Yesus lahir tanpa benih laki- laki, namun atas kuasa Roh Kudus, itu jelas tertulis dalam Kitab Suci (lih Luk 1:34-35). Namun pernyataan ini tidak berarti bahwa Maria tidak punya andil apa- apa dalam proses penjelmaan-Nya. Yesus adalah sungguh- sungguh manusia, dan karenanya DNAnya adalah DNA manusia, karena jika tidak, artinya Ia tidak sungguh- sungguh manusia. Maka selanjutnya, pertanyaannya diperoleh dari mana? Tentu dari orang tuanya (dalam hal ini hanya ibu-Nya), karena memang demikianlah cara yang dipakai Allah untuk membentuk tubuh manusia. Namun demikian, keilahian Yesus mengakibatkan penjelmaan-Nya menjadi manusia tanpa keterlibatan benih laki- laki. Maka Santo Yusuf hanyalah berperan sebagai bapa angkat Yesus, dan bukan bapa biologis Yesus.
Mengapa Gereja Katolik mengajarkan bahwa Yesus memperoleh kemanusiaan-Nya (termasuk pembentukan DNA dan sel- sel dan gen) dari Maria? Karena kita percaya bahwa Yesus sungguh- sungguh manusia, sehingga penjelmaan-Nya menjadi daging juga melibatkan ibu yang mengandung dan melahirkan-Nya. Sebab dikatakan dalam Alkitab bahwa Yesus sama seperti kita dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa.
1. “Karena anak-anak itu adalah anak- anak dari darah dan daging, maka Ia [Kristus] juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka….” (Ibr 2:14).
Artinya, pada saat penjelmaanNya, Tuhan Yesus menjadi sama dengan kita manusia, terdiri atas darah dan daging, dan cara terbentuknyapun sama, yaitu melalui ibu yang mengandung kita. Perbedaannya hanya karena Yesus adalah Allah, maka ia tidak dilahirkan melalui hubungan suami istri, namun oleh karena kuasa Roh Kudus yang bekerja menaungi Maria, sehingga ia dapat mengandung tanpa benih laki-laki. Selanjutnya, pembentukan sel dan sebagainya dalam rahim Maria, semua sesuai dengan kodrat manusia. Itulah sebabnya, dalam penjelmaan-Nya Yesus dapat disebut sebagai sungguh- sungguh manusia, walaupun Ia juga sungguh- sungguh Allah.
2. Dikatakan di dalam Kitab Suci, “Sesungguhnya engkau [Maria] akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki- laki dan hendaknya engkau menamai Dia Yesus.”… Elisabet berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau [Maria] di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk 1:31, 42-43).
“Ibu” adalah seseorang yang mengandung dan melahirkan kita. Demikian juga arti ayat di sini, Maria bukan hanya sekedar meminjamkan rahim saja, tetapi ia sungguh- sungguh menjadi ibu Yesus. Sebab tubuh Yesus terbentuk di dalam rahim Maria, dan menerima pertumbuhannya juga dari zat- zat makanan yang disalurkan kepada-Nya dari Maria ibu-Nya. Demikian juga hal terbentuknya, juga melibatkan DNA Maria, karena demikianlah yang terjadi pada manusia, sesuai dengan kodratnya yang sudah ditentukan Allah. St. Thomas Aquinas, melanjutkan pengajaran para Bapa Gereja pendahulunya, mengajarkan, “Grace perfects nature” artinya rahmat Tuhan bekerja dengan menyempurnakan kodrat, dan bukan dengan meniadakan kodrat. Maka pada penjelmaan-Nya menjadi manusia, Yesus bukannya meniadakan kodrat manusia, namun menyempurnakannya. Terbukti bahwa, meskipun Ia adalah Roh, namun Ia mengambil darah dan daging, dan caranya secara kodrati adalah melalui ibuNya (Maria) yang mengandungNya, walaupun tentu saja, jika Yesus menghendaki, bisa saja Ia langsung menjelma menjadi manusia, tanpa dilahirkan manusia. Namun, justru karena ingin menjadi sama dengan kita dalam segala hal (kecuali dalam hal dosa), maka Ia mengambil segala kodrat manusia dari awalnya hingga akhir, dari masa konsepsi sampai kematian, agar dapat menguduskan setiap tahap kehidupan manusia, sebab Ia telah melalui setiap tahapan itu seperti halnya manusia yang lain. Ia sama dengan kita, dicobai seperti manusia dalam segala hal, namun Ia tidak berdosa (Ibr 4:15).
3. “…. tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud” (Rom 1:3) …Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan…”/ “made of a woman” (Gal 4:4).
Kitab Suci juga menyatakan bahwa Yesus, menurut daging, adalah keturunan Daud, karena Maria adalah keturunan Daud (seperti halnya Yusuf juga adalah keturunan Daud). Jika Yesus tidak ingin ‘diperanakkan dari keturunan Daud’, tentu Ia tidak perlu melibatkan Maria. Namun faktanya, Yesus memilih untuk diperanakkan dari keturunan Daud, dan dengan demikian, secara daging Ia adalah sungguh- sungguh keturunan Maria: terbentuk di rahim Maria, menerima segala sesuatunya untuk pertumbuhan daging-Nya, dari Maria.
Sejak abad awal, sudah ada banyak ajaran sesat yang menentang kemanusiaan Yesus, contohnya adalah Docetism (yang kemudian dilanjutkan oleh Manichaeism) dan Gnosticism. Tokoh Gnostics, yaitu Valentin dan Apelles, menginterpretasikan sendiri ayat 1 Kor 15:47 dan Mat 1:20, dan mengajarkan bahwa Kristus turun dari surga ke dunia, di dalam tubuh yang hanya dibentuk oleh roh, dan hanya lewat melalui Maria tanpa melibatkan apapun dari Maria, seperti “hanya air melalui sebuah kanal” (Epifanius, Haer. 31,4). Ajaran ini ditentang oleh para Bapa Gereja, terutama St. Ignatius dari Antiokhia (35/50- 98/117), St. Irenaeus (+202) dan St. Tertullian (+220). Jika kita mempelajari sejarah Gereja, kita akan melihat bahwa paham Gnostics ini kembali diajarkan dengan cara ataupun bentuk penekanan yang berbeda- beda, dan nampaknya agak mirip dengan paham anda.
Gereja Katolik memegang ajaran para Bapa Gereja, yang adalah para penerus para Rasul. St. Ignatius dari Antiokhia (+67) mengajarkan bahwa Kristus, “adalah keturunan Daud menurut daging …. bahwa Ia adalah sungguh- sungguh dilahirkan oleh seorang perawan” (Letter to Smyrnaeans, I,1). Hal serupa disampaikan oleh Tertullian dalam De carne Christi 20, dan oleh St. Thomas Aquinas dalam Summa Theology III, q.4, a.6. St. Thomas menegaskan bahwa dalam Lukas 3, garis keturunan Yesus dapat ditelusuri sampai kembali ke Adam. Artinya secara biologis, Yesus adalah keturunan Adam, dan ini diperolehnya dari Maria yang adalah keturunan Daud (Yusuf bapa angkat Yesus yang juga adalah keturunan Daud). St. Agustinus menyatakan bahwa dapat saja Tuhan mengambil kodrat manusia bukan dari keturunan Adam (seperti misalnya langsung dari Roh Kudus saja, seperti paham anda), tetapi “Tuhan menganggap lebih bijaksana untuk mengambil kodrat manusia dari bangsa manusia yang terkalahkan [oleh dosa], supaya oleh karena itu, Ia mengalahkan musuh bangsa manusia.” (De Trinity xiii, 18). Menurut St. Thomas hal ini dilakukan Allah karena tiga alasan: 1) Adalah adil bahwa ia yang berdosa yang memperbaikinya, maka kodrat yang fana harus diambil oleh Kristus agar penebusan-Nya dapat dibuat untuk menebus kodrat tersebut seluruhnya. 2) Adalah untuk lebih meningkatkan martabat manusia, maka sang penakluk iblis harus berasal dari keturunan yang dikalahkan iblis. 3) Sebab kuasa Tuhan akan nampak lebih nyata jika dari kodrat manusia yang fana dan lemah, Tuhan mengambil dan mengangkat kodrat itu kepada kemuliaan dan kekuatan.
Kesimpulan
Maka dengan pengajaran para Bapa Gereja tersebut di atas, Gereja Katolik mengajarkan bahwa dalam penjelmaan-Nya Kristus benar- benar menjadi manusia sama seperti kita dalam segala hal (walaupun Ia juga adalah sungguh Allah), kecuali dalam hal dosa. Oleh karena itu, proses pembentukan tubuh-Nya sebagai manusia diperolehnya dari Maria, ibu-Nya. Dengan pengertian inilah maka Maria adalah sungguh ibu biologis dari Yesus, walaupun karena keilahian-Nya, Ia tidak memerlukan bapa secara biologis. Keberadaan Maria sebagai ibu biologis Yesus itu sesuai dengan rencana Allah, sebab jika tidak ada ibu biologis, maka Yesus tidak dapat dikatakan sungguh- sungguh manusia, dan ini bertentangan dengan rencana Allah yang menghendaki Putera-Nya untuk menjadi sungguh manusia agar dapat menebus dosa manusia, dengan menjadi korban tebusan atas nama seluruh umat manusia.
shalom pak stef dan bu ingrid,
mohon penjelasan tentang sebutan bagi Bunda Maria ‘Nursing Madonna’ atau
‘Madonna Lactans’..
terima kasih,
frans
[Dari Katolisitas: Madonna lactans adalan ikon yang menggambarkan Bunda Maria sedang menyusui bayi Yesus, kemungkinan untuk menggambarkan Luk 11:27. Keterangan selanjutnya, silakan membaca di wikipedia.]
shallom.. sy mau bertanya tentang poin yang dikatakan bahawa “semua gen sifat-sifat Yesus sebagai manusia diperoleh dari Bunda Maria”.pertanyaannya mungkinkah Allah tidak memberi satu gen pun melalui maria kepada Yesus kerana Allah yang menjaga Yesus sehingga dilahirkan? Allah itu segala sesuatukn.pa pn Dia dapat lakukan.semua manusia telah berdosa termasuk maria bukan? maria x ada beza dgn org lain bukan,dia hanya diguna sebagai alat oleh Allah. “dia tiada beza dengan Abraham” or org lain yang dipakai oleh Allah menjadi alatnya.
dalam markus 3:31-35 Yesus mengatakan siapa ibu dan saudara2nya.
pak/bu tlg jelaskan.
[dari katolisitas: Silakan melihat penjelasan tentang gen Yesus di sini – silakan klik, dan tentang Markus 3:31-35, silakan melihatnya di sini – silakan klik]
Yth. Katolisitas,
apakah pemakaian istilah penjelmaan itu masih bisa dipakai, mengingat inkarnasi tidak sama dengan menjelma. Trimakasih http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?printertopic=1&t=9045&postdays=0&postorder=asc&&start=9
[dari katolisitas: Selama kita mengerti bahwa penjelmaan adalah berarti “mengambil rupa” tanpa kehilangan kodrat Allahnya sebenarnya tidak masalah untuk dipakai. Kita melihat bahwa KGK juga memakai kata ini, contoh di KGK: 258,309,333, dll. Kita melihat pemakaian di Fil 2:7 ” melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” Kita harus mengakui bahwa ada keterbatasan bahasa dalam mengungkapkan maksud tertentu.]
Mbak inggrid kalau dalam Perjanjian baru kita membaca “ROH KUDUS akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; …. memangnya Allah tidak bisa menciptakan DNA ya bagi Bayi Kudus itu . Benih surgawi yang ditanam dalam rahim maria dalam bentuk Zygote jadi tidak mungkin akan melibatkan benih manusia, baik benih laki2 atau perempuan dalam hal ini Maria.
SATU HAL yg JELAS karena Yesus tidak mengandung GEN Manusia ….. maka ia SUCI dan Tanpa Dosa Asal nya Adam dan Hawa serta Baninya !
mengapa HARUS berupa Benih Kudus untuk dikurbankan sebagai Penebus Manusia ?
Karena sudah ketentuan Allah semua manusia hasil dari Benih manusia sejak Adam dan Hawa jatuh dalam Dosa Pertama maka dalam diri mereka MELEKAT KUTUK Dosa Asal , yg akan membawa semua manusia ke Neraka mengalami MAUT
Daging Benih Sorgawi itu didalam rahim Bunda Maria membutuhkan aliran makanan melalui darah Bunda Maria melalui Placenta / Ari2 / Umbilical Cordnya …. itulah Makna ….. Yesus sama seperti kita dalam segala hal yaitu Proses Pembelahan Diri mulai Zygote –> Embryo –> Janin –> Lahir jadi Bayi —> Balita —- Remaja —> Dewasa…… harus mengalami Kodrat Pembentukan manusia didalam Rahim seperti itu !
Satu hal lagi, menurut ibu mengapa Yesus harus lahir dalam bentuk Manusia bukan bentuk mahluk hidup lainnya ?
Kesimpulan saya, Allah dapat mengadakan dan membentuk zygot, gen dan darah Yesus tanpa harus mengambil dari Maria, itulah yang membuat Yesus tetap kudus dan layak utk jadi kurban penebusan. Kita percaya bahwa Allah mampu melakukan itu semua tanpa maria.
Salam sejahtera
Shalom Hesti,
Seperti telah disebutkan di atas, interpretasi yang mengatakan bahwa tubuh Yesus hanya dibentuk oleh roh, dan hanya lewat Maria tanpa melibatkan apapun dari Maria, ini menyerupai paham Gnosticisme, yaitu ajaran sesat yang ditolak oleh para Bapa Gereja sejak awal, yaitu oleh St. Ignatius dari Antiokhia (35/50- 98/117), St. Irenaeus (+202) dan St. Tertullian (+220). Memang Tuhan dapat menciptakan segala sesuatu dengan ajaib, namun tidak mungkin Ia menentang rencana-Nya sendiri sebagaimana yang kita ketahui dari Wahyu Ilahi: bahwa Ia melibatkan ketaatan manusia, yaitu Bunda Maria, dalam mewujudkan rencana-Nya, sehingga Kristus dapat lahir di dunia. Menurut St. Irenaeus, ketaatan Maria inilah yang menjadi “obat penawar racun”/ antidote, dari ketidaktaatan Hawa, sehingga kejatuhan manusia pertama (Adam dan Hawa) yang diawali dengan ketidaktaatan Hawa, dapat ditebus oleh Kristus sebagai Adam yang baru, dengan melibatkan ketaatan Hawa yang baru, yaitu Bunda Maria (lih. St. Irenaeus, Against Heresy, 3:22). Cara menginterpretasikan Kitab Suci sedemikian, diajarkan oleh Kristus sendiri, yaitu ada kaitan antara Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru (lih. Mat 12:38-42; Luk 24:13-35), di mana Perjanjian Baru merupakan penggenapan dari apa yang samar-samar disampaikan dalam Perjanjian Lama. Atas dasar prinsip inilah para Bapa Gereja sejak abad awal tidak pernah meragukan akan peran Bunda Maria, sehingga Kristus dapat menjelma menjadi manusia di dalam rahimnya. Sebab kalau sudah sejak awal Allah tidak bermaksud melibatkan gen manusia, Allah tidak perlu menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia. Tetapi fakta bahwa Allah menghendaki penjelmaan Kristus menjadi manusia, maka sudah sejak awal Allah berkehendak melibatkan manusia, dalam hal ini Bunda Maria, sehingga kodrat manusia yang dulu tercemar oleh dosa Adam dan Hawa, dapat dipulihkan melalui Kristus (Adam yang baru), dengan keterlibatan Bunda Maria, sebagai Hawa yang baru. Selanjutnya, tentang Bunda Maria sebagai Hawa yang baru, klik di sini.
Anda mengatakan, “SATU HAL yang JELAS karena Yesus tidak mengandung GEN Manusia…” ini adalah pandangan pribadi Anda, tetapi tidak dikatakan demikian dalam Kitab Suci. Demikian juga pemahaman bahwa yang sama antara kodrat kita dengan Yesus hanya terbatas bahwa Yesus melalui proses pembentukan dari zygote menjadi bayi sampai kemudian dewasa.
Itu adalah kesimpulan yang sudah didasari prakonsepsi terlebih dahulu, bahwa seolah-olah Allah ‘anti’ dengan tubuh manusia, dan atau bahwa tubuh itu sudah pasti berkonotasi dengan ‘dosa’ sehingga karenanya tidak mungkin pembentukan tubuh Kristus melibatkan tubuh manusia (dalam hal ini, Bunda Maria). Namun adalah kehendak Allah bahwa manusia memperoleh pembentukan tubuhnya dari orang tuanya, dan adalah kehendak Allah juga untuk melibatkan manusia untuk mewujudkan rencana penyelamatan-Nya. Maka, justru malah bertentangan dengan maksud Allah, jika kita mengandaikan bahwa tidak ada keterlibatan Bunda Maria dalam perwujudan penjelmaan “Sabda Allah menjadi manusia” (Yoh 1:14), atau bahwa Bunda Maria hanya alat ‘numpang lewat‘ saja. Gereja sejak abad-abad awal yakin akan peran Bunda Maria, yaitu bahwa Maria adalah ibu Yesus, yang darinya Yesus mengambil kemanusiaannya. Karena penjelmaan Kristus adalah tanpa melibatkan benih laki-laki, melainkan dari Roh Kudus, sebagaimana dikatakan dalam Kitab Suci (lih. Luk 1:34-35; Mat 1:25), maka kemanusiaan Yesus diperoleh-Nya tidak dari siapapun yang lain, hanya dari pihak ibu-Nya, yaitu Maria. Karena peran Bunda Maria yang sangat istimewa inilah, maka Allah memenuhinya dengan rahmat sejak awal mula dan menguduskannya, hingga Maria tidak terkena noda dosa sejak terbentuk di rahim ibunya (lih. KGK 491). Dengan demikian, Bunda Maria telah menerima buah penebusan Kristus, sebelum umat manusia yang lain menerimanya. Dengan dikuduskannya Bunda Maria ini oleh Allah, maka layaklah ia disebut Tabut Perjanjian Baru, yang mengandung Kristus yang tak bernoda. Tentang hal ini, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Sedangkan kenapa Yesus harus lahir dalam bentuk manusia bukan bentuk mahluk hidup lainnya, adalah karena: 1) manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26), sedangkan tanaman dan hewan tidak; 2) karena manusia pertama-lah yang telah jatuh ke dalam dosa, maka untuk menebus dosa manusia, Allah mengambil rupa manusia, sebagai keturunan Adam, agar dipenuhi prinsip keadilan Allah, yaitu bahwa “yang berdosa-lah yang memperbaikinya” (lih. St. Thomas Aquinas, Summa Theology III, q.4, a.6). Maka kodrat manusia harus diambil oleh Kristus agar penebusan Kristus dalam kodrat manusia itu dapat dibuat untuk menebus kodrat manusia yang telah tercemar oleh dosa Adam dan Hawa tersebut. St. Agustinus menyatakan bahwa dapat saja Tuhan mengambil kodrat manusia bukan dari keturunan Adam (seperti misalnya langsung dari Roh Kudus saja, seperti paham Anda), tetapi “Tuhan menganggap lebih bijaksana untuk mengambil kodrat manusia dari bangsa manusia yang terkalahkan [oleh dosa], supaya oleh karena itu, Ia mengalahkan musuh bangsa manusia.” (De Trinity xiii, 18). Martin Luther sendiri, dalam khotbahnya mengatakan demikian, “Christ, our Savior, was the real and natural fruit of Mary’s virginal womb … This was without the cooperation of a man, and she remained a virgin after that. […] Christ … was the only Son of Mary, and the Virgin Mary bore no children besides Him … I am inclined to agree with those who declare that ‘brothers’ really mean ‘cousins’ here, for Holy Writ and the Jews always call cousins brothers.” (Martin Luther, Sermons on John)
Kitab Suci dan Tradisi Suci mengajarkan bahwa Allah telah memilih melakukan rencana keselamatan-Nya dengan melibatkan Bunda Maria, maka itulah ajaran yang dilestarikan oleh Gereja Katolik. Jika Anda tidak dapat menerima hal ini, itu adalah hak Anda, namun adalah hak kami juga untuk memegang apa yang telah diyakini oleh Gereja sejak abad awal.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Ibu Ingrid dan pak Stef yang baik. Saya seorang Katolik. Kita sering dikritik sehubungan dengan penghormatan terhadap Bunda Maria. Menurut saya, masalah ini awalnya berpangkal dari kita orang Katolik sendiri, yang “dalam prakteknya” tidak dapat lagi membedakan antara “menghormati” dan “menyembah”. Ini tugas kita bersama khususnya para gembala umat, untuk secara konsisten memberikan pencerahan kepada umat agar jangan salah langka. Misalnya dalam menyusun doa, lagu dll. Saya sering menemukan lagu tentang Maria, yang memang jika kita cermati dengan teliti, kata-katanya cenderung mendewakan Bunda Maria, namun sayangnya pihak otoritas gereja membiarkan begitu saja. Kasus lain yakni ketika mengikuti misa, saya sering temukan juga bahwa beberapa umat Katolik sibuk sendiri dengan doa rosario. Kesannya seperti ekaristi itu belum cukup kalau tidak disertai dengan doa rosario. Saran saya selain membela diri, pihak gereja juga harus mawas diri agar umat tidak jatuh dalam kesia-siaan (penyembahan yang tidak perlu).
Shalom, mohon maaf jika kurang berkenan
Shalom Rani,
Sesungguhnya apa yang kami tuliskan di Katolisitas, sungguh bukan dimaksudkan untuk membela diri. Yang disampaikan di sini adalah apa yang sesungguhnya diajarkan oleh Gereja Katolik, dan yang harusnya diimani oleh umat Katolik. Berkaitan dengan ajaran tentang Bunda Maria, Gereja Katolik sungguh tidak pernah mengajarkan untuk menyembah Maria, namun untuk menghormatinya. Ini bukan pembelaan diri, namun memang kenyataan yang harus dihayati oleh setiap umat Katolik.
Bahwa jika pada prakteknya Anda melihat orang-orang Katolik yang mungkin tidak memahami ajaran ini, sehingga terkesan lebih mengasihi Bunda Maria daripada mengasihi Tuhan Yesus, maka tentu ini keliru. Contoh yang Anda ambil yaitu seseorang yang berdoa rosario di saat perayaan Ekaristi berlangsung, memang nampaknya tidak tepat. Sebab dalam Perayaan Ekaristi seharusnya fokus perhatian kita terarah kepada Yesus, yang saat itu hadir di tengah kita dalam empat cara: 1) melalui Sabda-Nya; 2) secara khusus dalam rupa roti/hosti dan anggur yang sudah dikonsekrasikan; 3) di dalam diri imam-Nya (in persona Christi); 4) di dalam sesama jemaat-Nya.
Lain halnya pada doa-doa pribadi, sebelum atau sesudah perayaan Ekaristi, atau mungkin doa sesudah Komuni, maka silakan saja, jika mau mendoakan Salam Maria ataupun Rosario, dengan penghayatan bahwa penghormatan kepada Maria tersebut dilakukan atas dasar kasih kepada Kristus yang hadir dalam Perayaan Ekaristi tersebut, dan tidak untuk menggantikan rasa syukur dan penghormatan kita kepada Yesus. Maka tidak ada yang salah dengan berdoa rosario, sebelum ataupun sesudah perayaan Ekaristi. Malah itu sangat baik, sebab dalam doa rosario, sebenarnya yang direnungkan adalah peristiwa-peristiwa hidup Yesus (yang pada saat itu akan diterima/ sudah diterima secara nyata dalam rupa Ekaristi).
Agaknya perlu dipahami bersama bahwa kita mengasihi Maria karena kita ingin mengasihi Kristus dengan lebih total. Sebab sebagaimana juga dalam relasi kita dengan suami atau istri, jika kita sungguh mengasihi pasangan kita, maka kita akan juga mengasihi ibu dan bapanya. Kasih kepada ibu pasangan kita ini, tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan kesatuan dengan kasih kita kepada pasangan kita. Demikianlah, karena kita sungguh mengasihi Kristus, maka kita mengasihi juga ibu-Nya, yang sudah diberikan-Nya menjadi ibu kita juga (lih. Yoh 19:26-27). Maka kita menghormati Maria, karena Kristus lebih dahulu menghormati dia, dengan memilihnya untuk menjadi ibu-Nya.
Kalau Anda melihat ada teks lagu-lagu liturgis yang terkesan mendewakan Maria, silakan Anda sampaikan kepada pihak liturgi KWI, kiranya apakah itu, agar dapat menjadi perhatian mereka. Namun sejauh kita umat Katolik mengetahui bahwa kuasa doa Maria hanya dapat ada karena kuasa Allah, maka sesungguhnya tak ada yang perlu dirisaukan. Sebab memang Allah sendiri yang menjanjikan bahwa doa orang benar besar kuasanya (Yak 5:16), dan sungguh besarlah kuasa doa Bunda Maria, yang telah dibenarkan Allah di surga.
Kalau ada umat Katolik yang tidak terpanggil untuk berdevosi kepada Bunda Maria, itu adalah haknya, walau mungkin ia sendiri yang sesungguhnya rugi. Sebab Tuhan Yesus sudah menawarkan dukungan doa syafaat Bunda Maria tetapi kita tidak mau menerimanya. Jangan dilupakan bahwa Bunda Maria adalah teladan iman, karena sepanjang hidupnya ia mengalami persatuan dengan Allah; Ia mengandung Kristus dalam rahimnya selama 9 bulan, hidup bersama Yesus di bawah satu atap selama 30 tahun, dan setia menyertai Kristus dalam pelayanan-Nya sampai di bawah kaki salib-Nya, dan setelah kebangkitan Kristus, ia menyertai para murid-Nya sampai mereka dicurahi Roh Kudus pada hari Pentakosta. Sungguh tak ada seorang beriman-pun yang mempunyai pengalaman istimewa sedemikian dekat dengan Tuhan Yesus, selain Bunda Maria! Oleh karena itu, sesungguhnya kita tak dapat bermegah seolah kita itu lebih dekat Yesus, dan tidak memerlukan teladan Bunda Maria.
Semoga kita semua dapat menyadari hal ini, sehingga kita menempatkan penghormatan Bunda Maria pada tempatnya, dan tidak lekas berprasangka buruk terhadap orang yang berdevosi kepada Bunda Maria. Sebab kalau kita membaca riwayat hidup orang kudus (Santa Santo) hampir semuanya mempunyai devosi kepada Bunda Maria. Sebab devosi itu malah melipatgandakan kasih mereka kepada Kristus.
Semoga hal itu terjadi juga Anda, saya, dan pada kita semua.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Maria itu ciptaanNya, …. Walaupun diberi kelebihan, namun tetap tidak dapat menyemai Dia,… Yesus Lahir dari Maria itu karena Dia mau,… bukan berarti Dia mau menyerahkan umatnya berdoa kepada Maria,…. Yesus itu datang dan menumpang rahim ciptaannya,…. apakah ciptaannya berkuasa atas Dia??? Tidak,….!!! terus kenapa lebih banyak berdoa kepada Maria dibanding Yesus,….!!! apakah Yesus memberikan perintah berdoa kepada Maria??? Yesus menekankan Hukum kasih,.. karena Dialah Kasih!!! karena kita beribadah bukan seperti umat Israel jaman dahulu,… tetapi kita sudah diajarkan beribadah yg benar, bukan di batu, bukan di patung,.. tetapi
Yohanes 4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
Kita dimintanya menyembah Allah,…. di dalam Nama Yesus,… bukan Maria…. Maria sudah mendapatkan upah dari Yesus,… yaitu Sorga bulat2,… kenapa menyembah Maria???
[Dari Katolisitas: Pesan berikut ini digabungkan karena masih satu topik, yang dikirim kemudian oleh penulis yang sama]:
seperti parang digunakan pemiliknya,….. apakah parang dapat disamakan dengan pemiliknya,…. begitu pula Maria merupakan alat,…..!!!! karena tidak satu ayatpun diinjil untuk menyembah Santo atau santa,…… namun semuanya bekerja untuk menyatakan kemuliaan Tuhan!! mengapa sesat,……..
Shalom Charles,
Anda benar bahwa Bunda Maria adalah ciptaan Tuhan, dan tidak dapat menyamai Tuhan Yesus. Gereja Katolik juga mengajarkan demikian.
Sebenarnya, komentar Anda sampaikan itu sudah sering disampaikan oleh banyak pembaca Katolisitas yang dari Kristen non-Katolik, dan sudah sering pula kami bahas di situs ini. Maka daripada mengulang-ulang sesuatu yang sudah sering dibahas, maka saya mengundang Anda membaca terlebih dahulu artikel-artikel berikut:
Sekali lagi Kesalahpahaman tentang Bunda Maria
Mungkinkah Maria yang adalah manusia biasa disebut Bunda Allah?
Apakah umat Katolik harus berdoa melalui Bunda Maria?
Apa itu devosi kepada Bunda Maria?
Apakah umat Katolik yang berdoa di depan patung menyembah berhala?
Apakah mohon doa dari para orang kudus bertentangan dengan firman Tuhan?
Pengantaraan Yesus bersifat inklusif
Mengapa orang Katolik memohon dukungan doa kepada orang-orang kudus?
Selanjutnya untuk topik tentang Bunda Maria, masih banyak artikel yang lain. Silakan menggunakan fasilitas pencarian di sisi kanan home page, jika Anda ingin mengetahui topik tertentu (misal topik tentang Bunda Maria), silakan ketik saja kata kuncinya di sana lalu tekan enter. Semoga Anda dapat menemukan jawaban/ tanggapan kami di sana.
Kami umat Katolik tidak lebih banyak berdoa kepada Bunda Maria, daripada kepada berdoa kepada Tuhan. Maka tuduhan yang mengatakan bahwa umat Katolik lebih banyak berdoa kepada Bunda Maria, ini adalah tuduhan yang tidak berdasar. Mengapa? Karena bentuk doa yang tertinggi dalam Gereja Katolik adalah perayaan Ekaristi Kudus (sering disebut juga Misa) dan Kristus merupakan fokus utama dalam Misa kudus tersebut. Setiap paroki umumnya mengadakan perayaan Ekaristi setiap hari, namun tidak selalu ada doa rosario bersama setiap hari di dalam Gereja. Namun, jika kami umat Katolik mendoakan doa rosario, itu juga sesungguhnya fokusnya tetap Tuhan Yesus, karena yang direnungkan di dalam doa rosario adalah Misteri Tuhan Yesus, dan doa Salam Maria itu sendiri juga adalah doa yang Alkitabiah (silakan klik di sini untuk membaca tentang ini). Di sepanjang rosario itu, kami merenungkan peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus, sejak awal kedatangan-Nya ke dunia sampai saat kenaikan-Nya kembali ke surga, dan mengutus Roh Kudus-Nya, dan menjanjikan mahkota kemuliaan kekal kepada mereka yang taat setia kepada-Nya, seperti Bunda Maria.
Kami umat Katolik tidak menyembah Bunda Maria, tetapi kami menghormatinya, karena Allah telah lebih dahulu menghormatinya dengan memilihnya sebagai ibu yang melahirkan Putera-Nya. Kami juga menghormati Bunda Maria sebab Kristus telah memberikannya sebagai ibu kita, para murid Kristus (lih. Yoh 19:26-27). Demikian pula kepada para orang kudus lainnya, kami umat Katolik menghormati mereka, karena teladan iman mereka.
Untuk selanjutnya jika Anda tertarik untuk berdialog dengan kami, silakan menggunakan gaya bahasa dan cara penulisan yang santun, yang lebih mencerminkan bahwa Anda adalah seorang murid Kristus.
Semoga dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
baiklah,… saya mohon maaf atas kesalah pahaman saya yg telah saya tulis dibawah,…..
maaf Tim katholisitas saya ada pertanyaan
Kisah Para Rasul 15
15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.
namaun di Surat berikutnya Paulus menyatakan
Timotius 1 :4
4:3 Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.
4:4 Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur,
4:5 sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.
tolong penjelasan mengenai ayat ini mengapa Kis Rasul berbantahan dengan Surat Rasul Paulus kepada Anak didiknya yaitu Timotius
Shalom Charles,
Perikop Kisah Para Rasul bab 15 dimulai dengan kisah konsili/ sidang para rasul di Yerusalem yang memutuskan tentang sunat. Konsili di Yerusalem tersebut akhirnya memutuskan bahwa orang-orang dari bangsa lain (non- Yahudi) yang ingin menjadi pengikut Kristus tidak harus disunat, sebab kita yang mengimani Kristus beroleh keselamatan oleh karena kasih karunia Allah, dan bukan karena melakukan sunat. Dalam hal ini, walaupun para rasul adalah orang Yahudi, namun dalam menentukan ajaran iman dan moral, mereka tidak mementingkan pandangan mereka sendiri sebagai seorang Yahudi, tetapi melihat apa yang menjadi kehendak Allah di dalam Kristus, tentang keselamatan umat manusia, termasuk orang-orang dari bangsa-bangsa non Yahudi.
Hasil konsili ini diberitahukan kepada jemaat di Antiokhia yang terdiri dari mereka yang berasal dari Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain (lih. Kis 15: 23) yaitu bangsa Yunani, yaitu bahwa mereka tidak diharuskan sunat, namun bahwa mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah dan dari binatang yang dicekik dan dari percabulan (ay. 29).
Untuk memahami ayat ini, kita perlu mengetahui keadaan bangsa Yunani/ non- Yahudi pada saat itu, yang sebelum menjadi pengikut Kristus, adalah bangsa yang percaya kepada dewa-dewi/ berhala, dan mereka yang mempersembahkan kurban kepada dewa-dewi tersebut. Selain itu, kota Antiokia juga dikenal dengan percabulan, dengan keadaannya sebagai kota yang mementingkan mode pakaian yang jauh dari kesopanan, sebagaimana dicatat oleh para ahli sejarah. Dengan demikian perintah dalam ay. 29 tersebut berkaitan dengan keadaan ini. Bahwa setelah mereka bertobat dan menjadi pengikut Kristus, mereka harus meninggalkan kebiasaan mempersembahkan kurban binatang kepada dewa-dewi mereka dan menghindari kesempatan untuk mengambil bagian di dalamnya dalam bentuk apapun, dan mereka harus menghindari percabulan. Dengan menghindari perbuatan-perbuatan ini, mereka membuktikan pertobatan mereka, selain juga menghindari perbuatan- perbuatan yang menjadi batu sandungan bagi sesama saudara seiman yang datang dari kalangan Yahudi. Sebab Rasul Paulus sendiri melakukan hal yang sama, yaitu ia menghindari makan daging, jika itu menjadi batu sandungan bagi saudaranya (1Kor 8:13).
Maka ayat Kis 15:29 tidak untuk dipertentangkan dengan ayat-ayat yang lain dalam Kitab Suci, yang mengatakan bahwa pada dasarnya, semua makanan itu halal (lih. 1Tim 4:4), sebagaimana diajarkan oleh Kristus itu sendiri. Sebab yang menajiskan kita bukan apa yang masuk ke dalam mulut kita, tetapi apa yang keluar dari mulut, yang berasal dari hati, karena dari hati timbullah segala pikiran jahat, seperti pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat (lih. Mat 15:11, 18-19).
Selanjutnya tentang makanan sembahyangan ini, silakan membaca di sini, silakan klik, dan juga tanya jawab di bawahnya, sebab mungkin pertanyaan-pertanyaan yang tertulis di sana serupa dengan pertanyaan Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
bagaimana Maria Tidak berdosa???
Roma 3
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
[Dari Katolisitas: Mohon Anda membaca terlebih dahulu, tanggapan kami atas komentar serupa di jawaban ini, silakan klik, lihat jawaban di point 3]
Yth. Katolisitas.org
saya ingin bertanya
1. apakah janin Yesus mengandung genetik dari Maria ?
2. apakah Yusuf & Maria punya anak kandung selain Yesus ?
mohon penjelasan beserta buktinya, terima kasih
[Dari Katolisitas: Untuk pertanyaan 1. Silakan membaca jawaban kami di sini, silakan klik . Sedangkan pertanyaan no.2. Silakan klik di sini, untuk membaca jawaban kami. Silakan untuk selanjutnya, gunakanlah fasilitas pencarian di sudut kanan atas homepage, dan ketiklah kata kunci topik yang ingin Anda ketahui]
trima kasih banyak karena lewat membaca dialog ini saya dapat pengetahuan yang lebih mengenai Bunda Maria dan kelahiran Yesus Kristus….
Jangan pernah mengaku ” saya orang Kristen Katolik ” kalau belum mengakui Bunda Maria adalah satu-satunya manusia biasa yang sudah disucikan sebelumnya oleh Allah Bapa, dan sampai kapapun dia tetap perawan yang suci.
Dalam kitab suci perjanjian baru tidak ada ayat yang mengatakan ” Maria melahirkan seorang bayi dan membersihkan persalinannya sendiri ” , yang tertulis adalah baca ayat Matius, 1: 25 dan baca juga Lukas 1: 34 – 35 , 38 dan Lukas 2: 6 – 7. Jadi jelas Maria sudah dipersiapkan oleh Allah untuk dijadikan media perantara menjadi manusia dengan seakan-akan melalui proses kelahiran, ingat ! dalam kejadian ini menurut iman saya Allah adalah Cahaya yang masuk kedalam rahim seorang wanita yang sudah disucikan dan keluar juga seperti “Cahaya” yang menjelma seorang bayi mungil tanpa daya seperti kita manusia.
Semoga anda yang membaca tanggapan saya ini semakin mengerti secara iman bukan secara logika seperti kita menguraikan rumus matematika, dan semoga kita semua diberkati dan didoakan oleh bunda Maria sekarang dan selama-lamanya …….Amin
Shalom Ignatius Priadi,
Sebenarnya, prinsip yang Anda sebutkan sudah diyakini oleh Gereja sejak abad- abad awal, seperti yang diajarkan oleh St. Ambrosius dan St. Agustinus. Mereka telah mengajarkan bahwa Bunda Maria yang tetap perawan, sejak sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan Kristus.
“Dengan kuasa Roh Kudus yang sama, Yesus lahir tanpa merusak keperawanan Bunda Maria, seperti halnya setelah kebangkitan-Nya, Dia dapat datang ke dalam ruang tempat para murid-Nya berdoa, tanpa merusak semua pintu yang terkunci (Lih. Yoh 20:26).” (St. Augustine, Letters no. 137., seperti dikutip oleh John R. Willis, SJ, The Teaching of the Church Fathers, p. 360) Roh Kudus yang membangkitkan Yesus dari mati adalah Roh Kudus yang sama yang membentuk Yesus dalam rahim Bunda Maria. Maka kelahiran Yesus dan kebangkitan-Nya merupakan peristiwa yang ajaib: kelahirannya tidak merusak keperawanan Maria, seperti kebangkitan-Nya tidak merusak pintu yang terkunci.
Selanjutnya, St. Agustinus mengajarkan, “It is not right that He who came to heal corruption should by His advent violate integrity.” Terjemahannya: Adalah tidak mungkin bahwa Ia yang datang untuk menyembuhkan korupsi/kerusakan, malah merusak keutuhan di awal kedatangan-Nya.” (St. Agustinus, Serm. 189, n.2; PL 38, 1005)
Selanjutnya tentang sekilas pengajaran Gereja Katolik tentang Bunda Maria, silakan klik di sini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
jika ada yang dilahirkan, pasti ada yang melahirkan. sedangkan yang melahirkan adalah ciptaan. maka yang dilahirkan pun adalah ciptaan. oleh karena itu sangat tidak pantas menganggap ciptaan itu adalah pencipta. apakah mungkin pencipta menciptakan diri sendiri?
Shalom Januar,
Terima kasih atas tanggapannya. Silakan untuk membaca beberapa artikel tentang Kristologi di sini – silakan klik. Apakah mungkin Tuhan menjadi manusia? Atau apakah Tuhan mampu menjadi manusia? Kalau mampu, apakah yang menghalangi-Nya menjadi manusia? Inkarnasi Kristus tidaklah bertentangan dengan prinsip non-contradiction, yang mengatakan “sesuatu tidak dapat menjadi atau tidak menjadi dengan cara yang sama dan dalam waktu yang sama”. Inkarnasi tidak membuat Tuhan berhenti menjadi Tuhan, namun Tuhan mengambil kodrat manusia dan tetap menjadi Tuhan. Itulah sebabnya umat Kristen percaya bahwa Kristus mempunyai dua kodrat, sungguh Allah dan sungguh manusia. Silakan membaca beberapa artikel kristologi tersebut dan setelah itu, kita dapat melanjutkan dialog kita. Semoga dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
@januar:(ciptaan)
Kalau mengikuti nalar manusia maka itu tidak mungkin, kalau mengikuti kehendak Dia, segalanya menjadi mungkin.Jelaskan Nalar manusia: bagimana menjelaskan Yesus naik ke surga? pakai Jet?pesawat?rudal di kaki Yesus? Kalau Pencipta masuk ke dalam nalarnya ciptaan, bagaimana mungkin membedakan Pencipta dengan ciptaan?sudah tidak pantas lagi disebut Pencipta karena sama dengan nalar ciptaanNya. Asumsi sdr sangat mengecilkan dan menghina arti PENCIPTA
Dear Januar,
Sejak kapan anda sudah tidak percaya akan “KEAGUNGAN ALLAH” :
Allah adalah Maha Besar, Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Bisa, Maha Mampu, dan Maha ……, …….. pokoknya SERBA MAHA !
Dear ibu Inggerd saya mengikuti seminar di agama Kristen yang salah satu pernyataannya tenteng proses kalahiran Yesus. Dikatakan Maria hanya ALAT TITIPAN Allah toq utk kedatangan Yesus bahkan dikatakan juga sedikit berbau ilmian bahwa unsur kromosom terjadi bayi harus ada unsus X bersatu dgn Y.Sedangkan jika tidak ada salah satu unsur tsb tidak akan ada pembuahan dan terjadi janin bayi. maka kesimpulannya unsur biologis Mariapun diragukan dalam hal ini walaupun tidak dikatakan secara ekplisit Maria bukan Ibu biologis Yesus. yang menjadi pertanyaan saya adalah : disatu pihak mereka begitu mengaku kebesaran Allah tapi disatu sisi begitu merendahkan peran Maria yang dipilih khusus oleh Allah sebagai perantaraNya dalam misi menghantar Yesus untuk menyelamatkan manusia.Tolong tanggaapan Ibu atas sikap mereka terhadap Maria yang menurut saya sungguh merendahkan keputusan Allah sendiri yang walaupun mereka mengira justru itu mereka sangat mengagungkan kebesaran Allah. terus terang saya sangat kecewa dengan pernyataan mereka itu tapi saya tidak tahu untuk menyanggahnya.
Shalom Adrian,
1. Sekedar mengingatkan saja, umat Katolik juga adalah umat Kristen. Namun ajaran Gereja Katolik tentang Bunda Maria, tidak sama dengan apa yang dikatakan dalam seminar di gereja Kristen non- Katolik yang anda hadiri itu.
2. Anda mengatakan bahwa mereka menganggap bahwa Maria hanya “ALAT TITIPAN Allah toq“. Silakan anda tanyakan adakah ayat yang mengatakan demikian dalam Kitab Suci. Sebab yang dikatakan dalam Kitab Suci adalah Maria adalah “ibu Tuhan” (Luk 1:43), sang perawan yang melahirkan Kristus Sang Allah Putera. Kita ketahui bahwa ibu, bukanlah hanya sekedar alat titipan, namun adalah seseorang yang diikutsertakan Allah dalam proses penciptaan manusia yang baru, yaitu di dalam proses pembentukan janin dan dalam mengandung dan membesarkan anak tersebut. Namun memang benar, bahwa dalam diri Maria, Allah bekerja secara istimewa, berbeda dengan apa yang umumnya terjadi pada manusia yang lain, sehingga proses pembentukan janin Yesus tidak melibatkan kromosom benih laki- laki, namun hanya dari pihak Maria saja. Ini memang hal yang mustahil bagi manusia, namun tidak ada yang mustahil bagi Allah (lih. Luk 1:37).
Sejujurnya, saya sependapat dengan anda, bahwa adalah aneh, bahwa seseorang yang percaya akan kebesaran Allah dan segala rencana-Nya, namun kemudian merendahkan makna keputusan Allah yang secara khusus memilih Maria sebagai ibu yang mengandung dan melahirkan Yesus.
Selanjutnya, silakan anda klik di rubrik Arsip untuk membaca Artikel- artikel tentang Bunda Maria, dan juga Tanya Jawab tentang Bunda Maria yang sudah cukup banyak di situs ini, sebab saya rasa pertanyaan anda sedikit banyak sudah terjawab di sana.
Contoh artikel tentang Maria:
Maria, Bunda Allah
Bunda Maria Tetap Perawan, mungkinkah?
Maria dikandung tanpa noda, apa maksudnya?
Sekilas ajaran Gereja tentang Bunda Maria
Contoh Tanya Jawab tentang Maria:
Siapakah perempuan dalam Wahyu 12?
Tanggapan mengenai ajaran Bapa Gereja tentang Maria= Hawa baru
Sekali lagi kesalahpahaman tentang Bunda Maria
Pertanyaan sdr/i Protestan tentang ajaran Katolik tentang Maria
Apakah ajaran Maria sebagai Bunda Allah dan Bunda Gereja ada dalam Alkitab?
Bunda Maria sama saja dengan tokoh Alkitab yang lain?
Bagaimana mungkin Maria dikandung tanpa noda?
Sejak kapan Protestan percaya bahwa Bunda Maria adalah orang kudus?
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shaloom,
membaca dari pertanyaan dan sharig sdr Kay,mungkin bisa nimbrung sedikit,memang kadangkala,kita sering kali membawa pemahaman logika pengetahuan untuk mendapat penjelasan mengenai hal hal yang bersifat ke rohanian dalam hal ini keyakinan Iman Katolik mengenai kelahiran Yesus.
Namun baik bila pengetahuan yang ada pada kita dan yang di kenal oleh dunia sampai saat ini,hendaknya juga membawa kita pada pemahaman bahwa Allah sungguh Maha Besar dalam segala karya dan penciptaan Nya,yang intinya adalah bahwa pengetahuan kita sampai saat ini pun harus di akui masih belum dapat menjawab untuk sampai pada pemahaman misteri Kuasa Allah Bapa,dalam hal ini proses kelahiran Kristus yang ‘menabrak’ logika dan pemahaman umum yang kita kenal.
Namun itulah Allah Bapa,yang dengan misteriNya yang mempesona membawa kita masuk dalam berbagai peristiwa pendalaman iman seperti Laut Merah yang di belah oleh Musa,doa Elia yang membuat langit tidak menurunkan hujan selama 3 tahun,Daud yang mengalahkan raksasa Goliath dengan hanya bersenjatakan ketapel,Air menjadi Anggur di Kana oleh Yesus sampai peristiwa penggandaan Roti bagi 5000 orang menurut Kitab Suci.
Dari sebagian kecil peristiwa di atas,rasanya kita mau di bawa untuk sampai pada iman yang sungguh mengakui bahwa Allah adalah Maha Besar atas segala karya dan penciptaanNya,dan peristiwa kelahiran Yesus yang ‘ajaib’,biarlah kiranya akan semakin melengkapi iman kita,khususnya umat Gereja Katolik,bahwa Yesus memang memiliki keistimewaan dari kelahiranNya,sampai dewasa,pengajaranNya serta peristiwa wafat di salib,bangkit pada hari ke tiga dan terangkat naik ke sorga.
Ada hal yang dapat kita pahami,namun akan ada juga banyak hal yang belum terjangkau oleh pengetahuan kita,dan biarlah itu menjadi ‘wilayah Allah”,yang akan selalu mengingatkan kita akan adanya ‘mysterium’,setidaknya hal itu akan mengingatkan umat akan keberadaan Yang Ilahi..adanya pengetahuan mengenai ‘wilayah Allah’,itulah yang akan menumbuhkan ke imanan kita pada Nya.
Berkah Dalem
Comments are closed.