Pertanyaan:
Shalom Pak Stef & Bu Ingrid,
Saya punya satu pertanyaan (yang agak melenceng) mengenai SALIB (kayu) yang di pikul oleh Yesus sampai pada ajalnya itu, apakah ada catatan atau tulisan dimana SALIB (kayu) itu berada? Apakah ada disimpan atau sudah hancur/lapuk?
Maaf sekali lagi, dan thanks. GBU
Simon
Jawaban:
Shalom Simon,
Kisah tentang salib Tuhan Yesus, adalah sebagai berikut: (Sumber: New Advent Catholic Encyclopdia):
Pada tahun 326, ibu dari Kaisar Konstantin, yang bernama St. Helena (80 thn) melakukan perjalanan ke Yerusalem untuk membersihkan daerah kubur Yesus. Ia menerima wahyu bahwa ia akan menemukan kubur Yesus, dan Salib-Nya. Tugas ini dilakukan dengan bantuan dari St. Macarius, uskup di kota itu. Orang-orang Yahudi menyembunyikan Salib Yesus di semacam sumur dan ditimbuni oleh batu-batu, agar para beriman tak dapat menghormati Salib itu. Hanya sedikit orang Yahudi yang mengetahui tempat Salib itu dikuburkan, salah satunya bernama, Yudas, yang didorong oleh inspirasi ilahi, menunjukkan kepada para penggali letak dari Salib itu. Yudas ini kemudian menjadi seorang Santo, dengan nama Cyriacus.
Dalam penggalian terdapat tiga salib yang ditemukan. Menurut salah satu tradisi, untuk menentukan yang mana dari salib itu adalah Salib Tuhan Yesus, maka konon St. Macarius memerintahkan ketiga salib itu untuk dibawa ke sisi tempat tidur seorang perempuan yang sakit parah dan hampir meninggal. Persentuhan dengan kedua salib itu, tidak memberikan akibat apapun kepada perempuan itu, sedangkan persentuhan dengan salib yang ketiga di mana diyakini sebagai Salib Kristus, mengakibatkan perempuan tersebut langsung sembuh. St. Helena-pun mengenali salib yang ketiga ini sebagai Salib Kristus melalui mukjizat: yaitu dengan menyentuhkan Salib Kristus ini dengan seorang pria yang telah wafat, dan ia dapat hidup kembali. Hal ini dituliskan dalam surat St. Paulinus kepada Severus, tertulis dalam Breviary di Paris. Namun demikian, menurut tradisi St. Ambrose, Salib Kristus dikenali di antara tiga salib itu, sebab terdapat naskah yang masih terpaku disana (yang bertuliskan INRI tersebut).
Setelah penemuan ini, maka St. Helena dan Konstantin membangun sebuah basilika yang megah di Kubur Yesus yang Kudus (Holy Sepulchre). Tepat di tempat ditemukannya Salib itu, dibangun sebuah atrium basilika. Sebuah bagian dari Salib Kristus ini tetap berada di Yerusalem, yang diselubungi relikwiari dari perak; sedangkan bagian lainnya, dengan paku-pakunya dikirim kembali ke Kaisar Konstantin, dan bagian inilah yang kemudian diletakkan di dalam patung Konstantin yang berada di Konstantinopel. Paku-paku yang lain kemudian disimpan di ketedral Monza.
Referensi tertulis yang paling awal tentang Salib ini diperoleh dari St. Cyril dari Yerusalem dalam tulisannya “Catecheses” (P.G., XXXIII, 468, 686, 776) yang ditulis tahun 348, sekitar 20 tahun setelah Salib ini ditemukan oleh St. Helena. Salib ini kemudian sempat dibawa lari oleh Raja Persia, Chosroes (Khusrau), yang dikalahkan oleh Raja Heraclius II. Kemudian Salib ini dibawa dalam kemenangan ke Konstantinopel dan pada tahun 629 ke Yerusalem. Namun kemudian, Heraclius dikalahkan oleh kaum muslim dan tahun 647 Yerusalem ditaklukkan oleh mereka.
Pada tgl 14 September 1241, St. Louis dari Perancis membawa fragment dari Salib Suci ini yang diterimanya dari Templars. Fragmen ini lolos dari penghancuran di jaman revolusi dan masih disimpan di Paris. Terdapat juga bagian Salib yang lain berserta dua buah paku, yang diberikan oleh Ratu Anna Gonzaga kepada biaraSaint-Germain-des-Prés. Segera setelah ditemukannya Salib Yesus ini, maka kayunya dipotong-potong menjadi relikwi dan disebarkan ke seluruh dunia. Hal ini kita ketahui dari tulisan-tulisan dari St. Ambrosius, St. Paulinus Nola, Sulpicius Severus, Rufinus, dst. Banyak bagian disimpan di Santa Croce di Gerusalemme, Roma, dan di Notre Dame, Paris (cf. Rohault de Fleury, “Mémoire”, 45-163; Gosselin, Notice historique sur la Sainte Couronne et les autres Instruments de la Passion de Note-Dame de Paris”, Paris, 1828; Sauvage, “Documents sur les reliques de la, Vrai Croix“, Rouen, 1893).
Penyebaran bagian-bagian dari kayu Salib Yesus ini menyebabkan dibuatnya sejumlah besar salib-salib, sejak dari abad ke-4 dan seterusnya, dan banyak di antaranya masih ada sampai sekarang. Sejak abad awal inilah maka dimulai devosi untuk menghormati salib pada hari Jumat Agung, yang dimaksudkan bukan untuk menghormati kayu salib, tetapi untuk menghormati Yesus yang pernah tergantung di kayu salib itu.
Baru-baru ini dibuka perbendaharaan di Sancta Sanctorum dekat Lateran, dimana disimpan benda-benda yang berkaitan dengan kayu Salib Suci, yang memberikan pengetahuan tentang salib-salib yang mengandung partikel kayu Salib Yesus itu, dan gereja-gereja yang dibangun di abad ke-5 dan 6 untuk menghormatinya. Benda yang terkenal yang ditemukan adalah salib votive dari abad ke 5, yang padanya terpasang batu-batu permata,kotak kayu berbentuk salib dengan penutup geser yang bertuliskan, “terang dan hidup” dan salib yang diberi ornamen enamel cloisonnes . Salib votive adalah benda yang paling penting sebab ini berasal pada masa yang sama dengan salib di jaman Justin II yang disimpan di basilika St. Petrus, yang mengandung relikwi dari Salib Suci yang dipasang di batu permata. Ini diyakini sebagai salib yang tertua dalam bentuk logam berharga (De Waal in “Römische Quartalschrift”, VII, 1893, 245 sq.; Molinier, “Hist. générale des arts; L’orfèvrerie religieuse et civile”, Paris, 1901, vol. IV, pt. I, p. 37).
Salib ini yang mengandung relikwi Salib Suci pertama kali ditemukan oleh Paus Sergius I (687-701) di sakristi basilika St. Petrus (cf. Duchesne, Lib. Pont., I, 347, s.v. Sergius) yang disimpan di kotak perak yang terkunci.
Demikian sekilas tentang kayu Salib Yesus. Untuk selengkapnya silakan anda membaca di link ini, silakan klik
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org
Dalam kitab perjanjian lama disebutkan Tuhan Mahakudus berulang kali.
Mengapa dalam Perjanjian baru tidak ada satupun disebutkan?
Jika tuhan menjadi manusia, apakah tuhan masih dalam keadaan mahakudus dan mahakuasa?
Bukankah tuhan yang benar adalah jauh dari sifat-sifat yang merendahkannya? Menganggap tuhan bisa menjadi manusia, bukanlah menunjukkan kekuasaan tuhan, tetapi justru telah merendahkan tuhan itu sendiri.
Menganggap tuhan menjadi manusia, jelas telah merendahkan tuhan itu sendiri:
1. karena manusia memiliki nafsu, dan
2. karena manusia tidak berkuasa atas dunia dan alam semesta ini.
Tuhan tentu tidak terjangkau oleh daya fikir manusia, kalau sampai tuhan terjangkau berarti bukanlah tuhan yang sebenar-benarnya tuhan. Kalau sampai tuhan terjangkau oleh manusia, tidak ada yang namanya manusia diturunkan ke bumi sebagai ujian hidup manusia itu sendiri.
Untuk apa tuhan menurunkan manusia ke bumi, kalau tuhan itu sendiri ikut-ikutan turun ke bumi. Bukankah ini ajaran yang tidak masuk akal?!
Sama halnya dengan ini, untuk apa tuhan menciptakan surga bagi manusia, jika tuhan yang menciptakan surga itu ingin duduk di dalam ciptaannya sendiri?
Shalom TS,
Mungkin yang perlu dipegang untuk mengerti tentang Inkarnasi Kristus adalah Tuhan mengambil kodrat manusia dengan tetap mempunyai kodrat Allah. Itulah sebabnya dalam Kitab Suci, kita melihat bagaimana Kristus berkata, bertindak dengan kedua kodrat tersebut. Allah menjadi manusia memang “merendahkan” Allah, namun di sisi yang lain, hal ini membuktikan bahwa Allah yang kami percayai bukan hanya Allah yang maha besar, namun juga imanuel, yaitu Allah yang bersama dengan manusia. Allah yang maha kasih, yang rela mengorbankan Diri-Nya demi menyelamatkan manusia. Dia rela menjadi sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Dengan demikian, Kristus tidak mempunyai nafsu-nafsu yang tidak teratur, karena Kristus tidak berdosa. Walaupun Dia terbatas dalam kodrat-Nya sebagai manusia, namun kita juga melihat bagaimana Dia mengatasi alam, mampu mengampuni dosa, karena Dia juga sungguh Allah.
Memang benar Allah tidak terjangkau oleh pemikiran manusia, termasuk cara-cara yang dilakukan-Nya. Dan cara yang sungguh sulit dipahami, termasuk oleh Anda, adalah Dia mau menjadi manusia. Kristus yang mempunyai dua kodrat – sungguh Allah dan sungguh manusia – memang sulit dimengerti, namun itu adalah cara yang dipilih oleh Allah dalam kebijaksanaan, keadilan dan kasih. Dan cara ini sekaligus membuktikan, bahwa Allah adalah sungguh maha adil dan maha kasih. Silakan melihat artikel ini – silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Dalam ajaran yesus…
disebutkan bahwa tiap-tiap manusia memikul beban salibnya masing-masing.
Mengapa justru ketika disalib, salib yesus dipikul oleh orang lain (simon dari kirene)?
Bukankah seharusnya yesus memberi contoh yang benar?
[dari katolisitas: Yang satu diartikan secara spiritual, yang satu lagi secara literal.]
justru contoh itu menjurus pada kita sendiri untuk saling menolong,dan jangan membiarkan seseorang dalam keadaan seperti itu dan kita membiarkannya, semoga bermanfaat syalom
Pemutarbalikkan sejarah yg dilakukan oleh paus dan kebohongan tentang penyaliban yg telah menyesatkan jutaan umat kristiani.
dari katolisitas: Kalau anda ingin berdiskusi tentang Kristologi, silakan membaca beberapa artikel berikut ini:
Kristologi
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
Mohon informasinya berapa ukuran salib Kristus yang beratnya mencapai 58 kg, bentuk bulat atau pesegi ya
Terima kasih
Shalom Bambang,
Terdapat informasi yang beragam tentang bentuk dan berat salib Kristus, dan semuanya bersifat hipotesa, mengingat hal itu tidak langsung dapat diamati dari bukti yang diperkirakan sebagai kayu salib tersebut. Menurut keterangan dari sumber New Advent Encyclopedia, silakan klik, di sana dikatakan bahwa jika diandaikan salib itu terbuat dari kayu pinus, maka diperkirakan beratnya adalah sekitar 75 kg, dan volumenya mencapai sekitar 178.000.000 mm3, sedangkan volume yang ditemukan hanya 4.000.000 mm3, hanya sebagian kecil saja.
Namun berapapun ukuran dan berat salib Tuhan, bagaimanapun bentuk dan rupa fisiknya, yang paling penting tentunya adalah bahwa kayu salib telah menjadi tanda dan kenangan akan kesengsaraan Kristus untuk menebus dosa manusia dengan penuh kerelaan dan cinta yang tak terbatas, dan bahwa melalui penderitaan-Nya di kayu salib itulah kita belajar untuk mati bagi keinginan daging dan keangkuhan hidup, supaya kita beroleh keselamatan dan kebahagiaan kekal dalam Dia dan pantas untuk ikut ambil bagian dalam kemuliaan-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati dan Triastuti- katolisitas.org
Bu Ingrid,saya ingin bertanya,diatas palang salib terdapat tulisan Inilah raja orang yahudi,siapakah yang memasang tulisan itu dan kenapa dipasang padahal Yesus disalibkan. Apakah maksud mereka hanya untuk memperolok-olok Tuhan Yesus?
Trims,
GBu
[Dari Katolisitas: Kitab Suci mencatat bahwa tulisan tersebut ditulis oleh Pilatus (lih. Yph 19:22), dan ia pulalah yang menyuruh agar tulisan tersebut dipasangkan di tasa kayu salib (lih. Yoh 19:19). Namun tidak dituliskan siapakah nama orang yang memasangkannya di kayu salib Kristus.]
salam
klo kayu salib Yesus bisa mendtngkn mujizat, bagaimana dg darah Yesus yg jatuh ke tanah baik itu saat perjalanan memanggul salib ke Golgota maupun saat Yesus dipaku pasti darahnya menetes. Apa ada kisah ttg tetes2an darah Yesus tsb? Krn psti akan sangat bermujizat sekali krn bagian dr tubuh Yesus. Apakah saat Maria dn Magdalena membersihkn darah Yesus di tiang penyiksaan sesaat stlh disiksa, dicambuk di film Passion of the Christ benar adanya? Klo iya apa yg terjd dg kain2 tsb? Bagaimana dg alat2 cambuk bekas menyiksa Yesus? Apa yg terjd selanjutnya, tdkkah hal tsb jg penting, bagian dr sejarah kita jg umat kristiani? Kemungkinan ada daging Yesus yg ikut tercabut di alat penyiksaan tsb.ada pendpt mahkota Yesus tdk dipakai slm perjalanan ke Golgota, benarkah? Klo iya mahkota dikenakan saat apa, saat disalib?
terima kasih
[Dari Katolisitas: Hal tentang detail kisah sengsara Kristus memang tidak tercatat seluruhnya dalam Kitab Suci. Silakan jika Anda tertarik dengan hal ini, untuk membaca penglihatan/ pemgalaman mistik yang dialami oleh Anne Catherine Emmerich yang Terberkati tentang Kisah sengsara Yesus Kristus, silakan klik di link ini.]
Kayu salib Tuhan Yesus terbuat dari kayu apa ya pak, bu, pohon apa yang dibuat?
Salam Antonius Adi,
Ada beberapa pendapat yang berbeda dari berbagai kalangan mengenai jenis kayu yang dipakai sebagai bahan kayu salib Tuhan Yesus. Ada sebagian kalangan menyatakan pohon aras Lebanon, ada yang mengatakan kayu pohon zaitun, yang keduanya banyak dijumpai di daerah Yerusalem pada jaman itu, dan dugaan kayu yang lain. Namun menurut Catholic Encyclopedia (New Advent), kayu salib Yesus diduga dibuat dari kayu pohon pinus, berdasarkan penyelidikan mikroskopis yang dilakukan terhadap sejumlah potongan / serpihan kayu salib Yesus yang tersebar di berbagai belahan dunia sebagai relikwi. Sumber selengkapnya dapat dibaca di artikel dalam New Advent tersebut yang berjudul “Archaeology of the Cross and Crucifix”, silakan klik. Saya kutip sebaris keterangan di dalamnya: “A microscopic examination of the fragments of the Cross scattered through the world in the form of relics reveals the fact that it was made from a pine-tree“ (Rohault de Fleury, “Mémoire sur les instruments de la Passion”, Paris, 1870, 63).
Bagaimanapun juga, ketidakpastian mengenai hal itu bukan hal yang terpenting, karena makna sesungguhnya dari kayu salib Tuhan Yesus adalah semangat pengurbanan dan kasih Allah yang tak terbatas kepada manusia, yang telah menebus kita dengan derita-Nya yang amat dalam yang dijalaniNya dengan penuh cinta dan kerelaan di kayu salib tersebut.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Triastuti – katolisitas.org
Saya ingin bertanya, di mana Gunung Golgota sekarang? Dan di mana lokasi Yesus disalib sekarang? Mohon dijawab ya, GBU All
Shalom Gerry,
Kalau menurut tradisi Gereja Katolik, lokasi Tuhan Yesus disalibkan di bukit Golgota, dan juga kubur Yesus itu terletak di gereja/ church of the Holy Sepulcher. (lih. New Catholic Encyclopedia, book 13, (Catholic University of America: reprinted 1981) p. 97)
Sebab meskipun sekarang lokasi gereja Holy Sepulcher nampak ada di tengah kota, namun pada masa Tuhan Yesus hidup, lokasi tersebut merupakan bukit berbatu yang terletak berapa ratus meter di luar dinding Yerusalem. Di dekatnya ada makam milik Yusuf dari Arimathea yang tadinya ia persiapkan untuk dirinya sendiri. Namun tempat bersejarah ini sempat ‘hilang’ sekitar satu abad, akrena di tahun 135 Kaisar Hadrian menghancurkan Yerusalem dan membangun kuil-kuil pemujaan berhala di atas tempat- tempat kudus. Baru pada sekitar tahun 326, atas perintah Kaisar Konstantin, kuil yang dibangun di atas kubur Yesus itu dihancurkan, dan kubur Yesus kembali ‘muncul’, dan dibangunlah basilika yang megah menaunginya. Namun basilika ini dihancurkan bangsa Persia di tahun 614. Bangunan ini kemudian diperbaiki selama kurun waktu sekitar 400 tahun, namun tak pernah sama kembali dengan keindahan keadaan aslinya. Di tahun 1099, ketika basilika ditemukan oleh tentara Perang Salib, mereka menyatukan kapel- kapel kecil di sekitar monumen kubur Yesus menjadi satu bangunan dengan gaya Romanesque, dan bangunan inilah yang masih berdiri sampai sekarang. Diperlukan sekitar 50 tahun untuk membangun gereja tersebut, dan bangunan tersebut diresmikan di tahun 1149.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Ingrid dan Stef
Aku mau bertanya saja.
Hukuman salib mengandung konsekwensi apa jika ternyata yang disalibkan belum wafat tapi sudah diturunkan dari salib?
Terima kasih.
Pax Christi sit semper vobiscum.
[Dari Katolisitas: Pertanyaan Anda kurang jelas. Apakah maksud Anda adalah pandangan yang menyangka bahwa Yesus tidak/ belum wafat tetapi sudah diturunkan dari salib? Sebab jika ini pertanyaan Anda, maka sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Jika maksud Anda orang lain, maka jawabnya dapat bervariasi, namun yang jelas orang itu akan suatu saat wafat juga, tidak seperti Tuhan Yesus yang wafat sekali saja di kayu salib dan sesudah itu bangkit dari kematian-Nya. ]
—
Yah, link itu sangat berarti buat aku dalam berapologi. Terima kasih.
Shalom.
Pak saya mau bertanya yg mungkin agak aneh bagi semua.
Berapakah jarak Yesus saat memanggul salib dari Istana Pilatus sampai Golgota?
Dan berapakah berat SALIB yang dipikul Yesus?
Jika Bapak/Ibu mengetahuinya saya berharap dijawab. :)
Terimakasih. GBU
Shalom Victor,
Menurut WD Edward, WJ Gabel dan FE Hosmer, jarak antara Praetorium sampai ke Golgotha adalah sekitar 1/3 miles atau sekitar 0.53 km (lih. On the Physical Death of Jesus Christ, 1986, JAMA 255:1455-1463).
Sedangkan berat salib Kristus diperkirakan seberat 125- 130 pounds atau sekitar 56-59 kg.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dear Katolisitas, Simon orang Kirene dipaksa memanggul salib Yesus dalam Mat 27:32; Mark 15:21 , Luk 23:26; tapi mengapa di Injil Yohanes tidak disebut? Simon dari Kirne itu dalam Markus 15:21 disebut ayah Alexander dan rufus. Siapakah Alexander dan Rufus? Terimakasih. Salam: Isa Inigo
Shalom Isa Inigo,
Berikut ini adalah keterangan tentang Aleksander dan Rufus yang saya terjemahkan dari buku Who’s who in the New Testament, karangan Ronald Brownrigg (London, New York: Routledge, 1971, reprint 1995), hl 2/ 236-237:
“Aleksander dan Rufus adalah anak dari Simon dari Kirene, yang dipaksa oleh serdadu Roma untuk memanggul palang salib bagi Yesus di jalan ke Kalvari. Hanya Markus yang menyebutkan anak- anak Simon tersebut dengan nama mereka, kemungkinan karena mereka telah menjadi Kristen dan diketahui oleh para pembaca [Injil]-nya. Injil Markus diperkirakan ditulis sekitar tahun 64-65. Paulus di dalam bab terakhir di suratnya kepada jemaat di Roma, menuliskan, “Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu…” [Rom 16:13]. Entah salam ini dan salam lainnya ditujukan kepada jemaat di Roma atau Efesus, tidak menjadi identifikasi yang pasti tentang keluarga ini, apakah sama dengan keluarga Simon dari Kirene. Namun kenyataan bahwa ini dituliskan oleh Paulus, bahwa ia menghormati ibu dari Rufus ditambah dengan disebutkannya nama Aleksander dan Rufus oleh Markus, memperkuat tradisi bahwa Simon dari Kirene dan keluarganya akhirnya menjadi Kristen. [Mrk 15:21]”
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Trims bu Ingrid. Pertanyaan saya yg pertama belum terjawab yaitu, mengapa injil Mat Mrk Luk mengisahkan Simon dari Kirene, sedangkan Yoh tidak? Apakah Yoh punya maksud tertentu dengan menghilangkan peran Simon Kirene? Terima kasih. Salam: Isa Inigo.
Shalom Isa Inigo,
Terima kasih atas pertanyaannya. Tidak menjadi masalah bahwa sebuah perikop tidak disebutkan di semua Injil. Tidak berarti bahwa sesuatu menjadi tidak benar atau kurang penting kalau tidak disebutkan dalam ke-empat Injil. Kita melihat contoh Perjamuan Suci tidak dituliskan dalam Injil Yohanes, namun dituliskan oleh ketiga pengarang Injil. Sebaliknya Yohanes menceritakan tentang Roti Hidup di Yoh 6. Rasul Yohanes menceritakan pembasuhan kaki dalam Perjamuan Terakhir, namun hal ini tidak diceritakan oleh ketiga Injil yang lain. Jadi dalam kasus Simon orang Kirene, kita tetap percaya bahwa cerita itu adalah benar, walaupun hanya tiga Injil yang menceritakannya. Semoga dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Terima kasih Pak Stef. Memang tidak masalah. Namun maaf pertanyaan saya ialah apa maksud penginjil Yohanes mengapa tidak mencantumkan Simon Kirene dalam kisah penyaliban Yesus? Apakah ada situasi tertentu pada masa Yohanes sehingga Yohanes tidak mencantumkan adegan itu? Bukankah lain sekali kisahnya kalo Simon-lah yang memanggul salib, sedangkan Yesus jalan kaki saja (atau kadang juga memanggul) dibandingkan dengan kisah Yesus memanggul salib terus menerus dari sejak istana Pontius Pilatus sampai puncak Golgota? Adakah maksud penginjil Yohanes mengapa menghilangkan bantuan Simon dari Kirene? Apakah agar tampak Yesus lebih heroik? Katanya, penginjil-penginjil itu menulis injil juga dengan maksud-maksud mau mengajarkan tema-tema iman. Dalam kasus ini, apakah yang mau ditekankan oleh Yohanes, dan apakah konteks zaman Yojhanes menuliskan injilnya? Saya penasaran nih, maaf, dan terimakasih atas kesabaran Pak Stef menjawab. Salam dari Semarang: Isa Inigo.
Shalom Isa Inigo,
Agaknya perlu diketahui bahwa Injil Yohanes ditulis paling akhir (tahun 90-an) jika dibandingkan dengan ketiga Injil sinoptik lainnya (Matius, Markus, Lukas) yang semuanya dituliskan sebelum tahun 67. Injil Yohanes (yang adalah murid yang dikasihi Yesus) memiliki cara penulisan yang berbeda, dan memang cara penyampaian kisah- kisah di dalam Injil Yohanes tidak sama dengan ketiga Injil sinoptik. Ada bagian- bagian kisah yang disampaikan di Injil Yohanes, tetapi tidak ada di ketiga Injil Sinoptik, dan sebaliknya, ada kisah- kisah yang disebutkan di ketiga Injil Sinoptik tetapi tidak lagi disebutkan dalam Injil Yohanes. Misalnya di Perjamuan Terakhir, yaitu perkataan Yesus, “Terimalah dan makanlah… inilah Tubuh-Ku”. dan “Terimalah dan minumlah…. inilah darah-Ku” – yang disebutkan dalam ketiga Injil sinoptik, tidak lagi disebutkan dalam Injil Yohanes. Injil Yohanes menyebutkan peristiwa perjamuan itu sekilas saja, “Mereka sedang makan bersama….. (Yoh 13:2), dan yang disebutkan malah peristiwa pembasuhan kaki. Tentu saja, walaupun tidak disebutkan oleh Injil Yohanes, perkataan “Inilah Tubuh-Ku dan Inilah Darah-Ku…” tetap ada. Mengapa tidak disebutkan oleh Rasul Yohanes? Kemungkinan karena ia sudah merasa hal tersebut sudah cukup dituliskan di Injil- injil terdahulu, dan ia hanya perlu menekankan peristiwa pembasuhan kaki.
Dengan prinsip yang sama, kita melihat kisah penyampaian tentang Yesus yang memanggul salib ke Golgota. Di ketiga Injil sinoptik disebutkan secara khusus, Simon dari Kirene “untuk memikul salib Yesus” (Mat 27:32; Mrk 15:21). Namun ini tidak untuk menentang kebenaran bahwa Yesuspun tetap memikul salib itu, seperti yang disebutkan dalam Yoh 19:17. Mungkin yang lebih jelas penjabarannya adalah dalam Luk 23:26, di mana dikatakan bahwa pada bahu Simon diletakkan salib Yesus, “supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus”. Artinya, Yesus masih memikul salib itu, tetapi karena salib itu terlalu berat, dan para prajurit tak menghendaki agar Yesus mati di tengah jalan sebelum disalibkan, maka disuruhnyalah Simon untuk membantu memikul kayu salib itu di belakang Yesus. Namun demikian bukan berarti “Simonlah yang memanggul salib dan Yesus tinggal jalan kaki saja” seperti yang anda tulis. Yesus tetaplah yang memikul salib itu, dan Simon turut membantu-Nya dari belakang. Film “The Passion of the Christ” cukup baik dalam menggambarkan adegan ini.
Benar bahwa setiap pengarang Injil dapat menyampaikan pesan- pesan iman dalam Injil-Nya. Pernyataan Rasul Yohanes tentang Yesus yang memikul salib-Nya kemungkinan berhubungan dengan maksud Rasul Yohanes untuk menyatakan Yesus sebagai penggenapan nubuat Nabi Yesaya, “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kitalah yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.” (Yes 53:4).
Demikian tanggapan saya, semoga berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Yesus sangat luar biasa bagi yang percaya kepadaNya, Dia adalah Tuhan dan Juru selamat kita, terpujilah namamu dari dulu sekarang dan selamanya
tuhan yg ajaib tuhan yg perkasa
Syaloom….
Kalo boleh saya menanyakan..mungkin ini tidak berhubungan langsung dengan salib, tetapi ada hubungan dengan kematian Yesus juga , konon saya denganr bahwa tombak yang digunakan untuk menusuk Yesus juga pernah ditemukan..apa benar?..pernah ada rumor bahwa Hitler jaya dikarenakan mempunyai tombak tersebut.dan mulai kalah ketika dia kehilangan tombak..karena dicuri..oleh sipa saya kurang tahu..apa benar ya rumor tentang hal tersebut..terimakasih..mohon tanggapannya
Shalom Joan Heru,
Silakan anda klik di Wikipedia, dengan kata kunci Holy Lance, jika anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang hal ini. Dikabarkan di sana bahwa menurut Trevor Ravenscroft, Hitler berusaha mendapatkan tombak yang digunakan untuk menusuk Yesus, demikian:
Trevor Ravenscroft’s 1973 book, The Spear of Destiny[14] (as well as a later book, The Mark of the Beast[15]), claims that Adolf Hitler started World War II in order to capture the spear, with which he was obsessed. At the end of the war the spear came into the hands of US General George Patton. According to legend, losing the spear would result in death, and that was fulfilled when Hitler committed suicide.
Namun hal itu hanya merupakan legenda modern, yang memang memerlukan pembuktian lebih lanjut, sebab terdapat juga beberapa versi, seperti juga menurut Richard Wagner dan Howard Buechner.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
syalom pak stef dan bu inggrid.
bolehkah saya memberi kesaksian tentang salib yesus?
trims sebelumnya.
…waktu anak saya meninggal krn sakit dss, namanya maria, usianya 3 th…ketika dia dijemput saya melihat tangan maria menggapai ke arah salib… dan ‘yang datang itu’ berjalan maju sekitar lima langkah sehingga anak saya berseru “saliiim” itu istilahnya bila menyalami tangan suster atau pastur yg ditemui sehari-harinya. lalu spt ada yg membimbing anakku berdoa dan bernyanyi lagu merdu dlm bahasa yg tak termengerti sebelum meninggalnya dlm gendongan saya dia berkata “aku ada dimana?” sambil melihat ke arah bawah, lalu dia berseru YESUS…,MARIA…
Itulah kesaksian saya mengenai salib, salib adalah benda sangat suci yg merupakan jalan dan pintuNya bagi kita….
dalam Islam saya lihat semuanya diatur dengan tertib. baik arah mesjidnya, bacaan sembahyang nya, dan juga gerakan sembahyangnya. tapi kok Vatikan g mau atur arah gerejanya ya. dan masing -masing gereja pun punya gaya dan doa tersendiri.
saya pikir, kalau tuhan mau ampuni dosa umatnya, tinggal diampuni, ya sudah, selesai. lalu suruh rajin beribadat. .tapi kok pakai rela disalib pula agar dosa umatnya diampuni???? ntar banyak pula orang tua yang mau di salib agar dosa-dosa anaknya yang sangat dia sayangi dapat diampuni
Shalom Vyerly,
Terima kasih atas komentarnya. Untuk beberapa arsitektur Islam, anda dapat melihat contoh beberapa masjid di beberapa negara di sini – silakan klik, yang juga terlihat beradaptasi dengan arsitektur lokal. Tentang bangunan Gereja Katolik, terlihat juga beragam. Namun, sebenarnya, ada petunjuk dari Vatican, seperti letak tabernakel, dll. Dan memang hal ini, perlu diperketat, sehingga bangunan Gereja Katolik dapat mencerminkan karakteristik Gereja Katolik. Tentang liturgi, sebenarnya kalau anda pernah menghadiri Misa di beberapa daerah di Indonesia, maka mereka sebenarnya mempunyai susunan yang sama, hanya dengan bahasa lokal. Kalau misa di luar negeri, maka kita juga akan melihat struktur misa yang sama, dengan bahasa yang berbeda. Hal ini sebenarnya mencerminkan keindahan dari perayaan liturgi. Dan di seluruh dunia, Gereja Katolik mempunyai pengajaran yang sama. Jadi persatuan dalam memuji Allah dalam liturgi, juga didukung dengan persatuan dalam pengajaran dalam dogma dan doktrin.
Kalau anda ingin berdiskusi tentang mengapa keselamatan harus melalui peristiwa salib, maka silakan anda membaca artikel “kesempurnaan rencana keselamataan Allah” di sini – silakan klik. Setelah membaca artikel tersebut, maka anda dapat memberikan argumentasi atau sanggahan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Maaf Vyerly, pikiran anda dalam memahami agama sangat berbeda dengan kami yang mengimaninya. kami tidak mengandai andaikan seperti pemikiran manusia, Pikiran Roh Kuduslah ynag ada di hati kami. Rancangan Tuhan berbeda dengan rancangan manusia.
saya mendengar bahwa salib tuhan berada di ka’bah saudi arabia apakah desas desus itu memeng benar dan kenapa bisa ada disana??????????
Shalom Septiyana,
Mohon maaf kami di sini tidak ingin mengomentari sesuatu yang merupakan desas desus. Terus terang kami tidak mengetahui hal yang anda tanyakan. Silakan bertanya kepada yang lebih mengetahui tentang ini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid & Stef- katolisitas.org
bu Ingrid;
kenapa ya — sejauh saya tahu — Vatikan masih belum mengeluarkan sikap resmi:
relikui itu otentik (kain Yesus) atau tidak otentik…
padahal belum ada relikui lain yg begitu di-kritis-i spt kain Turin ini,
tetapi Gereja berani menyatakan itu otentik.
Shalom fxe,
Saya rasa, kemungkinan alasannya karena pada relikui yang lain terdapat jaminan keotentikan dari relikui tersebut, karena kesaksian dari orang-orang terdekat dari Santa/ santo tersebut (misal karena umumnya mereka hidup di biara yang sama, kesaksian kepala biara, dst), dan juga karena sudah terbukti melalui banyaknya mukjizat-mukjizat yang diberikan Allah melalui penghormatan terhadap relikui tersebut, seperti halnya di Alkitab, bahwa saputangan dan kain-kain yang pernah dipakai oleh Rasul Paulus dapat menyembuhkan orang-orang sakit (lih. Kis 19:12). Perlu diketahui juga kebanyakan relikui tidak ada yang ‘setua’ kain kafan Turin, sehingga melacak keotentikan-nya relatif lebih mudah.
Sedangkan untuk kain kafan Turin memang mungkin memerlukan penelitian lebih seksama, dan Gereja Katolik sangat berhati-hati dalam hal ini. Mari kita menghargai keputusan ini, dan justru malah kita dapat mengetahui bahwa Gereja tidak ‘main-main’ dengan hal macam ini. Jika sampai suatu saat nanti dikeluarkan pernyataan dari pihak otoritas Gereja, maka kita dapat mengetahui bahwa hal itu sudah melalui proses pembuktian yang layak dan bersifat obyektif.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Untuk kondisi penyaliban;
kita bisa mengambil referensi studi Shroud of Turin,
dimana telah terbukti sebagai pembungkus jenasah korban penyaliban di abad pertama.
disitu kalau tidak salah dibahas posisi kaki dan juga posisi pakunya, juga posisi tangan,
tinggi rentang tangan thd kepala , dsb dsb.
walaupun hasil studi ini tidak menjadi standar resmi…
Shalom Fxe,
Studi Shroud of Turin memang menjelaskan banyak hal tentang kemungkinan penyaliban Yesus, namun dari sumber yang saya ketahui, yang dibicarakan secara detail adalah posisi paku di tangan, namun posisi kaki tidak disebutkan secara mendetail. Mengenai cara pemakuan di tangan memang terjadi dua kemungkinan yaitu baik di pergelangan tangan (paku menenbus lurus) atau di bagian atas telapak tangan atas dengan paku diagonal tembus ke pergelangan tangan, seperti yang dikatakan oleh sorang ahli forensik bernama Dr. Fred Zugibe. Perkiraan gambarnya pernah kami tampilkan di sini, silakan klik.
Namun mengenai paku yang di kaki dan posisi penyaliban di kaki tidak disebutkan secara mendetail.
Studi Shroud of Turin memang sangat menarik, dan meskipun tidak menjadi standar resmi, sebenarnya secara obyektif kita dapat melihat bahwa terdapat banyak fakta ajaib yang tak dapat dijelaskan secara empiris dan juga pada saat bersamaan terdapat fakta-fakta empiris yang sangat cocok dengan kondisi abad pertama di Yerusalem, tempat asal dari kain kafan tersebut. Suatu saat mungkin kami dapat mengulasnya di situs ini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Shalom Ibu Inggrid…
Mengenai Salib Yesus, kalau saya perhatikan di setiap Salib yang ada di toko-toko, di gereja atau di rumah-rumah umat katolik, saya melihat ada perbedaan mengenai posisi kaki Yesus saat dipaku di kayu Salib (corpus), Kaki Yesus yang sebelah kanan atau kiri posisinya di atas?, maksudnya saat Yesus di paku dan di salib apakah kaki kiri (punggung kaki) di bawah atau kaki kanan yang ada di bawah ?
Lalu sebelah mana arah posisi kepala Yesus saat menghembuskan nafas terakhir, apakah tertunduk di sebelah kiri, di sebelah kanan, atau tertunduk ke depan bawah ?
Apakah tidak ada standarisasi dari Vatikan mengenai pembuatan Corpus tersebut ? sepertinya sederhana dan tidak ada yg memperhatikan, tetapi bagi saya penting karena saya ingin benar2 tahu keadaan dan kondisi Yesus saat di salibkan & wafat saat itu.
Sampai saat ini saya belum menemukan jawaban yang memuaskan.
Terima Kasih
Samuel R.S
(just call me Sam)
Shalom Sam,
Kalau seandainya pada jaman Yesus sudah ada teknologi kamera, pasti pertanyaan anda dapat terjawab dengan lebih memuaskan. Namun sayangnya, tidak ada teknologi kamera pada waktu itu dan juga tidak ada yang mengabadikan gambar kondisi terakhir yang dialami oleh Tuhan Yesus Penyelamat kita. Sehingga memang, terus terang agak sulit untuk memastikan jawaban dari pertanyaan anda. Yang ada sekarang hanyalah hipotesa dari para ahli kitab suci, sejarah, anthropologis dan forensik, yang mengadakan penelitian berabad sesudah peristiwa penyaliban Yesus, dengan misalnya, melihat bukti- bukti sejarah yang mereka dapatkan dari kasus penyaliban serupa. Maka mereka memberikan teori hipotesa misalnya, bagaimana Tuhan Yesus disalibkan, di bagian tangan dan kaki-Nya, dan itupun sampai sekarang, kita melihat hipotesa yang berbeda- beda, misalnya apakah kedua kaki dipaku (seperti tradisi sebelum abad pertengahan), atau kaki satu yang lain menumpuk di kaki yang lain dan dipaku bersama (seperti tradisi/ karya seni abad ke 13 dan sesudahnya). Silakan anda membaca di link ini, silakan klik. Dalam hal ini kelihatannya memang kita tidak bisa secara persis mengetahui kebenarannya, dan saya mohon maaf karena tidak dapat menjawab pertanyaan anda.
Setahu saya memang Vatikan tidak menetapkan standarisasi tentang crucifix (salib yang ada Corpus Christi/ Tubuh Kristus-nya ini). Bagi saya, dan semoga juga berlaku bagi anda: crucifix yang terbaik adalah crucifix yang dapat membantu anda berdoa dan meresapkan misteri kasih Allah yang terkandung di dalamnya. Yaitu bahwa Yesus Sang Allah Putera, telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita semua, demi menebus dosa-dosa kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Shalom Ingrid….
Thanks atas responnya walaupun belum memuaskan hehehe, link yg di dapat agak susah dimengerti krn pake bahasa inggris. Saya kira dari pihak Vatikan bisa mencari pembuktian yg akurat dan menetapkan suatu standarisasi yg pas mengenai posisi Corpus Christus yg benar supaya tidak ada perbedaan2. Walaupun memang intinya bagi saya tetap dapat meresapi misteri kasih Allah, baik dalam wujud Salib Kristus dan Sakramen Ekaristi yg setiap hari saya terima dalam Misa Harian & Hari Minggu.
Terima kasih atas usaha anda menjawab pertanyaan saya.
Thanks & GBU…
Sam,
shalom ……… sdr samuel jika anda ingin lebih banayk mengetahui perjalanan sengsara Kristus, anda bisa membaca dari wahyu pribadi yg diterima oleh Anna Katharina Emmerick, seorng biarawan Agustinian di Agnetenberg, Dülmen . klik ——) http://www.indocell.net/yesaya/pustaka3/id32.htm dan silahkan anda pilih bagian Bab XXXVIII . Dan menurut berita” film Passion of Christ ” yg di sutradarai oleh mel gibson adalah inspirasi dari buku Anna Katharina Emmerick.thank
Buat katolisitas.org , terima kasih atas kesetiannnya sampai saat ini dalam membantu dan menguatkan iman kepercayaan kami dalam ajaran gereja katolik yg kudus.Tuhan memberkati team katolisitas,
thanks Dominic.K
Syalom Sdr. Dominic…
Terima kasih atas link yang diberikan. Saya sudah mengetahui cukup jelas Kisah Sengsara Tuhan Yesus Kristus, saat saya mengikuti seminar Kain Kafan dan mengamati foto2 Kisah Sengsara Tuhan Yesus, dan saya sudah menulis untuk Warta Regina Caeli.
Berikut tulisan saya yg termuat di Warta RC :
Seminar Misteri Kain Kafan Yesus
Pameran dan Seminar Kain Kafan
Seksi Katakese Paroki Regina Caeli menggelar acara Pameran & Seminar Kain Kafan dan Kisah Sengsara Yesus Kristus pada tgl 16 – 18 April lalu. Pameran diadakan hari Jumat – Minggu, pk. 09.00 – 12.00 dan pk. 16.00 – 20.00; sedangkan Seminar diadakan hari Sabtu, pk. 16.00 – 20.00.
Pameran Foto-foto Kain Kafan
Bertempat di Gedung Karya Pastoral, yang masih dalam tahap penyelesaian, pameran foto-foto kain kafan menggelar 32 poster, sebuah saliba besar, dan replika kain kafan ukuran 4.36 x 1.10 meter. Konggregasi Pasionis yang dipimpin oleh Pastor Gabrielle Antonelli, CP menerjunkan lima anggota timnya untuk memandu pengunjung pameran guna memahami setiap poster yang dipamerkan. Untuk menjelaskan ke-32 poster dibutuhkan waktu antara 60-90 menit. Ibu Joice, salah satu pemandu mengatakan bahwa memang waktu untuk menjelaskan cukup lama dan cukup membuat lelah pengunjung, namun pengunjung yang mengikuti penjelasan dengan khidmat akan mendapatkan pengetahuan yang benar mengenai Kisah Sengsara Yesus Kristus dan semakin menumbuhkan cinta kepada-Nya. Pameran Kain Kafan Yesus (KKY) ini dikunjungi oleh 800 – 1000 orang, dan banyak umat yang menyempatkan berdoa di dekat replika kain kafan dan kayu salib besar.
Sejarah Kain Kafan Yesus
Seminar KKY ini yang dibawakan oleh Pastor Gabrielle Antonelli, CP ini dibagi dalam 3 sesi, yaitu (1).Sejarah Kain Kafan, (2) Kain Kafan & SengsaraYesus, dan (3) Pemahaman & Makna Sengsara Yesus.
Dalam sesi Sejarah Kain Kafan, penjelasan berawal dari peristiwa wafat Yesus, yaitu pada hari Jumat tanggal 7 April th 30. Kain kafan disembunyikan karena menurut adat Yahudi, barang dari kubur adalah najis. Demi keamanan, murid-murid Yesus dan orang-orang kristen melarikan diri (diaspora). Sementara itu, kain kafan pun ikut menempuh perjalanan dari Yerusalem ke Edessa, Konstantinopel, Athena, Lirey, Chamberry, Torino. Sampai sekarang kain kafan ini ada di Gereja Katedral Torino (Turin). Pada 2 Mei 2010 mendatang, rencananya Paus Benediktus XVI akan menghadiri Pameran Kain Kafan di Katedral Turin tersebut.
Pembuktian keaslian kain kafan itu didukung oleh teori 3 dimensi melalui Vapografi. Karena jenasah tidak dimandikan dan hanya ada mur dan rempah-rempah, hal ini mengakibatkan ‘kuningisasi’ pada kain kafan, yang kemudian menimbulkan sebuah lukisan wajah pada kain kafan itu. Pada lukisan itu tidak ada warna pigmen, tidak ada arah kuas, tetapi ada noda darah. Yesus benar bangkit dibuktikan dengan tidak terdapat tanda pembusukan jasad. Durasi 36-40 jam terbungkus, terjadi gambar karena pancaran cahaya, tidak ada pergeseran tubuh dalam kain kafan, tubuh seperti keluar dari kain kafan. Rasul Yohanes “melihat dan percaya“ Yesus bangkit karena makam kosong, posisi kain kafan yang tidak berubah, hilangnya rempah-rempah dan hilangnya tubuh Yesus.
Kain Kafan & Sengsara Yesus
Penderitaan Yesus saat berdoa di taman Getsemani nampak dengan mengalirnya peluh darah. Hal ini menunjukkan depresi berat yang dialami Yesus. Derita itu dimulai dengan penghianatan Yudas, penyangkalan Petrus dan murid-murid yang bersembunyi karena ketakutan, penderitaan penghinaan, fitnah nan keji dari para Imam dan ahli Taurat, diludahi, dipukul, diejek. Lalu penderitaan berlanjut dengan penderaan fisik yang sangat menyakitkan, cambukan memakai alat cambuk flagellum accilatum bermata 6, sebuah cambuk tajam yang mencabik-cabik punggung dan badan Yesus sebanyak 121 kali cambukan atau 726 luka yang merobek tubuh Yesus. Darah membanjiri tubuh Yesus. Penderitaan berlanjut saat dipasang mahkota dari duri Spina Christi yang tajam dan getahnya beracun. Mahkota itu bentuknya besar bukan berupa simpul ikatan tapi kepalaYesus dibrongsong dengan gumpalan duri sehingga melukai kepala Yesus. Getah dari duri yang patah membuat luka menjadi perih dan gatal. Lalu Yesus melanjutkan penderitaan memanggul patibulum, palang salib dengan berat 50-60 kg. Kedua tangan diikat pada patibulum. Ikatan di tangan kanan disambung dengan ikatan pada kaki salah seorang penyamun yang ikut disalibkan, lalu ikatan tangan kiri disambung dengan ikatan pada kaki kiri sehingga sangat menyulitkan Yesus dalam memanggul. Akibatnya Yesus jatuh beberapa kali selama perjalanan menuju bukit Golgota yang berjarak 500 m dari Istana Pilatus. Bukit Golgota hanyalah sebuah gundukan luas setinggi 2 meter. Simon dari Kirena hanya membantu mengangkat tubuh Yesus yang jatuh berulangkali dan membuat luka pada lutut, dada dan wajahnya. Saat di bukit golgota, paku menembus pergelangan tangannya (bukan telapak tangan), lalu kaki kiri ditumpuk di atas kaki kanan dan dipaku 16 cm. Setelah itu badan Yesus bersama patibulum ditarik naik ke tiang kayu vertikal dan membentuk sebuah salib. Penderitaan selama 3 jam di salib tentu membuat sekujur tubuh Yesus merasakan kesakitan yang luar biasa dahsyatnya. Begitu menderitanya, pada saat Yesus menghembuskan nafas terakhir jantung-Nya pecah, sehingga ketika tentara menusuk lambung Yesus, darah dan air langsung muncrat. diperkirakan
Pemahaman dan Makna Sengsara Yesus
Konggregasi Pasionis (CP) didirikan oleh Santo Paulus Danei yang biasa disebut Paulus dari Salib. Pasionis berarti pengorbanan untuk yang kita cintai. Spiritualitas pasionis merenungkan, meresapi, menghayati, mewartakan Sengsara Yesus sebagai karya paling agung Kasih Allah. Inilah memoria menghadirkan sengsara itu dalam kehidupan kita, karya kita, yang rela dijiwai oleh semangat Kristus dalam sengsara-Nya. Memoria itu bukan cuma suatu kenangan tetapi suatu partisipasi ambil bagian dalam sengsara Kristus, yaitu partisipasi silih atau solidaritas dengan orang berdosa sebagai pemurnian yang mengubah, sebagai kontemplasi, sebagai kerasulan yang membahagiakan. Menghayati sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus tidak cukup hanya menjalani 14 perhentian Ibadat Jalan Salib, karena Yesus Kristus mengalami 4 tingkat penderitaan, yaitu (1) Sengsara Sakramental, (2) Sengsara Rohani/Spiritual, (3) Sengsara Fisik, (4)Sengsara Aktual. Saat ini Yesus Kristus masih mengalami sengsara aktual sepanjang masa sampai akhir jaman di mana Gereja-Nya yang dikejar-kejar. Yesus Kristus selalu hadir pada diri orang-orang sakit, menderita dan mengalami ketidakadilan.
Apa arti Sengsara Yesus Kristus bagi diri kita ? Mampukah kita menyangkal diri, memikul salib-Nya dan mengikuti Yesus Kristus. Sanggupkah kita mengatakan “Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku” (Ibr 10:7).
Umat yang datang baik ke pameran maupun seminar mendapatkan informasi dan pengetahuan baru terutama mengenai Kisah Sengsara Yesus secara lebih detail, juga info mengenai kain kafan yang masih dalam proses pembuktian dari berbagai disiplin ilmu yang melibatkan para ahli di seluruh dunia. Namun dari pembuktian terbalik berdasarkan Kitab Suci dan bukti-bukti dari para ahli, diyakini secara Pengetahuan & Iman, bahwa kain kafan tersebut memang kain yang membungkus jenazah Yesus Kristus. Dari pengetahuan dan iman itulah umat diajak untuk semakin mencintai Yesus Kristus yang NYATA ADA dan telah menderita sengsara, wafat dan bangkit untuk menebus dosa manusia. Menutup seminar Romo Gabriel memberikan pertanyaan “Apa arti Sengsara Yesus bagi anda ?” (Samuel Rismana S)
Bagi yg ingin mendapatkan foto2 pameran tersebut, silakan menghubungi saya, nanti akan saya kirim.
Trims…God Bless Us All…
Samuel Rismana S
Saya ada pertanyaan sehubungan dengan salib Yesus dari Bp.Simon.
Apakah benar paku yang di gunakan menyalib Yesus terbuat dari kayu yang panjang dan ujungnya tajam?
Panjang kayu sekitar 25 cm dan ujungnya yg tumpul bulat berdiameter sekitar 2 cm?
Maaf sebelumnya, karena saya pernah berdoa ( doa 15 bapa kami-St.Brigita) dan di karunai pengelihatan Yesus di salib tsb.
Terima kasih.
Tuhan memberkati
Shalom Feny,
Menurut catatan sejarah yang diketahui dari tulisan St. Ambrosius (340-397), diketahui bahwa paku-paku salib Yesus dibawa oleh St. Helena (330), ibu dari Kaisar Konstantin, yang menemukan salib Yesus di Holy Land. Oleh St. Helena, stu dari paku itu diubah/ dijadikan kekang kuda bagi kuda Kaisar Konstantin, dan satu lagi dipatrikan di mahkota kerajaan. Gregorius de Tours menyebutkan satu paku juga dicelupkan ke laut Adriatik untuk meredakan badai…. seperti yang disebutkan di sumber ini, silakan klik
Maka dari data itu saya rasa, paku itu tidak terbuat dari kayu, tetapi dari besi, sebab jika dari kayu tentu tidak bisa ditempa menjadi kekang kuda, atau menjadi bagian dari mahkota kerajaan.
Sedangkan untuk cara pemakuan Yesus, mungkin anda dapat melihat di jawaban ini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
kt temen saya, serpihan salib Yesus ada digereja saya..krn gereja saya memakai nama SALIB SUCI…..
kaget dan senang jg pas tau ini..
Shalom Pak Stef & Bu Ingrid,
Saya punya satu pertanyaan (yang agak melenceng) mengenai SALIB (kayu) yang di pikul oleh Yesus sampai pada ajalnya itu, apakah ada catatan atau tulisan dimana SALIB (kayu) itu berada? Apakah ada disimpan atau sudah hancur/lapuk?
Maaf sekali lagi, dan thanks. GBU, Simon
[Dari Admin Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
Comments are closed.