Ada sebagian orang menggunakan Roma 3:7 untuk menyatakan bahwa Paulus adalah seorang pendusta. Untuk mengerti ayat ini, maka kita harus menganalisanya dari: (1) Konteks tanya jawab, (2) Kecaman untuk orang yang menghalalkan segala cara dan yang mengeraskan hatinya. Mari kita menganalisanya satu persatu.
1. Konteks tanya jawab.
Mari kita melihat teks Rom 3:1-8 sebagai berikut:
1. Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat?
2. Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.
3. Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?
4. Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: “Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi.”
5. Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakan? Tidak adilkah Allah–aku berkata sebagai manusia–jika Ia menampakkan murka-Nya?
6. Sekali-kali tidak! Andaikata demikian, bagaimanakah Allah dapat menghakimi dunia?
7. Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?
8. Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: “Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya.” Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman.
Dari ayat-ayat di atas, maka kita dapat melihat bahwa rasul Paulus menggunakan dinamika tanya-jawab untuk memberikan pengajaran. Dalam pengajaran di atas, rasul Paulus seolah-olah sedang bertanya-jawab dengan penuduh atau orang-orang Yahudi. Untuk mempermudah, pertanyaan dari orang-orang Yahudi ini saya beri warna merah. Mengikuti konteks ini, maka rasul Paulus bukannya menyatakan dia berbohong, namun yang menyatakan adalah orang-orang Yahudi yang menuduh dia. Tuduhan di bab 3 adalah merupakan kelanjutan dari tuduhan-tuduhan yang dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan di bab 2 atau bab sebelumnya (Pertanyaan 1 (ay.3-10) – Apakah Tuhan yang baik tidak menghukum dosa manusia; Pertanyaan 2 (ay.11-24) – Apakah Taurat dapat melindungi bangsa Israel dari keadilan Allah? ; Pertanyaan 3 (ay.25-29) – Apakah sunat dapat menyelamatkan?) Setelah tiga pertanyaan tersebut dijawab oleh rasul Paulus di bab 2, maka di bab 3 pertanyaan-pertanyaan ini dilanjutkan sebagai berikut:
Pertanyaan 4 (ay.1-2): Apakah kelebihan orang-orang Yahudi (yang mempunyai taurat dan tanda sunat) dibandingkan dengan bangsa lain? Rasul Paulus menjawab bahwa bangsa Yahudi mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan bangsa lain, terutama dipercaya akan Firman Tuhan, yang telah disampaikan oleh Tuhan dengan perantaraan para nabi seperti yang tertulis di dalam Perjanjian Lama.
Pertanyaan 5 (ay.3-4): Kalau ada dari bangsa Yahudi tidak setia, apakah kemudian kesetiaan Allah menjadi batal? Kita mengingat bahwa Allah telah memilih bangsa Yahudi sebagai bangsa pilihan dan Allah telah mengikat perjanjian dengan bangsa Yahudi. Dan Allah senantiasa benar dan tidak mungkin berbohong, yang berarti Dia tidak pernah mengingkari perjanjian yang telah diikat-Nya dengan bangsa Yahudi. Namun, sebaliknya, manusialah yang selalu lemah dan sering mengingkari (berbohong) perjanjian dengan Allah, dengan tidak setia terhadap Allah dan perintah-perintah-Nya. Kesetiaan Allah di tengah-tengah ketidaksetiaan manusia ditegaskan oleh rasul Paulus di 2Tim 2:13 yang mengatakan “Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.“
Pertanyaan 6 (ay.5-8): Apakah dengan demikian manusia dapat bertindak tidak benar untuk menunjukkan kebenaran Allah? Rasul Paulus menjawab bahwa orang yang menyatakan hal ini sudah selayaknya mendapatkan hukuman (ay.6,8)
II. Kecaman untuk orang yang menghalalkan segala cara dan mengeraskan hatinya
Pernyataan ke-6 di atas adalah pertanyaan dari orang yang mengeraskan hati, yang membuat begitu banyak pembenaran diri. Dia membuat alasan, bahwa dengan ketidakbenarannya, maka Alah dapat menyatakan kebenaran-Nya. Rasul Paulus menegaskan bahwa orang seperti ini layak mendapatkan murka Allah (ay.6) dan layak mendapatkan hukuman (ay.8). Kemudian rasul Paulus menggunakan logika dari si penuduh, yaitu kalau memang demikian – bahwa orang berdosa atau yang mengeraskan hati dapat bermegah terhadap dosanya karena dengan demikian Tuhan dapat semakin menyatakan kemuliaan-Nya – maka bagaimana Tuhan akan memberikan keadilan kepada mereka. Itu berarti orang-orang jahat ini tidak dapat menerima hukuman, karena mereka justru memberikan kemuliaan bagi nama Tuhan.
Dan dengan menggunakan logika yang sama, rasul Paulus berkata “Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (ay.7) Ayat ini bukan mengatakan bahwa Paulus berbohong, namun untuk membuktikan kesalahan penuduh dengan menggunakan logika sang penuduh. Jadi, kalau memang benar, bahwa karena bangsa Yahudi harus bermegah dengan kesalahan atau dosanya sehingga Tuhan dapat semakin dimuliakan, maka seharusnya Paulus – yang dianggap seorang pendusta (berpindah dari agama Yahudi ke Kristen) – seharusnya dengan kesalahan Paulus maka kemuliaan Tuhan semakin nampak. Namun bukankah rasul Paulus masih terus dihakimi dan dikejar-kejar dan bahkan hendak dibunuh oleh bangsa Yahudi?
Ide pemikiran untuk membenarkan diri akan kesalahan demi semakin memuliakan nama Tuhan sungguh tidak benar dan rasul Paulus kembali menegaskan bahwa ini adalah suatu fitnahan dan layak mendapatkan hukuman. (ay.8)
Semoga dua point di atas dapat memberikan bukti yang kuat bahwa ayat Rom 3:7 bukanlah merupakan bukti bahwa rasul Paulus adalah pembohong, namun sebaliknya, rasul Paulus ingin membuktikan kesalahan pemikiran dari sebagian orang Yahudi yang mengeraskan hati mereka. Untuk memperoleh pemahaman yang benar tentang hal ini, kita harus melihat konteks dari ayat tersebut serta prinsip bahwa tujuan tidak dapat dicapai dengan menghalalkan segala cara. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Daripada kita menghabiskan waktu mempertanyakan mana yg benar mana yg salah…alangkah baiknya kita proaktif membersihkan dunia ini dengan cara saling menghormati, menghargai, dan bertoleransi. Tidak ada gunanya kita menghabiskan waktu dengan mendiskusikan ayat2 yg sudah tidak relevan sekarang ini. Tuhan akan lebih menghargai kita kalau kita menghabiskan waktu dengan melakukan aktivitas2 positif, seperti: membuang sampah di tempat yg benar, mematuhi peraturan2 yg ada, membersihkan bumi ini dan hidup positif.
Shalom Feli,
Banyak orang beranggapan bahwa diskusi tentang iman tidak ada gunanya dan hanya membuang waktu belaka. Namun, sebenarnya kalau diskusi iman dilakukan dengan baik, mendalam dan disampaikan dengan sopan, sebenarnya dapat semakin meneguhkan iman kita. Iman yang semakin teguh akan membawa pada tindakan kasih yang nyata. Dengan demikian, sesungguhnya ayat-ayat yang menjadi dasar iman sungguh sangat relevan saat ini. Ibu Teresa beserta dengan suster-susternya dapat melayani orang-orang miskin karena terinspirasi dari ayat “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum” (Mat 25:35). Jadi, dengan semakin menghayati iman kita maka kita akan semakin berbuat kasih, karena “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yak 2:26).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
inilah arti penjelasan sesungguhnya dari Roma 3:7
Dusta krn kebenaran Allah dan kemulian-Nya adalah: berani berkata tidak kepada doa (meskipun hatimu menginginkannya/mendustai diri sendiri) inilah yg dimaksud dengan dusta krn kebenaran Allah,…
contohnya saya seorang pecandu narkoba yg bertobat,.. tiba2 kawan2 saya menawarkan narkoba kepada saya,,, sejujurnya hati saya menginginkan hal itu,.. tapi saya berani berkata tidak (membohongi diri sendiri) krn mempertahankan kebenaran Allah,.. nah inilah definisi sempurnah yg mengartikan DUSTA krn kebenaran Allah dan kemuliaan-Nya…
Shalom The’Vhan Ridge,
Penjelasan yang Anda berikan akan Roma 3:7 bukanlah seperti yang Anda jelaskan. Berkata tidak akan sesuatu dalam doa meskipun hati menginginkan tidaklah berpengaruh apa-apa, karena Allah mengetahui keinginan hati yang terdalam. Dan contoh pecandu narkoba yang menolak tawaran obat walaupun hatinya menginginkan adalah bukanlah bohong, namun satu ketegasan sikap yang baik. Sama seperti orang mengatakan tidak untuk makan walaupun perut lapar, karena sedang berpuasa. Intinya adalah kebohongan (sebagai means / cara) tidak dapat menjustifikasi tujuan (end).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
BOHONG dan DUSTA MENURUT KRISTEN ?
Tuhannya Yesus tidak menyukai Penipu (Pembohong) —- Mazmur 5:7
Perintah Tuhan untuk tidak berbohong, dan berdusta —- Imamat 19:11-12
Menurut Paulus, Tuhan tetap bersukacita jika Berbohong —- Filipi 1:18
Menurut Paulus, Tuhan tetap mulia karena berdusta —- Roma 3:7
Pertanyaan :
1. Menurut Umat Kristen setelah membaca ayat diatas, BIBE
L MEMBOLEHKAN BERDUSTA TIDAK ?
2. Mana yang benar, Perintah Tuhannya Yesus atau ajaran Paulus ?
3. Mana yang anda ikuti umat kristen, PERINTAH TUHAN-NYA YESUS atau Perintah Paulus ?
Submitted on 2012/08/03 at 12:37 am | In reply to Ingrid Listiati.
Dalam pasal Roma 3;7 disebutkan “Tetapi jika kebesaran Allah karena dustaku semakin berlimpah, mengapa aku harus dihakimi lagi sebagai seorang berdosa,.
Surat Paulus diatas menyatakan dengan tegas bahwa dia berdusta,. mengapa kalian percaya apa yang didustakan oleh paulus..?
[dari katolisitas: Silakan melihat tanya jawab di atas – silakan klik]
Sebaiknya kita harus sadar diri wahwa kita ini hanyalah manusia.
@saudara puji
Tolong jangan terlalu keras mencoba meng-intepretasi-kan Tuhan sebagai sesuatu yang harafiah atau duniawi, sebab Dia terlalu besar, terlalu ajaib,melampaui pikiran manusia…saya yakin anda tidak akan sanggup dan takkan pernah mendapatkan gambaran penuh mengenai Tuhan.
Alkitab merupakan surat cinta yang diwariskan oleh orang-orang yang dipakai olehNya supaya “Pembaca”nya bisa MENGENAL dan MEMPELAJARI saja…Ingat ada injil mengatakan, engkau takkan menambah sehasta pun dalam langkahmu jika kamu tak pernah bertindak alias mengamalkan kasih. Tidakkah dirimu rindu untuk benar2 mempraktekkan firmanNya dalam kehidupan nyata? Semoga engkau menggenapi rhema Tuhan dalam hidupmu.
Janganlah engkau selalu meminta untuk dikasihi…Lakukanlah tindakan kasih seperti yang Yesus beserta orang kudus lainnya lakukan…
Ingat, bukan manusia yang menciptakan dan memilih Tuhan…
TUHAN lah yang menciptakan dan memilih kita…
Semoga membantu dan semoga tidak diteruskan kembali adu mulut ini…Oleh karena itu buktikan sendiri bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan…sebab adu mulut ini sudah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu dan tertulis di alkitab, sama seperti masalah2 keduniawian yang tertulis di alkitab dan skrg pun juga manusia masih tercebur dalam dosa…
Semoga semuanya lelah berargumen dan mulai menebar kasih Krisus bagi kemuliaanNya…Semangat Menyebarkan Injil !!!!
syalom kejujuran,,
trimakasih,,saya setuju dengan pendapat anda bahwa :
“Sekedar menambahkan bahwa setau saya orang Yahudi juga mengakui keillahian Mesias …….
…..Bedanya hanya siapakah Mesias itu ?
Menurut Kristen Dialah Yesus, menurut Yahudi masih ditunggu-tunggu.
Jika mereka semua mengakui Yesus sebagai Mesias kelak…….”
benar bahwa Yahudi juga mengakui ADA Mesias,,, tetapi apakah mereka mempercayai YESUS SEBAGAI MESIAS seturut iman kristen?
mungkin karena komentar saya terlalu panjang jadi membingungkan….
maksud saya adalah kita tidak perlu menyalahkan agama lain atau membenarkan pendapat kita BAGI AGAMA LAIN… tentang :
-Tuhan dan siapakah Tuhan
-Yesus dan siapakah Yesus
saya pribadi tidak menganggap Tuhan hanya sebagai sesuatu yang serba MAHA…seolah tak terjangkau…yang selesai mencipta kembali ke tahta-Nya…yang hanya menetapkan hukum dan peraturan yang harus ditaati melalui nabi-Nya…Tuhan lebih dari itu…
Tuhan adalah Tuhan yang mau bersama dengan manusia..rela menderita demi manusia…yang bisa bersatu dengan manusia….mau mendekat dengan manusia walau menusia selalu saja menjauh….bukankah manusia dicipakan secitra dengan Allah?
Dear xellz,
quote dari xellz :
“yang aneh adalah, dari sumber yang sama (taurat), yang satu melihat ada nubuat tentang yesus adalah mesias dan TUhan, tp yang lain tidak sama sekali….(kristen dan Yahudi)”
Sekedar menambahkan bahwa setau saya orang Yahudi juga mengakui keillahian Mesias berdasarkan Tanakh(Torah/taurat, Naviim/nabi-nabi, Khetuvim/nyanyian) atau perjanjian lama kita :
– Dan 7:13-14
– Mazmur : 110:1
80:17
serta dalam tulisan belakangan setelah itu :
– Sanhedrin 98 b : Seluruh dunia diciptakan bagi/dalam Mesias.
dan ini paralalel dengan pengertian dalam perjanjian baru kita (Kol 1:16-17) serta salah satu pribadi Allah ketika dalam penciptaan (Kej 1:26).
Bedanya hanya siapakah Mesias itu ?
Menurut Kristen Dialah Yesus, menurut Yahudi masih ditunggu-tunggu.
Jika mereka semua mengakui Yesus sebagai Mesias kelak (dan sebagian yg sdh mengakuinya), maka seperti diramalkan bahwa orang pertama pilihan Allah akan bersama kita bangsa gentile yg percaya kepadaNya dalam KerajaanNya.
[dari katolisitas: Dan untuk membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, artikel ini adalah jawabannya – silakan klik]
syalom katolositas,
sehubungan dengan pertanyaan sdr puji, yang menurut saya juga mewakili pertanyaan umat lain, mungkin saya dapat memberikan beberapa point yg sekiranya dapat diterangkan :
1. tidak ada yang tidak setuju mengenai monotheisme katolik, Tuhan adalah ESA, dan iman inilah yang benar, sejak adam, para nabi, hingga sekarang. yang tidak bisa diterima adalah : mengapa Tuhan yang Esa dalah Trinitas? sayangnya pertanyyaan ini tidak bisa dijawab dengan memberikan arti trinitas…..karena hanya memberikan penjelasan mengapa Tuhan ynag MONO adalah juga TRI? mungkin dapat dijelaskan juga, apa arti ESA sebelum menjelaskan arti TRI. dan perbedaan mengenai SEPERTI APA TUHAN YANG DIIMANI oleh umat katolik inilah yang mungkin menjadi penyebab perselisihan.
kita memang bisa berkata ‘kita percaya kepada TUHAN YANG ESA, agamamu dan agamaku, sehingga TUHANmu sebenarnya sama dengan TUHANku”.
tetapi yang jadi masalah adalah bagaimana kita memahami TUHAN yang memang SAMA ini.
sama ketika kita bertanya tentang presiden Soeharto, 100 orang mungkin akan memberikan 100 jawaban yang berbeda,walau kita juga tahu SOEHARTOnya tetap SAMA.
2.manusia diberi akal. yesus yang 100% manusia dan 100% Tuhan, adalah tidak masuk akal. Bukankah angka mutlak hanya 100%?
lalu bagaimana? kebanyakan orang SECARA UMUM memahami Yesus sebagai manusia, tapi Yesus sebagai Tuhan? gila…
lalu apakah iman katolik yang TIDAK UMUM itu kemudian menjadi salah?
lalu apakah kebenaran itu?
ini juga tidak bisa dijawab hanya dengan memberikan alasan mengapa katolik percaya YESUS adalah TUHAN?
apalagi jika YEsus duduk di sisi ALLAH,jadi sebenarnya bagaimana hubungan yesus dengan ALLAH?
yesus setara dengan Allah,atau yesus adalah Allah itu sendiri, yesus sehaekat dengan Allah? atau semuanya benar?
Paulus bagi saya, lepas dari iman, secara manusiawi adalah seorang filsuf. dia sarjana, pemahamannya tentang taurat tak perlu ditanyakan. jadi mengapa dia yang memahami taurat yang monotheis,yang menganiaya jemaat kristen juga percaya bahwa Yesus adalah Tuhan? bahkan menurut sdr Puji justru dari paulus inilah asal iman kristen yang percaya yesus sbg TUHAN. dari Paulus inilah asal penyimpangan, karena sebelumnya sebagaimana KEPERCAYAAN UMUM, para nabi tidak ada yang mengajarkan Yesus adalah Tuhan, lalu boleh kembali bertanya, darimana anda tahu bahwa nabi-nabi yang lain pun tidak percaya yesus adalah Tuhan, apalagi, secara waktu YESUS BELUM ADA.
yang aneh adalah, dari sumber yang sama (taurat), yang satu melihat ada nubuat tentang yesus adalah mesias dan TUhan, tp yang lain tidak sama sekali….(kristen dan Yahudi)
lalu iman siapakah yang benar? kan, sumbernya sama? berbicara tentang AKAL,OTAK dan LOGIKA, seandainya Tuhan tidak masuk akal, dan tidak logis, haruskah saya tidak lagi mempercayainya? saya tahu,tetangga saya berkata : siapa yang menciptakan akal? siapa yang menciptakan ilmu? TUHAN! maka tidak mungkin Tuhan bertentangan dengan ilmu dan akal.
nyatanya, programer menciptakan program dengan rumus tertentu, tetapi Tuhan hany cukup ‘jadilah’,,
maksud saya, ada kesenjangan pemahaman mengenai Allah dan Yesus antara katolik dan sdr Puji,,
jadi apa yg mau dikatakan? bahwa ALLAH yang adalah DZAT yang ESA ternyata terdiri tiga unsur juga : E, S, dan A…hahaha
pendapat saya, orang beragama untuk mencari dan mengenal TUHAN,
Tuhan yang REAL tidak akan pernah kita tahu dan pahami. Tuhan yang kita kenal hanyalah Tuhan sebagaimana yang kita IMANi.
dan begitulah, TUhan dan Yesus yang diimani oleh orang katolik.
[dari katolisitas: Banyak orang bertanya tentang Trinitas dan telah diberikan artikel yang menjawab pertanyaan mereka namun kalau diberi artikel yang menjawab pertanyaan tersebut, maka orang tersebut kurang mau untuk menanggapi artikel yang telah diberikan. Jadi, kalau memang mau berdiskusi tentang Trinitas, silakan membaca artikel ini – silakan klik dan kalau mau berdiskusi tentang apakah Yesus adalah Tuhan, silakan klik ini.]
Salam, Xellz
Pencarian akan Tuhan memang tidak akan berakhir sempurna kecuali kita beristirahat bersamaNya dalam kekekalan, sebagaimana St. Agustinus mengatakan ia akan senantiasa resah kecuali sampai ia berada bersamaNya. Karena Allah adalah Maha Besar, cukup wajar apabila manusia kesulitan memahamiNya. Apabila ciptaan dapat mengerti sepenuhnya mengenai Allah, tidak ada lagi yang luar biasa dari Allah.
Permasalahannya, tidak semua orang percaya bahwa ada beberapa hal mengenai diri Allah yang dinyatakan kepada manusia agar kita mengenalNya. Umat Kristiani percaya bahwa Allah mewahyukan diriNya melalui Yesus Kristus, baik mengenai Misteri diriNya yang Tritunggal maupun Misteri Keselamatan yang telah direncanakanNya dalam keMahatahuanNya. Tanpa pewahyuan mengenai siapa Allah, manusia hanya memiliki konsep abstrak mengenai Allah.
Kepercayaan Kristiani mengenai keAllahan Kristus tidak berasal dari St. Paulus, namun dari Kristus sendiri. seluruh artikel dan link yang disarankan lebih dari cukup untuk membuktikan hal tersebut. Menurut logika, andaikan sekalipun St. Paulus salah mengajar, tentu kita akan melihat bantahan-bantahan dari berbagai Rasul lain yang mengerti dan menyaksikan secara langsung apa yang Kristus ajarkan. Buktinya, begitu banyak orang yang rela mati demi iman tersebut. Semoga Allah menerangi hati kita.
Pacem,
Ioannes
Di dalam Gereja Katolik tidak ada penafsir-penafsir Kitab Suci seperti pada agama saudara Puji, di mana setiap orang boleh menafsirkan ayat-ayat Kitab Suci menurut pengertiannya sendiri-sendiri. Jadi sangat sulit saudara memaksakan diri untuk memahami setiap penjelasan yang sudah diberikan di dalam ini. Tapi kami tetap menghargai usaha saudara. Dan meski berbeda kami tetap berdoa semoga Allah menunjukkan jalan bagi saudara untuk mengenal lebih dalam lagi akan Yesus Kristus(Nabi Isa)dan gereja Katolik. Amin
Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
“Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.
Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”
“Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?
Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya–Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan–,
ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.
Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.”
( Luk 6 : 41- 49 )
Fiat Voluntas Tua^^
Dear Katolisitas and all,
Dalam tanya jawab ini, saya melihat ada yang emosional dan ngotot, yang besar kemungkinan berbeda guru dan agamanya. Jadi kalau guru dan agamanya saja berbeda tentu jelas sulit untuk menerima dan mempercayainya, lalu untuk apa (sebenarnya diskusi?) Salahkah saya jika saya tidak bisa menerima/percaya pengajaran duniawi berkedok rohani, misalnya “boleh membunuh asalkan demi allah” , dan segala OMONG KOSONG bercorak duniawi lain yg LUAR BIASA dan tercermin dari “buah2nya itu”.
Tentu tidak! Nak di titik ini sebaiknya kita tidak melakukan serangan terhadap penjelasan dan kepercayaan dari yang lain…
[dari katolisitas: Kita tidak perlu melakukan serangan balik, karena tujuan dari situs ini adalah bukan untuk membahas pengajaran dari agama lain, namun untuk memaparkan iman Katolik. kita tidak perlu membahas pengajaran agama lain – yang kita sendiri tidak terlalu jelas apakah yang sebenarnya diajarkan oleh mereka.]
kata siapa boleh membunuh asal demi allah ngawur !!!!!!!!!!!
[dari katolisitas: situs katolisitas bukan untuk memaparkan apa yang diajarkan oleh agama lain, melainkan untuk memaparkan ajaran Gereja Katolik. Sebenarnya masih begitu banyak komentar yang menanggapi komentar anda, namun tidak saya masukkan, karena hanya akan memancing perdebatan yang tidak perlu. Mari, kita sama-sama tunjukkan, bahwa sebagai umat beriman, kita dapat berdiskusi dengan baik, hormat dan lemah lembut.]
Shalom Tim,
Terima kasih atas penjelasan dan pencerahannya.
Orang yang tidak belajar ilmu bahasa / linguistik memang mudah sekali keliru dengan sifat ayat yang di kutip di atas.
Saya sebagai seorang lulusan ilmu bahasa / linguistik setuju dengan penjelasan oleh bapak Stefanus kerana menurut saya, struktur ayat tersebut adalah menurut dinamika tanya jawab dan juga seperti menurut bapak Stefanus sebagai “Ayat ini bukan mengatakan bahwa Paulus berbohong, namun untuk membuktikan kesalahan penuduh dengan menggunakan logika sang penuduh.”
Mungkin yang kurang puas hati tersebut harus belajar dahulu sistem penulisan dan juga dinamika ayat supaya tidak salah mengerti ayat tersebut. Bapak Stefanus telah menjelaskannya dengan terang konteks ayat tersebut dan sewajarnya mereka yang kurang mengerti atau menangkap maksud ayat tersebut, kembali membuka akal dan fikiran bahawa dalam membaca dan menangkap maksud ayat ayat Kitab Suci terdapat teknik maupun kaedah linguistik yang dapat membantu kita supaya tidak mentafsir ayat tersebut diluar konteks. Seandainya kita semua jujur, tidak keterlaluan jika saya katakan, kejarlah hikmat kebijaksanaan dan pengetahuan serta jangan bersikap bebal dalam mentafsir ayat ayat dalam kitab suci sehingga mendatangkan hukuman atas diri kita.
Semoga dapat diterima dengan berlapang dada
For the Glory of God
Linda.M
jawaban yang ngawur dan hanya membela diri, benar-benar saya tidak puas, sungguh dengan jawaban ini saya bisa menyimpulkan dia seorang pendusta tulen, apalagi tulisannya yang banyak berbeda dengan ajaran yesus. dan aku melihat dengan jelas bahwq paulus benar-benar menjadikan ajaran kasih,etika dan epos sebagai pembenaran teologi kotor,kontradiksi dan penyimpangan dari ajaran yesus yang sebenarnya, yang bersarang di otak paulus. kita memang harus mengasihi sesama, membantu orang kesusahan,memberikan makan orang lapar tetapi menuhankan yesus dan ide-ide paulus lainnya adalah sesat,kotor,tidak logis,tidak adil,menyimpang dari ajaran para nabi sebelumnya dan menjijikan bahkan merusak ajaran kasih itu sendiri.
Shalom Puji,
Sayang sekali anda tidak membaca argumentasi di atas dengan baik dan memberikan tuduhan-tuduhan yang tidak disertai bukti-bukti bahkan disampaikan dengan emosional. Saya tidak tahu apakah agama anda, namun saya yakin bahwa agama anda juga mengajarkan untuk dapat menyampaikan argumentasi dan masuk dalam dialog dengan baik dan hormat. Kami telah membuat artikel tentang mengapa umat Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, yang dapat anda baca di sini – silakan klik. Dalam artikel tersebut, anda dapat melihat pembuktian Yesus adalah Tuhan bukan hanya dilakukan oleh Rasul Paulus namun juga merupakan nubuat dari Perjanjian Lama dan juga dari ke empat Injil. Anda dapat tidak setuju, namun cobalah untuk memberikan argumentasi yang baik dan tidak hanya merupakan tuduhan tanpa dasar. Semoga dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam, Puji & Robert
Saya memahami pikiran kritis yang anda sekalian sampaikan ketika membaca ayat tersebut. Saya percaya apabila kita dengan rendah hati mengakui bahwa kita terkendala oleh tata bahasa, keterbatasan penerjemahan dan perbedaan budaya kita dengan masa itu, kita akan mengerti bahwa sebenarnya kita telah salah mengerti maksud pesan Paulus dalam Rom 3.1-8.
Sebagai perbandingan, saya ingin membagikan apa yang saya mengerti berdasarkan terjemahan NIV. Terjemahan ini lebih menjelaskan maksud Paulus yang menjadi rancu karena keterbatasan terjemahan bahasa Indonesia :
1 What advantage, then, is there in being a Jew, or what value is there in circumcision? 2 Much in every way! First of all, the Jews have been entrusted with the very words of God.
3 What if some were unfaithful? Will their unfaithfulness nullify God’s faithfulness? 4 Not at all! Let God be true, and every human being a liar. As it is written:
“So that you may be proved right when you speak
and prevail when you judge.”
Dalam ayat ini, Paulus mencoba memperlihatkan bahwa umat Yahudi ketidaktaatan umat Yahudi tidak akan membatalkan perjanjian karena Allah adalah kebenaran. Paulus kemudian melanjutkan :
5 But if our unrighteousness brings out God’s righteousness more clearly, what shall we say? That God is unjust in bringing his wrath on us? (I am using a human argument.) 6 Certainly not! If that were so, how could God judge the world?
Dalam argumen berikutnya, Paulus menunjukkan bahwa banyak sekali orang yang berpikiran bahwa “Allah bisa menghasilkan kebaikan dari keburukan. Oleh sebab itu, keburukan yang telah saya lakukan bisa menghasilkan kebaikan sehingga menunjukkan kemuliaan Allah”. Paulus membantah pemikiran semacam itu dengan mengatakan bahwa sangat adil apabila Allah menampakkan murka terhadap pemikiran semacam itu. Hal ini kemudian diperkuat lagi dengan ;
7 Someone might argue, “If my falsehood enhances God’s truthfulness and so increases his glory, why am I still condemned as a sinner?” 8 Why not say—as some slanderously claim that we say—“Let us do evil that good may result”? Their condemnation is just!
Paulus menambahkan bahwa tindakan jahat yang dilakukan dengan sengaja jelas tidak berhubungan dengan memuliakan Allah dan jelas tidak berkenan di hadapan Allah. Sayangnya, pemikiran keliru semacam itu sering difitnahkan banyak orang sebagai pengajaran yang dilakukan oleh umat Kristiani.
Dengan demikian, dalam seluruh ayat tersebut Paulus berusaha menunjukkan bahwa Allah memang dapat menghasilkan kebaikan dari keburukan yang telah terjadi karena Ia adalah kebaikan dan setia terhadap perjanjianNya. Namun, terkadang manusia berkeras melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak berkenan pada Allah dan beralasan bahwa perbuatan itu dilakukan demi kebaikan atau bahkan demi kemuliaan Allah. Saya merenungkan ajaran Paulus ini dan belajar agar tidak menentukan sendiri standar kebenaran yang Allah kehendaki, melainkan menyerahkan sepenuhnya pada Kristus melalui Gereja dan berusaha menaati ajaranNya melalui ajaran Gereja. Demikian yang saya pahami. Semoga bermanfaat untuk anda sekalian.
Pacem,
Ioannes
(NB : Apabila Puji dan Robert memang dengan setulus hati ingin mencari kebenaran Kristus, saya yakin anda berdua bersedia melakukan apapun untuk mendapatkan kejelasan. Bila anda merasa terjemahan NIV kurang kredibel/terkorup, silahkan mencari terjemahan asli dalam Yunani agar memahami betul apa maksud Paulus. Pastinya, anda keberatan bila dituduh bermaksud buruk oleh seseorang padahal anda tidak bermaksud demikian. Demikian pula bila kita menuduh Paulus tanpa benar-benar mengerti maksud perkataannya juga tidak adil.)
banyak keraguan saya tentang ide paulus.contoh kecilnya adalah tentang yesus adalah tuhan. berdasarkan markus ada tertulis “yesus pergi ke langit menuju surga dan duduk disamping kanan allah” saya sebagai orang yang berakal dan mempunyai hati nurani tidak bisa menerima yesus sebagai tuhan berdasarkan ayat ini, jikalau yesus duduk disamping kanan allah,berarti allah ada di kiri dan yesus ada di kanan, ayat ini sudah jelas, tidak bisa ditafsirkan kemana-mana lagi. manakah yang kita sembah, yang sebelah kiri atau sebelah kanan ……? kita tidak mungkin menyembah kedua-duanya…dan tidak mungkin menyatukan kedua-duanya…. dan keduanya pasti berbeda. dan seluruh manusia pun didalam otak dan hatinya yang paling dalam membedakan antara tuhan bapak, tuhan anak dan ruhul kudus. apa yang terbayang di otak orang kristen ketika mendengar tuhan bapa tidak lain adalah tuhan yang mempunyai keserba mahaan, maha pencipta dan segalanya. tetapi apa yang terbayang ketika tuhan anak, kecuali seorang manusia yang berambut panjang memakai gamis,terpampang di kayu salib,yahudi tulen dan seabrek gambaran manusia, lain lagi dengan ruhul kudus sebuah pancaran cahaya yang tidak terlihat kadang-kadang tampak seperti burung yang menyelinap. jika otak dan hati nurani manusia saja bisa membedakan, bagaimana iman anda bisa menyamakan ketiga unsur tersebut…..? allah memang maha pengasih, penyayang, maha hidup, berdiri sendiri, berbeda dengan mahluknya tetapi bukan berarti supaya dekat dengan manusia dia menjelma menjadi manusia seperti prespektif orang hindu bahwa tuhan untuk menunjukan kasihnya harus turun ke bumi menjadi manusia di bumi berupa dewa-dewa yang dikenalnya. bukankah abraham mengajarkan kasih tuhan dan keselamatan itu adalah terletak pada mengesakan allah, baik mengesakan zatNya,sifatNya maupun perbuatanya, kita tidak di ajarkan untuk menuhankan dari kalangan manusia seperti adam,musa, nuh yesus maupun muhamad atau dari kalangan malaikat gabriel, michael dan malaikat lainnya, inilah keimanan,keselamatan dan teologi yang benar yang diajarkan abraham dan yesus. cukuplah kata bijak yang tertulis dilangit” jika engkau mencintai yesus maka hendaklah engkau menuhankan yang menciptakan yesus” ini contoh kecil, masih segudang keraguan yang menumpuk DALAM OTAK SAYA terhadap ide paulus. agama ini adalah pondasi yang dibuat oleh paulus dan saya tidak yakin paulus berada dalam surga sekarang. bagi saya tidak ada keselamatan di tiang salib dan tidak perlu dosa saya ditebus, karena adanya dosa bukan untuk ditebus atau diwariskan tetapi agar kita kembali bertaubat dengan mengesakannya dalam arti kembali kepada allah saja yang satu, bukan kepada yesus MAUPUN MENUHANKANNYA sebagaimana yesus sendiri ajarkan.keselamatan adalah engkau mengesakan allah baik zatNya,sifatNya maupun perbuatnya tanpa menyekutukannya kepada siapapun, kemudian engkau berbuat baik kepada manusia menurut hukum yang diajarkanNya INI LEBIH MUDAH, LOGIS, PENUH KASIH, ADIL,JELAS, SESUAI HATI NURANI, LEBIH MENYELAMATKAN, LEBIH BERSIH, LEBIH TENTRAM, SESUAI AJARAN PARA NABI, TIDAK MENJELIMET. KETIMBANG MENUHANKAN YESUS YANG RAGU-RAGU, TIDAK LOGIS, MENGANDUNG PENDUAAN(SYIRIK), BERTENTANGAN DENGAN PARA NABI (TIDAK ADA NABI YANG MENUHANKAN YESUS).
Shalom Puji,
Kalau saja anda mau membaca link yang saya berikan mengapa umat Katolik mempercayai bahwa Yesus adalah Tuhan di sini – silakan klik, maka anda akan melihat bahwa ayat-ayat yang menyatakan bahwa Yesus Tuhan bukan saja surat-surat Rasul Paulus namun juga banyak sekali mulai dari Perjanjian Lama dan juga Perjanjian Baru. Tentang Yesus duduk di sebelah kanan Bapa, silakan melihat jawaban anda – silakan klik. Di satu sisi, anda mengutip ayat-ayat Kitab Suci yang membuktikan bahwa Yesus adalah manusia, namun sebaliknya anda tidak dapat menerima ayat-ayat yang membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan. Bukankah sikap ini adalah merupakan standar ganda? Umat Katolik menerima semua ayat-ayat tersebut, karena umat Katolik mempercayai bahwa Yesus mempunyai dua kodrat – sungguh Allah dan sungguh manusia. Jadi, menurut saya, diskusi akan menjadi lebih baik dan masuk ke dalam inti permasalahan kalau anda mau menanggapi artikel yang telah dibuat di sini – silakan klik. Semoga dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
saya benar-benar tidak melakukan standar ganda, tapi saya tidak bisa menerima Yesus sebagai Tuhan berdasarkan ayat ini, inti permasalahannya adalah Yesus yang sungguh allah dan sungguh manusia bertemu dan duduk di sebelah kanan Tuhan Bapa. Jujur hati nurani dan akal saya tidak bisa menerima ini.
[dari katolisitas: Saya tidak tahu apakah anda telah membaca penjelasan dari link yang saya berikan. Pada dasarnya tidak ada yang dapat memaksa anda untuk menerima penjelasan yang kami berikan. Yang dapat kami lakukan adalah memberikan penjelasan akan apa yang anda tanyakan. Kalau anda tidak puas, maka anda mempunyai hak untuk menolaknya. Namun, kalau anda ingin berdiskusi secara serius, penolakan satu argumentasi harus dibarengi dengan argumentasi yang baik dan tidak hanya mengatakan “pokoknya saya tidak setuju dan tidak menerima”. Dengan sangat menyesal, karena keterbatasan waktu, saya tidak dapat melanjutkan diskusi seperti ini. Mohon dimengerti.]
saya telah membacanya, jauh sebelum tulisan ini dengan isi yang serupa kira -kira tahun 1999 dari artikel seorang kristen, tidak ada yang tertulis dalam link tersebut kecuali menambah keraguan saya terhadap paulus. justru keraguan saya muncul setelah membaca artikel seperti ini. harap maklum saya tidak bisa membohongi hati dan akal pikiran saya mengenai ketuhanan yesus. saya kira bapak tahu jalan pikiran saya dan kita mempunyai hati dan akal yang sama. terima kasih
[dari katolisitas: Menjadi hak anda untuk tidak percaya. Silakan membaca juga link ini – silakan klik]
saya sudah tahu dan tidak ada yang istimewa dalam link ini,kecuali menambah keraguan lagi terhadap kristen.
[dari katolisitas: Menurut saya diskusi akan menjadi substansial kalau anda mau menanggapi artikel ini – silakan klik. Tanpa tanggapan yang jelas dan hanya memberikan tuduhan tidak akan memberikan kedalaman dialog. Semoga dapat diterima.]
Salam, Puji
Saya percaya anda memiliki ketulusan hati untuk selalu mencari Allah dalam hidup anda. Oleh sebab itu, silahkan anda memegang teguh apa yang anda percayai senantiasa selalu mencari Allah dalam hidup.
Akan tetapi, sedari awal situs ini tidak dibuat untuk mendakwah mereka yang tidak percaya Yesus adalah Allah supaya mereka menjadi percaya. Situs ini terutama ditujukan pada seluruh Kristiani agar mereka mengerti dan menghidupi apa yang kita percayai. Baru setelah itu, tujuan berikutnya adalah memperlihatkan bahwa ajaran Kristiani bukan tanpa dasar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Perlu saudara Puji pahami pula, Kristiani bukanlah agama kitab. Kristus adalah Allah bukan karena Ktiab Suci menuliskan demikian. Sebaliknya, karena Allah mewahyukan bahwa Kristus adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia, maka hal ini tertulis dalam Kitab Suci. Wajar bila Allah melakukan hal yang diluar (bukan bertentangan) pemahaman manusia, karena bila ciptaan dapat memahami Allah sepenuhnya, tidak ada yang istimewa dari Allah.
Semoga semangat Puji untuk selalu mencari Allah menjadi jembatan penghubung Kristiani dengan iman anda dalam berusaha mewujudkan perdamaian.
Pacem,
Ioannes
terimakasih atas komentnya, saya melihat bukan karena kita tidak memahami rencana dan semua keinginan tuhan yang sesuai dengan hati nurani dan akal yang bersih, tetapi tanpa sadar doktrinlah yang membuat kaku pemahamn kita terhadap tuhan sehingga kita membelanya mati-matian karena sudah berakar kuat di otak kita. jujur walaupun orang barat beragama kristen saya tidak yakin kristen dibangun dalam pondasi yang benar.
[dari katolisitas: Menurut saya diskusi akan menjadi substansial kalau anda mau menanggapi artikel ini – silakan klik. Tanpa tanggapan yang jelas dan hanya memberikan tuduhan tidak akan memberikan kedalaman dialog. Semoga dapat diterima.]
Salam, Puji
Terima kasih pula atas perhatian Puji terhadap umat Kristiani. Saya percaya kepedulian andalah yang menggerakkan anda untuk memberi komentar dalam situs ini.
Saya menghargai pencarian dan pemahaman yang anda miliki saat ini. Tanpa menuduh anda yang salah, kami umat Kristiani percaya bahwa doktrin bukanlah apa yang kami temukan, namun apa yang Allah wahyukan. Apabila anda tidak mempercayai itu, kami tidak akan memaksa. Apabila anda ingin berdiskusi, silahkan memilih salah satu doktrin Kristiani yang anda percaya sebagai buatan manusia dan Tim Katolisitas akan berdiskusi dengan anda. Hal terpenting adalah kami hanya akan memberikan penjelasan yang kami imani tanpa memaksa anda mempercayainya.
Namun, apabila saudara Puji berkeras bahwa Kristiani bukanlah kebenaran penuh bagi Puji, itu tidak menjadi masalah bagi kami. Kami menghargai pilihan yang Puji miliki sekarang sambil berharap umat Kristiani dan Puji boleh bersama-sama berjuang untuk selalu menemukan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Puji bisa menghargai apa yang kami pilih dan berkenan bekerjasama dengan umat Kristiani dalam bidang lain, seperti karya sosial, edukasi, dan lainnya demi dunia. Semoga Tuhan beserta kita.
Pacem,
Ioannes
Ioannes, terhadap beberapa Umat non Katolik yang mempertanyakan ajaran dan kebenaran Gereja, kita memang dituntut untuk memberikan jawaban yang “charitable”, tetapi sebaiknya kamu mau lebih tenggelam ke dalam untuk membedakan mana oknum dan mana penanya, just suggest. Thanks.
Salam, Maximillian Reinhart
Maaf, saya baru saja mulai aktif dalam situs ini sehingga mungkin saya belum terlalu mengerti bagaimana seorang Katolik sebaiknya bersikap. Saya juga kurang mengerti maksud jawaban “charitable” seperti apa yang Max maksud. Mohon berkenan menjelaskan.
Dalam pertimbangan saya pribadi, saya melihat bahwa sebetulnya saudara Puji rindu mencari Allah. Akan tetapi, saya sendiri memahami bahwa untuk mulai mengerti berbagai misteri Allah, seperti Tritunggal, kita harus mulai dengan mengimani (Crede ut intelligas) sebelum melanjutkan ke langkah mengerti untuk mengimani (intellige ut credas). Iman sendiri merupakan anugerah dari Allah sehingga apabila kita dapat mengimani apa yang kita miliki, kita patut dengan rendah hati bersyukur karena iman tersebut adalah anugerah Allah.
Dalam perjumpaan yang terbatas dengan saudara Puji, saya berpendapat bahwa sebetulnya secara penjelasan, artikel, dan rekomendasi link yang berulangkali dari tim Katolisitas sudah memadai sehingga saya memilih tidak terlalu berargumen dalam ajaran. Namun, seluruh penjabaran ajaran tersebut memang bukan jaminan seseorang, misalnya Saudara Puji,dapat memahami semua itu tanpa iman yang terbuka. Oleh sebab itu, saya tidak berusaha memaksa Puji untuk memahami apa yang kita percayai. Ketulusan Puji dalam mencari Allah, hanya Ia yang mengetahui. Apa yang Puji miliki saat ini tidak lepas dari pandangan Allah dan saya percaya Allah lebih mengerti apa yang Ia telah rencanakan.
Demikian pula untuk saudara Puji. Memang betul bahwa untuk memahami apa yang dipercaya Kristiani, Puji harus memulai dengan mempercayai. Jika Puji berpegang dengan apa yang Puji pahami (saya tidak mengatakan bahwa apa yang Puji pahami dan percayai saat ini adalah salah), Puji akan kesulitan memahami penjelasan yang diberikan. Oleh sebab itu, jika Puji memang ingin memahami ajaran Kristiani, setidaknya bukalah hati anda terlebih dahulu. Apabila anda memang menolaknya sedarimula, Tim Katolisitas mungkin akan terkendala dalam menanggapi Puji. Semoga Allah selalu bersama kita.
Pacem,
Ioannes
Sepertinya si Puji ini tidak mau diskusi pada apa yang substansial, Pak Stef. Jadi walaupun saya mengikuti diskusi ini, saya tidak puas dengan argumen si Puji ini. Argumennya hanya tuduhan, jadi tidak dibangun dengan pondasi argumentatif yang benar. Tapi tidak apa-apa, dilayani saja dengan sabar. Tks.
Dengan kata lain, bagi katolisitas, argumen si Puji ini tidak jelas.
Menurut saya juga: apa bisa disimpulkan bahwa agama tidak boleh punya doktrin? Karena nanti hanya membuat pemahaman menjadi kaku? Atau maksudnya doktrinnya yg salah, sehingga pemahaman menjadi kaku? Atau maksudnya yang membuat doktrinlah yg salah, sehingga membuat pemahaman menjadi kaku? Atau maksudnya karena isi doktrinnya salah, maka pemahaman menjadi kaku? Atau maksudnya karena tidak sadar maka doktrinnya menjadi salah dan sudah berurat berakar, sehingga pemahaman menjadi kaku? Pondasi argumentasi si Puji ini apa jadinya ya?
Saya kira tepat sekali kalau disimpulkan bahwa tanggapan si Puji ini memang tidak jelas.Oleh karenanya diskusi memang menjadi macet.
saya sering bahkan bosan berdialog mengenai ketuhanan yesus, baik dengan orang islam atau kristen, saya akui tulisan saya diatas memang bukan dialog akan tetapi adalah sebuah curhat saya kepada blog ini terhadap banyak pertanyaan yang mengganjal hati dan akal saya terhadap problema kristen, saya selalu berdialog dg kristen tetapi jawabannya selalu sama bertentangan dg hati saya dan akal saya, sebagai contoh kegundahan dan keraguan saya mengenai pertanyaan saya mengenai ketuhanan ” mengapa yesus yang sungguh manusia dan sungguh tuhan bertemu dan duduk di samping tuhan bapa ” ini yang mengganjal hati saya “kenapa tuhan ketemu tuhan ” ini yang membuat saya berpikir apa “jangan2 tuhan bapa dan tuhan anak melebur menjadi satu” tapi jika melebur kemana tuhan yesus..? sehingga saya berpikir mana yang lebih berkuasa tuhan bapa atau tuhan anak, disamakan tidak bisa, dilebur tidak bisa,dipaksa untuk paham tidak bisa. sedangkan kita diperintahkan untuk menuhankan tuhan yang tunggal,unik,berdiri sendiri,esa zatnya,sifatnya,perbutanya,berbeda dengan mahluknya,setiap kali dapat jawaban dari orang kristen jawabannya selalu muter-muter dengan fantasi dan filsafat yang ga jelas yang diambil dari ayat2 alkitab. satu pertannyaan saya sebenarnya mana yang lebih berkuasa tuhan bapa atau tuhan anak …..? jika sama-sama berkuasa mengapa mereka bertemu dan bersanding jika berbeda mengapa kita menuhankan yesus…?
[dari katolisitas: Saya telah memberikan beberapa link untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan anda dan anda tidak ingin menanggapi beberapa jawaban yang telah diberikan di dalam link tersebut. Saya mohon maaf, tanpa argumentasi yang jelas, saya tidak dapat memasukkan komentar anda lebih lanjut. Diskusi seperti ini tidak akan menghasilkan diskusi yang membangun. Semoga dapat dimengerti.]
Ini dari si Puji yg selalu gundah:
saya sering bahkan bosan berdialog mengenai ketuhanan yesus, baik dengan orang islam atau kristen, saya akui tulisan saya diatas memang bukan dialog akan tetapi adalah sebuah curhat saya kepada blog ini terhadap banyak pertanyaan yang mengganjal hati dan akal saya terhadap problema kristen, saya selalu berdialog dg kristen tetapi jawabannya selalu sama bertentangan dg hati saya dan akal saya, sebagai contoh kegundahan dan keraguan saya mengenai pertanyaan saya mengenai ketuhanan ” mengapa yesus yang sungguh manusia dan sungguh tuhan bertemu dan duduk di samping tuhan bapa ” ini yang mengganjal hati saya “kenapa tuhan ketemu tuhan ” ini yang membuat saya berpikir apa “jangan2 tuhan bapa dan tuhan anak melebur menjadi satu” tapi jika melebur kemana tuhan yesus..? sehingga saya berpikir mana yang lebih berkuasa tuhan bapa atau tuhan anak, disamakan tidak bisa, dilebur tidak bisa,dipaksa untuk paham tidak bisa. sedangkan kita diperintahkan untuk menuhankan tuhan yang tunggal,unik,berdiri sendiri,esa zatnya,sifatnya,perbutanya,berbeda dengan mahluknya,setiap kali dapat jawaban dari orang kristen jawabannya selalu muter-muter dengan fantasi dan filsafat yang ga jelas yang diambil dari ayat2 alkitab. satu pertannyaan saya sebenarnya mana yang lebih berkuasa tuhan bapa atau tuhan anak …..? jika sama-sama berkuasa mengapa mereka bertemu dan bersanding jika berbeda mengapa kita menuhankan yesus…?
========
Dari argumen di atas sudah bisa disimpulkan bahwa problemnya bukan di ajaran Gereja Katolik, tetapi dalam pikiran si Puji sendiri. Saya kira dikasih link-link yang sebetulnya sudah menjawab pertanyaan-pertanyaannya di atas, tetap akan sia-sia, karena ybs punya problem tidak bisa menangkap dengan baik penjelasan-penjelasan di situs ini. Kalau memahami penjelasan saja tidak bisa, ya tentu saja ia tak mampu berdiskusi dengan baik.Jadi saya kira tepat sekali kalau disimpulkan bahwa selama Si Puji ini merasa pertanyaan-pertanyaannya di atas belum bisa dijawab oleh siapapun, padahal jawabannya sudah ada di link-link yg diberikan, tidak lain problem ada dlm daya tangkap ybs. Sebetulnya aneh juga, ybs yg gundah kog katolisitas yg disuruh bertanggungjawab he he. Dan keanehan yg lain, kalau misalnya ybs sudah mantap dengan imannya sendiri, kog bisa gundah dan galau dengan ajaran kekristenan ya?
Tapi mungkin juga ybs punya niat hanya untuk membuat teror di katolisitas dan bukan untuk berdiskusi dengan tulus.Maka, mungkin ybs akan selalu datang lagi berkunjung membawa curhat tentang kegundahan dan kegelisahannya. Sebetulnya kasihan sekali kalau ybs tidak mendapat wadahnya, karena katolisitas memang dimaksudkan untuk ruang diskusi. Dan ybs tidak mampu berdiskusi dengan baik. Nah, kalau misalnya ybs pernah kepada katolisitas mengirimkan blog² forum diskusi milik ybs, bisa dikirim ke saya nd sdr Linda Maria misalnya, via email.
Dengan ini kalau katolisitas tidak akan menampilkan lagi komen² si Puji ini, saya kira saya dan teman-teman yang lain bisa memaklumi. tks. GBU.
quote from Puji :
tetapi tanpa sadar doktrinlah yang membuat kaku pemahamn kita terhadap tuhan sehingga kita membelanya mati-matian karena sudah berakar kuat di otak kita. jujur walaupun orang barat beragama kristen saya tidak yakin kristen dibangun dalam pondasi yang benar.
Pertanyaan :
Apakah pernyataan tersebut diatas adalah fakta atau asumsi?
thks.
Tim Katolisitas yang Budiman,
Kita akan kehabisan energi dan waktu kita kalau kita terus menanggapi orang seperti “PUji” yang pada dasarnya Roh Kudus dan bahasa Cinta Kasih tidak tumbuh di dalam Jiwanya, sementara tujuan mulia adanya Web ini adalah bagi kemulia Allah itu sendiri. Jadi menurut saya ke depan yang boleh masuk ke sini adalah pengunjung yang dapat memenuhi sebuah prosedur seperti “pass word” berupa Sahadat, atau ciri khas lain di dalam Gereja Katolik. Sehingga kami selaku pengunjung web ini tidak ikut larut dengan pengertian Manusia berdasar pada Pemikiran yang Cetek semata. Thanks
[dari katolisitas: Terima kasih atas masukannya. Tujuan dari website ini memang secara khusus adalah untuk perkembangan umat Katolik, namun pada saat yang bersamaan, kami juga terbuka dengan dialog dengan umat dari agama lain, dengan harapan bahwa mereka juga dapat melihat bahwa iman Katolik mempunyai dasar yang kuat. Kami juga telah melakukan moderasi, baik komentar dari umat agama lain maupun dari umat Katolik untuk meminimalisasi diskusi yang emosional dan kurang berdasarkan argumentasi yang dewasa.]
Salam, Karel Lewar
Sejujurnya, saya mengagumi Pak Stef dan Bu Inggrid karena mampu menanggapi berbagai orang yang menanyakan mengenai iman Katolik, entah orang tersebut benar-benar tulus, atau memang masih kesulitan betul memahami iman Katolik. Saya ingin belajar dari para pengasuh Katolisitas agar suatu hari saya dapat menghadapi dan menanggapi orang lain yang menanyakan iman saya. Siapa tahu, mereka yang awalnya berkeras atau bingung akhirnya dapat merasakan kasih Allah dan mau mendekat padaNya.
Saya juga percaya bahwa Saudara Puji memiliki itikad baik untuk mencari Allah. Hanya saja, mungkin masih ada kendala disana sini, baik dari dalam dirinya maupun orang-orang sekeliling seperti kita, sehingga iman Katolik masih terlihat sulit dipahami. Namun, entah bagaimana Allah akan berkarya dalam Saudara Puji, kita dapat berusaha melakukan yang terbaik untuk mendukungNya. Semoga Allah senantiasa menerangi hati kita.
Pacem,
Ioannes
Shalom saudara kris..
Bagi saya itu ungkapan(pribadi) saja. Yang perlu saya koreksi disana kata “tanpa sadar”. Saya kira tidak ada orang yang mau bertindak tanpa sadar.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan
Palar
Terimakasih pak Palar
Saya kira juga begitu pak, itu memang hanya ungkapan saja. Maksud saya menanyakan itu hanya untuk mengingatkan diri saya sendiri bahwa dalam melakukan analisa dan pengambilan kesimpulan saya harus mengkesampingkan perasaan atau emosi sehingga yg merespon hanya tinggal akal dan budi saja, sehingga saya bisa menyerap semua input dengan lebih objektif.
Salam damai Kristus.
Mana ada orang pernah merasa puas? Kalau kamu berani menuding St. Paulus adalah demikian, apakah artinya kamu mau memahami ketika junjungan kamu juga dituding sedemikian rupa oleh oknum yang mempertanyakan tentang ajaran agama kamu?
Di sini sudah dijawab dengan lembut dan juga bersahabat, itu sudah melampaui nilai ajaran kamu yang ( bisa jadi dan sering) ketika ditanya hal serupa, maka umpatan dan cacian akan muncul serta (mungkin) disertai ancaman!
Dari hal di atas saja, kita semua bisa menangkap pesan mana ajaran yang gagal dalam menyiarkan sebuah agama.
Semoga mau memeriksa diri.
saya sudah memeriksanya dan justru kegagalan ada pada kristen
[dari katolisitas: Menurut saya diskusi akan menjadi substansial kalau anda mau menanggapi artikel ini – silakan klik. Tanpa tanggapan yang jelas dan hanya memberikan tuduhan tidak akan memberikan kedalaman dialog. Semoga dapat diterima.]
Syalom tim,
Saya mohon agar tanggapan saya kepada tulisan Puji yang sebelum ini telah saya hantar ke Katolisitas dipaparkan di sini agar Puji dapat menjawab tiga perkara yang saya sebutkan dalam tulisan saya.
Demi Kemuliaan Kristus
Linda M
[dari katolisitas: Kita tidak perlu mengadakan serangan balik yang hanya akan memancing diskusi yang tidak sehat dan emosional. Jadi, dengan sangat menyesal, saya tidak dapat menampilkan komentar anda sebelumnya. Mohon dimengerti.]
Saya juga sudah memriksanya, tampaknya si Puji ini sulit untuk memahami ajaran Gereja Katolik, mungkin perlu penjelasan yang lebih sederhana. Sayang sebetulnya bila ada yang gagal memahami ajaran Kekristenan dan gagal berdiskusi dengan baik. Namun demikian mohon katolisitas tetap memberinya kesempatan padanya untuk menumpahkan uneg-uneg dan keluhannya di sini. tks sebelumnya.Siapa tahu si Puji ini sudah merasa menang debat di mana-mana, namun hatinya belum tenang sehingga belum percaya diri dengan imannya sendiri, alias masih butuh meyakinkan diri lagi dengan mencari pengakuan dari pihak lain.
[dari katolisitas: dialog yang baik akan terbangun kalau masing-masing pihak dapat memberikan argumentasi yang baik. Tuduhan tanpa argumentasi tidak perlu dilayani, karena diskusi tidak akan kemana-mana dan tidak jelas arahnya.]
Hai puji,
saya bingung nih. Kalau Paulus mau berbohong untuk kepentingan apa ya ?
Dia bukan pedagang yg mau jualan produk spy kaya (mungkin dia udah cukup materi sebelumnya krn bisa belajar agama yahudi ke tempat jauh dr kelahirannya), dia juga bukan pemimpin politik yg ingin punya pengaruh. Kenyataannya dia justru wafat sbg martir krn imannya. Sy tdk melihat motif utk berbohong.
Jikalau pun dia berbohong utk mendapatkan murid maka bisa dengan mudah ditelanjangi oleh para rasul yg masih hidup di jaman itu (jangka waktunya terlalu pendek utk bisa berhasil membuat dongeng/mitos ttg Yesus).
Yg menuduh dia “berbohong” adalah bbrp sekte yahudi yg curiga akan pengajarannya krn mengajarkan utk mengabaikan bbrp adat yahudi. Tapi saya rasa itu krn dia adalah rasul bagi bangsa gentile. Utk orang yahudi tetap tdk ada salahnya menggunakan adat istiadat nenek moyang mereka, tp bg kita orang gentile tdk perlu ikut adat istiadat yahudi utk memperoleh keselamatan dan ini make sense krn kebenaran sejati nya bukan di adat istiadat tapi di Yesus Kristus itu sendiri yg adalah Firman Allah yg hidup. Dan ini sdh dibereskan di konsili Yerusalem (lihat Kisah para rasul ttg pertemuan Paulus dengan Yakobus, Petrus yg disebutnya Soko guru jemaat).
Pengajaran asli Yesus utk mengasihi Tuhan melebihi segalanya dan mengasihi sesama, menganggap hubungan suami istri sbg satu kesatuan, setia kepada panggilan hidup dari Tuhan adalah juga diajarkan oleh Paulus.
Saya tidak puas dengan jawaban anda, sepertinya PAULUS memang Pendusta,
[dari katolisitas: Silakan membaca sekali lagi, dan coba memberikan alasan ketidakpuasan anda.]
Dear Katolisitas, saya mau bertanya tentang tulisan Rasul Paulus yang mengatakan ” Jikalau karena dustaku kerajaan Allah semakin melimpah bagi kemuliaanNya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa? (Rom 3:7), sebab ayat ini sering dipakai oleh orang-orang non Kristiani untuk menyerang dan mengatakan bahwa ia (Paulus) adalah seorang pendusta yang mengubah seorang nabi/ utusan (Yesus) menjadi Tuhan. GBU Always, amien
[dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]
Comments are closed.