Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun daripadanya (Mazmur 139 : 16)
Sudah menginjak bulan Mei, sekarang usia kehamilanku sudah enam bulan lebih….three more months to go. Selama enam bulan terakhir, bayi kecilku hidup di dalam tubuhku. Dia tumbuh mulai dari setitik embrio, sampai sekarang dia suka menendangiku waktu malam. Seolah menungguku untuk membelai dan membujuknya, “Ayo Raffy, sudah malam, kita tidur yuk…”
Seperti calon-calon ibu yang lain, perasaan berbunga-bunga, exciting, campur cemas meliputiku. Bagaimana rupanya nanti, apakah aku sudah cukup makan supaya dia mendapat gizi yang cukup, apakah aku sudah cukup istirahat, agar dia tidak kenapa-kenapa. Apakah aku cukup mendengar musik, agar dia menjadi pintar…apakah aku cukup mengajaknya berbicara, agar dia merasa dicintai. Untaian doa pun menjadi sumber penghiburan dan permohonan kekuatan agar anakku bisa lahir dengan sehat dan selamat.
Seiring dengan bertambahnya waktu, barang-barang kebutuhan bayi pun sekarang menjadi prioritasku pada saat ke mall atau ke tempat-tempat belanja yang lain. Sudah tidak ada lagi kepikiran beli baju baru untuk diri sendiri, tidak ada lagi hasrat melihat-lihat sepatu baru, tas-tas bermerk yang biasanya selalu memikat mataku pun, sudah tidak ada lagi daya tariknya.
Saat ini, yang menggoda hatiku justru baju-baju untuk anakku, ranjang yang nyaman untuk dia tidur, selimut yang bergambar lucu-lucu dan lembut, botol susu dengan bahan dan teknologi terbaik supaya dia tidak tersedak, mainan-mainan yang bisa menyenangkan hatinya…..pokoknya semua yang terbaik untuk dia. Rasanya tidak tahan kalo melewati toko perlengkapan bayi, tanpa menengok sebentar ke dalamnya…:)
Memikirkan dan mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan anakku, membuat aku juga merenung…..beginikah perasaan Bapa di Surga pada saat dia mempersiapkan jalan hidupku? Aku dengan penuh semangat dan kerinduan ingin segera melihat dan memeluk anakku. Aku yang ingin memberikan apa yang terbaik untuk anakku, tanpa perduli berapa biayanya dan berapa keras aku harus bekerja. Seperti ini jugakah perasaan Bapa terhadap anak-anakNya?
Kalau aku saja, yang serba terbatas kemampuannya, dengan pertimbangan-pertimbangan yang jauh dari sempurna, dapat mengasihi anakku yang belum lahir, dan berusaha memberikan apa yang terbaik baginya…..tidakkah terlebih lagi Bapaku yang ada di Surga? Kerinduan seorang calon ibu pada anaknya yang belum lahir…..tidakkah itu hanya secuil dari kerinduan Bapa di Surga pada anak-anakNya?
Sejak sebelum aku belum dikandung, pasti Dia juga mempersiapkan apa yang terbaik untuk hidupku. Dia memilih orang-orang terbaik untuk menjadi orang tuaku. Dia mempersiapkan rumah di mana aku akan tinggal. Dia sudah merenda jalan hidupku, mengetahui segala sesuatu yang akan kuhadapi, dan merancang segala sesuatu yang baik….sampai suatu saat aku dapat kembali dalam pelukanNya yang abadi.
Dengan demikian, masih perlukah aku mempertanyakan,”Bapa, apakah Kau mengasihiku? Apakah Kau menjagaku? Apakah Kau berada di sampingku saat aku menderita?”
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pingganggku, menenun aku dalam kandungan ibuku (Mazmur 139 : 13)
Saat aku memandang perutku yang semakin besar, seolah-olah aku merasa Dia memelukku dan berkata…..”Lebih dari engkau mengasihi anakmu, Aku mengasihimu anakKu…..jangan takut, Bapa ada di sini bersamamu….”
Irma Gerungan, 03 Mei 2010
salom redaksi katolisitas
1. apakah kami boleh mengcopy renungan ini,,,,,atau pun teks yang saya perlukan sebagai bahan untuk bacaan di sekolah kami,
2. kami tinggal di desa yang sebulan di layani oleh pastor ,,,,,jadi kami mohon agar katolisitas menulis renungan mingguan,,,,agar kami bisa membaca renungan itu di hari minggu,kami su coba untuk meminta
teks renungan dari paroki,,,di sepakati,,,,pelaksanaannya tersendat,,,
terima kasih ,saya menjadi sangat senang memiliki situs ini
[Dari Katolisitas: Silakan anda mengcopy renungan ini, asalkan disampaikan sumbernya, yaitu: seperti yang disampaikan oleh Irma Gerungan, di https://katolisitas.org. Mohon maaf kami belum bisa menyediakan bacaan renungan mingguan secara rutin, karena terbatasnya tenaga kami, sedangkan pertanyaan yang masuk ke redaksi sudah cukup banyak. Jika ada mau mengutip tulisan yang sudah ada di situs ini, silakan saja, hanya mohon dituliskan sumbernya. Terima kasih.]
Berkah Dalem
kasih Bapa memang luar biasa, Dia telah merencanakan kita untuk ada dan Dia tidak pernah meninggalkan kita. Tuhan itu Emmanuel yang artinya Tuhan beserta kita, kitalah yang sering tidak menyadari / tidak menghiraukan kehadiranNya karena kesibukan – kesibukan kita. terimakasih saudaraku irma atas renungannya. Tuhan memberkati.
Syaloom..
Sungguh renungan yang sangat bagus…memang Tuhan telah mempersiapkan semuanya hingga saat ini, saat kita menapaki dunia ini… jadi tidak ada kata DIA tidak peduli pada kehidupan kita… Dia peduli, dia sayang dan perhatian…
Terima kasih saudara/i Irma atas renungannya… semoga iman kita semua semakin bertumbuh dalam namaNya.
Tuhan memberkati,
Benedictus Widi Handoyo
Bapa, terima kasih karena Engkau ada disini bersamaku dan bersama orang lain…
Comments are closed.