Dewasa ini ada kesaksian-kesaksian atau wahyu pribadi yang memojokkan Gereja Katolik, seperti kesaksian Angelica Zambrano berjudul “Persiapkan dirimu untuk bertemu dengan Allah!” dan juga dari Barbara Fernandez dengan judul “5 hari di Sorga neraka“. Anda dapat melihat begitu banyak kesaksian dari orang-orang yang dibawa ke Sorga dan neraka, baik dari kesaksian-kesaksian yang bersifat religius, termasuk Kristen dan bahkan anda dapat menemukan situs-situs yang memuat pengalaman tentang kematian yang kemudian kembali lagi (near death experience). Anda dapat mencari situs-situs tersebut dengan kata kunci near death experience. Sebagai umat Katolik, kita tidak perlu goyah dengan kesaksian-kesaksian yang memojokkan iman Katolik, karena iman Katolik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari Kitab Suci, Tradisi Suci, yang diperkuat oleh Magisterium Gereja. Mari kita membahas kesaksian-kesaksian tersebut.

Contoh kesaksian-kesaksian yang memojokkan Gereja Katolik:

Berikut ini adalah kutipan dari beberapa kesaksian yang memojokkan Gereja Katolik:

1. Dari “Persiapkanlah dirimu untuk bertemu dengan Allah” oleh Angelica Zambrano:

Sebelumnya, aku biasanya hidup sebagai seorang gadis muda Kristen yang berpikiran ganda. Dulu aku berpikir bahwa setiap orang yang mati akan pergi ke Surga, bahwa mereka yang merayakan misa, juga akan masuk surga, tapi aku salah. Ketika Paus Yohanes Paulus II meninggal, teman-teman dan kerabat akan memberitahuku bahwa ia telah pergi ke surga. Semua berita di TV, pada Extra dan banyak tempat lainnya akan berkata, “Paus Yohanes Paulus II telah meninggal, semoga ia beristirahat dalam damai. Ia sekarang bersukacita dengan Tuhan dan malaikat di surga” dan aku percaya semua itu. Tapi aku hanya menipu diriku sendiri, karena aku melihat dia di neraka, yang tersiksa oleh api. Aku menatap wajahnya, itu adalah Yohanes Paulus II (John Paul II)!! Tuhan berkata padaku, “Lihat, Putri, pria yang engkau lihat itu di sana, adalah Paus Yohanes Paulus II. Ia ada di sini di tempat ini; ia sedang tersiksa karena ia tidak bertobat.”

Tapi aku bertanya, “Tuhan, mengapa ia ada di sini? Ia biasa berkhotbah di gereja.” Yesus menjawab, ” Putri, tidak ada pezinah, tidak ada penyembah berhala, tidak ada orang yang serakah dan tidak ada pendusta yg akan mewarisi Kerajaan-Ku.” (Efesus 5:5) Aku menjawab, “Ya, aku tahu itu benar, tapi aku ingin tahu mengapa ia ada di sini, karena ia biasa berkhotbah kepada banyak orang!” Dan Yesus menjawab, “Ya, Putri, ia mungkin telah mengatakan banyak hal, tetapi ia tidak pernah berbicara kebenaran seperti yg ada. Ia tidak pernah mengatakan kebenaran dan mereka tahu kebenaran dan meskipun ia tahu kebenaran, ia lebih menyukai uang daripada berkhotbah tentang keselamatan. Ia tidak akan menawarkan kenyataan; tidak akan mengatakan bahwa neraka itu nyata dan surga juga ada; Putri, sekarang dia ada di sini di tempat ini.

Ketika aku melihat pria ini, ia memiliki ular besar dengan jarum-jarum, melilit tenggorokannya, dan ia akan mencoba utk melepasnya. Aku memohon dengan Yesus, “Tuhan, bantulah dia!” Pria itu akan berteriak,“Tolong aku, Tuhan, kasihanilah aku, bawa aku keluar dari tempat ini, maafkan aku, aku bertobat, Tuhan! Aku ingin kembali ke bumi, aku ingin kembali ke bumi untuk bertobat.” Tuhan mengamati dia dan berkata kepadanya, “Engkau sangat tahu dgn baik. Engkau tahu benar bahwa tempat ini nyata… Sudah terlambat; tidak ada kesempatan lagi untukmu.”
Tuhan berkata, “Dengar, Putri, Aku akan menunjukkan kehidupan orang ini.” Yesus menunjukkan layar besar di mana aku bisa mengamati bagaimana orang ini menawarkan misa berkali-kali kepada orang banyak. Dan bagaimana orang-orang yang ada begitu menyembah berhala. Yesus berkata, “Dengar, Putri, ada banyak penyembah berhala di tempat ini. Penyembahan berhala tidak akan menyelamatkan, Putri. Aku satu-satunya yang menyelamatkan, dan di luar Aku, tidak ada yang menyelamatkan. Aku mengasihi pendosa, tetapi aku benci dosa, Putri. Pergi dan beritahukan manusia bahwa aku mengasihi mereka dan bahwa mereka perlu datang kepada-Ku.”
Ketika Tuhan sedang berbicara, aku mulai melihat bagaimana orang ini menerima banyak sekali koin dan uang kertas; uang, semua yang dia akan simpan. Ia punya begitu banyak uang. Aku melihat gambar orang ini duduk di atas takhta, tetapi aku juga bisa melihat lebih dari itu. Memang benar bahwa orang-orang ini tidak menikah, aku dapat meyakinkanmu, aku tidak mengada-ada, Tuhan menunjukkan kepadaku, orang-orang itu tidur dengan biarawati; dengan banyak perempuan di sana! [1 example]
Tuhan menunjukkan kepadaku orang-orang ini hidup dalam percabulan, dan Firman mengatakan bahwa pezinah tidak akan mewarisi Kerajaan-Nya. Saat aku sedang menonton semua ini, Tuhan berkata, “Lihat Putri, semua ini yang aku tunjukkan kpdmu adalah apa yang terjadi, apa yang ia jalani dan apa yang terus terjadi di antara banyak orang, di antara banyak imam dan paus yang ada.” Kemudian ia berkata, “Putri, pergi dan beritahukan manusia bahwa sudah waktunya untuk berbalik kpdKu.”
…..
Tapi kemudian Ia berkata, “Putri, dia adalah Maria. Maria, yang melahirkan Yesus Kristus, yaitu Aku. Putri, Aku ingin memberitahu engkau bahwa ia tidak memiliki pengetahuan tentang hal-hal yang terjadi di Bumi. Aku ingin mengatakan kpdmu yaitu engkau harus pergi dan beritahukan pd manusia, beritahukan penyembah berhala bahwa neraka itu nyata, dan bahwa penyembah berhala tidak akan mewarisi Kerajaan-Ku, tetapi pergi dan katakan pd mereka bahwa jika mereka bertobat, mereka dapat masuk ke dlm tempat tinggal surgawiKu. Pergi beritahu mereka bahwa Aku mencintai mereka dan beritahu mereka bahwa Maria tidak memiliki pengetahuan apa-apa [yg terjadi di bumi] dan satu-satunya yg mereka harus tinggikan adalah Aku, karena baik Maria, atau St. Gregory ataupun santo lainnya dapat [mungkin maksudnya: tidak dapat] menawarkan keselamatan. Aku adalah Satu-satunya yang menyelamatkan dan di luar Aku – tidak ada, tidak ada, tidak ada – yg menyelamatkan!” la mengulanginya tiga kali – tidak ada yang dpt menyelamatkan, hanya la yg menyelamatkan.

Umat manusia telah tertipu dgn mempercayai dalam anggapan santo, yang mana bukan, tetapi adalah setan, yang bekerja melalui berhala yang dibuat oleh tangan manusia. Tapi, biar Aku beritahukan engkau bahwa Tuhan ingin memberikan yang terbaik. la ingin engkau untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga; untuk bertobat dan meninggalkan penyembahan berhala. Karena penyembahan berhala tidak akan menyelamatkanmu. Yesus Kristus dari Nazaret adalah yg dpt menyelamatkan, yang memberikan nyawa-Nya bagimu, bagiku dan bagi semua umat manusia. Tuhan memiliki pesan yg besar bagi manusia. Ketika la menangis, Dia berkata,“Tolong, Putri, jangan diam; pergi dan katakan yang sebenarnya, pergi dan katakan apa yang Aku telah tunjukkan kpdmu.”

2. Dari 5 hari di Sorga Neraka oleh Barbara Fernandez:

Tuhan memanggil seorang wanita yang sangat cantik dengan kecantikan yang tak dapat digambarkan, seperti semua yang aku lihat disana. Dan Tuhan berkata kepadaku : “Ini adalah Maria! Pergilah dan katakan pada setiap orang bahwa Maria bukanlah ratu surga. Raja Surga adalah Aku, Raja dari segala raja, dan Tuhan dari segala tuhan, Satu-satunya yang berkata “Akulah Jalan, Kebangkitan dan Hidup (Yohanes 14 : 6-7). Pergilah dan katakan kepada manusia yang DIBUTAKAN bahwa tidak ada api penyucian, karena kalau ada Aku akan menunjukkannya kepadamu. Sebaliknya, ada Neraka, Lautan api, Yerusalem yang indah, dan Surga yang telah Kutunjukkan kepadamu. Tapi katakan kepada mereka bahwa tidak ada api penyucian; katakan itu adalah tipuan iblis, tidak ada api penyucian ”.

Bagaimana menanggapinya:

Dua kesaksian tersebut adalah dua kesaksian diantara banyak kesaksian yang sedang marak di forum-forum dan dipergunakan banyak orang untuk memojokkan Gereja Katolik. Sebenarnya, pada awalnya saya tidak tertarik untuk menanggapi wahyu-wahyu seperti ini, karena saya pikir bahwa hal ini tidak perlu ditanggapi dan tidak ada gunanya. Namun, ketika ada pertanyaan dari umat Katolik sendiri, yang menyatakan imannya tergoncang karena kesaksian ini, maka saya memutuskan untuk memberikan tanggapan atas isu-isu ini. Berikut ini adalah argumentasi yang dapat saya berikan:

Kesaksian tersebut belum tentu benar

Dari banyak komentar di katolisitas dan mungkin juga di forum-forum Kristen lain, terlihat bahwa ada sebagian umat Kristen non-Katolik yang langsung menganggap bahwa kesaksian tersebut adalah benar. Namun, kalau ditanya, bagaimana seseorang tahu atau bagaimana membuktikan bahwa kesaksian ini benar? Maka, jawabannya sebenarnya sulit untuk dapat dipertanggungjawabkan, karena cenderung sangat subyektif dan sungguh sulit untuk dapat dibuktikan kebenarannya. Bagaimana seseorang dapat membuktikan kebenaran wahyu pribadi seperti dari Barbara Fernandez dan Angelica Zambrano? Sungguh terlalu cepat kalau kesaksian mereka langsung dianggap benar dan apalagi dijadikan sebagai argumentasi dalam berdiskusi dengan umat Katolik. Bagi orang-orang yang percaya akan kesaksian mereka, maka cobalah minimal berfikir, bagaimana saya tahu apakah kesaksian ini benar atau salah dan apakah parameternya?.

Kebenaran dokrin vs kesaksian-kesaksian

Dalam suatu diskusi tentang doktrinal, maka argumentasi berupa kesaksian-kesaksian tidaklah dapat membantu. Kalau seseorang mengatakan bahwa api penyucian tidak ada karena dalam kesaksian Barbara Fernandez dikatakan bahwa Api Penyucian tidak ada dan Tuhan telah mengatakannya; Bahkan dikatakan oleh Tuhan bahwa keberadaan Api Penyucian hanyalah merupakan tipuan iblis, maka bukti apakah yang mendukung mereka bahwa kesaksian yang diberikan itu adalah benar? Pertanyaannya, bagaimana kalau ada santa-santo yang mempunyai pengalaman bahwa Api Penyucian itu ada dan bahwa Maria mengerti akan apa yang dialami oleh umat Tuhan sejauh yang diijinkan oleh Tuhan, maka apakah kemudian umat non-Katolik mau menerimanya?

a. Tentang Api Penyucian: St. Faustina dalam buku hariannya mengatakan “…I saw my Guardian Angel, who ordered me to follow him. In a moment I was in a misty place full of fire in which there was a great crowd of suffering souls. They were praying fervently, but to no avail, for themselves; only we can come to their aid. The flames, which were burning them, did not touch me at all. My Guardian Angel did not leave me for an instant. I asked these souls what their greatest suffering was. They answered me in one voice that their greatest torment was longing for God. I saw Our Lady visiting the souls in Purgatory. The souls call Her “The Star of the Sea”. She brings them refreshment. I wanted to talk with them some more, but my Guardian Angel beckoned me to leave. We went out of that prison of suffering. [I heard an interior voice which said] ‘My mercy does not want this, but justice demands it. Since that time, I am in closer communion with the suffering souls.’” (Diary, 20)

Apakah dengan kesaksian seperti ini, maka umat Kristen non-Katolik akan percaya akan keberadaan Api Penyucian? Anda dapat membandingkan kehidupan Barbara Fernandez dengan St. Faustina. Siapakah yang lebih dapat dipercaya? Kalau masih kurang, silakan membaca kesaksian dan kehidupan dari St. Catherine of Genoa, St. Nicholas of Tolentino, St. Gertrude, St. Frances of Rome, St. Padre Pio, dll. yang semuanya menyatakan bahwa Api Penyucian adalah nyata. Kalau parameter kebenarannya adalah individu yang memberikan kesaksian, maka bandingkan kehidupan mereka yang menyatakan bahwa Api Penyucian itu ada dengan kehidupan orang yang menyatakan bahwa Api Penyucian itu tidak ada. Jadi, siapa yang lebih dapat dipercaya?

b. Tentang Maria: Ada begitu banyak cerita tentang penampakan-penampakan Maria, seperti: (sumber: silakan klik)

Our Lady of the Pillar di Spanyol (tahun: 39), oleh Santo Yakobus.
Our Lady of Walsingham di Inggris (tahun: 1061), oleh Richeldis de Faverches.
Our Lady of the Rosary di Perancis (tahun: 1208), oleh St. Dominic
Our Lady of Mount Carmel (+ abad 13), oleh St. Simon Stock.
Our Lady of Guadalupe
Our Lady of Laus
Our Lady of the Miraculous Medal
Our Lady of La Salette
Our Lady of Lourdes
Our Lady of Pontmain
Our Lady of Fátima
Our Lady of Beauraing
Our Lady of Banneux
Our Lady of Akita

Anda juga dapat melihat sumber yang lain seperti marypages – klik ini. Dan ada lagi sumber yang lain di sini – silakan klik. Apakah dengan banyaknya wahyu pribadi sehubungan dengan Maria, yang juga didukung dengan banyak mukjizat, maka umat Kristen non-Katolik dapat menerima bahwa Maria sering membantu umat Allah? Kalau mereka tidak dapat menerimanya – karena diragukan kebenarannya, mengapa sebaliknya mereka menganggap wahyu-wahyu yang memojokkan Gereja Katolik adalah benar? Bukankah dengan demikian terjadi standar ganda? Untuk menghindari standar ganda ini, maka diskusi harus berfokus pada dogma dan doktrin dan bukan berdasarkan wahyu-wahyu pribadi.

c. Tentang Paus Yohanes Paulus II yang dikatakan ada di neraka. Di dalam kesaksian tersebut dikatakan bahwa Paus ada di neraka karena tidak mengatakan kebenaran, lebih menyukai uang daripada berkotbah tentang keselamatan, tidak pernah mengatakan bahwa neraka dan Sorga itu ada, melakukan penyembahan berhala, menerima banyak uang, dll. Kalau seseorang percaya akan kesaksian seperti ini, maka saya kira, mereka tidak tahu apa yang dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II dan tidak membaca apa yang ditulis oleh Paus Yohanes Paulus II, baik tentang kebenaran tentang adanya neraka dan Sorga. Kalau dikatakan Paus menerima uang, kemanakah uang itu sekarang? Apakah ada anggota keluarganya yang menjadi kaya karena dia menjadi Paus? Kalau dikatakan bahwa Paus tidak pernah berkotbah tentang keselamatan, neraka dan Sorga, maka silakan membaca sebagian tulisannya, yang diberikan pada beberapa audiensi umum hari Rabu:

Heaven is Fullness of Communion with God

Heaven as the fullness of communion with God was the theme of the Holy Father’s catechesis at the General Audience of 21 July 1999. Heaven “is neither an abstraction not a physical place in the clouds, but a living, personal relationship with the Holy Trinity. It is our meeting with the Father which takes place in the risen Christ through the communion of the Holy Spirit,” the Pope said.

1. When the form of this world has passed away, those who have welcomed God into their lives and have sincerely opened themselves to his love, at least at the moment of death, will enjoy that fullness of communion with God which is the goal of human life.

As the Catechism of the Catholic Church teaches, “this perfect life with the Most Holy Trinity this communion of life and love with the Trinity, with the Virgin Mary, the angels and all the blessed is called “heaven’. Heaven is the ultimate end and fulfilment of the deepest human longings, the state of supreme, definitive happiness” (n.1024).

Today we will try to understand the biblical meaning of “heaven”, in order to have a better understanding of the reality to which this expression refers.

2. In biblical language “heaven””, when it is joined to the “earth”, indicates part of the universe. Scripture says about creation: “In the beginning God created the heavens and the earth” (Gn 1:1).

Heaven is the transcendent dwelling-place of the living God

Metaphorically speaking, heaven is understood as the dwelling-place of God, who is thus distinguished from human beings (cf. Ps 104:2f.; 115:16; Is 66:1). He sees and judges from the heights of heaven (cf. Ps 113:4-9) and comes down when he is called upon (cf. Ps 18:9, 10; 144:5). However the biblical metaphor makes it clear that God does not identify himself with heaven, nor can he be contained in it (cf. 1 Kgs 8:27); and this is true, even though in some passages of the First Book of the Maccabees “Heaven” is simply one of God’s names (1 Mc 3:18, 19, 50, 60; 4:24, 55).

The depiction of heaven as the transcendent dwelling-place of the living God is joined with that of the place to which believers, through grace, can also ascend, as we see in the Old Testament accounts of Enoch (cf. Gn 5:24) and Elijah (cf. 2 Kgs 2:11). Thus heaven becomes an image of life in God. In this sense Jesus speaks of a “reward in heaven” (Mt 5:12) and urges people to “lay up for yourselves treasures in heaven” (ibid., 6:20; cf. 19:21).

3. The New Testament amplifies the idea of heaven in relation to the mystery of Christ. To show that the Redeemer’s sacrifice acquires perfect and definitive value, the Letter to the Hebrews says that Jesus “passed through the heavens” (Heb 4:14), and “entered, not into a sanctuary made with hands, a copy of the true one, but into heaven itself” (ibid., 9:24). Since believers are loved in a special way by the Father, they are raised with Christ and made citizens of heaven. It is worthwhile listening to what the Apostle Paul tells us about this in a very powerful text: “God, who is rich in mercy, out of the great love with which he loved us, even when we were dead through our trespasses, made us alive together with Christ (by grace you have been saved), and raised us up with him, and made us sit with him in the heavenly places in Christ Jesus, that in the coming ages he might show the immeasurable riches of his grace in kindness toward us in Christ Jesus” (Eph 2:4-7). The fatherhood of God, who is rich in mercy, is experienced by creatures through the love of God’s crucified and risen Son, who sits in heaven on the right hand of the Father as Lord.

4. After the course of our earthly life, participation in complete intimacy with the Father thus comes through our insertion into Christ’s paschal mystery. St Paul emphasizes our meeting with Christ in heaven at the end of time with a vivid spatial image: “Then we who are alive, who are left, shall be caught up together with them in the clouds to meet the Lord in the air; and so we shall always be with the Lord. Therefore comfort one another with these words” (1 Thes 4:17-18).

Sacramental life is anticipation of heaven

In the context of Revelation, we know that the “heaven” or “happiness” in which we will find ourselves is neither an abstraction nor a physical place in the clouds, but a living, personal relationship with the Holy Trinity. It is our meeting with the Father which takes place in the risen Christ through the communion of the Holy Spirit.

It is always necessary to maintain a certain restraint in describing these “ultimate realities” since their depiction is always unsatisfactory. Today, personalist language is better suited to describing the state of happiness and peace we will enjoy in our definitive communion with God.

The Catechism of the Catholic Church sums up the Church’s teaching on this truth: “By his death and Resurrection, Jesus Christ has “opened’ heaven to us. The life of the blessed consists in the full and perfect possession of the fruits of the redemption accomplished by Christ. He makes partners in his heavenly glorification those who have believed in him and remained faithful to his will. Heaven is the blessed community of all who are perfectly incorporated into Christ” (n. 1026).

5. This final state, however, can be anticipated in some way today in sacramental life, whose centre is the Eucharist, and in the gift of self through fraternal charity. If we are able to enjoy properly the good things that the Lord showers upon us every day, we will already have begun to experience that joy and peace which one day will be completely ours. We know that on this earth everything is subject to limits, but the thought of the “ultimate” realities helps us to live better the “penultimate” realities. We know that as we pass through this world we are called to seek “the things that are above, where Christ is seated at the right hand of God” (Col 3:1), in order to be with him in the eschatological fulfilment, when the Spirit will fully reconcile with the Father “all things, whether on earth or in heaven” (Col 1:20).

To the English-speaking pilgrims and visitors the Holy Father said:

I extend a special welcome to the young people taking part in the Forum of the European Youth Parliament, as well as to the St Vincent Ferrer Chorale from Kaohsiung, Taiwan, and the Taiwanese Native Folklore Group, accompanied by Cardinal Shan. Upon all the English-speaking visitors and pilgrims, especially those from England, Scotland, Korea, Taiwan, Canada and the United States, I invoke the grace and peace of our Lord Jesus Christ. May you have a happy and blessed summer!

Hell is the State of Those who Reject God

At the General Audience of Wednesday, 28 July 1999, the Holy Father reflected on hell as the definitive rejection of God. In his catechesis, the Pope said that care should be taken to interpret correctly the images of hell in Sacred Scripture, and explained that “hell is the ultimate consequence of sin itself… Rather than a place, hell indicates the state of those who freely and definitively separate themselves from God, the source of all life and joy”.

1. God is the infinitely good and merciful Father. But man, called to respond to him freely, can unfortunately choose to reject his love and forgiveness once and for all, thus separating himself for ever from joyful communion with him. It is precisely this tragic situation that Christian doctrine explains when it speaks of eternal damnation or hell. It is not a punishment imposed externally by God but a development of premises already set by people in this life. The very dimension of unhappiness which this obscure condition brings can in a certain way be sensed in the light of some of the terrible experiences we have suffered which, as is commonly said, make life “hell”.

In a theological sense however, hell is something else: it is the ultimate consequence of sin itself, which turns against the person who committed it. It is the state of those who definitively reject the Father’s mercy, even at the last moment of their life.

Hell is a state of eternal damnation

2. To describe this reality Sacred Scripture uses a symbolical language which will gradually be explained. In the Old Testament the condition of the dead had not yet been fully disclosed by Revelation. Moreover it was thought that the dead were amassed in Sheol, a land of darkness (cf. Ez. 28:8; 31:14; Jb. 10:21f.; 38:17; Ps 30:10; 88:7, 13), a pit from which one cannot reascend (cf. Jb. 7:9), a place in which it is impossible to praise God (cf. Is 38:18; Ps 6:6).

The New Testament sheds new light on the condition of the dead, proclaiming above all that Christ by his Resurrection conquered death and extended his liberating power to the kingdom of the dead.

Redemption nevertheless remains an offer of salvation which it is up to people to accept freely. This is why they will all be judged “by what they [have done]” (Rv 20:13). By using images, the New Testament presents the place destined for evildoers as a fiery furnace, where people will “weep and gnash their teeth” (Mt 13:42; cf. 25:30, 41), or like Gehenna with its “unquenchable fire” (Mk 9:43). All this is narrated in the parable of the rich man, which explains that hell is a place of eternal suffering, with no possibility of return, nor of the alleviation of pain (cf. Lk. 16:19-31).

The Book of Revelation also figuratively portrays in a “pool of fire” those who exclude themselves from the book of life, thus meeting with a “second death” (Rv. 20:13f.). Whoever continues to be closed to the Gospel is therefore preparing for ‘eternal destruction and exclusion from the presence of the Lord and from the glory of his might” (2 Thes 1:9).

3. The images of hell that Sacred Scripture presents to us must be correctly interpreted. They show the complete frustration and emptiness of life without God. Rather* than a place, hell indicates the state of those who freely and definitively separate themselves from God, the source of all life and joy. This is how the Catechism of the Catholic Church summarizes the truths of faith on this subject: “To die in mortal sin without repenting and accepting God’s merciful love means remaining separated from him for ever by our own free choice. This state of definitive self-exclusion from communion with God and the blessed is called ‘hell'” (n. 1033).

“Eternal damnation”, therefore, is not attributed to God’s initiative because in his merciful love he can only desire the salvation of the beings he created. In reality, it is the creature who closes himself to his love. Damnation consists precisely in definitive separation from God, freely chosen by the human person and confirmed with death that seals his choice for ever. God’s judgement ratifies this state.

We are saved from going to hell by Jesus who conquered Satan

4. Christian faith teaches that in taking the risk of saying “yes” or “no”, which marks the human creature’s freedom, some have already said no. They are the spiritual creatures that rebelled against God’s love and are called demons (cf. Fourth Lateran Council, DS 800-801). What happened to them is a warning to us: it is a continuous call to avoid the tragedy which leads to sin and to conform our life to that of Jesus who lived his life with a “yes” to God.

Eternal damnation remains a real possibility, but we are not granted, without special divine revelation, the knowledge of whether or which human beings are effectively involved in it. The thought of hell — and even less the improper use of biblical images — must not create anxiety or despair, but is a necessary and healthy reminder of freedom within the proclamation that the risen Jesus has conquered Satan, giving us the, Spirit of God who makes us cry “Abba, Father!” (Rm. 8:15; Gal. 4:6).

This prospect, rich in hope, prevails in Christian proclamation. It is effectively reflected in the liturgical tradition of the Church, as the words of the Roman Canon attest: “Father, accept this offering from your whole family … save us from final damnation, and count us among those you have chosen”.

To the English-speaking pilgrims and visitors, the Holy Father said.

I am pleased to greet the English-speaking pilgrims and visitors present at today’s audience, especially those from England, Scotland, Nigeria, Hong Kong and the United States of America. I wish you a pleasant visit to Christian Rome and I invoke upon you the grace and peace of our Lord Jesus Christ.

*[Note: The original Italian says, “(Più che) More than a place, hell indicates…” This suggests correctly that although hell is not essentially “a place,” rather the definitive loss of God, confinement is included. Thus, after the general resurrection the bodies of the damned, being bodies not spirits, must be in “some place,” in which they will receive the punishment of fire.]

Purgatory Is Necessary Purification

Before we enter into full communion with God, every trace of sin within us must be eliminated and every imperfection in our soul must be corrected

At the General Audience of Wednesday, 4 August 1999, following his catecheses on heaven and hell, the Holy Father reflected on Purgatory. He explained that physical integrity is necessary to enter into perfect communion with God therefore “the term purgatory does not indicate a place, but a condition of existence”, where Christ “removes … the remnants of imperfection”.

1. As we have seen in the previous two catecheses, on the basis of the definitive option for or against God, the human being finds he faces one of these alternatives: either to live with the Lord in eternal beatitude, or to remain far from his presence.

For those who find themselves in a condition of being open to God, but still imperfectly, the journey towards full beatitude requires a purification, which the faith of the Church illustrates in the doctrine of “Purgatory” (cf. Catechism of the Catholic Church, n. 1030-1032).

To share in divine life we must be totally purified

2. In Sacred Scripture, we can grasp certain elements that help us to understand the meaning of this doctrine, even if it is not formally described. They express the belief that we cannot approach God without undergoing some kind of purification.

According to Old Testament religious law, what is destined for God must be perfect. As a result, physical integrity is also specifically required for the realities which come into contact with God at the sacrificial level such as, for example, sacrificial animals (cf. Lv 22: 22) or at the institutional level, as in the case of priests or ministers of worship (cf. Lv 21: 17-23). Total dedication to the God of the Covenant, along the lines of the great teachings found in Deuteronomy (cf. 6: 5), and which must correspond to this physical integrity, is required of individuals and society as a whole (cf. 1 Kgs 8: 61). It is a matter of loving God with all one’s being, with purity of heart and the witness of deeds (cf. ibid., 10: 12f.)

The need for integrity obviously becomes necessary after death, for entering into perfect and complete communion with God. Those who do not possess this integrity must undergo purification. This is suggested by a text of St Paul. The Apostle speaks of the value of each person’s work which will be revealed on the day of judgement and says: “If the work which any man has built on the foundation [which is Christ] survives, he will receive a reward. If any man’s work is burned up, he will suffer loss, though he himself will be saved, but only as through fire” (1 Cor 3: 14-15).

3. At times, to reach a state of perfect integrity a person’s intercession or mediation is needed. For example, Moses obtains pardon for the people with a prayer in which he recalls the saving work done by God in the past, and prays for God’s fidelity to the oath made to his ancestors (cf. Ex 32: 30, 11-13). The figure of the Servant of the Lord, outlined in the Book of Isaiah, is also portrayed by his role of intercession and expiation for many; at the end of his suffering he “will see the light” and “will justify many”, bearing their iniquities (cf. Is 52: 13-53, 12, especially vv. 53: 11).

Psalm 51 can be considered, according to the perspective of the Old Testament, as a synthesis of the process of reintegration: the sinner confesses and recognizes his guilt (v. 3), asking insistently to be purified or “cleansed” (vv. 2, 9, 10, 17) so as to proclaim the divine praise (v. 15).

Purgatory is not a place but a condition of existence

4. In the New Testament Christ is presented as the intercessor who assumes the functions of high priest on the day of expiation (cf. Heb 5: 7; 7: 25). But in him the priesthood is presented in a new and definitive form. He enters the heavenly shrine once and for all, to intercede with God on our behalf (cf. Heb 9: 23-26, especially, v. 24). He is both priest and “victim of expiation” for the sins of the whole world (cf. 1 Jn 2: 2).

Jesus, as the great intercessor who atones for us, will fully reveal himself at the end of our life when he will express himself with the offer of mercy, but also with the inevitable judgement for those who refuse the Father’s love and forgiveness.

This offer of mercy does not exclude the duty to present ourselves to God, pure and whole, rich in that love which Paul calls a “[bond] of perfect harmony” (Col 3: 14).

5. In following the Gospel exhortation to be perfect like the heavenly Father (cf. Mt 5: 48) during our earthly life, we are called to grow in love, to be sound and flawless before God the Father “at the coming of our Lord Jesus with all his saints” (1 Thes 3: 12f.). Moreover, we are invited to “cleanse ourselves from every defilement of body and spirit” (2 Cor 7: 1; cf. 1 Jn 3: 3), because the encounter with God requires absolute purity.

Every trace of attachment to evil must be eliminated, every imperfection of the soul corrected. Purification must be complete, and indeed this is precisely what is meant by the Church’s teaching on purgatory. The term does not indicate a place, but a condition of existence. Those who, after death, exist in a state of purification, are already in the love of Christ who removes from them the remnants of imperfection (cf. Ecumenical Council of Florence, Decretum pro Graecis: DS 1304; Ecumenical Council of Trent, Decretum de iustificatione: DS 1580; Decretum de purgatorio: DS 1820).

It is necessary to explain that the state of purification is not a prolungation of the earthly condition, almost as if after death one were given another possibility to change one’s destiny. The Church’s teaching in this regard is unequivocal and was reaffirmed by the Second Vatican Council which teaches: “Since we know neither the day nor the hour, we should follow the advice of the Lord and watch constantly so that, when the single course of our earthly life is completed (cf. Heb 9: 27), we may merit to enter with him into the marriage feast and be numbered among the blessed, and not, like the wicked and slothful servants, be ordered to depart into the eternal fire, into the outer darkness where “men will weep and gnash their teeth’ (Mt 22: 13 and 25: 30)” (Lumen gentium, n. 48).

6. One last important aspect which the Church’s tradition has always pointed out should be reproposed today: the dimension of “communio”. Those, in fact, who find themselves in the state of purification are united both with the blessed who already enjoy the fullness of eternal life, and with us on this earth on our way towards the Father’s house (cf. CCC, n. 1032).

Just as in their earthly life believers are united in the one Mystical Body, so after death those who live in a state of purification experience the same ecclesial solidarity which works through prayer, prayers for suffrage and love for their other brothers and sisters in the faith. Purification is lived in the essential bond created between those who live in this world and those who enjoy eternal beatitude.

To the English-speaking pilgrims and visitors the Holy Father said:

I am pleased to greet the English-speaking visitors and pilgrims present at today’s Audience, especially those from England, Ireland, Indonesia, Hong Kong, Japan and the United States. Upon all of you I invoke the grace and peace of our Lord Jesus Christ. Happy summer holidays to you all!

Dan ini hanya sebagian kecil dari tulisan-tulisan yang pernah dibuatnya. Dalam salah satu tulisannya, yaitu Reconciliatio et Paenitentia, par.26, dituliskan:

…Nor can the church omit, without serious mutilation of her essential message, a constant catechesis on what the traditional Christian language calls the four last things of man: death, judgment (universal and particular), hell and heaven. In a culture which tends to imprison man in the earthly life at which he is more or less successful, the pastors of the church are asked to provide a catechesis which will reveal and illustrate with the certainties of faith what comes after the present life: beyond the mysterious gates of death, an eternity of joy in communion with God or the punishment of separation from him. Only in this eschatological vision can one realize the exact nature of sin and feel decisively moved to penance and reconciliation.

Kalau dikatakan bahwa Paus Yohanes Paulus II menyembah berhala, apakah buktinya? Bukankah diskusi akan lebih berkualitas kalau seseorang dapat memberikan argumentasi dari Alkitab tentang apakah Sakramen Ekaristi adalah penyembahan berhala? Kalau ada yang tertarik tentang topik ini, silakan bergabung dalam diskusi tentang hal ini di sini – silakan klik. Juga diskusi tentang patung-patung di dalam Gereja Katolik yang dianggap berhala dapat dilihat di diskusi ini – silakan klik, dan ini – silakan klik. Dalam diskusi ini dibahas dasar-dasar dari Alkitab dan juga dari tulisan-tulisan Bapa Gereja. Dan saya yakin diskusi di link tersebut lebih berbobot daripada berdiskusi tentang kesaksian pribadi seseorang yang tidak jelas kebenarannya.

d. Tentang para kudus. Diskusi tentang para kudus dapat dilihat di sini – silakan klik dan ini – klik ini.

Sola Scriptura vs kesaksian-kesaksian

Saya yakin tidak semua umat Kristen non-Katolik mau menggunakan kesaksian-kesaksian pribadi untuk memperkuat argumentasi mereka. Ada kemungkinan, orang-orang yang kurang dapat memberikan argumentasi secara Alkitabiah, mendalam dan terstruktur cenderung untuk menggunakan kesaksian-kesaksian seperti ini. Kalau memang Kitab Suci saja cukup untuk membuktikan dogma dan doktrin dari gereja-gereja Kristen, maka saya yakin tidaklah bijaksana untuk menggunakan kesaksian-kesaksian pribadi seperti ini untuk memojokkan iman Gereja Katolik. Apakah dengan demikian, maka Kitab Suci tidak dapat membuktikan kebenaran dogma dan doktrin dari gereja-gereja ini?

Kesimpulan

Sebagai umat Katolik, kita tidak perlu bimbang dengan kesaksian-kesaksian pribadi yang memojokkan iman Katolik, karena kesaksian-kesaksian tersebut belum tentu benar bahkan banyak sekali kesalahannya. Parameter kebenaran bagi umat Katolik sangatlah mudah, karena kita mempunyai Magisterium Gereja yang memberikan pengajaran yang pasti. Ini berarti, kalau kesaksian-kesaksian tersebut bertentangan dengan pengajaran Magisterium Gereja, maka kesaksian-kesaksian tersebut adalah salah dan menyesatkan.

Sebaliknya saya mengundang umat Kristen non-Katolik untuk berdiskusi dengan berfokus pada dogma dan doktrin. Kalau memang anda mempercayai Sola Scriptura, maka merujuklah pada Kitab Suci dan bukan pada kesaksian-kesaksian pribadi seperti ini, sehingga argumentasi yang diberikan lebih mempunyai dasar dan kriteria yang jelas. Mengedepankan kesaksian seperti ini justru memperlemah posisi anda, karena seolah-olah anda tidak lagi mempunyai argumentasi yang lain, dan memerlukan kesaksian-kesaksian pribadi yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan bersifat sangat subyektif. Dan saya yakin, bahwa umat Kristen non-Katolik juga mempunyai dasar yang jelas dan dapat mempertanggungjawabkan dari sumber yang jelas, yaitu Kitab Suci. Semoga usulan ini dapat diterima.

240 COMMENTS

  1. Syalom,selamat malam.
    Saya ingin bertanya apa perbedaan syahadat katolik dengan geraja lainya?.
    Thanks.

    [dari katolisitas: Artikel ini bisa menjelaskan – silakan klik. Biasanya yang berbeda adalah dari ekklesiologi, yaitu tentang Gereja.]

    • Syalom katolisitas,saya ingin bertanya tentang apa itu aliran katolik liberal?

      [dari katolisitas: Ini adalah aliran yang jelas bertentangan dengan prinsip kebenaran: tidak ada dogma, semua bisa benar. Silakan melihat link ini – silakan klik.]

  2. Hebat ya kedua saudara yg bersaksi itu,tahu rahasia Allah yg besar tentang surga dan neraka.tapi iman kita jgn mau terkecoh dengan kesaksian sekalipun itu ada yg bilang kesaksian dari malaekat.

  3. aku bukan umat katolik, namun aku percaya 100% Tuhan Yesus, menyangkut kesaksian-kesaksian pribadi (wahyu-wahyu pribadi) bagi aku lebih mempercayai kesaksian para kudus dari katolik, mengapa demikian..? karna kehidupan mereka yang kudus alias tidak terkontaminasi dengan duniawi (sesuai Firman Allah ” Kuduslah kamu, sebab Aku Kudus” ,,,,

    kalau kesaksian bukan dari para kudus, menurut pendapatku harus ekstra hati-hati meempercayainya, apalagi kalau kesaksian/wahyu pribadi menjelekan/mendiskreditkan kelompok/orang lain, sebab Tuhan sudah mengajarkan di dalam Firman Tuhan bahwa seseorang tidak perlu menghakimi orang/kelompok lain, terus kalau sudah begitu bagaimana mungkin Tuhan Yesus memakai si A/B/C dst untuk menghakimi/menjelekan/mendiskreditkan orang/kelompok lain ? bukankah hanya akan menimbulkan kebencian dan kejahatan lainnya ? padahal kita tahu, Tuhan Maha Bijakasana,,, jadi tidak mungkin Tuhan memakai satu kelompok untuk menjelekkan/ mendiskreditkan kelomok lain yang hanya akan menimbulkan hal-hal yang jahat, jadi kalau akibatnya adalah hal-hal jahat, maka kita dapat bertanya pada diri kita sendiri, penyebabnya adalah siapa/apa, ya kan?
    karna Tuhan Maha Bijaksana, maka apabila ada seseorang/kelompok lain yang salah pasti Tuhan akan mengunakan cara yang tidak akan menimbulkan kebencian/menjelekkan/hal-hal yang jahat.

    Aku lebih cenderung menilai mereka-mereka yang menerima wahyu-wahyu (kesaksian-kesaksian) pribadi yang intinya bukan mengajarkan Iman, Pengharapan dan Kasih, namun malahan menjelekan/mendiskreditkan orang/kelompok lain telah disesatkan oleh sesuatu seperti mungkin alam bawah sadarnya/iblis yang menyamar malaikat terang…..

    Berbicara tentang wahyu-wahyu pribadi yang di terima seseorang, pada penilaianku, wahyu pribadi yang di terima oleh para kudus katolik sangat minim sekali kalau boleh di katakan hampir tidak ada/pernah menjelekkan seseorang/kelompok lain, yang ada adalah mengajarkan Iman, Pengharapan dan Kasih,,, namun di pihak non katolik, banyak sekali yang menjelekkan pihak katolik,,,, dari sini saja dapat kita simpulkan dengan akal budi kita siapa yang benar-benar mendapatkan wahyu pribadi dari Tuhan dan siapa yang mendapatkan wahyu dari iblis yang menyamar menjadi malaikat terang

    Terima Kasih, Tuhan beserta kita

    • Saya setuju dengan Jawaban anda ,sebab setelah direnungkan semua itu malah terdengar menjelekkan katolik saja,lalu bagaimana dengan agama lainnya,kenapa hanya katolik????

      [Dari Katolisitas: Kita tidak perlu merisaukan pandangan negatif tentang Gereja Katolik yang dibangun atas dasar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebagai umat Katolik kita tidak perlu terpancing untuk ikut menjelek-jelekkan agama lain. Kita malah harus menghormati agama lain, sebab itulah tanda pluralisme yang sehat, demikian menurut Paus Fransiskus, dalam khotbahnya tgl 26 Mei 2014 yang lalu.]

  4. membahas masalah kesaksian” diatas…
    saya cuma ingin berpendapat aja…
    secara Pribadi yang menentukan kita ini mau ke SURGA atau NERAKA itu diri kita sendiri, jadi bila kita sebagian ada yang percaya bahwa Paus Yohanes Paulus II masuk Surga dan sebagian ada yang percaya dia masuk Neraka…
    itu semua tidak perlu didebat-kan balik kembali ke diri kita masing-masing… kita nanti akan menuju kemana dan arah yang mana…
    karna iblis itu punya berbagai cara untuk memecah belahkan iman kita.
    jadi mau dia Kristen Katolik, Protestan, bahkan yang non Kristen.
    tanyakan diri kita masing” sejauh mana kita mengenal Tuhan, bukan saling perpendapat Negative. masalah kita percaya atau tidak itu semua hanya bisa di jawab dengan IMAN yang kita punya saat ini…
    pertanyaan nya apakah kita punya IMAN sebesar biji sesawi itu???

    • Shalom Dayan Golan,

      Kalau memang semua berpulang kepada diri kita masing-masing, maka seharusnya tidak seharusnya kemudian seseorang mengatakan bahwa Paus Yohanes Paulus II ada di neraka. Bagi Gereja Katolik parameternya jelas, yaitu bahwa dia telah ada di Sorga, terutama karena Gereja memberikan gelar Santo tahun 2014. Yang kami ingin sampaikan bahwa wahyu-wahyu pribadi tidak dapat menjadi dasar iman yang kuat, karena memang sulit untuk membuktikan kebenarannya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

    • …yang menentukan kita ini mau ke SURGA atau NERAKA itu diri kita sendiri..

      Sekedar bertanya kepada sdr yg terkasih Dayan.
      Apakah pernyataan ini benar? jika ya” mengapa Allah harus turun ke bumi dalam wujudNya sebagai manusia, dan apa gunanya Yesus mengclaim turun ke bumi untuk menyelamatkan semua manusia? dan dengan demikian artinya anda tidak memerlukan juru selamat, karena anda dpt membawa diri anda sendiri ke sorga.

      atau ada maksud lain dr pernyataan anda tsb, mohon penjelasannya?

      Salam kasih.

      [Dari Katolisitas: Agaknya kata yang cukup menentukan adalah kata ‘mau’. Sebab yang memungkinkan kita dapat masuk Surga adalah Kristus. Tetapi untuk masuk Surga kita juga harus ‘mau’ masuk Surga, sehingga kita mengarahkan hidup kita ke sana, yaitu dengan mengimani Kristus dan mewujudkan iman itu dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Sedangkan jika seseorang tidak mau melakukan semuanya itu, maka artinya, ia memang menempatkan dirinya sendiri dalam keterpisahan dengan Allah, dan dalam kehidupan kekal, keterpisahan dengan Allah selamanya ini adalah neraka.]

      • Salam Kasih,
        Inti dari seluruh ajaran suci bermuara pada dua hal, yaitu Dosa dan Surga. Semua orang ingin masuk surga tapi semua orang berbuat dosa jadi apakah manusia dapat masuk surga jika demikian?

        Dosa dan surga keduanya tidak dapat dipisahkan ibarat sekeping mata uang sisi yg satu dgn sisi yang lain saling membelakangi. Semua agama mengajarkan jika mau masuk surga mesti suci terbebas dari dosa karena surga tidak mentolerir setitik dosa pun dalam kerajaanNya. Bagaimana menjadi suci dan terbebas dr dosa? Hal itulah yg diajarkan oleh semua agama melalui praktek keagamaan dengan cara dan ajarannya masing-masing. Tetapi manusia masih tetap juga berdosa.

        Dengan cara yang mudah semua orang dapat membuktikan bahwa dirinya itu pendosa.

        GK menyarankan agar melakukan renungan sebelum tidur malam apa yg telah diperbuat sepanjang hari tadi dimulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, apa yang telah dipikirkan, dikatakan, diperbuat dan kelalaian-kelalaian apa yang telah dilakukan sepanjang hari tadi.
        Pengalaman sy pribadi dalam mempratekannya mendapati lebih dr 90% waktu yg sy lalui dalam perjalanan hidup satu hari sy habiskan hanya untuk melakukan dosa dan sisanya 10% mungkin sy melakukan kebaikan.
        Pada diri sy “pikiran” memberikan kontribusi terbesar dalam melakukan dosa disusul oleh perkataan dan perbuatan, kelalaian menempati peringkat terakhir, sy jd teringat akan nas “anak-anak adalah pewaris kerajaan surga, mungkinkah karena mereka adalah mahluk polos yg tidak berpikiran aneh-aneh seperti orang dewasa?
        Bagaimana jika saya hidup hingga 100 thn? Jika dalam sehari sj sy telah menghabiskan lebih dr separuh waktu untuk melakukan dosa maka tiada terhitunglahlah dosa yg terkumpul sepanjang hayat.
        Saya simpulkan tidak mungkin manusia dapat masuk dalam kerajaan surga atas usahanya sendiri. Pada titik inilah manusia butuh penyelamat yang mampu menebus dan menghapus dosa-dosa dunia agar manusia layak mewarisi kerajaan surga.
        Allah sendirilah yg hadir dalam inkarnasiNya yang penuh kasih untuk menyelamatkan manusia. Melalui hukum yang pertama dan utama yaitu Cinta Kasih Allah mengajarkan kepada manusia agar terhindar dari dosa terhadap Allah, dosa terhadap diri sendiri, dan dosa manusia terhadap manusia yang lain.
        Gereja katolik memiliki sarana untuk menghapus dosa-dosa tersebut, melalui sakramen pengakuan dosa hingga keyakinan akan api penyucian membawa umatnya untuk ikut dalam karya penyelamatan. Walaupun demikian mistery penyelamatan tetaplah hak mutlak Allah, adakalanya orang yg rajin beibadah dan berbuat baik berakhir dengan rasa frustasi, dan ada pula orang yang menolak dan tidak mau ikut dalam karya penyelamatan Allah justru menjadi yang terdepan dalam pewartaan suka cita.

        Jika manusia ditanya mau masuk surga apa neraka? Sudah dapat dipastikan jawabannya adalah surga, walaupun manusia tidak begitu persis mengetahui situasi, kondisi dan kehidupan surga neraka itu seperti apa. Kenyataannya dalam pratek hidupnya manusia cendrung memilih dunia yg sudah mereka kenal dan dianggap nyata.

        Sehubungan dengan pernyataan tersebut maka klaim pewahyuan Angelica Zambrano tentang surga dan neraka patut untuk dikritisi.

        Jika anda berpegang pada sola scriptura atau kitab suci semata tentu akan sangat mudah untuk membandingkan kesaksian tersebut dengan isi kitab suci yg tidak berkesesuaian, seperti contoh penyiksaan-penyiksaan keji dalam neraka dan kondisi surga versi Angelica Zambrano tidak tertulis dalam ayat mana pun dalam kitab suci, perihal kerajaan surga dalam kitab suci selalu muncul dalam bentuk perumpamaan, sedangkan neraka adalah api abadi yang membakar jiwa manusia.

        Jika membandingkan kronologis pewahyuan dalam kitab suci maupun ajaran suci yg diterima oleh para nabi dan orang suci baik dalam gereja katolik mau pun diluar GK, selalu bersifat hening, tidak diketahui oleh si penerima serentak dan tiba-tiba dan tidak ada persiapan apa pun bagi penerimanya tidak pula diketahui oleh siapa pun kecuali sang penerima, spirit yang luar biasa tiada rasa takut dan tidak mengharapkan orang lain untuk menjadi saksi atas apa yang di wahyukan kepadanya serta diakhiri dengan penderitaan duniawi hingga kematian. Modus pewahyuan Angelica Zambrano ini bertolak belakang dengan apa yg diterjadi pd para nabi dan orang suci, kesaksian Angelica Zambrano lebih banyak diperkuat oleh pihak keluarga dan orang-orang dekatnya bahkan mahluk surgawi kehadirannya dapat diketahui oleh orang lain selain penerima wahyu dan mereka melakukan persiapan-persiapan semacam ritual duniawi.

        Yang terakhir bagi sy yg paling menyesatkan dari kesaksian Angelica Zambrano adalah kuatnya terror dan doktrin ketakutan yang ditanamkan kepada orang yang mendengar maupun yang menonton kesaksian tsb. Ketika manusia berada dibawah kontrol ketakutan maka jatuhlah martabat kemanusiaannya, tak ubahnya zombie yang bejalan tanpa rasionalitas dan hati nurani rela membunuh sesamanya demi doktrin yang menyesatkan menjadi rapuh dan mudah dikontrol dan dimanipulasi untuk kepentingan sekelompok orang. Sejarah telah membuktikan terror ketakutan tsb telah memampukan manusia untuk menyalibkan Tuhannya, memampukan manusia untuk melakukan perang dunia. Memampukan negara menjadi dictator dan tirany dan tak ubahnya kesaksian Angelica Zambrano memainkan peran Hitler dan Stalin dan semua pemimpin negara maupun agama yang menjalankan roda pemerintahannya di bawah terror dan doktrin ketakutan. Bagaimana mungkin sosok Yesus Kristus dalam kitab suci dan magesterium gereja dipersamakan dengan para tirani tsb?!

        Kesimpulannya kesaksian tersebut jelas sangat menyesatkan dan bertentangan dengan kitab suci yg berisi pengajaran dari Tuhan Yesus Kristus tentang Cinta Kasih dan Kerajaan Surga.

      • Allah turun ke dunia dalam wujud manusia untuk menyelamatkan dan menebus dosa manusia

        [Dari Katolisitas: Allah Bapa mengutus Putera-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus, untuk datang ke dunia, agar barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (lih. Yoh 3:16)]

  5. Salam RA
    Miris melihat kita saling mmengejek dan mneghujat antara kita karena pengakuan seorang Maria Angelica.Hal tersebut bisa saja terjadi, tapi tidak sampai kita politisir apalagi sampai terguncang keimanan kita., Tapi biasanya pesan pesan tersebut bersifat intern antara obyek dan subyeknya, antara Allah dengan si penerima pesan.Tapi kalo kita mau jujur, Ada betulnya juga, asal kita mau jujur mengakuinya.Sorga dan Neraka secara hakekat ada di badan kita sendiri,banyak kejadian kejadian belakangan ini yang mengatas namakan agama untuk kepentingan pribadi, Bobroknya moral dan mental seseorang, mengaku pengikut kristus tapi kelakuan bagaikan setan….
    Mari saudara saudaraku, kita bebenah disetiap akhir kejadian, karena disitulah penentuannya kita beserta Allah atau Bukan.Mari Kita kembali kejalur Allah ” Kasih dan Sayang ”

    [dari katolisitas: Sorga dan neraka adalah satu hal yang nyata dan bukan berada di dalam diri kita. Kita bisa masuk ke Sorga atau neraka. Bobroknya sebagian umat beriman tidak serta merta bobroknya agama, melainkan hanya menyatakan ada sebagian umat beriman yang tidak menjalankan apa yang diperintahkan oleh Tuhan.]

  6. saya 100% percaya dengan kesaksian diatas , untuk memberikan kesaksian seperti itu mereka sudah berpikir akan resiko yg dihadapi , saya juga menekankan bahwa MARIA bukanlah ratu sorga di sorga hanya ada YESUS KRISTUS RAJA SGALA RAJA …….
    saya juga percaya bahwa DISORGA TIDAK ADA API PENYUCIAN karna YESUS KRISTUS sendiri mengatakan jalan hidup manusia cuman 2 yaitu SORGA dan NERAKA saya orang kristen percaya pada KESAKSIAN itu ,,,,,,,,,,,,,,, bukanlah suatu kebohongan tapi suatu realita. yg mungkin sulit diterima secara logika…….
    dan SAYA PERCAYA BAHWA BENAR YOHANES PAULUS 2 ada di NERAKA …….

    • Shalom Itta,

      Tidak ada yang dapat memaksa Anda untuk setuju dengan kami, sebagaimana Anda juga tidak dapat memaksa kami untuk setuju dengan pandangan Anda. Yang menyatakan bahwa Maria adalah seorang perempuan yang dimahkotai di surga dengan 12 bintang, adalah Kitab Suci (lih. Why 12:1-6).

      Api Penyucian memang bukan bagian dari Surga, maka benarlah pernyataan Anda bahwa di Sorga tidak ada Api Penyucian. Tentang adanya pemurnian jiwa-jiwa, sebelum jiwa-jiwa tersebut mencapai kekudusan sempurna untuk mencapai Kerajaan Surga, [yang dikenal dengan istilah Api Penyucian] itu diajarkan dalam Kitab Suci, sebagaimana pernah dijabarkan di artikel ini, silakan klik.

      Anda percaya bahwa Paus Yohanes Paulus II berada di neraka? Itu adalah hak Anda. Namun silakan membaca kisah riwayat hidupnya terlebih dahulu, ataupun kisah mukjizat-mukjizat yang diperoleh melalui doa syafaatnya, klik di sini, untuk memeriksa, apakah layak bagi kita sesama manusia untuk mempercayai tuduhan semacam itu, sedangkan hidup kita sendiri mungkin sangat jauh sekali dengan teladan iman dan kasih yang ditunjukkan oleh beliau selama hidupnya di dunia. Sebab tidak mungkin seorang yang masuk neraka mempunyai kuasa doa syafaat yang demikian kuat dan berkenan kepada Tuhan, entah semasa hidupnya maupun setelah ia wafat.

      Tuhan akan menyatakan kepada Anda dan saya tentang keberadaan Paus Yohanes Paulus II pada saat Tuhan memanggil kita pulang ke rumah-Nya. Semoga jangan ada prasangka buruk yang berlawanan dengan kasih, yang menghalangi kita sendiri untuk menghadap Tuhan dan memandang Dia, pada saat itu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  7. shallom..emm apakah itu penginjil api? benarkah dia daud tony sudah pernah ke surga dan diberi misi menjadi penginjil api? bagaimana untuk mengukur parameter kebenaran wahyu? kerna justru buahnya yg baik juga ada..?

    [Dari Katolisitas: Bukan bagian kami di Katolisitas untuk mengomentari klaim-klaim wahyu pribadi. Buat umat Katolik parameter kebenaran wahyu adalah apakah yang dinyatakan dalam klaim tersebut sesuai atau tidak dengan ajaran Magisterium Gereja Katolik. Untuk menentukan buah yang baik dari suatu klaim wahyu pribadi, juga diperlukan penelitian yang lebih menyeluruh. Buah yang harus terlihat terutama adalah kasih, dan kasih ini mempersatukan, sebagaimana diinginkan oleh Kristus sendiri (lih. Yoh 17:20-23). Maka buah yang sungguh baik adalah buah yang tidak hanya menghasilkan buah yang baik bagi pribadi-pribadi, tetapi juga buah yang baik bagi persatuan Gereja Kristus secara keseluruhan, dalam kesatuan dengan Gereja yang didirikan Kristus di atas Rasul Petrus, yang kini ada dalam Gereja Katolik.]

    • Copas:[…Buah yang harus terlihat terutama adalah kasih, dan kasih ini mempersatukan, sebagaimana diinginkan oleh Kristus sendiri (lih. Yoh 17:20-23). Maka buah yang sungguh baik adalah buah yang tidak hanya menghasilkan buah yang baik bagi pribadi-pribadi, tetapi juga buah yang baik bagi persatuan Gereja Kristus secara keseluruhan, dalam kesatuan dengan Gereja yang didirikan Kristus di atas Rasul Petrus, yang kini ada dalam Gereja Katolik.]

      Sukaaa…banget dengan komentar ini :)

  8. Yoel 2 : 28
    “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.

    itu dasar dari semua kesaksian2. Percayalah…

    [dari katolisitas: Parameter apakah yang dipakai untuk menguji apakah penglihatan tersebut benar atau tidak?]

  9. Saya sekolah di sebuah sekolah yang diwajibkan mengikuti kebaktian di hari jumat (bagi umat katolik maupun kristen) saya sendiri adalah seorang katolik. saat itu diadakan acara nonton Film Bersama . Saya sangat terkejut dan meresa jengkel saat melihat dan mendengar bahwa paus yohanes paulus II ada di neraka dan tuduhan-tuduhan yang menurut saya sama sekali tidak benar. saya sedikit kesal dan marah pada saat itu dan hingga sekarang. saya ingin memberikan tanggapan kepada guru agama di sekolah saya (seorang protestan) apakah hal itu perlu? bagaimana saya harus menanggapinya? Terimakasih, Damai kristus besertamu.

    • Shalom Mr. Secret,

      Sejujurnya, kami prihatin dengan keadaan yang Anda alami, sehubungan dengan kebijaksanaan guru agama Anda. Selain pemutaran film itu menyampaikan tuduhan yang tidak dapat dipastikan kebenarannya, dan menyudutkan agama lain (dalam hal ini, Katolik), juga, pemutaran itu tidak sesuai dengan prinsip ajaran mereka sendiri. Sebab sepengetahuan saya, wahyu pribadi juga tidak diakui sebagai sumber ajaran iman, oleh sebagian besar gereja-gereja non-Katolik, yang berpegang kepada prinsip Sola Scriptura (Kitab Suci saja). Itulah sebabnya mereka juga tidak mengakui kebenaran klaim wahyu-wahyu pribadi yang dialami oleh begitu banyak orang kudus di sepanjang sejarah Gereja Katolik, yang mendukung kebenaran ajaran Gereja Katolik, misalnya tentang peran pengantaraan Bunda Maria yang mendukung pengantaraan Kristus, tentang Api Penyucian, Gereja, sakramen, dst. Bahwa kini sejumlah saudara/i kita yang Kristen non-Katolik menerima klaim wahyu pribadi dari Angelica Zombrano, misalnya, menunjukkan bahwa ada “double standard“/ standar ganda di sini. Sebab pada akhirnya yang menjadi patokan penilaian mereka nampaknya adalah pemahaman ataupun kehendak pribadi. Berbeda dengan penilaian Gereja Katolik, yang walaupun juga tidak menganggap wahyu pribadi sebagai sesuatu yang menambahi atau mengurangi Wahyu Umum (Sabda Allah) yang mengikat umat beriman, namun jika sudah diakui otentik, maka wahyu pribadi tersebut dapat dipercaya untuk membantu penghayatan ajaran iman yang sudah kita terima melalui Wahyu Umum (dalam Kitab Suci, Tradisi Suci dan ajaran Magisterium Gereja). Karena sebelum suatu klaim wahyu pribadi diakui otentik oleh Gereja Katolik, telah diadakan pemeriksaan secara seksama dari pihak otoritas Gereja, untuk memeriksa apakah yang disampaikan dalam klaim wahyu pribadi itu benar-benar sesuai dengan ajaran Gereja. Sebab jika tidak sesuai, maka dapat dipastikan bahwa klaim itu tidak berasal dari Roh Kudus. Sebab Roh Kudus yang berperan dalam wahyu pribadi adalah Roh Kudus yang sama yang telah bekerja di dalam Gereja selama 2000 tahun ini.

      Kami menyadari bahwa keadaan Anda tidaklah mudah, sebab posisinya adalah Anda masih bersekolah di sekolah tersebut dan menjadi murid dari guru itu. Walaupun Anda menyampaikan keberatan Anda dengan santun sekalipun, tetap ada kemungkinan guru Anda tidak dapat menerimanya dan dapat berakibat buruk pada Anda. Namun demikian Andalah yang lebih mengetahui kepribadian guru Anda itu, siapa tahu memang ia cukup bijaksana untuk menerima masukan dari murid-muridnya. Jika demikian, maka dapat saja dicoba, untuk menyampaikan keberatan Anda itu secara empat mata, agar tidak berkesan bahwa Anda bermaksud menegur, apalagi mempermalukan dia, yang adalah guru Anda, yang tetap harus Anda hormati.

      Mungkin lebih mudah bagi Anda untuk melakukan apa yang dalam kapasitas Anda, yang tidak beresiko negatif terhadap nilai Anda ataupun perlakuan guru Anda. Ini misalnya adalah, di luar jam sekolah, Anda mengumpulkan sesama teman Anda (sesama murid) yang Katolik, dan bersekutulah dalam doa, firman Tuhan, dan pendalaman iman Katolik. Dalam pertemuan itu, silakan Anda mengangkat suatu topik iman Katolik, boleh juga Anda mengambil informasi yang ada di situs Katolisitas, dan bagikanlah kepada teman-teman Anda. Sungguh ini malah akan membangun iman teman-teman Anda, dan juga iman Anda sendiri. Dengan demikian, Anda dan teman-teman yang Katolik tidak lekas goyah dan terpengaruh, jika melihat ataupun mendengar bermacam informasi yang menyudutkan Gereja Katolik.

      Dalam sejarah Gereja, sering terjadi bahwa iman bertumbuh, justru dalam keadaan penganiayaan. Mungkin zaman sekarang penganiayaan bukan dalam bentuk penganiayaan fisik, seperti yang dialami oleh para martir di abad-abad pertama, tetapi lebih kepada tekanan-tekanan dari sesama teman ataupun masyarakat yang salah paham terhadap Gereja. Kepada mereka ini kita tak perlu membalasnya, sebab tidak akan ada gunanya. Lebih baik kita menunjukkan dengan kesaksian hidup, lewat perbuatan kasih dalam perkataan dan perbuatan, sebagai bukti iman kita kepada Kristus, sambil terus berjuang untuk semakin mengenali dan melaksanakan ajaran iman kita.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  10. Shalom..

    Seperti juga kesaksian Lala Wanma, dia mengatakan mendapatkan penglihatan bahwa Bunda Maria menangis dikarenakan ‘umat Katolik’ menyembahnya (statementnya seolah2 Katolik memang mengajarkan demikian). Padahal kita tahu, bahwa mungkin untuk individu Katolik bisa saja memang menyalah artikan menghormati Maria dengan menyembahnya, namun tidak demikian dengan Gereja Katolik sendiri, yang tidak pernah mengajarkan umat untuk menyembah Maria.

    Di sini jelas semakin bisa diragukan saja orang2 yang mengaku mendapat vision tentang keselamatan dan memojokkan Katolik.

    Tuhan Memberkati

  11. Shalom katolisitas…

    Saya rasa, pnerimaan kta t’hdap wahyu2 peribadi ini b’sifat semantik- the eyes/ears accepted only what our brain wants to see/hear. Kerana klau drasa’n ap yg kta dngar itu tepat dgn ap yg kta imani, kita terima. Tp jika sbaliknya, kta akn m’cari alasan utk mnolaknya. Semantik…

    Salam damai Kristus

    [Dari Katolisitas: Karena sifat subjektivitas dari klaim-klaim wahyu pribadi itu, maka lebih baik bagi kita umat Katolik untuk berpegang kepada ajaran Gereja yang sifatnya sudah pasti benar secara obyektif. Itulah sebabnya tolok ukur yang pasti untuk keotentikan klaim wahyu pribadi itu adalah, sejauh mana apa yang disampaikan dalam wahyu pribadi itu sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Patokan ini akan sangat membantu, sehingga kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh klaim-klaim wahyu pribadi, yang tak jarang juga dapat berlawanan ataupun tidak cocok satu sama lain.]

  12. semua yg saudara katakan memang sesuai dengan sistem2 gereja katolik, namun bagaimanapun kita tidak bisa mengatakan yang satu benar atau yang satu salah, atau keduanya salah, dan keduanya benar, dahulu juga para rasul bersaksi bahwa Yesus mati dan bangkit pada hari ketiga, siapa yang bisa membuktikan hal itu secara nyata?? tidak ada bukan, selain para murid yg menyaksikan?? namun kenapa umat kristiani sampai saat ini percaya hal itu? ini disebabkan keyakinan dalam dirinya yang berbicara dan bukan bukti2 otentik, seperti saudara katakan bagaimana kita dapat membuktikan kebenaran dari kesaksian2 tersebut?? secara bukti22 jelas tidak bisa, walaupun dokter2 telah mengklaim mrk yg pernah mati beberapa jam memastikan kematian mrka. Tapi apa bisa kita membuktikan semua pengalaman itu dengan logika?? tentu saja tidak bukan?? karna dalam hal ini Tuhan melampaui segala akal dan pikiran manusia, dan jika anda lebih mengutamakan doktrin2 atau ajaran2 tertulis yg dibuat manusia, itu juga hak saudara sebagai mahluk hidup. disini yang berbicara adalah iman dan percaya, bukan logika dan sistematis. ingat saudaraku, segala yang baik berasal dari Tuhan, dan segala yang buruk berasal dari si Jahat. Berbahagialah orang yang percaya namun tidak melihat!!! Jika anda merasa terganggu dengan semua kesaksian itu saya akan berdoa untuk saudara agar bisa mengalami pengalaman rohani seperti mereka terdahulu, dan ketika itu terjadi kiranya saudara dapat juga memberikan kesaksian sebelum semuanya terlambat, Tuhan Yesus Besertamu saudaraku!!!

    [dari katolisitas: Orang yang terganggu dengan kesaksian-kesaksian tersebut sebenarnya menunjukkan dasar iman yang tidak kuat. Bagi yang berpegang pada pengajaran Gereja Katolik, maka dengan mudah kita dapat mengatakan bahwa kesaksian tersebut bertentangan dengan pengajaran Gereja Katolik. Kalau harus memilih antara pengajaran Gereja Katolik yang bersumber pada Kitab Suci dan Tradisi Suci dibandingkan dengan penglihatan-penglihatan pribadi seperti Angelica, maka kami memilih untuk mempercayai pengajaran dari Gereja Katolik. Itu adalah dasar iman yang lebih kuat dibandingkan dengan penglihatan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Satu hal yang harus kita percayai adalah iman dan akal budi tidaklah bertentangan karena keduanya datang dari Tuhan. Menurut saya, sesungguhnya tidaklah mendasar untuk mengatakan bahwa kalau pengajaran dari Gereja Katolik tidak sesuai dengan tafsir Anda, maka Anda mengatakan bahwa pengajaran Gereja Katolik adalah pengajaran manusia dan pengajaran atau pengertian yang Anda berikan adalah dari Tuhan.]

    • Shalom..

      Sangat disayangkan banyak umat beriman yang masih tertarik dengan ‘hiburan’ berupa ‘penglihatan’ semacam ini, dan yang paling berbahaya adalah langsung meyakininya tanpa mengujinya terlebih dulu. Kuakui, mungkin karna kelemahan kodrat, aku sendiri juga pernah dan kadang jatuh dalam minat akan ‘hiburan’ demikian. Saat membaca tulisan2 para kudus aku telah ditegur, khususnya oleh St Yohanes Salib yang cukup banyak menegur melalui tulisan2nya.

      Berikut ini salah satu tulisannya yang tercantum di KGK 65 dalam penjelasannya mengenai surat Ibrani 1:1-2 :

      “Sejak Ia menganugerahkan kepada kita Anak-Nya, yang adalah Sabda-Nya, Allah
      tidak memberikan kepada kita sabda yang lain lagi. Ia sudah mengatakan segala
      sesuatu dalam Sabda yang satu itu … Karena yang Ia sampaikan dahulu kepada para
      nabi secara sepotong-sepotong, sekarang ini Ia sampaikan dengan utuh, waktu Ia
      memberikan kita seluruhnya yaitu Anak-Nya. Maka barang siapa sekarang ini masih
      ingin menanyakan kepada-Nya atau menghendaki dari-Nya penglihatan atau wahyu, ia
      tidak hanya bertindak tidak bijaksana, tetapi ia malahan mempemalukan Allah; karena
      ia tidak mengarahkan matanya hanya kepada Kristus sendiri, tetapi merindukan hal-hal
      lain atau hal-hal baru” (Carm. 2,22).

      Kemudian, jika boleh mengutip lagi, ada sedikit ulasan mengenai ajaran St Yohanes Salib yang dari link http://www.indocell.net/yesaya/pustaka4/id201.htm
      Kutipannya demikian:

      Sebagaimana dijelaskan oleh St Thomas Aquinas dan St Yohanes dari Salib, meski Allah dapat memberikan pencerahan-pencerahan baru, namun kebanyakan wahyu pribadi “dikonstruksi” dari material bangunan memori dan pengetahuan pribadi yang bersangkutan. Artinya, pengaruh-pengaruh religius, kebudayaan, dan pendidikan sang mistikus sendiri ikut menentukan bagaimana penglihatan-penglihatan disampaikan kepada mereka. Ini menjelaskan mengapa terjadi keberagaman detail mengenai peristiwa-peristiwa yang sama di kalangan para mistikus. Sebagian detail mungkin diberikan oleh Allah, sebagian lainnya berasal dari anggapan sang mistikus. Akhirnya, Gereja mempertimbangkan keotentikan tulisan-tulisan yang demikian bukan atas detail-detail ini, melainkan atas apakah terdapat sesuatu yang bertentangan dengan iman dan moral. Jadi, tidak memberikan jaminan bahwa setiap detail yang disajikan adalah benar adanya, melainkan bahwa secara teologis tulisan tersebut aman dibaca.

      Kalau kita baca sendiri buku2 orang kudus tersebut, lebih banyak lagi ajaran dan penjelasannya mengenai potensi bahaya dari wahyu2 pribadi atau visiun tersebut.
      Semoga kita dapat sungguh menghayati ketaatan kepada Allah dengan taat kepada otoritas gereja yang didirikanNya sendiri. Jadi kalau pihak otoritas sudah menyatakan tidak, janganlah kita melawannya. Karena jika demikian, jangan2 kita malah melawan Allah sendiri..

      Salam
      ign

      • Halo semua,
        Kalau saya sederhana saja, ikuti resep dari Santo Ignatius Loyola yang mengatakan, “That we may be altogether of the same mind and in conformity with the Church herself, if she shall have defined anything to be black which to our eyes appears to be white, we ought in like manner to pronounce it to be black. For we must undoubtedly believe, that the Spirit of our Lord Jesus Christ, and the Spirit of the Orthodox Church His Spouse, by which Spirit we are governed and directed to Salvation, is the same.”

        Silahkan dibaca berulang – ulang resep di atas supaya kita tidak gampang terguncang.

        Premis di atas bukan berarti tidak boleh bertanya kalau tidak paham. Tetapi bertanya karena tidak paham dan ragu mana yang benar, kalau di hati kita sudah ada keyakinan Gereja salah sebaiknya tidak perlu buang – buang waktu bertanya.

        AMDG.
        Edwin ST

    • Shalom Saudara Mandez,

      Santo – Santa mendapat pengelihatan juga mengenai surga, purgatory dan neraka, tetapi setahu saya mereka tidak pernah menyatakan gereja non Katolik sesat.
      Tapi kenapa gereja non katolik saat mendapat pengelihatan, selalu mengatakan gereja katolik / pengajaran katolik sesat?

      jika anda percaya gereja Katolik sesat, maka secara tersirat anda tidak percaya pada Mat 16:18, yang menyatakan Tuhan mendirikan gereja ini diatas makam Petrus dan akan menyertainya sampai akhir Jaman.

      Pertanyaan saya selanjutnya kepada anda, kenapa anda masih mengikuti Tuhan Yesus, yang sudah tidak commit pada firmanNya sendiri di Mat 16:18.

      ini hanya filososi dari St. Agustinus, coba anda renungkan “if you believe what you like in the gospel and rejected what you don’t like in it, It is not the gospel you believe, but your self”

      Pax et Bonum

  13. Salom,

    Memang banyak sekali kesaksian yang mengoyahkan iman Katolik, namun sebagai umat Katolik kita hendaknya bisa menguji kesaksian2 tersebut apakah betul-betul sesuai dengan iman kita. Jika kesaksian tersebut memperlihatkan hal-hal yang tidak sesuai dengan iman Katolik, maka patut di ragukan jika kesaksian tersebut berasal dari Tuhan.

    Di tahun 2012 saya menyimak sebuah laman di internet http://www.devosi-maria.blogspot.com di sana banyak sekali kesaksian yang pada awalnya membuat saya shock, takut dan meragukan nya, namun setiap hari saya selalu membaca postingan di blog tersebut dan memperhatikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia. Saya tidak tahu siapa penulis blog tersebut, hingga pada bulan Maret 2013, saya baru mengetahui jika isi dari blog tersebut di ambil dari http://www.thewarningsecondcoming.com

    Saya menggumpulkan pesan-pesan yang ada di web tsb yang sudah di terjemahkan dalam bahasa Indonesia, dan mendoakan berbagai macam doa2 yang sudah di ajarkan di sana. Dan saya merasakan bahwa pesan-pesan tersebut mengandung arti yang sangat dalam bagi kehidupan manusia. Ada kekuatan yang saya sendiri tidak mengerti , bahwa saya harus mengambil bagian dalam menyebarkan pesan2 tsb. Kiranya kita semua menyadari, bahwa hari2 di dunia ini bisa di hitung dan mulai bagi kita melakukan pertobatan yang sejati, bukan hanya bagi diri kita sendiri tapi juga bagi semua jiwa-jiwa yang membutuhkan doa.

    Di dalam pesan2 tersebut selalu di tekankan bahwa doa Kerahiman Illahi dan Rosario Kudus, sangat di perlukan untuk di doakan setiap hari, agar banyak jiwa2 yang bertobat dan kita di jauhkan dari segala yang jahat.

    Berkah Dalem

    [dari katolisitas: Kita harus menyadari bahwa tanpa adanya wahyu-wahyu pribadi seperti ini, Gereja senantiasa menyerukan pertobatan dan juga belas kasih Allah, terutama yang dapat kita terima setiap saat dalam Sakramen Tobat dan juga Sakramen Ekaristi. Dengan kata lain, iman kita tidak tergantung dari wahyu-wahyu pribadi, termasuk juga dari the warningsecondcoming. Waktu kedatangan Kristus adalah waktu yang tidak tersangka-sangka dan tidak ada seorangpun yang tahu. Cara terbaik adalah dengan terus berjaga-jaga.]

    • Setuju sekali jika iman kita tidak tergantung pada wahyu-wahyu pribadi. Namun melalui wahyu2 pribadi dari orang2 terpilih ini, Tuhan berbicara dengan memberikan pesan2-Nya agar seruan pertobatan terus-menerus di serukan. Banyak doa2 yang di perlukan bagi dunia ini, mengingat kondisi dunia ini yang semakin menjauh dari Tuhan. Seperti praktek aborsi, perkawinan sejenis dan eutanasia, yang banyak di legalkan di berbagai negara, terutama di negara Barat. Untuk pelegalan perkawinan sejenis baru-baru ini disahkan oleh Selandia Baru. Sebagai umat Allah seharusnya sedih dan miris dengan kondisi yang ada sekarang ini .

      Akankah lebih baik, jika kita menerima pesan2 dari wahyu pribadi seperti di web http://www.thewarningsecondcoming.com ini, kita meluangkan waktu untuk membaca dan merenungkannya, apakah ini benar2 berasal dari Tuhan. Luangkan waktu untuk duduk di dalam diam, membuka hati dan biarkan Tuhan berbicara kepada kita mengenai hal ini. Bagi saya sendiri ketika menerima pesan2 ini, saya tidak langsung menerima, ada kebingungan, dan penolakan, saya membutuhkan waktu 1 tahun untuk dapat menerima pesan-pesan tersebut.

      Saat ini dunia membutuhkan banyak doa, Doa Kerahiman Illahi, Doa Rosario Kudus hendaknya di daraskan sesering mungkin, dan sebagai senjata kita agar kita di jauhkan dari yang jahat kita bisa membawa “Air Suci, Rosario dan Salib Benecditus”

      Semoga berguna bagi semua.

      BD

      [dari katolisitas: Ada bahaya untuk membaca pesan-pesan seperti di situs tersebut. Dengan mempercayai pesan-pesan tersebut tanpa menelaahnya, maka sebenarnya dapat mengakibatkan umat menilai bahwa Paus yang sekarang adalah nabi palsu, karena itulah yang dikatakan di situs tersebut. Lebih baik waktu yang ada kita gunakan untuk bertekun dalam doa, dalam devosi, dan terutama dalam Ekaristi Kudus, serta mendalami pengajaran Gereja Katolik. Kita mempercayai janji Kristus sendiri yang akan melindunginya sampai akhir zaman.]

      • Terima kasih untuk peringatannya mengenai bahaya membaca pesan2 dari situs yang saya sebutkan di atas. Pertama membaca mengenai nubuat tsb memang saya bimbang dan tidak percaya. Dan saya pribadi tidak memperhatikan yang di katakan oleh pesan-pesan tersebut, bahwa Paus yang sekarang adalah Paus palsu, dan saya juga tidak mau berdebat mengenai hal ini. Karena hanya Tuhan yang mengetahui kebenaran-Nya. Yang utama dari pesan-pesan ini adalah bahwa kita harus meluangkan waktu untuk berdoa lebih banyak lagi, bagi diri kita, keluarga dan jiwa-jiwa para pendosa. Dengan berdoa Kerahiman Illah, Rosario Suci, dan ber-Adorasi di hadapan Sakramen Mahakudus akan melemahkan kuasa setan atas dunia. Dan yang pasti kita pun juga harus menyambut Ekaristi Kudus.

        Berkah Dalem

        [dari katolisitas: Itulah sebabnya menjadi berbahaya kalau kita membaca nubuat-nubuat tersebut dan meyakininya sebagai satu kebenaran. Tidak semua orang dapat memilih-milah informasi. Pada saat ini, kita tidak perlu untuk turut menyebarkan nubuat-nubuat tersebut. Tanpa nubuat-nubuat tersebut, Gereja Katolik senantiasa menyerukan pertobatan, devosi kepada Bunda Maria, devosi akan kerahiman ilahi, adorasi, berakar pada sakramen dan doa serta Firman Allah. Jadi, mari kita berakar pada pengajaran yang telah diberikan oleh Gereja Katolik dan terus mengingat bahwa kedatangan Kristus adalah seperti pencuri dan tidak terduga. Yang diperlukan adalah sikap senantiasa berjaga-jaga, yaitu dengan terus bertumbuh dalam kekudusan.]

        • Tulisan di Majalah Ave Maria-Marian Center (lupa edisi berapa) yang pernah sempat saya baca mengenai wahyu2 pribadi seperti dr Vasulla Ryden juga dalam hal ini yang Sdri.Ratna tunjukkan dalam http://www.thewarningsecondcoming.com mungkin dapat menjadi masukan :

          dalam wahyu2 pribadi seperti itu mungkin terdapat 99% kebenaran: mengenai ajaran Gereja Katolik soal doa, intensi, berbagai macam devosi dlm Gereja Katolik; namun hati-hati 1% yang tersisa itulah yang mengandung ‘bahaya’ & merupakan celah yang digunakan Setan yg cerdik untuk membidik & menjatuhkan terutama jiwa orang2 saleh yang tekun dalam doa & devosi.
          (analoginya, buah apel itu baik namun jika mengandung racun meski hanya sedikit pasti akan berdampak buruk & bisa mematikan bagi yang memakannya)

          untuk itu, selain iman tetap harus digunakan akal budi dalam menilai segala sesuatu, dalam hal ini wahyu2 pribadi. & ‘seharusnya’ kita sebagai anggota Gereja Katolik tunduk pada keputusan Gereja Katolik yang mengajarkan kepenuhan kebenaran (sebagai anggota Gereja Katolik kita pasti mampu taat karena kita telah mengerti bahwa Kristus/Tuhan sendirilah yang mendirikan Gereja Katolik, & Tuhan tidak akan mengontradiksi diriNya sendiri karena Tuhan adalah 100% Kebenaran.)

  14. Orang berdosa bisa selamat karena iman kepada Yesus Kristus, bukan karena berbuat baik. Tetapi bukti bahwa ia sudah selamat adalah bahwa ia lalu berbuat baik. Kalau seseorang mengaku sudah beriman kepada Yesus dan sudah selamat tetapi ia sama sekali tidak mempunyai perbuatan baik / ketaatan kepada Tuhan, maka itu me-nunjukkan bahwa pengakuannya itu dusta. Jadi sebetulnya ia belum selamat dan belum percaya dengan sungguh-sungguh.

    [dari katolisitas: Dengan pemikiran tersebut, maka Anda juga harus menolak sekali selamat tetap selamat, karena pada akhirnya iman harus dibuktikan dengan perbuatan kasih]

  15. Shalom alaichem. Semoga kita dibimbing oleh Roh Hikmat Kebenaran untuk mengerti dan memahami apa maksud dari Firman Tuhan Yesus Kristus.
    Bisa anda jelaskan, mengapa adanya perbedaan tentang sepuluh Firman Tuhan di bible dengan sepuluh Firman Tuhan dari ajaran Katolik?
    pertanyaan selanjutnya, mengapa pastor, romo, paus mau membebani diri mereka dengan tidak menikah? padahal di bible tidak ada firman yang melarang manusia untuk tidak menikah dan memiliki keturunan (pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan hanya untuk satu kali seperti adam dan hawa)
    pertanyaan terakhir, apakah hal-hal yang berbeda dengan bible/ Firman Tuhan adalah hanya buatan/ rekaan kesalahpahaman dari manusia itu sendiri?

    Saat ini saya masih belajar dan ingin memahami tentang Kebenaran yang sejati. Sekiranya pertanyaan yang saya ajukan ditanggapi dengan satu visi yaitu membuktikan bahwa dengan mau memahami dan mendalami Firman Tuhan akan menuntun kita pada Kebenaran itu, bukan rekaan dari manusia atau ajaran Kebenaran yang disimpangkan oleh manusia itu sendiri.
    Terima Kasih. Salam Sejahtera.

    • Shalom Eagle,

      1. Perbedaan antara Sepuluh Perintah Allah versi Gereja Katolik (dan Lutheran) dan versi Gereja-gereja Timur dan Protestan

      Mohon diketahui bahwa di Kitab Suci tidak ada penomoran yang jelas dari nomor satu sampai sepuluh, tentang perintah-perintah Allah itu. Maka penomoran yang ada, itu dibuat berdasarkan catatan Bapa Gereja. Gereja Katolik (dan Lutheran) mengacu kepada penomoran yang dibuat oleh St. Agustinus, sedangkan Gereja-gereja Timur dan Protestan mengacu kepada Origen.

      Tentang hal ini sudah pernah dibahas di artikel ini, silakan klik.

      2. Mengapa pastor, romo, Paus membebani diri dengan tidak menikah?

      Karena Kristus mengajarkannya. “….ada orang yang membuat dirinya demikian [tidak kawin] karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti.” (lih. Mat 19:12) Nah, maka memang ada orang-orang tertentu yang atas kemauannya sendiri, karena demikian total kasihnya kepada Kristus, mau hidup selibat demi Kerajaan Allah, yang membuat mereka dapat mencurahkan segenap hati, jiwa, perhatian dan keseluruhan diri mereka untuk melayani Allah. Rasul Paulus juga mengajarkan tentang hal ini. “Namun demikian alangkah baiknya, kalau semua orang seperti aku; tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu…Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya. Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya….” (lih. 1 Kor 7:7, 32-34)

      Maka para Romo/ biarawan/ biarawati Katolik bukan mau membebani diri sendiri, dengan tidak menikah. Mereka dengan kehendak bebasnya memilih untuk hidup demikian, demi kasih mereka kepada Tuhan. Ini bukan paksaan/ beban. Mereka tidak dipaksa untuk melakukan itu, sebab kalau mereka merasa tidak cocok, maka sebelum tahbisan/ kaul kekal, mereka boleh memutuskan untuk keluar. Maka dengan adanya kehidupan selibat, bukan berarti bahwa Gereja Katolik tidak mensakralkan Perkawinan. Tentang bagaimana Gereja menjunjung kesucian perkawinan, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.

      Selanjutnya tentang kehidupan selibat atau menikah, silakan klik.

      3. Hal- hal yang berbeda-beda dengan Bible adalah hanya buatan/ rekaan/ kesalahpahaman manusia?

      Terus terang saya kurang paham dengan pertanyaan ini. Jika yang dimaksud adanya perbedaan versi Bible (misal di versi bahasa Inggris ada banyak versi, NAB, RSV, KJV, DRB, dst), umumnya itu adalah karena perbedaan terjemahan. Ini sangatlah dapat dimengerti sebab untuk suatu kata yang sama, memang dapat diterjemahkan dengan beberapa kata yang berbeda, dan ini menghasilkan beberapa versi terjemahan.

      Namun jika yang dimaksud adalah perbedaan interpretasi, itu ceriteranya lain. Gereja Katolik memiliki Magisterium (Wewenang Mengajar Gereja), sehingga untuk ajaran Kitab Suci sehubungan dengan pokok-pokok iman yang mendasar, tidak ada perbedaan interpretasi dalam Gereja Katolik. Sedangkan memang di gereja-gereja Kristen non-Katolik, memang dapat terjadi ada perbedaan-perbedaan interpretasi tentang suatu ajaran iman, misalnya: Apakah Baptisan perlu untuk keselamatan? Apakah bayi/ anak-anak boleh dibaptis? Apakah seorang yang sudah mengimani Kristus pasti masuk surga walaupun ia berdosa berat dan tidak bertobat? Apakah makna Perjamuan Kudus? dst…. Dari pertanyaan semacam ini saja, ada banyak variasi jawaban yang belum tentu sama antara denominasi satu dengan yang lainnya. Hal ini tidak terjadi dalam Gereja Katolik. Gereja Katolik memegang pengajaran yang satu dan sama tentang hal ini sejak abad awal sampai sekarang. Jika Anda tertarik membaca tentang hal ini, silakan klik di sini.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  16. Kesaksian ANGELICA ZOMBRANO membuktikan bahwa Yesus benar2 Tuhan dan Juru selamat…Baiklah masing2 dari kita menjaga sikap, hati dan pikiran kita lebih dekat dengan Tuhan Yesus….Lihatlah betapa ngerinya neraka…lihatlah betapa indahnya sorga….bertobatlah karena tidak satupun manusia tidak berdosa….termasuk paus sekalipun….

    [Dari Katolisitas: Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa Paus tidak berdosa. Yang diajarkan adalah bahwa Paus sebagai penerus Rasul Petrus diberi kuasa mengajar dalam hal iman dan moral, dengan benar (tidak mungkin salah), atas dasar kuasa yang diberikan Kristus sendiri kepada para Rasul, secara khusus kepada Petrus, dan para penerus mereka (lih. Mat 16:19; 18:18, 28:19-20).]

  17. “Orang, yang bersukacita karena karunia-karunia ini, tidak hanya menginginkan untuk mempercayainya lebih lagi, tetapi merasa berbeban untuk menggunakannya di luar waktu yang tepat.”
    (Mendaki Gunung Karmel, III, 31,2)

    “Saat iblis mengenali keterikatan mereka terhadap keajaiban-keajaiban ini, iblis membuka lahan yang luas, menyediakan bahan-bahan untuk usaha, dan iblis pun campur tangan secara luas.”
    (Mendaki Gunung Karmel, III, 31, 4)

    “Supaya dapat memiliki segalanya, jangan memiliki sesuatupun juga.
    Supaya dapat menjadi segala, jangan ingin menjadi apapun juga.
    Supaya dapat mengetahui segala sesuatu, jangan ingin mengetahui apapun juga.
    Bila engkau berpaling pada sesuatu, engkau berhenti mengarah kepada Yang Segala. Sebab supaya dapat pergi dari segala ke Segala, harus kautinggalkan dirimu seluruhnya dalam segala. Dan bila engkau sampai memiliki segala, engkau harus memilikinya tanpa menginginkan sesuatupun. Dalam kelepasan ini, roh menemukan istirahat dan damai.
    Tetapi bila ia menginginkan sesuatu, pada saat itu juga ia menjadi letih dan kuatir.”
    (Mendaki Gunung Karmel I)

    St. Yohanes dari Salib

  18. Berikut ini adalah perasaan yang saya alami selama menonton tayangan kesaksian sorga dan neraka di youtube.Badan saya merinding-Air mata menetes-Ketakutan yang besar melanda pikiran saya-Keyakinan saya dipertanyakan kembali (umm mungkin itu adalah ekspresi kerinduan akan Tuhan Yesus Kristus)
    Dalam hati, saya katakan “baiklah mari kita cari tahu kebenarannya”
    Tentu saja rujukan awal yang saya gunakan adalah alkitab/Injil Perjanjian Baru, dengan mengenal pribadi Yesus sebagai tokoh sentral dalam kesaksian tersebut.
    =====================
    Siapakah Yesus Kristus?
    Yesus yang saya kenal adalah pribadi yang sempurna, (bukalah Injil dan carilah siapakah Yesus itu)
    Dia adalah Kasih, begitu besar kasihNya kepada para pendosa dengan rela Dia menyerahkan nyawaNya untuk menebus dosa umat manusia
    Dia adalah Kebenaran sejati, ajarannya merupakan jalan hidup
    Dia adalah Firman yang hidup apa yang dikatakannya berasal dari Allah Bapa
    Dia adalah Mesias Anak Allah yang hidup dalam persekutuan kudus “Bapa, Putra dan Roh Kudus”
    Dia adalah Alpha dan Omega, awal dan akhir dari penciptaan.
    Dia akan datang mengadili orang hidup dan mati

    Keyakinan ku:
    Jelas bahwa Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan dan menunjukan kebenaran kepada semua manusia. Saya sebagai seorang manusia mengakui sangat lemah dalam pemikiran, perkataan, perbuatan dan kelalain yang berbuah dosa oleh karena itu saya butuh Yesus untuk membimbing saya dan menyelamatkan saya, karena Yesus yang saya yakini adalah Yesus yang hidup dan penuh kasih yang tidak pernah meninggalkan ku dalam kelemahan dan penderitaan duniawi.
    Keyakinan orang katolik dituangkan dalam pengakuan iman yaitu Sahadat Para Rasul, dan hasil dari konsili Nicea. Sahadat yang saya yakini ini telah berumur ratusan tahun bukan semata-mata hadir dengan sendirinya tentunya tercipta melalui pergulatan iman dan permohonan kepada Tuhan Yesus dalam terang Roh Kudus, resapilah setiap baitnya semoga Tuhan memberikan terang Roh Kudus kepada kita semua.
    ====================
    Apakah Sorga itu?
    Matius 5:19
    Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
    2 Korintus 12:2
    Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau–entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya–orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
    Ibrani 7:26
    Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,

    Aku meyakini melalui Injil dan Iman:
    Telah jelas tertulis di Injil bahwa Sorga mempunyai Tingkatan, dari yang terendah sampai yang tertinggi yaitu Tahta Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, jika demikian halnya maka saya menyakini bahwa para rasul, para orang kudus, santo dan santa, para Paus dan gembala Tuhan yang telah menunaikan tugasnya telah mendapatkan upahnya di Sorga pada tingkatan tertentu.
    Dan saya memohon kepada Tuhan Yesus, Bunda Maria dan para orang kudus kiranya mendoakan saya yang hina dan lemah ini diijin untuk masuk dalam kerajaan sorga walaupun itu adalah sorga terendah agar saya beroleh keselamatan bersama Tuhan Yesus dan semua orang yang berkenan kepadaNya.
    ========================
    Apakah Neraka itu?
    Matius 10:28
    Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
    Matius 18:9
    Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua.

    Keyakinan ku tentang Kebangkitan:
    Lihatlah gambaran neraka dalam Injil, neraka adalah tempat untuk membinasakan jiwa dan tubuh, Injil mengatakan buanglah anggota tubuh mu yang menyesatkan mu (disaat kita hidup), Injil tidak mengatakan tentang penyiksaan anggota tubuh setelah kematian. Tuhan Yesus Kristus yang saya yakini adalah Tuhan yang Maha Kasih bukan tuhannya manusia yang suka menyiksa dengan kekejian, bahwa upah dosa adalah maut itu sudah jelas, Tuhan ku Yesus Kristus sudah datang dan mengalahkan maut dan inilah yang ditunjukan Tuhan Yesus kepada ku bagaimana Ia akan membangkitkan orang mati dan Ia telah menunjukan kepada kita semua melalui Lazarus (Yohanes 11:23-27) “(23) Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” (24) Kata Marta kepada-Nya: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” (25) Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, (26) dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (27) Jawab Marta: “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”
    Dengan percaya kepada Yesus Kristus kita telah diselamatkan, tetapi kelemahan kita sebagai manusia cenderung untuk berbuat dosa dan kita tau upah dosa adalah kematian namun Tuhan ku Yesus Kristus telah menebus dosa ku dan dosa-dosa leluhur ku karena darahNya yang suci telah ditumpahkan untuk semua manusia, oleh karena kelemahan ku aku menyadari setiap hari-hari yang ku lewati selalu ada dosa dalam pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalain ku. Sebagai seorang manusia yang lemah oleh karenanya aku butuh pengakuan dosa, pertobatan setiap hari dan ketika ajal ku tiba biarlah api pensucian membakar semua dosa ku agar aku layak dihadapan Tuhan ku Yesus Kristus.
    ======================
    Siapakah Bunda Maria itu?
    Lukas 1:28
    Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
    Lukas 1:30-31
    Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
    Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
    Lukas 1:34-35
    Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”
    Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
    Lukas 1: 41-43
    Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus,
    lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
    Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
    Yohanes 2:3-5
    Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.”
    Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.”
    Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”
    Kisah Para Rasul 1:14
    Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.

    Lihatlah Bunda Maria, jelas dan terang di sebutkan berulang kali dalam Injil mengapa kita tidak mempercayainya?
    Saya menyakini Bunda Maria adalah Perawan Suci, Ratu Surgawi, Ibu lahiriah dari Tuhan Yesus kristus, Ia diberkati diberi kasih karunia, Roh Kudus telah turun terlebih dahulu kepada bunda Maria sebelum janji Yesus ke pada murid-muridnya akan Roh penghiburan. Bunda Maria yang pertama kali mendorong Tuhan Yesus untuk melakukan mujijatnya, lihatlah! Teladan yang ditunjukan Tuhan Yesus walaupun Tuhan Yesus tau saatnya belum tiba namun kasihnya kepada ibuNya, kepatuhaNya pada ibuNya, Ia melakukan mujijat pertamanya! Ketika Tuhan Yesus naik ke sorga Bunda Maria tidak meninggalkan murid-murid Yesus tercerai berai namun dengan kasih setia terus mendampingi mereka sebagai seorang ibu bagi mereka. Jika Maria mampu memohon kepada Tuhan Yesus untuk melakukan mujijat, jelaslah bukan hal yang mustahil jika Bunda Maria pun dapat memohon kepada Tuhan Yesus untuk menyelamatkan saya!
    ===================
    Dari Gereja Purba menjadi Gereja Katolik
    Dari Gereja Katolik menjadi Kekristenan
    Dari Kekristenan kabar gembira dan Injil menyebar kepada setiap bangsa dan suku-suku bangsa
    Matius 16:15-19
    Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
    Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
    Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
    Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
    Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”

    Inilah keajaiban Tuhan kita Yesus Kristus
    Ia selalu menepati semua perkataanNya, dengan cara-cara yang tidak dipahami oleh manusia, dan karena kelemahan kita sebagai manusia yang terbatas pada akal sehingga sejarah dan keajaiban yang di ciptakan Tuhan menjadi sesuatu yang kontroversial dijadikan bahan perdebatan dan berujung pada peperangan dan kebinasaan. Dunia adalah medan peperangan antara yang baik dan yang jahat, antara terang dan kegelapan, itulah sebabnya dunia dikiaskan sebagai wilayah abu-abu dimana saya sebagai manusia yang diberikan karunia akal, hati dan roh berusaha meng-ekstrak warna abu-abu tersebut hingga dapat membedakan hitam dan putihnya kehidupan ini namun tanpa kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus dalam terang Roh Kudus mustahil memahami kebenarannya.
    Oleh karenanya saya meyakini dogma dan doktrin ajaran gereja katolik didasarkan pada bimbingan dan pengajaran Roh Kudus yang tidak dapat dipahami oleh akal manusia. Karena keyakinan tersebut setiap kali saya membaca Injil saya selalu memohon agar jangan akal saya yang memberikan penafsiran akan makna ayat yang saya baca melainkan biarlah dalam bimbingan Roh Kudus dan kasih karunia Allah Bapa dalam nama Tuhan Yesus Kristus memberikan pemahaman dalam hati dan pikiran saya akan ayat-ayat yang tertulis dalam Injil.
    (“Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga”).

    Yohanes 15:16
    Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

    Renungkanlah ini “Mengapa anda menjadi orang Katolik atau Kristen? Apakah semata-mata warisan sosial karena anda terlahir dalam keluarga Katolik atau Kristen?”
    Saya meyakini kelahiran saya di dunia ini dalam keluarga Katolik karena Tuhan Yesus Kristus memilih saya untuk menjadi muridNya untuk melakukan kehendakNya besar maupun kecil perkara (salib) yang ditanggungkan pada saya adalah rencanaNya agar saya beroleh keselamatan abadi”
    ==========================
    Santo dan Santa dalam ajaran Katolik
    Dalam dogma dan doktrin gereja katolik kita menyakini ada orang Suci dan Kudus, orang yang hidupnya benar dihadapan Allah, dan sebagai bentuk apresiasi dari gereja katolik diberilah gelar Santo dan Santa.
    Saya meyakini adanya orang Benar, Suci dan Kudus, Santo dan Santa yang telah menjadi martir yang benar-benar mengikuti ajaran dan teladan Tuhan Yesus Kristus berani mengambil keputusan untuk meninggalkan semua miliknya untuk mengikuti Tuhan Yesus Kristus menjadi muridNya yang setia dan ini adalah kebenaran yang nyata!
    Jika iman saya menolak adanya orang Suci dan Kudus para Santo dan Santa sama halnya saya tidak meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan karena tiada satu pun manusia yang mau dan mampu mengikuti keteladanan dan pengajaranNya, maka tiada keselamatan bagi manusia di akhir zaman dan ini adalah sebuah pengingkaran yang besar akan kekuasaan Tuhan.
    Jika tidak ada orang orang Suci dan Kudus para Santo dan Santa di dunia ini maka kabar gembira tidak akan menyebar hingga ke semua bangsa dan suku-suku bangsa. Orang Suci dan Kudus para Santo dan Santa adalah orang-orang pilihan Tuhan hamba-hamba Tuhan yang telah di sucikan bukan karena usaha mereka sendiri melainkan karena kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan upah mereka nyata di sorga.

    Renungan:
    “Aku pertama kali mendengar Injil dan Tuhan Yesus Kristus dari pendahulu ku, dan aku yakin dan percaya para pendahulu ku telah bergelut sekian masa untuk menemukan kebenaran Injil dan Yesus Kristus dalam bimbingan dan terang Roh Kudus mereka mengorbankan waktu, pemikiran, tenaga, darah dan air mata, untuk membukakan jalan kebenaran bagi generasi berikutnya agar mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga beroleh keselamatan abadi”
    ============================
    Paus Pemimpin Spiritual Gereja Katolik
    Apakah beliau adalah tokoh yang diidolakan oleh umat katolik? Lebih dari itu.
    Paus bagi iman katolik adalah Wakil Kristus, taukah anda siapa Paus pertama? Ya, Paus Pertama adalah Rasul Petrus, siapa dia? Dia adalah murid yang telah dinubuatkan oleh Yesus Kristus sendiri dalam Injil Perjanjian Baru Matius 16:15-19 (Sungguh nyata mujijat Tuhan Yesus Kristus, Ia selalu menepati semua perkataanNya).
    Lihatlah hingga hari ini telah ada 265 Paus (Bapa gereja) dari kurun waktu 33 M – hingga sekarang (1.980 tahun) bukankah ini sebuah mujijat!!”
    tiada satu pun kerajaan di dunia ini yang mampu bertahan selama 1.980 tahun!! (http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Paus_Gereja_Katolik_Roma)
    Sebagai orang yang percaya pada kebenaran Injil dan Tuhan Yesus Kristus, saya meyakini bahwa ada campur tangan Tuhan dalam pemerintahan Paus karena bukan manusia yang mendirikan jemaatNya melain Dia sendiri yang menjaga, melindungi dan memberikan pengajaran yang tidak mungkin ditangkap oleh akal manusia yang picik. Apakah anda pikir Tuhan Yesus akan membiarkan kawanan dombaNya di gembalakan oleh serigala?

    “Apa tanggapan anda jika saya bersaksi telah melihat Paus Yohanes Paulus II dengan jubah kepausannya memegang tongkat gembala Kristus ditangan kanannya memberikan energy spiritualnya kepada saya dan semua umatnya atau apa pendapat anda jika saya mengatakan telah melihat Tuhan Yesus Kristus Tergantung di Kayu Salib dalam kemuliaan sinar matahari pagi”
    Apa reaksi anda jika ada seseorang bersaksi bahwa Paus Yohanes Paulus II adalah benar-benar orang benar dihadapan Allah?”
    Bukan kah telah diingatkan akan kemuncul nabi-nabi palsu dan wahyu-wahyu yang akan menyesatkan umat manusia?”
    Jelas dengan keyakinan Apostolik saya mempercayai Paus Yohanes Paulus II berada di sorga bersama para Bapa Gereja terdahulu.

    “Ampuni aku ya Tuhan karena dangkalnya pemaham ku akan perkataan Mu”
    “Tuhan biarlah Kuasa Mu terjadi di bumi dan di sorga, sekarang hingga akhir zaman, kuatkanlah iman dan keyakinan ku dalam terang dan bimbingan Roh Kudus” Amin.

  19. syalllom, Salam.sejahtera buat kita semua.

    sy sering membaca kesaksian2 palsu dari saudara2 kita yg mengaku bertobat setelah bertemu dengan Tuhan kita Yesus kristus, namun setelah di teliti lbh lanjut ternyata banyak sekali yang menipu dengan nama Tuhan kita Yesus Kristus. namun untuk kesaksian anggelina kali ini sy lihat beberapa pelajaran yg mampu menumbuhkan iman saya pribadi:
    1. Hanya dngan percaya kepada Tuhan Yesus maka keselamatan ada ditangan kita.
    2. tentang penyembahan berhala sy ambil suatu kesimpulan bhwbkn iman katolik yg lg digoyahkan namun lagi diperkuat. seperti yang dikatakan tentang doa salam bunda maria yg sy tahu ada yg berbunyi spt … Doakanlah kami yang berdosa ini … Maksud Tuhan kita Yesus kenapa kita memohon kpd Maria sedangkan Yesus sdh berkata Akulah jalan keselamatan dan hidup? jd jk dlm pengampunan dosa pun kita bs langsung kpd Dia tanpa ke Maria lagi.
    3. tentang paus yg masuk neraka, apakah kita tahu kehidupan pribadi paus tersebut? Ingat perumpamaN orang kaya yg susah masuk kekerajaan surga? Hnya krn 1 dosa maka kita tdk bisa masuk sorga.
    4. Jika kita mau masuk sorga maka ada hal2 yg hrs dirubah yaitu, kita harus hidup dengan kasih, merenungkan firman setiap hari, bersekutu dengan Tuhan tiap hari, melakukan kehendak Dia, memberitakan kabar baik, mengampuni org yg bersalah kpd kita, mengajarkan kpd anak2 kita tentang Yesus dan kepadaNyalah kita hsrus sujud menyembah.
    Dan kalo dibaca secara perlahan2 Yesus hanya ingin kita berbalik kepadaNya, memohon hnya kpdNya, meminta kepadaNya. Janganlah kita melihat bhw saat kita mendengarkan kesaksian ini langsung pindah agama ataupun pindah gereja. Mari kita mengubah dari kehidupan kita mulai hari ini.
    Kita hanya bisa bersyukur kepada Tuhan Kita Yesus kristus krn sampai hari ini kita masih bisa hidup dan masih di beri kesempatan untuk bertobat dan berbalik kepadaNya.
    Saudaraku, ingatlah apa yg Tuhan katakan bahwa tidak ada yg selama dan hanya kepadaNya keselamatan itu ada, dan ingatlah pesan Tuhan Yesus bahwa jikalau kita mau menerimaNya sebagai juruslamat maka kita tidak akan binasa melainkan memperoleh kehidupan yang kekal.
    Berdoalah setiap saat dan setiap kit mau melangkah. Besykurlah setiap hari dan carilah Dia setiap hari. Semoga Tuhan Yesus memberkati kita semua.

    Maaf jika ada kata2 yg tdk sempurna.

    • Shalom Togi Simanjuntak,

      Terima kasih atas komentar Anda. Sebenarnya, kalau kita mau jujur, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sangat sulit untuk memeriksa kebenaran apakah penglihatan atau wahyu pribadi seseorang benar atau tidak. Dengan demikian, kita tidak dapat mendasarkan kebenaran yang kita pegang dari wahyu pribadi. Apalagi kalau ada banyak pengajaran dari Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja, yang juga bertentangan dengan wahyu pribadi tersebut. Bagi umat Katolik, sebenarnya kita tidak perlu bingung dengan wahyu pribadi, karena: iman kita tidak tergantung dari wahyu pribadi; kita mempunyai Magisterium Gereja yang dapat memberikan konfirmasi tentang otentisitas dari wahyu-wahyu pribadi. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan terhadap tanggapan yang Anda berikan:

      1. Percaya kepada Tuhan Yesus SAJA tidak mengantar kita kepada keselamatan, karena ada banyak  hal yang disebutkan dalam Kitab Suci untuk menerima keselamatan, seperti: baptisan (lih. Mrk 16:16), pentingnya kasih atau kekudusan (lih. Ibr 12:14).

      2. Doa Salam Maria adalah doa yang alkitabiah dan baik, dan telah didiskusikan di sini – silakan klik. Mengapa kita meminta bantuan doa kepada Maria? Karena Bunda Maria adalah orang yang telah dibenarkan oleh Allah dan doa orang benar jika dengan yakin didoakan adalah besar kuasanya (lih. Yak 5:16). Lihat diskusi ini – silakan klik.

      3. Kalau kita tidak tahu kehidupan seseorang, maka kita tidak perlu memprediksi apapun tentang apakah orang tersebut masuk neraka atau tidak. Namun, untuk mengambil kesimpulan bahwa paus masuk neraka berdasarkan penglihatan seseorang sesungguhnya tidak dapat dipertanggungjawabkan.

      4. Semua hal yang Anda sebutkan adalah benar, karena kalau kita mengasihi Kristus maka kita harus menjalankan semua perintah-Nya, termasuk semua yang Anda sebutkan, dan dibaptis, dan menyantap tubuh dan darah-Nya dalam Ekaristi.

      Jadi, mari kita mendasarkan iman kita dari dasar yang telah jelas, yaitu Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium Gereja, dan bukan berdasarkan wahyu-wahyu pribadi yang dapat salah dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  20. Bolehkah saya bertanya mengenai api penyucian? Dari kesaksian beberapa visioner yang saya baca/lihat di internet (kristen) tidak satupun yang menceritakan adanya purgatorium yang bagi ajaran Gereja Katolik sangat diyakini. Saya berusaha mencarinya dalam artikel tentang kesaksian Maria Simma (yang diyakini sebagai pendoa bagi jiwa2 di purgatorium), tetapi sangat sedikit dalam bentuk bahasa Indonesia. Apakah ada artikel dalam bahasa Indonesia mengenai api penyucian, sehingga akan makin menguatkan iman dan menghapus keragu-raguan. Karena ada visioner Kristen yang berkata bahwa kalau ada purgatorium pasti Yesus akan menunjukkan kepada visioner tersebut.
    Terimakasih atas jawabannya, semoga semakin menguatkan iman kita semua. Tuhan memberkati.

    [dari katolisitas: Silakan membaca tanya jawab di atas – silakan klik. Ada begitu banyak kesaksian tentang Api Penyucian dari santa-santo, salah satunya adalah St. Fautina.]

  21. mungkin ini ngak terlalu nyambung, cuma terinspirasi saja untuk ungkapkan ini … saya katolik, tanpa sengaja membaca kesaksian Angelica … yg menulis bahwa Paus di neraka.

    Kata Yesus, yg empunya kerajaan surga (saya mengartikan juga yang bisa masuk ke surga) adalah anak-anak (saya mengartikan juga bisa bersikap seperti anak) polos, percaya, kagum, gampang memaafkan, selalu ceria dll … coba deh perhatikan orang2 tua kembali seperti anak2 (saya mengartikan karena mau masuk surga)

    mungkin kita harus lebih jeli mempelajari sifat anak2 yg katanya empunya Surga …

    salam.

    [Dari Katolisitas: Sifat anak-anak yang paling menonjol adalah kerendahan hati, dan kesediaan untuk terus belajar dan mendengarkan arahan dari pengajar/orang tua. Demikianlah maka dalam menyikapi klaim-klaim wahyu pribadi, umat Katolik mendengarkan arahan dari Magisterium Gereja yang menjalankan peran sebagai pengajar bagi seluruh Gereja. Dengan patokan inilah kita dapat mengetahui apakah suatu klaim wahyu pribadi itu otentik atau tidak, yaitu apakah yang disampaikan sesuai dengan ajaran Magisterium Gereja atau tidak. Jika tidak, seperti contohnya klaim Angelina Zombrano ini, maka kita dapat mengetahui bahwa apa yang disampaikannya tidak otentik berasal dari Tuhan.]

  22. Syalom tim Katolisitas..

    Belakangan ini ramai sekali diperbincangkan ttg penglihatan seorang anak beragama kristen non katolik akan Yesus dan surga neraka. Akan tetapi, dia mengatakan bahwa Maria menangis krn melihat umat katolik di seluruh dunia menyembahnya dan ingin agar umat katolik bertobat. Bagaimana menurut pandangan bp. Stef atau ibu Ingrid?

    Satu lagi, apakah doa Bapa Kami dan Salam Maria itu fungsinya setara ketika didoakan bersama2 menggunakan rosario? Yang mana kita tau bhw Yesus dan Maria kedudukannya tdk sama bagi umat katoik.

    Sekian, terimakasih
    Tuhan memberkati

    • Shalom Tifani,

      Anda menanyakan apa yang persis sudah dibahas di artikel di atas. Mohon membaca kembali tanggapan kami. Di sana dibahas tentang klaim Angelica Zambrano, yang mengatakan seperti yang Anda tuliskan. Kita tidak perlu percaya kepada apa yang disampaikannya, karena terdapat banyak kekeliruan dalam apa yang disampaikannya, sehingga kita mengetahui bahwa yang disampaikannya itu bukan berasal dari Tuhan. Apa yang dianggap Angelica sebagai ajaran Gereja Katolik juga bukan ajaran Gereja Katolik (jadi ada kekeliruan di sini), sehingga tidak ada yang menjamin bahwa hala-hal lain yang disampaikannya adalah suatu kebenaran.

      Tentang definisi doa, Katekismus Gereja Katolik (lih. KGK 2558-2559), mengutip St. Teresia kanak-kanak Yesus, mengajarkan, “Bagiku doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan”. Dalam pandangan ke surga inilah kita menujukan doa-doa kita kepada Allah yang dimuliakan di hadapan para orang kudus-Nya, dan dengan demikian kita dapat pula memohon dukungan doa syafaat dari para kudus-Nya di hadapan Allah. Para orang kudus di surga adalah orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah, sehingga besarlah kuasa doa mereka (lih. Yak 5:16). Namun demikian, tetaplah berbeda doa yang ditujukan kepada Allah dengan doa yang bertujuan memohon dukungan doa dari para orang kudus, sebab hanya kepada Tuhanlah kita menyembah, namun kepada para orang kudus kita menghormati, namun tidak menyembah mereka.

      Tentang hal ini, silakan membaca lebih lanjut di artikel-artikel berikut ini:

      Apa itu devosi kepada Bunda Maria?
      Apakah Umat Katolik harus berdoa melalui perantaraan Bunda Maria?
      Doa Rosario, doa yang sungguh Alkitabiah

      Maka tidak ada masalah dengan mendoakan doa Salam Maria dan doa Bapa Kami dalam doa Rosario. Doa Rosario tetap berfokus pada Tuhan, karena yang direnungkan adalah misteri keselamatan yang dinyatakan Allah dalam peristiwa-peristiwa kehidupan Kristus (Peristiwa Gembira, Sedih, Terang dan Mulia). Doa Salam Maria di sana adalah doa untuk memohon Bunda Maria mendoakan kita saat kita merenungkan peristiwa penyelamatan kita oleh Kristus yang telah rela menjelma menjadi manusia, hadir di tengah-tengah umat manusia sampai Ia menderita, wafat dan bangkit dengan mulia dan naik ke Surga, mengutus Roh Kudus dan menjanjikan mahkota kehidupan bagi kita yang percaya kepada-Nya sebagaimana janji ini digenapi dalam diri Bunda Maria.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas. org

  23. Saya ingin bertanya, tadi dikatakan jangan langsung percaya terhadap kesaksian angelica yang bersifat wahyu pribadi.. Sedangkan dari artikel di atas ada penetapan dogma yang disebutkan sebagai berikut
    Tentang Api Penyucian: St. Faustina dalam buku hariannya mengatakan “…I saw my Guardian Angel, who ordered me to follow him. In a moment I was in a misty place full of fire in which there was a great crowd of suffering souls. They were praying fervently, but to no avail, for themselves; only we can come to their aid. The flames, which were burning them, did not touch me at all. My Guardian Angel did not leave me for an instant.

    Berdasar St. Faustina tersebut, ia menyatakan bahwa ia melihat ( I saw). Hal tersebut sama dengan Angelica. kalau jangan langsung percaya wahyu pribadi mengapa dari St. Faustina yang wahyu pribadi langsung dipercaya sbg dogma?

    • Shalom Kurniawan,

      Terima kasih atas komentarnya. Sebenarnya kalau Anda membaca argumentasi dalam tanya jawab di atas secara lebih seksama, maka Anda dapat melihat bahwa iman Katolik tidaklah tergantung dari wahyu pribadi. Bahkan Gereja mengajarkan bahwa wahyu pribadi tidaklah mengikat umat beriman. Tanpa adanya wahyu-wahyu pribadi dari santa-santo, umat Katolik tetap mempercayai doktrin dan dogma yang ditetapkan oleh Magisterium Gereja yang sesuai dengan pengajaran dari Kitab Suci dan Tradisi Suci. Saya menggunakan beberapa penglihatan dari santa-santo untuk memberikan sisi yang lain, bahwa dalam Gereja Katolik, penglihatan dan wahyu pribadi seperti Angelica juga ada, dan banyak sekali. Kalau dari wahyu-wahyu pribadi antara Angelica dan para santa-santo berbeda dan saling bertolak belakang, maka pertanyaan saya adalah: manakah yang harus dipercaya dan apakah parameternya? Itulah sebabnya, kami senantiasa menekankan, bahwa kalau kita ingin berdiskusi tentang satu pengajaran, kita tidak perlu merujuk pada wahyu-wahyu pribadi yang sulit dibuktikan kebenarannya. Untuk melihat dasar dari dogma Api Penyucian, silakan melihat artikel ini – silakan klik. Semoga bisa diterima.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

    • maksudnya sih gampang, bandingkan aja kehidupan pribadi kesehariannya antar penerima wahyu yg satu dgn yg lainnya,…. mana yg lebih dekat dgn Tuhan?

      • Salam,

        Saya setuju dengan Egi Sae, bahwa buah Roh dalam hidup penerima wahyu adalah salah satu parameter yang dapat digunakan untuk membedakan wahyu mana yang otentik atau tidak.

        Namun, kehidupan pribadi penerima wahyu bukanlah satu-satunya parameter pengukur. Malah, bukan parameter paling utama. Banyak ditemui penerima wahyu pribadi yang isi wahyunya bertentangan dengan ajaran Gereja tapi memiliki kehidupan doa yang kuat, dapat menyalurkan mukjizat, dan berperilaku baik.

        Menurut saya, kerendahan hati untuk taat pada apa yang diajarkan oleh Gereja adalah parameter paling kuat. Gereja memperoleh kuasa mengajar dan rahmat untuk tidak dapat sesat dari Yesus sendiri sehingga kita dapat menaruh kepercayaan pada Gereja. Selain itu, kebenaran tidak akan dapat ditutupi. Jika suatu pesan berasal dari Allah, pesan tersebut akan bertahan melewati ujian dari Gereja dan muncul tepat waktu dalam arus sejarah. Contoh yang bisa dilihat adalah Pewahyuan pribadi Sr. Lucia di Fatima.

        Pacem,
        Ioannes

  24. Shalom, Semua Yang baca
    Terus terang di Katolik , kesaksian yang banyak saya dengar adalah mengenai pembangunan iman, pembangunan diri, pelayanan pada Tuhan, mujizat2.

    Tapi kalo di tempat tetangga (agama Luar), kebanyakan adalah perang kesaksian mantan katolik, mantan muslim, mantan buddha, mantan biksu, mantan hindu ,mantan suhu, mantan orgil,mantan dukun, mantan tukang pelet, mantan tukang gua mia … mantan a b c d, pokoknya kesaksian mantan-mantan, Pusing dengernya Kayak Agama itu di tentukan oleh kesaksian2 yang belum tentu benarnya

    [Dari Katolisitas: Sesungguhnya pesan utama dari kesaksian iman adalah agar bagaimana Tuhan menyatakan kasih-Nya kepada manusia. Maka seharusnya yang utama adalah pesan kasih Tuhan, untuk memuliakan nama Tuhan, dan bukan untuk memuliakan orang yang bersaksi. Semoga demikianlah yang dapat ditangkap dari kesaksian-kesaksian hidup umat Katolik, agar sebanyak mungkin orang mengetahui dan mengalami betapa Allah itu adalah Allah yang peduli dan Allah yang mengasihi umat manusia.]

  25. Pak Stef Yth,

    Dengan banyaknya kesaksian-kesaksian yang memojokkan Gereja Katolik memang sangat meresahkan umat apalagi kalau secara iman kurang kuat. Saya pun baru-baru ini dikirimi kesaksian-kesaksian seperti itu.

    Dalam pikiran saya lalu muncul sebuah dugaan atau apalah namanya…bahwa kesaksian-kesaksian itu adalah merupakan salah satu strategi bagi orang-orang non katolik untuk menjatuhkan iman Gereja Katolik karena mereka sudah tidak lagi mampu membuat sebuah dogma maupun doktri yang dapat menandingi dogma dan doktrin gereja Katolik? Maka kemudian dibuatlah kesaksian-kesaksian seperti itu. bagaimana pendapat pak Stef? terima kasih dan GBU

    • Shalom Aris,

      Memang belakangan ini cukup banyak kesaksian-kesaksian yang memojokkan Gereja Katolik. Dan sungguh amat disayangkan bahwa ada sebagian umat Katolik yang bisa terpengaruh oleh kesaksian-kesaksian seperti ini, yang sungguh sangat sulit dibuktikan kebenarannya. Hal ini disebabkan karena dasar iman yang kurang kuat dari sebagian umat Katolik. Menjadi tantangan bagi kita bagaimana agar iman dari umat Katolik menjadi semakin kokok. Menurut saya, kita tidak perlu berspekulasi apakah kesaksian-kesaksian tersebut adalah sebuah rekayasa atau memang yang memberikan kesaksian sungguh mengalaminya, karena sebenarnya tidak berpengaruh apa-apa terhadap iman Katolik kita. Yang lebih penting adalah memperbaiki dari dalam Gereja Katolik sendiri, yaitu dengan semakin meningkatkan iman Katolik bagi seluruh umat Katolik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • kita semua anak -anak Tuhan pasti tau Kebenarannya,tdk perlu jauh-jauh cari bukti nyata Kebenaran kesaksian2 wahyu itu berasal dari Tuhan atau bukan,tinggal baca saja alkitab/Firman Tuhan dari Kejadian sampai Wahyu,baca dan pahami sampai habis…maka kita pasti menemukan Allah itu memang Penuh kasih dan Pemurah karena Allah adalah simbol dari Kasih itu sendiri…tapi kita juga harus ingat Allah yg adalah Tuhan yg Kudus,suci,hidup dalam Kebenaran.kata benar adalah tdk ada kebohongan,plin-plan,suam kuku,lidah dolak-dalik,dusta,tdk ada yg tersembunyi dikolong langit semesta ini apapun bagi Allah…oleh karena itu Allah juga adalah Allah yg tegas terhadap ketetapan dan hukumNya,siapa yg melanggar dan tetap berkomitmen dengan dosa walaupun dia tau Kebenaran,walaupun dia Paus,Penatua,pendeta,pemimpin majelis gereja tertinggi sekalipun kalau hidupnya tdk berkenan kepada Allah maka Hukum Allah sesungguhNya sudah ditetapkan Bagi yg melanggar/tdk taat,tdk ada tawar-menawar lagi ,semua hukum dan ketetapan itu berlaku bagi seluruh manusia dunia tak terkecuali kita maka betapa kudusnya kita harus hidup,betapa sungguh2nya kita harus hidup didalam Tuhan karena tdk ada seorangpun yg dapat mempermainkan Allah.dan kalau kita mau mencari tau hal yg tersembunyi dari Allah yg belum dinyatakan bagi manusia maka belajarlah intim,taati semua perintahNya ,hidup sesuai Firman Tuhan ,hidup benar dan berkenan kapada Allah maka aku yakin kalau kita penasaran dengan semua itu maka Allah pasti akan menyatakanNya agar kita semakin dikuatkan dan diteguhkan dengan pernyataanNya.kalau tdk percaya coba saja praktekkan,jalani hidup kita dgn keintiman dan hidup sesuai KehendakNya,dan utk melangkah kearah itu terlebih dahulu kita harus punya kehausan akan FirmanNya dan kerinduan akan HadiratNya atas hidup kita.Amin,Gbu all

        Submitted on 2013/12/08 at 4:11 pm | In reply to Stefanus Tay.

        dan satu lagi yg perlu saya tekankan disini…bahwa bersungut-sungut juga adalah salah satu dosa yg lahir dari suara hati manusia yg tdk mensyukuri tapi malah meragukan Tuhan tanpa mereka sadari,saat manusia bersungut-sungut dalam hati tentunya tidak ada telinga yg bisa mendengarnya kan? karena kata2nya cuma sampai dihati bukan ketelinga manusia….tapi celakanya Tuhan bisa mendengar suara hati kita itu ,maka ada Firman yg berkata Tuhan menyelidiki hati dan Pikiran manusia.kedalaman laut bisa diukur tapi kedalaman hati manusia tdk ada yg tau kecuali dirinya sendiri dan Tuhan.kita boleh saja kelihatan seperti malaikat diluarnya tapi didalamnya siapa yg dapat mengetahuinya?itu saja sudah cukup membuat kita tdk layak dan dibuang keneraka,dan penghuni neraka itu bukan cuma utk org sperti pembunuh,pemerkosa,perampok ,neraka itu utk semua yg tdk taat termasuk anak kecil sekalipun(tk kecil,tk besar,sd) yg lebih memilih kesenangannya sendiri,main game,banyak anak kecil dibeliin ipad,teknologi yg menghancurkan pikiran semua org termasuk anak kecil sehingga ketergantungan pada game utk hilangin stress,utk hiburan ,kesenangan melebihi kesenangannya pada Tuhan dan bukannya diajarkan pengenalan akan Allah sejak dini malah dikasih racun dunia.dan tentunya penghuni neraka juga diperuntukkan khususnya para manusia FASIK artinya yg tau Kebenaran Tuhan ,Firman Tuhan tapi hidupnya masih dalam KEMUNAFIKAN!!!kesimpulannya sebenarnya tdk ada seorangpun manusia yg layak masuk surga tapi kalau kita sampai bisa masuk surga maka bersyukurlah karena itu bukan usahamu sendiri,bukan karena kekuatanmu tapi karena kasih karunia dan anugerah Tuhan yg melayakkan kita…Tuhan itu tau lho siapa yg menjadi kepunyaanNya dan yg layak mendapat janji-janjiNya,jadi janganlah kita bermegah karena status kita Paus agung atau pendeta agung,tapi bermegah dan bersukacitalah didalam Tuhan karena NAMA KITA TERCATAT DIDALAM KITAB KEHIDUPAN ANAK DOMBA ALLAH.itu yg mau saya share kan ,Gbu all

        Submitted on 2013/12/10 at 7:10 pm

        terimakasih atas dihapusnya komentar saya,hanya karena saya mengatakan kebenaran ,anda(katolisitas) menghapusnya,anda takut mata org2 dicelikkan oleh kebenaran itu dan karena itu kebenaran maka anda tidak dapat membalas menjawab komentar saya.saya berdoa agar selaput mata anda dibuka oleh Tuhan sehingga anda dapat melihat pada kebenaranNya krn banyak org2 saat ini tdk dapat menerima Kebenaran Tuhan dalam hidup mereka.Gbu

        • Shalom Blijojo,

          Pertama-tama, saya minta maaf karena baru sempat menjawab tanggapan Anda, karena begitu banyak kegiatan yang beruntun waktunya. Semua komentar di katolisitas memang melalui moderasi terlebih dahulu, baru kemudian setelah disetujui akan muncul secara publik. Ini adalah kebijaksanaan yang kami buat sejak situs katolisitas ini berdiri. Setiap situs mempunyai kebijaksanaan masing-masing, namun inilah kebijaksanaan yang kami ambil. Semoga dapat dimaklumi.

          Untuk mencari kebenaran, memang salah satunya kita dapat membaca Kitab Suci, karena Kitab Suci memang baik untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran (2Tim 3:16). Namun di satu sisi, Kitab Suci yang sama juga mengajarkan bahwa nubut di dalam Kitab Suci juga tidak dapat diartikan menurut kehendak sendiri (lih. 2Pet 1:20). Dengan demikian, kita juga harus bersandar pada kebenaran yang lain, yaitu Gereja, karena Gereja inilah yang menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran (lih. 1Tim 3:15). Dalam konteks inilah maka kita harus berhati-hati terhadap wahyu-wahyu pribadi, yang sungguh sulit dibuktikan kebenarannya, dan juga iman kita bukanlah berdasarkan penglihatan-penglihatan seperti ini.

          Terima kasih untuk mengingatkan kami untuk juga belajar intim dengan Allah. Memang keintiman dengan Allah adalah hal yang terus kami usahakan. Sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam Kitab Suci, maka keintiman dengan Allah mencapai puncaknya dalam setiap perayaan Ekaristi, di mana Kristus sendiri – tubuh, darah, jiwa dan ke-Allahan-Nya – bersatu dengan umat-Nya. Keintiman dengan Allah – yang adalah kekudusan – adalah memang menjadi syarat untuk dapat masuk dalam Kerajaan Surga, karena tanpa kekudusan tidak ada seorangpun akan melihat Tuhan (lih. Gal 6:5). Dan hal ini berlaku bagi siapa saja, termasuk para Paus, Uskup, imam, dan juga kita semua. Gereja Katolik juga tidak pernah mengajarkan bahwa seseorang dapat sampai ke dalam Surga dengan usaha sendiri. Namun, semua itu adalah karunia oleh iman yang bekerja melalui kasih.

          Tentang bersungut-sungut, seperti yang Anda katakan bahwa Tuhan sendiri yang menilik setiap hati, sehingga biarlah Tuhan sendiri yang menghakimi masing-masing pribadi. Dia yang tahu secara persis motif hati kita. Tugas kita adalah terus berjuang dalam kekudusan, yang juga mensyaratkan untuk senantiasa memperdalam apa yang kita percayai. Jadi, mari kita bersama-sama berjuang dalam kekudusan, dengan terus mengandalkan rahmat Allah.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

        • maaf jika ada kata-kata saya yg tdk berkenan dan blak-blakan,saya hanya merasa turut prihatin saja melihat semua keadaan ini,bukan hanya berkait pemberitaan paus masuk neraka,tapi juga pada semua jiwa2 manusia …menurut saya angelica zambrano hanya menyampaikan suara hati Tuhan,penyampai pesan Tuhan dan tdk ada yg salah dgn itu karena Tuhan Yesus sangat mengasihi manusia dan Tuhan tdk ingin seorangpun berjalan menuju kebinasaan.sangat tdk mudah lho menyampaikan hal yg mengejutkan itu,saya rasa angelica juga kaget,takut dan shock sekali tapi karena Tuhan menyertainya dan itu perintahNya maka dia kuatkan dirinya dan menenangkan dirinya.pikirkanlah jikalau kita diposisinya kita juga tdk dapat berbuat banyak kecuali ikuti cara dan maunya Tuhan biarpun resikonya nanti kita harus dikutuk,dicemooh org2,memangnya apa yg bisa kita perbuat dan siapakah kita harus menasehati Tuhan utk tdk ini dan itu,dapatkah kita melawan kekuasaanNya atas hidup kita manusia?dapatkah kita menyelami pikiranNya??? saudaraku yg terkasih dalam Tuhan pahamilah hari-hari manusia seperti angin yg bertiup,kapanpun dapat berlalu dan lenyap.siapa yg tau kapan perhentian terakhir manusia,bahkan kita sendiripun yg masih hidup didunia ini tdk akan tau bagaimana keadaan kita kelak,ya kan… jujur saja saya tdk pernah mau mengagungkan/ngefans pada siapapun kecuali Tuhan,bagi saya hikmat dan pengetahuan manusia itu sia-sia,tdk ada yg menandingi hikmat dari Allah karena jalan pikiran Allah tdk terselami oleh manusia.janganlah ada seorangpun yg mengagungkan manusia tapi agungkanlah Allah dengan mempelajari hikmat yg diberikanNya melalui FirmanNya yg ada dikitab suci dan melalui Roh kudusNya…percayalah saat kita mengagungkan dan mengandalkan hikmat dari manusia(mengagungkan status paus dgn pengetahuan dan hikmatnya ataupun pendeta dgn ilmu keagamaannya) maka kita pasti akan kecewa…karena hari2 ini banyak manusia yg menyembah hikmat manusia sedang Allah sendiri dilupakan.dan seperti yg kita ketahui baik dikatolik maupun kristen sama2 menyatakan dan mengakui Yesus adalah satu2Nya jalan menuju Keselamatan,satu-satunya yg menghubungkan kita kepada Bapa,satu2nya jalan menuju hidup kekal bersama Bapa disorga…jika demikian maka jadikan Yesus sebagai Tuhan yg utama,yg cuma satu-satunya yg mampu membawa kita kepada Kemenangan.jangan kita menduakan Dia dgn hal lainnya karena Firman yg disampaikan Tuhan itu jelas dan tegas.Mari kita sama-sama luangkan waktu yg banyak dengan berkomunikasi dengan Tuhan Yesus melalui Doa dan persekutuan denganNya.Gbu all

          • Shalom Blijojo,

            Yang menjadi masalah di dalam diskusi ini adalah sedari awal Anda telah menganggap bahwa kesaksian dari Angelica dapat menjadi dasar kebenaran iman. Kesaksian pribadi seperti ini sesungguhnya tidak dapat menjadi dasar iman. Kalau kita mau berdiskusi tentang pokok-pokok iman, maka seharusnya berdasarkan sesuatu yang jelas, seperti Kitab Suci, dan bukan berdasarkan kesaksian pribadi yang sulit dibuktikan kebenarannya. Dengan menelan kesaksian pribadi dari Angelica secara mentah-mentah, maka sesungguhnya Anda dapat mempunyai pandangan yang justru dapat bertentangan dengan Kitab Suci sendiri. Jadi, seperti yang Anda sarankan, mari kita jangan menduakan Dia dengan mengedepankan kesaksian-kesaksian pribadi seperti ini.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

          • Pak Stef,
            Baru saja saya membaa berita di kompas.com pernyataan Paus Fransiskus , “Saya percaya Tuhan, tapi bukan Tuhan Katolik. Tuhan adalah Tuhan universal, kita Katolik krena cara kita memujaNya”.
            Menurut saya isi dr pernyataan itu tdak ada yg salah, namun sangat disayangkan itu dinyatakan oleh seorang Paus yg adalah wakil Kristus, krn Gereja Katolik adalah Gereja yg Ia dirikan. Menurut saya Paus ini terlalu moderat, sehingga bisa memperkuat arus relativisme. Mohon tanggapan. Trm ksih

            [Dari Katolisitas: Paus tidak pernah berkata demikian. Berita itu adalah berita bohong (hoax), yang sumbernya ditulis dalam suatu blog karangan Erik Thorson, namanya, Diversity Chronicle. (Di Blog ini juga ditulis hoax yang lain, yaitu bahwa Paus Fransiskus kini mengadakan Konsili Vatikan III). Tulisan dari blog ini kemudian disebarluaskan di internet, seperti di VacancyNigerians.com, dan mungkin kemudian dikutip oleh situs-situs lainnya. Oleh karena ini adalah berita bohong (hoax), maka tidak perlu dibahas di sini.]

  26. Saya bangga bahwa pengasuh katolisitas dapat memberikan tanggapan dan saran bagaimana menyikapi adanya kesaksian-kesaksian dengan cara rendah hati tanpa mengerdilkan sumber kesaksian.

    Sebagai orang yang mengaku katolik, saya sungguh-sungguh berterima kasih pada Pak Stef dan Bu Inggrid, pencerahan anda terbukti menumbuhkan iman katolik saya yang selama belum mengenal katolisitas, saya merasa kering.

    Untuk para sumber kesaksian, silakan saja teruskan bersaksi,dan jika merasa perlu imani saja apa yang menjadi iman anda karena toh resiko anda sendiri yang akan menanggungnya. Untuk orang-orang katolik yang terguncang hanya karena membaca kesaksian-kesaksian ini, berdoalah saja mohon petunjuk Roh Kudus yang pasti takkan pernah salah dalam membimbing kita semua. Tuhan Yesus tidak hanya dipojokkan, bahkan jauh lebih menyakitkan dari sekedar dipojokkan, Ia adalah sang Welas Asih, yang tak mungkin tidak mengampuni selama manusia mohon pengampunanNya.

    Bagi saya, kesaksian pribadi sama dengan omong kosong…. sudah terlalu banyak kesaksian yang menunjukkan ciri-ciri welas asih yang lebih layak untuk dipercayai.

    Bapa, ampunilah mereka karena tidak tahu apa yang mereka perbuat.

    [Dari Katolisitas: Sesungguhnya bukan bagian kita untuk menilai kesaksian pribadi, apakah itu sungguh benar, ataukah bohong/ omong kosong. Tuhan yang melihat ke kedalaman hati setiap orang mengetahui dengan pasti. Hanya saja jika kesaksian itu mengandung pengajaran yang keliru, kita dapat mengetahuinya, jika kita berpegang kepada ajaran Magisterium Gereja Katolik]

  27. Salam Dalam Kasih Kristus

    Trima kasi pak Stef yg tlah mnjawab dn mnanggapi bbrp ptanyaan yg sy kemukakan serta memberi pencerahan buat saya..

    Pak stef klo boleh bertanya lg,sy mau bertanya
    1.Apakah hukum Gereja jg m’atur “tentang utang piutang”?adakah dasar Alkitabiah nya

    Berkah Dalem

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca terlebih dahulu artikel ini, silakan klik]

    • buat Katolisitas, kenyataanya memang harus kita akui, masih banyak saudara2 kita umat Katolik masih sangat kurang mendalam dalam iman kita sendiri, sehingga mendapat ujian seperti kesaksian2 pribadi, atau pergumulan hidup, imannya gampang goyah terlebih menghadapi keadaan zaman seperti skrg ini. Saran saya agar katolisitas lebih banyak komunikasi dengan para umat Katolik, dalam hal ini masalah2 yang dihadapi masing2 pribadi, agar lewat blog ini iman bisa tumbuh, dan lebih berkembang, dan yg terpenting adalah mewartakan Firman Allah, trimakasih. Salam dalam namaNYA yg Kudus.

  28. bagi saya, prinsip yang utama hanya satu,
    Roh Kudus adalah Roh pemersatu (tidak pernah memecah belah).
    jadi jika kesaksian itu sifatnya memecah belah umat (dengan menyebutkan ini masuk neraka dsb, si itu berbuat begini begitu), maka bagi saya jelas bahwa itu bukan dari Roh Kudus. Dan krn Roh Kudus adalah salah satu pribadi dari Allah, maka kesaksian itu bukan dari Allah Bapa dan juga bukan dari Yesus (Allah Putra).

    Jadi, silahkan disimpulkan sendiri kesaksian itu berasal dari siapa?

    • kepada Yusuf sumarno,Roh Kudus adalah Roh Allah itu sendiri yang berbicara kepada manusia melalui hati nurani manusia,seperti saat kita hendak melakukan hal yg jahat maka Roh kudus mengingatkan agar kita jangan melakukan itu karena hal itu Dosa…makanya saat kita melakukan hal yg tdk baik maka kita akan kehilangan sukacita dan damai sejahtera sampai kita melakukan pemberesan atas masalah kita.dan kalau kita intim dan peka mendengar suara Roh Kudus atau roh Allah …setiap Allah berbicara kebenaran melalui nurani kita dan kita melakukan apa yg dikehendaki Allah dan yg berkenan bagi Allah maka disitulah di mulai adanya hubungan keintiman kita dengan Allah.saat kita berkomunikasi atau berdoa dengan Allah maka janganlah kita yg terus berbicara dgn permohonan yg tdk habis-habisnya,terkadang kita harus juga sediakan waktu utk mendengarkan apa yg Allah kehendaki utk kita lakukan.duduk diam dan dengarkan,mulailah belajar peka kepada Roh Kudus.Zaman rasul dan nabi2 dikitab sucipun melakukan hal yg sama(baca saja kitab sucinya kalo tdk percaya,nuh bergaul karib dengan Allah makanya saat Allah akan memusnahkan manusia Allah kasih tau Nuh dulu toh) makanya mereka bisa mendengar dengan peka suara Allah malah mendengar dengan jelas segala yg diperintahkan Allah,melakukan banyak mukjizat bahkan Yohanes dibawa Allah melihat surga dan penglihatan lain dalam kitab wahyu…kenapa begitu?karena mereka mau hidup intim/bergaul karib dengan Allah…sedangkan zaman sekarang manusia tdk ada mau repot2 mendekatkan diri dengan Allah karena manusia lebih memilih kesenangannya sendiri,zona nyamannya.pergaulan hidup juga mempengaruhi,kalau kita jadi orang yg saleh seperti ayub dizaman sekarang maka pastilah kita akan dicap orang sebagai pribadi yg kaku,yg tdk asyik,yg aneh,sekilo kurang se ons …ya kan…makanya kita tdk akan pernah bisa memahami Allah…coba saja kamu praktekkan keintiman dengan Allah secara terus menerus maka kamu akan memahami dan mengenal pribadi Allah.malah aku yakin kalau kamu minta melihat surga maka Allah akan mengabulkannya,malah plus akan dibawa keneraka juga sekalian agar kamu memberi kesaksian akan kebenaran itu kepada semua manusia.jadi bukan angelica saja yg bisa kita juga bisa kan,toh kita juga sama-sama anakNya tuhan juga,kita satu Bapa.masalahnya adalah…gimana,siapkah dan maukah kita????

      • Shalom Blijojo,

        Satu hal yang ingin saya komentari adalah tidak ada yang salah dengan Roh Kudus, karena Roh Kudus adalah Allah sendiri. Yang sering salah adalah diri kita. Kita sering mengatakan untuk mendengarkan hati nurani. Memang Allah dapat berbicara melalui hati nurani kita. Namun, hati nurani bukanlah Allah, sehingga hati nurani kita dapat salah, karena sering tercampur dengan kepentingan pribadi. Sebagai contoh, silakan bertanya kepada hati nurani Anda sendiri, apakah memakai kontrasepsi berdosa atau tidak? Kalau jawabannya tidak berdosa, bagaimana dengan jawaban dari orang lain yang mengatakan bahwa itu adalah berdosa? Hati nurani siapa yang benar? Tidak mungkin keduanya benar, karena keduanya saling bertentangan. Dalam kasus seperti ini, bagaimana kita menyikapi?

        Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
        stef – katolisitas.org

  29. Beato John Paul II masuk neraka?
    Bagi saya ini adalah berita yang paling “lucu”.
    Bagaimana mungkin seorang yang mengampuni penembaknya bisa masuk neraka?
    Bagaimana mungkin seorang yang meruntuhkan komunisme bisa masuk neraka?
    Bagaimana mungkin seorang yang karenanya / perantaraannya banyak mujizat terjadi, bisa masuk neraka?
    Bagaimana mungkin seorang yang pada saat wafatnya menarik para pelayat yang jumlahnya terbanyak sepanjang sejarah dapat masuk neraka?

    Saya tidak tau angelica zambrano itu masih hidup atau sudah mati?
    kalau ia masih hidup, apakah kesaksian hidupnya lebih baik dari kesaksian hidup Beato JP II?
    kalau dia sudah mati, apakah pelayatnya lebih banyak dari pelayat JP II?

    jadi, buat saudara seiman saya. tidak perlu goyah dengan kesaksian yang “lucu” itu.

    [Dari Katolisitas: Pada akhirnya, yang menentukan seseorang masuk Surga atau neraka itu adalah Tuhan. Manusia tidak dapat menentukannya karena memang bukan hak manusia. Namun bahwa melalui teladan iman dan kasih, kita mengetahui akan Beato Yohanes Paulus II adalah seorang yang istimewa, dan memang seharusnya itu membuat kita semua bertanya kepada diri kita sendiri, sejauh manakah kita telah hidup dalam iman dan kasih, sebelum menduga yang tidak-tidak pada seseorang yang sedemikian luhur hidupnya].

  30. Salam dalam Damai Kristus

    Salam Katolisitas,
    Sudah lama saya baca artikel ini dn sempat saya save d memo pad saya,dan sering jg sy mdapat broadcast dr bbrp tmn yg isi nya hampir sm dng kesaksian kosong Angelica Zombrano,namun hati sy kembali terusik ketika bbrp hari lalu ada slh seorang tmn sy yg dlu katolik kmudian mnyebrang ke protestan memberi sy link yg isi nya kesaksian seorang biksu budha d myanmar yg m’alami mati suri dan d bw oleh raja neraka untuk melihat” neraka dn akir nya dia memeluk kristen.

    Namun ada bbrp hal d “kesaksian” tsb yg sgt mbuat sy sdikit m’erut kan alis krn d ceritakan pd link tsb ‘bahwa Budha Gautama di masukan ke neraka krn tidak percaya dng Yesus Kristus” sungguh sangat aneh,bagaiman Budha Gautama percaya Kristus,kedua Nya saja mgkn hidup d jaman yang berbeda,sungguh aneh…
    Sy sempat berargumen dng tmn sy tsb,bahwa kesaksian tsb sangat tidak masuk akal..

    Lalu dr kasus tsb sy jd btanya” dlm hati,ketika sy baca injil Markus 9:38-41(Lukas9:49-50) “Seorang bukan murid Yesus m’usir setan”
    Di situ d katakan seorang m’usir setan demi Nama Tuhan Yesus,siapa kah org yg d maksud kan oleh murid”?apa kah yg di maksud “Nama Mu” tsb adl nama Allah?sbab klo mnrt pmikiran singkat saya jika yg d maksud nama-Mu di sini adl Yesus(Tuhan),apa b’arti mereka yg m’usir setan tidak demi Nama Yesus,bertentangan dng kita murid’ Kristus?

    Kemudian bbrp taun lalu sy sempat membaca buku kesaksian umat Budha judul nya “Melawat ke Neraka bersama Budha Chi Kung”
    Di slh 1 bab buku tsb d gmb kan ada seorang cina yg krn dia kuliah di eropa dia m’ikut Yesus(tidak jelas Katolik atau protestan)namun stlh dia pulkam dia mdapati ayah ibu nya msh mnyembahyangi nisan leluhur,dia marah dan m’hancurkan nisan dan alat sembahyang ayah ibu nya,dan sesudah mninggal si anak ini d masukan ke neraka,dn di situ tjd dialog yg inti nya Raja Neraka dn Chi Kung berkata,bagi orang” cina tidak salah m’anut agama yg di ajarkan Yesus,namun mnjdi dosa jika krn ajaran nya di salah artikan dn mlh myakiti serta m’nyinggung kepercayaan sesama kepada Allah(yg di maksud Allah dlm kepercayaan umat Budha TriDharma,sy lupa sebutan nya)
    Dan akir nya org tsb masuk neraka dng dosa krn m’ikuti ajaran sesat dn tidak m’cari kebenaran dlm ajaran Yesus,malah ikt p’ajaran sesat yg d ajarkan pemuka palsu dng melecehkan agama lain

    Bagaimana tanggapan tim katolisitas?krn mnrt sy ajaran nya mmg benar,supaya kita saling m’hargai dn m’hormati pemeluk agama lain…

    Maaf jika mgkn ada susunan kata yg salah,
    Trima Kasi
    Berkah. Dalem

    • Shalom Michael,

      Menurut saya, iman kita bukanlah berdasarkan penglihatan atau wahyu pribadi seseorang, baik dari agama Kristen Katolik, Kristen non-Katolik maupun non-Kristen. Semua orang dapat memberikan kesaksian yang berbeda-beda. Yang menjadi dasar iman kita adalah kebenaran yang diwahyukan oleh Tuhan sendiri. Silakan membaca link yang memaparkan kebenaran ini.

      Tulisan ini adalah suatu rangkaian tulisan untuk membuktikan tiga pilar kebenaran: 1) Kebenaran akan Tuhan, 2) Kebenaran akan Yesus sebagai Tuhan, yang telah dinubuatkan para nabi untuk menjadi manusia, dan tertulis dalam sejarah, 3) dan Kebenaran akan Gereja Katolik sebagai sakramen keselamatan. Filosofi digunakan untuk membantu menerangkan misteri iman, sehingga misteri iman tersebut dapat terkuak dengan lebih jelas.

      Tentang Luk 9:49-50: Kalau melihat teks Kitab Suci, terutama ayat 49 yang menuliskan “Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.”, maka kita tahu bahwa “nama-Mu” merujuk kepada nama Yesus. Dan tentang ada orang yang mengusir setan bukan dalam nama Yesus, maka kita memegang prinsip bahwa Tuhan tentu saja dapat berkarya secara bebas di luar sakramen.

      Jadi, sekali lagi, mari kita mendasarkan iman kita pada sumber-sumber yang jelas yang memaparkan wahyu Allah sendiri dan bukan berdasarkan mimpi, penglihatan, dll, yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

    • salam, mau sedikit nimbrung

      saya menyakini sampai saat ini iman itu karunia, saya menjadi pengikut Yesus yah karunia juga, kita memang punya tugas menyebarkan ajaran Yesus kesegala makluk, tapi rasanya bukan dgn pemaksaan, over acting (bahasa gaul lebay) dll … karena malah mungkin kontra produktif … jgnkan menanam bibit yg ada jadi musuhan dan jatuh dalam dosa, kita harus berusaha menjadi lebih intim dgn Yesus supaya kita lebih tahu kehendaknya disetiap langkah hidup kita, dan makin benar melangkah dalam bimbinganya …

      tx Andreas

      [Dari Katolisitas: Ya, iman adalah karunia Allah, yang ditanggapi dengan positif oleh orang yang menerimanya. Maka menyebarkan ajaran Yesus memang tidak perlu dengan pemaksaan, sebab karunia Allah tidak dapat dipaksakan; demikian juga setiap orang bebas menentukan apakah ia mau bekerja sama dengan rahmat Allah itu atau tidak].

  31. Pro katolisitas, salam damai.
    selaki lagi dari membaca diskusi saya kurang lebih dapat mengenali cara berpikir saudara seiman non katolik yang menggunakan “hukum pokoke” menurut orang Jawa timur. Persoalan yang mereka kemukanan itu persoalan klasik artinya sudah lama sekali dikembangkan dan persoalan-persoalan itulah yang dipergunakan oleh mereka untuk mempengaruhi umat katolik agar meninggalkan imannya. Oleh sebab itu untuk menyelamatkan iman umat saya sangat berterimakasih pada katolisitas yang dapat memberikan pencerahan yang tidak selalu dapat kami peroleh di paroki. Oleh sebab itu kalo baleh saya menyarankan web ini dapat dimayarakatkan kepada paroki-paroki. Satu langkah yang sudah saya lakukan adalah mengenalkan web ini kepada kelompok pendalaman kitab suci yang saya dirikan. Trima kasih.

    [dari katolisitas: Terima kasih atas dukungannya untuk karya kerasulan katolisitas]

    • Pak Frans, saya tidak tahu apakah anda seorang awam Katolik atau seorang biarawan, tetapi saya ingin mengajak Pak Frans untuk berpikir hal yang mudah saja dalam menanggapi Kasus Martin Luther dan ajaranya

      Tanyakan kepada orang yang mengakui ” YESUS ITU TUHAN ”

      Tanyakan padanya apa dia yakin bahwa ajaran TUHAN YESUS tertera dalam Alkitab, dan Alkitab itu buku yang tidak ada salah !

      Kalau YESUS sebagai TUHAN, apakah ajaran NYA ada yang salah ?!!

      Percayakah dia bahwa Yesus bersabda dalam Alkitab ” Petrus, diatas bukit batu ini akan ku dirikan gereja KU ” artinya YESUS sudah mendirikan Gerejanya, dan ketika TUHAN YESUS mau naik ke surga, DIA mengangkat Petrus menjadi gembala domba domba NYA, bukan Martin Luther ???!!!

      Adakah tertera dalam kitab Suci bahwa YESUS meminta Marthin Luter untuk mendirikan gereja YESUS ? atau adakah YESUS menujuk Marthin Luther sebagai gembala Domba Domba YESUS ?,

      Protestan selalu bicara bahwa mereka hanya mempercayai apa yang tertera dalam kitab suci, tetapi kitab suci bilang Petrus dia percaya si Martin Luther yang nota bene nama tidak pernah tertera dalam kitab Suci. selamat hari minggu.

  32. Shalom semua,
    Saya adalah salah seorang umat katolik. Saya sama sekali tidak merasa tergoncang membaca kesaksian peribadi di atas. Kerna walaupun sepanjang dalam hidup saya sbg kristen katolik tidak pernah melihat atau punya karunia melihat Yesus maupun Maria, saya tetap percaya akan ajaran dan tuntunan kristen katolik. Dengan hanya berjalan dan mendalami kehidupan kristen katolik ini (hadir misa, mengaku dosa, berdoa rosario, dll..) saja saya bisa mengalami berkat dan kasih Yesus dan Maria (sbg pengantara doaku pd Yesus). Itulah yg saya lalui sbg kristen katolik. Sederhana tapi indah kerna Yesus hadir melalui Maria, para malaikat, paderi, anggota gereja, umatNya dan manusia. Syukur..

  33. sy manusia paling berdosa di muka bumi ini, tapi satu yg kutau Yesus maha Kasih, tdk seperti dalam kesaksian itu Yesus sangat kejam. Jika dengan perbuatan kita bisa selamat, siapakah manusia di muka bumi ini yg tidak berdosa? Bukankah Yesus datang karena dosa2 kita semua? Jika kesaksian itu benar, apakah bedanya orang yang tidak percaya pada Yesus? Jika berdasarkan perbuatannya ia dihakimi, tanpa memperhitungkan imannya pada YESUS. Sedangkan hakekat utama Yesus turun ke bumi adalah agar orang percaya kepadaNYA. Percaya pada Yesus adalah karunia Allah, bukan kehendak manusia. Bukankah orang yang percaya dalam namaNYA, adalah milikNya. Menjadi percaya, masuk surga adalah Karunia ALLAH yg besar!!! Jika Angelica bersaksi bhwa dia telah masuk ke surga kelak, tanya padanya, apakah sebabnya ia masuk surga? Apakah ia suci tak berdosa? Apakah anda berpikir bahwa ALLAH itu tidak adil dan bijaksana? Sehingga Ia cuma mengingat 1 dosa, dan melupakan kebaikan yang 99, dan harus masuk neraka? Saya manusia paling berdosa di muka bumi ini, tpi masalah surga dan neraka adalah rahasia Yesus.

    [dari katolisitas: Terus terang saya tidak menangkap inti dari argumentasi di atas sehubungan dengan topik diskusi mengapa umat Katolik tidak perlu guncang mendengar kesaksian-kesaksian yang memojokkan Gereja Katolik. Apakah Anda setuju dengan kesaksian Angelica atau apakah anda setuju atau tidak setuju dengan argumentasi yang diberikan oleh katolisitas?]

    • Alangkah sayangnya seorang yang sudah tau bahwa Yesus maha Kasih, tapi tidak mau meraih kasih itu, dan tetap menempatkan dirinya sendiri sebagai manusia paling berdosa.
      Ya, Yesus datang untuk orang berdosa, untuk menyelamatkan mereka.
      Sebagai orang yang sudah tau bahwa Yesus datang untuk orang berdosa, mengapa tidak menyambutNya, dengan memperbaiki diri, dengan menjauhkan diri dari dosa, dan dengan memohon pengampunannya (melalui sakramen tobat) atas dosa dosa yang telah dilakukan?

      Apa guna, Saudara-saudaraku, jika seseorang mengatakan bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata, “Selamat jalan, kenakanlah pakaian hangat dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Denmikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, makan iman pada hakekatnya mati.

      Tetapi mungkin ada orang berkata, “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”; aku akan menjawab dia, “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun percaya akan hal itu dan gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapak kita, dibenarkan berdasarkan perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatannya dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan demikian, genaplah nas yang mengatakan, “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu, Abraham disebut “Sahabat Allah”. Jadi kamu lihat bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. (Yak 2:14-24,26)

      Seperti 1 pertobatan yang menghapus seluruh dosa dosa kita, maka wajarlah jika 1 dosa di akhir hidup kita menghapus seluruh kebaikan dalam hidup kita. Apa yang adil menurut kita belum tentu adil menurut Allah, dan apa yang adil menurut Allah, belum tentu adil menurut kita.

      Sebagai seorang pendosa, berarti Anda (dan saya juga) termasuk manusia manusia yang saya doakan dalam intensi misa saya tiap minggu, dan dalam tiap doa malam, semoga semua pendosa berbalik kepada Allah sebelum saat terakhir mereka, dan kelak kita semua dapat berkumpul dalam kerajaanNya yang abadi.

      Salam penuh kasih,
      Agatha

  34. Salam Katolisitas.

    Saya menemukan sebuah situs Protestan yang berisi kesaksian dari seorang mantan penyihir yang bertobat. Dalam kesaksiannya dia menyatakan bahwa Katolik adalh Gereja Sesat dan bahwa Katolik telah tertipu oleh Iblis dan pengikutnya sebab ketika mereka berdoa kepada Maria sesungguhnya mereka berdoa kepada Iblis.

    Saya sertakan alamat situs tsb: [dari katolisitas: nama situs dihapus]

    Demikian yang ditulis oleh situs tsb:

    SUSUNAN KERAJAAN IBLIS / SETAN / JIN ( kesaksian mantan murid Lucifer )

    Susunan Kekuasaan / Hierarki Kerajaan Iblis :

    Lucifer sendiri, Majikan Tertinggi dari segala Kejahatan.
    Rosa, yang disebut Naga, mereka yang berdoa rosario secara langsung berkomunikasi dengannya.
    Maria Marguela, sosok yang sering muncul dalam penglihatan dan mimpi, berperan untuk menyamar sebagai bunda Maria, ibu Tuhan kita, Yesus Kristus, dengan maksud untuk membutakan / menipu pikiran anak-anak Tuhan. Roh ini (malaikat yang jatuh) mengendalikan seluruh jenis mahkluk di dunia di bawah air.
    Ke 57 malaikat yang jatuh itu mengelilingi Lucifer sebagai pengawal pribadinya.
    Roh-roh jahat yang adalah malaikat-malaikat yang jatuh di dalam neraka. Mereka merupakan kuasa-kuasa yang menghancurkan yang sangat kuat dan mereka sangat gemar akan darah. Bila mereka dipanggil keluar dari neraka untuk suatu tugas di atas bumi, maka mereka tidak akan kembali tanpa menghancurkan segala sesuatu yang mereka lalui.
    Malaikat-malaikat lain yang jatuh di atmosfir udara atau di angkasa. Mereka adalah roh-roh penyesat yang membutakan manusia agar tidak mengenal Allah yang benar (Bapa, Putera, dan Roh Kudus).
    Sebagian roh-roh orang mati yang sebelumnya hidup dalam dosa. Bila seseorang yang hidup di dalam dosa itu mati di bawah pimpinan roh-roh penyesat dan belum genap berusia 80 tahun, maka roh-roh penyesat itu akan meninggalkannya dalam keadaan tetap sebagai roh manusia, yang kemudian berkelana melayang-layang mencari kesempatan untuk mempengaruhi/menguasai manusia yang hidup.
    Murid-murid Lucifer : 140 murid yang lulus setiap 10 tahun sekali. Setiap 10 tahun, Lucifer memilih dari seluruh negara-negara di dunia, orang-orang yang dianggap berkualifikasi untuk menjadi murid-murid sekolah rahasianya. Mereka begitu ahli di dalam hal memanfaatkan roh-roh jahat, terutama roh-roh orang mati yang tidak memiliki Yesus dalam hidup mereka dan mereka yang memiliki moral rendah, sekalipun mereka mengaku memiliki Yesus dalam hidup mereka di bumi.
    Utusan-utusan : (dikirim sebagai wakil-wakil setan di dalam masyarakat manusia). Peran mereka adalah untuk bekerja bagi Lucifer dan bagi keuntungan kerajaannya ; mereka termasuk tukang tenung, dukun, tukang sihir dan sebagainya.
    Pengguna barang2 setan yaitu orang-orang yang mempergunakan barang-barang dari utusan2 setan untuk membuat hidup mereka berhasil secara materi dan fisik, tetapi tidak menaruh perhatian sedikitpun terhadap setan.

    [dari katolisitas: Silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]

    • saya juga ada membaca buku itu…KESAKSIAN MUKENDI….saya katolik tapi 100 percent saya mempercayai kesaksian ANGELICA ZOMBRANO….cuba fikir kenapa kita mesti berdoa melalui santo-santo dan bonda maria untuk sampai kepada Yesus??? sedangkan kita boleh berdoa secara langsung kepada Yesus…..cukuplah semua penipuan itu…..Yesus sudah menyatakan kebenaran terpulang kepada anda semua mahu percaya atau tidak….

      [dari katolisitas: Diskusi tentang topik peran para kudus telah dibahas secara panjang lebar di beberapa diskusi ini – silakan klik (diskusi dengan Anton), diskusi dengan Esther dapat dilihat di sini – silakan klik dan diskusi dengan Machmud dapat dilihat di sini – silakan klik. Silakan membaca beberapa diskusi tersebut. Dan jika masih ada pertanyaan berkaitan dengan topik tersebut, silakan bertanya kembali.]

      • Syalom,
        Saya heran dengan orang – orang yang menyatakan diri Katolik tetapi tidak paham dengan ajaran Katolik. Sama saja bilang saya lelaki tetap tidak mengerti bagaimana lelaki harus bersikap. Kenali dulu Gereja Katolik itu seperti apa, kalau sudah sepaham baru silahkan nyatakan diri Katolik. Kalau tidak sepaham tidak ada bedanya dengan kaum kristen yang suka protes.
        Orang – orang Katolik macam ini yang gampang terhasut dan menjadi duri dalam daging.

        Edwin ST


        [dari katolisitas: Kita anggap orang tersebut ingin mencari kebenaran. Menjadi kontra produktif kalau untuk mencari kebenaran melalui kebohongan.]

      • katolitas …..nyantai aja bro…gak mungkin seorang katolik sejati berkata begitu,sy yakin dia diluar kita,cuman ngakunya saja seorang katolik..

        [dari katolisitas: Kita tidak tahu apakah orang tersebut berbohong atau tidak. Namun, kita ambil positifnya saja, bahwa seseorang ingin mencari kebenaran.]

      • Setahu saya tidak ada yang mengharuskan kita berdoa melalui santo-santa dan Bunda Maria dan melarang kita berdoa langsung kepada Yesus. Gereja Katolik pun tidak.

        GK hanya mengatakan bahwa santo-santa dan Bunda Maria dapat membantu kita lebih mengenal Yesus sama seperti para orang tua dan guru agama membantu anak-anak dan murid-muridnya lebih mengenal Yesus.

        Apakah kita harus meminta bantuan mereka? Tidak. Tapi tentu saja ada keuntungan yang tidak kita dapatkan.

        • nimbrung ah

          yg penting doanya kepada Yesus, kalau kadang saya inget dan titip doa ke santo/santa kalau boleh dianalogikan saya juga minta titip doa ke ortu, pastor, pendeta, imam dkk … ” Ma atau Pa bantu doain saya yah!” (untuk suatu hal) yah cuma segitu aje … tanpa maksud gantiin Yesus dgn santo/santa atau ortu kita, sama …

          salam andreas

      • Shalom..
        Yakobus 4:12 Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?

        Keraguan: Kesaksian ANGELICA ZOMBRANO sudah berbau penghakiman (kata putus itu bukan haknya). Apakah takhta pengadilan Yesus sudah diserahkan pada ANGELICA ZOMBRANO?

        Angelica masih remaja, belum jelas apa di hadapannya kelak. Apakah mungkin dia nanti bakal menjadi dukun peramal? Kita tidak tahu… tanda-tanda awal adalah dia bakal menjadi pengasas ‘satu lagi gereja baru’. dan pasti bukunya akan jadi ‘bestsellers’ dan akan bercangkah pendapat lagi dengan gereja asalnya.

        George Konduyow
        Malaysia

        [dari katolisitas: Kita tidak tahu secara persis motif di belakangnya. Yang dapat kita nilai adalah apa yang dituliskan, yang jelas bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik]

  35. saudara…saya kira apa yg anda lakukan dgn membantah kebenaran kesaksian ini adalah hal yg sangat manusiawi…dimana kebanyakan kita manusia tdk mau disalahkan,apalagi menyangkut org2 yg sangat kita hormati,seperti paus…saya sangat mengerti itu sobat…saya sudah membaca kesaksian2 org2 yg dibawa kesurga dan neraka..
    …saya kristen dan saya selama ini tdk pernah mempermasalahkan denominasi gereja,baik katolik maupun protestan,krn bagi saya iman kita sama yaitu mengacu kepada injil dan mengimani yesuslah satu2nya juruselamat kita/manusia…jika anda membaca sejarah mengapa sampai muncul protestan,maka anda akan bisa mengerti bahwa gerejapun masih bisa melakukan kekeliruan,karena biar bgmpun para paus dan imam2 adalah juga manusia yg sama dgn kita yg tdk akan pernah luput dari kekeliruan dan dosa (ingat paus,kardinal dll juga manusia yg mana masih bisa keliru dan memungkinkan jatuh dlm dosa)..bacalah apa yg diprotes oleh martin luther,contoh mengenai surat penebusan dosa saat itu???itu menandakan gereja bisa saja keliru shg perlu adanya koreksi…dan memang gereja katolik sudah mengoreksi kesalahan tersebut…itu satu contoh saja,,dan saya kira bisa terjadi adanya kekeliruan dlm mengartikan maksud injil,,karena kembali lagi, kita ini termasuk paus adalah masih manusia/bukan malaikat…
    saya kira anda seharusnya menanggapi kesaksian angelica ini dgn positif thinking,dimana dia samasekali tdk ada niatan untuk menjatuhkan/memojokkan kepercayaan umat katolik atau ingin menjatuhkan wibawa seorang paus,,,dia org kristen yg punya kasih sama dgn anda,dan apa yg dilakukannya menurut saya adalah peringatan kepada kita2 umat nasrani baik katolik dan protestan, bahwa ,sebenarnya kita2 anak2nya banyak yg tdk sadar bahwa apa yg kita lakukan sebenarnya tdk benar,menurut Yesus….jadi tidak ada tendensi utk menyalahkan/memojokkan iman anda…bukankah iman kita sama???yaitu percaya pd yesus??mungkin yg perlu kita share disini adalah bahwa,seharusnya umat katolik harus menerima kesaksian ini sebagai koreksi kedalam utk memperbaiki apa yg salah…pauspun manusia sobat,jadi masih mungkin dia berdosa,sedangkan yg tahu dia berdosa atau tidak adalah Yesus…semua dihadapan yesus telanjang…mungkin anda selama ini sudah sangat mengagumi paus sebagai org yg sangat suci,layaknya saya sebelum membaca kesaksian angelica,dan sayapun selama ini mengidolakan paus yohanes paulus II dlm hidup ini,mengingat apa yg tampak dari perilaku dan perbuatan yg sdh beliau tunjukkan semasa hidupnya,dan yg saya sangat kagumi ketika beliau segera mengampuni org yg menembaknya padahal lukanyapun masih belum kering (itu menunjukkan beliau penuh kasih)…namun setelah saya membaca kesaksian angelica,saya menyadari juga bahwa memang paus masih manusia shg bisa saja dia melakukan dosa dimana kita2 tdk pernah tahu, seperti yg anda katakan tdk ada bukti….namun yg anda perlu tahu juga bahwa sampai saat ini saya masih mengagumi beliau dan menyayangkan sekali beliau tdk disorga….jadi begini saudaraku…justru dgn kesaksian ini Yesus ingin kita2 tahu dan menyadari bahwa janganlah kita mentuhankan manusia, shg akan berakibat kita tdk akan menerima org yg kita puja tersebut ternyata berbuat salah atau diberitahukan berbuat salah…sekali lagi,gereja katolik tdk bersalah dan iman katolik tetap benar,hanya kita harus bisa menerima dgn lapang dada jika pauspun bisa masuk neraka krn beliau juga manusia….bukankah ini adalah pelajaran yg sangat penting buat paus2,kardinal2,suster2 dan kita semua dikemudian hari?????

    apakah anda masih mau membantah bahwa ada oknum pastor atau suster yg terlibat dlm hal pelecehan seksual???dan saya kira kita umat kristen ataupun mungkin umat lain tdk akan mencap bahwa semua mereka melakukan sinah/pelecehan seksual???hal ini bisa terjadi juga pada pendeta dan penatua dlm gereja protestan!!…saya akan ajak anda membaca kesaksian yg lain,spt choo thomas,baxter,7 pemuda kolombia,dan beberapa pendeta yg juga dibawa ke neraka dan surga,bukankah mereka juga melihat banyak pendeta,penatua dan diaken berada di neraka????jadi ini menandakan bhw mereka tdk pernah berniat menjatuhkan/memojokkan gereja katolik,akan tetapi menurut saya,mereka sengaja dipakai Tuhan untuk memberikan peringatan/warning pada umat nasrani khususnya kita (katolik,protestan) dan umat manusia umumnya,bahwa neraka itu benar2 ada dan sekalian menunjukkan apa saja yg akan membuat seseorang masuk neraka…..

    saya kira yg diinginkan Tuhan yesus disini adalah kita semua harus mengambil pelajaran dari apa yg disaksikan oleh org2 ini… pelajaran yg kita petik disini adlah sebaik2nya paus atau pendeta,beliau bisa masuk neraka jk tdk bertobat dari dosa yg pernah dibuatnya…olehkarena itu kita semua manusia yg percaya yesus hrs sangat2 menjaga kekudusan agar bs masuk surga

    jika anda sdh baca kesaksia 7 pemuda kolombia,disitu Yesus juga menunjukkan seorang pendeta yg sdh melayani tuhan selama 35 thn dengan setia dan baik,akan tetapi berada di neraka karena hanya satu hal..yaitu dia tdk bisa mengampuni suaminya….saya kira inilah maksud Tuhan yaitu membawa anak2nya ini melihat neraka dan surga,agar mereka memberitahukan kpd anda dan saya bahwa memang hanya yg hidup kudus yg akan masuk surga…..apakah salah apa yg dilakukan Tuhan yesus kepada anak2nya ini????bukankah ujung2nya agar kita semua bertobat shg masuk surga???ingat saudara kodrat kita manusia adalah sering tidak sadar jika apa yg kita lakukan sebenarnya dosa bagi Tuhan..dan disini Tuhan ingin menyadarkan itu,agar kita semua bisa masuk sorga…

    mengenai maria dan pemujaan berhala,saya kira anda harus menerima kesaksian ini sebagai koreksi ke dalam,mungkin yg dimaksud gereja katolik betul akan tetapi bisa saja pengaplikasian di lapangan bisa menyimpang???teman baik saya katolik sampai saat ini sering pergi ke gua maria untuk berdoa pada bunda maria,dan meminta pertolongan…bukankah di injil yesus berkata bahwa hanya kpd dia org hrs berdoa dan meminta tolong???nah..mungkin yg dimaksud dgn kesaksian ttg penyembahan berhala adalah orang2 spt teman saya itu…dan saya percaya tidak semua umat katolik melakukan penyembahan berhala,ini mungkin salah satu penyimpangan beberapa/sebagian umat thd ajaran katolik yg ingin dikoreksi Yesus..
    Menurut saya,seharusnya dgn adanya kesaksian ini justru akan membuat gereja katolik introspeksi diri dan memperbaiki jika sdh terjadi penyimpangan dalam menjalankan ajaran Tuhan,seperti saat martin luther dulu,agar semua umat katolik dan nasrani semuanya bisa masuk surga…

    jadi dgn segala kerendahan hati saya menghimbau saudara dan umat katolik untuk membaca kesaksian2 ini dgn positif thinking…kita semua sama,yaitu umat Tuhan Yesus,sehingga sudah sepatutnya kita saling membangun…
    apa yg disampaikan angelica ini,bagi saya adlah untuk membangun saudaranya yaitu umat katolik,bukan sebaliknya…kiranya Tuhan yesus memberkati kita semua sehingga kita sama2 bertemu di firdaus bersama yesus…amin

    • Shalom Robert,

      Terima kasih atas komentar Anda. Menurut saya, komentar yang Anda berikan adalah mempunyai standar ganda. Tentang munculnya Protestanisme, saya tidak tahu referensi apa yang Anda gunakan untuk menilai kejadian tersebut. Kalau Anda mau berdiskusi tentang Martin Luther dan ekskomunikasi, silakan melihat ini – silakan klik dan tentang indulgensi – silakan klik, klik ini. Jadi, sebelum Anda mengambil kesimpulan terhadap pandangan Anda tentang kesalahan Gereja Katolik dan menganggap bahwa pandangan Anda adalah benar, mungkin ada baiknya kalau Anda dapat menimbang kembali dan kemudian menggali fakta-fakta dari dua sisi. Kemudian pandangan Anda tentang kesaksian Angelica dan yang lain, Anda seolah-olah menempatkan bahwa kesaksian tersebut adalah sungguh-sungguh benar. Ini berarti bahwa Anda juga menganggap adalah satu kebenaran bahwa Paus Yohanes Paulus II ada di neraka, ketika Anda berkomenta bahwa Anda masih mengagumi beliau namun menyayangkan bahwa beliau tidak berada di Sorga. Justru, menurut saya, di satu sisi Anda ingin menjadikan Firman Tuhan sebagai satu-satunya kebenaran, namun di sisi lain, Anda justru menjadikan kesaksian-kesaksian seperti ini menjadi satu kebenaran yang seolah-olah mutlak. Jadi, kalau Anda mau meneliti kembali, pertanyaan saya adalah: bagaimana kita tahu bahwa kesaksian pribadi ini adalah benar dan tidak mungkin salah dan apakah parameternya? Tentang Maria dan penyembahan berhala, sebenarnya telah didiskusikan panjang lebar di situs katolisitas, salah satunya ini – silakan klik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  36. Shalom…yang aku tahu…khotbah, argumen, kesaksian, parameter kebenaran, wahyu pribadi, ajaran gereja, kitab suci, mujizat, haruslah menyatakan KASIH, IMAN, PENGHARAPAN dan KESELAMATAN (isi doa Bapa Kami) berpusat pada karya Agung Yesus Kristus dan akan menghasilkan buah-buah iman bagi kehidupan umat manusia yang mempercayai-nya. GBU all

  37. Damai sertamu..
    Kesaksian.

    saya dahulu nya juga katolik, dan saya juga pernah membca kesaksian-kesakian yang mengatakan kebenaran, tetapi ketika itu saya tidak dapat menerima kesaksian2x itu. dan saya masih lagi mengamalkan tradisi sembahyang umat katolik [rosari, salam maria] dan saya takut untuk menyangkal nya..

    Namun saya berpikir bahwa perkara kematian dan kehidupan bukan main-main tetapi ini melibatkan kekekalan dimana penyesalan tidak bisa menukarnya kembali.

    Satu hari..

    Saya mengambil Alkitab yang tertulis Firman Allah yang hidup. dan firman itu adalah Yesus Kristus sendiri. dan saya mulai membacanya mulai dari kitab kejadian, keluaran,ulangan,bilangan dan seterusnya…

    tetapi apa yang saya temukan adalah.. :-

    1] Yesaya 42 17: Orang-orang yang percaya kepada patung pahatan akan berpaling ke belakang dan mendapat malu, yaitu orang-orang yang berkata kepada patung tuangan: “Kamulah allah kami!”

    setelah membaca Firman ini – saya teringat lagi kata-kata ibu saya yang mengatakan [ kita bukan menyembah tetapi kita cuma menghormati]

    jadi saya semakin penasaran ?

    Ulangan 27:15 : Terkutuklah orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu kekejian bagi TUHAN, buatan tangan seorang tukang, dan yang mendirikannya dengan tersembunyi . Dan seluruh bangsa itu haruslah menjawab: Amin!

    Ayat di atas jelas menunjukkan Yang membuat patung itu adalah TERKUTUK! aduh jadi apalagi yang MENGHORMATI NYA!

    saya semakin penasaran..

    Sambil saya melihat rosario yang pernah saya miliki dulu, dan melihat patung jesus yang tersalib..saya semakin bingung [kerana ada patung tetapi tersalib dan rosari] .. tetapi saya tidak ke hulu dan ke hilir untuk menanyakannya tetapi hanya kembali KEPADA FIRMAN ALLAH..

    Kembali kepada Firman..

    Yohanes 19 : 30 : Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai ” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

    ayat di atas menunjukkan pekerjaan Yesus Kristus di kayu salib itu sudah selesai.. dan ..

    Yohanes 19 : 38 : Sesudah itu Yusuf dari Arimatea ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu.

    dan Yesus telah diturunkan dari kayu salib..

    jadi mengapa harus ada patung di kayu salib lagi ? bukankah kemenangan akan kebangkitan Tuhan yang harus kita raikan dan harus kita adakan dalam hidup kita, iaitu kita bertindak melawan dosa lewat menyembah dalam Roh dan Kebenaran? bukan menyembah akan apa yang disuruh manusia atau melakukan sesuatu di luar Firman Allah?..

    Ajaran Katolik ini berasal dari mana?

    saya tertanya kepada diri saya sendiri, dan terutama kepada Tuhan..

    lalu saya pikir, Firman Allah yang adalah Yesus.. mari kita lihat Firman di bawah :-

    Yohanes 1:1 :Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

    jadi apapun tradisi nya, apapun doktrinnya.. satu sahaja saya harus pandang, iaitu FIRMAN ALLAH.

    Lalu saya bertekad untuk tidak lagi berdoa rosari, tidak menyimpan gambar-gambar Yesus, patung-patung baik salib maupun maria.. dan pendek cerita saya mahu datang kepada Tuhan lewat doa dan menyembah Dia dalam Roh dan Kebenaran..

    Mengapa saya tidak berdoa ROSARI lagi?

    jawabannya : Yohanes 4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran .”

    Kenapa saya tidak percaya pada Purgotory lagi ?

    Jawabannya :Mat 7 : 13 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya.

    Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat Dunia mengatakan dengan jelas :-

    1] Pintu sesak = Kerajaan Surga
    2] Pintu Lebar = Kerajaan Neraka

    Yesus tidak ada mengatakan “manusia akan mengalami api penyucian”

    Kerana semua manusia akan dihakimi dan sesiapa nama yang tidak terdaftar dalam Kitab Kehidupan akan dibuang ke dalam lautan api lihat Firman di bawah :-

    Wahyu 20 : 15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.

    Kenapa saya sudah tidak percaya untuk menaikkan doa sama-sama kepada orang kudus yang telah meninggal dunia?

    Mazmur 88:5 Aku harus tinggal di antara orang-orang mati, seperti orang-orang yang mati dibunuh, terbaring dalam kubur, yang tidak Kauingat lagi, sebab mereka terputus dari kuasa-Mu.

    Firman di atas jelas menunjukkan ORANG MATI ITU SUDAH TERPUTUS DARI KUASA ALLAH. maksudnya iya kamu juga faham kan? saya berdoa kasih karunia Allah menguasai hidup anda.

    Tetapi berbeda kepada Yesus Kristus ..kerana Dia tidak mati tetapi Dia Hidup dan telah bangkit,

    Kisah Para Rasul 13:30 Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati.

    Mungkin anda akan bertanya jadi bagaimana dengan Nabi Henokh? atau Nabi elia.. mereka tidak mengalami kematian tetapi mereka telah diangkat pergi ke surga .. lihat Firman di bawah :-

    Ibrani 11:5 Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. p Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.

    dan ini Nabi Elia..

    2:11 Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai

    – Walaupun nabi henokh dan nabi elia tidak mengalami kematian, tetapi hanya kepada Yesus Kristus saja lah kita harus berdoa

    Yoh 14:14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”

    dan..
    Yoh 13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

    Kenapa kita mahu perdebatkan Kebenaran yang sudah ada sebelum bumi diciptakan..

    Apapun kesaksian,apapun penglihatan biarlah kita tindaki dengan Kebenaran Firman Tuhan. disusuli dengan Doa,iman dan percaya.. Keindahan Tuhan sangat-sangat memberi damai.. bila kita tidak dengan keras hati menerima Firman Allah iaitu Yesus Kristus.

    Damai Sertamu

    Flp 4:23
    Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai rohmu!

    Amin.

    [dari katolitas: Kalau anda ingin berdiskusi tentang patung dan menganggap Gereja Katolik berhala, silakan untuk membaca dan bergabung dalam diskusi ini – silakan klik dan ini – silakan klik. Cobalah untuk mengerti terlebih dahulu apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik sebelum mengambil kesimpulan terlalu jauh. Saya menyarankan agar anda juga dapat membaca diskusi “mengapa berpindah dari Gereja Katolik ke gereja lain” yang sebenarnya telah begitu panjang di sini – silakan klik. Jangan mulai diskusi dari awal, sehingga terjadi pengulangan yang tidak perlu. Dari diskusi yang sudah ada, cobalah untuk memberikan argumentasi yang baru untuk memperdalam dialog. Semoga dapat diterima.]

    • katolitas biarlah sy yg jawab saudara melica!!jika anda tidak percaya bunda maria,doa rosario,orang kudus,skrg sy tanya bukankah anda berdoa kepada Allah,melalui nama yesus?knp anda tidak langsung saja berdoa kepada Allah?(apa jwb anda?)bukankah Allah mengabulkan setiap doa,permohonan dalam nama Yesus,sebab Allah berkenan dalam nama itu. bukankah kita diselamatkan dengan perantaraan Yesus,walaupun Dia adalah Allah itu sendiri?apakah anda lebih mengenal Allah daripada yesus sendiri?apkah anda lebih mengenal Yesus daripada Bunda maria?jika kita sebagai manusa berdosa Allah masih mendengar doa kita,apalagi doa orang suci seperti Bunda Maria,para santo,martir.katolik meminta di doakan kepada Allah melalui bunda maria,para santo.para martir,bukan menyembahnya,atau berdoa kepada bunda maria.skrg apa bedanya jika anda meminta seorang pastor,atau seorang pendeta untuk mendoakan anda,apakah anda menyembah pastor atau pendeta itu?bukankah karena dengan berdasarkn status mereka(hirakri gereja),sebagai gembala,sebagai wakil Tuhan kita memintanya berdoa buat kita?.jika berdasarkan kesaksian angelica anda mengambil sebuah kesimpulan,baiklah sy akan memberikan kesaksian tetangga sy yg seorang muslim dan masuk kristen protestan setelah roh nya bertemu Yesus disurga,ringkasnya Dia sudah mengerti tentang Allah tritunggal itu,dia juga beremu bunda maria di surga,dan Ia bertanya kepada bunda maria:mengapa banyak orang tidak mau berdoa dalam namamu indo(IBU dalam bahasa bugis)sebab ia keturunan bugis,bunda maria menjawab,tidak apa2,yang mau saja nak….jika anda mau berbicara dngan yang punya kesaksian,saya bsa hubungkan!.jika berdasarkan kitab suci,mintalah Roh Kudus agar kita bisa mengerti maksud dari firman Allah itu.Amin

  38. Damai sertamu..

    Biarlah segala tulisan, penglihatan, wahyu, kebenaran yang diperkatakan orang, kita tindaki atau kita nilai dengan Firman Allah, bukan dengan perkataan manusia.

    [dari katolisitas: Bagaimana jika banyak penglihatan senantiasa mengatasnamakan Firman Allah, telah diteliti dengan Firman Allah, dan ternyata kesimpulannya saling bertentangan? Bagaimana sikap kita?]

    • Damai Sertamu..

      Kol 2:8
      Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.

      kita tahu secara jelas selain Firman Allah tidak ada yang boleh mengoverlap perkataan Nya.

      [dari katolisitas: Kami mempercayai sepenuhnya akan Firman Allah yang “ya” dan “Amin”. Yang tidak kami percayai sepenuhnya adalah interpretasi dari masing-masing orang. Anda dapat melihat diskusi tentang wahyu Allah dan kebenaran di sini – silakan klik.]

      • Shalom..

        [dari katolisitas: Kami mempercayai sepenuhnya akan Firman Allah yang “ya” dan “Amin”. Yang tidak kami percayai sepenuhnya adalah interpretasi dari masing-masing orang. Anda dapat melihat diskusi tentang wahyu Allah dan kebenaran di sini

        Note:- Jangan lihat interprestasi dari mana-mana orang.. tapi cuma kembali kepada Firman Allah.

        jangan bersandar pada manusia tetapi kepada Firman Allah ..

        • Shalom Melica,

          Orang sering mengatakan bahwa jangan bersandar pada manusia namun dari Firman Tuhan. Namun pada saat yang bersamaan, sebenarnya ada proses interpretasi ketika kita membaca Firman Tuhan untuk mendapatkan satu pengertian, terutama untuk hal-hal yang menyangkut dogma dan doktrin. Inilah sebabnya rasul Petrus menuliskan “Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain” (2Pet 3:16). Kita harus mengakui bahwa ada banyak ayat-ayat di dalam Kitab Suci yang memang sulit dipahami. Kalau anda mau mencoba, silakan mengartikan Mat 24:36. Coba menganalisa dari hasil yang anda dapatkan, apakah itu adalah melalui proses interpretasi atau anda yakin 100% bahwa kesimpulan yang anda dapatkan pasti benar.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

          • Salam, Melica

            Syukur pada Allah, kita selalu diingatkan untuk mendekat pada Allah, salah satunya melalui membaca Kitab Suci. Semoga hati kita terbuka pada Firman Allah yang tergenapi secara nyata melalui Gereja dan kehidupan kita sehari-hari.

            Kita patut bersyukur bahwa Allah memberikan Kitab Suci pada Gereja agar menjadi salah satu pilar penopang kebenaran hidup. Allah menjamin bahwa Kitab Suci dibebaskan dari kesalahan dalam mewahyukan rencana keselamatan Allah dan jati diriNya. Akan tetapi, tidak ada jaminan bahwa yang membaca Kitab Suci secara terlepas dari kerendahan hati pasti memperoleh kebenaran tersebut.

            Kerendahan hati adalah buah dari Roh Kudus dan sungguh menjadi nyata dalam Gereja. Setiap kami benar-benar menyerahkan diri pada tuntunan Allah melalui Magisterium, anggota Gereja yang mendapat rahmat khusus untuk mengajar, baik mengenai Tradisi Suci maupun Kitab Suci. Kami tidak memaksakan pemahaman dan pemikiran kami sendiri dan tunduk pada Ajaran Kristus melalui Gereja.

            Ajaran yang tidak berubah ini telah dijaga oleh Gereja dan terdokumentasikan melalui tulisan Bapa-bapa Gereja, para Paus dan Uskup, serta berbagai pujangga dan mistikus Gereja sepanjang abad. Silahkan menelusuri ajaran Gereja sepanjang zaman. Konsistensi ajaran yang tidak berkontradiksi dalam perkembangannya adalah bukti penyertaan Kristus dalam Gereja (Mat 28:20).

            Pacem,
            Ioannes

    • Hello..

      [dari katolisitas: Bagaimana jika banyak penglihatan senantiasa mengatasnamakan Firman Allah, telah diteliti dengan Firman Allah, dan ternyata kesimpulannya saling bertentangan? Bagaimana sikap kita?]

      Boleh sharing kesaksian mana?

      [dari katolisitas: Coba mulai dari membaca tanya jawab di atas – silakan klik.]

      • FASAL SATU
        Bagaimana Menanggapi PENGLIHATAN “Persiapkanlah dirimu untuk bertemu dengan Allah” oleh Angelica Zambrano:
        I) Pemudi ini mendakwa telah melihat POPE JOHN PAUL II DI NERAKA :- Aku menatap wajahnya, itu adalah Yohanes Paulus II (John Paul II)!! Tuhan berkata padaku, “Lihat, Putri, pria yang engkau lihat itu di sana, adalah Paus Yohanes Paulus II. Ia ada di sini di tempat ini; ia sedang tersiksa karena ia tidak bertobat.”
        Tapi aku bertanya, “Tuhan, mengapa ia ada di sini? Ia biasa berkhotbah di gereja.” Yesus menjawab, ” Putri, tidak ada pezinah, tidak ada penyembah berhala, tidak ada orang yang serakah dan tidak ada pendusta yg akan mewarisi Kerajaan-Ku.” (Efesus 5:5) Aku menjawab, “Ya, aku tahu itu benar, tapi aku ingin tahu mengapa ia ada di sini, karena ia biasa berkhotbah kepada banyak orang!” Dan Yesus menjawab, “Ya, Putri, ia mungkin telah mengatakan banyak hal, tetapi ia tidak pernah berbicara kebenaran seperti yg ada. Ia tidak pernah mengatakan kebenaran dan mereka tahu kebenaran dan meskipun ia tahu kebenaran, ia lebih menyukai uang daripada berkhotbah tentang keselamatan. Ia tidak akan menawarkan kenyataan; tidak akan mengatakan bahwa neraka itu nyata dan surga juga ada; Putri, sekarang dia ada di sini di tempat ini.”
        Dan pertanyaan Saudara Katolisitas :-
        Bagi orang-orang yang percaya akan kesaksian mereka, maka cobalah minimal berfikir, bagaimana saya tahu apakah kesaksian ini benar atau salah dan apakah parameternya?.
        Jawabannya :-
        -Parameter yang menentukan kesasihahan kesaksian ini adalah “FIRMAN ALLAH”sendiri.
        -Dan Ajaran Katolik mempercayai adanya PURGOTORY @ API PENYUCIAN [saya belum ketemu dengan ayat yang mengatakan adanya api penyucian]
        Pertanyaan kami Non-katolik :- Saudara katolisitas sila buktikan dengan ayat Firman dimana Allah mengatakan API PENYUCIAN ITU ADA?
        FASAL DUA
        Kebenaran dokrin vs kesaksian-kesaksian
        Pertanyaan Saudara Katolisitas
        bagaimana kalau ada santa-santo yang mempunyai pengalaman bahwa Api Penyucian itu ada dan bahwa Maria mengerti akan apa yang dialami oleh umat Tuhan sejauh yang diijinkan oleh Tuhan, maka apakah kemudian umat non-Katolik mau menerimanya?

        Jawabannya :-
        Kami hanya terima apa yang dikatakan oleh kebenaran Firman Tuhan. Luar daripada itu kami tidak akan terima. Kerana kami takut apa yang kami terima itu akan menjadi satu penyembahan berhala dan bukannya kebenaran yang dilandaskan Firman Allah.
        Soalan Kami dari Non-Katolik :-
        – Sejauh mana mimpi dan penglihatan itu boleh kita ambil berlandaskan Firman Allah?
        a. Tentang Api Penyucian: St. Faustina dalam buku hariannya mengatakan “…I saw my Guardian Angel, who ordered me to follow him. In a moment I was in a misty place full of fire in which there was a great crowd of suffering souls. They were praying fervently, but to no avail, for themselves; only we can come to their aid. The flames, which were burning them, did not touch me at all. My Guardian Angel did not leave me for an instant. I asked these souls what their greatest suffering was. They answered me in one voice that their greatest torment was longing for God. I saw Our Lady visiting the souls in Purgatory. The souls call Her “The Star of the Sea”. She brings them refreshment. I wanted to talk with them some more, but my Guardian Angel beckoned me to leave. We went out of that prison of suffering. [I heard an interior voice which said] ‘My mercy does not want this, but justice demands it. Since that time, I am in closer communion with the suffering souls.’” (Diary, 20)“
        Soalan Katolisitas?
        Apakah dengan kesaksian seperti ini, maka umat Kristen non-Katolik akan percaya akan keberadaan Api Penyucian? Anda dapat membandingkan kehidupan Barbara Fernandez dengan St. Faustina. Siapakah yang lebih dapat dipercaya? Kalau masih kurang, silakan membaca kesaksian dan kehidupan dari St. Catherine of Genoa, St. Nicholas of Tolentino, St. Gertrude, St. Frances of Rome, St. Padre Pio, dll. yang semuanya menyatakan bahwa Api Penyucian adalah nyata.
        Jawaban Kami Non katolik:-
        Kami boleh percaya keberadaan akan Api Penyucian.. tapi mana buktinya dalam Firman Tuhan? Kerana kami hanya temukan dalam Firman Allah lihat di bawah :-
        Mat 7 : 13 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya.
        Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat Dunia mengatakan dengan jelas :-
        1] Pintu sesak = Kerajaan Surga
        2] Pintu Lebar = Kerajaan Neraka
        Jadi- persoalannya bukan kami tidak mahu terima kesaksian st faustina itu, tetapi kami hanya mahu patuh terhadap Firman Allah.
        Soalan Katolisitas:-
        Kalau parameter kebenarannya adalah individu yang memberikan kesaksian, maka bandingkan kehidupan mereka yang menyatakan bahwa Api Penyucian itu ada dengan kehidupan orang yang menyatakan bahwa Api Penyucian itu tidak ada. Jadi, siapa yang lebih dapat dipercaya?
        Jawaban kami Non Katolik :-
        Soal parameter kebenaran tentang Angelina z. Atau Barbara Fernandez. ketika st faustina mengatakan I saw Our Lady visiting the souls in Purgatory. Adakah st faustina itu menyelidiki apa yang dia lihat itu dengan Firman Allah? Kerna jika dia memerhatikan injil
        Mat 7 : 13 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya.
        Pasti dia lebih dahulu mendahulukan Firman Allah iya kan?
        Sebelum kita percaya akan apa-apa penglihatan [maksud saya yang terjadi supernatural terhadap kita] Firman Allah menyeru kita untuk :-
        1Yoh 4:1
        Saudara-saudaraku s yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, t tetapi ujilah roh-roh itu 1 , apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. u

        Dan :-
        1Yoh 4:2
        Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia 1 , v berasal dari Allah, w

        Apakah parameter daripada Firman Allah masih menjadi kesahihan saudara? Kalau masih menjadi kesahihan saudara , maka kita Tanya pada diri kita.. kita sedang menyembah siapa sebenarnya?
        Silakan baca terus…
        St Faustina Claim telah melihat : I saw Our Lady visiting the souls in Purgatory.
        -Pertanyaan kami – apa yang sebenarnya st faustina ini Nampak? “OUR LADY”? Our Lady yang dilihat nya itu siapa? Kalau jawaban Umat Katolisitas itu dia terlihat “Maria” Ibu yesus.. lalu kebenaran akan Api Penyucian yang ada dalam Firman Allah itu dimana?
        Our Lady of the Pillar di Spanyol (tahun: 39), oleh Santo Yakobus.
        Our Lady of Walsingham di Inggris (tahun: 1061), oleh Richeldis de Faverches.
        Our Lady of the Rosary di Perancis (tahun: 1208), oleh St. Dominic
        Our Lady of Mount Carmel (+ abad 13), oleh St. Simon Stock.
        Our Lady of Guadalupe
        Our Lady of Guadalupe
        Our Lady of Laus
        Our Lady of the Miraculous Medal
        Our Lady of La Salette
        Our Lady of Lourdes
        Our Lady of Pontmain
        Our Lady of Fátima
        Our Lady of Beauraing
        Our Lady of Banneux
        Our Lady of Akita

        • Shalom Melica,

          Dari jawaban anda maka kita mempercayai kebenaran yang diberikan di dalam Kitab Suci, lepas dari kesaksian-kesaksian atau wahyu pribadi. Dan jawaban anda memberikan penekanan pada pembahasan Api Penyucian. Kalau anda tidak mempercayai dogma Api Penyucian karena tidak ada kata Api Penyucian di dalam Kitab Suci, maka anda seharusnya tidak mempercayai dogma Trinitas, Sola Scriptura, karena anda juga tidak dapat menemukan kata-kata tersebut di dalam Kitab Suci. Walaupun tidak ada perkataan Api Penyucian di dalam Kitab Suci, namun bukan berarti pengajaran ini tidak mempunyai dasar yang jelas. Silakan melihat artikel tentang Api Penyucian di artikel ini – silakan klik, beserta dengan tanya jawab di bagian bawah, dan juga tanya jawab ini – silakan klik. Kalau saya tuliskan kembali, maka akan terjadi pengulangan-pengulangan yang tidak perlu.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

          • Salam, Melica

            Syukur pada Allah atas keingintahuan saudara. Semoga melalui saudara, kami dapat setidaknya memperlihatkan bahwa ajaran Katolik memiliki dasar yang dapat dipertanggungjawabkan.

            Penolakan Melica karena saudara tidak menemukan ajaran purgatory dalam Kitab Suci sebenarnya disebabkan terputusnya iman Melica dari jalur ajaran Apostolik. Sebenarnya, tidak semua ajaran Kristus tertulis dalam Kitab Suci, setidaknya tidak secara eksplisit. Terputusnya alur ajaran tersebut menyebabkan hilangnya beberapa ajaran otentik yang diajarkan Kristus pada para Rasul dan penerusnya yang tidak terekam dalam Kitab Suci. Inilah yang disebut Tradisi Suci. Pembaca Kitab Suci tanpa Tradisi Suci dapat kehilangan penafsiran yang dimaksudkan para Rasul dan penulis Injil. Oleh sebab itu, sekalipun Melica mendapat referensi sumber ajaran purgatory dalam Kitab Suci, Melica tidak akan setuju dalam hal penafsiran ayat tersebut.

            Karena akar pemahaman dari purgatory juga berada dalam Tradisi Suci, Melica perlu membuktikan terlebih dahulu bahwa hanya Kitab Sucilah yang perlu dipegang sebagai satu-satunya sumber kebenaran ajaran Kristus. Ayat manakah yang mengatakan Kitab Suci sebagai satu-satunya sumber Kebenaran Ilahi? Apakah Gereja Purba dan Bapa-bapa Gereja penerus para Rasul mengajarkan hal yang sama?

            Saya harap sekalipun Melica tidak percaya dan tidak setuju dengan ajaran Katolik, Melica mengerti bahwa ajaran Katolik tidak dikarang oleh oknum tertentu dalam Gereja. Semoga Melica melihat bahwa apa yang diajarkan Kristus sendiri telah, sedang, dan akan dilestarikan Gereja karena rahmat Allah. Semoga Allah membebaskan kita dari dosa.

            Pacem,
            Ioannes

          • shalom sdra yg dikasihi Tuhan.
            soalan sdra stef yg menyinggung soal trinitas..
            sya amat percaya akan itu.krn dlm injil Yesus ada menyatakan Dia diutus oleh Bapa dan Dia adalah Anak Domba dan setelah Dia naik ke sorga. Penolong iaitu Roh Kudus akan turun kepada setiap org percaya..
            lagipun soal Tritunggal ini kita boleh dptkan kitab kejadian.. silahkan sdra baca kitab kjadian 1:26 berfirmanlah Allah “baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa KITA supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi..”

            sila perhatikan Firman yg tertulis KITA. itu berarti Tritunggal itu sdh ada sebelum ada nya Maria Lagi di bumi.. kerana jelas dalam Yohanes 1 mengatakan Firman sdh menjadi manusia

            berarti Yesus sdh ada sebelum Dunia dan isinya dibentuk..

            Soalan Saudara ionness..
            shllom sdra..
            sdra menyinggung soal saya

            terputus dgn jalur apostolik..

            terputus dgn tradisi gereja..
            dan mempercayai bhwa kitab suci adalah kebenaran ilahi
            itu semua adalah Kasih Karunia Tuhan yg besar
            FirmanNYA dgn jelas menyatakan dlm Kitab
            Wahyu 22:18-21 Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
            Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.”
            Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: “Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
            Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

            [dari katolisitas: Terus terang kami tidak tahu apa yang sebenarnya anda ingin diskusikan. Untuk masuk dalam diskusi yang baik anda harus mengemukakan ketidaksetujuan atau persetujuan anda dan kemudian memberikan argumentasi yang mendukung pandangan anda.]

          • Yohanes 8:46-47 Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku?
            Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah.”

            tidak ada lagi yg akan saya balas dari komen-komen sdra.. Firman Allah jelas sdh mengatakan..
            bahkan Yesus sdri tdk dpt memaksa mereka yg tdk percaya..

            kitab amsal 14:12 mengatakan “ada jalan yg disangka orang lurus,tetapi ujungnya menuju maut”
            dan..
            2timotius 3:16 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar ,untuk menyatakan kesalahan,untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”

            [dari katolisitas: Yang sulit dalam diskusi seperti ini adalah Anda menganggap bahwa orang yang berbeda pendapat dengan anda seolah-olah tidak mendengarkan Firman Allah. Seperti yang saya katakan sebelumnya, Firman Allah adalah ya dan Amin dan kami yakini kebenarannya. Yang kita tidak yakini kebenarannya adalah interpretasi anda.]

          • Semua Alasan yang di beri harus berdasarkan firman bukan dari pikiran manusia. Saya terlahir dari keluarga Katolik tetapi saya melihat dan mendengar kurangnya gereja katolik mencerna dan mematuhi firman Tuhan dengan Alasan yang di buat buat.contoh ketika di katakan tidak ada PENYEMBAH BERHALA mewarisi kerajaan Sorga. di firman memang tertulis dengan Jelas JANGAN ADA ALLAH LAIN DI HADAPANKU YANG MENYERUPAI PATUNG PATUNG DAN YANG MENYERUPAI APAPUN.terapi seri di tepis oleh orang katolik.Dan ketika saya mengenal dan perdalam alkitab maka aku Menjadi pelaku firman.sekarang aku masuk Gereja TIBERIS. Tuhan Yesus memberkati

            [dari katolisitas: Kalau Anda ingin benar-benar berdiskusi secara serius, silakan membaca diskusi ini dan memberikan argumentasi mendalam yang belum dibahas di sini – silakan klik, dan ini – silakan klik. Ada banyak orang Katolik yang mungkin berpindah ke gereja lain, karena ketidaktahuan mereka, sehingga mereka menganggap bahwa Gereja Katolik adalah sesat. Saya mengundang Anda untuk benar-benar mempelajari hal ini dan saya juga menyediakan diri saya untuk berdiskusi dengan Anda.]

  39. Salam damai,

    Saya ingin memberikan tanggapan kepada semua pihak yang memberi komentar atas tulisan saya dan tulisan teman saya Sdr.Johanes Xin.

    Dari semua tulisan yang bernada negatif dan menghakimi disini (meski tidak ada satupun yang mau mengaku telah menghakimi), saya melihat bahwa semuanya, tidak ada satupun yang mengetahui dengan tepat, apa yang sebenarnya terjadi dan dialami oleh Keluarga Sdr. Xin itu. Jadi yang terjadi adalah kalian menghakimi seseorang hanya berdasarkan persepsi yang diperoleh setelah membaca tulisan, tanpa mengenal sama sekali siapa yang anda komentari.

    Anda semua, termasuk para Romo yang menjadi pembimbing di situs ini, memang memiliki hak untuk mengatakan apapun, tetapi kalau anda sungguh sungguh telah bertemu dengan mereka dan mendengar seluruh kejadiannya, maka anda semua pasti akan menyesalinya. Mengapa? Karena kini mereka sungguh sungguh telah memiliki 2 saksi hidup, yang bisa melihat dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di Jagad raya ini, termasuk semua yang ada dirumah keluarga Xin itu.

    Kedua anak muda itu, yang satu dipakai oleh Malaikat Penerang Jiwa, sedang yang lain dipakai oleh Yakobus. Keduanya bisa melihat masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang, sehingga tidak ada lagi yang tersembunyi atau misteri. Mereka bisa melihat siapa yang berada didalam tubuh Johanes Xin dan Istrinya, sehingga suami istri itu bisa memiliki segala Karunia, yang tidak pernah dialami oleh siapapun sebelumnya.

    Kedua anak itu bisa melihat dengan jelas, apa yang terjadi, ketika sang istri sedang mengambil roh-roh jahat dari orang yang belajar ilmu hitam, yang disantet, yang kerasukan, dsb. Sangat banyak yang telah mereka lihat, yang membuat semua yang tersembunyi menjadi terungkap, dan yang tertutup menjadi terbuka. Itulah sebabnya, sudah banyak orang yang menyesal karena selama ini telah menghina dan menolak Keluarga Xin itu, termasuk beberapa ketua Lingkungan Katolik.

    Saya bisa memaklumi sikap anda semua yang ada disini, termasuk ibu ingrid yang menganggap mereka sebagai Iblis. Saya bisa mengatakan bahwa ibu tidak tahu apa yang ibu katakan, sebab Iblis memang bisa menyamar, sebagai Malaikat bahkan Sebagai Yesus, tetapi Iblis tidak memiliki Cahaya Terang, matanya sangat Kelam, dan kalau Iblis menyamar sebagai Yesus, dia tidak mau menunjukkan enam luka yang dimiliki Yesus, saat Yesus Disalibkan.

    Anda semua menganggap Keluarga XIn itu sesat? Silahkan anda cari diseluruh
    dunia, siapakah yang bisa memjamah orang, kemudian jika orang itu tekun berdoa, dia bisa juga merasakan luka Yesus di telapak tangannya (Bukan di Pergelangan). Silahkan anda cari, siapakah yang bisa menghilangkan segala Kuasa Gelap, dalam dua menit, tanpa sentuhan sama sekali?

    Ketika saya dan Sdr. Xin mengatakan tentang kemampuan ini, bukan untuk Pamer, tetapi untuk mengatakan bahwa tidak ada kekuatan lain yang bisa memberikan Karunia sebesar itu, selain Yesus atau Allah Bapa sendiri. Karena Iblis tidak akan mau memberikan Kekuatan, yang bisa menghancurkan seluruh Kekuatan Kuasa Gelap, yang menjadi bawahannya.

    Apalagi, mereka tidak pernah satu kalipun meminta imbalan, kepada siapapun yang mereka tolong. Mereka bisa mempunyai Karunia sebesar itu, karena Allah Bapa/ Yesus, ingin agar mereka bisa menyelamatkan banyak jiwa, yang kini justru tertipu oleh keduniawian.

    Bagi anda yang membandingkan Keluarga Xin, dengan Santo atau Santa, anda juga salah. Karena yang dialami Santo Santa itu berbeda sama sekali dengan keluarga itu.

    Mengenai Kebenaran? Anda semua akan melihatnya tak lama lagi. Mengapa?
    Karena kedua saksi itu, sudah melihat apa yang akan terjadi di rumah keluarga itu, ketika Akhir Jaman terjadi. Mereka sudah melihat semua orang Kudus yang dimiliki Allah Bapa, yang datang ke rumah Keluarga itu.

    Anda disini, suka menyadur ucapan Para Rasul, atau Nabi, pernahkan anda melihat bagaimana wujudnya? Bagaimana Wajah Musa dan bagaimana wujud kedua Loh Batu, yang dibawa oleh Musa? Bagaimana wajah Paulus yang menulis 10 Surat itu? Bagaimana wujud Malaikat Gabriel, Raphael, Mikhael? Bagaimana wajah Bunda Maria yang sangat cantik itu? dan banyak lagi, tokoh Suci yang datang di rumah keluarga XIn itu, yang dilihat oleh kedua saksi itu.

    Anda semua dengan enaknya, memberi komentar, padahal yang anda miliki hanya keyakinan 50 % bahwa mereka sesat, hanya berdasarkan ukuran yang dangkal. Bagaimana kalau anda salah dalam menilai mereka? Bagaimana kalau ternyata yang menyertai Keluarga Xin, selama 11 tahun ini benar-benar Allah Bapa, Yesus, Bunda Maria, Malaikat dan Para Kudus? Bukankah itu berarti anda semua telah menghakimi Allah Bapa, Yesus dan Bunda Maria, yang telah memilih keluarga itu?
    Para Ahli Taurat, Parisi, Saduki, juga sangat yakin bahwa Yesus sesat, sebelum mereka Menyalibkan-Nya, tetapi mereka sangat menyesal, hanya sesaat setelah Yesus Wafat.

    Tanggapan saya ini, merupakan tanggapan terakhir saya, karena Sdr. Xin sudah mengatakan bahwa Pemberitahuan ini sudah Cukup. Undangan sudah disebarkan, sekarang hanya menunggu apakah anda masih ingin mencari alasan untuk menghindari Perjamuan Kawin itu, atau hanya datang dengan Hati yang tulus, tanpa membuat Penilaian.

    Terima kasih

    Ps. Siapkah diri anda sesuai dengan Pesan Ketiga dari Bunda Maria di Fatima 1917, karena kedua anak muda itu sudah melihat tangga di langit yang ada di Matius 1 : 51.

    Salam Kasih Yesus Kristus

    • Shalom FX. Slamet,

      Ini adalah jawaban saya terakhir terhadap topik ini. Kita perlu menyikapi hal ini tanpa emosi yang meledak-ledak. Yang kami ingin sampaikan adalah apa yang menjadi pengajaran dari Gereja Katolik dan kami tidak pernah menyerang pribadi anda maupun pribadi Yohanes Xin. Anda mencoba untuk membuat kami percaya akan kesaksian mereka, dan anda telah melakukannya. Namun, sebaliknya anda juga tidak dapat memaksakan semua orang untuk mempercayai kesaksian ini. Bahkan, orang juga dapat tidak percaya akan banyak mukjizat yang terjadi di Lourdes, karena pada akhirnya wahyu pribadi tidaklah mengikat. Jadi, tidak perlu tersinggung, kalau ada yang tidak mempercayai kesaksian tersebut. Tidak perlu memberikan tuduhan bahwa Ingrid menganggap mereka sebagai iblis. Tidak ada yang mengatakan bahwa mereka adalah iblis. Yang kami coba ungkapkan adalah semua wahyu pribadi – termasuk dari Santa-Santo, Yohanes Xin, anda, saya – tidak mengikat dan harus dicermati, karena wahyu pribadi dapat bersumber dari: Tuhan, diri sendiri, maupun setan, atau kombinasi dari ketiganya. Dengan demikian, diskusi ini saya akhiri di sini. Semoga dapat dimengerti.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  40. Syalom,

    Saya ingin tanya, bagaimana kalau seseorang melihat penampakan Yesus melalui mimpi maupun dalam keadaan setengah tersadar lebih dari sekali? Apakah itu hanya halusinasi saja? Dan apa maksud salah satu penampakan Yesus yg tanpa cahaya dan separuh badan ke atas gelap? Dan juga Yesus yg pernah berkata “Jangan takut! Aku sudah mengikat/mengadakan(yg saya ingat agak tersamar) perjanjian dgn iblis ini”?

    Terimakasih

    • Salam Dan,

      Bisa saja mimpi atau halusinasi beberapa kali karena situasi bawah sadar. Tentu saja susah menerka makna mimpi atau halusinasi. Yang paling mudah ialah berpegang pada ajaran Gereja, bahwa Kristus Penyelamat bermaksud menyelamatkan kekal, bukan membinasakan, sedangkan setan bermaksud merebut manusia dari keselamatan itu. Siapa dibaptis dan hidup sesuai harapan Kristus dalam Gereja-Nya, pasti selamat.

      Salam
      Yohanes Dwi Harsanto Pr

  41. Terlepas dari benar atau tidaknya kesaksian tsb. tetapi yang jelas berdoa kepada Santa dan Santo memang tidak Alkitabiah (tidak ada dalam Alkitab), ini hanyalah ajaran manusia. Mujizat yang terjadi bila berdoa kepada Santa dan Santo dapat juga diperoleh dari kuasa lain (bukan dari Tuhan Yesus). Keputusan di tangan anda masing2. GBU

  42. Shawlom,
    perkenankan saya utk mengingatkan saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, utk tetap fokus pada karunia, tugas dan perutusan masing-masing, demi kemuliaan Allah.

  43. Shalom, Bpk Johanes Xin
    Shalom, Tim Katolisitas
    Salam Damai Kristus,
    Saya seorang Katolik dari keluarga Katolik, ikut kegiatan2 di Gereja Katolik, namun itu tidak berarti saya memahami seluruh isi ajaran Gereja Katolik, jadi jika ada komentar yang bertentangan dengan isi ajaran Gereja Katolik mohon dikoreksi…

    Saya tertarik dengan topik wahyu pribadi ini, karena dulu banyak teman2 mahasiswa dari PDKK dan prostestan yang sering mengucapkan kesaksian tentang penglihatan2 sorgawi, namun saya merasa ada yang tidak cocok dengan Kitab Suci sehingga saya memilih untuk tidak mengikuti persekutuan doa lagi yang diadakan oleh teman2 antar mahasiswa tersebut. Sebagai salah contoh : orang yang mengikuti Yesus menjelang ajalnya nanti disorga akan mendapat kediaman berupa barak (tenda), sedangkan yang mengikuti Yesus sejak lama dan aktif dalam merangkul jiwa2 dan aktif dalam doa akan mendapat rumah yang dibuat dari tembok, jadi seakan2 orang2 yg mengikuti Yesus menjelang kematiannya cuma mendapat sisa-sisa tempat di sorga, atau ada perbedaan upah, padahal saya membaca perumpamaan di dalam Injil tentang orang yang dipekerjakan di kebun anggur dengan upah sedinar sehari, yang bekerja dari pagi dan yang bekerja dari sore hari mendapatkan upah yang sama yaitu sedinar sehari walaupun jam kerjanya berbeda. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka mendapat penglihatan tentang sorga dan neraka namun detailnya saya lupa karena sudah lama.

    Sejauh pengalaman pribadi yang saya alami biasanya orang-orang yang mendapat penglihatan tersebut juga dikaruniai dengan kemampuan untuk menyembukan dan kehidupan doanya biasanya jauh lebih baik, maksudnya mereka lebih banyak doa, puasa, dan membaca Kitab Suci. Selain itu khotbah yang disampaikan kepada umat jauh lebih mengena daripada khotbah romo di Gereja. Bahkan ada beberapa yang memutuskan untuk tidak menikah demi melayani umat. Itu semua berdasarkan pengalaman pribadi saya.

    Saya percaya bahwa Tuhan bekerja sampai saat ini. Dia tidak berhenti melakukan mukjizat2. Namun terkadang Tuhan punya rencana sendiri yang kadang tidak kita pahami. Saya bersyukur jika ada seseorang yang dapat disembuhkan melalui mukjizat dalam nama Yesus, namun saya juga tidak serta merta mengharuskan Tuhan untuk menyembuhkan orang, itu semua sudah diatur sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.

    Sekarang saya akan berkomentar tentang tulisan bapak Yohanes Xin. Sebelumnya saya minta maaf karena saya berbeda pendapat dengan bpk Yohanes Xin tentang beberapa hal.
    1. Bapak menulis: ”…Dia sangat yakin pada Ajaran Tritunggal itu, tapi hasilnya seperti yang dialami ibu diatas. Apa yang dia percayai itu tidak menghasilkan Mujizat apa-apa sama sekali.”
    Kemudian di paragraf selanjutnya: ”…Dan anda begitu yakin bahwa Roh Kudus itu Roh Allah, padahal saya yakin anda berdua belum pernah melihat wujud Roh Kudus itu secara nyata, seperti yang kami alami. Jangankan Roh Kudus yang sulit dilihat itu, sedangkan Wajah Yesus yang sebenarnya saja, saya yakin anda berdua belum pernah melihatnya, secara Nyata. Padahal saya yakin anda berdua pasti sering berdoa kepada Yesus.”

    Yesus sendiri berkata dalam Kitab Suci :”…berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya…” Ini perkataan Yesus kepada Tomas yang tidak percaya akan kebangkitan Kristus, atau kalau boleh saya bilang Tomas tidak percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup sekalipun Tomas sudah melihat banyak mukjizat Yesus dan Yesus sudah berkali-kali mengatakan bahwa Dia harus menderita, wafat, dan pada hari ketiga akan bangkit. Jadi menurut saya orang yang tidak melihat Yesus yang sudah bangkit namun dia percaya kepada pemberitaan para rasul dan penerusnya akan ajaran Tritunggal Mahakudus jauh lebih berbahagia daripada mereka yang baru bisa percaya setelah melihat penampakan atau penglihatan.

    2. Bapak juga menulis: Contoh yang paling jelas adalah Santa Maria Faustina Kowalska, yang diakui oleh Gereja, setelah mengaku bertemu dengan Yesus beberapa kali dan mengaku diajarkan untuk berdoa Koronka Kerahiman Illahi. Dengan dasar apakah Suster itu diterima Gereja? apakah karena Suster ini sangat penurut dan tidak ada yang meleset dengan Ajaran Gereja? Bagaimana Gereja begitu Yakin bahwa Pengakuan Faustina itu benar, padahal para uskup yang mengujinya juga tidak pernah melihat Yesus itu. Mereka HANYA PERCAYA SAJA pada pengakuan suster yang penurut, yang sedang sakit TBC itu.

    Salah satu doa yang saya gemari adalah doa Kerahiman Ilahi…ajaran tentang Kerahiman Ilahi yang disampaikan oleh Suster Faustina sebenarnya sudah ada sejak dulu, jadi Sr. Faustina tidak mengajarkan hal yang baru. Jika Bapak membaca bagaimana Gereja bisa mengakui devosi tersebut, mungkin Bapak bisa tercengang karena prosesnya sangat panjang, bahkan sempat ada larangan dari Vatikan untuk melarang penyebarluasan devosi tersebut. Perlu diketahui Gereja Katolik sangat berhati2 dalam menentukan suatu devosi diperbolehkan atau dilarang, butuh waktu penyelidikan sangat lama bahkan kadang puluhan tahun setelah yang bersangkutan meninggal baru devosi tersebut terbukti sesuai dengan ajaran Gereja. Jadi frase yang saya cetak dengan huruf besar tersebut sebenarnya tidak tepat.

    3. Bapak Juga menulis: “..Tetapi dari pengalaman saya, Kesaksian kami telah membuat banyak sekali orang sakit yang sembuh. Mereka yang mendengar kesaksian kami, juga tidak melihat Yesus, tetapi karena percaya, mereka mendapat Mujizat, dan sembuh.
    Kalau kesaksian kami palsu, mana bisa mereka mendapat Mujizat dari Yesus…”

    Maaf saya sendiri tidak langsung dapat percaya kepada setiap mukjizat yang ada sebelum itu dinyatakan benar oleh Gereja Katolik karena Tuhan Yesus sendiri sudah berpesan:

    Mat 7: 21-22 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

    Ini pun jika bapak percaya bahwa ayat ini adalah perkataan Yesus, jika bapak lebih mempercayai perkataan Yesus yang diucapkan kepada Bapak dalam penglihatan maka kita tidak dapat berdiskusi lebih lanjut karena sumber kebenaran kita berbeda.

    4. Bpak juga menulis: Kalau anda melihat seorang bapak tua, yang miskin, yang jantungnya sakit sampai kakinya bengkak, tetapi ia tidak bisa membeli obat, karena penghasilannya tidak cukup untuk menebus obat. Sebagai umat Katolik bapak ini tentunya sangat berharap untuk bisa mendapatkan Mujizat dari Yesus, seperti yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Anda bisa saja mengatakan bahwa Gereja akan membantu membelikan obat bagi umat seperti bapak itu. Ya, itu memang membantu, TETAPI YANG DIAJARKAN GEREJA ADALAH YESUS MEMBERIKAN MUKJIZAT KESEMBUHAN MELALUI DOA, TANPA OBAT . Karena Obat jantung tidak bisa menyembuhkan secara total, bahkan bisa merusak organ tubuh yang lainnya.

    Menurut pendapat saya pribadi, mendoakan orang sakit kemudian dia sembuh itu tidak salah, malahan kita patut bersyukur jika terjadi kesembuhan entah orang sakit itu tua, muda, kaya, atau miskin. Sikap umat yang memberikan bantuan semampunya untuk membeli obat bagi bapak itu juga tidak salah, karena itu adalah wujud solidaritas. Untuk kalimat yang saya cetak dengan huruf besar, apakah ada ajaran Gereja Katolik yang seperti itu? Jika ada untuk apa Gereja Katolik mendirikan rumah sakit dan mendirikan sekolah kesehatan? Jika tidak ada ajaran Gereja Katolik yang demikian mengapa bapak menulis seperti itu?

    Maaf karena tulisan bapak tidak bisa saya tanggapi seluruhnya mengingat keterbatasan saya sebagai manusia yang harus banyak belajar. Saya sangat salut dengan orang-orang yang mendapatkan wahyu pribadi kemudian hidupnya bisa berubah menjadi lebih baik apalagi jika hal tersebut bisa membantu perkembangan umat. Dan sekali lagi, saya tidak bermaksud menyatakan bahwa wahyu pribadi bapak salah atau benar, saya hanya menanggapi beberapa tulisan bapak yang berbeda dengan apa yang saya pahami, itu saja tidak lebih.

    maaf, saya mencetak huruf dengan huruf besar bukan bermaksud teriak-teriak tetapi karena tidak tahu cara menuliskan komentar dengan bold, italic, atau underlined…

  44. Kepada Stefanus dan Ingrid,

    Saya sering menonton video “incorrupt bodies”, sungguh saya menikmatinya. Ada sekitar 250 santo/ santa katolik yang ditampilkan. Saya mau bertanya,
    1. Bagaimana seharusnya tanggapan kita, manusia di dunia, terhadap misi yang sedang mereka jalankan. Saya merasa Tuhan memberikan kasihnya bukan untuk pamer-pameran
    2. Apakah di Indonesia sudah ada “incorrupt body”? Saya dengar-dengar ada, kenapa tidak dipamerkan.

    Terima kasih,
    Aloysius R Suhartono

    • Shalom Aloysius,

      Prinsip yang perlu kita cermati adalah Gereja Katolik tidak memberikan gelar santa-santo, karena tubuh para kudus tersebut tidak rusak. Gelar santa-santo sesungguhnya diberikan kepada mereka karena mereka  telah membuktikan kasih mereka kepada Tuhan secara luar biasa dan dalam derajat yang sungguh tinggi (heroic degree). Lihat tanya jawab kriteria pemberian gelar santa-santo di sini – silakan klik. Kalaupun ada dari sebagian tubuh santa-santo yang dijaga oleh Tuhan sehingga tidak rusak, maka hal ini hanyalah merupakan bonus, sehingga manusia dapat semakin percaya akan kasih Allah dan menyadari bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, karena kita semua akan mendapatkan tubuh yang telah dimuliakan. Biasanya tubuh para santa-santo yang tidak rusak ini ditaruh di satu tempat yang berhubungan dengan karya mereka selama mereka masih hidup, sehingga umat Allah dapat terinspirasi akan kehidupan mereka, yang pada akhirnya akan membawa umat Allah untuk meniru teladan mereka, yaitu mengasihi Allah melebihi apapun juga.

      Di Indonesia, kalau tidak salah pernah ada kasus serupa, seperti: Mgr. Gabriel Manek SVD (uskup agung Flores, Ende 1961-1968), yang jenazahnya masih utuh setelah terkubur 18 tahun. Mengapa jenazah ini tidak dipamerkan? Karena memang bukan tubuh yang tidak rusak yang ditonjolkan, melainkan adalah derajat iman, kasih dan pengharapan kepada Kristus.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  45. Shalom Yohanes Xin & FX Slamet,

    Saya dulu terkena tumor otak, dan hal yang lakukan adalah terus mencari mujizat, ke pendeta sana dan romo manapun yg punya karunia menyembuhkan,, wkt itu saya seorang yg sangat awam, mgkn iman pun tidak sebesar biji sesawi tp saya pnya pengharapan yg besar akan di sembuhkan dengan mujizat.

    hasil nya saya sembuh (Syukur kepada Allah). walaupun dengan menjalani operasi2 yg berat, tp hr ini saya sehat dan bisa bekerja dan memasuki lingkungan gereja Katolik.

    Apa yg mao saya sampaikan adalah saya mengerti sedikit ttg cara pikir anda, karena dl saya jg bgtu dan di ajarkan bgtu. Beriman pasti sembuh,, nyata nya saya melihat ada yg tidak smbuh walau beriman, apakah salah dtg ke pendeta? apakah krg beriman? atau apa?

    Kenapa ada orang yg sembuh atau tidak sembuh.. mengapa ada org seperti anda dan Julia Kim yg menerima wahyu pribadi dengan segala karunia yg sangat meyakinkan,,dan memberikan ajaran yg terdengar benar dan berasal dr Tuhan tetapi tidak sama dengan ajaran Gereja yg sudah ada selama 2000 tahun lebih.. Mengapa ada gereja lainnya yg mengajar dengan ajaran yg berbeda satu sama lain dengan tentunya karunia2 yg menyakinkan.

    Saya datang ke Gereja Katolik karena saya bisa percaya kalau Tuhanlah yg ingin agar ada suatu pegangan agar kita tidak sesat, mengerti cara hidup sebagai Kristiani dengan benar.

    Bersyukurlah kalau anda benar2 bisa ngobrol ama Tuhan dan Bunda Maria dan semua pertanyaan anda di jawab semua… Tp tidak semua orang bgtu kan??

    Tidak mungkin Tuhan naik ke Surga dan memberikan Roh Penolong utk kita yg adalah Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal dan memberikan kesimpang siuran dalam masalah pengajaran.

    Saya tidak tau apakah wahyu anda otentik ato tidak, saya tidak berhak utk menilai nya. Biarlah Tuhan yg membuktikan.

    dan kebetulan di Wisma GKBI lt 2 hr Rabu tgl 21 Maret 2012 akan ada seminar oleh Sr. Emmanuel, Beatitudes Community Medjugorje yang jg berjumpa dengan Bunda Maria juga. Mungkin anda bisa bertemu dengannya
    biar bisa mencocokkan segala sesuatu. heehee.

    Tq

  46. Kepada Stefanus dan Ingrid,

    Saya teringat akan Injil Matius pasal 24.23 sampai ayat 27:
    Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya. Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
    Apakah pasal ini tepat atau tidak untuk hal ini, bagi saya Yesus sudah memperingatkan saya untuk waspada. Apalagi pernyataan yang tidak disetujui oleh Gereja.
    Jadi wahyu ini seperti orang yang berbicara perihal mimpinya. Meminta buktipun tidak akan ada.
    Dari Aloysius R. Suhartono

    [dari katolisitas: Tidak ada yang lebih tepat daripada berjaga-jaga senantiasa dalam menghadapi akhir zaman. Kita tidak perlu bingung dengan begitu banyak penglihatan. Kalau penglihatan itu salah, maka iman kita tidak terguncang. Sebaliknya, kalau penglihatan itu benar, maka kita telah berjaga-jaga.]

  47. Salam Damai Dalam Kristus

    Setelah membaca dialog diatas sy tarik 1 kesimpulan saja yg sederhana spt yg sy kutip dr 1Korintus13
    1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
    2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
    3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
    4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
    5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
    6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
    7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
    8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
    9 Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
    10 Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
    11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
    12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
    13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

    Bahwa Kasih lah yg lbh utama drpd smua karunia roh,smoga kita smua di persatukan oleh Kasih Karunia Allah,krn kita smua adl Anggota Gereja..
    Berkah Dalem

  48. Salam kasih, buat Pak stef dan ibu Ingrid.

    Saya hanya ingin me-ralat apa yang telah ditulis oleh teman saya sdr. Slamet tentang penyakit diabetes, disana dia menulis bahwa insulin yang dihasilkan pankreas akan mengolah gula menjadi ensim adrenalin, itu keliru. Mungkin karena kurang mengerti dunia kedokteran, dia menulis seperti itu. Yang benar,adalah Insulin akan mengolah gula dalam darah menjadi glikogen, untuk disimpan didalam Hati. Sedang Hormon Adrenalin bertugas sebaliknya dari hal itu. Kalau Pankreas kita sudah tidak mampu menghasilkan insulin, maka gula dalam darah kita akan naik, itulah sebabnya bagi penderita diabetes, yang harus diperbaiki adalah organ Pankreasnya, supaya kembali bisa normal dan menghasilkan insulin lagi. Untuk ini memang membutuhkan Mujizat dari Yesus, karena dokter manapun tidak bisa memperbaiki kerusakan pankreas.

    Saya juga ingin menyampaikan sesuatu untuk pak Stef dan ibu Ingrid.

    Kalau saya membaca seluruh tulisan dalam situs ini, saya juga merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan sdr. Slamet, dimana seakan-akan apa yang menjadi Ajaran Resmi Katolik itu 100% Benar secara Mutlak. Saya hanya ingin bertanya, apakah anda berdua sungguh meyakininya, atau hanya percaya begitu saja karena itu Ajaran Resmi Gereja? Pernahkah anda berdua merasakan berkat dan mujizat yang nyata, dari apa yang anda anggap pasti Benar ini, saat anda berdua sedang berdoa?

    Saya bertanya demikian, karena bila anda berdua sedang sehat secara jasmani dan rohani, maka anda berdua tidak akan bisa merasakan kerinduan yang sangat dalam, akan datangnya Mujizat yang nyata dari apa yang kita percayai.

    Saya telah bertemu dengan ratusan orang yang sedang berada dalam keadaan sakit yang sangat kronis bahkan akut. Mereka seringkali dibuat kecewa, ketika mereka tidak merasakan manfaat dari apa yang selama ini mereka percayai. Mereka umumnya beragama Katolik, dan selama mereka sehat, mereka sangat yakin akan Ajaran yang mereka terima dari Gereja. Tetapi ketika mereka sakit parah, jangankan untuk mendapat Mujizat dari Yesus yang tidak nampak, untuk bertemu dengan Romo di Gerejanya saja sudah sulit. Kemudian ketika mereka akhirnya bertemu dengan Romo, mereka hanya disuruh berdoa saja, seperti biasanya. Tetapi ternyata mereka menjadi kecewa, karena penyakit mereka tetap ada, bahkan bertambah parah. Mujizat yang dijanjikan Romo itu – kalau mempercayai Kebenaran dari Ajaran Gereja itu – ternyata hanya tinggal janji saja. Kemudian, ketika doa berhari-hari, berminggu-minggu tidak ada hasilnya, dia kembali menemui Romo itu, tetapi ia hanya mendapat jawaban yang mengecewakan. Romo itu hanya berkata dengan ringan :”O, mungkin Tuhan mempunyai rencana lain untuk ibu, cobalah bersabar.”

    Pak Stef dan Ibu Ingrid, kalau orang itu hanya sakit diabetes saja, dia memang bisa bertahan bertahun-tahun dengan diet gula yang ketat. Tetapi, bagaimana kalau penyakit itu Kanker Payudara, yang sel-nya tumbuh membelah diri dengan sangat cepat? Bisakah ibu itu bertahan begitu lama untuk menunggu Mujizat yang dijanjikan oleh Romo, saat dia berkotbah tentang Yesus dan segala mujizat-Nya? Ibu ini seorang Katolik yang sangat taat, tapi masih dibuat kecewa oleh Ajaran yang menjanjikan Mujizat itu.

    Saya telah bertemu dengan banyak orang yang keadaannya, benar benar membutuhkan mujizat nyata, secepatnya seperti ibu itu. Dan saya telah kenyang melihat gambaran wajah Skeptis mereka, ketika saya berbicara tentang mujizat Yesus. Mereka bosan dengan Janji yang mereka dengar dari Gereja, kalau mereka mau menerima Kebenaran Ajaran Gereja secara mutlak. Kenyataannya, Mujizat yang sangat mereka harapkan itu tidak pernah mereka rasakan, meskipun mereka percaya. Mereka tidak membutuhkan wacana, tetapi Mujizat Nyata dari Apa yang mereka Yakini, dan SEGERA, bukan nanti.

    Saya berdoa semoga Pak Stef, ibu Ingrid dan anak-anak kalian sehat-sehat selalu, sehingga tidak perlu berada dalam situasi kritis, yang benar-benar membutuhkan Mujizat seperti ibu itu. Dahulu, sdr. Slamet juga bersikap dan berpikir seperti Pak Stef dan ibu Ingrid. Dia sangat yakin pada Ajaran Tritunggal itu, tapi hasilnya seperti yang dialami ibu diatas. Apa yang dia percayai itu tidak menghasilkan Mujizat apa-apa sama sekali.

    Saya adalah suami dari keluarga yang diceritakan Sdr. Slamet itu. Saya hanya ingin bertanya, bagaimana anda bisa mengatakan bahwa penglihatan yang kami lihat itu salah, padahal anda tidak ikut melihat sama sekali?
    Dan anda begitu yakin bahwa Roh Kudus itu Roh Allah, padahal saya yakin anda berdua belum pernah melihat wujud Roh Kudus itu secara nyata, seperti yang kami alami. Jangankan Roh Kudus yang sulit dilihat itu, sedangkan Wajah Yesus yang sebenarnya saja, saya yakin anda berdua belum pernah melihatnya, secara Nyata. Padahal saya yakin anda berdua pasti sering berdoa kepada Yesus.

    Anda berdua bisa beranggapan bahwa wajah Yesus itu seperti wajah yang tercetak pada Kain Kafan Turin itu. Sayang sekali, karena kain kafan itu palsu. Wajah Yesus tidak seperti itu. Kalau anda berdua ingin tahu, wajah Yesus yang sebenarnya, yang sudah sering kali kami lihat itu, maka lihatlah pada Cover sebuah buku tulisan Sdr. Anand Krishna, yang berjudul “Sabda Pencerahan” Dan kalau anda berdua ingin membayangkan wajah Allah Bapa, saya bisa memberikan gambaran seperti yang diceritakan oleh Bunda Maria kepada kami.

    Allah Bapa sangat sulit dilihat, bukan karena manusia tidak layak, tetapi karena cahaya yang sangat terang melingkupi seluruh tubuh-Nya, sehingga mata kita tidak akan sanggup untuk tetap membuka dan melihatnya. Itulah sebabnya, saya dan istri saya, bertanya kepada Bunda Maria tentang wajah Allah Bapa. Bunda Maria mengatakan : “Wajah Bapa itu mirip sekali dengan Wajah Putraku, hanya saja rambutnya jauh lebih panjang dan warnanya putih keperakkan, tubuh Bapa jauh lebih tinggi besar, dan jenggotnya lebih panjang dari milik Putraku. Bapa tidak seperti yang digambarkan oleh manusia dalam kitab Perjanjian Lama, yang bengis dan tidak bisa didekati.
    Allah Bapa sangat mengasihi manusia, seperti seorang Ayah mengasihi anak-anaknya…..”

    Bapak Stef dan Ibu Ingrid, bisa saja mengatakan bahwa apapun yang kami lihat bisa saja tidak benar, karena tidak sesuai dengan Ajaran Resmi Gereja Katolik.

    Sebelum saya mendapatkan penglihatan, termasuk tentang Akhir Jaman, istri sayalah yang lebih dahulu bertemu dengan Yesus dan Bunda Maria. Saat itu saya juga tidak percaya, bukan hanya karena ada beberapa pesan yang tidak sesuai dengan Ajaran resmi Gereja Katolik, tetapi karena saya tidak melihatnya sama sekali. Tetapi saya tidak serta merta menolak semuanya dan menuduh istri saya salah dan sesat. Tidak. Saya justru mengujinya selama tiga tahun. Bukan sekadar menguji ajaran yang disampaikan Yesus dan Bunda Maria tetapi menguji juga Mujizat yang datang dari Yesus.

    Dalam proses itu, saya menguji sampai dengan dogma-dogma yang lebih mendalam, yang menjadi Ajaran Gereja Katolik. Dari sanalah saya menyadari bahwa kalau apa yang kita percayai itu sungguh Benar dan Nyata, maka Kita juga dengan mudah akan mendapatkan Mujizat secara Nyata. Tetapi bila ajaran yang kita yakini tidak Nyata, maka itu akan menyumbat Mujizat dari Yesus. Itulah yang dialami banyak umat manusia dimuka bumi ini, baik yang sudah beragama Katolik maupun yang bukan. Selama penyelidikan itu, saya juga melihat kenyataan lain. Bahwa, meskipun saya belum mempercayai istri saya, tetapi hampir setiap hari Yesus tetap memakai tubuhnya untuk menyembuhkan pasien yang datang ke rumah saya. Setelah melewati masa tiga tahun, ketika saya sudah percaya, barulah saya mengalami penglihatan itu.

    Saya melihat Bunda Maria, dalam gaun putih berkerudung biru. Saya melihat Yesus, dengan pakaian gaya lama berwarna coklat muda. Saya melihat Malaikat Gabriel dengan sayap putihnya yang panjang dan banyak lagi. Saya juga melihat bahwa kehadiran Yesus selalu didampingi para Malaikat dan murid-murid-Nya, termasuk Rasul Paulus. Mereka semua bisa diajak berkomunikasi, sehingga hampir semua yang tertulis dalam Kitab Suci, bisa saya tanyakan kebenarannya. Anda berdua mungkin tidak percaya, tetapi kenyataannya, Kebenaran yang kami temukan itu bukan Kebenaran Baru, tetapi Kebenaran yang sesungguhnya, bahkan termasuk yang berkaitan dengan beberapa Agama lain yang ada di dunia saat ini.

    Pak Stef bisa saja menganggap bahwa wahyu yang kami terima itu dari diri sendiri. Itu telah saya uji sejak awal. Kalau wahyu itu dari diri sendiri, bagaimana istri saya bisa tahu tentang akan datangnya Tragedi WTC 11 September 2001, seminggu sebelum kejadian? tentang adanya Bom Bali 1, seminggu sebelum kejadian? Tentang Tzunami di Aceh, tiga hari sebelum kejadian?

    Kalau wahyu itu datang dari Setan, mengapa kami diajarkan bagaimana berdoa Bapa Kami dengan cara yang Benar? Mengapa kami setiap hari disuruh berdoa dengan tekun agar banyak manusia yang mau bertobat? Mengapa kami selalu disuruh untuk menolong sesama tanpa meminta balasan apapun? Dan Setan tidak akan mengajarkan tentang Kasih kepada sesama. Kami selalu diajarkan tentang kebaikan dan kasih, Setan tidak akan melakukan sesuatu yang merugikan dirinya seperti itu, bukan?

    Dan bagaimana pandangan anda berdua kalau setiap saat, kami mendapat pesan seperti ini :”Manusia harus bertobat, malapetaka dan bencana akan terus terjadi dimana-mana dimuka bumi ini. Masa tuai sudah didepan mata, ilalang harus segera dipisahkan dari gandum. Bumi telah dikuasai oleh Kegelapan, kejahatan telah merajalela, sudah saatnya semua harus diperbaiki. Berdoalah dengan tekun, supaya banyak manusia tergerak hatinya untuk mau bertobat……?”

    Mungkin anda masih tidak percaya, tetapi apakah anda tahu, bagaimana latar belakangnya, sehingga kami bisa menerima karunia luar biasa itu? Tidak.
    Apakah anda tahu bahwa keluarga saya telah mengorbankan segalanya demi mengikuti segala perintah Yesus, untuk menolong sesama? Apakah anda tahu bahwa istri saya sampai harus berpuasa selama 40 hari 41 malam, tanpa makan dan minum sama sekali, sehingga beratnya turun 17 kg, dan itu dilakukan dua kali? Pada masa Pra-Paskah 2002 dan masa Pra-Paskah 2005? Semua itu demi mengikuti keinginan Yesus, agar kami mengalami apa yang dialami Yesus dahulu. Bapak Stef dan ibu Ingrid, hanya mengetahui satu hal yang tidak cocok, tetapi langsung menghakimi bahwa kami salah. Itu semua baru sekelumit dari perjalanan hidup kami yang pahit selama 11 tahun ini.

    Ketika Yesus berkata bahwa dari Iman sebiji Sesawi bisa tumbuh menjadi pohon yang besar sehingga burung bisa bersarang disana. Segala sesuatu memang berasal dari yang kecil. Itu bukan hanya berlaku untuk yang percaya, tetapi juga untuk yang tidak percaya. Kalau kita mendengar sesuatu lalu tidak percaya, maka secara otomatis otak kita akan bekerja keras untuk membuktikan, agar kita makin tidak percaya. Begitu pula sebaliknya. Disitulah letaknya peran hati kita dalam mempertimbangkan apa yang akan kita percayai, sehingga kita tidak memutuskan hanya berdasarkan pemikiran saja.

    Karena itulah, segalanya tetap berada ditangan Bapak Stef dan Ibu Ingrid, apakah mau percaya atau tidak dengan Kesaksian Kami dan Kesaksian Sdr. Slamet yang telah merasakan secara Nyata, manfaat dari yang dipercayainya.
    Dari pengalaman saya, yang percaya tidak pernah dikecewakan, yang tidak percaya tidak mendapat apa-apa.

    Dilain waktu, Sdr. Slamet mungkin masih akan menulis lagi di situs ini, kalau diperbolehkan, sebab dia telah mengetahui sangat banyak tentang keluarga saya.

    Saya minta maaf karena tulisan ini sangat panjang.
    Terima kasih.

    Salam dalam Kasih Yesus.

    • Shalom Johanes Xin,

      Terima kasih atas komentar anda. Untuk ulasan medis, kami serahkan kepada yang memang ahli di bidangnya. Yang menjadi fokus kami adalah menjabarkan iman Katolik, sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik sebatas pengetahuan kami. Berikut ini adalah beberapa point tanggapan yang dapat saya berikan:

      Pertama, tidak ada yang menyangkal adanya mukjizat, baik yang dilakukan di jemaat perdana sampai sekarang. Jadi, kalau anda dan istri diberi karunia untuk menyembuhkan, bersyukurlah dan saya yakin anda berdua dapat membangun umat Allah dengan lebih baik. Dan biarlah, lewat karunia ini, maka wajah Yesus dan Gereja-Nya dapat semakin bersinar. Kita semua dipanggil untuk membangun Gereja Katolik yang kita kasihi dari dalam.

      Kedua, dalam jawaban saya terdahulu, saya memberikan penekanan bahwa kebenaran iman kita tidaklah tergantung dari mukjizat, penglihatan, namun mempercayai siapa yang memberikan kesaksian. Kita dapat mengatakan bahwa Tuhan sendiri yang memberikan kesaksian, yang kesempurnaannya terpenuhi dalam diri Kristus. Dan karena Kristus sendiri mendirikan Gereja serta memberikan kuasa kepada Gereja untuk mengajar dan melindungi dari kehancuran (lih. Mat 16:16-19), maka iman kita mempunyai dasar yang kuat karena mempercayai ajaran Gereja yang telah diberi kuasa oleh Kristus sendiri.

      Ketiga, kita harus menempatkan kebenaran iman yang telah diberikan oleh Gereja Katolik – berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi Suci – lebih tinggi dari pengertian pribadi maupun penglihatan atau wahyu pribadi yang lain. Kalau kita melihat perjalanan santa-santo, maka banyak dari antara mereka yang juga diberi karunia untuk melakukan mukjizat, dapat membaca kedalaman hati seseorang, dapat melihat masa depan, dll. Namun, mereka semua dengan kerendahan hati tetap tunduk terhadap ajaran iman dari Gereja Katolik. Dengan demikian, dimungkinkan wahyu pribadi dan ajaran Gereja berjalan beriringan sejauh kita menempatkan ajaran Gereja lebih tinggi dari wahyu pribadi. Saya tidak pernah mengatakan bahwa apa yang anda alami adalah dari setan maupun dari pribadi, atau dari Tuhan, karena kesimpulan itu hanya bisa didapatkan dengan proses discernment. Yang saya ingin tekankan adalah, pada saat seseorang mengalami wahyu pribadi dan mempunyai pertentangan dengan ajaran Gereja, maka sudah sepantasnya, ajaran Gereja ditempatkan lebih tinggi daripada wahyu pribadi.

      Keempat, bagi umat Allah yang diberi berbagai macam karunia, memang sudah selayaknya mensyukurinya. Namun, di satu sisi, dengan penuh kerendahan hati dan senantiasa berjaga-jaga, melihat dan meneliti apakah wahyu pribadi yang diberikan benar-benar berasal dari Tuhan atau bukan atau dapat terjadi adalah gabungan dari keduanya. Cara melihat otentisitas dari wahyu pribadi adalah dengan tidak melihat adanya pertentangan dengan ajaran dari Gereja Katolik. Kalau Roh Kudus adalah jiwa dari Gereja dan Roh Kudus tidak dapat mempertentangan Diri-Nya sendiri, maka sudah seharusnya setiap pertentangan yang menyangkut dogma dan doktrin harus dicermati lebih lanjut.

      Kelima, kita dapat memberikan contoh kasus yang begitu banyak. Namun, kalau ada kesalahan dalam kasus-kasus, maka yang harus dibenahi adalah orang-orang yang melakukan kesalahan, baik umat awam maupun para klerus. Dengan demikian, kita dapat memilah-milah, apakah ada kesalahan dalam dogma atau kesalahan pada kasus-kasus.

      Dengan prinsip-prinsip di atas, silakan anda menelaah sendiri apa yang anda alami. Kalau anda ingin berdiskusi tentang iman, apa yang menjadi dasar keyakinan dari iman, maka anda dapat membaca artikel ini – silakan klik. Silakan melihat definisi iman di artikel tersebut. Mukjizat tidaklah bertentangan dengan iman. Namun, kalau orang mendasarkan imannya pada mukjizat saja, maka sebenarnya imannya dalam tanda petik “kurang dewasa”. Seseorang dapat mempunyai iman yang benar, baik dia mengalami mukjizat atau tidak mengalami mukjizat. Dengan kata lain, iman tidak tergantung dari mukjizat. Kalau anda ingin tahu riwayat kehidupan kami berdua, anda dapat membacanya di sini – silakan klik.

      Menurut saya, komentar anda sebagai berikut: “Dahulu, sdr. Slamet juga bersikap dan berpikir seperti Pak Stef dan ibu Ingrid. Dia sangat yakin pada Ajaran Tritunggal itu, tapi hasilnya seperti yang dialami ibu diatas. Apa yang dia percayai itu tidak menghasilkan Mujizat apa-apa sama sekali.” kurang tepat. Dalam komentar ini, seolah-olah iman Tritunggal yang dipercayai oleh Gereja tidak menghasilkan mukjizat dan mukjizat menjadi parameter akan kebenaran dari iman. Di atas, saya telah memberikan argumentasi, bahwa iman kita tidak tergantung dari mukjizat.

      Silakan anda membaca sekali lagi komentar yang saya berikan sebelumnya. Saya ingin memberikan penekanan bahwa kalau seseorang mendapatkan wahyu pribadi dan bertentangan dengan ajaran Gereja, maka kita harus berpegang pada ajaran Gereja. Saya tidak memberikan tuduhan kepada anda bahwa wahyu pribadi yang anda terima adalah berasal dari Tuhan, diri sendiri atau setan. Yang saya ingin tekankan bahwa semua wahyu pribadi dapat berasal dari Tuhan, dari diri sendiri dan dari setan. Dan semua santa-santo dalam Gereja Katolik ketika menerima wahyu pribadi kemudian mengujinya, berbicara dengan pembimbing rohani, membandingkannya dengan dogma Gereja, dll. Jadi, silakan anda mengujinya sendiri, karena saya tidak tahu wahyu pribadi apa yang istri anda dan anda alami.

      Dari beberapa komentar, terlihat anda mencoba menyamakan bahwa iman adalah bergantung pada mukjizat dan penglihatan. Seseorang dapat mempunyai iman yang benar walaupun dia tidak memperoleh penglihatan maupun mukjizat. Dan akhirnya, saya ingin memberikan penekanan bahwa situs ini adalah memang didirikan untuk memaparkan iman Katolik. Dengan kata lain, semua komentar yang masuk, akan kami coba tanggapi dari kacamata iman Katolik. Akhirnya, mari kita bersama-sama membangun Gereja Katolik yang kita kasihi dengan kapasitas dan talenta masing-masing, sesuai dengan apa yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • Salam dalam Kasih Yesus Kristus.

        Saya ingin memberikan tanggapan, meski Kemarin dan sebelumnya, Yesus mengatakan bahwa “tidak akan ada gunanya berdebat mengenai Ajaran, kalau yang dianggap paling penting adalah Gereja, bukan manusia. Karena Kitab Suci dan Agama, dibuat adalah demi kepentingan Keselamatan Manusia, bukan sebaliknya. Adalah lucu, kalau ada orang tua memberikan buku petunjuk cara hidup kepada anaknya, karena kasihnya, lalu menganiaya anaknya karena buku itu dirusak. Adalah lebih penting ia menunjukkan kasihnya kepada anaknya, daripada kasihnya kepada buku itu.”

        Dari jawaban Pak Stef, saya mengakui kebenaran Perkataan Yesus yang disampaikan kepada istri saya itu. Saya memperoleh kesan, seakan-akan lebih penting kita mengasihi Gereja dari pada mengasihi sesama dan Allah atau Yesus. Saya bisa mengatakan hal ini, tapi saya tidak lagi heran, karena saya sudah mengalaminya sendiri. Saya belum pernah melihat Gereja merangkul umat yang dianggap sesat, yang saya lihat justru sebaliknya, mengucilkannya. Sikap seperti ini, sebenarnya sangat menyedihkan Yesus, karena Ia juga pernah mengalami hal yang sama. Karena itulah dahulu Yesus berkotbah tentang Domba yang hilang dan anak yang hilang, karena baginya menyelamatkan lebih penting.

        Dalam jawaban kedua, Pak Stef ingin menekankan bahwa Kesaksian orang akan menguatkan Iman, tetapi tergantung kepada siapa yang bersaksi bukan? Dalam kasus ketika Yesus bersaksi tentang Kebenaran Dirinya dan Kebenaran Kerajaan Allah, memang kesaksian itu bisa dipercaya. Tetapi dalam kasus lain, ketika ada orang lain yang bersaksi, maka yang dilihat adalah apakah kesaksiannya itu cocok dengan Ajaran Gereja atau tidak, atau siapakah yang bersaksi. bukan?

        Jadi disana ada dua ukuran, yang satu, sesuai dengan Ajaran, yang kedua siapa orang itu. Sebelum saya menjawab hal ini, saya ingin memberi tahu bahwa Penglihatan itu dan Komunikasi dengan Yesus itu, bukan hanya satu kali, tetapi hampir setiap saat, selama 11 tahun ini. Kalau penglihatan itu hanya satu dua kali, memang ada kemungkinan salah lihat atau halusinasi. Begitu juga kalau ajaran yang kami dengar dari Yesus itu hanya satu kali, memang juga bisa salah dengar atau salah mengerti.

        Bahwa saya sampai bisa melukiskan wajah Yesus kedalam Kanvas, adalah karena kami sering melihat wajah Yesus itu. Bahwa kami bisa melihat umat dan beberapa Romo memiliki ilmu tertentu, itu juga karena kami bisa melihatnya saat bertemu mereka. Bahwa kami melihat bagaimana Yesus memberkati Anggur dan Hosti, saat Romo sedang mengkonsekrasinya di altar, itu juga karena kami melihatnya setiap kali kami ke Gereja. Bahwa kami melihat ada dua roh anak kecil yang mengikuti seorang ibu yang datang berobat kerumah kami, adalah karena kami tahu ibu itu pernah dua kali melakukan aborsi, saat ia masih muda. Jadi Penglihatan kami, setiap saat bisa dilihat lagi dan lagi dan lagi, sehingga kami yakin apa yang kami lihat.

        Dalam masalah Ajaran, kami juga tidak menerimanya begitu saja ketika pertama kali mendengarnya dari Yesus. Sebab kami selalu menanyakan sampai berulang kali, untuk meyakinkan kami, sebelum kami memberitahu kepada orang lain. Yesus memberikan pengajaran juga bukan hanya secara lisan, tetapi juga secara tertulis. Dan bukan hanya Yesus yang memberi pesan, tetapi juga Bunda Maria. Pada saat kami mendengar Pemberitahuan tentang Kebenaran itu, kami juga sering menanyakan kepada Yesus, kalau kami merasa itu agak berlainan dengan Ajaran Resmi Gereja Katolik. Jadi sebelum Pak Stef dan para pembimbing situs ini meragukan apa yang saya sampaikan, saya sudah terlebih dahulu menanyakannya kepada Yesus, saat kami mendengar atau membaca pesan-Nya. Karena kami juga tidak mau nantinya kami dianggap sesat karena mengajarkan sesuatu yang berbeda.

        Jadi apa yang disebut Kesaksian itu, harus dilihat dahulu apakah itu sungguh berguna atau tidak. Saya mengatakan hal ini karena pada prinsipnya, kalau suatu Ajaran Itu sungguh Benar dan Nyata, maka pasti akan menghasilkan Mujizat yang nyata, begitu juga sebaliknya. Hanya Iman yang sungguh Benar barulah menghasilkan Mujizat, dan ini juga berlaku sebaliknya. Kalau Mujizat tidak ada, maka pasti ada sesuatu yang salah dalam Iman seseorang. Dalam hal ini bukan berarti Kebenaran Iman tergantung Mujizat, tetapi Mujizat adalah wujud nyata apakah Iman seseorang itu benar atau tidak. Begitulah cara kerja Kerajaan Allah seperti yang dimaksud Yesus, ketika mengatakan :”Imanmu yang menyembuhkanmu…”

        Harap Pak Stef melihat kasus ini dengan cermat, yang saya maksud Iman itu bukan Ajaran Gereja, tetapi sejauh mana seseorang mempercayainya Ajaran itu. Seringkali kasusnya banyak orang yang keyakinannya terlalu luas, yang ini dipercaya yang itu juga dipercaya, itu yang mengaburkan Imannya. Jadi bukan tentang Ajarannya, tetapi tentang apa yang dipercaya seseorang.

        Selama ini saya melihat, banyak sekali orang yang merasa Sungguh Benar dan Beriman, hanya karena mengikuti Ajaran Gereja. Tetapi sebenarnya Iman mereka tidak pernah diuji secara sungguh-sungguh. Saya sering bertemu dengan Pasien yang merasa sudah beriman, tetapi meski sudah berdoa berbulan-bulan, penyakitnya tidak ada kemajuan sama sekali. Sehingga ketika mendengar kami mengharuskan mereka berdoa, mereka bersikap sangat skeptis. “Doa? uhh, saya udah berdoa, sampai bosan tapi Yesus seperti tidak mendengar doa saya.”

        Dalam kasus seperti ini, saya jadi bertanya-tanya, mengapa dia merasa beriman kalau doanya saja tidak ada hasilnya? Karena itulah saya lalu bertanya kepada Yesus, apa yang salah dengan Iman Pasien itu? Biasanya Yesus memberitahu kami apa yang salah dan kurang dari orang itu, sehingga doanya seperti buntu. Setelah terjadi berulang-ulang, kamipun Jadi tahu bahwa Yesus atau Allah memiliki Aturan tertentu, suatu Konsep tertentu, yang membuat segala Mujizat menjadi mjungkin atau tidak.

        Dalam beberapa kasus, ada orang yang percaya ajaran Gereja, tapi juga percaya Feng shui, percaya kepada hari baik dan buruk, percaya kepada Horoskop, percaya kepada perhitungan Suhu di Kelenteng dsb. Ini yang saya maksudkan bahwa Mujizat, kadang justru berguna untuk menguji apakah Imannya Benar atau campur aduk. Jadi Bukan Soal Ajaran Gerejanya, tapi sikap Umatnya.

        Menanggapi tentang siapa yang lebih tinggi dari siapa, disini saya ingin memberi tahu bahwa saya tidak pernah merasa lebih tinggi dari siapapun, termasuk dari Gereja. Dalam hal ini, saya justru melihat sikap Gereja sering bertentangan dengan Ajaran Yesus sendiri, ketika Dia mengajarkan tentang Kerendahan Hati. Bahwa Yesus mau membasuh kaki murid-muridnya, adalah merupakan simbol bahwa Gereja adalah pelayan Umat, bukan sebaliknya. Tetapi dari apa yang saya lihat, yang dianggap pelayanan bagi Gereja hanya sekedar menyampaikan Ajaran kepada Umat, tetapi ketika umat membutuhkan pertolongan, untuk bertemu Romo saja sangat sulit. Beberapa Romo bahkan merasa dirinya lebih tinggi sehingga ia ingin umatnya melayaninya, bukan sebaliknya.

        Ketika Pak Stef mengatakan bahwa kita harus menempatkan Ajaran Gereja lebih tinggi dari wahyu pribadi, saya jadi teringat nasib Yesus dahulu. Cara berpikir seperti itu, juga dilakukan oleh para ahli Taurat dan kaum parisi Saduki, ketika Yesus mewahyukan dirinya. Mereka juga menganggap apa yang disampaikan Yesus lebih rendah dari Hukum Taurat yang mereka Yakini, karena apa yang disampaikan Yesus dianggap wahyu Pribadi. Sama persis seperti sikap pak Stef sekarang.

        Saya tidak marah atau kecewa, saya hanya sedih, karena kebiasaan Gereja yang memandang dirinya begitu tinggi, telah merendahkan kemungkinan yang bisa dilakukan oleh Allah. Memang harus diakui bahwa pada saat kami memperoleh Karunia, ada sangat banyak orang lain yang bersaksi palsu, tetapi itu tidak berarti lalu membuat Gereja mencurigai semua orang yang berkarunia, hanya karena ada yang tidak sesuai dengan Ajaran Gereja. Padahal, bahkan ketika Gereja menerima kesaksian beberapa orang yang akhirnya diangkat menjadi Santo atau Santa, mereka juga pernah beberapa kali melakukan kesalahan.

        Contoh yang paling jelas adalah Santa Maria Faustina Kowalska, yang diakui oleh Gereja, setelah mengaku bertemu dengan Yesus beberapa kali dan mengaku diajarkan untuk berdoa Koronka Kerahiman Illahi. Dengan dasar apakah Suster itu diterima Gereja? apakah karena Suster ini sangat penurut dan tidak ada yang meleset dengan Ajaran Gereja? Bagaimana Gereja begitu Yakin bahwa Pengakuan Faustina itu benar, padahal para uskup yang mengujinya juga tidak pernah melihat Yesus itu. Mereka hanya percaya saja pada pengakuan suster yang penurut, yang sedang sakit TBC itu.

        Tahukah Pak Stef bahwa Bunda Maria pernah memberitahu kami soal Suster itu, dan nasibnya sekarang. Meski suster itu sudah meninggal pada tahun 1938, tapi sampai hari ini, rohnya masih berada di api pencucian. Pak Stef bisa mengatakan bahwa apa yang saya dengar pasti salah, karena sekali lagi Gereja pasti Benar, ketika menilai Suster itu. Saya diberitahu oleh Bunda Maria, tentang kesalahan Suster itu, agar kami tidak menirunya, yaitu membuat Pengakuan Dusta.

        Suster Maria Faustina Kowalska itu memang betul telah bertemu dengan Yesus, tetapi hanya sekilas saja, terutama pada saat suster itu masih sehat, bukan saat suster itu sudah terkapar di rumah sakit karena sakit TBC itu. Karena, kalau Yesus sungguh hadir di rumah sakit itu, pasti suster itu sudah sembuh dari penyakitnya. Karena bagi Yesus, lebih berguna kalau suster itu hidup daripada kalau sakit atau meninggal.
        Apalagi dari pengalaman kami, kalau kami berdekatan dengan orang yang sedang sakit, maka tangan kami akan secara otomatis akan bergerak, ingin menjamah orang itu. Hal ini adalah Kebiasaan Yesus, yang menggunakan tubuh kami. Jadi kalau Yesus memang menemui Suster itu, Dia pasti akan segera menjamahnya.

        Selain itu, Bunda Maria mengatakan bahwa Yesus tidak pernah mengajarkan faustina untuk berdoa Koronka itu, karena sejak dulu hingga hari ini yang diajarkan Yesus hanya Doa Bapa Kami. Kalau Gereja mau teliti, sebenarnya, sebelum Faustina bertemu Yesus, cara dan gaya doanya memang menggunakan bahasa seperti doa Koronka itu. Selain itu, kalau Gereja mau teliti, sebenarnya ada beberapa kejanggalan dalam rangkaian kata Doa Koronka itu. Tetapi karena Gereja sudah mengakuinya, ya sudah. Tetapi saya hanya ingin menyampaikan bahwa dalam melakukan penilaian akan benar tidaknya Wahyu yang diterima seseorang, Gereja tidak selalu benar dalam mengambil sikap. Soal Doa Koronka itu, lain kali kalau boleh akan saya jelaskan, karena doa itu sangat menyedihkan buat Yesus, sehingga akan sulit kalau mau berharap akan mendapat Mujizat dari Doa buatan Suster itu.

        Soal keempat, saya kira saya sudah menjawabnya, karena saya terus mengujinya setiap kali Yesus memberi pesan. Soal nomor lima juga sudah terjawab.

        Soal pembimbing Rohani, kami sudah memintanya kepada Gereja, tetapi karena selalu dijegal oleh ketua Lingkungan, maka dari beberapa Romo, hanya satu yang kami berhasil temui. Tetapi, Romo yang tinggal di Bali itu, merasa tidak sanggup membimbing kami, karena dia tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan kami, baik tentang Ajaran, tentang Nubuat Akhir Jaman, dan tentang Isi Kitab Suci. Romo itu, merasa bahwa dalam menghadapi pertanyaan kami, dia tidak bisa memberikan jawaban yang pasti secara faktual, tetapi hanya bisa secara historis dan teologis saja.

        Ketika kami bertanya bagaimana Mujizat Yesus bisa turun atas orang yang Agamanya bukan Katolik, Romo itu tidak bisa menjawab dengan pasti. Dia hanya memberi contoh bahwa Yesus juga menyembuhkan orang yang bukan orang Yahudi, tetapi apa yang membuat orang itu mendapat mujizat, padahal ia belum mengenal Yesus terlalu banyak, Romo itu tidak bisa menjawab dengan Pasti.

        Sebelum saya menutup ini, saya ingin mengatakan bahwa saya tidak menganggap Iman tergantung kepada Mujizat dan Penglihatan. Tetapi dari pengalaman saya, Kesaksian kami telah membuat banyak sekali orang sakit yang sembuh. Mereka yang mendengar kesaksian kami, juga tidak melihat Yesus, tetapi karena percaya, mereka mendapat Mujizat, dan sembuh.
        Kalau kesaksian kami palsu, mana bisa mereka mendapat Mujizat dari Yesus.

        Entah kami dipercaya atau tidak, entah diterima atau tidak, itu bukan kemauan kami. Jangan beranggapan bahwa kami senang dan menurut saja saat menerima Karunia dan Tugas dari Yesus. Sudah sangat sering kami meminta Yesus untuk memilih orang lain, yang lebih disukai Gereja. Tetapi Yesus menolaknya. Kami juga tidak terlalu suka, setiap hari dicurigai oleh orang yang tidak kenal kami sama sekali. Padahal satu kalipun kami tidak pernah menipu atau meminta sesuatu pada pasien kami.
        Sampai Yesus sendiri berkata: “Memang aneh manusia itu, kalian yang setiap hari menolong orang sakit tanpa pamrih, dianggap sesat, tetapi banyak umat yang suka pergi ke Dukun, dianggap biasa saja. Mereka tidak menganggap sesat kalau ada Imam yang belajar ilmu tertentu, tapi mendengar kalian berkarunia, langsung dianggap belajar ilmu dan sesat….sungguh menyedihkan.”

        Terima kasih atas kesempatan ini.

        Salam dalam Kasih Yesus Kristus.

        Johanes Xin March 7, 2012 at 2:00 am

        Salam dalam Kasih Yesus Kristus,

        Sebenarnya sebelum ini saya sudah memberikan tanggapan, tapi entah hilang kemana, sehingga saya merasa perlu menulis lagi tanggapan ini. Saya akan menanggapi tiap alinea yang ada, agar lebih jelas.

        Dalam alinea pengantar, Pak Stef mengatakan bahwa anda menjawab hanya berdasarkan Ajaran Gereja, yang anda anggap pasti Benar. Itu artinya, anda tidak pernah membuktikan Kebenarannya secara Pribadi, melalui pengalaman spiritual yang dalam, saat berdoa. Sebab, kalau anda mau dan telah melakukannya, maka anda akan bisa merasakan bahwa Roh anda sendiri sebenarnya mengetahui Kebenaran yang sesungguhnya, yang berbeda dengan yang anda percayai secara jasmani. Sebab, meski mata anda belum melihat bagaimana wujud Roh Kudus itu, tetapi roh anda sebenarnya tahu tentang hal itu. Sebab Roh anda selalu berada dan mengenal Roh Kudus itu dengan baik, sehingga Roh anda tahu persis siapa Roh Kudus itu.

        Untuk Jawaban pertama, sebagai umat Katolik, saya setuju, saya juga mengasihi Gereja, tetapi seperti yang diajarkan Yesus kepada saya dan istri saya, yang lebih penting adalah mengasihi sesama kita dan Allah Bapa atau Yesus. Jadi saya tidak menempatkan gereja lebih tinggi dari sesama atau Allah Bapa/ Yesus. Dalam sejarah telah terbukti, bahwa ketika manusia menempatkan Agama dan Kitab Suci lebih tinggi dari umat manusia, maka terjadilah banyak penghakiman yang kejam atas nama Kebenaran Agama dan Kitab Suci. Kalau Pak Stef ingin menempatkan Gereja lebih tinggi dari umat manusia, silahkan saja.

        Untuk jawaban kedua, Iman memang tidak tergantung Mujizat, tetapi ingatkah Pak Stef ketika Yohanes pembaptis mengirim muridnya untuk bertanya kepada Yesus? Semua jawaban yang diberikan Yesus adalah Mujizat, lihat Matius 11:5. Mengapa Yesus memberikan jawaban seperti itu? Sebab Yesus tahu, siapapun yang mempercayai Agama tertentu, itu karena tertarik dengan Mujizatnya, bukan hanya pada Ajarannya saja.

        Yesus tahu, kalau Dia hanya berkotbah saja kesana kemari, maka Dia akan sama saja dengan Para Ahli Taurat, Kaum Farisi dan Saduki, yang tidak bisa memjawab Kebutuhan Umat akan adanya Mujizat dari apa yang dipercayainya. Sebab, siapapun bisa mengatakan Ajarannya pasti benar, tetapi kalau tidak bisa membuktikan bahwa Ajarannya itu berguna, pada saat umat membutuhkan, lalu untuk apa? Dan Jangan Lupa setiap agama selalu menjanjikan Mujizat. Bahwa Pak Stef memandang Mujizat tidak penting, itu karena anda sedang tidak berada dalam situasi dimana anda sangat membutuhkan Mujizat.

        Kalau anda melihat seorang bapak tua, yang miskin, yang jantungnya sakit sampai kakinya bengkak, tetapi ia tidak bisa membeli obat, karena penghasilannya tidak cukup untuk menebus obat. Sebagai umat Katolik bapak ini tentunya sangat berharap untuk bisa mendapatkan Mujizat dari Yesus, seperti yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Anda bisa saja mengatakan bahwa Gereja akan membantu membelikan obat bagi umat seperti bapak itu. Ya, itu memang membantu, tetapi yang diajarkan Gereja adalah Yesus memberikan Mujizat kesembuhan melalui Doa, tanpa Obat sama sekali. Karena Obat jantung tidak bisa menyembuhkan secara total, bahkan bisa merusak organ tubuh yang lainnya.

        Saya tahu bahwa Pak Stef dan staf Redaksi Katolisitas yang lain, tidak terlalu percaya dengan kesaksian saya. Karena semua sudah terlanjur terbelenggu dengan keyakinan bahwa Ajaran tentang Tritunggal ini, sudah pasti Benar, sehingga segala yang tidak sesuai dianggap salah. Tetapi apakah anda tahu, bahwa ketika saya dan istri saya membaca tulisan di Katolisitas ini, Yesus dan Bunda Maria juga ikut membacanya dan menjadi Sedih. Sampai Bunda Maria mengatakan : “Bahkan seandainya Putraku berdiri didepan orang ini dan bersaksi, dia tetap tidak akan percaya, Sebab pikirannya sudah dikunci. Ya sudah, biarkan saja. Nanti kalau saatnya tiba, dia akan melihat sendiri Kebenaran yang sesungguhnya, barulah dia akan menyesal, tapi sudah terlambat.”

        Untuk jawaban ketiga, Intinya sama, karena anda tidak percaya kepada Kesaksian saya dan Istri saya, maka anda bisa mengatakan seperti itu. Saya tidak pernah merasa lebih tinggi dari siapapun, apalagi Gereja, karena itulah saya dan Istri saya belum pernah menolak siapapun yang datang meminta tolong ke rumah saya.

        Mengenai sikap anda yang ingin menempatkan Ajaran Gereja lebih tinggi dari Wahyu Pribadi, yang silahkan saja, karena itulah yang dipikirkan dan dilakukan Para Ahli Taurat, Kaum Farisi dan Saduki, Kayafas dan Hanas, ketika mereka menghakimi Yesus dahulu. Mereka juga menganggap Kebenaran Taurat lebih penting dari pada Kesaksian Yesus tentang dirinya sendiri. Dan mereka sangat Yakin dengan Kebenaran yang mereka pegang, sehingga mereka tidak mau mendengar kemungkinan lain. Hasilnya, sudah tertulis dalam Kitab Suci.

        Untuk jawaban keempat, anda berulang kali mengatakan tentang kerendahan hati, sebenarnya cara anda menanggapi segala pertanyaan dalam situs ini justru sangat tinggi hati, seakan-akan anda mengetahui segalanya dan yang lain itu salah. Padahal sebenarnya bahkan yang anda tuliskan itu, belum pernah anda lihat sendiri, tetapi hanya kata orang, kata Buku ini, buku itu, kata KGK, kata Paus dsb. Jadi kalau anda ditanya, bagaimana bentuk Roh Kudus itu, anda pasti tidak bisa menjawab, karena anda belum pernah melihatnya. Anda hanya yakin saja dan tidak percaya pada kesaksian orang lain, yang tidak sesuai dengan Gereja. Cara ini persis seperti yang dikatakan Oleh Yesus di Kitab Suci, “Seperti Orang buta menuntun Orang Buta,….”

        Tentang Otentik tidaknya apa yang kami lihat, sekali lagi anda juga salah menilai. Sebab, anda menilainya hanya dari pertentangannya saja. Artinya segala yang bertentangan dengan Ajaran Gereja pasti Salah? Bagaimana kalau dibalik, mengapa yang sudah merasa paling Benar itu, masih tidak bisa berbuat apa-apa ketika umat meminta pertolongan pada Gereja?

        Anda bisa saja merasa Yakin Ajaran Gereja Paling benar, tetapi Ajaran itu tidak bisa berguna bagi umat, lalu untuk apa? Kalau anda merasa diri anda sudah Benar, mempercayai semua itu dengan Benar, berdoa dengan cara yang Benar, bisakah anda mengetahui apakah seseorang itu bisa sembuh atau tidak dari sakit Jantungnya, hanya dengan Doa dan Keyakinan anda itu? Saya bisa mengatakan ini, karena saya bisa.

        Untuk jawaban kelima, Kalau anda menganggap orang yang mengharapkan Mujizat itu orang yang kurang Dewasa, maka semua orang akan seperti anak kecil. Dengan berkata demikian maka sama saja menganggap Yesus itu melakukan kesalahan ketika menunjukkan Mujizatnya, pada orang yang meminta tolong pada-Nya. Bagi seorang yang sedang sakit parah, tidak bisa hanya diberi masukan Ajaran Gereja, Kitab Suci, tentang Tritunggal dsb, sebab yang mereka harapkan, setelah anda berkotbah, anda akan menyembuhkan penyakitnya dengan segera, sesuai Kotbah anda tentang Yesus, yang membuat Mujizat.

        Akhirnya, karena anda tidak percaya pada kesaksian saya, ya tidak apa-apa. Silahkan saja anda pegang erat-erat Keyakinan anda tentang Roh Kudus itu Roh Allah, sesuai Ajaran Gereja. Nanti, bila anda sudah berada dalam situasi dimana anda sangat mengharapkan Mujizat, silahkan anda buktikan sendiri, apakah Keyakinan itu menghasilkan sesuatu atau tidak bagi diri anda sendiri. Kalau tidak berhasil, ya silahkan bersikap dewasa, dengan menerima nasib, ketika penyakit itu tidak sembuh juga, meskipun anda sudah berdoa dengan Keyakinan yang anda anggap Benar itu. Sebab, saya sudah bertemu dengan ratusan orang yang seperti anda, dan bernasib seperti itu.

        Sebagai penutup saya ingin mengatakan ,
        Pertama, Ketika seseorang mendapatkan Karunia, itu bukan berasal dari Roh Kudus, tetapi dari Allah Bapa. Sebab segalanya berasal dari Allah. Peranan Roh Kudus tidak seperti yang digambarkan oleh Paulus. Dan Roh Kudus itu tidak bisa menyembuhkan, karena yang menyembuhkan itu Yesus.

        Kedua, Ketika seseorang mendapat Karunia, itu bukan karena diminta oleh manusia, seperti yang digambarkan Paulus di Kitab Suci, tetapi sudah ditentukan oleh Allah Bapa, bahkan sebelum orang itu dilahirkan. Jadi orang itu sudah dididik sejak lahir, hanya pada saat usianya mencukupi, barulah Karunia itu menajam. Dan pada saat itulah Allah akan mengujinya selama beberapa tahun. Dalam ujian itu, seseorang bisa saja gagal, karena banyak alasan, seringkali disebabkan karena mereka lebih silau kepada hal-hal duniawi dari pada yang ilahi.

        Jadi, yang saya dan istri saya alami juga bukan kehendak kami. Kami sudah ditempa 11 tahun, sebelum saya memahami seluruh ajaran tentang Kebenaran. Bukan sekedar Kebenaran Ajaran Gereja saja, sebab yang menjadi perhatian Yesus dan Allah Bapa bukan hanya umat Katolik, tetapi keselamatan seluruh Umat manusia.

        Jadi saya hanya menyampaikan apa yang saya terima dari Yesus, yang kemudian saya buktikan dengan Penglihatan. Anda tidak percaya, karena anda tidak melihat, tetapi banyak orang telah merasakan manfaat nyata dari apa yang saya ajarkan.

        Terima kasih

        Salam dalam Kasih Yesus Kristus.

        • Shalom Yohanes Xin,

          Terima kasih atas tanggapan anda. Pada jawaban ini, saya tidak akan menanggapi jawaban anda satu-persatu, namun saya ingin mengajak anda untuk mempertimbangkan tentang parameter dari suatu kebenaran, karena inti dari semua komentar anda adalah karena anda mempunyai keyakinan bahwa Yesus dan Maria telah berbicara kepada anda dan kepada istri anda, serta menganggap bahwa percakapan anda dengan Yesus dan Maria mempunyai kebenaran absolut, tanpa memperdulikan apa yang diajarkan oleh Gereja, santa-santo dan bahkan Kitab Suci.

          Di dalam jawaban saya sebelumnya, saya mengatakan kalau tidak sesuai dengan ajaran Gereja, maka wahyu pribadi adalah salah. Namun, sebaliknya secara tidak langsung, anda juga mengatakan bahwa kalau tidak sesuai dengan penampakan yang diberikan kepada anda (perkataan Yesus atau Maria kepada anda) maka juga salah. Hal ini tercermin dalam beberapa komentar anda yang lain, di mana anda mengatakan bahwa dalam beberapa tulisan dan doa St. Maria Faustina, St. Clement, Rasul Paulus, juga salah, karena tidak sesuai dengan apa yang dikatakan Yesus kepada anda. Bahkan anda juga berani mengklaim bahwa St. Maria Faustina juga masih berada di Api Penyucian, walaupun Gereja telah menyatakan dia sebagai Santa, yang berarti Gereja meyakini bahwa dia telah berada di Sorga.

          Dari sini sepertinya tidak ada titik temu dalam diskusi kita. Bahkan anda telah mengatakan bahwa Yesus dan Maria juga sedih membaca situs katolisitas, karena tidak sesuai dengan apa yang dikatakan Yesus dan Maria kepada anda. Dengan demikian, satu pertanyaan yang harus digali adalah: Apakah parameter anda untuk mengatakan bahwa sesuatu disebut sebagai kebenaran? Bagaimana kita dapat meyakini bahwa kebenaran tersebut tidak bertentangan dengan Allah? Kita tahu bahwa Allah tidak dapat mengkontradiksi Diri-Nya, sehingga kalau Gereja mengajarkan A dan anda mengajarkan B – berdasarkan wahyu pribadi anda – serta A dan B adalah saling bertentangan, maka tidak mungkin A dan B adalah sama-sama benar. Dalam kondisi pertentangan ini, bagaimana anda dapat menyimpulkan bahwa wahyu pribadi anda adalah yang pasti benar dan yang lain – termasuk Gereja, santa-santo, rasul Paulus – adalah salah?

          Bagi kami, kepatuhan kami bersumber pada ajaran Gereja Katolik, karena memang Yesus memberikan kuasa kepada rasul Petrus dan para penerusnya untuk mengajar (lih. Mat 16:18-19). Namun, Yesus tidak pernah memberikan kuasa kepada masing-masing individu (kita semua) untuk memberikan pengajaran yang tak pernah salah, baik berdasarkan pengertian sendiri maupun berdasarkan wahyu pribadi. Pernyataan ini juga berlaku bagi kami di katolisitas, namun juga berlaku bagi seluruh umat Katolik. Karena tidak ada titik temu apapun, maka dengan sangat sangat menyesal, saya tidak dapat memasukkan komentar-komentar anda yang lain. Semoga dimengerti.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

          • Shalom Yohanes Xin,

            Kepada katolisitas mudah-mudahan masih bisa ditayangkan komentar ini karena saya ingin bertanya kepada saudara Yohanes Xin.

            Saya tidak ingin mengomentari kemampuan saudara Yohanes melakukan mukjizat, saya hanya agak penasaran dengan begitu banyak kritik terhadap ajaran Gereja, Paus, santo santa bahkan rasul Paulus, atas alasan apa saudara masih berada dalam lingkup Katolik? Mungkin bisa dijelaskan dengan singkat saja?

            Terima kasih.
            Tuhan Yesus memberkati

          • Salam Kristus…
            Sungguh menarik membaca diskusi di atas antara Johanes Xin dengan Katolisitas.
            Dengan tanpa maksud untuk menghakimi siapa pun maka kita ingat kembali Firman Tuhan:
            2 Kor 11:14 Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang.
            Kesimpulan terakhir dari sdr Stef sangat berarti dan sangat penting buat kita semua. “Apakah parameter kebenaran itu?”

            Sebagai perbandingan , berikut sebuah kesaksian nyata dari teman saya:
            Teman saya ini dulunya Katolik. Mengalami suatu goncangan iman saat ada ajaran lain (Tao) yang menggugah keingintahuannya. Singkat cerita: dalam kebingungannya dia pergi berdoa kepada Pieta (Bunda Maria memangku jenazah Yesus yang diturunkan dari salib) di sebuah gereja. Dia meminta: jalan kebenaran manakah yang harus dia ikuti? Finally: dia mendengar suara bisikan dalam telinganya: “semua jalan adalah benar “(???)
            Akhirnya dia memperdalam Taoisme dan menjadi pengikut Tao..Dalam kisah nyata ini : apakah parameter suara itu dianggap kebenaran? Pendapat pribadi dialah yang mengatakan demikian sebab dia percaya berasal dari Tuhan.(???) dan membawa jiwanya terpisah dari Gereja Katolik. Siapakah suara itu sebenarnya? Bukankah suara itu di sekitar patung Pieta? Saya yakin kita semua sudah tau siapa dia…….Bacalah ayat tersebut di atas (2 Kor 11:14)….

            Apa kata Firman Tuhan tentang dia?:
            Yoh 8:44 ….Ia (iblis) adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

            Semoga Tuhan memberkati kita. Amin

          • Bapak Johanes Xin,terima kasih karena banyak orang yang bisa disembuhkan oleh Bapak dan Ibu dari penyakitnya.
            Saya hanya ingin menambahkan bahwa, Cinta kepada Bapa adalah merupakan suatu Pilihan Hidup. Allah Bapa sangat mencintai manusia ciptaan-Nya tanpa batas. Kebebasan memilih menerima/ menolak Cintanya salah satunya, bahkan merelakan Anak-Nya Yang Tunggal Tuhan kita Yesus Kristus diSalibkan dan Wafat di Kayu Salib demi Penebusan Dosa kita manusia Ciptaann-Nya ( Yang diCiptakan-Nya hanya dari Debu tanah ).
            Ayub adalah salah satu contoh Iman Yang saya rasa bisa diteladani, bahwa bukan kehilangan harta benda duniawi/ kesembuhan dari sakit penyakit/ terbebas dari segala macam penderitaan-lah yang bisa membenarkan Iman kita, tetapi karena Karunia Allah saja kita dibenarkan. Keteguhan akan Iman kita yang paling penting, walaupun kita tidak sembuh-sembuh dari sakit kita dll, Iman dan Ketaatan kita akan Allah Bapa melalui ajaran Gereja Katolik saya rasa yang lebih penting.
            Mohon maaf jika tanggapan saya hanya sebagai pernyataan umat awam Katolik Roma saja, tanpa dasar-dasar pengetahuan yang dalam, saya hanya merasa sedih karena wahyu pribadi yang Bapak anggap sebagai suatu kebenaran telah melukai perasaan saya akan Iman Katolik Roma yang sangat saya cintai.
            Terima kasih.

          • Salam dalam Kasih Yesus Kristus,

            Semua karena satu sebab, anda tidak percaya kepada apa yang kami lihat, kami alami setiap hari, dalam kehidupan bersama Yesus, Bunda Maria dan banyak yang lainnya.

            Tentang Kebenaran, saya berpegang kepada sesuatu yang sungguh nyata, bukan impian, angan-angan atau ilusi. Sebelum kami bertemu dengan Yesus, kami telah berjuang 9 tahun untuk melawan Kuasa Gelap, dimana 7 Pastur tidak sanggup menolong selain hanya memberi nasehat. 2 Pendeta angkata tangan, seorang Kyai juga gagal, seorang Biksuni juga tidak berhasil, dan seorang Pemuja Dewi Kwan Im, hanya memberi Nasehat, “Carilah Yesus dengan sungguh-sungguh, karena hanya Yesus yang bisa menolong serangan Santet itu.” Jadi saya bukan orang yang tidak percaya Gereja, tetapi telah kenyang dikecewakan Gereja.

            Jadi, pada mulanya saya bukan mencari Karunia, tetapi mencari Kesembuhan. Bahwa kami kemudian memperoleh Karunia dan Harus melayani orang sakit, adalah sesuatu yang tidak pernah kami bayangkan. Bahwa saya dan Istri saya sudah mencoba segala macam Doa (karena tante istri saya seorang Biarawati Katolik dan Ayahnya seorang Prodiakon), tetapi tidak ada yang berhasil, selain Doa Bapa Kami.

            Soal Bagaimana saya bisa memastikan Kebenaran itu, karena saya memiliki saksi lain, yang juga melihat apa yang saya lihat. Jadi bukan hanya kami yang melihat. Tetapi karena komentar ini tidak akan dimuat, ya sudah. Terima kasih, karena saya diberi kesempatan sesaat untuk menyampaikan apa yang saya terima dan saya lihat. Saya dan istri saya tetap berbahagia, karena kami masih tetap bisa menolong sesama yang percaya, mengasihi semua orang. Selama 11 tahun ini, sudah banyak yang menolak kami, tetapi Yesus tetap ada dan tetap menggunakan kami, untuk menyalurkan Kasih-Nya.

            Salam dalam Kasih Yesus Kristus

          • Shalom Yohanes Xin,

            Terima kasih atas tanggapannya. Saya ingin menegaskan bahwa saya tidak pernah mengatakan bahwa semua yang anda alami adalah tidak benar. Yang saya ingin tekankan (berlaku untuk siapa saja, termasuk Santa/o) adalah apabila ada orang yang mendapatkan wahyu pribadi dan bertentangan dengan ajaran Gereja, maka wahyu pribadi tersebut perlu dicermati lebih lanjut. Sebagai contoh wahyu pribadi yang anda terima dan St. Maria Faustina bertentangan. Dalam kondisi seperti ini, mana yang harus yang dipercaya dan apa dasarnya? Anda dapat mengatakan bahwa anda berbicara langsung dengan Yesus dan Maria, dan sebaliknya St. Maria Faustina juga menuliskan di bukunya atas perintah Yesus, namun ternyata menghasilkan dua pernyataan yang berbeda namun berasal dari sumber yang sama (Yesus). Dengan demikian, yang menjadi pegangan kebenaran bukanlah kesaksian individu atau wahyu pribadi, karena seperti yang telah dibuktikan bahwa beberapa orang dapat saja mendapatkan wahyu pribadi yang berbeda-beda. Kalau masing-masing individu tetap bersikeras, bahwa wahyu pribadi yang diperolehnya adalah yang paling benar, maka akan timbul begitu banyak ajaran yang saling bertentangan. Ini adalah point yang saya coba sampaikan dari awal. Tidak ada yang mempertanyakan maksud baik anda atau apakah anda maupun istri anda diberi karunia untuk menyembuhkan orang. Roh Kudus bebas berkarya kepada siapa saja. Saya bersyukur bahwa anda dan istri diberi karunia. Anda dan istri anda tetap dapat menggunakan karunia tersebut dengan tetap mempunyai pengajaran yang sama, seperti yang telah diberikan oleh Kristus melalui Gereja Katolik. Banyak santa-santo yang juga diberi karunia untuk menyembuhkan, untuk menilik hati seseorang, diberi kesempatan untuk berbicara secara langsung dengan Yesus dan Maria, namun mereka tetap mengajarkan ajaran yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

          • Shalom

            Maaf atas tanggapan saya. Saya ingin menekankan disini bahawa jika kita hanya mengandalkan mujizat kesembuahan sebagai tanda ataupun bukti mutlak kepada kebenaran, makanya kita tidak beriman secara sihat. Harus kita ketahui, kalau yang disembuhkan dari sakit oleh Tuhan maka itu adalah atas kehendakNYA dan bukan atas kehendak dan keinginan kita sendiri. Iman itu bukan di ukur lewat mujizat.

            Begitu ramai orang Kristen mencari mujizat mencari tanda sehingga mengabaikan ajaran yang benar, ajaran yang berasaskan KETAATAN. Kita cenderung menyalahkan gereja bahkan Tuhan ketika doa kita tidak terjawab. Benar, tidak ada satu janjipun dari TUHAN yang mengatakan orang orang Kristen tidak akan menderita sakit dan terhindar dari maut kematian di dunia ini. Apakah kita lupa bahawa dunia ini hanyalah persinggahan kita dan dunia ini bukan kekal adanya? Cara berfikir orang orang yang sentiasa mencari mujizat dan akhirnya menyalahkan Tuhan selalu lupa bahawa dunia ini hanyalah sementara sifatnya. Kematian adalah pintu masuk ke arah alam yang kekal, entahkan kekal bahagia ataupun sebaliknya, itu tergantung kepada iman dan perbuatan kita? Lupakah kita akan perkataan Rasul Paulus yang mengatakan bahwa ” bahkan mati itu satu keuntungan? ”

            Jadi mengapa goyah jika kita sakit dan tidak sembuh sembuh kalau kita berdoa mohon mujizat? JIka kehendak Allah untuk memanggil kita kembali kepadanya lewat penyakit dan membawa kepada kematian, maka selayaknya kita sebagai umat yang BERIMAN tahu bahawa tiba masanya kita mempersiapkan diri untuk pergi dari dunia ini dan pergi kepada Bapa di alam yang kekal.

            Mohon pandangan bapa Stef dan ibu Ingrid atas tanggapan saya.

            For greater the Glory of God

            Linda Maria

        • Saya sendiri kurang sependapat kalau kebenaran suatu ajaran dan iman diukur dari mujizat yang terjadi. Sebagaimana mujizat sebagai wujud nyata iman seseorang itu benar atau tidak.

          Meskipun Yesus berkata “Imanmu telah menyelamatkan engkau”, bukan berarti iman itulah pertimbangan utama apakah Tuhan hendak melakukan mujizat atau tidak. Paling tidak, iman akan bukanlah pertimbangan satu-satunya.

          Dalam kisah orang lumpuh yang dibawa turun kepada Yesus melalui atap, kita bisa melihat iman yang benar-benar dinyatakan dalam tindakan.
          Namun yang dikatakan Yesus pertama kali adalah “Dosamu telah diampuni” (Mat 9:2). Sasaran pertama Yesus adalah kesembuhan rohani yang tidak bisa dilihat secara langsung (tidak “nyata”), bukan kesembuhan fisik yang “nyata”.

          Meskipun pada saat itu kesembuhan fisik diberikan kepada si lumpuh, maksudnya hanyalah untuk membuat tanda bagi orang-orang yang saat itu meragukan kuasa Allah dalam diri Yesus.

          Sdr Yohanes sering melihat orang-orang yang pada awalnya nampak beriman namun pada waktu mereka mengalami penderitaan yang berat, iman yang mereka perlihatkan seakan-akan hilang begitu saja. Apalagi pada waktu doa mereka mohon kesembuhan tidak kunjung terkabul.

          Namun saya harus katakan juga bahwa saya juga banyak melihat orang-orang yang pada awalnya beriman dan bersemangat mengikuti Yesus, lalu terkena penyakit yang berat (2 orang yang saya tahu terkena kanker, satunya kanker payudara dan satunya kanker di bagian leher). Orang-orang ini berdoa dan penderita kanker payudara akhirnya sembuh, sedangkan penderita kanker leher sampai sekarang masih belum sembuh.

          Namun kedua orang ini memiliki satu kesamaan, sampai sekarang masih tetap bersemangat memberitakan firman Tuhan (keduanya adalah pewarta awam di keuskupan masing-masing). Mujizat yang dialami oleh penderita kanker payudara adalah mujizat yang nyata, yang bisa dilihat. Namun apakah si penderita kanker leher tidak mengalami mujizat?

          Contoh yang lebih kita tahu adalah Yesus sendiri. Dia mengalami penderitaan yang jauh lebih berat daripada yang dialami oleh orang-orang yang pernah ditemui oleh Sdr Yohanes. Namun apakah Dia meminta adanya mujizat dan dilepaskan dari semua itu (meskipun memang Yesus menyembuhkan orang-orang yang sakit)? Atau Dia meminta apapun boleh terjadi (termasuk penderitaan) asalkan itu kehendak BapaNya?

          Saya tidak meremehkan penderitaan orang-orang yang diceritakan oleh Sdr Yohanes. Saya sendiri belum tentu bisa bertahan kalau mengalami hal seperti itu. Namun saya berharap, kalau ada kejadian seperti itu yang menimpa saya, saya ingin dapat berkata “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” (Daniel 3:17-18)

          Lalu mengenai penglihatan pribadi, menurut saya Gereja Katolik
          menghargai pengalaman-pengalaman iman seperti itu, namun tidak mau gegabah dalam menyatakan kebenaran pengalaman iman tersebut. Tidak gegabah dalam menyatakan hal itu benar atau tidak bukan berarti menuduh si penglihat itu pembohong atau salah.

          Gereja Katolik terdiri dari umat dengan bermacam-macam latar belakang, pengetahuan dan pengalaman iman. Mereka yang lebih mengerti teologi mungkin bisa saja menerima penglihatan-penglihatan pribadi dengan akal sehat dan sikap yang tepat. Namun mereka yang masih “muda rohani”, berpendidikan kurang, lanjut usia akan dengan mudah termakan tipu muslihat Iblis yang menggunakan penglihatan pribadi itu untuk kepentingannya sendiri (saya bukan mengatakan bahwa si penglihat itu temannya Iblis, namun peristiwa penglihatan itu yang disalahgunakan oleh Iblis untuk menipu orang-orang. Sama dengan seseorang yag mencuri mobil saya lalu menggunakannya untuk menculik orang lain, bukan berarti saya komplotan penculik itu).

          Oleh karena pertimbangan itu dan banyak lagi pertimbangan-pertimbangan lainnya, maka Gereja Katolik lebih bersikap netral pada penglihatan-penglihatan pribadi, kecuali apabila penglihatan itu sudah teruji atau jika penglihatan itu mulai menampakkan tanda-tanda yang meresahkan. Dalam hal ini ujiannya adalah waktu. Apabila suatu penglihatan masih belum diakui secara resmi oleh Gereja, maka si penglihat perlu bersabar dan menaati semua petunjuk yang diberikan oleh Gereja. Kita tahu sendiri bahwa sesuatu yang dari Iblis akan menimbulkan ketergesa-gesaan, keresahan dan ketidaktenangan. Bisa saja suatu penglihatan awalnya dari Allah namun ditengah-tengah berjalannya waktu disusupi Iblis yang berniat merusak tujuan awal penglihatan itu dengan memanfaatkan harga diri si penglihat. Si penglihat dibuat tidak sabar dengan proses yang telah ditetapkan oleh Gereja Katolik. Kalau hal itu terjadi, buyarlah rencana Allah untuk memakai si penglihat menyatakan kemuliaanNya (meskipun Allah dapat memakai orang lain lagi untuk tujuan yang sama).

          Menurut saya hal ini mirip dengan perkembangan gerakan karismatik dalam Gereja Katolik. Ada sekelompok orang yang diperbarui oleh Roh Kudus dan ingin melakukan sesuatu untuk parokinya. Namun mereka mendapat halangan dari romo paroki setempat dan romo paroki menyuruh mereka “tiarap” dulu.

          Beberapa umat yang telah diperbarui merasa tidak terima dan pindah ke gereja lain, namun beberapa umat yag telah diperbarui tetap bertahan dan menaati anjuran romo paroki. Sampai suatu saat, gerakan karismatik dibukakan pintu untuk berkembang di paroki tersebut.

          Pertanyaannya, mengapa gerakan tersebut “dihalang-halangi” pada awalnya? Jawabannya mungkin saja saat itu sang romo paroki masih perlu menelaah lebih lanjut. Atau ia sendiri belum dapat menerima gerakan itu dan masih perlu mempergumulkannya. Atau juga ia hanya ingin menguji kemurnian gerakan pembaruan itu. Apakah untuk kepentingan pribadi atau benar murni untuk meremajakan paroki. Apapun alasannya, suatu penglihatan akan benar-benar efektif dan mencapai tujuan yang diharapkan apabila disertai dengan ketaatan.

        • Untuk saudara Johanes Xin

          Katekese tentang Roh Kudus
          oleh: St. Yohanes Maria Vianney

          O, anak-anakku, betapa mengagumkan! Allah Bapa adalah Pencipta kita, Allah Putra adalah Penebus kita, dan Allah Roh Kudus adalah Pembimbing kita…. Manusia dari dirinya sendiri bukan apa-apa, tetapi dengan Roh Kudus ia sungguh mengagumkan. Manusia sepenuhnya adalah duniawi dan hewani; tak ada selain dari Roh Kudus yang dapat mengangkat pikirannya dan menaikkannya hingga tinggi. Mengapa para kudus begitu melepaskan diri dari keterikatan dunia? Sebab mereka membiarkan diri dibimbing oleh Roh Kudus. Mereka yang dibimbing oleh Roh Kudus memiliki pemikiran-pemikiran yang benar; itulah sebabnya mengapa begitu banyak orang bodoh lebih bijaksana daripada mereka yang terpelajar. Jika kita dibimbing oleh Tuhan kekuatan dan terang, kita tidak akan tersesat.

          Roh Kudus adalah terang dan kekuatan. Ia mengajarkan kepada kita bagaimana membedakan kebenaran dan kepalsuan, yang baik dan yang jahat. Seperti kaca pembesar memperbesar apa yang dilihatnya, Roh Kudus menunjukkan kepada kita yang baik dan yang jahat dalam skala besar. Dengan Roh Kudus kita melihat segala sesuatu dalam proporsinya yang benar; kita melihat kebesaran dari tindakan dan perbuatan terkecil yang dilakukan bagi Tuhan, dan kebesaran dari kesalahan-kesalahan terkecil. Bagai seorang pembuat jam dengan kacanya membedakan roda-roda jam yang paling kecil, demikian juga kita, dengan terang Roh kudus, membedakan segala detil-detil dari kehidupan kita yang malang. Kemudian, kelemahan terkecil akan tampak sangat besar, dan dosa terremeh menjadikan kita ngeri. Itulah sebabnya mengapa Perawan Tersuci tidak pernah berdosa. Roh Kudus memberinya pengertian akan kengerian dosa; ia jijik dan ngeri bahkan pada kesalahan terkecil sekali pun.

          Mereka yang memiliki Roh Kudus tidak tahan akan dirinya sendiri, begitu baik mereka mengenali kemalangan mereka yang menyedihkan. Orang-orang sombong adalah mereka yang tidak memiliki Roh Kudus.

          Orang-orang duniawi tidak memiliki Roh Kudus, atau jika mereka memiliki-Nya, hanyalah untuk sesaat saja. Roh Kudus tidak tinggal dalam mereka; hiruk-pikuk dunia mengusir-Nya pergi. Seorang Kristen yang dibimbing oleh Roh Kudus tidak sulit meninggalkan kesenangan-kesenangan duniawi guna mengejar kesenangan-kesenangan surgawi; ia tahu perbedaan antara keduanya. Mata dunia tidak dapat melihat lebih jauh dari kehidupan sekarang, seperti mata kita tidak dapat melihat dinding ini apabila pintu gereja ditutup. Mata seorang Kristen melihat jauh ke dalam keabadian. Bagi dia yang menyerahkan dirinya dalam bimbingan Roh kudus, tampaknya tak ada dunia; sebab di dunia tampaknya tidak ada Tuhan…. Oleh sebab itu, patutlah kita menemukan siapakah yang membimbing kita. Jika kita dibimbing bukan oleh Roh Kudus, usaha kita akan sia-sia belaka; tidak ada arti atau keselamatan dalam segala hal yang kita lakukan. Jika kita dibimbing oleh Roh Kudus, kita mencicipi kemanisan yang nikmat … yang cukup membuat kita mati karena bahagia!

          Mereka yang dibimbing oleh Roh Kudus mengalami segala macam kebahagiaan dalam dirinya, sementara orang-orang Kristen yang tidak taat berguling-guling dalam duri dan api. Jiwa di mana Roh Kudus tinggal tak akan pernah bosan dalam kehadiran Allah; hatinya memancarkan napas kasih. Tanpa Roh Kudus, kita bagaikan batu-batu di jalan…. Genggam dalam tanganmu satu sepon penuh air dan dalam tanganmu yang lain beberapa kerikil; kemudian peras keduanya. Tak ada yang keluar dari kerikil-kerikil itu, tetapi dari sepon akan keluar banyak air. Sepon itu bagaikan jiwa yang dipenuhi Roh Kudus, dan batu itu bagaikan jiwa yang dingin membatu di mana Roh Kudus tidak dapat tinggal.

          Jiwa yang dirasuki Roh Kudus menikmati kemanisan doa, hingga ia mendapati waktu selalu terlalu singkat; jiwa tidak pernah kehilangan kehadiran Allah. Jiwa yang demikian, di hadapan Juruselamat kita yang baik dalam Sakramen Kudus di Altar, bagaikan anggur-anggur ranum di bawah alat peras. Roh Kudus membentuk pikiran dan mengilhami kata-kata dalam hati orang-orang benar …. Mereka yang memiliki Roh Kudus tidak melakukan yang jahat; segala buah-buah Roh Kudus baik adanya. Tanpa Roh Kudus segalanya dingin; karenanya, apabila kita merasa kehilangan semangat doa, haruslah kita bergegas mendaraskan novena kepada Roh Kudus mohon iman dan cinta…. Lihat, apabila kita selesai melakukan retret, kita dipenuhi hasrat-hasrat baik: hasrat-hasrat baik ini adalah napas Roh Kudus, yang mengunjungi jiwa-jiwa kita, dan memperbaharui segala sesuatu, seperti angin sepoi-sepoi yang melelehkan es dan membawa kembali musim semi …. Kalian yang bukan para kudus yang hebat, kalian masih punya banyak waktu untuk menikmati kemanisan doa dan kehadiran Allah: inilah kunjungan-kunjungan Roh Kudus. Jika kita memiliki Roh Kudus, hati kita berkembang – bermandikan kasih ilahi. Seekor ikan tidak pernah mengeluh karena terlalu banyak air, demikian juga seorang Kristen yang baik tidak pernah mengeluh karena melewatkan terlalu banyak waktu dengan Allah yang baik. Sebagian orang menganggap agama itu menjemukan, dan itu karena mereka tidak memiliki Roh Kudus dalam diri mereka.

          Jika jiwa-jiwa terkutuk itu ditanya: Mengapa kalian berada di neraka? mereka akan menjawab: karena kami menolak Roh Kudus. Dan apabila para kudus ditanya: Mengapa kalian berada di surga? mereka akan menjawab: karena kami mendengarkan bimbingan Roh Kudus. Jika pemikiran-pemikiran yang baik terlintas di benak kita, itulah Roh Kudus yang mengunjungi kita. Roh Kudus adalah kekuatan. Roh Kudus yang menopang St. Simeon di tiang penyiksaan; Ia yang menopang para martir. Tanpa Roh Kudus, para martir pastilah jatuh berguguran bagai daun-daun berguguran dari pohonnya. Ketika api dinyalakan atas mereka, Roh Kudus memadamkan panas kobaran api dengan kobaran cinta ilahi. Allah yang baik, ketika mengutus Roh Kudus-Nya kepada kita, berlaku bagaikan seorang raja agung yang hendak mengirimkan utusannya untuk membimbing salah satu orangnya, dengan mengatakan, “Engkau akan menemani orang ini ke mana pun ia pergi, dan engkau akan membawanya kembali kepadaku dalam keadaan selamat tanpa kekurangan suatu apa pun.” Betapa indahnya, anak-anakku, disertai oleh Roh Kudus! Ia sungguh seorang Pembimbing yang luar biasa; dan bayangkan bahwa ada sebagian orang yang menolak bimbingan-Nya. Roh Kudus itu bagaikan seorang dengan kereta kuda yang hendak membawa kita pergi. Yang perlu kita lakukan hanyalah menjawab “ya”, dan naik ke dalam kereta. Sungguh, adalah hal yang mudah mengatakan “ya”!…. Nah, Roh Kudus hendak membawa kita ke surga; dan kita hanya perlu mengatakan “ya”, serta membiarkan-Nya membawa kita ke sana.

          Roh Kudus itu bagaikan seorang tukang kebun yang mengolah jiwa kita…. Roh Kudus itu pelayan kita…. Tersedia senapan; baik, engkau mengisinya, tetapi haruslah ada orang yang menarik pelatuknya serta menembakkannya…. Demikian juga, dalam diri kita ada kekuatan untuk melakukan yang baik… ketika Roh Kudus mendorong kita, perbuatan-perbuatan baik dihasilkan. Roh kudus tinggal dalam jiwa orang-orang benar bagaikan merpati tinggal dalam sarangnya. Ia membangkitkan hasrat-hasrat baik dalam jiwa yang murni, bagaikan merpati menetaskan anak-anaknya. Roh Kudus membimbing kita seperti seorang ibu menggenggam tangan anaknya yang berumur dua tahun, bagaikan seorang yang dapat melihat membimbing seorang yang buta.

          Sakramen-sakramen yang Tuhan tetapkan tidak akan dapat menyelamatkan kita tanpa Roh Kudus. Bahkan wafat Kristus tidak akan ada gunanya bagi kita tanpa Dia. Karenanya, Kristus mengatakan kepada para rasul-Nya, “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu.” Turunnya Roh Kudus diperlukan, guna mendatangkan buah-buah rahmat yang berlimpah. Bagaikan sebutir gandum – kalian melemparkannya ke atas tanah; ya, tapi diperlukan matahari dan hujan agar membuatnya tumbuh dan menghasilkan buah. Patutlah setiap pagi kita berseru, “O Tuhan, utuslah Roh Kudus-Mu kepadaku untuk mengajarkan siapa aku dan siapa Engkau.”

          Sumber http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id470.htm

    • Salam,

      Johanes, saya sungguh bersyukur akan segala anugerah mukjizat yang terjadi pada anda dan sekeliling anda, apabila hal tersebut benar-benar berasal dari Allah. Mohon jangan berprasangka saya bermaksud memandang negatif pengalaman anda. Saya juga yakin Pak Stef dan semua pengasuh Katolisitas tidak bermaksud menghakimi atau langsung menuding anda sesat. Namun, sungguh sangat baik apabila kita selalu menguji apa yang dikaruniakan kepada kita. Saya yakin Bapa tidak akan tersinggung karena kita menguji (discernment) bukan bermaksud untuk merendahkan anugerahNya.

      Saya belum mengambil sikap apakah pewahyuan pribadi yang anda dan istri anda alami adalah otentik atau tidak. Akan tetapi, saya percaya bahwa bila Allah berkenan berkarya melalui anda, terlebih lagi karya Allah melalui Gereja yang bertanggungjawab menuntun jiwa banyak orang pada Allah. Oleh sebab itu, sikap yang saya ambil akan selaras dengan sikap Gereja.

      Ada sedikit hal yang ingin saya tanyakan kepada anda. Saya menangkap sepenggal pernyataan anda :

      “Allah Bapa sangat sulit dilihat, bukan karena manusia tidak layak, tetapi karena cahaya yang sangat terang melingkupi seluruh tubuh-Nya, sehingga mata kita tidak akan sanggup untuk tetap membuka dan melihatnya. Itulah sebabnya, saya dan istri saya, bertanya kepada Bunda Maria tentang wajah Allah Bapa. Bunda Maria mengatakan : “Wajah Bapa itu mirip sekali dengan Wajah Putraku, hanya saja rambutnya jauh lebih panjang dan warnanya putih keperakkan, tubuh Bapa jauh lebih tinggi besar, dan jenggotnya lebih panjang dari milik Putraku. Bapa tidak seperti yang digambarkan oleh manusia dalam kitab Perjanjian Lama, yang bengis dan tidak bisa didekati.
      Allah Bapa sangat mengasihi manusia, seperti seorang Ayah mengasihi anak-anaknya…..
      Bapak Stef dan Ibu Ingrid, bisa saja mengatakan bahwa apapun yang kami lihat bisa saja tidak benar, karena tidak sesuai dengan Ajaran Resmi Gereja Katolik.”

      Berdasarkan pernyataan tersebut, terbersit dalam benak saya untuk dengan rendah hati bertanya apa yang anda maksud dengan Ajaran Resmi Gereja Katolik? Perlu dipahami terlebih dahulu, banyak maksud pikiran masing-masing pihak tidak tersampaikan dalam dialog-dialog karena perbedaan konsep dan pengertian atas suatu istilah. Menurut pemahaman saya, yang dimaksud Ajaran Resmi Gereja yang dimaksud pak Stef adalah “kebenaran iman dalam rupa doktrin dan dogma yang esensial untuk keselamatan manusia dan merupakan kebenaran objektif yang diajarkan turun temurun oleh para Rasul dan penerusnya melalui Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Wewenang Mengajar Gereja”. Oleh sebab itu, Ajaran Resmi Gereja tidak mengajarkan bagaimana rupa dan penampilan Allah Bapa, Yesus, dan Roh Kudus.

      Mengenai pewahyuan yang anda berdua peroleh, saya menyarankan untuk sekali lagi mengujinya. Sepanjang sejarah pewahyuan pribadi yang otentik, buah dari karya Allah adalah kerendahan hati. Semua orang yang tercatat mengalami pewahyuan pribadi yang otentik memang selalu memperoleh ujian dari Gereja, terkadang ujian tampak yang terlalu keras. Akan tetapi, mereka menanggung itu semua dengan rendah hati dan sabar tanpa bantahan atau pemberontakan. Mereka menyerahkan apa yang mereka alami pada keputusan Gereja. Apabila mereka percaya Allah berkenan memberi mereka Kebenaran, Allah sendiri akan meneguhkannya. Oleh sebab itu, apabila anda percaya Yesus sendiri yang memberikan kebenaran yang anda wartakan saat ini, bawalah dalam doa dan bawalah pada Gereja, terutama pada Tahkta Petrus yang telah diserahi wewenang oleh Yesus sendiri. Apabila memang Allah sendiri yang mewartakan, Allah sendiri yang akan meneguhkan.

      Kita perlu dengan rendah hati mengakui bahwa Gereja/Tubuh Mistik Kristus terdiri dari Yesus sebagai kepala (Ilahi) dan manusia yang fana (Paus, seluruh uskup, imam, religius, dan kita sebagai awam). Oleh sebab itu, Gereja dikuduskan oleh Allah, namun tidak lepas dari cacat cela. Gereja mengajar (melalui Wewenang Mengajar Gereja), namun juga belajar. Khusus untuk karunia mengajar, Allah mengaruniakan ketidakdapatsesatan (infallibility bukan ketidakdapatsalahan/impeccability) khusus untuk ajaran iman dan moral. Inilah tanda cinta Allah yang ingin umatnya selalu memiliki pegangan pasti hingga akhir jaman.

      Dengan demikian, marilah kita dengan rendah hati menyadari bahwa kemampuan kita untuk membedakan roh (discernment) dan memahami kebenaran adalah terbatas, walaupun pewahyuan yang kita alami begitu indah dan sangat meyakinkan. Sekuat apapun usaha kita berusaha melakukan discernment dan memahami kebenaran, tetap saja semua hal tersebut dari sudut pandang yang kita alami. Kita tidak bisa melihat konsep yang tidak pernah kita alami sendiri. Oleh sebab itu, saya yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkan umatnya. Gereja yang telah Ia bangun dan Ia hadiahkan sebagai pedoman bagi umatNya, tidak akan Ia tinggalkan dan Ia biarkan tersesat. Apabila apa yang engkau berikan pada kita semua adalah benar, Allah sendiri yang akan mengangkatnya. Apabila apa yang engkau alami bukanlah kepenuhan kebenaran, Allah kita sendiri yang akan mengajarkannya padamu, padaku, dan pada kita apa arti pengalaman anda berdua. Semoga kasih Kristus selalu menyertai kita semua.

      Pacem,
      Ioannes

    • Salam kasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus

      Anda menuliskan
      Apakah anda tahu bahwa keluarga saya telah mengorbankan segalanya demi mengikuti segala perintah Yesus, untuk menolong sesama? Apakah anda tahu bahwa istri saya sampai harus berpuasa selama 40 hari 41 malam, tanpa makan dan minum sama sekali, sehingga beratnya turun 17 kg, dan itu dilakukan dua kali? Pada masa Pra-Paskah 2002 dan masa Pra-Paskah 2005? Semua itu demi mengikuti keinginan Yesus, agar kami mengalami apa yang dialami Yesus dahulu. Bapak Stef dan ibu Ingrid, hanya mengetahui satu hal yang tidak cocok, tetapi langsung menghakimi bahwa kami salah. Itu semua baru sekelumit dari perjalanan hidup kami yang pahit selama 11 tahun ini.

      Pertanyaan saya mengap orang lain harus tahu tentang pengorbanan anda demi mengikuti Yesus? Mengapa juga istri anda berpuasa harus diberitakan di forum ini? Bersabarlah saudara Yohanes… dan berdoalah dengan tekun kepada TUHAN dan mohon kerendahan hati agar tidak jatuh dalam dosa kesombongan. St. Yohanes Maria Vianney mengajarkan Kesombongan adalah dosa terkutuk yang menyebabkan para malaikat terusir dari surga, serta dilemparkan ke dalam neraka. Dosa ini dimulai dengan dunia.

      Kita senang jika perbuatan-perbuatan baik kita diketahui orang. Jika kebaikan-kebaikan kita dilihat orang, kita merasa senang; sebaliknya jika kelemahan-kelemahan kita diketahui orang, kita merasa sedih. Aku katakan bahwa sebagian besar orang; jika seseorang mengatakan sesuatu tentang kelemahan mereka, hal itu akan mengganggu mereka, akan menjengkelkan mereka. Para kudus tidaklah demikian – mereka justru tidak suka jika kebaikan-kebaikan mereka diketahui orang, dan merasa senang jika kelemahan-kelemahan mereka diketahui orang. Seseorang yang sombong merasa bahwa segala sesuatu yang ia lakukan selalu baik; ia selalu ingin menguasai orang lain; ia selalu benar, ia selalu berpikir bahwa pendapatnya sendiri lebih baik daripada pendapat orang lain. Bukan begitu! Seseorang yang rendah hati dan terpelajar, jika dimintai pendapatnya, akan segera memberikannya, dan kemudian membiarkan yang lain berbicara. Tidak peduli apakah mereka benar, atau apakah mereka salah, ia tidak akan mengatakan apa-apa lagi.

      Demikian yang saya kutip dari ajaran St. Yohanes Maria Vianney tentang bahaya kesombongan, yang bisa menimpa siapa saja, bisa saya bisa juga anda.

      Salam Kasih

  49. Salam Kasih
    Saya sangat senang bisa menemukan Situs yang bagus ini, karena sudah sangat lama saya mencari situs yang bisa menjadi sarana untuk menyampaikan kabar gembira bahwa Kebenaran dan Kepastian tentang Benar tidaknya Konsep Tritunggal ini, kini bisa diperoleh. Karena pada Awal Agustus 2001, seorang Ibu di Bandung, telah mengalami peristiwa Mujizat, bertemu dengan Yesus dan Bunda Maria, seperti anda melihat tangan anda sendiri.
    Sejak saat itu, seluruh keluarga itu menerima banyak Karunia dari Yesus, tetapi baru Ibu itu dan suaminya yang Karunianya bisa berkembang. Yang menarik, selain menerima Karunia Penyembuhan, mereka, terutama Ibu itu, juga menerima dua Karunia, yang membuat segala sesuatu yang selama ini menjadi pertanyaan banyak umat beragama, terjawab dengan Pasti, termasuk tentang Tritunggal ini. Dua Karunia itu adalah Karunia Penglihatan dan Karunia berkomunikasi Dua Arah, Langsung, dan seketika, dengan Yesus, Bunda Maria,Para Kudus dan Bahkan Allah Bapa.
    Dengan Karunia Penglihatan itu, Ibu ini bisa melihat apakah didalam diri seseorang itu benar ada Roh Allah atau Roh lain, setelah mereka memperoleh pencurahan Roh Kudus, seperti yang dialami para umat Karismatik. Ibu ini juga bisa melihat hal hal lain, yang selama ini membuat banyak umat beriman meragukan banyak hal.
    Dengan Karunia Berkomunikasi dua arah itu, Ibu ini telah menyampaikan ribuan pertanyaan, terutama tentang Iman dan Perbuatan, sejak awal agustus 2001 itu hingga hari ini. Ibu ini juga mengajukan sangat banyak pertanyaan tentang isi Kitab Suci, yang selama ini membuat Umat Katolik bertanya tanya karena tidak mengerti maksud ucapan Yesus, atau umat agama lain yang sering mengejek Kitab Suci kita. Dan seluruh jawaban yang diperoleh selalu konsisten antara satu dengan yang lain, jawaban Yesus atau Bunda Maria juga membuat seluruh Ucapan Yesus dalam 4 Injil itu menjadi Klop dan masuk akal, tidak ada kelemahannya.
    Salah satu jawaban yang diperoleh keluarga ini dari Yesus tentang Tritunggal ini adalah bahwa Yesus adalah memang benar Allah yang menjelma menjadi Manusia, Jadi sesuai dengan Ucapan Yesus “Aku dan Bapa adalah Satu” Matius 10:30. Dalam Kitab Suci kita tidak pernah menemukan Yesus mengatakan “Aku dan Bapa dan Roh Kudus adalah Satu”, meskipun dalam beberapa kali peristiwa memperlihatkan Roh yang didalam diri Yesus adalah Roh Kudus dan Adalah Roh Allah.
    Mengapa kalau didalam diri Yesus adalah Roh Kudus yang adalah Roh Allah, tetapi Yesus tidak mengatakan Aku dan Bapa dan Roh Kudus adalah Satu?
    Karena Roh Kudus yang adalah didalam diri Yesus berbeda dengan Roh Kudus yang ada dalam diri manusia yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena Yesus adalah Allah sendiri, sehingga sangat masuk akal kalau Yesus memiliki Roh Kudus yang adalah Roh Allah. Sedangkan pada Manusia, Yesus menggantikannya dengan Roh Kudus lain, yang akan berguna untuk membimbing manusia dalam kebaikan. Dalam Yohanes 14:16-17, Yesus menyebutnya Roh Kebenaran, sementara dalam Johanes 14L:25-26, Yesus menyebutnya Roh Penghibur. Inilah jawaban yang diperoleh oleh Ibu itu dari Yesus sendiri.
    Jawaban ini, membuat ayat dalam Matius 12:31-32, menjadi masuk akal.
    Bila Roh Kudus dalam diri manusia adalah Roh Allah, sedangkan Yesus dan Bapa adalah Satu, maka seharusnya Roh Kudus itu setara nilai Kekudusannya dengan Allah sendiri atau Allah sebagai Manusia Yesus. Jadi mengapa Yesus begitu meninggikan Roh Kudus dalam diri Manusia, lebih tinggi dari diri-Nya sendiri? Karena Roh Kudus dalam diri manusia, memiliki peran yang sangat penting demi keselamatan manusia, melalui Kebaikan dan Pertobatan.
    Tanpa Roh Kudus ini, maka Manusia tidak Mungkin bertobat, tidak mungkin mau berdoa, tidak mungkin mau menolong orang lain, tidak memiliki belas kasihan, tidak mungkin menyesali dosanya, tidak mengakui adanya Allah, dan banyak hal negatif lainnya..
    Artinya Tanpa Roh Kudus itu, Manusia memang sulit mendapat pengampunan, karena tidak mau bertobat dan berdoa. Karena itulah manusia tidak boleh mengutuk Roh Kudus.
    Berkaitan dengan Kata “Tritunggal”, dan ucapan Yesus : baptislah mereka dalam Nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus..” Matius 28:18-20, dan mengapa kita membuat tanda Salib dengan ucapan seperti itu, Yesus mengatakan kepada ibu itu bahwa “Karena ketiga faktor inilah yang membuat manusia bisa menjadi umat beriman yang berpegang pada Kebenaran Kerajaan Allah.
    Dengan adanya tiga hal ini, maka manusia mengakui Roh Kudus sebagai Penuntun Hidupnya, mengakui Yesus sebagai Sang Putra dan mengakui Allah Bapa sebagai Sang Pencipta. Mungkin lebih enak bila tiga hal ini disebut Tiga Serangkai yang memiliki Peran dalam hidup Manusia.
    Saya mengucapkan beribu maaf kalau tulisan saya agak terlalu panjang, karena sangat sulit untuk menjelaskan hal seperti ini dalam dua tiga kalimat pendek. Mengenai Ibu dan Keluarganya itu, pernah beberapa kali mencoba bercerita pada Gereja, tetapi selalu dijegal oleh Ketua Lingkungannya yang tidak percaya, baik waktu mereka ada di Bandung, di Denpasar Bali (sesuai perintah Yesus), atau di Jawa Tengah sekarang. Padahal apa yang diperoleh keluarga ini sangat berguna bukan hanya untuk Umat tetapi juga bagi Gereja Katolik, karena sekarang semua Keyakinan mereka memperoleh Kesaksian dari Saksi yang masih Hidup, bukan kesaksian dari orang yang sudah tiada. Dengan demikian Gereja Katolik bisa memberikan jawaban yang Pasti tentang banyak hal yang selama ini membuat banyak umat merasa mengambang. Selama 11 tahun ini, keluarga ini hanya hidup untuk melayani dan mengikuti perintah Yesus, dengan menolong mereka yang sakit berat dan menyadarkan mereka yang tersesat, tanpa pernah meminta atau memasang tarif, dan mereka bukan hanya menolong umat Katolik atau Kristen, tetapi seluruh umat manusia, seperti permintaan Yesus. Syaratnya hanya satu seperti permintaan Yesus, siapapun, harus mau berdoa “Bapa Kami” dan mengakui siapa Yesus yang mengajarkan doa itu. Keluarga itu menjawab dengan jitu pertanyaan orang modern, Apakah Iman kita Kepada Yesus ada manfaatnya? Ya! Karena bila mereka percaya dengan Benar, Segala penyakit berat bisa disembuhkan dengan lebih cepat, seiring dengan Imannya. Penyakit Jantung Koroner bisa sembuh dengan cepat tanpa perantaraan media apapun, kanker Rahim kanker Payudara,dsb. Seorang umat Hindu di Bali, sembuh dari Kanker Payudara bisa sembuh dalam 12 kali jamah setelah dia berdoa Bapa Kami dan mengiman siapa Yesus yang sebenarnya.
    Sekali lagi maaf bila tulisan ini terlalu panjang. Bila Bapak Stefanus atau Ibu Ingrid ingin membuang tulisan ini, tidak ada masalah, karena itu hak anda sebagai pengelola. Saya hanya berkeinginan untuk menyampaikan hal ini, karena Keluarga itu sangat menderita setelah mendapat perlakuan buruk dan dihakimi umat Katolik selama bertahun-tahun, tanpa mereka kenal sama sekali. Saya mengenal keluarga itu cukup baik, sehingga saya bisa mengetahui semua ini. Saya yakin pengetahuan yang diperoleh oleh keluarga itu akan sangat berguna, bukan hanya bagi Umat Katolik tetapi juga bagi seluruh umat manusia yang sering membutuhkan Mujizat dari Iman mereka.
    Apalagi pada tahun 2005, suami ibu itu mendapatkan 70 penglihatan tentang terjadinya Akhir Jaman, saat dia sedang berdoa.
    Saya hanya bisa berdoa semoga tulisan ini ada manfaatnya, dan semoga keluarga itu bisa bertahan dari penghakiman sesamanya, sampai Kesudahannya.

    Salam dalam Kasih Yesus.

    • Shalom FX Slamet,

      Terima kasih atas dukungan anda untuk karya kerasulan ini. Secara prinsip apa yang dialami seseorang atau penglihatan seseorang tidak dapat dijadikan pijakan iman, karena sebuah penglihatan adalah merupakan wahyu pribadi. Dan wahyu pribadi dapat benar dan dapat salah, karena dapat berasal dari diri sendiri, setan maupun Tuhan. Dengan demikian, kita harus mendasarkan iman kita pada wahyu umum yang berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci yang ditetapkan oleh Magisterium Gereja. Inilah yang membuat iman kita mempunyai pijakan yang kuat. Jadi, kalau ada penglihatan yang bertentangan dengan tiga hal itu, maka dapat dikatakan bahwa penglihatan itu tidaklah benar, karena Tuhan tidak mungkin mempertentangkan Diri-Nya sendiri.

      Sebagai contoh pernyataan yang anda berikan bahwa Allah Bapa dan Allah Putera adalah satu namun menolak persatuan antara Allah Putera dan Allah Roh Kudus atau menolak persatuan antara Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus sebenarnya bertentangan dengan dogma Trinitas yang telah diajarkan oleh Gereja Katolik. Kita dapat melihat dasar-dasar wahyu Allah tentang Trinitas di dalam PL dan PB sebagai berikut:

      Dalam artikel iman tentang Allah Bapa, kita mengetahui bahwa sebenarnya bangsa Israel telah mengenal Tuhan sebagai Bapa; dan kemudian pengertian Bapa diungkapkan secara lebih jelas oleh Kristus. Dalam Perjanjian Lama (PL), sebutan Allah sebagai Bapa merujuk kepada Sang Pencipta dunia (KGK, 238; lih. Ul 32:6; Mal 2:10); sebagai tanda perjanjian Allah dengan Israel (lih. Kel 4:22); sebagai Bapa kaum Israel (lih. 2Sam 7:14), dan secara khusus Bapa kaum miskin, baik yatim maupun janda (lih. Mzm 68:6). Namun, dalam Perjanjian Baru (PB), Yesus mengungkapkan jati diri Bapa, yang bukan hanya Sang Pencipta, namun juga menjadi Bapa bagi Nya- dalam hubungan asal (lih. Mat 11:27).

      Dalam PL, kita melihat adanya wahyu Tuhan yang menggambarkan Trinitas, walaupun secara samar-samar. Dalam Kitab Kejadian, Tuhan mengatakan “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” (lih. Kej 1:26). Para Bapa Gereja mengartikan bahwa ‘Kita’ mengacu kepada Bapa yang berbicara dengan Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Imam memberkati bangsa Yahudi dengan menyebutkan nama Tuhan tiga kali (lih. Bil 6:23-24). Nabi Yesaya menceritakan bahwa para malaikat di Sorga berseru,”Kudus, kudus, kuduslah Tuhan” (lih. Yes 6:3). Kemudian Daud berkata “Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku” (lih. Mat 24:44; Mzm 110:1). Semuanya ini menggambarkan secara samar-samar akan Tuhan yang satu, namun mempunyai tiga Pribadi.

      Dalam PB, Yesus memberikan gambaran yang lebih jelas tentang misteri Trinitas, yaitu ketika Kristus dibaptis (lih. Mat 3:13-17); ketika malaikat menyampaikan kabar gembira (lih. Luk 1:30-35); janji Kristus untuk mengutus Penolong lain yang keluar dari Bapa (Yoh 14:16-17; Yoh 15:26) dan juga pesan Yesus yang terakhir sebelum naik ke surga, yaitu agar para murid membaptis dalam nama Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus, menjadikan segala bangsa murid-Nya dan mengajarkan segala perintah-Nya (lih Mat 28:19-20).

      Selanjutnya, Rasul Yohanes juga menyebutkan tentang Trinitas, “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.” (1Yoh 5:7). Hal ini juga dipertegas oleh Rasul Paulus, yang memberikan berkat dengan rumusan Trinitas (lih. 2Kor 13:14). Pada akhir suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus menuliskan penutup dengan rumusan Trinitas, “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” (2Kor 13:13) Dalam pemaparannya tentang macam-macam karunia yang tidak dapat dipisahkan dari ketiga Pribadi dalam Trinitas, Rasul Paulus menuliskan, “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.”(1Kor 12:4-6) Rasul Petrus juga menegaskan Trinitas dalam tulisannya sebagai berikut, “Orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. ” (1 Pet 1:2).

      Pernyataan bahwa Roh Kudus di dalam diri Yesus berbeda dengan Roh Kudus yang diterima oleh umat beriman juga sebenarnya tidak tepat. Rasul Yohanes menuliskan “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yoh 14:26) Roh Penghibur atau Roh Kudus adalah sama dengan Roh Kebenaran seperti yang disebutkan di dalam Yoh 14:16-17. Kalau hal ini dianggap berbeda, maka pertanyaannya, Roh Kudus lain ini apakah juga Pribadi ke-3 dari Trinitas? Kalau ya, jadi ada berapa pribadi? Tentang dosa menghujat Roh Kudus, anda dapat melihat pembahasannya di sini – silakan klik. Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • Salam dalam Kasih Yesus.

        Bapak Stefanus yang baik,

        Saya sebenarnya tidak terlalu suka berdebat mengenai sesuatu yang dasarnya adalah kata orang (Hearsays), tetapi kalau mau jujur hampir semua ajaran, baik itu yang telah tertulis dalam Kitab Suci, maupun yang telah menjadi Dogma resmi, semua berdasarkan kata seseorang. Kita hanya memilih mau mempercayai yang mana. Persoalannya, sering kali dalam memutuskan mau percaya atau tidak, kita sangat dipengaruhi oleh siapa yang bicara bukan apa isi kata-katanya.

        Saya ibaratkan seperti ini: Kalau ada seseorang yang menunjukkan jarinya ke arah Bulan Purnama, dan berkomentar bahwa Bulan itu Indah, diantara kita lebih banyak melihat dahulu siapa yang memiliki jari itu, bukan kenyataan tentang Bulannya. Jadi kalau yang memiliki jari itu seorang Imam katolik atau seorang Ahli, maka semua orang akan mengakui bahwa “O, bulannya memang indah.” tetapi kalau yang memiliki jari seorang umat yang tidak dikenal, lalu dengan serta merta menolak dan mengatakan :”Ah, mana? bulan jelek gitu kok dibilang indah….”
        Jadi kita mau menjadi yang mana? Mau menjadi obyektif dan jujur atau tidak?

        Persoalannya menjadi buntu kalau pak Stef ingin mengatakan bahwa, segala sesuatu yang tidak sesuai dengan Ajaran yang ditetapkan Gereja, maka pasti salah dan pasti sesat. Artinya secara tidak langsung ingin mengatakan bahwa Ajaran itu sudah Mutlak Pasti Benar Seluruhnya? Bahwa segala sesuatu yang diajarkan Gereja tidak mungkin salah? Tidak mungkin ada seseorang yang bisa bertemu dengan Yesus dan Bunda Maria secara pribadi? Tidak mungkin ada Seorang Umat yang rendah dan tidak berharga, yang bisa bertemu dengan Yesus dan mendapat Wahyu yang berguna untuk seluruh Umat manusia? Dan kalau Wahyu itu tidak cocok dengan Ajaran Gereja maka dengan tanpa mengenal sama sekali dan tanpa kompromi, lalu dipastikan mereka pasti salah dan sesat?

        Kalau jawaban semua pertanyaan diatas adalah Ya, maka saya menjadi bertanya-tanya, bagaimana dengan perkataan Yesus, “bahwa bagi Allah, tidak ada yang tidak mungkin…”

        Dan seandainya Yesus atau Allah Bapa memiliki pemikiran yang sama dengan yang dipikirkan Gereja, ketika ada Umat yang bisa bertemu Yesus, maka sudah bisa dipastikan Saulus tidak akan dipilih Yesus untuk menjadi Rasul-Nya. Sebab Saulus bukan hanya seorang yang sering menganiaya umat Gereja Awal, tetapi Saulus juga seorang Parisi, yang kalau menurut ukuran Gereja Katolik, tidak mungkin dipilih Yesus atau dipilih Allah. Padahal Yesus telah mengatakan bahwa Allah tidak memandang Muka tetapi Hati.

        Dalam Jawaban Pak Stef tertulis bahwa Wahyu yang diterima keluarga itu bisa dari diri sendiri, dari Setan atau dari Tuhan. Dari hal ini saja, artinya keluarga itu memiliki kesempatan Benar 33.3333% yaitu mendapat Wahyu itu dari Tuhan, dan itu berarti bapak tidak bisa mengatakan bahwa mereka secara mutlak 100% pasti salah hanya karena tidak sesuai dengan Ajaran Resmi Gereja Katolik. Tetapi, kalau pak Stef mau jujur, dan saya yakin sebagai Teolog bapak pasti tahu, bagaimana asal mula sejarah setiap Dogma yang ada dalam Ajaran Katolik. Beberapa Ajaran yang ada memang sungguh Benar, karena berdasarkan kenyataan, tetapi ada beberapa yang lain tidak berdasarkan Kenyataan tetapi berdasarkan Pemikiran dan Penafsiran atas Kitab Suci. Persoalannya kembali kepada : Siapa yang menafsirkan bukan? Apakah karena yang memberikan penafsiran bahwa Roh Kudus itu Roh Allah adalah tiga Uskup dari kelompok Kapadokian , maka pemikiran mereka itu pasti mutlak benar, karena mereka diakui Gereja secara Resmi? Sedangkan kelompok ini justru dikenal sangat menyukai hal-hal yang berbau Spiritual. Kalau ini dasarnya, maka kita menjadi tidak jujur dan Obyektif lagi, sebab pertimbangan kita karena suka atau tidak, percaya atau tidak, setuju atau tidak. Jangan lupa, pemikiran seperti inilah yang ada di kepala Para Ahli Taurat, Kayafas, Hanas dan kaum Parisi, ketika mereka menghakimi Yesus, dahulu. Mereka merasa Benar, tanpa mengenal Yesus secara mendalam, hanya dari permukaannya saja.

        Saya seorang Katolik dan sangat percaya kepada Yesus, bukan kepada Imam atau Paus, sebab secara nyata, saya merasa lebih mudah untuk meminta pertolongan kepada Yesus, daripada kepada Imam apalagi kepada Paus, saat saya sedang sakit. Saya menerima banyak Ajaran Katolik, tetapi tidak seluruhnya. Karena saya juga menemukan beberapa kelemahan yang tidak bisa terjawab secara pasti, tetapi telah dimutlakkan seperti yang dikatakan pak Stef diatas.

        Saya ingin mengambil contoh, misalnya ini: Gereja Katolik secara Resmi beranggapan bahwa Roh Orang mati, yang sudah masuk kedalam Neraka tidak bisa diselamatkan lagi, sehingga Gereja menganggap bahwa mendoakan roh-roh yang ada di Neraka itu tidak ada gunanya sama sekali. Benarkah demikian kenyataannya? Saya yakin Pak Stef pasti mempunyai jawaban yang mutlak atas pertanyaan ini, entah berdasarkan ayat Kitab Suci atau berdasarkan KGK. Apapun dasarnya, Ajaran ini menjadi tidak sesuai dengan beberapa ajaran yang diajarkan Yesus tentang Keselamatan. Hal ini juga tidak sesuai dengan dua ayat ini : 1 Petrus 3 : 19 dan 1 Petrus 4 : 6 , dimana menunjukkan bahwa Ajaran Injil juga diberitakan ke Semua Alam, bukan hanya bagi Roh yang ada di Api Pencucian, tetapi juga kepada Roh yang ada di Neraka dan Bagi Roh yang masih bergentayangan karena keinginan. Jadi kita mau percaya yang mana? Apakah pak Stef mengetahui kenyataan yang sebenarnya? atau hanya Yakin atas sesuatu yang diyakini oleh orang lain, yang telah tertulis dalam Ajaran resmi Gereja Katolik, tetapi tidak Nyata itu?

        Pak Stef juga bisa mengatakan bahwa dua ayat ini amat mencurigakan dan tidak diakui oleh Gereja sebagai kebenaran, sehingga tidak perlu dipikirkan. Kalau begitu, artinya kita hanya mengakui dan mempercayai apa yang kita suka saja? Dan membuang apa yang kita anggap tidak cocok? Ini hanya contoh saja, bahwa tanpa sadar ketika kita telah memutlakkan sesuatu, kita akan menjadi buta terhadap segala kemungkinan lain, bahwa Allah bisa berbuat sesuatu bahkan yang tidak mungkin sama sekali.

        Sikap seperti ini jadi seperti sikap seorang Dokter saja. Kepada seorang penderira Diabetes, dia mengatakan penyakit ini tidak bisa sembuh selamanya, dan itu mutlak secara ilmu Kedokteran, karena Pankreas anda tidak bisa lagi menghasilkan Insulin, untuk mengolah gula menjadi ensim Adrenalin. Ini kerusakan Pankreas, dan tidak mungkin sembuh, mutlak.
        Tetapi tahukah pak Stef bahwa keluarga itu bisa menyembuhkan penderita diabetes itu selamanya, setelah Pankreasnya diperbaiki melalui Jamahan sambil berdoa Bapa Kami, beberapa kali. Artinya Keluarga itu telah melakukan sesuatu yang semula secara Mutlak telah dianggap tidak mungkin sembuh. Bagi anda hal ini mungkin tidak ada artinya, tetapi bagi sipenderita, itu suatu Mujizat dan itulah gunanya Iman yang Benar.

        Maaf ini agak panjang, tetapi menurut saya, kita tidak bisa berdiskusi, ketika segala sesuatu telah dimutlakkan. Sebab Akhirnya kita hanya menjadi pendengar atau pembaca saja, tanpa bisa berbuat apa-apa.

        Pak Stef juga bisa mengatakan bahwa segala sesuatu yang tertulis dalam Kitab Suci juga Mutlak pasti Benar. Saya ingin bertanya tentang ayat ini : 2 Samuel 6 : 6-7. Apakah peristiwa yang terjadi memang seperti itu, terutama pada ayat 7, bahwa Allah membunuh Uza, karena keteledorannya? Siapapun yang membaca ayat ini akan berpikir negatif tentang Allah Bapa, bagaimana menurut Bapak? Benarkah peristiwa ini memang terjadi demikian? Kejadian ini tertulis dalam Kitab Suci, dan saya telah diberi tahu oleh keluarga itu, kejadian yang Sebenarnya, sehingga saya bisa memandang kejadian itu secara benar. Bahwa Ayat itu ditulis berdasarkan Penafsiran atas peristiwanya, bukan kenyataannya.

        Maafkan saya, karena berusaha menunjukkan kepada pak Stef bahwa banyak hal yang sebenarnya tidak bisa dimutlakkan, bahkan ketika kita sudah sangat Yakin akan sesuatu. Seperti kita yakin bahwa Yesus hadir saat ekaristi berlangsung, tetapi Yesus berdiri dimana? Dan Bunda Maria berdiri dimana saat misa sedang berlangsung? Kita yakin akan sesuatu, tetapi kita tidak pasti, kan?

        Mengenai Roh Kudus.
        Sebenarnya ada beberapa kelemahan kalau ingin mengatakan bahwa Roh Kudus itu Roh Allah. Salah satu yang paling menonjol adalah : Kalau Roh Kudus itu benar Roh Allah, maka itu artinya saat Roh Kudus itu sedang melakukan Puji-pujian kepada Allah, dia seperti memuji dirinya sendiri. Padahal Allah tidaklah terlalu Haus akan pujian, sehingga harus melakukan hal seperti itu. Karena seharusnya, Manusia memuji Allah secara Sadar, bukan atas tekanan Roh manapun, termasuk Roh Kudus.

        Selain itu kalau Roh Kudus itu Roh Allah, bagaimana mungkin seorang Imam Katolik, yang saya yakin tidak Suci dan tidak ber-Karunia, bisa melakukan pencurahan Roh Kudus atau Roh Allah kepada umat? Siapakah Imam itu sehingga mampu mencurahkan Roh Allah kepada Manusia? Dengan Kemampuan apa Imam itu bisa melakukan hal itu? apakah karena Imam itu mendapat restu dari Gereja atau Vatikan? Apakah karena Imam itu wakil Allah? Bagaimana bisa seorang Wakil bisa mencurahkan Roh Atasannya?

        Dan bagaimana hasilnya? Mengapa banyak umat yang setelah menerima pencurahan Roh Kudus yang adalah Roh Allah itu, masih suka berbohong? masih suka percaya pada peramal? masih suka ke Paranormal? masih percaya kepada Feng Shui? masih tidak bisa mengasihi sesamanya? Masih melakukan ritual sesembahan kepada Roh orang tuanya, saat Tahun Baru Imlek? Bagaimana mungkin umat yang memiliki Roh Allah dalam dirinya, bisa melakukan hal-hal seperti itu? Bahkan mereka yang mengaku memiliki Roh Allah itu, masih merasa seram dan takut kepada Hantu? Bukankah aneh?

        Sekali lagi pak stef bisa mengatakan, “O, itu kan hanya oknum umat yang tidak bisa menjaga keinginannya dan menolak ajaran Kebenaran.Tidak semua seperti itu.” Apa iya bahwa itu hanya Oknum umat? Bagaimana kalau orang yang melakukan itu seorang Imam bahkan Uskup yang masih bertugas? Masih dianggap oknum? Wah, kalau begitu, kok jumlah oknumnya menjadi lebih banyak dari yang Benar ya?

        Barangkali Bapak Stef perlu tahu bahwa Keluarga itu mendapat banyak Karunia tetapi tidak mendapat bahasa Roh. Meskipun demikian, keluarga itu bisa mengerti artinya bahasa Roh itu, ketika seseorang mengucapkannya. Bahkan keluarga itu bisa meminta Kepada Yesus, agar pengucapan Bahasa Roh itu berubah menjadi bahasa Indonesia, ketika diucapkan umat Karismatik, disebuah persekutuan Doa, supaya orang mengerti bahwa yang mengucapkan memang bukan Roh Allah, karena kata-katanya hanya pujian kepada Allah.

        Bapak mungkin tidak menyukai saya dan tidak setuju dengan pendapat saya, tetapi dari keluarga itu saya bisa merasakan banyak sekali berkat dan Mujizat, ketika saya sedang berdoa dirumah. Doa saya menjadi lebih nyaman, lebih tenang karena sekarang saya yakin Yesus selalu mendengar doa saya. Padahal sudah bertahun tahun saya menjadi Katolik, tapi tidak pernah saya merasakan seperti itu. Bahkan ketika saya telah rajin berdoa Bapa Kami sesuai ajaran Keluarga itu, saya bisa merasakan rasa sakit sedikit ditelapak tangan saya. Itulah cara Yesus menyatakan dirinya, ketika saya berdoa kepada-Nya. Saya hanya berpegang pada satu ajaran Yesus, bahwa bagi Allah tidak ada yang tidak Mungkin.

        Terima kasih atas kesempatannya.

        Salam Kasih dalam Yesus.

        Submitted on 2012/02/17 at 11:41 pm

        Salam dalam Kasih Yesus.

        Semoga Kasih Yesus selalu menyertai Bapak Stefanus dan Ibu Ingrid, sehingga bisa melayani kami dengan Kasih, bukan sebagai pesaing apalagi musuh.

        Itulah yang menurut saya telah agak memudar dari kehidupan kita sebagai manusia Modern, yaitu Kasih. Bukan sekedar kasih, tetapi Kasih seperti yang diajarkan oleh Yesus, yaitu Kasih yang tak berkesudahan, kepada sesama.

        Itulah keadaan yang menyedihkan dari lingkungan kehidupan kita, pada jaman akhir ini. Kasih telah menjadi Dingin, dan manusia menjadi sulit untuk mengasihi sesamanya manusia, bukan hanya sesama Katolik, atau sesama orang Indonesia, tetapi sesama manusia, itulah Perintah kedua yang diajarkan Yesus kepada kita. Hampir semua perbuatan buruk yang ditulis oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Roma, sudah dilakukan oleh manusia pada jaman ini. Itulah yang seharusnya menjadi keprihatinan kita, ketika membahas tentang Akhir Jaman ini.

        Dari semua tulisan yang ada, saya melihat kita sepertinya hanya terpaku pada Ajaran yang ada, lalu berdebat saling merasa benar, tetapi kita lupa bahwa Yesus yang kita bicarakan akan datang untuk Kedua Kalinya itu, saat ini sedang Bersedih, melihat tingkah laku umat manusia. Yesus bersedih, karena kita meyakini suatu ajaran yang kita anggap benar dari Yesus, tetapi kita tidak melakukannya dalam hidup kita sehari-hari. Kita tahu dan hapal tentang ajaran dan Kata-kata Yesus di Kitab Suci, tetapi kita tidak melaksanakannya dalam hidup kita. Hampir selalu kita melihat sesama kita, bukan sebagai saudara yang harus kita Kasihi, tetapi hanya sebagai ancaman, dan musuh.

        Dalam jaman Akhir ini, bisakah kita tetap bersyukur, bahkan pada saat kita difitnah, dianiaya, dan disakiti? Bisakah kita berdoa agar orang yang menyakiti kita, mau bertobat? Bisakah kita tetap mengasihi orang yang kita anggap sesat, atau Jahat? Bisakah kita tetap setia kepada Yesus, ketika kita sedang sengsara? Bisakah kita menolak ajakan teman kita, yang mengajak kita ke Paranormal, ketika usaha kita sedang sepi? Bisakah kita menyediakan waktu lebih banyak untuk berdoa, agar banyak manusia yang mau bertobat? Bisakah kita lebih berpegang pada Ajaran Yesus, daripada percaya kepada Adat Istiadat peninggalan nenek moyang? Bisakah kita menolong orang lain tanpa pamrih sama sekali? Bisakah………

        Banyak manusia, bahkan umat Katolik, yang tidak bisa melakukan hal-hal diatas. Saya agak heran pada mereka yang mengatakan : “Yang penting kita hidup baik baik sesuai ajaran Katolik yang benar, sehingga tidak perlu takut pada terjadinya Akhir Jaman…” Benarkah mereka telah hidup dengan cara yang baik dan benar seperti Iman yang mereka percayai kepada Yesus?
        Yang saya saksikan tidak ada bedanya tingkah laku mereka yang mengaku sebagai Umat Katolik yang percaya Ajaran Yesus, dengan Umat agama lain. Itulah Yang membuat Yesus bersedih. Tidak ada bedanya mereka yang mengenal Allah dan yang tidak. Gandum dan Ilalang semakin sulit dibedakan dalam kehidupan kita, itulah yang seharusnya menjadi bahan pemikiran yang penting, ketika kita berbicara tentang Akhir Jaman.

        Kita percaya Yesus sebagai Juru Selamat, jadi seharusnya kita memiliki kewajiban untuk ikut menyelamatkan yang hilang. Banyak hal yang baik dan benar tertulis dalam situs ini, tetapi alangkah lebih baiknya, jika kita bisa mengajak umat untuk mau mejalani hidup seperti yang diinginkan Yesus, sehingga kita bisa ikut menyelamatkan mereka.

        Tentang Akhir Jaman sendiri, memang sudah dekat bahkan boleh dikatakan sudah didepan mata. Saya telah mendapat penjelasan yang cukup dari Keluarga berkarunia yang saya kenal, untuk memahami mengapa Akhir Jaman ini harus terjadi. Kedatangan Yesus yang pertama dinubuatkan hampir dalam 300 ayat Kitab Suci, sedangkan Kedatangan-Nya yang kedua pada Akhir Jaman, dinubuatkan dalam hampir 500 ayat, jadi tidak mungkin tidak terjadi.
        Keluarga itu mengajarkan kepada saya bahwa Keselamatan itu sangatlah Mahal, sehingga tidak bisa didapat dengan cara Instant. Untuk menghadapi Akhir Jaman, kita harus memupuk Iman kita, dengan cara banyak membaca Kitab Suci, lebih banyak menjalani hidup seperti yang diajarkan Yesus, dan terutama lebih banyak Berdoa Bapa Kami.

        Saya telah mendengar kisah tentang apa yang terjadi saat Akhir Jaman itu tiba, dari 70 penglihatan yang diperoleh oleh suami keluarga itu saat ia berdoa. Keadaannya memang sangat mengerikan, sehingga bila kita tidak memiliki Iman dan Doa yang cukup, kita pasti akan ketakutan. Hanya Iman dan Doa yang kuat kepada Yesus saja, yang akan bisa menyelamatkan kita dan membuat kita tidak perlu Takut. Inilah yang seharusnya menjadi perhatian kita saat ini, bukan berdebat tentang detail Akhir Jamannya.

        Bagi bapak Stefanus dan Ibu Ingrid, adalah kewajiban kita memberitahu bahwa Akhir Jaman akan terjadi, tetapi biarkan saja bila mereka memiliki pendapat yang berbeda, toh tak lama lagi semua itu akan terjadi. Seperti yang pernah pak Stef tuliskan, mereka yang menerima berita Keselamatan memang berhak untuk menolaknya, tetapi berikut resikonya.

        Terima kasih, atas kesempatan yang diberikan.

        Salam Kasih dalam Yesus.

        • Shalom Slamet,

          Terima kasih atas tanggapan anda. Mungkin anda dapat mencoba melihat dimensi iman dari sisi yang lain. Kebenaran iman adalah bergantung dari yang memberikan saksi. Kalau kita terapkan dalam iman Katolik, maka iman kita bergantung pada Tuhan yang memberikan kesaksian, yang secara penuh diberikan oleh Kristus, dan kemudian diteruskan oleh Gereja. Dengan demikian, maka iman kita bukan tergantung dari opini pribadi. Dengan demikian, sudah seharusnya, kita menempatkan kebenaran di atas kepentingan maupun opini pribadi. Iman tidak tergantung dari apakah kita pernah melihat Yesus atau Maria atau tergantung dari apakah kita dapat membuat mukjizat atau tidak. Bahkan kalau iman kita tergantung dari penglihatan maupun mukjizat, maka sebenarnya iman kita kurang kokoh.

          Dalam kerangka berfikir ini, cobalah anda juga menimbang, bagaimana seseorang harus menentukan sikap ketika melihat ada dua klaim kebenaran yang saling bertentangan? Apakah mungkin terjadi bahwa dua orang dapat menerima wahyu pribadi yang isinya saling bertentangan? Dalam kondisi seperti ini, manakah yang harus kita pegang dan apakah parameternya? Karena Tuhan tidak mungkin memberikan wahyu yang bertentangan, maka sebagai umat Katolik, kita harus menempatkan ajaran Gereja lebih tinggi dibandingkan wahyu pribadi – dari siapapun, termasuk dari santa-santo. Dapat saja, beberapa orang memang diberi karunia atau wahyu pribadi. Namun, ketika wahyu pribadi memberikan pengajaran yang bertentangan dengan pengajaran Gereja Katolik, maka kita harus menyikapinya dengan hati-hati. Saya tidak menuduh orang yang anda ceritakan pasti mendapatkan wahyu yang tidak otentik dari Tuhan. Saya hanya memberikan prinsip umum, yaitu kalau ada pertentangan pengajaran antara wahyu pribadi dan ajaran Gereja, maka ajaran Gereja-lah yang harus dipegang.

          Kalau anda memberikan pernyataan “bahwa bagi Allah, tidak ada yang tidak mungkin…“, maka sebenarnya ada hal yang tidak mungkin Allah kerjakan, yaitu: mempertentangkan Diri-Nya. Sebagai contoh: kalau Allah adalah kudus, maka Allah tidak mungkin berdosa. Argumentasi yang anda berikan bahwa Gereja berfikir bahwa Saulus tidak mungkin dipilih Allah adalah terlalu mengada-ada, karena tidak pernah ada pernyataan seperti itu dari Gereja. Bahkan Gereja menyadari bahwa Allah memang sering memakai orang-orang kecil untuk memuliakan Allah.

          Saya ingin menekankan sekali lagi, bahwa semua wahyu pribadi dapat berasal dari Tuhan, dari setan, maupun dari diri sendiri. Ini adalah prinsip umum, yang dapat diterapkan untuk melihat semua wahyu pribadi, baik dari santa-santo maupun dari keluarga tersebut. Seharusnya tidak ada yang perlu tersinggung. Kalau anda dan keluarga tersebut tersinggung terhadap pernyataan saya, maka saya minta maaf. Namun, pernyataan yang saya berikan tetap sama. Kalau anda ingin berdiskusi secara mendalam tentang Roh Kudus, maka kita dapat melakukannya secara terpisah.

          Dengan beberapa pemikiran yang anda berikan, maka pertanyaannya adalah apakah parameter akhir dari kebenaran yang anda yakini? Kalau ada wahyu pribadi yang mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Gereja, manakah yang anda percayai dan apakah parameternya?

          Tentang beberapa pertanyaan anda:

          1. Tentang orang yang berada di neraka: Anda memberikan ayat 1Pet 3:19 “dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,” dan 1 Pet 4:6 “Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.” Ayat ini berbicara tentang orang-orang yang sebelum kenaikan Kristus ke Sorga terpenjara, yaitu di dalam Limbus Patrum (Limbo of the Fathers). Mereka adalah orang-orang yang dibenarkan oleh Allah dan meninggal sebelum Kristus turun ke tempat penantian. Mereka tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga, karena pintu Sorga masih tertutup dan hanya dapat terbuka ketika misteri Paskah (penderitaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus) telah selesai. Kalau anda bertanya bagaimana saya mempercayai ajaran ini, maka saya mengatakan karena Gereja Katolik yang menyatakannya. Alasan ini menjadi lebih kuat dibandingkan dengan mendasarkan kepercayaan kita kepada apa yang anda katakan “nyata”. Pertanyaannya adalah nyata bagi siapa dan apakah dasar dari kenyataan ini? Dan kalau kenyataan ini dianggap sebagai satu kebenaran apakah dasarnya?

          2. Tentang 2Sam 6:6-7: Ayat tersebut menceritakan bahwa Tuhan menghukum Uza karena menyentuh Tabut Perjanjian. Karena Allah adalah yang menciptakan seluruh manusia, termasuk Uza, maka kalau Allah mengambil kehidupan dari Uza dapat dikatakan bahwa itu adalah adil. Kita hanya tahu bahwa karena keteledorannya, maka Uza menerima kematian atau penghukuman di dunia ini, namun kita tidak tahu apakah dia akan menerima penghukuman di neraka. Keadilan yang seadil-adilnya hanya dapat dilihat dalam konteks sampai pada tujuan akhir. Yang dapat kita simpulkan dari kejadian tersebut adalah bahwa jalan Allah adalah adil dan dia akan menjadi hakim yang adil bagi seluruh umat manusia. Kejadian tersebut juga membuat seluruh umat Israel tidak memperlakukan Tabut Allah dengan sembarangan. Kalau anda mau melihat alasan mengapa Allah digambarkan atau terlihat kejam di dalam Perjanjian Lama, maka anda dapat membaca tanya jawab ini – silakan klik.

          3. Tentang Yesus dan Maria berdiri di sebelah mana dalam Ekaristi: Kita tidak perlu mengetahui dan mempersoalkan berdiri di sebelah manakah Yesus dan Maria dalam Ekaristi untuk mempunyai iman yang benar. Yang kita percayai adalah Yesus sungguh hadir (tubuh, darah, jiwa dan ke-Allahan) dalam rupa roti dan anggur. Jadi, terus terang saya tidak tahu maksud anda untuk mempermasalahkan di mana posisi berdiri Yesus dan Maria.

          4. Mengenai Roh Kudus: Tidak ada pertentangan bahwa kalau Roh Kudus, yang adalah Roh Allah kemudian menggerakkan manusia untuk memuji Tuhan maupun menggerakkan manusia untuk bertobat. Bukan karena Tuhan haus pujian, sehingga Roh Kudus menggerakkan hati manusia untuk memuji maupun bertobat, melainkan Roh Kudus menggerakkan manusia agar manusia dapat mencapai keselamatan.

          Tidak menjadi masalah kalau seorang imam dapat memberikan Roh Kudus kepada orang lain, terutama adalah melalui Sakramen Baptis. Sakramen adalah cara biasa seseorang dapat menerima rahmat Tuhan, yang tidak tergantung dari kesucian yang memberikan sakramen. Imam menjadi istimewa, karena tahbisan imamat yang telah diterimanya, yang kalau ditelusuri berasal dari para rasul.

          Kalau orang (baik awam maupun klerus) yang telah menerima Roh Kudus masih hidup dalam manusia lama, maka itu bukanlah kesalahan dari Sakramen Baptis maupun kesalahan yang membaptis maupun kesalahan Roh Kudus, namun merupakan kesalahan dari orang tersebut yang tidak mau bekerja sama dengan rahmat Allah. Sama seperti Yudas, yang berkumpul bersama-sama dengan Yesus, namun masih tetap mengkhianati Yesus. Dengan demikian, hal ini tidaklah aneh. Hal ini hanya menunjukkan bahwa setiap orang mempunyai kebebasan untuk menolak atau menerima rahmat Allah.

          Pada akhirnya dari semua komentar anda yang cukup panjang, akan bermuara pada satu hal: apa yang menjadi landasan iman kita? Kalau anda tidak mau seseorang memutlakkan ajaran Gereja, sebenarnya dengan mempertanyakan ajaran Gereja dan berpegang bahwa wahyu pribadi seolah-olah ditempatkan lebih tinggi dari ajaran Gereja, maka anda sebenarnya telah memutlakkan ajaran seseorang berdasarkan satu wahyu pribadi. Yesus tidak pernah memberikan kuasa kepada masing-masing individu untuk memberikan pengajaran yang tidak dapat salah, sehingga apa yang diajarkan oleh masing-masing individu dapat salah. Namun sebaliknya, Yesus memberi kuasa kepada Gereja untuk mengajar – melepaskan dan mengikat – dan Yesus berjanji untuk melindungi Gereja-Nya agar alam maut tidak menguasainya (lih. Mat 16:16-19), sehingga iman yang diberikan oleh Gereja dapat kita percayai sebagai satu kebenaran.

          Dalam komentar anda, anda terlihat mencampuradukkan antara iman yang benar dengan terjadinya mukjizat. Saya telah berkali-kali mencoba menjelaskan bahwa seseorang dapat mempunyai iman yang benar walaupun tidak diberikan mukjizat kesembuhan, wahyu pribadi, dll. Iman yang benar tidaklah tergantung dari mukjizat, penglihatan, dll. Namun, tentu saja Tuhan bebas memberikan mukjizat untuk membawa seseorang lebih dekat kepada-Nya. Dengan kata lain, saya tidak mempertanyakan bahwa suami istri tersebut dapat membuat mukjizat atau tidak. 

          Kalau kita berbeda pendapat bukan berarti saya tidak menyukai anda. Yang kita diskusikan adalah pendapat yang dikemukakan dalam bentuk tulisan. Kalau anda ingin meneruskan diskusi ini, maka silakan menjawab beberapa pertanyaan yang saya ajukan. Semoga diskusi ini dapat berguna.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

          • Syalom Ibu
            Apa yang dimaksud tabur tuai dalam ajaran Khatolik
            Terimakasih Tuhan Berkati

            [Dari Katolisitas: Silakan membaca jawaban ini, di point 3, silakan klik]

        • Salam kasih dalam Kristus,

          Bpk Slamet dan Pak Johannes, saya tdk bermaksud memihak. Namun ada beberapa hal yang menurut saya percakapan ini sepertinya dipaksakan kepada satu sama lain.

          1. Pak Johannes mencoba mempengaruhi pak Steff and ibu Inggrid, dengan perkataan dulu imannya sama dgn pak steff dan bu inggrid, tapi ternyata salah, shg mencoba mempengaruhinya, meskipun tdk explisit, bhw bpk steff and ibu inggrid juga pasti salah punya keyakinan spt itu. Menurut saya ini tdk bisa dipaksakan dan tdk perlu diyakinkan, krn pak steff dan ibu inggrid mempunyai pengalaman yg berbeda, yg membuat keduanya meyakini apa yg diyakini saat ini benar.

          2. Pak slamet mencoba memberi kesaksian tentang kebenaran apa yang dialami pak johannes. Saya membacanya, bhw sebenarnya keduanya (bpk dan ibu steff) tidak membutuhkan kesaksian org lain utk meyakinkan bhw pak johannes benar. Krn keduanya mengatakan itu bisa saja benar dan salah. Karena keduanya mencoba untuk tidak menghakimi, namun juga menolak bila disuruh percaya. Dan maaf bila gereja belum mengakui pengalaman bpk dan ibu johannes, krn utk mengakui pengalaman pribadi ssorg, gereja membutuhkan waktu bertahun-tahun. Termasuk mujizatnya diselidiki, apakah benar terjadi mujizat, atau sugesti saja. Dalam mengakui mujizat, gereja hrs melakukan uji klinis, dan benar2 sembuh, bukan hanya sembuh sesaat. Gereja katholik memang sangat berpegang teguh dan hanya mengakui pada “yg benar2 terjadi, bukan yg bersifat eforia”. Dan gereja akan membiarkan apa yg dialami bapak dan ibu johannes, sama halnya terjadi pembiaran thd suster fautina. Hanya apa yg terjadi dgn suster fautina, mujizatnya terus terjadi meskipun orangnya sdh meninggal, shg gereja tertarik utk menyelidiki lbh dalam. Jadi mohon maaf, kalau bapak dan ibu johannes ingin menuntut, mujizatnya diakui gereja dan dibenarkan oleh gereja, dan dipercayai semua org, sptnya susah. Karena didlm gereja katholik, rasanya kami dididik untuk berlaku “iman yang tidak membabi buta”. Rasanya itu yg hendak dikatakan oleh bapak and ibu steff, dalam bahasa awam. Nasehat saya utk bapak dan ibu johannes maupun pak slamet, terimalah mujizat itu, wartakan dengan kasih, tdk perlu menuntut pengakuan atau mendesak orang lain untuk mengakui kebenarannya, dan biarkan mujizat itu mewartakan dirinya sendiri dengan baik. Tdk perlu pakai ilmu marketing….promotion, advertising yg canggih. Krn ini jualannya “mujizat”. Boleh percaya boleh tidak. Jangankan mujizat bpk dan ibu johannes, yg sekaliber lourdes, dll saja ada yg percaya dan tidak. Mari kita hormati prinsip keduanya. Saya sendiri terpaksa harus mengakui hanya percaya pada apa yg sdh semi diakui atau diakui gereja. Bayangkan, hampir jutaan orang mengakui menerima mujizat, saya tdk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yg bermaksud cari uang dr jualan mujizat atau sugesti, spt NLP atau hypnotherapic, yg buat org awam sptnya mujizat, dan mana yang murni mujizat, sungguh pusing. To simplified: gereja memiliki banyak ahli, didukung oleh tenaga medis, ada uji klinis, dan memang competency-nya disitu dan gereja juga bekerja secara proffesional (ini memakai bahasa org bisnis). Perlu diketahui, penyakit juga bisa timbul tenggelam, stress juga bisa memicu bibit penyakit. Jadi kalau punya diabetes (saya buktikan dgn mama saya sendiri, tdk perlu pakai mujizat), kalau lagi jengkel atau stress sama anak cucu, naik gulanya, kalau kita bawa yg relax, pasrah, dan dijauhkan dari pembicaraan yg berat, kembali baik. Kakak ipar saya yang kena ginjal kronis, dibawa ke ssorg yg katanya memiliki mujizat. Sepulang dr acara mujizat, besoknya periksa, keratinnya membaik. Dia terus2an ikut dan mengikuti saran org itu. Kita semua bersuka cita. Terus mulai dilepaskan obatnya, suntikan albumin, dll juga mulai tdk diberikan. Makan tetap diatur spt pada wkt sakit. Sebulan kemudian timbul lagi….. Dan lbh jelek dr yg sebelumnya. Akhirnya periksa ke dokter lagi. Usut punya usut, ssdh didesak dokter singapore, yang dikatakan sembuh ternyata hanya perasaan lbh enak. Krn keratin yg diperiksa awal membaik itu masih pengaruh obat dokter. Dan akhirnya kakak ipar mengakui bhw dia merasa lbh baik, krn kalau alasannya mengikuti kegiatan org tsb, kakak saya mau mengantar dia keluar rumah dan dia bisa spt jalan2. 6 bulan kemudian meninggal. Namun demikian, kita tdk lantas menghakimi mujizatnya bohong, kita berpikir positif, at least selama sebulan kakak ipar dan kakak saya mengalami kegembiraan. That’s good!! Utk tenaga selama sebulan itu kita menganggapnya, yg oleh susy susanti (pemain bulu tangkis kita) disebut “second wind”.

          3. Saya sebagai awam heran, sptnya pak johannes dan pak slamet meyakinkan kita semua tdk perlu percaya gereja. Saya menganalisanya begini: gereja otoritas tempat berkumpul para ahli teolog, pemikir, bahkan ada yg ahli medis, psikolog, dll. Masak saya harus lebih percaya kepada perorangan dibandingkan gereja dimana para ahli yg punya kompetensi di bidangnya berkumpul. Lagi pula kalau kita sdh menyatakan katholik, ya memang harus punya pegangan untuk mempercayai yg punya otoritas. Kalau sdh tdk percaya lagi dgn yg sdh kita tunjuk sebagai otoritas, ya buat sendiri saja denominasi baru. Diuji saja, kalau “dagangannya laku”, pasti laris manis, kalau enggak…. Ya….gimana ya? Ini kayak coca cola dan pepsi cola…. Boleh saja coba2, tapi bisa nggak menjadi pepsi cola, populer tapi tetap saja tdk bisa menyaingi coca cola. Tetap meskipun uji coba pakai mata tertutup orang tdk bisa membedakan, tapi once mata terbuka, tetap saja sugestinya beda antara minum coca cola dan pepsi cola.

          Akhirnya: kepercayaan jangan dipaksakan…. Kita punya pengalaman pribadi yg berbeda. Kebenaran juga relatif. Namun manusia perlu punya satu tempat yg dia tunjuk secara pribadi sebagai leader-nya. Jadi jangan memaksakan menjadikan sesorang sebagai follower.

          Thanks a lot. Semoga web ini tdk berdebat ttg keyakinan orang lain. Namun menjadi penjabaran, penghayatan dan tempat share berkumpul orang yg ingin belajar tentang katholik, karena harus diakui, gereja kurang memperkenalkan isi kitab suci kepada umatnya. Melalui web ini, kita bertumbuh dan semakin meyakini, bahwa pilihan kita benar. Umat lain tidak perlu “jajan” dari tempat lain.

  50. Iman tanpa perbuatan hakekatnya Mati,seberapa dalam anda mengimani Yesus dan Gereja Katolik?

  51. Sekalipun emas ia harus diuji dengan api demikian juga ttng iman,marilah memohon kebijaksanaan dari Tuhan agar menunjukkan kebenarannya.Barang siapa yang tidak menentang dia di pihak kita.

  52. Perhatian:

    Di dalam Injil sudah tertulis segala sesuatu yang bakal terjadi setelah Yesus. Nabi-nabi palsu dan penghinaan terhadap Yesus bakal tersebar. Pembunuhan/Pembantaian akan terjadi di seluruh penjuru dunia dalam upaya untuk menghilangkan jejak Yesus dan membenarkan Nabi baru mereka.

    Ingat para pengikut Yesus…..Sudah tertulis dalam Alkitab Akulah “Alfa dan Akulah Omega” tidak ada siapapun yang akan datang kepada kerajaan Bapak di sorga kalau tidak melalui Aku.

    Kata-kata bijak Yesus…Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan berikanlah kepada Tuhan apa yang menjadi milikNya…Biarkanlah mereka percaya kepada apa yang mereka akui kebenarannya dan tetapkanlah imanmu pada apa yang kau imani.

    [Dari Katolisitas: Bagi umat Katolik, patokannya jelas, bahwa segala wahyu pribadi yang menyampaikan pesan yang tidak sesuai dengan pengajaran Magisterium Gereja, adalah wahyu yang tidak otentik, sehingga tidak perlu dipercaya, sedangkan pesan- pesan wahyu pribadi yang sesuai dengan pengajaran Magisterium dapat dipercaya dan diikuti pesannya, jika semakin membantu penghayatan iman]

  53. Dear Katolisitas,

    Puji Tuhan karena ada website-website Katolik / Kristen yang mewartakan kebenaran sesuai dengan ajaran Gereja dan dengan tuntunan Tuhan sndr.. Karena memang inilah kenyataan, bahwa iman umat Katolik / Kristen sangat mudah digoyahkan terutama di jaman dimana informasi sangat mudah didapatkan melalui segala media..

    Semoga Katolisitas pantang menyerah dalam berpegang teguh pada ajaran2 Gereja Katolik dan menguatkan iman saudara2 seiman..

  54. Dear Katolisitas,

    Seorang kawan Protestan senang sekali menghina Katolik dan menuding bahwa Rosario adalah doa kepada Iblis bukan kepada Maria, Hal ini berdasarkan kesaksian pertobatan seorang Penyihir Africa yang bernama Mukendi. Dia menjelaskan bahwa yang disembah dan didoakan oleh umat Katolik dalam doa Rosario bukanlah Maria Ibu Yesus tetapi Maria Marguela salah satu anak buah Lucifer. Lebih lengkapnya kesaksian Mukendi dapat dibaca di situs ini: http://www.squidoo.com/kesaksian-mukendi

    Bagaimana menurut Katolisitas, mengenai kesaksian mantan tukang sihir tersebut?

    Tuhan memberkati

    • Shalom Aida Bela,

      Tentang kesaksian Mukendi, silakan anda menjawab seperti ini:

      Dalam dialog dengan agama lain, cobalah untuk membuat argumentasi bukan berdasarkan kesaksian pribadi atau vision pribadi. Kalau diperlukan, saya juga mempunyai begitu banyak kesaksian dari para bapa gereja dan santa/santo yang mempunyai kesaksian yang positif tentang Maria. Namun, hal ini tidak perlu saya ungkapkan, karena anda tidak akan mempercayainya. Berfokuslah pada argumentasi yang jelas pembuktiannya, dan bukan berdasarkan kesaksian pribadi yang sulit dibuktikan kebenarannya. Memaksakan kesaksian seperti ini tidak dapat menyentuh esensi dari diskusi. Dari mana anda yakin bahwa kesaksian Mukendi adalah pasti otentik? Apakah parameternya? Kalau demikian, apakah anda percaya bahwa Maria di Sorga? Apakah di Sorga terdapat kebahagiaan sejati? Bagaimana mungkin Maria berada di Sorga dan pada saat yang bersamaan dia juga menangis dan menderita? Apakah dengan demikian Sorga bukanlah tempat kebahagiaan sejati?

      Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  55. kalo dipikir-pikir untuk apa orang berbohong dengan kesaksian palsu sedangkan ia sudah ditunjukkan konsekwensinya jika berdusta…..(karna iblis adalah bapa segala dusta) dan sudah tau tempatnya di mana nanti…dan semua yang dikatakan tepat sesuai firman2 yang ada, mana ada suara iblis yang menyuruh orang bertobat dan percaya pada TUHAN YESUS SAJA….itu gak mungkin……..kalau gak percaya yang terbaik berdoa dan tanya sama Tuhan…..Dia akan menjawab menurut caraNYA…,KLO MASIH TANYA MANUSIA ya sama aja……….yang pasti ketika kita sudah memilih berada dan bersepakat di pihak Tuhan maka kita harus bersiap melawan atau bertentangan dengan diri sendiri .GBU

    • Shalom Sasha,

      Mungkin saja memang orang itu mengalami sedemikian, namun tidak ada yang dapat memastikannya apakah yang dilihatnya itu sungguh berasal dari Tuhan. Itulah duduk masalahnya. “Sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang” (2 Kor 11:14), sehingga memang dapat saja pesan yang diterima sepertinya baik -pesan pertobatan- namun maksudnya adalah untuk juga membuat kebingungan kepada orang banyak, dan menimbulkan perpecahan di antara umat beriman terutama dengan menimbulkan semacam prasangka negatif kepada para anggota Gereja dan pemimpin Gereja Katolik, Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus sendiri.

      Maka anda benar, prinsipnya adalah kita berpegang kepada Sabda Tuhan Yesus saja, dan jangan tanyakan kepada manusia. Itulah yang dipegang oleh Gereja Katolik, yang tidak serta merta percaya kepada wahyu pribadi karena ini masih melibatkan faktor manusia. Yang kami pegang adalah Sabda Tuhan yang dipercayakan Kristus kepada Gereja-Nya, dan atas dasar inilah kami mengetahui bahwa pesan yang disampaikan oleh wahyu pribadi itu tidak benar, seperti telah dibahas di atas.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  56. syalom

    dari mana asal mula nama Allah, siapa penterjemah Alkitab pertama kali di Indonesia dan berasal dari negeri mana?

    benarkah Allah itu bukan BAPA , PUTRA dan ROH KUDUS? TUHAN=YESUS
    benarkah Allah itu salah satu satu dewa?
    jika demikian mengapa di Alkitab terdapat tulisan Allah ?

    mohon jawabannya

    JESUS MEMBERKATI.

    • Shalom Obeth,

      Terima kasih atas pertanyaannya. Tentang sejarah Kitab Suci terjemahan Bahasa Indonesia, anda dapat melihatnya di sini – silakan klikTentang nama Allah: Menurut New Advent Catholic Encyclopedia, Bangsa Yahudi mengenal tiga sebutan nama untuk Tuhan, yaitu El, Elohim dan Eloah, di samping nama YHWH (Tetragrammaton/ Yahweh). Perkataan Yahweh ini terdapat sekitar 6000 kali dalam Perjanjian Lama, Elohim 2570, Eloah 57 kali dan El 226 kali. Walaupun masih menjadi perdebatan para ahli Kitab Suci, dikatakan bahwa kemungkinan kata Allah berasal dari kata El ini, yang berarti Tuhan yang Mahabesar/Mahakuasa (lih. Kel 6:2) yang secara derivatif dapat pula berarti “Ia yang dikejar oleh semua orang, Ia yang menjadi tujuan semua orang, ia yang kepada-Nya semua orang mencari perlindungan dan bimbingan, Ia yang kepada-Nya seseorang mendekatkan dirinya, dst”. Diskusi argumen tentang asal usul kata ini, setuju atau tidak setuju akan makna derivatif-nya akan menghasilkan pembicaraan yang terlalu jauh.

      Kalau kita memegang penjelasan di atas, maka kita dapat melihat bahwa Allah mengacu kepada Tuhan yang Esa (lihat artikel tentang membuktikan bahwa Tuhan itu ada – silakan klik), yang mewahyukan Diri-Nya melalui para nabi dalam Perjanjian Lama dan juga Perjanjian Baru. Kepenuhan Wahyu Allah mencapai kesempurnaannya dalam diri Yesus Kristus, Allah Putera. Jadi, dalam konteks Perjanjian Baru, kita dapat melihat bahwa Allah Tritunggal Maha Kudus, yang sebelumnya belum dinyatakan secara samar-samar dalam Perjanjian Lama, kini dinyatakan secara penuh. Untuk mengerti tentang hal ini, anda dapat membaca artikel tentang Trinitas di sini – silakan klik. Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  57. 1. TUHAN berkata tinggikan dan sembahlah DIA (YESUS) dan tidak ada nama lain
    mengapa di dalam doa Khatolik ada doa kepada Bunda Maria?

  58. Shalom kepada semua umat Tuhan,jangan lah kita muda percaya pada manusia biasa ini,Tuhan Yesus berpesan..Ikut saja aku (Yesus)tanpa ragu2.dan igt lah Tuhan Yesus sendiri pun di cobai iblis dan juga judas pengikut Tuhan Yesus pun boleh jagi jahat….amen.

  59. Yth team Katolisitas yang diberkati TUHAN, saya aida, saya seorang Katolik, saya merasa terganggu dengan kesaksian seorang Protestan yang menceritakan bahwa alm. Paus Yohanes Paulus II saat ini di neraka. Saya ingin meminta tanggapan dari team Katolistas akan kebenaran iman kesaksian ini. Berikut saya sertakan kisah tersebut:

    Lalu Tuhan membawaku ke tempat dimana ada seorang yang sangat terkenal. Sebelumnya, aku biasanya hidup sebagai seorang gadis muda Kristen yang berpikiran ganda. Dulu aku berpikir bahwa setiap orang yang mati akan pergi ke Surga, bahwa mereka yang merayakan misa, juga akan masuk surga, tapi aku salah. Ketika Paus Yohanes Paulus II meninggal, teman-teman dan kerabat akan memberitahuku bahwa ia telah pergi ke surga. Semua berita di TV, pada Extra dan banyak tempat lainnya akan berkata, “Paus Yohanes Paulus II telah meninggal, semoga ia beristirahat dalam damai. Ia sekarang bersukacita dengan Tuhan dan malaikat di surga” dan aku percaya semua itu. Tapi aku hanya menipu diriku sendiri, karena aku melihat dia di neraka, yang tersiksa oleh api. Aku menatap wajahnya, itu adalah Yohanes Paulus II (John Paul II)!! Tuhan berkata padaku, “Lihat, Putri, pria yang engkau lihat itu di sana, adalah Paus Yohanes Paulus II. Ia ada di sini di tempat ini; ia sedang tersiksa karena ia tidak bertobat.”

    Tapi aku bertanya, “Tuhan, mengapa ia ada di sini? Ia biasa berkhotbah di gereja.” Yesus menjawab, ” Putri, tidak ada pezinah, tidak ada penyembah berhala, tidak ada orang yang serakah dan tidak ada pendusta yg akan mewarisi Kerajaan-Ku.” (Efesus 5:5) Aku menjawab, “Ya, aku tahu itu benar, tapi aku ingin tahu mengapa ia ada di sini, karena ia biasa berkhotbah kepada banyak orang!” Dan Yesus menjawab, “Ya, Putri, ia mungkin telah mengatakan banyak hal, tetapi ia tidak pernah berbicara kebenaran seperti yg ada. Ia tidak pernah mengatakan kebenaran dan mereka tahu kebenaran dan meskipun ia tahu kebenaran, ia lebih menyukai uang daripada berkhotbah tentang keselamatan. Ia tidak akan menawarkan kenyataan; tidak akan mengatakan bahwa neraka itu nyata dan surga juga ada; Putri, sekarang dia ada di sini di tempat ini.”

    Ketika aku melihat pria ini, ia memiliki ular besar dengan jarum-jarum, melilit tenggorokannya, dan ia akan mencoba utk melepasnya. Aku memohon dengan Yesus, “Tuhan, bantulah dia!” Pria itu akan berteriak, “Tolong aku, Tuhan, kasihanilah aku, bawa aku keluar dari tempat ini, maafkan aku, aku bertobat, Tuhan! Aku ingin kembali ke bumi, aku ingin kembali ke bumi untuk bertobat.” Tuhan mengamati dia dan berkata kepadanya, “Engkau sangat tahu dgn baik. Engkau tahu benar bahwa tempat ini nyata… Sudah terlambat; tidak ada kesempatan lagi untukmu.”

    Tuhan berkata, “Dengar, Putri, Aku akan menunjukkan kehidupan orang ini.” Yesus menunjukkan layar besar di mana aku bisa mengamati bagaimana orang ini menawarkan misa berkali-kali kepada orang banyak. Dan bagaimana orang-orang yang ada begitu menyembah berhala. Yesus berkata, “Dengar, Putri, ada banyak penyembah berhala di tempat ini. Penyembahan berhala tidak akan menyelamatkan, Putri. Aku satu-satunya yang menyelamatkan, dan di luar Aku, tidak ada yang menyelamatkan. Aku mengasihi pendosa, tetapi aku benci dosa, Putri. Pergi dan beritahukan manusia bahwa aku mengasihi mereka dan bahwa mereka perlu datang kepada-Ku.”

    Ketika Tuhan sedang berbicara, aku mulai melihat bagaimana orang ini menerima banyak sekali koin dan uang kertas; uang, semua yang dia akan simpan. Ia punya begitu banyak uang. Aku melihat gambar orang ini duduk di atas takhta, tetapi aku juga bisa melihat lebih dari itu. Memang benar bahwa orang-orang ini tidak menikah, aku dapat meyakinkanmu, aku tidak mengada-ada, Tuhan menunjukkan kepadaku, orang-orang itu tidur dengan biarawati; dengan banyak perempuan di sana!
    Tuhan menunjukkan kepadaku orang-orang ini hidup dalam percabulan, dan Firman mengatakan bahwa pezinah tidak akan mewarisi Kerajaan-Nya. Saat aku sedang menonton semua ini, Tuhan berkata, “Lihat Putri, semua ini yang aku tunjukkan kpdmu adalah apa yang terjadi, apa yang ia jalani dan apa yang terus terjadi di antara banyak orang, di antara banyak imam dan paus yang ada.” Kemudian ia berkata, “Putri, pergi dan beritahukan manusia bahwa sudah waktunya untuk berbalik kpdKu.”

    Sumber : http://www.jesusisloveus.co.cc/2011/03/kesaksian-18-persiapan-dirimu-untuk.html

    [dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]

    • Kenapa anda harus tergoncang oleh kesaksian2 pribadi yang semua orang juga bisa membuatnya atau lebih dari itu…Yang terpenting adalah kesaksian hidup.. apa yang saya maksud kesaksian hidup adalah kesaksian yang nyata kita lihat di dunia ini…bagaimana Almarhum Paus Yohanes Paulus ke II dan Ibu Theresa dari Calcuta yang sangat dikagumi dan dibanggakan oleh orang2 dari berbagai agama…
      Itulah kesaksian hidup yang tdk bisa dipungkiri… semua bangsa dan pemimpin negara2 datang untuk melayat kepergian Almarhum Paus Yohanes, termasuk pemimpin Israel dan Palestina yang berseteru pada waktu itu datang duduk bersama melayat juga termasuk pemimpin2 negara timur tengah dan negara2 barat yang suka bertikai bisa duduk berdampingan.. bukankah itu sesuatu yang jarang terjadi?

      Mengapa saudara Aida harus terpengaruh atau terguncang dengan kesaksian2 seperti itu? Kesaksian hidup itulah yang sangat penting di dunia ini, yang selalu orang2 Katholik lakukan…Kebanyakan orang2 yang masuk Katholik tertarik karena kesaksian2 hidup itu. Bukannya dari kotbah2 atau pembuat kesaksian2 seperti yang anda baca di atas.. semua orang juga bisa berbuat seperti itu….
      Tetaplah dan yakin pada Gereja yang satu kudus katholik dan apostolik itu…
      Yang harus dibarengi dengan kesaksian2 hidup anda….
      God bless all….

      • Benar, orang baik akan menghasilkan buah yang baik pula..

        Saya pun bisa membuat kesaksian yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus datang pada saya dan mengatakan bahwa semua pendeta yang menikah, mereka tidak sungguh2 melayani Tuhan, mereka lebih sibuk mengurusi rumah tangganya.. mereka akan masuk neraka.. saya bisa saja memberi kesaksian demikian begitu juga dengan anda.. lalu saya akan menceritakan pengalaman saya ke Gereja Protestan..

        Apakah mereka akan mudah mempercayai saya?? Tentu mereka tidak akan semudah itu percaya.. apalagi tidak ada bukti.. Begitupun dengan kita umat Katolik, kenapa kita harus goncang mendengar kesaksian yang memojokkan kita padahal belum ada bukti??? Jika mereka mengatakan bahwa jika pendeta tidak apa2 menikah karena banyak dari mereka sungguh melayani Tuhan, tentu kita juga dapat mengatakan bahwa Paus yang tidak menikah tersebut sungguh2 melayani Tuhan sepenuh hati dan menjadi pemimpin kita di dunia ini dengan penuh iman dan tanggung jawab (tentu dengan segala kebaikan dalam hidup beliau)…

        Apa penyebabnya hingga beliau bisa di katakan masuk neraka??

  60. Salam Damai,

    Saya sekedar ingin berbagi cerita ttg apa yg pernah saya dengar dari seseorang yg pernah mati suri. Langsung saja, kejadian ini terjadi sekitar 14-15 thn lalu di Malang dan sempat membuat gempar di kota itu. Sebut saja RN, seorang pekerja seni.
    Sejak 1983 RN tinggal di Kuta, Bali. Setiap hari hidupnya selalu bersenang-senang, miras, narkoba, dsb. Hingga pada suatu hari RN mengalami overdosis dan meninggal, meskipun sudah dilarikan ke rumah sakit. Jenazah RN pun lalu diantar dari Denpasar dgn ambulance. Keluarga menyambut dgn penuh duka. Genap 3 hari sudah RN meninggal. Proses pemakaman segera dimulai. Jenazah dimandikan siap untuk dimakamkan. Pada saat akan didoakan, tiba-tiba jenazah RN terbangun. Kontan saja itu membuat kaget semua yg ada di sana. Bisa kita bayangkan bagaimana keadaannya jika terjadi hal semacam itu. Setelah seminggu dia baru bisa mengingat apa yg telah terjadi dan dia alami semasa 3 hari dia dinyatakan meninggal.
    Dia menceritakan bahwa selama itu dia berada di sebuah tempat yg terang. Dia melihat dirinya mengenakan pakaian serba putih dan melihat semua yg melekat pd dirinya pun hilang (RN memiliki banyak tato). Lalu dia bertemu sesosok pria, berpakaian putih, berambut panjang, dan dia bilang pria itu tampan. Pria itu berbicara tapi mulutnya tidak terbuka. Bertanya pd RN, bagaimana bisa sampai disana. Lalu pria itu menunjukkan kepada RN semua gambar yg bagaikan sebuah rekaman video berdurasi sangat panjang, tentang sgala hal apapun yg dilakukan semasa hidup RN hingga waktu itu. RN merasa sedang diadili. Lalu pria itu berkata bahwa RN diberikan kesempatan utk hidup kembali, dan semua itu diberikan karena almarhum ibunya yg sangat dia hormati. Dia jg cerita kalau sempat bertemu almarhum ibunya tsb. Itulah yg dialami RN semasa 3 hari dinyatakan meninggal hingga dia terbangun dan terkejut berada ditengah kerumunan orang dgn pakaian orang mati (pocong). Setelah itu RN jg bercerita bahwa sepertinya dia merasa sangat lama berada di tempat dia bertemu sesosok pria tadi.
    Cerita RN ini saya tulis seperti yg dia sendiri telah ceritakan kpd saya dan banyak orang lainnya. Hingga saat ini RN masih berprofesi sbg pekerja seni di Kuta Bali, namun sudah memiliki hidupnya yg lebih baik.
    Cerita ini membuat saya teringat akan kalimat dlm doa Aku Percaya tentang tempat penantian & mengadili orang hidup dan mati.
    Apakah benar kiranya seperti itu yg terjadi setelah kematian? Dan apakah (mungkin) sosok pria itu Yesus? Terima kasih.

    Berkah dalem..

    (*mohon dibenarkan jika ada yg salah,makasih.)

    • Shalom Big Bang Boom,

      Terima kasih atas sharing anda, namun mohon maaf kami tidak dapat menanggapinya. Karena situs Katolisitas berfokus pada penyampaian informasi mengenai ajaran iman Katolik, sehingga kami tidak membahas mengenai wahyu pribadi/ penglihatan-penglihatan yang diterima oleh pribadi, karena sifatnya sangat subyektif dan sulit diverifikasi.

      Tentang apa yang terjadi setelah kematian, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Ya, segera setelah kematian, kita akan diadili secara pribadi oleh Tuhan Yesus, ini disebut Pengadilan Khusus, dan nanti di akhir jaman kita juga akan diadili oleh Kristus di hadapan segenap mahluk ciptaan-Nya, ini disebut Pengadilan Umum. Lebih lanjut tentang Pengadilan Khusus dan Pengadilan Umum, silakan klik di sini.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

       

  61. Mau Katolik atau Kristen kalau hidup tidak mengandalkan Tuhan dan tidak mentaati firman Tuhan yang ada di Alkitab pasti masuk neraka. Makanya jangan percaya yang orang bilang atau yang orang buat. Semuanya itu harus ada dasarnya dari Alkitab. Yohanes 1:1 mengatakan kalau Firman adalah Allah. Kalau nggak ngerti atau banyak pertanyaan carilah Tuhan maka Tuhan pasti punya cara untuk menjawab.

    • Shalom Lesmana,

      Benar sekali bahwa kalau seseorang tidak mentaati Firman Tuhan maka dia dapat menerima penghukuman abadi di neraka. Firman Tuhan mengatakan bahwa seseorang harus mentaati semua perintah Kristus (lih. 1 Yoh 5:2; Mat 28:20), karena itulah bukti bahwa kita mengasihi Kristus. Perintah-Nya ini adalah termasuk untuk bertumbuh dalam iman pengharapan dan kasih, menerima baptisan, masuk dalam Gereja yang didirikan oleh Kristus, menerima sakramen-sakramen, termasuk Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat, dan juga setia untuk hidup dalam Kristus sampai akhir. Oleh karena itu, mari kita jalankan semua perintah Kristus seperti yang tertulis di dalam Kitab Suci.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  62. Shalom Sdri. Mariane.

    Benar apa yang anda utarakan bahwa “yang harus kita dahulukan tentu sang penyelamat kita” dan benar juga “dengan tetap menghormati Maria sebagai seorang ibu”.
    Saya rasa inti dari tulisan saya adalah kalimat yang terakhir, bahwa kita juga harus menghormati ibu-Nya, sehingga dalam hal ini sepertinya kita sepakat. Sekali lagi Katolik TIDAK MENYEMBAH Maria, namun MENGHORMATINYA.

    Kemudian dari kalimat anda selanjutnya “Apalagi kalau kita berdoa tentu kita langsung berdoa kepada sang penyelamat kita tanpa melalui seorang manusia ……. dst”. Dalam kalimat anda bagian ini terkesan bahwa anda tidak setuju dengan peran pengantaraan dari sesama kita, para kudus dan Bunda Maria.

    Untuk itu mohon jawaban mengenai ini, apakah anda tidak pernah mendoakan seseorang lain selain anda berdoa bagi diri sendiri? Anda tidak pernah mendoakan orang tua anda, pendeta/ gembala anda, gereja anda, atau dalam arti luas sesama anda, paling tidak yang anda kasihi? Apakah sudah sedemikian besar ego kita sampai tidak mau dan tidak perlu kita mendoakan seorangpun sesama kita?

    Apabila jawaban anda TIDAK PERNAH, saya dapat memaklumi alasan anda perihal komentar anda tersebut.
    Namun bila jawaban anda PERNAH bahkan mungkin SERING, marilah coba kita renungkan hal ini.
    Apabila anda tidak setuju meminta bantuan doa dari orang lain karena menurut anda hal itu salah, mengapa anda mendoakan orang lain juga, bahkan mungkin orang yang anda doakan itu TIDAK MEMINTA anda untuk mendoakannya. Apakah bukan berarti hal itu membuat anda melakukan kesalahan, bahkan apabila anda mendoakan orang lain karena permintaannya dan anda membawa permohonannya dalam doa anda, berarti anda justru membuat orang lain itu salah atau berdosa termasuk bagi anda yang mendoakannya juga.

    Kristus sendiri mewajibkan kita mengasihi sesama kita. Tentunya termasuk misalnya melawat sesama/ teman kita yang sakit dan turut mendoakan untuk kesembuhannya.

    Kemudian bagaimana dengan ayat ini:
    1 Tes 5:24 : Saudara-saudara, DOAKANLAH KAMI.
    Yak 5:16 : Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan SALING MENDOAKAN, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

    Salam dalam kasih Kristus. Semoga terang Kristus selalu mendampingi kita dalam perjuangan kita untuk mengalahkan ke ego an hati kita masing-masing.

    • Syalom..
      Hendaklah kita mendoakan sesama kita, org2 yang kita kasih bahkan musuh2 kita..dengan catatan kita mendoakan mereka semasa mereka hidup. Kalau sudah tidak ada urusan dgn dunia, (wafat) maka kita tidak perlu lagi menghormati atau mendoakannya karena doa kita tidak berpengaruh lagi untuk org mati.
      JESUS MEMBERKATI .

      [dari katolisitas: dimanakah dikatakan dalam Kitab Suci bahwa mendoakan orang-orang yang telah meninggal tidak boleh? Apakah ikatan kasih Kristus di antara orang yang telah meninggal dan masih hidup terputuskan karena kematian?]

  63. Saya mau sedikit sharing,

    Ibu saya dulu seorang non Katolik yang sangat keras (maap, saya tidak menyebutkan dia dari denominasi gereja mana). Ia menikah dengan ayah saya yang Katolik, yang nggak ngerti-ngerti banget soal Alkitab. Ketika diajak debat Alkitab pun, ayah saya cuma bisa diam. Beda sekali dengan ibu yang sangat antusias dan berapi-api.

    Bahkan, ibu saya anti banget menginjak gereja Katolik, yang menurut beliau (dulu) bahwa, Katolik itu menyembah berhala sebab ada banyak patung-patung. Katolik itu ‘sesat’, katanya. Tapi akhirnya, beliau pun menikah secara Katolik dan pindah menjadi Katolik.

    Jadi, segala tetek bengek yang menyerang keimanan Katolik sudah menjadi keseharian ibu. Ia kerap menyudutkan dan menyerang siapapun yang tidak sepemahaman dengannya. Nggak heran, kalimatnya pun nggak mau kalah, terutama yang berurusan mempertentangkan keimanan Katolik.

    Nah, sekarang, setelah kira-kira 30 tahun kemudian, ibu saya sangat konsisten merayakan Ekaristi dan Rosario, plus sekarang aktif sebagai pengurus lingkungan. Kalau ditanya, “kok bisa ya seperti itu?”

    Ibu bilang, dia juga nggak ngerti, semua berjalan mengalir begitu saja.

    Sampai akhirnya, beliau mengatakan bahwa, dulu sifatnya sangat kepala batu. Termasuk dalam debat Alkitab pun berdasarkan keinginan untuk memenangkan diri. Berusaha mengkritik, namun belum tentu kritis. Berteriak sebegitu lantangnya, namun apakah semua itu memiliki manfaat?

    Selain itu, ibu bilang, lucunya waktu ibu pindah ke Katolik, kok umat-umat Katolik di sekitarnya, biasa-biasa saja, cuek-cuek aja tuh, ‘nothing spesial’. Beda dengan gereja sebelumnya, kalau ada yang pindah keyakinan ke gereja itu, semua umat heboh. Tak sedikit yang menghampiri dan menceramahi dengan ayat-ayat.

    Kini, puluhan tahun kemudian, ibu mengatakan, “saya belajar kerendahan hati dari Bunda Maria”. Ibu cuma bilang, hati ibu mana yang kuat melihat Putranya meninggal, dari utuh tubuhnya hingga babak belur. Dan Maria mengikuti perjalanan putra-Nya dengan tekun, hingga wafat di kayu salib. Maria dikaruniai kesabaran yang luar biasa. Sungguh, kerelaan yang dahsyat.

    Inti dari ‘sharing’ ini adalah: Bunda Kristus tidak melecehkan karya Allah, tapi menyempurnakan-Nya. Melalui Maria, kita mempelajari bahwa, Kasih itu nyata, melalui sikap. Selain itu, ibu juga belajar dari ayah, yang lebih banyak diam, mengalah, tidak menonjolkan diri dan lebih mengaplikasikan kasih dalam kehidupan keseharian.

    Anyway, saya tidak bermaksud menunjukkan Katolik sebagai agama terdepan, tapi, di balik semua itu, keimanan tidak semata dibangun berdasarkan ‘debat-debat injil’, sering sekali saya mendengar bahwa, ‘kalau nggak kenal injil, maka tidak mengenal kebenaran’.

    Perjalanan keimanan itu unik dan butuh kasih karunia Allah. Semua itu tidak bisa kita jelaskan dengan logika, ataupun akal sehat. Semua itu tentunya karena Tuhan Yesus bekerja dengan cara-Nya sendiri.

    Kami sekeluarga pun kadang menghadiri KKR, kebaktian-kebaktian, yang menurut kami, gereja di luar Katolik masih saudara, dan ada beberapa hal yang bisa kami petik. Namun, pada dasarnya, Misa Ekaristi bagi kami adalah nafas bagi hidup kami.

    Tapi tentunya, sebagai umat Katolik, kita tentu harus mengetahui dasar-dasar keimanan kita. Salut buat tim Katolisitas yang konsisten untuk membantu memahami Kekatolikan. Ini tantangan iman kita agar tidak goyah dari gempuran manapun!

    Semoga sharing ini bermanfaat!
    GBU

    [Dari Katolisitas: Terima kasih atas sharing anda, semoga berguna bagi para pembaca Katolisitas. Salam kasih dalam Kristus, buat anda sekeluarga]

    • Merinding saya bacanya.. Luar biasa..
      Hmm mungkin ini baru namanya kuasa Tuhan Yesus..
      Semoga saudara saya yang keras yang pernah saya share ke Bu Ingrid juga bisa seperti ibu saudara..
      Saya sering sedih tiap iman Katolik saya dihina, menganggap Doa Rosario doa berantai orang kafir…
      Ya Allah Bapa, semoga saya bisa sabaar.. mohon doanya.. trims

      • Pak Stef,

        Semoga kita semua masih bisa bersabar menghadapi gempuran manapun.
        Sebab, menyedihkan sekali melihat perlahan teman-teman Katolik banyak yang meninggalkan Ekaristi. Apalagi, tak sedikit pak Stef, teman yang mengatakan bahwa saya ‘sesat’

        Pernah suatu saat, seorang kenalan menjerit pada saya bahwa, “Ekaristi itu perayaan sampah”
        Hati saya terpukul, tapi saya tidak membenci orang tersebut, saya hanya teringat Yesus yang telah hadir bagi kita semua.

        Ketika itu saya hanya bisa diam, mengingat saya pun tak cukup kuat landasannya untuk menjawabnya. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa, mereka yang memprotes dengan sengit itu sangat-sangat keras kepala dan tidak mau kalah. Gimana kita mau diskusi sama orang yang selalu memenangkan pemikirannya sendiri dan keras. Tak jarang diskusi malah jadinya berantem. Lalu kapan berdoanya?

        Mohon penerangan Roh Kudus untuk menjamah mereka.
        GBU

        • Shalom Doni,

          Terima kasih atas sharingnya. Memang seringkali kita merasakan kesedihan kalau ada orang yang tidak percaya dan bahkan menghina Ekaristi. Anda dapat membaca beberapa artikel dan tanya jawab tentang Ekaristi di sini – silakan klik. Namun, satu hal yang harus kita percaya adalah kita cukup menjalankan bagian kita dan Roh Kudus pasti akan mengerjakan bagian-Nya. Biarlah perkara mengubah hati kita serahkan pada Roh Kudus. Bagian kita adalah mencoba menerangkan misteri iman ini dengan sebaik-baiknya dan menceritakannya secara menyeluruh tanpa perlu dikurangi. Untuk itu menjadi tantangan bagi kita untuk benar-benar mempelajari iman Katolik kita. Adalah penting, bahwa kita harus menyampaikannya dengan hormat, lemah lembut dan bijaksana. Setelah kita terangkan, kemudian kita bawa orang tersebut dalam doa kita. Itulah yang dapat kita lakukan. Mari, kita mohon kekuatan dari Tuhan agar kita dikuatkan untuk menjadi alat-Nya dalam mewartakan kabar gembira, sehingga semakin banyak orang yang mengenal dan mengasihi Kristus dan Gereja-Nya.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

    • Sudah tugas kita menyampaikan dakwah secara sopan juga santun kepada orang lain… tapi kalau sudah menghina atau melecehkan agama seseorang adalah sudah tindak kriminal menurut undang2 hukum di negara kita… jadi kita bisa menuntut orang itu sesuai dengan hukum yang berlaku di negara kita…
      Banyak sekali umat yang ada di luar kita yang sangat keras kepala, saking kerasnya mereka akhirnya berantem satu sama lain. Sama sama tdk mau ada yang mengalah… sehingga akibatnya mereka memisahkan diri dari gereja induknya dan membentuk gereja sendiri.. bahkan kadang kala sampai tersesat. Banyak sekali kasus2 seperti ini. Contohnya Davis Chores, kisah jemaat Kenisah Matahari yang di Swiss atau jemaat yang ramai2 bunuh diri di Afrika, atau kasus Children of God di Indonesia itu adalah semua contoh orang2 yang keras kepala dan mau menang sendiri atau bahkan debat2 Alkitab yang hanya digunakan untuk mendukung ajarannya, kalau ada ayat yg tdk mendukung lalu dihilangkan atau nggak perlu dibaca. Ya begitulah kita sdh kebal dari segala gempuran2 yang dilakukan mereka dan sudah lebih dari 2000 tahun gereja kita tetap kuat dan berkibar karena memang Tuhan Yesus sendiri yang menjaga GerejaNya hingga akhir zaman. God bles all……

  64. Syalom saudara Vinsensius Budi, Ignatius Michael dan Johanes,

    Pada saudara Vinsensius akal budi diberikan oleh Tuhan tapi akal budi harus diperbaharui, supaya kita dapat membedakan mana kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.(Roma 12:2). Roh Kudus adalah Roh Allah yang menyelidiki segala sesuatu bahkan hal-hal yang tersembunyi pada diri Allah, dan Roh Kudus diberikan kepada kita untuk mengajari kita akan kehendak Allah dalam diri kita. Dan supaya saudara ketahui kehendak Allah atau standar Allah yang paling tertinggi adalah Kristus harus hidup dalam diri kita dan tidak ada yang lain. Dan Roh Kudus akan menuntun kita kepada standar Allah yang paling tinggi, untuk itu saudara harus hati-hati jangan meremehkan karya Roh Kudus atau menghina atau mengujat Roh Kudus karena apabila hal ini terjadi maka saudara tidak akan diampuni saat ini maupun saat yang akan datang. Untuk itu biarlah akal budi saudara diperbaharui oleh Roh Kudus.
    Sebagai manusia yang lahir dari kandungan seorang ibu mereka adalah ibu-ibu yang dipercayakan untuk mengasuh kita sementara waktu, maka kita harus menghargai mereka. Entah itu dgn menyapa, mencium atau memeluk dan lain-lain hal-hal yang baik (yang dapat kita lakukan untuk mereka selama mereka hidup), itu adalah kewajiban kita. Jadi dalam hal ini Ibu Maria kita hargai sebagai Ibu Tuhan tetapi tidak untuk disembah. Untuk itu sangat sulit berbicara dengan saudara karena Firman Tuhan menurut saudara bukan satu-satunya kebenaran. Tetapi perlu saudara ketahui bahwa Firman Tuhan ini ditulis berdasarkan Ilham Roh Kudus (2 Timotius 3 :15-17)

    Untuk saudara Ignatius Michael,
    saya tidak menyuruh saudara pindah agama Protestan karena agama tidak menyelamatkan tetapi iman kepada Kristuslah satu-satunya yang menyelamatkan dan tidak ada yang lain. Dan perlu saudara ketahui standar Allah yang paling tinggi dalam diri manusia adalah Kristus dan tidak ada yang lain, jadi siapapun apakah orang Protestan atau Katolik atau denominasi manapun kalau standar Allah yang tinggi ini tidak ada dalam diri orang itu maka orang itu tidak akan berkenan di hadapan Allah. Jadi saudara jangan tersinggung karena kita hanya bicara tentang kebenaran yang sejati, jadi saudara tidak perlu pindah agama tetapi saya hanya mengajak saudara (siapapun dia dari orang Protestan, Katolik dan denominasi manapun ) untuk kembali pada Firman Tuhan. Karena orang yang melakukan Firman Tuhan itulah yang berkenan di hadapan Tuhan, jadi sekalipun orang Protestan tapi kalo dia tidak melakukan Firman Tuhan dia tidak berkenan di hadapan Allah. Jadi dalam hal ini Tuhan tidak memandang agama tetapi Tuhan melihat hati apakah kehidupan Kristus ada dalam hati orang itu atau tidak.

    Saudara Johanes,
    untuk saudara Johanes, Tuhan Yesus Kristus tidak pernah memberikan otoritas tertinggi kepada salah satu agama entah itu Katolik, Protestan atau denominasi manapun tetapi Tuhan Yesus Kristus memberikan otoritas tertinggi kepada orang-orang (gereja) yang menyiapkan bejana hatinya untuk menjadi alat Tuhan untuk menjangkau jiwa-jiwa datang kepada Kristus dan hidup sesuai dengan apa yang Kristus mau. Bukan untuk membawa jiwa-jiwa menjadi salah satu anggota gereja tertentu, sekalipun itu agama yang saya anut yaitu Protestan. Karena agama walaupun sudah berabad-abad lamanya tapi tidak hidup sesuai dengan Firman Tuhan maka tidak berkenan di hadapan Tuhan.

    Salam damai dalam kasih Kristus buat semua saudara.

    • Shalom Frengky,

      Terima kasih atas saran anda. Namun ijinkan saya meluruskan beberapa salah paham di sini. Pertama, umat Katolik tidak menyembah Bunda Maria, dan ini sudah saya sebutkan di tanggapan saya kepada anda sebelumnya, sehingga tidak perlu diulangi lagi di sini. Kedua, kami juga berpegang bahwa Sabda Tuhan adalah kebenaran, namun Sabda/ Wahyu Tuhan ini disampaikan kepada Gereja dengan dua cara, yaitu secara tertulis dalam Kitab Suci; dan secara tidak tertulis dalam Tradisi Suci; dan Gereja Katolik berpegang kepada kedua- duanya, karena inilah juga yang diajarkan oleh Kitab suci itu sendiri. Hanya memegang Kitab suci saja, malah tidak sesuai dengan ajaran Kitab Suci, seperti sudah pernah diulas di sini, silakan klik. Maka jika anda menyarankan agar kita kembali kepada Sabda Tuhan, itu adalah saran yang baik, yang bisa diterima semua pihak.

      Pandangan anda berbeda dengan kami perihal otoritas yang Tuhan Yesus berikan kepada Rasul Petrus dan para penerusnya, untuk memimpin Gereja-Nya. Jika anda tertarik untuk mengetahui dasar ajaran Gereja Katolik tentang hal keutamaan Rasul Petrus, silakan anda membaca di artikel- artikel ini:

      Keutamaan Petrus 1: Menurut Kitab Suci
      Keutamaan Petrus 2: Bukti sejarah tentang keberadaan Rasul Petrus di Roma
      Keutamaan Petrus 3: Tanggapan terhadap mereka yang menentang keberadaan Petrus di Roma
      Keutamaan Petrus 4: Menurut Dokumen paling awal Gereja

      Selebihnya memang terserah anda apakah anda menerima atau tidak ajaran ini. Tetapi kami umat Katolik berpegang pada pengajaran ini, sehingga kami tidak dapat setuju dengan anda yang tidak menganggap penting adanya otoritas tertinggi kepemimpinan Gereja di dunia ini.

      Akhirnya, kami umat Katolik juga percaya bahwa pada akhirnya yang menyelamatkan kita bukan hanya iman saja yang terlepas dari perbuatan, namun harus bersama- sama, iman, perbuatan kasih, baptisan dan pertobatan, sebab semua inilah yang disebutkan dalam Sabda Tuhan, agar kita dapat diselamatkan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

       

    • Shalom Frengky,

      Pada August 6, 2011 at 5:28 am, Vinsensius Budi telah mengajukan pertanyaan utk berdiskusi dgn Anda, yaitu: “Bila demikian, bagaimana Roh Kudus dpt memberikan pengajaran yg berbeda-beda bahkan bertentangan satu sama lainnya dlm topik yg sama?”

      Pertanyaan Budi ini sgt menarik, juga merupakan pertanyaan yg sering diajukan oleh Pak Stef. Maka, saya sgt ingin mendapatkan jawaban dari Anda, yg pastinya jawaban Anda bakal menarik juga.
      Mengapa pertanyaan ini sgt menarik? Baiklah, saya berikan contoh yg sgt sederhana berikut ini.
      Umpamanya, berabad-abad yg lalu, Anda telah berkata, “Saya sudah makan!”
      Lalu, pada masa ini, saya menafsirkan kata-kata yg Anda ucapkan ini, dan berdasarkan ilham yg telah saya dapatkan, maka saya mengajarkan bahwa ‘Anda sudah mandi’.
      Kemudian, Vinsensius juga menafsirkan kata-kata yg sama ini, dan berdasarkan ilham yg telah ia dapatkan, ia mengajarkan bahwa ‘Anda sudah tidur’.
      Lalu, orang berikutnya juga menafsirkan kata-kata yg sama ini, dan berdasarkan ilham yg telah ia dapatkan, ia mengajarkan bahwa ‘Anda sudah berangkat’.
      Dan, orang terakhir juga menafsirkan kata-kata yg sama ini, dan berdasarkan ilham yg telah ia dapatkan, ia mengajarkan bahwa ‘Anda sudah makan’.
      Nah, Anda sendiri bisa menilai; pengajaran keempat orang ini saling berbeda terhadap kata-kata yg sama, apakah Anda bisa menganggap pengajaran-pengajaran ini benar semua?
      Contoh ini mau saya hubungkan dgn pertanyaan Vinsensius di atas. Di Alkitab tertulis sabda Allah, tapi terhadap sabda yg sama, telah muncul berbagai pengajaran yg saling berbeda — bahkan saling bertentangan — yg semua pengajaran ini diakui telah diilhami oleh Roh Kudus. Berarti, ratusan tahun yg lalu, utk suatu sabda Allah, Roh Kudus telah memberikan ilham ‘A’, namun ratusan tahun kemudian, utk sabda yg sama, Roh Kudus berubah memberikan ilham ‘B’, kemudian berubah ilham ‘C’, demikian seterusnya. Kalau begitu, tidaklah berlebihan kalau saya berkata: “Memangnya Roh Kudus plin-plan apa, kpd orang ini bilang begini, kpd orang itu bilang begitu. Sudah itu, semua pengajaran dianggap benar pula.”
      Jangan katakan: tidak masalah pengajaran berbeda-beda, yg terpenting kita semua percaya kpd Kristus sebagai Juru Selamat kita. Karna, Alkitab dipercaya sebagai sumber kebenaran, maka pengajaran berdasarkan Alkitab tidak boleh saling berbeda bahkan saling bertentangan, karna Roh Kudus tdk pernah berubah — yg artinya, utk suatu sabda, apabila dari awal mula Roh Kudus telah bermaksud ‘A’, maka selamanya tdk akan berubah.
      Tapi, baiklah apabila Anda bersikeras: yg terpenting kita semua percaya Kristus sebagai Juru Selamat pribadi kita. Kalau begitu, Kristus yg tentunya juga Allah, telah bersabda yg pastinya sabdaNya berisikan perintah-perintah. Nah, orang-orang yg percaya kpd Kristus mengajarkan yg berbeda-beda berdasarkan sabdaNya yg sama, yg pada akhirnya melaksanakan perintah-perintahNya secara berbeda-beda pula — yg semuanya dianggap benar. Pertanyaan saya, apakah tidak menjadi masalah; kita di hadapan Kristus mengaku percaya kpdNya sbg Juru Selamat, namun melaksanakan perintah-perintahNya secara berbeda-beda? Apakah setiap sabda yg disampaikan Kristus mempunyai multi-maksud, multi-arti yg semuanya dianggap benar? Kembali kpd contoh kata-kata Anda di atas “Saya sudah makan”, apakah kata-kata Anda ini mempunyai multi-maksud yg semuanya bisa dianggap benar?

      Memang, pd August 8, 2011 at 8:42 am, Anda telah memberikan tanggapan kpd Vinsensius Budi, yaitu: “…akal budi diberikan Tuhan tapi akal budi harus diperbaharui, supaya kita dpt membedakan mana kehendak Allah…”, dan dgn lantang Anda mengingatkan agar kita tdk menghujat Roh Kudus.
      Apakah dgn demikian Anda berpendapat, bahwa tdk menjadi masalah ajaran tentang sabda Allah diperbaharui dari ‘A’ menjadi ‘B’, kemudian ‘C’ lalu ‘D’, dan seterusnya?
      Hati-hati, Saudara! Bisa-bisa kita menjadi orang-orang yg telah memutarbalikkan sabda Allah yg tertulis di Kitab Suci, demi ‘akal budi harus diperbaharui’ tadi.
      Contoh: Allah berkehendak agar semua orang Kristen pergi ke grj, tapi ada orang-orang yg mengajarkan bahwa tdk masalah tdk ke grj, yg penting kita berdoa sendiri di rmh masing-masing. Ini ‘kan namanya tdk patuh pd kehendak Allah. Apakah mungkin, pd awal mula Allah berkehendak agar semua orang Kristen pergi ke grj, namun pelan-pelan kehendakNya berubah di masa-masa berikutnya? Kalau kita berpendapat Roh Kudus mempunyai maksud/kehendak yg berubah-ubag setiap masa, apa itu bukan mempermainkan namanya?

      [edit]

      Jadi, mohon Anda berikan jawaban atas pertanyaan yg sgt menarik dari Vinsensius Budi, di atas. Anda pasti bisa mengerti maksud saya, yg kali ini saya sampaikan berulang-ulang.

      Salam,
      Lukas Cung

  65. Saudara Budi betul apa yg saudara katakan, tapi itu kalau kita berbicara hubungan antara ibu dan anak secara manusia. Kalau kita berbicara antara seorang ibu dengan sang Juruselamat tentu beda karena yg harus kita dahulukan tentu sang penyelamat kita dengan tetap menghormati Maria sebagai seorang ibu. Apalagi kalau kita berdoa tentu kita langsung berdoa kepada sang penyelamat kita tanpa melalui seorang manusia walaupun dia seorang pendeta, pastor, rasul ataupun santo, karena mereka juga manusia walaupun sesuci-sucinya tetap tak luput dari dosa. Manusia hanya bisa menilai seseorang suci atau tidak dari luarnya tapi Tuhan melihat hatinya. Mengenai beberapa penglihatan yg disampaikan oleh saudara-saudara kita itu adalah hak kita untuk percaya atau tidak, tetapi bila penglihatan2 itu bisa membuat iman kita semakin dekat dengan Tuhan dan membuat kehidupan kita lebih baik dari yg sebelumnya mengapa kita tidak mengimaninya. Tuhan beserta Kita.

    [dari katolisitas: kalau anda ingin berdiskusi tentang peran para kudus dan Maria, silakan membaca tanya jawab ini – silakan klik. Di dalamnya juga ada 3 link yang memuat diskusi tentang hal ini. Jadi sebenarnya topik ini telah dibahas secara panjang lebar. Seperti yang saya jelaskan, iman kita tidak tergantung dari penglihatan-penglihatan atau wahyu-wahyu pribadi, namun tergantung dari kebenaran yang diberikan dalam Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja.]

  66. Bravo dan saya sangat setuju sekali dengan tim Katolisitas ini yang telah dipakai Tuhan untuk mennyampaikan kebenaran2 yang sdh terjadi sejak 2000 tahun yang lalu yang tetap dilestarikan oleh Tuhan sendiri melalui gereja yang Satu, Kudus, Katholik dan Apostolik, jangan menyerah team Katolisitas kami semua umat Katholik ada di belakangmu dan minta kekuatan Tuhan untuk selalu menjaga kawanan domba-domba yang kadang suka diombang-ambingkan oleh kekuatan2 duniawi…Tuhan menyertai kita semua sekali lagi bravooooo tim Katholisitas…

  67. Shalom Frengky,
    Ijinkan saya untuk ikut sedikit memberikan tanggapan atas tulisan anda.
    Terasa sekali dari tulisan-tulisan maupun tanggapan yang anda kirimkan, bahwa anda begitu “mengagungkan” firman Tuhan. Saya rasa hal itu sangat baik dan sungguh benar. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah bagaimana kita dapat mengerti dengan benar apa maksud atau apa yang terkandung dalam kalimat-kalimat yang diucapkan Tuhan dalam Firman-Nya? Mungkin bagi anda dan kita semua pertanyaan itu mudah dijawab, yaitu dengan tuntunan Roh Kudus.
    Kemudian timbul pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita tahu bahwa memang benar Roh Kudus yang menuntun kita? Kita tentunya sepakat bahwa terang dan pengajaran yang disampaikan Roh Kudus adalah benar karena berasal dari Allah. Kita juga mengimani bahwa Allah adalah ESA dan TIDAK BERUBAH, dahulu sekarang sampai selama-lamanya.
    Bila demikian, bagaimana Roh Kudus dapat memberikan pengajaran yang berbeda-beda bahkan bertentangan satu sama lainnya dalam topik yang sama? Padahal semua rohaniwan mengaku mendapat pencerahan langsung dari Roh Kudus. Maaf, apakah Roh Kudus pelupa, atau ada perubahan pengajaran yang lebih ‘up to date’ lagi dari Allah, untuk membentuk gereja sebanyak-banyaknya dengan pengajaran yang berbeda-beda, hingga hampir 30 ribu denominasi? Bagaimana kita menjelaskan hal ini ?
    Bila kita kembali menjawab: “Baiklah kita minta kepada Allah untuk mengaruniakan Roh Kudus guna menuntun kita dalam memahami apa maksud Firman Tuhan”. Kita akan berputar kembali ke pertanyaan di atas tadi.
    Nah, kemudian bagaimana kita mengakhiri pertanyaan yang berputar-putar, yang tidak berujung tersebut ?
    Nasehat kuno yang masih relefan sampai saat ini adalah, “tanyalah kepada orang saleh dan cerdik pandai”. Dalam hal ini mungkin sebentar kita “abaikan” Roh Kudus agar kita tidak kembali berputar tanpa jawaban.
    Katolik 100% percaya akan kebenaran Alkitab, sekaligus Tradisi Suci dan Pengajaran Gereja. Namun memang hal ini sedikit sulit untuk didiskusikan dengan umat dari Protestan misalnya. Hal ini menjadi masuk akal karena umat Protestan hanya dapat menelusuri “akarnya” maksimal sampai 5 abad yang lalu, sedangkan Tradisi-tradisi Suci dan banyak Pengajaran Gereja Katolik berasal bahkan sampai 20 abad yang lalu. Di sini nyata terdapat perbedaan waktu yang sedemikian besar hingga 1.500 tahun (25 generasi bila dianggap rata-rata umur manusia 60 tahun), sedangkan kita sendiri umumnya hanya dapat mengingat pesan kakek kita yang hanya 2 generasi di atas kita.
    Nah, mungkin pendekatan melalui “akal budi” dapat kita gunakan. Jangan kita terlalu alergi terhadap akal budi kita untuk mencerna maksud Firman Tuhan, karena apa yang diberikan Tuhan kepada kita adalah baik dan berguna. Bila kita selalu “mendiskreditkan” akal budi kita apakah bukan berarti kita mendiskreditkan Tuhan juga karena Tuhanlah pemberi akal budi itu.
    Sdr. Frengky, menyikapi tanggapan anda yang bermula dari kesaksian Barbara Fernandez, yang menyebutkan tentang Maria, marilah kita dekati dengan akal budi. Pendekatan ini saya coba lakukan karena alasan yang sudah diuraikan di atas.
    Dalam kehidupan dan pergaulan kita sehari-hari tentulah kita mempunyai teman. Apa yang terjadi seandainya anda bertamu ke rumah salah satu teman anda dan bertemu ibunya di teras depan misalnya. Apakah kita lewati begitu saja tanpa perlu menyapanya, ataukah kita mencoba berkomunikasi dengannya, misalnya selamat pagi ibu, ibu sehat-sehat saja, apakah ada si ‘a’ di rumah, bisa saya ketemu dengan si ‘a’ itu, dsb, dsb. Tentunya sudah sewajarnya hal itu kita lakukan (terlebih ibu pacar kita ya). Sebaliknya bagaimana dalam hal teman yang bertandang ke rumah kita, apa yang kita rasakan bila teman kita mengabaikan ibu kita, melewatinya begitu saja tanpa mengacuhkannya? Coba kita rasakan dan bandingkan dengan teman kita lainnya yang dengan sopan menyapa ibu kita, bahkan membawakan sekedar buku majalah karena ibu kita senang membaca, atau membawa sepotong pisang goreng hangat untuk ibu kita? Sekedar contoh kecil yang teramat sederhana ini tentunya mudah anda cerna.
    Secara tidak kita sadari bahwa kita ingin agar teman kita juga menghargai ibu kita, terlebih kita sebagai pribadi tentunya juga (sangat) menghormati ibu kita. Bahkan dalam budaya jawa minimal setahun sekali orang “sungkem” menghaturkan hormatnya kepada ibunya, bahkan sampai rela mencium kaki ibunya (saya sendiri tidak berkeberatan mencium kaki ibu saya).
    Nah sdr. Frengky, kepada ibu kita yang nota bene banyak melakukan kesalahan, banyak berdosa, kita tetap begitu menghormatinya. Kenapa kita tidak mau menghormati IBU PENYELAMAT kita? Kita percaya, kita mengimani, kita meyakini seyakin yakinnya bahwa Kristus lah penyelamat kita, dan jelas jelas jelas kita selalu memohon pengampunan sekaligus keselamatan kepadaNya. Tidak layakkah kita menghormati ibunya? Akankah timbul murka dari Yesus apabila kita menghormati dan menyapa ibunya? Memang benar tidak ada perintah Yesus untuk menyembah ibunya (Katolik juga TIDAK menyembah Maria), namun juga tidak ada perintah untuk mengabaikan ibunya. Justru salah satu perintahNya adalah menghormati orang tua kita (Mat 19:19). Bila berandai-andai mungkinkah Yesus bersabda: hormatilah ayahmu dan ibumu, tapi jangan hormati ibu-Ku, tidak perlu itu. Pastinya secara akal budi bila Yesus mengucapkan kalimat itu berarti ada kontradiksi dalam ajaran Yesus sendiri.
    Satu hal lagi, coba anda renungkan kejadian ini. Dalam (maaf, saya beri tanda kutip sekedar untuk penegasan) “sekarat”Nya di kayu salib, Yesus menyerahkan ibu-Nya kepada rasul kesayangannya. Dalam kondisi “sekarat” tersebut dengan sisa waktu yang amat sedikit, apakah mungkin Yesus mengucapkan hal yang sia-sia, hal yang tidak bermakna? Tentunya tidak, karena dalam kondisi normalpun kita mengamini bahwa segala perkataan yang diucapkan-Nya tidak ada yang sia-sia. Jadi apa makna ucapan itu, bukankah hingga akhir hayatnya pun Yesus masih memikirkan ibunya juga. JELAS HAL ITU BUKAN BASA BASI YESUS, BUKAN UCAPAN SIA-SIA NAMUN BAHKAN UCAPAN YANG DEMIKIAN PENTING. Saya membayangkan begitu amat beruntungnya murid yang mendapatkan kepercayaan langsung dari Yesus itu. Sedangkan saya sendiri yang “diijinkan” untuk dapat menganggap Maria sebagai ”ibunda” saya saja sudah merasa demikian beruntung. Sehingga saya dapat berkata pada Yesus: “Yesus saya akan berusaha selalu menghormati ayah dan ibuku sesuai pesan-Mu, dan saya juga sangat menghormati ibu-Mu. Puji syukur, terima kasih dan hormat serta salam hamba-Mu ini untuk-Mu ya Yesus, dan mohon pada-Mu untuk menyampaikan salam hamba-Mu juga bagi bunda-Mu”.
    Sedikit tambahan. Coba anda baca pelan-pelan Lukas 1: 41-43.
    41. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus.
    42. lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
    43. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
    Percayakah anda bahwa Elisabet dipenuhi Roh Kudus? Percayakah anda bahwa Roh Kuduslah yang membimbing Elisabeth dalam apa yang diucapkannya selanjutnya?
    Dengan akal budi, analogi jawaban anda akan dapat anda renungkan sendiri. Apabila anda tidak mempercayai apa yang tertulis tersebut sama saja anda mengatakan bahwa Alkitab salah. Namun bila anda mempercayai apa yang tertulis, sudah selayaknya kita menghormati Maria.
    Demikian sharing saya. Salam kenal saya pada Frengky dan sampaikan salam saya juga bagi ibunda anda.

  68. Syalom saudara Stefanus,

    Saya sangat menyayangkan saudara, karena yang saudara tinggikan adalah ajaran iman katolik yang tidak sesuai dengan ajaran Firman Tuhan, saya menyuruh saudara membaca kesaksian-kesaksian yang sesuai dengan Firman Tuhan saya tidak mengatakan bahwa iman kita bergantung pada penampakan tetapi iman kita harus bergantung pada Firman Yang Hidup yaitu Kristus.
    Jadi kalo saudara merasa bahwa Paus Yohanes Paulus II adalah yang terberkati maka saudara sedang meninggikan manusia, maka Firman Tuhan berkata celakalah orang yang meninggikan manusia, karena manusia siapapun dia dalam hal ini( Paus sekalipun ) atau (Pendeta-pendeta atau penginjil terhebat manapun dari agama Protestan maupun Karismatik) hanyalah manusia biasa yang seperti rumput yang hari ini ada besok layu dan lenyap.
    Yang harus sudara tinggikan adalah Kristus Tuhan dan tidak ada yang lain.
    Saya seorang Kristen Protestan tetapi saya tidak akan meninggikan lembaga agama seperti Sinode/PGI, tetapi yang saya tinggikan adalah Firman Tuhan dan tidak ada yang lain.
    Untuk itu saya mengajak saudara dan semua umat katolik maupun umat protestan untuk kembali kepada
    KEBENARAN FIRMAN TUHAN. Tuhan Yesus memberkati

    • Shalom Frengky,

      Terima kasih atas komentarnya. Sebelumnya saya minta maaf, karena menurut saya diskusi seperti ini hanya akan berputar-putar dan tidak jelas maksudnya. Kalau anda tidak setuju dengan iman Katolik dan ingin berdiskusi dengan kami, silakan melakukannya secara langsung dan jelas, seperti: “Saya tidak menyetujui iman Katolik karena tidak alkitabiah, sebagai contoh: ….. Padahal Kitab Suci mengatakan ……” Dengan demikian, kami tahu apa yang menjadi keberatan dan dasar dari keberatan anda tanpa perlu berputar-putar, karena memang kita menyadari ada perbedaan dalam iman kita. Jadi, silakan memilih satu topik diskusi tentang iman Katolik, dan silakan memberikan dasar-dasarnya dari Alkitab. Silakan melihat arsip terlebih dahulu di sini – silakan klik atau anda dapat juga menggunakan fasilitas pencarian di pojok kanan atas. Kalau ternyata topik diskusi yang anda pilih telah didiskusikan cukup panjang, silakan untuk bergabung dalam diskusi tersebut dan silakan memberikan argumentasi yang baru atau memperdalam diskusi yang telah ada. Atau karena anda begitu yakin tentang Sola Scriptura, kita dapat mulai diskusi dari topik ini. Secara cukup panjang, topik ini telah didiskusikan di sini – silakan klik dan artikel tentang hal ini dapat anda baca di sini – silakan klik atau ini – silakan klik. Semoga usulan saya dapat diterima.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

    • Syalom saudara Frengky,

      Komentar anda yang menyayangkan saudara Stefanus Tay, yang meninggikan ajaran iman Katolik tidak sesuai dengan ajaran Firman Tuhan, sangat saya sesalkan pernyataan saudara dan sangat menyinggung keimanan saya sebagai seorang Katolik.
      Dengan komentar anda jangan mimpi saya pindah menjadi Kristen Protestan
      Anda tahu, saya memerlukan 5 tahun sampai saya menentukan Yesus Kristus Tuhanku, 9 tahun kemudian saya menentukan Gereja katolik yang saya percaya, gereja yang didirikan oleh Yesus yang saya ketahui dari website Katolisitas.org. (Anda tahu betapa sulit untuk menentukan dan semua mengatakan gereja saya yang benar ajarannya sesuai dengan firman ). Tetapi beruntung saya tidak keras kepala dan saya berdoa kepada pencipta langit dan bumi untuk ditunjukkan gereja mana yang harus kupilih.
      Tuhan maha baik, Yesus tunjukkan website ini yang baru lahir diasuh orang yang kredibel seperti Bp Stefanus dan Ibu dan saya percaya website ini mencerahkan orang dari keputusan memilih Tuhan dan gereja dalam hidupnya.
      Saya dan anak saya dibaptis Des 2009, di gereja Katolik.
      Kepada saudaraku seiman Katolik jangan pernah gundah atau guncang mendengar orang yang menyatakan sesuatu tetapi sebenarnya dia kurang pengetahuannya, seperti orang yang mengatakan Yesus Kristus itu nabi dan tentunya kita sangat yakin Yesus itu Tuhan
      Dan kepada saudara Frengky janganlah keras kepala, berdoalah minta Roh Kudus bimbing saudara mencari ajaran gereja sesuai Firman-Nya.
      Saya tulis komentar ini karena saya sayang sama saudara .

      • Syalom Pak Michael

        Wah2 saya sangat senang sekali mendengar kesaksian saudara, ternyata menjadi katholik itu tdk gampang kalau benar2 tdk rendah hati dan ditarik oleh Roh Kudus pasti bapak masih akan2 berputar2 mencari gereja mana yang akan bapak ikuti. bersyukur bapak mau minta bimbingan Roh Kudus dan mau merendahkan hati bapak sehingga bertemulah bapak dengan Gereja yang Satu, Kudus, Katholik dan Apostolik itu. God bless you…….

    • Sdri frengky : anda dengan gampang bisa mengatakan kebenaran Alkitab sekarang ini. Dan anda dengan gampang bisa membuka dan membaca Alkitab sdr. Tetapi kalau anda hidup dalam jemaat pertama…sdr tidak akan mengatakan hal ini. Seharusnya sdr mempelajari proses pengkanonan Alkitab sampai ada sekarang ini. Bagaimana mungkin sdr menerima apa yg ada di tangan sdr yaitu Alkitab tetapi sdr tidak mengakui kepenuhan hak yg dimiliki Gereja Katolik pada waktu itu untuk menentukan mana yg termasuk Alkitab dan mana yg bukan termasuk Alkitab. Jangan pernah sdr katakan ini sebagai ajaran manusia dan Alkitab anda sebagai produk keputusan sekelompok orang pd waktu itu..Bagaimana sdr menerima Alkitab sebagai firman Allah tetapi di lain pihak sdr menolak otoritas yg diberikan Allah kepada Gereja Katolik waktu itu untuk menyeleksi setiap tulisan sebelum dibukukan menjadi Alkitab yg ada di tangan sdr? Kalau anda hidup sebelum Alkitab dibukukan….kepada siapakah anda mempercayakan pengajaran iman yg benar sesuai dgn yg diajarkan Kristus? Kalau bukan kepada Gereja Katolik pada saat itu? Kalau Tuhan memberikan otoritas penuh kepada Gereja Katolik untuk menentukan Alkitab; apakah selanjutnya sdr tidak berpikir bahwa Allah jg memberikan otoritas yg sama supaya bisa diimplementasikan dalam kehidupan Gereja sampai dengan hari ini? Apakah sdr berpikir Tuhan Yesus hanya bercanda waktu Ia mengatakan Amanat AgungNya sebelum naik ke Surga bahwa Ia akan menyertai kawanan para murid sampai akhir jaman? Amanat Agung ini tetap berkumandang saat Alkitab dibukukan dan Alkitab diajarkan dalam Gereja Katolik yg menjadi Gereja satu satunya yg menggenapi Doa Tuhan Untuk mengupayakan kesatuan iman dalam Gereja yg satu kudus katolik dan apostolik di tengah gereja gereja lain yg mencari jemaat baru dgn manghalalkan segala cara melalui persatuan yang semu. …Tidakkah sdr cermati kejadian ini?

    • Jadi kalo saudara merasa bahwa Paus Yohanes Paulus II adalah yang terberkati maka saudara sedang meninggikan manusia, maka Firman Tuhan berkata celakalah orang yang meninggikan manusia, karena manusia siapapun dia dalam hal ini (Paus sekalipun atau pendeta-pendeta atau penginjil terhebat manapun dari agama Protestan maupun Karismatik) hanyalah manusia biasa yang seperti rumput yang hari ini ada besok layu dan lenyap.

      Saya rasa tidak ada salahnya menganggap bahwa paus itu terberkati, karena Tuhan yang memberikan berkat itu.. kecuali jika kita mengatakan bahwa kitalah “yang memberkati Paus”, baru itu salah..

      Apakah salah jika saudara suatu hari mengatakan “Orang tua saya sudah wafat, saya percaya mereka akan masuk surga karena Tuhan akan memberkati mereka”. Hal ini dalam arti kata diberkati oleh Tuhan atau terberkati oleh Tuhan bukan??

      Saudara Frengky, jika anda berkata demikian apakah salah?? Namun jika anda tidak berkata demikian, artinya anda tidak percaya bahwa orang tua anda tidak diberkati Tuhan?? Otomatis anda sendiri yang ragu akan kuasa Tuhan yang mengasihi orang tua anda?? Bukankah percaya kepada Kuasa Tuhan adalah hal yang harus kita miliki?? Percaya bahwa Tuhan senantiasa memberkati kita.. trims

      [dari katolisitas: maksud kami adalah Paus Yohanes Paulus mendapatkan gelar “yang terberkati” satu langkah sebelum mendapatkan gelar “santo”. Silakan membaca tahapan seseorang menjadi santa/o di sini – silakan klik.]

  69. Syalom Saudara Stefanus,
    Sebenarnya wahyu-wahyu itu bukan untuk menyudutkan agama Katolik tetapi untuk membawa SEMUA MANUSIA (tanpa kecuali) kembali kepada wahyu itu yang didasarkan dari satu sumber saja yaitu Firman Tuhan (Alkitab), untuk itu supaya kita dapat memahami wahyu-wahyu itu, kita harus membuka hati kita agar Roh Kudus memberikan pengertian yang benar pada kita, jangan kita memakai logika/akal kita untuk memahami wahyu-wahyu itu yang sudah jelas terdapat dalam Firman Tuhan dan kita diminta untuk tunduk pada perintah-perintah Firman Tuhan. Kalau saudara membaca satu lagi kesaksian tentang 7 remaja tentang surga dan neraka di situ saudara akan temukan ada begitu banyak pendeta dan para penginjil ( di luar agama Katolik ) yang masuk neraka. Jadi supaya kita ketahui bersama siapapun manusia itu, sehebat apapun orang itu dalam pandangan manusia apakah itu Paus Yohanes Paulus II dan juga Para Pendeta yang terkenal entah dari Protestan atau Karismatik kalau tidak hidup dalam kekudusan dan pertobatan yang sungguh-sungguh akan mengalami kematian ke dua itulah NERAKA. Dan supaya kita semua ketahui bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan di atas segalanya dan tidak ada yang lain ( baca Fil 3 : 1b-16 ) kiranya Roh Kudus sebagai guru yang agung akan membuat saudara mengerti. GBU

    • Shalom Frengky,

      Kalau anda hanya ingin menyampaikan bahwa pertobatan dan kekudusan adalah merupakan syarat untuk dapat bersatu dengan Tuhan, maka tentu saja saya setuju, karena itulah yang diajarkan oleh Gereja Katolik, yang juga sesuai dengan Kitab Suci. Iman kita tidak tergantung dari penampakan-penampakan, juga bukan dari penampakan 7 remaja yang anda sebutkan. Satu hal lagi, karena yang terberkati Paus Yohanes Paulus II telah dinyatakan sebagai “yang terberkati”, maka kami umat Katolik mempercayai bahwa dia telah berada di Sorga. Dan biarlah Roh Kudus yang sama juga membimbing kita semua kepada kebenaran.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  70. Kembali kepada Firman Tuhan yang adalah kebenaran yang sejati, berdoa sungguh2 untuk meminta pengertian dari Tuhan maka Roh Kudus akan mengajari kita kebenaran yang sesungguhnya dan kita akan mengetahui apa yang Tuhan inginkan kita lakukan, yaitu percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan jangan bersandar pada pengertian kita sendiri dan akuilah Tuhan dalam segala laku kita maka Tuhan akan meluruskan jalan kita.
    Pesan untuk seluruh pendeta non Katolik maupun Katolik dan umat Katolik maupun non Katolik bahwa kita harus hidup dalam pertobatan yang sungguh karena Tuhan tidak melihat apa yang nampak dari luar, tapi Tuhan melihat sampai kedalaman hati manusia dan Tuhan tidak memandang muka, jangan kita kelihatan dari luar agamawi tetapi sesungguhnya penuh kemunafikan dan segala macam kejahatan (Mat 23 :1-36).
    INGAT !!! Bahwa hari Tuhan sangat dahsyat dan sangat mengerikan, untuk itu betapa suci dan salehnya kita harus hidup (2 Pet 3 : 1-16). Roh Kudus adalah guru yang agung yang akan mengajar kita ( Yoh 16 : 12-15 ). GBU

    Submitted on 2011/07/30 at 10:56pm

    Tidak ada sumber yang lain selain Firman Tuhan, jadi kita harus kembali kepada satu sumber ini yaitu FIRMAN TUHAN yang akan mengajarkan kita tentang kebenaran yang sesungguhnya, jadi kepada seluruh umat manusia siapapun kita entah dari Katolik maupun non Katolik, Tuhan dalam FirmanNya (2 Pert 3 : 8-9 ) bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama dengan satu hari Tuhan sabar terhadap kita karena Tuhan tidak menghendaki satupun dari kita binasa melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Jadi bertobatlah dengan sungguh-sungguh karena inilah yang Tuhan inginkan!! GBU

    • Shalom Frengky,
      Terima kasih atas pesan anda. Terus terang saya tidak tahu secara persis maksud anda dengan memberikan pesan tersebut. Topik di atas adalah tentang “Mengapa guncang mendengar wahyu-wahyu pribadi yang memojokkan Gereja Katolik”. Dengan demikian, apakah anda ingin mengatakan bahwa wahyu-wahyu dalam contoh di atas adalah benar, atau apakah anda ingin mengatakan bahwa kita tidak perlu terpengaruh dan tidak perlu goncang dengan wahyu-wahyu pribadi tersebut? Kalau anda hanya ingin menghimbau bahwa kita harus menguji segala sesuatu dengan Kitab Suci, maka pertanyaannya adalah bagaimana kalau wahyu-wahyu tersebut juga mendasarkan wahyu-wahyunya dari Kitab Suci. Dan bagaimana kalau terjadi perbedaan interpretasi Kitab Suci? jadi, bagaimana untuk menyelesaikan perbedaan ini?

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  71. Gereja kita telah menerima hantaman-hantaman seperti ini sejak berabad-abad yang lalu, dan tetap berdiri kokoh dengan perkembangan yang dinamik dan berwarna-warni yang memperkaya iman kita, sebagai umat Katolik menanggapi hal seperti ini tdk perlu goyah, pengalaman spiritual pribadi kita dapat menjadi kekuatan luar biasa utk menganggap sepi hal remeh macam begini. Terbuka pada panggilan Tuhan dan bisikan Roh Kudus setiap pagi/awal hari akan sangat membantu kita, karena Tuhan sendiri mengutus malaikatnya untuk membantu kita, memahami lwt pikiran dan berbicara dgn rahmat dan menyimpan dalam hati, hal-hal yang perlu kita ketahui dan membuang hal-hal sesat yang berasal dari setan.

  72. Syalom All,

    Mao sharing aja, baca deh 2 Korintus 12. Di sana Paulus menyatakan dia dibawa ke Sorga tingkat 3. Tapi dia tdak menceritakan detail karena dia tidak mau meninggikan dirinya sehingga dia diberi duri dalam daging. Kalau St Paulus aja bisa sampai tingkat 3 Sorga dan masih ga mau crita detail, masa ada orang yg claim udah liat Sorga dan neraka trus ngoceh-ngoceh.

    Aku percaya beberapa kesaksian kalau mereka mendapat penglihatan atau wahyu baik Katolik dan Non-Katolik. Tp masalahnya benarkah kesaksian dia?

    Ya sekarang mgkn yg Katolik dan Non-Katolik bisa raguin penglihatan yg dialami Santo dan Santa. Mgkn lebih baik kalau kita melihat buahnya dari pewahyuan pribadi orang itu, apakah menjatuhkan iman atau membangkitkan iman?

    Itu saja pendapat saya sebagai orang awam

  73. [edit]

    “Putri, dia adalah Maria. Maria, yang melahirkan Yesus Kristus, yaitu Aku. Putri, Aku ingin memberitahu engkau bahwa ia tidak memiliki pengetahuan tentang hal-hal yang terjadi di Bumi.”

    Trus yang menampakan diri sama St. Bernadette dan di tempat lain itu siapa?? Kalo emank iblis yang menyamar, apa iblis itu kerajinan yah dengan menyampaikan hal yang baik??? Lagipula alangkah kasarnya Yesus menyebut Bundanya dengan kata “ia”, bukan “beliau”/”Bundaku” itu tidak tahu apa2. Padahal waktu di salib, Yesus udah serahin BundaNya buat kita juga.

    Kesaksian yang aneh saya rasa. Saya pun sering mendengar kesaksian yang entah apa itu asli entah palsu. Pendeta yang tiap hari tiap waktu bertemu Yesus, ngobrol sama Yesus.. yang ditunjukin rumah besar dan bagus di Surga.. yang dicobai iblis dengan dikelitikin,, yang istri nya belum meninggal tapi udah di kasih tahu Tuhan, dan ujung2nya Tuhan nawarin tuh pendeta mobil baru.. Alangkah enaknya itu pendeta… Ada juga umat Protestan yang bersaksi di salah satu group Kristen di FB yang menurut saya terlalu dilebih2kan, misalnya; ‘Tuhan Yesus bantu saya lepasin soft lens saya yang nyangkut di mata..’, ada juga yang bersaksi bahwa “kemasukan Roh Kudus ampe teriakin orang yang “katanya” pake ilmu hitam?”, Ada yang kesaksian katanya “Roh Kudus suruh buat gereja baru”. Apakah menurut Katolisitas kesaksian semacam ini pantas sebagai kesaksian untuk pendalaman iman dan benar2 terjadi?? Seperti Yesus yang bantu lepasin softlens yang nyangkut?? (maaf tapi menurut pandangan saya, Yesus disalib dengan penuh penderitaan bukan untuk membantu melepas softlens).

    Trims

    • Shalom Stefanus Freydy,

      Tentang beberapa kesaksian: Secara prinsip kita mengakui bahwa tanpa Tuhan yang menjaga kita sampai saat ini, yang dapat mempunyai kerinduan untuk mengerti rencana keselamatannya, yang dapat bersyukur kepada Tuhan, itu adalah sesuatu hal yang besar. Mungkin kesaksian-kesaksian kecil seperti yang anda sebutkan adalah merupakan ekspresi bahwa Tuhan membantu dia dalam segala sesuatu termasuk melepaskan softlens, dll. Kalau ini maksudnya, tentu saja Tuhan membantu dia, karena Tuhan memberikan dia anggota tubuh yang lengkap, koordinasi badan yang baik, otak yang baik, sehingga dia dapat melepaskan softlens dengan baik. Namun, untuk kesaksian seperti kemasukan Roh Kudus dan kalau sampai tidak dapat menguasai dirinya lagi, maka hal ini perlu dipertanyakan, karena Roh Kudus adalah Roh yang lemah lembut. Kalau ada kesaksian bahwa Roh Kudus menyuruhnya untuk membuat gereja baru, maka kita tidak perlu mempercayainya, karena Roh Kudus adalah Roh pemersatu dan bukan Roh pemecah. Semoga dapat diterima.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  74. Saya setuju memang iblis dapat menyamar dan berubah menjadi apa saja termasuk menyembuhkan seseorang. Tetapi ujilah dari semua yang kelihatan. Yesus sendiri mengatakan “pohon yang baik pasti menghasilkan buah yang baik”. Jadi ujilah hasilnya. Kalau buahnya itu membuahkan damai sejahtera dan sukacita abadi, pasti itu berasal dari pohon yang baik. Kalau hasilnya membuahkan hasil yang sebaliknya, dan rasa ketakutan, pasti itu berasal dari pohon yang tidak baik.

    Discretio atau discernment (perbedaan dalam roh) ini barangkali dapat menjadi tolok ukur untuk melihat yang kita alami dari pohon yang baik atau pohon yang jelek. Demikian tambahan dari saya. Tuhan berkati.-***

  75. Memang mendekati akhir jaman sudah diramalkan akan banyak nabi-nabi palsu dan antikrist, walau tak ada yang tahu kapan akhir jaman. Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium adalah tiga sumber iman Katolik. Pegang ini baik-baik, kita tidak akan terombang-ambing oleh dunia yang makin kacau.

    Tuhan berkati.

    • salam dalam nama Yesus,
      Memang mendekati akhir jaman, sekarang banyak kesaksian2 , kebanyakan justru dari pihak( kristen non katolik) yang menyerang iman katolik. Saya pribadi setelah baca kesaksian2 demikian , terguncang iman saya tentang iman katolik,(antara lain misalnya;menjadi tidak yakin akan bunda maria dan rosario) akibat kesaksian2 demikian .Saya sangat yakin kesaksian2 demikian adalah penyesatan dari kuasa gelap .Ingat..bahwa iblispun menyamar sebagai malaikat terang… Kalau hanya memberikan penampakan sorga dan neraka ,adalah just “piece of cake” / hal kecil bagi Iblis.Menyembuhkan orang sakit , gila ,dsb. ..penyakit apapun ( sama yang dilakukan yesus)dapat dilakukan juga oleh Iblis ( shaman2 / dukun dengan ilmu tinggi dengan sangat sangat lihai melakukannya) Menghidupkan orang mati pun Iblis mampu. Hanya yang tidak bisa dilakukan Iblis adalah (mengutip katolisitas) ” kasih dan menyelamatkan jiwa” ,
      Itulah tantangan kita sebagai umat Katolik. Selama kita hdup tidak mungkin tidak ada penyesatan , jadi perasaan goncang iman dan ragu2 akan selalu muncul, Tentang Doa rosario yakinlah tetap ampuh Saya berani ngomong karena saya mengalami sendiri, bahwa doa rosario mampu menangkal kuasa gelap( terjadi sekitar 1997, setelah selesai berdoa salam maria ( bukan rosario, tapi doa salam maria saja ) ada kuasa dari dalam ( sepertinya dalam hati)
      mendorong roh jahat yang mau mencekik saya, ketika saya tidur).Jadi jangan ragu tentang doa rosari dan santa Maria.Mari kita bersama2 berjuang.GBU

      • Shalom pak,
        betul pak mari kita tetap berjuang dengan iman Katolik yang satu kudus dan apostolik.
        Tetaplah berdoa rosario. Dan untuk Katolisitas terimakasih pencerahannya.
        Tidak mudah menyusun web ini. Pak Stef dan Bu Ingrid sedang dipakai Tuhan menyelamatkan
        domba2 dengan iman Katolik yang labil. Butuh doa2 kita semua pecinta web ini untuk memberikan dukungan untuk Pak Stef dan seluruh
        awak web ini. GOD bless you.

  76. Salamku buat Bpk Stef dan Bu Ingrid serta Team Katolisitas semuanya!

    Mohon ijin kepada admin. Saya ingin mengajak kepada seluruh umat Katolik yang menemukan website Katolisitas ini, marilah kita menyebarkan website ini kepada saudara-saudara kita yang lainnya. Ini sangat berguna bagi kita, terlebih untuk meneguhkan iman dan juga untuk mempertanggungjawabkannya. Saya salut, website ini sungguh membantu saya agar semakin dewasa dalam hal iman. Semoga Tuhan selalu memberkati Bpk Stef, Bu Ingrid dan semua Team Katolisitas!

    Salamku
    Ferdinand

  77. PENTING! Sebuah surat dari TUHAN kepada semua denominasi tentang penyembahan berhala:

    TUHAN memberi saya (Sabrina) surat ini pada tanggal 25 Maret 2011 dan meminta saya untuk mewartakannya kepada Saudara:

    Keluaran 20: 1-6:

    1  Lalu Allah mengucapkan segala firman ini :

    2  “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.

    3  Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

    4  Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.

    5  Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab AKU, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci AKU,

    6  tetapi AKU menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi AKU dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.

    Ini adalah sebuah surat kepada semua anak-anakKU dalam denominasi-denominasi yang berbeda. AKU melihat banyak dari anak-anakKU yang tidak mematuhi PerintahKU, tetapi menciptakan seorang allah menurut kebijaksanaan mereka sendiri. Ini tidaklah mungkin !!!

    Ini adalah sebuah peringatan bagi semua orang yang menyesuaikan allah lain untuk diri mereka sendiri dan dengan demikian melanggar dan memerkosa FIRMANKU. AKU ALLAH jelas dalam FIRMANKU. AKU tidak mentolerir allah lain di hadapan WajahKU. Tidak ada allah lain, hanya ada SATU dan itu adalah AKU yang adalah AKU. NamaKU adalah AKU. AKU akan sangat jelas di dalam surat ini.

    Setiap bentuk penyembahan berhala kepada Maria atau orang-orang kudus lainnya, orang-orang kudus yang telah kau buat, bagaimanapun, tidaklah dapat diterima dalam MataKU.

    Biarkan AKU memberitahumu tentang Maria. Maria adalah seorang perempuan biasa, yang terpilih, untuk melahirkan AKU, YESUS. AKU dikandung oleh ROH KUDUS, namun dilahirkan dari seorang perempuan. Ia bukanlah orang yang kudus. Dia tidak dapat mendengar doa-doamu. Ia ada di sini denganKU di surga, menantikan penebusannya di dalam tubuhnya yang abadi, sebuah tubuh kebangkitan. Dia adalah bagian dari banyak yang tertidur di dalamKU. Maria juga tertidur di dalamKU, tetapi itu tidak menjadikannya orang suci, sehingga kau dapat menyembahnya di gereja-gereja dan bangunan-bangunan dan sujud kepadanya.

    Hanya ada SATU YANG KUDUS, dan itu adalah AKU, YESUS KRISTUS, SATU-SATUNYA YANG MATI DAN YANG BANGKIT,SATU-SATUNYA YANG BANGKIT. Maria tidak dapat memberikanmu apa-apa. Jadi mengapa AKU melihat gambar-gambar, patung-patungnya, dan begitu banyak orang lain? AKU tidak membutuhkan sebuah gambar untuk disembah.

    AKU, ALLAH tinggal di dalam hatimu jika kau membiarkan AKU masuk. Tidak ada tempat bagi siapapun yang lain. ROHKU hidup di dalammu. AKU telah memberikan DIA sebagai PENGHIBUR dan PEMBIMBINGmu. DIAlah SATU-SATUNYA yang memberimu semua jawaban. DIAlah SATU-SATUNYA kepada siapa kau harus berbalik.

    Lalu mengapa kau melanggar PerintahKU dengan datang kepada yang lain? Lalu mengapa kau menujukan dirimu kepada Maria dan memberikan kepadanya segala kemuliaan? Dia ada di sini denganKU, sama seperti semua orang lain yang telah tertidur di dalamKU. Dia tidak memiliki apa-apa untuk ditawarkan padamu. Jika kau datang ke hadapan Maria dan semua orang kudus lainnya, ilah-ilah yang dibuat oleh manusia, kau tidaklah lebih baik daripada umatKU Israel yang juga menjalankan seluruh hidupnya di hadapan berhala. Kau dapat membaca dalam FIRMANKU betapa AKU menghukum ini.

    AKU, YESUS telah datang ke bumi ini untuk menjadi korban yang sempurna bagimu. AKU telah datang untuk memberimu pengampunan, sebab DARAHKU adalah darah yang sempurna. Jika kau, bagaimanapun, datang kepada yang lain dan memberikan penghormatan kepada mereka, kau menolak Pengorbanan KekalKU. AKU, TUHAN tidak berbagi KemuliaanKU dengan siapapun yang lain.

    AKULAH SANG PUTERA, dan SANG PUTERA memberikan HidupNYA di kayu salib. AKU telah mati dan bangkit dari antara orang mati, supaya kau dapat masuk melalui AKU. Kau tidak dapat masuk ke dalam KerajaanKU jika kau memberikan kemuliaan kepada yang lain. Berhati-hatilah!

    Jangan ikuti ajaran-ajaran manusia, tetapi bacalah KITABKU, FIRMANKU, FIRMAN yang kekal. Itu berisi semua kebenaran dan kau tidak akan membaca di bagian manapun bahwa AKU, ataupun BAPAKU mendorongmu untuk menyembah dan menghormati ilah-ilah lain. Ini adalah suatu rekaan manusia dan penipuan setan yang terbesar di dunia yang religius ini. Berhati-hatilah umatKU! AKU, ALLAH tidak mentolerir allah lain di hadapan WajahKU. Oleh karena itu AKU mencampakkan Lucifer keluar dari surga karena dia ingin menjadikan dirinya allah. Jangan berpikir AKU tidak akan menolakmu ketika kau datang untuk berdiri di hadapanKU dan AKU melihat bahwa AKU bukanlah satu-satunya ALLAH dalam hidupmu.

    Bacalah FIRMANKU dan belajarlah bagaimana kau dapat menjadi murid sejatiKU. Bacalah FIRMANKU dan taatilah Perintah-perintahKU. AKU telah memberikan Perintah-perintahKU untuk kesejahteraan dan penyelamatanmu. Ini adalah Firman dari YESUS KRISTUS, Sang Putera, ALLAH yang MAHA ESA, BAPA dan dari ROH KUDUS.

    KAMI adalah SATU dan kesatuan ini tidak mentolerir penyembahan berhala di dalam Bait KudusKU, tubuhmu, di mana AKU ingin mencurahkan ROHKU. Tolonglah menjadi bijaksana dan ubahlah arahmu bila diperlukan, ini adalah Firman yang benar yang dikatakan oleh YANG MAHA ESA. ”

    Di bawah ini tertera beberapa jawaban dari email-email yang telah saya kirimkan sebelumnya ke beberapa orang mengenai pertanyaan tentang topik ini:

    Kita tidak boleh berdoa kepada Maria dengan cara apapun. Dia memang adalah ibu dari YESUS, seorang perawan ketika ROH KUDUS turun ke atasnya. Tetapi setelah itu Injil mengatakan dia memiliki anak-anak lain dengan suaminya Yusuf:

    Lukas 1:26-27:

    26  Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,

    27  kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.

    Di sini Saudara melihat bahwa Maria harus memenuhi hukum, sama seperti orang lain, maka dia tidak sempurna:

    Lukas 2: 22-24:

    22  Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada TUHAN,

    23  seperti ada tertulis dalam hukum TUHAN: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”,

    24  dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum TUHAN, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

    Lukas 2: 39:

    Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum TUHAN, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.

    Kisah ini mengatakan Yusuf dan Maria menikah:

    Lukas 2: 41:

    Tiap-tiap tahun orang tua YESUS pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.

    Lebih lanjut tentang saudara-saudara YESUS:

    Lukas 8: 19:

    Ibu dan saudara-saudara YESUS datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak.

    Matius 1: 18-21:

    18  Kelahiran YESUS Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

    19  Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

    20  Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat TUHAN nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud,janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

    21  Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia YESUS, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

    Matius 1: 24-25:

    24  Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat TUHAN itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,

    25   tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia YESUS.

    Matius 12: 46-47:

    46  Ketika YESUS masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia.

    47  Maka seorang berkata kepada-Nya: “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.”

    YESUS bahkan memiliki saudara perempuan:

    Matius 13: 55-57:

    55  Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?

    56  Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?”

    57  Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka YESUS berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.”

    Yohanes 7: 3:

    Maka kata saudara-saudara YESUS kepada-Nya: “Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan.

    Yohanes 7: 5:

    Sebab saudara-saudara-Nya sendiripun tidak percaya kepada-Nya.

    Yohanes 7: 10:

    Tetapi sesudah saudara-saudara YESUSberangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam.

    Galatia 1: 18-19:

    18  Lalu, tiga tahun kemudian, AKU pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan AKU menumpang lima belas hari di rumahnya.

    19  Tetapi AKU tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara TUHAN YESUS.

    Kisah Para Rasul 1: 14:

    Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu YESUS, dan dengan saudara-saudara YESUS.

    Kita sekarang telah memiliki ROH KUDUS YANG akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran. Mintalah TUHAN YESUS untuk membaptis Saudara dengan ROH KUDUSNYA. Apakah Saudara dibaptis dengan air? –sebagai seorang dewasa, maksud saya pada saat Saudara menyerah kepada KRISTUS? Hal ini juga sangat penting:

    Matius 3: 11:

    AKU membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan AKU tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

    Kisah Para Rasul 2: 38:

    Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama YESUS Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

    Berikut adalah bagaimana saya berdoa (standar), saya berharap ini dapat membantu Saudara lebih banyak:

    Saya selalu mulai dengan doa yang TUHAN ajarkan kepada kita di dalam FirmanNYA (BAPA kami yang di surga …)

    Saya berdoa agar Dia boleh membasuh saya dengan DarahNYA yang mahal luar dan dalam.

    Saya bersekutu setiap hari dan mengurapi diri saya dengan minyak zaitun.

    Saya mengusir setan setiap hari dalam doa-doa saya, ini sangat penting! Cukup usir dia keluar dan katakan kepadanya, kuasanya telah dipatahkan oleh DARAH ANAK DOMBA.

    Saya menutup bungkus diri saya dengan Darah YESUS KRISTUS.

    Saya mengosongkan diri sendiri (memberikan semua pikiran, keinginan, frustasi, kekuatiran, … pada TUHAN) dan berdoa saya boleh dipenuhi dengan ROH KUDUS.

    Saya mengakui saya ingin dipimpin oleh ROH KUDUSNYA dan melakukan beberapa doa di mana diri saya menyapa ROH KUDUS dan saya mengutip ayat-ayat Alkitab untuk mengingatkan diri saya sendiri untuk tidak menyakiti atau menghalangiNYA dengan cara apapun.

    Tidak ada hal yang namanya api penyucian. Alkitab tidak pernah menyebutkan ini. Alkitab jelas tentang neraka, YESUS berbicara tentang hal itu banyak di dalam Injil. Sekarang adalah waktu untuk membuat keputusan bagi YESUS, jika Saudara memilih untuk mempercayai tawarkanNYA bagi kita di Salib dan membaca dan mematuhi FirmanNYA, bertobatlah dari dosa-dosa Saudara, dan Saudara akan diselamatkan.

    Juga terimalah baptisan air sebagai seorang dewasa (bukan sebagai bayi, tidak masuk akal sama sekali). Saat bayi kita tidak dapat bertobat dan membuat pilihan pribadi bagi YESUS, benar? Maka oleh karena itu kita harus cukup dewasa atau pada sebuah usia di mana kita dapat membuat pilihan ini. Baptisan air atas seorang bayi tidak memiliki pengaruh apa pun, itu hanyalah tradisi dan sebuah ajaran yang sangat palsu dari para imam di gereja Katolik dan denominasi-denominasi lain. Cukup bacalah Alkitab dan Saudara akan melihatnya!

    Jika Saudara tidak memiliki sebuah hubungan pribadi yang intim dengan YESUS, ketika Saudara meninggal, Saudara akan masuk ke neraka. Hanya ada dua tempat: surga atau neraka. Sekarang Saudara harus membuat keputusan, begitu Saudara meninggal, itu sudah terlambat dan selesai. Jiwa Saudara tidak akan pernah mati, tetapi menderita selamanya di neraka, jika Saudara tidak mengenal YESUS dengan intim.

    Seseorang yang mengaku dikunjungi oleh perawan Maria itu disesatkan. Itu tidak pernah adalah Maria, tetapi si musuh yang menyesatkan orang-orang. Iblis tidak peduli apa yang Saudara percayai, sepanjang itu bukanlah YESUS. Karena musuh mengetahui ini adalah satu-satunya kebenaran. Jika ia dapat mengelabui orang dengan menggunakan Maria, ia mempromosikan untuk mereka menyembah allah lain dan TUHAN dengan jelas melarang ini di dalam FirmanNYA.

    Mengenai penampakan-penampakan, di sini adalah apa yang TUHAN firmankan tentang hal ini:

    ‘Jika AKU ingin memanifestasikan DIRIKU SENDIRI kepada seseorang, AKU tidak melakukannya melalui Maria. Dia adalah anakKU yang terkasih, tetapi dia tidak memanifestasikan dirinya kepada orang. Ini adalah kebohongan besar dan diajarkan oleh gereja Katolik dan kelompok-kelompok lainnya. AKU tidak senang dengan ini sama sekali. Dia tidak muncul, itu adalah setan yang menyamar sebagai dia, untuk menyesatkan orang sehingga mereka akan berdoa dan menyembahnya bukan AKU. AKU tidak mengizinkan allah lain di hadapan WAJAH KUDUSKU! Ini adalah soal waktu, orang-orang mencariKU sebagai tempat pertama dan dengan sepenuh hati. FirmanKU jelas. Bacalah FirmanKU. AKU adalah satu-satunya ALLAH di surga dan di alam semesta. Datanglah kepadaKU dengan segala doa-doamu, AKUlah SATU-SATUNYAYANG mendengar dari surga. Ini adalah TUHAN dan TUANmu YESUS.’

    Mengenai berdoa rosario: Apakah rosario ini? Jika Saudara berdoa kepada Maria, itu tidaklah Alkitabiah. Saya menghormatinya juga, seperti saya menghormati setiap orang lain. Dia dipilih untuk menjadi ibu YESUS, sehingga YESUS dapat datang ke dunia ini sebagai seorang bayi, meskipun DIA dahulu dan sekarang adalah ALLAH. Menakjubkan, TETAPI, Maria adalah seorang seperti Saudara dan saya. Dia bahkan harus dilahirkan kembali seperti Saudara dan saya. Dia perlu diselamatkan seperti Saudara dan saya. Dia menyadari ini ketika dia bernubuat ketika ia bertemu dengan Elisabet yang sedang mengandung Yohanes pembaptis, dan dia memanggil TUHAN JURUSELAMATnya:

    Lukas 1: 46-48:

    46  Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan TUHAN,

    47  dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,

    48  sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut AKU berbahagia,

    Lukas 11: 27-28:

    27  Ketika YESUS masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.”

    28  Tetapi Ia berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

    Maafkan jika kata-kata ini mungkin sedikit keras bagi sebagian dari Saudara, tetapi TUHAN sedang mencoba untuk menyelamatkan Saudara! Berdoalah bahwa ROH KUDUS boleh menunjukkan kebenaran kepada Saudara, berserulah kepadaNYA di rumah Saudara, temukanlah sebuah gereja Kristen1 dan dibaptislah dalam air. Berdoalah bahwa Saudara akan dibaptis dan dipenuhi dengan ROH KUDUS, dengarkanlah pengajaran Alkitab yang baik dan bacalah Alkitab.

    [edit]

    Sent from God messager

    • Shalom Bambing,

      Terima kasih atas kutipan yang anda berikan, yang mungkin diberikan dengan tujuan yang baik, yaitu ingin memperingatkan umat Katolik akan ajaran-ajaran yang dipandang salah. Namun, saya ingin memberikan usulan, dalam diskusi berikanlah argumentasi berdasarkan sumber-sumber yang dipandang sebagai kebenaran, yaitu Kitab Suci dan jangan berdasarkan wahyu pribadi, seperti yang anda berikan kepada kami. Ada begitu banyak diskusi di situs ini tentang hal-hal yang berkaitan dengan apa yang ingin anda sampaikan seperti: Apakah umat Katolik menyembah berhala – silakan klik, klik ini, klik ini. Tentang persekutuan para kudus: silakan klik, silakan klik (diskusi dengan Anton), diskusi dengan Esther dapat dilihat di sini – silakan klik dan diskusi dengan Machmud dapat dilihat di sini – silakan klik. Tentang Maria tetap perawan: silakan klik. Tentang Api Penyucian: silakan klik. Tentang baptisan bayi: silakan klik, klik ini. Akhirnya, kalau anda memang ingin berdialog secara serius, pilihlah salah satu topik di link-link yang saya berikan. Silakan memberikan argumentasi yang baik dan terstruktur berdasarkan Kitab Suci dan bukan berdasarkan mimpi atau wahyu pribadi. Namun, jangan memberikan argumentasi yang telah dibahas, kecuali anda ingin memperdalam argumentasi yang telah ada. Intinya adalah, jangan memulai diskusi dari awal tanpa membaca beberapa link yang saya berikan, sehingga tidak terjadi pengulangan-pengulangan. Semoga usulan ini dapat diterima.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  78. Kerajaan Surga & Neraka, dan Kedatangan Kristus by Angelica Zambrano
    (Judul asli: Prepare To Meet Your God) 
    …..
    Selama periode 23 jam, seorang anak perempuan Ecuardo bernama Angelica diperlihatkan Kerajaan Surga dan Neraka, dan Kedatangan Kristus. Ia menyaksikan Yesus menangis ketika Ia melihat banyak sekali jiwa-jiwa yg hilang selamanya, sebuah dunia yg menolakNya, sebuah Gereja yg lebih kebanyakan tidak siap utk Dia, orang-orang yg telah berhenti bersaksi kpd yg terhilang, dan sebuah industri entertainmen yg menyeret anak-anak kpd setan. Ia menyaksikan banyak dari ikon budaya kita yg terpandang menderita di dalam Lubang neraka; penyanyi, entertainer/penghibur, dan juga seorang paus. Angelica juga diperlihatkan bagaimana Kerajaan Surga semua sudah dipersiapkan dgn begitu indah dan siap, sebuah tempat mulia yg tak terbayangkan, di mana tidak ada kejahatan. Walaupun Yesus HANYA datang kembali utk Orang-orang Kudus, dan banyak dari anak-anak Tuhan TIDAK akan siap pada hari itu, dan akan tertinggal di dunia yg akan berantakan.

    …..[edit: lihat artikel di atas]
    Ia menggambarkan setan itu jelek, besar dan gemuk, jelek. Ia berkata tidak ada kata-kata untuk menjelaskan bagaimana mereka terlihat mengerikan. Ia akan menengking mereka, tetapi mereka tidak akan pergi. Ketika mereka datang, mereka akan melompat pada dirinya dan mencoba untuk mencekiknya. Ia akan melawan balik menengking mereka, tetapi ia tidak punya kekuatan. Suatu kali ketika ia menengking mereka, cahaya yang luar biasa muncul dan kemudian mereka melarikan diri! Itu adalah Tuhan.
    Apa yg anakku lalui itu tidaklah mudah. Ia diberi pesan yang mendalam kepada semua umat manusia, untuk mencari Allah. Tapi manusia berpikir bahwa apa yang dilakukannya baik-baik saja. Orang-orang muda yang pergi kpd obat dan alkohol, mereka berpikir itu tidak apa-apa, tetapi tidak. Salah satu pengalaman terbesar yg anakku alami ketika ia melihat banyak penghibur di neraka, termasuk penari, dan juga Paus Yohanes Paulus II (Pope John Paul II)…….

    [dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]

  79. saudara christopher bisa di kasi keterangan lebih lanjut tentang informasi gereja di hiroshima yg tidak hancur tersebut ?
    atau teman2 di sini boleh memberikan informasi bila mengetahui, soalnya saya sudah mengunjung situsnya tetapi mengalami kesulitan dalam mencari info di situs tersebut

  80. kalau kematian yesus tanda kemenangan,mengapa akhir2 ini banyak sekali umat kristen yang menyaksikan keadaan neraka itu isi nya orang2 kristen,pendeta,orang yang meminum anggur.bahkan pendeta sendiri pun turt menyaksikan neraka dan dia akan di hempaskan ke dalamnya.seandainya kematian yesus itu kemenangan maka yang ada bukan kesaksian neraka,tapi seharusnya semua umat kristen masuk surga semua,kan sudah di tebus dengan darah yesus.itu baru namanya kemenangan.mengapa dalam islam sejenis minuman berakohol haram? mengapa bunuh diri itu haram?.jawabannya baca artikel kesaksian neraka oleh 7 remaja

    • Shalom Pecinta Yesus,

      Silakan membaca tanya jawab di atas – silakan klik. Komentar anda mengasumsikan bahwa kesaksian-kesaksian tersebut adalah benar. Sebenarnya, sungguh sulit untuk membuktikan apakah kesaksian tersebut adalah benar atau tidak. Untuk itu, kalau anda mau berdiskusi tentang pokok-pokok iman Katolik, silakan memberikan argumentasi dari sumber yang telah kita yakini kebenarannya, yaitu Kitab Suci. Atau kalau anda tidak mempercayai Kitab Suci sebagai sumber kebenaran, kita dapat mendasarkan argumentasi dari akal budi atau menggunakan filosofi. Saya yakin, iman anda tidak tergantung dari kesaksian-kesaksian pribadi seperti kesaksian oleh 7 remaja.

      Kemenangan Yesus atas dosa benar-benar telah membuka pintu Sorga bagi seluruh umat manusia. Namun, memang sayang, bahwa tidak semua umat manusia menjawab tawaran keselamatan Kristus. Dan penolakan akan kasih dan pengampunan Tuhan, membuat orang-orang tersebut masuk ke neraka. Karena Tuhan begitu mengasihi manusia, maka Tuhan menciptakan manusia dengan akal budi dan mempunyai keinginan bebas, dan bukan hanya sebuah robot yang tidak mempunyai keinginan bebas sama sekali. Dengan keinginan bebasnya, maka manusia dapat mengatakan “ya” atau “tidak” kepada Tuhan. Jadi, kalau ada yang masuk neraka, maka itu adalah kesalahan dari pihak manusia yang tidak mau bekerjasama dengan rahmat Allah.

      Dengan demikian, kemenangan Yesus telah terjadi, dengan adanya kenyataan bahwa ada sebagian orang yang masuk Sorga. Karena tanpa kemenangan Yesus atas maut, maka sebenarnya tidak ada yang dapat masuk Sorga. Kemenangan Yesus atas maut ini bukanlah untuk Yesus, karena kemuliaan Tuhan tidak bertambah dengan sebagian orang masuk Sorga, maupun kemuliaan-Nya tidaklah berkurang karena ada sebagian orang masuk neraka. Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • jadi semua kesaksian tentang neraka itu palsu, lalu bagaimana tentang kesaksian elishabet tentang neraka? sampai-sampai dia menyampaikannyapun pada waktu kebaktian apakah dia juga berbohong?.kesaksian yang nyata adalah iman kita sendiri,nanti bila kita telah menghadap padaNya.pernah saya membaca dalam bible itu tidak boleh membuat gambar dan patung,lalu mengapa anda tidak mentaati kitab suci anda.
        salam damai

        • Salam Pecinta Yesus,

          Saya tidak mengatakan bahwa neraka itu palsu, namun saya mengatakan bahwa sangat sulit untuk membuktikan kebenaran dari kesaksian-kesaksian pribadi tersebut. Bagi umat Katolik, pegangan kebenaran adalah Magisterium Gereja, yang keputusannya berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi Suci. Dengan demikian, umat Katolik tidak dibingungkan dengan wahyu pribadi seperti di atas. Jadi, kalau kesaksian dari seseorang bertentangan dengan iman Katolik, dengan mudah saya mengatakan bahwa kesaksian tersebut adalah palsu. Sebagai contoh: kalau ada kesaksian yang mengatakan bahwa Api Penyucian tidak ada dan Gereja Katolik mengajarkan bahwa Api Penyucian ada, maka yang dipercayai umat Katolik adalah kesaksian tersebut adalah salah dan umat Katolik akan tetap berpegang pada ajaran Gereja. Apakah anda mau percaya dengan wahyu-wahyu pribadi dari santa-santo yang mengatakan bahwa Api Penyucian itu ada? Terbukti bahwa hidup santa-santo tersebut sungguh luar biasa. Apakah anda mau mengatakan bahwa kesaksian santa-santo tersebut adalah kebohongan? Diskusi dan pertanyaan-pertanyaan seperti ini tidak akan memberikan manfaat apapun, karena tidak ada acuan yang sama untuk berdiskusi. Oleh karena itu, cobalah untuk memberikan argumentasi dari sumber yang telah kita percayai bersama, yaitu Kitab Suci. Dan saya yakin, anda mendasarkan iman anda kepada Yesus seperti yang diceritakan dalam Kitab Suci dan bukan seperti yang diceritakan oleh orang-orang yang mengklaim menerima wahyu-wahyu pribadi. Semoga penjelasan ini dapat diterima.

          Tentang gambar-gambar dan patung di dalam Gereja Katolik telah didiskusikan begitu panjang. Anda dapat mengikuti diskusi ini – silakan klik dan ini – klik ini, serta artikel ini – silakan klik. Silakan bergabung dalam diskusi di link-link yang saya berikan. Cobalah memberikan argumentasi yang baru dan jangan memulai diskusi dari awal, karena akan terjadi banyak pengulangan. Semoga dapat diterima.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

    • @pecinta yesus

      Saya sudah baca kesaksian 7 remaja mengenai neraka.
      99.198.99.154/documents/Kesaksianoleh7RemajaMengenaiNeraka.pdf

      Dan mohon kejelasan lebih lajut dari saudara pecinta yesus,
      Kejadian ini adalah pada tanggal 11 April 1995, tapi kronologi kejadian tidak jelas. mungkin saudara pecinta yesus yg mungkin lebih mendalami hal ini bisa memberi penjelasan.

      Beberapa hal yg ingin saya ketahui sekenaan dengan kesaksian ini adalah :
      1. Tempat kejadian ?
      2. Siapakah ke 7 remaja tersebut (nama lengkap, tinggal dimana, – untuk membuktikan bahwa orang nya benar-2 ada)? Apa yg terjadi pada mereka dalam kurun waktu 6 tahun sejak kejadian. ( apakah ada yg menjadi dokter, apakah ada yg menjadi pendeta, apakah ada yg mengalami wahyu pribadi lagi) — logika: karena namanya kesaksian 7 remaja, harusnya sampe sekarang masih hidup orang2nya
      3. Kronologis secara sistimatis kejadian, karena dari yg saya tangkap, perwahyuannya bukan cuman sekali.
      4. Adakah saksi lain yg memberikan penegasan akan kesaksian/ kejadian yg mereka alami.

      Sedikit pertanyaan sederhana yg saya yakin sdr pencinta yesus dapat menjawab dengan mudah, dan penting bagi saya karena seperti ada tertulis, ujilah dahulu segala sesuatu.

      btw saudara pencinta yesus — anda kenapa tulis “yesusnya” pake huruf kecil ? sorry oot.

  81. Syalom Tim Katolisitas,

    Ini ada beberapa pertanyaan dari temanku yang beragama Budha. Nah yang saya ingin tahu bagaimana jawaban akan pertanyaan ini dipandang dari sudut iman Katolik.

    What is the difference between dream and reality?
    What if your life up until now is just a dream because you don’t know the truth of reality?

    Imagine you’re an RPG hero. RPG is abbreviation of role playing game, a game where you role as a hero who’s going to save the world. You’re travelling around the world.
    At first you travel just to see the outside world. But in the middle of your travelling you see something that many people believe is truth, is actually a fake truth.
    So you’re going to find the real truth, and tell the world about it. But it’s not a simple task. Many people will trying to stop you.
    And no one will believe what you’re saying. But you’ll keep forward no matter what happen. Until you’re confronting the leader of the fake truth who is called god by his believers.
    You finally can kill the god whom many believe he is immortal. And tell the world about it. And peace come to this world.

    What if some of the above story is not only in the game? What if it is happening in this world?
    Something that you believe since you’re a child is actually only a fairytale.
    So people of the world, find the truth, learn the truth, and tell the world about it.

    Here’s some question that you must contemplating:
    1. What is life? Why you’re live? Why you’re born?
    2. Why some people born rich, some people born poor. Some people born good-looking, some people born ugly. Some people born without defect / handicap, some people born with defect / handicap.
    3. More extreme is some people born rich, live rich, die rich. But some people born poor, live poor, die poor.
    4. Do you know the true meaning of “I’ve been to paradise, but I’ve never been to me” that maybe even the author of that song don’t know?
    5. Do you know the origin of these terminologies: the conqueror, the almighty, the all-seeing, the subjector of all to his wishes, the omnipotent, the maker, the creator, the supreme one, the controller, the origin of life, and father to all that have been and shall be.

    Buddha said:

    Do not believe in anything simply because you have heard it. Do not believe in traditions because they have been handed down for many generations. Do not believe anything because it is spoken and rumored by many. Do not believe in anything because it is written in your religious books. Do not believe in anything merely on the authority of your teachers and elders. But after observation and analysis, when you find that anything agrees with reason and is conducive to the good and the benefit of one and all, then accept it and live up to it.

    Terima kasih banyak Tim katolisitas atas jawabannya. Deo Gratias

    • Shalom Rudi,

      Saya pikir, pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak perlu dijawab satu persatu, karena bukan pertanyaan-pertanyaan tersebut yang menjadi esensi dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Yang menjadi esensi dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah bagaimana seseorang tahu apa yang kita percayai atau imani adalah merupakan satu kebenaran (lihat beberapa kalimat terakhir). Hal ini juga dapat ditanyakan kepada mereka, bagaimana mereka juga dapat yakin bahwa apa yang mereka percayai, yang mereka anggap “agrees with reason” dan “conducive to the good and the benefit of one and all” adalah sesuatu yang benar. Apakah dan siapakah otoritas terakhir yang menyimpulkan bahwa apa yang dipercayai adalah suatu kebenaran? Apakah diri sendiri? Kalau memang diri sendiri dan tidak tergantung apapun, apakah ada kemungkinan bahwa apa yang diri sendiri pikirkan juga dapat salah? Kalau diri sendiri dapat salah, bagaimana dia dapat begitu yakin, bahwa apa yang dipercayainya adalah sesuatu yang benar? Apakah mungkin bahwa beberapa orang mempunyai beberapa kesimpulan yang saling bertentangan yang dianggap sebagai kebenaran? Kalau demikian, apakah esensi dari kebenaran? Apakah dua hal yang saling bertentangan, pada waktu yang sama dan dengan cara yang sama dapat dianggap dua-duanya benar? Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  82. yapzzz…saya setuju…jangan langsung percaya sama cerita2 diatas…
    kalo kita punya saja iman sebesar biji sesawi,,,ribuan cerita2 or kisah seperti diatas ga akan laku bagi kita…
    berdasarkan pengalaman pribadi, saya sangat setuju dengan bro christopher rudy
    bukannya mau menyombongkan diri…waktu saya diberi kesempatan oleh Yesus untuk bertemu dengan beragam jenis mahluk gaib yg merasuk ke dalam diri seseorang…ketika mengucapkan doa Salam Maria dengan penuh keyakinan (selain meminta pertolongan kepada Yesus dan Allah Bapa disurga), segala mahluk gaib bahkan yg paling kuat sekalipun langsung lari ketakutan…
    sepertinya cerita ini aneh dan tidak masuk akal…tapi asal diketahui bahwa saya adalah tipe orang yg menggunakan sebagian besar otak saya untuk hal2 yang ilmiah. berdasarkan pengalaman spiritual atas kebaikan Yesus itulah terjawab segala hal yg menjadi bantahan untuk hal2 spti diatas bagi diri saya pribadi…
    pengalaman sederhana saja…sudah banyak segala permintaan atas doa rosario yg dikabulkan…dan saya yakin, doa2 anda juga dikabulkan dengan menggunakan doa rosario jika dilakukan dengan sepenuh hati…
    semoga warga Katolik tidak dengan serta merta langsung goyah jika menemukan kesaksian2 pribadi seperti diatas… [dari Katolisitas: kami edit]
    Siapapun anda, jikalau Katolik, pasti lah digembleng habis2an oleh Nya supaya menjadi pribadi yg berbeda dari orang kebanyakan….
    menjadi berbeda dari orang lain bukanlah suatu pekerjaan yg gampang….
    selalulah pikul salib yg ada dipundakmu dengan ketaatan dan kepercayaan padaNya…karena Dialah yg akan membantumu…sehingga pada akhirnya, kita akan layak berada bersamaNya dikerajaanNya
    rahayu3

  83. menurut saya cara paling mudah untuk mengetahui wahyu itu benar atau tidak adalah dengan membandingkan apa yang kita percaya…sebagai contoh: kalo orang katolik percaya bahwa kita hanya menghormati Bunda Maria, terus wahyu pribadi itu berkata orang katolik akan dihukum Tuhan karena menyembah Bunda Maria, kita juga bisa langsung menyimpulkan…kalau memang dia sudah diberi ‘pengetahuan’ oleh Tuhan, mana mungkin dia akan salah mewahyukan sesuatu…
    salam kasih.

    [Dari Katolisitas: Ya, dengan kata lain, cara paling mudah untuk menilai suatu wahyu pribadi itu otentik atau tidak, adalah dengan memeriksa apakah yang diwahyukan itu sesuai dengan ajaran Magisterium Gereja Katolik. Jika tidak sesuai, maka wahyu pribadi itu tidak otentik]

  84. saya adalah orang yg pergi meninggalkan Calvinisme. dan saya percaya Gereja yg kudus ialah KATOLIK ROMA, kapanpun aku ingin berdoa,gua Maria selalu terbuka ,jam berapapun. inilah yg membuatku merasa dirumah sendiri, rumah Tuhan kita, kesaksian seperti ini adalah kesaksian dari gereja yg tidak jelas asal usulnya, ….[dari Katolisitas: kami edit. Johan, selamat bergabung dalam Gereja Katolik]

  85. Shalom team katolisitas,ijinkan saya memberi sedikit pendapat kepada sdri Grace. Salam damai sdri Grace, saya melihat cerita diatas ada teladan katolik yang baik pada awalnya yaitu Doa Rosario dimana bila dilakukan dengan baik akan sangat baik pula faedahnya.Karena wahyu pribadi bisa saja membuat terkadang kita terkecoh,itupun karena kelemahan daging namun tidak akan membuat iman kita terkikis.Oleh sebab itu kita membutuhkan sakramen tobat dan disempurnakan sakramen Ekaristi yang selalu kita rindukan di gereja katolik. Mengenai cerita wahyu pribadi itu saya melihat cerita yang kurang sempurna sebab begitu memelasnya Tuhan minta tolong kepada si putri,bukankah sebaliknya kita yang sangat membutuhkan pertolonganNya.Teruslah berdoa Rosario sdri ku dan tolong sertakan aku beserta team katolisitas dalam doanya.Salam damai selalu.

  86. Saya adalah umat katolik,…
    sewaktu SMA saya pernah meragukan keberadaan Tuhan,… tapi saat saya mencoba mendekatkan diri kepada Tuhan dengan jalan berdoa, maka doa saya di sambut bahkan pengertian demi pengertian telah saya terima.
    Sekian kali saya telah menjadi saksi bahkan bukan kepada umat Kristen
    pengertian iman yang ada pada saya sangat sederhana, mungkin saya bodoh tentang pengetahuan iman Gereja Katolik, tapi yang pasti apapun yang saya lakukan semua saya dasarkan pada Takut akan Tuhan. Orang boleh cerita – boleh bersaksi – boleh memutar balikkan keadaan dan ucapan tapi jika dasar hidup kita adalah takut kepada Tuhan, maka itu lebih bermakna dari segala pengetahuan yang ujung – ujungnya hanya untuk berdebat.
    Jangan sekali – kali kita membuat kasih karunia Allah sebagai pertentangan
    ingatlah,…. kenapa Menara Babel diruntuhkan.
    semua itu karena keangkuhan,
    karena semua ingin menang sendiri.
    Takutlah kepada Tuhan setulus hatimu, dan dasarkan itu di setiap langkahmu
    lakukan apa yang dikehendaki Tuhan untuk kita lakukan
    dan berpedomanlah selalu kepada Kitab Suci
    Smoga Tuhan Memberkati.

  87. Saya sekitar 1 tahun terakhir terpanggil untuk benar2 menjadi katholik..berdoa rosario tiap pagi, renungan harian dan baca kitab suci tiap hari..
    Rasanya damai dan tentram..
    Tak ada yang bisa menggoyahkan iman Katholik dengan kesaksian2 seperti itu..
    Gereja Katholik memang ada plus minusnya..kadang dianggap kuno dan kotbah dari para pastor yang kurang berapi2 seperti gereja Non Katholik..
    Namun demikian saya tetap respek terhadap konsistensi ajaran Katholik yang tidak pernah berubah dari dahulu sampai sekarang..
    Gereja katholik adalah gereja yang ingin menghargai semua aspek kerohanian termasuk menghormati para Santo Santa dan termasuk Bunda Maria sendiri..
    Rasanya bukan seorang Bunda Biasa yang dipilih Tuhan untuk mengandung YESUS..
    Karena pada ujung2nya doa ROSARIO itu sendiri adalah doa kita kepada YESUS juga…
    Berkah Dalem

  88. ah kesaksian palsu kali, Bunda Maria bagiku adalah orang Kudus, sudah banyak novena kepada beliau dan juga Tuhan Yesus yang terkabulkan, trimakasih Bunda…

    [Dari Katolisitas: Yang terpenting dalam menilai kotentikan wahyu pribadi adalah sejauh mana itu sesuai dengan ajaran Magisterium Gereja ]

  89. Terima kasih sdh mendapat tambahan pengetahuan, buat saya biarkan mereka memiliki pendapat seperti itu, yang penting saya akan tetap menjalani apa yang menjadi iman katolik , kita tidak perlu membalasnya, yang penting tunjukan bukan besar otaknya, tapi besar kasih Tuhan yang kita miliki untuk kita praktekkan dalam hidup sehari-hari, teori bagus tapi praktek belum tentu, Syaloom dan Tuhan mengasihi ……

  90. Gereja Katolik punya pengalaman 2000 tahun menghadapi berbagai wahyu pribadi yang jumlahnya tak terhitung. Setahu saya Gereja tidak pernah hanya tertarik pada pesan-pesannya. Gereja juga melakukan investigasi kedalam seluruh konteks peristiwanya, termasuk meneliti orang yang mendapat wahyu. Dari berbagai pewahyuan yang telah diakui Gereja, kita tahu bahwa para penerima wahyunya selalu memiliki ciri yang kurang lebih sama: rendah hati, hidup sederhana penuh doa dan mati raga, dan taat kepada otoritas setempat (romo parokinya). Tidak pernah sekalipun mereka bersikap arogan, merasa sok benar, mengajak perdebatan dengan orang lain, atau melawan pastor setempat atau romo pembimbing rohaninya. Semua pesan surgawi selalu mereka sampaikan hanya kepada pastor setempat. Mereka tidak tampil sebagai selebriti dan berbicara dengan publik. Jika ada satu saja sikap buruk yang tidak sesuai dengan kebajikan Kristiani, itu sudah cukup bagi Gereja untuk menghentikan penyelidikan.
    Banyak peristiwa pewahyuan pribadi yang tidak diakui Gereja karena memperlihatkan tanda-tanda yang bukan berasal dari Allah, seperti misalnya si penerima wahyu membuat mimbar supaya ia dapat pidato menyampaikan pesan-pesan langsung kepada umat / publik (saat ini mimbar digital lewat facebook, tweeter, blog, youtube, dll) dengan maksud agar tidak disaring oleh otoritas Gereja, suatu sikap arogan yang merasa benar sendiri. Ada juga yang mengundang wartawan untuk press conference dan membagikan pamflet, lalu mengundang umat untuk beramah tamah, tanya jawab, memberi konsultasi pribadi atau keluarga, seolah mereka adalah pemimpin jemaat. Untuk menjauhkan umat dari pastor setempat, biasanya imereka akan mengarang cerita tentang “kesesatan” romo paroki dan beberapa pejabat Gereja yang lain.
    Biasanya, setelah umat yakin dan mulai bergantung pada mereka, langkah selanjutnya hanya ada 2 pilihan: uang atau kesesatan ajaran iman, atau bahkan kedua-duanya. Mereka akan minta sumbangan uang dengan aneka alasan (membangun gereja seperti yang dipesankan oleh “Allah” kepada mereka, mendirikan panti asuhan, misi rahasia demi pertobatan, memperbaiki rumahnya untuk tempat doa agar pantas bagi “Tuhan”, sampai biaya perjalanan ke berbagai kota untuk menyebarkan “pesan surgawi”nya). Disaat bersamaan, tidak mustahil mereka akan menawarkan “ajaran baru”, seperti misalnya umat bisa menerima komuni dari mereka (yang katanya sudah diberkati “Allah” sendiri), mereka bisa memberkati pernikahan, menyarankan umat untuk tidak ke misa di parokinya dengan alasan romo paroki sudah sesat, dan aneka ajaran lain yang kalau dicari di katekismus Gereja Katolik tidak akan ditemukan.
    Proses untuk mencapai tahap kesesatan ini tidak instan. Pada awalnya semua berjalan seolah sesuai ajaran iman kita. Selang beberapa tahun mulai banyak ajaran dan pernyataan aneh. Gereja terkesan lamban bersikap sebab memang biasanya pesan-pesan yang sesat muncul belakangan. Seperti sdr Stef ungkapkan bahwa setan bisa memberikan setengah kebenaran, tapi tidak mungkin 100%. Ketika tanda-tanda kesesatan diatas mulai muncul, umat sebaiknya langsung angkat kaki. Konsultasikan dengan pastor paroki. Kalau pastor meminta kita waspada, itu bukan karena beliau takut kalah populer, sebagaimana yang biasa mereka dengungkan. Perhatikan pesannya. Kalau mulai aneh dan sesat, tinggalkan mereka. Perhatikan juga gaya hidupnya. Apakah mobilnya ganti baru, kehidupan finansialnya meningkat, rumahnya direnovasi, ada pembelian aset property (apapun alasannya), dan tanda-tanda lain. Kalau ya, waspadalah. Jangan-jangan memang sudah ada yang tertipu. Semoga tidak ada lagi umat Katolik di Indonesia yang terkecoh nabi palsu seperti pernah terjadi di beberapa kota di Jawa.

  91. Saya sangat bersyukur mendapat anugerah dipanggil menjadi seorang Katolik. Dengan diskusi-diskusi semacam ini semakin menguatkan bahwa Kerajaan Allah hadir di dunia melalui Gereja Katolik. Tetapi salah satu hal yang masih mengganggu saya adalah saya belum bisa mengajak Ayah saya dan 2 orang adik saya (dari 5 bersaudara perkawinan campur) untuk menjadi Katolik. Di tengah suasana jaman seperti ini, kesaksian-kesaksian seperti ini sungguh menguatkan. Semoga informasi-informasi ini dapat saya teruskan ke orang-orang di sekitar saya termasuk Ayah dan kedua adik saya agar bisa menerima rahmat panggilan mengikuti Kristus melalui Gereja Katolik

    [Dari Katolisitas: Memberikan informasi- informasi yang baik tentang iman Katolik adalah sesuatu yang baik, namun yang terlebih penting adalah mendoakan mereka, dan menunjukkan kasih Kristus kepada mereka lewat kesaksian hidup anda sebagai anggota keluarga yang terdekat dengan mereka]

  92. Saya sarankan Grace Christine membaca kesaksian santo-santa, bukan kesaksian murahan.
    Coba saja para pemberi kesaksian itu ditanya balik seperti yang dikatakan pak Stef katolisitas itu. Jawaban apapun pasti sukar dipertanggungjawabkan secara teologi. Lain sekali dengan kesaksian dan tulisan para kudus, seperti Santa Theresia Kanak-Kanak Yesus, Santo Fransiskus Assisi, Santo Ignatius Loyola, Beata Teresa Calcutta, Beato Yohanes Paulus II, atau Thomas A Kempis, “Mengikuti Jejak Kristus”. Lain rasanya…
    Salam dari Semarang: Isa Inigo

  93. Saya bersyukur dan sangat-sangat bersyukur menjadi UMAT KATHOLIK. Gereja yg satu-satunya utuh dan sama di manapun di muka bumi ini berada. Saya KATHOLIK semenjak lahir, tetapi saya sangat mencintai IMAN saya.
    Cerita dan kesaksian murahan itu SAMA SEKALI TDAK MELEMAHKAN apalagi mematikan IMAN saya.
    Malah akan memperkuat IMAN saya terhadap TUHAN YESUS melalui AJARAN GEREJA KATHOLIK.
    Jangan goyah IMAN mu saudara-sudara ku ….
    TUHAN YESUS menyertai kita sampai akhir zaman …
    Banyak karya nyata di GEREJA KATHOLIK yg tdk di miliki oleh Gereja lain ….

    • Kepada Ibu Grace di tempat

      Iblis tidak suka kalo seseorang mendaraskan doa Rosario.

      terjemahan :
      Pada 1945 di Hieroshima / Jepang, bom atom pertama meledak, ada keajaiban mencolok, sayangnya tidak ditulis dalam buku pelajaran: Empat imam Katolik disebuah ruangan selamat dari ledakan bom atom, ketika mereka berdoa rosario. Mereka sampai kematiannya tidak menderita karena radiasi bom atom tersebut ! Bangunan nya masih berdiri ! Rumah itu terletak hanya 300 m dari pusat ledakan bom atom ! – Anda lihat bahwa doa Rosario lebih kuat dari bom atom atau bom apapun!

      dari situs :http://kath-zdw.ch/maria/wunder.aller.art.html

      http://kath-zdw.ch/maria/unversehrt.html#Hl. Bernadette Lourdes………meninggal tahun 1879 yang sampai sekarang tubuhnya tidak rusak, salah satu orang Suci dari sekian banyak ……..

      Salam Damai dalam Kristus.

  94. Salam damai…
    Terima kasih utk ulasan2 yg sangat mencerahkan..semakin mengkuatkan iman saya……

  95. Thanks buat penjelasan yg bagus dr Admin Katolisitas, selalu bermakna dan jelas… Tetaplah menjadi garam dan terang :)

  96. Saya percaya akan Gereja Katolik yang Kudus, Katolik dan Apostolik…………………..matur sembah nuwun Gusti Tuwin Ibu Maria, Lan para suci ing swarga…………….Amin.

  97. Shalom Bu Grace,

    Ijinkah saya memberikan sedikit komentar atas kondisi yang ibu hadapi.
    Terus terang bagi saya buku karangan tentang kesaksian-2 yang ibu ceritakan itu tidak sedikitpun menggoyahkan iman saya akan ajaran Gereja Katolik.
    Saya punya pengalaman pribadi. Suatu malam ditahun 2000-an setelah +/- 30 tahun kepergian ibu tercinta saya (cat : ibu saya Katolik dan meninggal ketika saya masih kecil & ayah : Kong Hu Cu) saya bermimpi didatangi suatu cahaya yang terang dan mengatakan kepada saya bahwa ibu saya sekarang sudah berada di surga setelah menyelesaikan semua proses penyucian. Waktu itu saya masih belum mengerti apa maksudnya karena pengetahuan Katolik saya masih minim. Dan sekarang saya yakin banget bahwa ibu saya sudah berada di surga setelah melalui api penyucian. Pengalaman ini benar-2 saya alami. Dan yang bisa merasakannya hanya saya sendiri. Kalau saya menceritakan kepada orang lain bahwa Api Penyucian itu ada, apakah orang lain akan percaya? Kalau tidak percaya, kenapa? Mengapa kalau orang lain bilang tidak ada api penyucian kok langsung bisa dipercaya? Ini artinya apa? Ada standar ganda dan bersifat subyektif.
    Ada berapa banyak orang Katolik yang mengalami pengalaman rohani seperti ini? Mungkin sangat banyak tapi tidak dibukukan / diceritakan karena sifatnya sangat pribadi.
    Meskipun saya mengalami suatu pengalaman (walaupun cuma mimpi) yang begitu membahagiakan saya pada waktu itu tapi ini tidak bisa menjadi parameter [dari Katolisitas: kami edit] bagi semua orang bukan?
    Bagaimana kalau suatu saat ada orang mengaku mendapat penglihatan bahwa (maaf) dia dibawa ke Neraka dan melihat Martin Luther, Calvin, Zwingli disiksa disana dan sangat menderita, apakah orang akan langsung percaya atau akan bilang “ah….itu tidak mungkin..?”
    Mari kita kuatkan iman kita dan selalu mengacu kepada pengajaran Gereja Katolik yang Satu, Kudus, Apostolik dan Katolik.

    Salam Dalam Kasih Kristus.
    Simon

  98. Hallo Grace and Pak Stef,

    Grace, terima kasih banyak sudah bertanya ttg kesaksian ini. Semoga pertanyaanmu dan jawaban dari Pak Stef, serta komentar teman2 semuanya bisa semakin menguatkan iman teman2 Katolik lain yang membaca. Amin.

    Sebenarnya, sama seperti Pak Stef, saya juga malas membaca maupun membahas ttg kesaksian yang seperti ini. Maaf, tapi bagi saya, ini adalah kesaksian yang sangat tidak bermutu dan mengandung banyak sekali ketidak-kebenaran di dalamnya.

    Sekitar sebulan yg lalu, saya mendapat YM dari teman Katolikku …, yang memforward kesaksian ini ke saya (mungkin juga ke teman2nya). Karena berasal dari dia, yang …adalah anggota WKRI, saya baca kesaksian tersebut.
    Di awal2 ceritanya, saya agak tertarik, tetapi ketika mulai perjalanan di neraka, saya agak sedikit menyangsikan, lalu baca mulai di skip-skip, lalu sampai kepada Paus Yohanes Paulus II, lalu ttg semua romo2, dll. Lah….kok kesaksian ini mulai aneh2? Saya juga mulai menyadari ada satu kejanggalan yang sangat mencolok di dalam cerita tersebut……[dari Katolisitas: kami edit]

    Temanku mengatakan bahwa kesaksian ini bagus. Setelah kupertanyakan, ternyata dia belum baca habis kesaksian tersebut. Dia juga bilang merasa aneh ttg Paus Yohanes Paulus II dan para romo yang disinggung di situ, tapi tetap memforward kesaksian tersebut. Sungguh…..sangat disayangkan. (Ada baiknya kita selalu meneliti dulu email/YM/sms/apapun yang akan kita forwardkan kepada teman2 kita).

    Teman kantorku, yang juga dikirimi kesaksian ini bertanya kepada saya ttg kesaksian ini, setelah saya memberitahukan ttg opini pribadi saya ttg Paus, dan romo ….dalam cerita tersebut, teman saya mengkonfirm kegelisahan dia saat membaca kesaksian ini dan juga merasakan beberapa kejanggalan dalam cerita ini. [….Dari Katolisitas: kami edit]

    Mungkin saya bisa kasih bbrp tips kepada Grace dalam memperdalam imannya, serta untuk lebih mengenal Gereja Katolik kita yang sangat kaya ini:
    1. Ikutilah SHBDR (Seminar Hidur Baru Dalam Roh Kudus), biasanya diadakan di paroki2. Kemungkinan besar di paroki Grace juga ada. Pastinya di Karmel – Lembang ada. Silahkan di check.
    2. Ikutilah KEP (Kursus Evangelisasi Pribadi) yang juga diselenggarakan di paroki2 setempat. Biasanya setahun sekali.
    3. Pergi retret Awal di Lembah Karmel (Puncak) disana membahas lengkap ttg SHBDR, or retret2 yang diselenggarakan oleh paroki2 setempat.

    Saya sendiri banyak bertumbuh dalam iman, pengetahuan, dan doa sejak mengikuti SHBDR, KEP dan retret2.
    And jika Grace merasa ingin berdoa sendiri dalam mencari kebenaran or bimbingan, silahkan mencoba doa NOVENA ROH KUDUS (terdapat di dalam Puji Syukur). Lupa no. berapa. Yang ku tahu, sejak mendoakan NOVENA ini, iman dan pengetahuanku semakin di tambahkan oleh Tuhan Yesus dengan bimbingan dari Roh Kudus.

    Aaaaa…..betapa kayanya Gereja Katolik kita. Betapa banyaknya cara untuk menuju, mendekat kepada Yesus Kristus Tuhan kita. Serta Bunda Maria yang selalu mendoakanku, membimbingku serta menasehatiku. Aku bangga punya MAMA seperti Bunda Maria.

    Kalo enggak bisa melayani orang miskin demi Tuhan Yesus seperti Bunda Teresa Kalkuta, kita bisa melayani Tuhan Yesus dalam melakukan hal2 kecil dengan cinta yang besar seperti yang dilakukan oleh St. Theresia Lisieux, or mendekat kepada Tuhan melalui doa kontemplasinya St. Teresa Avila, or banyak mendoakan arwah2 di dalam api penyucian, seperti yang dilakukan oleh St. Faustina dan Maria Simma. Membimbing anak2 miskin dan anak2 muda kepada kesucian menurut St. Yohanes Bosco, atau bahkan membawa keluarga kita semakin mendekat kepada Tuhan Yesus, seperti yang dilakukan oleh sepasang pasutri yang telah dijadikan beato dan beata oleh Paus Yohanes Paulus II: Luigi dan Maria Beltrame Quattrocchi.

    Sungguh…..Gereja Katolik kita benar2 kaya, dan menawarkan banyak cara untuk menuju dan bersatu dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan kita di dunia ini, membawa jiwa2 kepada-NYA.

    Aku kagum dan bangga akan Gereja Katolik kita. Semoga teman-teman yang lain pun bisa semakin mengenal dan mencintai Gereja Katolik kita yang tercinta ini.

    Terutama, thanks Pak Stef atas website yang LUAR BIASA ini! Semoga Tuhan selalu membimbing, menyertai, merahmati semua karya2 Pak Stef dan Bu Ingrid dengan terang Roh Kudus, amin!

    Julia

    [dari Katolisitas: terima kasih atas sharing anda]

  99. Saudara-saudaraku yang terkasih dalam Kristus
    Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Bunda Maria, bahwa kita saat ini sedang dalam peperangan Besar melawan kekuatan kegelapan. Jadi Jangan heran bila Setan menggunakan berbagai tipu muslihatnya untuk menarik anak-anak Allah ke dalam maut.

  100. hmmm…tapi memang kadang, ada orang-orang yang standar ganda…maksudnya, kalo rujukannya alkitab dan ajaran gereja, selalu dipertanyakan (sekalipun ajaran gereja itu sudah banyak ataupun berdasarkan kesaksian)…giliran, cuma ada SATU kesaksian yang tidak jelas asal usulnya, langsung aja, OH INILAH YANG PALING BENAR.

    Jujur aja, kalo ‘cuma’ seperti hal-hal itu, saya pernah, kok, tapi mimpi…beberapa kali, mimpi yang berbau2 non-katolik…seperti, tau-tau di dalam mimpi, ada yang telp saya,”mau tau jalan Allah? (spellingnya pake non-katolik, ya?…hehe)” …dengan suara menggelegar (tapi tidak menyenangkan…seperti intimidasi)…terus ada lagi mimpi2 lainnya…apa terus saya langsung ambil kesimpulan, oooh, inilah pertanda bahwa saya seharusnya tidak jadi katolik?…Tidak, habis mimpi2 seperti itu, saya langsung berdoa kadang dalam keadaan separuh sadar, saya juga sering berdoa dalam tidur…yang paling ampuh? SALAM MARIA…(jangan salah, ada artis yang langsung convert begitu dapet mimpi kayak gini…hehe…)
    Saya bukan orang yang rajin rosario, tapi jujur, setelah beberapa pengalaman “diganggu” (apa itu semacam bau2 aneh atau mimpi…atau apalah), bagi saya, yang paling ampuh itu Salam Maria. Asli, langsung tenang!…Jika doa itu tidak punya kekuatan, jika Maria itu memang no-body, kenapa saya yang pernah panik saat diganggu langsung tenang dengan doa itu?…
    Saya pernah lagi ada prosedur medical. Dokternya mengalami kesulitan lalu saya berdoa dalam hati, Salam Maria..eh, tidak lama dokternya bilang,”naaah, sudah terbuka, nih, (salurannya).”…Jika yang namanya “Bunda Maria” itu bukanlah siapa-siapa, saya mu ucapin doa ribuan kali, nggak akan ada hasil yang bagus juga…malah jadi mungkin manggil roh apaaaa nggak jelas…horor

    Hmm…tidak tau juga, ya? tapi rasa-rasanya, emang dalam tahap pertumbuhan iman apalagi saat kita gencar2nya berdoa, emang godaan itu banyak…macem2, sih. Tidak melulu, tergoda untuk meninggalkan katolik secara judulnya pindah agama, tapi ada juga misalnya, tetep di katolik tapi imannya sudah menipis dan istilahnya, sudah jadi ‘kerutinan’ saja menjadi katolik…

    Kalau ada ‘apa-apa’, jangan putus2 berdoa sama Tuhan dan tanya sama Dia langsung. Bagaimana ini, Tuhan? Mohon Tuhan ajarkan…mohon Tuhan tunjukan jalan yang benar…Sebelum baca2 yang kontroversial2, kuatkan iman anda dengan bacaan2 yang benar dulu. Jangan aneh-aneh dan sok kuat, deh. Hati-hati, lho, kalo mengira iman kuat itu, malah jadi ‘kesombongan’…dan kesombongan itu udah ibaratnya, pintu buat godaan dateng terbuka lebar…bisa kepleset2…
    ….
    [dari Katolisitas: kami edit]

    Intinya, berdoa berdoa berdoa berdoa berdoa…fokus ke kehidupan iman anda sendiri dulu…seperti pak Stef bilang, orang-orang itu juga hidupnya sehari-hari seperti apa? Apakah (maaf, tanpa bermaksud sombong…cuma mungkin pilihan kata2 saya terlalu to the point…hehe) mereka memang memiliki kehidupan iman yang layak ‘dipersandingkan’ dengan kehidupan JPII, Padre Pio, Santo-Santa lainnya?…

    Ada satu ‘patokan’ dari Bunda Maria (saya lupa, suami saya dapat bacaannya di mana, ini kesaksian soalnya tapi lupa yang di mana): kalau sesuatu membawa damai, itu pasti dari Tuhan…
    Nah, kalau saya baca kisah2 Santo Santa, meski singkatnya saja, itu rasanya selalu ingin menangis karena kok, rasanya, hati saya ini hampa dan ‘melihat’ hidup mereka itu seperti penuh kedamaian…cinta akan Tuhan meski mungki iman mereka pun jatuh bangun sebelumnya…
    Tapi kalo baca2 hal2 yang menggelisahkan dan benar2 tidak ada gunanya sama sekali, yah, bagaimana, ya? apa itu benar dari Tuhan?…Kembali lagi, marilah kita berdoa berdoa berdoa…

  101. Shalom Grace,

    Boleh ya saya tuliskan tiga saja faktor yang telah membuat saya kuat sebagai Katolik, yang tentu saja masih banyak sekali faktor lain yang bisa membuat kita kuat sebagai Katolik.

    1. Pendiri Gereja Katolik adalah Tuhan Yesus sendiri.
    Seorang teman saya dengan bangganya pernah berkata, “Gereja sana pendirinya adalah sepasang suami-istri yang rendah hati, sedangkan gereja di sana lagi pendirinya juga sepasang suami-istri yang rendah hati.”
    Dan, saya menyahut, “Kalau Gereja Katolik, pendirinya adalah Tuhan Yesus sendiri.”
    “Masa sih?” tanya teman ini dengan sedikit terkejut.
    Tentu saja saya tidak kalah bangganya karna Gereja Katolik telah didirikan oleh Raja segala raja, yang telah berjanji akan melindungi GerejaNya sampai akhir zaman.
    2. Gereja Katolik bersifat Satu.
    Kalau kita menemukan Gereja Katolik di tempat yang baru, pastilah Gereja ini sama persis ajaran dan liturginya dengan Gereja Katolik di tempat kita, karna Gereja Katolik bersifat satu – laksana perusahaan yang membuka cabangnya sampai di negara-negara asing yang jauh, namun mereka tetap satu.
    Tahun 2008 saya ke kota Kuching, Sarawak. Di kota ini saya mencari Gereja Katolik dan ketemu. Saya bertanya kepada seorang bapak, pukul berapa misa dengan Bahasa Melayu. Ia menjawab, misa dalam Bahasa Melayu sudah tadi pagi, tapi nanti sore masih ada misa dalam Bahasa Inggris.
    Saya menjawab bahwa saya tidak mengerti Bahasa Inggris. Tapi ia langsung memotong, kan sama saja, mau bahasa apapun dan di manapun.
    Saya jadi berpikir, kalau ada perusahaan yang mampu membuka cabangnya di banyak tempat, kita anggap sudah hebat banget. Apalagi kayak Gereja Katolik, yang cabangnya sampai di seluruh dunia tapi tetap kompak nian, apa ndak hebat itu…
    3. Hanya Gereja Katolik yang memiliki Sakramen Tobat.
    Saya selalu merasa suasana yang sangat berbeda saat sedang menerima sakramen ini. Tak ada kata-kata yang bisa saya tulis untuk melukiskannya secara tepat. Saya hanya bisa menulis: suasananya tidak seperti kalau kita ngobrol biasa dengan pastor, hanya yang mau menerimanya yang bisa merasakannya.

    Di samping itu, kalau gereja lain berprinsip “hanya Alkitab / Sola Scriptura”, artinya hanya yang tertulis di Alkitab yang dianggap benar, maka seharusnya kesaksian-kesaksian seperti di atas —yang sudah pasti tidak tertulis di Alkitab — jangan dianggap benar. Nyatanya, kesaksian-kesaksian ini dianggap benar oleh mereka, jadi tidak konsisten dong, standar ganda dong seperti yang ditulis Pak Stef.

    Terima kasih.

    Salam,
    Lukas Cung

  102. Ya, jangan goyah saudara-saudariku terkasih dalam Kristus !
    Mengapa ? Wahyu pribadi tersebut berupa penglihatan tersebut belum / tidak teruji kebaikannya. Sangat beda dengan kesaksian – kesaksian orang saleh katolik, sudah teruji paling tidak dari hirerkie gereja setempat, baru boleh diketahui oleh orang lain. Kedua gadis itu saya rasa mendapat pencobaan berupa penglihatan yang menyesatkan dari iblis, dan dia jatuh. Coba bandingkan dengan kesaksian Sr. Faustina yang sudah disebut oleh pengasuh, dia berapa kali dicobai iblis, tapi dia tetap kuat.
    Coba lihat juga penglihatan dari Beata Anna Anna Katharina Emmerich, penglihatan Theresia Neumann dan penglihatan atau pesan Yesus dan Maria kepada Catalina Rivas,dari Cochabamba – Bolivia, semuanya orang Katolik yang mendapat wahyu pribadi dari Tuhan berupa penglihatan, kesaksian atau pesan. Diidalamnya tidak mengarah ke agama atau pribadi orang tertentu telah salah jalan mencari Tuhan, tetapi pesan yang walaupun kadang keras dari Tuhan, yang menjadi petunjuk jalan manusia menuju ke Surga secara universal.
    Kita doakan saja kedua gadis tersebut lepas dari pencobaannya mereka.
    Tuhan Yesus memberkati kita semua

  103. sebaiknya umat katolik mengimbangi juga dengan membaca riwayat para kudus, juga tulisan2/ajaran2 para kudus, spt St.Teresa Avila, St.Theresia dr kanak2 Yesus, St.Fransiskus Asisi,dll.

    selama ini apa yg saya baca dr pengalaman2 mistik para kudus, mereka sering menggambarkan neraka itu adalah suatu keadaan jiwa dr manusia2 yg menolak Allah, dan bukan Allah yg menciptakan neraka itu, krn Allah yang Maha Pengasih selalu menginginkan kebaikan untuk segala ciptaanNya. Bahkan di buku ttg pengalaman seorang imam ahli exorcist (yg diterbitkan Marian centre), dikatakan bahwa iblislah yg menciptakan neraka, bukan Allah, bahkan Allah tidak pernah sekalipun memikirkan kesana (menciptakan neraka).

    Dan baca juga penampakan Maria di Fatima, dimana anak2 kecil yg dikaruniai penampakan itu, diajak Maria untuk melihat neraka dan surga.
    Dan 1 hal yg menurut saya sangat penting akan peran Maria, bahwa ketika Maria menampakan diri, salah satu akibat dr kejadian itu adalah begitu banyak manusia yg akhirnya bertobat dan kembali kepada Allah, jadi Maria justru bekerja untuk kemuliaan Allah yaitu untuk menarik banyak jiwa kembali kepada Kristus. Bahkan di penampakannya yg pertama (Guadalupe), Maria berhasil mempertobatkan 8 juta jiwa,mengenalkan Kristus kepada mereka yg dulunya adalah penyembah berhala.

    Menurut saya mujizat2 yg terjadi yg menyertai penampakan bunda Maria, spt matahari yg menari (di Fatima), mata air yg memancar keluar (di lourdes) maupun jenazah para kudus yg tetap awet walaupun sudah berusia ratusan thn (dan bahkan ada yg sudah sempat dikubur selama puluhan thn tp ketika digali kembali,jenazahnya masih utuh spt sedang tidur), juga mujizat ekaristi yg banyak terjadi dimana2, dan banyak org sakit yg sembuh kembali ketika berdoa di makam Paus Yohanes Paulus 2 (yg tidak mungkin terjadi bila beliau ada di neraka!) bukti2 dari mujizat2 itu sendiri saja sudah berbicara banyak mengenai kebenaran iman katolik dibandingkan dengan kesaksian2 mereka yg menyudutkan/menjelekkan katolik tapi tidak disertai bukti2 nyata,dan hanya berdasarkan omongan/bualan mereka saja.

    tapi sebaiknya kita menarik sisi positifnya dr hal2 ini, jadi jika kita membaca kesaksian2 yg negatif itu, seharusnya itu dapat membuat kita semakin tergerak ingin mengenali iman katolik kita sendiri, dengan rajin membaca riwayat para kudus, ajaran2 bapa gereja juga mencari tau mengenai hal2 yg berhubungan dengan iman katolik.

    Dan bila ajaran gereja katolik salah (spt yg mereka tuduhkan) tentu tidak mungkin gereja katolik bisa bertahan selama 2000 thn lebih sampai skrg ini. Hal ini saja sudah suatu “tanda bukti” bahwa Kristus benar2 telah menyertai gerejaNya dr awal sampai akhir jaman.

  104. di dunia ini memank banyak ajaran agama yg ditawarkan tetapi yakinlah bahwa yg kita jalani ini benar,waspadalah selalu karena iblis atau setan juga bisa muncul dalam wujud kebaikan ( kebaikan semu) dan setelah manusia terjerat baru akan muncul iblis yg sebenarnya,jika kita sudah percaya kepada Tri Tunggal Maha Kudus maka kita tdk perlu kuatir lagi akan iman kita,dan jika kita meragukan peran Bunda Maria dalam karya penyelamatan maka sesungguhnya kita juga meragukan AnakNYA.

  105. kalau membaca dari kesaksian di atas kok saya masih meragukan keakurasiannya/kebenarannya, saya bisa katakan demikian karena ada beberapa alasan, yaitu:

    cerita diatas seolah-olah menggambarkan bahwa Yesus kejam dan tidak memberikan ampun atau belas kasih sedikitpun kepada paus, sedangkan Rasul Paulus yang notabene dengan masa lalunya saja mendapat sapaan Tuhan Yesus dan menjadi utama dalam rangka karya keselamatan. [dari katolitas: pengampunan terjadi pada saat seseorang masih berada di dunia ini.]

    tentang api pencucian [edit: penyucian], ini memang sulit untuk diungkapkan kepada kristen non katolik karena mereka memang benar-benar diseting untuk tidak percaya, tetapi sebenarnya masalah kesaksian semacamnya(mengetahui alam lain sesudah orang meninggal dunia) sebenarnya tidak terbatas pada kesaksian Zambrano tsb [dari katolisitas: silakan melihat artikel tentang Api Penyucian – silakan klik].

    tetang Maria, tentunya umat Katolik boleh dong kalau memuja [edit: menghormati] Maria?.. terutama sebagai ibu/Bunda, bukankah hal ini dari Tuhan Yesus sendiri waktu diatas salib mengatakan bahwa inilah ibumu… ,
    memang terkadang ada juga umat katolik yang terlalu extrim dalam memuja [edit: menghormati] maria, hal ini menimbulkan ketidak senangan pihak kristen non katolik karena maria bukan Tuhan,
    tetapi yang benar adalah maria merupakan idola bagi kita, ibarat pahlawan rohani yang memperjuangkan datangnya sang juru selamat ke dunia, dan yang perlu kita sadari adalah apapun yang kita lakukan dalam doa dan kegiatan jika itu menghasilkan buah-buah Roh itu cukup berkenan kepada Tuhan

  106. aku percaya ada api penyucian, aku percaya Bunda Maria menghibur jiwa jiwa di api penyucian, aku sering baca buku rahasia jiwa jiwa di api penyucian, karangan Maria Simma. tiap hari aku berdoa di buku itu untuk jiwa jiwa di api penyucian di halaman belakang byk doa utk jiwa jiwa di api penyucian, dan aku tertolong dalam hidupku baik bidang rohani maupun jasmani. buku ini sgt bagus isinya.

    • Buku yang bagus isinya itu (Bebaskan Kami dari Sini!) BUKAN karangan Maria Simma tetapi hasil wawancara Nicky Eltz kepada Maria Simma. Silahkan klik: http://getusoutofhere.com/

      [Dari Katolisitas: Ya, anda benar. Memang buku Bebaskan kami dari sini bukan karangan Maria Simma sendiri, tetapi ditulis atas kisah pengalaman Maria Simma, oleh Nicky Eltz. Oleh sebab itu orang sering keliru mengatakannya]

  107. Mohon tanya:
    Memang kesaksian pribadi seperti itu tidak berbobot dan tidak ada dasar kekuatan apapun untuk membangun jemaat.. Inilah akibat terbisanya dengan gampang orang memberikan kesaksian di depan jemaat khususnya di gereja gereja diluar Gereja katolik,.dengan dalih dalih menguatkan malah sebaliknya menyesatkan….
    Tapi kemudian tumbuh pertanyaan dalam diri saya:
    1. Mungkinkah hal ini dari iblis?(dua kesaksisn di atas)
    2. Kalau dari Iblis, mengapa dia membawa orang percaya kepada Tuhan? apa maksud si Iblis?
    3. kita tahu iblis adalah bapa segala dusta…apakah dengan cara demikian iblis berniat menjauhkan putra putri Gereja Katolik dari Gereja katolik itu sendiri. Kalau benar demikian apakah bisa kita simpulkan bahwa semua gereja diluar Gereja Katolik mengandung unsur unsur “keiblisan” meskipun membawa orang juga kepada Tuhan Yesus ‘secara semu”. Iblis mengakui Tuhan, tapi membawa orang mengenal Tuhan apakah juga perkerjaan iblis?sepertinya tidak mungkin. Ini suatu hal yang simpple tapi sulit untuk dijawab.Dari hal ini semakin menguatkan saya bahwa Iblis menyerang Gereja Katolik dengan berbagai macam cara dan sekaligus menguatkan kesimpulan saya bahwa semua gereja di luar Katolik tidak mengandung kepenuhan kebenaran yang bisa setiap saat disusupi oleh si Iblis ini untuk memisahkan umat yng lemah iman dan akhirnya bergabung dengan gereja gereja ini…..dan akhirnya iblis tersenyum karena berhasil sementara. Tapi segera dia akan dihancurkan oleh kuasa Tuhan. Maaf ini kesimpulan pribadi saya yg awam.
    Bagaimanakah tanggapan team katolisitas. Thanks atas jawabannya….
    Selamat Paskah.

    • Shalom Johanes,

      Memang wahyu-wahyu pribadi dapat membangun maupun dapat menyesatkan. Oleh karena itu, kalau wahyu pribadi itu terjadi di dalam Gereja Katolik, maka perlu dibuktikan kebenarannya dan ditelaah oleh Gereja. Dengan demikian, kalau memang dinyatakan benar, maka umat Katolik dapat mempercainya karena tidak membahayakan iman bahkan dapat membangun iman. Namun, prosesnya biasanya memakan waktu yang cukup lama. Pertanyaan anda tentang wahyu-wahyu pribadi yang memojokkan Gereja Katolik:

      1. Wahyu pribadi dapat berasal dari Tuhan, maupun setan maupun diri sendiri. Karena kita mempercayai bahwa iman Katolik berasal dari Kristus yang dijaga oleh Gereja (yang telah diberikan kuasa oleh Kristus), maka wahyu-wahyu yang bertentangan dengan iman Katolik pasti bukan berasal dari Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan tidak mungkin mempertentangan Diri-Nya sendiri. Kalau ada dua hal bertentangan, seperti apakah Api Penyucian ada atau tidak ada, maka yang kita pegang adalah apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Kenapa? Karena Tuhan telah mempercayakan kepada Gereja-Nya untuk mengajarkan dan menuntun umat Allah kepada keselamatan. Dan kuasa ini tidak pernah diberikan kepada orang-orang yang mengklaim mendapatkan wahyu dari Allah.

      2. Iblis dapat memberikan setengah kebenaran, namun tidak mungkin dia dapat memberikan kepenuhan kebenaran, karena di dalam iblis tidak ada kebenaran. Dalam iblis hanya ada tipu muslihat, karena dia adalah bapak dari segala kebohongan. Dengan memberikan setengah kebenaran, maka orang akan dibingungkan, sehingga orang mulai bertanya-tanya mana yang benar dan mana yang salah. Untuk itu, sebagai umat Katolik, kebenaran dogma dan doktrin adalah seperti yang diberikan oleh Magisterium Gereja. Dan dengan ketaatan dan kerendahan hati, kita memberikan diri kita – baik akal budi dan kehendak – untuk dapat mempercayai dan melakukannya dengan suka cita.

      3. Kita tidak mengatakan bahwa di gereja lain mengandung unsur-unsur keiblisan, namun kita mengatakan bahwa kepenuhan kebenaran ada di dalam Gereja Katolik. Gereja-gereja lain mempunyai unsur-unsur kebenaran, namun tidaklah penuh. Ada orang-orang dari anggota gereja non-Katolik, yang benar-benar mengasihi Yesus dengan segenap hati, pikiran dan kekuatan mereka. Oleh karena itu, kita tidak dapat mengeneralisasikan bahwa semua umat Kristen non-Katolik pasti tidak tulus dalam mencari Tuhan. Tuhan bekerja dengan cara-Nya yang ajaib. Biarlah dengan cara-Nya yang jauh lebih baik dari cara kita, Dia bekerja. Bagian kita adalah mengerjakan apa yang menjadi bagian kita, yaitu mempelajari dan mengasihi iman Katolik, sehingga kita dapat mempertanggungjawabkannya dengan baik. Dan terlebih, kita harus menjadi saksi yang hidup, sehingga orang dapat melihat Kristus di dalam diri kita. Semoga jawaban singkat ini dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • Salam Damai Kristus Pak Steff,

        Saya sependapat sekali dengan tanggapan Pak Steff atas tanggapan Pak Steff terhadap kesimpulan sdr terkasih Johanes. Pad kesempatan ini saya ingin bertanya pula kepada Bp. Steff yaitu sebagai berikut :

        1. Pada kesaksian pendakwa diatas menyatakan bahwa Almarhum Paus Yohanes Paulus II disiksa dineraka. Pertanyaan saya adalah kapankah jiwa-jiwa dimasukkan ke neraka? Saya mencari sumber-sumber dikitab Suci tetapi tidak menemukan bahwa orang yang meninggal jiwanya langsung dimasukkan ke dalam neraka. Tetapi harus menunggu dulu sampai akhir jaman untuk dihakimi lalu ditentukan apakah menerima kerajaan yang dijanjikan oleh Kristus atau ke neraka tempat Iblis dihukum. Adapun dasar kitab suci sebagai berikut :

        Matius25:31-46
        25:31 “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat
        bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta
        kemuliaan-Nya. 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan
        Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala
        memisahkan domba dari kambing, 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba
        di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 25:34 Dan
        Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai
        kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan
        bagimu sejak dunia dijadikan. 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi
        Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang
        asing, kamu memberi Aku tumpangan 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi
        Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam
        penjara, kamu mengunjungi Aku. 25:37 Maka orang-orang benar itu akan
        menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan
        kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 25:38
        Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi
        Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 25:39
        Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami
        mengunjungi Engkau? 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata
        kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah
        seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya
        untuk Aku. 25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah
        kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk,
        enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
        malaikat-malaikatnya 6 . 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi
        Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 25:43 ketika Aku
        seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang,
        kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu
        tidak melawat Aku. 25:44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan,
        bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang
        asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak
        melayani Engkau? 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
        sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang
        dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 25:46
        Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar
        ke dalam hidup yang kekal.”
        Injil Matius bersaksi bahwa Kristus akan menghakimi pada akhir jaman.
        Orang akan ditentukan masuk Neraka pada akhir jaman menurut Injil Matius.

        Juga dikitab Wahyu 20:12-15:
        20:12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan
        takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain,
        yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan
        mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. 20:13
        Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan
        kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan
        mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. 20:14 Lalu maut dan
        kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian
        yang kedua: lautan api. 20:15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan
        namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam
        lautan api itu.
        Kitab Wahyu bersaksi bahwa orang akan dihakimi dan masuk neraka pada akhir
        jaman.

        Jadi jika benar bahwa manusia akan masuk neraka setelah penghakiman terkahir oleh KRISTUS TUHAN maka kesaksian Paus Yohanes Paulus II ada dineraka adalah bertentangan dengan Kitab Suci.

        2. Tentang kesaksian Pendakwa berikut ini : Pergi beritahu mereka bahwa Aku mencintai mereka dan beritahu mereka bahwa Maria tidak memiliki pengetahuan apa-apa [yg terjadi di bumi] dan satu-satunya yg mereka harus tinggikan adalah Aku, karena baik Maria, atau St. Gregory ataupun santo lainnya dapat [mungkin maksudnya: tidak dapat] menawarkan keselamatan.
        Dikesaksian tersebut mengatakan bahwa Bunda Maria tidak memiliki pengetahuan apapun juga para Santo.
        Yang saya tanyakan adalah apakah sebenarnya upah yang orang-orang kudus karena taat kepada Bapa Tuhan kita Yesus Kristus dan kepada Kristus? Apakah memerintah bersama Kristus atau secara pasif hanya berdiam disurga tanpa tahu apa-apa seperti anak-anak?
        Dari Kitab Suci mengatakan demikian :

        Matius 25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai
        kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan
        bagimu sejak dunia dijadikan.
        Kalimat diatas menyatakan bahwa Orang2 Kudus akan menerima Kerajaan. Jadi jika ia menerima Kerajaan maka ia menjadi salah satu yang memerintah kerajaan tersebut.

        Juga terhadap Kitab Wahyu 20:6 Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
        Jadi ada kebangkitan pertama dan menurut iman kita Bunda Maria diangkat beserta Jiwa dan Raganya. Berarti Bunda Maria ikut serta dalam Kebangkitan pertama. Menurut Kitab Wahyu tersebut mereka yang ikut serta pada kebangkitan pertama memerintah bersama Kristus selama 1000 tahun. Kata memerintah adalah tindakan aktif dimana mereka dari Surga juga mengadakan Penyelenggaraan Illahi.

        Juga Kitab Wahyu 22:1-5 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. 22:2 Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. 22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, 22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya , dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. 22:5 Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
        Jadi menurut Kitab Wahyu diatas pada kebangkitan ke dua orang-orang Kudus akan memerintah bersama Kristus sampai selama-lamanya.
        Berdasarkan ayat tersebut bukankah orang-orang Kudus ini akan secara aktif ikut serta dalam penyelenggaraan Illahi karena kata memerintah disini berarti kalimat aktif bukan pasif.
        Jika benar pendapat saya maka kesaksian pendakwa diatas bertentangan dengan Injil maupun Kitab Wahyu.
        Mohon pendapatnya Pak Steff dan TUHAN memberkati,

        Banyak-banyak Salam Dalam Kasih Karunia Kristus,
        Bernardus Aan

        • Shalom bernardus Aan,

          Terima kasih atas komentarnya. Tentang apakah yang terjadi pada jiwa-jiwa yang telah meninggal, kami pernah membahasnya di sini – silakan klik. Secara prinsip, orang yang meninggal akan langsung diadili – apakah dia masuk ke Neraka, Sorga maupun Api Penyucian – dan ini disebut pengadilan khusus. Sedangkan pada pengadilan terakhir, semua akan dihakimi di depan semua bangsa. Inilah yang disebut pengadilan umum. Sedangkan Maria dan para kudus dapat menerima pengetahuan akan apa yang terjadi di dunia ini, sejauh memang dipandang baik oleh Tuhan dan sejauh yang berhubungan dengan mereka. Hal ini dapat kita lihat dari penampakan-penampakan Maria, yang mengindikasikan bahwa Bunda Maria tahu – sejauh diijinkan oleh Tuhan – akan apa yang terjadi di dunia. Dan di Alkitab juga disebutkan bahwa jika ada satu orang bertobat, maka seisi Sorga (para malaikat dan termasuk para orang kudus) akan bersorak-sorai. Sorak sorai ini adalah suatu indikasi bahwa mereka tahu ada pertobatan. Tahu sampai seberapa jauh? Tergantung dari keterlibatan mereka dan apa yang dipandang baik oleh Tuhan. Hal ini pernah dibahas secara panjang lebar di dialog ini – silakan klik. Silakan membaca terlebih dahulu beberapa prinsip dalam beberapa link tersebut.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

          • Salam Damai Kristu Pak Steff,

            Terimakasih atas penjelasannya tetapi apakah Bapak Stefanus tidak keberatan menjelaskan arti kata “memerintah” Pada ayat -ayat sebagai berikut :

            Wahyu 20:6 Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan “memerintah” sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.

            Juga pada ayat ini :

            Wahyu 22:1-5 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. 22:2 Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. 22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, 22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya , dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. 22:5 Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan “memerintah” sebagai raja sampai selama-lamanya.

            Demikian Pak Steff mohon penjelasnnya dan Tuhan memberkati.

            Salam Dalam Kasih Karunia Kristus Yesus,
            Bernardus Aan

          • Shalom Bernardus Aan,

            Berikut ini penjelasan dari A Catholic Commentary on Holy Scripture, Dom Orchard, OSB, ed.:

            Menurut St. Agustinus (Civ. Dei, 20, 7-13, etc) dan St. Jerome (Hieronimus), pengikatan Setan dan masa pemerintahan para orang kudus adalah keseluruhan masa setelah masa Inkarnasi. Oleh kuasa Kristus, kuasa jahat dipatahkan, dan semua orang Kristen yang menerima rahmat Tuhan melalui Baptisan adalah para raja dan imam, ‘imamat yang rajani ‘(1 Pet 2:9), sekalipun mereka dianiaya. Mereka ini bukan saja para martir dan para kudus yang di surga, tetapi mereka semua yang tidak menyembah binatang itu, meskipun mereka belum dilahirkan (lih. Why 7; 15:2-4, 14:1-5)

            Angka ‘1000’ diperkirakan menurut pandangan Yahudi, berhubungan dengan dunia yang akan eksis selama 7000 tahun, sesuai dengan 7 hari penciptaan, dengan hari terkhir sebagai hari istirahat, dan sesudahnya milinium ke 8 adalah kekekalan. Namun dalam kitab Wahyu, 1000 tahun ini mengacu kepada masa rahmat di mana para umat beriman hidup, entah di dunia maupun kehidupan sesudahnya di surga (Why 14:13). Disebutkan ada kematian yang pertama akibat dosa, dan kematian kedua adalah penghukuman; dan karenanya ada yang disebut kebangkitan pertama, oleh rahmat (lih. Ef 5:14; Kol 3:1, dan semua pengajaran Rasul Paulus tentang akibat Pembaptisan), dan kebangkitan kedua seperti disebutkan dalam Yoh 5:24-25, di mana bukan saja mereka yang mendengarkan Kristus akan memperoleh hidup, tetapi mereka akan memperoleh hidup yang kekal.

            Namun Rasul Yohanes juga mengatakan dengan jelas bahwa walaupun diikat Setan juga tetap mempunyai pengaruh atas jiwa- jiwa. Setelah masa 1000 tahun (penggambaran masa kejayaan umat beriman secara figuratif), Setan akan dilepaskan dan akan menipu semua bangsa di dunia. Mereka (Gog dan Magog) akan menyerang para orang kudus, namun kemudian Setan dan semua pengikutnya akan dikalahkan dan dibuang ke lautan api neraka, seperti yang nampak pada penglihatan berikutnya seperti disampaikan oleh Rasul Yohanes.

            Dengan demikian, kata ‘memerintah’ /βασιλεύω (basileúō), memang mengacu kepada ‘raja’, meraja, memerintah. Kata ‘memerintah’ ini menjelaskan kuasa Kristus sang Mesias (Mat 2:22; Luk 1:33; Luk 19:14, Luk 19:27, 1 Kor 15:25), kuasa Tuhan (Why 11:15,17; 19:6; Mzm 93:1; 96:10; 97:1; 99:1); namun juga kuasa diberikan kepada mereka yang menjadi milik Kristus (Why 5:10, Why 20:4, 6; 22:5). Maka ‘memerintah’ di sini berhubungan dengan ‘kuasa mengatasi’, seperti yang diajarkan oleh Rasul Paulus, dalam Rom 5:14,17,21; Rom 6:12). Kuasa ‘memerintah’/ mengatasi ini dimiliki oleh orang beriman untuk mengalahkan kecenderungan berbuat dosa/ keinginan daging, untuk hidup seturut dengan kehendak Allah.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            Ingrid Listiati- katolisitas.org

          • Salam Damai Kristus bu Ingrid,

            Klo memang kata memerintah memang mengacu pada ‘raja’. meraja, memerintah maka berdasarkan Kitab Suci tersebut apakah bisa dikatakan dengan bahasa sederhana begini : Orang-orang Kudus menerima Kuasa Kristus yang menjadikan mereka menjadi Raja dan memerintah bersama Kristus di Surga. Bunda Maria menurut iman kita juga ikut serta dalam kebangkitan pertama. Berarti bisa disimpulkan bahwa Bunda Maria juga menerima Kuasa Kristus untuk memerintah bersama Kristus dalam arti Sang Theotokos juga menerima kuasa sebagai sorang Ratu di surga (Jika laki-laki disebut Raja maka Bunda Maria disebut Ratu karena beliau adalah seorang wanita). Benarkah apa yang saya tangkap ini bu Ingrid?

            Demikian dan TUHAN memberkati,

            Salam Dalam Kasih Karunia Kristus Tuhan,
            Bernardus Aan

          • Shalom Bernardus Aan,

            Memang di dalam beberapa buku tafsir Kitab Suci tidak disebutkan secara mendetail bagaimana persisnya arti kata ‘memerintah’ di sini. Umumnya dikatakan bahwa para orang kudus (Santa dan Santo) dan para martir berjaya bersama Kristus, yang memberikan kuasa kepada mereka untuk mengatasi dan mengalahkan dosa.

            Saat ini, kuasa ‘memerintah’ bersama Kristus di surga dijalankan oleh para orang kudus dengan turut mengambil bagian dalam karya keselamatan yang masih terus dikerjakan oleh Kristus melalui Gereja-Nya. Para kudus itu (termasuk Bunda Maria) adalah anggota-anggota Gereja yang telah berjaya di surga, dan mereka turut mendukung karya Kristus dengan doa- doa syafaat mereka (lih. KGK 956, 957)

            Peran Bunda Maria sebagai Ratu surga/ Ratu alam semesta dalam keikutsertaannya memerintah bersama Kristus, bukan disebabkan semata karena dia adalah seorang perempuan; sebab tidak semua orang kudus yang perempuan disebut sebagai Ratu surga. Bunda Maria disebut Ratu Surga, karena perannya yang istimewa dalam sejarah keselamatan, yaitu bahwa ia adalah ibu yang melahirkan Kristus yang menjadi Raja dalam Kerajaan Surga. Sama seperti Batsyeba ibu Raja Salomo, menjadi Ratu mendampingi Raja Salomo, demikian pula Bunda Maria menjadi Ratu mendampingi Kristus di surga.

            Konsili Vatikan II mengajarkan tentang hal ini demikian:

            “Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal (Lih. PIUS IX, Bulla Ineffabilis, 8 Desember 1854) sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat melalui kemuliaan di sorga beserta badan dan jiwanya (Lih. PIUS XII, Konstitusi apostolik Munificentissimus, 1 November 1950) Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tuan (lih. Why 19:16), yang telah mengalahkan dosa dan maut.” (Lumen Gentium 59)

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            Ingrid Listiati- katolisitas.org

  108. menanggapi dua cerita di atas, hati-hati… terkadang iblis dapat menipu manusia dengan mewujudkan dan menyerupai TUHAN. alangkah lebih baik kita tetap pada pendirian kita percaya kepada TUHAN dan alangkah jauh lebih baik jika kita meminta jawaban dari TUHAN langsung melalui doa. dan saya yakin TUHAN pasti akan menjawab semua petanyaan dan permintaan kita asalkan kita memintanya dengan sungguh-sungguh, jangan sampai iman kita tergoyahkan oleh artikel-artikel duniawi yang akan menghacurkan kepercayaan kita. sedikit pertanyaan apakah surga dan neraka itu ada???? jawabanya hanya orang yang telah meninggal dan di panggil kembali oleh TUHAN yang dapat menjawabnya. dan orang yang telah meninggal dan di panggil oleh TUHAN tidak akan dapat membuka internet. apakah internet di dunia lain dapat online dengan dunia nyata????

  109. apapun agama yg kta anut tdk akan mmpengaruhi kita masuk sorga atau neraka,, manusia yang goncang lah yang akan sulit untuk masuk kedalam kerajaan sorga! jika kebaikan selalu ada dalam diri kita akan membawa kita kedalam sorga,,! bukankah sudah ada kitab suci untuk sebagai sumber kehidupan,,dan tergantung bagaimana kita harus memahaminya!

    [dari katololisitas: dalam hubungan antara agama dan keselamatan, silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik dan klik ini
    .

  110. Saya memang bukan seorang katholik yang saleh… Tapi saya tidak pernah bergeming terhadap apapun yang menyudutkan Katholik…. Saya cinta Yesus dengan cara & pikiran saya…. Masa bodoh orang mau bersaksi apa yang menyudutkan iman Katholik saya…. Untuk saya, banyak orang sirik didunia ini… Tapi, saya percaya Tuhan membimbing saya! Hail Jesus! Keep the faith…

  111. kesaksian bahawa paus ada di neraka.bagi umat yang kurang iman atau masih novis.pasti berbalah bagi kepercayaanya.mesti diingat bagi mereka yang non katolik tidak mempercayai akan semua dogma.atau apapun ajaran katolik baik tradisinya mahu pun lain.ada diantara denominasi non katolik ajaranya mengelirukan.umpamanya.salib.gambar para kudus.rosaria dan lainnya.mereka anggap itu termasuk penyembahan salah.berhala.hal ini saya sendiri dan umat di tempat saya mengalaminya.bagaimana pandangan mereka yang pada kita tidak tidak relavan dan sesuai mengikut dotrin katolik.oleh itu kepada umat katolik dimana saja.percayalah jangan goyahkan imanmu.imani.renungi sabda hidupnya.salam damai..

  112. Dear Para Romo / Pak Stef/Bu Inggrid.

    Apakah Paus Paulus ( Pope John Paul II ) bener bener berada di Neraka ?
    Saya baca ( dlam bahasa ingrris ) di web sbb :
    http://www.jesus-is-savior.com/False%20Religions/Roman%20Catholicism/pope_burning_in_hell.htm

    Mungkin dapat Romo/Pak Stef ato Bu Inggrid lihat di web tersebut.

    Bagaimana mungkin mereka mereka bisa mengetahui bahwa John Pope berada di neraka ?

    Saya jadi kaga ngerti ..yang menentukan ke neraka ato surga itu khan Tuhan, no body know lah begitu.
    Selain itu didalam alkitab dituliskan bahwa setelah kita mati setahu saya nanti pasti masuk kesuatu tempat yg disebut tempat penantian. Mengapa ? karena nanti manusia klo bener bener sdh diadili oleh Yesus baru tahu mana yg masuk surga dan yg ke neraka.
    Sedang masa/hari penghakiman / pengadilan disebutkan dial kitab suci setelah kiamat ato kedatangan Tuhan Yesus yg ke 2 x

    Jadi ini bagaimana yaa..apa mereka omongnya berdasarkan asbun alias asal bunyi / berdasarkan alkitab atau kesaksian yg masih perlu diuji….

    Mohon penjelasannya.

    salom


    [dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]

  113. dengan hormat,

    Saya seorang katolik, tinggal di Bandung. Saya ingin berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan hari demi hari, antara lain dengan cara melakukan Doa Rosario setiap pagi (sudah rutin saya lakukan kira-kira 1 bulan terakhir ini) setelah Doa Pagi. Beberapa hari lalu seorang teman Facebook mengirimi saya tautan [edit]. Di dalam website tsb ada banyak sekali kesaksian mengenai pengalaman mereka dibawa rohnya oleh Yesus melihat surga dan neraka. Kesaksian2 itu sangat menggoyahkan iman katolik saya, terutama karena di beberapa kesaksian dikatakan bahwa Yesus mengatakan seperti ini, “Api penyucian itu tidak ada, itu adalah tipuan iblis,” dan yang paling menggoyahkan iman saya adalah kesaksian dari Angelica Zambrano berjudul “Persiapkan dirimu untuk bertemu dengan Allah!”

    …….


    [dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]

    • Ibu Grace yang baik,

      Saya juga tinggal di bandung, saya juga mempunyai saudara yang goyah imannya setelah membaca kesaksian seperti ini.

      Kesaksian seperti ini menurut saya penuh dengan kebencian kepada umat Katolik, tapi Ibu Grace tidak usah khawatir, bawa dalam renungan point-point dari penjelasan Pak Stef, biar hati yang menjawab.
      Coba baca buku Rome Sweet Home karangan Scott dan Kimberly Hahn, banyak orang yang dikuatkan iman Katoliknya setelah membaca buku ini, termasuk Saudara saya.

      Jangan takut untuk terus berdoa Rosario, saya banyak kenal orang yang rajin berdoa Rosario dan hidupnya menghasilkan “buah” yang baik. Ibu juga bisa membaca tentang kisah penampakan Bunda Maria di banyak tempat, saya sendiri sangat tertarik dengan penampakan Bunda Maria di Guadalupe.

      Banyak yang tidak suka Ibu Grace bisa semakin dekat kepada Tuhan, akan tetapi Tuhan juga dengan nyata menuntun Ibu Grace untuk menemukan website katolisitas sehingga Ibu dapat menemukan kebenaran akan Iman Katolik yang kita imani di web ini.

      Salam Kasih dalam Kristus Tuhan :-)

Comments are closed.