Pertanyaan:

Salam Damai Kristus,

Yang terkasih Bpk.Stef dan Ibu Inggrid Tay, saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kpd bapak dan ibu yg sudah memberikan sebuah wadah pencerahan bagi kami semua khususnya kaum awam dalam mendalami ajaran katolik…saya secara pribadi merasa begitu terbantu oleh katolisitas.org.

Bpk dan Ibu Tay, ijinkan saya untuk menanyakan sebuah “problem leksikon” yg saya dapatkan dari sebuah diskusi dgn seorang kritikus theology, sengaja saya menuliskan dlm pesan tertutup sebab saya agak ragu apakah pertanyaan ini nanti layak utk kita diskusikan secara terbuka.

Problem ini terlihat sepele tapi cukup mengganjal, pada Yesaya 43:10:
“…… Sebelum Aku tidak ada Allah [dibentuk], dan sesudah Aku tidak akan ada lagi….”

Mohon penjelasan mengenai leksikon kata yg saya beri tanda kurung : [dibentuk]… apakah memang ini adalah terjemahan yg paling sesuai? Sebab tersirat seakan bahwa Allah dibentuk entah oleh apa atau siapa…

Saya dan beberapa teman sudah mencoba melakukan riset atas leksikon kata tsb…dan memang kata [dibentuk] tsb tdk dapat dihilangkan atau diubah, bahkan jikalau kata [dibentuk] dihilangkan menjadi : Sebelum Aku tidak ada Allah, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi…. dlm kalimat inipun masih tersirat seakan Allah memiliki awal

Mohon pencerahannya. Terima kasih.

Tuhan memberkati.

Sungguh kami tdk mampu menjelaskan dgn tepat permasalahan tsb pd si kritikus itu.

Salam – Paulus

Jawaban:

Shalom Paulus Miki,

Terima kasih atas pertanyaannya dan dukungannya untuk karya kerasulan ini. Mari kita melihat Yes 43:10, yang menuliskan “Kamu inilah saksi-saksi-Ku,” demikianlah firman TUHAN, “dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.” Dari kalimat ini, kita dapat menyimpulkannya sebagai berikut:

1.Kamu inilah saksi-saksi-Ku

Saksi-saksi-Ku dapat merujuk kepada nabi Yesaya, para nabi maupun orang-orang Israel. Mereka telah menyaksikan bahwa Tuhan telah bekerja dalam kehidupan bangsa Israel, yang membimbing dan menyertai Israel dalam setiap langkah mereka, selama mereka berjalan di jalan Tuhan. Mereka telah dipilih oleh Tuhan dan telah menyaksikan perbuatan Tuhan yang ajaib, yang hanya mampu dilakukan oleh Tuhan. Dengan demikian mereka tahu bahwa yang menyertai mereka adalah Tuhan sendiri.

Ini merupakan kontras dari para penyembah berhala, karena mereka tidak dapat menjadi saksi dari kebesaran tuhan mereka, karena tuhan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Sebaliknya umat Allah dapat menjadi saksi akan kebesaran Tuhan, karena mereka telah mengalaminya, bahkan sejarah nenek moyang bangsa Israel telah juga menjadi saksi-saksi atas kebesaran Tuhan. Dengan demikian, Allah yang penuh kuat kuasa juga telah membuktikan kesetiaan-Nya untuk mendampingi umat pilihan-Nya, sehingga Dia mengatakan “Aku tetap Dia” karena Dialah Allah yang sama, yang telah menyelamatkan nenek moyang mereka, yang mendampingi mereka saat itu dan yang akan terus mendampingi mereka sampai kesudahannya.

2. Sebelum aku tidak ada allah dibentuk dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.

Mungkin kalau kita membaca secara sepintas, ayat ini terlihat jangkal, atau menimbulkan pertanyaan seakan-akan Allah dapat dibentuk. Untuk dapat mengerti ayat ini, maka kita harus mengerti tentang (a) kata “allah” yang dipergunakan, (b) kelogisan kalimat, (c) serta konteks penggunaannya.

a. Dari kata Allah sendiri

Kata Allah yang digunakan di sini adalah menggunakan (ēl = H410) yang dapat berarti Allah (God), allah – dengan “a” kecil (god), atau dewa (deity) dan dapat juga berarti kekuatan, kekuasaan. Bagaimana untuk menentukannya? Kita harus melihat konteks dari kalimatnya.

Kita dapat melihat beberapa ayat ini yang menggunakan kata yang sama (ēl), yang berarti tuhan atau allah lain:

Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu. ” (Kel 34:14) – Kita melihat bahwa kata allah yang pertama dan Allah yang kedua menggunakan kata yang sama.

Ya, Tuhan ALLAH, Engkau telah mulai memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu dan tangan-Mu yang kuat; sebab allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau?” (Ul 3:24)

Seandainya kami melupakan nama Allah kami, dan menadahkan tangan kami kepada allah lain,” (Mzm 44:20)

Beberapa ayat ini menggunakan kata yang sama dengan arti Allah yang benar:

Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu.” (Mzm 5:4)

Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia?” (Yes 40:18)

Dengan demikian, dari konteksnya kita dapat menentukan kata Allah yang dipakai di sini. Dalam konteks Yes 43:10 “Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.” maka kita dapat melihat bahwa Allah di sini dimaksudkan sebagai Allah yang benar – dalam pengertian “Allah” dengan “A” besar.

b. Dari sisi kelogisan kalimat.

Namun, apakah dengan memakai Allah dengan A besar mempunyai implikasi bahwa Allah seolah-olah dapat dibentuk? Justru sebaliknya.

Ayat ini justru ingin menunjukkan bahwa hanya ada Allah yang satu dan tidak ada Allah lain sebelum dan setelah-Nya. Dengan demikian, justru ditunjukkan bahwa Allah bangsa Israel adalah Allah yang tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir. Dikatakan di Yes 41:4 “Siapakah yang melakukan dan mengerjakan semuanya itu? Dia yang dari dahulu memanggil bangkit keturunan-keturunan, Aku, TUHAN, yang terdahulu, dan bagi mereka yang terkemudian Aku tetap Dia juga.” Kita dapat melihat koneksi antara ayat Yes 43:10 dengan Yes 41:4, yang menekankan bahwa Tuhan telah mengerjakan hal-hal yang begitu ajaib dari dahulu, sekarang dan untuk selama-lamanya. Dan hal yang sama ditekankan sekali lagi di Yes 45:5 “Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku,” Intinya Yes 43:10 mengatakan hal yang sama, bahwa tidak ada Allah yang lain, karena tidak ada Allah lain sebelum dan setelah Allah umat Israel, Allah yang benar.

Dengan demikian, logika bahwa dengan ayat “Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.“, kemudian disimpulkan bahwa seolah-olah Allah dibentuk, adalah tidak benar. Bandingkan dengan Mzm 89:6 yang mengatakan “Sebab siapakah di awan-awan yang sejajar dengan TUHAN, yang sama seperti TUHAN di antara penghuni sorgawi?” Ayat ini hanya ingin mengatakan bahwa tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Tuhan dan bukan menyatakan ada yang dapat disejajarkan dengan Allah. Sama seperti yang juga dituliskan di Yes 43:10. “Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk” adalah sama dengan “Allah dibentuk” itu tidak ada, karena memang Allah tidak dibentuk dan Allah adalah Alpha dan Omega. Atau dengan kata lain, “tidak ada Allah benar yang dibentuk”, karena Allah benar tidak berawal dan tidak berakhir. Untuk mengatakan bahwa tidak ada allah (dengan a kecil) dibentuk, justru mempunyai implikasi sebaliknya, karena seolah-olah allah (a kecil) tidak dibentuk, namun Allah (A besar) mungkin dapat dibentuk.

c. Dari konteks penggunaannya.

Kalau kita melihat konteknya, maka Yesaya bab 40-45 ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang dalam pembuangan di Babilonia. Dalam kondisi yang sulit seperti ini, Allah ingin menegaskan bahwa Dia adalah Allah yang telah menolong bangsa Israel di masa lalu, dan Allah yang sama (yang tidak dibentuk) juga akan menolong mereka di masa ini dan juga masa mendatang, karena Allah yang menolong mereka adalah Allah yang sama di masa lalu, sekarang dan di masa depan. Dan tidak ada allah lain yang dapat membantu mereka.

Semoga keterangan di atas dapat menjawab pertanyaan anda.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org

4 COMMENTS

  1. Syalom Paulus,

    Saya juga mengalami hal yang sama dengan anda. Pertama kali saya mendengar ayat ini dari radio. Langsung selama 1 tahun saya tidak lagi berdoa kepada TUHAN, mengalami keraguan yang LUAR BIASA, …
    [dari Katolisitas: kami edit]

    Dan itu sangat menganggu hidup keseharianku, karena saya merasa percuma bekerja, belajar, bahkan percuma hidup. Toh setelah mati ya hidupku tidak mendapat jaminan ( mengingat Tuhan yang lemah ).

    Tapi entah kenapa, otak saya selalu penasaran untuk mencari TUHAN yang PALING SAKTI & PALING SEGALANYA ( saya berusaha mencari ayat – ayat yang mendukung pencarian saya atau yang “melawan” ayat ini ), sampai ahkirnya aku temukan 3 pemikiran, yaitu :

    1.TUHAN mengatakan bahwa dia adalah Allah segala ALLAH ( pada mazmur 135:1 ). jadi kalau dia adalah Allah atas SEGALA ALLAH, maka TIDAK MUNGKIN dia dibentuk, bahkan KALAU PERLU dia bisa menciptakan INFINITE AMOUNT of SUPER-ULTIMATE-ALMIGHTY GODS. atau bisa dikatakan hal ini sama saja ketika engkau menanyakan “Siapa istri dari pria lajang tersebut”. Kata “segala” itu mempunyai arti yang SANGAT LUAS & MENDALAM. Contoh :

    *kalau ada kata “allah diatas segala JENIS allah”, maka segala disini merujuk pada jenis tertentu saja. Tapi alkitab mengatakan SEGALA ALLAH yang artinya SEMUA, TIDAK TERSISA / SEGALA SESUATU / SEGALA – GALANYA / KESELURUHAN / SELURUH / TANPA TERKECUALI / APAPUN. kalaupun ada ALLAH – ALLAH lainnya, saya jamin merekapun akan menyembah YESUS ( Allah kita ) sebagai Allah mereka.

    2.“Kamu inilah saksi-saksi-Ku,” ( demikianlah firman TUHAN ), “dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.”

    Perhatikanlah yang dikurung, yang mengatakan bahwa dirinya dibentuk itu adalah FIRMAN TUHAN alias YESUS KRISTUS, sang FIRMAN itu sendiri ( bukan BAPA ), dimana SANG SABDA ini dilahirkan dari persekutuan antara BAPA dengan ROH KUDUS.

    3.Mengingat kondisi bangsa Israel pada saat itu adalah trendnya membentuk allah – allah patung ( lihat ayat – ayat sebelumnya ), mungkin TUHAN kita geram sehingga mengatakan bahwa diriNYA tidak dibentuk seperti allah – allah patung itu. Oleh karena itu u DIA berkata sebelum AKU tidak ada allah dibentuk…”. Atau coba bayangkan diri anda adalah TUHAN, terus melihat anak – anak anda membentuk patung – patung untuk disembah, kemudian bayangkan anda berkata, “hei anak – anak, buat apa membuat patung – patung untuk disembah, lihatlah aku, sebelum AKU, tidak ada Allah dibentuk seperti patung – patungmu.yang dibentuk.

    http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Yes&chapter=43&verse=10 ( mungkin ini bisa dibuat referensi )

    Tuhan Yesus memberkati & Bunda Maria selalu menuntun anda pada putraNYA

  2. Salam Damai Kristus,

    Yang terkasih Bpk.Stef dan Ibu Inggrid Tay, saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kpd bapak dan ibu yg sudah memberikan sebuah wadah pencerahan bagi kami semua khususnya kaum awam dalam mendalami ajaran katolik…saya secara pribadi merasa begitu terbantu oleh katolisitas.org.

    Bpk dan Ibu Tay, ijinkan saya untuk menanyakan sebuah “problem leksikon” yg saya dapatkan dari sebuah diskusi dgn seorang kritikus theology, sengaja saya menuliskan dlm pesan tertutup sebab saya agak ragu apakah pertanyaan ini nanti layak utk kita diskusikan secara terbuka.

    Problem ini terlihat sepele tapi cukup mengganjal, pada Yesaya 43:10:
    “…… Sebelum Aku tidak ada Allah [dibentuk], dan sesudah Aku tidak akan ada lagi….”

    Mohon penjelasan mengenai leksikon kata yg saya beri tanda kurung : [dibentuk]… apakah memang ini adalah terjemahan yg paling sesuai? Sebab tersirat seakan bahwa Allah dibentuk entah oleh apa atau siapa…

    Saya dan beberapa teman sudah mencoba melakukan riset atas leksikon kata tsb…dan memang kata [dibentuk] tsb tdk dapat dihilangkan atau diubah, bahkan jikalau kata [dibentuk] dihilangkan menjadi : Sebelum Aku tidak ada Allah, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi…. dlm kalimat inipun masih tersirat seakan Allah memiliki awal

    Mohon pencerahannya. Terima kasih.

    Tuhan memberkati.

    Sungguh kami tdk mampu menjelaskan dgn tepat permasalahan tsb pd si kritikus itu.

    [dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik.]

    • Salam Damai Kristus,

      Yang terkasih pak Stefanus Tay,

      Terima kasih atas jawaban yg bapak berikan. Selama ini pemahaman saya juga sama seperti jawaban bapak tersebut. Hanya saja, seperti yg saya telah utarakan , teman diskusi saya ini adalah seorang kritikus theology, saya pernah memberikan jawaban spt tsb diatas… dia menjelaskan bahwa kata [dibentuk] pd ayat tersebut adalah YATSAR (membentuk dari sesuatu sehingga bentuknya berubah)…sama halnya dgn inkarnasi pribadi Yesus dgn hakikat Allah dan manusia…Yesus sungguh Allah sungguh manusia… tetapi bukankah hakikat manusianya adalah [dibentuk] oleh inkarnasiNya?

      Teman saya tsb juga mengimani Allah Tritunggal Maha Kudus. Hanya saja dlm pemahamannya, Yes 43:10 tsb adalah sebuah sabda langsung dari pribadi Sang Putra…dimana Sang Putra menegaskan bahwa Dialah satu2nya Allah yg dibentuk, dlm arti diberi bentuk.. termanifestasikan dalam bentuk… sebagai gambar dari Allah yg tidak kelihatan…jadi seluruh isi Alkitab tentang kisah “dialog” antara manusia dgn Allah sebenarnya terjadi antara manusia dgn Sang Putra yg “diberi bentuk” shg manusia bisa terhubung denganNya….ini sekaligus menegaskan makna Putra sebagai satu2nya jalan menuju Bapa. Tidak ada seorangpun yg sampai kpd Bapa tanpa melalui Anak. Sebab Anak-lah satu2nya manifestasi penuh Allah itu sendiri.

      Singkatnya, Sang Putra (bukan hanya dalam bentuk inkarnasiNya selama masa pelayanan di bumi) sejak awal hingga kekal adalah suatu pribadi yang “nyata” sebagai manifestasi penuh Allah Bapa sebagai gambar Allah yg tidak kelihatan…(begitu cara dia memahami kelahiran Sang Putra)

      Mengapa diberi bentuk? Sebab tidak ada yg dpt melihat Bapa… maka krn kasihNya maka Dia memanifestasikan diri agar “dapat dilihat”…. dan manifestasi tsb dipenuhi dlm Sang Putra sbg satu2nya Allah yg “diberi bentuk”…. yg adalah manifestasi total gambar Allah.

      Tidak seorangpun pernah melihat Bapa tetapi Sang Putra yg menyatakanNya….jika kita melihat Putra maka kita juga melihat Bapa…. bagi teman saya hal itu tdk hanya berlaku pd saat Tuhan Yesus turun ke dunia… tetapi berlaku sejak awal hingga kekal…Sang Putra adalah satu2nya Allah yg “dibentuk” sebagai bait suci Allah. Terang Allah yg tidak kelihatan dinyatakan dlm Putra sebagai lampu.

      Putra dilahirkan dari Bapa…..dilahirkan berarti dinyatakan..diberi bentuk nyata sebagi satu2nya jalan, gambar dan bait suci Allah. Dan hubungan kasih antara Allah Bapa yg tidak “kelihatan” dgn Allah Putra sbg bentuk “nyata” manifestasi Bapa akan menghembuskan Roh Kudus…

      Apakah penalaran teman saya tersebut bertentangan dengan ajaran Tritunggal Gereja Katolik?

      Mohon pencerahannya. Tuhan memberkati.

      • Shalom Paulus Miki,

        Terima kasih atas tanggapannya. Di ayat Yes 43:10, maka kata dibentuk memang menggunakan kata Yatsar. Dari wordstudy, kita dapat melihat penggunaan kata ini dalam beberapa ayat:

        A verb meaning to form, to fashion, to shape, to devise. The primary meaning of the word is derived from the idea of cutting or framing. It is used of God’s fashioning man from the dust of the ground (Gen 2:7); God’s creative works in nature (Psa 95:5; Amo 4:13); and in the womb (Psa 139:16; Jer 1:5; cf. Zec 12:1); the molding of clay (Isa 29:16; Isa 45:9); the framing of seasons (Psa 74:17); the forging of metal (Isa 44:12); the crafting of weapons (Isa 54:17); the making of plans (Psa 94:20; Isa 46:11; Jer 18:11). It also signifies a potter (Psa 2:9; Isa 41:25); a sculptor (Isa 44:9); or the Creator (Isa 43:1; Isa 44:2, Isa 44:24). By extension, the word conveys the notion of predestination and election (2Ki 19:25; Isa 49:5).

        Kalau kita kaitkan dengan Yesus, yang memang mempunyai kodrat sungguh Allah dan sungguh manusia, maka kita dapat mengatakan bahwa kodrat manusia dari Yesus bukanlah pre-existing, namun Yesus mengambil kodrat manusia di dalam waktu, yaitu ketika Malaikat Gabriel memberikan kabar sukacita kepada Maria dan Maria menerimanya. Kalau kita mengatakan bahwa kodrat manusia dari Kristus adalah kekal, maka ini adalah merupakan bidaah Monophysitism (one nature ini Christ). Konsili Chalcedon dan Tome of Leo memberikan pengajaran bahwa setiap kodrat mempunyai kodrat masing-masing, dengan sifat masing-masing, walaupun bersatu dalam hypostatic union. Dengan kata lain, kalau teman anda mempunyai pengertian bahwa Sang Putera adalah kekal termasuk kodrat manusianya, maka itu adalah pengertian yang salah. Namun, kalau dalam kodrat Allah-Nya, Sang Putera adalah kekal dan merupakan Pribadi ke-dua dalam Trinitas yang kekal, maka ini adalah pengertian yang benar.

        Tentang tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada Bapa kecuali melalui Yesus (lih. Yoh 14:6), hal ini disebabkan karena misteri Paskah (penderitaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus ke Sorga) Kristus menyebabkan hubungan yang terputus antara Tuhan dan manusia menjadi tersambung kembali, sehingga segala kuasa di Sorga dan di bumi telah diberikan kepada Kristus (lih. Mt 28:18). Jadi, Yes 43:10 tidak mempunyai konotasi apapun terhadap kalimat di Yoh 14:6, namun kuasa ini terjadi karena misteri Inkarnasi.

        Jadi, Sang Putera memang merupakan pribadi yang kekal, di mana Pribadi ke-dua ini bersatu dalam satu hakekat (essence) bersama dengan Allah Bapa dan Allah Putera. Namun, Pribadi ke-dua ini mendapatkan kodrat manusia-Nya di dalam waktu. Memang Allah Putera adalah manifestasi penuh dari Allah Bapa, karena Allah Putera dan Allah Bapa bersama dengan Allah Roh Kudus mempunyai satu hakekat dalam Tritunggal Maha Kudus. Mengapa diberi bentuk? Karena kalau Allah Putera mau mengambil kodrat manusia, maka Dia harus mempunyai kodrat manusia, yang terdiri dari jiwa dan raga. Jadi, diskusi dengan teman anda, nampaknya akan meruncing pada kapan Yesus mulai mempunyai kodrat manusia. Gereja Katolik mengajarkan, Yesus mempunyai kodrat manusia ketika terjadi peristiwa Inkarnasi, yang dimulai dengan kabar gembira dari Malaikat Gabriel dan jawaban fiat dari Bunda Maria. Semoga jawaban ini dapat membantu.

        Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
        stef – katolisitas.org

Comments are closed.