Bagian 1, Minggu 1

bagan1
Silakan klik untuk memperbesar gambar

Bagan yang ada di permulaan buku ini merangkum kebenaran-kebenaran yang mendasar tentang Gereja, dan memperlihatkan hubungan-hubungan yang ada di antara satu kebenaran dan kebenaran lainnya.

Mungkin element yang paling penting adalah bahwa Gereja termasuk di dalam aliran misi dari Ketiga Pribadi Allah itu sendiri. Konsili Vatikan II mengajarkan bahwa ketika sudah selesailah karya, yang oleh Bapa dipercayakan kepada Putera untuk dilaksanakan didunia (lih Yoh 17:4), diutuslah Roh Kudus pada hari Pentekosta, untuk tiada hentinya menguduskan Gereja. Dengan demikian umat beriman akan dapat mendekati Bapa melalui Kristus dalam satu Roh (lih Ef 2:18). (Lumen Gentium, 4). Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah Satu dan sempurna- Mereka membentuk sebuah persekutuan Pribadi- di dalam kasih Mereka kepada Gereja. Ketika para orang beriman bekerja sama dengan Roh Kudus dan mencontoh teladan Kristus, Sang Imam, Nabi dan Raja, Gereja menjadi sebuah persekutuan orang-orang, yang mengambilbagian di dalam kehidupan Allah Trinitas.

Segalanya bermula dari Allah Bapa yang mengutus Putera-Nya untuk menebus dunia. (Hari Pertama) Asal mula dari Gereja adalah kasih Tuhan, dan bahwa kasih itu adalah inti dari Gereja dan segala yang dilakukannya, bahkan kasih adalah hakekat dari misi Kristus.

Putera Allah menyelesaikan misi-Nya sebagai seorang Nabi yang menyatakan kebenaran yang membebaskan, seorang Imam yang mempersembahkan kurban yang mendamaikan kita dengan Allah Bapa dan seorang Raja yang mendirikan Kerajaan Allah melalui kuasa kuasa dan pelayanan. (Hari Kedua)

Roh Kudus diutus untuk menjadi saksi bagi Kristus dan untuk tinggal di dalam hati umat beriman sehingga mereka dapat menjadi murid-murid-Nya yang sejati. (Hari Ketiga) Tidak saja para murid meniru Tuan-nya; namun di dalam Roh Kudus mereka bertindak dengan motivasi yang sama, dan dengan kasih yang sama. Melalui Roh Kudus, umat beriman mengambil bagian di dalam kehidupan dan kesatuan Allah Bapa dan Putera, dan karenanya mengambil bagian di dalam misi-Nya sebagai nabi, imam dan raja.

Gereja dimulai pada hari raya Pentakosta ketika Roh Kudus dan para murid Kristus memulai bekerja sama di dalam kesinambungan misi Allah Putera yang menyelamatkan. Roh Kudus dan para murid Kristus bekerja bersama-sama yang menghasilkan bahwa melalui mereka Kristus tetap hadir dan aktif di dalam dunia. Gereja melanjutkan misi Yesus Kristus yang menyelamatkan. (Hari Ke-empat) Atau, mungkin lebih baik, Kristus terus bertindak sebagai Imam, Nabi dan Raja di dalam dam melalui Gereja-Nya. Ketika para murid-Nya bekerja sama dengan Roh Kudus, Kristus sendiri-lah yang mengajar, memberikan kesaksian terhadap kebenaran sebagai Nabi, menguduskan dan mempersembahkan kurban sebagai Imam dan memperluas kerajaan Allah dan melayani sebagai Raja.

Gereja, tentu, bukan sebuah persekutuan pribadi yang murni seperti Allah Trinitas. Gereja juga adalah sebuah institusi dengan sebuah struktur. (Hari kelima) Persekutuan kita dengan Tuhan dan satu sama lain mensyaratkan dukungan, yang diberikan oleh Kristus di dalam sakramen-sakramen dan kebenaran-kebenaran wahyu. Tetapi apapun yang struktural itu ada untuk melayani kesinambungan misi Kristus, melayani persekutuan pribadi di dalam kasih dan kebenaran. Pembaharuan yang otentik di dalam Gereja harus menghormati struktur esensial Gereja yang ditentukan oleh Kristus dan menyesuaikan hal itu dengan kebutuhan-kebutuhan jaman.

7 COMMENTS

  1. Shalom katolisitas.
    Memahami bagan diatas, timbul persepsi saya seakan-akan Allah Tritunggal itu terstrutur, yang paling tinggi Allah Bapa, kemudian Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Atau bagan tersebut dipahami sebagai proses. Mohon penjelasan. Trimakasih.

    [Dari Katolisitas: Ketiga Pribadi Allah Trinitas sama hakekatnya, sehingga tak ada yang lebih tinggi ataupun yang lebih rendah. Hanya jika ditinjau dari hubungan asalnya (relation of origin), maka memang Putra lahir dari Allah Bapa; dan Roh Kudus dari Allah Bapa dan Putera. Namun semuanya itu bukan proses, tetapi terjadi demikian sejak kekekalan. Allah tidak mengenal proses yang menunjukkan perubahan dan ketidaksempurnaan, sebab ini bertentangan dengan hakekat Allah yang Maha Sempurna sejak semula sampai selamanya. Allah tidak perlu proses yang menunjukkan adanya perubahan seiring dengan waktu, sebab Allah tidak terbatas oleh waktu. Silakan membaca lebih lanjut tentang hakekat Allah di artikel ini, silakan klik. Dan tentang Allah Trinitas, klik di sini]

  2. Shalom Katolisitas,

    Saya punya komunitas yang sedang lesu dalam pelayanan. Kami bermaksud membuat program dalam pertemuan tim untuk lebih bersemangat lagi. Apakah program “in His image” cocok untuk itu? Kalau ya bagaimana kalau diadakan seminggu sekali? Kemudian bagaimana pelaksanaannya yg ideal? Kami bermaksud untuk menunjuk seorang fasilitator secara bergantian. Kalau pesertanya kira2 30 orang apakah ideal?

    Mohon advice-nya dan kapan akan ada lanjutannya (bag 2 dst).

    Terima kasih atas pelayanannya dan semoga katolisitas terus jaya. amin.

    • Shalom Teddy,

      Terima kasih atas kerinduannya untuk memberikan semangat dalam komunitas anda. Program “in His image” memang sangat baik untuk diberikan pada tim, kalau dalam tim tersebut benar-benar serius untuk menggali lebih dalam tentang apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik. Kalau anda mau, maka anda dapat membuat pertemuan seminggu sekali, dengan pembimbing pertemuan sebaiknya mempelajari bahan terlebih dahulu dan membeli panduan khusus untuk fasilitator. Anda dapat membelinya di Ignatius press. Kalau anda menginginkan pertemuan dihadiri oleh 30 orang, maka anda dapat membuat pertemuan besar bagi semuanya dan kemudian di tengah-tengah dibagi kelompok, yang dipimpin oleh fasilitator. Setelah itu, baru kemudian masuk ke group besar lagi dan mensharingkan hasil diskusi. Program ini juga cocok untuk diadakan dalam cell-group. Sebenarnya kami telah mempunyai buku lengkapnya dalam bahasa Inggris, hanya kami memang belum sempat lagi menterjemahkan. Apakah ada dari tim anda yang mau membantu untuk menterjemahkan? Kalau anda mau, anda dapat mensharingkan hasil dari diskusi kelompok dalam website ini, sehingga dapat juga berguna bagi yang lain. Semoga tim anda dapat terus bersemangat.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  3. Gereja melanjutkan misi Yesus Kristus. Apakah misi Yesus itu adalah menyelamatkan umat manusia saja atau ada beberapa point lain? Jika melihat bagan pada awal, saya lihat gereja adalah persekutuan orang-orang percaya yang di sertai oleh Roh Kudus, yang adalah Allah sendiri. Pertanyaannya penyertaan Roh Kudus itu apa ciri-cirinya? Terima kasih.

    • Shalom Saulus,
      1. Penyertaan Roh Kudus yang paling jelas terlihat dari buah Roh Kudus dalam kehidupan orang-orang beriman tersebut, yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Gal 5:22-23). Jadi jika kita diperbaharui dan dipenuhi dengan Roh Kudus, seharusnya kita mempunyai sifat-sifat tersebut.
      2. Buah Roh Kudus inilah yang menguatkan ketujuh karunia Roh Kudus yang kita terima saat Pembaptisan (lih. Yes 11:2-3), yaitu: roh hikmat, pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan, dan roh kekudusan (yang kesenangannya adalah takut akan Tuhan).
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org.

  4. Dear katolisitas.org,

    Bolehkah saya bertanya apa itu Lumen Gentium maaf kalau saya ini bodoh..

    • Shalom Leon,
      Tidak apa bertanya, sebab mungkin pertanyaan anda juga merupakan pertanyaan dari sebagian pembaca yang lain.
      Lumen Gentium adalah salah satu dokumen Magisterial yang penting yang dihasilkan oleh Konsili Vatikan II tentang Gereja.
      Konsili Vatikan II adalah Konsili uskup sedunia yang diadakan di Vatikan, Roma pada tahun 1962-1965 (terdiri dari 4 periode), yang diprakarsai oleh Paus Yohanes XXIII. Tujuannya adalah untuk memperbaharui Gereja secara spiritual dengan cara kembali ke sumber Tradisi Suci yang lama baik yang tertulis (Kitab Suci) maupun yang lisan, seperti dari para Bapa Gereja dan tulisan Para Orang Kudus (‘ressourcement’). Diharapkan dengan demikian, Gereja dapat memperoleh kesegaran baru sehingga dapat menjawab tantangan zaman, dan iman Katolik dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari (‘aggiornamento’). Tujuan akhir dari pembaharuan ini adalah memusatkan Gereja pada pribadi Kristus dan pada Misteri Paska-Nya, yang diterjemahkan oleh Konsili sebagai seruan panggilan kepada semua orang untuk hidup kudus.

      Nah, pesan utama dari Konsili Vatikan ke II yaitu ajakan bagi semua orang untuk hidup kudus, tertulis dalam Lumen Gentium Bab V. Silakan klik di sini untuk membaca semua dokumen Konstitusi tentang Gereja yang disebut “Lumen Gentium”.
      Menurut saya pribadi, dokumen ini sangat indah, sebab menjelaskan secara jelas rencana keselamatan Allah dari sejak awal mula, yang diwujudkan Tuhan dengan mengutus Yesus Kristus Putera-Nya agar umat manusia dapat kembali bersatu dengan Dia. Dan persatuan Allah dengan manusia ini adalah Gereja, maka Yesus datang untuk menyelamatkan manusia dengan membangun Gereja. Silakan membaca lebih lanjut dalam dokumen itu, dan temukanlah ajaran kebenaran dan kasih Allah di dalamnya.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

Comments are closed.