Pertanyaan:
Dear Ingrid,
terima kasih melalui situs ini saya semakin mengerti iman katolik dan sangat bermanfaat. Sehubungan dgn topik ini, bagaimana halnya dgn Tuhan yg menguji Abraham untuk mempersembahkan Ishak anaknya, bukankah Tuhan sudah tahu apa yg akan terjadi. Lalu apa gunanya?.
Terima kasih, GB
Jawaban:
Shalom Veronica,
Memang Allah yang Maha Tahu sejak awal mula telah mengetahui bahwa Bapa Abraham akan dapat membuktikan ketaatan imannya, dengan mempersembahkan anaknya Ishak kepada Allah. Maka Allah menguji Abraham bukan demi kepentingan Allah, tetapi terlebih demi kepentingan kita; yaitu untuk memberikan pengajaran kepada kita umatnya. Kisah Perjanjian Lama ini merupakan pre-figurasi/ penggambaran akan pemenuhannya di dalam Perjanjian Baru.
1. Kesediaan Abraham untuk mempersembahkan Ishak merupakan gambaran akan kerelaan Allah Bapa untuk mengorbankan Yesus Putera Tunggal-Nya.
Abraham yang bersedia mengorbankan Ishak putera tunggal-nya dari Sara istrinya itu, merupakan gambaran (prefigurasi) dari Allah Bapa sendiri yang rela mengorbankan Putera Tunggal-Nya yaitu Yesus Kristus, sebagai korban penghapus dosa umat manusia. Menarik untuk direnungkan adalah bahwa Allah menyuruh Abraham untuk mempersembahkan Ishak di tanah Moria (Kej 22:2); dan penggenapan makna prefigurasi ini adalah pada Kristus Allah Putera, yang dikorbankan di kayu salib, di bukit Golgota, yang merupakan puncak tanah Moria.
2. Ketaatan iman Abraham juga merupakan gambaran akan ketaatan Bunda Maria.
Ketaatan iman Abraham yang mempersembahkan puteranya Ishak dalam PL, merupakan tanda awal dimulainya perjanjian antara Allah dengan Abraham, yang dijanjikan Allah akan menjadi bapa umat beriman dan bapa banyak bangsa (Rom 4:17, Kej 15:5; 17:5). Ketaatan iman Abraham ini juga merupakan gambaran dari ketaatan Bunda Maria dalam PB, yang juga dengan setia berdiri di bawah kaki salib, untuk mempersembahkan Putera tunggalnya, Yesus Kristus, kepada Allah Bapa. Oleh ketaatan Bunda Maria ini, tergenapilah rencana keselamatan Allah untuk menyelamatkan manusia.
3. Ketaatan iman Bapa Abraham itu menjadi teladan bagi kita umat beriman, yang adalah keturunan Abraham.
Kitapun dipanggil untuk melakukan hal yang sama dengan dia, yaitu dengan mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan, oleh karena ketaatan iman kita kepada-Nya. Ketaatan iman Bapa Abraham tersebut juga mengajarkan kepada kita untuk selalu berharap walaupun sepertinya tidak ada dasar untuk berharap (Rom 4:18). Dalam hal ini, Abraham secara implisit telah juga percaya bahwa Allah dapat membangkitkan anaknya Ishak dari maut, sebab ia percaya bahwa meskipun Allah meminta Ishak untuk dikorbankan (Kej 22:2), namun Allah juga berjanji bahwa ia akan memperoleh banyak keturunan melalui Ishak anaknya itu, sesuai dengan janji Allah yang telah dinyatakan sebelumnya (Kej 17:5; 17:21).
Jadi bahwa kisah Abraham tersebut dituliskan oleh ilham Allah, itu terutama adalah demi kita manusia, sebab tulisan itu dapat bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik kita dalam kebenaran (lih. 2 Tim 3:16).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Tuhan Allah meminta Abraham untuk mengorbankan Ishak kepadaNya, bukan untuk membuktikan ketaatan dan iman Abraham kepada Tuhan Allah, tetapi Tuhan Allah hendak membuktikan bahwa Tuhan Allah mencintai Abraham dan Ishak. Sebab Tuhan Allah tahu bahwa Abraham masih ragu-ragu akan cinta Tuhan Allah kepadanya dan kepada Sara dan Abraham dan Sara masih tidak percaya akan kemahakuasaan Tuhan Allah (Abraham dan Sara tertawa-tawa mendengar bahwa mereka akan dikarunia anak pada masa tuanya (yang menurut alam pikiran manusia mustahil terjadi karena sudah tua dan layu), maka Tuhan Allah akan memberi bukti nyata – dilihat mata – sesuai dengan alam pikiran manusia. Apa bukti itu?. Tuhan Allah menyediakan DOMBA sebagai pengganti Ishak.
Dalam peristiwa ini DOMBA adalah penyelamat bagi Ishak.
Dalam riwayat ‘pengolesan darah DOMBA’ pada pintu Bani Israel ketika mereka di Mesir adalah darah DOMBA yang sama dari Tuhan Allah. Dalam peristiwa itu DOMBA adalah penyelamat Bani Israel.
Pada Perjanjian Lama terminologi DOMBA adalah gambaran PENYELAMAT yang akan ditanggung oleh Yesus pada Perjanjian Baru.
DOMBA pada Perjanjian Lama adalah Yesus pada Perjanjian Baru.
Yesus pada Perjanjian Baru adalah DOMBA pada Perjanjian Lama.
Maka Yesus disebut ‘Anak DOMBA Allah’ dan satu-satunya yang berpredikat ‘Anak DOMBA Allah’ adalah Yesus.
DOMBA dalam kalimat ‘Anak DOMBA Allah’ adalah penyelamat manusia dalam Perjanjian Baru.
Salam hangat saya, GBU
Dian Sidauruk
Dear Ingrid,
terima kasih untuk penjelasannya yg memberikan pengertian yg benar. Seperti yg saya baca mengenai dosa asal yg menyebabkan manusia kehilangan karunia2 dr Tuhan, salah satunya manusia bisa mati, lalu apakah kematian bukan dr Tuhan? (umur manusia ditentukan oleh Tuhan) sering kita dengar kalau ada orang yg meninggal, Tuhan yg memanggilnya pulang, atau orang yg meninggal dgn berbagai cara, krn tua, sakit, kecelakaan dll, bagaimana pengertian yg sesungguhnya ttg hal ini?
Terima kasih Ingrid, sukses selalu.
God Bless!
Dear Veronica,
Pertanyaan anda itu sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Mohon dibaca terlebih dahulu artikel tersebut, dan jika masih ada pertanyaan, silakan bertanya kembali.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dear Ingrid,
terima kasih melalui situs ini saya semakin mengerti iman katolik dan sangat bermanfaat. Sehubungan dgn topik ini, bagaimana halnya dgn Tuhan yg menguji Abraham untuk mempersembahkan Ishak anaknya, bukankah Tuhan sudah tahu apa yg akan terjadi. Lalu apa gunanya?.
Terima kasih, GB
[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
Comments are closed.