Mengapa Yesus Menyebut Diri-Nya sebagai Anak Manusia?

Di dalam Injil kita membaca bahwa Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia (lih. Mat 16:13. Mrk 8:27). Maka mungkin orang bertanya, jika Kristus adalah Putera Allah, mengapa Ia menyebut diri-Nya sendiri sebagai Anak Manusia? Sebab memang istilah “anak manusia” dapat diartikan sebagai sebutan untuk seorang manusia (lih. Ayb 25:6, Bil 23:19; Mzm 8:4; Sir 17:30), dengan segala keterbatasannya sebagai seorang manusia; atau sebagai sebutan seorang nabi, seperti kepada nabi Yehezkiel (lih. Yeh 2:1, 3, dst). Namun demikian, sebenarnya istilah “Anak Manusia” mempunyai kaitan dengan penglihatan Nabi Daniel tentang Sang Mesias yang tercatat dalam kitab Daniel:

“Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.” (Dan7: 13-14)

Maka, Yesus menggunakan istilah “Anak Manusia” sebab Ia bermaksud mengidentifikasikan diri-Nya dengan Sang Mesias yang disebutkan di Kitab Daniel. Demikian pula bagaimana Yesus menyebutkan istilah “Anak Manusia” ini dengan penggambaran lainnya, yaitu awan-awan di langit dengan kekuasaan dan kemuliaan-Nya” (lih. Mat 24:30; Mrk 14:61-62).

Dalam Kitab Perjanjian Baru, Yesus menyebut diri-Nya sebagai “Anak Manusia” di sepanjang masa pengajaran-Nya. Kadang ia menyebut istilah itu dalam kaitannya dengan kegiatan-kegiatan manusia, seperti istirahat (Mat 8:20; Luk 9:58), makan dan minum (Mat 11:19; Luk 7:34), dan penderitaan (Mrk 8:31). Namun demikian, Yesus juga menggunakan istilah Anak Manusia ketika mengklaim kuasa ilahi, seperti hak untuk mengampuni dosa (Mat 9:6; Mrk 2:10; Luk 5:24), mengatasi Hari Sabat (Mat 12:8; Mrk 2:28; Luk 6:62). Di Injil Yohanes, Anak Manusia berdiri sebagai Hakim (Yoh 5:27) sebagai seorang yang turun dari Surga dan dan akan kembali ke Surga (Yoh 6:62); Pengantara antara langit dan bumi (Yoh 1:51) dan dimuliakan oleh Tuhan yang dimuliakan-Nya (Yoh 13:31).

Yesus mengacu kepada istilah “Anak Manusia” yang disebut dalam Dan 7:13 ketika Ia mengatakan kemuliaan-Nya di surga (Mat 19:28; 25:31) dan bahwa Kerajaan Allah adalah kepunyaan-Nya (Mat 16:28; Luk 9:26-27). Di dalam kedua kejadian tersebut Ia menyebutkan “awan-awan di langit” ketika Ia menubuatkan kedatangan-Nya kembali (Mat24:30; Mrk 13:26) dan pada saat pembelaan-Nya di hadapan mahkamah agama (lih. Mat 26:64; Mrk 14:62).

Namun apa yang terunik dari penyebutan diri-Nya sebagai “Anak Manusia” adalah bahwa Yesus menghubungkan identitas-Nya sebagai Anak Manusia itu dengan misi Penebusan-Nya yang digenapi-Nya melalui penderitaan. Di dalam nubuat-nubuat-Nya tentang kisah sengsara-Nya yang disebutkan di dalam Injil, Ia menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia (Mat 12:14; 17:12,22; 20:18; Mrk 9:31:10:33; Luk 9:44; 18:13). Yesus ingin menghubungkan diri-Nya dengan yang disebut sebagai “Anak Manusia” dalam Kitab Daniel 7:13; “yang diurapi” yang disingkirkan (lih. Dan 9:26), dan “hamba yang menderita” (Yes 52-53). Dengan demikian, dapat diketahui bahwa penderitaan dan penghinaan yang diterima-Nya sampai wafat-Nya adalah suatu pendahuluan yang harus dilalui-Nya sebelum mencapai kejayaan-Nya di Surga.

 

4.7 7 votes
Article Rating
19/12/2018
3 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
reza
reza
10 years ago

barangkali bahasan bisa diperluas lagi mengenai identitas yesus..dalam injil juga disebut yesus sebagai tuhan dan juga disebutkan hanya utusan/hamba tuhan (bapa/Allah), serta ada yang menafsirkan tuhan menjelma menjadi bentuk manusia (yesus)

regard

[dari katolisitas: Tentang ke-Allahan Yesus telah dibahas dalam berbagai artikel di katolisitas. Silakan melihat artikel kristologi di katolisitas]

yusup sumarno
yusup sumarno
11 years ago

Dear Katolisitas,

banyak terima kasih atas jawaban yang memuaskan.

salam

yusup sumarno
yusup sumarno
11 years ago

mengapa Yesus menyebut diriNya “anak manusia”, padahal Ia adalah Anak Allah, apa maksudnya?

[Dari Katolisitas: Silakan membaca jawaban di atas, silakan klik]

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
3
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x