Ada yang mempertanyakan mengapa ada perbedaan silsilah Tuhan Yesus menurut Injil Matius dan Injil Lukas. Kalau kita mengetahui alasannya, maka perbedaan ini bukanlah merupakan kontradiksi. Pembahasan ini adalah berdasarkan penjelasan yang diberikan di New Advent Encyclopedia, silakan klik di sini jika ingin membaca selengkapnya.
1. Silsilah Yesus menurut Injil Matius (nama-nama tertulis dalam bahasa Inggris):
Silsilah terbagi menjadi 3 kelompok besar masing-masing terdiri dari 14 nama generasi. Dari Abraham sampai ke Daud 14 generasi, dari Daud ke masa pembuangan Babilon 14 generasi, dan dari pembuangan Babilon ke Kristus 14 generasi, sebagai berikut:
First Series 1. Abraham 2. Isaac 3. Jacob 4. Judas 5. Phares 6. Esron 7. Aram 8. Aminadab 9. Naasson 10. Salmon 11. Booz 12. Obed 13. Jesse 14. David | Second Series 1. Solomon 2. Roboam 3. Abia 4. Asa 5. Josaphat 6. Joram 7. Ozias 8. Joatham 9. Achaz 10. Ezechias 11. Manasses 12. Amon 13. Josias 14. Jechonias | Third Series 1. Jechonias 2. Salathiel 3. Zorobabel 4. Abiud 5. Eliacim 6. Azor 7. Sadoe 8. Achim 9. Eliud 10. Eleazar 11. Mathan 12. Jacob 13. Joseph 14. Jesus |
2. Silsilah Yesus menurut Injil Lukas (nama-nama tertulis dalam bahasa Inggris):
Silsilah menurut Injil Lukas adalah dari Yesus sampai ke Adam, atau tepatnya sampai kepada Tuhan Allah Bapa. Tentu silsilah ini adalah untuk menunjukkan sisi kemanusiaan Yesus saja, sedangkan kalau dari sisi Ketuhanan-Nya tentu tidak ada garis silsilah, sebab Yesus (Allah Putera) langsung berasal dari Allah Bapa dan sehakekat dengan-Nya.
Silsilah ini adalah rangkaian 11 x 7 generasi yaitu 3 x 7 (21 generasi) dari Yesus sampai ke pembuangan Babilon, demikian pula 3 x 7 (21 generasi) dari pembuangan Babilon ke masa raja Daud, 2 x 7 generasi (14 generasi) dari Daud ke Abraham, dan 3 x 7 (21 generasi) dari Abraham sampai ke penciptaan manusia pertama (Adam) oleh Tuhan:
First Series 1. Jesus 2. Joseph 3. Heli 4. Mathat 5. Levi 6. Melchi 7. Janne 8. Joseph 9. Mathathias 10. Amos 11. Nahum 12. Hesli 13. Nagge 14. Mahath 15. Mathathias 16. Semei 17. Joseph 18. Juda 19. Joanna 20. Reza 21. Zorobabel | Second Series 22. Salathiel 23. Neri 24. Melchi 25. Addi 26. Cosan 27. Helmadan 28. Her 29. Jesus 30. Eliezer 31. Jorim 32. Mathat 33. Levi 34. Simeon 35. Judas 36. Joseph 37. Jona 38. Eliakim 39. Melea 40. Menna 41. Mathatha 42. Nathan | Third Series 43. David 44. Jesse 45. Obed 46. Booz 47. Salmon 48. Naasson 49. Aminadab 50. Aram 51. Esron 52. Phares 53. Judas 54. Jacob 55. Isaac 56. Abraham | Fourth Series 57. Thare 58. Nachor 59. Sarug 60. Ragau 61. Phaleg 62. Heber 63. Sale 64. Cainan 65. Arphaxad 66. Sem 67. Noah 68. Lamech 69. Mathusale 70. Henoch 71. Jared 72. Malaleel 73. Cainan 74. Henos 75. Seth 76. Adam 77. God |
Dari perbandingan ini kita ketahui beberapa hal:
1. Periode silsilah yang dijabarkan antara Injil Matius dan Lukas berbeda. Injil Matius hanya menjabarkan sampai ke Abraham sedangkan Injil Lukas menjabarkan sampai kepada penciptaan Adam. Maka jumlah generasinya tidak mungkin sama.
2. Deret ketiga dari silsilah menurut Injil Lukas, sama dengan deret pertama silsilah menurut Injil Matius yaitu tentang silsilah dari Abraham sampai kepada Raja Daud. Perbedaannya hanya urutannya yang terbalik, karena cara penyampaian silsilah yang terbalik antara Injil Matius dan Lukas.
3. Pada deret kedua Injil Lukas, keturunan Daud dinyatakan dari anaknya Nathan, sedangkan menurut Injil Matius melalui Salomo (Solomon).
Dari perincian di atas terdapat tiga hal yang perlu dijelaskan:
1. Bagaimana menjelaskan silsilah St. Yusuf jika silsilah antara St. Yusuf sampai ke Raja Daud berbeda antara penjabaran di Injil Matius dan di Injil Lukas?
2. Bagaimana penjelasan tentang Salathiel dan Zorobabel?
3. Bagaimana kita ketahui tentang silsilah Bunda Maria?
Maka demikianlah penjelasannya:
1. Tentang silsilah St. Yusuf.
Menurut Injil Matius (dari Salomo): urutannya adalah, Yesus, Yusuf, Yakub, Mathan, dst.
menurut Injil Lukas (dari Nathan): urutannya adalah Yesus, Yusuf, Heli (Eli), Mathat, dst.
Berdasarkan penjelasan dari seorang sejarahwan yang terkenal abad awal, Julius Africanus, hubungannya adalah demikian:
Mathan (seorang keturunan Daud dari Salomo) menikahi Estha. Dari perkawinan itu lahirlah Yakub. Namun Mathan ini kemudian wafat, dan Estha kemudian menikah kedua kali dengan Mathat (seorang keturunan Daud dari Nathan), dan dari pernikahan itu, lahirlah Heli (Eli). Maka Yakub dan Heli (Eli) adalah saudara seibu. Heli (Eli) kemudian menikah namun kemudian wafat sebelum mempunyai keturunan. Istri Heli ini kemudian menjadi istri Yakub, yang kemudian menikah dan melahirkan St. Yusuf. Maka St. Yusuf ini adalah anak biologis dari Yakub namun dari segi hukum Taurat, ia adalah anak dari Heli (Eli). Sebab menurut hukum Taurat, jika seorang suami wafat, maka saudaranya itu harus mengawini istrinya dan anak yang dilahirkannya akan terhitung secara hukum sebagai anak dari yang meninggal. Dengan demikian, di dalam diri St. Yusuf, tergabunglah dua jenis silsilah keturunan Daud, baik dari Salomo maupun Nathan.
2. Penjelasan tentang Salathiel
Menurut Injil Matius (dari Salomo- deret ketiga): Zorobabel, Salathiel, Jechonias
Menurut Injil Lukas (dari Nathan- deret kesatu dan kedua): Zorobabel, Selathiel, Neri, Melchi
Dengan keterangan serupa dengan point 1, Melchi mempunyai anak Neri dari janda dari ayah Jechonias, sehingga Jechonias dan Neri adalah saudara seibu. Jechonias kemudian menikah dengan janda/ istri dari Neri yang meninggal tanpa anak, dan kemudian ia melahirkan Salathiel, yang kemudian secara hukum menjadi anak dari Neri.
3. Tentang silsilah Bunda Maria
Ada yang bertanya jika Bunda Maria bukan keturunan Daud, bagaimana Yesus dapat dikatakan sebagai “Anak Daud”? Maka St. Agustinus mengatakan, bahwa dengan perkawinan St. Yusuf dengan Bunda Maria, maka Yesus dapat dikatakan sebagai anak St. Yusuf (walaupun kelahiran Yesus tidak melibatkan campur tangan St. Yusuf), yang adalah keturunan Daud (St. Augustine, On the Harmony of the Gospels, II, i, 2).
Tradisi juga mengatakan bahwa Bunda Maria adalah keturunan Daud. Sebab menurut Bil 36:6-12 dikatakan bahwa seorang anak tunggal perempuan harus menikah dengan salah seorang anggota keluarga besarnya sendiri. Hal ini diajarkan oleh para Bapa Gereja yaitu St. Yustinus (Adv. Tryph. 100), St. Ignatius (Letter to the Ephesians 18), yang juga secara tidak langsung disampaikan dalam Kitab Suci (lih. Rom 1:3, 2 Tim 2:8). St. Yohanes Damaskus mengatakan bahwa ayah kakek Bunda Maria adalah Panther yang adalah saudara laki-laki/ brother dari Mathat. Kakek Bunda Maria yaitu Barphanter, adalah sepupu dari Heli (Eli) dan ayah Bunda Maria yaitu Yoakim adalah sepupu dari St. Yusuf. Dengan demikian, Bunda Maria adalah keturunan Daud dari Nathan.
Dear katolisitas,
Setelah saya baca Injil Matius dan saya coba jumlah orangnya, semuanya (dari Abraham sampai Yesus) ada 41. Tapi, ketika saya lihat sepintas uraian di atas, ada 3 seri dari 14 generasi. Jika dikalikan, maka ada 42 orang. Setelah saya baca baik-baik, ternyata ada satu nama yang diulang: Jechonias.
Kenapa nama itu diulang dua kali? Apakah hanya untuk memenuhi standar 14 tadi?
Terimakasih,
Submitted on 2014/01/25 at 2:10 pm
Dear katolisitas,
Terus terang, setelah membaca artikel ini, saya belum menemukan jawaban atas pertanyaan, kenapa silsilah Yesus berbeda antara Lukas dan Matius.
Saya justru jadi bingung. Saya coba buang silsilah Yesus dalam Injil Lukas mulai dari Adam hingga Thare supaya terkesan sama. Urutannya pun saya buat mulai dari Abraham. Hasilnya, saya makin bingung.
Karena itu, saya mohon penjelasan dari katolisitas. Ada beberapa kebingungan saya.
1. Setelah saya baca Injil Matius dan saya coba jumlah orangnya, semuanya (dari Abraham sampai Yesus) ada 41. Tapi, ketika saya lihat sepintas uraian di atas, ada 3 seri dari 14 generasi. Jika dikalikan, maka ada 42 orang. Setelah saya baca baik-baik, ternyata ada satu nama yang diulang: Jechonias. Kenapa nama itu diulang dua kali? Apakah hanya untuk memenuhi standar 14 tadi?
2. Jumlah orang dalam silsilah berbeda. Matius berjumlah 41, sedangkan Lukas 57 (versi imankatolik.or.id) atau 56 versi artikel. Bagaimana bisa menjelaskan perbendaaan ini?
3. Pada poin 2 artikel di atas, ditulis, “2. Deret ketiga dari silsilah menurut Injil Lukas, sama dengan deret pertama silsilah menurut Injil Matius yaitu tentang silsilah dari Abraham sampai kepada Raja Daud. Perbedaannya hanya urutannya yang terbalik, karena cara penyampaian silsilah yang terbalik antara Injil Matius dan Lukas.” Kalau saya baca Kitab Suci di http://www.imankatolik.or.id jumlahnya saja sudah beda. Perbedaan itu terletak pada tokoh bernama Admin. Dalam artikel di atas memang sama-sama dikatakan bahwa Aminadab itu anak dari Aram. Tapi dalam Kitab Suci di http://www.imankatolik.or.id, Aminadab anak dari Admin. Admin anak dari Aram. Jadi, Aminadab adalah cucu dari Aram. Bagaimana ini dijelaskan?
4. Dalam silsilah Yesus di Lukas (yang dimulai dari Abraham), ada beberapa nama yang disebut dua kali (Levi, Melchi, Mathathias, Jesus, Mathat dan Judas) dan ada yang sampai empat kali (Joseph). Apakah karena pengulangan ini yang membuat jumlahnya lebih banyak dari Matius? Apakah ini merujuk pada satu orang yang sama atau berbeda? Bagaimana hal ini dapat dijelaskan?
Demikianlah kebingungan saya. Dengan sangat, saya memohon penjelasan dari katolistas. Atas kesediaannya, saya mengucapkan terima kasih.
Salam,
Shalom Brian,
1. Mengapa nama Jechonias (Yekhonya) disebut dua kali?
Kemungkinan penjelasannya adalah demikian: Kitab Raja-raja menuliskan bahwa Jechonias (Yekhonya) adalah nama lain dari Yoyakin. dan Yoyakin ini adalah anak dari Yoyakim (lih. 2 Raj 24:1-17; 2Taw 36:5-10). Dalam Septuaginta, Yoyakim dan Yoyakin dihasilkan dari kata Yunani yang sama. Maka Yekhonya (yang pertama) yang disebut sebagai anak Yosia, mengacu kepada Yoyakim; dan Yekhonya (yang kedua) mengacu kepada Yoyakin. Hal ini juga diperkuat dengan teks, Mat 1:11 yang menyebutkan bahwa Yosia memperanakkan “Yekhonya dan saudara-saudaranya”. Dalam kitab Perjanjian Lama tidak disebutkan adanya saudara-saudara Yoyakin, namun disebutkan adanya saudara-saudara ayahnya, yaitu Yoyakim (lih. 1Taw 3:15).
Selanjutnya mengapa ada perbedaan bahwa menurut Matius anak Yekhonya ini adalah Sealtiel, dan anak Sealtiel adalah Zerubabel, sedangkan menurut Lukas, Sealtiel adalah anak Neri? Ini disebabkan adanya prinsip Levirate (Ul 25:5,6). Dalam hal ini, Matius menyampaikan silsilah menurut hubungan darah, sedangkan Lukas menyampaikan silsilah dengan memperhitungkan hubungan keturunan menurut hukum Levirasi (sah menurut hukum, di mana jika seorang laki-laki wafat dengan tidak mempunyai anak, maka saudaranya mengambil istri orang yang wafat itu, untuk menjadi istrinya dan melahirkan anak bagi saudaranya yang wafat itu). Dengan prinsip ini, kemungkinan hubungan antara kedua silsilahnya (Menurut Matius dan Lukas) adalah demikian:
Menurut Matius Menurut Lukas
Yoyakim + istrinya Neri + istrinya
| |
Yoyakin (Yekhonya) + istrinya anak perempuan (tak disebut namanya di silsilah)
| |
Sealtiel (wafat tak punya anak) + istrinya + Pedaya
|
Zerubabel
Atau, kemungkinan lainnya adalah:
Yoyakim (wafat ) + istrinya + Melchi
| |
Yoyakin +istrinya + Neri (wafat tanpa anak)
|
Sealtiel
2. Perbedaan jumlah orang dari silsilah menurut Matius dan menurut Lukas
Sebagaimana telah dijabarkan di artikel atas, umumnya para ahli Kitab Suci menjelaskan adanya perbedaan tersebut dengan adanya perbedaan cara menentukan garis keturunan. Adanya hukum Levirate memegang peranan di sini, demikian juga cara perhitungan silsilah menurut garis keturunan laki-laki.
3. Deret ketiga dari silsilah menurut Injil Lukas= deret pertama menurut Injil Matius?
Kitab Suci Douay Rheims Bible yang memuat terjemahan teks Vulgata memang menyebutkan di ayat Luke 33:3 demikian, “…..Who was of Aminadab, who was of Aram, who was of Esron, who was of Phares, who was of Judas.…” Teks ini mengacu kepada 1 Taw 2:10. Sehingga jika kita berpatokan kepada teks Vulgata dan Septuaginta, maka deret ketiga dari silsilah menurut Injil Lukas sama dengan deret pertama menurut Injil Matius, hanya saja urutannya terbalik.
Namun demikian, terdapat varian manuskrip untuk ayat Luke 3:33 (yang berasal dari Textus Receptus/ teks Yunani yang dijadikan dasar bagi penerjemahkan ke bahasa Jerman (oleh German Luther Bible) dan Inggris (oleh William Tyndale dan King James Version) dan terjemahan lainnya di Eropa), yang menyebutkan, “the son of Ammin’adab, the son of Admin, the son of Arni, the son of Hezron, the son of Perez, the son of Judah….” (versi RSV, NAB), dan teks ini yang diterjemahkan oleh LAI.
4. Ada nama yang disebut beberapa kali dalam silsilah Yesus menurut Injil Lukas?
Adanya nama yang disebut beberapa kali tidak menunjukkan orang yang sama. Itu hanya menunjukkan ada orang-orang tertentu yang namanya sama dari generasi yang berbeda. Adanya beberapa nama Yusuf (Yoseph), menunjukkan nama tersebut merupakan nama yang umum bagi orang Yahudi, mungkin seperti halnya nama Budi atau Eko untuk orang Indonesia.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Katolisitas,
Saya ingin bertanya siapakah anak dari Arphaksad?
Berdasarkan Kitab Suci bahasa “Indonesia Katolik -Terjemahan Baru” saya ambil dari ekaristi.org
Kej 11:12
Setelah Arpakhsad hidup tiga puluh lima tahun, ia memperanakkan Selah.
Kej 11:13
Arpakhsad masih hidup empat ratus tiga tahun, setelah ia memperanakkan Selah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
Kej 11:14
Setelah Selah hidup tiga puluh tahun, ia memperanakkan Eber.
Kej 11:15
Selah masih hidup empat ratus tiga tahun, setelah ia memperanakkan Eber, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
Kej 11:16
Setelah Eber hidup tiga puluh empat tahun, ia memperanakkan Peleg.
Kej 11:17
Eber masih hidup empat ratus tiga puluh tahun, setelah ia memperanakkan Peleg, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
Kej 11:18
Setelah Peleg hidup tiga puluh tahun, ia memperanakkan Rehu.
Kej 11:19
Peleg masih hidup dua ratus sembilan tahun, setelah ia memperanakkan Rehu, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
Kej 11:20
Setelah Rehu hidup tiga puluh dua tahun, ia memperanakkan Serug.
Jadi menurut Kejadian,
Arphaksad – Selah – Eber – Peleg – Rehu – Serug
Sedangkan menurut Lukas,
Luk 3:35
anak Serug, anak Rehu, anak Peleg, anak Eber, anak Salmon,
Luk 3:36
anak Kenan, anak Arpakhsad, anak Sem, anak Nuh, anak Lamekh,
Arphaksad – Kenan – Salmon – Eber – Peleg – Rehu – Serug
Selah dan Salmon adalah orang yang sama jika dilihat versi Bahasa Inggis keduanya terjemahan dari “Sale”
Namun ketika melihat “Perjanjian Lama Yunani – Septuaginta LXX” diambil dari ekaristi.org
Gen 11:13
kai ezhsen arfaxad meta to gennhsai auton ton kainan eth tetrakosia triakonta kai egennhsen uiouV kai qugateraV kai apeqanen kai ezhsen kainan ekaton triakonta eth kai egennhsen ton sala kai ezhsen kainan meta to gennhsai auton ton sala eth triakosia triakonta kai egennhsen uiouV kai qugateraV kai apeqanen
Gen 11:14
kai ezhsen sala ekaton triakonta eth kai egennhsen ton eber
Gen 11:15
kai ezhsen sala meta to gennhsai auton ton eber triakosia triakonta eth kai egennhsen uiouV kai qugateraV kai apeqanen
Gen 11:16
kai ezhsen eber ekaton triakonta tessara eth kai egennhsen ton falek
Gen 11:17
kai ezhsen eber meta to gennhsai auton ton falek eth triakosia ebdomhkonta kai egennhsen uiouV kai qugateraV kai apeqanen
Gen 11:18
kai ezhsen falek ekaton triakonta eth kai egennhsen ton ragau
Gen 11:19
kai ezhsen falek meta to gennhsai auton ton ragau diakosia ennea eth kai egennhsen uiouV kai qugateraV kai apeqanen
Gen 11:20
kai ezhsen ragau ekaton triakonta duo eth kai egennhsen ton serouc
Jadi sesuai dengan “Perjanjian Baru Yunani – Stephanos 1550” diambil dari ekaristi.org
Lk 3:35
tou sarouc tou ragau tou falek tou eber tou sala
Lk 3:36
tou kainan tou arfaxad tou shm tou nwe tou lamec
arfaxad – kainan – sala – eber -falek – ragau – sarouc
Rehu = Ragau
Jadi menurut Kitab Suci bahasa Yunani, semuanya cocok, namun terjemahan lainnya mengatakan bahwa anak Arpahksad adalah langsung ke Salmon/Selah/Sale tidak ada Kenan/Kainan
Mohon penjelasan lanjutan dari Katolisitas
Terima kasih,
Pace e Bene
Shalom Arif,
Memang di Luk 3:36 disebutkan nama Kenan sebagai anak Arphaksad, sedangkan Di kitab Kejadian 10 dan 11 dan 1 Taw 1:1-28, nama Kenan tidak disebutkan, melainkan Selah. Maka sejumlah orang mempertanyakannya.
Jika kita mempelajari Kitab Suci, tentang bagaimana silsilah dijabarkan, kita akan mengetahui bahwa adakalanya memang silsilah disampaikan tidak persis runtut, namun ada jeda (gap) yang dengan sengaja dibuat, misalnya untuk mencapai jumlah lambang angka tertentu, sebagaimana dijabarkan oleh Matius dalam silsilah Yesus Kristus (lih. Mat 1:17). Dengan demikian, tidak ada masalah, jika nama Kenan disebut dalam Luk 3, namun tidak pada Kej 10, Kej 1, ataupun 1 Taw 1. Sebab pernyataan “anak” dan “bapa” dalam Kitab Suci mempunyai konotasi arti yang lebih luas daripada pengertian bahasa kita sekarang tentang kata “anak” dan “bapa”. Contohnya dalam Kitab Suci bahasa Inggris dikatakan, “And Jacob said: O God of my father Abraham, and God of my father Isaac…” (Genesis 32:9), padahal Abraham sebenarnya adalah kakek dari Yakub, bukan bapanya langsung. Demikian pula orang-orang Farisi memanggil Abraham sebagai ‘bapa’ mereka (lih. Yoh 8:39). Maka di sini kata ‘bapa’ artinya kakek/nenek moyang. Atau di ayat pertama Injil Matius ditulis Yesus Kristus sebagai “anak Daud, anak Abraham” (Mat 1:1) Tentu Matius mengetahui bahwa Yesus bukan anak langsung dari baik Daud maupun Abraham, namun kata tersebut digunakan sesuai dengan pengertian dalam bahasa masyarakat pada masa itu. Selanjutnya, Matius juga sengaja tidak menyebutkan beberapa nama, seperti Yoas, Amazia dan Azarya, lih. Mat 1:6-16, 1 Taw 3:11-12). Namun tanpa disebutkannya nama-nama ini, tidak mengubah kenyataan tentang garis keturunan Yesus dari Raja Daud.
Maka jika silsilah yang satu dengan yang lain menunjukkan jumlah nama yang tidak sama, itu tidaklah berarti bahwa kedua silsilah bertentangan satu dengan lainnya. Ayat Luk 3:36 akan dapat dijelaskan dan dimengerti, jika seseorang memahami bahwa penggunaan kata ‘anak’ dan ‘bapa’ pada masyarakat zaman itu bersifat lebih fleksibel. Istilah ‘anak’ dan ‘bapa’ tersebut dapat mengacu kepada anak langsung, ataupun kakek ataupun moyang, yang maksudnya masih dalam satu garis keturunan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dear Katolisitas,
saya ingin menanyakan mengapa silsilah Yesus dalam Matius 1:6-16 berbeda dengan silsilah dalam Lukas 3:23-31?
[Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel di atas, silakan klik]
Salam,
Saya baru menyadari bahwa ada sedikit kekeliruan di tulisan :
“3. Pada deret kedua Injil Lukas, keturunan Daud dinyatakan dari anaknya Nathan, sedangkan menurut Injil Lukas melalui Salomo (Solomon).”
Mungkin, maksudnya adalah keturunan Daud melalui Salomo dinyatakan dalam injil Matius, bukan Lukas. Terima kasih.
Pacem,
Ioannes
[dari katolisitas: Terima kasih atas kejelian Anda dan kami telah mengkoreksinya.]
Trima kasih sy bisa ada bersama komunitas ini…saya mau bertanya tentang satu hal yang menjadi pertanyaan banyak orang Kristen yakni: Siapakah orangtua dari St Yoseph suami Bunda Maria…Tuhan Memberkati
Shalom Frumento,
Kitab Suci tidak memberikan informasi tentang nama ibu dari St. Yusuf. Sedangkan ayah St. Yusuf, bernama Yakub (menurut Injil Mateus) atau bernama Eli/Heli (menurut Injil Lukas).
Penjelasan perbedaan silsilah St. Yusuf ini adalah:
Menurut Injil Matius (dari Salomo): urutannya adalah, Yesus, Yusuf, Yakub, Mathan, dst.
Menurut Injil Lukas (dari Nathan): urutannya adalah Yesus, Yusuf, Heli (Eli), Mathat, dst.
Berdasarkan penjelasan dari seorang sejarahwan yang terkenal abad awal, Julius Africanus, hubungannya adalah demikian:
Mathan (seorang keturunan Daud dari Salomo) menikahi Estha. Dari perkawinan itu lahirlah Yakub. Namun Mathan ini kemudian wafat, dan Estha kemudian menikah kedua kali dengan Mathat (seorang keturunan Daud dari Nathan), dan dari pernikahan itu, lahirlah Heli (Eli). Maka Yakub dan Heli (Eli) adalah saudara seibu. Heli (Eli) kemudian menikah namun kemudian wafat sebelum mempunyai keturunan. Istri Heli ini kemudian menjadi istri Yakub, yang kemudian menikah dan melahirkan St. Yusuf. Maka St. Yusuf ini adalah anak biologis dari Yakub namun dari segi hukum Taurat, ia adalah anak dari Heli (Eli). Sebab menurut hukum Taurat, jika seorang suami wafat, maka saudaranya itu harus mengawini istrinya dan anak yang dilahirkannya akan terhitung secara hukum sebagai anak dari yang meninggal. Dengan demikian, di dalam diri St. Yusuf, tergabunglah dua jenis silsilah keturunan Daud, baik dari Salomo maupun Nathan.
Selanjutnya, tentang penjelasan tentang adanya perbedaan silsilah Tuhan Yesus (antara yang dicatat dalam Injil Matius dan Injil Lukas) pernah dijabarkan di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dear Katolisitas yang aku kasihi…
Mohon untuk membantu kami untuk menjelaskan lebih jauh atas sebuah statement di bawah ini:
Yeremia 22: 24, 30
Apakah Yesus sang Mesias berasal dari garis keturunan Yoyakim? Jika memang demikian, bagaimana mungkin Ia mengklaim takhta Daud melalui suatu garis keturunan yang dikutuk Allah?
Memang aku telah mendapati penjelasan ini…
Menurut 1 Tawarikh 3:16- 17, Yoyakim memiliki tujuh keturunan. Namun, mereka ini ditawan menuju ke Babel dan di sana, menurut suatu penemuan arkeologi yang terdapat pada batu tulis bangsa Babel di Pintu Gerbang Isthar yang terkenal itu, ketujuh-tujuhnya dijadikan sida-sida dan berarti tak sanggup memiliki keturunan. Dengan pengertian ini, Yoyakim menjadi “seakan-akan tak memiliki anak” sebab tak seorang pun dari keturunannya berhasil, dan tak ada satu pun yang duduk di atas takhta Daud.
Garis keturunan Daud melalui putranya, Salomo, tiba-tiba saja berakhir. Namun, garis keturunan Daud benar-benar berlanjut lewat salah satu saudara laki-laki Salomo, yaitu Natan (jangan dibaurkan dengan nabi Natan).
Dengan rekonstruksi terbaik yang dimungkinkan dari bukti yang ada, Yoyakim mengadopsi ketujuh putra Neri, seorang keturunan Daud melalui Natan. Putra Neri bernama Seatiel mati tanpa anak dan kemudian saudaranya, yaitu Pedaya, melaksanakan tugas menikahi istri saudaranya (Ulangan 25:5-10), dan sebagai akibatnya lahirlah Zeruhabel.
Oleh sebab itu, Zerubabel, sang penguasa Yehuda setelah pembuangan semasa Hagai dan Zakharia, adalah putra sah dari Seatiel, putra sesungguhnya dari Pedaya, dan berarti keturunan Daud dengan dua catatan. 1 Tawarikh 3:19 memberitahukan bahwa Zerubabel adalah putra dari Pedaya, saudara laki-laki Seatiel. Silsilah dalam Injil Lukas menyatakan bahwa Seatiel merupakan keturunan dari Neri (Lukas 3:27).
Maka, kita menyimpulkan bahwa garis keturunan Yoyakim memang berakhir dan bahwa Allah dalam hikmat-Nya telah menyediakan cabang lain dari keturunan Daud untuk melanjutkan janji yang dibuat kepada Daud yang akan menuju kepada Kristus, sang Mesias, yang akan datang itu.
Akan tetapi masih banyak celah yang dipertanyakan oleh saudara kita yang non Katolik, terkait dengan Injil Mat 1:11 Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
Dan lebih lengkapnya, silahkan melihat diskusi kami dengan salah satu saudara kita di sini, http://www.facebook.com/maximillian.reinhart/posts/425060604178585?ref=notif¬if_t=feed_comment
Terima Kasih.
Salam Pelayanan
Max.
Shalom Maximillian Reinhart,
Demikianlah keterangan yang saya terjemahkan dari Haydock’s Catholic Commentary on Holy Scripture, tentang Yer 22:30:
“…. sebagai orang yang tak punya anak” [artinya], bukan bahwa ia [Konya bin Yoyakim] tidak punya anak-anak, tetapi bahwa anak-anaknya tidak akan menduduki tahta Yehuda… (lih. ay. 28., Mat 1:12 [Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel….], Yeh 17:24). Zerubabel adalah keturunan Konya (Yekhonya), namun tidak pernah memperoleh tahta atau kekuasaan sebagai seorang raja…. Yoyakhin atau Yekhonya memang dikasihani/ menerima belas kasihan dari raja Babel (lih. 2 Raj 25:27) namun tidak sampai menjadi raja yang menguasai kerajaan, tidak lebih dari penerusnya, sampai kepada Kristus.”
Dengan keterangan di atas, maka dapat saja Konya (Yoyakhin atau Yekhonya) memang mempunyai anak-anak ataupun mengadopsi ketujuh putera Neri yang adalah keturunan Raja Daud dari Natan. Maka tidak ada masalah dengan pernyataan bahwa Yesus berasal dari garis keturunan Yoyakim/ Yekhonya: 1) sebab maksudnya, jika Yoyakhin/ Yekonya mempunyai anak-anak, tidak ada dari mereka yang menjadi raja (sehingga dikatakan bahwa ia tidak mempunyai anak-anak yang menjadi raja); 2) jika anak-anak Yoyakhin/ Yekhonya itu merupakan anak adopsi, tetaplah anak- anak itu adalah sah menurut hukum Yahudi. Dengan kemungkinan 1) dan 2) tersebut maka apa yang disampaikan dalam Kitab Suci, bahwa Yesus Kristus berasal dari keturunan Yekhonya tetap merupakan pernyataan yang benar.
Sedangkan untuk penjelasan Mat 1:11 demikian adalah keterangan dari Haydock’s Catholic Commentary:
“Josias begot[2] Jechonias, &c. The genealogy of Christ, as it appears by the 17th verse, is divided by the evangelist into thrice fourteen generations, and so it is to contain 42 persons. The first class of fourteen begins with Abraham, and ends with David. The second class begins with Solomon, and ends with Jechonias. The third class is supposed to begin with Salathiel, and to end, says St. Jerome, with our Saviour Christ. But thus we shall only find in the third class thirteen generations, and in all only forty-one, instead of forty-two. Not to mention in these short notes other interpretations, the conjecture of St. Epiphanius seems to most probable, that we are to understand two Jechonias’s, the father and the son, who had the same name. So that the true reading should be, Josias begot Jechonias and his brethren, and Jechonias begot Jechonias, and Jechonias begot Salathiel. Thus Jechonias named in the 12th verse is not the same, but the son of him that was named in the 11th verse; and from Jechonias the son, begins the third class, and so Christ himself will be the last or 14th person in that last series or class. There are several difficulties about reconciling this genealogy in St. Matthew with that in St. Luke, chap. iii. But without insisting on all the particulars in these short notes, I hope it may suffice to take notice, that no one can reasonably doubt that both the evangelists copied out the genealogical tables, as they were then extant, and carefully preserved by the Jews, and especially by those families that were of the tribe of Juda, and of the family of David, of which the Messias was to be born. For if the evangelists had neither falsified, or made any mistake as to these genealogies, the Jews undoubtedly would have objected this against their gospels, which they never did. (Witham) — The difficulties here are: 1. Why does St. Matthew give the genealogy of Joseph and not of Mary? 2. How is it inferred that Jesus is descended from David and Solomon, because Joseph is the son of David? 3. How can Joseph have two men for his father, Jacob of the race of Solomon, and Heli of the race of Nathan? To the 1st it is generally answered, that it was not customary with the Jews to draw out the genealogies of women; to the 2nd, that Jesus being the son of Joseph, either by adoption, or simply as the son of Mary his wife, he entered by that circumstance into all the rights of the family of Joseph; moreover, Mary was of the same tribe and family of Joseph, and thus the heir of the branch of Solomon marrying with the heiress of the branch of Nathan, the rights of the two families united in Joseph and Mary, were transmitted through them to Jesus, their son and heir; to the 3rd, that Jacob was the father of Joseph according to nature, and Heli his father according to law; or that Joseph was the son of the latter by adoption, and of the former by nature. (Haydock) — In the transmigration, [3] transportation to Babylon; i.e. about the time the Jews were carried away captives to Babylon. For Josias died before their transportation. See 4 Kings xxiv. (Witham) — Some think we are to read: Josias begot Joakim and his brethren; and Joakim begot Joachim, or Jechonias. Jechonias was son to Joakim, and grandson to Josias. The brothers of Jechonias are not known, but those of Joakim are known. (1 Paralipomenon iii. 15, 16.) Besides this reading give the number 14. (Haydock) — St. Jerome says that Jechonias, the son of Josias, is a different person from Jechonias who begot Salathiel, for the latter was son of the former; see Paralipomenon iii. where it is said that Zorobabel was son of Phadaia; but Phadaia is the same as Salatheil. (Estius) — Mat. Polus affirms that every one the least conversant in Jewish story, must know that several genealogies which appear to contradict each other, do not in reality. (Synop. Crit. ver. 4, p. 12.)”
Semoga keterangan di atas berguna dan menjawab pertanyaan Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam sejahtera dan damai Bu Ingrid – Pak Stef,
Saya bersyukur dengan adanya situs katolisitas ini..sangat membuka wawasan tentang katolik lebih mendalam.
Segala pertanyaan dan kritik dari berbagai orang saya lihat justru semakin memperkaya kajian dalam situs ini, karena dengan menjawab pertanyaan dan kritik mereka, semakin banyak materi yang tertulis.
Dan kembali saya bersyukur untuk itu.
Ibu Ingrid-pak Stef, jika melihat kepada silsilah Tuhan kita, di Injil tertulis bahwa keturunan Daud muncul dari garis St. Yusuf (beliulah yang keturunan Daud). Kenapa kok bukan dari garisnya Bunda Maria ya…karena secara biologis, darah dan daging Tuhan Yesus berasal dari Bunda Maria, dalam hal ini St. Yusuf tidak ada campur tangan secara fisik dalam kehamilan Bunda Maria.
Sehingga saya berpikiran, akan lebih tepat jika yang punya garis Daud adalah Bunda Maria, terkait dengan sebutan “Yesus Anak Daud”.
Mohon penjelasan Ibu – Bapak.
Kiranya kasih karunia Tuhan Yesus selalu melimpah dan ditambahkan bagi Ibu dan Bapak Stef.
Hormat saya,
Y. Kristiawan
[Dari Katolisitas: Silakan Anda membaca artikel di atas, silakan klik, terutama penjelasan tentang Silsilah Bunda Maria, di point 3, bagian akhir artikel tersebut]
Terima kasih atas penjelasan yang diberikan.
Tuhan memberkati.
Salam,
Kris
Syalom pak Stef dan Ibu Inggrid.
Selamat menyambut minggu advent ketiga.
Saya mohon bantuan untuk penjelasan mengenai perbedaan nama antara Alkitab LBI dan Alkitab KJV. Karena untuk ayat dari Injil Lukas di bawah ini, sepertinya ada kekeliruan dari terjemahannya.
Luk 3:31 anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud,
Luk 3:32 anak Isai, anak Obed, anak Boas, anak Salmon, anak Nahason,
Luk 3:33 anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda,
Luk 3:34 anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham, anak Terah, anak Nahor,
Lk 3:31 Which was the son of Melea, which was the son of Menan, which was the son of Mattatha, which was the son of Nathan, which was the son of David,
Lk 3:32 Which was the son of Jesse, which was the son of Obed, which was the son of Booz, which was the son of Salmon, which was the son of Naasson,
Lk 3:33 Which was the son of Aminadab, which was the son of Aram, which was the son of Esrom, which was the son of Phares, which was the son of Juda,
Lk 3:34 Which was the son of Jacob, which was the son of Isaac, which was the son of Abraham, which was the son of Thara, which was the son of Nachor,
Terima kasih atas bantuan dan penjelasan yang diberikan.
Salam dalam kasih Kristus Tuhan.
Salam Subi,
Romo Indra Sanjaya, Pr menjawab demikian:
1. Untuk Luk 3:32: aslinya tampaknya Sala (didukung oleh manuskrip pokok). Tetapi penyalin yang kemudian tampaknya menyesuaikan menjadi Salmon dengan dasar teks paralel dalam Mat 1,4-5 dan versi LXX dari 1Taw 2,11, serta Rut 4,20-21.
2. Tradisi tekstual Luk 3:33 ternyata sangat kaya dan bervariasi sehingga sulit untuk menentukan yang paling asli. Pilihan dari Comitee penyusunan Greek New Testament hanya memberikan nilai C pada teks ini. Artinya: comitee mengalami kesulitan untuk mengambil teks yang akan dipakai karena terlalu banyak varian teks. Memang ada varian yang mengandung hanya dua nama: Abinadab – Aram yang didukung oleh manuskrip yang baik. Tetapi comitee akhirnya memilih teks dengan tiga nama: Abinadab – Admin – Arni. Dengan 3 nama ini, silsilah Yesus tampak tersusun secara istimewa.
dari Adam – Abraham : 3 x 7 generasi
dari Ishak – Daud : 2 x 7 generasi
dari Natan – Salatiel : 3 x 7 generasi
dari Zerubabel – Yesus: 3 x 7generasi
Total keseluruhan: 11 x 7 generasi = 77 generasi dari Adam – Yesus.
Semoga jawaban dari Romo Indra dapat menjawab pertanyaan anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Terima kasih atas jawaban dan perhatiannya Pak Stef dan Romo Indra.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan.
Terimakasih Mbak Inggrid,Salam Damai untuk kita semua. amin
Shalom Mas Stef dan Mbak Inggrid, dalam suatu diskusi saya mendapatkan pertanyaan tentang Yesus yang adalah keturunan dari penzina-Yehuda, berdasarkan Kitab Kejadian 38, antara Yehuda dengan Tamar. Saya mohon pencerahan dari rekan2 sekalian dalam memahami kisah tersebut.
Salam Damai selalu
Alexander
GBU
Shalom Andri,
Untuk menjawab pertanyaan anda tentang kisah Tamar dan Yehuda (Kej 38), mari mengacu kepada apa yang disampaikan dalam penjelasan kitab Kejadian dari The Navarre Bible, Pentateuch, Jose Maria Casciaro, ed. (Dublin: Four Court Press, 1999), p. 184-187. Berikut ini saya sampaikan ringkasannya:
“Setelah menceritakan tentang dosa yang dilakukan oleh anak- anak laki-laki Yakub terhadap Yusuf, teks Kitab Suci mengisahkan Yehuda dengan keluarganya yang menjadi asal usul suku Yehuda. Kemungkinan kisah Yehuda ini disampaikan di sini karena kedua suku (Yehuda dan Yusuf) nantinya menjadi suku yang besar. Mungkin juga, karena penulis kitab ingin menyampaikan kontras antara tingkah laku Yehuda yang mengambil Tamar, dengan menyangkanya sebagai seorang pelacur, dan kemurnian Yusuf yang menghadapi godaan yang dilakukan oleh istri Potifar (lihat perikop berikutnya). Kisah Tamar dan Yehuda ini menjadi penting karena dari suku merekalah Raja Daud dilahirkan, yang akan menurunkan Sang Mesias….
Tokoh protagonis di sini adalah Tamar, seorang janda malang yang mempertahankan haknya dengan cara yang cerdik dan bahkan menipu. Di samping itu Yehuda, yang pergi memisahkan diri dari saudara- saudaranya bertindak egois melawan hukum, dan akhirnya harus mengakui hak Tamar. Menurut hukum imamat/ levirat (Ul 25:5) jika seorang pria wafat tanpa meninggalkan anak, maka saudaranya atau kerabatnya yang terdekat wajib untuk menikahi janda ini untuk memberikan keturunan bagi pria yang meninggal itu, sebab anak laki- laki sulung yang dilahirkan dari perkawinan ini secara hukum dianggap sebagai anak dan keturunan pria yang meninggal itu, sehingga segala harta miliknya dapat diturunkan kepada anak itu. Tetapi dengan mengambil janda itu, maka sang suami yang baru menjadi pengelola harta kekayaan saudaranya yang meninggal itu. Dengan demikian, kita ketahui beratnya dosa Onan, adik Er, -suami Tamar yang telah meninggal itu-, karena Onan sangat egois. Sebab dengan mengambil kakak iparnya (Tamar) menjadi istrinya, Onan menguasai harta milik kakaknya, namun dia menolak untuk berhubungan suami istri dengan Tamar, karena tidak ingin membangkitkan keturunan bagi kakaknya, dan dengan demikian meneruskan garis keturunan Yehuda. Kitab suci menggambarkan dosa Onan ini dengan jelas, yang kemudian menjadi asal kata ‘onani’. Dosa Onan adalah ia menodai makna perkawinan [dengan menolak kemungkinan kelahiran anak], sehingga Tuhan menghukumnya dengan hukuman mati. Gereja Katolik melihat perikop ini sebagai dasar bahwa tindakan onani ini adalah dosa berat dan melawan kehendak Tuhan. Katekismus Gereja Katolik, menegaskan kembali ajaran Gereja sebelumnya bahwa “tiap tindakan harus ditolak, yang sebelum sanggama atau dalam pelaksanaannya, atau sesudahnya pada konsekuensi-konsekuensi alamiahnya, bermaksud mencegah terjadinya pembiakan, entah sebagai tujuan entah sebagai cara” (Humanae Vitae 14, KGK 2370).
Meskipun perbuatan Tamar juga tidak sepenuhnya tanpa cacat, namun perbuatannya dicatat, tidak saja di ayat Kej 38:14, namun juga di kitab Ruth 4:12, sebab yang diinginkan Tamar bukan melacurkan dirinya, tetapi untuk mengakali Yehuda, sebab Yehuda telah menunda- nunda haknya untuk memperoleh keturunan dari keluarga Yehuda [karena Yehuda mengulur- ulur waktu, dengan tidak juga memberikan Syela, anaknya yang ketiga untuk menikahi dia. Selanjutnya dikisahkan perbuatan nekad Tamar, demi memperoleh kembali haknya]. Teks tidak dengan jelas menuturkan apakah Tamar menyamar sebagai pelacur kuil yang bekerja pada tempat- tempat penyembahan dewa- dewa Kanaan atau sebagai pelacur biasa, seperti yang kadang dilakukan oleh perempuan- perempuan asing di Israel.
Teks berikutnya mengisahkan putusan Yehuda yang kejam atas dosa perzinahan yang sangkanya telah diperbuat oleh Tamar menantunya itu, sebab secara hukum imamat ia masih terikat pada anaknya Syela (lih. ay. 11), meskipun mereka belum menikah. Adalah menjadi hak Yehuda sebagai kepala keluarga untuk memutuskan dalam hal ini.
Namun kemudian Tamar memberikan bukti yang ada padanya, yaitu cap meterai, kalung dan tongkat (ay. 25), bahwa ayah anak dalam kandungannya adalah Yehuda sendiri. Yehuda kemudian mengakui perbuatannya dan mengakui hak Tamar. Keberanian Tamar mengambil resiko akhirnya ditanggapi oleh ketulusan Yehuda untuk menerima Tamar dan kedua anaknya, Peres dan Zerah. Tamar lalu menjadi sarana yang darinya keturunan Yehuda terus berlanjut, dan melalui garis keturunan ini [Peres], Daud dilahirkan. Dalam hal ini, Tamar mempunyai pengaruh dalam sejarah keselamatan, serupa dengan peran Sarah dan Rebeka. Melalui keberanian [ke-nekad-an?] Tamar, Tuhan memenuhi rencana-Nya untuk menurunkan raja Daud yang kemudian menjadi bapa/ kakek moyang Sang Mesias. Tamar disebut dalam silsilah Tuhan Yesus menurut Injil Matius (lih. Mat 1:3).”
Penjelasan ini membuka pikiran kita bahwa setidaknya ada alasan tersendiri mengapa Tamar dapat termasuk dalam silsilah Tuhan Yesus. Sebab walaupun melibatkan skandal, namun Tamar membuktikan kesetiaannya terhadap ikatan janji perkawinannya dengan anggota keluarga Yehuda. Mungkin saja, Tuhan melihat hal ini sebagai hal yang masih dapat diterima, jika dibandingkan dengan ahklak anak- anak Yehuda yaitu Er dan Onan. Kita tidak sepenuhnya dapat melihat ke dalam lubuk hati manusia, namun Tuhan mampu melihat dan menimbang segalanya seturut kebijaksanaan-Nya. Dengan keyakinan inilah kita percaya, bahwa apa yang telah ditetapkan-Nya sehubungan dengan Tamar dan Yehuda, merupakan sesuatu yang terbaik yang dapat terjadi, di tengah- tengah keadaan yang memang tidak ideal dalam kehidupan umat manusia pada saat itu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Syaloom,
Mohon team katolisitas bisa membantu saya untuk menjelaskan sisilah keluarga Yesus menurut Matius yang dihubungkan dengan kitab kejadian. Di matius 1:3, dikatakan bahwa moyang Yesus adalah Yehuda yang memperanakan Peres dan Zerah dari Tamar. Setelah saya telusuri dari kitab kejadian pasal 38 yg menceritakan kisah Tamar ini, ternyata kisah Tamar dengan Yehuda sangat mengganggu saya. apakah Tamar yg dimaksud di Injil Matius ini sama dengan Tamar yang di Kitab Kejadian? Mohon tanggapan dari team katolisitas menanggapi hal ini.
Terima kasih,
Peace,
Gregorius
Shalom Gregorius,
Memang seringkali silsilah dibuat orang untuk menghubungkan/ menggarisbawahi bahwa yang bersangkutan adalah keturunan dari orang- orang penting tertentu. Itulah sebabnya banyak orang mengira bahwa orang- orang yang dituliskan sebagai moyang Tuhan Yesus adalah semua orang yang baik/ orang penting. Namun jika kita perhatikan, ada beberapa di antara moyang Yesus tersebut yang dari kalangan yang tidak demikian. Di antaranya adalah Tamar dan Yehuda seperti disebutkan dalam Kej 38. Mengapa? Kemungkinan untuk memberitahukan kepada kita manusia, bahwa Kristus tidak membeda- bedakan orang; Ia datang agar semua orang yang mau menerima Dia, dapat diselamatkan. Maka Ia juga melibatkan orang- orang yang demikian untuk menjadi nenek/ kakek moyangnya. Sebab jika kita perhatikan bahkan bapa moyang Yesus, yaitu Raja Daud yang menjadi bapa moyang Yesus [Yesus disebut sebagai keturunan Raja Daud] juga tidak terlepas dari dosa. Raja Daud berzinah, berbohong dan kemudian membunuh Uria, suami Betsyeba, sehingga ia akhirnya dapat menikahi Betsyeba. Namun demikian, setelah bertobat, Allah mengampuni Daud, dan bahkan mengizinkan Salomo yang lahir dari Betsyeba, untuk juga menjadi salah satu moyang Tuhan Yesus.
Memang jika kita mempelajari semua tokoh dalam Kitab Suci, kita akan melihat adanya faktor kelemahan manusia pada setiap dari mereka, kecuali pada nabi Henokh dan Elia, dan juga tentu saja, pada Yesus dan Bunda Maria. Bagi saya, hal ini justru lebih menekankan pentingnya ajaran tentang kekudusan Bunda Maria yang telah dipilih Allah untuk melahirkan Kristus Sang Allah Putera. Yesus dapat saja mempunyai kakek dan nenek moyang dari manusia biasa yang berdosa, namun sebagai Tabut Perjanjian Baru yang mengandung Kristus, Bunda Maria dikuduskan Allah sesuai dengan peran istimewanya itu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
thanks atas infonya. sangat membantu….Dari sini jelas sekali bahwa untuk mengartikan Kitab Suci, kita HARUS berjalan berbarengan dengan Magisterium Gereja dan Tradisi Suci. Sebab kalau di artikan hanya dari Kitab Suci saja(Sola Scriptura) maka yang ada adalah kita berada dalam kebingungan karna Kitab Suci tidak menjelaskannya secara detail, malah kelihatannya tidak sinkron sama sekali(dari urutan silsilah tsb) Dan hal ini pernah diperdebatkan dengan ramai di youtube debat IslamvsKristen(Protestan) dan dari pihak Protestan Tidak bisa menjelaskan kepada mereka dan akhirnya menjadi hal ngambang yang tidak ada penjelasan buat Islam pd waktu itu…. Sangat jelas mengapa mereka tidak bisa menjawab. Sebab mereka menganut SOla Scriptura dan tidak mengakui Magisterium Gereja dan Tradisi Suci. Sungguh Ironis………Terimakasih Gereja Katolik, Terimakasih atas seluruh kebenaran yang diajarkan kepada kami.Sekarang mata kami terbuka bahwa sungguh seluruh kepenuhan kebenaran ada padamu.
Wong memang ngawur silsilahnya saudaraku..
[Dari Katolisitas: Kami umat Katolik dan juga semua umat Kristiani lainnya percaya bahwa apa yang tertulis dalam Kitab Suci adalah kebenaran. Maka tidak benar kalau Kitab Suci menuliskan sesuatu yang “ngawur”. Tentang perbedaan penyampaian silsilah Yesus dalam Injil Matius dan Lukas, sudah dijabarkan di artikel di atas.
Jika Anda bukan Kristen, dan Anda mau berdialog dengan kami, silakan menuliskan argumen Anda dengan santun, tetapi tidak dengan kata-kata tuduhan yang tidak ada argumennya. Semoga dapat diterima.]
Sebagai awan katolik,saya baru mengetahui situs ini, dan terus terang menarik bagi saya.
Mendalami Kitab Suci memang tidak mudah dan tentunya juga membawa konsekwensi didalam perjalanan iman kita, apakah perlu kita mendalami atau lebih jauh memahami ayat dalam PL atau PB?
Menurut saya pribadi, dalam banyak hal malah akan membuat kita ragu dan bimbang karena keterbatasan otak dan pemikiran manusia, sebagi contoh silsilah Tuhan Yesus yang tertulis di PB mempunyai versi yang sangat berbeda………..
Terlepas dari itu semua, saya percaya dan sangat yakin akan Gereja Katholik yang saya imani……
Thanks, Ignatius Francis
[Dari Admin Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di sini, silakan klik]
Comments are closed.