Apakah Berdoa itu Percuma (bagian 4 – Selesai)

Kesalahan persepsi doa menurut St. Thomas Aquinas

Dalam tiga tulisan sebelumnya, telah dibahas tentang tiga kesalahan persepsi tentang doa yang sering kita jumpai sehari-hari bagian 1, bagian 2, bagian 3), baik yang kita lakukan sendiri maupun oleh teman-teman kita. Kalau kita lihat, tiga kesalahan persepsi yang diajukan oleh St. Thomas, mungkin telah mencakup semua kesalahan persepsi tentang doa. St. Thomas membaginya menjadi tiga bagian, yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

  • Tuhan dianggap netral: seolah-olah Dia hanya berpangku tangan saja, baik kejadian yang menyenangkan atau yang menyedihkan. Seolah-olah Tuhan hanya sebagai penonton.
  • Tuhan dianggap negatif: seolah-olah Tuhan sudah menentukan semuanya, di mana lebih kepada pengertian yang negatif, sehingga doa juga percuma, karena semuanya sudah ditakdirkan.
  • Tuhan dianggap positif: seolah-olah kasih Tuhan diukur sampai seberapa jauh Tuhan memenuhi permintaan doa kita, sampai pada titik bahwa doa kita dapat mengubah keputusan Tuhan.

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan di atas, kita harus dapat menangkap hakekat dari doa itu sendiri. Dalam tulisan ini akan diuraikan definisi doa menurut St. Teresia kanak-kanak Yesus.

Definisi Doa menurut St. Teresia yang dikutip oleh Katekismus Gereja Katolik.

Katekismus Gereja Katolik 2558-2559, mengutip St. Teresia kanak-kanak Yesus, mengatakan “Bagiku doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan“. Definisi ini terlihat sederhana, namun mencakup banyak hal. Mari kita lihat satu persatu.

Doa harus melibatkan hati

Dalam doa, akal budi (reason or intellect) dan keinginan hati (the will) harus bekerjasama untuk menerima dan mengalami kehadiran Tuhan. ((St. Thomas Aquinas, ST, II-II, q.83, a.1.; KGK, 2559.)) Kita mencoba menggunakan akal budi kita untuk berfikir tentang Tuhan dan dengan keinginan hati, kita mau untuk mengalami kehadiran Tuhan. Sebagai contoh, kita harus terlebih dahulu mengetahui tentang hukum Tuhan dan pelanggaran kita terhadap Tuhan, sebelum kita dapat mengalami pertobatan. Tidak mungkin kita mengalami pertobatan tanpa terlebih dahulu tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah salah di mata Tuhan. Namun sebaliknya, hanya berfikir tentang Tuhan tidaklah cukup, namun kita harus memberikan hati kita kepada Tuhan di dalam doa. ((KGK, 2562-2563 Di sini, KGK menekankan akan pentingnya peranan hati untuk turut berdoa. Berfikir tentang Tuhan saja tidak cukup. Pikiran harus membantu hati (the will) untuk berdoa dengan baik, dan demikian juga sebaliknya.)) Kalau mau dikatakan, setanpun berfikir tentang Tuhan. Mereka punya pengetahuan tentang Tuhan dalam derajat tertentu, namun mereka tidak memberikan hati mereka kepada Tuhan. Katekismus Gereja Katolik menegaskan, memang benar bahwa keseluruhan diri manusia yang berdoa, namun terlebih lagi adalah hati yang berdoa. (KGK, 2562) Sehingga dapat dikatakan bahwa jika hati kita jauh dari Tuhan, maka kata-kata di dalam doa adalah percuma. Disinilah perkataan St. Teresia menjadi begitu nyata dan benar: doa adalah ayunan hati.

Tuhan adalah penggerak utama dalam doa.

Kalau bagi St. Teresia doa adalah “ayunan hati“, maka yang mengayun hati adalah Tuhan. Karena Tuhan sendiri yang menanti kita di dalam doa. Dikatakan bahwa manusia mencari Tuhan, namun Tuhan yang memanggil manusia terlebih dahulu (KGK, 2566-2567). Bahkan doa sebenarnya adalah suatu anugerah dari Tuhan (KGK, 2559-2561). Drama tentang doa ditunjukkan pada waktu Yesus menunggu di sumur dan kemudian bertemu dengan wanita Samaria (Yoh 4:1-26; KGK, 2560). Yesus yang menanti kita karena haus akan balasan kasih kita. Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa Tuhan tidak campur tangan dalam kehidupan kita atau malah beranggapan bahwa Tuhan telah menakdirkan sesuatu yang tidak baik dalam kehidupan seseorang, maka anggapan ini adalah salah sekali. Bukan hanya dia “menjawab doa kita“, bahkan Dia yang terlebih dahulu “menggerakkan hati kita untuk berdoa“, karena Dia sudah menunggu kita di sumber air, di hati kita, di tempat di mana kita dapat bertemu dengan Tuhan (KGK, 2563).

Kita diciptakan dengan kapasitas untuk mengarahkan hidup kita pada tujuan akhir.

Bahkan sebenarnya, Tuhan menciptakan manusia sedemikian rupa, sehingga manusia mempunyai kapasitas untuk mengarahkan hidupnya kepada tujuan akhir. Sadar atau tidak, kita mempunyai kapasitas untuk ini. Dengan kapasitas inilah, St. Agustinus berkata “Hatiku tidak akan tenang, sampai aku menemukan Engkau, ya Tuhan.” Dan kapasitas ini bukan hanya milik beberapa orang saja, namun semua orang, karena pada dasarnya manusia adalah seorang filsuf. ((John Paul II, Encyclical Letter on the Relationship between Faith and Reason: Fides et Ratio, 3, 64. Kalau kita amati, hanya manusia saja yang dapat mempertanyakan tujuan hidupnya.)) Pada saat kita mempertanyakan “apa itu hidup, apa tujuan kehidupan, apakah kebahagiaan, dll”, maka kita dihadapkan kepada suatu permenungan akan “suatu awal dan tujuan akhir“. Pada saat pertanyaan ini didiskusikan dengan Tuhan, maka ini adalah suatu wujud doa, karena Tuhan adalah awal dan akhir. Dialog ini akan menjadi doa seorang Kristen kalau berdasarkan wahyu Yesus Kristus. Dan ini akan menjadi doa seorang Katolik, kalau berdasarkan wahyu Yesus Kristus yang diteruskan dalam Tradisi Katolik dan ajaran Katolik yang mendasari doa tersebut, di mana doa mencapai puncaknya pada perayaan Ekaristi Kudus ((KGK, 1324, 2624 : Ekaristi adalah suatu bentuk doa yang paling sempurna, karena menghadirkan kembali kurban Yesus Kristus. Ini juga merupakan tradisi apostolik, seperti yang ditunjukkan jemaat perdana. “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” (Kis 2:42)) (lihat artikel: Sudahkah kita pahami pengertian Ekaristi? ).

Doa adalah pandangan sederhana ke surga

St. Teresia lebih lanjut mengatakan bahwa doa adalah “pandangan sederhana ke surga.” Di dalam doa, derajat kedekatan dengan Tuhan yang kita alami hanyalah merupakan pandangan sederhana atau sekilas yang sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan kebahagiaan sejati pada waktu nanti kita bertemu dengan Yesus muka dengan muka (1 Kor 2:9). Pada waktu kita berdoa, kita juga mengarahkan hati bukan kepada hal-hal di dunia ini, namun untuk hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan jiwa kita, yaitu tujuan akhir yang utama: persatuan dengan Tuhan di surga. Jadi kita perlu mengintrospeksi, apakah isi dari doa kita? Apakah semuanya berisi dengan kebutuhan yang bersifat jasmani semata, ataukah dipenuhi dengan hal-hal untuk keselamatan jiwa kita? “Pandangan sederhana ke surga” adalah suatu pandangan yang begitu dalam. Kedalamannya terletak pada keserhanaannya. Kesederhanaan suatu konsep “Manusia akan mengarahkan segala sesuatunya kepada tujuan akhir.” Dalam Alkitab dikatakan “di mana hartamu berada, disitu juga hatimu berada” (Mat 6:21; Luk 12:34). Seperti seorang yang bekerja di bagian sales atau penjualan. Tujuan akhir dari pekerjaan ini adalah memenuhi target penjualan. Jadi semua usaha, pikiran, dan hati diarahkan seluruhnya untuk mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan. Dari contoh ini, kita melihat bahwa tujuan akhir menentukan semua sikap, perilaku, dan juga pikiran dan hati.

Tujuan akhir dan definisi tentang kebahagiaan menentukan sikap kita dalam doa.

Nah, mari kita melihat dalam kehidupan rohani kita. Di atas telah diulas bahwa manusia diciptakan dengan kapasitas untuk mengenal tujuan akhir, yaitu untuk bersatu dengan Tuhan. Kalau kita membuat hal ini benar-benar menjadi tujuan akhir hidup kita, maka segala sesuatu yang kita lakukan adalah untuk mencapai tujuan ini. Dan cara yang dapat kita lakukan di dunia ini untuk mencapai tujuan akhir ini adalah melalui doa. Dengan kata lain apa yang kita doakan adalah tergantung dari definisi kita tentang tujuan akhir hidup kita maupun definisi kita tentang kebahagiaan.

Kalau seseorang yang definisi kebahagiaannya adalah untuk menjadi orang kaya, maka doa-doanya akan dipenuhi dengan urusan pekerjaan, proyek, uang, dll. Kalau seseorang yang definisi kebahagiaannya adalah keluarga, maka doanya dipenuhi dengan doa untuk keselamatan dan kebahagiaan anggota keluarga. Nah dalam definisi St. Teresia, definisi kebahagiaannya adalah pandangan ke surga. Inilah yang membedakan doa kita dengan doa para orang kudus. Bagi orang kudus, definisi kebahagiaan dan tujuan akhir dari hidup begitu jelas – yaitu persatuan dengan Allah – sehingga doa adalah menjadi cara (the means) untuk mencapai tujuan akhir ini (end). Kita sering membalik ini dan melihat doa sebagai akhir. Akibatnya, kalau doa kita tidak dijawab oleh Tuhan seperti yang kita inginkan, maka kita akan kecewa, putus asa, dan marah. Namun kalau kita melihat doa adalah suatu cara untuk mencapai tujuan akhir, maka apapun jawaban Tuhan terhadap doa kita akan kita terima dengan lapang hati karena pada akhirnya semuanya akan mendatangkan kebaikan buat kita (Roma 8:28), yaitu untuk mencapai tujuan akhir, bersatu dengan Tuhan.

St. Yohanes dari Damaskus mengatakan bahwa “doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik.” (KGK, 2559) Hal-hal yang baik disini adalah dalam relasinya dengan tujuan akhir manusia, persatuan dengan Allah di surga.

Doa didasarkan kepada iman, pengharapan dan kasih kepada Tuhan.

St. Teresia juga menekankan pentingnya “seruan syukur (dalam edisi bahasa Inggis dikatakan a cry of recognition atau seruan pengakuan) dan cinta kasih“. Seruan syukur adalah suatu ungkapan kepada seseorang atas pertolongan dan pemeliharaannya kepada kita. Dan kalau kita mengucap syukur kepada Tuhan, berarti kita mengakui pertolongan-Nya dan pemiliharaan tangan-Nya dalam kehidupan kita. Kita mengakui bahwa tanpa Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Ini adalah sikap kerendahan hati yang berkenan di mata Tuhan dan menjadi dasar utama dari doa.

Seruan syukur atau seruan pengakuan menjadi suatu ekspresi iman dan pengharapan. Mengaku bahwa Tuhan adalah segalanya adalah suatu pernyataan iman. Mendaraskan doa kita kepada Tuhan yang Maha Tahu dan Maha Baik adalah suatu pernyataan pengharapan. Doa juga merupakan tempat pertemuan antara kasih Allah yang sudah terlebih dahulu menunggu kita dengan kasih kita kepada Allah (KGK, 2560). Bahkan dikatakan bahwa kasih adalah penyebab dari doa. ((St. Thomas Aquinas, ST, II-II, q.83, a.13.)) Jadi kita bisa melihat bahwa doa yang benar dilandaskan pada kebajikan ilahi “iman, pengharapan, kasih.” Tanpa ketiga hal ini, doa menjadi sia-sia. Kalau kerendahan hati adalah dasar dari doa, maka iman adalah suatu bentuk kerendahan hati akal budi, dan pengharapan adalah bentuk kerendahan hati dari keinginan. ((St. Thomas Aquinas, ST, II-II, q.161, a.5.)) Ini berarti bahwa kalau doa kita didasari oleh iman dan pengharapan yang berlandaskan kasih yang benar, maka Tuhan akan mengabulkan doa kita.

Mari kita melihat apa yang dikatakan Yesus “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Mat 7:7; 21:22; Mar 11:24; Luk 11:9; Yoh 14:13). Mengomentari hal ini, St. Thomas Aquinas di dalam bukunya “Catena Aurea”, mengatakan bahwa “Kita meminta dengan iman, mencari dengan harapan, dan mengetuk dengan kasih“. Jadi dalam hal ini kebajikan Ilahi, yang terdiri dari: iman, pengharapan, dan kasih menjadi dasar doa kita ((KGK, 1812-1813 Iman, pengharapan, dan kasih atau disebut kebajikan Ilahi (theological virtues) memungkinkan manusia berhubungan dengan Allah, dimana kita dapatkan pada waktu kita menerima pembaptisan. Dengan ini, manusia dapat mengambil bagian dan berpartisipasi dalam kehidupan Tritunggal Maha Kudus. Dan kebijaksanaan Ilahi ini menjadi dasar, jiwa dan tanda pengenal tindakan moral orang Kristen.)) Iman memungkinkan manusia untuk menyerahkan seluruh dirinya kepada Allah, termasuk seluruh kejadian dalam kehidupannya, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Harapan, membuat kita merindukan kehidupan kekal bersama Allah sebagai tujuan akhir dan tujuan utama kehidupan kita (KGK, 1817) Kasih, memungkinkan kita untuk mengasihi Allah lebih dari segala sesuatu di dunia ini, dan mengasihi sesama demi kasih kita kepada Allah (KGK, 1822).

Kalau kita melihat definisi di atas dan jujur terhadap diri sendiri, maka kita dapat mengatakan bahwa doa yang kita minta sering tidak didasari oleh kebajikan ilahi. Mungkin kita berdoa dengan iman dan pengharapan yang kelihatannya begitu besar, namun sebenarnya tanpa didasari kasih kepada Tuhan. ((Dalam hal ini, kalau kita mendasarkan doa kita berdasarkan iman dan pengharapan yang benar, maka kasih senantiasa ada di dalamnya)) Berapa sering kita mendengar doa-doa yang dipanjatkan “dalam nama Yesus, kutolak kemiskinan, sakit penyakit, dll” Kalau doa kita didominasi oleh pekerjaan dan juga kekayaan, maka kita dapat mempertanyakan, apakah doa ini berdasarkan kasih kepada diri sendiri atau kasih kepada Tuhan.

Kalau kasih adalah melihat sesuatu yang baik dari seseorang atau menginginkan sesuatu yang baik terjadi bagi orang tersebut, maka pertanyaannya, apakah kekayaan mendatangkan kebaikan buat Tuhan? Tidak juga. Tuhan tidak bertambah mulia dengan kekayaan kita, walaupun kita dapat memuliakan Tuhan dengan kekayaan yang diberikan oleh Tuhan. Namun sering kita meminta kekayaan bukan untuk memuliakan Tuhan, namun untuk kesenangan diri kita pribadi.

Pertobatan hati menuntun kita kepada doa yang benar.

Namun, sebelum kita dapat melandaskan doa berdasarkan kebajikan Ilahi, maka kita terlebih dahulu akan dihadapkan pada suatu realitas bahwa kita adalah orang berdosa (KGK, 2631). Realitas ini adalah pengetahuan terhadap diri kita sendiri. Namun pengetahuan tentang diri sendiri tidaklah cukup, karena hanya akan berakhir pada keputusasaan, seperti yang dicontohkan oleh Yudas Iskariot. Pengetahuan ini perlu digabungkan dengan pengetahuan akan Allah yang Maha Kasih dan Pengampun. Dua pengetahuan ini akan membawa kita kepada kerendahan hati dan pertobatan yang benar yang memungkinkan kita mempunyai hati murni, yang akhirnya akan membukakan hati kita untuk menyelaraskan hidup kita dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan (lihat artikel Kerendahan hati: dasar dan jalan menuju Kekudusan), seperti yang telah dicontohkan oleh Santo Petrus. Yesus mengatakan bahwa “Berbahagialah orang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Mat 5:8).

Kembali kita diingatkan bahwa bukan kita yang mengubah Tuhan dengan doa kita, namun dengan kesucian hati, seseorang dapat menyesuaikan hidupnya dengan kehendak Tuhan (KGK, 2518), yang pada akhirnya menuntun kepada kesesuaian dengan kehendak Tuhan, seperti yang dicontohkan oleh Yesus sendiri. Di dalam doa-Nya di taman Getsemani, Yesus berkata “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Luk 22:42). Inilah doa dengan nafas, “Tuhan apakah yang Engkau kehendaki?” dan “Tuhan, apa yang Engkau ingin aku lakukan untuk melaksanakan kehendak-Mu?” (KGK, 2705-2706)

Doa yang mengutamakan kehendak Tuhan ialah doa yang lepas dari kepentingan pribadi. Doa seperti inilah yang dilandaskan oleh kebajikan Ilahi: iman, pengharapan, dan kasih. Inilah doa yang dicontohkan oleh Abraham, Musa, dan para orang kudus. Inilah doa, dimana Roh Kudus sendiri yang membantu kita untuk berdoa.

Dan doa yang mengalir dari kebajikan Ilahi tidak akan terpisah dari kehidupan yang nyata, karena doa dan kehidupan bersumber pada kasih yang sama. Pada saat seseorang dapat menggabungkan antara pekerjaan dan kegiatan yang lain dengan nafas doa, maka seseorang mencapai “doa yang tiada henti atau prayer without ceasing.” Dan inilah yang diserukan oleh St. Teresia, bahwa doa harus dilakukan “di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan.” Ini berarti doa harus dilakukan setiap saat tanpa memandang situasi yang sedang kita alami.

Doa tidaklah percuma, namun harus menjadi nafas kehidupan kita

Dengan semua argumen di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa doa tidaklah percuma, bahkan doa harus menjadi kebutuhan utama orang Kristen, sama seperti oksigen menjadi kebutuhan utama manusia. Semakin kita mengerti akan kesalahan persepsi doa, semakin kita tersadar akan kekuatan doa yang sesungguhnya, yaitu doa yang dituntun oleh Roh Kudus, yang menjadikan kita untuk semakin serupa dengan Kristus, sehingga kita dapat mengikuti kehendak Allah Bapa. Hanya dengan doa yang tiada henti, dilakukan dengan disposisi hati yang benar, maka kita akan melihat buah-buah doa dalam kehidupan kita. Mari kita mengikuti teladan Yesus, yang memberikan kepada kita doa yang paling sempurna, doa Bapa Kami. Kita juga mengikuti teladan Maria, dan para kudus, dimana setiap tarikan nafas dari mereka merupakan doa yang tak putus-putusnya, yang rindu untuk melaksanakan kehendak Bapa.

Mari kita mengingat sekali lagi apa yang dikatakan oleh St. Teresia kanak-kanak Yesus. “Bagiku doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan”.

Marilah kita berdoa.

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin. Ya, Tuhan, pada saat ini aku datang kepada-Mu, mengakui bahwa aku adalah orang yang berdosa. Dalam segala kelemahanku, bantulah aku ya Tuhan agar aku dapat mempunyai hati yang kudus, sehingga Engkau dapat meraja dalam hatiku. Tuhan, ubahlah hatiku walaupun aku belum siap. Bantulah agar aku dapat menyesuaikan segala pikiran, keinginan, dan perbuatanku sesuai dengan kehendak-Mu. Berikan aku kekuatan agar aku dapat menjadi seorang pendoa yang benar, karena aku tahu hanya melalui doa saja, iman, pengharapan, dan kasihku kepada-Mu dapat bertumbuh. Bantu aku ya Tuhan, agar doa juga dapat menjadi nafas perbuatanku setiap hari. Aku mengundang Engkau ya Tuhan, untuk terus membentuk aku sesuai dengan kehendak-Mu. Dengan perantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu, aku naikkan doa ini. Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.

5 5 votes
Article Rating
41 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Steven
Steven
10 years ago

terima kasih untuk artikel dari bagian 1 – 4 sungguh sangat merasa terberkati :))

stefani
stefani
11 years ago

Shalom, Saya adalah seorang protestan, saya seperti jatuh cinta menjalankan doa rosario.bahkan disaat saya sedang beraktivitas lain,ada kerinduan saya untuk melakukan doa ini,dan dari situ sejujurnya saya merasakan sesuatu yang berbeda.agama saya melarang ini,tetapi seperti inilah sy,tanpa didorong oleh siapapun,keinginan saya untuk melakukan doa rosario sll muncul.yang ingin saya tanyakan bolehkah saya sebagai seorang protestan melakukan doa ini? [Dari Katolisitas: Tentu saja boleh. Sebab sesungguhnya fokus dari doa rosario adalah merenungkan peristiwa-peristiwa hidup Yesus, dan karena itu kita dapat semakin dipersatukan dengan Kristus, dengan dukungan doa syafaat Bunda Maria. Anda boleh juga membaca artikel ini, yang sedikit menjabarkan mengapa doa… Read more »

Sasgia putri
Sasgia putri
11 years ago

Syahlom
saya mau bertanya doa devosi dan doa pokok itu apa saja mohon dijelaskan trimakasih

Ingrid Listiati
Reply to  Sasgia putri
11 years ago

Shalom Sasgia, 1. Doa devosi Tentang apa itu devosi, silakan klik di sini. Terdapat cukup banyak doa devosi yang dikenal dalam Gereja Katolik. Beberapa yang terkenal adalah: Devosi kepada Hati Kudus Yesus, devosi Kerahiman Ilahi, doa Jalan Salib, doa rosario, doa novena Tiga Salam Maria, dst. Silakan membaca beberapa contohnya di link ini, silakan klik, atau di link ini, yang mencakup 3,523 jenis doa- doa Katolik, silakan klik. 2. Doa-doa pokok/ doa dasar Secara umum, doa-doa dasar Gereja Katolik adalah: Aku Percaya, Bapa Kami, Kemuliaan, Salam Maria, Malaikat Tuhan, dst, yang dapat dibaca dalam Puji Syukur, no. 9-28, atau di… Read more »

NN
NN
11 years ago

Shalom..
Saya ingin bertanya
1. Saat sedih dan senang saya sering berdoa. Namun dalam keadaan kosong saya jarang sekali berdoa. Tolong berikan saya solusi untuk hal itu.
2. Makna apa saja yang terkandung dalam salib agama kita, Katolik?
Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati.

Ingrid Listiati
Reply to  NN
11 years ago

Shalom NN, Sabda Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa kita berdoa tidak saja pada saat sedih ataupun senang, tetapi setiap saat. Sebab dengan berdoa senantiasa, maka kita memperoleh pertolongan dari Tuhan agar tidak mudah jatuh ke dalam pencobaan. “Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1Tes 5:17-18) “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Mat 26:41; Mrk 14:38; Luk 22:40,46) Namun di atas semua itu, doa adalah bentuk komunikasi kasih antara kita dengan Tuhan. Komunikasi adalah hal yang tak bisa dipisahkan… Read more »

leonard
leonard
12 years ago

Syaloom,, Masalah doa. Kalau saya baca di Kitab Suci Tuhan Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami “… Jadilah KehendakMu Di atas bumi seperti di dalam Sorga ….” dan di doa di Taman Getsemani. Dia juga berdoa ” …. Biarlah Kehendak-Mu yang terjadi bukan Kehendak-Ku”. Tapi Dia juga mengajar kalau kita minta dengan percaya maka kita akan mendapat, bahkan kalau ga salah saya pernah baca Dia juga mengajar kalau kita berdoa meminta dan percaya dan bersikap kita sudah mendapatkan maka Bapa di Sorga akan memberikan. Dengan kata lain kalau iman kita gede pasti sukses deh doanya. Tanggapannya bagaimana ttg masalah doa yang… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  leonard
12 years ago

Shalom Leonard, Memang Tuhan mengajarkan agar kita tidak ragu untuk meminta kepada Tuhan, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Mat 7:7, lih. Luk 11:9) Dari ayat- ayat ini kita diajarkan untuk memohon pertolongan Tuhan. Namun jangan dilupakan, bahwa pada akhir dari perikop itu disampaikan bahwa Tuhan itu adalah Bapa yang tahu memberikan yang terbaik kepada anak- anak-Nya (lih. Mat 7:11; Luk 11:11-13), sehingga yang kita dapatkan dari Tuhan adalah yang terbaik bagi kita menurut Tuhan, dan bukan menurut kita. Itulah sebabnya, jika kita meminta Roh Kudus (ini adalah karunia yang… Read more »

leonard
leonard
Reply to  Ingrid Listiati
12 years ago

Syaloom Saudari Ingrid

Terima kasih atas jawabannya. Sungguh meneguhkan iman saya

Tuhan berkati.

Roseline Pudong
Roseline Pudong
13 years ago

Shalom team Katolisitas. Saya memanjatkan syukur kerana dengan adanya website ini pengetahuan saya terhadap iman Katolik semakin bertambah. Banyak pertanyaan yang selalu membelenggu fikiran, jawapannya telah ditemui dalam website ini. Pak Stef & Ibu Ingrid, Saya mempunyai satu pertanyaan mengenai Allah Bapa dan Tuhan Yesus. Ketika kita berdoa kepada siapakah seharusnya kita menyampaikan doa kita? Adakah kepada Allah Bapa atau kepada Tuhan Yesus. Saya bertanya begini kerana pada pemahaman saya yang masih kekurangan pengetahuan tentang agama, rasa syukur dan terima kasih hendaklah disampaikan kepada Allah Bapa kerana Dia lah Pencipta segala sesuatu untuk kita. Dan peranan Tuhan Yesus pula membimbing… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Roseline Pudong
13 years ago

Shalom Rosaline, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan tentang doa, demikian: KGK 2559 “Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik” (Yohanes dari Damaskus, f.o.3,24). Dari mana kita berbicara, kalau kita berdoa? Dari ketinggian kesombongan dan kehendak kita ke bawah atau “dari jurang” (Mzm 130:1) hati yang rendah dan penuh sesal? Siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan (Bdk. Luk 18:9-14). Kerendahan hati adalah dasar doa, karena “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis (Bdk. Agustinus, serm. 56,6,9,… Read more »

Sammy
Sammy
14 years ago

Hi.. Mau nanya nich, setelah baca artikel ini, aku jadi kebuka dalam banyak hal. Tp juga timbul suatu pertanyaan di dalam hati aku. Yang kepingin aku tanyain : 1. Kalo begitu doa yg baik seharusnya berisi ttg apa ? 2. Dlm puji syukur, aku ada baca kalo doa rosario tidak dilandasi dengan iman akan menjadi rentetan kata2 kosong, apa maksud nya? Iman yang baik itu hrs seperti apa dan bagaimana membuat iman menjadi lebih baik ? 3.Bagaimana cara doa yg baik ? Karena kadang2 kita gak bisa konsentrasi 100% penuh, apakah itu salah ? Umpama misalnya terhenti karena batuk or… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Sammy
14 years ago

Shalom Sammy, 1) Tentang contoh isi doa yang baik, sebenarnya sudah kita dapatkan dari Tuhan Yesus sendiri, yaitu doa Bapa Kami. Sayangnya sering karena kita menghafal teksnya begitu rupa, sering kita kurang menghayati maksudnya. Dalam doa Bapa Kami tersebut, terdapat beberapa bagian prinsip yaitu: pujian, penyembahan dan penyerahan diri kepada Tuhan, permohonan ampun, dan permohonan rejeki/ kebutuhan kita. Secara lebih mendetail, memang kami merencanakan akan menuliskan artikel secara khusus tentang doa ini. Harap bersabar ya. 2) Doa Rosario yang tidak dilandasi iman memang bisa hanya merupakan pengulangan kata-kata, tanpa dapat mengangkat hati. Mungkin inilah yang dimaksud dengan ‘rentetan kata-kata kosong’.… Read more »

Bong Felix.H
Bong Felix.H
15 years ago

Shalom ! rekan admin Katolisitas. Semarak Imlek masih terasa saat saya menulis artikel ini, dimana-mana diseluruh dunia didaerah pecinan nuansa merah merona menyambut imlek, begitu pula dengan di Indonesia dan didaerah-daerah tertentu yang etnis Tionghoa nya begitu semarak penyambutannya, orang sering menyebutnya pesta musim semi ( Chun Cie) dalam perayaan Imlek sangat kental dengan budaya, dan tradisi hormat kepada leluhur dan juga orang tua, umpamanya: ada sebagian orang mengadakan syukuran, kumpul-kumpul keluarga bahkan sebagai ajang silahturami tentunya, bagaimana orang muda / anak-anak mengunjungi orang tua dengan pemberian angpauw (amplop merah). Dibeberapa paroki mengadakan misa Syukur secara khusus dalam menyambut Imlek,… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Bong Felix.H
15 years ago

Shalom Bong Felix, Perayaan Tahun baru intinya adalah perayaan syukur. Jika kita lihat asal usul perayaan Imlek ini, maka kita ketahui bahwa perayaan ini adalah untuk menyambut musim semi. Maka tentunya disamping merayakan tahun baru 1 Januari,  Gereja boleh saja merayakan tahun baru, yang berhubungan dengan kebudayaan Tioghoa ini, untuk menyambut musim semi/ tahun yang baru menurut budaya mereka. Sebab Gereja Katolik yang bersifat Universal terdiri dari bermacam bangsa, maka Gereja merangkul semua bangsa dan mengambil segala yang baik dari budaya bangsa-bangsa untuk diangkat dan disempurnakan di dalam Kristus Yesus, demi kemuliaan nama Tuhan. Lumen Gentium 13 (Konstitusi Dogmatik tentang… Read more »

Bong Felix.H
Bong Felix.H
Reply to  Ingrid Listiati
15 years ago

Terima kasih atas penjelasannya.GBU

Jus Soekidjo
Jus Soekidjo
15 years ago

Theosentris & egosentris. Sedikit sharing. Dalam kehidupan doa, banyak orang menggantungkan doanya pada kekuatan sendiri. Artinya doanya hanya searah saja, di mana manusia berdoa hanya untuk kepentingaqn dirinya sendiri. Inilah yang disebut egosentris. Misalnya kita berdoa hanya mohon saja, tidak pernah berdoa untuk kepentingan yang lain. Kalau kita perhatikan dalam doa Bapa Kami, di mana doa yang utama adalah untuk kepentingan Tuhan (Bapa kami yang ada di surga, dimuliakan namaMu, Datanglah kerajaanMu, Jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga). Atau kalau kita perhatikan di dalam doa umat, maka doa untuk intensi pribadi selalu ditempatkan pada paling akhir. Jadi… Read more »

Dolphin
Dolphin
15 years ago

Dear Stef & Ing,

Terima kasih banyak atas penjelasannya. Maaf atas response yang terlambat ini karena kesibukan di kantor.

Namun satu hal lagi yang sedikit meningkatkan rasa frustasi dalam berdoa adalah perasaan bahwa doa merupakan one-way conversation. Sehingga dalam melihat jawaban Tuhan (tidak, ya atau tunggu) pun merupakan ketidakpastian dimana kita tidak yakin bahwa Tuhan sudah menjawab – dan kita tidak yakin apakah Tuhan akan pernah menjawab doa kita – terutama kalau jawabannya adalah tunggu terus menerus.

Salam.

Dolphin
Dolphin
Reply to  Stefanus Tay
15 years ago

Dear Stef,

Terima kasih lagi atas kesabarannya untuk memberikan penjelasan lebih lanjut. Satu lagi problem yang saya hadapi adalah doa atas dasar pengharapan karena pengharapan cukup bertentangan dengan doa atas dasar penyerahan – yang menyerahkan segalanya terhadap Tuhan – karena saya merasa bahwa pengharapan bertolak belakang dengan penyerahan.

Salam,
Dolphin

Dolphin
Dolphin
15 years ago

Dear Stef & Ing, Artikel mengenai doa ini bagus sekali. Saya termasuk dalam orang yang memiliki kesalahan persepsi yang pertama. Tetapi saya tetap berusaha untuk lebih mengerti mengenai faith dan religion melalui berbagai macam buku (why bad things happened to good people) dan artikel dan saya percaya Tuhan itu ada. Namun pengalaman saya pribadi selama ini membuat saya meragukan perlunya doa dalam hidup sehari hari, terutama karena saya melihat ada 4 kelompok orang: 1. orang yang berdoa dan bahagia 2. orang yang tidak berdoa tetapi bahagia 3. orang yang berdoa tetapi tidak bahagia 4. orang yang tidak berdoa dan tidak… Read more »

Jus Soekidjo
Jus Soekidjo
15 years ago

DOA HARUS MENJADI NAFAS HIDUP. Uraian tentang doa oleh pa Stef bagus sekali. Yang mengatakan doa itu tidak perlu, maka yang bersangkutan adalah orang yang sombong. Kalau kita berdoa artinya kita ada ketergantungan hidup. Di atas hidup ini masih ada yang “memiliki” kehidupan itu sendiri. Kita tidak bebas begitu saja. Kalau kita berdoa artinya kita ini menjadi tidak berarti. Kita sangat kecil, oleh karena itu kita butuh tiang penyangga yang menjadi kekuatan kita. Dengan demikian, doa harus menjadi nafas kehidupan kita. Jangan memakai metoda “doa ingat” artinya berdoa kalau ingat. Kita musti berdoa baik dalam suka dan duka. Doa harus… Read more »

Jus Soekidjo
Jus Soekidjo
15 years ago

Selain doa-doa sebagaimana disebutkan di atas, ada doa monastik yang kini juga sudah menebus ke luar dari tembok biara, yakni doa kontemplatif. Ada yang bilang doa ini sebagai centering prayer, ada pula ada yang menyebutnya doa hening. Dalam doa kontemplasi , saya diam dan Tuhan juga diam, karena saya dan Tuhan manunggal. Doa ini juga merupakan bagian dari “lectio divina”, yang sekarang ini mulai banyak dipraktekkan dari keompok-kelompok meditasi Kitab Suci yang berbasiskan “Lectio divina”. Lectio divina ini juga merupakan salah satu methoda untuk mengerti Sabda Tuhan (Firman)/Kitab Suci melalui Lectio, meditatio, oratio, dan contemplatio. JIka umat mau sungguh memperdalam… Read more »

Luigi
Luigi
15 years ago

Yth. Bapak/Ibu , Sebenarnya saya mohon ada penjelasan mengenai ekaristi dan setiap doa yang kita lakukan dalam ekaristi … karena saya kebetulan menemukan secara tidak sengaja di GPdi San Francisco , mungkin banyak hal yang tidak kita ketahui mengenai doa doa dalam Sakramen Ekaristi itu sendiri sehingga banyak yang menganggap hanya ritual belaka dan tidak alkitabiah. Jalan ceritnya begini , saya seorang Khatolik yang sejak bayi sudah dipermandikan di Jakarta ,paroki Kramat, istri saya seorang protestan, waktu di Jakarta saya jarang sekali menemani istri saya ke gerja Protestan, paling2 hanya acara Natal dan Paskah. Nah di SF ini saya tiap… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Luigi
15 years ago

Shalom Luigi, Sebelum saya menjawab pertanyaan Luigi, saya ingin juga menanyakan, apakah Luigi sekarang setiap minggunya menghadiri Misa di Gereja Katolik atau menghadiri kebaktian/ Perjamuan Kudus di Gereja Protestan? Sebab sesungguhnya apa yang dilakukan di gereja Protestan, (apapun namanya) berbeda maksudnya dengan makna "Ekaristi Kudus" atau Misa di dalam Gereja Katolik. Saya pernah menuliskan perbedaan makna Ekaristi dalam Gereja Katolik dengan Perjamuan kudus di gereja Protestan di jawaban atas pertanyaan Oelan di sini (silakan klik). Jika Luigi mengikuti Misa kudus di gereja Katolik, saya menganjurkan agar Luigi mempersiapkan diri dulu sebelum mengikuti Misa, agar dapat menghayati Misa Kudus dengan lebih… Read more »

Luigi
Luigi
Reply to  Ingrid Listiati
15 years ago

Ibu Ingrid Yth, Saya berterima kasih atas penjelasan ibu, untuk informasi saya sebisa mungkin iktu misa harian di gereja St. Dominic , seringnya pagi jam 8 dan kadang2 sore jam 5.30 , waktu di Indonesia saya cukup aktif di Kharismatik dan sempat membantu persekutuan doa mudika di Paroki Pulo Mas. Sebenarnya pertanyaan saya lebih kepada doa yang kita atau pastor ucapkan, seperti Damai Sejahtera yang diberikan Yesus , jangan perhitungkan dosa kami tapi perhatikanlah iman gerejaMu dan restuilah kami …. maaf bu sudah lupa padahal baru 1.5 tahun disini , nah mengenai Damai Sejahtera ini dikupas waktu ikut kebaktian GPdi… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Luigi
15 years ago

Shalom Luigi, Pertama-tama, maaf ya baru sekarang saya dapat menjawab pertanyaan Luigi. Mari sekarang kita melihat teks Doa syukur Agung II, yang paling umum dipakai di dalam Misa Kudus: Doa Syukur Agung (umat berlutut) 1) Sungguh kuduslah Engkau, ya Bapa, sumber segala yang kudus. Maka kami mohon: semoga RohMu menyucikan persembahan ini. Agar menjadi bagi kami, tubuh dan darah PuteraMu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus. Pada malam Ia diserahkan, sebelum menderita sengsara dengan rela, Ia mengambil roti, mengucap syukur, Teks ini mengacu pada Kitab suci yaitu pada Perjamuan terakhir, di mana Yesus mengambil roti dan mengucap berkat dan syukur (Mat… Read more »

Isa Inigo
Isa Inigo
15 years ago

Pak Stef dan Bu Ingrid, apakah Katolik punya ajaran mengenai “takdir”? Apakah benar bahwa setiap tindakan kita telah ditentukan oleh Allah? Jika demikian, apakah manusia masih mempunyai kebebasan? Jika semua ditentukan oleh Allah, termasuk jika manusia berbuat jahat, tentu manusia tak usah bertanggungjawab atas perbuatannya. Mohon penerangan agar saya bisa menjelaskan pula kepada saudara yang bertanya. Terima kasih. Shalom,
Isa Inigo

Ingrid Listiati
Reply to  Isa Inigo
15 years ago

Shalom Isa Inigo, Mengenai takdir, sebenarnya pernah saya tuliskan di sini (silakan klik). Silakan dibaca dulu ya, dan kalau masih ada pertanyaan silakan bertanya lagi. Pada dasarnya, manusia diberi kehendak bebas oleh Tuhan, maka manusia bukanlah hanya sekedar ‘boneka’ yang menjalani apa yang sudah digariskan/ menjadi takdir. Jadi tidak benar bahwa jika manusia berbuat dosa, itu karena sudah digariskan berbuat dosa, sehingga sesungguhnya ia tidak bersalah. Sebagai akibat dosa asal Adam dan Hawa, maka kita manusia memang memiliki kecenderungan berbuat dosa, namun demikian, Allah juga memberikan rahmat-Nya, sehingga manusia dapat mengalahkan kecenderungan berbuat dosa tersebut. Oleh sakramen Pembaptisan, kita dikaruniai… Read more »

gendut
gendut
15 years ago

Halo buat Stef dan Inggrid beserta team Saya mohon pencerahan, doa singkat apa yag harus diucapkan dalam hati ? Ketika : 1.Senior dan pengurus lingkungan sering bertindak arogan dan membodohi warga (KKN) bahkan korupsi / menghamburkan dana lingkungan dengan alasan untuk Tuhan Yesus, misal : pesta dan membuat buku, beli patung / amal dsb nya. tentunya dengan segala alasan dan sering tanpa pertanggung jawab secara adminisrasi ( kan untuk Yesus ? ) 2.Mereka hanya ingin eksis/terkenal tetapi bagaikan ‘orang Parisi’ tang enggan / terpaksa melayani warga yang secara ekonomi tidak mampu dan tidak terpandang serta memprokalimirkan diri bahwa imannya sudah… Read more »

gendut
gendut
Reply to  Stefanus Tay
15 years ago

Salam damai dalam Yesus Kristus
Terima kasih atas pencerahannya dan semoga bagi lingkungan saya rukun dan berkembang
Semoga Bait Allah pada Hati dan Iman saya tidak memperdagangkan atas nama Yesus untuk kepentingan pribadi didalam pelayanan kepada warga lingkungan
Banyaknya ‘batu sandungan’ menjadikan saya lebih mawas diri didalam Iman Katolik dan Apostolik
Mohon doa dan salam kasih

Ali
Ali
15 years ago

sudah mau selesai bulan rosario. Saya ikut doa rosario tapi rosario saya belum diberkati pastor. itu gimana?. Terus terang saya tidak bermaksud mencari ‘pahala’ atau apapun. hanya saja saya ingin apa ada efek selain dari kesungguhan doa pada Bunda Kudus kita. kebetulan ini lagi bulan rosario. apakah rosario yg belum diberkati pastor bisa dipakai?. apa bedanya?
trims

felix
felix
15 years ago

Saya mau tanya, berhubung bln october ini kan bulan Maria ya?
Trus kalo saya mo doa rosario itu harus 1 bln penuh atau gimana ya?

Terima kasih.
felix

Y Nicola
Y Nicola
15 years ago

Hi, 3 hari saya tidak kunjungi web ini karena keterbatasan media. Puji Tuhan, akhirnya pagi ini saya bisa baca lagi spt biasa. “APAKAH BERDOA ITU PERCUMA” adalah artikel yang paling sering saya baca, bukan apa2, tapi sulit sekali mencerna dan tepatnya menerima penjelasan dalam artikel ini. Ada doa yang selalu saya ucapkan selama bertahun-tahun. Memang sih, tidak setiap saat saya mendaraskannya. Saya cukup ngotot -mungkin kalau dibaca secara positif : ‘cukup tekun’- mendoakan permohonan tsb. Bertahun-tahun saya doakan, tapi saya merasa tidak terkabul dan sampai saatnya saya putus asa lalu katakan, “Tuhan, terserah deh, Tuhan mau apakah permohonan saya itu.… Read more »

endro wibowo
endro wibowo
Reply to  Y Nicola
13 years ago

sekedar ingin share pengalaman yang baru saja saya alami. Kemarin keluarga saya merayakan ulang tahun keponakan saya yang ke 2. banyak diantara kami memberikan kado, lalu di akhir acara, kami buka kadonya bersama-sama.. teryanta banyak diantaranya berisi baju-baju cantik, sepatu, dan sandal cantik.. kami yang dewasa senang karena keponakan kami akan terlihat cantik setiap hari, tapi keponakan kami yang masih berusia 2 tahun itu tampaknya cuek-cuek saja dan bahkan tidak menggubrisnya. lalu pada suatu obrolan, ibunya mengatakan: “kayla suka diberi mainan gambar upin-ipin yang dari kertas itu lho..”. yah, ada sedikit rasa kecewa kami karena sudah dibelikan dengan harga yang… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
41
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x