Pendahuluan
Ada suatu percakapan antara dua orang ibu, Tina dan Suti. Tina bertanya kepada Suti “Anak kamu kalau sudah besar ingin menjadi apa?” Suti menjawab, anakku ingin menjadi dokter bedah. Bagaimana dengan anak kamu yang selalu juara, Tina?” Kemudian Tina menjawab “Anakku ingin menjadi pastor.” Suti terdiam, dan perlahan-lahan berkata “Ehm… sayang juga ya, pintar-pintar kok mau jadi pastor.”
Disinikah kita melihat, seolah-olah kalau yang bagus dan baik, jangan menjadi pastor. Padahal kita melihat di Alkitab bahwa hanya yang terbaik sajalah yang dipersembahkan kepada Allah. Kita melihat bagaimana pemilihan kurban bakaran selalu memilih kurban yang terbaik (Im 14:10). Minyak yang dipakai di bait Allah, juga minyak yang terbaik (Bil 18:12). Hanya yang terbaiklah yang dapat kita persembahkan kepada Tuhan, termasuk imam.
Kalau kita renungkan, kita dapat mengatakan bahwa keberhasilan suatu paroki dalam membina umatnya dapat diukur dari berapa banyak kaum muda yang menjawab panggilan menjadi pastor dari paroki yang bersangkutan. Semakin baik kehidupan spiritual paroki tersebut, maka akan semakin banyak kaum muda yang terpanggil menjadi pastor, karena keinginan untuk menjadi pastor dimulai dari keluarga dan juga dari lingkungan gereja. Jadi hal pertama yang perlu kita renungkan adalah: berapakah yang menjadi pastor dari parokiku? Kalau jawabannya tidak ada, maka perlu dipikirkan bagaimana untuk menggalakkan panggilan, sehingga putera-puteri yang terbaik dari paroki masing-masing dapat menjadi pastor atau suster.
Bukan engkau yang memilih-Ku, namun Aku yang memilihmu
Namun yang terbaik menurut ukuran kita, bukanlah yang terbaik untuk ukuran Tuhan. Jadi, kalau mau ditanya siapa yang layak untuk menjadi pastor? Jawabnya adalah “tidak ada yang layak.” Namun, di tengah ketidaklayakan inilah, Tuhan memilih mereka, sama seperti Tuhan memilih Daud (1 Sam 16:6-13). Nabi Samuel berfikir dan ingin mengambil keputusan berdasarkan penilaian panca indera. Namun dikatakan bahwa Tuhan melihat hati. Dan karena inilah, Tuhan memilih Daud, seorang yang berkenan di hati-Nya(1 Sam 13:14).
Imam dengan segala suka dukanya
Mungkin kita sering melihat ada beberapa imam yang sudah ditahbiskan yang tidak memberikan contoh yang baik kepada umatnya. Dan kita sering mengatakan bahwa mereka juga manusia biasa, yang tidak lepas dari dosa. Hal ini memang ada benarnya, sama seperti para rasul yang dipilih oleh Yesus sendiri, mereka juga manusia biasa, sederhana, namun dipilih oleh Tuhan secara khusus menjadi rasul. Apakah semua rasul-Nya setia? Tidak, karena Yudas terbukti menghianati Yesus. Demikian juga dengan para imam jabatan (pastor), yang dipilih oleh Tuhan secara khusus, ada dari mereka yang karena kelemahan mereka tidak dapat berpartisipasi secara baik dalam imamat Kristus. Namun apakah semuanya atau banyak imam yang demikian? Tentu tidak! Bahkan kita dapat melihat betapa banyak imam yang hidupnya tulus dan sungguh menjadi cerminan kasih Kristus. Mereka adalah tanda kehadiran Kristus yang menyertai Gereja-Nya dan pengorbanan mereka sungguh menjadi teladan bagi kita untuk juga mau berkorban dan menyerahkan diri kepada sesama.
Mari kita renungkan sejenak, kalau melihat takaran dunia, apa yang menarik dari kehidupan para imam? Mereka tidak boleh menikah, diberi uang saku ala kadarnya, harus menuruti perintah atasan. Kalau mereka sudah hidup baik dan menyesuaikan diri dengan orang-orang di parokinya, maka atasannya memindahkan mereka, bahkan kadang ke tempat yang terpencil, yang tidak ada listrik dan transportasi yang mencukupi. Kalau mereka tinggal di dalam komunitas, mereka tidak dapat memilih teman satu rumahnya, sedangkan kita minimal masih dapat memilih teman hidup. Kalau mereka jarang ngobrol dengan umat, dibilang pastornya menjaga jarak, namun kalau pastornya akrab dengan umat, dibilang bahwa pastornya cari perhatian atau malah digosipin dekat dengan seseorang. Kalau ada yang sakit parah, maka pastor harus bergegas memberikan sakramen perminyakan orang sakit, tidak peduli jam berapa. Bukankah serba susah untuk menjadi pastor? Kadang saya pikir-pikir, pelayanan ini jauh lebih sulit daripada orang yang bekerja di kantor. Apa rahasianya, sehingga mereka dapat melakukan hal yang demikian? Ya, karena rahmat dan kasih Allah! Dan memang, tanpa mengandalkan rahmat kasih Allah itu, sungguh sangat sulit untuk menjadi pastor. Tetapi bersama Allah, lihatlah, betapa indah dan ajaibnya buah hasil kerja mereka: banyak orang dapat menyadari akan kehadiran Allah yang hidup. Banyak orang tergerak untuk mengenal dan mengasihi Allah, yang mengantar mereka kepada keselamatan kekal! Manusia biasa tak akan sanggup melakukan hal ini, sebab urusan mengubah hati itu hanya pekerjaan Tuhan, namun berbahagialah para pastor yang dipakai Allah untuk menjadi alat-Nya yang istimewa untuk pekerjaan Tuhan ini.
Syukur kepada Tuhan, di tengah-tengah tantangan yang besar ini, banyak kaum muda yang menjawab panggilan Tuhan ini dengan besar hati. Memang, para imam hanya dapat bertahan kalau mereka benar-benar menyadari akan hakikat mereka sebagai orang-orang pilihan Tuhan. Sama seperti sakramen perkawinan yang hanya dapat bertahan jika suami istri mempunyai komunikasi yang baik, demikian juga dengan Sakramen Imamat, para pastor akan bertahan dalam berkat imamatnya, kalau mereka mereka mempunyai komunikasi yang baik dengan Tuhan. Tanpa bertekun dalam doa, dan berani memberikan dirinya untuk orang lain, maka pastor tidak akan dapat memenuhi pelayanannya sesuai dengan yang Tuhan percayakan kepada mereka.
Imam bersama dan Imam tertahbis
Mari sekarang kita melihat hakikat dari Sakramen Imamat. Di artikel pengakuan dosa bagian-2, telah dibahas tentang imam bersama dan imam tertahbis. Seperti yang kita tahu, bahwa dengan Sakramen Baptis, kita semua menjadi imam, nabi, dan raja (lihat artikel: Sudahkah kita diselamatkan?). Walaupun panggilan sebagai imam belaku untuk semua yang sudah dibaptis, namun Tuhan menunjuk orang-orang pilihan-Nya untuk menjadi imam tertahbis (imamat jabatan).[1]
Dalam Perjanjian Lama.
Kel 19:5-6, menyatakan bahwa Tuhan memerintahkan Musa untuk memberitahukan kepada seluruh umat Israel, bahwa kalau mereka berpegang pada perintah Tuhan, mereka akan menjadi umat kesayangan, kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Di samping mengangkat Israel sebagai kerajaan imam, Perjanjian Lama juga mengatakan bahwa suku Lewi dipersiapkan secara khusus sebagai imam (Bil 3:5-13). Apakah kedua ayat di atas bertentangan? Tidak, sebab secara umum memang bangsa Israel dipersiapkan Tuhan menjadi imam dan bangsa yang kudus, namun secara khusus, Tuhan juga menunjuk suku Lewi untuk menjadi imam dan menjalankan tugas yang berhubungan dengan korban dan persembahan. Suku Lewi yang ditunjuk secara khusus oleh Tuhan untuk menjadi imam (imamat jabatan) melayani umat yang lain atau imam secara umum (imamat bersama). Hal yang sama dapat diterapkan di dalam ajaran Gereja Katolik. Gereja Katolik mengenal adanya dua imamat: (1) Imamat jabatan dan (2) imamat bersama. Dimana imamat jabatan melayani imamat bersama.[2]
Dalam Perjanjian Baru
Yesus tidak pernah melarang perantaraan imam sejauh hal tersebut berpartisipasi dalam karya keselamatan Yesus. Pada saat Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta, Yesus menyuruh mereka untuk memperlihatkan diri mereka kepada para imam (Luk 17:12-14) agar para imam dapat menyatakan mereka tahir. Rasul Petrus juga mengajarkan tentang partisipasi dalam karya keselamatan Tuhan, yaitu setiap dari kita menjadi batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi imamat kudus (1 Pet 2:5). Lebih lanjut Rasul Petrus menegaskan bahwa semua umat Allah adalah bangsa terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, kepunyaan Allah sendiri (1 Pet 2:9). Pemilihan bangsa Israel sebagai bangsa pilihan untuk mendatangkan keselamatan pada bangsa-bangsa lain membuktikan bahwa Tuhan menggunakan ‘perantara’ untuk melaksanakan rencana-Nya.
Yesus adalah Imam yang sejati dan selamanya
Dari konsep imam di Perjanjian Lama dan Perjanjian baru, kita melihat bahwa imam di Perjanjian Lama adalah merupakan persiapan untuk imam yang lebih sempurna di Perjanjian Baru, yang dipenuhi di dalam diri Kristus, imam menurut peraturan Melkisedek, yang sempurna, yang berlangsung untuk selamanya (Ibr 5:1-10). Dengan pengorbanan Kristus di kayu salib, maka Yesus telah melengkapi semuanya, baik sebelum kedatangan-Nya, pada waktu kedatangan-Nya, dan setelah kedatangan-Nya. Pertanyaannya, apakah dengan mengakui Yesus sebagai Imam satu-satunya menutup kemungkinan adanya imam yang lain? Sama seperti penjelasan tentang imam jabatan di dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian lama, maka imam-imam jabatan hanyalah menjadikan Imam yang abadi, yaitu Kristus untuk hadir kembali tanpa menghilangkan keunikan imamat Kristus. Imam-imam yang ditahbiskan hanyalah menjadi pelayan dari Imam satu-satunya, yaitu Kristus.[3]
Mungkin ada yang merasa berkeberatan dengan hal ini. Namun kita dapat melihat bahwa Yesus adalah satu-satunya perantara antara Allah dengan manusia. Jadi doa-doa yang kita panjatkan didaraskan dalam nama Yesus. Namun bukankah kita sering meminta seseorang yang kita anggap punya hubungan baik dengan Tuhan untuk juga mendoakan permasalahan kita? Apakah dengan demikian kita menghilangkan keagungan Yesus yang menjadi satu-satunya Perantara kita dengan Allah? Tentu saja tidak, karena semua orang yang mendoakan kita turut berpartisipasi dalam karya keselamatan Kristus. Jadi sampai tahap ini, kita menyetujui bahwa imam yang tertahbis tidak menghilangkan keagungan dan kebenaran bahwa Kristus adalah satu-satunya Imam Agung.
Dan berdasarkan pembuktian di atas dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama, kita tahu bahwa Tuhan telah menjadikan seluruh umat Allah menjadi imam. Namun Yesus menunjuk secara khusus imam yang ditahbiskan untuk melanjutkan karya-Nya di dunia ini sampai akhir jaman, dan juga untuk melayani imam bersama.[4]
Apakah Sakramen Imamat?
Imamat jabatan:
Katekismus, 1536 menyebutkan bahwa Tahbisan adalah suatu Sakramen, di mana perutusan yang dipercayakan Kristus kepada Rasul-rasul-Nya, dilanjutkan sampai akhir zaman. Dari sini jelas, bahwa konsep Gereja bukan hanya tak kelihatan, namun juga kelihatan. Namun demikian, hal yang tak terlihat (spiritual) dan terlihat, tak dapat dipisahkan, sama seperti tubuh dan jiwa manusia tak terpisahkan. Dalam hal struktur yang terlihat (Sakramen) ini, terdapat bagian, yaitu: episkopat, presbiterat, dan diakonat.
Episkopat atau uskup adalah penerus dari para rasul, yang diutus oleh Yesus sendiri. Sama seperti Yesus menunjuk rasul Petrus, sebagai kepala dari para murid, maka uskup Roma menjadi penerus dari rasul Petrus menjadi kepala dari seluruh Gereja di seluruh dunia.[5] Sedang para uskup adalah pemimpin dari gereja lokal, yang dibentuk menurut gambaran Gereja universal (semesta) dan dalam kesatuan dengan Bapa Paus.[6] Dan pembantu dari uskup adalah para pastor (presbiterat), yang biasanya membawahi paroki. Sedangkan diakonat diperbantukan untuk membantu pelayanan para pastor dan uskup. Diakonat dan presbiterat ditahbiskan oleh uskup, sedangkan uskup ditahbiskan oleh para uskup yang lain dengan persetujuan dari uskup Roma, atau Paus. Dari sinilah, kita melihat bahwa seluruh tahbisan di Gereja Katolik saling terkait dan dapat ditelusuri sampai kepada para Rasul, yang diutus oleh Yesus sendiri. Karena inilah maka salah satu ciri Gereja Katolik adalah apostolik (berasal dari para Rasul).
Imamat bersama:
Pada saat kita dibaptis, maka kita juga dipanggil untuk menjadi imam, nabi dan raja. Melalui baptisan, kita juga harus menjadi imam, yaitu dengan menjadi saksi Kristus yang baik, hidup menurut iman, pengharapan, dan kasih. Melalui kesaksian hidup kita, maka kita akan menjadi pancaran terang kasih Kristus, sehingga secara tidak langsung, kita berpartisipasi untuk membawa umat yang lain kepada Sang Imam Agung, yaitu Kristus. Dan cara kedua untuk menjalankan imamat bersama adalah dengan mengikuti perayaan Ekaristi. Dimana dengan persiapan, dan partisipasi aktif, kita semua menyatukan persembahan kita, suka duka kita, dan kehidupan kita dalam kurban Ekaristi.
Imam Jabatan dan Imam bersama berjalan berdampingan untuk membangun Gereja.
Yang menjadi masalah adalah kalau ada orang yang mencoba mencampuradukkan kedua jenis imamat ini. Imam jabatan semakin ingin menyatu dengan umat, dan mengaburkan identitasnya. Dan imam bersama begitu antusias untuk berpartisipasi di pelayanan, sehingga juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan imam jabatan. Padahal, baik imam jabatan maupun imam bersama mempunyai identitas sendiri-sendiri dan keduanya mempunyai tujuan untuk membangun jemaat Allah. Imam bersama terjun ke masyarakat dan menjadi garam di tengah-tengah masyarakat yang nilai-nilainya belum tentu sesuai dengan nilai-nilai kristiani. Sedangkan imam jabatan membangun dan melayani imam bersama, sehingga imam bersama akan semakin dikuatkan untuk menjadi saksi yang hidup di tengah masyarakat.
Imam Jabatan yang melanjutkan tiga misi Kristus: Imam, Raja, dan Nabi
Sebagai Imam, para imam melanjutkan karya Kristus dengan merayakan sakramen dan memimpin umat di dalam liturgi, terutama di dalam liturgi Ekaristi. Di sinilah peran imam menjadi begitu jelas, yang mewakili Kristus (persona Christi) untuk menghadirkan kembali kurban Paskah Kristus. Mereka memberikan sakramen Baptis, Penguatan, Pengakuan Dosa, Sakramen Perminyakan, dan memberikan penguburan kepada yang meninggal. Dalam kesehariannya, mereka juga berdoa brevier, doa yang menjadi doa Gereja.
Sebagai Nabi, para imam melaksanakannya dengan berkotbah, mengajar di sekolah atau persiapan Pembaptisan. Secara prinsip seorang pastor harus menyampaikan kebenaran, yang bersumber pada Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium. Imam yang menyampaikan ajaran yang dianggapnya benar namun tidak berdasarkan tiga pilar kebenaran di atas, sebenarnya tidak menjalankan fungsinya sebagai nabi. Karena sebagai nabi, dia hanyalah meneruskan Kebenaran kepada umat, bukan mengarang kebenaran, berdasarkan pendapat pribadi, atau berdasarkan suara umat, karena kebenaran tidak tergantung dari suara terbanyak.
Sebagai Raja, para pastor melaksanakannya dengan pelayanannya di bidang kepemimpinan umat, baik di paroki atau komunitas yang dipercayakan kepada mereka. Mereka bekerja sama dengan dewan paroki, sehingga kegiatan paroki dapat berjalan dengan baik
Uskup, Imam, dan diakon menurut Bapa Gereja
Mungkin ada yang berfikir bahwa uskup, imam dan diakon hanyalah karangan Gereja Katolik semata. Namun kalau kita melihat sejarah dan belajar dari para bapa Gereja, maka kita akan melihat, bahwa sebenarnya semua itu berakar pada tradisi.
- Ignasius dari Antiokia (AD. 110): “Sekarang, sungguh merupakan kehormatan bagiku untuk bertatap muka denganmu secara pribadi dengan uskup (bishop) yang diberkati Tuhan, Damas; dan juga bertemu secara pribadi dengan para imam (presbyters), Bassus dan Apollonius l dan teman satu pelayanan, diakon, Zotion. ..” (Letter to the Magnesians 2).
- Ignasius dari Antiokia (AD. 110): “Perhatikanlah untuk melakukan segala sesuatu selaras dengan Tuhan, dengan uskup menempati posisi Tuhan dan dengan para imam di posisi para murid, dan dengan para diakon, yang paling dekat denganku, yang dipercaya dengan pelayanan Kristus, yang berasal dengan Allah Bapa sejak permulaan dan yang pada akhirnya telah dinyatakan (ibid, 6:1).
- Ignasius dari Antiokia (AD. 110): “Perhatikanlah, untuk menyelaraskan diri dalam perintah-perintah Allah dan para murid, sehingga di dalam setiap perbuatanmu, kamu dapat berhasil, baik di dalam tubuh maupun jiwa, baik dalam iman dan kasih, dalam Putera, Bapa dan dalam Roh Kudus, di awal dan di akhir, bersama dengan yang terhormat uskupmu; dan dengan para imam, yang terjalin secara baik dalam mahkota rohani; dan dengan para diakon, putera-putera Allah. Tunduklah kepada uskup dan satu sama lain seperti Yesus Kristus taat kepada Allah Bapa, dan para murid kepada Kristus dan Allah Bapa … (ibid, 13:1-2).
- Ignasius dari Antiokia (AD. 110): “Memang, engkau harus tunduk kepada uskup seperti engkau tunduk kepada Yesus Kristus, sudahlah jelas bagiku bahwa engkau hidup bukan dengan cara manusia namun di dalam Kristus, yang telah wafat untuk kita… Dengan demikian adalah penting …bahwa engkau tidak melakukan segala sesuatu tanpa persetujuan uskup, dan engkau juga harus tunduk kepada para imam, seperti kepada para murid Kristus…Adalah penting juga bahwa para diakon, pemberi sakramen-sakramen Kristus, dalam segala sesuatu menyenangkan semua orang. .. (Letter to the Trallians 2:1-3).
- Ignasius dari Antiokia (AD. 110): ” Setiap orang yang menghormati para diakon menghormati Kristus, dan juga yang menghormati uskup menghormati Allah Bapa, dan menghormati para imam sebagai perwakilan Allah dan persekutuan para murid. Tanpa hal tersebut, maka tidak dapat dikatakan sebuah Gereja. (ibid., 3:1-2).
- Ignasius dari Antiokia (AD. 110): “Dia yang ada di dalam tempat kudus adalah kudus; tetapi dia yang berada di luar tempat kudus adalah tidak kudus. Dengan kata lain, seseorang yang bertindak tanpa uskup dan imam dan para diakon tidak mempunyai hati nurani yang bersih” (ibid., 7:2).
- Ignasius dari Antiokia (AD. 110): “…saya berbicara dengan suara yang keras, suara dari Tuhan: “Perhatikanlah uskup dan imam dan para diakon“. Sebagian orang mengira bahwa saya mengatakan hal ini karena saya tahu adanya perpecahan di antara beberapa orang; namun Dia, yang menjadi alasan mengapa saya dirantai, menjadi saksi bahwa saya tidak mengetahuinya dari manusia; melainkan dari Roh yang membuatku mengatakan hal ini, ‘Jangan melakukan sesuatu tanpa uskup, jagalah badanmu sebagai bait Allah, cintailah persatuan, jauhkanlah dari perpecahan, turutilah Kristus, seperti Dia telah menuruti Allah Bapa” (Letter to the Philadelphians 7:1-2).
- Clemens dari Alexandria (AD. 191): “Banyak nasehat-nasehat untuk orang-orang tertentu telah ditulis di dalam Kitab Suci: sebagian untuk para imam, sebagian untuk para uskup dan para diakon; … (The Instructor of Children 3:12:97:2).
- Clemens dari Alexandria (AD. 208): “Di dalam Gereja, gradasi dari para uskup, para imam, dan para diakon terjadi sebagai suatu gambaran, menurut pendapatku, dari kemuliaan malaikat dan dimana susunan tersebut, seperti yang dikatakan di dalam Alkitab, menantikan orang-orang yang telah mengikuti langkah-langkah dari para murid dan yang telah hidup di dalam kepenuhan kebenaran menurut Kitab Suci” (Miscellanies 6:13:107:2).
- Origen (AD.234): “Tidak hanya perzinahan, namun juga perkawinan membuat kita tidak pantas untuk penghormatan ekklesiastikal; karena tidak juga seorang uskup, juga imam, atau seorang diakon, …” (Homilies on Luke, number 17).
- Konsili Elvira (AD. 300): “Para uskup, para imam, dan para diakon tidak dapat meninggalkan tempat mereka untuk keperluan dagang, dan mereka juga tidak dapat bepergian ke daerah-daerah, atau jual-beli untuk keuntungan mereka sendiri” (canon 18).
- Konsili Nicea I (AD. 325): “Sinode yang kudus dan besar telah mengetahui bahwa di beberapa daerah dan kota, para diakon memegang Ekaristi untuk para imam, dimana tidak ada dalam kanonik atau kebiasaan yang memperbolehkan bahwa mereka tidak mempunyai hak untuk memberikan Ekaristi atau Tubuh Kristus kepada mereka yang melakukan persembahan (dalam hal ini imam). Dan juga menjadi perhatian, bahwa beberapa diakon sekarang menyentuh Ekaristi sebelum para uskup. Biarlah praktek-praktek seperti itu harus dihentikan, dan biarlah para diakon bertindak sesuai dengan wewenangnya, mengetahui bahwa mereka adalah para pelayan uskup dan lebih rendah dari para imam, dan biarlah mereka menerima Ekaristi sesuai dengan urutan mereka, setelah para imam, dan baik uskup atau imam memberikannya kepada mereka.” (Canon 18).
Kenapa imam tidak menikah
Dari penjabaran di atas, kita melihat bahwa uskup, imam, dan diakon merupakan suatu tradisi dari jemaat awal yang terus berlaku sampai sekarang. Hal lain yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah mengapa imam tidak diperbolehkan untuk menikah? Apakah ini hanya merupakan karangan Gereja Katolik semata? Mari kita melihat bukti-bukti bahwa kaul kemurnian mempunyai dasar yang kuat:
- Para rasul telah menjalankan kaul kemurnian sebelum penderitaan Yesus, seperti yang dikemukakan oleh St. Petrus “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” (Mat 19:27). Dan Yesus menjawab “Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, atau istri (istri termasuk dalam terjemahan Douay Rheims, Vulgate and King James Bible) anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal (Mat 19:29). Meninggalkan segalanya dan istri disini, ditafsirkan sebagai tindakan untuk tidak melakukan lagi hubungan badan. Kalau kita mempelajari riwayat Mahatma Gandhi, beliau juga pada umur tertentu tidak menggunakan haknya sebagai suami demi untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Jadi, hal ini bukanlah sesuatu yang aneh.
- Di dalam Gereja perdana, karena terbatasnya kandidat yang belum menikah untuk diakon, imam, dan uskup yang, maka mereka dapat menikah sebelum ditahbiskan (lih. 1 Tim 3:1-4), namun mereka dituntut untuk mempraktekkan kaul kemurnian setelah ordinasi.
- Dokumen pertama yang menyatakan secara explisit tentang hal ini adalah Konsili Elvira di Spanyol tahun 306 dan Carthage tahun 390, serta dekrit dari Paus Siricius dan Innocent, sekitar akhir abad ke-4 dan awal abad ke-5. Semuanya itu menunjukkan bahwa hidup selibat setelah ordinasi bukanlah inovasi semata, namun merupakan hal yang telah dijalankan oleh para murid, bapa gereja, dan menjadi bagian dari tradisi. Paus Siricius mengatakan bahwa peraturan untuk hidup selibat dimaksudkan untuk memberikan segenap jiwa dan raga untuk Tuhan dalam kaul kesucian mulai dari hari ordinasi. Dan Konsili Carthage menekankan hidup selibat untuk meneruskan ajaran dan praktek hidup selibat seperti yang telah dijalankan oleh para rasul.
- Gereja Timur tidak lagi mempraktekan tradisi apostolik ini karena perubahan yang dilakukan di Konsili Trullo (sekitar abad ke-7), namun disebutkan bahwa hanya imam yang tidak menikah yang dapat ditahbiskan menjadi uskup, dan seorang iman tidak dapat menikah setelah dia ditahbiskan.
- Yang menjadi motif dari Konsili Trullo adalah begitu banyak penyimpangan, seperti simoni, penyimpangan kehidupan seksual para iman, atau masih menggunakan hubungan suami-istri walaupun sudah ditahbiskan. Menanggapi hal itu, Gereja Latin dibawah kepemimpinan St. Gregory VII mengambil jalan untuk menjalankan peraturan secara ketat, sebaliknya Gereja Timur mengambil cara untuk memperlunak peraturan tersebut. Cara yang sungguh patut dipuji dari St. Gregory VII membuahkan hasil dengan meletakkan pondasi yang kokoh, sehingga membuat Gereja berkembang pesat di abad 12-13.
- Alasan yang utama dari kaul ketaatan adalah seorang imam secara sakramental mewakili Kristus sebagai mempelai pria dari Gereja, sehingga tidaklah pantas bahwa dia sendiri mempunyai istri bagi dirinya sendiri.
- Jalan yang ‘sulit’ yang ditempuh oleh Gereja Katolik menambahkan kepadanya “motive of credibility” sebagai Gereja yang sejati. Sebuah doktrin yang bertentangan dengan kecenderungan alami tidak dapat diharapkan untuk bertahan selama 2000 tahun tanpa bantuan dari yang Ilahi.
Dari segi kepraktisan, kita dapat melihat bahwa dengan tidak menikah maka seorang imam dapat mencurahkan segenap hati, jiwa, dan pikirannya untuk melayani Tuhan dan sesama. Rasul Paulus sendiri memberikan nasehat ” Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya” (1 Kor 7:32). Dengan hidup selibat, seorang imam hanya memikirkan apa yang terbaik bagi Tuhan dan umat yang dipercayakan kepadanya.
Siapakah yang berani menjawab panggilan suci ini?
Pada kesempatan ini, saya ingin memberikan tantangan kepada kaum muda. Kalau engkau ingin memberikan dirimu secara khusus kepada Tuhan, mempunyai hati untuk melayani sesama, mengasihi Tuhan dan Gereja-Nya, pertimbangkanlah untuk menjadi imam. Menjadi imam adalah suatu berkat yang istimewa; sebab imam menjadi gambaran nyata atas kasih Kristus yang hidup bagi Gereja dan dunia ini. Yesus sendiri menjanjikan kelimpahan berkat bagi mereka yang menjawab panggilan-Nya ini, dan jika Yesus sendiri yang menjanjikannya, pasti Ia akan memenuhinya.
Saya juga ingin membagikan cerita tentang pemain sepakbola yang terkenal, yaitu Chase Hilgenbrinck. Dia yang sedang mempunyai karir yang hebat dan cerah, kemudian memutuskan untuk meninggalkan karirnya untuk menjadi pastor. Diperlukan suatu keberanian untuk menjawab panggilan Tuhan. Namun kita percaya bahwa berkat dari Tuhan tercurah dengan melimpah bagi orang yang mau menjawab panggilan-Nya. Siapakah yang mau menjadi Chase-chase yang lain? Siapakah yang mau menjawab seruan Tuhan “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Siapa yang akan menjawab bersama nabi Yesaya “Ini aku, utuslah aku!” (Yes 6:8)
https://www.youtube.com/watch?v=aNgH_e8U0g8
Dan saya juga ingin mengundang seluruh pembaca untuk bersama-sama berdoa setiap hari untuk kekudusan para imam. Sebutlah satu-persatu imam yang kita kenal, dan mintalah Bunda Maria menuntun para imam agar mereka dapat semakin menyerupai Putera-Nya. Biarlah para imam dapat menjadi imam yang kudus, sehingga mereka dapat menjadi pancaran kasih Kristus.
Saya ingin mengutip puisi yang dibuat oleh Paus Yohanes Paulus ke-II dalam “Pastores Dabo Vobis“. Ia memohon agar Bunda Maria sendiri menjadi pelindung para imam:
O Mary,
Mother of Jesus Christ and Mother of priests,
accept this title which we bestow on you
to celebrate your motherhood
and to contemplate with you the priesthood
of, your Son and of your sons,
O holy Mother of God.O Mother of Christ,
to the Messiah-priest you gave a body of flesh
through the anointing of the Holy Spirit
for the salvation of the poor and the contrite of heart;
guard priests in your heart and in the Church,
O Mother of the Savior.O Mother of Faith,
you accompanied to the Temple the Son of Man,
the fulfillment of the promises given to the fathers;
give to the Father for his glory
the priests of your Son,
O Ark of the Covenant.O Mother of the Church,
in the midst of the disciples in the upper room
you prayed to the Spirit
for the new people and their shepherds;
obtain for the Order of Presbyters
a full measure of gifts,
O Queen of the Apostles.O Mother of Jesus Christ,
you were with him at the beginning
of his life and mission,you sought the Master among the crowd,
you stood beside him when he was lifted
up from the earth
consumed as the one eternal sacrifice,
and you had John, your son, near at hand;
accept from the beginning those
who have been called,
protect their growth,
in their life ministry accompany
your sons,
O Mother of Priests.Amen.
[1] Gereja Katolik , Katekismus Gereja Katolik, Edisi Indonesia., 787-796, 1268, 1546
[2] KGK, 1547.; Vatican II, Dogmatic Constitution on the Church: Lumen Gentium (Pauline Books & Media, 1965), 10.
[3] KGK, 1545, mengutip St. Thomas Aquinas dalam komentarnya di Ibrani 8:4.
[4] KGK, 1547
[5] KGK, 880-883.
[6] KGK 833, Lumen Gentium, 23.
Syalom Romo, Pak Stef dan Ibu Ingrid Langsung saja ke pertanyaan dan mohon maaf jika sudah pernah ditanyakan. 1. Diakon adalah tahap terakhir sebelum ditahbiskan menjadi imam. Memang saya tahu ada diakon yang tidak menjadi imam dan boleh menikah. Tetapi kemarin saya membaca di suatu majalah bahwa ada frater – frater yang seumur hidupnya hanya menjadi frater. Apakah ini hanya sebutan saja bagi mereka yang memilih hanya menjadi diakon? atau sebenarnya memang ada frater yang tidak menjadi imam? Lalu apa yang membedakannya dari diakon? 2. Lalu ada juga jabatan bruder. Yang saya tahu bruder adalah seseorang selibat tetapi lebih kepada… Read more »
Nico Yth
Pertanyaan pertama ada dua hal pokok. panggilan menjadi imam, dan panggilan menjadi religius (tidak selalu menjadi imam). Frater dalam pertanyaan anda adalah religius dan tidak menjadi imam. Frater atau Bruder hal yang sama maksudnya. Diakon adalah calon imam yang telah menerima tahbisan diakonat dan akan menjadi imam (sesudah 6 bulan tahbisan diakonat). Bruder bisa menjadi imam asalkan memenuhi syarat tahbisan, dan sesuai ketentuan ordo atau serikat atau tarekatnya. Pertanyaan ketiga peraturan sekarang yang menjadi kardinal selalu setelah menerima tahbisan episkopat.
salam
Rm Wanta
Saya sangat resah membaca di koran-koran dan juga internet tentang skandal sex para imam di Eropa dan Amerika. Saya juga yakin itu ada di Indonesia hanya saja tidak dibuka. Entah apa alasannya. Mungkin demi nama baik, memberi kesempatan pelaku untuk bertobat, atau alasan lainnya. Selama ini yang saya tahu setiap biarawan/biarawati yang terlibat masalah biasanya hanya dipindahtugaskan. Pernah ada suster yang menilep kolekte berkali-kalil hanya dipindah. Juga imam yang terlihat akan ada pelanggaran terhada[ kaul kemurnian juga hanya dipindah. Terhadap skandal yang sekarang ini Bapa Suci intinya hanya meminta maaf dan memahami luka yang ditimbulkan akibat skandal itu. Walaupun saya… Read more »
Anton Yth Terimakasih atas ungkapan uneg-uneg keluh kesahmu pada kami katolisitas.org. Secara pribadi saya pun merasakan hal itu, namun kita tidak boleh tenggelam sampai melumpuhkan diri dengan masalah-masalah itu. Kita harus bangkit dan berjalan menatap ke depan, mencoba mengatasi masalah itu. Kalau soal honor pekerja saya tidak memiliki kewenangan dimana anda bekerja. Mungkin bisa disampaikan kepada pimpinan tempat anda bekerja agar bisa dicarikan jalan keluar. Soal pastor yang hidupnya ditanggung tarekat itu memang jalan hidupnya dan tanggungjawab tarekat, saya tidak bisa merubahnya. Memang kehidupan imam demikian karena dia sudah meninggalkan semuanya untuk pelayanan Tuhan dan hidup dari komunitas/tarekatnya, tarekatpun mencari… Read more »
Kalau kita masih percaya, “bukan engkau yang memilih-Ku, namun Aku yang memilihmu” juga “tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu lah yang terjadi” maka bisa dipahami/ dimengerti bahkan Paus pun tidak memberi sanksi selain mutasi/ pindah, kecuali yang bersangkutan melakukan pengakuan dosa, baru ada sanksi pengakuan dosa, atau ybs menyatakan mengundurkan diri sebagai imam. “Menghukum” adalah tidakan orang tua kepada anak, kalau tindakan orang tua kepada orang tua sebaiknya adalah “mengingatkan” Sering kali pengadilan dan penghukuman publik lebih berat dirasakan ( jadi trauma seumur hidup ) dari pada hukuman penjara yang jelas ada penebusannya yaitu masa tahanan, Pemimdahan tugas pastilah dimaksudkan agar… Read more »
Dear Stef dan Inggrid,
Saya membaca surat Bapa Suci ini dengan pedih (http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/letters/2010/documents/hf_ben-xvi_let_20100319_church-ireland_en.html). Ternyata penyimpangan-penyimpangan yang terjadi tersebut tidak hanya melibatkan para Pastor namun juga Uskup di Irlandia. Sebelumnya, Bapa Suci juga sudah direpotkan dengan penyimpangan serupa, misalnya di Amerika, Australia, Jerman, Austria dan lain-lain. Bagaimana pendapat Stef dan Inggrid, sebenarnya apa yang terjadi dengan pembinaan pastor-pastor kita? Adakah yang perlu diubah? Bagaimana seharusnya peran kita kaum awam? Terima kasih.
Thomas Yth Pembinaan calon imam dan imam (OGF) merupakan suatu proses yang panjang dan berkesinambungan. Sejak di Seminari menengah sampai tahbisan hingga menjadi imam adalah panggilan pembinaan yang tanpa henti, seumur hidup. Itulah beratnya. Godaan dan tuntutan zaman yang berubah mengharuskan para pembina calon imam dan imam melakukan pembaruan program pembinaan yang up to date dan inovatif kontekstual. Tidaklah gampang. Membutuhkan banyak tenaga dan dana sehingga harapan Gereja terpenuhi menjadikan imam yang baik dan suci. Apa yang dilakukan di Indonesia? KWI bekerjsama dengan MASI membentuk suatu lembaga: Badan Kerjasama Bina Lanjut Imam Indonesia (BKBLII) hingga kini mengadakan pembinaan ke tiap… Read more »
Dear Thomas, menurut saya. semua masalah itu akhirnya harus kita kembalikan pada adanya kehendak bebas dari para imam yang tidak pada relnya itu. artinya, kita tidak bisa menyalahkan Gereja Katolik. Jika kita pakai logika itu (cukup banyak imam nyeleweng berarti Gereja Katolik gak bener), berarti Yesus gak bener dong karena yudas iskariot menjadi pengkianat). Yesus tetap adalah Kebenaran meskipun muridNya sendiri nyeleweng. Saya sendiri tetap bangga menjadi orang Katolik meskipun cukup banyak imam nyeleweng atau orang lain nonkatolik menyerang katolik karena kasus kasus itu. [dari Katolisitas: Nampaknya perlu disadari juga bahwa jumlah imam yang tidak setia akan panggilan hidupnya atau… Read more »
Apakah mungkin orang tuli bisa menjadi pastor?
Charles Yth Ketika asistensi pastoral di Birmingham, saya pernah melihat seorang rama sebagai kapelan merayakan misa hari Minggu untuk kelompok khusus umat bisa tuli. Dia menggunakan bahasa isyarat meskipun rama itu tidak bisu tuli. Sebulan sekali mereka bertemu dan misa. Karena itu mungkin karena kebutuhan Gereja lokal Uskup dapat menahbiskan seorang yang tuli untuk melayani umat yang khusus pula. Pengakuan dosa dengan bahasa isyarat, tidak ada masalah. salam Rm wanta Tambahan dari Stefanus Tay: Silakan melihat berita ini (silakan klik), ini (silakan klik). Lihat juga berita ini (silakan klik), dimana Paus Benediktus menjadikan seorang pastor yang tak dapat mendengar menjadi… Read more »
Lalu, di Indonesia ada yang terima romo yang tuli? Alamatnya di mana? Atau sudah tidak umum lagi di Indonesia? Hanya yang bisa di luar negeri saja?
Charles Yth
Di Indonesia terus terang saya kurang tahu apakah ada keuskupan yang mau menerima calon imam yang tuli atau tarekat yang menerima anggotanya dalam keadaan tuli. Ingat yang saya ceritakan di Keuskupan Birmingham adalah romonya sehat tapi melayani orang tuli.
salam
Rm Wanta
Salam kasih saudara Charles, Dalam majalah CatholicOutlook edisi September 2012 terdapat artikel yang ditulis oleh Steve Pringle tentang Father Cyril Axelrod CSsR, yaitu seorang pastor yang tidak hanya tuli tapi juga buta. Sudah 42 tahun lamanya beliau mengabdi sebagai pastor dalam ordinarisnya dan sampai saat ini pun masih menjalankan misinya dalam menyebarkan Khabar Gembira Kristus diantara lingkungan masyarakat terpinggir, khususnya dalam kategori keterbatasan buta dan tuli. Untuk lebih lengkapnya saudara dapat juga membaca dari sumber aslinya di link berikut ini: http://www.parra.catholic.org.au/catholicoutlook/news/latest-news.aspx/fr-cyril-on-a-mission-to-change-attitudes.aspx Dalam kesehariannya Fr. Axelrod tinggal sendirian di sebuah flat lantai 3 di London. Setiap minggu ada seorang pemandu (bukan… Read more »
Dear Stefanus, Saya kira ada beberapa bagian dari artikelmu yang menurut saya kurang tepat. Pertama, anggapan Anda berdasarkan 1 Tim 3:1-4 bahwa setelah tahbisan para pria berkeluarga menjalani pantang hubungan perkawinan adalah sesuatu yang tidak berdasar. Ini adalah teori baru yang dipopulerkan terutama oleh Kardinal Alfons Maria Stickler. Kedua, Konsili Elvira adalah Konsili lokal Gereja Latin (Spanyol) dan bukan Konsili seluruh Gereja Katolik, juga dalam Konsili Karthago saya kira yang dimaksudkan adalah selibat sementara jika hendak melayani Ekaristi maka para Imam berpantang sementara dari hubungan seksual dengan istri mereka. Juga istilah “tradisi Apostolik” kerap kali dipakai secara amat luas dan… Read more »
Shalom Daniel Pane, Terima kasih atas tanggapannya tentang artikel priestly celibacy. Mungkin satu hal yang kita harus sadari, dimana mungkin kita dapat menemukan satu titik pandang yang dapat sejalan, yaitu bahwa priestly celibacy mempunyai kelebihan, karena itulah yang dicontohkan oleh Yesus dan juga rasul Paulus. Karena Yesus tidak menikah, maka orang yang mempunyai posisi imam adalah baik untuk mengikuti Yesus dengan sempurna, termasuk dalam hal celibacy. Hal ini dikatakan oleh Yesus sendiri “Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat… Read more »
Hi Stefanus, 1. Saya sudah membaca sepintas dokumen yang Anda sampaikan, Ignace de La Pottiere sebagaimana dilihat di catatan kakinya sebenarnya banyak mendasarkan diri pada Alfonsus Maria Stickler dan Cocchini dua buku yang tidak pernah diterima luas di kalangan Gereja Timur yang bersatu dengan Roma. 2. Roman Cholij menurut Anthony Dragani sudah mengubah pandangannya pada waktu yang kemudian. Jika Anda dapat menemukan artikel Roman M.T. Cholij, “An Eastern Catholic Married Clergy in North America,” Eastern Churches Journal 4, no. 2 (1997). dan publikasi lainnya yang lebih baru Anda akan menemukan bagaimana Roma Cholij telah berubah pikiran. Saya kira artikel yang… Read more »
Shalom Daniel Pane, Terima kasih atas tanggapannya tentang priestly celibacy. Memang priestly celibacy menjadi suatu pembahasan yang menarik, karena menyangkut begitu banyak sejarah dan juga pertanyaan apakah priestly celibacy adalah tradisi apostolik atau tidak. Namun, kita berdua setuju akan beberapa hal, seperti: 1) priestly celibacy bukanlah merupakan matter dan form dari Sakramen Imamat, 2) priestly celibacy adalah merupakan suatu disiplin, yang mungkin saja berubah, sejauh dipandang untuk “greater good” oleh Gereja, terutama dalam kondisi-kondisi khusus, 3) priestly celibacy adalah baik untuk alasan kepraktisan dan juga dari sisi teologis – karena seorang imam dapat lebih berfokus kepada pelayanan tanpa kuatir akan… Read more »
Syalom.
Saya ingin minta informasi tentang kongregasi-kongregasi yang tergabung dalam lingkup kepausan (apa saja bentuknya)? Tugas-tugas apa saja yang mereka emban? (Khusus untuk kongregasi non-imam)
Apa yang dimaksud dengan kerasulan awam? serta bagaimana cara bisa bergabung dengan kelompok ini? Apa ada persamaan antara kelompok ini dengan opus dei atau kelompok militansi katolik lainnya? Thx
William Yth
Daftar nama dan alamat tarekat/kongregasi/serikal kerasulan ada di dalam buku petunjuk Gereja 2009 yang akan terbit tahun ini di Dokpen KWI tentu harus beli berapa harganya saya belum tahu persis. Tapi anda bisa mencari di KWI (Dokpen)
Kerasulan awam adalah kewajiban dari setiap orang kristiani baca Apostolicam Actuositatem Konsili Vatikan II.
Salam
Rm Wanta
Shalom Romo Wanta,
Saya tertarik untuk menjadi seorang imam, dan saya memutuskan untuk masuk seminari setelah sma, bagaimana supaya saya bisa mengetahui banyak tentang seminari dan ordo relgius itu? Dan bisakah romo berikan saya tips juga untuk menumbuhkan benih ini.. agar keputusanku tetap bulat..
Saya sangat mengharapkan jawaban romo,
Thx
Leon Yth Dengan hati gembira saya akan membantu anda untuk menjawab panggilan Tuhan menjadi Imam. Pertama dimana anda tinggal dan sekolah dimana? Penting sekali karena anda akan diminta bertemu dengan Pastor Paroki untuk meminta rekomendasi ttg diri anda dan juga dari kepala sekolah anda. Untuk apa? Untuk menjadi dokumen ttg diri anda sebagai pijakan pembinaan calon imam. Setelah SMA biasanya anda akan diminta untuk ke Seminari Menengah tingkat KPA (postulan) selama 2 tahun oleh Uskup atau Provinsial Tarekat lalu masuk tahun rohani atau novisiat (biarawan). Nah anda menginginkan menjai imam apa? Imam diosesan atau religius biarawan? Ada banyak brosur yang… Read more »
“Gereja Timur tidak lagi mempraktekan tradisi apostolik ini karena perubahan yang dilakukan di Konsili Trullo (sekitar abad ke-7), namun disebutkan bahwa hanya imam yang tidak menikah yang dapat ditahbiskan menjadi uskup, dan seorang iman tidak dapat menikah setelah dia ditahbiskan.” “Yang menjadi motif dari Konsili Trullo adalah begitu banyak penyimpangan, seperti simoni, penyimpangan kehidupan seksual para iman, atau masih menggunakan hubungan suami-istri walaupun sudah ditahbiskan. Menanggapi hal itu, Gereja Latin dibawah kepemimpinan St. Gregory VII mengambil jalan untuk menjalankan peraturan secara ketat, sebaliknya Gereja Timur mengambil cara untuk memperlunak peraturan tersebut. Cara yang sungguh patut dipuji dari St. Gregory VII… Read more »
Shalom Agios, Terima kasih atas tanggapannya. Tentang pertanyaan apakah kaul kemurnian (celibacy) adalah merupakan tradisi apostolik atau tidak, memang dapat menjadi diskusi tersendiri. Saya merencanakan untuk menuliskannya dalam artikel tersendiri. Saya pernah berdiskusi dengan Gamaliel tentang hal ini di sini (silakan klik). Saya melihat bahwa celibacy bukan hanya sekedar tradisi yang dengan mudah diubah. Namun kita melihat perkembangan doktrin yang berkembang secara konsisten dari jemaat perdana sampai saat ini. Kita juga dapat melihat bahwa sampai saat ini gereja Timur juga mengajarkan bahwa seorang laki-laki yang tidak menikah sebelum tahbisan iman, maka dia tidak dapat menikah setelah menjadi iman. Dan bagi… Read more »
“Kita juga dapat melihat bahwa sampai saat ini gereja Timur juga mengajarkan bahwa seorang laki-laki yang tidak menikah sebelum tahbisan iman, maka dia tidak dapat menikah setelah menjadi iman. Dan bagi yang pria menikah, maka dia dapat menjadi imam, walaupun kalau istrinya meninggal, dia tidak dapat menikah lagi. Lebih lanjut, hanya imam yang tidak menikah yang dapat menjadi uskup. Dan disiplin ini masih terus berlangsung sampai saat ini. Ini berarti, gereja Timur melihat ada sesuatu yang khusus tentang priestly celibacy.” Kalau dicermati, memang menarik bahwa di Gereja Timur celibacy pun tetap ada, namun menikah pun adalah kanonik juga tanpa harus… Read more »
Shalom Agios, Terima kasih atas tanggapannya tentang priestly celibacy di gereja Orthodox. Kalau kita melihat dari sisi validitas Sakramen Imamat, kita tahu bahwa celibacy bukanlah menjadi matter atau form dari sakramen ini. Dan memang priestly celibacy bukanlah suatu dogma yang tidak mungkin berubah selamanya, namun lebih menyangkut kepada disiplin dan “fittingness“. Walaupun bukan suatu dogma dan tidak menjadi matter dan form dalam validitas Sakramen Imamat, namun juga bukan suatu disiplin yang dengan mudah diubah. Beberapa dogma, yang tidak mungkin berubah, yang berhubungan dengan sakramen ini adalah: 1. Holy Order is a true and proper Sacrament which was instituted by Jesus… Read more »
Yth Katolisitas,
Saya ingin tanya bagaimana prosedurnya Uskup diangkat menjadi Uskup Militer? Kemudian apakah Uskup Militer memiliki pangkat (Kapten,Mayjen)??
(kalau tidak tepat ditaruh disini,bisa dipindahkan ke artikel yang lebih tepat)
Terima kasih
chris
Chris Yth, Uskup militer di suatu negara diplih oleh Vatikan (Bapa Suci) tentunya setelah mendengar masukkan dan nominasi dari para uskup negara tersebut dan disampaikan ke Nuntius (Duta Besar Takhta Suci untuk negara tersebut). Prosedurnya singkat dari para Uskup siapa yang capable untuk karya di militer, Konferensi para uskup dapat didengarkan dan dimintai pendapat tentang calon-calon uskup militer. Contoh Indonesia, Uskup ABRI-Kepolisisan sekarang adalah Uskup KAS Mgr Haryo, dulunya bapak Kardinal kemudian ditunjuk yang baru oleh Vatikan. Uskup ABRI-Kepolisian adalan Uskup pelayanan umat kategorial bukan teritorial, tidak begitu banyak tugas karena ruang dan gerak pastoralnya juga terbatas oleh peraturan ABRI… Read more »
Yth Rm Wanta,
terima kasih sebelumnya atas penjelasan yg telah diberikan. Saya ada pertanyaan lagi, maksud dari pelayanan umat kategorial bukan teritorial itu bagaimana? Apa hanya sebagai Uskup di lingkungan ABRI/TNI begitu saja? Kemudian yg benar tahbisan episkopat atau epsikopat?
Terima kasih.
Chris
Chris Yth
Pelayanan kategorial berarti pelayanan pastoral kepada umat di dalam kelompok tertentu dengan kekhasan mereka masing-masing misalnya kelompok migran atau ABRI. Pelayanan itu disebut pelayanan kategorial (kategori= jenis kelompok). Lawannya teritorial berarti wilayah seperti Keuskupan, Paroki.
Yang benar tahbisan episkopat (uskup).
salam
Rm Wanta, Pr
Romo, saya sekarang lagi bingung kalau tidak ada halangan awal tahun depan saya akan menikah, ttpi saya tidak mencintai pria tsb, saya mencintai seorang imam projo di paroki saya, dan imam tersebut juga mencintai saya. Saya sudah berpikir dengan segala cobaan yang akan timbul. Romo berapa lama seorang imam projo menunggu surat pengunduran dirinya? Terimakasih. zenith
Zenith Yth Sebagai seorang imam saya menganjurkan anda untuk memunda dulu perkawinan anda karena anda tidak mencintai calon suami anda. Dasar perkawinan adalah adanya cinta. Kedua, apakah tidak ada laki-laki lain yang bisa menggantikan romo paroki anda, karena romo adalah milik Gereja dan melahirkan seorang romo itu ‘mahal’ dan susah. Sebaiknya jangan, cobalah sadari pilihanmu. Terus terang, saya sedih kalau kehilangan romo rekan saya. Dan saya rasa bukan hanya saya yang sedih, sebab, pihak keluarga, Uskup, rekan imam dan umat juga dapat merasa kehilangan. Kalau anda tanya berapa lama permohonan dapat diluluskan, saya tidak bisa menjawab, karena itu adalah hak… Read more »
Trimakasih atas sarannya romo, saya akan berusaha sekuat mungkin untuk menghapus perasaan itu. Saya sadar pastor adalah milik gereja bukan milik pribadi. Trimakasih atas pencerahannya romo
Ananda Zenith, sebaiknya anda tunda rencana pernikahan anda karena anda tidak mencintainya, atau hal itu disebabkan oleh hadirnya ‘orang ketiga’ sang romo pr? Anda harus jujur dan introspeksi dengan segala kerendahan hati di hadapan Tuhan. Terus terang saya sangat prihatin apabila hubungan dengan romo tadi terus dilanjutkan karena cinta yang suci toh tidak harus bersatu…tetapi saling mendukung. Saya akan benar-benar sedih kalau romo tadi akhirnya jatuh di tangan umatnya sendiri , yang seharusnya dijaga .Akan tetapi pada umat, utamanya yang wanita ( maaf…) mohon para romo ‘jangan diganggu’ karena keberadaan mereka benar2 sangat langka, apakah tidak ada pria lain? Apakah… Read more »
[quote] kita dapat mengatakan bahwa keberhasilan suatu paroki dalam membina umatnya dapat diukur dari berapa banyak kaum muda yang menjawab panggilan menjadi pastor dari paroki yang bersangkutan. Semakin baik kehidupan spiritual paroki tersebut, maka akan semakin banyak kaum muda yang terpanggil menjadi pastor, karena keinginan untuk menjadi pastor dimulai dari keluarga dan juga dari lingkungan gereja.[unquote] IMHO statemen ini terasa merendahkan karya awam – dan juga melanggengkan ketergantungan pada kaum klerus. Gereja adalah kumpulan umat beriman pada Kristus, bukan sekelompok umat yang digembalakan. Bahwa da yang dipanggil menjadi klerus ya silakan saja – tetapi yang tidak dipanggil malah ditantang lebih… Read more »
Shalom Skywalker, Terima kasih atas komentar dan kritiknya. Memang saya mengatakan "kita dapat mengatakan bahwa keberhasilan suatu paroki dalam membina umatnya dapat diukur dari berapa banyak kaum muda yang menjawab panggilan menjadi pastor dari paroki yang bersangkutan. Semakin baik kehidupan spiritual paroki tersebut, maka akan semakin banyak kaum muda yang terpanggil menjadi pastor, karena keinginan untuk menjadi pastor dimulai dari keluarga dan juga dari lingkungan gereja." 1) Pernyataan di atas adalah untuk menekankan pentingnya panggilan imam, dan bukan berarti merendahkan kaum awam. Tentu saja saya tidak memungkiri bahwa ada aspek-aspek lain untuk mengukur keberhasilan suatu paroki, yang dapat disarikan sebagai… Read more »
syaloom…. :-)
saya ingin menjadi suster tetapi saya tidak tahu hendak membuka web mana yang ada informasi dan syarat2 tuk menjadi suster…
saya terpanggil tuk menjadi suster karena prihetin akan sedikitnya orang yang terpanggil tuk menjadi suster dan bruder.
sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas infonya..
GBU.. TUHAN Memberkati…
Shalom Elisabeth,
Puji syukur kepada Tuhan yang telah memanggil Elisabeth untuk menjadi seorang suster. Dan terima kasih kepada Elisabeth yang mau mengikuti panggilan ini. Nama suster dan alamat e-mail beliau telah saya sampaikan kepada Elisabeth lewat jalur pribadi. Silakan menghubungi beliau dan semoga Tuhan membukakan jalan bagi Elisabeth.
Mohon doanya untuk katolitas.org, sehingga melalui pelayanan ini, akan semakin banyak orang yang mengasihi Kristus dan Gereja-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – https://www.katolisitas.org
Romo…
Saya sedang bingung…
Saya punya pacar seorang mantan imam, sudah 2 tahun yang lalu dia memutuskan untuk meninggalkan biara, dan sudah mendapatkan surat dismissal. Lalu sekarang kami berniat baik untuk meminta restu orangtua saya untuk resmi berpacaran. Namun reaksi orangtua saya sangat tegas untuk tidak mungkin bahwa kami bersatu karena status imam yang disandang pacar saya adalah seumur hidup. Saya sangat terpukul dengan kenyataan itu. kami berdua saling mencintai, apa yang harus saya lakukan?
Mungkinkah kami menikah?
Terima kasih.
Via Yth Memang tidak mudah menerima kenyataan jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan mantan imam. Banyak kesulitan dari sisi sosialitas dan kekerabatan keluarga. Secara hukum yang perlu didapatkan bukan saja dismissal tapi laicalisasi (menjadi awam) dengan dispensasi dari kewajiban selibat dan kewajiban sebagai imam. Hal ini yang harus diperoleh, sebelum kalian dapat menikah. Kemudian harus ada usaha keras agar orang tua keluargamu dan keluarganya bisa menerima. Dari pengalaman, imam yang keluar dan menikah lama bisa diterima oleh pihak keluarga. Usahakan melewati rintangan yang saya sampaikan di atas dengan baik, terutama keluargamu. Jadi harus ada keberanian berdua bertemu di dalam keluarga… Read more »
Salam kasih, Sungguh sebuah tulisan yang menyentuh hati dan membuka nalar tentang imamat. Tulisan ini sangat inspiratif bagi para imam maupun kaum awam untuk memahami imamat dan bagaimana bersama-sama mensyukuri dan memelihara rahmat imamat dalam Gereja. Terimakasih Saudara Stefanus Tay! Ada beberapa catatan yang ingin saya sampaikan: 1. Saudara Stefanus Tay menulis: “Para rasul telah menjalankan kaul kemurnian sebelum penderitaan Yesus, seperti yang dikemukakan oleh St. Petrus “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” (Mat 19:27). Dan Yesus menjawab “Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan,… Read more »
Shalom Gamaliel, Terima kasih atas kunjungannya ke katolisitas.org dan terutama terima kasih atas masukan-masukan yang sangat berharga. Saya sungguh menghargai beberapa catatan yang diberikan oleh Gamaliel. Di dalam tulisan saya, dibagian hidup selibat (celibacy) memang perlu dikembangkan lebih jauh, sehingga dapat dipaparkan dengan lengkap. Suatu saat saya akan mencoba untuk menulis artikel tentang hal ini, sehingga pemaparan akan menjadi lebih komprehensif. Berikut ini adalah beberapa tanggapan dari saya: 1) Memang kita masih dapat mendiskusikan tentang konteks dari Mat 19:29, dimana Yesus mengatakan "Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, atau istri… Read more »
Diatas ada pertanyaan tentang imam yg menikah. Kan sebagai imam dan sudah ditahbis secara sah, mereka tetap tidak boleh menikah sampai paus mengabulkan laikalisasi mereka. Bagaimana kalau dari imam itu sendiri sudah bertekad bulat ingin menikah, apakah boleh menikah di gereja? Apakah kalau tidak boleh, dan hanya menurut catatan sipil, apakah si imam dan pasangannya ini boleh menerima komuni? Apakah uskup tidak boleh memberikan dispensasi? Apakah proses laikalisasi ini pasti akan dikabulkan oleh paus? Dan adakah cara tercepat untuk mewujudkan proses laikalisasi ini? Bagaimana jika mereka mempunyai anak, apakah anak mereka dianggap sah secara katolik dan boleh masuk katolik walaupun… Read more »
Shalom Siska, Imam yang sudah ditahbiskan secara sah memang tidak akan kehilangan sakramen Tahbisan Suci-nya. Hal ini pernah juga dijawab di sini (silakan klik). Sering kita dengar, bahwa sekali imam ditahbiskan, maka ia tetap imam di hadapan Tuhan. Masalahnya, bagaimana kemudian, jika imam itu menikah. Untuk hal ini, kita melihat beberapa ketentuan dalam Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik, yang didasari oleh pengajaran tentang keagungan makna sakramen Tahbisan suci dan sakramen Pernikahan, sebagai berikut: 1) Kan. 290 – Tahbisan suci, sekali diterima dengan sah, tak pernah menjadi tidak-sah. Tetapi seorang klerikus kehilangan status klerikal: 1* dengan putusan pengadilan atau dekret administratif… Read more »
Terima kasih untuk balasan komentarnya. Yang saya bingungkan, apakah tidak ada cara lain untuk seorang imam menikah? Karena saya pernah dengar ada imam yg keluar dan menikah dengan seorang wanita, dan dinikahkan oleh seorang pastor. Apakah ini boleh terjadi? Apakah Tuhan tidak bisa memberikan ampunan kepada hambanya yg ingin keluar dari status imamnya? Karena saya yakin Tuhan itu maha pengampun dan tahu hal ini yg terbaik. Kenapa harus sangat dipersulit untuk Paus memberikan status awam buat imam yg ingin keluar? Imam juga manusia. Mungkin hanya sampai sebatas itu takdirnya untuk menjadi imam. Apakah hal ini tidak bisa menjadi dasar bagi… Read more »
Shalom Siska, Terimakasih atas tanggapannya. Mungkin sebelum menjawab pertanyaan Siska, mari kita melihat beberapa hal berikut ini. Seorang imam pada saat ditahbiskan menerima tiga hal, yaitu: 1) Tahbisan Suci melalui Sakramen Imamat. Sakramen Imamat, seperti Sakramen Baptis, dan Sakramen Penguatan memberikan tanda di dalam jiwa seseorang, sehingga tidak dapat dibatalkan. Sekali orang menerima Sakramen Imamat, selamanya dia adalah seorang imam, termasuk walaupun orang tersebut tidak mau lagi menjadi seorang imam. Bandingkan jika seseorang menerima Sakrament Baptis: kalau seseorang telah dibaptis dan karena suatu hal tidak mau lagi menjadi Katolik dan kemudian masuk agama non-Kristen, dan kalau orang tersebut sebelum meninggal… Read more »
Saudari Siska, Sebagai tambahan, ketika Romo itu melakukan perbuatan melanggar hidup selibat dan terbukti, maka dia akan terkena suspensi (sangsi) oleh Ordinaris Wilayahnya (Uskup), artinya dia tidak diperkenankan melaksanakan tugas sakramen dan pelayanan publik sesuai dengan kan.1333. Langkah kedua, romo tersebut akan dipanggil untuk bertanggungjawab atas tindakannya dan kalau memang hendak keluar maka diurus oleh tarekat dan keuskupannya. Mereka akan memintakan dispensasi bagi imam tersebut agar dapat keluar dari status klerikalnya kepada kongregasi Imam atau hidup bakti di Vatikan. Setelah dapat dispensasi menjadi awam, imam tersebut baru bisa menikah secara sah di Gereja Katolik. Namun kadang terjadi mereka bisa menikah… Read more »
Terima kasih komentar Romo Wanta. Romo, masih ada sedikit yang sangat membingungkan buat saya. Sekarang dari tekad pribadi si imam yg mengundurkan diri itu, dia keluar, dan seijin kepala pastor pun telah mendapatkan ijin. Apakah masih harus mendapatkan ijin dispensasi kongregasi imam untuk menikah? Apakah atas ijin kepala pastor saja tidak cukup? Karena pada saat dia hendak mengundurkan diri pun, dia sudah disuruh berpikir baik-baik dan ditanya ini itu. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan dispensasi kongregasi Imam ini? Apakah dengan dispensasi kongregasi Imam ini, tidak perlu dispensasi dari vatikan lagi? dan apakah dengan dispensasi dari kongregasi imam ini,… Read more »
Siska yang baik, Saya tidak mengetahui dengan baik apakan romo ini imam diosesan atau tarekat religius? Kalau imam tarekat pimpinannya adalah Provinsial sedangkan imam diosesan pimpinannya Uskup setempat dimana dia diinkardinasikan. Segala urusan pengunduran diri dari jabatan imam harus dimulai dengan menulis surat permohonan keluar dari jabatan imamat kepada pimpinan tersebut. Sekarang saya jawab pertanyaanmu: 1) Pastor Kepala Paroki tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan dispensasi dari jabatan imamat. Hak itu ada di tangan Takhta Suci dalam hal ini Bapa Suci melalui kongregasinya (imam atau hidup bakti). 2) Lama waktu mengurus proses laicalisasi: keluar dari jabatan imamat menjadi awam (laical) tidak… Read more »
salam sejahtera,artikel saudara berkenaan dengan kepaderian ini sangat baik dan menyentuh perasaan. saya punya Paroki(daerah terpencil di Sarawak Malaysia) sejak dari tahun 2004 telah tidak mempunyai paderi/pastor kerana kami punya paderi telah ‘resign’.Bolehkah seorang paderi resign? saya masih ingat apabila paderi ini mengumumkan hasratnya hendak ‘holiday’selama setahun saya sudah sangat yakin bahawa itu hanyalah alasannya untuk berhenti dan saya sempat merayu dan menasihati beliau supaya dia sekurang-kurangnya mesti ada perasaan ‘kasih sayang’ dan kasihan kepada umat yang bakal ditinggalkan dan umat-umat yang lain sehingga menangis merayu agar dia jangan ‘holiday’ tetapi akhirnya dia tetap dengan pendiriannya dan sekarang jadilah kami… Read more »
Shalom Semang, Kami sungguh ikut merasakan kesusahan umat di sana, karena tidak ada pastor (paderi) yang bertugas di daerah tersebut. Kalau boleh kami ingin menyarankan beberapa hal berikut ini: 1) Cobalah menulis surat kepada uskup setempat, mohon agar dapat dikirim seorang pastor yang dapat bertugas di daerah tempat Semang tinggal. Kami tidak tahu ada berapa banyak umat Katolik yang tinggal di sana. Kalau kekurangan pastor, mungkin bisa minta dikirim diakon. Diakon ini dapat memberkati perkawinan, dapat memberikan ibadah sabda dan setelah ibadah sabda dapat membagikan Ekaristi (Tubuh Kristus) yang telah dikonsekrasikan sebelumnya. 2) Cobalah untuk membuat suatu pertemuan rutin setiap… Read more »
terima kasih saudara Stef,saya sangat menghargai idea-idea anda.
.
Terima kasih Pak Stef atas jawaban ttg imam laki-laki selibat. Pertanyaan saya berlanjut, maaf, boleh ya, karena jawaban Pak Stef saya percaya selalu berdasar Alkitab dan Tradisi. Uskup Ludo dari Paraguay menjadi presiden. Bagaimana sih aturannya kok imam bahkan uskup boleh bergiat dalam politik? Setahu saya imam hirarki tak boleh berpolitik. Manakah dasar Alkitab dan Tradisi? Terima kasih. Shalom:
Isa Inigo
Shalom Isa, Terimakasih atas pertanyaannya. Mari kita melihat apakah klerikus, yang terdiri dari diakon, imam maupun uskup, dapat mengikuti kegiatan politik. 1) Dari hakikat Gereja sendiri, kita melihat bahwa Gereja bukan saja komunitas yang ada di dunia ini, namun Gereja adalah komunitas yang terdiri dari: Gereja yang mengembara di dunia ini, Gereja yang sedang dimurnikan di Purgatory (Api Penyucian), dan Gereja yang telah dimuliakan di surga. Dengan demikian, tujuan dari Gereja adalah mengantar seluruh umat beriman kepada persatuan dengan Allah Bapa di Surga. 2) Untuk mengantar seluruh umat beriman kepada tujuan akhir inilah, Kristus sendiri telah mendirikan Sakrament Imamat (klik… Read more »
Pak Stef, terima kasih atas jawabannya. Tetapi saya baru tahu bahwa hukum Gereja dalam kanon 287 ayat 2 menyebutkan bahwa toh ada peluang bagi pastor / uskup untuk berkegiatan politik namun hanya jika menurut penilaian otoritas gerejawi yang berwenang hal itu perlu untuk melindungi hak-hak Gereja atau memajukan kesejahteraan umum. Apakah hal ini pernah terjadi? Adakah contoh-contohnya?
Shalom
Isa Inigo
Shalom Isa,
Klerikus dapat ikut dalam politik jika diperlukan untuk "greater good" atau kebaikan yang lebih tinggi, namun mereka tidak dapat menduduki posisi tertentu dalam partai politik. Sebagai contoh banyak klerikus di Amerika yang ikut berdemo untuk menentang aborsi. Gereja senantiasa memperjuangkan martabat manusia, yang merupakan gambaran dari Allah sendiri. Dan yang terpenting, Gereja ingin mengantar seluruh umat manusia bertemu dengan Kristus, sehingga dapat mencapai tujuan akhir, yaitu Surga.
Mari kita, yang menjadi anggota Gereja, juga turut berjuang untuk membantu orang-orang di sekitar kita untuk bertemu dengan Kristus.
Salam kasih dari htttp://www.katolisitas.org
stef
Bagaimana dengan seorang Paus yang juga adalah seorang kepala negara Vatikan?
Bukan kan sebagai kepala Gereja, dia juga menjadi kepala pemerintahan Vatikan yang berarti punya posisi politis tertentu?
Lalu mengapa ada perbedaan kebijakan dengan Lugo yang “mencoba” menjadi seorang kepala negara dan seorang imam?
Shalom Ferry, Terima kasih atas pertanyaannya. Untuk menjawab pertanyaan Ferry, kita harus melihat bahwa ada perbedaaan antara Vatikan dengan negara sekuler. Struktur Vatikan dapat dilihat disini (silakan klik). Dan kalau kita perhatikan struktur Vatikan berbeda dengan struktur suatu negara. Hal ini disebabkan karena Vatikan, yang memang mempunyai persetujuan diplomatik dengan 176 negara, mempunyai tujuan untuk menyebarkan kabar Gembira Kristus dan mengantar umat kepada kebahagiaan sejati di Surga. Jadi fokusnya adalah "eternal happiness", sedangkan struktur suatu negara lebih berfokus pada "temporal happiness". Dari sini kita melihat bahwa tujuan atau "end" dari Vatikan dan suatu negara sekuler adalah berbeda. Oleh karena itu,… Read more »
Pak Stef/Bu Ingrid, menurut http://www.zenit.org Vatikan punya hubungan diplomatik dengan 177 negara sebagaimana saya kutipkan dari web berita Vatikan ini. VATICAN CITY, JAN. 8, 2009 (Zenit.org).- Violence — whatever its source and form — must be condemned, Benedict XVI is affirming. The Pope said this today in the context of mentioning the war in the Gaza Strip, during a traditional annual address to the members of the diplomatic corps accredited to the Holy See. The Holy See has diplomatic relations with 177 nations. di balik kenyataan ini, saya yakin, Tuhan Yesus Kristus sungguh memenuhi janjiNya, bahwa Ia mengatakan “alam maut… Read more »
Shalom Isa,
Terimakasih atas koreksinya. Saya yang salah karena mengutip dari website vatikan yang mungkin belum diupdate. Yang benar adalah memang 177 negara yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Vatikan, dimana “Botswana” – salah satu negara di Afrika Selatan – adalah negara ke-177.
Ya, kita memang wajib bersyukur atas segala rahmat yang Tuhan berikan kepada kita, terutama adalah rahmat iman, yang mengenal Yesus secara penuh dalam Gereja Katolik.
Salam kasih dari https://www.katolisitas.org
stef
Pak Stef, apakah dasar selibat para imam Katolik? Mengapa para imam Katolik harus laki-laki? Apakah dari Kitab Wahyu bab 14 ayat 4 bisa dipertanggungjawabkan? Dasar itu dipakai dalam ulasan Scott Hahn dalam bukunya “Perjamuan Surgawi di Dunia”. Secara pribadi, saya setuju bahwa imam Gereja Kristus tidak menikah dan laki-laki, namun mohon diberikan dasar-dasar yang kuat dari Alkitab dan Tradisi. Thanks in advance.
Shalom
Isa
Shalom Isa, Terimakasih atas pertanyaannya. Mari kita membahasnya. I. Dasar selibat para imam Katolik: Dalam artikel yang saya tulis "Kami mengasihimu, pastor", sebenarnya telah dibahas tentang hal ini secara singkat. Silakan melihat bagian : kenapa imam tidak menikah, yang sebenarnya dasarnya adalah dari Alkitab, Tradisi Gereja, dan Magisterium – melalui konsili-konsili. II. Dasar para imam harus laki-laki: 1) Banyak kaum feminis mengatakan bahwa harus ada persamaan hak dan kewajiban dalam Gereja Katolik, termasuk adalah untuk menjadi seorang imam. Mungkin kita harus menerima bahwa persamaan hak dan kewajiban tidak berarti menghilangkan perbedaan kodrat seorang pria dan wanita. Sebagai contoh, menjadi kodrat… Read more »
Shalom Pak Stef,
Sebagai orang awam, saya ingin bertanya apakah seorang rama yang menikah dan menjadi orang awam masih memiliki sakramen imamat? Jika jawabannya ya, apakah dia masih dapat melakukan tugas seperti rama misalnya memberikan berkat kepada orang lain? Jika seorang rama menikah, apakah dia dapat memperoleh dispensasi dari Paus seperti halnya pasangan suami-isteri yang bercerai? Jika tidak dan pernikahannya tidak mendapatkan sakramen perkawinan, bagaimana nasib anak-anaknya? Apakah anak-anaknya dapat dibaptis saat bayi? Atas jawaban Pak Stef, saya ucapkan terima kasih.
Shalom Andryhart, Terimakasih atas pertanyaannya. Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita melihat beberapa kanon di dalam Kitab Hukum Gereja: 1) Gereja Katolik mengenal dua status, yang terdiri dari kaum awam dan klerikal. Klerikal ini terdiri dari uskup, pastor, dan diakon. Kaum awam termasuk para suster dan para religius, orang yang menikah maupun tidak menikah, tidak termasuk dalam klerikal. Sama seperti kaum awam yang menikah dan dianggap pernikahan tersebut adalah tetap sampai maut memisahkan mereka, maka dalam status klerikal, tahbisan mereka adalah bersifat selamanya sampai mereka meninggal. 2) Berikut ini adalah kanon 290-292 yang mengatur tentang hal ini: Kan. 290 –… Read more »
Salam kasih,
tidak ada pesan dan juga komentar yang akan saya ucapkan setelah membaca tulisan anda.
Tulisan anda sangat membantu skripsi yang sedang saya kerjakan.
Saya membuat skripsi mengenai Peran Paus Yohanes Paulus II terhadap keruntuhan komunisme di Polandia.
Apabila ada masukan dan saran, mohon bantuannya.
Terima kasih.
Salam,
Yessie.
Shalom Yessie, Terimakasih telah berkunjung ke katolisitas.org. Kami sangat senang kalau ada yang terbantu dengan tulisan-tulisan kami di situs ini. Tentang skripsi, saya rasa topiknya menarik sekali, hanya memang saya tidak tahu sumber-sumber yang tersedia di Indonesia. Dalam bahasa Inggris ada buku, seperti "Witness to Hope: the Biography of Pope John Paul II" by George Weigel. Mungkin Yessie bisa mengambil beberapa referensi dari buku tersebut. Namun saya tidak tahu apakah buku ini sudah diterjemahkan atau belum. Dalam edisi bahasa Inggris, buku ini terdiri dari 1056 halaman. Yessie mungkin juga dapat melihat pandangan Gereja tentang ateism, di Gaudium Et Spes (salah… Read more »
salam Yessie, saya pernah menonton film Karol: A Man Who Became Pope, di dalam film tersebut diperlihatkan bagaimana Yohanes Paulus II menentang keras sistem pemerintahan berhaluan komunis. Segala pandangan dan pendapatnya mengenai penolakan terhadap sistem komunis sebenarnya sangat dipengaruhi oleh latar belakang kehidupannya ketika komunis menjadi anutan pemerintahan di Polandia. Mungkin film ini dapat memberikan gambaran kasar bagi Yessie terhadap tema skripsi yang anda pilih. Kalau mau lebih jelas lagi, Yessie dapat mencari referensi yang berkaitan dengan latar belakang diterbitkannya Ajaran Sosial Gereja Centesimus Annus. Centesimus Annus terbit ketika pemerintahan berhaluan komunis mulai runtuh tanpa ada kekerasan. Dan bagi Paus,… Read more »
Sdr Stefanus Tay
Berkat Tuhan, terima kasih atas artikel ini, inspiratif dan memberikan kesegaran bagi saya sekurang-kurangnya, terutama dalam menghayati anugerah imamat yang telah saya terima. Syukur dan terima kasih pula atas doa-doa seluruh umat bagi para imam dan calon imam, yang senantiasa memberikan kekuatan dalam menjalani kehidupan sebagai imam dan calon imam. Semoga berkat Tuhan menyertai sdr. stefanus dan keluarga serta segenap umat beriman..
Marcellinus Tanto, Pr
Shalom Romo Marcellinus, Terimakasih telah meluangkan waktu untuk berkunjung ke katolisitas.org. Kita semua memang harus berdoa bagi para imam agar senantiasa hidup kudus, mengikuti jejak Sang Imam sejati, Yesus Kristus. Dan kita semua juga harus berdoa agar kaum muda mau menjawab panggilan Tuhan untuk menjadi imam. Kembali saya mengajak semua pembaca katolisitas.org untuk setiap hari berdoa bagi para imam dan juga doa untuk panggilan. Berkat Tuhan juga melimpah kepada Romo dan kiranya Tuhan juga memberkati semua pelayanan Romo. Doa kami senantiasa menyertai Romo dan mohon juga doa dari Romo untuk kami, sehingga melalui website ini, kami dapat semakin memuliakan nama… Read more »
Selamat dan terimakasih untuk artikel2 web yang luar biasa
Saya ingin bertanya bagaimana seseorang itu tahu panggilannya di tarekat / konggregasi mana, karena saya semakin banyak mengunjungi semakin binggung
Terimakasih
Benadette yth. Cobalah anda melihat kongregasi, tarekat ordo biarawati yang ada di paroki anda atau browsing ke internet, bisa diakses. Saya tidak tahu anda berada di mana supaya saya bisa sampaikan tarekat yang dekat dengan anda tinggal. Biasanya anda diminta magang tinggal beberapa bulan di biara kalau cocok silakan masuk postulan dulu lalu novisiat selama 2 tahun. Di Indonesia ada banyak tarekat kurang lebih 100 tarekat biarawati yang diosesan dan pontifikal. Yang cocok sesuai dengan dengan semangat hidup, ketrampilan, bakat dan kharisma anda sesuai dengan tarekat tsb. Tidak usah terburu-buru tapi dengan doa dan discerment carilah pastor yang bisa membimbing… Read more »
saya memp dua anak laki masih kecil-kecil , istri saya ingin mereka jadi pastur krn zaman sekarang cari org yg mau jadi pastur kaya cari jarum di tumpukan jerami, susah buanget.
istri saya bilang mulai sekarang sudah harus didoakan spy punya hati yng mau menj pastor , istri saya sgt terbeban. Tapi saya tidak terbeban krn menurut saya menj pastor adl panggilan bukan kehendak org lain.
Menurut romo bgmn , tolong ceritain pengalaman romo shg bis memutuskan u/ jadi pastor. thanks. Tuhan memberkati.
Shalom Budi, Terima kasih atas pertanyaannya. Memang jaman sekarang, tidak mudah untuk mendapatkan orang-orang yang ingin menjadi pastor, yang kadang dipengaruhi juga oleh pendidikan keluarga. Adalah hal yang wajar kalau orang tua menginginkan sesuatu yang baik bagi anak-anak. Orang tua sering mendoakan anaknya menjadi anak yang baik, yang dapat menolong orang lain, yang dapat menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk Gereja, bangsa, dll. Namun ada banyak orang tua, sayangnya menutup kemungkinan anaknya menjadi pastor, sehingga alternatif untuk menjadi pastor tidak pernah diceritakan kepada anak-anak. Didoakan menjadi pastor tidaklah salah, karena pada akhirnya Tuhan yang akan melihat apakah anak tersebut benar-benar dapat… Read more »
Yoga Yth
Menjadi imam/pastor itu anugerah dari Allah bukan usaha pribadi. Oleh karena itu kalau membaca surat anda kelihatan bukan karena keinginan dari anak tetapi dari orang tua berharap anaknya menjadi pastor. Bisa saja berdoa dan semoga anak anda bisa menjadi pastor namun sekali lagi semuanya itu anugerah Allah dan jawaban pribadi dari anak yang terpanggil. Karena tidak perlu terbebani dari sekarang, berdoa untuk anak anda, didik secara iman katolik, berikan teladan dan ajari kebiasaan berdoa dan ikutkan dalam kegiatan putra altar kalau sudah waktunya.
salam
Rm Wanta