Kristus yang kita rayakan dalam Ekaristi adalah Kristus yang telah bangkit dan telah mengatasi maut. Dengan demikian, penghadiran kembali kurban Kristus yang satu dan sama itu, tidaklah dengan cara yang sama, seperti halnya di saat sengsara-Nya di salib, saat seolah tubuh-Nya terpisah dari darah-Nya pada saat menderita di salib sebelum wafat dan kebangkitan-Nya. Namun kini Kristus telah bangkit dan mengatasi maut. Kuasa Roh Kudus yang membangkitkan-Nya dan menghadirkan kembali misteri Paska Kristus itu, menghadirkan kepenuhan Kristus dalam rupa roti dan anggur. Maka, pemberian Komuni dalam bentuk satu rupa (hosti saja atau anggur saja) telah mengandung keseluruhan Kristus tubuh, darah, jiwa dan ke-Allahan-Nya (lih. Katekismus Gereja Katolik, 1413). Jadi Komuni dapat diberikan dalam rupa hosti saja. Alasan kedua bahwa Komuni diberikan dalam satu rupa adalah alasan pastoral, sebab jika umat yang hadir banyak maka dimungkinkan adanya sisa anggur (yang telah dikonsekrasikan menjadi darah Yesus) dan akan menyulitkan imam yang mempersembahkan Misa, karena darah Kristus itu tidak boleh dibuang, namun harus diminumnya jika tersisa. Alasan lain adalah Komuni dalam dua rupa juga tak mudah disyaratkan bagi seluruh Gereja karena akan menyulitkan bagi paroki-paroki yang terpencil, yang sulit untuk mendapatkan anggur untuk keperluan Misa tersebut.
Namun demikian, sesekali dalam setahun, tetap dapat diadakan Komuni dalam dua rupa, karena memang dalam bentuk dua rupa penggambaran kurban Tubuh dan Darah Kristus menjadi lebih penuh (lih. KGK 1390).
KGK 1390 Karena Kristus hadir secara sakramental dalam setiap rupa itu [dalam rupa roti saja, atau anggur saja], maka seluruh buah rahmat Ekaristi dapat diterima, walaupun komuni hanya diterima dalam rupa Roti saja. Karena alasan-alasan pastoral, maka cara menerima komuni inilah yang paling biasa di dalam ritus Latin. Tetapi “arti perlambangan komuni dinyatakan secara lebih penuh, apabila ia diberikan dalam dua rupa. Dalam bentuk ini lambang perjamuan Ekaristi dinyatakan atas cara yang lebih sempurna” (IGMR 240). Di dalam ritus Gereja-gereja Timur cara menerima komuni macam inilah yang biasa dipergunakan.
Bagi negara- negara penghasil anggur, seperti di Eropa, Amerika, dan Australia, adalah cukup umum bahwa setiap Minggunya mereka mengadakan Komuni dalam dua rupa. Hanya di Asia, dan mungkin juga negara- negara di Afrika Komuni dua rupa tidak umum dilakukan, kemungkinan berkaitan dengan alasan pastoral sebagaimana disebutkan di atas. Namun demikian, yang terpenting adalah Komuni satu rupa tidak mengubah maknanya, sebab kita tetap menerima kepenuhan Kristus.
Selanjutnya tentang Mengapa Komuni satu rupa maknanya sama dengan Komuni dua rupa, silakan klik di sini.
Shalom, bu mengapa setiap komuni umat hanya mendapat roti/tubuh, sedangkan anggur/darah tidak diberikan, apakah ini tidak bertentangan dengan sabda Tuhan Yesus? Kapan umat bisa mendapatkan roti dan anggur secara bersamaan? Terima kasih atas tanggapan ibu. Gbu.
[dari katolisitas: Silakan melihat tanya jawab di atas – silakan klik]
Mengapa dalam gereja Katolik umat hanya menerima hosti saja sebagai lambang dari tubuh kristus, jarang sekali menerima anggur sebagai lambang Darah Kristus? Apakah dengan alasan pengematan atau apa ?
Terima kasih
[dari katolisitas: Silakan melihat penjelasan di atas – silakan klik]
Shalom pak Stef dan bu Ingrid..
Mau tanya sedikit, mungkin sudah ada yang pernah menanyakan tapi saya masih kurang puas. Pada saat Ekaristi, kenapa kita hanya menerima hosti dan tidak dengan anggurnya juga? Kalau tidak salah pernah dijelaskan bahwa dalam tubuh pada hakekatnya sudah terkandung darah, jadi dalam hosti yang kita sambut itu sudah sekaligus Tubuh dan Darah Kristus. Tapi kenapa Romo yang memimpin Ekaristi tetap minum anggur sementara umat tidak? Dan kenapa pada saat2 tertentu (misa harian atau misa2 khusus lainnya) selain menerima hosti kita menerima anggur juga (hosti dicelupkan dalam anggur)?
Terima kasih sebelumnya atas penjelasannya.
Salam
Heri
[Dari Katolisitas: silakan membaca jawaban di atas, silakan klik]
Saudaraku terkasih Heri
Coba perhatikan salah satu kalimat yang ditebalkan dalam artikel ini yaitu “Maka, pemberian Komuni dalam bentuk satu rupa (hosti saja atau anggur saja) telah mengandung keseluruhan Kristus tubuh, darah, jiwa dan ke-Allahan-Nya” (lih. Katekismus Gereja Katolik, 1413)
Jika kita orang Katolik, kita harus yakin hal tersebut.
Dengan hanya kemuliaan dan nama Yesus yang ditinggikan, saya ingin sharing pengalaman iman saya tentang hal ini dan saya terpaksa mensharingkan karena sebetulnya saya tidak mau mensharingkan hal ini.
Awal mulanya saya tidak tahu kapan, tapi seingat saya mulainya saat saya bertugas di sebuah kota kecil di Jawa Timur.
Dalam misa, saat imam makan hosti dan minum anggur, saya berdoa untuk imam tersebut dan imam secara keseluruhan secara singkat (Saya pernah membaca, bahwa doa untuk imam yang terbaik adalah pada saat tersebut), bau anggur yang sangat wangi tercium di hidung saya (baik saat berdoa itu atau saat antri atau juga saat menerima hosti di hadapan imam.
Belum lama ini (saya sekarang berdinas di kota Bandung) saya mengikuti misa di sebuah gereja, di mana imam tersebut dulu-dulu selalu memberikan anggur kepada asisten imam (dengan cara asisten imam mencelupkan hosti ke anggur), tapi hari itu imam tersebut hanya memberikan hosti saja (entah lupa atau sengaja saya tidak tahu). Saat dua asisten imam berjalan melewati saya untuk membagikan hosti di balkon tiba-tiba bau harum anggur tercium di hidung saya padahal asisten imam tersebut tidak menerima anggur. (Terima kasih Tuhan Yesus)
Dengan pengalaman iman yang saya ceritakan tersebut, saya berharap, janganlah ragu lagi bahwa bila kita menerima Satu rupa kita sudah menerima Keduanya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu,
dan sepanjang segala abad. (Amin.)
Terima kasih untuk penjelasannya pak Tay & bu Ingrid, terima kasih untuk sharing pengalamannya pak Petrus…
saya sungguh bersyukur, saat saya diliputi keraguan masih banyak saudara seiman yang mau menguatkan.
Salam.
Comments are closed.