Pertanyaan:
Salam damai sejahtera
Dear Ingrid
Setelah mempelajari tulisan anda diatas dan membandingkan dengan ayat2 yang tertulis didalam Injil Matius 25 (khususnya perumpamaan tentang Domba dan Kambing) .
Matius 25 : 34 (Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, TERIMALAH KERAJAAN YANG TELAH DISEDIAKAN BAGIMU SEJAK DUNIA DIJADIKAN).
Ayat 35 sampai ayat 45 menceriterakan bahwa baik Domba maupun Kambing tidak merasa berbuat / melakukan seperti apa yang dikatakan oleh Gembala tersebut, namun yang diterima sangat berbeda
Matius 25 : 46 (Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal)
Maka saya berkesimpulan bahwa keselamatan itu adalah ANUGERAH dari Allah.
Bagaimana tanggapan anda
Terima kasih
Mac
Jawaban:
Shalom Machmud,
1. Ya, benar, memang keselamatan adalah anugerah Allah. Tepatnya Rasul Paulus mengatakan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Ef 2:8). Jadi keselamatan bukan diperoleh karena hasil melakukan hukum sunat, tetapi oleh Roh Kudus, seperti yang diajarkan oleh Rasul Paulus, “Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.” (Gal 5:6)
Maka, kita melihat bahwa keselamatan diperoleh karena kasih karunia Allah melalui iman yang bekerja oleh kasih.
2. Jika kita membaca kisah Penghakiman Terakhir pada Mat 25:31-46, kita mengetahui bahwa memang keselamatan diberikan karena anugerah/ karunia Allah, namun ini tak bisa dipisahkan dari perbuatan kasih yang dilakukan oleh setiap orang. Sebab, yang tidak disadari oleh orang-orang itu adalah bahwa apa yang dilakukan (atau tidak dilakukan) terhadap saudara yang terkecil/ terhina itu mereka lakukan terhadap Kristus Tuhan. Kristus dapat mengidentifikasikan diriNya di dalam mereka yang menderita itu disebabkan karena Kristus telah menebus mereka dengan korban salib-Nya.
Namun semua orang itu, terutama yang melakukan perbuatan kasih, tentu sadar akan apa yang dilakukan mereka, sebab untuk melakukan sesuatu (atau tidak melakukan sesuatu) itu umumnya melibatkan kesadaran dan kehendak manusia.
Hal ini nyata dalam pengalaman kita sehari-hari, di mana untuk berbuat baik, itu melibatkan kehendak kita; ataupun kalau kita menolak untuk berbuat baik, itu juga melibatkan keputusan kita.
3. Memang karena pengetahuan Allah yang tak terbatas, maka sejak dari awal mula memang Tuhan telah mengetahui akan segala keputusan kita, apakah kita akan bekerja sama dengan kasih karunia-Nya atau tidak. Namun Allah tidak dari awal menjadikan kita seperti boneka wayang, yang hanya mengikuti saja apa yang ditentukan-Nya, seolah- olah sejak dari awal Tuhan menakdirkan sebagian orang untuk masuk surga dan sebagian yang lain masuk neraka. Tuhan “menghendaki semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran” (1 Tim 2:4). Jika manusia sampai masuk ke neraka, itu disebabkan bukan karena Tuhan yang secara aktif memasukkan mereka ke dalam neraka, tetapi karena orang-orang itu sendiri yang menolak untuk bekerja sama dengan rahmat Allah yang diberikan kepada mereka [dan semua orang] untuk keselamatan.
Pada perikop Mat 25 tersebut terlihat bahwa mereka yang telah bekerja-sama dengan karunia Allah itu dengan melakukan perbuatan kasih, maka Tuhan berkenan, dan menyelamatkan mereka, sedangkan mereka yang tidak bekerja sama dengan rahmat Allah itu, dengan tidak berbuat kasih kepada sesama, maka Tuhan tidak berkenan.
4. Mungkin yang paling jelas adalah pengajaran Yesus sendiri tentang bagaimana caranya memperoleh hidup kekal yaitu keselamatan. Yesus mengajarkan kepada orang muda yang kaya itu, “…jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup [yang kekal], turutilah segala perintah Allah.”(Mat 19:17) Dan ketika ditanya perintah yang mana, Yesus menjawabnya dengan perintah kasih, kepada orang tua, dan kepada sesama terutama orang-orang miskin (Mat 19: 19-21).
Maka dari sini kita mengetahui bahwa keselamatan tak semata-mata anugerah yang tidak perlu diikuti oleh perbuatan kasih, melainkan harus menjadi kesatuan: anugerah Allah yang menyebabkan seseorang dapat beriman, namun iman itu harus dinyatakan dengan kasih, dan ini tidak terpisahkan. Silakan membaca lebih lanjut penjelasan tentang iman dan kasih ini seperti yang diajarkan oleh Paus Benediktus XVI tentang Sola Fide menurut pandangan Gereja Katolik, di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org
Dear Katolisitas, Ada sebuah pandangan dalam perbincangan saya dengan seorang Kristen non Katolik, bahwa keselamatan adalah murni anugerah Allah dimana peran serta dari seseorang adalah nol persen. Hal ini dapat dijelaskan seperti ini, bahwa iman yang dimiliki seseorang adalah murni pemberian dari Allah dan mengenai perbuatan baik serta kehendak bebas untuk menyatakan ‘ya’ atas keselamatan yang diberikan Allah itu juga semata-mata karena Allah ‘memampukan’ kita untuk melakukannya. Sehingga pandangan ini mengartikan bahwa keselamatan kepada orang-orang tertentu sudah ditentukan dari awal dan adalah otoritas Allah untuk menentukan siapa yang akan diselamatkan. Dalam hal ini bahkan seseorang tidak mungkin dan tidak bisa… Read more »
Shalom Agung, Anda benar, bahwa Gereja Katolik, berdasarkan Kitab Suci mengajarkan bahwa keselamatan diperoleh karena rahmat kasih karunia Allah, oleh iman (Ef 2:8) yang bekerja oleh perbuatan kasih (lih. Gal 5:6). Dengan demikian Gereja Katolik tidak memisahkan antara rahmat Allah itu dengan iman dan perbuatan. Memang kita ketahui umumnya gereja-gereja non- Katolik tidak mengajarkan demikian, yaitu dengan mengatakan bahwa yang menyelamatkan manusia adalah hanya rahmat Allah saja, ataupun oleh iman saja (sola fide). Yang anda tanyakan di sini adalah pernyataan apakah hanya “rahmat Allah” semata yang memungkinkan keselamatan itu, dan peran manusia itu hanya nol persen. Nah pernyataan ini menjadi… Read more »
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri, Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Ef2:8-10). “..pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak… Read more »
Shalom Thomas Veri, Silakan membaca artikel tentang Kaitan antara Iman dan Perbuatan, di sini, silakan klik. Berikut ini adalah tanggapan saya atas tulisan yang Anda kutip: 1. Iman ada karena pemberian kasih karunia Allah Ya, nampaknya benar bahwa Ef 2:8-10 bukan mau mempertentangkan iman dengan perbuatan, tetapi menyampaikan bahwa iman itu sendiri ada pada diri seseorang bukan karena hasil jerih payahnya sendiri, tetapi karena pemberian Tuhan; dan oleh iman yang ada karena kasih karunia Allah ini, seseorang diselamatkan. Demikian pula pada Tit 3:5-8, Rasul Paulus kembali menekankan bahwa keselamatan tidak diperoleh melalui perbuatan baik yang telah dilakukan (konteksnya di sini… Read more »
Kak Ingrid, kebanyakan orang protestan sekarang beranggapan bahwa yang menyelamatkan adalah Hanya Iman, yang memang harus ditunjukan dengan perbuatan baik, karena tanpa perbuatan, iman itu mati (atau beberapa orang protestan lebih lanjut mengatakan bahwa orang itu berarti tidak mempunyai iman),tetapi secara keseluruhan, hanya imanlah yang menyelamatkan. tetapi saya melihat ada seorang Katolik yang menyanggah pandangan ini dengan mengatakan bahwa: “Iman yang mati, berbeda dengan tidak mempunyai Iman. Iman yang mati, berarti orang itu sebenarnya mempunyai Iman, namun karena tidak digerakkan oleh kasih dalam perbuatan (Gal 5:6), maka pada hakekatnya iman itu adalah kosong dan mati, dan seorang yang mempunyai iman… Read more »
Shalom Thomas Veri, 1. Sebenarnya, kalau seorang Kristen non- Katolik mengatakan bahwa yang menyelamatkan adalah, “iman, namun memang harus ditunjukkan dengan perbuatan baik” maka sesungguhnya pandangannya ini sudah mirip dengan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Karena Gereja Katolik mengajarkan bahwa: 1) bukan hanya pernyataan iman saja yang menyelamatkan -sebab pernyataan iman ini harus dinyatakan dalam perbuatan kasih, 2) atau kalau mau dikatakan ‘hanya iman saja’, maka artinya di sini adalah yang menyelamatkan adalah hanya iman yang tidak terpisah dari perbuatan kasih (Gal 5:6). Terhadap kedua pernyataan ini, Gereja Katolik setuju, dan memang itulah yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Namun… Read more »
terima kasih kak. iya, saya juga beranggapan begitu. tapi mereka tetap teguh dengan pendirian bahwa GKR (sebutan mereka) tidak ‘menghargai’ karunia Allah, karena manusia masih diharuskan untuk berbuat sesuatu, jadi mereka anggap tidak 100% murni karena Allah. mereka berkata sebenarnya Protestan-pun semenjak masa reformasi (revolusi) sangat mementingkan kasih dalam perbuatan, bahkan calvin pernah berkata “it is therefore faith alone which justifies, and yet faith which justifies is not alone” (Antidote to the Canons of the Caouncil of Trent). ketika saya mengatakan ajaran itu hampir mirip, mereka langsung menolak itu dengan teori Imputasi atau pernyataan Forensik, bahwa hanya melalui iman, Allah… Read more »
Shalom Thomas, Jawaban Anda sudah benar, namun kalau masih ditolak, ya kita tidak dapat memaksakannya. Dengan seseorang berpegang kepada “faith alone/ iman saja” itu memang mengharuskan mereka menghubungkan ayat-ayat lainnya dalam Kitab Suci yang menyatakan pentingnya perbuatan baik/ kasih dengan kondisi-kondisi tertentu yang merupakan interpretasi mereka sendiri. Sikap ini sesungguhnya malah memper-rumit penjelasan mereka sendiri, sebab kita semua tahu bahwa bukan hanya surat Yakobus yang menekankan pentingnya perbuatan sebagai bukti dari iman, dan bahwa perbuatan-perbuatan tersebutlah (yang didasari oleh iman) yang menyelamatkan. Kristus sendiri mengajarkan demikian (lih. Mat 16:27); Rasul Petrus yang sama (lih. 1 Pet 1:17), Rasul Paulus juga… Read more »
syalom katolisitas,,
saya mau tanya, jika keselamatan adalah anugerah…. namun saya tidak percaya (iman) terhadap anugerah keselamatan tersebut, apakah saya masih bisa selamat?
terimakasih.
Shalom Xellz,
Keselamatan memang anugerah, namun mensyaratkan iman, karena tanpa iman tidak ada seorangpun yang berkenan di hadapan Allah (lih. Heb 11:6). Iman adalah anugerah sekaligus juga merupakan jawaban dari kita akan tawaran keselamatan Allah. Silakan melihat artikel ini – silakan klik. Namun, keselamatan juga menuntut manusia untuk dapat terus bekerjasama dengan rahmat Allah setiap hari sampai akhir hidup. Dengan demikian, kita melihat keselamatan adalah suatu proses.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shallom semua,,
Saya waktu itu di ajarin (sama Non-Katolik). Kalau Tuhan yang memilih kita untuk diselamatkan. Kalau saya cari ayat ny memang ada di Alkitab yaitu Yoh 15:16.
Pertanyaan saya.
1.Jadi keselamatan tidak untuk semua orang?
2.Tau drmn kita dipilih Oleh Allah untuk diselamatkan?
3.Kok kesan nya, tidak adil ya (maaf Tuhan). Saya membayangkan kalau saya tidak dipilih, bagaimana saya bisa selamat. lalu teman2 saya yg Non Kristen bagaimana? padahal mereka orang2 yg baik. pertanyaan ini bner2 buat saya bergumul bgt.
Terima kasih
Tuhan Berkati
[dari katolisitas: silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik]
Shalom ibu inggrid.. ibu saya mau tanya ,, sebenarnya dalam katolik ada berapa macamaliran katolik ? bagaimana dengan aliran karismatik seperti yang ada dilembah karmel ? apakah diakui pula di gereja katolik roma ? karena saya masih bingung mengenai hal itu . apakah seperti penyembuhan luka batin , adorasi ,pencurahan roh kudus itu merupakan hal yang benar atau salah ? dan ada semacam Komunitas Tritunggal Mahakudus ( KTM) apakah komunitas semacam itu di ijinkan oleh gereja katolik ? karena jujur , saat pertama kali saya mengikuti ret2 remaja di sana , saya merasakan model ibadah yang sangat berbeda dengan yang… Read more »
Shalom Maria, Gerakan Karismatik diakui oleh Vatikan sebagai ‘ecclesial movement‘, seperti halnya Marriage Encounter dan Legio Mariae. Jadi karismatik itu istilahnya adalah gerakan dalam Gereja Katolik (bukan aliran yang berkonotasi negatif). Maka tidak ada yang salah dalam pengajaran tentang penyembuhan luka batin, adorasi dan pencurahan Roh Kudus yang umum dilakukan dalam persekutuan doa Karismatik. Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) merupakan salah satu komunitas gerakan Karismatik, seperti halnya komunitas Marriage Encounter, jadi itu diijinkan oleh Gereja Katolik. Bahwa ada perbedaan dalam cara berdoa, itu memang mungkin ya, tetapi yang diajarkan tetap sama, yaitu spiritualitas Allah Tritunggal Mahakudus yang berpusat pada Kristus. Lalu… Read more »
Shalom mbak Ingrid, Saya tidak dapat menemukan tempat yang lebih sesuai dengan masalah yang akan saya tanyakan kali ini selain bagian ini. Juga belum saya temukan jawaban atau ulasan masalah yang saya ingin tanyakan berikut ini di bagian-bagian lain. Sepertinya bagian ini yang paling cocok. Dalam diskusi kelompok “Terang dan Garam Dunia” tadi siang di Malang kami mendiskusikan Yoh 6:, khususnya ayat 65: “…… Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya”. Bagaimana pemahaman bagian ayat ini semestinya? Tidakkah itu dapat berarti bahwa yang datang kepada (dan kemudain menjadi pengikut) Yesus adalah mereka yang memperoleh karunia… Read more »
Shalom Pak Soenardi, 1. Tentang makna ayat Yoh 6:65 Lalu Ia [Yesus] berkata: “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Pertama- tama yang harus dipahami dari ayat Yoh 6:65 adalah bahwa jika seseorang datang kepada Kristus itu disebabkan karena karunia Allah, bukan semata karena usahanya sendiri. Jadi ayat tersebut bukan untuk diartikan bahwa ‘jadi kalau begitu ada orang yang tidak diberikan karunia oleh Allah untuk datang kepada-Nya’. Sebab Sabda Tuhan, juga mengatakan bahwa Allah “menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (1 Tim 2:4) Jadi adalah menjadi keinginan… Read more »
Shalom Bu Inggrid, Saya tertarik akan pengajaran di lembah Karmel yg dipimpin oleh Romo Yohanes tentang : – Penyembuhan luka batin – Pelepasan kutuk dari keturunan/pohn keluarga – Pencurahan Roh Kudus – Merenungkan firman Tuhan yang saya tanyakan : apakah itu memang penagjaran dari Gereja Katolik atau bukan , kalau iya saya ingin tahu penjelasan yang gamblang & lugas dari ibu mengenai pengajaran tsb , (krn saya percaya hidup kita sebenarnya senang atau tidak ditentukan oleh masa lalu pendahulu kita , misalnya sifat pemarah seringkali dipengaruhi oleh roh2 jahat yg pernah ada dalm hidup orangtua/leluhur kita , atau penglihatan ttg… Read more »
Shalom Budi Yoga, 1. Tentang pengajaran/ retret penyembuhan Luka Batin, ya, itu dapat dilakukan, karena sesuai dengan ajaran Kitab Suci dan Gereja Katolik. Kita percaya bahwa Kristus adalah Tabib di atas segala tabib, dan Ia mampu menyembuhkan segala penyakit, baik jasmani maupun rohani, termasuk luka-luka batin, akibat pengalaman kita di masa lalu, ataupun saat ini. 2. Tentang kutuk keturunan dan retret pohon keluarga, sudah pernah dijawab oleh Stef dengan cukup jelas di sini, silakan klik. Surat Vikep KAJ tentang Pembaharuan Karismatik tertanggal 27 Agustus 2003 telah dengan jelas mengatakan alasannya mengapa PKK- KAJ tidak mendukung retret pohon keluarga tersebut. Silakan… Read more »
saya mau tanya,,,
klo keslamatan itu anugrah,,,
bagaimana dengan orang yang bukan katolik maksudnya kristen protestan….
apa mereka berhak juga dapat keselamatan?
trimakasih
Shalom Laura, Justru karena keselamatan adalah anugerah Allah, maka kita tidak dapat mengatakan dari pihak kita bahwa seseorang ‘berhak’ atas anugerah itu. Anugerah itu adalah pemberian, sehingga sifatnya tergantung dari yang memberi, yaitu Allah sendiri. Dalam hal keselamatan, Allah mengajarkan kepada kita demikian: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Ef 2:8). Jadi keselamatan bukan diperoleh karena hasil melakukan hukum sunat, tetapi oleh Roh Kudus, seperti yang diajarkan oleh Rasul Paulus, “Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang… Read more »
Perihal keselamatan, Saya ada 1 pengalaman pribadi yang tak terlupakan oleh saya seumur hidup. Semasa smp, seperti umumnya anak-anak.. saya dan beberapa teman saya berkumpul dan bermain bersama, suatu ketika mereka yang awalnya semua temen baik saya di sekolah memusuhi saya, entah atas dasar alasan apa, yang pasti saya benar-benar tidak tau alasan tersebut hingga sekarang.. Hampir seluruh kelas smp yang setingkat termasuk kakak kelas saya memusuhi saya, hingga saya merasa kesendirian, untuk teman ngobrol pun tidak ada, bahkan rasa nyaman untuk bersekolah pun nyaris tidak ada. Tetapi Tuhan tidak diam, Tuhan memberikan saya teman yang tulus sebanyak 5 orang..… Read more »
Shalom Herwin, Saya bersyukur membaca pengalaman anda. Sungguh Tuhan telah memberikan karunia yang besar kepada anda sehingga anda dapat mengutamakan kasih di atas perasaan sakit hati di masa lampau. Saya percaya rahmat Allah itu mengalir bagi anda, antara lain karena anda rajin mengikuti novena. Bersyukurlah bahwa Tuhan memampukan anda untuk mengasihi dan menolong teman yang pernah memusuhi anda, dan sebagai buahnya anda menerima berkat yang lain yaitu persahabatan dan terlepasnya dari kanangan pahit. Anda telah mempraktekkan ajaran Yesus dalam perikop, “Orang Samaria yang murah hati” (Luk 10:25-37); dan sungguh, saya rasa pengalaman anda ini berguna bagi semua pembaca situs ini.… Read more »
Shalom Ingrid,
Saya hanya sebuah pencil di tangan Tuhan, klo pengalaman pribadi saya ini membantu pembaca situs katolisitas.org. itu karena Tuhan memberikan kesempatan berharga tersebut dan Tuhan bersedia memakai saya untuk perbuatan kasihNya terhadap manusia.
Tanpa didorong oleh kasih karunia Tuhan, sulit buat saya untuk berani mengambil tindakan seperti itu, terlebih menghadapi massa. termasuk tindakan nekat, tetapi dengan perlindunganNya saya berhasil.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan.
Ketenangan batin. Banyak orang sering mengalami kegelisahan, bahkan meningkat sampai khawatir, dan yang lain merasa ketakutan. Pada suatu hari ada seorang ibu yang sangat khawatir terhadap keluarga dan anak-anaknya. Untuk menghilang perasaan itu hampir setiap pagi ia ikut Ekaristi, ikut persekutuan doa dan lain sebagainya, namun perasaan khawatir itu tetap mengalir di dalam darah hidupnya. Suatu saat dia pergi ke meditasi Kitab Suci dan dia dimbimbing bagaimana menghilangkan kekhawatiran itu, setelah mengikuti meditasi dua kali pertemuan, ia sudah merasa damai. Resepnya adalah “kepasrahan” hidup melalaui suatu keheningan. Banyak yang berprasangka doa hening tidak bermanfaat. Namun berdasarkan pengalaman ibu yang baru… Read more »
shalom bu inggrid
seseorang yang terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan maupun sekolah seringkali jika terlalu banyak tugas tidak bisa tidur maupun kurang tidur akibatnya kesehatan menjadi terganggu. saya ingin tanya bagaimana sih caranya menumbuhkan ketenangan di dalam pikiran dan batin?
Shalom Agust, Untuk dapat beristirahat dan tidur memang seseorang harus mempunyai ketenangan batin. Adakalanya seseorang dapat mengalami semacam "excitement" sehingga sulit tidur, entah ini disebabkan oleh permasalahan, atau karena mempersiapkan hal-hal besar/ penting, sehingga ada perasaan gelisah. Namun adakalanya juga seseorang tidak dapat tidur karena ketidakseimbangan zat-zat dalam tubuh, dan dalam keadaan ini maka secara medis ia membutuhkan pengobatan. Saya tidak mengetahui persis kondisi anda/ orang yang anda ceritakan. Namun kalau disebabkan oleh kegelisahan, maka ada baiknya anda mencoba latihan doa hening. Ada orang yang terbantu dengan doa rosario, namun ada pula orang yang terbantu dengan doa meditasi. Pusatkan perhatian… Read more »
Keselamatan adalah anugerah dari Allah memang menjadi perdebatan oleh banyak orang Kristen. Karena jika keselamatan itu anugerah, maka tidak sedikit orang, termasuk orang percaya mempasrahkan hidupnya sehingga tidak melakukan apa-apa. Iman bukanlah merasa puas dengan hidup yang menantikan anugerah Allah. Melainkan ia mencari apa yang menjadi kehendak Allah serta mengusahakan apa yang dikatakan Allah.
Salam damai sejahtera Dear Ingrid Setelah mempelajari tulisan anda diatas dan membandingkan dengan ayat2 yang tertulis didalam Injil Matius 25 (khususnya perumpamaan tentang Domba dan Kambing) . Matius 25 : 34 (Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, TERIMALAH KERAJAAN YANG TELAH DISEDIAKAN BAGIMU SEJAK DUNIA DIJADIKAN). Ayat 35 sampai ayat 45 menceriterakan bahwa baik Domba maupun Kambing tidak merasa berbuat / melakukan seperti apa yang dikatakan oleh Gembala tersebut, namun yang diterima sangat berbeda Matius 25 : 46 (Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal,… Read more »