(Pengalaman rohani dalam retret penyembuhan luka batin)
“Jangan cepat menyerah supaya tidak kalah”. Itu bukan slogan, tetapi aku alami menjelang retret penyembuhan luka batin. Retret penyembuhan luka batin ini aku berikan bersama Tim PDKK Santo Lukas (PDKK Para Medis Keuskupan Agung Jakarta), pada tanggal 15 – 17 November 2013 di Sukabumi. Dalam perjalanan menuju tempat retret, kopling mobil tuaku tiba-tiba tidak berfungsi pada saat melaju di jalan tol dalam kecepatan tinggi. Kurasakan kepanikan di dalam hati. Hujan deras membuatku basah kuyup dalam usaha memperbaiki. Mobil tuaku ini akhirnya terpaksa diderek karena belum ada spare part untuk memfungsikannya lagi. Untunglah sang montir berbaik hati sehingga meminjamkan mobilnya. Pesan Tuhan dalam nurani dengan kejadian ini : “Peristiwa-peristiwa yang menyakitkan harus dialami agar dapat merasakan pertolongan Tuhan atas apa yang terjadi”.
Ketika aku sampai di rumah retret, keresahan dan kelelahan sirna seketika dengan sambutan peserta yang penuh pengertian : “Puji Tuhan, Romo bisa sampai dengan selamat”. Tanpa mengganti pakaian yang telah kering dengan sendirinya, aku memulai merayakan Ekaristi untuk membawa peserta masuk dalam tahap awal menikmati dan merasakan penyembuhan Tuhan.
Dalam retret ini, pujian dan arahan menjadi suatu kesatuan yang membawa hati gembira sehingga pada acara operasi rohani, yaitu mengobati luka batin tidak menakutkan, tetapi justru dinantikan. Sabda Tuhan ini yang mendasarinya : “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Amzal 17:22).
Proses penyembuhan luka batin dimulai dengan pemeriksaan kehidupan rohani. Pemeriksaaan rohani dijalani dengan merenungkan : a. Bagaimana Tuhan membentuk hidupku dari masa laluku menjadi pribadi yang sesuai dengan rancangan-Nya. b. Melihat berkat Tuhan yang melimpah sampai sekarang ini. c. Mensyukurinya. d. Operasi rohani dilakukan dengan melihat kembali peristiwa-peristiwa dan orang-orang yang menyebabkan luka batin. Dengan memutar kembali peristiwa dan orang-orang tersebut, kami bisa meminum obat penyembuh luka batin, yaitu melihat penyertaan Tuhan dalam peristiwa pahit yang menerpa dan mengampuni orang-orang yang menyebabkannya. e. Rekonsiliasi dengan melihat film betapa dashyatnya pengorbanan Tuhan Yesus di salib demi cinta kasih-Nya kepada kami. Kemudian kami, para peserta retret ini, mencium salib Tuhan. Banyak di antara kami menangis karena mengalami bahwa Tuhan sangat mengasihi kami. Ia mengampuni kami berapa besar pun dosa kami. Tetesan air mata ini bukan sembarangan air mata, tetapi air mata rohani yang telah mampu memaafkan dan mengampuni. Akhirnya, kami melompat kegirangan karena memperoleh kemenangan. Kami pun bersyukur karena Tuhan telah membentuk kami kembali dari puing-puing luka menjadi pribadi baru yang sesuai dengan kehendak-Nya. Bejana yang hancur telah dibentuk kembali oleh Tuhan menjadi bejana yang indah.
Bejana baru nan indah ini disharingkan oleh seorang ibu, peserta retret ini. Ibu ini berusia enam puluh tahun. Ia tinggal sendirian sejak suaminya meninggal dunia lima belas tahun silam. Ia tidak dikaruniai anak dalam pernikahannya. Pada waktu makan siang, pada hari Sabtu 16 November 2013, menjelang acara puncak retret, tetangganya menelponnya untuk menginformasikan bahwa pintu pagar rumahnya terbuka. Setelah saudaranya mengeceknya, ternyata ada pencuri yang masuk ke dalam rumahnya. Pencuri itu telah mengambil uang belanjanya untuk tiga bulan mendatang dan barang-barang berharga yang disimpannya untuk berjaga-jaga kalau dibutuhkan mendadak. Rahmat Allah yang memungkinnya berdoa agar dapat mengampuni pencuri itu :
“Tuhan ajar aku mengampuni orang yang mengambil uang dan perhiasan-perhiasanku. Ia mungkin lebih memerlukan daripadaku. Biarlah kiranya apa yang diambilnya bisa dipakai untuk hal-hal yang berguna. Aku telah merelakannya karena semuanya adalah titipan dariMu. Kini masa depanku benar-benar berada di dalam tangan-Mu. Amin”.
Ia mensyukuri telah dibentuk Tuhan menjadi pribadi yang bisa mengampuni. Mengampuni menjadikan hidupnya ringan dan indah.
Syair di bawah ini bisa menjadi pesan rohani bagaimana Tuhan membentuk umat-Nya menjadi bejana baru yang indah:
Hidup adalah sebuah misteri.
Jangan terlalu engkau sesali apa yang terjadi.
Rahmat Allah senantiasa mendampingi
setiap luka yang engkau alami.
Tataplah ke depan karena di sanalah terdapat kebahagiaan.
Tangan Tuhan menanti untuk mengumpulkan puing-puing hidupmu
dan membentukmu menjadi bejana baru yang mengagumkan asal engkau mau mengampuni.
Dalam bejana baru ini terpantullah kasih Ilahi.
Acara retret ini dilengkapi dengan bersyukur atas ulang tahun PDKK Santo Lukas yang keduapuluh delapan. Semoga Komunitas PDKK Santo Lukas semakin menjadi saluran rahmat penyembuhan dari Tuhan, baik penyembuhan jasmani maupun rohani. PDKK Santo Lukas mengharapkan supaya semakin banyak kaum medis berpartisipasi dalam klinik di Gunung Sahari – Jakarta Pusat, yang mereka tangani. Berobat di klinik ini gratis karena diperuntukkan bagi saudara-saudari yang kurang beruntung. Klinik ini merupakan salah satu pelayanan PDKK Santo Lukas untuk memberikan berkat secara cuma-cuma dari Tuhan karena Tuhan telah memberikannya secara gratis pula.
Tuhan Memberkati
Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC.