Pengantar dari Editor:
Romo Andi Suparman, MI kembali berbagi pengalaman iman dengan kita semua, kali ini mengenai kekuatan Doa Rosario. Pengalaman yang membahagiakan yang dialami seorang ibu yang beliau ceritakan di dalam kisah ini, lahir dari iman yang dalam akan kuasa kasih dan penyertaan Bunda Maria kepada umat Tuhan dalam suka duka tantangan hidup ini, dan dari keterbukaannya kepada sapaan kasih Allah, sebagaimana teladan Bunda Maria yang senantiasa mengatakan ‘ya’ kepada kehendak Allah.
KEKUATAN DOA ROSARIO, SEBUAH KISAH NYATA…
Meninggalkan Bulan Rosario ini, mengundangku untuk kembali bermenung, bagaimana Tuhan menolongku dan mengabulkan doa-doaku melalui pertolongan dan perantaraan Bunda Maria. Dan ternyata masih banyak juga yang lain yang mengalami hal serupa, dalam pengalaman yang berbeda, tetapi semuanya karena kekuatan Doa Rosario….
Setahun yang lalu, aku bertemu seorang ibu muda yang mengisahkan liku-liku perjalanan imannya. Beberapa kali, air matanya menetes dan suara isak tangisnya terdengar saat dia menceritakan kisah ziarah hidupnya yang tidak mudah itu.
Ibu ini berasal dari keluarga Katolik, dan bertumbuh sebagai wanita Katolik. Namun kehendak Tuhan memang mungkin berbeda-beda jalan-Nya untuk setiap orang termasuk dia. Dalam usia yang muda, dia menjadi yatim piatu, karena orang tuanya meninggalkan dia dan saudara-saudaranya dalam usia yang muda. Karena kesulitan hidup, perjalanan imannya menjadi susah…
Kesulitan ekonomi membuatnya hanya mampu menyelesaikan pendidikan hingga SMA, lalu ia bekerja seadanya. Kemudian dia bertemu dengan seorang laki-laki yang berbeda agama dengannya. Cinta memang sering tak bisa dipahami dengan akal. Karena laki-laki itu bekerja baik, dan awalnya kelihatan sebagai seorang yang berhati lembut dan penyayang, maka dia pun memutuskan untuk mengikuti suaminya, dan meninggalkan imannya.
Namun ternyata semuanya berubah setelah ia menikah dan meninggalkan imannya. Pelan-pelan sifat suaminya berubah dan yang aslinya muncul. Ternyata dia seorang yang keras dan fanatik dengan agamanya. Lalu, pekerjaan suaminya juga mulai mengalami kegagalan karena berbagai hal. Ketika dia mulai memiliki anak, kebutuhan keluarga bertambah namun penghasilan keluarga berkurang, sementara dia hanya menjadi ibu rumah tangga sejak menikah. Dengan semua kesusahan hidupnya, ibu muda ini pun hanya bisa pasrah.
Namun rencana Tuhan memang lain. Dalam ketidakpastian hidup dan masa depan keluarga, tiba-tiba dia rindu kembali ke Gereja, mengikuti Misa, dan menerima Komuni. Dia hanya mengurung niat itu dalam hatinya, karena ia takut suaminya marah. Sampai suatu waktu, dia menyampaikan niatnya itu kepada suami, dan ternyata benar suaminya marah dan menolak. Mendengar itu, dia semakin sedih dan takut. Namun hatinya tetap mengatakan untuk tidak menyerah. Lalu ia mulai berdoa Rosario sendirian. Malam hari saat suaminya tidur atau waktu lain ketika dia sendirian di rumah.
Suatu malam suaminya bermimpi. Dalam mimpi itu, dia melihat seorang perempuan berpakaian putih berkilau, berparas cantik sekali, dan wajahnya yang berseri-seri mendatanginya. Dia kaget melihatnya, namun juga terkagum-kagum. Tiba-tiba dia terbangun, dan memandang istrinya yang berbaring di sampingnya, namun tidak berkata apa-apa. Ketika bangun pagi, dia mengatakan kepada istrinya, bahwa dia tidak berkeberatan istrinya ke gereja. Beberapa hari kemudian, dia mengantar istrinya ke gereja. Dan di sana dia sempat melihat patung Bunda Maria di dalam gereja. Selesai Misa, dia menjemput kembali istrinya pulang ke rumah. Di rumah dia bertanya, patung perempuan siapa yang ada di dalam gereja itu. Istrinya hanya menjawab, itu patung Bunda Maria, Ibu Yesus…dan ia pun hanya terdiam.
Dalam perjalanan waktu, ibu itu menceritakan kisah hidupnya kepada pastor paroki, dan menyampaikan niatnya untuk kembali aktif ke gereja dan menerima komuni. Pastornya lantas meminta dia untuk meresmikan pernikahannya dalam Gereja Katolik. Mendengar itu hatinya bagai ditusuk pedang, karena takut bagaimana reaksi suaminya kelak. Setiba di rumah, dia menceritakan niatnya itu kepada suaminya, dan meminta suaminya untuk merestui pernikahan mereka di gereja. Suaminya marah sekali mendengar hal itu, namun ibu itu tidak menyerah. Terus menerus dia berdoa Rosario, memohon pertolongan Bunda Maria.
Suatu waktu suaminya bermimpi lagi dikunjungi oleh perempuan berpakaian putih, berparas cantik itu, mendatangi dia. Ia tersentak kaget dan bangun dari tidurnya. Waktu itu, pikirannya mulai berubah. Ada sebuah rasa dan pikiran aneh dalam dirinya karena dia menghalangi niat itsrinya. Di waktu pagi, ia menceritakan mimpi itu kepada istrinya. Dia bertanya lagi, “Siapa perempuan di gereja itu?” Istrinya menjawab, Itu Bunda Maria, Ibu Yesus. Akhirnya sang suami itu pun menceritakan mimpinya, bahwa ini yang kedua kali dia bermimpi didatangi perempuan berpakaian putih dan berparas cantik itu. Dia mengakui bahwa perempuan itu tidak berkata apa-apa, tetapi dia kagum melihatnya. Dan dia hanya kaget saja, mengapa perempuan itu datang, dan mengapa dia bermimpi setiap kali dia menghadapi tantangan berat sehubungan dengan permintaan istrinya itu untuk kembali ke gereja dan menikah secara Katolik.
Lalu istrinya menceritakan siapa Bunda Maria itu dalam Gereja Katolik. Bahwa Bunda Maria itu adalah Bunda Yesus yang dihormati di dalam Gereja Katolik dan umat sering juga meminta pertolongan dan doa-doanya kepada Tuhan, untuk kebutuhan mereka. Bunda Maria itu seperti ibu bagi umat Katolik, yang selalu menolong mereka melalui doa dan perantaraannya kepada Tuhan di Surga. Ibu itu pun menceritakan kepada suaminya kalau dia juga selalu berdoa memohon pertolongan Bunda Maria melalui Doa Rosario. Suaminya pun heran, dan menjadi berubah. Suaminya meminta kepada istrinya, untuk terus mendoakan keluarga mereka dan meminta pertolongan Bunda Maria itu untuk kebutuhan keluarga mereka. Istrinya sangat bahagia mendengar perkataan dan perubahan sikap suaminya.
Setelah peristiwa itu, suaminya memutuskan untuk menyetujui niat istrinya merestui pernikahan mereka dalam Gereja. Setelah melewati persiapan yang cukup panjang, mereka pun menikah di gereja, walau suaminya tetap memeluk agamanya sendiri. Sejak saat itu, semuanya berjalan baik adanya. Pelan-pelan, keluarga suaminya mengetahui bahwa ia sudah kembali ke gereja, dan mereka pun lama kelamaan bisa menerima kenyataan itu.
Tak lama kemudian, dia mendapat pekerjaan, walau sederhana tapi bisa menghidupi keluarganya, berkat pengumuman yang diperolehnya di gereja. Suaminya pun mengalami banyak perubahan. Sejak saat itu, dia berjanji untuk mengantar dan menjemput istrinya di gereja, dan bahkan menunggu di luar gereja sampai Misa selesai. Kemudian, karena pengalaman pertolongan Bunda Maria itu, ibu ini mulai aktif ke gereja setiap hari Minggu, dan Misa Jumat Pertama, lalu mengikuti Legio Maria. Suaminya selalu mendukungnya, dan setia mengantar dan menjemputnya. Dia selalu berpesan, “Jangan lupa doakan keluarga kita dan terus meminta Sang Bunda itu untuk menolong kita, ya Ma..” Pesan itu selalu membuat istrinya terharu, dan membuat dia semakin bersemangat dalam imannya dan berdoa Rosario.
Tahun lalu, ketika aku menemuniya, sudah lebih dari dua tahun ibu itu kembali ke Gereja, dan keluarganya pelan-pelan berubah. Suaminya pun mulai memiliki usahanya sendiri dan berjalan lancar. Ibu ini pun tak henti-hentinya bersyukur kepada Tuhan dan kepada Bunda Maria. Dan Sabda Bahagia yang dicapkan Yesus pun terngiang di hati kita, “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” (Matius 5: 4-6)
Semoga pertolongan doa Bunda Maria pun selalu menyertai kita sekalian. Marilah kita semakin tekun berdoa Rosario, dan juga mengikuti Misa Kudus, untuk menerima Kristus melalui santapan Tubuh dan Darah-Nya setiap hari, amin.
Oleh Romo Andi Suparman, MI
Shalom, saya terkesan dengan kisah Ratu laut Rosa yang entah darimana sumbernya yg sering di kaitkan dengan Doa Rosari….mohon pencerahan
Shalom Bibiana,
Cerita tentang ratu rosa, adalah dari penglihatan tentang malaikat yang jatuh dari langit dan menjadi penguasa langit, dengan tulisan Rosa di bawah kakinya. Cerita-cerita seperti ini sesungguhnya tidak dapat dijadikan dasar kebenaran iman, karena berdasarkan kesaksian saksi yang tidak jelas kebenarannya. Jadi, menurut saya, abaikan pesan-pesan seperti ini, dan berakarlah pada iman Katolik yang telah jelas kebenarannya. Kalau Anda ingin tahu tentang prinsip wahyu-wahyu pribadi, silakan melihat tanya jawab ini:
[qa id=14139 collapsible=false]
Semoga dapat membantu,
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
“Iman Kristen tidak tidak dapat menerIma wahyu wahyu yang mahu melebihi atau membetulkan wahyu yang sudah dituntaskan dalam Kristus”.
Saya yakin dan percaya ungkapan daripada saudara ini adalah ilham Roh Kudus yang memberi jawapan kepada persoalaan saya, kerana saya lebih percaya kepada Sabda dalam Alkitab yang lebih konkrit daripada wahyu peribadi yang belum tentu kebenarannya. Kerana iblis juga boleh menyamar seperti malaikat terang.
SABDA dalam Alkitab memperlihatkan kepada saya bahawa iblis menentang
Kebenaran Kristus.
Iman katolik di tentang……kerana ada kebenarannya. Amen.
Terima kasih staf katolisitas
[dari katolisitas: Itulah ungkapan iman Gereja yang dituliskan di dalam Katekismus Gereja Katolik, no: 67]
Comments are closed.