuan bahwa Ia adalah mesias yang dijanjikan, atau seandainya Yesus menolak kematianNya artinya Ia menyangkal diriNya sebagai mesias tentu saja ketidakpatuhanNya kepada Bapa akan membuahkan penghukuman, dan yang lebih tragis lagi tiada keselamatan bagi manusia.
[Dari Katolisitas: Namun faktanya, kita mengetahui bahwa kehendak-Nya sebagai manusia tunduk kepada kehendak-Nya sebagai Putera Allah, sehingga pengandaian Anda ini tidak terjadi (lih. Ibr 10:5-10). Sebab dalam kodrat-Nya dan hakekat-Nya sebagai Allah, Kristus tidak mungkin menentang kehendak Bapa-Nya, sebab kehendak Bapa juga merupakan kehendak-Nya.]
Bila menggunakan model tersebut maka dapat disimpulkan ketika seseorang sudah memahami dan mengetahui tentang suatu kebenaran seturut akal budi dan hati nuraninya namun menolak kebenaran tersebut maka buah yang dihasikan adalah penghukuman. Hal ini juga berlaku bagi hukum manusia jika seseorang tertangkap melakukan tindak kejahatan (tidak sengaja /direncanakan akan memberikan efek penghukuman yang berbeda) maka dia akan ditangkap dan diadili dan sebagai konsekuensi atas perbuatanya dia akan dipenjara (logis).
dear katolisitas,
Saya sudah membaca tulisan di atas. Namun saya belum bisa menemukan jawaban atas pertanyaan; Mengapa Yesus memilih salib untuk menebus dosa manusia?
Bisakah katolisitas meringkasnya dengan sederhana? Saya sangat membutuhkan hal ini, karena saya seringkali mendapat pertanyaan serupa ini.
Terima kasih,
brian
Shalom Brian,
Yesus memilih salib untuk menebus dosa manusia karena kebijaksanaan, kasih dan keadilan Allah. Dalam kebijaksanaan-Nya, Allah dengan perantaraan para nabi telah menubuatkan bahwa Sang Mesias akan menderita untuk menebus umat manusia. Dalam kasih-Nya, Allah menginginkan agar seluruh umat manusia diselamatkan. Dalam keadilan-Nya, dosa yang merupakan perlawanan terhadap Allah harus memperoleh penghukuman. Namun, karena manusia tidak mampu untuk membayarnya, maka dalam kasih-Nya Allah mengirimkan Putera-Nya untuk menebus dosa manusia. Dalam kebijaksanaan-Nya, Allah juga menginginkan agar manusia bisa juga belajar bagaimana untuk mengasihi Allah dan sesama, seperti yang dilakukan oleh Kristus di kayu salib. Kristus mengasihi Allah dengan begitu sempurna dengan taat sampai mati, mati di kayu salib; mengasihi manusia dengan memberikan diri-Nya sebagai penebus dosa. Semoga jawaban singkat ini dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
dear Bpk Stef,
Terima kasih atas jawaban singkatnya. Tapi muncul satu pertanyaan, Yesus mati di salib untuk menebus dosa umat manusia. Nah, manusia pada waktu itu saja atau manusia waktu dulu, saat itu, saat sekarang ini (masa kita) dan saat yang akan datang?
Salam,
Shalom Brian,
Karena Yesus adalah Tuhan, maka penebusan-Nya melampaui waktu, sehingga memberikan efek pada masa lampau, pada saat, dan masa depan. Bahkan peristiwa penderitaan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus ke Surga oleh kuasa Roh Kudus dihadirkan setiap waktu dalam setiap perayaan Ekaristi yang dapat kita rayakan setiap hari.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Terima kasih, Bapak Stef
Dalam gambar-gambar sering kita lihat wajah Yesus tampak begitu menderita karena menanggung kesakitan luarbiasa di kayu salib. Tapi…..apa betul dia menderita ? Bukankah penyaliban itu pilihannya sendiri ? Dan kalau pilihannya sendiri mengapa ia berteriak “Eli….Eli…lama sabakhtani ?” Lha…? Tolong jelasin donk, biar ora bingung.
Shalom….
[Dari Katolisitas: SIlakan membaca artikel ini terlebih dahulu, silakan klik]
Kenapa agama bisa diperdebatkan seperti ini?
Bukankah agama seharusnya berisi kisah yang pasti dan tidak ambigu… Karena Tuhan maha kuasa atas alam semesta, dan Dia pastinya mudah sekali menjelaskan dalam kitab dengan cara sejelas-jelasnya dan tidak ambigu, dan untuk menjelaskan sebuah kisah dengan jelas dan tidak ambigu dalam injil seharusnya mudah bagi-Nya dan tidak akan menimbulkan perdebatan seperti ini…
Inilah tanda bagi orang-orang yang berpikir…
Salam damai
Mei
[dari katolisitas: Sama seperti kalau kita ingin mengetahui kerja jaringan elektronik dari sebuah laptop, maka kita harus belajar dan berdiskusi lebih dalam. Namun, kalau kita tidak ingin mengetahui rangkaian elektronik, namun hanya ingin menyalakan laptop, maka memang menjadi sangat mudah. Tekan tombol, dan komputer nyala, pakai, selesai.]
Salib adalah lambang penghinaan. Yesus disalib untuk menanggung kehinaan kita manusia berdosa.
[Dari Katolisitas: Salib Kristus mengandung banyak makna, tidak saja lambang penghinaan dan sengsara yang ditanggung oleh Kristus akibat dosa-dosa manusia, tetapi juga tanda kasih Tuhan, sebagaimana telah diulas di sini, silakan klik. Kitab Suci sendiri mengatakan bahwa pemberitaan tentang salib Kristus adalah pemberitaan tentang kekuatan Tuhan (lih. 1 Kor 1:18), sebab hanya karena kekuatan Allah-lah, maka Ia mau menanggung derita dan siksa yang sedemikian, demi kasih-Nya yang tak terbatas kepada manusia. Melalui sengsara dan wafat-Nya di salib itulah Kristus sampai kepada kebangkitan-Nya yang mulia. Maka marilah kita memaknai salib Kristus secara utuh, tidak saja sebagai lambang penghinaan, sengsara dan wafat-Nya, tetapi juga kebangkitan dan kemenangan Kristus atas dosa dan maut.]
Itu adalah pilihanNya demi sebuah pengorbanan sekaligus teladan kasih yang sungguh-sungguh sejati. Tidak ada lagi kasih yang lebih besar dari itu semua. Juga tidak ada pilihan lain bagi manusia selain bertobat dan percaya kepadaNya.Yesus adalah sungguh Tuhan Allah, Sang Mesias dan Penebus dosa. Tidak bertobat berarti memilih Neraka.
Gereja Katolik adalah gereja sejati. Semua ajaran dan tradisinya adalah benar adanya.
Saya berani menuliskan semua ini karena saya menyaksikannya dan sekarang saya bersaksi untuk Gereja, untuk Yesus Kristus, Tuhan Semesta Alam.
Saya adalah seorang yang mengalami mujizat penyembuhanNya. Sakit keras yang saya alami seharusnya sudah membawa saya kepada kematian. Tapi demi anak yang masih kecil- kecil, demi keluarga tersayang, saya memilih berjuang. Saya berjuang dalam iman dan kepercayaan. Saya bawa dalam doa, saya juga mohon perantaraan Bunda Maria. Di setiap kesempatan, saya mengajak istri untuk berdoa, mengungkapkan semua permohonan kepada Allah dan bernovenaTiga Salam Maria.
Diujung ajal itulah, terlintas semua dosa, kesalahan, kebebalan dan kekerasan hati dalam mema’afkan dan mengampuni. Setan-setanpun telah menanti untuk membawaku ke tempat penyiksaan abadi.
YESUS KRISTUS SUNGGUH ALLAH MAHA PENGASIH. DiberiNya saya kesempatan lagi. DiingatkanNya agar saya tidak main- main apalagi mempermainkanNya lagi. Saya sembuh, saya menangis terharu. Saya berubah dan mau memberitahu para Saudaraku, tak usah takut, tak usah ragu, tak usah malu mengikut Yesus sebagai Allah dan TuhanMu. Ada upah besar di Sorga yang tersedia bagimu. Amin.
[Dari Katolisitas: Terima kasih atas sharing Anda. Semoga menguatkan para pembaca sekalian.]
Horee,, tuhan palsu udah membayar dosa kita,
jdi kta gk usah tkut lge nglakuin dosa,
[dari katolisitas: Kadang katolisitas menerima komentar seperti ini. Namun, sebenarnya komentar seperti ini justru merugikan yang memberi komentar, karena tidak memberikan argumentasi apapun. Oleh karena itu, kami dan para pembaca katolisitas tidak perlu melayani komentar seperti ini.]
Aku mohon penjelasan atas kebimbangan saya tentang rencana Allah: Dalam Injil kita mendengar ungkapan-ungkapan yang berbunyi: pertama, Anak Manusia datang ke dunia untuk menderita, wafat dan bangkit.Yang menjadi pertanyaan saya adalah kamatian Yesus lewat jalan penderitaan sdh dikehendaki oleh Allah Bapa, jadi apakah orang yang membunuh Yesus itu tidak bersalah karena memang itu rencana Tuhan?
Salam damai Kristus
Shalom Jeje,
Prinsipnya, tidak ada sesuatu yang terjadi di dunia ini yang tidak diketahui sejak awal mula oleh Allah Bapa, sebab Allah Adalah Allah yang Maha tahu. Maka sejak awal mula, saat menciptakan manusia, Allah sudah tahu bahwa manusia akan jatuh dalam dosa, sebab keputusan untuk melakukan dosa adalah konsekuensi dari kehendak bebas yang diberikan kepada manusia. Namun demikian, walaupun Allah mengizinkan hal kejatuhan manusia itu, namun bukan Allah yang menghendaki secara aktif untuk menjebloskan manusia ke dalam dosa. Fakta bahwa Allah mengizinkan jatuhnya manusia ke dalam dosa, diberengi dengan rencana Allah untuk mengutus Putera-Nya yang akan menderita, wafat dan bangkit, untuk menebus dosa manusia, sebab sejak awalnya Allah menghendaki keselamatan umat manusia.
Silakan membaca terlebih dahulu beberapa artikel berikut ini, sebelum melanjutkan dengan pertanyaan Anda:
Kesempurnaan Rancangan Keselamatan Allah
Apakah Yudas berjasa dalam karya Keselamatan manusia?
Yesus Tuhan yang dinubuatkan oleh para nabi
Tentang takdir?
Kasih dan keadilan Allah yang dimanifestasikan melalui pengorbanan Kristus
Berikut ini, saya cut and paste, alinea penutup dari artikel di atas, yang sesungguhnya telah menjawab pertanyaan Anda:
Dengan melihat uraian di atas, maka memang sebenarnya bukan menjadi suatu keharusan mutlak bagi Kristus untuk menderita di salib bagi kita, namun memang itulah yang dipilih-Nya, dan ini sudah direncanakan-Nya sejak awal mula dunia. Sebab Allah sudah mengetahui segala sesuatunya, bahwa manusia pertama akan jatuh dalam dosa, dosa asal inilah yang akan diturunkan kepada semua umat manusia, dan karena manusia tak dapat menebus dosanya sendiri, maka Allah memutuskan untuk mengutus Putera-Nya sendiri untuk menebus dosa manusia dengan sengsara-Nya di kayu salib. Penderitaan yang tak terlukiskan di kayu salib tersebut adalah bukti kasih Allah yang tiada terbatas, dan juga bukti keadilan yang sempurna, yang menunjukkan kejamnya akibat dosa, yang harus dipikul oleh Kristus, untuk membebaskan kita manusia dari belenggu dosa. Maka walaupun setetes darah-Nya sebenarnya cukup untuk menebus seluruh dosa manusia, namun Yesus justru mau menyatakan yang lebih sempurna dan “superabundant” daripada itu. Sebab Ia mau menunjukkan kasih yang melebihi dari apa yang disyaratkan, kasih yang mengatasi segalanya. Kerendahan hati Yesus yang ditunjukkan-Nya dengan kerelaan-Nya menjadi manusia dan menderita di kayu salib merupakan “obat penawar”/ antidote bagi dosa asal Adam, yaitu kesombongan ingin menjadi/ menyamai Allah. Ketaatan Kristus terhadap kehendak Allah Bapa menawarkan ketidak-taatan Adam kepada Allah (lih. Rom 5:19). Semoga dengan menghayati hal ini, kita semakin menghargai pengorbanan Kristus di kayu Salib, dan berusaha sedapat mungkin menjauhkan diri kita dari dosa yang memisahkan kita dari Allah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Pak boleh saya sdkt berkomentar?. Mgkn msh bisa mendapat jawaban, krn saya baru membaca ini di thn 2013 skrg, sdgkn ini sudah dibahas dari lama.
ketika saya berpikir dn brtnya mengenai “Kenapa Tuhan memilih Cara yang SUlit untuk menebus dosa manusia?”,
saya mempunyai pikiran bahwa “Ketika Tuhan bisa menebus dosa dengan cara yang mudah namun memilih cara yang sulit, bukankah Dia hanyalah Tuhan yang Sombong?”. Karena dlu saya mempunyai senior, senior saya memilih untuk menjelaskan materinya dgn cara yang sulit dimengerti oleh juniornya, dgn tujuan supaya dia terlihat hebat dan hanya dia yang bisa mengerti materi itu. Sehingga menurut saya, Ketika Tuhan bisa menebus dengan cara yang mudah namun memilih cara yang sulit, bukankah Dia sama dengan senior saya yang sombong itu.
kemudian saya mengambil kesimpulan bahwa “memang sudah tidak ada cara lain untuk menebus dosa seluruh umat manusia, memang tidak ada cara lain selain menjadi manusia yg menerima siksaan dan mengalami kematian untuk menebus dosa manusia”.
Namun memang muncul pertnyaan slnjutnya “Kenapa tidak ada cara lain? atau kenapa cuman hanya 1 cara untuk penebusan itu?”
karena saya sangat percaya dengan keberadaan TUHAN, kemudian saya mengambil kesimpulan, pertanyaan ini tidak akan pernah bisa dijawab (karena ini mungkin adalah ranah ke-Ilahian)
dan saya kemudian merasa cukup dan berhenti untuk berpikir ttg itu.
Pertnyaan saya ke bapak/ibu adalah, apakah kesimpulan saya itu tepat?. ataukah salah?. kenapa?. sehingga nantinya saya tidak berada di jalan yang salah untuk mengenal Tuhan Yesus.
terima kasih
Shalom Dajok,
Sebenarnya masalah cara yang dipilih Tuhan untuk menebus dosa manusia bukanlah masalah sulit atau mudah, namun yang paling tepat sesuai dengan kodrat Allah, karena bagaimanapun kita harus melihat bahwa Allah adalah maha dalam segala sesuatu yang baik. Sebagai gambaran, menjadi sulit bagi satu lilin untuk menerangi dunia. Namun, menjadi kodrat dari matahari untuk dapat menerangi dunia. Dengan kata lain, kalau Allah adalah kasih dan kebaikan, serta kebaikan dan kasih Allah adalah tak terhingga, maka Dia akan memilih cara yang sungguh paling baik untuk menyatakan kebaikan dan kasihnya, dan pada saat bersamaan juga adil. Itulah dasar yang dipakai Allah untuk memilih Inkarnasi, penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Dan jalan penderitaan yang dipilih Allah adalah justru paling dekat manusia, karena manusia pasti akan mengalami penderitaan. Dengan demikian, bukan jalan kesombongan yang dipilih Allah, namun justru jalan yang sesungguhnya mencerminkan kerendahan hati, ketaatan dan kasih (lih. Fil 2:8). Silakan membaca artikel ini – silakan klik, klik ini dan klik ini, untuk melihat penjelasan lebih lanjut.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Yesus disalib bukan karena kemauan sendiri dan bukan misi utamanya, namun yesus didalib karena melawan penguasa buktinya yesus menghindar dan minta dijaga oleh muridnya, kalau lah itu atas kemauan sendiri tentu yesus yang datang sendiri minta disalib, kemudian yudas yang menjadi penghianat yg melaporkan keberadaan yesus kepada tentara , kalau saja yudas setia kepada yesus tentu penyaliban tdk akan terjadi, kemudian yudas yg penghianat begitu dicaci dan di sesalkan kelakuannya sehingga dia mendapat kutukan dengan mati tetbelah perutnya dan isi perutnya terburai, kenapa nasib yudas begitu sial dan tragis padahal dia sudah memberikan bantuan yang sangat berharga dan sehatusnya mebjadi pahlawan pembebasan dosa kedu setelah yesus karena telahbmemberi jalan sehingga yesus bisa tertanggkap dan disalibkan pada hari itu
Salam hormat.
Kang Iwan
Shalom Kang Iwan,
Sebelum saya menjawab pernyataan Anda, izinkan saya bertanya kepada Anda, apakah dasar dari pernyataan Anda di atas? Apakah dari Kitab Suci agama Kristen atau dari Kitab Suci Anda? Kalau dari Kitab Suci agama Kristen, maka Anda juga harus menerima ayat-ayat yang mendukung jawaban yang akan saya berikan. Kalau dasarnya adalah Kitab Suci Anda, maka kita mempunyai pijakan yang berbeda, sehingga sulit untuk melakukan diskusi. Silakan memilih pijakan diskusi yang diinginkan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Kepada Yth. Bpk Stef
Tentunya argument saya diatas bersumber pada kitab injil yang sebagai mana bapak lebih mengetahui, adapun ayat injil nya sbb :
1. Tentang misi yesus yang sesungguhnya adalah : Memuliakan Allah dengan menyampaikan segala firmannya bukan untuk menebus dosa hal ini dijelaskan oleh yesus dalam Kitab Yoh. 17:4 Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
Dari Pernyataan Yesus diatas jelaslah terang bahwa yesus telah menyatakan telah selesai tugasnya , kalau lah tugas utamanya disalib untuk menebus dosa tentu pernyataan Yesus mungkin seperti begini, Ya Allah saya kan memulai tugas ku untuk disalib ,
Kemudian Yesus Bersabda Dalam kitab
– Yoh.17:6. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
– Yoh 17:7 Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu.
– Yoh17:8 Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Jadi Bapak dan ibu sekalian Tugas yesus adalah seorang nabi yang diutus Oleh Allah untuk menyampaikan Firman atau Wahyu yaitu ajaran yang tersirat didalam injil. Kalau toh dia ditangkap dan dihukum itu sebab akibat dari perbuatanya yang mengajarkan ajaran baru.
2. Tentang Nasib Yudas yang kontropersial dimana disisi lain dia Telah berkhianat kepada Yesus dan Dikutuk mempunyai Dosa Besar , dan disi lain Yudas juga menpunyai jasa besar sebagai jalan untuk menyerahkan Yesus kepada hukuman mati artinya membantu proses penebusan dosa juga., hal ini dijelaskan dalam injil Kitab Yoh. 19:11 Yesus menjawab: “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.”
Siapa yang mempunyai dosa besar itu dialah yang telah membawa Yesus kepada Orang yahudi untuk dihukum yaitu : YUDAS.
Kemudian dengan kutukan itu maka yudas mendapat kecelakaan yang menghinakan dan juga mengerikan hal ini di jelaskan dalam Kitab Kisah para rasul: 1:18 –Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.
Akan kah seorang yang amat berjasa malah mendapat hukuman yang begitu menghinakan.
Demikian Bpk. Stef mohon dapat penjelasan dari uraian diatas.
Salam Hormat
Kang Iwan
[dari katolisitas: Silakan melanjutkan diskusi di sini – silakan klik, dan tentang apakah Yudas berjasa, dapat dilihat di sini – silakan klik]
Yth, pak stef
Saya sudah membaca pemaparan bapak namun tidak ada penjelasan untuk pertanyaan saya tentang ucapan Yesus yang menyatakan bahwa tugasnya sudah selesai dengan menjalankan segala perintah dari Bapa padahal Yesus belum mati disalib untuk menebus dosa, dan dia berkata segala yg dimilikinya adalah pemberian Bapa yang artinya Yesus tidak kuasa hanya sebagai utusan atau nabi bukan Tuhan berikut ayatnya Yoh 17:7 Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu.
– Yoh17:8 Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Demikian p stef mohon jawabannya yang detail
Salam hormat
Kang Iwan
Shalom Kang Iwan,
Silakan melanjutkan diskusi yang sedang kita lakukan di sini – silakan klik, di mana saya telah mencoba menjawab pertanyaan Anda point demi point. Anda menyatakan bahwa pekerjaan Yesus telah selesai sebelum Dia disalib berdasarkan ayat Yoh 17:4 yang menuliskan “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.” Ayat ini menuliskan “menyelesaikan pekerjaan” dan bukan “telah menyelesaikan pekerjaan”. Ayat ini tidak menyatakan bahwa pekerjaan Yesus telah selesai pada waktu Dia berbicara di ayat ini. Kapan pekerjaan Yesus selesai? Pekerjaan yang diberikan oleh Bapa kepada Yesus mencapai kesempurnaannya pada waktu Yesus disalib, sehingga sebelum meninggal di kayu salib, Yesus berkata ” Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.” (Yoh 19:30).
Dalam diskusi di link yang lain, saya telah memberikan keterangan tentang tugas Yesus, yang secara eksplisit ditulis di dalam Kitab Suci, yang secara jelas menyatakan bahwa Yesus tidak datang ke dunia hanya untuk menyampaikan Firman, seperti yang Anda katakan. Misi Kristus dapat dituliskan sebagai berikut:
Ada banyak orang mengatakan bahwa misi Yesus datang ke dunia ini hanya sebagai utusan Bapa (lih Yoh 20:21), melakukan kehendak Allah Bapa (lih. Yoh 6:38) dan menggenapi hukum (lih. Mat 5:17) serta mewartakan Injil (lih. Mrk 1:38). Namun, kalau kita membaca Kitab Suci secara keseluruhan, maka kita melihat bahwa misi yang diemban oleh Yesus adalah lebih daripada itu. Di dalam kehidupan-Nya, Kristus – yang adalah jalan, kebenaran dan hidup (lih. Yoh 14:6) – senantiasa memberitakan kebenaran (lih. Yoh 18:37), karena kebenaran akan memerdekakan manusia (lih. Yoh 8:32). Dia juga menjadi terang dunia sehingga siapa yang percaya kepada-Nya tidak berada dalam kegelapan (lih. Yoh 8:12; Yoh 9:39) melainkan mendapatkan hidup yang kekal (lih. Yoh 3:16-18; Yoh 10:10). Dia datang bukan untuk dilayani, namun untuk melayani, dan memanggil orang berdosa dan yang hilang, agar mereka bertobat (lih. Mat 9:13; Mrk 2:17; Luk 5:32; Luk 19:10) serta memperoleh keselamatan (lih. 1Tim 1:15). Keselamatan ini diperoleh dengan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mat 20:28; 1Yoh 4:10; Gal 4:4-5; 1Yoh 4:10) atau dengan kata lain, Dia rela untuk mati dan menghasilkan keselamatan bagi umat manusia (lih. Yoh 12:27; Yoh 12:47). Dengan penebusan-Nya, maka Kristus memberi kekuatan dan rahmat agar umat Allah dapat hidup dalam kekudusan (lih. Rm 8:3-4).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef- katolisitas.org
jika memang Yesus melawan, mengapa dia malah menyuruh petrus minggir dan menyuruh menjatuhkan senjatanya?
[dari Katolisitas: edit]
lantas, mengapa Yesus sendiri tahu bahwa anak manusia akan rela mati dikayu salib?
Yesus mengetahui dia akan ditangkap, dan apakah sebagai murid2 mereka rela begitu saja? tentu tidak karna didasarkan jiwa sebagai manusia.
[dari Katolisitas: edit]
Shalom,
Apakah benar bila dikatakan bahwa “Hanya Yesus yang dapat (bukan dalam arti sanggup/mau) menebus dosa manusia karena Yesus memiliki hidup kekal, hubungan yang erat dengan Allah Bapa dan tidak berdosa sama sekali”? Mengingat upah dosa adalah maut (terpisah dari Allah) dan orang yang berdosa tidak dapat menebus orang lain yang berdosa.
Selain hidup kekal, hubungan erat dengan Allah Bapa dan tidak berdosa, apa lagi yang membuat Yesus dapat melaksanakan “fungsi”Nya sebagai penebus dosa manusia?
Kata “dapat” di sini lebih merujuk ke kemampuan, bukan kemauan. Dan kata “fungsi” tidak bermaksud merendahkan, namun hanya memberi penekanan bahwa pertanyaan di atas lebih ke arah kemampuan, bukan kemauan.
Terima kasih untuk tanggapannya
GBU
Shalom Agung,
Dapat dikatakan bahwa keselamatan hanya di dalam Kristus, karena Kristus sendiri yang telah menebus dosa manusia, sehingga melalui penebusan-Nya, maka rahmat Allah mengalir secara berlimpah. Kelimpahan rahmat, yang mengalir dari kayu salib dan mendatangkan keselamatan manusia disebabkan oleh: (1) Kehormatan dari korban dan (2) Dilakukan dengan kasih yang sempurna. Karena manusia telah berdosa terhadap Allah – yang derajat-Nya lebih tinggi tak terhingga dibandingkan dengan manusia – maka manusia tidak dapat menebus dirinya sendiri. Diperlukan pribadi yang “sejajar” dengan Allah dan pada saat bersamaan mempunyai kodrat manusia – sehingga dapat menjembatani manusia kepada Allah. Pribadi yang sungguh Allah dan sungguh manusia inilah yang merelakan diri-Nya untuk menebus dosa manusia dengan cara mati di kayu salib, sehingga keselamatan kekal terbuka bagi manusia. Selain karena kehormatan dari korban, yang sungguh menyenangkan hati Bapa adalah karena Kristus melakukan kurban salib dengan dasar kasih yang sungguh sempurna. Demikian sempurna, sehingga kasih Kristus dan kasih Allah Bapa menghasilkan Roh Kudus, yang dimanifestasikan secara penuh pada hari Pentakosta. Artikel lengkap tentang hal ini dapat dilihat di sini – silakan klik. Dan silakan juga melihat artikel ini – silakan klik, yang merupakan rangkaian artikel tentang katekese dewasa. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Terima kasih jawabannya, P Stef… sangat membantu…
GBU
Mari kita buktikan Firman Allah tersebut berdasarkan Alkitab kristen sendiri
Sebenarnya kami orang muslim tidak pernah menganggap bahwa al kitab itu bukan kitab suci, Al kitab berisi beberapa penyataan yang mungkin itu berisi firman Tuhan, perkataan para nabi, kata kata sejarawan, absurbitas, dan pernyataan pernyataan kosong serta pasal pasal dan ayat ayat tersebut banyak mengandung kontradisksi. karna orang kristen mempercayai bahwa Alkitab itu adalah kitab suci, maka mari kita buktikan dari kitab suci mereka sendiri, mari kita analisa apa kata Alkitab, apakah kristus benar benar di salib, atau tidak.
PENGERTIAN DI SALIB
Apakah arti kata di Salib atau menyalib?
Menurut kamus : artinya menghukum mati, mengikat seseorang dengan kayu salib
Menurut kamus webster : menghukum mati dengan memaku atau mengikat seseorang dengan kayu salib
pendeknya, KALO ORANG DI SALIB, IA HARUS MATI DI KAYU SALIB, KALO DIA TIDAK MATI BERARTI DIA TIDAK DI SALIB
PENGERTIAN KEBANGKITAN
Apakah arti kebangkitan?
menurut kamus oxford : berarti kembali dari kematian, kebangkitan dengan huruf “K” besar, artinya kristus bangkit dari kematian,
menurut kamus webster, kebangkitan berarti perbuatan hidup kembali dari kematian
pendeknya, YESUS BARU BISA BANGKIT SETELAH IA MATI TERLABIH DAHULU
ANALISA KRITIS
POIN 1 AGAR DIA DI BANGKITKAN DIA HARUS MENJADI ROH BUKAN TUBUH YANG HIDUP
Santo paulus berkata 1 Korintus 15: 44, bahwa tubuh yang di bangkitkan adalah tubuh rohaniah
yesus berkata dalam Lukas 20:36: bahwa tubuh yang di bangkitkan adalah tubuh rohaniah, sama dengan malaikat
POIN 2 : ORANG YANG DI BANGKTIKAN AKAN DI SPIRITUALISASIKAN, MENJADI TUBUH ROHANIAH/ ROH YANG TIDAK AKAN MATI LAGI
Lukas 20:35-36 Tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan.
Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.
Korintus 15:42-44
Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidak binasaan.
Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.
Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.
POIN 3 :KALO TIDAK ADA KEBANGKITAN, MAKA TIDAK ADA PENYALIPAN DAN TIDAK ADA PULA KEKRISTENAN
Korintis 15:14
Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu
SEKARANG MARI KITA ANALISA DENGAN CERMAT
Injil Lukas 24:36
Yesus berkata ”…Damai sejahtera bagi kamu!”
Lukas 24:37 Mereka terkejut dan ketakutan, karena MENYANGKA MEREKA MELIHAT HANTU.
Mengapa para murid mengira bahwa yesus adalah hantu? apa yesus terlihat seperti hantu? Tidak!!
Alasannya adalah mereka hanya mendengar dari desas desus bahwa guru mereka yesus di salibkan, mereka mendengar dari desas desus bahwa ia telah mati dan meraka mendengar dari desas desus bahwa ia mati dan di kuburkan selama tiga hari
itulah alasannya! anda tahu kenapa? karna meraka tidak berada dalam peristiwa penyalipan itu apa buktinya?
Markus 14:50 ” Semua pengikut-Nya lari meninggalkan Yesus.”
Bahwa semua murid meninggalkan yesus dan dan melarikan diri. disaat paling krusial itu, disaat Yesus membutuhkan mereka, mereka 100% menurut Markus kabur. semua meninggalkannya, hanya desas desus yang mereka dengar karna itulah mereka berfikir dan mengira, bahwa yesus adalah hantu tapi yesus menjelaskan di dua ayat sesudahnya
Lukas 24:39-40 Lihatlah tanganku dan kakiku, aku sendirilah ini, rabalah aku dan lihatlah, karna hantu tidak memiliki daging dan tulang. sambil berkata, dia membentangkan tangan dan kakinya “lihatlah tangan dan kakiku, ini aku, ada apa dengan kalian?
inilah aku, mengapa kalian ketakutan? peganglah dan lihatlah, ini tangan dan kakiku, karna roh tidak memiliki daging dan tulang”
Apakah ia ingin membuktikan bahwa ia telah bangkit?
Apa ia itu roh?atau ia ingin membuktikan bahwa ia bukan roh?
Jawabannya adalah, Yesus ingin membuktikan bahwa dia itu bukan roh, dia itu tubuh yang hidup,
Berikutnya
Lukas 24:41-42
mereka kegirangan dan masih heran, mereka mengira sudah mati dan kini senang bahwa Yesus masih hidup secara fisik yang lekat dengan daging dan tulang. Yesus mencoba meyakinkan dengan meminta makanan pada muridnya, lalu meraka memberinya sepotong ikan goreng dan madu, Yesus mengambi dan memakannya di depan mereka,
kira kira mengapa Yesus meminta makan? apakah ia ingin membuktikan bahwa ia adalah Roh? apakah ia ingin meyakinkan muridnya bahwa ia telah di bangkitkan?
Tidak!!! semua itu di lakukan untuk membuktikan bahwa ia bukan roh, ia adalah fisik yang nyata, dia masih hidup
sepotong ikan dan madu untuk membuktikan bahwa ia bukan roh, tetapi tulang dan daging, yang melekat pada tubuh yang utuh
KALO TIDAK ADA KEBANGKITAN, MAKA TIDAK ADA PENYALIPAN DAN TIDAK ADA PULA KEKRISTENAN
Yohanes 20:1 juga Markus 16:2
”Pada hari pertama minggu itu” ,Berarti hari sabtu adalah hari terakir bagi bangsa yahudi, jadi hari pertama dalam seminggu adalah hari minggu, dan hari sabat adalah hari sabtu, tapi anehnya orang nasrani malah beribadah pada hari minggu, silahkan lihat diskusinya di Sini
ok kembali ke Laptob :D
Maria magdalena pergi kegunung, pada hari ke3 setelah Yesus yang katanya di salib dan di anggap mati, mengapa? mengapa ia harus pergi kesana?
Penjelasannya ada pada injil Markus 16 :1
Bahwa maria magdalena pergi untuk memijat yesus, untuk mengurapinya; kata pengurapan berasal dari bahasa ibrani asli “massaha” berarti untuk memijat, mengusap atau mengurap, dan kata ibrani ini dapat kita dapatkan dalam kata masih/mesiah yang berarti yang di urapi yang di terjemakhan dalam bahasa yunani menjadi kristos, yang dari sana anda mendapatkan kata ristus, yang di urapi
Sekarang saya akan bertanya kepada anda, apakah orang yahudi memijat orang mati pada hari ke3? apakah anda pernah mendengar orang yahudi memijat orang mati pada hari ke 3?
JAWABANNYA TIDAK !!!
Jadi mengapa dia pergi kekuburan untuk memijat yesus pada hari ke3? karna dialah orang satu satunya selain Yusuf dari Arimatea dan mikodenus yang memberikan upacara penguburan bagi yesus, dan dan saat jenazah Yesus yang katanya di turunkan dari tiang salib, maria masih melihat tanda tanda kehidupan di tubuh yesus, tetapi secara alami dia tidak akan berteriak “dia masih hiduuup” kalo tidak, mereka akan menghukum lagi
Jadi maria pergi pada hari ketiga setelah hari sabat untuk melihat Yesus yang hidup dan seperti di sebutkan dalam Yohanes 20:1 dan Markus 16:4 ia melihat bahwa batu kubur itu telah terbuka, bahkan kain kafan sudah terlepas dan tergeletak di tanah
Pertanyannya adalah
Mengapa batu itu di gulingkan? dan
Mengapa kainkafan itu di lepas?
Kalo Yesus itu di bangkitkan, sebagai tubuh roh, apakah perlu batu gerbang itu di gulingkan?
Kalo memang roh, maka tidak perlu menggulingkan batu untuk keluar dari kubur
Mengapa batu itu di gulingkan? kalo memang itu roh, apakah dia perlu melepas kain kafannya? itu tidak perlu
Tapi kalo memang itu tubuh kasar, maka batu itu perlu di gulingkan dan kain kafan itu harus dilapaskan,
ITU MEMBUKTIKAN BAHWA ORANG YANG KELUAR DARI KUBUR ITU ADALAH JASAT YANG KASAR
dan kuburan tersebut adalah milik orang yahudi kaya dan berpengaruh lebarnya 5 kaki dan tingginya 7 kaki dan kedalamannya 17 kaki
Pertanyaannya, mengapa perlu ruangan seluas itu? Bukankah untuk menguburkan seseorang ruangan itu terlalu luas? Kuburan itu bisa di isi 5-6 orang , secara alami mereka sebenarnya ingin menolong jasad yang kasar
Lebih jauh lagi Yohanes :20:15
Yesus melihat maria dari atas bumi, (bukan surga) sedang menangis, yesus menghampirinya dan bertanya
“Ibu, mengapa menangis? Ibu mencari siapa?”
Maria sadar pada saaat itu, maria menyangka orang itu adalah tukang kebun, maria bertanya””Pak, kalau Bapak yang memindahkan Dia dari sini, tolong katakan kepada saya di mana Bapak menaruh Dia, supaya saya dapat mengambil-Nya.””
Pertanyaannya
Mengapa maria mengira bahwa yesus adalah tukang kebun?
Apakah tubuh yang di bangkitkan seperti tukang kebun? Tidak!!
Jadi mengapa dia mengira yesus sebagai tukang kebun?
JAWABANYA ADALAH KARNA IA MENYAMAR SEBAGAI TUKANG KEBUN
sekarang mengapa tubuh roh menyamar sebagai tukang kebun?
mengapa Yesus menyamar sebagai tukang kebun?
karna dia takut pada orang yahudi, lantas mengapa roh harus takut?
Padahal menurut Ibrani 9:7, manusia mati hanya sekali
Lukas 20:36 orang tidak bisa mati dua kali, jadi ia tidak perlu takut pada siapa pun
mengapa ia menyamar? kenapa ia menyamar?mengapa ia harus bersembunyi? mengapa ia harus lari dari orang yahudi?
mengapa ? mengapa? mengapa?
ITU MEMBUKTIKAN BAHWA TUBUH ITU BUKAN SPIRITUAL TETAPI MASIH HIDUP
dan ia berkata pada maria “Jangan pegang aku” (Yohane :20:15-17)
mengapa ? mengapa jangan pegang aku?
Apakah ia takut meledakkan seluruh kota apabila ia menyentuhnya? apakah ia itu serangkaian dinamit, apabila ada orang yang menyentuhnya akan meledak?
mengapa ia bilang jangan pegang aku?
KARNA DIA TUBUH NYATA, YANG BISA MERASAKAN SAKIT
lebih lanjut pada Yohanes 20:17 ” “karena Aku belum naik kepada Bapa ”
artinya apa? artinya dia belum mati
Yesus jelas jelas berkata bahwa ia tidak di bangkitkan, untuk membuktikan bahwa ia masih hidup
Lalu pada injil Markus 16:11
Bahwa para murid, ia mendengarnya, bahwa yesus masih hidup, tapi mereka tidak percaya.
anda tahu orang yahudi? kebiasaan mereka adalah melontarkan pertanyaan yang menyulitkan pembawa pesan, sebagaimana di sebutkan dlam alquran dan alkitab Matius 12:38 “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.”,
Segala ucapan yesus belum dapat meyakinkan mereka, “beri kami tanda, beri kami mukjizat”
Matius 12:39-40
“tidak ada tanda bagimu selain tanda Yunus”
Yesus menaruh semua tandanya dalam “satu keranjang” yaitu tanda Yunus
kita mengetahui bahwa yunus pernah di telan oleh ikan paus, ikan tersebut mengelilingi lautan selama 3 hari tiga malam, kemudian ikan itu memuntahkan Yunus di pantai. Apa tanda dari Yunus yang di maksud oleh yesus?
yunus, 3 hari tiga malam dalam perut ikan paus,
sekarang saya tanya,
Apakah Yunus saat di lempar dari kapal apakah ia mati apa hidup? HIDUP!!!
Ikan itu datang dan menelannya, apakah ia itu mati atau hidup? HUDUP!!!
Ia berdoa kepada Allah yang maha kuasa dalam ikan paus, apakah ia hidup atau mati? apakah orang mati bisa berdoa? HIDUP, !!!
Ikan paus membawa Yunus tiga hari tiga malam mengelilingi lautan, mati apa hidup? Hidup!!
Ketika paus itu memuntahkannya dari pantai, pakah dia mati atau hidup? HIDUP, !!!
HIDUP !!! HIDUP !!! HIDUP !!!
saat orang di lempar dari lau yang menggelora, dia akan mati,kalo mati berarti tidak ada mukjizat, kalo dia hidup baru ada mukjizat
ikan itu menelan yesus tiga hari tiga malam, ia tidak mati, itu mukjizat
“Begitu juga Anak Manusia akan tinggal tiga hari tiga malam di dalam perut bumi.”
kamudian bagaimana keadaan yesus saat di dalam kubur? mati apa hidup?
kalo Yesus mati berarti dia tidak seperti Yunus, yang artinya yesus tidak memenuhi nubuat itu
“tidak ada tanda kecuali tanda Yunus”
dan supaya nubuatnya terpebuhi, Yesus harus hidup, sebagaimana tulisan diatas yang menerangkan bahwa yesus itu hidup
kalo yesus tidak mati, berarti dia tidak di salib’, kalo dia tidak di salib, berarti tidak ada kebangkitan, bererti tidak ada kristus
Jadi Yesus tidak disalib dan Yesus tidak di bangkitkan karna yesus hidup pada waktu itu
kalo ia hidup, berarti tidak ada penyalipan dan tidak ada kebangkitan
Ia di gantung di kayu salib dan diturunkan dengan cepat selama 3 jam , kalo orang yang di salib seharusnya sudah mati,
Sekarang akan saya ulang bukti bukti bahwa Yesus tidak benar benar di salib
Batu terguling dan kain kafan terlepas, itu membuktikan bahwa yesus masuh hidup
Yesus menyamar sebagai tukang kebun, knp? krn dia menyamar dari orang yahudi
Kubur itu luas, untuk apa kubur yang luas bagi orang mati? ini membuktikan bahwa yesus masih hidup
Mengapa yesus berkata”jangan sentuh aku” kepada maria, itu tandanya dia masih hidup , kalo ia hidup ia pasti kesakitan, jadi jelas ia masih hidup
Tubuhku belum naik ke bapak ku, itu artinya dia belum mati
Dia menunjukkan kaki dan tangannya untuk menunjukan bahwa ia bukan roh
Murid senang bertemu dengan yesus, krna murit trsebut mengira yesus sudah mati
Ia makan sepotong ikan goreng dan madu. Apakah ia Roh? Bukan ia adalah manusia hidup
Para murid mendengar dari maria mahdalena bahwa ia masih hidup
10. Peperti yunus, 3 hari 3 malam dalam perut paus begitu pula anak manusia dalam perut bumi, HIDUP HIDUP HIDUP
Shalom Roqimuqorrobin,
Terima kasih atas komentar Anda. Secara prinsip, Anda ingin mengatakan bahwa Yesus tidak benar-benar mati disalib, sehingga tidak mungkin Dia bangkit. Tentu saja benar, bahwa kalau Yesus tidak bangkit, maka sia-sialah iman terhadap Kristus. Berikut ini adalah tanggapan yang dapat saya berikan:
1. Luk 24:37 menuliskan bahwa para murid terkejut, ketakutan dan menyangka mereka melihat hantu, ketika Yesus menampakkan Diri kepada mereka. Anda ingin mengatakan bahwa sebenarnya para murid tidak menyaksikan sendiri penyaliban Yesus, namun hanya mendengar desas-desus, dengan argumentasi dari Mrk 14:50 yang menuliskan “Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.”. Namun, kalau kita melihat konteks dari ayat tersebut, maka para rasul melarikan diri ketika para serdadu datang di taman Getsemani. Kalau kita membaca Kitab Suci secara menyeluruh, kita tahu, bahwa Maria, Bunda Yesus, Maria Magdalena, Maria istri Kleopas, serta murid yang dikasihi-Nya – yaitu Yohanes berdiri di kaki salib menyaksikan kematian Yesus. Dengan demikian, rasul Yohanes telah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, bahwa Yesus mati di salib dan bukan seperti yang Anda katakan, bahwa para murid hanya mendengar desas-desus. Silakan membaca Yohanes 19 secara menyeluruh. Karena mereka semua yakin bahwa Yesus sungguh wafat di kayu salib, maka ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid, maka mereka terkejut, takut dan mengira yang menampakkan diri adalah hantu.
Anda menggunakan Luk 24:39-40 untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Roh, oleh karena itu seharusnya Yesus tidak mungkin mempunyai tubuh dan tidak mungkin meminta makan. Namun, satu hal yang mungkin Anda lupakan adalah umat Katolik mempercayai bahwa Yesus bangkit bukan saja jiwa-Nya, namun juga tubuh-Nya, sehingga pada waktu Yesus menampakkan diri kepada para murid, maka Dia menampakkan diri dengan jiwa dan tubuh yang telah dimuliakan. Jadi tidak ada yang aneh dengan Yesus menunjukkan luka-luka-Nya dan meminta makanan. Terlebih, kalau kita meneruskan membaca Luk 24, dituliskan “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga” (ay.46). Jadi, Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia telah menderita dan bangkit – yang mensyaratkan bahwa Dia telah wafat.
Tentang pertanyaan Anda yang lain, saya tidak perlu menjawab secara detil pada tahap ini, karena menurut saya terlalu banyak spekulasi. Namun prinsip-prinsip jawaban yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut:
Mrk 16:1 – Maria Magdalena ingin mengurapi jenazah Yesus, karena mereka merasa bahwa pengurusan jenazah yang dilakukan oleh Nikodemus dilakukan terburu-buru (lih. Yoh 19:39), sehingga mereka ingin kembali meminyaki Yesus.
Dalam Yoh 20, kita dapat melihat bahwa ketika Maria Magdalena melihat kubur terbuka, maka dia terkejut dan memberitakan kepada para rasul yang lain. Dan ketika Yohanes melihat bukti ini, maka dia menuliskan “Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. ” (ay.8-9) Dan sesuai dengan definisi yang Anda berikan, maka kalau dikatakan bahwa Yesus bangkit, maka Dia terlebih dahulu telah wafat sebelumnya. Dikatakan dalam Luk 24:6-7 “Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga.”
Batu digulingkan, kain kafan dilepas bukanlah untuk kepentingan Yesus, melainkan untuk kepentingan umat beriman, sehingga umat beriman dapat mempercayai dengan lebih yakin, bahwa Yesus sungguh telah bangkit. Dikatakan “Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.” (Yoh 20:8). Pernyataan dan pertanyaan seperti ini “dan kuburan tersebut adalah milik orang yahudi kaya dan berpengaruh lebarnya 5 kaki dan tingginya 7 kaki dan kedalamannya 17 kaki. Pertanyaannya, mengapa perlu ruangan seluas itu? Bukankah untuk menguburkan seseorang ruangan itu terlalu luas? Kuburan itu bisa di isi 5-6 orang , secara alami mereka sebenarnya ingin menolong jasad yang kasar” sebenarnya tidak perlu dilakukan, kalau tidak ada tendensi bahwa Yesus tidak dimakamkan. Justru karena kubur tersebut adalah kepunyaan Yusuf dari Arimatea, seorang yang kaya, maka ukurannya besar. Ukuran besar tidak membuktikan bahwa Yesus tidak wafat dan tidak dapat disimpulkan bahwa tempat sebesar itu hanya sebagai tempat untuk menyembuhkan diri.
Tentang Maria Magdalena tidak mengenali Yesus dan mengira-Nya sebagai tukang kebun adalah karena kesedihan seseorang dapat mengakibatkan seseorang terfokus pada kesedihannya dan tidak dapat mengenali sekitarnya dengan jelas. Jadi, tidak perlu adanya teori konspirasi “penyamaran”. Yesus yang telah menyerahkan nyawa-Nya sebagai penebusan dosa umat manusia tidak perlu lari. Yesus sendiri menegaskan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengambil dari Yesus, namun Dia sendiri berkuasa memberikan menurut kehendak-Nya sendiri (lih. Yoh 10:18). Mengapa Yesus tidak membiarkan Maria Magdalena memegang-Nya? Ada banyak penjelasan tentang hal ini. Salah satunya adalah agar Maria Magdalena tidak tergantung dari kehadiran Kristus secara fisik.
Kalau para murid awalnya tidak percaya akan kebangkitan Kristus (lih. Mrk 16:11), itu adalah hal yang disayangkan, namun bukan berarti bahwa Yesus tidak bangkit. Di ayat 14 dituliskan “Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.” Dan apakah kemudian mereka percaya akan kebangkitan Kristus? Tentu saja, karena Kristus sendiri menampakan diri kepada mereka dan kemudian mereka senantiasa mewartakan kematian dan kebangkitan Kristus. Untuk lebih jelasnya tentang hal ini, silakan melihat artikel ini – silakan klik.
Sebagai kesimpulan, kalau seseorang membaca Kitab Suci secara jujur, maka sesungguhnya tidak mungkin seseorang dapat menarik kesimpulan bahwa Yesus tidak wafat dan tidak bangkit. Wafat dan kebangkitan Kristus inilah yang terus diwartakan oleh para rasul dan diteruskan oleh para jemaat perdana di abad-abad awal.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
salom….
buat apa kita ibadah kalau misalkan kita semua masuk surga… udah aja kita minta mati dari pada hidup repot di dunia mikirin beras sama resiko anak sama istri …..
terus buat apa kita diciptakan allah hidup di dunia???
[dari katolisitas: Mungkin Anda dapat menerangkan terlebih dahulu, darimana Anda mendapatkan kesimpulan bahwa semua orang akan masuk Sorga?]
saya baca discusi yang di bawah bahwa tuhan yesus di salib untuk menebus dosa umat-umat nya!
ya berarti kita semua akan masuk surga….
trus untuk apa semena-mena tuhan menciptakan neraka?
dan untuk apa kita bertobat kan dosa kita sudah di tanggung tuhan yesus!!
salam damai!!!
[dari katolisitas: Darimana Anda mendapatkan kesimpulan bahwa semua orang masuk Sorga tanpa terkecuali dan dosa apakah yang ditebus oleh Kristus? Apakah manusia dapat menolak kasih Kristus? Silakan melihat ini – silakan klik dan lihat juga 9 pertanyaan kekristenan, khususnya point ini – silakan klik]
Penyaliban adalah kehendakNYA untuk menebus dosa kita karena ALLAH bapa sayang kepada manusia padahal Allah pernah menyesal menciptakan manusia tapi kemudian rela menjadi manusia melalui rahim Maria yang setelah melahirkan menjadi najis selama 40 hari ada rahasia apa dibalik penebusan dosa kita??? sehingga tuhan harus punya anak kemudian membiarkan disalib oleh manusia seharusnya tuhan lebih menyesal karena manusia berbuat dosa lagi
[dari katolisitas: Mohon diperjelas point yang hendak disampaikan. Tentang arti perkataan dari “Tuhan menyesal” dapat dilihat di sini – silakan klik.]
allah pernah berkata
KERANA BEGITU BESAR KASIH ALLAH AKAN DUNIA INI SEHINGGA IA TELAH MENGARUNIAKAN ANAKNYA YANG TUNGGAL SUPAYA SETIAP ORAN YANG PERCAYA KEPADANYA TIDAK BINASA MELAINKAN PEOLEH HIDUP YANG KEKAL.
YAHANES 3:16
terima kasih karena telah mati bagi dosa kami ya allah bapa kami yang di sorga sekarang [dari katolisitas: Yang mati untuk menebus dosa manusia adalah Yesus Kristus]. tanpa ia kita takkan ada dunia ini dan tanpa ia dunia ini tidak akan aman.
bukankah adam telah bersujud selama bertahun2 untuk memohon pengampunan dosanya yag pernah dilakukan. dan itu telah diampuni dan adam bisa melanjutkan kehidupannya untuk beribadah dan taat kepada semua perintah_Nya.
atw Allah lupa dengan sujudnya adam sebagai pembayaran kesalahan yang dibuatnya.
dan si ular atw si iblis yang dikutuk akan makan tanah seumur hidupnya bisa di buktikan.
[dari katolisitas: Di dalam Kitab Suci tidak disebutkan bagaimana akhir dari kehidupannya. Menurut tradisi, Adam mengalami pertobatan dan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.]
lagian juga ga dijelasin keilmuannya mengenai penebusan dosa, kalo memang adam sudah menebusnya berarti memang dosa turunan atau dengan kata lain adanya penebusan dosa gagal dan dapat dibantah
[Dari Katolisitas: Mohon Anda perjelas pertanyaan Anda, sebab sepertinya terdapat kesalahpahaman di sini. Adam tidak pernah menebus dosanya sendiri, ataupun dosa turunannya. Oleh dosanya, Adam memisahkan diri dengan Allah, dan dengan demikian, iapun menurunkan dosa kepada semua keturunannya. Kristus Sang Putera Allah- lah yang kemudian melalui Inkarnasi-Nya, menebus dosa umat manusia.
Silakan membaca artikel-artikel berikut ini:
Mengapa ada Dosa asal?, silakan klik
Kesempurnaan Rancangan Keselamatan Allah, silakan klik
Dosa apakah yang ditebus oleh Yesus di kayu salib?, silakan klik
Belas Kasih Tuhan, Kabar Gembira utama, silakan klik
Salib Tanda Kasih Kristus, silakan klik
Kematian Yesus di salib adalah kemenangan, silakan klik]
Syaloom,,
Ketika saya membaca artikel di atas dan artikel Kemenangan Yesus di salib adalah kemenangan, Belakangan ini saya suka berpikir apa sih arti dari Kematian Yesus menebus dan menanggung dosa kita?
Kalau dosa kita sudah di bayar lunas? Apa arti ny dosa kita di masa lalu, masa kini dan masa depan di tanggung oleh Nya?Apa arti nya Kita sudah di benarkan? Apa artiny karena Allah Maha Adil dan Maha Kasih sehingga kita yg bersalah harus dihukum tp karena dia Maha kasih sehingga Dia mengutus anak-Nya utk menanggung hukuman kita dan Kita bisa selamat, jadi Maha Kasih dan Maha Adil sejalan, dan sekarang Allah hanya melihat kita di dlam Kristus(kasih Karunia) bukan di dalam Adam(penghukuman)
Suatu saat saya melakukan dosa yg itu2 lagi dan saya menyesal lalu berkata “Bapa saya pantas di hukum tp aku tkt menanggung hukumanMu, ampunilah saya dengan melihat Putra Mu yang mati di atas kayu salib utk menanggung dosa ku”. Karena saya pernah waktu itu membaca renungan dr Pdt Joseph Prince, yang mengatakan dengan percaya pada kematian Yesus di Kayu Salib menbus dosa kita dan bergantung pada nya kita menghormati kematian Dia di atas kayu Salib, karena kita sudah dibenarkan
Lalu setelah mengucapkan kata2 itu, saya jadi berpikir apa benar doa seperti itu, apa setelah di tebus dosa kita jadi semua dosa yg kita lakukan setelah percaya atau di baptis sudah di tebus? Bukankah Rasul Paulus bilang setelah kita di benarkan bukan berart kita boleh berbuat dosa lagi (Roma 6:15)
Dan saya byk berpikir apa sih arti penebusan Yesus buat kita selain hubungan dengan Allah kembali membaik dan apa arti dibenarkan? Apakah benar kalau kita berbuat dosa, kita ckup minta ampun dan ingat Tuhan sudah tebus dosa kita jadi kita tidak perlu condemn diri kita atau penebusan Tuhan bukan di maksudkan seperti itu, tapi hanya memperbaiki Hubungan kita dengan Allah, Pintu Sorga terbuka, Kasih dan Rahmat mengalir utk memampukan manusia Hidup Berkenan dan benar hadapan Allah tp bukan kita berbuat dosa itu sudah ada hitungannya di dalam “Neraca penebusan Kristus” .
Bisa di jelaskan ke saya. Karena ini paling mendasar buat iman saya. Dan saya tidak mao salah meletakkan dasar iman saya. Terima Kasih
[dari katolisitas: Silakan membaca tanya jawab ini – silakan klik. Kalau masih belum menjawab pertanyaan anda, maka anda dapat bertanya kembali.]
menurut sejarah,yesus bukanlah tuhan,krn ketika dia mau di tangkap,yesus meminta sm muridnya untk bersedia di serupakan wajahnya dgn yesus,yg bersedia bernama yudas,wkt bunda yesus datang melihat penyaliban,yg di salib berkata,ibu,itulah anakmu,dan kata itulah,di revisi jadi ibu inilah anak mu,jd klu menurut saya.penyaliban itu hnylh pengorbanan murid dgn gurunya,jd yesus bukanlah tuhan,intinya yesus bukan nabi isa.wassalam
Shalom Charly,
Umat Kristiani mengimani Kristus yang adalah Tuhan, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, dan diajarkan oleh para rasul. Hal ini pernah dibahas di artikel ini, Kristus yang kita imani = Yesus menurut sejarah, silakan klik. Kitab Suci Kristiani tidak menuliskan bahwa Yesus meminta murid-Nya untuk menyerupakan wajahnya dengan wajah Yesus, dan Yudaslah yang bersedia, seperti yang anda tuliskan tersebut. Justru Kitab Suci Kristiani menuliskan bahwa yang disalibkan dan wafat adalah sungguh- sungguh Kristus, namun kemudian Kristus bangkit dari kematian; sebagai bukti bahwa Ia telah mengalahkan kuasa dosa dan maut yang telah memisahkan manusia dari Tuhan oleh karena dosa pertama Adam dan Hawa (manusia pertama). Oleh kemenangan-Nya ini maka Kristus membuka jalan bagi mereka yang percaya kepada-Nya, untuk memperoleh kehidupan kekal.
Tulisan yang mengatakan bahwa Yesus tidak sungguh- sungguh wafat di kayu salib itu memang sudah ada sejak abad- abad pertama, dan tulisan- tulisan tersebut dikecam oleh para rasul, terutama Rasul Paulus, Petrus, dan Yohanes:
“Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.” (Gal 1:6-9)
“Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.” (2 Kor 11:3-4)
“Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.” (2 Pet 1:1)
“Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa. Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa. Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal. Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu. Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.” (1 Yoh 3:27)
Tentang injil Yudas, sudah pernah kami bahas di sini, silakan klik; dan tentang injil Barnabas, silakan klik di sini, dan tentang kejanggalan dan anakronisme injil Barnabas, silakan klik di sini. Kedua injil tersebut tidak dapat dibuktikan otentik ditulis oleh Yudas dan Barnabas, karena naskah itu berasal dari abad sesudah kematian kedua rasul tersebut. Dengan demikian, maka kami umat Kristiani tidak dapat menerima apa yang tertulis di dalamnya sebagai kebenaran sejarah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
puji Tuhan, sy dapat alamat ini jg dari teman, dgn sy baca segala penjelasan dr pertanyaan saudara
yg lain,pengetahuan sy jadi bertambah, terima ksh kpd Bapak pengasuh, smoga Tuhan memberkatih.
Inilah pembuktian suatu pengorbanan yg terlukiskan untuk Manusia..sekaligus menjadi teladan bahwasannya untuk menjadi kudus dan di selamatkan kita harus berkorban,walaupun pengorbanan kita tidak akan perna menyamai pengorbanan Yesus di Salib,tetapi bagi Allah yang maha kasih,akan memperhitungkan segalah pengorbanan yg kita lakukan untuk mendapatkan suatu kekudusan kepada jalan keselamatan kita.
Bagi kita memang ada keterbatasan,akan tetapi bagi Allah tidak ada yang mustail..Olehnya marilah kita mengejar kekudusan melalui teladan pengorbanan Tuhan Yesus di Salib,untuk menjadi pemenang pada saat (hari) yang di tentukan oleh Tuhan sebagai hari penilaian..
Untuk saudaraku JLEK,belum terlambat untuk menyadari akan kekurangan dan kelemahan kita.saya mengajak anda untuk Bertobat dan pujilah Yesus sebagai Juruselamat yg agung, yang telah berkorban untuk kita semua,untuk anda dan saya.Semoga.
Damai Tuhan selalu bersama kita.
Salam kenal untuk tim katolitas…
Terima kasih untuk tulisannya. Saya jadi lebih mengerti sekarang…
————————————-
Penderitaan yang tak terlukiskan di kayu salib tersebut adalah bukti kasih Allah yang tiada terbatas, dan juga bukti keadilan yang sempurna, yang menunjukkan kejamnya akibat dosa
———————————–
Kerendahan hati Yesus yang ditunjukkan-Nya dengan kerelaan-Nya menjadi manusia dan menderita di kayu salib merupakan “obat penawar”/ antidote bagi dosa asal Adam, yaitu kesombongan ingin menjadi/ menyamai Allah.
———————————–
Pesan yang saya petik (bagi pribadi saya), Yesus ingin agar kita taat kepada kehendak Bapa (seperti Yesus yang taat sampai mati di Salib), jangan seperti Adam yang semaunya :) . Jika tidak taat kepada Bapa (buat dosa yang aneh2) maka kita akan mengalami penderitaan seperti Yesus di Salib. Btw, kasih Yesus tiada batasnya…
———————————
Neh kaya katekumen aja ya .. he2. Thanks, dapat pencerahan…
NB : buat non Katolik.. jangan bingun baca tulisan saya. Walaupun saya menyebut Yesus, Bapa, ini bukan berarti Allah kami banyak… Allah kami satu. Allah yang bertakhta di Surga ya Yesus!! Bingun ? Makanya masuk katolik biar ngerti… buruan, sebelum 2012. wakakkk… Kalau dosanya banyak, paling diospek di Api pencucian dulu… he2.. just kidding… jangan terlalu serius, nanti rambutnya cepat uban ;)
salam damai
pertanyaan saya adalah, penebusan dosa itu untuk dosa asal kita ataukah dosa2 yang kita buat sendiri ?? dan bagaimana untuk mendapatkan penebusan itu sendiri??
Shalom Pambudi,
Terima kasih atas pertanyaanya tentang penebusan dosa. Kalau kita mendengar tentang penebusan dosa, maka yang ditebus adalah dosa asal dan dosa pribadi. Dan penebusan ini didapat dengan Baptisan (Lihat pembahasan tentang Sakramen Baptis di sini – silakan klik). Sakramen Baptis menghapuskan semua dosa asal dan dosa pribadi sampai pada saat di baptis. Sedangkan dosa-dosa pribadi setelah dibaptis dapat diampuni dengan Sakramen Pengampunan Dosa. Tentang Sakramen Pengampunan Dosa, dapat dibaca di sini (bagian 1, 2, 3, 4). Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Salam damai
Kenapa penyaliban Yesus diserahkan kapada orang-orang kafir bangsa yahudi itu ?, Padahal bukankah penebusan dosa itu dipersembahkan Yesus hanya untuk umat Nasrani? Buktinya,sampai sekarang bangsa Yahudi tetap saja sebagai bangsa pembangkang terhadap Yesus. Mohon penjelasannya.
Terima kasih. salam sejahtera selalu.
Shalom Hendri,
Terima kasih atas pertanyannya tentang penyaliban Kristus. Dalam pertanyaan yang diajukan Hendri ada beberapa premise (asumsi) yang tidak sesuai dengan iman Katolik, seperti: penebusan Kristus hanya untuk umat Nasrani. Mungkin Hendri mendapatkan asumsi ini dari umat Kristen non-Katolik, dimana sebagian dari mereka percaya bahwa penebusan Kristus hanya diperuntukkan bagi sebagian orang saja. Namun, Gereja Katolik percaya bahwa Kristus telah mati untuk menebus seluruh umat manusia, baik yang beragama Nasrani/Kristen maupun yang beragama lain. Hal ini dapat dilihat dari dokumen Gereja, Katekismus Gereja Katolik (KGK, 1260), yang mengatakan:
“Sebab karena Kristus telah wafat bagi semua orang, dan panggilan terakhir manusia benar-benar hanya satu, yakni bersifat ilahi, kita harus berpegang teguh, bahwa Roh Kudus membuka kemungkinan bagi semua orang, untuk bergabung dengan cara yang diketahui oleh Allah dengan misteri Paska itu” (GS 22) (Bdk. LG 16; AG 7.). Setiap manusia yang tidak mengenal Injil Kristus dan Gereja-Nya, tetapi mencari kebenaran dan melakukan kehendak Allah sesuai dengan pemahamannya akan hal itu, dapat diselamatkan. Orang dapat mengandaikan bahwa orang-orang semacam itu memang menginginkan Pembaptisan, seandainya mereka sadar akan peranannya demi keselamatan.“
Dengan pengertian di atas, maka tidaklah perlu dipertanyakan mengapa penyaliban Kristus diserahkan kepada orang-orang kafir bangsa Yahudi. Namun, kalau anda ingin mengetahui lebih lanjut mengapa Yesus hidup, berkarya, mati, dan di Israel, anda dapat melihat diskusi ini (silakan klik).
Karena Yesus Kristus menderita dan mati di kayu salib untuk menebus dosa semua orang, baik Yahudi maupun non-Yahudi, baik Nasrani maupun non-Nasrani, maka Tuhan telah menyediakan keselamatan bagi semua orang. Namun, Tuhan juga menciptakan manusia dengan kehendak bebas, sehingga manusia dapat menerima maupun menolak keselamatan yang ditawarkan oleh Allah. Oleh karena itu, kalau ada orang, termasuk sebagian bangsa Yahudi, yang menolak keselamatan yang telah diberikan oleh Kristus, maka hal ini diakibatkan oleh kesalahan mereka sendiri, yang tidak mau menerima keselamatan yang ditawarkan oleh Kristus. Semoga uraian ini menjawab pertanyaan Hendri.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
kalo gue pikir yesus sudah terlanjur dibunuh sama orang israel karna takut ada balas dendam dari murid2 yesus maka si paul ngarang cerita bahwa yesus mati utk nebus dosa org yg percaya padanya jadi pengikutnya tidak jadi marah sama yg bunuh yesus malah jadi terima kasih karna kalau tidak dibunuh gak jadi ditebus dong ? Kalo org kristen sekarang hidup pada jaman itu pasti ikut2 ambil daging yesus dan darahnyaj untuk tambul .
Shalom Jlek,
Terima kasih atas komentarnya. Kita masing-masing tahu bahwa ada perbedaan keyakinan antara umat Islam dan umat Kristen tentang ke-Tuhanan Yesus Kristus. Saya juga menyadari bahwa Jlek tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Namun, saya menghimbau untuk menyampaikan argumentasi dengan baik, sehingga kita dapat berdialog dengan baik. Komentar seperti yang diberikan oleh Jlek, tidak mempunyai argumentasi yang baik dan terstruktur, sehingga menjadi sulit untuk ditanggapi.
Jadi, kalau memang Jlek ingin berdialog, silakan untuk membaca artikel tentang Kristologi berikut ini:
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia.
Setelah membacanya, silakan untuk menyampaikan keberatan-keberatan beserta dengan argumentasi, sehingga saya dapat menanggapinya. Mari, sebagai umat Allah, kita berdialog dengan hormat dan lemah lembut.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Bpk. Ignatius dan Ibu Ingrid yang terhormat
maafkan pertanyaan saya yang dangkal ilmu ini,
bahwa dengan disalibnya Yesus, yang sebagai perwujudan penebusan dosa dan pembebasan, maka telah terbebaslah manusia dari larangan² yang sebelumnya diatur dalam Taurat, maka bolehkah saya berbuat sekehendak hati saya? Karena larangan itu telah tiada..?
terimakasih banyak atas jawabannya,
Shalom Maz,
Pengorbanan Yesus disalib memang membebaskan manusia dari belenggu dosa. Penebusan dosa manusia bukan lagi berdasarkan aturan-aturan seperti yang tercantum di dalam hukum taurat, namun telah disempurnakan di dalam Kristus. Lihat pembahasan tentang apakah Yesus membatalkan hukum taurat di sini – silakan klik. Salah satu hukum di dalam Perjanjian Lama adalah hukum moral – yang dimanifestasikan dalam 10 perintah Allah. Hukum inilah yang tidak akan pernah berubah, bahkan disempurnakan secara lebih sempurna di dalam Kristus. Sebagai contoh kita dapat melihat kotbah Kristus di bukit, yang mengajarkan delapan sabda bahagia (lih. Mat 5). Dengan demikian, bukan saja umat yang telah percaya akan Kristus tidak boleh bertindak seenaknya, namun justru harus bertumbuh di dalam kekudusan, yaitu mengasihi Allah dan mengasihi sesama atas dasar kasih kepada Allah – sebab tanpa kekudusan tidak ada seorangpun akan melihat Tuhan (lih. Ibr 12;14). Penebusan Kristus memberikan rahmat yang berlimpah kepada manusia, sehingga yang mau menerima dan bekerjasama dengan rahmat Allah dapat sampai kepada keselamatan kekal. Semoga jawaban singkat ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Saya berdoa semoga Jlek mendapat tuntunan Roh Kudus untuk mencintai Yesus, karena Yesus sudah lebih dulu mencintai Jlek saat jari mengetik tuts2 komputer saat memasuki situs ini. Bukalah hatimu padaNya yang sudah mencintai kamu habis-habisan sampai mengorbankan hidupNya buat Jlek.Setiap tetes darahNya yang bertetesan di jalan2 menuju Golgota, jauh.. ,jauh…,jauh… lebih berharga dari darah domba,sapi,atau domba yang masih dikorbankan oleh agama tertentu. Dialah ANAK DOMBA sejati menggantikan segala korban2mu…Tengoklah Dia…..
Kita harus percaya bahwa Jesus pasti melembutkan Hati Jlek…
Suatu saat nanti Jlek percaya akan Cinta Yesus yang telah wafat untuk semua manusia termasuk hidupnya.
Berkati dia Tuhan Yesus…biarkanlah kebesaran- mU terjadi untuk setiap insan.
Jlek seandainya nih ada cerita seorang anak yang mempunyai beberapa saudara dan orang tua yang kaya raya . suatu hari terjadi musibah, orang tuanya dan saudaranya mati terbunuh.jadi dia tinggal seorang diri. Apakah anak ini harus berterima kasih pada pembunuh orang tua dan saudaranya, karena dengan terbunuhnya semua keluarganya, dia mendapat seluruh warisan orang tuanya. ?
dear katolitas..
mengenai salib ini, ada sedikit hal yg menggelitik…
knp Yesus memilih salib utk menebus dosa manusia ?? bukankan setetes darahNYA cukup utk itu ??
saya pernah baca sebuah tulisan, bhw hal itu adalah untuk menyenangkan hati Allah; menunjukkan ketaatan kepada Allah, krn manusia cenderung utk melawan Allah…
hal ini juga sesuai dgn tulisan salah seorang bapa Gereja (saya lupa namanya dan tulisannya, mohon dibantu).
atau adakah penjelasan lebih baik tentang hal itu ??
salam damai, Antonius
[Dari Admin Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
Comments are closed.