Pertanyaan:
terima kasih penjelasannya.
Boleh nanya lagi ya … Saya sedang mempelajari firman dan tidak tahu harus bertanya kepada siapa (maksudnya dari orang awam, kalau tanya ke Pastur, ga tahu ya koq kurang sreg sebab jawabannya terasa sangat teoritis istilah kurang membumi… maaf ya Pastur.)
Pertanyaan saya adalah :
1. kata “semoga…” adalah ciri khas doa kita orang khatolik ( Pastur selalu menggunakan kata ini) apapun yang dipanjatkan selalu ada kata semoga …
Sangat kontras dengan ayat firman Luk 11:23-24 Mat 21:22
Sepertinya kita itu tidak yakin BAPA kita di Surga mengabulkan doa kita.
Seperti kata sopan santun. Padahal banyak sekali firman Tuhan yang menunjukkan BAPA selalu bersedia memberkati kita.
2. Saya paling jarang berdoa kepada Bunda Maria kecuali bulan mei dan oktober (=bulan Maria) banyak orang berdoa sangat yakin melalui perantaraan Bunda Maria mengabulkan doa mereka.
Saya coba mengamati tingkat keberhasilan doa melalui ungkapan syukur dalam perayaan ekaristi boleh dibilang cukup banyak yang terkabul doanya. Jarang sekali ada ungkapan syukur kepada BAPA atas terkabulnya doa permohonan.
Mengapa demikian ?
3. Memang tidak ada rumusan tertentu sebuah doa dikabulkan sebab itu hak privelege BAPA. Namun banyak yang mengatakan bahwa doa yang tidak berpusat kepada pemenuhan diri sendiri biasanya sering dikabulkan. Kenyataannya hidup kita ini banyak sekali kebutuhan untuk pribadi maupun untuk keluarga. Kalau demikian menurut pengalaman iman Ibu, doa yang seperti bgmn yang paling menyentuh hati BAPA segera mengabulkan permohonan doa kita.
Contoh begini : ada seseorang berdoa mohon dapat pekerjaan yang tidak berhubungan dengan pajak karena dia seorang lulusan sarjana akuntansi. Dari beberapa pengalaman kerja sebelumnya selalu diperintahkan oleh pimpinan perusahaan untuk membuat double pembukuan yaitu untuk intern dan untuk extern (=laporan ke pajak atau buat minta kredit bank). Pembukuan extern selalu berbeda dengan intern…sering dia harus mengundurkan diri atau menolak pekerjaan seperti itu. Akhirnya dia memutuskan untuk memohon melalui doa dan juga melalui surat lamaran. Sudah 2 tahun lamanya tidak ada satupun yang bersedia menerimanya kalau tidak mau mengerjakan pembukuan eksteren. Sering menangis mohon pertolongan BAPA namun seperti kenyataan
dia harus menunggu … bersabar…. dan selalu berharap ….
Suatu kali temannya dari kristen mengajarkan cara berdoa kurang lebih seperti ini :
” Dalam nama Yesus, aku perkatakan aku sudah menerima pekerjaan yang tidak berhubungan dengan pajak. Terima kasih Yesus….amin ” selama ini cara berdoanya seperti ini :
” BAPA, Engkau tahu apa yang aku butuhkan… aku mohon ya BAPA semoga Engkau berkenan mengabulkan permohonanku. Kemuliaan ….amin”
Dalam waktu kurang lebih 1 bulan dia dipanggil sebuah perusahaan dan diterima bekerja sesuai permohonannya….
Saya tidak menitik-beratkan waktu 1 bulan dibandingkan 2 tahun… tapi pada cara penghayatan doa.
Kejadian ini sering saya lihat terjadi pada teman-teman dari kristen… cara berdoa mereka sangat kontras berbeda dengan cara doa kita…. kemudian mereka sangat aktif memperkatakan ayat-ayat dirman Tuhan didalam doa mereka sedangkan cara doa kita sangat tersusun rapi dalam standard baku yang telah dicetak dalam sebuah buku panduan.
Terima kasih. Saya sangat menunggu jawaban Ibu.
Notes : Sekedar usul, jawaban atas pertanyaan dalam katolisitas … mohon diusahakan tidak lama sekitar 1 minggu sejak pertanyaan diajukan.
Buka forum chatting tanya jawab… pengasuh chatting tidak harus anda berdua suami-istri
bisa menunjukkan staff lain yang kompeten jika anda sedang sibuk dengan kegiatan rohani lainnya (ingat…Musa pernah menangani semuanya sendiri namun akhirnya tidak sanggup)
Salam Sejahtera Selalu,
Surya Darma
Jawaban:
Shalom Surya Darma,
1. Berdoa dengan kata “semoga” artinya tidak yakin?
Kata “semoga” ini hendaknya jangan disalahartikan sebagai ungkapan kurangnya iman. Sebab kata “semoga” ini mengungkapkan pengharapan kita, yang dengan kerendahan hati di hadapan Allah, dan mengakui bahwa Allah- lah yang akhirnya memutuskan, perihal pengabulan doa kita. Atau juga “semoga” ini mengungkapkan harapan akan sesuatu yang baik dapat terjadi pada orang yang kita doakan. Kitab Suci mencatat bahwa ungkapan doa semacam inilah yang diajarkan oleh para rasul, seperti Rasul Paulus dan Rasul Yohanes. Berikut ini kutipan contohnya:
“Aku berdoa, semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu.” (Rom 1:10)
“Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus…. Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.” (Rom 15:5, 13)
“Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!” (Rom 16:20)
“Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian… (Flp 1:9)
“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Tes 5:23)
“Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.” (3 Yoh 1:2)
Memang ada banyak cara berdoa, namun yang jelas, ungkapan “semoga” ini bukan ungkapan yang keliru. Janganlah sampai kita menuduh para Rasul ini, (Paulus dan Yohanes) sebagai orang yang ‘kurang iman/ kurang yakin akan pertolongan Allah Bapa’ karena mereka berdoa dengan menggunakan kata “semoga”. Jika kita berpikir demikian, sudah saatnya memohon ampun kepada Tuhan karena kita telah menjadi sombong rohani, dengan menganggap bahwa seolah doa kita menjadi lebih baik daripada doa para Rasul, atau kita ini lebih beriman daripada para rasul. Jangan lupa, doa dengan kata “semoga” itu dicatat di dalam Kitab Suci, yang sama- sama kita yakini sebagai “Sabda Allah”, maka kita yakini juga bahwa Allah menghendaki kita untuk berdoa dengan kata “semoga”. Bukan karena kita kurang percaya, tetapi karena kita mempunyai iman bahwa Allah Bapa yang mengasihi kita adalah yang paling berkuasa untuk menentukan segala sesuatunya di dalam hidup kita; dan Ia yang paling tahu kapan saatnya yang terbaik untuk pengabulan doa kita; atau bagaimana Ia dapat memberikan hal yang lebih baik daripada yang kita mohonkan.
Lalu apakah penggunaan kata ‘semoga’ ini bertentangan dengan ayat Mrk 11:23-24 dan Mat 21:22? Tentu jawabnya: tidak. Sebab yang disebutkan dalam ayat- ayat tersebut adalah sikap batin pada saat berdoa, yang memang harus yakin akan pertolongan Tuhan, namun juga tetap rendah hati mengakui bahwa Tuhanlah yang akhirnya menentukan.
2. Jarang ada ungkapan syukur kepada Bapa atas pengabulan doa?
Puncak ucapan syukur bagi kita umat Katolik adalah perayaan Ekaristi Kudus. Sebab kata ‘Ekaristi’ sendiri artinya adalah ucapan syukur, tentu di sini konteksnya adalah ucapan syukur kepada Tuhan. Katekismus mengajarkan:
KGK 1360 Ekaristi adalah kurban syukur kepada Bapa. Ia adalah pujian, yang olehnya Gereja menyatakan terima kasihnya kepada Allah untuk segala kebaikan-Nya: untuk segala sesuatu, yang Ia laksanakan dalam penciptaan, penebusan, dan pengudusan. Jadi, Ekaristi pertama-tama merupakan ucapan syukur.
KGK 1407 Ekaristi adalah pusat dan puncak kehidupan Gereja. Lewat Ekaristi Kristus mengikutsertakan Gereja-Nya dan semua anggota-Nya di dalam kurban pujian dan syukur yang Ia persembahkan di salib kepada Bapa-Nya satu kali untuk selama-lamanya. Melalui kurban ini Ia mengalirkan rahmat keselamatan kepada tubuh-Nya yaitu Gereja.
Jadi kenyataan bahwa Gereja Katolik mengadakan perayaan Ekaristi (Misa kudus) setiap hari, dan pada hari biasapun dapat dipersembahkan Misa lebih dari sekali. Artinya ucapan syukur kepada Allah Bapa itu diwartakan setiap hari oleh Gereja Katolik di seluruh penjuru dunia. Silakan, jika anda mau bersyukur kepada Allah Bapa secara khusus, untuk menghadiri perayaan Ekaristi Kudus, dan ajukanlah ujud ucapan syukur di dalam Misa tersebut.
Devosi kepada Bunda Maria merupakan sesuatu yang baik yang dianjurkan oleh Gereja, karena jika dilakukan dengan benar, devosi ini dapat membantu seseorang untuk bertumbuh di dalam iman, pengharapan dan kasih kepada Tuhan Yesus, [karena Bunda Maria akan membawa orang itu untuk lebih dekat kepada Puteranya Yesus]. Jika anda belum mengalaminya, tidak ada salahnya anda coba.
3. Doa seperti apa yang paling menyentuh Allah Bapa?
Anda mengajukan contoh tentang pengabulan doa. Dan dari contoh itu anda membandingkan dua cara doa antara perkataan, “Dalam nama Yesus, aku perkatakan aku sudah menerima pekerjaan yang tidak berhubungan dengan pajak. Terima kasih Yesus….amin.” dengan, “BAPA, Engkau tahu apa yang aku butuhkan… aku mohon ya BAPA semoga Engkau berkenan mengabulkan permohonanku. Kemuliaan ….amin”
Memang ada banyak cara berdoa. Cara yang pertama, kemungkinan dilakukan karena mengingat ayat ini, “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Mrk 11:24). Namun jika diperhatikan, Tuhan Yesus tidak mengajarkan untuk secara eksplisit berdoa demikian. Yang diajarkan-Nya adalah sikap batin di dalam doa, yaitu untuk menaruh kepercayaan total kepada Allah bahwa Ia sanggup mengabulkan apa yang kita doakan. Cara doa permohonan yang eksplisit diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam doa Bapa Kami (Mat 6: 9-13) adalah, “Jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti disurga” (ay.10). Pernyataan ini tentu bukan untuk diartikan sebagai “kurang iman”, tetapi justru “penuh iman” bahwa Allah yang adalah Bapa kita yang Maha Pengasih pasti mengetahui yang terbaik dan pasti menghendaki yang terbaik terjadi di dalam kehidupan kita.
Sekarang tentang cara berdoa yang kedua. Cara ini mengungkapkan kepercayaan kepada Tuhan bahwa Ia telah mengetahui segala sesuatu yang kita butuhkan, ini tentu baik. Tetapi sesungguhnya, adalah baik jika di dalam doa kita menyebutkan juga secara spesifik apa yang kita mohon. Berani mengakui pergumulan/ kesulitan kita di hadapan Tuhan adalah ungkapan yang menunjukkan ‘kemiskinan rohani’ kita di hadapan Tuhan. Kita mengakui kebesaran-Nya, dan sekaligus kita mengakui ketidakberdayaan kita. Ibaratnya, kita mengangkat tangan kepada-Nya minta tolong, dan pada saat itulah Tuhan turun tangan untuk menolong kita. Maka, jika memang pergumulan orang itu adalah pekerjaaannya, ia selayaknya menyatakan kepada Tuhan permohonannya ini, dan dengan rendah hati mohon agar Tuhan campur tangan untuk membantunya menemukan pekerjaan baru yang lebih sesuai. Ingatlah bahwa Sabda Tuhan mengajarkan kita, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Flp 4:6).
Jadi fakta bahwa Tuhan mengabulkan doa orang itu setelah berdoa dengan cara doa yang pertama, sebenarnya bukan karena cara berdoanya, tetapi karena Tuhan melihat sikap batin orang itu yang sudah siap untuk menerima pengabulan doanya. Janganlah dilihat proses doa itu hanya sebulan sesudah ia mengganti cara berdoanya. Sebab Tuhan yang menilik hati orang itu, melihat sikap batinnya dalam dua tahun plus satu bulan itu (atau bahkan termasuk waktu- waktu sebelumnya). Sebab Tuhan melihat apa yang tidak nampak di mata manusia, sedangkan kita manusia cenderung melihat yang sebaliknya. Maka doa yang paling menyentuh hati Allah Bapa, adalah doa yang keluar dari hati kita, entah itu doa spontan, ataupun doa yang dibacakan. Tuhan Yesus juga telah mengajarkan kepada kita doa Bapa Kami, maka alangkah baik jika dapat menghayati doa ini dengan sungguh- sungguh, agar setiap kali kita mendoakannya, doa ini dapat keluar sebagai ungkapan hati. Jika kita melakukan hal ini, tentu kita menyenangkan hati Allah Bapa dan Tuhan Yesus yang mengajarkannya.
Silakan anda membaca lebih lanjut di artikel seri Apakah berdoa percuma? di sini, silakan klik, untuk melihat prinsip ajaran Gereja katolik tentang doa dan pengabulan doa.
Apakah Berdoa itu Percuma (bagian 1)
Apakah Berdoa itu Percuma (bagian 2)Apakah Berdoa itu Percuma (bagian 3)
Apakah Berdoa itu Percuma (bagian 4 – Selesai)
Doa Bapa Kami, doa yang sempurna
4. Usul agar jawaban pertanyaan tidak lebih dari satu minggu sejak pertanyaan diajukan dan buka forum chatting, tambahkan staff lain yang kompeten.
Untuk ini saya dan Stef mohon maaf, bahwa memang kami tidak dapat berjanji untuk menjawab semua pertanyaan dengan cepat, kurang dari satu minggu. Kami akan mengusahakannya, namun jika tidak memungkinkan karena keterbatasan kami, kami mohon pengertian anda. Membuka forum chatting, belum dapat kami lakukan, karena terbatasnya tenaga/ resources kami. Selanjutnya, tidak mudah untuk merekrut staff, karena komitmen kami di Katolisitas untuk memberikan informasi pengajaran yang benar- benar sesuai dengan ajaran Gereja Katolik dan bukan atas dasar pandangan pribadi; sehingga staff yang menjawab di sini hendaknya mempunyai ‘bekal’ formasi yang baik dalam hal pemahaman akan ajaran Gereja Katolik. Hal inilah yang menjadi kendala, apalagi karya kerasulan ini sifatnya bukan komersial, sehingga kami juga tidak dapat dengan mudah merekrut karyawan seperti pada perusahaan sekular.
Karya kerasulan Katolisitas adalah hanya setitik air saja dalam ‘samudra’ Gereja Katolik. Memang masih kecil dan terbatas dalam segala hal, namun baru inilah yang dapat kami bagikan kepada para pembaca pada saat ini. Semoga anda juga dapat memahami situasi kami dan mendukung kami dalam doa. Jika anda mempunyai usulan yang lebih konkret silakan disampaikan di rubrik Berpartisipasi dalam karya kerasulan Katolisitas.org.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach,
Saya ingin bertanya apakah arti berdoa dalam roh dan kebenaran seperti yang dijelaskan Tuhan pada wanita samaria didalam Injil Yohanes? Bagaimanakah caranya juga agar kita bisa berdoa dalam roh dan kebenaran tersebut? Saya sudah cari2 di link Katolisitas mengenai hal ini tetapi sampai saat ini saya belum menemukannya mohon bantuannya agar saya bisa bertumbuh didalam doa. Terimakasih banyak dan TUHAN memberkati.
Bernardus Aan
Shalom Bernardus Aan,
Berdoa dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24) adalah penyembahan yang sejati yang keluar dari hati (termasuk juga sikap tubuh dan upacara ibadah) yang dilaksanakan dengan terang kepenuhan wahyu Allah. Tentang penyembahan yang bersifat rohani dan sempurna itu memungkinkan bagi kita yang telah dibaptis, karena dengan Pembaptisan kita menerima Roh Kudus, dan kita digabungkan dengan Kristus, melalui wafat dan kebangkitan-Nya. Penyembahan ‘di dalam roh dan kebenaran’ ini adalah penyembahan yang sesuai dengan hakekat Allah yang adalah Roh. Umat Katolik, yang menerima Ekaristi dengan hati yang bersih (tidak dalam keadaan berdosa berat) menerima Kristus sendiri; dan jika kita berdoa menyembah-Nya dalam keadaan seperti ini, maka kita menyembah-Nya di dalam roh dan kebenaran, karena Kristus yang adalah Roh dan Kebenaran itu telah ada di dalam kita. Karena Kristus menyatakan kepenuhan Diri-Nya dalam Ekaristi, maka jika kita menyembah-Nya pada saat menerima Ekaristi, maka kita melakukan penyembahan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya.
Tentang hal ini Magisterium Gereja Katolik mengajarkan:
Itulah sebabnya Gereja Katolik sampai kapanpun akan terus melaksanakan amanat Kristus ini, yaitu untuk membaptis dan melaksakan perayaan Ekaristi, karena melaluinya orang- orang yang percaya kepada Kristus dapat menyembah dalam roh dan kebenaran, sesuai dengan kehendak-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach,
Wow…ini luar biasa Bu Ingrid terimakasih atas penjelasannya…saya mengerti. Pada awal mulanya saya berpikir bagaimana berdoa dalam roh dan kebenaran secara doa pribadi. Tetapi dari penjelasan Bu Ingrid membuka pikiran saya dan saya salah lalu berusaha untuk membaca ayat tersebut utuh. Ayat tersebut bunyinya begini
21) Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. (22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. (23) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Kalau orang pergi ke Yerusalem pasti untuk melakukan penyembahan besar karena doa pribadi tidak harus ke Yerusalem seperti kata Yesus “Jika kamu berdoa masuklah didalam kamarmu…..dst.” Jadi memang ayat ini tidak berbicara tentang doa/penyembahan pribadi seperti yang saya duga sebelumnya. Dan tentu saja seperti yang dikatakan ayat diatas… “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang…” berarti pada waktu itu sudah dilakukan oleh Yesus dan para muridnya yaitu perjamuan dimana Yesus mengucap syukur lalu menyerahkan roti tersebut dan berkata…”Inilah tubuhku…dst..” Jadi memang ayat ini bernubuat tentang Sakramen Ekaristi dan juga Misa Kudus seperti yang bu Ingrid Jelaskan.
Terimakasih bu Ingrid atas penjelasannya dan TUHAN memberkati.
Syalom,
Saya mau menanyakan tentang doa,,apakah ada di dalam Kitab Suci PL atau PB diajarkan semacam doa baku untuk mendoakan arwah-arwah yang sudah tiada,
yang kedua adakah di Katholik doa untuk tolak bala,atau santet,semacamnya?atau hal2 yang bersifat gaib,supranatural?
Shalom Joan Heru,
Untuk doa bagi jiwa- jiwa di Api Penyucian, silakan klik di sini.
Tentang eksorsisme/ mengusir kuasa Roh jahat, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dear Katolisitas…
Terkait hubungannya dengan doa yg ada kaitannya dengan permohonan pekerjaan… saya punya pengalaman pribadi…
Saya waktu itu melamar di salah satu Bank BUMN.. terus terang waktu itu saya tidak punya niat untuk bisa diterima, krn yg saya dengar masalah mayoritas-minoritas masih sangat kental disana…saya hanya berdoa… jika Bapa berkenan saya kerja disitu, maka bantulah aku..banyak proses tes sudah saya lalui… setelah tes psikotes dan bahasa Ingris dan saya dinyatakan lulus.. saya merasa, Tuhan mendengarkan doaku… sampai pada test terakhir, dan pengumuman saya dinyatakan tidak lulus…
saat itu saya marah, kecewa dan menangis kepada Bapa… saya ingat sekali, saya waktu itu sedang diperjalanan naik motor waktu saya tau tidak lulus….
Dalam hati saya berujar… “Kenapa Bapa ??? Kenapa setelah sekian proses yg saya lalui dan Bapa ijinkan saya lulus, tapi saat test terakhir ini Bapa tidak ijinkan saya luuls ???”
kira2 spt itulah doa saya… saya ingat betul, sambil menangis krn marah saya terus berujar doa itu, meskipun saya sedang bawa motor… Seharian itu saya benar2 down… tapi malamnya, waktu saya coba berdoa… saya pasrahkan diri saya, dan saya hanya berdoa… “Jika Bapa memang tidak mengijinkan saya masuk di Bank ini, maka saya percaya Bapa akan memberikan yang lebih baik kepada saya”…
besoknya saya jalani hari spt biasa… dan tanpa disangka2, pihak Bank menelepon saya dan mengatakan saya diterima dan lulus….
Betapa gembiranya saya saat itu… dan saya seharian benar2 bersyukur dan bersyukur kepada Bapa…
Sejak itu, apapun yang terjadi dalam hidup saya, saya percaya Tuhan tidak pernah tinggalkan saya…
Saya bisa membuang segala kekhawatiran saya akan segala hal… Meskipun setelah itu saya sering jatuh dalam dosa, tapi Tuhan kembali ingatkan saya…
Inti yang ingin saya sampaikan adalah… dalam berdoa, yakin dan berserahlah kepada Bapa… karena apapun yang Bapa berikan saat ini, itulah yang terbaik untuk kita…
spt yang ditulis di Fil 4:6 :
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Salam Damai..
Salam Damai Kristus, Saya ingin menyampaikan pendapat saya mengenai pertanyaan di atas :
Kita dihadapan Allah seperti debu di kaki Nya, oleh sebab itu sudah sepantasnya kita berdoa menggunakan kata “Semoga” jangan menggunakkan kata kata seperti “memerintah” / “menyuruh” agar Allah mengabulkan doa kita. Jika kita berdoa, ingatlah selalu yang terjadi adalah rencana Allah bukan rencana manusia, walaupun sering juga rencana kita sesuai dengan rencana Allah. Jika demikian kita mengatakan doa kita terkabul. Padahal apa yang kita minta tidak selalu yang terbaik untuk kita sehingga Allah tidak mengabulkam doa kita, tetapi memberikan yang lain yang menurut Allah terbaik buat kita. Bisa juga Allah akan mengabulkan doa kita setelah bertahun tahun kita berdoa karena Allah mengetahui kita belum siap mendapatkan apa yang kita minta. Sehingga Allah memberikan sesuatu yang bukan kehendak kita dengan tujuan menyiapkan diri kita (proses) sebelum Allah memberikan yang kita minta bahkan mengkin jauh lebih baik dari yang kita minta.
Sebagai contoh jika kita berdoa minta kaya, dan Allah langsung memberikan uang 100 trilyun tanpa ada proses (tanpa bekerja) dan ternyata sesungguhnya kita belum siap. Maka yang terjadi adalah kita kebingungan akan menggunakan uang itu dan menyimpannya agar tidak dicuri orang, akhirnya kita selalu diliputi kekawatiran yang menyebabkan stress dan akhirnya gila beneran.
Syaloom….
“Dalam nama Yesus, aku perkatakan aku sudah menerima pekerjaan yang tidak berhubungan dengan pajak. Terima kasih Yesus….amin.”
–> kita sebut dengan CDP (cara doa Protestan)
“BAPA, Engkau tahu apa yang aku butuhkan… aku mohon ya BAPA semoga Engkau berkenan mengabulkan permohonanku. Kemuliaan ….amin”
–> kita sebut dengan CDK (cara doa Katolik)
————————————————————————————————
@ Surya Darma :
kadang saya merasa CDP seperti sudah “disusupi” teknik-teknik psikologi. CDP seperti afirmasi yang biasa diajarkan oleh “ilmu” pengembangan diri yang booming 1 dekade ini. biasanya diajarkan oleh support system perusahaan MLM.
hanya saya tidak tahu sebenarnya yang “disusupi” yang mana. ke Kristen-an yang “menyusupi” psikologi atau psikologi yang “menyusupi” ke Kristen-an.
saya sih percaya bahwa ke Kristen-an yang “menyusupi” ilmu psikologi. Karena saya percaya, semua ilmu berasal dari Tuhan.
Saya juga curiga ilmu psikologi juga disusupi ajaran New Age.
saya juga lebih setuju dengan Bu Inggrid. karena saya merasa bahwa CDP terkesan “memaksa” Tuhan untuk mengabulkan permohonan kita. tapi bukan berarti saya men-judge bahwa CDP itu salah. hanya kurang “lengkap”
jika saya baca dari buku yang mengajarkan afirmasi. penyusunan kalimatnya mirip-mirip dgn CDP yang anda ceritakan itu. seperti “aku perkatakan aku sudah menerima pekerjaan” yaitu kita menyusun kalimat seolah-olah kita sudah menerimannya.
[Dari Katolisitas: kami edit, sehubungan dengan komentar yang lebih lanjut tentang the Law of Attraction, yang sudah pernah dibahas di sini, silakan klik, karena LoA tersebut tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Mohon maaf kami tidak dapat memasukkan komentar- komentar sejenis itu].
Shalom Alexander,
1. Mari kita tidak usah mempersoalkan cara berdoa, karena sesungguhnya yang terpenting bagi Tuhan adalah sikap batin. Kedua cara berdoa itu mengambil dasar dari Kitab Suci, walaupun tentu bagi kita umat Katolik, kita lebih terbiasa untuk berdoa dengan cara yang kedua.
2. Ilmu psikologi sesungguhnya bertujuan untuk mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan jiwa manusia, maka pada awalnya tentu bermaksud baik. Ilmu psikologi sendiri sesungguhnya bukan ilmu yang baru, karena akarnya sudah ada dalam peradaban manusia. Contohnya, beberapa prinsip temperamen dasar manusia seperti koleris, sanguin, melankolis dan phlegmatis sudah ditentukan oleh Hippocrates di abad ke- 4 sebelum masehi. Prinsip ini kemudian juga dikembangkan oleh St. Thomas Aquinas pada saat menjelaskan tentang sifat/ temperamen manusia. Maka Gereja Katolik tidak menentang ilmu psikologi, sepanjang itu masih dapat dibuktikan secara medis/ ilmiah. Namun jika teori- teori tersebut lebih mengarah kepada asumsi dan belum dapat dibuktikan, apalagi jika itu bertentangan dengan ajaran iman dan moral Gereja, maka teori tersebut tidak dapat diterima oleh Gereja Katolik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Bu Inggrid Listiati
Saya baru tahu kalau pertanyaan saya masuk golongan apologetik kristen sebab saya cari di buku tamu katolisitas tidak ada… boleh saran nih, diberi petunjuk jika pertanyaan kami sudah dijawab dan silahkan lihat disini atau disana. Tapi tidak apalah, yang penting sekarang saya sudah mendapatkan jawabannya.
Terima kasih banyak nih kepada ibu Inggrid dan teman-teman lain yang sudah sharing maupun saran.
Saya baca dulu “prinsip ajaran Gereja katolik tentang doa dan pengabulan doa” yang ibu sarankan.
banyak hal yang mau saya tanya mengenai doa.
Sekian saja dulu nanti saya tanya kembali.
Salam Sejahtera Selalu,
Surya Darma
Salam Damai Sejahtera
Note : Walaupun Katolisitas menyebutkan tidak memasukkan komentar2 sejenis (komentar anda), tapi ternyata komentar anda tetap dimasukkan juga dalam situs ini.
Syalom sdr Alexander Pontoh
Anda menulis :
“Dalam nama Yesus, aku perkatakan aku sudah menerima pekerjaan yang tidak berhubungan dengan pajak. Terima kasih Yesus….amin.”
–> kita sebut dengan CDP (cara doa Protestan)
Bukankah Tuhan Yesus sendiri yang mengajarkan berdoa seperti CDP, coba simak ayat berikut ini :
MARKUS 11 : 24
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, PERCAYALAH BAHWA KAMU TELAH MENERIMANYA, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
Atau
MATIUS 21 : 22
Dan barang apa pun yang kamu pinta di dalam doamu, jikalau dengan yakin, niscaya kamu akan beroleh.”
Terima kasih
Salam
mac
Shalom Machmud,
Komentar Alexander ini memang saya edit, karena menanyakan tentang Law of Attraction yang sudah pernah dibahas di jawaban terdahulu di situs ini, dan prinsip LoA tersebut memang tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, oleh karena itu tidak dapat ditayangkan di sini.
Perihal Alexander melihat perbedaan cara berdoa umat Katolik dan Protestan, itu mungkin berdasarkan pengamatan dia, sehingga kami masih dapat menayangkannya. Namun hal itu sudah kami komentari demikian di tanggapan saya terdahulu: (berikut ini saya cut and paste):
1. Mari kita tidak usah mempersoalkan cara berdoa, karena sesungguhnya yang terpenting bagi Tuhan adalah sikap batin. Kedua cara berdoa itu mengambil dasar dari Kitab Suci, walaupun tentu bagi kita umat Katolik, kita lebih terbiasa untuk berdoa dengan cara yang kedua…..
Kami sebagai umat Katolik menghormati cara anda sebagai umat Protestan, yang berdoa dengan cara yang berbeda dengan kami. Kami juga mengetahui ada alasannya anda berdoa dengan cara demikian, dengan mengambil ayat Mrk 11:24, Mat 21:22. Namun sebaiknya anda juga menghormati cara kami berdoa, yang dapat menggunakan kata “semoga”, karena itupun berdasarkan Kitab Suci, yang ayat- ayatnya sudah saya cantumkan di atas. Harap dipahami walaupun digunakan kata “semoga”, itu bukan untuk diartikan kurangnya iman.
Sekali lagi, yang terpenting adalah sikap batin, yang berdoa dengan iman yang teguh bahwa Allah Bapa mengetahui yang terbaik bagi kita dan mampu memberikan segala sesuatu bahkan yang nampaknya mustahil sekalipun, seturut rencana-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
terima kasih penjelasannya.
Boleh nanya lagi ya … Saya sedang mempelajari firman dan tidak tahu harus bertanya kepada siapa (maksudnya dari orang awam, kalau tanya ke Pastur, ga tahu ya koq kurang sreg sebab jawabannya terasa sangat teoritis istilah kurang membumi… maaf ya Pastur.)
Pertanyaan saya adalah :
1. kata “semoga…” adalah ciri khas doa kita orang khatolik ( Pastur selalu menggunakan kata ini)
oa apapun yang dipanjatkan selalu ada kata semoga …
Sangat kontras dengan ayat firman Luk 11:23-24 Mat 21:22
Sepertinya kita itu tidak yakin BAPA kita di Surga mengabulkan doa kita.
Seperti kata sopan santun. Padahal banyak sekali firman Tuhan yang menunjukkan BAPA selalu
bersedia memberkati kita.
……. [dari Katolisitas: kami edit. Pertanyaan selengkapnya dan jawabannya sudah ditayangkan di atas, silakan klik]
Salam Sejahtera Selalu,
Surya Darma
Comments are closed.