Pertanyaan:
Shallom bu inggrid dan pak stef,
Berkaitan dengan api penyucian ini, apakah berlaku sebaliknya orang yang sudah meninggal (bukan santo/santa) dan dlm api penyucian bisa mendoakan kita yang masih hidup? terus terang saya bingung karena ada yang bilang leluhur kita menyertai kita. Lebih bingung lagi dengan kebiasaan keluarga suami pada waktu berdoa untuk pindah rumah. Mamanya membuat makanan dan minuman yang ditaruh dengan harapan leluhur atau orang tua atau keluarga yang sudah meninggal datang dan mendoakan/memberkati keluarga saya. Bahkan sepertinya mereka percaya bahwa leluhur dan keluarga yang sudah meninggal itu bisa “membantu” atau ikut campur tangan dalam kehidupan kita yang masih di dunia. Mohon penjelasannya. Terimakasih. Tuhan memberkati, Ririn
Jawaban:
Shalom Ririn,
Sebenarnya, tidak ada pengajaran definitif dari Magisterium Gereja Katolik yang menyebutkan boleh atau tidaknya kita memohon agar jiwa-jiwa yang masih ada di dalam Api Penyucian untuk mendoakan kita. Yang ada, memang adalah kita diperkenankan memohon agar para jiwa orang beriman yang ada di surga untuk mendoakan kita (KGK 956). Gereja memang mengumumkan Para Santa/ Santo sebagai para beriman yang sudah pasti berada di surga setelah melalui proses kanonisasi Gereja. Sedangkan walaupun kita dapat mempunyai pengharapan bahwa kerabat kita yang telah mendahului kita dapat masuk surga, namun sesungguhnya kita tidak dapat mengetahui secara pasti apakah mereka saat ini sudah berada di surga, atau masih berada dalam Api Penyucian.
Namun demikian, jika kita melihat prinsip adanya kesatuan Gereja yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu Gereja yang 1) masih berziarah di dunia, 2)yang sudah jaya di surga, maupun 3) yang masih harus dimurnikan di Api Penyucian, maka, sesungguhnya, kita diikat oleh satu kesatuan (lih. KGK 954, Lumen Gentium 49). Dengan pengertian ini, maka, sebetulnya kita dapat mendoakan para jiwa yang masih dimurnikan di Api Penyucian, dan dapat juga memohon agar mereka mendoakan kita yang masih berziarah di dunia. Praktek mendoakan jiwa para beriman yang masih berada dalam Api Penyucian ini dan memohon agar mereka mendoakan kita, diajarkan oleh beberapa Orang Kudus, diantaranya adalah St. Alfonsus Liguori, St. Katharina dari Siena, dan Padre Pio.
Teks doa devosi kepada jiwa-jiwa yang dalam Api Penyucian, seperti yang diajarkan oleh St. Alfonsus adalah sebagai berikut:
O most sweet Jesus,
through the bloody sweat which Thou didst suffer in the Garden of Gethsemane,
have mercy on these Blessed Souls.
Have mercy on them.
R. Have mercy on them, O Lord.
O most sweet Jesus,
through the pains which Thou didst suffer during Thy most cruel scourging,
have mercy on them.
R. Have mercy on them, O Lord.
O most sweet Jesus,
through the pains which Thou didst suffer in Thy most painful crowning with thorns,
have mercy on them.
R. Have mercy on them, O Lord.
O most sweet Jesus,
through the pains which Thou didst suffer in carrying Thy cross to Calvary,
have mercy on them.
R. Have mercy on them, O Lord.
O most sweet Jesus,
through the pains which Thou didst suffer during Thy most cruel Crucifixion,
have mercy on them.
R. Have mercy on them, O Lord.
O most sweet Jesus,
through the pains which Thou didst suffer in Thy most bitter agony on the Cross,
have mercy on them.
R. Have mercy on them, O Lord.
O most sweet Jesus,
through the immense pain which Thou didst suffer in breathing forth Thy Blessed Soul,
have mercy on them.
R. Have mercy on them, O Lord.
(State your intention(s) here while recommending yourself to the souls in Purgatory.)
Blessed Souls, I have prayed for thee;
I entreat thee, who are so dear to God,
and who are secure of never losing Him,
to pray for me a miserable sinner,
who is in danger of being damned,
and of losing God forever.
Amen.
Maka dengan prinsip bahwa 1) kita sebagai sesama umat beriman dapat dan bahkan dianjurkan untuk saling mendoakan (1 Tim 2: 1), dan 2) tidak ada sesuatupun yang dapat memisahkan kita umat beriman (baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal) dari kasih Kristus (Rom 8:38). Maka sangatlah masuk akal bahwa kita dapat saling mendoakan dengan sesama umat beriman, tidak hanya antar sesama umat yang masih hidup, namun juga dengan sesama umat beriman yang telah meninggal dunia dalam kondisi rahmat. Memang, mereka yang sudah berada di surga tidak membutuhkan doa-doa kita, namun kita dapat memohon pertolongan mereka untuk mendoakan kita, justru karena persatuan mereka dengan Tuhan. Mereka yang masih di Api Penyucian membutuhkan doa-doa kita, sebab mereka masih dalam proses pemurnian atas cinta diri, sehingga tidak dapat mendoakan diri mereka sendiri. Namun, mereka dapat mendoakan kita yang masih berziarah di dunia ini, terutama jika intensinya adalah untuk pertobatan. Selanjutnya, jika mereka sampai di surga, merekalah yang nantinya akan mendoakan kita, agar kitapun dapat sampai ke surga.
Maka, meskipun kita dapat memohon para beriman yang telah meninggal dunia untuk mendoakan kita, namun yang mengabulkan doa tetap Tuhan saja, dan bukan mereka. Maka menurut saya, sudah terjadi ‘salah kaprah’ jika diadakan persembahan makanan dalam acara sembahyangan kepada arwah leluhur, dan mohon intensi doa yang nadanya seolah-olah mereka itulah yang bisa mengabulkan doa kita. Sebab, persembahan kita hanya ditujukan kepada Tuhan saja, dan yang boleh kita lakukan hanya memohon agar mereka mendoakan kita (itupun dengan catatan kita tahu bahwa leluhur kita adalah orang yang sungguh beriman dan wafat dalam keadaan rahmat). Jadi prinsipnya, sama seperti jika kita mohon kepada sesama umat beriman yang masih hidup untuk mendoakan kita. Jika pihak keluarga ingin mengenang leluhur dengan membuat makanan kesukaan mereka, boleh-boleh saja, tetapi tidak untuk dipersembahkan dalam upacara sembahyangan. Setelah meninggal, mereka baik yang di surga maupun di Api Penyucian tidak lagi mempunyai tubuh yang dapat menikmati makanan.
Semoga ini dapat menjadi masukan bagi Ririn. Ya, memang terdapat tantangan tersendiri jika anda berasal dari keluarga yang masih berpegang pada tradisi leluhur yang demikian. Tetapi jika kita sudah mengikut Kristus, mari kita dengan rela hati mengikuti aturan Kristus. Kita boleh, bahkan harus menghormati dan mendoakan jiwa-jiwa leluhur kita, terutama dengan mempersembahkan ujud Misa Kudus, khususnya pada tgl 1- 8 November, dan kita dapat pula mendoakan doa yang diajarkan oleh St. Alfonsus Liguori, seperti tertulis di atas. Namun selebihnya, mari jangan kita mencampur-adukkan dengan cara penghormatan leluhur yang tidak sesuai dengan tradisi Katolik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org
Shalom tim katolisitas, saya ingin bertanya,,,apakah boleh kita mencari petunjuk dengan menggunakan sarana-sarana alam seperti dengan melihat hati babi? di tempat saya hal ini dilakukan untuk meramalkan suatu kejadian yang akan datang, kemudian jika ada ramalan yang tidak baik, misalnya kematian seseorang, maka diadakan upacara adat dengan mengorbankan hewan tertentu, umumnya ayam, sebagai “ganti” dari nyawa manusia yang akan terkena sial tersebut..apakah hal ini sesuai dengan ajaran gereja? ataukah ini hanya suatu bentuk budaya? terima kasih.. [dari Katolisitas: hal-hal yang Anda tanyakan di atas, yang diawali dengan meramalkan kejadian yang akan datang, tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Untuk lebih… Read more »
syalom,, sebenarny seperti hal melayat org meninggal atau saat hamil harus membawa gunting atau bawang, itu hanya sebuah mitos kepercayaan dr nenek moyang kita.
Karena slm adanya agama dan kitab suci tersebar, org2an sudah memiliki kepercayaan dengan teori2 sperti itu. Kita hidup dlm lingkungan dengan banyak macam kebudayaan dan kepercayaan dr zaman dahulu, yg membuat org2 sll percaya dgn teori2 tsb yg ada turun temurun..
Tapi kita sbagai org yg ber iman, percayalah dengan apa yg telah d ajarkan oleh Yesus. Krn kita d ajarkan untuk tdk percaya dgn takhayul dan hanya percaya DALAM NAMA TUHAN..
Shalom Sendy, Membawa gunting dan jahe merupakan salah satu bentuk tahayul. Begitu pula beberapa hal yang sering ditemui yaitu setelah melayat harus mengunjungi tempat tertentu misalnya ke restoran agar arwah tidak ikut ke rumah atau buang sial. Adapula keharusan setelah melayat harus langsung mandi dan dilarang masuk kamar tidur dahulu, dengan alasan yg sama seperti diatas. Hal-hal tersebut menjadi suatu kekuatiran saya pula, karena didengar dari salah satu teman saya yg Katolik. Alangkah baiknya sebagai orang Katolik, kita menolak semua bentuk tahayul seperti yang kita ucapkan pada pembaptisan yang kita perbaharui tiap Malam Paskah. Melayat berarti mendoakan dan melakukan penghormatan… Read more »
Shalom katolisitas.org,
Apakah betul kita yang masih hidup tidak bisa berkontak lagi dengan yang sudah meninggal.. dan dapatkah kita minta arwah saudara kita mendoakan kita di surga sana? kalau kita memohon bantuan para kudus (santo,santa), berarti “dapat”?
Shalom Leonard,
Pertanyaan serupa sudah pernah dibahas di beberapa artikel di bawah ini:
Bolehkah memohon leluhur mendoakan kita?
Bolehkah berkomunikasi dengan jiwa- jiwa di Api Penyucian?
Benarkah kita tak bisa mohon para kudus untuk mendoakan kita?
Apakah mohon doa dari para orang kudus bertentangan dengan firman Tuhan?
Apakah jemaat perdana percaya akan persekutuan para kudus?
Belajar dari St. Thomas Aquinas tentang memohon dukungan doa orang kudus
Silakan anda membaca terlebih dahulu artikel- artikel tersebut.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom, Beberapa waktu belakangan ini, mama dari teman saya wafat dengan tenang dan kembali ke pangkuan Bapa di Surga. Yang ingin saya tanyakan adalah: 1. Apakah yang sebaiknya dilakukan oleh kita ketika melayat seseorang? 2. Bagaimanakah cara memberikan penghormatan yang terbaik kepada mereka yang telah berpulang? 3. Orang tua saya sangat khawatir ketika saya melayat, dan menyarankan saya untuk membawa gunting kecil, jahe, bawang dsb, lalu membuangnya ke perempatan jalan. Saya tahu yang saya lakukan salah, tetapi mendengar cerita dari orang tua saya mengenai pengalaman mereka membuat saya takut. Bagaimanakah yang sebaiknya dilakukan menurut iman Katolik? Terima Kasih Bpk. Stefanus… Read more »
Shalom Sendy, Terima kasih atas pertanyaannya. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan: 1. Ketika kita melayat seseorang, maka kita dapat turut mendoakan orang yang meninggal, agar Tuhan memberikan belas kasihan kepadanya, sehingga dia dapat melihat Tuhan dengan muka. Kita juga dapat mendoakan anggota keluarga yang ditinggalkannya, sehingga mereka dapat memperoleh ketabahan dalam menghadapi percobaan ini. Dan terutama, doakan mereka agar dalam percobaan ini, mereka akan semakin dekat dengan Tuhan. Anda juga dapat mendoakan orang-orang yang hadir, sehingga semua orang dapat menyadari bahwa yang paling penting dalam kehidupan ini adalah mempersiapkan diri untuk dapat bertemu dengan Tuhan. 2. Cara… Read more »
Kutipan ditas Namun Gereja Katolik oleh kuasa yang diberikan oleh Yesus, dapat menyatakan seseorang sudah masuk surga. Tentu setelah melakukan penyelidikan, dan jika didukung oleh bukti-bukti dan mukjizat-mukjizat yang terjadi melalui perantaraan doa orang kudus itu Jika Gereja Katolik memang diberikan kuasa oleh Yesus untuk bisa mengetahui seseorang masuk surga atau masuk neraka, maka : Bagaimana Gereja Katolik menyatakan tentang keberadaan Nabi Muhamad SAW sekarang ini ? Di Neraka ? Sebab tidak pernah sekalipun mengalami baptisan, berarti tidak selamat ????? Di Api Penyucian ? Sebab masih ada dosa2nya yang harus dibereskan Di Pangkuan Nabi Ibrahim ? Sebab menunggu pengadilan tarakhir… Read more »
Shalom Harun Mudaya, Terima kasih atas pertanyaannya tentang keberadaan Nabi Muhammad SAW. Gereja Katolik dapat menyatakan seseorang telah berada di Sorga, yaitu pada saat Gereja menyatakan bahwa seseorang menjadi orang kudus (santa/santo). Namun sebaliknya, Gereja Katolik tidak pernah dan tidak akan menyatakan bahwa seseorang pasti berada di neraka. Hal ini disebabkan, bahwa keselamatan adalah suatu proses sampai akhir hayat hidup seseorang. Dan yang mengetahui kondisi pada detik-detik kematian seseorang adalah Tuhan sendiri. Tuhan yang melihat jauh ke dalam hati seseorang, yang tersembunyi sekalipun, karena Dia adalah maha tahu. Oleh karena itu, kalau ditanya dimanakah Nabi Muhammad SAW, saya hanya dapat… Read more »
Salam damai sejahtera Sdr Harun Mudaya Mungkin karena Gereja memang hanya menyelidiki proses kanonisasi dari putera/i Gereja.dan Sdr kita Stefanus Tay, terlalu sibuk menjawab pertanyaan2 saudara2 kita yang lain sehingga dia tidak tahu dimana keberadaan Nabi Muhamad sekarang ini. Untuk itu saya mohon anda bisa memaafkannya. Tapi saya yakin Sdr Stefanus Tay tahu dimana nabi Muhamad berada sekarang ini,sebab ada tertulis di dalam kitab Injil. Jikalau Sdr Harun Mudaya percaya bahwa Muhamad adalah seorang nabi bagi orang muslim. Mungkin ayat berikut ini bisa membantu menjawab pertanyaan saudara. Matius13:28 Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat… Read more »
Shalom Machmud dan Harun, 1) Gereja memang hanya menyelidiki proses kanonisasi orang kudus dari putera/i Gereja Katolik, karena parameter yang digunakan adalah “iman, pengharapan, dan kasih” beserta dengan kebajikan pokok, seperti: kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan pengendalian diri pada tingkatan yang heroik. Dalam kategori iman, parameter yang digunakan adalah iman Katolik, dimana juga menyangkut ketaatan terhadap pengajaran Magisterium Gereja. Oleh karena itu, tidak mungkin Gereja Katolik dapat melakukan kanonisasi umat dari agama lain. Namun di satu sisi, Gereja Katolik juga tidak pernah dan tidak akan menyatakan bahwa seseorang – baik dari umat Gereja Katolik maupun umat agama lain – pasti masuk… Read more »
Salam Sejahtera Dalam Kristus Admin yang budiman, Sesuai dengan sahadat agama katholik yang berbunyi: “Dan dari situ dia akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati”. Pertanyaan kami adalah sebagai berikut: 1. Mengapa di surat2 kabar pada kolom orbituari disebutkan telah berpulang ke rumah bapa di surga? Padahal kan mereka belum diadili apakah layak atau tidak mendapat tempat di Surga? 2. Mengenai Api pecucian mengapa belum diadili kok sudah dimasukan ke dalam api pencucian? Bagaimana korelasi api pencucian dengan api neraka? 3. Lalu bagaimana Bagaimana dengan Tempat Penantian? Apakah identik dengan Api pencucian? Jadi bila orang katholik menanti hari… Read more »
Shalom Sonny, Terima kasih atas pertanyaannya tentang pengadilan orang mati. Berikut ini adalah jawaban atas pertanyaan Sonny. 1) "Mengapa di surat2 kabar pada kolom orbituari disebutkan telah berpulang ke rumah bapa di surga? Padahal kan mereka belum diadili apakah layak atau tidak mendapat tempat di Surga?" Saya pikir orang-orang pernyataan tersebut hanyalah suatu pernyataan untuk bergantung pada belas kasih Allah. Kita memang tahu bahwa semua orang akan diadili sebelum masuk dalam Kerajaan Sorga. Dapatkah kita membayangkan kalau pemberitahuannya berbunyi "Sedang mengalami pengadilan khusus sebelum diputuskan untuk masuk Sorga atau neraka" 2) Pertanyaan tentang Api Penyucian (bukan pencucian – disucikan bukan… Read more »
bu Ingrid; Bolehkah saya mengatakan dgn tegas: “TIDAK BOLEH berdoa kepada leluhur kita yg sudah meninggal” ? Karena kita tidak pernah tahu secara objective apakah beliau itu ada di api penyucian, surga, atau bahkan terpisah dari Allah. Maka berdoa kepada mereka mempunyai resiko / unsafe. Tapi kita senantiasa berharap yang terbaik bagi beliau, maka terhadap leluhur yg sudah meninggal, kita harus tetap “mendoakan mereka”. Bila tradisi dalam Gereja ada “berdoa kepada arwah-arwah di api penyucian” (spt kutipan di atas), hal ini benar karena hal ini bermakna objective… dimana arwah kepada siapa kita berdoa secara objective (pasti) sedang ada dalam api… Read more »
Shalom Fxe, Memang benar, kita tidak dapat mengetahui secara obyektif apakah leluhur kita sudah berada di surga, atau masih dimurnikan di Api Penyucian atau malah terpisah dari Allah. Maka, jika kita memandang dari sisi ini, dan jika kita tidak sungguh mengenal kondisi iman leluhur kita, maka sebaiknya kita memang tidak berdoa memohon kepada mereka untuk mendoakan kita. Namun jika kita mengenal dengan sungguh leluhur kita, misalnya nenek atau kakek kita yang hidupnya benar-benar kudus, penuh iman dan kasih, dan meninggal dunia dalam kondisi rahmat, maka kita dapat mempunyai pengharapan besar bahwa mereka setidak-tidaknya berada di dalam Api Penyucian (atau bahkan… Read more »
Shalom bu… maaf bu, pertanyaan saya ini menyimpang dari pada topik “mohon doa dari para orang kudus”, yang mau saya tanyakan adalah “berdoa di saat kita melayat kerabat yang telah meninggal” sebab kaum protestan berpendapat tidak boleh berdoa di waktu kita sedang melayat (di depan peti jenasah) orang yang telah meninggal, karena kunjungan melayat hanya bertujuan memberikan kekuatan kepada keluarga yang telah di tinggalkan, bahkan mengheningkan cipta, menganggukkan kepala-pun di larang….alasan yang di tekankan adalah perbuatan tsb sama dengan menghormati arwah, bahkan menurut pendapat mereka foto kerabat yang di pasang didepan peti jenasah sudah di tempati oleh roh jahat….?? Nah… Read more »
Shalom Soegiharto, 1. Gereja Katolik tidak melihat bahwa berdoa di depan peti jenazah sebagai sesuatu yang dilarang. Malah tindakan melayat, mendoakan dan menguburkan orang meninggal dianggap sebagai kebajikan (lih. Tobit 1, 2). Pada saat kita melayat dan kita berdoa di depan peti jenazah kita tidak menyembah orang yang meninggal itu, ataupun arwahnya. Kita hanya menghormatinya, dan penghormatan ini sama sekali berbeda dengan penghormatan kepada Allah. Jika kita anggota keluarga atau anak dari yang meninggal, tentu kita memberikan penghormatan terakhir kepada orang tua kita. Dan penghormatan kepada orang tua, merupakan perintah Allah (perintah ke-4 dalam ke-sepuluh perintah Allah, lih. Kel 20:12).… Read more »
Maaf ibu Inggrid, saya ingin menanyakan beberapa hal dari umat kristen protestan di daerah saya yang saya rasa agak fanatik dan apakah itu hanya perasaan saya saja atau memang sesuai dan dibenarkan oleh Gereja Katolik: 1. ketika saya dan teman2 saya yang kebetulan katolik mengunjungi nenek teman saya yang sudah meninggal. karna mereka Chinese kong hu cu, mereka menggunakan hio untuk mendoakan yang sudah meninggal tadi. menggunakan lilin merah dan memakai baju putih menurut adat di daerah saya. nah,, temen saya yang Protestan tadi bela2in gak mau datang. dia ilang mereka umat Protestan gak boleh datang di tempat orang meninggal… Read more »
Shalom Stefanus, 1. Tentang hio dan makanan sembahyangan, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Silakan pula membaca tanya jawab di bawahnya yang terkait dengan topik tersebut. Sesungguhnya jika anda langsung berdoa dengan tanda salib, maka pada umumnya anda tidak akan disodori hio untuk berdoa di depan jenazah. Mungkin hal inilah yang dapat anda lakukan sebagai seorang Katolik jika menghadiri doa di depan jenazah, jika di sana keluarganya mempunyai kepercayaan untuk mendoakan jenazah dengan menggunakan hio. Selanjutnya, Gereja Katolik mengajarkan kita untuk mengasihi sesama, termasuk di antaranya mereka yang sudah meninggal dunia. Kunjungan ke tempat pemakaman ataupun mendoakan mereka yang… Read more »
Terima kasih Ibu, maaf jika saya membahas keluar dari topik, karena saya baru berani mengirimkan komentar karena saya tidak tahu harus memulai dari mana dan sungguh pertanyaan2 di atas sungguh saya butuhkan jawabannya. Sekali lagi terima kasih Ibu atas penjelasannya, mohon maaf sebelumnya. Jbu.
secara Alkitabiah…. tidak ada petunjuk bahwa kita masih bisa berhubungan dengan orang mati, walaupun dia dinyatakan kudus. dan tidak ada yang bisa memastikan seseorang itu sudah berada di surga, kecuali Yesus/Bapa. Dan tidak ada orang mati yang sudah ada di surga, secara pribadi-pribadi. orang suci akan masuk surga pada kedatangan Kristus kali yang ke dua. jangan menyimpang dari Alkitab. Stand for the Bible. Stand for The Truth…
Shalom Ebyeth, Memang harus diakui terdapat perbedaan pandangan antara pengertian anda dengan ajaran Gereja Katolik. Sebab bagi anda Kitab Suci merupakan satu-satunya sumber diperolehnya Wahyu Ilahi, sedangkan menurut ajaran Gereja Katolik, ada sumber yang lain yaitu Tradisi Suci, yang tak terpisahkan dari Kitab Suci. Tradisi Suci ini juga bersumber pada Kristus dan para rasul, sehingga dengan demikian, Tradisi Suci tidak mungkin bertentangan dengan Kitab Suci. Karena Alkitab sendiri mengatakan bahwa yang menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran adalah Gereja (jemaat, ekklesia) (lihat. 1 Tim 3:15), maka Gereja Katolik mengajarkan pentingnya Tradisi Suci yang berakar dari kehidupan Gereja, sebagai kesatuan dengan… Read more »
Shallom
Saya ingin tahu Bagaimana kt tau org yg sudah meninggal itu berada di surga atau api pensucian? Apa dari mimpi yg kt dapat kt bs mengetahui pesan Tuhan? Soalnya saya pernah mendapat mimpi ttg adik saya yg sudah meninggal dia diberi rumah yg besar dan ia amat bahagia..
Apa itu artinya ia bahagia disurga?
Karna sblm saya mendapat mimpi itu saya berdoa pd Tuhan untuk mempertemukan saya dg adik karna saya merindukan adik saya.. Saya masih bingung..
Dan begitu bnyk pertanyaan dlm hidup ini..
Thx bt smua yg dah mau ngedengerin..
Tuhan berkati :-)
Shalom Rani, Memang kita tidak harus mengakui keterbatasan kita bahwa sulit bagi kita untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang sudah masuk surga ataukah masih berada dalam Api Penyucian. Memang dari yang saya ketahui ada beberapa orang yang memperoleh mimpi bahwa kerabatnya yang telah meninggal telah masuk surga. Apakah ini pasti benar? Sejujurnya, tidak dapat dipastikan 100 %. Jangan lupa, Alkitab juga mengatakan, bahwa mimpi juga disebabkan oleh banyak kesibukan (Pgkh 5:3). Walaupun untuk para nabi dan orang-orang kudus dalam Alkitab sering mereka diberitahukan oleh Tuhan lewat mimpi, namun menurut hemat saya, kita tidak bisa menyatakan bahwa setiap kali kita mimpi… Read more »
Menbaca penjelasan bu Ingrid saya jadi teringat ada seorang teman yang mengibaratkan kita umat beriman ini, yang di surga, di api penyucian dan yang masih di dunia adalah anggota Jesus Club dan memiliki kartu platinum, gold dan silver. sungguh club kita ini adalah club yang paling bergengsi. Kartu platinum bagi yang di surga dan yang paling banyak memiliki fasilitas. Pemilik kartu silver adalah kita ini yang di dunia, tentu saja kita masih perlu dukungan pemegang dua kartu keanggotaan yang lain, sebagaimana sebuah club bergengsi. Apa misal seperti ini bisa diterima bu Ingrid , pak Stef. Gbu
Shalom Saulus, Wah, kelihatannya contohnya cukup kreatif ya, cuma menurut saya ada yang kurang tepat di sini. Sebab, secara prinsip “kenaikan pangkat/ fasilitas” dari kartu silver menuju platinum itu tidak hanya semata-mata karena ‘jasa’ para anggota yang sudah memegang kartu platinum; demikian pula kenaikan dari silver ke gold, tidak semata-mata tergantung dari para pemegang kartu gold. Melainkan, “kenaikan pangkat” dari kartu silver ke platinum pada prinsipnya adalah karena jasa Sang Pemberi Kartu/ Kepala Club itu, yaitu dalam hal ini, Yesus sendiri. Para beriman yang di surga dan yang masih di Api Penyucian dapat mendoakan kita yang masih berziarah di dunia,… Read more »
Salam dalam Kasih.
Saya mau bertanya mengenai Orang 2 tercinta yg Tuhan telah panggil : 1) apakah diperbolehkan saya datang kemakam utk mengenang masa hidupnya dan melepas rindu / kangen dan berdoa / mendoakan orang yg saya cintai. 2) apakah diperbolehkan saya mendoakan Teman / Krabat saya Non Katholik ( Muslim ) yg telah meninggal dunia, secara Katholik. Mohon penjelasan dan Terima kasih.
Shalom Kris, 1) Ya, kita boleh datang ke makam untuk mengenang dan mendoakan jiwa orang- orang yang telah mendahului kita. Malah Gereja Katolik mengajarkan agar kita melakukan hal itu terutama pada minggu pertama bulan November (tanggal 1-8). Kita dapat memperoleh Indulgensi, jika kita pada hari yang sama mengikuti Misa Kudus, menerima Sakramen Tobat, dan mendoakan bagi intensi Gereja dan Bapa Suci. Jika anda ingin mengetahui apakah itu indulgensi, silakan klik di sini. 2) Ya, anda boleh saja mendoakan secara Katolik jiwa teman ataupun kerabat yang non- Katolik (Muslim) yang telah meninggal dunia. Kita tidak dapat membatasi belas kasihan Tuhan. Sebab… Read more »
Shalom bu inggrid dan pak stef, Berkaitan dengan apir penyucian ini, apakah berlaku sebaliknya orang yang sudah meninggal (bukan santo/santa) dan dlm api penyucian bisa mendoakan kita yang masih hidup? terus terang saya bingung karena ada yang bilang leluhur kita menyertai kita. Lebih bingung lagi dengan kebiasaan keluarga suami pada waktu berdoa untuk pindah rumah. Mamanya membuat makanan dan minuman yang ditaruh dengan harapan leluhur atau orang tua atau keluarga yang sudah meninggal datang dan mendoakan/memberkati keluarga saya. Bahkan sepertinya mereka percaya bahwa leluhur dan keluarga yang sudah meninggal itu bisa “membantu” atau ikut campur tangan dalam kehidupan kita yang… Read more »
sebenarnya yg menjawab itulah yg salah kaprah atas pertanyaan di atas karena dia bertanya BOLEHKAH MEMOHON KEPADA LELUHUR UNTUK MENDOAKAN KITA…(MENDOAKAN DI SINI BERARTI LELUHUR BERDOA KEPADA TUHAN UNTUK ORANG YANG MASIH HIDUP DI DUNIA BUKAN DIA YANG MENGABULKAN. BUKAN BEGITU…? SAYA RASA ITU SAH-SAH SAJA……KENAPA TIDAK
Shalom Rinto, Saya berpikir tadinya jawaban saya di atas sudah cukup jelas. Prinsipnya memang kita bisa memohon mereka yang sudah mendahului kita dan berpulang ke Rumah Bapa untuk mendoakan kita, namun ada dua hal yang perlu menjadi perhatian, sehingga kita dapat secara meng- generalisasikan dengan mengatakan kita dapat memohon leluhur untuk mendoakan kita. Pertama, sebab kita tidak tahu secara persis apakah leluhur kita itu pasti sudah berada di surga atau di Api Penyucian; sebab hanya di kedua tempat itulah jiwa-jiwa itu dapat mendoakan kita. Sedangkan jiwa- jiwa yang di neraka tidak dapat mendoakan kita. Kedua, seandainya kita yakin mereka sudah… Read more »