Pertanyaan:
Dear,
Salam dari Sydney, Australia.
Saya adalah bekas pengikut agama Katolik yg sekarang pindah ke Kristen.
Penyebabnya adalah dikarenakan krn pengajaran agama Katolik tdk benar2 berdasarkan alkitab, tetapi lebih berdasarkan hukum kanonisasi.
Karena itu saya melihat banyak org2 Katolik yg berperilaku kasar dan berhati jahat. Saya mengerti karena mereka tidak pernah membaca alkitab, sebagaimana di agama Kristen, karena itu mereka tdk tahu bagaimana cara hidup Kristiani yg benar.
Banyak sekali rekan2 Katolik di Sydney Australia yg pindah agama karena alasan yg sama.
Tentang pemujaan patung2, kita tdk perlu bingung. Karena pada saat penghakiman terakhir nanti kita harus mempertanggung jawabkan perbuatan kita di hadapan Tuhan. Semoga kalian bisa menjelaskan kepada Tuhan alasan kalian memuja/menggunakan patung2 sebagai alat untuk bisa percaya.
Sebab kalau kalian belajar sejarah, kaisar Constantinus memerintahkan untuk membuat patung2 tersebut supaya bangsa Romawi tidak lagi memuja dewa2 mereka dan pemujaan dewa2 mereka digantikan dgn pemujaan patung santo-santa.
Bahkan ahli2 skrg mencoba membuktikan muka asli Yesus berdasarkan kain kafannya.
Bagaimana jika muka Yesus yg kita buat patung bukanlah muka aslinya? tetapi hanya muka seseorg yg saat itu dibayar utk dijadikan contoh pembuatan patung? maka kita memuja manusia biasa (spt diketahui Kaisar Constantinus memerintahkan artist2nya utk membuat patung Yesus – dan mereka hidup 1 decade setelah Yesus wafat.)
Mungkin hal ini berat untuk dimengerti bagi kalian di Indonesia yg tidak pernah tahu ttg sejarah agama Katolik. Semoga suatu hari mata kalian terbuka.
Bagi saya pribadi, beruntunglah saya bisa percaya tanpa harus melihat rupa nyata Tuhan.
Beruntunglah saya bisa bercakap2 dengan Tuhan tanpa harus berlutut didepan patung2 siapa yg tidak dikenal.
Beruntunglah saya tidak lagi terperangkap dalam ritual2 agama Katolik yg berdasarkan hukum Kanon – dimana hukum Kanon adalah buatan manusia belaka… bukan datang dari Tuhan.
Tetapi alkitab adalah datang dari Tuhan.
So we fix our eyes not on what is seen, but on what is unseen. For what is seen is temporary, but what is unseen is eternal. (2 Corinthians 4:18)
BERBAHAGIALAH ORANG YANG TIDAK MELIHAT NAMUN PERCAYA
Yohanes 20:24-31
Sherly.
Jawaban:
Shalom Sherly,
Selamat datang di site ini dan terima kasih atas beberapa tanggapan anda. Saya akan mencoba untuk menjawab beberapa pertanyaan dan tanggapan yang anda berikan. Saya juga percaya bahwa anda membuat tanggapan tersebut karena anda mengasihi Yesus Kristus. Dan karena anda menganggap bahwa Gereja Katolik tidak menjalankan perintah Kristus secara murni, maka anda mencoba memperingatkan kami agar kami tidak percaya akan dogma dan doktrin dari Gereja Katolik. Hal ini ditunjang dengan anda sendiri yang sebelumnya adalah anggota Gereja Katolik yang akhirnya “sadar” dan berpindah ke gereja Protestan atau denominasi yang lain. Untuk itu, mari kita berdiskusi dengan hormat dan lemah lembut (lih. 1 Pet 3:15). Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan untuk keberatan-keberatan yang anda ajukan:
1. Berpindah karena pengajaran Gereja Katolik tidak sesuai Alkitab.
Anda mengatakan “Saya adalah bekas pengikut agama Katolik yg sekarang pindah ke Kristen. Penyebabnya adalah dikarenakan krn pengajaran agama Katolik tdk benar2 berdasarkan alkitab, tetapi lebih berdasarkan hukum kanonisasi.”
a) Saya tidak tahu apakah alasan sebenarnya mengapa anda berpindah dari Gereja Katolik ke gereja lain. Saya percaya bahwa kepenuhan kebenaran ada di dalam Gereja Katolik. Untuk itu, silakan anda membaca artikel ini – silakan klik.
b) Saya tidak tahu, pada waktu anda mengatakan “Penyebabnya adalah dikarenakan krn pengajaran agama Katolik tdk benar2 berdasarkan alkitab, tetapi lebih berdasarkan hukum kanonisasi.” apakah anda benar-benar telah mencari tahu dan mempelajari apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik. Untuk mengatakan pengajaran agama Katolik tidak benar-benar berdasarkan Alkitab, maka anda perlu membuktikan lebih jauh. Bahkan untuk mendasarkan pengajaran HANYA pada Alkitab (sola scriptura) justru tidak Alkibiah, karena Alkitab tidak pernah mengatakan hal ini. Untuk itu, silakan melihat beberapa link berikut ini: silakan klik, silakan klik. Untuk membuktikan klaim anda bahwa Gereja Katolik tidak mendarkan ajarannya pada Alkitab, maka anda harus menunjukkan ajaran yang mana yang tidak sesuai dengan pengajaran Alkitab. Anda dapat melihat semua arsip di katolisitas.org – silakan klik – dan silakan melihat semua artikel dan jawaban dari kami yang mendasarkan pengajaran pada Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja.
c) Untuk mengatakan bahwa ajaran gereja Katolik berdasarkan ajarannya pada hukum kanonik adalah salah besar. Saya tidak tahu darimana anda mendapatkan keterangan seperti ini. Hukum Kanonik adalah merupakan manifestasi dari apa yang dipercayai oleh Gereja. Dengan demikian, Gereja mendasarkan kebenaran dogma dan doktrin berdasarkan tiga pilar kebenaran: 1) Kitab Suci, 2) Tradisi Suci, 3) Magisterium Gereja. Dan Hukum kanonik adalah merupakan refleksi dari kebenaran-kebenaran yang telah dirumuskan – artinya: kalau kita percaya A, maka kita melakukan 1,2,3, contoh: kalau kita percaya bahwa perkawinan adalah tak terceraikan, maka Kitab Hukum Kanonik (KHK) mengatur bagaimana perkawinan yang sah, kondisi yang membuat perkawinan tidak sah, dll. Pembahasan tentang hukum kanonik dapat dilihat di sini – silakan klik. Kalau gereja anda mempunyai pengikut 1,3 milyar dan tersebar di seluruh dunia, maka gereja anda juga akan memerlukan semacam KHK.
2. Berpindah karena umat Katolik berperilaku kasar dan berhati jahat.
Anda memberikan tuduhan “Karena itu saya melihat banyak org2 Katolik yg berperilaku kasar dan berhati jahat. Saya mengerti karena mereka tidak pernah membaca alkitab, sebagaimana di agama Kristen, karena itu mereka tdk tahu bagaimana cara hidup Kristiani yg benar. Banyak sekali rekan2 Katolik di Sydney Australia yg pindah agama karena alasan yg sama.”
a) Saya mengerti ada sebagian umat Katolik yang hidup tidak sesuai dengan iman Katolik, dan saya rasa ini berlaku juga bagi seluruh umat Kristen-non Katolik, yang sebagian dari mereka juga hidup tidak sesuai dengan pesan Kristus. Dengan demikian, perjuangan untuk hidup kudus merupakan tantangan bagi semua umat beriman. Jadi, kalau ada umat Katolik yang anda lihat berlaku kasar dan berhati jahat, maka anda tidak dapat mengatakan bahwa semua umat Gereja Katolik adalah kasar dan berhati jahat. Saya mengundang anda untuk membaca riwayat para kudus, santa-santo dari Gereja Katolik, sepanjang sejarah Gereja. Saya pribadi menyadari bahwa kehidupan saya tidaklah berarti apa-apa dibandingkan dengan mereka. Mereka membuktikan kasih mereka kepada Tuhan secara luar biasa. Apakah komentar kita akan orang-orang seperti yang terberkati ibu Teresa dari kalkuta – yang melayani orang-orang miskin, St. Maximilian Kolbe – yang menyerahkan nyawanya untuk menyelamatkan seorang tawanan Yahudi yang mempunyai keluarga? Kalau mau melihat orang-orang yang benar-benar menjalankan ajaran Gereja Katolik, lihatlah figur seperti ibu Teresa dari Kalkuta, St. Maximilian Kolbe, dan santa-santo yang lain. Semakin seseorang berakar pada dogma dan dokrin dari ajaran Gereja Katolik, maka kehidupannya akan semakin mirip dengan para santa-santo yang telah dibuktikan dalam sejarah Gereja Katolik, dan tentu saja yang paling utama adalah semakin mirip dengan Yesus. Janganlah mengukur pengajaran Gereja Katolik dari orang-orang yang tidak menjalankan iman Katolik dengan baik.
b) Apalagi, kalau anda memberikan tuduhan bahwa mereka tidak pernah membaca Alkitab sebagaimana di agama Kristen, maka ini adalah kesimpulan yang perlu dibuktikan kebenarannya. Apakah “mereka” yang anda maksudkan adalah orang-orang Katolik yang jahat atau semua orang Katolik? Kalau anda mempelajari kanon Kitab Suci, maka sudah seharusnya kita semua berterima kasih kepada Gereja Katolik yang menentukan buku-buku mana yang menjadi bagian dari Kitab Suci. Anda dapat membaca diskusi tentang hal ini di sini – silakan klik. Bagaimana anda menerangkan orang-orang Kristen non-Katolik yang tidak baik dan tidak mencerminkan Kristus? apakah penyebabnya?
Anda mengatakan “karena itu mereka tdk tahu bagaimana cara hidup Kristiani yg benar.” Untuk mengerti pengajaran Gereja Katolik tentang kehidupan kristiani, maka silakan anda membaca artikel tentang kekudusan – silakan klik dan klik ini, dan klik ini dan kerendahan hati – silakan klik. Sekali lagi, ukurlah Gereja Katolik dari orang-orang yang menjalankan apa yang diajarkan Gereja Katolik. Kita tidak dapat menyalahkan seorang dokter karena pasiennya tidak sembuh-sembuh, yang disebabkan karena si pasien tidak mengikuti nasehat dan resep dari dokter tersebut.
Kalau anda mengatakan “Banyak sekali rekan2 Katolik di Sydney Australia yg pindah agama karena alasan yg sama.“, maka alasan anda dan rekan-rekan di Sydney Australia berpindah dari Gereja Katolik adalah karena melihat kasus-kasus yang tidak benar dan kemungkinan salah mengerti akan apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik. Apakah kalau anda melihat ada orang-orang Kristen non-Katolik yang tidak baik, maka anda akan berpindah ke agama lain? Memeluk suatu agama bukanlah hal yang main-main, yang saya yakin Sherly juga menyadarinya. Oleh karena itu, dasar untuk pindah ke agama lain karena hanya melihat kasus-kasus yang jelek (mungkin hal-hal yang baik tidak dilihat) tidaklah cukup. Perpindahan seseorang dari Gereja Katolik ke gereja lain, tidak boleh hanya berdasarkan kasus, kotbah yang baik, komunitas yang akrab, dll, melainkan harus berdasarkan alasan untuk mencari kebenaran sejati, untuk mengasihi Kristus secara penuh. Saya mengundang anda untuk membaca artikel ini – silakan klik.
3. Tentang pemujaan patung dan hal-hal lain.
Anda mengatakan “Tentang pemujaan patung2, kita tdk perlu bingung. Karena pada saat penghakiman terakhir nanti kita harus mempertanggung jawabkan perbuatan kita di hadapan Tuhan. Semoga kalian bisa menjelaskan kepada Tuhan alasan kalian memuja/menggunakan patung2 sebagai alat untuk bisa percaya.”
a) Seperti yang dijelaskan di artikel ini – silakan klik, maka Gereja Katolik tidak menyembah patung. Patung hanyalah sarana yang membantu kita agar dapat berfokus pada Tuhan. Sama seperti kadang kita menggunakan lilin, salib, dll. Silakan melihat contoh di Perjanjian Lama, bagaimana Tuhan sendiri memerintahkan umat-Nya untuk membuat ular tedung (lih. Bil 21:8), dua kerub dari kayu (1 Raj 6:23-35).
b) Tentu saja masing-masing dari kita harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita di hadapan Tuhan pada saat pengadilan terakhir. Dan hal ini bukan hanya masalah patung, namun juga dalam keputusan kita untuk memilih agama, dan seluruh perbuatan kita, atau dengan kata lain seluruh iman, pengharapan dan kasih.
c) Kalau anda memberikan argumentasi “Sebab kalau kalian belajar sejarah, kaisar Constantinus memerintahkan untuk membuat patung2 tersebut supaya bangsa Romawi tidak lagi memuja dewa2 mereka dan pemujaan dewa2 mereka digantikan dgn pemujaan patung santo-santa.“, maka silakan mencari di google dengan kata kunci “christian art in catacombs“, karena itu adalah apa yang dilakukan oleh jemaat perdana sebelum masa kaisar constantine membuat peraturan bahwa agama Kristen boleh diajarkan secara bebas melalui edict of Milan tahun 313. Di dalam katakombe, kita juga melihat adanya gambar-gambar, simbol-simbol agama Kristen. Silakan melihatnya di sini – silakan klik.
d) Anda mengatakan “Bahkan ahli2 skrg mencoba membuktikan muka asli Yesus berdasarkan kain kafannya. Bagaimana jika muka Yesus yg kita buat patung bukanlah muka aslinya? tetapi hanya muka seseorg yg saat itu dibayar utk dijadikan contoh pembuatan patung? maka kita memuja manusia biasa (spt diketahui Kaisar Constantinus memerintahkan artist2nya utk membuat patung Yesus – dan mereka hidup 1 decade setelah Yesus wafat.)” Kami telah membahas hal ini sebelumnya, dimana dituliskan:
1. Maka bukti ilmiah dari wajah Yesus memang kita ketahui dari bukti sejarah. Misalnya, bukti gambar wajah Yesus dalam “the Shroud of Turin”/ kain kafan Turin, yang selengkapnya dapat anda baca di link ini, silakan klik. Dan temuan gambar- gambar Yesus di katakombe (gereja bawah tanah) Domitilla. Uraian lebih lanjut dapat anda baca di link ini, silakan klik. Berikut juga temuan gambar-gambar wajah Yesus di abad-abad pertama.
Mengenai gambar wajah dan tubuh Yesus di kain kafan Turin memang masih menjadi topik perdebatan para ahli sampai saat ini, justru karena memang tidak bisa dijelaskannya mengapa sampai ada gambar tubuh dan wajah Yesus ‘tercetak’ pada kain itu. Para skeptik mengatakan bahwa itu lukisan yang diciptakan oleh seorang genius di abad pertengahan, walaupun kemudian para scientist membuktikan bahwa warna yang tertera di situ bukan pigmen cat, tetapi darah manusia. Lalu teori bahwa itu hasil fotografi juga sebenarnya tidak mungkin, karena teknik reproduksi fotografi untuk menghasilkan gambar sedemikian (kalau misalnya-pun anggapan ini benar) baru ada 400 tahun sesudahnya. Silakan anda membaca di link yang saya sertakan di atas, untuk melihat penjelasan secara ilmiah mengenai Kain kafan Turin tersebut.
Namun terlepas dari kontroversi Kain Kafan Turin ini, kita mengakui bahwa gambar Yesus yang kita kenal sekarang ber-evolusi dari apa yang digambarkan pada gambar ini, dan gambar Yesus yang ditemukan di abad- abad pertama.
2. Menurut perkembangannya, memang ditemukan beberapa versi gambar wajah Yesus. Walaupun umumnya wajah Yesus yang kita kenal menggambarkan-Nya sebagai seorang dari Timur Tengah, namun adapula yang menggambarkannya sesuai dengan budaya setempat. Hal ini sesungguhnya tidak menjadi masalah, karena yang terpenting bukan gambarnya, namun Siapa yang digambarkan oleh gambar itu.
Dalam memahami hakekat Yesus yang digambarkan oleh lukisan/ gambar/ patung itu, kita harus memahami bagaimana pikiran/ imajinasi manusia menangkap essensi dari sesuatu/ seseorang. Setiap orang, dapat menangkap universalitas dari sesuatu yang digambarkan dalam imaginasinya. Sebagai contoh, mendengar kata ‘kucing’ secara otomatis, kita menggambarkan kucing di dalam imaginasi kita. Kemampuan untuk menangkap universalitas, membuat manusia dapat menangkap hakekat kucing, yang tidak ditentukan oleh ukuran, apakah itu kecil, besar, atau oleh warna, ukuran dll. Contoh ini juga dapat diterapkan di semua agama pada saat seseorang berdoa. Mungkin umat dari agama lain dapat mengatakan bahwa yang tergambar dalam pemikirannya pada waktu berdoa adalah cahaya, atau huruf, atau yang lain. Namun bagi umat Kristen, sebagian besar yang tergambar dalam pikiran kita pada saat berdoa adalah wajah Yesus, karena umat Kristen mempercayai bahwa Yesus, adalah Tuhan yang datang menjadi manusia. Itu adalah latar belakang dari seni atau gambar yang mempresentasikan Yesus.
Nah, sekarang permasalahannya adalah bagaimana kita mengetahui apakah wajah Yesus yang sesungguhnya adalah Yesus seperti yang ada pada gambar-gambar yang kita kenal? Maka di sini kita harus melihat prinsip manusia menangkap ‘hakekat’ sesuatu/ seseorang seperti pada contoh di atas. Kita manusia mampu menangkap hal-hal yang bersifat accidental (‘kulit’ luar) dan essensi. Accidental dari manusia adalah berkumis, berjenggot, tinggi/pendek, kulit hitam atau putih, rambut panjang atau pendek, dll. Namun essensi dari manusia adalah manusia yang diciptakan menurut gambaran Allah, mempunyai tubuh danjiwa, dimana jiwanya adalah bersifat kekal dan spiritual. Spiritualnya karena manusia mempunyai akal budi (intellect) dan juga kehendak bebas. Selanjutnya, kesempurnaan manusia ditunjukkan dengan bagaimana manusia dapat bersikap untuk mencapai tujuan akhirnya, yaitu Tuhan. Di sinilah, Yesus sebagai Tuhan datang ke dunia ini untuk memberikan jalan kepada manusia dan menunjukkan bagaimana seharusnya manusia bersikap sebagaimana layaknya manusia menurut gambaran Allah (yaitu dengan kasih kepada Allah dan sesama), sehingga manusia pada akhirnya akan memperoleh persatuan dengan Allah. Jadi dari sini, tidaklah terlalu penting apakah Yesus berjenggot atau tidak, karena jenggot, warna kulit, dll. Itu semua hanyalah accidental, yang tidak menentukan kualitas dari Yesus. Yang menentukan kualitas/esensi dari Yesus, yaitu Tuhan yang menjadi manusia, yang menunjukkan kepada kita manusia untuk hidup sesuai dengan gambaran Allah, agar kita dapat sampai kepada Allah. Jadi dalam seni, yang paling penting adalah mempresentasikan dan mengekspresikan tentang sosok tersebut, misalkan Yesus terlihat sebagai Seseorang yang lemah lembut, penuh kasih, dll.
3. Dengan pengertian di atas, seperti apa detail gambar Yesus, yang mungkin berbeda antara satu gambar dengan yang lainnya, tidak menjadi masalah. Yang terpenting, umat menangkap hakekat Yesus yang digambarkannya. Gambar itu bukannya saingan Allah, karena akhir penghormatan kita bukan kepada gambar itu, tetapi pada Siapa yang digambarkannya. Dan bukannya menjadi sesuatu yang aneh jika gambaran wajah Yesus dalam imajinasi saya berbeda dengan gambaran wajah Yesus dalam imajinasi anda. Ini tidak berarti bahwa Yesus yang kita sembah adalah Yesus yang berbeda atau Yesusnya ada dua dan bersaing satu sama lain. Tidak demikian. Yesusnya tetap sama, hanya imajinasi kita dalam menggambarkannya itu yang bisa berbeda, dan itu tidak apa- apa.
e) Pernyataan “Mungkin hal ini berat untuk dimengerti bagi kalian di Indonesia yg tidak pernah tahu ttg sejarah agama Katolik. Semoga suatu hari mata kalian terbuka.” mungkin terlalu cepat untuk dituliskan, karena kita belum membuktikan kebenaran argumentasi masing-masing pihak. Kalau anda benar-benar mengerti sejarah perkembangan Gereja Katolik, maka saya yakin anda akan tetap berada di dalam Gereja Katolik. Cardinal John Henry Newman, yang berpindah dari Anglikan ke Katolik mengatakan “To be deep in history is to cease to be Protestant“
4. Tentang beruntung tidak lagi terperangkap dalam ritual-ritual agama Katolik.
Akhirnya anda mengatakan “Bagi saya pribadi, beruntunglah saya bisa percaya tanpa harus melihat rupa nyata Tuhan. Beruntunglah saya bisa bercakap2 dengan Tuhan tanpa harus berlutut didepan patung2 siapa yg tidak dikenal.
Beruntunglah saya tidak lagi terperangkap dalam ritual2 agama Katolik yg berdasarkan hukum Kanon – dimana hukum Kanon adalah buatan manusia belaka… bukan datang dari Tuhan. Tetapi alkitab adalah datang dari Tuhan.”
a) Bagi Gereja Katolik, penyembahan yang tertinggi adalah Sakramen Ekaristi. Mau ada patung atau tidak, Sakramen Ekaristi tetaplah sah. Ini menunjukkan bahwa ibadah Gereja Katolik tidaklah tergantung dari patung-patung. Patung dan simbol-simbol yang lain hanyalah untuk membantu umat Allah untuk dapat berfokus pada Kristus. Lihatlah bagaimana detailnya Tuhan memberikan perintah kepada Raja Salomo untuk membuat bait Allah. (lih. 1 Raj 6).
Apakah Gereja anda mempunyai salib kayu? Apakah pada saat praise and worship anda menggunakan gambar-gambar Yesus di dalam slide? Apakah ada lilin di dalam Gereja anda? Kalau anda melihat gereja-gereja Lutheran (pengikut Martin Luther), maka anda akan kaget, karena ada begitu banyak christian art (gambar, patung) sama seperti di dalam Gereja Katolik. Apakah mereka juga salah? Apakah anda pernah ke gereja Lutheran, yang juga mempunyai ritual dan liturgi yang hampir mirip dengan Gereja Katolik? Apakah anda pernah melihat ritual dari gereja Anglikan? Mereka tidak masuk dalam Gereja Katolik, namun mempunyai ritual, liturgi tersendiri. Apakah mereka salah? dan apakah alasannya? Apakah dengan demikian Martin Luther telah salah karena tidak menghancurkan patung-patung di gereja Lutheran?
b) Setelah anda membaca tentang pengertian Kitab Hukum Kanonik, maka anda tidak akan mengatakan “Beruntunglah saya tidak lagi terperangkap dalam ritual2 agama Katolik yg berdasarkan hukum Kanon – dimana hukum Kanon adalah buatan manusia belaka… bukan datang dari Tuhan“. Silakan membaca pengertian tentang Hukum Kanonik di sini – silakan klik. Dan silakan anda membaca KHK (Kitab Hukum Kanonik) dan silakan menunjukkan bagian mana yang bertentangan dengan Alkitab. KHK memang merupakan disiplin dari Gereja, namun bersumber pada Alkitab, Tradisi Suci, dogma dan doktrin dari Gereja. Untuk mengatakan bahwa semua itu bukan datang dari Tuhan, maka anda harus membuktikan bahwa semuanya itu bertentangan dengan kebenaran Allah, karena tidak mungkin yang datang dari Tuhan saling bertentangan.
5) Dari tulisan anda, maka anda telah memberikan tuduhan yang begitu banyak kepada Gereja Katolik, walaupun anda sebelumnya adalah umat Katolik. Kalau anda memang serius untuk berdiskusi tentang dogma dan doktrin dari Gereja Katolik yang membuat anda berpindah ke gereja lain, maka dengan senang hati saya mau untuk berdialog dengan anda. Pilihlah satu dogma, dan kemudian kita dapat membahasnya secara mendalam. Terlalu banyak topik yang ingin disampaikan tidak memberikan diskusi yang mendalam. Semoga dari pemaparan di atas, minimal Sherly mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap Gereja Katolik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
lisitas.org/2008/06/10/apa-itu-kekudusan/
Selamat malam Katolisitas dan pembacanya.
Terima kasih kepada Katolisitas krn dialog dgn Sdr. Sherly & Indah telah menambah pengetahuan dan iman saya pada Tuhan Jesus Kristus yg saya sembah & puji dalam persekutuan di dalam Gereja Katolik.
Dari dialog ini, kita semua tahu bahwa bina iman/katekisasi umat Katolik belum berjalan sebagaimana mestinya shg pada suatu titik ekstrim muncullah orang2 seperti Sherly yg menghardik keras & tajam tanpa dilandasi pengetahuan yg benar atas ajaran & sejarah Gereja Katolik (sehingga hardikannya ngawur). Saya pun mengakui, baru setelah berumur 40 thn mulai kursus alkitab di paroki; sesuatu yg saya syukuri dan sesalkan sekaligus. Bersyukur bahwa kursus itu menjadi landasan & pintu masuk untuk bereksplorasi menggali kekayaan Gereja Katolik (antara lain juga krn menemukan Katolisitas.org); namun juga ada rasa sesal mengapa baru setua itu pikiran & hati saya terbuka! Sekarang, di usia kepala 5, saya masih sering merasa takjub & bersyukur jika membaca buku2 rohani & artikel di situs ini krn menemukan hal2 yang baru (bagi saya).
Untuk Sdri Indah & Sherly (juga yang lainnya), saya akan mengingat anda dalam doa saya supaya anda terus bertekun mencari kebenaran yg menyeluruh di dalam Tuhan Jesus Kristus. Kebenaran itu ada di dalam Alkitab yg sama2 kita imani; kebenaran itu tidak dibatasi hanya dalam Alkitab itu, tapi juga dari tradisi (baca: ajaran) gereja perdana yang dari merekalah Alkitab “dilahirkan”.
Terima kasih kepada Katolisitas.org, saya hanya dapat membantu dengan doa, semoga karya anda terus berkembang dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Salam dalam Kasih Tuhan Jesus Kristus
[HermanWib]
saya mengikuti diskusi ini walau waktunya mungkin terlambat saya tidak sengaja menemukan web ini dan membaca tentang artikel “pindah agama”. Saya bangga dengan Gereja Katolik dengan tradisinya, struktur hierarkinya santo santa dan tokoh teladan iman yg baik yang walaupun tidak dengan otomatis dapat disebutkan bahwa semua orang katolik itu baik apalagi suci seperti santo santa, saya juga banyak punya temen katolik yg (maaf) jahat dalam artian mereka belum begitu menegrti ajaran Gereja yg sebenarnya tapi walau bagaimanapun saya tidak ingin menyesal melihat perlakuan temen saya tersebut lantas saya “pindah agama” dan mencari gereja lain yg temen-temenynya baik karena menurut saya itu sangat tidak dewasa. Jadi jangan salahkan ajaran Gerejanya ya, tapi masalah sikap kita baik atau jahat selama didunia itu nanti tanggung jawab pribadi masing-masing sama Tuhan. Saya juga bangga dengan kaum selibat dalam Gereja Katolik,kenapa? Nih kalau mau dicompare : menurut saya mana ada sih agama yg menyediakan dan membolehkan bahkan mendukung umatnya untuk total mengikut Tuhan secara penuh menjadi biarawan/wati, mereka meninggalkan semuanya keluarga,pekerjaan,uang,harta,kekasih,cita-cita dan bahkan menyangkal diri mereka hanya untuk Tuhan semata dan hal itu mereka lakukan melalui Gerenya, betapa mengagumkan “bukankah tak ada kasih yg lebih besar selain kasih seorang sahabat yg rela menyerahkan nyawanya demi sahabatnya”.Walau dalam prakteknya banyak kaum selibat yg tidak setia itu tak lebih karena mereka jg sama dengan kita yaitu mereka juga manusia biasa. Namun jangan menutup mata bahwa dari mereka jugalah Gereja Katolik dapat eksis sampai sekarang. Tapi saya tidak mau mengbanding-bandingkan mana yg terbaik dan mana yg tidak karena itu tidaklah penting. Yang pasti dogma dan doktrin yah wlaupun pengetahuan saya minim soal hal itu tapi boleh dong ngasih pendapat sbagai awam, menurut saya tidaklah mungkin kalo doktrin dan dogma hanya karangan manusia belaka tentu ada peran Roh Kudus yg turut membimbing dalam pembuatan/penyusunannya kalau tidak, mana mungkin Gereja Katolik masih berdiri sampai sekarang dari 2000 tahun yg lalu,hal itu jugalah yg membuat saya bangga dengan Gereja Katolik “awet terus” saya ingat kata-kata Yesus “Akulah pokok anggur yg benar dan kamulah ranting2nya dan kalo ranting2 itu tidak berbuah maka akan dipotongNya” ya pokoknnya kurang lebih begitu dalam Injil, dan kalau saya mengartikan ranting2 itu adalah GerejaNya sendiri kalau sekiranya Gereja Katolik tidak berbuah pasti sudah dipotong sama Tuhan dari kapan taon dan pasti dalam KTP saya agama yg tercantum bukanlah agama Katolik. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa Katolik adalah agama yg paling benar tapi sebagai orang katolik tentulah saya bangga dengan Gereja Katolik termasuk umatnya ada yg baik,yg kurang baik bahkan yang tidak baik itu karena ya di dunia ini tidak semua orang selalu baik apa pun agamanya yg penting bagaimana sikap kta sendiri apa kita sudah bisa jadi terang dan garam dunia seperti yg Tuhan mau? Saya ingat Bunda Teresa pernah berkata”Tuhan tidak memanggilku utk kesuksesan tapi Ia memanggilku untuk setia padaNya” betapa buat saya kata-kata itu sangat dalam maknanya, setia berarti dalam suka dan duka dalam shat dan sakit dalam kaya dan miskin, dan betapa sulit sekali hal itu dipraktekkan dalam dunia jaman sekarang namun saya juga ingat apa kata-kata Yesua”dunia ini akan berlalu tapi prkataanKu tidak akan berlalu”. Sekian komen saya maaf kalo ada yg tersinggung dan Proficiat buat pak Stef dan kawan kawan Berkah Dalem
shalom katolisitas…saya ingin bertanya, apakah orang katolik yang berpindah ke gereja non katolik akan masuk neraka?
yang saya baca di artikel di katolisitas, orang kristen non katolik tetap akan memperoleh keselamatan… tetapi apakah hal itu akan berlaku sama dengan orang yang dulunya pernah katolik namun kemudian pindah ke gereja non katolik?
Shalom Stephanie,
Nampaknya, kata kuncinya di sini adalah, apakah orang yang pindah itu sudah sungguh-sungguh mengetahui bahwa Gereja Katolik itu adalah Gereja yang didirikan Kristus dan bahwa Gereja Katolik itu perlu untuk keselamatan umat manusia. Jika ia sudah sungguh-sungguh tahu, tetapi tetap menolak untuk masuk di dalamnya, maka ia sendiri menolak keselamatan itu, karena ia dengan kehendak bebasnya menolak untuk berada dalam kesatuan dengan Gereja yang sudah didirikan oleh Kristus itu.
Namun seringnya, yang terjadi adalah seseorang meninggalkan Gereja Katolik, tanpa terlebih dahulu mempelajari ajaran iman Katolik, dan dengan demikian tidak dengan sungguh-sungguh mengetahui bahwa Gereja Katolik adalah satu-satunya Gereja yang didirikan oleh Kristus, untuk menjadi sakramen keselamatan bagi umat manusia (lih. Mat 16:18, 28:19-20); dan bahwa Kristus dengan sungguh-sungguh menghendaki agar mereka yang percaya kepada-Nya ini bersatu dalam Gereja yang didirikan-Nya itu (Yoh 17:20-21). Karena orang tersebut tidak sungguh-sungguh tahu tentang hal ini, maka ia tidak menganggapnya masalah, jika ia berpindah ke gereja lain. Sejujurnya, kami tidak pernah mengatakan bahwa orang Kristen non-Katolik tetap akan memperoleh keselamatan, ataupun sebaliknya. Tentang hal ini kan hanya Tuhan yang tahu, bukan kami yang menentukan. Kami hanya menyampaikan patokannya/ prinsipnya saja, sebagaimana yang diajarkan oleh Gereja Katolik, yang dapat dibaca di artikel ini, silakan klik dan klik di sini.
Pada akhirnya, hanya Tuhan yang mengetahui dengan persis, akan isi hati dan motivasi setiap orang. Biarlah Tuhan saja yang menilai dan menentukan tentang hal ini. Lagipula, adakalanya Tuhan mengizinkan orang Katolik berpindah gereja untuk sementara, agar akhirnya orang tersebut-pun dapat merasakan kebutuhannya/ kerinduannya untuk kembali pulang ke Gereja Katolik. Hal ini terjadi pada cukup banyak umat Katolik, yang dapat dilihat di sejumlah pesan/ surat pembaca, atau kesaksian Maria Brownell berikut ini, silakan klik. Maka memang karya Tuhan merupakan misteri bagi kita, namun kita percaya bahwa Tuhan itu Maha Adil dan Maha Kasih, dan pasti akan mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang sungguh mengasihi Dia (lih. Rom 8:28).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Kekecewaan Sebagai Umat Yang Berujung Menyalahkan Ajaran Vatican
Berikut ini saya sajikan diskusi dengan seorang ibu Katolik yang begitu kecewa dalam hidupnya sehingga menganggap ajaran Vatican salah besar. Mohon Tim Katolisitas menanggapi baik uneg-uneg Ibu yang bersangkutan maupun tanggapan saya agar kita bersama-sama bisa mendapatkan gambaran yang lebih utuh untuk melengkapi diskusi ini.
I. Uneg – uneg Ibu :( sms 7 Januari 2014 pukul 12.49 )
1. Dia mulai dgn menguti sms dari teman nya :”Yah itulah dari minggu ke minggu selalu ditekankan Kasih sampai mau muntah rasanya. Sayang kamu tidak seiman denganku.Aku lagi mencoba menjalankan kasih.Salah satunya mencintai musuhmu. Dan mencintai sesama seperti Allah mencintai manusia. Semoga berhasil walau teramat amat sulit”.
2.Tres ( nama samaran ), tempo harigua cuma jawab soal lu gak seiman dengan gua. Tentu aja lu mau muntah .Gua dulu juga gitu. Berpuluh abad Vatican cuma nyuguhin orang harus mengasihi sesama tanpa ngajarin harus bagaimana kalau umat dalam kesukaran. Anak sahabat gua diceraikan isterinya. Sekarang gak mau ke gereja. Pasti dia juga mau muntah dengan kotbah misa. Gua anjurin supaya ke gereja Kristen karismatik yang tepuk tangan, supaya dia gak pindah iman seperti anak ketua lingkungan pecahan dari lingkungan gua dengan kasus sama. Vatican salah ajar , gak ada yang namanya “iman katolik”.Tuhan Yesus tidak mengajarkan agama apa pun . Manusialah yang membakukan ajaran-ajaranNYa menjadi agama.
II Tanggapan Herman Jay kepada Ibu yang kecewa :
1.Kristianitas atau kekristenan mencakup katolik dan protestan. Generasi muda karena kurang memahami sejarah, lantas salah kaprah menganggap katolik dan kristen berbeda. Harus dilihat esensinya dulu. Itulah sebabnya setiap natal dan paskah ada surat gemabala bersama antara KWI dan PGI .
2.Iman katolik dan protestan pada dasarnya sama.
3.Ajaran iman katolik adalah ajaran iman kristen. jangan dibuat saru seolah-olah ajaran katolik bukan ajaran kristen.Kalau mau tahu sejarah munculnya istilah katolik , silakan baca http://www.katolisitas.org
4.Apakah orang menganut yang kekristenan salah kalau mengaku beragama kristen? Mau dicantumkan apa ya dalam KTP ketika yang bersangkutan harus mengisi kolom agama? Kadang-kadang ada orang yang tidak realisitis, lantas berargumen “Tuhan Yesus tidak mengajarkan agama apa pun”. Apakah ada larangan dari Yesus bahwa agama tidak boleh ada di dunia? agama adalah realitas sejarah. Apa agama harus dihapus saja? Apakah pengikut ribuan sempalan gereja Protestan tidak menyebut dirinya lagi sebagai sebagai orang yang tidak beragama kristen? Khususnya para WNI yang mengikuti salah satu ( apa saja alirannya )aliran protestan tidak lagi mencantumkan agama kristen di dalam KTP nya? Kadang2 banyak orang tidak sadar menjadi orang munafik dengan menyalahkan orang lain.
5.Nada sms anda memberi kesan kebencian terhadap katolik.Kayaknya ada luka batin. Seorang kristen yang berwawasan luas dan arif tidak akan menulis dengan nada demikian. Memang roh jahat dengan licik menguasai orang tertentu dengan menggunakan argumen kasih.Itulah antikris di dalam kekristenan. Sering terasa teman protestan lebih membenci sesam katoliknya dibanding sesama muslim .(Padahal kita diajak mencintai siapa saja dengan agama apa pun ).Cobalah cek betapa spirit antikris bisa menguasai orang-orang yang menamakan dirinya pengikut Kristus. Memang perlu kejujuran masing-masing pihak agar bersama-sama makin mendekatkan diri kepada Bapa dengan cara mengosongkan diri. Kebanyakan kali sadar tidak sadar kita dikuasai arogansi spiritual, menganggap diri lebih hebat secara rohani dibanding lainnya.
III. Tanggapan Ibu yang kecewa :
1.Contoh lain, katolik menekankan pentingnya peran/partisipasi bunda Maria dalam karya keselamatan Tuhan, sampai2 ada anjuran semua permohonan harus melalui dia. Gereja Pentakosta menekankan peran Tuhan dalam pribadi Roh Kudus dalam menjalani hidup. Gereja lainnya menekankan Ysus Putera Allah, ada yang menekankan keilahian Yesus. Jadi cara mereka berdoa kepada Tuhan Yesus ( gereja kristen karismatik) bukan kepada Tuhan dalam pribadi Bapa seperti yang selalu dilakukan dalam gereja Katolik dan gereja kristen non karismatik. Perilaku dan kadar iman pengikut tiap gereja / denominasi juga bervariasi. Maka saya menganggap iman katolik hanyalah iman kepada ajaran gereja . Kan Yesus juga tidak mengajarkan bagaimana kita harus mengenang Dia dengan makan tubuh dan darahNYa. Kan yang dilakukanNYa pada perjamuan terakhir tidak sama dengan yang dipraktekkan di gereja katolik sekarang ini?
2. Sejak 2001 saya lebih suka dan rutin ke gereja Tiberias karena di gereja katolik, tidak bisa dapat tubuh Yesus buat Mami saya. Di sana banyak yang disembuhkan dan berubah karakternya. Tetapi saya berpikir Tuhan takkan selamanya seperti itu jika gembalanya telahmeninggal, karena sang gembala orang yang mengurbankan semua propertinya di menteng dan kebayoran baru untuk biaya operasional gereja dan orang yang sangat terpaksa menjadi pendeta karena tadinya kepala rumah tangga istana dan muslim dan kemudian katolik. Kalau penggantinya tidak sejiwa/seroh dengan dia, jujur saya ragu akan banyak mukjizatseperti yang diallami jemaatnya selama ini.
Saya bisa mendapat banyak tubuh dan darah Kristus dari gereja ini, bisa membawa pulang dalam jumlah banyak tanpa diperlakukan sengan sangat khusus sedeikian rupa seperti di gereja katolik, karena di gereja katolik hosti diimani sebagai Tubuh Yesus yang sangat disakralkan sehingga orang yang pake sonde seperti Mami saya malah tidak boleh makan Tubuh Kristus karena dianggap tidak layak.
Padahal menurut saya, orang seperti Mami saya justru membutuhkan Tubuh Yesus, bahkan mutlak makan tubuhNYa baik bagi tubuh mau pun jiwanya , apalagi Mami terikat pada kuasa gelap sebelum dibaptis Katolik .
3.Kontrasnya dalam PL dan PB secara eksplisit dinyatakan manusia datang langsung ke Tuhan untuk minta tolong, terserah Tuhanmau bagaimana, Tuhan akan menggerakkan hati orang yang bersangkutan untuk melalkukan apa.
4.Ajaran Vatican : Tuhan bisa pakai siapa saja untuk menyembuhkan orang.Saya tidak setuju karena orang bisa seenaknya minta pertolongan kepada orang yang punya kemampuan lebih ( paranormal / dukun )teruma kalau mereka tidak percaya Kristus.Bila mereka percaya Krisuts pun, rohnya harus diuji seperti dikatakan Paulus. Saya lihat banyak umat katolik buka praktek penyembuhan mirip dukun dan bahkan orang katolik pergi ke orang yang punya kekuatan spiritual tetapi tidak percaya Kristus.
Keluarga adik saya sering berkunjung ke pria katolik flores yang punya kemampuan menerawang dan dapat langsung menunjukkan jenis penyakit seseorang serat pantangan makanan yang harus diikutinya.
Ini berbeda dengan orang gereja kristen karismatik yang mengadakan KKR. Dasar KKR alkitabiah : memuji dengan bersorak sorai ( PL) dan menyembah Tuhan dalam nama Yesus Kristus bersama-sama.Saya benar punya pengalaman kehadiran Yesus di gereja itu karena Yesus hadir di tengah 2 atau tiga orang yang berkumpul atas namaNYa.
5.Aku mau sharing pengalaman Tante saya, yang sembuh total dari kanker hanya dengan doa. Dia usir Om saya yang sudah pensiun karena bisa cri duit lagi . Waktu sakit ada orang tua kaya dari gerejanya datang doain dia. Suatu hari ketika didoain dia merasa ada sesuatu di atas perutnya dan waktu buka mata ( dia selalu tergeletak di ranjang sehingga tidak bisa lagi menghadiri pernikahn kedua anaknya) , dia lihat ada tangan besar di perutnya, dia bertanya tangan siapa tuh. Ternyata tangan Tuhan keluarkan dari tubuhnya daging kanker, darah mati, darah segar, dan cairan, semua bau busuk luar biasa . Dia sembuh total dan sehat sempurna.
Dia sakit dari tahun 1984 dan sembuh total tahun 1992. Gak pernah kambuh lagi sampai meninggal tahun 2001.Sejak sembuh dia ikut pelayanan di gerejanya dalam bentuk kunjungan dan doa bagi orang sakit.
6. Jadi kasih dan kuasa Tuhan Yesus berlaku bagi siapa pun yang percaya dan bersandar kepadanya tanpa melihat gereja mana. Tuhan Yesus bukan hanya ada/hadir di gereja katolik dan bukan hanya pada waktu konsekrasi karena banyak umat katolik berpikir seperti itu.Tuhan adalah Roh, ada atau tidak ada hosti dalam mulut. Tuhan selalu ada dalam setiap hati anakNya cuma mereka gak bisa merasakannya karena dosa dan susana sekitar yang jauh dari kekudusan .
7. Tidak ada gereja yang paling benar di mata Tuhan, apalagi gereja katolik yang punya masa lalu yang sangat kelam. Jadi gereja katolik bukanlah gereja yang paling benar.
Shalom Herman Jay,
Berikut ini adalah tanggapan yang dapat saya berikan atas pertanyaan-pertanyaan yang Anda ajukan. Saya tidak akan memberikan jawaban yang mendetail, karena jawaban panjang lebar akan keberatan-keberatan yang diajukan ibu tersebut sebenarnya telah dibahas di situs ini.
1. Tentang penekanan kasih dan ajaran: Sebenarnya tidak ada masalah untuk menekankan kasih, karena memang kasih adalah hukum yang terutama dan kasih tidak pernah berakhir. Tentu saja penekanan kasih dapat dilakukan secara tidak monoton dan bervariasi. Kasih dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti: pengampunan, pengorbanan, pemberian diri, pelayanan, dll.
Yang menjadi masalah adalah ketika seseorang mempunyai pengertian kasih yang salah, yaitu Gereja harus mengerti dan membiarkan umat-Nya berbuat apa saja, termasuk yang menyimpang dari kebenaran. Kalau Gereja mengatur umat-Nya dengan peraturan-peraturan serta doktrin dan dogma, maka hal ini dianggap telah menyimpang dari kasih. Sebaliknya, Gereja mengikuti perintah Kristus berpegang bahwa kasih tidak terlepas dari kebenaran, karena Allah adalah kasih (1 Yoh 4:8) dan juga adalah kebenaran (lih. Yoh 14:6), di mana kebenaran ini akan membebaskan (lih. Yoh 8:32). Kalau kita mengerti esensi ini, maka orang tidak akan melihat peraturan-peraturan yang diberikan oleh Gereja sebagai hal yang negatif, sebaliknya justru melihat bahwa peraturan-peraturan, doktrin dan dogma adalah bertujuan baik, yaitu untuk melindungi umat beriman agar dapat hidup dalam kasih dan kebenaran.
Dalam konteks pembicaraan ibu tersebut, menurut saya tidak perlu ditanggapi dengan pendekatan doktrinal yang mendalam. Yang dikeluhkan ibu tersebut adalah ketika dia sedang dalam kesukaran, Gereja Katolik – dalam hal ini adalah dalam konteks pastor dan anggota paroki termasuk para aktivisnya – kurang memperhatikan ibu tersebut. Jadi, pada akhirnya yang dikeluhkan ibu tersebut adalah kurangnya dukungan dari komunitas Katolik ketika dia menghadapi masalah. Ada cukup banyak kondisi seperti ini yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu, menjadi tantangan bagi umat di tingkat paroki untuk dapat mengaktifkan umat basis sehingga dapat lebih memperhatikan anggotanya secara aktif. Perlu disadari bahwa tingkat spiritualitas dan pengetahuan seseorang akan imannya memang bervariasi. Bagi yang masih di kulit, memang mungkin mereka memerlukan komunitas untuk mendukung mereka pada awalnya. Lama-kelamaan, mereka dapat melihat bahwa esensi iman bukan tergantung dari hangatnya komunitas, namun mengarah kepada kebenaran. Namun, semuanya ini juga menjadi tantangan bagi Gereja Katolik – termasuk kita semua – agar dapat menciptakan komunitas yang hangat dan penuh dengan suasana kasih. Semoga, jangan sampai orang pindah Gereja hanya karena alasan komunitas yang kurang memperhatikan.
2. Tentang kekecewaan yang menjadi ketidakpuasan akan ajaran: Orang yang mengalami kekecewaan, yang dibarengi dengan ketidaktahuan orang tersebut tentang ajaran Gereja Katolik, kemudian berkembang dengan menyalahkan ajaran Gereja Katolik – yang sebenarnya dia sendiri tidak terlalu tahu. Dan seringkali penjelasan-penjelasan yang baik tentang iman Katolik seakan-akan sungguh sulit diterima oleh orang tersebut. Dan kalau dilayani dengan diskusi yang panjang lebar, biasanya mereka akan menghindari diskusi dan berkeras dengan apa yang mereka percayai.
Kemudian, mereka akan membuat justifikasi bahwa gereja baru yang dia masuki adalah gereja yang baik, yang memperhatikan dan sesuai dengan kondisinya. Lama-kelamaan mereka akan menyerang Gereja Katolik. Secara psikologis sebenarnya hal ini adalah perilaku yang wajar, karena kalau mereka pindah, maka mereka harus punya alasan yang sungguh baik dan masuk akal. Alasan seseorang berpindah ke gereja lain karena komunitas yang hangat disadari tidaklah terlalu kuat. Oleh karena itu, secara tidak sadar atau penuh kesadaran, mereka mencoba untuk mencari alasan secara dogmatik, yang menyatakan bahwa Gereja Katolik adalah sesat. Dan dari pengalaman mengelola situs katolisitas, orang-orang yang berkomentar keras dan cenderung kasar adalah justru orang-orang yang tadinya Katolik dan telah berpindah ke gereja non-Katolik. Tentu saja kita tidak menutup mata akan orang-orang yang sungguh-sungguh mencari kebenaran ketika dia keluar dari Gereja Katolik. Menurut hemat saya, orang-orang yang berniat tulus untuk terus mencari kebenaran dan terus melakukan dialog yang baik pada suatu saat akan kembali ke pangkuan Gereja Katolik.
Jadi, saran saya, kalau Anda ingin berdiskusi dengan ibu tersebut, hadapilah dengan semangat kasih dan terus meminta kebijaksanaan dari Allah, sehingga Anda dapat berdiskusi dengan baik. Kemudian, kalau ibu tersebut sungguh-sungguh ingin berdiskusi tentang ajaran Gereja Katolik, maka mintalah dia untuk berfokus pada satu topik. Kalau di tengah jalan dia menghindar, maka tidak perlu mendesak, namun bawalah dalam doa. Yakinlah bahwa Roh Kudus sendiri akan berkarya di luar pemikiran kita. Kita mungkin hanya menabur atau menyiram, dan biarlah dalam suasana dan kondisi yang berbeda, orang lain dapat menabur hasilnya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom, bapak ibu tim katolisitas
Terimakasih atas topiknya sangat menguatkan saya dalam pendalaman iman saya. Saya juga sama seperti saudara Aldy
Cuma saya terbalik saya seorang protestan karna mengikuti ayah saya sedangkan ibu saya seorang katolik. Nah, waktu saya berumur 16 tahun saya naik sidi. Sebelum itu saya hanya tau sekedar saja tentang kekatolikkan dr nenek dr pihak ibu saya yg sesekali membawa ikut misa. yaa saya mau karna saya hanya ingin tau pada saat itu . Setelah saya sidi kira kira beberapa minggu setelah itu saya diajak nenek dan ibu saya ke misa malam paskah disinilah rasa penasaran saya dengan ke katolikan semakin menjadi jadi untuk menjawab rasa penasaran saya semenjak saat itu saya mulai tertarik dan terus mempelajari iman katolik termasuk saya juga membaca sedikit tentamg tuduh2an saudara saudara kita yg diluar iman katolik.Setelah itu keinginan saya untuk hidup dalam gereja dan dalam bimbingan iman katolik menjadi sebuah keinginan dan kerinduan saya dan saya mulai ikut misa tiap minggu.walau kadang saya mengalami hal yang dinamakan tegar tengkuk mungkin ya ? Kadang jatuh dan bimbang dan bangun lagi. Saya juga tetap aktif di komsel protestan dan ikut misa. Namun, saya masih terkendala oleh izin dr ayah saya untuk itu saya mohon doa dan nasihat dr saudara saudara sekalian. Saya ingin berbagi bahwa kita sama-sama pengikut Yesus marilah saling mengasihi bukan saling mencari kesalahan.semoga suatu saat nanti kita bisa menjadi satu lagi sebagaimana yang Tuhan Yesus inginkan di Lukas 17:1-25
Shalom JNS,
Sungguh pertumbuhan rohani dan pendalaman iman, itu merupakan suatu perjalanan. Syukurlah, jika Anda memulainya, dan Anda telah mengikuti tuntutan hati nurani Anda untuk lebih mengenal ajaran iman Katolik. Semoga apa yang telah Tuhan mulai dalam diri Anda, akan terus berlangsung hingga kepenuhannya sesuai dengan kehendak-Nya.
Apa yang kami tuliskan di Katolisitas, adalah apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik sejak awal mula. Maka dari pihak kami tidak ada maksud menyalahkan apa lagi memojokkan orang lain, namun kami hanya menyampaikan saja, secara terus terang, apa sebenarnya yang diajarkan oleh Gereja Katolik, yang bersumber dari Kitab Suci dan Tradisi Suci para Rasul. Adalah hak dan keputusan pribadi para pembaca, bagaimana menanggapinya, sesuai tuntunan hati nuraninya sendiri. Namun kami percaya bahwa kebenaran itu akan menarik orang dengan sendirinya, dan kami percaya bahwa kepenuhan kebenaran itu ada di Gereja Katolik; sehingga jika seseorang dengan tulus mencari kebenaran itu, ia dapat sampai kepada Gereja Katolik
Ya, mari berdoa untuk persatuan umat Kristen, sebagaimana dikehendaki Tuhan Yesus dalam Yoh 17: 1-26. Persatuan ini memang mensyaratkan kasih dan kerendahan hati, serta keterbukaan untuk melihat dan menerima kepenuhan kebenaran yang diajarkan oleh Kristus, sebagaimana telah disampaikan-Nya kepada para Rasul dan para penerus mereka.
Teriring doa dari kami di Katolisitas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Kepada saudara
RD yohanis Dwi Harsanto
Pertanyaan Mengapa berpindah dari Gereja Katolik ke gereja lain?
Sebenarnya Jawaban ada Pada Gereja Katholik sendiri introspeksi apa yang mendasari orang Pindah gereja.
Kalau saudara tidak terima itu namanya arogan bahwa proses orang untuk mempercayai Tuhan melalui IMAN itu hak pribadi dan hasil pembenaran adalah Tuhan ALLAH sendiri.
Tolong saudara Pahami dulu supaya jangan ada yang menghujat Umat Non katholik terutama tentang ROH KUDUS seperti Komentar di atas sdr.Edwin ingat DOSA LAIN bisa di ampuni tetapi menghujat Roh Kudus tidak akan di ampuni namun Dosa kekal.
saudara mulai hari ini saat anda membaca capat bertobat dan untuk tidak mempermasalahkan golongan kristen lainnya…Itu semua harus terjadi supaya genap Firman ALLAH sekarang yang terpenting Buat gereja Katholik bagaimana Iman bertumbuh dan berkemabang itu saja.
kristen dasar Imannya percaya kepada ALLAH Dan AnakNya Yesus kristus dan Roh kudus selain itu berarti antikristus.
Tolong Lihat firman ALLAH 1 korintus 12 :12-31 ( TUBUH KRISTUS ) disini udah jelas tentang Kita gereja2 anggota Tubuh masing2 dengan bagiannya jadi dalam hal ini tidak ada yg merasa Paling hebat.. karena kepala gerejanya adalah Bapa YESUS sendiri supaya genap Ijil Matius 8 : 20
Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan KEPALA-Nya.” JADI KEPALA GEREJA ADALAH YESUS KITA ADALAH ANGGOTANNYA MULAI HARI INI BERHENTI MEMBEDA-BEDAKAN YANG LAIN ITU TIDAK PENTING YANG TERPRNTING ITU MENGHASILKAN BUAH KERAJAAN ALLAH YAITU PERTOBATAN….BAGAIMANA YESUS MAU DATANG KE DUNIA INI KALAU ANGGOTA TUBUHNYA BELUM BERSATU DALAM IMAN DAN SATU DALAM ROH ALLAH YANG KUDUS.,
Salam kasih semoga di berkati
saudara Ku.
Shalom Yohanis One,
Sebenarnya kalau Anda melihat dan membaca begitu banyak komentar di situs ini, maka ada begitu banyak umat Kristen non-Katolik yang sering mempertanyakan tentang iman Katolik. Namun, semua ini kami pandang sebagai proses pencarian kebenaran yang tulus. Di satu sisi, kami juga mempunyai hak untuk mencoba menjawab sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Tentang Tubuh Kristus, maka sesungguhnya ada baiknya, kalau Anda dapat membaca terlebih dahulu artikel ini – silakan klik. Jadi, marilah mulai juga mencari apakah Kristus sungguh-sungguh telah mendirikan Gereja, sehingga kita juga dapat masuk di dalam-Nya. Catatan tambahan, tentang dosa menghujat Roh Kudus artinya adalah seperti yang diuraikan ini – silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Syalom Menurut saya sama saja khatolik dengan kristen sama sama memuji Tuhan,, tapi menurut saya bahwa apa yang dilakukan Khatolik benar,, pertanyaanya siapa dulu yang kita sembah di patung itu?? Kita tidak menyembah Allah lain!! Sperti kita Menonton kejadian Tuhan yesus di Film,,lalu kita menangis!! Kita menangisihi apa?? Bintang Filmnya atau Kejadianya!! Saya lihat Umat Protestan selalu mengambil adat yang ada di Khatolik seperti perjamuan DLL. Seharusnya kalau kita punya kesaksian jangan merugikan Pihak lain!! Yang saya lihat ada ikatan untuk menjatuhkan Umat khatolik!! Yang Pindah dari khatolik dan protestan Mereka adalah Manusia yang kurang iman dan kepercayaan bisa di bilang bimbang dalam mengambil keputusan padahal sama saja memuji Tuhan.
[Dari Katolisitas: Mari, janganlah membalas pernyataan keras dengan pernyataan yang sama kerasnya. Dan juga bukan bagian kita untuk menyatakan seseorang kurang iman atau tidak, sebab sepertinya hal ini hanya Tuhan yang mengetahuinya dengan pasti. Bagian kita adalah memberi pertanggungjawaban akan iman kita dengan lemah lembut dan hormat (1Pet3:15), namun hal selanjutnya, marilah kita serahkan kepada penyelenggaraan ilahi.]
Mengapa berpindah dari Gereja Katolik ke gereja lain?
syalom saudaraKu mohon ijinkan saya untuk menyampaikan pandangan Tanpa ada maksud menghilanhkan makana kristen sesungguhnya :
Berpindah gereja itu memang kurang baik coba lihat Tanaman bunga di rumahMu tiap minggu di pindahkan dari 1 pot ke Pot yg lainnya pasti tidak akan tubuh baik akarnya tidak kuat begitupun Iman dan kapan mau berbunga apalagi berbuah….sebaliknya kalau di Pot itu tidak lagi air yng dan makanan yg cukup tanaman itu akan di Pindahkan ke Tempat yang banyak air sehingga tanaman itu dapat berakar dan betumbuh dan menghasilkan bunga dan Buah…
Katholik dan Non Katholik itu jgn jadi batu sandungan Mu SaudaraKu
Tolong Lihat pada Injil :
1. 1 Korintus 12 :12-31( TUBUH KRISTUS )
2. Matius 8 :20 (Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan KEPALA-Nya.”
masih banyak alkitab telah bernubuat tetang Pengikut Kristus tetapi dasar dari dua injil di atas dulu Pertama kristen sampai ada banyak denominasi gereja jangan saudara kaget dan tidak terima itu harus terjadi supaya genap Firman dalam kitab suci pertama kami semua tahu bahwa KATHOLIK itu yg pertama berkembang di ROMA mengapa Tuhan Memilih Roma krn saat itu kerjaan roma yg berkuasa di separuh bumi ini
[dari katolisitas: Pertanyaan yang lebih esensial adalah apakah Kristus sungguh-sungguh satu atau banyak Gereja, dan dimana Gereja tersebut? Kalau Kristus sungguh mendirikan Gereja dan kita tidak mau masuk di dalam Gereja yang didirikan oleh Kristus, maka kita telah menyalahi perintah Kristus. Persatuan umat beriman adalah doa Kristus sebelum Dia menderita sengsara, seperti yang dapat kita baca di Yoh 17]
Shalom Yohanis,
1. Banyak denominasi untuk menggenapi 1 Kor 12 dan Mat 8:20?
Kita memang dapat membuat banyak perumpamaan ataupun analogi sehubungan dengan Gereja sebagai Tubuh Kristus, namun hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa idealnya, setiap anggota tubuh itu mempunyai hanya satu komando dari satu Kepala. Namun kenyataannya, yang ada sekarang ini adalah terdapat banyak anggota (jika diumpamakan sebagai banyak denominasi), namun dengan komando sendiri-sendiri, walaupun mengakui Kristus sebagai Kepalanya. Komando sendiri-sendiri ini nyata dalam perbedaan pandangan/ ajaran antara denominasi yang satu dengan denominasi yang lain, misalnya ajaran tentang Baptisan, tentang sakramen-sakramen, tentang kepemimpinan dalam Gereja, tentang tatacara perayaan iman, dst.
Tentu kenyataan ini tidak menggambarkan kesatuan tubuh sebagaimana dikehendaki oleh Kristus. Sebab Kristus sendiri menghendaki kesatuan antara semua pengikut-Nya, sebagaimana diucapkannya dalam doa-Nya kepada Allah Bapa sesaat sebelum sengsara-Nya (lih. Yoh 17:20-21).
Dengan demikian, perikop 1 Kor 12:12-31 tidak dapat dijadikan dasar untuk pembenaran adanya berbagai macam denominasi dengan ajaran-ajaran yang berbeda, sebagaimana pada tubuh yang normal, anggota-anggota berfungsi karena diperintahkan oleh komando dari satu otak yang sama.
Sedangkan ayat Mat 8:20 juga tidak dapat dijadikan dasar bahwa Yesus menyetujui banyaknya denominasi, karena Yesus berkata bahwa Ia “tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya”. Untuk memahami makna suatu ungkapan dalam Injil, kita harus memperhatikan konteksnya. Di sana Yesus tidak sedang membicarakan tentang denominasi gereja, namun Ia sedang menanggapi seorang ahli Taurat yang ingin mengikuti Dia. St. Agustinus menjelaskan tentang makna ayat tersebut: bahwa Yesus menolak ahli Taurat ini, sebab Yesus mengetahui motivasi hatinya untuk mengikuti Yesus, yaitu menghendaki kemuliaan dan kekayaan, berharap agar dapat menjadi besar dalam kerajaan-Nya, daripada untuk bertumbuh dalam kesempurnaan kebajikan. Oleh karena itu, Kristus menjawab-Nya: “Kamu tidak dapat mengharapkan kekayaan daripada-Ku; sebab Aku lebih miskin daripada binatang-binatang di padang belantara atau burung-burung di udara; sebab mereka mempunyai tempat untuk beristirahat [tempat untuk meletakkan kepala mereka], sedangkan Aku tidak memilikinya.”
Demikianlah dalam mengartikan suatu ayat dalam Kitab Suci, pertama-tama kita harus melihat ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, untuk memahami apakah topik yang sedang dibicarakan, sehingga kita tidak memaksakan suatu topik lain, yang tidak berhubungan dengan apa yang sedang dibicarakan di ayat tersebut.
2. Gereja Katolik berpusat di Roma?
Namun Anda benar, bahwa Gereja Katolik berpusat di Roma, sebab sejak awalnya para Rasul berusaha mengikuti kehendak Yesus untuk mewartakan Injil ke seluruh ujung bumi (lih. Kis 1:8). Atas perintah Kristus inilah, maka Rasul Petrus sebagai pemimpin para Rasul (dan juga Paulus) pergi ke Roma yang menjadi pusat dunia pada saat itu, untuk mendirikan Gereja (jemaat) di sana untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia.
Demikianlah tanggapan saya, semoga berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Puji Syukur kehadirat Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus
Proficiat kepada pak Stef, bu Inggrid dan seluruh tim Katolisitas yang sangat luar biasa dalam menjelaskan dasar2 Iman Katolik, saya sungguh sangat dikuatkan dalam Iman Katolik berkat penjelasan2 yang dalam disajikan di Katolisitas.org ini, inilah website yang telah lama saya idam2kan terkait pencarian dasar2 atas Iman Katolik. Dengan hanya berbekal mengikuti Misa Ekaristi tiap minggu di Gereja Katolik dan pengajaran sebelum dibaptis (kurang lebih 6 bulan waktu masih SMP) maka banyak hal yg belum saya mengerti tentang Iman Katolik ini, meskipun tidak pernah terbesit sedikit pun untuk pindah ke Gereja lain.
saya bersyukur sekali mengenal situs ini lebih jauh, walaupun keberadaan situs ini sdh sejak 2008,sekali lagi saya sangat berterima kasih dan bangga atas usaha dan jerih payah pak Stef, bu Inggrid dan seluruh tim Katolisitas.
lanjutkan karya2 kerasulan kalian tanpa kenal lelah, Tuhan Yesus memberkati.
salam damai dalam Kristus,
HenryPras
[Dari Katolisitas: Terima kasih atas dukungan Anda, dan kami mohon doa untuk kelangsungan karya kerasulan ini. Semoga Tuhan juga memberkati Anda sekeluarga.]
Dear Herman Jay,
Setuju nih ama Herman Jay.
Kapan pa Stef n bu Inggrid terbitkan bukunya.
Ayooo kontribusi tuk terbitken tu buku.
[Dari Katolisitas: Mohon doanya saja ya. Memang tidak mudah, terutama dengan semakin banyaknya kegiatan yang menyita tenaga dan waktu kami juga, sehubungan dengan karya kerasulan ini.]
bagi saya ajaran Gereja Katholik adalah sungguh benar dan sesuai alkitab. Hal ini membuat saya setuju dengan pandangan bahwa di luar gereja tidak ada keselamatan, karena tidak ada celah sedikitpun yang tidak dapat dijawab dengan tepat oleh ajaran-ajaran gereja Katholik. Namun sayang saat ini terjadi kemunduran di dalam gereja katholik. umat-umatnya tidak lagi mengamalkan cinta kasih namun berpegang pada tradisi dan doktrin-doktrin yang sebenarnya hanya sedikit saja dari mereka yang bisa mempertanggungjawabkannya.kenapa hal ini terjadi? saya menjawabnya dengan contoh mengenai masalah saya. saya bertanya kepada banyak sekali imam mengenai masalah pribadi saya dan tidak ada yang benar-benar peduli. jawabannya hampir sama “berdoalah, bacalah alkitab, ikut misa, mengaku dosa, perbanyak karya amal sosial’ tentu saja itu baik bagi orang yang sudah disentuh atau telah mengalami kasih Tuhan yang nyata. tapi bagi yang belum mengalaminya?yang masih ragu2 seperti saya ini, apakah jawaban2 seperti di atas bisa membantu saya dalam pertumbuhan iman saya? TIDAK. jika pertumbuhan iman diukur dengan seberapa jauh perbedaan diri saya yang dulu dengan sekarang atau seberapa be’rahmat’kah hidup saya saat ini karena mengikuti anjuran di atas, maka saya yakin sekali hal-hal di atas telah tanpa saya sadari menyelamatkan jiwa saya. namun jika itu diukur dengan seberapa besarkah sukacita dalam hati saya atau seberapa taatkah saya pada apa yang saya yakini sebgai pegangan hidup (agama katolik), maksudnya saya sebagai manusia yang masih dalam proses bertumbuh atau seberapa jauhkah saya merasa diterima dan diperhatikan dalam gereja katolik, maka hal itu jauh sekali bagi saya. gereja katolik bagi saya terkesan terlalu memandang manusia yang telah menerima sakramen (krisma contohnya) sebagai pribadi yang seharusnya telah dapat bertumbuh sendiri dan dapat membimbing dirinya sendiri. sebaik dan sebagus apapun ajaran gereja, tapi kalo itu hanya dipandang sebagai aturan yang sudah ada dan sumber kebenaran satu-satunya, saya pikir kita justru mengesampingkan manusia itu sebagai subjek utama karya penyelamatan Tuhan. lihatlah saat ini:sakramen pengakuan terasa sangat membosankan dan tidak mengena. komentar dan penitensi dari imam benar-benar seperti sebuah hafalan. beda sekali dengan yang kita baca mengenai pastor dari Ars yang tidak terlalu mengerti mengenai doktrin atau ajaran-ajaran gereja namun memiliki kasih dan kekudusan yang sungguh sempurna. gereja katholik membanggakan orang-orang kudus yang mereka miliki dari berabad-abad lalu. lihatlah saat ini,,apakah ada orang kudus lagi dalam gereja katholik?tidak ada!otoritas gereja katholik terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, mengurus aturan-aturan manusia dan malah melupakan manusia. yang perlu dibersihkan adalah bagian dalamnya maka bagian luarnya akan bersih dengan sendirinya. jadi jangan hanya tahu membicarakan soal doktrin-doktrin gereja saja. doktrin-doktrin dan ajaran-ajaran itu muncul melalui kontemplasi dan penghayatan akan kekudusan yang mendalam, sebaliknya. sekarang kita berbangga dengan ajaran-ajaran yang kita hafal dan kita pegang teguh sebagai hasil dan kekayaan Gereja, namun kita lupa bahwa itu semua muncul dari permenungan dan pergaulan yang akrab dengan Tuhan (tentu semua setuju). jadi daripada membicarakan aturan-aturan dan doktrin-doktrin atau sejarah-sejarah, marilah kita kembali kepada panggilan untuk membersihkan dari dalam diri gereja itu sendiri- dari manusia, dari umat Allah yang rindu untuk didengarkan bukan diceramahi dengan doktrin atau ajaran-ajaran. jika umat sudah merasa didengarkan dan dikasihi oleh sesamanya dan terutama oleh gembalanya, maka doktrin apapun pasti akan dapat diterima dengan baik dan penuh ketaatan. itu yang sekarang muncul dan menyala-nyala di dalam agama protestan – manusia sebagai pribadi yang patut didengarkan dan dikasihi. orang hanya bisa merasakan Tuhan hanya jika dia telah merasa dikasihi dan diterima oleh sesamanya dan dengan demikian berdamai dengan dirinya sendiri. silahkan baca semua riwayat hidup santo-santa yang dimiliki gereja, semuanya diawali dengan keluarga yang baik dan penuh kasih, atau komunitas yang mendukung. jika itu semua terpenuhi, goncangan sehebat apapun tidak akan menggoyangkan kepercayaan mereka pada Tuhan.itu yang saya pikir hilang dari gereja katholik sebagai jemaat Allah saat ini. jadi mari kita saling menguatkan dengan cara yang penuh persaudaraan bukan dengan kata-kata saja. kasih itu hasil atau buah permenungan dan hubungan yang mendalam dengan Tuhan, bukan hasil pembelajaran. jangan memasukkan semuanya ke dalam akal budi karena dari dulu hanya ada tiga: iman,harap dan kasih. masalahnya kita terlalu sibuk membela diri sehingga lupa menyerang balik.kembalilah para imam pada semangat awalmu,kembalilah..umatmu membutuhkan kasih yang nyata..dengarkanlah kami,suara kami adalah suara Tuhan..
Shalom Suara,
Terima kasih atas tanggapannya. Sebenarnya kalau kita sungguh-sungguh mengerti ajaran Gereja Katolik tentang keselamatan, maka kita tidak dapat memisahkan antara iman yang berdasarkan ajaran yang benar dengan cinta kasih. Bahkan Lumen Gentium (LG 14) justru menegaskan bahwa umat Katolik yang telah ada di dalam Gereja Kristus namun tidak bertumbuh dalam kasih juga tidak dapat diselamatkan.
Saya tidak mengerti permasalahan yang Anda hadapi dan tentang bagaimana pastor kurang dapat membantu Anda dalam menghadapi permasalahan Anda. Bahwa ada anggota Gereja – klerus dan awam – yang kurang mempraktekkan hukum kasih tentu saja menjadi satu tantangan tersendiri bagi Gereja. Namun, kita juga tidak dapat menutup mata ada begitu banyak kaum klerus dan awam yang sungguh-sungguh mengasihi Kristus. Ada banyak kaum klerus yang kami tahu sungguh-sungguh melayani umatnya, bahkan ketika ditugaskan di tempat-tempat terpencil. Silakan melihat beberapa pelayanan yang dilakukan oleh beberapa pastor ini – silakan klik dan klik ini dan klik ini.
Jadi, mari, dalam kapasitas kita masing-masing, kita turut serta membangun Gereja. Biarlah kaum klerus melaksanakan bagiannya dan sebaliknya, kita yang tergabung dalam kaum awam juga melaksanakan bagian kita, yaitu menjadi garam dan terang di dalam komunitas dan masyarakat tempat kita hidup.
Saya ingin mencoba untuk menekankan bahwa dogma dan ajaran Gereja Katolik bukanlah hambatan untuk berjuang dalam kekudusan, bahkan sebaliknya, dengan semakin mengerti dogma, maka seseorang dipacu dalam kekudusan. Dogma sesungguhnya bersumber pada kebenaran ilahi, yang bisa kita telusuri dari wahyu Allah sendiri. Jadi dogma bukanlah karangan manusia, namun mengungkapkan wahyu Allah secara lebih jelas. Mari, kita bersama-sama membangun Gereja, yang terdiri dari orang-orang kudus dan juga pendosa. Biarlah kita yang berdosa ini, juga memperbaiki diri dan membangun Gereja dari dalam berkat rahmat Allah yang dicurahkan kepada kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
trima kasih bnyak pak atas tanggapannya..saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya karena tulsan di atas saya tulis pada saat kondisi saya sedang kacau dan kecewa berat terhadap beberapa gembala…maafkan kata-kata saya yang mungkin menyinggung atau tidak teratur itu,saya ingin menghapus komentar di atas tapi tidak tahu caranya..sekarang saya sadar masalhnya adalah saya yang terlalu merasa diri benar dan terbawa emosi…mohon maaf…
saya punya pertanyaan sedikit kalo skiranya bisa ditanggapi, bagaimana ajaran gereja dan dokumen-dokumen gereja setelah konsili vatikan ke 2 yang memuat hal-hal seputar pengusiran setan?bagaimana cara uskup mengeluarkan keputusan agar bisa diadakan eksorsisme meriah/agung?terima kasih…maaf kalau pertanyaannya di luar konteks…
[Dari Katolisitas: Silakan membaca terlebih dahulu tanggapan kami tentang Eksorsisme di sini, silakan klik. Eksorsisme besar (yang merupakan pengusiran setan terhadap orang yang kerasukan) dilakukan atas keputusan Bapa Uskup, caranya ialah dengan ia menunjuk imam yang diberinya kuasa untuk melakukan eksorsisme tersebut (atau ia sebagai Uskup juga dapat melakukan hal tersebut).]
Yang saudara suara bilang itu saya juga merasakannya….
shallom,
Menjadi Katolik beda banget dg Protestan, itu setelah saya membaca lebih jauh karangan dari tokoh2 Gereja Katolik. terutama dalam kehidupan Bapa-bapa Gereja awal n para para santo n santa. walau semasih kuliah dulu sering ikut kegiatan di grj Protestan, KKR, tp kecintaan pada Ekaristi Kudus lebih memikat, menjadi sumber kekuatan n kesembuhan. saudara hampir semua berpindah ke Protestan dg alasan yang tidak berbeda dari yg lain. suami mmg Protestan n menginginkan saya n anak2 ikut Protestan, tetapi saya tetap setia pada Yesus dalam Gereja Katolik n semakin cinta kr saya mulai bertumbuh dalam iman Katolik sembari selalu membaca dr sumber2 Katolik yang benar.
Salam semuanya…
Nama saya Aldi. Umur saya 14 tahun.
Saya adalah seorang katolik sejak kecil. Saya sudah dibabtis dan menrima komuni.
Saat ini saya dalam kebimbangan antara memilih agama katolik dan agama protestan. Saya sudah meyampaikan keinginan saya kepada orang tua.
Menurut pandangan saya, ibadah agama kristen protestan lebih mempunyai makna daripada agama katolik. Meskipun saya belum pernah terlibat langsung dalam ibadah agama kristen protestan, tetapi saya pernah melihatnya di situs Youtube. Mereka tidak terlalu mempedulikan tata cara yang benar, yang jelas mereka dapat memuji dan memuliakan Tuhan. Hati saya selalu tergugah ketika melihat mereka melaksanakan ibadah.
Menurut pendapat Ibu Bapak semua, apa yang harus saya lakukan? Tetap di agama katolik atau di agama kristen protestan? Karena saya melihat agama bukan dari tata caranya tetapi dari bagaimana mereka memuliakan Tuhan. Saya sendiri merasa lebih cocok ketika berada di agama kristen protestan. Mohon bantuannya.
Salam, Aldi
Syukur pada Allah, Aldi tergerak untuk mencari penghayatan lebih dalam mencintai Kristus. Saya yakin, Aldi bingung antara Kristen Protestan dengan Katolik karena Aldi ingin mencintai Kristus lebih dalam lagi. Ijinkan saya share sedikit mengenai kisah hidup saya, yang mungkin kurang lebih pernah menghadapi apa yang Aldi hadapi.
Jujur, saya juga pernah bingung antara memilih Protestan atau Katolik. Ketika Yesus pertama kali memanggil saya untuk mengikutiNya, Dia belum memberikan petunjuk ke Gereja mana Ia mau saya ikut. Syukur atas rencana Allah, panggilan Yesus padaku juga berbarengan dengan ketika ibu saya merasa dipanggil Yesus juga untuk mengikutiNya. Padahal, kita sedang berada di benua yang berbeda. Setelah berdiskusi, kedua orang tua saya memilih ikut Protestan (Pentakostal lebih tepatnya) karena keluarga kita memang berteman dekat dengan sepasang suami istri pendeta. Saya masih mencari, sehingga saya tidak segera memutuskan.
Saya juga bingung. Dalam kasus saya, saya menikmati suasana hening dalam Misa walaupun tidak paham, namun tidak percaya pada Gereja Katolik. Bagi saya dulu, Gereja Katolik diselubungi misteri dan intrik. Taat pada Paus dan hierarki merupakan hal yang aneh bagi saya. Bagi saya dulu, Gereja Katolik seolah penuh dengan konspirasi. Sebaliknya, saya lebih terkesan melihat cara hidup orang Protestan terlihat lebih taat. Mereka terlihat lebih tulus dan mengimani Kitab Suci. Tapi, saya kurang suka dengan cara ibadah yang terlalu gaduh. Akhirnya, saya memutuskan untuk melakukan pencarian. Saya berkomitmen pada Yesus untuk mencari kebenaran dan ajaranNya, mencari Gereja mana yang Ia sendiri dirikan. Saat itu, aku berkomitmen : Seandainya Tuhan menunjukkan bahwa kebenaran berada di tempat yang aku tidak suka, aku tetap akan kesana. Entah itu Katolik atau Protestan, karena di mataku keduanya memiliki kekurangan.
Saya mencari di kedua pihak. Pagi saya misa di paroki, lalu siangnya saya mengantar orang tua ke gereja mereka sekaligus mengikuti ibadah disana. Bahkan, saya sempat diizinkan membantu melayani sebagai singer. Saya menggali sebisa saya berbagai buku mengenai ajaran dan kesaksian dari kedua gereja, baik Katolik maupun berbagai jenis denominasi Protestan. Namun, Tuhan menunjukkan bahwa memang Gereja Katolik memang adalah Gereja yang Ia dirikan sendiri dan tetap teguh menjaga ajaran Kristus supaya tidak berubah. Akhirnya, saya memilih Gereja Katolik.
Setelah memilih Gereja Katolik pun, saya masih harus berjuang untuk mempelajari dan menerima semua ajaran Gereja, karena saya tidak mau setengah-setengah. Yesus menunjukkan ini Gereja yang Ia dirikan, sehingga semua yang diajarkan di dalamnya adalah keinginanNya. Salah satu yang tersulit adalah menghayati Misa dan ketaatan pada Paus. Suasana Misa yang tenang memang menyenangkan, tapi Misa bukan hanya sekedar suasana tenang. Saya perlu menghayati Misa. Setelah membuka hati dan mencoba belajar apa makna Misa, Yesus menyingkapkan keindahan Misa dan kedalaman maknanya. Ternyata, Misa jauh lebih indah dan sarat makna dibanding ibadah-ibadah meriah yang dahulu saya ikuti di gereja orang tua saya. Misa juga lebih indah dibandingkan komunitas persekutuan doa karismatik Katolik yang juga saya ikuti. Mungkin saya dulu belum menghayati karena saya tidak mau tahu apa makna yang terkandung dalam Misa. Yang terlihat meriah belum tentu penuh iman, yang penuh iman belum tentu terlihat meriah.
Syukur pada Allah, Tuhan membimbing aku. Satu hal yang aku baru sadari sekarang adalah, Tuhan ternyata menuntun komitmenku saat itu agar lebih mendahulukan yang Tuhan inginkan daripada yang aku inginkan. Yang lebih utama bagi saya bukanlah apakah saya tergugah atau menikmati ibadah-ibadah tertentu, tapi dengan cara apa Yesus ingin saya menyembahNya. Toh, penghayatan juga bukan bergantung dari lagu yang meriah atau musik yang menggelegar, tapi hati yang terbuka untukNya. Terutama, Ia hadir dalam Ekaristi, sesuai dengan cara yang Ia kehendaki sendiri.
Pada akhirnya, kedalaman makna ajaran tidak hanya terlihat dari cara ibadah. Misa sendiri penuh makna dan penghayatan. Coba kita melihat cara hidup orang yang menghayati ajaran Katolik. Coba kita lihat kehidupan orang-orang kudus di abad-abad terakhir ini : St. Pio, Beato Yohannes Paulus II, dan Beata Teresa dari Kalkuta. Penghayatan iman dan cinta mereka begitu luar biasa dan dalam. Semua karya mereka juga mendapat kekuatan dari Misa kudus. Bahkan, Beata Teresa pernah mengatakan bahwa Ekaristi adalah sumber hidup beliau. Bila daerah yang beliau layani tidak ada Misa, beliau tidak akan mampu hidup. Yesus adalah sumber hidupnya.
Pilihan bebas memang berada di tangan Aldi. Tapi, saya sarankan, Aldi pastikan bahwa Aldi lebih mendahulukan apa yang Yesus mau dibanding apa yang Aldi mau. Hati yang tergugah atau menghayati bukan bergantung dari model ibadah atau musik, namun pada hati kita sendiri. Aldi dapat memulai dengan membaca beberapa buku, seperti Rome Sweet Home karya Dr. Scott Hahn. Ini buku kesaksian, jadi cerita ringan mengenai bagaimana pergumulan Dr. Scott Hahn, seorang ahli Kitab Suci Protestan, menemukan keindahan Misa dan iman Katolik sehingga memutuskan menjadi Katolik. Aldi juga bisa membaca buku para kudus di abad modern, yang hidup dekat dengan zaman kita. Selain itu, ada banyak artikel dalam Katolisitas yang membantu Aldi mengerti arti iman Katolik. Semoga Yesus membawa hati Aldi melekat pada Hati KudusNya yang mencurahkan Air dan Darah bagi kita. Semoga Bunda Maria membawa kita untuk semakin mengenal Yesus, Putranya yang ia rawat sedari lahir hingga disalib dan bangkit.
Pacem,
Ioannes
Salam Damai dalam Kristus.
Terimakasih atas pengalaman hidupnya Kak Ioannes Wirawan.
Akhir akhir ini sendiri saya selalu sibuk untuk mengatahui perbedaan agama Kristen Protestan dan Katolik sendiri. Setiap hari saya berdoa kepada Tuhan Yesus untuk meminta kepastian dimana Ia akan menempatkan saya dalam agama nantinya. Tidak lupa saya juga meminta Tuhan Yeus untuk mengirimkan Roh Kudusnya untuk menerangi hati dan akal budi saya agar saya tidak salah dalam mengambil keputusan.
Pada awalnya, saya merasa sangat yakin dengan keputusan saya untuk mengikuti agama Kristen Protestan (saya merasa itu adalah bimbingan Tuhan kepada saya). Saya selalu merasa ingin mengenal Tuhan Yesus lebih dekat lagi dengan mengikuti agama Kristen Protestan.
Sebelum saya mencari perbedaan kedua agama dengan lebih mendalam,saya hanya mengetahui letak perbedaan nya hanya pada jika Kristen tidak menggunakan tanda salib dan kurang menghormarti Bunda Maria.
Setelah saya mencari dan akhirnya mengetahui secara mendalam apa perbedaanya (sumbernya terutama berada pada website ini dan beberapa artikel lain), saya sempat merasa bimbang atas keputusan saya menjadi Agama Kristen Protestan. Saya tahu bahwa yang ada disini sudah mengetahui perbedaanya lebih daripada saya sehingga tidak perlu saya sebutkan satu satu.
Tetapi pada kenyataanya, yang saya tahu orang yang beragama Kristen Protestan tetap menghormati orang Katolik dengan sebaik-baiknya. Contohnya saja teman satu sekolah saya. Sekolah saya merupakah sebuah sekolah Katolik di Surabaya. Teman saya itu merupakan orang Kristen Protestan tetapi menghormati saya sebagai orang Katolik. Dia tidak pernah berkomentar apalagi menjelek jelekkan agama Katolik. Pada saat waktunya berdoa (pastinya secara Katolik karena sekolah saya berbasis Agama Katolik) dia tetap menggunakan Tanda Salib. Dia berkata untuk menhormati agama Katolik. Dia juga ikut berdoa Salam Maria pada waktu kita berdoa.
Dan itu semua membuat saya kagum dengan dia juga dengan Agama Kristen. Dengan begitu saya menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan dalam berdoa yang perlu saya khwatirkan. Dan karena itu juga saya memutuskan untuk menjadi orang Kristen Protestan.
Lalu selain itu yang membuat saya kagum yaitu dengan cara mereka memuji dan memuliakan Tuhan dengan penuh semangat dan penghayatan seperti Malaikat di Surga yang memuji Tuhan Yesus. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa banyak dari mereka (dan dari teman Kristen Protestan yang saya tahu, mereka semua sudah dibabtis dengan Babtisan Roh Kudus)yang sudah menerima Babtisan Roh Kudus yang membuat mereka mendapatkan karunia berbahasa roh. Tetapi yang saya bingungkan, mengapa banyak orang Katolik yang tidak menerima Babtisan Roh Kudus sebagai tanda Tuhan Yesus hadir di tengah – tengah umat Katolik sedangkan mereka yang Kristen Non Katolik menerimanya? Kita semua sudah tahu bahwa Gereja Katolik didirikan oleh Kristus sendiri, tetapi saya malah merasa bahwa Roh Kudus tidak hadir di Gereja Katolik. Banyak diantara orang Katolik yang saya rasa tidak mengikuti ajaran Katolik dengan benar. Bukan berarti saya menjelek-jelekkan agama Katolik sendiri. Saya hanya ingin berbagi cerita apa yang saya tahu.
Apakah nantinya dengan keputusan saya mengikuti Agama Kristen akan membuat saya berdosa berat kepada Tuhan walaupun yang disembah adalah Tuhan yang sama? Mohon penjelasannya.
Tuhan memberkati kita semua.
Surabaya,
Aldi
Salam, Aldi
Terima kasih atas tanggapannya. Syukurlah jika Aldi terus melakukan pencarian ajaran dan mendalami doa. Semoga Yesus menuntun Aldi pada kepenuhan cinta padaNya.
Sebetulnya, ini yang sering terjadi pada orang Katolik. Banyak orang Katolik yang terdorong untuk mencintai Kristus lebih dan lebih lagi, di mana hal ini adalah hal yang baik. Namun, mereka mengekspresikan dorongan ini dengan berpindah dari Gereja Katolik ke gereja Kristiani lainnya. Mungkin ini disebabkan kurangnya penghayatan akan ajaran Gereja, luka batin akibat beberapa oknum sesama Katolik yang menjadi sandungan, atau terinspirasi dari cara hidup saudara Kristiani lainnya (seperti yang Aldi dan saya alami). Sambil menghargai niat baik mereka, cukup disayangkan bahwa mereka tidak mempertimbangkan beberapa hal :
1. Jika kita mencintai Kristus, kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk menaati semua ajaran dan perintah-Nya. Ajaran dan perintah Kristus secara utuh dijaga oleh Gereja Katolik dari abad pertama Gereja didirikan Kristus hingga hari ini. Gereja Katolik mengakui bahwa ada sebagian kebenaran dan hal-hal baik di gereja Kristiani lainnya. Namun, ajaran Kristus yang lengkap berada dalam Gereja Katolik. Berpindah dari Gereja Katolik bisa jadi menyebabkan seseorang tidak melakukan semua perintah-Nya. Contohnya :
– Yesus meminta kita untuk menerima dan menghormati Bunda-Nya, Bunda Maria (Yoh 19:27), sedangkan sebagian besar Kristiani non-Katolik tidak menganggap Bunda Maria sebagai sosok Bunda.
– Atau ketika Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Tubuh dan Darah-Nya membawa kehidupan kekal (Yoh 6:54), hanya Katolik dan Ortodoks Timur yang benar-benar mengimani bahwa Ekaristi adalah Tubuh dan Darah Kristus, bukan sekedar simbol, kenangan, atau tanda.
– Atau juga ketika Yesus memerintahkan St. Petrus dan para Rasul mengajarkan seluruh ajaran-Nya pada dunia (Mat 28:19) di mana tugas St. Petrus dan para Rasul diteruskan oleh Paus dan Para Uskup, apakah ada Kristiani lain yang tetap taat pada para penerus Rasul ini?
Masih banyak ajaran lainnya yang setelah kita pelajari, ternyata memang dijaga oleh Gereja Katolik sedari dahulu hingga detik ini. Mencintai Yesus lebih dari sekedar apakah kita merasakanNya sewaktu ibadah, atau merasa tergugah oleh imam/pendeta tertentu. Mencintai Yesus terlihat dari seberapa taat kita melakukan ajaran dan perintah-Nya, sekalipun orang lain atau bahkan diri kita sendiri tidak mau/ enggan melakukannya.
2. Orang terinspirasi oleh gaya hidup orang Kristiani yang terlihat semangat dan menghayati iman. Ini hal yang Aldi alami dan pernah saya alami. Dahulu, saya juga merasa bahwa orang Protestan terlihat lebih mengimani dan taat akan ajaran agama mereka. Tapi, itu sebelum saya bertemu dengan orang Katolik yang tidak kalah baiknya, terutama Para Kudus.
Secara logika, kita pasti menemukan orang yang berperilaku baik dan mengamalkan ajaran agamanya dengan baik, entah itu Katolik atau Protestan, bahkan di luar ajaran Kristiani juga demikian. Sebaliknya, kita juga dapat menemukan orang yang tidak mencerminkan ajaran iman mereka, apapun agamanya. Dengan demikian, perilaku seseorang tidak menjadi dasar bahwa suatu agama adalah yang paling benar, walaupun memang mereka dapat memberikan inspirasi.
Syukur apabila Aldi memiliki teman yang menghormati ajaran agama Katolik. Karena, pada kenyataannya kita dapat menemukan beberapa oknum Kristiani yang menyerang ajaran agama Katolik. Ada juga oknum Kristiani lain yang menganggap orang di luar jemaat gereja mereka pasti masuk neraka. Padahal, mereka sesama Kristiani, sesama pengikut Yesus.
Namun, ajaran Katolik tidak pernah menuding bahwa orang di luar Katolik pasti masuk neraka. Jadi, jika Aldi tergugah oleh toleransi beragama teman Aldi, ketahuilah bahwa Gereja Katolik juga mengajarkan demikian.
3. Manifestasi Karisma Roh Kudus seringkali membuat orang tercengang dan merasa bahwa itu adalah jaminan Allah hadir di suatu gereja tertentu. Gereja Katolik mengajarkan bahwa hanya ada satu Baptisan (lih. Ef 4:5). Melalui Sakramen Baptis, seseorang telah menerima Roh Kudus, sebab ia menerima, “permandian kelahiran kembali dan pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus” (Tit 3:5). Pembaptisan menandakan dan melaksanakan kelahiran dari air dan dari Roh, yang dibutuhkan setiap orang untuk “dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Yoh 3: 5). (Katekismus Gereja Katolik/KGK 1215).
Melalui Sakramen Krisma, Roh Kudus kembali dicurahkan untuk menyempurnakan rahmat Baptisan (KGK 1288) dan menyampaikan karunia-karunia Roh Kudus untuk menguatkan dan mendewasakan iman. Maka Iman Katolik juga mengakui bahwa ada karunia-karunia karisma-karisma Roh Kudus serupa dengan yang Aldi jumpai, seperti bahasa Roh, nubuat, penyembuhan, dan lain-lain (Lumen Gentium 12; KGK 798). Namun karunia-karunia karismatik Roh Kudus itu sifatnya adalah melengkapi untuk membangun Gereja. Maka yang lebih utama adalah ketujuh karunia Roh Kudus yang menguduskan pribadi yang menerimanya. Ketujuh karunia itu diberikan pada saat Pembaptisan, yaitu yang disebutkan dalam Yes 11:2-3: kebijaksanaan, pengertian, nasihat, keperkasaan, kesalehan, pengenalan, takut akan Tuhan, dan yang akan dikuatkan kembali pada Sakraman Penguatan. Selanjutnya, tentang ketujuh karunia Roh Kudus ini, silakan klik di sini.
Lalu, mengapa seolah karunia-karunia karismatik tersebut tidak tampak dalam Gereja Katolik? Mengapa orang Katolik tidak berbahasa Roh atau terlihat tidak menerima Baptisan Roh Kudus? Karena iman pada Kristus tidak bergantung dan tidak dipengaruhi oleh manifestasi karunia karismatik Roh Kudus. Beragam karunia tersebut memang berguna bagi Gereja, namun bukan yang utama. St. Paulus sendiri mengajarkan bahwa karunia yang terutama bukanlah karunia karismatis yang “dramatis” demikian, melainkan iman, harapan, dan kasih. Yang paling utama adalah kasih (1 Kor 13:1-13).
Oleh sebab itu, tidak perlu bingung bila Roh Kudus tidak memberikan karunia karismatik pada Aldi atau orang Katolik yang Aldi kenal. Walaupun sebenarnya karunia-karunia karismatik itu juga ada dalam Gereja Katolik, Roh Kudus membagikan karunia sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Maka mari kita syukuri adanya karunia-karunia itu, namun janganlah terlalu mengagung-agungkan karunia karismatik seperti itu, sebab jika demikian kita dapat terjatuh dalam dosa kesombongan, seperti aliran sesat Montanus di abad pertama Gereja berdiri (Montanus dapat berbahasa Roh sehingga merasa Allah berbicara melalui dia dan perkataannya paling benar dibandingkan orang lain).
Tetapi, katakanlah Aldi menganggap karunia karismatik seperti itu adalah bentuk pujian yang luar biasa kepada Allah. Aldi dapat menemukan orang-orang dalam Gereja Katolik yang memuliakan Allah dengan semangat dan penghayatan yang sangat luar biasa. Kenapa luar biasa? Karena orang-orang ini tidak hanya ingin merasakan kemuliaan hadirat Allah, namun bahkan meminta diri mereka turut mengambil bagian dalam penderitaan Kristus. Dua contoh berikut adalah St. Pio dan Bt. Teresa, orang kudus yang hidupnya cukup dekat dengan zaman modern kita.
– Kita lihat Beata Teresa dari Kalkuta. Bila Aldi pernah membaca surat-surat rahasia beliau yang dirangkum dalam buku “Come, Be My Light”, Aldi dapat melihat betapa Yesus membiarkan suaraNya terdengar oleh Ibu Teresa, betapa Yesus mencintai Ibu Teresa, dan itu semua dibalas beliau dengan memberikan hidupnya secara penuh. Beliau bertekad untuk tidak menolak permintaan Yesus, sekecil apapun permintaan itu. Kita juga melihat beliau rela menderita demi melakukan kehendak Kristus, sekalipun ia dipandang rendah atau diolok-olok oleh banyak orang di awal perjuangannya. Beliau mengikuti misa setiap hari, melakukan adorasi, mendaraskan rosario, dan melakukan renungan. Beliau juga masih menolong orang-orang miskin yang tertindas sehingga beliau rela hanya punya sedikit waktu tidur. Ini lebih dari sekedar terlihat bersemangat dan menghayati dalam doa atau ibadah. Hidup Bunda Teresa adalah doa beliau, dan doa menjadi sumber hidupnya.
– Kita melihat pula St. Pio. Betapa beliau membaktikan hidupnya untuk menderita bersama Kristus melalui stigmata yang beliau terima. Stigmata, atau bekas luka penyaliban Yesus, beliau terima secara mukjizat dan menghilang secara mukjizat pula ketika beliau meninggal dunia. Beliau menyembunyikan luka tersebut dengan balutan kain atau pakaian karena merasa sebagai manusia berdosa sehingga tidak layak. Oleh sebab itu, beliau memohon pada Yesus agar stigmata tersebut tidak terlihat. Namun, beliau memohon agar penderitaan dan sakit luka tersebut tetap ia rasakan agar ia merasakan penderitaan bersama Yesus. Beliau merasa bahagia ketika menderita, karena ia berasa seolah jantungnya berdetak bersama Jantung Yesus :
“O what precious moments these are. It is a happiness that the Lord gives me to relish almost always in moments of affliction. At these moments, more than ever, when the whole world troubles and weighs on me, I desire nothing other than to love and to suffer. Yes my father, even in the midst of so much suffering I am happy because it seems as if my heart is beating with Jesus’ heart.”
Dalam persatuannya dengan penderitaan Kristus ini, St. Pio melayani umat yang datang kepadanya, entah minta didoakan atau menerima sakramen-sakramen, dan melalui dia, banyak mukjizat dan rahmat Allah tercurah bagi mereka. Perlu diketahui bahwa karunia stigmata adalah karunia yang diberikan Yesus mayoritas kepada orang-orang kudus dalam Gereja Katolik, terutama mereka yang menyatukan hidup mereka dengan penderitaan Yesus. Kasih mereka yang besar kepada Kristus mendorong mereka untuk turut menderita bersama Kristus demi mendoakan bagi pertobatan dunia. Ini mirip dengan perumpamaan, jika mama atau papa kita sakit keras dan menderita, tidakkah kita pernah merasa ingin menanggung sedikit penderitaan mereka supaya penderitaan mereka sedikit berkurang? Orang-orang yang berani berbagi penderitaan Kristus adalah orang yang mencintai Yesus lebih dari apapun. Bagi saya pribadi, contoh terbaik untuk hal ini saya temukan dalam diri Santo-santa. Hidup mereka, yang dimampukan oleh Kristus dalam Ekaristi, adalah contoh yang lebih menggugah daripada sekedar ibadah yang terlihat meriah.
Pada akhirnya, mencintai Kristus lebih dari sekedar apakah kita merasa terharu di gereja ini atau di gereja itu. Mencintai Kristus lebih dari sekedar melihat perilaku umat Kristiani ini atau umat Kristiani itu. Mencintai Kristus berarti berani melakukan semua yang Ia perintahkan tanpa kecuali, termasuk menerima Tubuh dan Darah-Nya (Mrk 14:22), menghormati Bunda-Nya, dan taat kepada gembala yang ditunjukNya untuk menggembalakan Gereja-Nya (Yoh 21:16-17).
Kehadiran Roh Kudus tidak ditentukan oleh karunia karismatik yang tampak oleh mata. Gereja-Nya yang tetap berdiri selama ribuan tahun tanpa terpecah adalah bukti bahwa Roh Kudus, Sang Roh Pemersatu, tetap bekerja dalam Gereja. Berbahagialah kita yang percaya sekalipun tidak melihatNya (Yoh 20:29). Fakta bahwa ada orang-orang Katolik yang tidak melaksanakan ajaran iman Katolik bukan bukti bahwa ajaran Katolik salah atau kurang hidup. Sebab kenyataannya, banyak orang Katolik yang melaksanakan iman mereka dengan luar biasa, namun dengan rendah hati sehingga tidak terlihat oleh mata kita. Silahkan ikuti misa harian jam 6 pagi dan saksikanlah sendiri orang-orang yang dengan sepenuh hati setia menemui Yesus sekalipun masih pagi buta. Semoga mereka yang mengikuti Misa pagi tersebut dapat bekerjasama dengan rahmat Allah yang mereka terima dalam Ekaristi, sehingga dapat menjadi saksi-saksi yang hidup bagi kemuliaan Tuhan.
Apapun pilihan kita, kita bebas memilih dan Kristus menghormati kehendak bebas kita. Tapi, bila kita mencintai Kristus, kita tahu bahwa Ia ingin agar Gereja-Nya menjadi satu, seperti Yesus dan Bapa adalah satu (Yoh 17:11). Sedari awal, hanya satu Gereja yang Ia dirikan sendiri, yaitu Gereja yang ia dirikan di atas Petrus (Mat 16:18). Mari, Aldi, kita terus berdoa supaya Aldi dapat melihat dengan jelas apa yang Kristus inginkan dan ajarkan, sehingga apa yang Aldi putuskan bukan hanya sekedar perasaan atau keinginan Aldi. Semoga Yesus mengikat kita dengan cinta kasih-Nya yang mempersatukan dengan Gereja yang Ia dirikan sendiri.
Pacem,
Ioannes
Shalowm Aldi,
sy Katolik dr kecil jg, usia sy 38 th, sdh banyak Ekaristi sy lalui, namun hanya Ekaristi saat komuni pertama yg paling berkesan, sy msh ingat pakaian yg sy pakai, siapa saja teman2 yg masuk berbaris bersama-sama ke dalam gereja, sy ingat lagu-lagunya dsb. Sungguh hari yg paling indah & membahagiakan.
Ibadah dapat dilakukan dimana saja Aldi suka, toh Alkitab mengatakan “di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (lih. Mat 18:15-20)
Jadi menurut saya “sah-sah” saja jika Aldi mengikuti kebaktian di gereja lain, drpd hanya melihat dr Youtube (yg tentunya diunggah sesuai keperluan).
Aldi adalah seorang Katolik, utk pindah menjadi Protestan sebaiknya berkonsultasi kepada Romo, krn ada aturan2nya. Jangan sampai menjadi murtad.
Memuliakan Tuhan bukan hanya dapat dilakukan melalui kegiatan di gereja. Tdk harus beragama tertentu br dapat memuliakan Tuhan. Aldi dapat memuliakan Tuhan selama kamu hidup, dalam setiap nafasmu dapat memuliakan Allah.
Berdoalah, sy doakan juga!
[dari katolisitas: Kita memilih ibadah bukan sesuai dengan keinginan kita namun sesuai dengan perintah Kristus. Ibadah apa yang dimau oleh Kristus? Perjamuan Suci atau Ekaristi. Kita ke Gereja bukan hanya ke semua gereja, namun ke Gereja yang didirikan oleh Kristus. Silakan membaca link ini – silakan klik]
Untuk Tim Katolisitas.
Terimakasih atas peneguhannya. Tuhan memberkati Bapak dan Ibu semua.
Saya memutuskan ingin tetap mempertahankan iman Katolik saya dan tidak akan melepaskan begitu saja iman Katolik saya karena kesenangan saya sendiri (meskipun saya tidak pernah memikirkan itu).
Tapi, apakah tidak diperbolehkan untuk mengikuti kebaktian di agama Kristen Protestan?
Misalnya pada hari Sabtu saya pergi ke kebaktian dan pada hari Minggu saya tetap mengikuti misa.
Dengan begitu, saya mendapat peneguhan dari agama Katolik maupun dari agama Kristen Protestan.
Sejujurnya, di dalam hati saya yang paling dalam saya setuju dengan apa yang telah diungkapkan oleh Bapak Oktavianus bahwa kita dapat berdoa dimana saja karena Tuhan berada dimana saja.
Shalom Aldi,
Jika saya boleh menyarankan, adalah lebih baik bagi pertumbuhan imanmu, kalau Aldi memusatkan perhatian untuk semakin memperdalam pemahaman akan ajaran iman Katolik dan berakar dalam iman Katolik. Maksudnya adalah agar Aldi tidak lekas bingung atau terpengaruh dengan begitu banyaknya pandangan yang tidak sepenuhnya sesuai dengan ajaran iman kita.
Mengikuti kebaktian yang diadakan oleh gereja non-Katolik, nampaknya tidak masalah, namun dapat menjadi masalah, jika Aldi belum dengan sungguh memahami ajaran iman Katolik. Sebab maksud Aldi untuk mendapat peneguhan dari Gereja Katolik dan non-Katolik, belum tentu tercapai, jika Aldi datang mengikuti kebaktian di gereja-gereja yang tidak mengajarkan ajaran iman Katolik. Saya sendiri pernah mengalaminya, dan salah satu contoh pengalaman saya, pernah saya tuliskan di sini, silakan klik.
Maka saya mengajak Aldi untuk merenungkan, apakah alasannya sehingga Aldi ingin mengikuti ibadah di luar Gereja Katolik? Apakah karena komunitasnya, lagu-lagunya, atau suasananya? Apakah Aldi sudah pernah mengikuti persekutuan doa di Gereja Katolik sendiri? Silakan Aldi mengikutinya terlebih dahulu, sebab siapa tahu Aldi dapat menemukan apa yang telah lama Aldi cari di sana.
Memang Tuhan ada di mana saja, dan karena itu kita dapat berdoa di mana saja. Tetapi Tuhan Yesus telah menyatakan cara yang dikehendaki-Nya, agar kita mengenangkan Dia, yaitu dengan merayakan Ekaristi. Maka oleh ketaatan kita kepada-Nya, mari kita lakukan ini dengan sepenuh hati, dalam kesatuan dengan Gereja-Nya, yaitu Gereja Katolik. Jika orang belum sampai mengenal Gereja-Nya, maka dipahami kalau ia tidak mengalami kerinduan terhadap Ekaristi. Tetapi bagi kita yang sudah dibaptis Katolik, sudah seharusnya kita merindukan persatuan dengan Kristus dalam Ekaristi, sebagaimana dikehendaki oleh-Nya. Kalau kita belum dapat mengalaminya dan merindukannya, mari memohon kepada Tuhan Yesus agar kita dapat mengalaminya. Sebab jika kita sudah mengalaminya, maka ini akan mengarahkan kita dalam pertumbuhan iman kita, dan kita akan dapat memutuskan dengan bijaksana, tentang pertemuan ibadah manakah yang akan kita ikuti, demi membangun iman yang Tuhan telah tanamkan di hati kita, dalam kesatuan dengan Gereja-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org.
Halo Aldi,
Semoga kamu masih follow up ya. Saya ingin ikut berbagi cerita dari perspektif lain mengenai Protestan Vs. Katolik.
1. Dulu saya juga pernah datang kebaktian di salah satu gereja protestan. Gerejanya ada dalam mal, ada bandnya, banyak anak mudanya. Seru sekali. Abis kebaktian bisa main di mal, nonton bioskop, tentunya pakai AC. Kalau Paroki saya kan masih butut cuma pakai kipas angin. Begitu masuk ke dalam gereja protestan itu, disambut kayak raja, dikasih barang gratisan ini itu termasuk kaset rekaman pendetanya. Singkat kata sama seperti yang kamu bilang pujian mereka luar biasa, jingkrak – jingkrak segala, kayak ga ada capenya, mungkin baterenya pake Duracell. Seingat saya kebaktiannya tidak hari Minggu, karena hari Minggu masih dipaksa ortu ikut Misa yang membosankan dan berpanas – panasan ria. Saya waktu itu kelas 3 SMP jadi ya sama seperti kamu umur 14 tahun. Saya pun bimbang persis seperti kamu, bedanya saya tidak beritahu orang tua saya. Saya juga tidak berdoa seperti kamu, saya pokoknya mau cari fun saja dan yang pasti cari yang paket komplit. Tiba – tiba saja saya mendapat undangan persekutuan doa Mudika di wilayah saya. Dan wuedaann, mereka jingkrak – jingkrak juga ada pengajaran pula, ada kesaksian juga, yang ga ketinggalan ada makanan minuman gratis di akhir acara. Mantaps. Saya sampe nanya orang di sebelah saya, “ini acara Katolik atau Protestan, koq asik gini?” Setelah gabung dengan Mudika, saya tidak pergi ke kebaktian Protestan lagi. Buat apa? Saya dapat tempat penyaluran buat jingkrak – jingkrak koq dan saya juga dapat Tubuh Kristus yang di gereja lain tidak ada. Paket komplit! Tap mantap.
2. Tak perlu lama, saya terlibat aktif di Mudika wilayah..yang awalnya penggembira saya pun ikut melayani jadi apa saja. Seksi Perlengkapan yang datang paling awal dan pulang paling akhir. Seksi antar – jemput, karena banyak anak – anak yang males2an jadi saya jemput bola. Jadi singer kalau tidak ada yang bersedia, herannya banyak yang protes katanya suara saya cempreng tetapi disuruh gantiin saya tidak mau, cuek saja. Jadi worship Leader, saya ga ngerti juga kenapa bisa dipilih. Harus dicatat, walaupun jingkrak – jingkrak Mudika saya tidak beraliran karismatik jadi jarang sekali yang namanya berbahasa roh. Hanya sesekali saja kalau kita undang pembicara kemudian dia mengajak berbahasa roh. Dari situ, saya berpikir wah cool sekali ini bisa bla bleh bleh bla bleh bleh sahut – sahutan. Saya tanya kiri kanan, dapat dimana sih itu? Latihannya gimana seh? Bisa beli ga? Konsensus mengatakan biasanya dapat di Seminar Hidup (Baru) Dalam Roh. Jadilah saya ikut acara itu, saya membulatkan tekad saya harus dapat Bahasa Roh kalau ngga saya rugi waktu dan uang..hehehe..Saat yang ditunggu-tunggu tiba, sesi Pencurahan Roh..semua orang mulai bernyanyi lalu teriak – teriak, lalu ada yang kejang – kejang, dan saya pun ikut bla bleh bla bleh…Yes, I GOT IT..di sesi sebelumnya dikatakan kalau bahasa Roh bisa dikontrol, kalau kerasukan tidak bisa..Jadi saya coba tes ini Roh Kudus atau roh kuda…coba stop…bisa…walaupun kayaknya alirannya begitu dhasyat jadi langsung bla bleh bleh lagi…Senang bukan main…saya bersyukur Roh Kudus masih mau tinggal dalam diri saya…saya senang kalau ada puji – pujian kemudian berbahasa roh saya bisa ikutan…Sampai suatu saat, ketika saya sedang iseng baca – baca mengenai karunia bahasa roh di 1 Korintus 14. Intinya bisa bahasa roh itu baik tapi lebih baik lagi kalau bisa bernubuat. Yang mencengangkan ada di ayat 22,”Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang TIDAK beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman.” Wow!! Seberapa banyak orang yang sadar akan adanya ayat ini. Koq mereka bisa begitu bangga dengan bahasa roh lalu seperti yang dikatakan Mas Ioannes, Montanus menjadi sesat. Banyak orang Protestan dan Katolik bersikap seperti Montanus ini sehingga mereka tidak mau taat. Bandingkan dengan St. Pio yang disebut Mas Ioannes yang banyak bernubuat bahkan tahu kapan dia akan mati.
3. Aldi mengatakan bahwa Roh Kudus tidak hadir dalam Gereja Katolik. Harus diingat hari lahirnya Gereja itu saat Pentakosta, di mana Roh Kudus dicurahkan atas para rasul. Dengan kuasa Roh Kudus pula mereka mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Kuasa ini diturunkan secara turun temurun tanpa terputus sampai ke Paus, Uskup, dan para imam sekarang ini melalui penumpangan tangan saat tahbisan. Setiap kali doa Syukur Agung, dikatakan,”Dalam nama Dia yang adalah Tuhan, kami mohon kuduskanlah persembahan ini dengan daya RohMu agar bagi kami menjadi Tubuh dan Darah PuteraMu terkasih Tuhan kami, YESUS KRISTUS.” Jadi setiap kali ada Ekaristi, Roh Kudus ada. Masih berani bilang Roh Kudus tidak ada di Gereja Katolik? Cerita yang terkenal adalah tentang seorang imam baru di Lanciano yang tidak yakin dirinya hanya karena tahbisan bisa sungguh mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Saat membacakan doa Konsekrasi Hosti yang dipegangnya berubah menjadi daging dan anggur berubah menjadi darah. Keduanya telah diuji coba secara laboratorium dan daging itu dinyatakan sebagai otot jantung dan darahnya bergolongan AB. Golongan darah yang sama seperti yang ditemukan di Kain Kafan Turin. Mau baca lebih banyak tentang mukjizat serupa, beli buku ini http://obormedia.com/content/mukjizat-ekaristi
4. Sedikit lebih ekstrem, kita mungkin tidak dapat membedakan hosti yang sudah dan belum dikonsekrasi. Tapi penatua gereja setan bisa. Mereka sangat senang bila bisa mendapatkan hosti yang sudah dikonsekrasi untuk kemudian mereka permainkan.(Peringatan: Jangan mencoba membuktikan, karena kamu akan jadi seperti Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus. Dosamu berat sekali.) Karena itu kita diajarkan untuk langsung makan hosti yang kita terima saat komuni. Saya bukan mau menakut-nakuti. Tapi kita harus ingat bahwa kaum Farisi dan imam Yahudi yang merasa diri suci saja tidak bisa mengenali siapa itu Yesus, tetapi setan bisa. Luk 8:28 “……Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Aku memohon kepada-Mu, supaya Engkau jangan menyiksa aku.” Akhir kata, kamu boleh tantang pendeta – pendeta Protestan itu, sanggup tidak mereka mengubah roti dan anggur jadi Tubuh dan Darah Kristus. Paling pol cuma sampai jadi Simbol atau Perlambang Tubuh dan Darah Kristus.
AMDG,
Edwin ST
Shalom Edwin..,
Tuhan m’berkati anda
Kesaksian yg sngat baik. & dpt sya rasa’n iman yg tinggi skali dlm dri saudara…
Membaca tulisan saudara sya smpat ktawa t’bhak2 – roh kudus @ roh kuda..? Hahahahaha..!
Shalom Aldy
Puji Tuhan Aldi mau menanyakan hal ini, sedikit saran dari saya, ke gereja itu tujuannya utk mencari Tuhan (walaupun Tuhan bisa hadir dimana saja jika Dia berkenan), jadi bukan utk mencari kesenangan sendiri. Nanti setelah Aldi bisa mengerti apa itu Ekaristi dan bisa menghayatinya, percayalah! bahwa komuni itu akan sangat Aldi rindukan utk bisa diterima setiap hari dan tidak akan ada tempat lain lagi yg bisa menggantikan hal itu. Jika aldi memang menyukai hal2 yg sifatnya hingar atau lainnya, aldi bisa ikut dikegiatan mudika katolik dan bisa menyalurkan hobi tersebut, banyak ladang yg telah Tuhan siapkan. Janganlah krn kesenangan pribadi, Aldy meninggalkan misa Ekaristi yg sangat penting. Percayalah, rahmat Tuhan sdh turun dlm diri Aldi dan sekarang berdoalah minta Roh Kudus menuntun diri Aldi agar rahmat itu bisa bekerja dgn baik di hati Aldi. Saya disini akan bantu dgn doa.
Salam dalam Kasih Kristus,
Yindri
Penerbitan Buku ” Mengapa Berpindah dari Gereja Katolik ke Gereja Lain?”
Pak Stef paling tahu dan bisa menjawab apakah benar bahwa frekuensi diskusi topik ini secara statistik paling tinggi di antara diskusi topik lainnya sejak didirikannya Website Katolisitas ini?
Bagi pembaca pada umumnya, apalagi yang sudah berumur, membaca tulisan sangat panjang di layar komputer, sangat melelahkan.
Apakah dimungkinan diskusi topik ini dijadikan buku?
Tolong hitung anggarannya dan para pembaca / pencinta Website ini kiranya ikhlas membantu pembiayaannya, apalagi dalam masa Pra Paskah ini.
[dari katolisitas: Memang topik ini diakses cukup banyak dan banyak juga yang memberikan komentar. Kami dalam proses editing untuk menjadikan topik ini sebagai buku cetak. Mohon kesabarannya.]
Shalom, selamat pagi..
Saya mau menanyakan soal ibadah khusus kaum muda Katolik yang diadakan tiap minggu, apakah ada? Karena saya prihatin sekali melihat teman2 saya yang begitu gampangnya mendapatkan pasangan yang non Katolik, maupun non Kristen, namun begitu susahnya mendapat kawanan yang seiman, sehingga ikatan persaudaraan dalam Kristus tidak se’kuat’ saudara2 kita yang Protestant.
Terimakasih
Salam Prissa,
Terimakasih kepedulian Anda. Sebenarnya hal ini menjadi problem semua agama di mana penganutnya minoritas dalam suatu wilayah. Bahkan penganut Protestan masih terbagi lagi dalam banyak aliran di mana tiap aliran punya gerejanya dan ibadahnya sendiri-sendiri berdasar suku, minat, ataupun aliran teologi tertentu.
Misa untuk OMK selalu ada namun jadwal di tiap paroki berbeda-beda. Namun untuk lebih intensif bertemu, ada pula acara khusus untuk OMK. Karena itu kontaklah dan doronglah pastor paroki serta teman-teman yang peduli untuk membuat acara bersama OMK.
Salam
RD. Yohanes Dwi Harsanto
Salom katolisitas. Saya mengikuti diskusi anda dengan Sherly. Saya awam terhadap pengetahuan tentang Alkitab. Oleh sebab itu apa bila diperkenankan saya akan memberikan komentar dari aspek logika orang berdiskusi. Seandainya boleh dianalogikan dengan debat pilpres atau pilkada skornya 10 : 0 buat katolisitas. Apa alasannya? Sherly tidak memberikan jawaban atas pertanyaan katolisitas. Bahkan cenderung mengulang-ulang pertanyaan sehingga membosankan. Ke dua dibalik diskusi ini ada pesan yang tersembunyi. Artinya diskusi ini tidak didorong oleh tujuan untuk mendapatkan ilmu tapi untuk tujuan yang tidak jelas. Kesimpulannya sdr Sherly tidak dapat diajak diskusi.
[dari katolisitas: Dalam berdiskusi bukan menang kalah yang menjadi utama, namun bersama-sama mencari kebenaran. Dalam semangat inilah sebenarnya diskusi dapat menjadi dialog yang sehat dan membangun.]
Pro Pak Paulus Sutikno Panuwun, dari pengamatan saya selama ini bagi rang dewasa, yang banyak ada tiga penyebab orang pindah agama yaitu WANITA, HARTA DAN TAHTA.
[Dari Katolisitas: Apa yang nampak dari luar belum tentu sama dengan yang sesungguhnya terjadi di dalam batin. Tentang hal kedalaman batin, hanya Tuhan yang mengetahuinya dengan pasti, dan karena itu sesungguhnya bukan bagian kita untuk mengira-ngira. Namun adalah bagian kita untuk semakin mengenal dan melaksanakan ajaran iman kita, sehingga kita tidak mudah goyah.]
Salam dalam kasih Kristus
Saya adalah pengikut gereja Katolik, dan jujur setiap x mendengar perdebatan antara gereja Kristen Katolik dan Non Katolik saya merasa sedih, saya tumbuh dikeluarga Katolik yang baik. Sekedar sharing dan bukan untuk menjatuhkan : setelah saya dewasa dan akan menikah dengan istri saya yang dari Gereja non Katolik, saya sempat mengalami pengalaman kurang menyenangkan dari saudara2 Gereja tersebut, namun saya yakin bahwa rencana Tuhanlah sehingga saya memiliki pengalaman ini,sehingga lewat pengalaman ini Tuhan mengajarkan pada saya untuk semakin rendah hati, saya ingat sekali wkt saya sedang kecewa atas sikap saudara-saudara Kristen non Gereja Katolik, waktu itu saya menemui pastor dan dy justru meminta saya untuk melepaskan perasaan kecewa saya dengan memberikan pengampunan, hal ini justru memberikan penyadaran untuk saya bahwa walupun diluar sana bnyk Gereja Kristen non Katolik yang mengkritik dan mempertanyakan ajaran Katolik, justru waktu itu lewat gereja Katolik lah sy diingat akan ajaran Kristus yang paling besar yaitu kasih dan kerendahan hati. Gereja Katolik menurut saya adalah gereja yang luar biasa, kita memang memiliki tradisi yang tidak dapat dengan mudah dimengerti namun saya yakin tidak ada tradisi itu yang menentang perintah Tuhan karena lewat gereja ini saya merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup saya sehingga bila ajaran gereja Katolik sesat apakah Tuhan tetap mau hadir didalamnnya???
Kristen adalah mengenai Kasih, kerendahan hati, saling mengampuni, pengharapan,dan saling melayani, maka saya sangat berharap agar ajaran Tuhan ini tidak dipakai untuk saling menjatuhkan karena bila hal itu terjadi maka pertanyaannya adalah apakah itu yang menjadi kehendak Tuhan???
terima kasih
Shalom Alfan,
Terima kasih atas sharing Anda. Anda benar bahwa memang ajaran Kristiani yang utama adalah ajaran cinta kasih, dan karena itu harus selalu tercermin di dalam setiap pembicaraan dan tingkah laku kita sebagai umat beriman.
Kami di Katolisitas juga berusaha untuk menerapkan kasih di dalam setiap diskusi ataupun dialog di situs ini. Namun di samping itu, kami juga mempunyai komitmen untuk menyampaikan apa yang menjadi pengajaran resmi Magisterium Gereja Katolik, pertama-tama untuk umat Katolik sendiri, dan baru kemudian kepada umat yang lain, yang ingin mengetahui tentang ajaran iman Katolik. Kami menyadari bahwa apa yang kami sampaikan di sini belum tentu dapat diterima oleh setiap pembaca di situs ini, namun yang terpenting adalah, bahwa kami menyampaikan apa yang menjadi ajaran Gereja Katolik, dan perihal tanggapan terhadap ajaran ini, kami serahkan kepada setiap pembaca masing-masing untuk merenungkannya.
Jika Anda melihat bahwa kami kurang menerapkan kasih itu, silakan Anda tunjukkan saja di mana persisnya, nanti akan kami lihat kembali tanggapan kami itu, dan jika memang kurang tepat penyampaiannya, akan kami revisi. Namun jika itu menyangkut ajaran yang memang sudah demikian dinyatakan sebagai pengajaran Magisterium Gereja, maka kami tidak dapat mengubahnya, karena bukan kewenangan kami.
Sedangkan tentang kehadiran Kristus dalam Gereja Katolik itu sudah nyata baik melalui mukjizat-mukjizat yang terjadi sepanjang sejarah Gereja, maupun tentang keberadaannya sendiri selama sekitar 2000 tahun. Jika Tuhan tidak sungguh hadir di dalamnya, maka sudah sejak lama Gereja Katolik bubar. Tetapi fakta bahwa Gereja Katolik tetap berdiri dengan ajaran yang sama sepanjang 2000 tahun itu sendiri menjadi bukti dan saksi yang hidup tentang penyertaan Tuhan atas Gereja-Nya sebagaimana dijanjikan oleh Kristus sendiri (Mat 16:18-19; 28:19-20).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Meninggalkan Gereja Katolik Karena Nikah dengan Umat Kristen Nonkatolik / Non Kristen
Banyak anak muda katolik menemukan jodoh yang “beragama” di luar katolik. Pasangan katolik tersebut langsung2 saja meninggalkan gerejanya tanpa pamit lagi.
Tanpa bermaksud memvonis, karena kita harus menghargai kebebasan seseorang, muncul pertanyaan: apakah pasangan yang meninggalkan gereja katolik, dapat dianggap berdosa? Bukankah dia bebas mengikuti suara hatinya? Apalagi,di dalam gereja lain atau agama lain,pilihannya yang baru, tidak dikenal lagi konsep dosa karena berpindah gereja/agama.
Apa lagi relevansi dosa menurut gereja katolik bagi mereka yang memang sudah meninggalkan gereja katolik?
Shalom Herman Jay,
Memang adalah satu kenyataan bahwa ada sebagian umat Gereja Katolik yang kurang mengerti apa yang benar-benar diajarkan Gereja Katolik dan karena situasi yang mendesak, maka mereka dapat meninggalkan Gereja Katolik. Namun, saya percaya bahwa kalau seseorang benar-benar mengerti kebenaran yang diajarkan oleh Gereja Katolik, serta mendapatkan kepenuhan kebenaran di dalam Gereja Katolik dan menyadari bahwa Gereja Katolik adalah didirikan oleh Kristus sebagai sakramen keselamatan, maka seseorang tidak akan berpindah ke agama lain demi alasan apapun.
Pertanyaan pertama yang harus diajukan kepada orang yang berpindah dari Gereja Katolik ke gereja atau agama lain adalah alasannya: apakah untuk kepentingan pribadi atau benar-benar untuk mencari kebenaran. Apapun alasannya, sebelum berpindah, seseorang harus benar-benar mempelajari imannya, sehingga dia tahu konsekuensinya.
Ada alasan klasik yang diberikan seseorang ketika dia berpindah dari Gereja Katolik, yaitu mengikuti suara hati. Tentu saja, mengikuti suara hati yang benar adalah tindakan yang benar. Namun, di satu sisi kita harus mengerti bahwa suara hati bukanlah Tuhan dan suara hari dapat salah jika tidak dibentuk dengan sungguh-sungguh. Sebagai umat beriman, kita dituntut bukan mengikuti suara hati, namun mengikuti suara Tuhan. Dan dalam Gereja Katolik, suara Tuhan dapat terdengar dari Sabda Allah maupun Magisterium Gereja, dan tentu saja dapat melalui sesama kita (terutama pembimbing rohani yang mempunyai dasar teologi yang benar) maupun dalam doa. Dengan sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan dan mengesampingkan kepentingan pribadi, maka sesungguhnya tidak ada alasan apapun yang dapat membenarkan seseorang untuk mengingkari iman Katolik dan berpindah ke agama lain.
Bagi seseorang yang mengerti bahwa Gereja Katolik didirikan oleh Kristus dan diperlukan untuk keselamatan namun tidak mau masuk atau tetap tinggal di dalamnya, maka orang tersebut tidak dapat diselamatkan. Lumen Gentium (LG 14) menuliskannya sebagai berikut:
Namun, dapat saja terjadi, bahwa meskipun orang tersebut telah menjadi Katolik cukup lama, ada kemungkinan orang tersebut tidak benar-benar mengerti imannya dengan baik. Jadi, menjadi tugas bagi kita semua untuk benar-benar mempelajari iman kita dengan sungguh dan berusaha untuk mewartakan iman. Pewartaan ini harus kita mulai dari dalam dan pada saat yang bersamaan juga menjangkau banyak orang di luar Gereja Katolik, sehingga lebih banyak orang dapat sampai kepada kepenuhan kebenaran.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
dear katolisitas,
ini kisah nyata. saya mempunyai teman yang pindah dari agama Katolik ke islam. saya juga mempunyai saudara sepupu yang pindah dari katolik ke kristen nonkatolik (karena ikut suaminya). saya sangat ingin agar teman dan sepupu itu balik lagi ke Katolik.
bagaimanakah cara yang tepat agar mereka kembali?
atau dengan kata lain, pokok pokok iman apa yang harus saya sampaikan bila mereka (terutama yang saudara sepupu) mengatakan, “kan sama aja, saya kan percaya Yesus juga..”
salam
Shalom Yusup Sumarno,
Sejujurnya, tidak mudah menjawab pertanyaan Anda, sebab kita tidak tahu secara persis, apakah yang menjadi alasan utama teman dan saudara Anda itu sehingga mereka meninggalkan Gereja Katolik. Sebenarnya, ada beberapa topik diskusi yang sudah pernah ditanyakan di Katolisitas, sehubungan dengan topik yang Anda tanyakan. Mungkin ada baiknya Anda baca terlebih dahulu, agar tidak terjadi pengulangan dari apa yang sudah pernah dibahas:
Mengapa Berpindah dari Gereja Katolik?
Mengapa Kita Memilih Gereja Katolik
Menyikapi Teman yang Ingin Pindah dari Gereja Katolik
Apakah Perbedaan Teologi Katolik dan Teologi Kristen non-Katolik
Penjelasan tentang Deklarasi Dominus Iesus
Dominus Iesus
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Bu Ingrid,
Saya memahami kesulitan itu. saya akan baca dulu semua link yang Ibu maksudkan. banyak salam.
Katholik Percaya Yesus
Protestan Percaya Yesus
siapakah kita sehingga berani berdebat tentang Allah yg Kudus itu
( catatan : Jangan menjadi manusia celaka yg mengambil alih tugas ALLah )
kenapa kita saling serang? bukankah kita bekerja di ladang yang satu Tuan
[dari katolisitas: Tidak ada yang salah dengan mencari kebenaran. Selama perbedaan disampaikan secara baik dan lemah lembut, maka akan menjadi dialog yang membangun.]
[dari katolisitas: Tidak ada yang salah dengan mencari kebenaran. Selama perbedaan disampaikan secara baik dan lemah lembut, maka akan menjadi dialog yang membangun.]
==> itu akan lebih baik hati2 dengan itu ———–.iblis selalu mengintip <——
[dari katolisitas: Iblis senantiasa akan mengintip dalam segala kesempatan, termasuk juga ketika kita berdiam diri]
I Timotius 6
6:4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,
II Timotius 3
3:4 suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Amsal 25
25:6 Jangan berlagak di hadapan raja, atau berdiri di tempat para pembesar.
yang terpenting adalah Menyembah Allah didalam Nama Yesus,…. bukan mencerai-beraikan UmatNYA dengan salaing mendiskusikan hal-hal yang tidak membangun.
[dari katolisitas: Silakan membaca komentar-komentar dari pembaca non-Katolik. Yang kami coba paparkan dalam situs Katolik ini adalah memberikan pertanggungjawaban atas apa yang kami percaya. Kami tidak pernah memaksakan iman kami, namun kami ingin memberikan penjelasan tentang iman Katolik. Dialog yang memnbangun untuk mencari kebenaran adalah sesuatu yang baik.]
Shalom,
Mohon ya saudara Charles yg menggunakan Alkitab untuk menjadi rendah hati dan menunjukkan rasa hormat dalam website rasmi ini.
Sejujurnya Charles, website Katolisitas ini adalah sebuah website yang terbaik pernah saya telusuri kerana tim pengendali website ini adalah ahli ahli Teologia yang sudah mengorbankan pekerjaan mereka demi melayani Tuhan dalam gereja Katolik. Jika anda mempunyai persoalan atau keraguan tentang mengapa ada beza antara Protestant dan Katolik, silakan MEMBACA semua artikel yang ada terlebih dahulu tanpa memberikan pernyataan yang berbentuk fragments..(pernyataan yang tergantung gantung) supaya objektif anda menjadi jelas dalam menulis maupun menanggapi satu satu topik.
Maaf bicara, nilai dan kualitas website ini sungguh saya kagumi kerana telah banyak membantu saya yang dulunya Anglican, kemudian pindah ke Injili dan akhirnya ke Pantekosta menjadi matang dalam hal hal rohani. Jadi saya mohon, jangan gunakan website ini untuk meluah rasa amarah atau rasa sinis anda kerana kami sebagai umat Katolik sungguh ingin mengenal pusaka iman yang telah diberikan Tuhan Yesus kepada gereja-NYA dan bukan ingin bertujuan memprovokasi mana mana pihak sekalipun. Mungkin anda kurang jelas maksud dan objektif website ini namun saya berani katakan,website ini adalah bertujuan untuk kami ( orang Katolik dan untuk anda yang bukan Katolik ) untuk bertanya jika punya keraguan atau tidak jelas tentang Katolikisme. Namun sebelum bertanya, adalah lebih baik anda bisa meluangkan waktu dengan membaca begitu banyak artikel artikel yang sungguh berguna dan bermanfaat sebagai penambahan kepada pengetahuan anda menegenai Katolikisme. Ini supaya anda tidak bertanya soalan yang berulang ulang. Semoga diterima dengan berlapang dada.
Sekian salam hormat saya.
Linda M.
Kuala Lumpur
Salam, Charles
Syukur pada Allah, Ia berkenan memberikan anugerah iman pada Charles sehingga Charles boleh menjadi bagian dari umat Kristiani. Semoga Allah berkenan terus menumbuhkan iman Charles pada kepenuhan kebenaran Allah yang tidak berubah sedari awal Kristus mendirikan GerejaNya.
Saya setuju bahwa umat Katolik dan umat Kristiani lainnya bekerja sama untuk melaksanakan perintah Kristus. Akan tetapi, kita boleh mencoba merenungkan bahwa ketika kita benar-benar mencintai Kristus, kita akan berusaha memenuhi semua perintahNya sebaik mungkin. Permasalahan muncul ketika beberapa pihak yang mengajarkan perintah-perintah Kristus yang ternyata saling kontradiktif.
Kita perlu dengan rendah hati meminta tuntunan Roh Kudus dan memanfaatkan karunia akal budi sepenuhnya untuk mencari apa saja yang diperintahkan oleh Kristus. Tentunya, Kristus sama dahulu, sekarang, dan selamanya sehingga ajaranNya juga akan tetap sama hingga akhir nanti. Saya menemukan bukti-bukti bahwa memang Gereja Katolik menjaga ajaran-ajaran yang sama sedari awal Gereja Perdana terbentuk oleh Para Rasul. Saya mengundang anda pada pencarian kebenaran yang sama. Terlepas apapun yang anda temukan, saya hanya berharap setidaknya anda memahami bahwa Gereja Katolik tidak mengajarkan ajaran tanpa dasar yang jelas ataupun ajaran yang melenceng dariapa yang Kristus ajarkan.
Pacem,
Ioannes
itu benar,.. perlu kita ingat juga,… para Rasul mengajarkan Firman Allah dan yg terpenting memberitakan Kabar keselamatan yang datangnya dari Yesus,…. dari tulisan anda di atas tercermin bahwa anda ingin mengatakan bahwa Katholik lah yg Paling benar,…. tapi saya cuma mengingatkan bahwa Kristuslah yang Benar,…. baik Katholik maupun Kristen tidak ada apa-apanya,… ( Kalau Tidak ada Kristus) baik Katholik maupun Kristen sama-sama membritakan kabar keselamatan,…. yang tentunya karena campur Tangan Roh Kudus,….. bagaimana kita dapat mengatakan ajaran itu salah kalau Roh Kudus bekerja di dalamnya,….!!
Matius 28
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
itulah Pesan Tuhan Yesus,… Ia tidak meminta Mendirikan Ajaran Katholik atau Kristen kan ??
jadi :
mari kita berpegang tangan,…. bersatu dalam Do’a,…. saling mendukung dalam pelayanan Agar Kabar keselamatan itu, dan segala Bangsa di baptis dalam NamaNYA.
Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua.
Amin.
[dari katolisitas: Silakan membaca terlebih dahulu artikel ini – silakan klik]
itu adalah Dogma-dogma yang anda sampaikan menurut pemikiran anda saja,………. apakah pemikiran itu sama seperti yang dikehendaki Kristus,…………???
Kristen tidak didirikan Marthen Luther dll. tapi mereka mengarahkan para mengikutnya untuk seturut dengan Alkitab,…..
tentunya Katholik pun memiliki sudut pandang yang berbeda dengan Kristen,….
namun keduanya mempunyai Misi yg sama,… artinya bukan membuat sesuatu yang baru.
Kristen Tuhannya Yesus
Katholik Tuhannya Yesus
apanya yang beda ?
yang beda adalah Liturgi saja,…. Kitab pun sama.
lalu atas dasar apa kita memandang salah Kristen?
biarlah Kebenaran itu menjadi MilikNYA dan Ia akan menyatakan di hari yg ditentukanNYA.
=====> karena kalau boleh saya simpulkan dari perbincangan ini jangan menghakimi <——
Semoga Tuhan Mengampuni Kita,… Maaf Sebelum dan sedahnya.
Tuhan Yesus Memberkati
[dari katolisitas: Dari komentar anda kelihatannya anda belum sempat membaca link yang saya berikan. Dalam link tersebut – silakan klik, anda dapat memberikan argumentasi terhadap artikel tersebut. Dengan demikian, diskusi dapat berjalan dengan baik tanpa memberikan tuduhan yang terlalu cepat seperti “itu adalah Dogma-dogma yang anda sampaikan menurut pemikiran anda saja…” Mohon maaf, kalau anda tidak memberikan argumentasi apapun dan hanya memberikan tuduhan, kami tidak akan memasukkan komentar anda selanjutnya. Semoga dapat diterima. ]
Salam, Charles
Saya bersyukur karena melihat Charles begitu merindukan persatuan Gereja Kristus. Mari kita berdoa semoga persatuan Gereja dapat terwujud sambil merefleksikan hal-hal apa saja yang sesungguhnya yang diajarkan oleh Kristus.
Umat Katolik memang mempercayai bahwa Gereja Katolik adalah Gereja yang sama yang didirikan oleh Kristus diatas Para Rasul. Kami percaya bahwa Allah memegang janjiNya untuk selalu menyertai jemaatNya (ekklesia) ini, terutama dari kesesatan dan maut. Allah sendiri yang menunjuk Gereja menjadi tiang penopang kebenaran. (Mat 28.20; Mat 16.18; 1 Tim 3 :15). Oleh sebab itu, semua yang diajarkan Kristus dahulu dapat kita telusuri hingga hari ini melalui semua jejak ajaran sepanjang abad dalam Gereja Katolik tanpa ada kontradiksi.
Semua umat Kristiani yakin pasti bahwa Yesuslah kebenaran. Namun, secara konkret, kebenaran apa saja yang Yesus ajarkan untuk seluruh muridNya di segala zaman? Silahkan Charles memulai dengan mendalami apa yang Charles yakini. Saya percaya Tuhan akan menuntun kita pada kepenuhan kebenaran ketika kita mau membuka hati. Semoga Allah selalu beserta kita.
Pacem,
Ioannes
Shalom,
Charles, anda lupa sejarah. Yang memecahkan Kekristenan adalah Luther. Dialah antara yang bertanggungjawab mengoyakkan kesatuan iman rasuli. Jangan lupa itu.
Linda M.
Shalom Linda Maria dan Charles,
Nampaknya di zaman sekarang agar kita dapat sama- sama mengusahakan persatuan Gereja, kita tidak saling menyalahkan. Sikap Gereja Katolik sendiri sangat jelas dalam menyikapi hal ini, sebagaimana dituliskan di dalam Konsili Vatikan II Unitatis Redintegratio, sebagai berikut:
“3. Dalam satu dan satu-satunya Gereja Allah itu sejak awalmula telah timbul berbagai perpecahan (Lih. (1Kor 11:18-19; Gal 1:6-9; 1Yoh 2:18-19), yang oleh Rasul dikecam dengan tajam sebagai hal yang layak di hukum (Lih. (1Kor 1:11) dan selanjutnya; (1Kor 11:22). Dalam abad-abad sesudahnya timbullah pertentangan-pertentangan yang lebih luas lingkupnya, dan jemaat-jemaat yang cukup besar terpisahkan dari persekutuan sepenuhnya dengan Gereja Katolik, yang seringnya karena kesalahan orang- orang di kedua belah pihak. Tetapi mereka, yang sekarang lahir dan di besarkan dalam iman akan Kristus di jemaat-jemaat itu, tidak dapat dipersalahkan dan dianggap berdosa karena memisahkan diri. Gereja Katolik merangkul mereka dengan sikap bersaudara penuh hormat dan cinta kasih. Sebab mereka itu, yang beriman akan Kristus dan dibaptis secara sah, berada dalam suatu persekutuan dengan Gereja Katolik, meskipun persekutuan ini tidak sempurna. Perbedaan- perbedaan yang ada dalam derajat yang berbeda di antara mereka dan Gereja Katolik- baik perihal ajaran dan ada kalanya juga dalam tata-tertib, maupun mengenai tata-susunan Gereja, memang menciptakan banyak hambatan, kadang menjadi hambatan yang serius, terhadap persekutuan gerejawi yang penuh. Gerakan ekumenis bertujuan mengatasi hambatan-hambatan itu. Sungguhpun begitu, karena mereka dalam Baptis dibenarkan berdasarkan iman, mereka disaturagakan dalam Kristus. Oleh karena itu mereka memang dengan tepat menyandang nama Kristen, dan tepat pula oleh putera-puteri Gereja katolik diakui selaku saudara-saudari dalam Tuhan.
Kecuali itu, dari unsur-unsur atau nilai-nilai, yang keseluruhannya ikut berperanan dalam pembangunan serta kehidupan Gereja sendiri, beberapa bahkan banyak sekali yang sangat berharga, yang dapat ditemukan di luar kawasan Gereja katolik yang kelihatan: Sabda Allah dalam Kitab suci, kehidupan rahmat, iman, harapan dan cinta kasih, begitu pula kurnia-kurnia Roh kudus lainnya yang bersifat batiniah dan unsur-unsur lahiriah. Itu semua bersumber pada Kristus dan mengantar kepada-Nya, dan memang selayaknya termasuk gereja Kristus yang tunggal.
Tidak sedikit pula upacara-upacara agama kristen, yang diselenggarakan oleh saudara-saudari yang tercerai dari kita. Upacara-upacara itu dengan pelbagai cara dan menurut bermacam-ragam situasi masing-masing Gereja dan jemaat sudah jelas memang dapat menyalurkan hidup rahmat yang sesungguhnya, dan harus diakui dapat membuka pintu memasuki persekutuan keselamatan.
Oleh karena itu Gereja-Gereja dan Jemaat-Jemaat yang terpisah, walaupun menurut pandangan kita diwarnai oleh kekurangan-kekurangan, sama sekali bukannya tidak berarti atau bernilai dalam misteri keselamatan. Sebab Roh Kristus tidak menolak untuk menggunakan mereka sebagai upaya-upaya keselamatan, yang kekuatannya bersumber pada kepenuhan rahmat serta kebenaran sendiri, yang dipercayakan kepada Gereja katolik.
Akan tetapi saudara-saudari yang tercerai dari kita, baik secara perorangan maupun sebagai Jemaat dan Gereja, tidak menikmati kesatuan, yang oleh Yesus Kristus hendak dikurniakan kepada mereka semua, yang telah dilahirkan-Nya kembali dan dihidupkan-Nya untuk menjadi satu tubuh, bagi kehidupan yang serba baru, menurut kesaksian Kitab suci dan tradisi Gereja yang terhormat. Sebab hanya melalui Gereja Kristus yang katoliklah, yakni upaya umum untuk keselamatan, dapat dicapai seluruh kepenuhan upaya-upaya penyelamatan. Sebab kita percaya, bahwa hanya kepada Dewan Para Rasul yang diketuai oleh Petruslah Tuhan telah mempercayakan segala harta Perjanjian Baru, untuk membentuk satu Tubuh kristus di dunia. Dalam tubuh itu harus disaturagakan sepenuhnya siapa saja, yang dengan suatu cara telah termasuk umat Allah, Selama berziarah di dunia, umat itu, meskipun dalam para anggotanya tetap tidak terluputkan dari dosa, berkembang dalam Kristus, dan secara halus dibimbing oleh Allah, menurut rencana-Nya yang penuh rahasia, sampai akhirnya penuh kegembiraan meraih seluruh kepenuhan kemuliaan kekal di kota Yerusalem sorgawi.”
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Kenapa ada yang harus marah dan meradang pada saat kebenaran dibukakan? Bukankah Tuhan mengatakan:” …….Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi? Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.” (Matius 5:14-15) Kalau web site ini dipakai Tuhan untuk menerangi rumah itu (semua pengikut Kristus baik Katolik maupun Non-Katolik) apakah gerangan yang membuat banyak orang marah? Sebab kebenaran itu akan bersinar laksana lampu di dalam gulita..Kalau “terang” kebenaran itu menyentuh dasar dasar ruang iman kita yang tidak kita kenal sebelumnya, lantas apakah kita dengan rendah hati mengarahkan pintu ruang kita kepada terang itu? Meskipun terang itu menyilaukan mata anda (baca:menyakitkan), namun engkau secara pelan akan membiasakan dirimu kepada terang itu.
Saya sangat setuju dengan Stef, kalau kebenaran itu didiskusikan dengan kasih dan lemah lembut maka tidak ada yang salah. Justru dengan semakin keras penolakan yang disuarakan, membuat saya bertanya tanya: dari manakah itu berasal? pasti bukan dari Tuhan sendiri.
Dear all,
Saya salut dan berterima kasih atas kerja keras team katolisitas.org dalam menyampaikan kebenaran ajaran Gereja Katolik. Banyak hal yang dapat saya pelajari dari website ini. Tentunya harapan saya utk semakin banyak org yg tertarik membaca kekayaan iman, ajaran dan tradisi Gereja Katolik.
Dari berbagai diskusi dalam website ini, saya sangat sedih melihat begitu banyak perbedaan yg menjadi ‘batu sandungan’ bagi umat beriman. Bukankan seharusnya kita menjadi satu, seperti yang didoakan Yesus sendiri?
Bbrp ‘batu sandungan’ sebenarnya bukanlah ‘batu sandungan’ jika dengan rendah hati kita mengakui bahwa saya bukan yg paling benar. Saya masih perlu banyak belajar dan menimba ilmu dari org2/komunitas yg telah terbukti memiliki kekayaan iman sejak zaman Tuhan Yesus, yaitu kesaksian iman para rasul yg dilestarikan oleh Gereja Katolik.
Menurut saya (opini), ‘batu sandungan’ yg ada lebih banyak pada sisi manusianya, bukan pada dogma. Kenapa? Karena ketika dogma/ajaran Gereja Katolik yg menjadi keberatan dari pihak non-Katolik telah dijawab oleh pengasuh katolisitas.org, tetap saja pihak non-Katolik tdk puas dan menyerang dgn berbagai kata-kata cela, cerca dan berputar-putar sehingga terlihat dia benar. Saya dan bbrp pembaca pasti bisa dengan akal sehat membedakan cara org menyampaikan pendapat sesuai dgn iman, sesuai dgn keinginan pribadi, sesuai dgn ‘gengsi’ bahwa dialah yg benar, dll. Saya salut dgn ketaatan Bpk. Stefanus Tay yg bbrp kali mengatakan jika ada kata2 beliau yg ternyata tdk sesuai dgn Magisterium GK, maka beliau atas ketaatannya kepada Gereja Katolik akan merevisi kata-katanya. Sebaliknya, apakah org2 yg mempertanyakan ajaran Gereja Katolik dari sisi alkitabiah stlh mendapatkan jawaban yg alkitabiah dari Bpk. Stefanus Tay, akan mau merevisi (minimal) cara pandang mereka terhadap Gereja Katolik? Adakah kebesaran hati dan kerendahan hati yg cukup utk mengakui bahwa “Gereja Katolik ternyata alkitabiah juga ya”?
Jika org bisa mengakui bahwa “Gereja Katolik ternyata alkitabiah juga ya”, marilah kita pelajari dan gali, semua hal yg masih dipandang sebagai tdk alkitabiah, supaya jadi jelas apa benar2 Gereja Katolik 100% alkitabiah.
Jika Gereja Katolik 100% alkitabiah, maka tahap selanjutnya adalah mengimani apa yg telah dijalankan oleh Gereja Katolik. Kenapa demikian? Karena jika 100% alkitabiah maka tdk ada alasan utk menentang apa yg dikatakan Alkitab, dan logikanya tdk ada pertentangan lagi secara prinsip dgn sesuatu yg 100% alkitabiah.
Jika masalahnya adalah manusianya, oknum dalam Gereja Katolik, marilah kita menjadi terang dan garam bagi umat Katolik yang lain, supaya dilihat umat Katolik yang lain dan memuji Tuhan dalam Gereja Katolik. Bukankan biarpun hanya tinggal saya dan Bpk. Stef yg mengimani ajaran Gereja Katolik tdk akan merubah kebenaran ajarannya?
Jika masalahnya adalah bosan/kering/gak gaul/sepi/ngantuk dalam Perayaan Ekaristi, maka yg perlu berubah adalah saya bukan Perayaan Ekaristi. Ketaatan sayalah yg membuat saya perlu menerima Ekaristi sebisa/sesering mungkin. Jika saya suka berdoa hening dgn lagu2 yg tenang, datanglah Perayaan Ekaristi hari minggu DAN ikutlah komunitas Doa Taize. Jika saya suka memuji Tuhan dlm lagu, datanglah Perayaan Ekaristi hari minggu DAN ikutlah komunitas Tritunggal Mahakudus atau Persekutuan Doa Karismatik Katolik pada hari yg lain, boleh 1x seminggu, 3x seminggu, 6x seminggu, tapi tetap hari Minggu khusus utk Ekaristi. Jika saya suka berdevosi kepada Bunda Maria, datanglah Perayaan Ekaristi hari minggu DAN berdoalah rosario tiap hari, ikut Legio Mariae, ikut novena2, tapi jangan absen di Perayaan Ekaristi. Semakin banyak doa2 kategorial lain selain Misa, maka utang Perayaan Ekaristi kita makin banyak krn Ekaristi adalah puncak kehidupan umat beriman, dan janganlah kesenangan berdoa kepada para kudus mengalahkan kerinduan menyambut Ekaristi, janganlah keindahan lagu2 penyembahan mengalahkan kehadiran Tuhan Yesus dalam Ekaristi. Karena penyatuan sempurna manusia dgn Tuhan Yesus hanya terjadi dalam Ekaristi, ddgn tangan memegang Tubuh Kristus dan dgn mulut memakan dagingNya sesuai dgn pesannya dalam Injil.
Jika masalahnya tdk bisa berdoa kepada “creature”, tdk apa2. Saat saya makin mencintai Ekaristi, mencintai Tuhan, maka saya akan menyadari msh banyak saya-saya yg lain, msh banyak yg lebih daripada saya dlm hal iman, yg juga mencintai Ekaristi dan mencintai Tuhan Yesus. Jika kita sama2 masih hidup berdoa bersama, maka seluruh creature yg masih hidup dalam iman dan kasih walaupun sudah mati akan tetap berdoa dgn kita. Dalam Perayaan Ekaristi jelas sekali kita saling mendoakan dalam doa umat/doa syafaat, mendoakan pemimpin Gereja, pemimpin negara, org2 yg sedang sakit, org2 yg miskin, dan semua doa2 itu dijawab bersama umat, “kabulkanlah doa kami”. Kita yg masih hidup masih mau mendoakan pemimpin negara yg tdk mengenal kita, apalagi para kudus di surga, ketika berdoa syafaat utk org sakit, org miskin, org berdosa, mereka akan menjawab juga “kabulkanlah doa kami ya Tuhan”. Apa bedanya? Bedanya masih hidup di dunia dan sudah hidup di surga. Sama-sama hidup kok, hidup dalam Tuhan. Refleksi: apakah kita sudah hidup dalam Tuhan?
Jika masalahnya adalah Paus/Uskup/para klerus/biarwati ‘terlalu dihormati’/’haus kekuasaan’/’hidup dalam kelimpahan’ maka saya tdk perlu menghakimi mereka dari luar. Saya kan tdk tau berapa jam sehari mereka berdoa, brp kali sebulan mereka mengaku dosa, seberapa enak makanan mereka tiap siang dan malam, dan kesulitan2 mereka juga tidak kita ketahui, misal brp banyak tidur mrk setiap hari ketika ada umat yg mau konsultasi, minta sakramen pengurapan org sakit, membawakan misa org mati, dll. Mereka dalam kapasitas sbg imam/pemimpin, juga manusia. Ketika seorang manusia yg berdosa dan mengaku dosa, diampuni dan dirayakan dgn sukacita di surga, kenapa kita menghakimi imam/pemimpin yg pernah salah? Bukankah mereka manusia jg yg perlu mendapatkan rahmat pengampunan dari Tuhan? Jika domba yg tersesat bisa diterima kembali dalam kawanan, kenapa imam tdk bisa? Tdk butuh kerendahan hati yg ekstrim utk menerima kekurangan dari pribadi imam/pemimpin Gereja, yg perlu adalah mengakui bahwa sayapun bukan org berdosa, dan hendaklah kita tdk lupa bahwa kitapun seharusnya tidak melempar batu kepada perempuan yg kedapatan berzinah apalagi kita melempar batu (atau celaan) kepada Imam yg punya kelemahan.
Akhirnya, sayapun menyadari saya bukan org yg sempurna, saya kadang terlambat ke Gereja hari minggu, saya tdk selalu berdoa rosario, saya tdk lagi ikut koor (karena kesibukan saya), saya jarang baca Kitab Suci, tapi saya berusaha utk lebih mengenal Tuhan, mengenal ajaranNya, lebih banyak baca Alkitab dan usahakan sedapat mungkin ikut Perayaan Ekaristi. (Opini/Perasaan:) Saya selalu bisa berkata2 dalam doa secara sungguh2 dalam Perayaan Ekaristi, terutama setelah Doa Syukur Agung, Bapa Kami dan Agnus Dei. Ketika Imam mengangkat roti dan anggur dan berkata “Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yg diundang dalam perjamuanNya” dan umat menjawab “saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh”, maka semua doa tercurah terus menerus tanpa saya perlu berpikir keras dan itulah saat yg menurut saya adalah “surga di dunia” sampai dengan selesai menyambut Tubuh Kristus. Benar2 beda, mau tadinya ngantuk, bisa melek karna hadirat Tuhan benar2 terasa. Coba deh.. Kita mgkn merasa bosan dari awal s/d persembahan, tapi saat prefasi sblm Doa Syukur Agung, cobalah melek dan rasakan hadirat Tuhan. Sungguh luar biasa. Semua kata2 pujian, penyembahan, semua lagu yg bisa anda nyanyikan utk memuji Tuhan, akan sangat bergema di sekitar pemecahan roti. Tidak perlu ke tetangga utk merasakan damai sejahtera dan hadirat Tuhan, dalam Perayaan Ekaristi, damai sejahtera dan hadirat Tuhan tercurah melimpah-limpah lebih drpd segalanya.
Maka dengan rendah hati saya mohon kepada semua umat Katolik, marilah kita kembali kepada iman kita, galilah semua pertanyaan dan batu sandungan, pelajarilah iman kita, dan rasakan kehadiran Tuhan dalam Ekaristi.
Bagi mantan Katolik (mohon koreksi Bpk Stef), jika anda suka dgn cara berdoa anda sekarang, anda juga bisa tetap jadi Katolik, dalam Gereja Katolik ada kelompok kategorial yg bisa menyalurkan cara anda tanpa harus meninggalkan Ekaristi. Jika anda masih sulit berdoa melalui org kudus dan Bunda Maria, anda bisa fokus dulu kepada Ekaristi, Jika anda belum percaya adanya api penyucian tdk apa2, karena jika anda selalu hidup dalam kondisi rahmat, sering mengaku dosa dan melakukan kasih sebagai silih atas dosa, anda tdk akan mampir ke api penyucian, tapi langsung ke surga. Jika anda tdk suka kepada Paus/jubah kebesaran/topinya/basilika megah di Vatican, percayalah bahwa ajaran moral Gereja dan ajaran iman yg diajarkan Gereja adalah benar, sambil pelan2 anda cari tau kenapa Paus dikatakan tdk dapat sesat soal moral dan ajaran. Tdk perlu tergesa2 mengetahui semua itu karna iman akan Yesus Kristus dan ikuti semua ajaran Gereja Katolik, anda tetap akan sampai ke tujuan akhir. Coba bandingkan, terlalu banyak mencari tau (ingat waktu umur kita di dunia terbatas) dan lambat mengimani, dibandingkan imani saja dulu, kebenaran akan terbuka setelah iman itu ada (tanpa tau seluruh kebenaran juga tdk apa2 karna yg diimani sudah benar, baik anda tau atau tidak, yg benar tetaplah benar).
Maaf Bpk. Stef dan team kalau saya sudah terlalu panjang lebar, saya bukan imam, saya cuma org biasa yg ingin tau, ingin berbagi dan mohon koreksi jika ada salah.
Tuhan memberkati
Glenn
(ikut nimbrung)
Sangat setuju dengan Glenn.
Kunci utama iman Katholik adalah rendah hati,dengan kerendahan hati kita bisa dengan mudahnya melaksanakan Kasih.
Bagaimana memulainya? just terapkan “aku ini hamba Tuhan,aku hanya melakukan apa yg harus aku lakukan,dan aku merasa diriku tdk lebih baik dari orang lain”.
Bukan berarti dg demikian kita merasa org yg sdh baik dan sempurna,justru tdk.
Karena tau kita hanyalah hamba yg tdk berguna di hadapan Tuhan,maka kita tdk akan punya kesempatan utk bermegah diri.
Menurut sy,hidup kudus versi manusia adalah hdp yg senantiasa penuh semangat utk bangkit dr kegagalan2.
Jika kita sering gagal dlm bersikap rendah hati,jgn menyerah tp tetaplah bersemangat/bangkit dr kegagalan itu dan terus mencoba lagi sampai akhir kehidupan kita :)
Jadi ikut2an sharing nie,hehehehe…
Berkah Dalem
Just utk Sherley ketahui, gereja dan para pendeta di Indonensia berlomba lomba mencari umat dengan mengiming-imingi hadiah mobil,uang dll. Gilanya lagi mereka berani beriklan di koran-koran dgn iming-iming hadiah. Saya sendiri sungguh sedih walaupun saya Katolik.
Sekarang ini pake modus iming-iming uang utk menarik umat gereja sesama protestan, sampe2 para pendeta yg tersedot umatnya marah2 (habis dah persepuluhan buat gue).
Ini gejala apa ya ? Apa para pendeta sdh dikuasai berhala (uang). Ingat pertumpahan darah gereja Protestan Horeka di Bandung krn masalah sepele.
Utk Sherley, ya saya rasa itu semua hak anda utk membenci,tidak suka,tidak sepaham dgn iman Katolik.
Ya itulah iman kami Katolik yg sdh banyak dibahas o/pak Stef.
Silahkan klo anda mau menghakimi kami. Namun kami hanya mo berdoa smoga anda tahu apa yg yg sdh menjadi kewajiban kami utk menjelaskan via pak Stef.
[Dari Katolisitas: Nampaknya kita harus dapat membedakan, antara perbuatan oknum dengan hal yang berlaku umum, sehingga kita tidak terlalu cepat menggeneralisasi suatu keadaan. Sebab hal yang tidak baik yang dilakukan sekelompok bukanlah suatu indikasi bahwa semua orang melakukan hal tersebut. Demikianlah sikap yang seharusnya kita miliki jika membaca berita- berita yang negatif yang dilakukan oleh seorang pendeta tertentu ataupun pastor tertentu. Mungkin langkah yang terbaik adalah kita mendoakan orang-orang yang bersangkutan, terutama karena posisi mereka sebagai pemimpin, agar mereka dapat memberi teladan iman yang baik kepada umat Tuhan]
Shalom,
Saya ingin bertanya jika kita umat Katolik ingin membuat persekutuan kecil (sel), apa saja yg harus dipersiapkan? seperti urutan doa, nyanyian, dsb. Apakah dlm persekutuan seperti ini harus didampingi oleh frater/bahkan romo? atau bisa dari org awam sendiri?
Saya diajak oleh anak2 UKM Kristen dan Katolik di kampus saya untuk mengikuti komunitas kecil yg sebagian besar mereka beragama Kristen. Rencananya mereka akan membuat suatu pengajaran ttg alkitab yg dipimpin oleh kakak rohani yg berasal dr gereja mereka (Non Katolik), bahkan mereka berniat utk membuat seperti diktat yg berisi pengajaran2 utk materi di persekutuan kecil ini.
Haruskah saya menyanggupi ajakan ini? Karena dgn mengikuti persekutuan kecil di kampus saya ini, maka saya hrs mendengarkan pengajaran2 yg berasal dr gereja mereka..
Mohon pencerahannya.
Terima Kasih, GBU all
Shalom Devi,
Kalau umat Katolik ingin membuat semacam sel grup kecil, maka silakan berkonsultasi dengan pastor terlebih dahulu. Dewasa ini, banyak keuskupan berkonsentrasi dalam pembinaan umat basis, dengan penekanan menghidupkan kegiatan lingkungan. Harapannya adalah lingkungan dapat lebih hidup, lebih menjangkau banyak orang di lingkungan tersebut. Dalam konteks ini, umat basis berdasarkan teritori. Namun, tidak tertutup juga untuk membuat umat basis dalam konteks kategorial, yaitu berdasarkan kategori tertentu, seperti yang ingin anda lakukan, yaitu kategori mahasiswa di universitas tertentu.
Kalau ada pastor yang bertugas untuk membantu di universitas tersebut anda dapat menghubungi beliau terlebih dahulu. Kalau tidak ada, coba menghubungi pastor di paroki terdekat, sehingga pastor dapat membantu, entah dia sendiri yang membantu atau dapat mengutus seseorang yang dia pandang baik untuk membantu kegiatan ini. Kalau tidak ada juga, anda dapat juga menghubungi dosen yang beragama Katolik dan mendalami ajaran Gereja Katolik dan meminta kesediaannya untuk mendampingi kelompok yang akan dibentuk.
Bentuk kegiatannya, dapat diisi dengan nyanyian atau pujian dan doa. Kalau dalam beberapa kesempatan tidak ada pembimbing, maka anda dapat menggunakan metode 7 langkah, yang juga dipakai dalam beberapa kesempatan, termasuk dalam masa Prapaskah ini. Metode ini adalah seperti metode Lectio Divina, yang dapat anda baca di sini – silakan klik.
Menurut saya pribadi, anda tidak perlu bergabung dengan mereka, apalagi kalau yang memberikan pengajaran adalah bukan dari Gereja Katolik. Yang saya kuatirkan adalah lama-kelamaan anda dan teman-teman yang Katolik dapat terpengaruh pengajaran-pengajaran yang bertentangan dengan Gereja Katolik. Jadi, kumpulkan teman-teman yang Katolik dan ajaklah untuk bersama-sama memikirkan hal ini, menghadap pastor atau dosen, sehingga rencana untuk membentuk kelompok kecil ini dapat terwujud.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam,
Devi, kerinduan Devi untuk bersekutu untuk memuji dan mengenal Allah sungguh patut disyukuri. Terlebih lagi, kerinduan Devi diiringi dengan kerinduan mengenal Kristus dan GerejaNya yang benar.
Hingga hari ini, banyak sekali komunitas Katolik yang menyediakan grup sel yang dapat Devi. Salah satu komunitas besar di Indonesia adalah Komunitas Tritunggal Mahakudus. Selain itu, berbagai Persekutuan Doa Paroki juga sering mengadakan grup sel untuk anggotanya.
Tentunya, pengajaran dalam grup sel terbimbing ini lebih dapat dipertanggungjawabkan daripada mengikuti grup sel dari pengajaran persekutuan lainnya. Semoga Devi dapat menemukan grup sel yang membangun kerinduan dan pengenalan akan Allah yang benar.
Pacem,
Ioannes
Saya ingin bertanya :)
saya seorang mahasiswa Katolik, di dlm pergaulan saya mayoritas dari kalangan Protestan..
yg ingin sy tanyakan :
1. saya pernah menanyakan ke tmn sy apakah di Protestan, pada waktu gladi bersih mau ibadah mereka bisa dengan bebas maju ke mimbar, dan bercanda disitu.. ini saya alami waktu jadi panitia Natal kampus sy,(kebetulan saya panitia pembantu saja krn memnang jumlah mahasiswa Kristen dan katolik sangat minim di kampus sy), yg diadakan di gereja Bethel, panitia lain yg bertugas di panggung bs dgn bebas berkeliaran di daerah punggung dan mimbar, duduk2, dsb.
Dan jawaban tmn sy adalah Gereja itu hanya bangunan, setiap diri kita adalah bait Allah.
Pak Stef, bgmana cara penjelasan dr sudut pandang Katolik dlm hal ini? krn terus terang saya lgsung bingung sm pernyataan demikian. :)
2. Dlm hal beribadah mereka bisa loncat2 saking semangatnya, lengkap dengan alat2 band ini itu.. no offense, saya merasa seperti melihat konser..tp saya tetap menghormati saat ibadah mereka berlangsung.. bagaimana pandangan soal ini menurut Pak Stef?
3. Pernah saya dibawa teman saya ke seseorang hamba Tuhan ( katanya) dan bisa bernubuat.. teman saya didoakan beberapa saat, lalu si hamba Tuhan ini mulai bernubuat ttg masa depannya, dia akan kuliah dimana, bertemu jodoh di kota apa, dsb. Saya pun iseng mencoba didoakan olehnya, dan mendapatkan nubuatan juga ttg masa dpn saya.. pada waktu itu saya positive thinking saja..
apakah dalam gereja Katolik kita diperbolehkan mendengar / ingin tau nubuatan ttg kita?
Apakah nubuatan yg dilontarkan si Hamba Tuhan adalah bnar janji Tuhan dan akan tergenapi? apakah nubuat itu bisa batal?
terima kasih, sekian pertanyaan saya dan mohon pencerahannya :)
Salam Damai
Shalom Devi,
1. Tidak ada Tabernakel dalam gedung gereja non-Katolik
Salah satu perbedaan yang terbesar antara gedung gereja Katolik dan gereja non- Katolik adalah bahwa di dalam gedung gereja Katolik terdapat Tabernakel -yang di dalamnya hadir Tuhan Yesus sendiri dalam sakramen Maha Kudus – sedangkan di gedung gereja non-Katolik tidak terdapat Tabernakel.
Maka, perbedaan ini mengakibatkan perbedaan yang besar, baik dalam tata ruang gereja Katolik dan gereja non-Katolik, dan mungkin juga dapat berpengaruh pada sikap seseorang di dalam gedung gereja. Tanpa Tabernakel, maka gedung gereja non- Katolik memang dapat dianggap oleh mereka sendiri sebagai tempat pertemuan biasa, jadi tidak ada yang sakral. Tetapi bagi umat Katolik tidak demikian. Gedung Gereja, walau hanya gedung, merupakan tempat di mana Yesus sungguh hadir, dan kehadiran-Nya ini kita rayakan dalam kesatuan di setiap perayaan Ekaristi. Maka gedung gereja bagi umat Katolik adalah sungguh rumah Tuhan. Namun demikian, tentu saja, umat Katolik tidak menyangkal bahwa setiap diri kita adalah bait Allah (1 Kor 3:16), karena melalui Baptisan kita menerima Roh Allah.
2. Beribadah sambil loncat- loncat dan lagu- lagu dengan band?
Tentang hal ini, sudah pernah dibahas di artikel ini:
Kenapa tidak ada Tari-tarian, Sorak sorai dan tepuk tangan di Misa?
Band sebagai alat musik di Misa, bolehkah?
Lagu pop Dinyanyikan di Misa?
3. Tentang Nubuat Hamba Tuhan
Harus diakui, bahwa hal ‘nubuatan’ ini beberapa kali pernah juga saya dengar. Beberapa yang saya dengar, akhirnya tidak terjadi, walaupun ada juga yang sepertinya terjadi. Maka, janganlah terlalu mengandalkan ‘nubuatan’ semacam itu. Silakan diperiksa, apakah nubuatan itu membangun iman atau tidak? Sebab hal kuliah dan bertemu jodoh nampaknya merupakan hal yang umum terjadi dan dapat terjadi, dan mari kita serahkan saja kepada Tuhan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Terima kasih Bu Inggrid atas jawabannya,
Apakah Martin Luther sendiri mengajarkan bahwa tidak ada ‘gedung’ yg dikhususkan sebagai rumah Tuhan?
Gereja manakah yang sebenarnya mengikuti ajaran Martin Luther, karena saya melihat ckup banyak perbedaan antara gereja Protestan yg masih konvensional, malah dr segi liturgi masih mirip dengan Katolik.
Teman saya ada yg berasal dari gereja GBI Rock, utk kaum muda mereka menamakan sbg Gereja Rocket. Mereka biasa beribadah di cafe Hugo’s. Siapakah sebenarnya pendiri dari gereja seperti ini?
Saya jg penasaran ttg gereja Advent, mereka (sepertinya) berpegang tguh pada kitab PL. tidak blh makan babi,udang,belut,kodok,minum teh, bahkan klo bisa vegetarian.. Apakah memang kita juga diharapkan tetap berpegang pada hukum Tuhan dari Perjanjian Lama dlm hal makanan? Mengapa mereka tidak menyadari akan ayat di PB seperti di Kolose 2:20-23, dan masih ada yg lain saya lupa ayatnya.
Pada akhirnya, saya bersyukur bahwa saya jadi satu dgn Gereja Katolik, bukan sperti saudara2 kita yg terpecah-pecah dan saling tidak mengenal gereja non-Katolik lain.. contohnya teman2 saya yang Pentakosta bingung dan tidak tau menahu ttg gereja Advent, bgitu juga sebaliknya tmn saya dr gereja Advent menganggap pujian2 ala Pantekosta terlalu berisik, dan masih banyak lg yg saya saksikan sendiri, dan membuat geli sendiri.
Sangat disayangkan kebanyakan muda/i Katolik kurang bs se’fanatik’ mereka… Mereka begitu fanatik dan ‘kuat iman’ dan berapi-api dlm pelayanan.
Demikian pertanyaan2 dari saya.. terima kasih sebelumnya. :)
Shalom Devi,
Kalau anda melihat link ini – silakan klik, maka anda akan melihat bahwa pada akhirnya Luther-pun harus mengkoordinasikan gereja-gereja yang bertumbuh. Sejarah membuktikan bahwa tanpa adanya otoritas dalam menentukan pengajaran dan administrasi – seperti yang terdapat dalam Gereja Katolik – maka akan timbul perpecahan. Perpecahan ini dapat anda lihat di grafik berikut ini:
Kalau kita melihat Lutheranisme, terutama yang tradisional, maka kita melihat adanya liturgi yang sangat mirip dengan Gereja Katolik, dan bahkan bangunan gereja juga sangat mirip dengan Gereja Katolik, termasuk adanya patung-patung di dalam bangunan gereja. Sejak perpecahan ini, maka sampai sekarang ada 28,000 denominasi, yang sering sulit untuk ditelusuri asal mulanya. Dan saya sendiri tidak tahu siapa pendiri dan seperti apakah gereja Rocket.
Tentang hukum dalam Perjanjian Lama, kita mengenal adanya tiga hukum, yang dapat dijabarkan sebagai: hukum moral, hukum seremonial dan hukum yudisial, dan penjabarannya dapat dilihat di sini – silakan klik. Dengan mengerti tiga hukum ini, maka kita dapat menganalisa beberapa situasi dengan tepat. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
suatu saat saya pernah kebetulan mengikuti ibadah Gereja Kristen Protestan di Maluku (GPM). ini murni kebetulan tanpa niatan. yang mengherankan adalah susunan “acara”-nya mirip betul dngan liturgi Gereja Katolik. Seingat saya: nyanyian pembukaan, doa pembukaan, pembacaan Kitab Suci (bacaan non-Injil disusul Injil), kotbah, pengakuan Iman Rasuli, doa umat, persembahan dan penutup.
Shalom Alexander Wang,
Silakan melihat liturgi dari Traditional Lutheran berikut ini:
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
untuk @sherly… yang mantan katolik..pertanyaan2 anda sebenarnya menggambarkan akan ketidaktahuan akan gereja katolik. beruntunglah di sini dijelaskan dengan gamblang dan ilmiah..anda orang katolik wewakili sebagian besar umat katolik yang memang banyak yang tidak mengerti tentang katolik. bedanya hanya anda keluar dan masuk protestan…dan menghujat. Sebagian besar seperti itu entah dari agama manapun kalau keluar pasti mencari sesuatu yang dulu tidak di pahaminya. tapi pertanyaan anda sangat membantu bagi orang katolik yang tidaktahu jadi tahu. Ya yang penting si sherli ini membaca atau tidak. karna kalau dilihat sih gak paham apa yang diterangkan semua. Dan saya minta buat redaksi saya menghargai dan menghormati semua jawaban yang penuh akan fakta ilmiah dan teologis ini..agar menggunakan bahasa yang mudah di pahami. [edit]
shalom all
dear sherly :
maaf sebelumnya,
saya baca dari diskusi ini dari awal sampai akhir pertanyaan anda hanya memojokkan dan tidak berfikir dingin tapi anda menggunakan ego dan emosi anda jadi saya merasa tuduhan anda ke orang Katholik hanya tuduhan semu di mana anda tidak menjawab pertanyaan dari Alexander di mana pertanyaanya :
apa beda Protestan/Lutheran dengan Pentekosta (atau Pantekosta?)?
pertanyaan sepele itu saja tidak dapat anda jawab. Maaf kalo comment saya kasar semoga dapat dimengerti dan pertanyaan itu dapat anda jawab.
Tuhan memberkati
andreas
Dear Pak Stef dan Ibu Inggrid,
Saya bersyukur kepada Tuhan atas dedikasi Anda berdua untuk menerangkan dasar-dasar iman katolik melalui web ini. Saya yakin Tuhan Yesus memberkati Anda berdua dan keluarga serta karya Anda ini. Banyak orang terbantu untuk mengenal ajaran katolik yang benar karena dengan tekun dan rendah hati Anda berdua menerangkannya seakurat mungkin dan dengan kesopanan yang terpuji.
Banyak orang katolik pindah ke gereja lain dengan alasan-alasan seperti yang dikemukakan saudari Sherly. Sebenarnya saudari Sherly menyampaikan apa yang sebenarnya dia tidak tahu tentang ajaran gereja katolik. Saya duga selama jadi katolik, dia tidak pernah serius dengan iman katolik. Saya juluki gejala macam itu dengan sebutan “katolik tidur”. Banyak orang katolik yang malas-malasan mempelajari dasar-dasar imannya sehingga mereka mudah dibingungkan oleh macam-macam argumen kitab suci dari gereja-gereja lain. Tapi anehnya, para pewarta dari gereja lain pada umumnya enggan utk berdiskusi argumentatif dengan orang katolik yang benar-benar mengetahui ajaran katolik, kecuali beberapa yang mampir ke web ini.
Selain karena bingung oleh macam-macam argumentasi kitab suci, meski bagi orang yang tahu tentang makna sesungguhnya teks kitab suci merasa argumen mereka “otak atik gathuk” ayat-ayat kitab suci, orang katolik tidur juga mudah tertarik dengan macam-macam tanda/mujizat (?) [Dari Katolisitas: kami edit] Nah, mungkin sebaiknya Pak Stef dan Ibu Inggrid berkenan menerangkan juga karunia-karunia otentik dan bukan otentik serta pembedaan roh. Saya mohon agar kedua tema ini diterangkan sepraktis mungkin agar umat katolik dapat memakainya sebagai pegangan dalam menilai setiap karunia secara benar.
Terima kasih atas kesediaan Pak Stef dan Ibu Inggrid. Tuhan memberkati Anda berdua.
[Dari Katolisitas: Terima kasih atas dukungan Anda. Tentang discernment, telah pernah dibahas sekilas di artikel ini dan tanya jawab di bawahnya, silakan klik; dan tentang karunia Roh Kudus dan manfaatnya, klik di sini, tujuh karunia Roh Kudus, klik di sini, dan Apakah gerakan karismatik Katolik sesat?, silakan klik]
Semoga Tuhan Yesus selalu menyertai kita, menerangi hati kita semua dengan Roh Kudus agar dengan iman yang mantap kita dapat menebarkan cinta-Nya kepada semua makhluk di muka bumi ini. Bagi saudara (i) yang ada di Katolisitas, saya dengan iman yang penuh pada Yesus mengagumi web ini. Untuk saudara (i) kita yang mungkin secara tidak sadar menyampaikan pendapat yang bertolak belakang, mari kita doakan, semoga Tuhan membuka hati dan pikirannya untuk mendengar dan menelaah isi Kitab Suci tentang ajaran Suci yang disampaikan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus bersabda : Ampunilah musuhmu 70 x 7 kali. Tuhan memberkati kita semua.
Saya sebelumnya udah niat pindah ke Protestan karena mau ikut agama pacar saya. Saya yang pada saat itu dengan keyakinan yang menggebu-gebu lebih mementingkan pacar daripada keyakinan yang saya yakin selama ini, salah satu penyebabnya adalah kekurangtahuan tentang ajaran gereja Katolik.
Namun timbul rasa khawatir yang sangat mendalam, sebab jika saya pindah ke Protestan maka saya akan kehilangan beberapa sakramen, terutama Sakramen Ekaristi, Pengampunan Dosa dan Perminyakan Orang Sakit. Saya sempat berpikir bahwa semua agama Kristen sama saja, tujuannya 1 yaitu Yesus Kristus, dan saya juga sempat pikir biarpun sudah Protestan pasti bisa sesekali menerima Sakramen Ekaristi dan pengampunan dosa di gereja Katolik.
Dan akhirnya saya dengan rasa haus akan kebenaran mencari pencerahan tentang apa yang menjadi pergumulan saya selama ini… maka apa yang saya peroleh… Saya sangat terkejut, ternyata saya tidak bisa menerima Sakramen Ekaristi walaupun saya masih mengimani iman Katolik…
Supaya lebih obyektif, saya mencoba mencari website Protestan yang kiranya dapat mencerahkan pemikiran saya, ternyata tidak ada satupun yang bisa, akhirnya kembali lagi ke katolisitas.org… menelusuri halaman demi halaman, tanya-jawab demi tanya jawab (walau tidak pernah bertanya tetapi sudah terwakili dengan pemaparan yang jelas dan mantab)… semakin ditelusuri semakin mendapat pencerahan, semakin menemukan jati diri ke-Katolik-an saya…
Puji Tuhan, akhirnya saya memutuskan untuk mempertahankan iman saya kepada iman Katolik, pacar saya jadi sedih, walau awalnya saya juga merasa kehilangan tetapi saya semakin dikuatkan dengan “harta karun” Gereja Katolik yang terpendam di katolisitas.org.
Sekarang saya mau mencoba mengajak dia untuk mengenal Gereja Katolik yang selama ini dikenalnya hanya lewat orang-orang segereja dengan dia, tetapi dia terkesan menutup diri untuk mengenal iman Katolik, dengan dalih “semua gereja sama saja” dan “saya sudah bersumpah di depan altar untuk mempertahankan iman saya terhadap Kristus”. Langsung timbul di benak saya, apakah dia merasa bahwa Katolik tidak mengimani Kristus dan kenapa harus pake sumpah-sumpah segala untuk mengimani Kristus? Atau ada “propaganda” untuk “memusuhi” Katolik.
Waktu ada kebaktian Pria/Kaum Bapa (kaum bapak kok ada penekanan pria… lucu) di rumahnya ada beberapa bapak yang dengan tidak hormat menggunakan tanda salib secara berulang-ulang di depan pacar saya sebagai tanda ejekan karena mereka tau saya Katolik, tetapi mereka tidak sadar kalau saya berada di situ dan memperhatikan tingkah laku mereka.
Oh ia, saya juga merasa berhutang budi sama dia, sebab sebelum mengenal dia, saya merupakan manusia yang tanpa pengharapan, tetapi setelah bertemu dengan dia, saya menjadi orang yang haus akan Yesus Kristus.
Walaupun sekarang di hati kecil saya ada rasa bersalah terhadap dia, tetapi saya tidak mau merasa bersalah terhadap Dia yang telah menebus dosa manusia. Karena cinta Ilahi lebih besar dari pada cinta manusiawi…
Mohon nasehat serta doa supaya dia bisa dengan penuh kesadaran, kerendahan hati, kemauan dan tanpa paksaan mau menerima ajaran gereja Katolik…
Terima kasih Tim Katolisitas yang telah membantu saya menemukan “harta karun” Yesus Kristus lewat Gerejanya yaitu gereja Katolik…
Tuhan Yesus memberkati….
Shalom Tri Handoyo,
Terima kasih atas sharingnya dan dukungannya untuk karya kerasulan ini. Memang menjadi kewajiban kita semua untuk menempatkan kebenaran di atas kepentingan pribadi. Dalam sejarah gereja, banyak santa-santo yang mengasihi Kristus dan bersedia untuk mengorbankan kepentingan pribadinya agar tetap berada di dalam kesatuan dengan Tubuh Mistik Kristus. Bersyukurlah kepada Allah yang memberikan kekuatan kepada anda untuk dapat mempertahankan iman Katolik.
Dari cerita anda, sebenarnya pacar anda telah bersumpah untuk mengimani Kristus. Sumpah ini tidaklah salah, karena bagi kita semua yang telah dibaptis juga berjanji untuk mengikuti Kristus dan seluruh perintah-Nya. Jadi, kalau pacar Anda berfikir bahwa semua Gereja sama saja dan yang penting mengikuti Kristus, maka seharusnya tidak menjadi masalah kalau dia pindah ke Gereja Katolik, sejauh Anda dapat menunjukkan bahwa menjadi umat Katolik yang benar sesungguhnya mengikuti Kristus dengan sebenarnya. Kalau kita mengasihi Kristus dengan benar-benar, maka kita harus mengasihi Kepala Gereja, yaitu Kristus dan juga mengasihi Tubuh-Nya, yaitu Gereja Katolik. Silakan melihat artikel tentang mengapa kita memilih Gereja Katolik di sini – silakan klik. Anda dapat menunjukkan artikel tersebut jika waktu memungkinkan atau berdiskusi tentang hal ini dalam suasana kasih. Bawalah hal ini dalam doa pribadi, sehingga Roh Kudus sendiri yang akan memampukan anda untuk dapat dengan bijak menyampaikan kebenaran iman Katolik. Jangan memaksakan kehendak Anda, tapi lakukan tahap demi tahap. Yang terpenting adalah Anda menjalankan bagian yang harus Anda lakukan, seperti: berdoa, mempelajari iman Katolik dengan baik sehingga pada kesempatan yang tepat Anda dapat mempertanggungjawabkan iman Katolik dengan hormat dan lemah lembut (lih. 1Pet 3:15), menyampaikan kebenaran iman Katolik dengan bijaksana dan penuh kasih tanpa mengaburkan kebenaran, menunjukkan bahwa dengan berpegang pada iman Katolik, maka Anda dapat lebih menghormati pacar Anda dengan lebih baik dan dapat mengasihi pacar Anda dengan lebih murni, tunjukan juga bahwa Anda dapat hidup sesuai dengan perintah Kristus. Kita manusia tidak dapat mengubah hati. Urusan mengubah hati hanya dapat dilakukan oleh Roh Kudus. Jadi, biarkan Roh Kudus menjalankan bagian-Nya secara sempurna, di dalam waktu yang Dia pandang tepat.
Dalam suasana perbedaan agama, mohon kepada Tuhan untuk diberikan kebijaksanaan, sehingga Anda dapat menyikapi perbedaan dengan bijaksana tanpa perlu mengorbankan kebenaran. Jadi, tidak perlu mempersoalkan teman-temannya yang mungkin terlihat mengejek. Kita harus berasumsi bahwa mereka mungkin mempunyai niat baik untuk membawa kita kepada Kristus. Hal ini telah dibuktikan oleh pacar Anda sendiri yang dapat membawa Anda kepada kehidupan yang lebih baik, sehingga Anda mempunyai niatan untuk lebih mengenal Kristus. Kalau pacar Anda yang Kristen non-Katolik menginginkan anda untuk mengenal Kristus dan Anda mempunyai ketetapan hati untuk menjadi umat Katolik, maka sesungguhnya secara tidak langsung, keinginan pacar Anda tercapai, karena dengan Anda tetap menjadi umat Katolik, maka sebenarnya Anda telah memutuskan untuk mengenal dan mengasihi Kristus dengan sebenarnya. Jadi, Anda tidak perlu merasa bersalah dalam situasi seperti ini. Semoga jawaban ini dapat membantu. Tanya jawab ini juga dapat membantu – silakan klik. Doa kami dan pembaca katolisitas.org menyertai Anda untuk dapat mewartakan Kristus dan Gereja-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Sdri. Sherly yang bekerja di Kedubes Vatican di Australia yang dikasihi Kristus Yesus di dalam gereja Pentakosta,
Setelah membaca keseluruhan perkembangan diskusi dengan tim Katolisitas, d.h.i. Pak Stefanus dan Ibu Inggrid yang rendah hati, saya ingin menyampaikan komentar (walau mungkin sudah merupakan pengulangan dari komentar-komentar terdahulu) sebagai berikut:
a. Site Katolisitas jelas dibuat untuk menyebarluaskan doktrin dan dogma Agama Katolik kepada umat Katolik khususnya tentu dengan harapan agar pemahaman tentang doktrin dan dogma Agama Katolik semakin dipahami berdasarkan Alkitab, magisterium, dan tradisi Katolik dan juga kepada umat agama apa saja (non Katolik) yang ingin mengetahui doktrin dan dogma Agama Katolik.
Anda yang non Katolik masuk ke site ini dan memberikan opini dan persepsi agama Pentakosta anda tentu tidak ada masalah karena siapapun dapat mengakses site ini secara bebas dan gratis. Yang saya lihat menjadi masalah adalah bahwa anda dengan segala kecintaan kepada ajaran kepentakostaan sebagai gereja modern telah menginjak-injak harga diri anda dengan komentar-komentar yang tendensius, emosional, egois, ingin menang sendiri, tidak ilmiah, kasar, tidak memiliki etika, sudut pandang yang sangat sempit, penuh dengan rasa dendam, tidak jujur, asal ngomong karena omongan yang satu dengan yang lain saling bertentangan alias tidak konsisten, arogan, senang melecehkan orang (salah contohnya kepada Merlin), dan masih seabrek sifat-sifat buruk yang tidak sesuai dengan yang diajarkan oleh Yesus Kristus, Roh Kudus, dan bapa-bapa Gereja.
Saya tidak akan membahas secara rinci tentang persepsi saya tentang pribadi anda di atas, karena sesungguhnya sudah dibahas secara jelas dengan pengasuh site ini dalam rangkaian diskusi. Saya hanya mencoba menunjukkan kepada ada saja secara garis besar dengan harapan anda bisa berubah lebih dewasa dalam berdiskusi, dalam berpendapat, dalam menilai orang atau kelompok lain, dan dalam berbagai aspek kehidupan kita dalam peziarahan di dunia ini. Saya yakin anda ini orang yang tidak bahagia dalam hidup karena tidak mempunyai pendirian dan prinsip yang kuat berdasarkan akal sehat. Cobalah cerna sendiri mengapa saya mengatakan demikian. Saya yakin anda banyak membaca Alkitab tetapi kurang memiliki kemamampuan menggunakan akal sehat dalam memahami isi Alkitab itu. Anda cenderung mengarang makna dari ayat-ayat Alkitab. Contohnya, betapa berani anda mengatakan bahwa Yesus itu punya Saudara laki-laki dan perempuan. Yesus bukanlah anak tunggal dari Maria. Apakah hati nurani anda yang paling dalam meyakini ini? Kalau memang ini keyakinan dan kebenaran menurut anda dan menurut agama Pentakosta yang anda sanjung itu, yah silahkan saja. Nanti kita pertanggungjawabkan di pengadilan terakhir. Saya tidak akan mendebat anda soal ini. Silahkan kembangkan ajaran itu menurut agama anda. Tetapi sebaliknya, janganlah mengintervensi kebenaran yang diyakini oleh gereja lain, d.h.i. Gereja Katolik. Ini yang saya katakan anda berjiwa besar, tidak ilmiah, egois, dlsb.
b. Site ini benar-benar sangat bermanfaat bagi umat Katolik dimana saja berada, tidak terkecuali saya sendiri. Saya yakin bahwa site ini akan memperkokoh iman setiap warga Katolik, bahkan akan menarik simpati banyak orang untuk mengikuti Yesus Kristus melalui jalur Agama Katolik yang sungguh-sungguh dibangun oleh Yesus Kristus sendiri.
c. Kiranya Yesus Kristus mengampuni segala orang yang telah menghinaNya karena Dia datang untuk menyelamatkan manusia, bukan menghukum. Maka itu, perkuatlah imanmu di dalam gereja Pentakosta anda. Seperti yang anda katakan: “saya mau fokus sama Tuhan dan Roh Kudus”. Itu bangus sekali. Tetapi sekali lagi, orang yang fokus sama Tuhan dan Roh Kudus itu harus terefleksi dari tutur kata dan perilakunya. Minta ampunlah maka Yesus akan mengampunimu, karena Yesus tahu bahwa anda tiak mengetahui apa yang anda katakan dan perbuat.
Salam dari Jakarta.
Shalom Laurens,
Kita tidak perlu untuk mengira-ngira motivasi Sherly dalam memberikan tanggapan, karena kita tidak tahu secara persis. Bahwa ada yang dapat diperbaiki dari Sherly, tentu saja ada, yaitu bagaimana dia dapat menyampaikan pesan dan argumentasinya dengan lebih baik dan terstruktur. Namun, mungkin saja, dia memberikan pesan dengan tujuan baik, yaitu untuk menyadarkan umat Katolik yang dianggap sesat. Namun, yang saya ingin tekankan adalah ada banyak umat Kristen yang terlanjut salah paham dengan apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik. Saya hanya berharap, melalui diskusi ini, minimal umat dari agama lain juga dapat melihat bahwa iman Katolik mempunyai dasar yang kuat. Mungkin saja mereka tetap tidak setuju, namun, mereka dapat melihat bahwa iman Katolik bukanlah tanpa dasar, namun sesungguhnya berakar kuat pada Kitab Suci dan Tradisi Suci, yang terus dijaga oleh Magisterium Gereja.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom Pak Stefanus,
Terima kasih banyak atas komentar Pak Stef. Tentu kita doakan bahwa dengan kasus Sdri. Sherly ini, saudara-saudari kita seiman katolik yang memang banyak (tentu di agama lain juga banyak) berperilaku tidak sesuai dengan iman katolik, sungguh-sungguh dengan penuh kesadaran dapat mengubah perilaku dan tutur kata mereka dalam kehidupan sehari-hari dimana saja mereka berada.
Salam damai Kristus Yesus,
Laurens Samosir
Mari dengan segala kerendahan hati kita luangkan waktu sebentar, kita doakan saudara kita Sherli, supaya selalu dibimbing Roh Kudus, supaya menemukan kedamaian sejati hanya dari Kristus yang sudah sudah diserahkan bagi kita.
Shalom semuanya,
saya mengikuti diskusi ini dan sangat terkesan dengan jawaban/tanggapan dari Katolisitas.org yang bijak serta informatif. Rasanya jadi makin cinta sama agama Katolik hehehe…..bagi saya pribadi agama merupakan sarana terbaik dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Oleh karena itu orang sebaiknya konsisten pada agama yang dianut dan mendalaminya dengan baik.
Perkenankan saya sharing sedikit. Terus terang dulu saya sempat agak kecewa dengan Gereja Katolik yang bagi saya waktu itu terasa kurang enerjik juga kurang perhatian pada umat. Untungnya (puji Tuhan) saya tidak sampai berpindah agama atau mengingkari iman Katolik, hanya sempat menghilang dan terpeleset ikutan aliran NAM selama beberapa tahun. Sudah mengaku dosa dan kemudian kembali ke Gereja lalu menerima Sakramen Krisma. Setelah terima sakramen Krisma kemudian aktif berdoa Rosario dan Novena saya semakin memahami ajaran Gereja Katolik dan bagaimana Tuhan Yesus begitu mengasihi saya melalui agama yang saya anut.
Proses pertumbuhan rohani memang sesuatu yang tidak mudah. Tantangan paling besarnya adalah godaan untuk ‘belanja spiritual’ alias mencari2 bentuk kepercayaan yang lain. Ini merupakan hal yang wajar; suatu fasa dalam kehidupan manusia yang senantiasa tidak puas. Hal yang menyelamatkan saya adalah pemikiran bahwa, jika saya gagal dalam hubungan dengan Tuhan di Gereja, bagaimana saya bisa berhasil di lingkup yang lebih luas (dunia). Bagi saudara2ku yang sedang bergumul dengan keinginan mencari bentuk kepercayaan lain, pikirlah baik2. Berdoa mohon petunjuk Tuhan dan konseling atau meminta pendapat para ahli jika perlu.
Demikian masukan dari saya.
Tuhan Yesus memberkati :-)
[dari Katolisitas: Terima kasih atas sharing Anda, semoga menjadi berkat bagi pembaca dan semoga kepenuhan kebenaran dalam Gereja Katolik terus menuntun Anda menuju kepada Bapa, Tuhan memberkati]
Shalom Steff
Saya seorang Katolik yg mempunyai banyak sekali pertanyaan tetang iman Katolik dan iman Kristen atau lebih tepatnya iman kepada Yesus:
1. Kenapa Katolik selalu mengatakan bhw Gereja Katolik adl Gereja yg didirikan langsung oleh Rasul Yesus? Bukankah yg mengangkat Petrus menjadi bapa gereja adl pemerintahan Romawi? Hal itu sbg suatu tindakan politik dr pemerintah Romawi yg merasa terancam oleh pengikut2 Kristus yg semakin berkembang pesat, sehingga mereka mengangkat Petrus sbg Bapa gereja & sehingga perkembangan jemaat berada di bawah pemerintahan mereka. Dan bukankah kisah hidup Yesus sendiri tdk terikat di 1 Gereja, tdk tertulis 1 nama Gereja pun di Injil tempat Yesus memberikan dirinya di Gereja tsb. Jadi Mengapa Katolik & Non Katolik selalu menekankan harus setia pd Gereja ? Bukankah seharusnya setia kpd Allah Tritunggal (baik di gereja Katolik & non katolik sama2 mengakui Allah tritunggal)? Jadi knp kita mengkotak2 Tuhan dlm agama? Bukankah agama2 yg saat ini berkembang dan terus ada adl agam2 yg kuat secara politik juga. Contoh nyata adl gereja Katolik kita, karena kita berpusat pd pemerintahan Vatikan Roma.
2. Gereja Katolik sering membuat tradisi2 berdasarkan keputusan Paus, seumur hidup saya menjadi Katolik saya menjalani sesuatu yg tdk saya mengerti utk apa hrs dilakukan, krn itu tdk tertulis & tdk difirmankan Tuhan dlm Kitab Suci, dan bukankah Tuhan sendiri pernah mengatakan Iman & Tradisi adl 2 hal yg berbeda, apakah kita bisa beriman kpd Tuhan & kpd tradisi? Sedangkan tradisi2 tsb belum tentu sesuai dgn kehendak Allah.
3. Sering sekali baik di Gereja Katolik maupun Kristen mengatakan berulang2 kali kita umatnya adl anak2 Kerajaan Allah, lalu knp di Katolik hrs ada santo santa ? Karena menurut saya memang kehidupan mereka baik utk dijadikan teladan, tetapi sampai saat ini saya merasa tdk pd tempatnya doa2 devosi kepada mereka dan bukankah doa2 devosi tsb adl keputusan dr pimpinan katolik yakni Paus. Di Alkitab yg diyakini sbg Firman Tuhan tdk pernah Tuhan mengatakan kita dpt meminta bantuan org2 yg hidupnya kudus yg sudah meninggal utk membantu mendoakan kita. Lalu di mana otoritas kita yg juga anak Kerajaan Allah? Apakah doa devosi tsb berdasar atas perkataan Paus atau hasil keputusan pimpinan2 gereja? Bagaimana saya dpt mengetahui apa pendapat Tuhan mengenai ini?
4. Menurut jwbn tim katolisitas yg saya baca sblm mengenai patung2 yg digunakan https://katolisitas.org/2008/07/12/orang-katolik-tidak-menyembah-patung/
Dikatakan di situ bahwa Tuhan sendiri memerintahkan utk membuat patung dlm perjanjian lama, tetapi yg saya tangkap dr penjelasan tsb (maaf bila saya slh menafsirkan, krn pengetahuan saya sebatas awam) Tuhan memerintahkan hal tersebut spt design Rumah, sebuah rumah ibadat. Bukankah hal ini berbeda dgn patung2 yg kita gunakan? Orang katolik yg istilahnya fanatik dgn tradisi & adat Katolik sering kali merasa mereka berdoa kurang khidmat tanpa ada patung. Bukankah hal ini justru tdk semestinya krn yg terpenting saat doa adl merasakan hadirat Tuhan (hadirat Tuhan tdk memakai sarana patung kan, krn hati yg merasakan).
5. Umat Katolik fanatik selalu berkata bhwa Gereja Katolik adl gereja yg kaya ( budaya, tradisi, sakramen ) tetapi sering kali kekayaaan tradisi tsb membuat umat2 yg tdk mengupayakan perkembangan imannya terjebak dlm tradisi dan adat yg menurut saya jd membuat salah pengertian akan Tuhan. Contoh nyatanya salah seorang teman saya ngotot menitipkan rosario kpd saya utk diberkati romo, katanya klo rosario ga diberkati kurang afdol, krn neneknya selalu berpesan spt itu, walaupun saya dan beberapa teman lainnya mengatakan hal itu tdk perlu krn rosario hanya sarana doa, jika memang ada berkat maka dr doa rosario yg dipanjatkan, tetapi spt layaknya umat Katolik yg fanatik tmn saya itu tetap bilang ga afdol rasanya. Dan itu adl tradisi Katolik yg menurut saya tdk baik diteruskan.
6. Umat Katolik memandang romo, uskup, paus sbg org suci tanpa cela, dekat dgn Tuhan, jadi mereka akan lbh menurut begitu romo yg menyampaikan. Mengenai hal ini saya tidak tau lagi utk berkomentar apa, krn saya merasa lbh baik jika para uskup, romo, pimpinan gereja tsb tdk dilihat umat sbg sosok spt itu. Tapi di satu sisi saya jg merasa pentingnya hal tsb utk menjaga kesatuan umat. Spt yg diketahui bnyk alasan umat pindah dr Katolik ke Kristen karena mereka mengatakan mata mereka baru terbuka tentang Tuhan, slm ini mereka buta. Di situlah saya merasa hirarki Katolik spt pedang bermata 2. Bgmn umat bs tdk terlalu mengagungkan pimpinan gereja & mempunyai iman yg mandiri (percaya bhw dirinya berharga krn menerima Yesus bknkah berarti kita jg sdh jd anak2 Kerajaan Allah?). Umat memiliki iman yg mandiri tetapi tetap ada kesatuan sehingga tidak terpecah2 spt yg trjd pd non Katolik.
Mohon utk bisa dijawab pertanyaan saya tsb krn terus terang saat ini saya merasa umat Katolik merasa kaya akan tradisi, sakramen, kesatuan yg luar biasa tapi di hati masing2 jarang umat yg bnr2 merasakan kasih Tuhan, sentuhan Tuhan di dlm hati mereka masing2. Mungkin saat ini saya sedang menghadapi krisis iman yg luar biasa, saya merasa knp baik Kristen maupun Katolik jadi mengkotak2an Tuhan dlm agama.
Thanks
Selvi
Shalom Selvi,
Terima kasih atas beberapa pertanyaannya tentang iman Katolik. Sebenarnya kalau anda benar-benar mencari dengan fasilitas pencarian, maka anda akan mendapatkan begitu banyak pembahasan, termasuk diskusi yang sebelumnya pernah dilakukan. Kalau saat ini anda sedang mengalami krisis iman Katolik, maka yang perlu dilakukan adalah untuk membawanya dalam doa dan pada saat yang bersamaan anda dapat menggali iman Katolik yang anda pandang salah. Kalau anda mau, maka anda dapat menggali beberapa pertanyaan yang anda ajukan satu persatu secara lebih mendalam. Untuk tahap pertama ini, maka saya hanya akan memberikan jawaban secara umum dan kemudian silakan anda pilih dulu satu topik, dan kemudian kita dapat membahasnya secara panjang lebar. Untuk berpindah ke gereja lain dari Gereja Katolik diperlukan dasar yang kuat dan tidak cukup hanya berdasarkan komunitas, atau kehangatan atau emosi sesaat, melainkan harus didasarkan pada kebenaran. Kalau ini yang menjadi dasar anda, maka mari kita bersama-sama menggali kebenaran iman Katolik. Anda mempunyai kebebasan untuk mempertanyakan semua aspek dari iman Katolik dan kami akan mencoba untuk menjawabnya semampu kami. Semoga diskusi ini dapat berguna bagi kita semua. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan:
1. Tentang Gereja Katolik didirikan oleh Yesus: Kalau Gereja Katolik mengatakan bahwa Gereja Katolik didirikan oleh Kristus sendiri, yang adalah sungguh Allah dan sungguh manusia (bukan rasul Yesus seperti yang anda sebutkan), maka hal ini didasarkan oleh apa yang disebutkan di dalam Kitab Suci, yang didukung oleh surat-surat dari jemaat perdana, yang kemudian pada akhirnya dikukuhkan oleh konsili-konsili. Saya tidak tahu apa yang membuat anda mengatakan rasul Petrus diangkat menjadi bapa gereja oleh pemerintahan Romawi. Pertama rasul Paulus bukanlah hanya sekedar Bapa Gereja, namun sebagai wakil Kristus di dunia ini yang telah diangkat oleh Kristus sendiri dan kedua rasul Petrus tidak diangkat oleh pemerintah Romawi. Kalau anda mau benar-benar serius menggali topik ini, silakan anda melihat apa yang terjadi pada jemaat perdana yang teraniaya sebelum terjadi Edict of Millan, yaitu tahun 313. Silakan anda mempelajari lebih jauh lagi tentang bukti-bukti dari Kitab Suci serta apa yang terjadi sebelum tahun 313. Kalau anda mau melihat sumber dari katolisitas, anda dapat melihat artikel tentang keutamaan Petrus sebagai berikut:
Keutamaan Petrus (5): Dalam Gereja di Lima Abad Pertama
Keutamaan Petrus (4): Menurut Dokumen paling awal Gereja
Keutamaan Petrus (3): Tanggapan terhadap mereka yang menentang keberadaan Petrus di Roma
Keutamaan Petrus (2): Bukti sejarah tentang keberadaan Rasul Petrus di Roma
Keutamaan Petrus (1): Menurut Kitab Suci
Dengan demikian, pertanyaan anda yang lain sebenarnya berfokus pada pertanyaan, apakah Yesus sebenarnya mendirikan satu Gereja dan Gereja itu adalah Gereja Katolik, atau sebenarnya Yesus tidak terlalu peduli ada berapa banyak gereja, sejauh mereka semua percaya akan Trinitas. Untuk itu, yang perlu dipikirkan adalah kalau Yesus mengajarkan monogami dan bahwa Kristus adalah mempelai pria dan Gereja adalah mempelai wanita (lih. Ef 5:25-33), maka sulit dimengerti bahwa ada banyak gereja, karena sama seperti Kristus mengajarkan poligami. Kalau Kristus mengajarkan tentang kesatuan umat beriman (lih. Yoh 17), maka sulit dibayangkan bahwa banyak gereja-gereja mengajarkan dogma dan doktrin yang berlainan dan sering bertentangan. Kalau anda tertarik dengan topik diskusi ini, silakan anda bergabung dalam diskusi ini – silakan klik dan juga artikel tentang mengapa memilih Gereja Katolik – silakan klik.
Coba pikirkan dari sisi yang lain. Kalau seseorang berpendapat bahwa kita tidak perlu mengkotak-kotakan gereja, karena yang penting adalah Kristus, maka sebenarnya secara tidak langsung orang tersebut juga telah membuat satu kotak, yaitu kotak yang berisi orang-orang yang tidak mementingkan dogma dan doktrin. Dan lebih parah adalah parameter dari apa yang disetujui dan tidak disetujui adalah pendapat pribadi. Kondisi seperti ini bukannya tidak mempunyai konsekuensi. Hal ini akan membawa kebingungan bagi banyak orang untuk menentukan mana yang sungguh benar dan mana yang salah, karena seolah-olah semua dapat benar atau semua juga mempunyai kesalahan. Akhirnya, kondisi dapat menyesatkan banyak orang.
2. Tentang tradisi: Anda mengatakan bahwa Gereja Katolik sering membuat tradisi-tradisi berdasarkan keputusan Paus yang sering tidak anda mengerti dan tidak tertulis di dalam Kitab Suci. Pertama, iman kita bukanlah hanya berdasarkan Kitab Suci saja, seperti yang telah dijelaskan di dalam artikel ini – silakan klik. Kedua, kalau ada pengajaran yang perkataannya atau istilahnya tidak disebutkan di dalam Kitab Suci, maka anda tidak dapat langsung mencap bahwa itu adalah salah, sama seperti anda juga percaya akan Trinitas walaupun tidak disebutkan dalam Kitab Suci. Kalau kita telusuri semua Tradisi Suci tidaklah bertentangan dengan Tradisi Suci. Kalau anda mau, silakan anda ambil satu tradisi yang anda pandang tidak sesuai dengan Kitab Suci dan kita dapat membahasnya secara lebih mendalam.
3. Tentang santa-santo: Walaupun setelah dibaptis, kita menjadi anak-anak Allah, karena misteri Paskah Kristus, namun kita semua yang telah dibaptis belum mencapai garis akhir. Pada waktu Gereja Katolik memberikan gelar santa-santo, maka Gereja ingin mengatakan bahwa santa-santo ini adalah sama seperti kita, namun telah berkumpul dengan Allah Tritunggal Maha Kudus di dalam Kerajaan Sorga. Mereka telah menyelesaikan tugas mereka di dunia ini dan telah mencapai garis akhir dengan cemerlang, karena rahmat yang diberikan oleh Allah dan juga teladan iman, pengharapan dan kasih yang ditunjukkan oleh mereka selama mereka hidup di dunia ini. Oleh karena itu, kita yang masih berada di dunia ini atau sedang berjalan menuju tanah terjanji dapat juga meniru kehidupan santa-santo, yang sebenarnya tidak terlepas dari kehidupan Kristus.
Anda dan saya tidak akan masuk neraka kalau tidak pernah mendoakan doa-doa devosi. Namun, doa-doa devosi bertujuan untuk membangkitkan devosi di dalam hati kita untuk semakin berdevosi kepada Kristus sendiri. Saya sendiri mengaku bahwa intelektualitas dan spiritualitas saya tidaklah ada apa-apanya dibandingkan dengan santa-santo. Dengan kerendahan hati, kita dapat belajar dari santa-santo, yang secara luar biasa telah mengasihi Kristus, dengan derajat kasih yang heroic. Kita dapat belajar bagaimana dari mereka bagaimana mengasihi Kristus, pengorbanan, spiritualitas, tulisan mereka, atau juga doa mereka. Coba anda bandingkan doa anda sendiri sebelum dan sesudah Komuni dengan doa dari St. Thomas Aquinas:
Doa sebelum Komuni
disusun oleh St. Thomas Aquinas, Pujangga Gereja (1225- 1274)
Tuhan yang Mahabesar dan kekal,
aku menghadap sakramen Putera Tunggal-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus.
Aku datang sebagai orang yang sakit kepada Sang Tabib Kehidupan,
sebagai orang yang berdosa ke hadapan mata air belas kasih,
sebagai orang buta ke hadapan Terang yang kekal,
sebagai orang miskin dan papa kepada Tuhan langit dan bumi.
Karena itu, aku memohon kelimpahan rahmat-Mu yang tak terbatas
agar Engkau berkenan memulihkan penyakitku, mencuci noda dosaku, menerangi kebutaanku, memperkaya kemiskinanku,
sehingga aku dapat menerima Roti para malaikat, Raja dari segala raja,
dengan segala penghormatan dan kerendahan hati, dengan kasih yang besar,
dengan kemurnian dan iman, dengan tujuan dan maksud
yang dapat berguna bagi keselamatan jiwaku.
Berikankah kepadaku, kumohon,
rahmat untuk menerima tidak saja sakramen Tubuh dan Darah Tuhan kami,
tetapi juga rahmat dan kuasa dari sakramen ini.
O, Tuhan yang Maha Pemurah, dengan menerima Tubuh Putera-Mu yang Tunggal,
Tuhan kami Yesus Kristus yang dilahirkan oleh Perawan Maria,
karuniakanlah kepadaku rahmat untuk boleh digabungkan dengan Tubuh Mistik-Nya dan terhitung sebagai anggota- anggota Tubuh-Nya.
O Tuhan yang Maha Pengasih, berikanlah kepadaku rahmat untuk memandang wajah sesungguhnya dari Putera-Mu terkasih selamanya di surga, yang kini akan kuterima dalam rupa yang terselubung.
Amin.
Doa sesudah Komuni
disusun oleh St. Thomas Aquinas, Pujangga Gereja (1225-1274)
Aku berterima kasih kepada-Mu, Bapa yang kekal,
karena oleh belas kasihan-Mu yang murni
Engkau telah berkenan memberi makan jiwaku dengan Tubuh dan Darah Putera Tunggal-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus.
Kumohon kepada-Mu agar Komuni kudus ini tidak menjadi kutukan bagiku,
tetapi menjadi penghapusan yang berdayaguna untuk semua dosaku.
Semoga Komuni ini menguatkan imanku, membangkitkan di dalamku semua yang baik, membebaskan aku dari kebiasaan- kebiasaan buruk, menghapuskan semua kecondongan terhadap dosa, menyempurnakan aku di dalam kasih, kesabaran, kerendahan hati, baik yang kelihatan dan tak kelihatan, menjadikankanku bersahaja dalam segala hal, mempersatukanku dengan-Mu dengan erat, Sang Kebaikan sejati, dan tempatkanlah aku dalam kebahagiaan yang tak dapat berubah.
Kini aku memohon dengan sungguh agar suatu hari nanti Engkau akan menerima aku, meskipun aku orang berdosa dan tidak layak, untuk menjadi seorang tamu pada Perjamuan Ilahi di mana Engkau, dengan Putera-Mu dan Roh Kudus, adalah Terang Ilahi, kesempurnaan kekal, sukacita yang tak berkesudahan dan kebahagiaan sempurna dari semua orang Kudus, melalui Kristus Tuhan kami.
Amin.
Kita dapat belajar banyak dari doa-doa di atas, yang memang begitu indah dan penuh makna. Tentu saja, kita juga dapat membuat doa spontan. Namun doa yang indah dan penuh makna ini dapat membangkitkan pikiran dan keinginan kita untuk tertuju kepada Tuhan.
Bagaimana dengan doa kepada atau melalui perantaraan para kudus? Kalau anda memang serius ingin menggali lebih dalam lagi tentang topik ini, silakan menyampaikannya di link-link tanya jawab ini – silakan klik, diskusi dengan Anton di sini – silakan klik, diskusi dengan Esther dapat dilihat di sini – silakan klik dan diskusi dengan Machmud dapat dilihat di sini – silakan klik.
4. Tentang patung: Silakan membaca artikel tentang orang Katolik tidak menyembah patung secara lengkap dan teliti, yang telah memberikan penjelasan panjang lebar beserta dengan dasarnya, seperti Tuhan yang menyuruh untuk membuat patung ular tedung, sehingga yang melihatnya akan sembuh, patung kerubim di Tabut Perjanjian, banyaknya ornamen di dalam bait Allah, dll. Kalau anda melihat secara lebih obyektif, maka anda dapat mengenali bahwa di dalam Gereja Katolik, bentuk penyembahan yang tertinggi adalah Misa Kudus. Tidak ada keharusan adanya patung untuk membuat Misa Kudus sah. Namun, patung-patung dan semua ornamen bertujuan untuk lebih menciptakan suasana agar umat Allah dapat mengarahkan hatinya kepada Tuhan. Tidak ada keharusan bagi umat Katolik kalau berdoa harus di depan patung. Kalau anda melihat di gereja-gereja Lutheran, maka anda juga akan melihat banyak patung-patung. Kalau anda tertarik dengan diskusi tentang topik ini, silakan untuk bergabung di sini – silakan klik dan ini – silakan klik.
5. Tentang kekayaan Gereja: Kalau kita lihat, memang kita dapat berbangga terhadap kekayaan Gereja Katolik. Kekayaan ini bukan pada harta, namun pada kekayaan dogma, doktrin, liturgi, tradisi, dll, yang memang mengalami perkembangan dan bertahan selama lebih dari 2000 tahun. Tentu saja ada kasus-kasus yang menunjukkan bahwa sebagian umat terjebak pada devosi atau tradisi, sehingga lupa akan harta kekayaan Gereja yang sebenarnya, yaitu Kristus yang adalah kepala Gereja dan Gereja sendiri yang adalah Tubuh Mistik Kristus. Namun, kalau ada orang yang salah, maka hal ini tidak menjadi alasan bagi kita untuk menyalahkan kekayaan Gereja Katolik. Yang perlu dibetulkan dan dikoreksi adalah orang-orang yang mempunyai pemahaman yang salah, sehingga mereka pada akhirnya dapat menyadari bahwa semua kekayaan Gereja akan tertuju pada satu hal, yaitu Kristus sendiri. Sebagai contoh, tentang pemberkatan rosario oleh pastor, maka kita harus melihat prinsip sakramentali. Katekismus Gereja Katolik menjelaskannya sebagai berikut:
KGK 1667 “Selain itu Bunda Gereja kudus telah mengadakan sakramentali, yakni tanda-tanda suci, yang memiliki kemiripan dengan Sakramen-sakramen. Sakramentali itu menandakan karunia-karunia, terutama yang bersifat rohani, dan yang diperoleh berkat doa permohonan Gereja. Melalui sakramentali hati manusia disiapkan untuk menerima buah utama Sakramen-sakramen, dan pelbagai situasi hidup disucikan.” (SC 60). Bdk. CIC, can. 1166; CCEO, can. 867.
Dengan berkat tersebut, sebenarnya umat Katolik diingatkan agar rosario yang telah diberkati telah menerima berkat doa Gereja, sehingga harus dipergunakan sebagaimana mestinya, yaitu agar digunakan dan didoakan. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah agar melalui meditasi rosario ini, maka umat Allah dapat dihantar lebih dekat kepada Yesus, karena rosario adalah permenungan keseluruhan kehidupan Kristus. Dengan demikian, kita dapat melihat kaitan antara sakramentali dengan Kristus. Secara prinsip, manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Jadi, manusia memuji Tuhan dengan jiwa dan juga dengan tubuhnya atau dengan sesuatu yang bersifat non-material dan juga menggunakan benda-benda material, seperti: air, dupa, dll. Material ini digunakan untuk membantu kita agar rahmat (non-material) dapat mengalir dalam kehidupan kita. Dan hal ini sering kita lihat di dalam Kitab Suci, seperti Yesus yang menyembuhkan orang yang buta dengan ludah dan tanah. (lih. Yoh 9:6).
6. Tentang romo, uskup dan paus: Adalah salah kalau kita menganggap bahwa romo, uskup dan paus sebagai pribadi yang tidak bercela. Bahwa mereka diharapkan dan sudah seharusnya bertindak dengan baik, kudus, dan tidak bercela memang benar, karena mereka adalah panutan umat. Namun, mereka adalah orang-orang berdosa, sama seperti kita, namun dipilih secara khusus untuk menduduki jawaban imam, uskup dan paus. Sama seperti, para rasul Kristus yang telah dipilih oleh Kristus layak mendapatkan penghormatan, maka sudah seharusnya kita menghormati mereka, bukan hanya karena pribadi mereka, namun lebih kepada Kristus sendiri yang memilih mereka untuk menduduki jabatan untuk menggembalakan umat. Hal ini tidak ada bedanya dengan pendeta atau tetua jemaat, yang juga mendapatkan satu kedudukan di dalam satu gereja. Yang berbeda adalah, Gereja Katolik percaya bahwa para imam, uskup dan paus mendapatkan Sakramen Imamat yang bersifat apostolik, karena mendapatkan penumpangan tangan, yang dapat ditelusuri sampai ke para rasul.
Jadi, kalau umat Katolik dapat mengerti dengan benar tentang peran imam, uskup dan paus dalam kehidupan menggereja, maka kita seharusnya bersyukur. Tanpa mereka, maka sungguh sulit untuk mendapatkan persatuan umat Allah dan sungguh sulit untuk mengerti dogma dan doktrin mana yang benar atau tidak. Tidak ada yang salah dengan imam, uskup dan paus, karena Kristus sendiri yang memberikan mereka kepada kita, sama seperti Kristus memberikan Petrus yang diteruskan oleh para paus, memberikan para rasul yang lain yang kemudian diteruskan oleh para uskup dengan dibantu oleh para imam. Dan keberadaan para imam, uskup dan Paus tidak bertentangan dengan perkembangan iman umat Allah, bahkan mendukungnya. Pernyataan anda tentang iman yang mandiri sebenarnya perlu didiskusikan dengan lebih mendalam, karena iman walaupun mempunyai dimensi personal namun juga mempunyai dimensi ekklesiologi, karena kita mempunyai iman yang diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui Gereja. Memang benar bahwa iman yang diteruskan oleh Gereja ini harus ditanggapi secara pribadi. Namun, tanpa iman yang diteruskan oleh Gereja, maka kita dapat saja mengimani sesuatu yang salah. Jadi, kalau ada orang yang dari Katolik berpindah ke Kristen mengatakan bahwa mereka baru terbuka tentang Tuhan, maka yang perlu dipertanyakan adalah apakah sebelum mereka pindah ke gereja lain, mereka telah benar-benar berusaha mempelajari dan mengenal iman Katolik dengan baik? Kalau memang belum, silakan untuk mendalami dan mempertanyakan iman Katolik, sehingga pada akhirnya diperoleh dasar iman yang kokoh.
Demikian jawaban yang dapat saya berikan. Ada baiknya anda juga melihat beberapa diskusi di artikel ini – silakan klik, beserta dengan link-linknya. Mari, bersama-sama kita menggali iman Katolik secara lebih mendalam.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Untuk Saudara-saudariku DALAM KRISTUS,
Saya dari gereja Prostestan (GKI), istri saya Katolik. Dan kami rukun-rukun saja hingga saat ini.
Saya tidak begitu paham mendalam secara teologia, tapi di negara Indonesia ini kita semua (Katolik & Protestan) adalah bagian dari kalangan minoritas.
Dalam berbagai aktifitas kerja/sekolah/pergaulan saja kadangkala kita sulit menemukan rekan seiman yang sama-sama percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Maka dari itu, apakah tidak sebaiknya kita lebih baik sehati sepikir walau kita berasal dari dasar pemahaman yang berbeda, demi menjunjung keagungan Tuhan Yesus Kristus kita mestinya kompak. Alkitab mencatat bahwa saat Kristus datang untuk kedua kalinya, Dia mencari adakah iman di hati kita.
Tentunya iman kepada Dia (Sang Kristus).
Maka dari itu marilah kita membina masing-masing iman kita agar tetap konsisten memegang teguh iman kepada Kristus dan Karya-Nya dalam konsep ke-Tritunggal-annya sehingga kita dapat menjadi Saluran Berkat bagi sesama baik yang seiman maupun yang belum seiman (kembali kita mengingat Karya Kristus di dalam dunia +/- 2000 tahun yll).
Saya yakin kita semua di sini yang berasal dari berbagai denominasi gereja (gereja yang basicly mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat) tentulah menjunjung Yesus yang sama, percaya kepada Firman Tuhan yang sama, dan meyakini penyertaan Roh Kudus yang sama juga.
Mari kita kembali mengingat pesan Tuhan Yesus dalam Matius 28:19 ,”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-KU dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”
Saya yakin walau di manapun orang tersebut bergereja (gereja yang basicly mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat), bila dia sungguh beriman dan dibaptiskan seperti pesan Tuhan Yesus dalam Injil Matius maka secara pribadi orang tersebut telah dimateraikan dalam Tuhan Yesus Kristus apapun denominasi/organisasi gerejanya (gereja fisik) karena kitalah masing-masing yang terlebih penting sebagai gereja (rohani) yang sesungguhnya.
Demikian sedikit masukan dari saya.
Salam Damai,
Tuhan Yesus Memberkati.
Ardhi
[dari katolisitas: kalau anda perhatikan, ada banyak diskusi tentang perbedaan Kristen Katolik dan Kristen non-Katolik dimulai dari pertanyaan-pertanyaan yang masuk, terutama oleh Kristen non-Katolik. Karena katolisitas.org adalah website dengan warna Katolik yang bertujuan untuk menerangkan iman Katolik, maka menjadi tugas kami untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan iman Katolik. Dan menurut saya, diskusi tentang perbedaan iman adalah sesuatu yang baik, selama dilakukan dengan terstruktur dan disampaikan dengan hormat dan lemah lembut.]
dear All
Saya pikir topik dari sherly itu biasa2 saja, alasan2 tsb sangat umum dan banyak juga sebaliknya yang dari Kristen ke Katolik, dari Muslim ke Kristen dsb. Biasanya motif utama perpindahan agama adalah :
1. Untuk memenuhi keinginan duniawinya; manusia modern menginginkan popularitas (agama manusia modern terbesar ); mengutamakan kesuksesan ; kekayaan. Nah kalau di sisi baru dia lebih didengarkan dan dipuji pastilah akan lari ke sana.
2. Manusia modern mengejar damai sejahtera dunia, dan karena itu akan memiliki banyak2 negative feeling ; kekuatiran, kekecewaan, ketakutan dsb. Nah Gereja yang laku keras biasanya yang penuh dengan sorak-sorai penghiburan. Mungkin kita boleh tanya kepada Sherly, setelah pulang ke rumah apakah masih ceria atau kembali lagi negative feelingnya .
3. Manusia modern akan mengejar soal benar dan salah, untung dan malang dan tidak mau menanggung resiko, mana mungkin bisa melakukan pekerjaan2 Tuhan (mereka yang percaya kepadaKu akan melakukan pekerjaan2-KU) ; mana mungkin mau menjadi roti yang dibagi2, menjadi anggur suka cita, memberikan hidupnya untuk orang lain, memanggul salibnya. Mungkin sdri Sherly perlu bertanya kepada pendeta2 top; berapa bayarannya sekali buka mulut, apakah dia menjual nama Tuhan.
Paulus
[dari katolisitas: Masalah memilih agama bukanlah karena popularitas, perasaan (feeling), untung rugi, atau hal-hal lain yang bersifat duniawi. Memilih agama haruslah berdasarkan kebenaran, yang berarti manusia siap menempatkan kebenaran di atas kepentingan pribadi.]
Aku dibaptis dengan jiwa khatolik.. dengan semua itu aku bersyukur kepada Tuhan karna tiap aku melangkah dia ada slalu buat saya..mengasihi, menyayangi rasa rendah hati smua itu ada dalam jiwa KHATOLIK.
Saudariku Sherly di Sydney,
Salam damai Kristus Yesus! Setelah membaca comment anda tentang alasan perpindahan dari Gereja Katolik ke Gereja Kristen, saya kembali teringat omongan sesama anak di masa kanak-kanak saya. Saat itu celoteh anak-anak adalah mengejek kebiasaan dan simbol-simbol yang sangat kaya di Gereja Katolik. Membaca comment anda itu, kok saya menjadi merasa kasihan pada anda. Kok di era teknologi informasi secanggih saat ini, di mana anda bisa mendapat informasi dalam berbagai bidang kehidupan dengan mudah, pemahaman anda tentang Gereja Katolik begitu sempit. Mengapa anda mendasarkan kepindahan dari Gereja Katolik pada orang-orang yang tidak mau baca Alkitab dan orang-orang yang berperilaku jahat atau buruk? Sangat sempit.
Sherly, cobalah komtemplasi lagi seberapa jauh dan dalam iman kepercayaanmu kepada Yesus Kristus, Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia serupa dengan kita. Untuk apa? Ya untuk penebusan kita dari dosa.
Salam damai Kristus Yesus! Saya mendoakan kiranya Tuhan memberkati kehidupan kristianimu sehingga tidak berpindah-pindah agama lagi.
Salam Saudara-saudari terkasih..
saya telah dibaptis sejak saya lahir. lingkungan tempat saya lahir,sangat mendukung saya untuk pindah agama, karena mayoritas anggota masyarakatnya adalah warga keturunan, sehingga saya menjadi salah satu diantara umat Katolik yang minoritas.
awalnya iman saya sempat goyah karena tuduhan-tuduhan yang dilancarkan kepada Katolik, sehingga saya sempat berkeinginan untuk pindah keyakinan. namun yang terjadi adalah sebaliknya, saya mulai diajarkan lebih dalam lagi tentang iman Katolik, sehingga sampai sekarang saya sangat bersyukur tidak jadi pindah.
satu hal yang diajarkan oleh seorang brother (yang juga menjadi mentor saya), mengasihi bukanlah dengan mengkritik, mencari kesalahan, ataupun membuat pernyataan yang bersifat menyerang, melainkan mengasihi adalah dengan cara “tidak marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.” (1KOR 13:5), dan tentunya di kitab suci tidak tertulis bahwa manusia tidak boleh berimajinasi, mengekspresikan Tuhan Yesus sesuai dengan ekspresi accidental dalam pikiran kita.
bagi saya pribadi yang adalah pecinta sepakbola, saya merasa sangat gembira ketika saya bermain sepakbola, dan saya merasa ada kepuasan setiap kali bermain bola bersama teman-teman saya. saat itu juga saya merasakan kalau Tuhan itu hadir, bermain sepakbola dengan saya melalui teman-teman saya. sehingga saya menggambarkan Tuhan memakai baju bola dan mengangkat piala bersama-sama sebagai satu tim.
saudari sherly yang terkasih dalam Kristus, dunia telah memberikan banyak tawaran yang membuat umat Tuhan terpecah belah, apakah kita masih harus membuat sebuah tindakan yang membuat kita semakin terpecah belah? jika demikian, Kristus yang kita imani sebagai pembawa damai harus kita posisikan di mana?
mari kita sama-sama merenung, sudah seberapa besar kasih kita akan Tuhan. sudahkan kita melaksanakan amanat kasih untuk terus membawa perdamaian?
Damai Tuhan besertamu..
Dear all
maaf sedikit curhat…
saya dibesarkan dari aneka ragam agama dan ayah saya Moslem ibu Katholik kakak ada yg Islam, Protestan, namun kami asyik2 aja, kalau lebaran ikut kalau natal memang hari rayaku.
Sebelum akhirnya saya berlabuh di Katholik saya sudah pindah 5x agama, silahkan anda pikirkan agama apa saja itu, namun hati saya tetap KATHOLIK meskipun saya tidak semahir membahas Alkitab seperti penganut Kristen yg lain (maaf) dalam diri saya harga mati untuk Katholik meskipun istri saya masih Protestan, namun anak saya sudah Katholik
Katholik itu hubungannya ke Tuhan iya ke masyarakat juga iya, coba perhatikan di kampung2 siapa yg sering dimusuhi orang Muslim…??? Kebetulan saja mereka bukan orang Katholik tetapi Kristen yg lain. Saya tdk ingin membakar emosi namun ini yg saya alami di komunitas Moslem sampai saat ini..
maaf capek ngetiknya
Txs & GBU all.
Syalom teman-teman,
Ijinkan saya sharing, pengalaman Shirly ini mengingatkan pada seorang kawan. Meski tidak mengalami peristiwa yang sama, namun pada intinya: meninggalkan iman Katolik karena belum mendalami iman kekatolikan secara utuh. Diperparah dengan adanya kejadian-kejadian yang tidak menggenakkan.
Kawan saya beragama Katolik. Ia telah dikecewakan oleh seorang yang beragama Katolik. Hal itu terbaca dari pernyataannya dia yang berkata, “Padahal dia dulu aktif sebagai putra altar, eksis pula sebagai ketua mudika- tapi kok perilakunya seperti itu”
Dari situlah dia bilang bahwa faham-faham kekatolikan tidak membuat keimanannya berkembang. Dia pun menjelajahi gereja-gereja lain. Entah gimana ceritanya, dia akhirnya menyerang keimanan Katolik yang buatnya ‘Ekaristi itu bukan berasal dari Allah. Bunda Maria itu tidak ada di Alkitab.’ Lebih gilanya lagi, dia sudah sampai pada tahap memaki-maki.
Kawan ini memang sahabat lama. Pertama kali saya menghadapinya, sedih setengah mati. Apalagi saat itu saya tidak bisa menjawab satu pun pertanyaannya mengenai Kekatolikan.
Dia marah dan mengatakan bahwa saya sesat, dan sudah sepantasnya dia membawa saya ke jalan yang benar. Sampai sekarang saya masih bersahabat. Awalnya saya pun marah. Setelah mengoreksi diri, dan juga membaca tulisan-tulisan di website ini, saya merasa tenang. Saya menahan diri setiap kali dia menyerang saya.
Saya mendoakan dia, agar dia merasakan damai Tuhan. Agar luka-lukanya terbasuh. Saya yakin Roh Kudus menjamah!
Semoga sharing ini menguatkan kita semua dalam menghadapi orang-orang seperti itu!
Shalom,
Saya kira kita sebagai umat Katolik tidak perlu penjelasan atau mendengarkan hal yang tidak sesuai dengan ajaran kita dari dunia di luar Gereja Katolik. Kita dapat berdiskusi, tetapi saya yakin seyakin-yakinnya Kristus sendiri menyerahkan kunci kerajaan surga pada Santo Petrus. Dan saya semakin hari sungguh merasakan wibawa Gereja Katolik. Pernyataan Maria Fatima, Santo-Santa, cara hidup para imam yang sungguh berkaul kemurnian, kemiskinan dan ketaatan adalah bukti buah-buah kekudusan Kristus. Jika mau hidp dengan Kristus, kita siap menigggalkan segalanya. Untuk mengerti ajaran Kristus, kita pun harus siap taat pada kedisiplinan Gereja Katolik. Otoritas Kekatolikan dan keutamaan Tahta Suci Vatikan adalah ciri dan pralambang pemerintahan Kristus di dunia, yang mengalahkan roh-roh dunia yang jahat, miskin dan lemah namun memperhambakan manusia. Maka bagi saya tidak ada toleransi apa pun terhadap Hukum Kanonik. Semua sudah ditetapkan dan memudahkan kita untuk mengikuti Kristus.
Kakak saya sendiri pindah ke Protestan. Jika memang seseorang pindah karena hati nuraninya, silakan. Tetapi jangan sampai meninggalkan cara hidup Kristus. Namun saya sendiri pun merasa, tidak ada “tempat lain yang lebih nyaman” selain Rumah Tuhan Kita di Gereja Katolik di mana Kristus sungguh nyata hadir dalam Sakramen Ekaristi yang dapat kita sambut setiap hari, setiap pagi.
Shalom,
Monica
Shallom……
Setelah aku baca penjelasan dari moderator, aku sangat senang dan bangga, kalau moderator forum Katholik sangat bijak dan lembut kata2nya, tidak menggunakan kata2 yang keras dalam menjawab. Aku berharap …kata2 lembut tetap bisa dipertahankan, dan menjadi ciri khas KATOLISITAS.ORG,
Kukira kata2 lembut dengan tidak meninggalkan prinsip PENGAJARAN sangatlah penting, karena aku pernah mengalami situasi buruk, ketika para moderatornya mengunakan kata2 yang keras .
Sedikit pengalamanku dulu…..
4-5 tahun yang lalu, ketika aku sedang krisis rohani, aku masuk ke salah satu forum Katholik, dengan maksud untuk mencari sesuatu untuk memperbaiki krisis rohani aku, di sana aku tidak menemukan apa yang aku cari, malah yang kudapat krisisku malah menjadi2. Pengajarannya sih bagus but penyampaian kata2 yang cenderung keras dan menjurus kasar yang sering membuat situasi jadi makin panas. Aku sih tidak menyalahkan moderatornya secara mutlak, karena mereka juga terlalu sering diserang ama [Dari Katolisitas: mungkin maksudnya adalah pihak- pihak non- Katolik] secara terus menerus.
Mudah2an Katolisitas bisa mempertahankan penggunaan kata2 yang lembut terus.
Karena kupikir, kata2 yang lembut akan sangat kuat pengaruhnya dibanding kata2 yang keras.
GBU
Nobert
Saya juga senang dan bangga pada moderator.
GBU….
Salam
Saya Donita
Jujur saja, saya pengikut Kristus yang jarang nih buka-buka alkitab, he he.
Tapi melalui diskusi ini, ada banyak hal yang menggelitik saya, dan membuat saya untuk mengoreksi diri.
Buat saya, topik ini berat sekali. Perlu waktu tuh untuk memahaminya, itu pun berkali-kali. Maklum, saya agak lemot nih, he he he.
Namun, ada satu hal yang menyentil saya. Dari diskusi ini, semua berpulang pada kita semua. Selama diskusi ini dijalankan dengan santun, dan saya yakin orang lain bisa menilai kearoganan seseorang. Dari hal kecil ini, yang mungkin kedengarannya sepele, kita sering lupa, he he
(Kasih tidak memegahkan diri)
Syalom Donita
Mengakui kerendahan hati kepada Tuhan dan sesama adalah baik…
Saya sendiri juga merasa jarang untuk membaca Alkitab bukan sama sekali tdk pernah, bacalah sesuai dengan keadaan hati kita inginkan apa yang Tuhan buat bagi kita….Alkitab dibaca dan direnungkan kalau bisa hapal syukur, tapi tdk juga tdk apa2, yang penting kita sdh merasa tersapa dengan bacaan yg kita baca.
Sampaikanlah kebenaraan itu meskipun pahit adanya..kadang mungkin orang mengatakan kita arogan atau tinggi hati, sebenarnya tdk juga begitu.. kita sampaikan apa adanya sesuai dengan keyakinan iman kita.. tdk perlu memaksa orang untuk setuju dgn kita cukuplah biar Tuhan yang bekerja, juga biarkan Roh Kudus yang menuntun supaya orang yg berdialog bisa mengerti atau memahami apa yg kita sampaikan…
tdk gampang memang…
Bagi saya pribadi tiem Katolisitas sudahlah bekerja maksimal dan juga sudah santun sekali dalam penyampaiannya.. justru terkadang tamu2 yang masuk yang terkadang tdk sopan atau malah ngeyel dalam menyampaikan argumennyaaaa
Bravoooo tiem Katolisitas God bless you all…….
Syalom Juga Mas Didik
Saya percaya ketika Sabda itu kita imani, Sabda sudah berwujud kepada sikap Cinta Kasih dalam kehidupan sehari-hari. Soalnya, dalam keseharian, saya sering tuh berbincang-bincang dengan teman-teman, yang menurut mereka, Kitab Suci adalah satu-satunya kebenaran. Bahkan secara ekstrim salah seorang kenalan ada yang mengatakan bahwa, “Dia tidak akan menerima hal-hal di luar Kitab Suci. Di luar itu dianggap sesat”
Pusing juga menghadapinya, apalagi orang yang diajak berdiskusi itu ‘keras’ atau bahkan tidak mau kalah. Yang terjadi bukanlah saling mengisi, malah debat terus. Kalau sudah begitu, kapan ‘jalan’nya, he he he he.
Saya senang skali website ini benar-benar membuat menemukan jawaban-jawaban yang selama ini saya cari. Inilah problem hampir setiap umat Katolik, yang dianggap tidak dekat dengan Kitab Suci!
Salut untuk Tim Katolisitas!
GBU
Syalom Donita
Kalau orang yang diajak diskusi itu susah mengerti ya kita bilang saja bahwa kita memang berbeda, lagi pula di dalam Alkitab pun tdk ada ayat yang mengatakan bahwa Alkitab adalah satu2nya kebenaran sejati, karena di luar itu masih ada Tradisi dan Magisterium Gereja.
Aneh memang teman anda itu seperti kuda yang ditarik dengan mata tertutup di samping kanan kiri jadi taunya jln yg di depan saja. Katakan saja bahwa kami Katholik tidak percaya pada ajaran2 yang datang sesudah kanon Alkitab dikeluarkan para Bapa gereja…
God bless.
Syalom Katolisitas.org
Kepada admin yang terkasih dalam Kristus,
Saya seorang Katolik yang masih terus belajar untuk dapat bertumbuh dalam iman Katolik. Pada kesempatan ini saya ingin bertanya mengenai bagaimanakah tanggapan iman Katolik terhadap pandangan ideologi dari saudara-saudari kita yang terpisah dan menyebut diri mereka sebagai Gereja Lokal.
Mereka menyebut bahwa sistem Gereja Katolik adalah salah dan dipenuhi dengan susupan iblis-iblis berdasarkan ajaran Witness Lee, pendiri Gereja Lokal, menurut interpretasinya akan Alkitab (yang bahkan sudah ‘diperbaharui’ dengan terbitan Alkitab versi Pemulihan milik Gereja Lokal ini).
Pada dasarnya, mereka menganggap kesesatan sistem Gereja Katolik berasal dari interpretasi Kitab Wahyu 2: 20 dan Wahyu 17. Untuk lebih lengkapnya, saya mengikutsertakan link yang sempat saya baca;
http://www.contendingforthefaith.org/responses/Geisler-Rhodes/defend-Roman-Catholicism.html
Mohon penjelasan dari admin sehingga saya pun bisa lebih tanggap akan hal ini, lebih kuat dan tangguh dalam iman Katolik, dikarenakan saya bersinggungan secara langsung dengan orang-orang yang menganut aliran Gereja Lokal ini dan kiranya ada masukan dari admin tentang bagaimana saya harus bersikap dalam menanggapi orang-orang tersebut sesuai dengan sikap seorang Katolik yang sejati.
Sekian, terima kasih, dan saya berharap akan tanggapannya.
Damai Kristus beserta anda,
Markus Chieko
Shalom Chieko,
Apa yang disampaikan dalam link tersebut sesungguhnya bukan merupakan hal baru, dan sesungguhnya sudah banyak dibahas di situs ini. Memprihatinkan memang bahwa ada orang- orang tertentu yang mengatakan bahwa Gereja Katolik itu sesat dan dengan demikian menjadi sangat anti terhadap Gereja Katolik.
Karena topik- topik yang disebut di sana sudah pernah dibahas di situs ini, silakan anda membacanya terlebih dahulu tulisan- tulisan di bawah ini, agar tidak terjadi pengulangan terhadap apa yang sudah pernah disampaikan:
Apakah Gereja Katolik adalah “the Whore of Babylon”?
Apakah binatang pertama dalam Why 13= Gereja Katolik?
Satanisme di Gereja Katolik?
Paus Benediktus XVI dan Sola fide
Tentang Obelisk dan air suci
Selanjutnya, silakan anda membaca terlebih dahulu beberapa topik serupa, yang sudah dibahas di situs ini, yang dapat anda temukan sendiri di rubrik ARSIP, silakan klik di sini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
di katolik kalau saya tdk salah ada doa maria yg antara lain..salam maria bunda Allah…dmn ada kalimat yg isinya supaya maria mendoakan kita (manusia/umat katolik) .dst….saya mau tahu tentang doa itu sbb yg saya tahu bahwa maria adalah manusia biasa dan sdh mati, bukankah kita itu berarti kita telah berdosa karena :
1. kita berdoa kepada manusia.
2. kita berdoa ke pada orang mati.
maaf sebelumnya dgn pertanyaan saya ini, saya hanya pingin tahu dan berbagi pengetahuan.
sbg informasi istri saya juga agama katolik tapi saya tdk mau memaksa istri saya itu utk masuk kepercayaan yg saya imani sekarang (kristen protestan ) … walaupun saya berkeinginan dalam 1 keluarga alangkah lebih bagus klu satu gereja ….. namun saya pikir bukan gereja lah yg menyelamatkn kita namun iman kita yg diterapkan ke dalam perbuatan kita
terima kasih.
salam GBU
albert
[Dari Katolisitas: Pertanyaan serupa sudah pernah dijawab di artikel berikut ini, silakan klik di judul- judul berikut:]
Mengapa umat Katolik mohon dukungan doa kepada orang- orang kudus yang sudah meninggal dunia?
Benarkah kita tak bisa mohon para kudus untuk mendoakan kita
Karena Bunda Maria adalah manusia biasa, bukankah kita tidak perlu menghormatinya secara istimewa?
Apakah umat Katolik harus berdoa melalui Bunda Maria?
Doa Rosario, doa yang sungguh Alkitabiah
Pengantaraan Yesus bersifat inklusif
Salam kasih saudara Albert,
Suatu suka cita bila istri anda bisa lanjut mengimani Katoliknya dan terus bertumbuh dengan dukungan anda. Terlebih anda telah membuka hati untuk dapat memahami apa yang menjadi umat Katolik imani dan perjuangkan dalam tindakan kasih nyata yang sesungguhnya.
Menurut hemat saya, salah satu perbedaan ajaran cinta kasih dalam Katolik yang selama ini saya terima adalah tidak terlalu menekankan tentang dosa atau bukan dosa, haram atau halal, neraka atau sorga, iblis atau malaikat. Sebaliknya ajaran cinta kasih dalam Katolik yang saya peroleh lebih jauh mengajak atau mengundang keterbukaan dan ketulusan hati dalam journey menuju Kerajaan Sorga untuk lebih mengasihi Allah Bapa dan juga sesama (termasuk penganut agama atau kepercayaan yang berbeda), seperti halnya Yesus sangat mengasihi kita semua.
Dengan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan makna cinta kasih yang sesungguhnya akan membuat hati menjadi lebih dewasa dan waspada dengan sendirinya. Dewasa dalam kerendahan hati dan waspada akan kesombongan diri yang kadang terselubung adanya.
Maaf bu Ingrid dan pak Stef bila saya suka ikut kasih komentar tanpa diminta oleh pembaca. Maksud hati hanya sekedar turut mengungkapkan rasa bahagia dalam wadah katolisitas.org yang sungguh hidup dan bermanfaat juga. Terima kasih ya :)
Shalom Anastasia Rafaela,
Terima kasih atas komentar anda. Memang ajaran iman Katolik intinya adalah cinta kasih karena Allah adalah Kasih (1 Yoh 4:8). Namun demikian, bukan berarti bahwa karena ajaran intinya Kasih, maka menjadi tidak penting tentang dosa atau tidak dosa, neraka atau surga, iblis atau malaikat. Justru, setelah kita tahu, inti ajarannya adalah kasih, yaitu kasih Allah yang mengundang kita untuk menanggapi kasih-Nya itu, maka kita akan menjauhi dosa, berusaha hidup kudus agar sesuai dengan panggilan surgawi kita sebagai anak- anak Allah. Selanjutnya, anda benar, bahwa kasih itu tidak pandang bulu, artinya tidak mengenal batas agama, suku dan kepercayaan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam kasih bu Ingrid,
Terima kasih atas koreksinya. Adapun saya mengungkapkan ‘tidak terlalu menekankan’ mempunyai maksud arti ‘tidak terlebih utama menggemakan’. Pengetahuan dan pemahaman akan hal dosa atau bukan dosa, sorga atau neraka, iblis atau malaikat adalah bagi saya semacam CLUE yaitu petunjuk-petunjuk yang justru perlu dan juga penting untuk dapat membantu mempermudah cara hidup menahan diri terhadap sikap dan tindakan yang tidak diharapkan.
Namun yang menjadi istimewa dalam katolik bagi saya lebih jauh adalah adanya 3 pondasi utama Gereja Katolik (Tradisi Suci, Kitab Suci, Magisterium) yang satu, kudus, katolik dan apostolik akan lebih membantu membawa kedekatan kepada kasih Allah yang sesungguhnya dengan lebih mudah. Yang menurut hemat saya, perbedaan pengajaran kasih dalam iman katolik yang juga bersumber dari ajaran lisan (Tradisi Suci) tanpa mengurangi rasa respect dan trust kepada Magisterium Gereja akan memberi ‘keseimbangan’ hidup cinta kasih dan perdamaian dunia terhadap aneka macam penemuan baru sejalan dengan perkembangan jaman.
Keistimewaan ini akan mendorong hati dan pikiran menjadi lebih luas dan terus terbuka agar tetap focus pada ‘proses’ tantangan atau perjuangan hidup dengan terlebih utama menggemakan saling kasih yang terbuka, tak terpaksa dan benar-benar tulus serta tidak berharap (keuntungan) balik apa-apa. Hal ini pula yang akan membawa perolehan makna hidup yang sesungguhnya dengan menikmati perjalanan hidup itu sendiri dalam damai sejahtera dan penuh suka cita seakan mengalami kerajaan sorga di dunia. Sebagaimana juga St Agustinus mengajak kita berdoa seolah semuanya tergantung pada Allah, dan bekerja seolah semuanya tergantung pada kita.
Akhir kata saya sangat bahagia dan bersyukur kepada Allah yang menghadirkan orang-orang baik dalam kehidupan pribadi iman katolik saya, terutama alm. Pater Pohl (Berlin) dan alm. Pater Raymond (Jakarta), Pater Paul (Berlin), Romo Johan (Malang), Fr. Henry dan Fr. Luan (New South Wales), Bu Ingrid dan Pak Stef beserta tim katolisitasnya.
Peace and Best Wishes
Anastasia Rafaela
Shalom pak Albert
Saya mau ikut menanggapi pertanyaan pak Albert, yang sebenarnya sudah dijelaskan dengan begitu detil oleh pak Stef dan bu Ingrid.
1. Kita berdoa kepada manusia.
Kalau yg dimaksud adalah doa Salam Maria, maka kalimatnya adalah sbb : … Santa Maria bunda Allah doakanlah kami yang berdosa ini …. . saya rasa sangat jelas bahwa orang Katolik tidak berdoa kepada bunda Maria, tetapi mohon dukungan doa / didoakan oleh bunda Maria, sama sepeti kita minta teman, orang tua, pastur/pendeta, dll untuk mendoakan kita.
2. Kita berdoa kepada orang mati.
Saya tahu, komentar saya di no1, akan disanggah oleh pertanyaan no 2. Saya akan mengulang kata2 Yesus sbb : (Yoh 11:25) “jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,” Sangat sederhana, bagi kami orang Katolik, iman kepada Kristus (tentu harus didukung perbuatan yg sesuai /bukan cuma sola fide) membuat kami tetap hidup walaupun sudah mati. Bunda Maria adalah Gereja yang sudah berbahagia dan HIDUP (3 Gereja : Gereja yg masih mengembara : masih hidup di dunia, Gereja yg menderita : dalam api penyucian, dan Gereja yg sudah berbahagia : dalam surga. Semua adalah orang – orang hidup karena iman akan Yesus dan perbuatannya yg bersesuaian dengan yg diimani tersebut), sehingga berdoa bersama / minta didoakan bunda Maria itu sama seperti kita berdoa bersama teman, orang tua, pastor, pendeta, dll.
Maaf pak Stef, Bu Ingrid, kalau ikut komentar sebelumnya.
Tuhan memberkati
Dear Albert,
Sorry sebelumnya untuk tim moderator Katolisitas kalau saya memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Albert… karena kebetulan banget saya pernah ikut satu diskusi mengenai asal muasal doa Salam Maria.. dan saya ingin sekali berbagi..
Kalimat pertama :
Salam Maria penuh rahmat Tuhan sertamu — merupakan salam dari malaikat Gabriel saat memberitahu bahwa Maria akan mengandung dari Roh Kudus.
Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu – Injil lukas 1 : 42
sedangkan untuk kalimat terakhir :
Santa Maria bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati – merupakan hasil keputusan dari gereja Katolik untuk mempersingkat doa ini. Karena pada jaman dahulu, kalimat terakhir dari doa Salam Maria ini merupakan doa spontan di mana setiap orang boleh mengucapkan semua permohonan kepada Bunda Maria.
Demikian sharing yang bisa saya bagikan melalui forum ini. Ini saya dapatkan ketika saya mengikuti rekoleksi tentang bulan Maria dan dibimbing oleh romo yang biasa bertugas di TNI AL.
Untuk bu Ingrid dan pak Stef, maaf kalau saya memberanikan diri untuk berbagi. jika ada kesalahan, saya mohon maaf.
Regards, Tia
[Dari Katolisitas: Terima kasih atas sharing anda. Sebenarnya apa yang anda sampaikan, kurang lebih sudah kami sampaikan juga dalam artikel: Doa Rosario, doa yang sungguh Alkitabiah, silakan klik]
Shallom,
beruntung saya dapat menemui laman web seperti ini, Lebih2 lagi langsung tiada masa untuk aktif dalam pelayanan di sebabkan kelalaian sendiri..komitmen dengan tugas, anak-anak..Saya menyokong penuh..semoga laman ini dapat di temui oleh semua warga umat Katolik..sebetulnya saya agak keliru juga di masa2 seperti ini.Bila teman saya tanyakan
1.Apa bezanya saya ke gereja non-katolik ,biarpun saya masih berpegang dengan Katolik…Bukankah kepercayaan itu sama?saya rasa malu dengan diri sendiri saya langsung tidak ada jawapan untuk soalan seperti itu….Bole tolong bagi jawapan untuk soalan kawan saya tu..?
2.Apa yang perlu saya perbuat untuk membantu saudara baru?
Terima Kasih Tuhan memberkati……
Shalom Veron,
1. Tentang bedanya sekilas tentang ajaran Gereja Katolik dan gereja Kristen non- Katolik, klik di sini.
Pergi ke kebaktian gereja non- Katolik berbeda maknanya dengan mengikuti Misa Kudus dalam Gereja Katolik; karena di dalam kebaktian gereja non-Katolik tidak ada sakramen Ekaristi, di mana Kristus sendiri hadir dalam rupa roti dan anggur. Sekalipun di kebaktian itu ada perjamuan kudus, perjamuan kudus tersebut juga berbeda makna rohaninya dengan perayaan Ekaristi dalam Gereja Katolik. Hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
2. Tentang membantu “saudara baru”.
Apakah yang anda maksud di sini adalah saudara yang baru dibaptis? Jika ya, maka pertama- tama adalah membantunya bergabung dalam komunitas gerejawi di paroki anda, dan memberi pendampingan dalam hal iman. Artinya jika ia mempunyai pertanyaan- pertanyaan tentang iman, silakan anda menanggapinya. Jika anda sendiri kesulitan untuk menjawabnya, anda dapat bertanya kepada pastor paroki, atau anda dapat membacanya di sumber- sumber informasi tentang iman Katolik baik melalui buku- buku ataupun internet, seperti di situs ini, maupun situs- situs Katolik lainnya.
Di atas semua itu, jadilah sahabat baginya dalam perjalanan imannya dan berdoalah baginya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
dear all,
Jika menurut pengalaman saya, ada beberapa alasan berikut yang menyebabkan seorang Katolik berpindah ke Protestan
1. Ikut pacar
Jangan ketawa….ini beneran nih…… banyak yang beginian :))
Kalau yang satu ini jelas karena iman dan mental yang belum dewasa.
2. Kecewa pada institusi atau oknum gereja Katolik.
Bisa jadi pengalaman tidak menyenangkan diremehkan, dihina, melihat contoh romo yang buruk, melihat perilaku orang Katolik yg buruk, cekcok dengan sesama anggota lingkungan, dsb.
Marilah kita umat Katolik, menjaga diri dan perilaku, serta saling mengingatkan dalam kasih.
3. Bosan dengan liturginya. Gak rame. Gak gaul. Jadul. Ngantuk. dsb…..
Well…..saya punya 2 kabar buruk kalo untuk alasan yang ini :
A. Ketaatan tidak mengenal mood.
Ketaatan dan kecintaan kita kepada Tuhan tidak boleh dipengaruhi mood. Yesus maupun para orang kudus, tidak ada satupun yang mood-moodan mengikuti Tuhan. Apapun bentuk liturginya tidak boleh mempengaruhi ketaatan atau kecintaan kita kepada Tuhan. Masak nunggu misa Karismatik baru mood ke gereja ?
B. Tuhan ditemui dalam keheningan dan ketenangan.
Ketika Yesus mengajar berdoa, Dia berkata “masuklah kedalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.” (Mat 6:6).
Dalam 1 Ptr 4:7 ditulis : “Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa”
Para orang kudus seperti St Theresia Avila, St Yohanes Salib, St Theresia Lisieux, dll juga menganjurkan keheningan dan ketenangan batin. Bahkan dalam catatan hariannya, Beata Faustina menuliskan bahwa jiwa-jiwa yang terlalu cerewet akan kesulitan untuk mendengarkan suara Tuhan. Mother Theresa juga menekankan pentingnya keheningan batin.
Jadi sudah sepatutnya kita berlatih mengheningkan diri, (yang faktanya lebih susah daripada jingkrak-jingkrak…..)
Gimana ? masih mau alasan liturgi yang tidak rame, tidak hingar bingar dan tidak gaul ?
4. Tiba-tiba merasa ajaran katolik sesat
Biasanya jenis yang sudah menerima “penginjilan”…. dan tidak mencari jawaban kebenaran.
Sayang sekali…………..Padahal, barangsiapa mencari, dia akan mendapat…. apalagi jika yang dicari kebenaran (bdk Mat 7:7-11)
Itu aja sharing saya. Terima kasih.
Salam kasih Vinsensius,
Tanggapan atas pengalaman saudara menjadikan pertanyaan di hati saya. Adapun jawaban mengapa saya tetap menjadi katolik, menuntut keberanian akan keterbukaan dan kejujuran hati saya sesungguhnya.
1.Tetap katolik walau suami kristen non katolik
Karena pada awal mula pacaran, kita masing-masing sudah berkomitmen untuk saling menghargai satu sama lain atas pilihan iman kita masing-masing. Sampai menuju ke jenjang pernikahan kita harus bersikap lebih terbuka yang menuntut ‘kesadaran dan kedewasaan’ masing-masing akan kebenaran. Bahwasanya, cinta yang tulus itu amat terbuka dan tidak terpaksa sifatnya.
Puji Tuhan, suami dan pihak keluarganya setuju dengan sakramen pernikahan dan saya pun harus tetap bertanggung jawab atas pembinaan iman anak kami dalam iman katolik, dengan dukungan suami tentunya.
2.Kecewa pada institusi atau oknum gereja Katolik menjadikan saya untuk lebih tulus lagi mengasihi Allah.
Pengalaman ini sangat banyak sekali buat saya, namun semuanya itu menjadikan saya lebih dewasa. Mulai dari kepala sekolah katolik SMP yang mempertanyakan ketegasan kekatolikan saya di depan teman-teman, suster kepala sekolah SMA yang menyindir keragu-raguan cita-cita saya di depan ayah (alm.) saya saat interview penerimaan murid baru, pastor di linkungan SMA yang mempertanyakan kepercayaan diri saya saat bertugas di sekolah, dsb. dsb. dsb.
Akan tetapi hal itu semua membuat saya sadar dan berusaha untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan saya dan menjadikan lebih baik dari sebelumnya. Saya percaya kepada Allah Bapa dengan segenap hati agar senantiasa dipenuhi rasa damai dan sukacita.
3.A. Ketaatan tidak mengenal mood menjadi tantangan iman yang membutuhkan usaha keras bagi saya.
Sungguh anugerah yang luar biasa bila saya bisa mengalahkan kemalasan atau keengganan menyambut Ekaristi.
B. Tuhan ditemui dalam keheningan dan ketenangan serta akan lebih akrab lagi bila saya jujur dan terbuka secara total mengasihiNya.
Karena bagi saya pribadi syarat untuk bisa akrab dengan Allah adalah saya harus hidup jujur dengan kasih yang tulus, karena ternyata memang”…dengan orang jujur Ia bergaul erat.” (Amsal 3:32). Artinya saya harus menjadi orang yang terbuka di hadapan Allah dan tidak ada sesuatu yang perlu saya tutup-tutupi atau sembunyikan.
Untuk perkara-perkara yang sulit, biasanya saya harus benar-benar sadar untuk mengakui diri atas kesalahan atau kelalaian saya, baik disengaja maupun tak disengaja dan memohon ampun kepadaNya (dengan sakramen tobat), juga kepada orang-orang yang saya sakiti hatinya. Walau pada kenyataannya mohon ampun (bukan sekedar minta maaf) sama sesama manusia itu sangat-sangat tidak mudah (manusia bisa marah dan memaki-maki). Sepertinya bagi saya itu perlu bantuan kasih Roh Kudus yang mulia untuk bisa memampukan saya melakukannya, dengan meletakkan harga diri saya serendah-rendahnya sehingga terbebaskan beban dosa nantinya.
4.Tiba-tiba merasa ajaran katolik sungguh sangat ‘sederhana’.
God is Love. The simple and profound truth at the heart of Trinity Sunday is that ‘God is Love’. God is three persons in a relationship of perfect unity. In our individualistic society, the Trinity calls us to ask not, ‘who am I?’ but rather ‘Whose am I? To whom do I belong?’ Through our relationships of love, we discover God. (Francine & Byron Pirola, My School Diary, p.72, 2011)
Demikian sekilas pengalaman iman katolik saya. Tuhan memberkati kita semua.
[Dari Katolisitas: Terima kasih atas sharing anda, dan keputusan anda untuk tetap setia dengan iman anda. Semoga pengalaman anda ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua.]
MENANGGAPI Komentar Vinsensius:
Jika menurut pengalaman saya, ada beberapa alasan berikut yang menyebabkan seorang Katolik berpindah ke Protestan:
1. Ikut pacar
Jangan ketawa….ini beneran nih…… banyak yang beginian :))
Kalau yang satu ini jelas karena iman dan mental yang belum dewasa.
Komen Sy:
Bisa dijelaskan di bagian mana di kitab suci ditulis jika seseorang Katolik memacari seorang Protestan maka dia itu iman dan mental nya belum dewasa?
Apakah anda tahu bagaimana perjuangan seseorang dalam mencari jodoh seiman?
Sy sendiri punya pengalaman yg sangat tidak menyenangkan dengan mantan pacar Katolik sy, dia bukan orang Katolik yg baik walau selalu ikut aktif di kegiatan gereja. Sekian lama sy menunggu untuk kembali bertemu dengan seseorang yg Katolik dgn harapan membina keluarga seiman namun ternyata harapan itu sirna manakala ketemu lagi dengan seorang pria Katolik yg makin menyakiti hati sy dan memudarkan semua keinginan sy menikahi pria Katolik.
Saat ini sy mempunyai kekasih seorang Kristen dan dia sangat taat beribadah, dan dia tidak pernah berkeberatan atas keinginan sy untuk tetap berdoa pd Bunda Maria. so alangkah aneh nya jika kamu bilang bahwa seseorang iman nya tidak dewasa hanya karena memacari seorang Kristen, apa kamu yakin kamu sangat dewasa? pasti masuk surga?!
please deh!
Komentar Vinsensius:
2. Kecewa pada institusi atau oknum gereja Katolik.
Bisa jadi pengalaman tidak menyenangkan diremehkan, dihina, melihat contoh romo yang buruk, melihat perilaku orang Katolik yg buruk, cekcok dengan sesama anggota lingkungan, dsb.
Marilah kita umat Katolik, menjaga diri dan perilaku, serta saling mengingatkan dalam kasih.
Komen Sy:
Tidak bisa dipungkiri, beberapa hal bisa menyebabkan trauma psikis pada seseorang, sekali lagi kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Komentar Vinsensius:
3. Bosan dengan liturginya. Gak rame. Gak gaul. Jadul. Ngantuk. dsb…..
Well…..saya punya 2 kabar buruk kalo untuk alasan yang ini :
A. Ketaatan tidak mengenal mood.
Ketaatan dan kecintaan kita kepada Tuhan tidak boleh dipengaruhi mood. Yesus maupun para orang kudus, tidak ada satupun yang mood-moodan mengikuti Tuhan. Apapun bentuk liturginya tidak boleh mempengaruhi ketaatan atau kecintaan kita kepada Tuhan. Masak nunggu misa Karismatik baru mood ke gereja ?
B. Tuhan ditemui dalam keheningan dan ketenangan.
Ketika Yesus mengajar berdoa, Dia berkata “masuklah kedalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.” (Mat 6:6).
Dalam 1 Ptr 4:7 ditulis : “Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa”
Para orang kudus seperti St Theresia Avila, St Yohanes Salib, St Theresia Lisieux, dll juga menganjurkan keheningan dan ketenangan batin. Bahkan dalam catatan hariannya, Beata Faustina menuliskan bahwa jiwa-jiwa yang terlalu cerewet akan kesulitan untuk mendengarkan suara Tuhan. Mother Theresa juga menekankan pentingnya keheningan batin.
Jadi sudah sepatutnya kita berlatih mengheningkan diri, (yang faktanya lebih susah daripada jingkrak-jingkrak…..)
Komen Sy:
Buka 2 tawarikh 7: 6
Para imam telah siap berdiri pada tempat mereka. Begitu pula orang orang Lewi telah siap dengan alat alat musik untuk memuliakan Tuhan, yakni alat alat musik yang dibuat oleh Daud untuk mengiringi nyanyian syukur pada Tuhan.
Buka 1 tawarikh 15: 28-29
Seluruh orang Israel mengangkat tabut perjanjian Tuhan dengan diiringi sorak sorai da bunyi sangkakala, nafiri dan ceracap, sambil memperdengarkan permainan gambus dan kecapi. Ketika Mikhal menjenguk dari jendela lalu melihat raja Daud melompat-lompat dan menari-nari.
Disitu tertulis bahwa tidak ada alasan mengapa tarian dan iringan alat musik tidak dibolehkan untuk memuji Tuhan, dan jika anda mengklaim ayat yg menyatakan agar kita masuk ke pintu kamar untuk berdoa (Mat 6:6) maka kenapa banyak orang pergi ke gereja, kenapa enggak berdoa di kamar saja? kenapa harus ke gereja?
TUHAN ditemui dalam keheningan dan ketenangan???? Tuhan ada dimana mana lho!
Sy berdoa kapan saja dan dimana saja sy berada, saat sy di jalanan, saat sy di mall, saat sy sedang nonton tivi, krn sy tau Tuhan selalu ada buat saya…
Sy sudah membaca buku yg ditulis suster Faustina, maksud beliau bukan begitu, penjelasan lebih lengkap, nanti ya, lagi sibuk belum sempat nulis dan sy tidak ngoyo (seperti kata anda di surat yg lain: Sedangkan anda tidak bertujuan untuk mempengaruhi mereka masuk ke Katolik, jadi tidak perlu ngotot.) karena sy tidak ingin mempengaruhi anda untuk masuk gereja Protestan jd sy tidak ngotot tp saya tau pasti maksud suster Faustina bukan begitu semata.
Surat Vinsensius ke 2:
Biasanya sih mereka tidak akan dengan mudah menerima dan tetap menyalahkan anda, but that’s fine….. Ingat, mereka punya tujuan MENCARI JIWA BARU untuk gereja mereka…..sedangkan anda tidak bertujuan untuk mempengaruhi mereka masuk ke Katolik, jadi tidak perlu ngotot. ;)
Komen sy:
Mengenai anggapan bahwa orang Protestan itu suka menjebak anda dan mempengaruhi banyak orang semata untuk masuk gereja mereka.
Buka Lukas 5 mengenai PENJALA MANUSIA
Buka Matius 10: 5-7 mengenai perutusan 12 murid Yesus
Tuhan lho yang mengutus kita untuk menjadi penjala manusia, jadi ya sudah lah biarkan saja setiap orang menjalani jalan nya sendiri sendiri untuk memuliakan nama Tuhan. Banyak orang Katolik tidak peduli untuk menjadi penjala manusia (sangat disayangkan) dan banyak sekali orang non Katolik menjadi penjala manusia dan mewartakan injil, apakah itu pantas dicemooh?
Sy bukan seorang Protestan, sy seorang yg percaya pd Tuhan dan Bunda Maria namun sangat disayangkan sy harus meninggalkan ibadah di gereja Katolik karena beberapa faktor pribadi (trauma terhadap perlakuan orang katolik), mau mencemooh sy? silakan….sy tunggu komentar anda berikutnya.
Angela
Shalom Angela,
Ijinkan saya menengahi komentar anda kepada komentar Vinsensius. Menurut hemat saya, Vinsensius ini hanya mengutarakan apa yang menjadi hasil pengamatannya, mengapa ada orang Katolik yang meninggalkan Gereja Katolik.
1. Tentang pindah agama karena ikut pacar
Memang tidak ada dalam Kitab Suci tertulis bahwa seorang Katolik yang memacari seorang non- Katolik berarti imannya atau mentalnya tidak dewasa. Jika seorang Katolik dapat bertahan dengan imannya meskipun pacarnya tidak Katolik, maka walaupun kondisinya tidak ideal, ia tidak dapat dikatakan tidak dewasa dalam iman ataupun mental. Namun memang menjadi pertanyaan, jika ia yang Katolik dengan mudah mengganti imannya sesuai dengan agama pacarnya. Nampaknya inilah yang menjadi perhatian Vinsensius. Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan oleh seorang Katolik yang memacari atau menikah dengan seorang yang non- Katolik, terutama jika hal iman tidak pernah dibicarakan sebelumnya. Apakah pacarnya (yang kelak menjadi suami/ istrinya) itu memperbolehkannya untuk tetap mengimani Kristus, dan menghormati Bunda Maria? Sebab ada banyak fakta yang menunjukkan pada kenyataannya, bahwa perbedaan- perbedaan ini kelak menimbulkan keretakan dalam rumah tangga.
Kenyataan bahwa anda sudah mencari jodoh seiman, namun nampaknya tidak/ belum ketemu, tidak dapat menjadi patokan bagi semua orang. Kenyataan bahwa sekarang anda sudah menemukan kekasih yang non- Katolik namun memperbolehkan anda untuk berdoa menghormati Bunda Maria, perlu anda syukuri. Selanjutnya, apakah dia memperbolehkan anda untuk tetap Katolik atau tidak?
2. Kecewa kepada oknum Gereja Katolik menjadikan trauma, maka kesempurnaan hanya milik Tuhan?
Adakalanya dalam kehidupan beragama (seperti halnya dalam kehidupan bermasyarakat) terdapat pengalaman- pengalaman yang kurang mengenakkan dengan sesama. Memang jika ini menyangkut tokoh agama, seperti romo atau suster, maka pengalaman ini menjadi semakin menyakitkan bagi yang mengalami. Namun jika Tuhan mengijinkan hal itu terjadi, pastilah Ia menginginkan agar yang terlibat belajar sesuatu daripadanya, misalnya untuk belajar mengampuni dan memurnikan motivasi kita untuk mengimani Kristus dan Gereja-Nya. Sebab memang Gereja terdiri dari orang- orang Kudus dan orang- orang berdosa (Saints and sinners), namun hal itu tidak mengubah kenyataan bahwa Gereja tetaplah kudus -seperti yang kita ucapkan dalam kalimat Credo/ syahadat Aku Percaya- karena Sang Kepala Gereja yaitu Kristus, adalah Kudus. Maka walaupun yang kudus/ sempurna adalah Tuhan (lih. Mat 5:48), namun kita percaya bahwa Tuhan Yesus juga menguduskan Gereja-Nya, seperti dikatakan dalam Ef 5: 25-27, “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.” Nah, sekarang jemaat yang didirikan Kristus adalah jemaat di atas Rasul Petrus (lih. Mat 16:18), oleh karena itu kita percaya bahwa Kristus akan terus menguduskan jemaat-Nya ini sampai akhir jaman (lih. Mat 28:19-20) di dalam Gereja Katolik yang dipimpin oleh para penerus Rasul Petrus.
3. Tuhan ditemukan dalam keheningan atau dalam sorak sorai?
Memang Kitab Suci mencatat bahwa orang- orang Israel memuji- muji Tuhan dengan sorak sorai, dan ini dicatat tidak hanya di kitab Tawarikh seperti yang anda kutip, tetapi juga di banyak kitab Mazmur. Maka memang tidak salah memuji Tuhan dengan sorak sorai (lih. Mzm 95:1-2), jika itu keluar dari dalam hati yang terdalam. Dalam Gereja Katolik cara memuji Tuhan dengan cara semacam ini misalnya ditemukan dalam persekutuan doa Karismatik Katolik. Sebab Tuhan bersemayam di atas puji- pujian umat-Nya (lih. Mzm 22:4). Namun jangan dilupakan bahwa hal memuji dan menyembah Tuhan tidak hanya dapat dilakukan dengan sorak sorai, tetapi juga dalam keheningan batin. Kitab Suci mencatat juga bahwa Allah memilih untuk hadir dalam keheningan ini (lih. 1 Raj 19:11-13). “Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ” (Zef 1:7); “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” (Mzm 46:10). Cara berdoa dalam keheningan inilah yang diajarkan Yesus (lih. Mat 6:6) dan dicontohkan oleh Tuhan Yesus kepada para murid-Nya (lih. Mat 14:23; Luk 9:18,28).
Namun demikian, bukan berarti bahwa kita cukup berdoa sendiri saya di kamar, tanpa perlu bersekutu dengan saudara- saudari seiman. Sebab Sabda Tuhan mengajarkan demikian, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (lih. Ibr. 10:25). Kita mengetahui juga dari kitab Kisah Para Rasul, bahwa jemaat (Gereja) awal rajin bersekutu, “bertekun dalam pengajaran rasul- rasul dan dalam persekutuan,… memecahkan roti dan berdoa.” (Kis 2:42). Hal inilah yang dengan setia dilakukan oleh Gereja Katolik sampai sekarang dalam Misa Kudus setiap hari.
Maka anda benar, bahwa Allah ada di mana- mana, tetapi secara khusus, Ia hadir dalam Ekaristi dan menghendaki agar murid- murid-Nya mengenang-Nya dengan perayaan Ekaristi, yang merupakan perayaan syukur atas korban Tubuh dan Darah-Nya. Sebab di dalam perjamuan Ekaristi, oleh kuasa Roh Kudus hadirlah kembali peristiwa Yesus mengambil roti dan anggur dan mengatakan, “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” (lih. Luk 22:19-20; 1 Kor 11:24-25).
4. Apakah para orang kudus mengajarkan pentingnya doa hening?
Ya, para kudus (Santa/Santo) banyak yang mengajarkan pentingnya doa hening. Silakan anda membaca di link ini, silakan klik.
Jadi benar bahwa St. Faustina juga mengajarkan pentingnya keheningan batin agar seseorang dapat mempunyai hubungan yang dekat dengan Tuhan, berikut ini kutipannya:
“A talkative soul lacks both the essential virtues and intimacy with God. A deeper interior life, one of gentle peace and of that silence where the Lord dwells, is quite out of the question. A soul that has never tasted the sweetness of inner silence is a restless spirit which disturbs the silence of others.“
–St. Faustina, Divine Mercy in My Soul
“The tongue is a small member, but it does big things. A religious who does not keep silence will never attain holiness; that is, she will never become a saint. Let her not delude herself – unless it is the Spirit of God who is speaking through her, for then she must not keep silent. But, in order to hear the voice of God, one has to have silence in one’s soul and to keep silence; not a gloomy silence but an interior silence; that is to say, recollection in God.” –St. Faustina (118)
5. Hal mencari jiwa baru
Ini sudah pernah ditanggapi di sini, silakan klik.
6. Tentang meninggalkan ibadah di Gereja Katolik.
Saya tidak dapat mengetahui dengan pasti luka- luka di batin anda (namun Tuhan Yesus pasti mengetahuinya), sampai anda meninggalkan ibadah Gereja Katolik. Namun dari beberapa komentar anda sendiri, nampaknya iman anda akan Kristus dan Bunda Maria tetap sama, dan semoga iman inilah yang nantinya membawa anda kembali ke ibadah Gereja Katolik. Jika anda sudah pernah dibaptis Katolik, maka sampai kapanpun sesungguhnya rahmat Baptisan itu tetap berlaku, asalkan anda tidak menolaknya sendiri. Jika saya boleh menyarankan, ikutilah retret penyembuhan luka- luka batin, seperti yang diadakan di Lembah Karmel, Cikanyere, di tanggal 27-30 Oktober, atau 15-18 Desember 2011 yang akan datang. Silakan anda klik di sini untuk informasi lebih lanjut, jika anda berminat mengikutinya. Jika anda belum pernah mengikuti retret, kemungkinan anda akan disyaratkan untuk mengikuti Retret Awal terlebih dahulu.
Akhirnya, Angela, jika anda ingin berdiskusi dan ingin agar komentar anda ditayangkan di situs ini, maka janganlah anda menuliskan komentar seperti, “mau mencemooh sy? silakan….” Komentar semacam ini tidak membangun diskusi. Dalam dialog ini, mari mendasarinya dengan semangat kasih. Tidak ada yang mau mencemooh anda. Perbedaan pandangan adalah hal biasa, namun hal yang dapat kami pegang sebagai kebenaran dalam situs ini adalah hal- hal yang sesuai dengan pengajaran Gereja Katolik. Semoga dapat dimengerti.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam damai saudariku Angela,
Sering kali kita mudah menemui saudara-saudara kita sesama Katolik yang jadi batu sandungan bagi kita untuk dekat dengan Yesus. Tingkah laku mereka, perkataan mereka, cara pandang mereka, benar-benar kita rasakan bukan mencerminkan seorang saksi Kristus.
Saya bisa memahami dan merasakan apa yang Angela rasakan. Karena rasa sakit dan trauma itu juga terjadi pada saya. Namun kerinduan untuk dekat selalu dengan Yesus Kristus, Sang Jalan, Kebenaran, dan Hidup, ternyata sangat kuat, sangat nyata.
Tidak cukup bagi saya untuk hanya berdoa, hanya menatap kehadiran-Nya dalam rupa Hosti Suci. Saya ingin melihat, mencecap, merasakan kehadiran-Nya yang nyata ada. Saya ingin mengenang kisah cinta-Nya pada seluruh umat manusia dan saya. Saya ingin mengalami kasih-Nya yang seutuhnya. Saya merindukan-Nya.
Kerinduan itu membuat saya pulang, Angela. Kembali mengikuti Ibadah Ekaristi. Kembali melihat bahwa di balik kelemahan dan dosa-dosa yang ada pada umat Katolik, ada janji Kristus bahwa Dia akan hadir, melindungi dan memberikan Roh Penghiburan. Saya berdoa semoga kerinduan itu juga yang akan membantumu, kawan. Saya berdoa, semoga luka-luka batinmu, disembuhkan sendiri oleh Yesus Kristus dalam Sakramen Ekaristi Kudus.
Dan, saya juga berdoa semoga, kita, aku dan kamu tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain yang ingin dekat dengan Yesus Kristus.
-Adven-
dear all,
Saya cukup kagum membaca forum diskusi ini yang bermula dari satu pertanyaan, menjadi pembahasan 5 halaman yang kaya informasi iman.
Ijinkan saya mensharingkan pengalaman saya.
Saya termasuk orang Katolik yang beruntung, yang sering diajak bergabung ke gereja Protestan. Mulai dari cara diajak debat, di-injil-i paksa, sampe dijebak. :)) Jujur saja, pengalaman itu sangat menguntungkan, karena berkat sesi2 itu, saya jadi “dipaksa” belajar lebih dalam mengenai ajaran Katolik saya.
Tidak setiap keberatan yang diajukan mereka (yg menyebut dirinya evangelis) bisa saya jawab. Jika saya tidak tahu, dengan sopan dan jujur saya bilang saya tidak tahu (yg membuat mereka makin semangat tentu saja…). Tapi saya selalu catat dan saya cari jawabannya kemudian saat mereka sudah pergi (karena saya memang pingin tahu jawabannya…). Dan saat mereka datang lagi untuk sesi “penginjilan” berikutnya, biasanya mereka mengulangi lagi “kesalahan2 Katolik” yang sudah disebutkan di sesi sebelumnya dan saya sudah punya jawabannya, yang jelas berdasarkan alkitab dan tidak bisa mereka bantah (krn sola scriptura yg mereka percayai).
Saran saya, jika anda beruntung bisa berdiskusi dengan evangelis protestan, dan ada hal yang anda tidak tahu jawabannya, jgn ragu untuk bilang : “saya tidak tahu” dan kemudian carilah jawabannya. Bisa dengan bertanya kepada katekis, romo atau via forum seperti ini. Tujuannya bukan untuk menjawab mereka, tetapi memperkuat iman Katolik anda sendiri.
Selesai.
Biasanya sih mereka tidak akan dengan mudah menerima dan tetap menyalahkan anda, but that’s fine….. Ingat, mereka punya tujuan MENCARI JIWA BARU untuk gereja mereka…..sedangkan anda tidak bertujuan untuk mempengaruhi mereka masuk ke Katolik, jadi tidak perlu ngotot. ;)
Salam kasih Vinsensius,
Saya setuju dengan apa yang saudara utarakan di atas. Kita sebaiknya tak perlu berkecil hati apabila memang ‘tidak atau belum mengetahuinya atau pun memahaminya’.
Biarkan hati kita tetap terbuka dan menerima khabar suka cita yang saudara kristen sampaikan sebagai anugerah bagi kita untuk menjadi jujur pada diri sendiri akan kebenaran yang ada dengan kehidupan iman pribadi kita sendiri. Terima kasih selayaknya yang harus kita sampaikan kepada mereka yang telah mengingatkan kita untuk menjadi lebih baik lagi mengasihi Kristus.
Sebenarnya cinta yang tulus itu sangat terbuka dan tak memaksa sifatnya. Selain itu pula, Tuhan itu sangat sangat sabar sekali (sungguh tak terbatas) dalam menghadapi kita yang tak sempurna ini. Jadi kita seharusnya mempunyai ‘kesadaran’ yang baik dan positiv untuk lebih memahami dan mengimani katolik sebagai bentuk tanggung jawab atas pilihan kita yang benar sebagai katolik.
Menanggapi komen Vinsensius
Dear Vinsen, sy dari dulu sampai sekarang sedih mendengar adanya cemooh antar gereja Kristen dan Katolik, kadang sy heran, kapan dunia bisa damai kalo sesama pengikut Kristus selalu mencemooh satu sama lain. Sy yakin kamu juga ga suka kalo gereja Katolik dicela tp komen kamu itu mencela gereja Prostestan lho.
Sy selalu bermasalah dengan orang-orang Katolik (kebetulan ketemunya yang aneh-aneh) dan kini sy sampai pada keputusan untuk tidak peduli pada manusia nya suatu gereja, dan sy hanya percaya pada Tuhan dan Bunda Maria saja.
Tidak bisa menyalahkan Shirley atau orang lain yg mencela jemaat suatu agama, krn sy sendiri sudah sampai pada tahap trauma dengan jemaat Katolik sehingga sy pun ketakutan pd saat pergi misa dan memilih untuk berdiam diri berdoa di ruang adorasi saja (hal ini sudah sy lakukan sejak 4 bulan terakhir).
Sy sendiri melihat banyak sekali perlakuan buruk yg dilakukan oleh jemaat Katolik (bahkan suster atau Romo) pada beberapa umat yg kurang mampu, sy tidak menyebut semua suster atau Romo jahat namun sy mendengar sendiri bagaimana menyakitkan ucapan yg diperkatakan oleh seorang biarawati pd teman sy dan sy pun sempat mengalami kejadian kurang menyenangkan di masa lalu.
Tapi Tuhan tidak pernah jahat, Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan dan hal buruk bagi umat Nya. Sy sendiri paling anti dengan orang yg memandang rendah orang lain atau agama lain.
Sy punya seorang kenalan Katolik yg sangat marah saat tidak sengaja dibandingkan dgn Bill Clinton (karena skandal seks beliau) dan dia sangat merasa marah krn dia mengira sy menganggap dia sebagai seorang Bill C. sy heran aja, bukankah tidak ada manusia yg sempurna di dunia? mengapa dia marah? apa merasa diri nya lebih mulia dari Bill C ? manusia selalu tidak sempurna, selalu ada kesalahan, mengapa kita memandang rendah seseorang?
Sy punya teman yang menolak untuk menghadiri pernikahan siapapun (baik teman atau kerabat) jika pernikahan tidak dilangsungkan di gereja Katolik.
[Dari Katolisitas: nampaknya bisa jadi anda salah paham tentang hal ini. Pertanyaan anda tentang hal ini sudah kami tanggapi di sini, silakan klik]
Sy punya mantan guru (waktu SD) yg hanya menyayangi murid-murid yang kaya.
Trauma psikis tertanam dalam diri sy berpuluh-puluh tahun lama nya namun sy tidak akan meninggalkan Tuhan dan Bunda Maria yg selalu ada dalam hati sy. Krn itu sy mohon kepada semua umat beragama, binalah toleransi, berbuatlah kebajikan dan hindari permusuhan.
[Dari Katolisitas: komen berikut ini digabungkan, karena ingin mengomentari surat yang sama]
Komen Vinsensius:
Biasanya sih mereka tidak akan dengan mudah menerima dan tetap menyalahkan anda, but that’s fine….. Ingat, mereka punya tujuan MENCARI JIWA BARU untuk gereja mereka…..sedangkan anda tidak bertujuan untuk mempengaruhi mereka masuk ke Katolik, jadi tidak perlu ngotot. ;)
Komen sy:
Tuh kan…itu kan menjelekkan orang agama lain! Kok gitu sih? ya biarin lah mereka mau cari jiwa baru, bukankah Tuhan bersabda: Jadilah penjala manusia …gimana sih kamu??? Malah kamu yg aneh, kok tidak berusaha menyebarkan kabar keselamatan kepada banyak umat yg belum kenal Kristus?
Jangan begitu, sy punya teman-teman Protestan dan mereka tidak pernah memaksa sy ke gereja mereka tuh, makanya sudahlah jangan saling merendahkan agama lain. Sy hanya percaya bahwa KEPENUHAN ada pd Tuhan Yesus sendiri. Ga suka banget deh sama orang-orang yg menjelekkan agama lain.
Tidak semua Katolik masuk surga dan tidak semua orang agama lain masuk neraka.
(semoga komen sy dimuat oleh Ibu Inggrid YTH)
Angela
Shalom Angela,
Sesungguhnya anda benar, bahwa memang sebagai sesama murid Kristus kita tidak seharusnya saling mencemooh. Mungkin yang disampaikan oleh Vinsen ini adalah pengalaman pribadinya, yang kebetulan tidak sama dengan pengalaman anda. Syukurlah, jika dalam pergaulan anda dengan umat Kristen non- Katolik, anda tidak mengalami pengalaman yang negatif. Namun sebaliknya, jika anda mengalami pengalaman buruk dengan sesama umat Katolik (jika anda tadinya juga seorang Katolik), sesungguhnya itu bukan alasan yang tepat untuk meninggalkan Gereja Katolik. Mengapa? Sebab anda melihat faktor manusianya, dan bukan faktor ajarannya. Anggaplah anda meninggalkan Gereja Katolik dan menjadi anggota jemaat di gereja lain, lalu suatu saat anda mengalami pengalaman negatif dengan sesama jemaat di sana, apakah kemudian anda juga akan meninggalkan gereja itu? Jika demikian terus, bukannya tidak mungkin, anda akan berpindah dari satu gereja ke gereja yang lain. Nampaknya di suatu titik anda perlu merenung dan bertanya kepada Tuhan, Gereja manakah yang dikehendaki-Nya, agar anda dan semua murid-Nya tergabung menjadi satu? Jika anda mau dengan jujur mencari, mempelajari dan memohon bimbingan Roh Kudus, dan mengesampingkan pendapat pribadi anda, maka anda akan sampai ke Gereja Katolik. Sebab Kristus hanya mendirikan satu Gereja, yaitu Gereja yang didirikan-Nya di atas Rasul Petrus (lih. Mat 16:18) dan di sanalah Ia menghendaki agar umatnya menjadi satu kawanan (lih. Yoh 17: 20-21).
Anda mengatakan, “Tidak bisa menyalahkan Shirley atau orang lain yg mencela jemaat suatu agama….” namun di bagian akhir komentar anda mengatakan, “Ga suka banget deh sama orang-orang yg menjelekkan agama lain ….” Sekilas nampaknya tidak konsisten. Kami di Katolisitas sesungguhnya telah berusaha memoderasi komentar yang masuk, dan terus terang ada beberapa komentar Shirley lainnya yang tidak dapat kami tayangkan karena sudah sangat kasar dan tidak menyertakan argumen. Namun pernyataan awal Shirley memang kami tayangkan di sini, karena komentar tersebut merupakan contoh nyata yang mungkin dialami oleh seorang Katolik yang kemudian memutuskan untuk meninggalkan Gereja Katolik. Mungkin anda mempunyai pengalaman serupa, sehingga anda bersimpati kepada Shirley. Sebaliknya jika anda membaca komentar lain yang bertolak belakang dengan pengalaman Shirley, (seperti komentar Vinsen ini) lalu anda mengatakan bahwa itu menjelekkan agama lain. Padahal mungkin Vinsen ini hanya bermaksud menyampaikan pengalamannya saja bahwa memang demikian kesan yang diperolehnya, yaitu bahwa gereja tersebut berusaha mencari jiwa baru agar bergabung dengan mereka (yang sesungguhnya tidak salah, sebab memang Kristus berpesan agar kita mewartakan Injil) tetapi masalahnya, yang diinjili adalah sesama pengikut Kristus, dalam hal ini Vinsen, yang sudah menjadi murid Kristus dalam Gereja Katolik.
Lalu soal anda membandingkan teman anda dengan Bill Clinton, sehingga teman anda marah. Sesungguhnya yang perlu anda renungkan adalah, seandainya ada tokoh yang perilakunya anda tidak suka karena melawan perintah Tuhan, lalu kalau anda dibandingkan dengan tokoh tersebut, apakah anda dapat menerimanya atau tidak?
Akhirnya, anda benar bahwa tidak semua orang Katolik masuk surga, dan ini sudah panjang lebar dituliskan di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Tanggapan komen Ibu Ingrid :
Anda mengatakan, “Tidak bisa menyalahkan Shirley atau orang lain yg mencela jemaat suatu agama….” namun di bagian akhir komentar anda mengatakan, “Ga suka banget deh sama orang-orang yg menjelekkan agama lain ….” Sekilas nampaknya tidak konsisten.
Ya itu maksudnya sy ga suka sama orang-orang yg selalu mempermasalahkan agama siapa yg jauh lebih baik, mana yg jauh lebih suci, mana yg jauh lebih benar dsb…ya Vinsen dan Sherly itulah..sy ga suka…gitu loh bukan sy tidak konsisten…
Masalah Bill Clinton, no comment deh…
Makanya saya lebih suka tidak menganut agama tertentu (paling hanya ditulis di KTP karena di Indonesia diwajibkan menganut suatu agama) dan lebih suka berdoa dan mencintai Yesus saja.
Shalom Angela,
Jika anda mau konsisten terhadap kasih anda kepada Tuhan, maka akan menganut suatu agama. Sebab sesungguhnya agama merupakan hal yang mempersatukan anda dengan Tuhan, melalui ajaran- ajarannya yang sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Allah dan sesuai juga dengan akal sehat. Mungkin saja anda memilih untuk tidak menganut agama tertentu (hanya berdoa sendiri kepada Yesus di rumah saja) namun akan ada suatu titik di mana anda akan merasa ‘ada yang kurang’. Contoh sederhana, jika anda mau menikah: dengan cara apakah/ oleh siapakah perkawinan itu akan diberkati? Jika anda mau hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan hidup bermasyarakat dengan baik, tentu anda akan merencanakan agar perkawinan anda sah secara agama dan secara sipil, dan ini akan melibatkan suatu ‘agama’ tertentu. Belum lagi untuk menyebutkan hal- hal lain, misalnya pada saat merayakan Natal, Paskah (karena anda masih percaya kepada Yesus dan menghormati Bunda Maria), di gereja manakah anda akan merayakannya?
Maka Angela, silakan anda merenungkan hal ini. Pada akhirnya keputusan ada di tangan anda. Mohon maaf, kami tidak dapat setuju dengan pandangan anda yang menganut agama hanya karena diharuskan di KTP, sebab agama tidak dapat dipisahkan dengan penyembahan, doa, penghormatan kepada Tuhan. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom,
Izinkan saya memberikan sedikit komentar terhadap apa yang menjadi pegangan Angela. Yang menjadi pegangan hidup Angela adalah iman yang bersifat indivualistic. Saya juga pernah berhadapan dengan teman yang punya pegangan seperti itu. Dia menyatakan bahawa dia tidak perlu untuk menganut agama Kristen untuk menjadi Kristen. Dia tidak perlu beribadah ke gereja sebab dia merasa bahawa urusan rohani adalah urusan antara dia dengan Tuhan. Dia juga bilang dia tidak perlukan pendeta, penginjil maupun imam untuk membimbing dia kerana bagi dia, dia bisa baca alkitab tanpa perlu diajar maupun ditafsir oleh orang lain. Kesimpulannya dia bilang, dia tidak perlukan sesiapa dalam urusan rohaninya kerana bagi dia sudah cukup dia percaya kepada Tuhan Yesus dan berdoa kepadaNya. Dalam lain kata, Beriman tanpa perlu Berjemaah.
Hal yang begini membuatkan saya tertawa namun juga sempat membuatkan saya berfikir. Apakah dia tidak terfikir bahawa dia hidup dalam sebuah kelompok manusia yang saling memerlukan? Tidak dapatkah dia berfikir seandainya dia mati nanti, siapakah yang akan menguruskan pemakamannya? Siapakah yang akan mengahwinkan dia jika dia mau berkawin? Jika dia mau dibaptis siapakah yang akan membaptis dia? Ini sudah benar benar keliru. Iman yang seperti ini benar benar keliru justeru kerana keangkuhannya menyatakan bahawa I dont need anyone in my relationship with God. Benar, iman kita bukan kepada sesama manusia tetapi hanya kepada Yesus, tetapi iman yang bersifat individualistic seperti itu bukanlah sesuatu yang diajarkan oleh Alkitab.
Saya melihat bahawa teman saya itu gagal untuk mengerti apa yang diartikan sebagai PERSONAL RELATIONSHIP WITH GOD dan ini disamaartikannya sebagai INDIVIDUALISTIC FAITH. If Jesus meant that His followers to be INDIVIDUALISTICS in their faith then there is no point of preaching the Gospel as He had commissioned His disciples before He raised to Heaven. Think about it. If Jesus meant that all His believers to be INDIVIDUALISTICS then He should have not speak of building His Church of which the gates of Hell shall not prevails against it.
Kekristenan adalah tentang hubungan kita dengan Tuhan dan juga hubungan kita dengan sesama. As this is symbolically portrayed by the cross. The vertical symbolizes our relationship with God and the horizontal symbolizes our relationship with our fellowmen. Thus, no Christians
( believers in Christ ) can boast himself or herself as being only focusing on relationship with God while ignoring their relationship with his or her fellowmen.
Sekian pandangan saya,
Salam Kasih
Linda Maria.
Shalom semua.
Saya ingin menanggapi pernyataan Angela. Saya rasa saya setuju dengan Ibu Ingrid
“Mohon maaf, kami tidak dapat setuju dengan pandangan anda yang menganut agama hanya karena diharuskan di KTP, sebab agama tidak dapat dipisahkan dengan penyembahan”
Saya rasa banyak org yg mempunyai pengalaman berbeda, Angela mgkn merasakan bahwa banyak org Katolik yg tidak baik, tapi betul yg Ibu Ingrid sebutkan, jangan lihat orangnya, tapi ajarannya. mengenai sharing dari saudara Vincensius saya rasa ga ada niat menjelekkan agama lain.
“Jangan begitu, sy punya teman-teman Protestan dan mereka tidak pernah memaksa sy ke gereja mereka tuh” —> memang betul, tapi ada juga yang biasanya memaksa dan menyindir2 Gereja Katolik, makanya saya bilang pengalaman tiap orang berbeda.
Saya berani bilang (mohon maaf kalau saya salah ya Ibu Ingrid, tolong nasehati saya apabila pernyataan saya salah):
“Sebaik2nya dan setaat2nya orang Protestan, mereka tetap beranggapan bahwa Gereja Katolik itu menyembah patung dan Gereja Katolik seperti “menuhankan Maria” ” dan mereka ada yg berani bilang terang2an, dan ada yang tidak. Saya pernah bertemu yg ke-2, orangnya sangat baikkkkk, ramahhhh…. ga pernah jelek2in GK, namun akhirnya keceplosan jg “kan nyembah patung” , “aku sangat2 keberatan dgn Maria”
Namun harap dimengerti pernyataan dan opini saya sama sekali ga ada niat menjelek2an Protestan atau agama lain. Ini hanya ungkapan saya mengenai iman Katolik saya.
Dan saya pribadi (harap jangan tersinggung) berpendapat, jikalau kita sungguh2 mengerti arti iman Katolik kita, “seharusnya” kita akan mencari pasangan hidup yg seiman , yaitu Katolik. Ada penjelasan yang sangat bagus dari seorang awam :
“Apabila seorang Katolik menikah dengan seorang Protestan, maka menurut saya pribadi ada dua hal yg menjadi kerugiannya:
1. Laki2 dan perempuan tersebut menjadi kurang bisa menghayati bahwa seksualitas diciptakan sebagai lambang Kristus (lelaki) dan Gereja (perempuan). Apabila pasangan berbeda Gereja ini menikah, maka hanya mendapat pemberkatan biasa, bukan Sakramen. Sementara yg kita tahu, HANYA DALAM SAKRAMEN PERNIKAHAN manusia dapat dikatakan SALING MENERIMAKAN SAKRAMEN. PELAYAN SAKRAMEN PERNIKAHAN adalah pasangan Katolik itu sendiri, imam menjadi saksi.
2. Sakramen adalah saluran rahmat yang pasti. Apakah pemberkatan tidak membawa rahmat? Bisa saja, TETAPI TIDAK PASTI. Semuanya tergantung pada kemurahan Allah. Apa itu rahmat? Segala bantuan ilahi adikodrati yang memungkinkan seseorang hidup berpadanan dengan Kristus. Rahmat tidak serta merta mengubah kodrat ( seorang manusia bisa saja memiliki sifat asli pemarah), namun rahmat MELAMPAUI kodrat. Maksudnya dengan adanya rahmat ia DIMAMPUKAN untuk hidup secara Kristen kendatipun ia manusia yang rapuh.
GBU all =)
Terima kasih atas semua penjelasannya…Saya sangat senang karena mungkin saya hampir saja berpindah..Terima kasih atas penguatan imannya…
Shalom pak,
Sy seorang Katolik, yang mau sy pertanyakan adalah mengapa terkadang orang Kristen Protestan yang sama2 percaya Kristus seringkali memojokkan orang Katolik, karena yang sy ketahui kristen protestan adalah saudara seiman dalam Kristus, keluarga saya pun memperbolehkan saya untuk beribadah di gereja Kristen tanpa meninggalkan agama Katolik sy. Yang saya mau pertanyakan adalah masalah Baptisan, karena beberapa orang Kristen menyatakan babtisan Katolik sy tidak sah, ymenurut mereka yang sah adalah baptisan selam…Mohon penjelasannya tentang hal itu.
Terima Kasih
Shalom Kevin,
Terima kasih atas pertanyaannya. Kalau dari sisi positifnya, orang-orang Kristen non-Katolik mencoba memojokkan iman Katolik karena didorong oleh semangat kasih – yakni ingin meyakinkan umat Katolik bahwa iman Katolik adalah salah dan mungkin sesat. Namun, sebagai umat Katolik kita harus percaya bahwa kepenuhan kebenaran ada di dalam Gereja Katolik. Oleh karena itu, menjadi tugas kita untuk senantiasa mempelajari secara lebih mendalam iman Katolik, sehingga kita dapat mempertanggungjawabkannya dengan baik. Tentang baptisan telah dibahas di beberapa tanya jawab ini – silakan klik dan ini – klik ini. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Terima kasih Pak, atas penjelasannya, cukup jelas untuk saya, sy tidak tau cukup banyak mengenai teologi pak. Tapi yg saya tau , umat Katolik tidak pernah mengajarkan untuk mendiskreditkan umat Nasrani lain, dan saya pun mau belajar isi Alkitab dari gereja lain, tanpa meninggalkan Misa Katolik dengan Liturgi nya…Semoga dengan forum ini, gereja2 tetap dipersatukan dalam Kristus ya pak, sesuai dengan apa yang kita doakan di gereja Katolik setiap minggunya….
Terima Kasih
Tuhan Yesus Memberkati
Saya mempunyai banyak teman yang secara diam2 berpindah ke gereja lain ( Protestan ), dari hampir semuanya beranggapan bahwa mereka mulai tidak betah di gereja katolik karena nyanyian dan homilinya tidak mengena/menyentuh hati mereka. Dan juga saya pernah membawa teman saya yg lain dari gereja protestan untuk misa di Cikanere ( tempat Rm. Yohanes ), setelah pulang dari sana dia bilang kepada saya bahwa kebaktiannya sangat menyentuh hati dan berbobot, sehingga setelah dari sana dia mulai mau untuk datang ke gereja katolik dan mulai mau terbuka terhadap ajaran gereja ( sebelumnya dia agak anti terhadap gereja katolik ), tapi sekarang dia mulai bimbang karena setelah ikut misa, dia kurang tersentuh dengan nyanyian dan homilinya. Jadi saya punya usul kalau dalam tiap minggunya ada satu kali misa yang khusus nyanyian karismatik atau dapat juga dalam misa lainnya sebagian nyanyian diambil dari kidung syukur tanpa keluar dari liturgi gereja katolik, sehingga dapat membantu umat yang seperti teman2 saya mulai betah lagi di gereja katolik karena mulai tersentuh hatinya oleh nyanyian2nya. Semoga ini dapat mencegah umat meninggalkan gereja katolik dan mulai membawa pulang umat tercerai-berai di gereja lain kepangkuan gereja katolik. Tuhan memberkati
Shalom Adrian,
Sesungguhnya adalah suatu kenyataan yang memprihatinkan bahwa banyak teman anda yang meninggalkan Gereja Katolik karena alasan lagu- lagu dan homili, yang dipandang kurang menyentuh. Walaupun fakta ini dapat menjadi masukan bagi pihak otoritas Gereja, namun sesungguhnya ini juga menunjukkan suatu kenyataan bahwa ada banyak umat Katolik yang tidak begitu memahami iman Katolik. Sebab di dalam perayaan Ekaristi, kita sesungguhnya sudah menerima kepenuhan karunia Allah yang paling sempurna, paling lengkap, paling agung dan tidak dapat dibandingkan dengan ibadah lainnya. Maka lagu- lagu sebenarnya hanya “pembungkus/ kemasan” saja; sedangkan “isi” yang terpenting, yaitu Kristus sendiri itulah yang kita rayakan dan kita sambut dalam Misa/ perayaan Ekaristi. Homili sebagai bagian dari liturgi Sabda memang penting, tetapi tidak menjadi segala- galanya di dalam perayaan Ekaristi. Kristus menginginkan agar dikenang di dalam Sabda-Nya dan dalam perjamuan Ekaristi seperti dinyatakan-Nya kepada kedua murid-Nya dalam perjalanan ke Emaus (lih Luk 24:13-35). Ajaran inilah yang dipertahankan oleh Gereja Katolik sampai sekarang dalam Misa Kudus, yang terdiri dari liturgi Sabda dan liturgi Ekaristi.
Sebagai umat Katolik, jika kita meninggalkan Misa Kudus, karena memilih perayaan ibadah lainnya karena lagu- lagu atau khotbah nya, itu ibaratnya mengatakan, “Maaf ya Tuhan Yesus, aku lebih tertarik kepada lagu-lagu dan khotbah daripada kepada Engkau sendiri.” Walaupun lagu- lagu dan khotbah yang dimaksud tetap lah tentang Kristus, tetapi semua itu sesungguhnya tidak dapat menggantikan Kristus sendiri. Kristus menghendaki untuk dikenang dalam Ekaristi kudus, siapakah kita untuk mengubah kehendak-Nya ini?
Maka, mari kita berdoa bagi teman- teman anda itu, supaya mereka dapat terbuka hatinya untuk mencari kehendak Tuhan Yesus sendiri dan bukannya selera pribadi. Saya mengundang anda untuk membaca beberapa tulisan di situs ini tentang Gereja Katolik dan Ekaristi, semoga dapat memotivasi anda sebagai sahabat mereka, untuk mengajak mereka kembali pulang ke pangkuan Gereja Katolik.
Mengapa kita memilih Gereja Katolik
Mengapa berpindah dari Gereja katolik ke gereja lain?
Sudahkah kita pahami pengertian Ekaristi?
Ekaristi sumber dan puncak kehidupan Kristiani
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Terima kasih atas tanggapannya, tetapi untuk masalah Ekaristi saya sudah menerangkan pada mereka kalau Ekaristi adalah sumber dan puncak kehidupan Kristiani dan mereka bilang mereka juga ada Perjamuan Kudus walaupun tidak setiap minggu, dan juga dengan nyanyian dan kotbah yang menyentuh dapat membawa mereka lebih dekat dengan Yesus. Dari pengalaman diskusi dengan mereka maka menurut saya perlu dipikirkan terobosan baru agar dapat mencegah kaum muda pindah ke gereja lain dan dapat membawa pulang domba yang tercerai-berai. ( karena semua teman saya yang pindah adalah kaum muda dan sebagian adalah aktifis gereja).
Jadi saran saya sebagai awam adalah :
1. Pilihlah lagu2 yang menyentuh hati ( kadang lagu yang dibawakan yang bisa nyanyi hanya koor saja ) karena lagu2 dapat membawa kita lebih dekat denganNya dan bukankah bernyanyi adalah 2 kali berdoa
2. Kotbah/homili dengan bahasa yang sederhana tetapi dapat cepat dimengerti & tepat sasaran, dan sisipkan pula ajaran2 pokok gereja dan katekismus, sehingga umat dapat lebih paham akan ajaran gereja, terutama yang hal-hal sering menjadi perdebatan ( serangan pihak luar terhadap ajaran gereja )
3. Dicoba kalo tiap minggu ada di salah satu jam misa umum diisi dengan gaya karismatik dan lihat tanggapan umat dan hasilnya ( maaf saya bukan orang PDKK loh )
4. Dicoba diadakan Kebangunan Rohani Katolik minimal 1 tahun sekali tiap gereja, dengan tema Paskah atau Natal, dengan mengundang Romo2 yang mungkin mempunyai talenta yang lebih baik dalam berkotbah.
Demikian saran saya sebagai seseorang awam yang cinta akan gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
Shalom Adrian,
Terima kasih atas tanggapannya. Salah satu yang perlu didiskusikan tentang Ekaristi adalah apakah Yesus secara istimewa (tubuh, darah, jiwa dan ke-Allahan) hadir dalam rupa roti dan anggur. Mungkin ada yang merayakan Ekaristi, namun apakah itu hanya sekedar simbol? Kalau parameternya hanya “dapat menyentuh perasaan” maka sebenarnya ini bukan parameter yang baik, karena perasaan sering berubah-ubah. Yang menjadi parameter dalam penyembahan kepada Tuhan adalah Tuhan mau disembah dan dikenang dengan cara seperti apa. Dan Kristus telah menyatakan dengan jelas, bahwa Dia ingin dikenang dan disembah dalam Sakramen Ekaristi. (lih. Luk 22:19). Usulan-usulan tentang misa adalah baik sejauh tidak menyalahi dari liturgi yang telah digariskan dalam GIRM (General Instruction of the Roman Missal). Yang sering menjadi masalah adalah ada liturgi Ekaristi tidak dijalankan dengan benar-benar, sehingga umat tidak dapat benar-benar mengalami Kristus yang menderita, wafat, bangkit dan naik ke Sorga. Padahal kalau kita menggali benar-benar kekayaan Gereja Katolik, seperti musik Gregorian, maka akan semakin banyak orang yang benar-benar dapat merasakan keindahan liturgi. Kerinduan akan liturgi yang baik dapat kita lihat dari orang-orang muda yang justru mulai menghidupkan Tridentine Mass. Tentang musik liturgi, anda dapat melihat artikel ini – silakan klik.
Memang harus diakui, bahwa ada ruang untuk perbaikan dalam berhomili yang dilakukan oleh para pastor. Di satu sisi, para pastor memang dituntut untuk memaparkan kebenaran Alkitab secara sistematis sesuai dengan bacaan yang diberikan. Namun, di sisi yang lain, memang perlu ditingkatkan adalah bagaimana menyajikan kebenaran tersebut agar dapat menarik, sehingga umat dapat dibawa untuk lebih mengasihi Kristus. Dan saya juga setuju kalau dalam homili dapat disisipkan penjelasan iman Katolik, sehingga umat dapat lebih mengetahui iman Katolik.
Memang harus diakui ada yang terbantu dengan adanya gerakan karismatik. Namun, di satu sisi, kita juga harus mengakui perlu adanya pembinaan yang terus menerus untuk gerakan ini. Silakan melihat sisi positif dan negatif dari gerakan karismatik – silakan klik. Dengan demikian, misa Karismatikpun harus tetap memegang panduan liturgi Ekaristi yang telah diberikan. Mungkin memang acara KRK dapat membantu sebagian umat. Di satu sisi, perlu juga diperkenalkan pengenalan akan doktrin, pendalaman Alkitab, mengenalkan umat pada tradisi Gereja Katolik, dll. Pendek kata, saya percaya untuk membangun Gereja diperlukan satu pendekatan yang holistik, continuitas dan berdasarkan umat basis – seperti yang juga menjadi arahan dari Keuskupan Agung Jakarta. Semoga saja, dalam kapasitas kita masing-masing, kita dapat mengambil bagian dalam membangun Gereja Katolik yang kita kasihi.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Syalom Pak Stef
Saya sangat setuju bahwa tiap kali Misa perlu disisipkan pengajaran akan Iman Katolik yang tidak didapatkan di katekese. Saya telah mencoba cara ini pada persekutuan Katolik Kharismatik Heman Salvation Ministry di Surabaya. Saya yang membawakan teologi Katolik dengan bantuan artikel – artikel dari katolisitas benar – benar SANGAT – SANGAT – SANGAT terbantu. Bahkan setelah membawakan teologi ini, banyak anak – anak sel yang ingin dan berantusias berdiskusi. Hal ini meyakinkan saya bahwa banyak orang katolik yang ‘haus’ akan kekayaan Iman Katolik. Terima kasih banyak katolisitas atas bantuannya.
Tuhan Yesus memberkati & Bunda Maria selalu menuntun anda pada putraNYA
Saya juga setuju dengan pendapat saudara..
Syalom Katolisitas
Menanggapi tulisan Inggrid :
Maka lagu- lagu penyembahan sebenarnya hanya “pembungkus/ kemasan” saja. Masak iya sih, nyatanya di dalam penyembahan dengan lagu-lagu itu kami merasakan hadirat Allah turun diantara kami. Hati menjadi sangat sejahtera, anda pasti belum pernah menikmatinya, sehingga menganggap lagu-lagu penyembahan itu sebagai “pembungkus / kemasan” . Cobalah sekali-kali datang di persekutuan doa Khrismatik atau yang lainnya, dan rasakan hadirat Allah.
Salam
mac
Shalom Machmud,
Mungkin istilah yang saya pergunakan kurang tepat, namun maksud saya adalah ini:
Lagu- lagu adalah ‘pembungkus/ kemasan’ suatu ‘isi’ yang hendak dicapai dalam perayaan Ekaristi. Artinya: bukannya lagu- lagu itu tidak penting ataupun kurang penting, tetapi bahwa lagu- lagu itu tidak dapat menggantikan maksud utama dari perayaan Ekaristi, yaitu persatuan yang erat dengan Tuhan Yesus dalam Komuni Kudus. Tentu saja lagu- lagu dan koor yang baik akan membantu umat mengarahkan hati untuk memuji dan menyembah Tuhan, namun lagu- lagu itu sendiri (lagu/ melodinya atau kata- katanya) bukan inti yang ingin dicapai dalam ibadah. Lagu- lagu itu membantu kita menyembah Tuhan, namun inti yang utama adalah persatuan antara kita dengan Tuhan itu sendiri.
Saya mengenal gerakan karismatik Katolik sejak saya duduk di bangku SMP dan saya pribadi menyukai lagu- lagu penyembahan karismatik sampai sekarang. Namun saya juga menyukai lagu- lagu klasik gerejawi dan gregorian yang sudah lama berakar dalam sejarah tradisi Gereja Katolik. Melalui lagu-lagu itu saya mengalami hadirat Tuhan yang indah, yang dapat menghantar kepada ke-eratan jiwa dengan Allah. Oleh karena itu, saya mengatakan bahwa lagu- lagu itu sebenarnya bukan ‘inti’, namun sebagai ‘sarana’ untuk mencapai hubungan yang erat menyatu dengan Tuhan. Ada banyak para orang kudus (Santa/o) yang hidupnya kudus dan akrab dengan Tuhan, namun mereka tidak mengenal lagu- lagu penyembahan karismatik. Toh Tuhan membuktikan kedekatan-Nya dengan mereka dan memberkati karya pelayanan mereka dengan banyak buah- buah Roh Kudus. Maka adalah juga suatu sikap kerendahan hati untuk menerima bahwa gaya penyembahan karismatik bukan satu- satunya cara untuk menyembah Tuhan dan untuk mengalami hadirat Tuhan. Di atas semua itu, bagi saya, dan saya pikir juga bagi semua umat Katolik lainnya, puncak dan sumber kehidupan kita adalah Ekaristi, di mana kita dapat menyambut Tuhan Yesus sendiri, dan inilah ‘inti’ dari semua penyembahan kepada Tuhan.
Merasakan hadirat Allah adalah satu hal yang patut disyukuri, namun yang tak kalah penting adalah hidup dalam pimpinan Allah yang Maha hadir itu. Semoga Roh Kudus memampukan kita untuk hidup sesuai dengan panggilan kita sebagai murid- murid Kristus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam Mahmud
saya Katolik dan saya juga anggota PDKK
tapi walaupun demikian justru saya semakin memahami bahwa Yesus semakin dekat dengan saya. Dan betapa istimewanya Yesus dalam Ekaristi. Karena justru dalam perayaan sederhana tanpa musik heboh kayak di gereja Kristen lain itu saya memahami bahwa Karismatik justru membuat saya semakin memahami iman Katolik saya, bukannya malah menganggap Misa Ekaristi itu tidak penting,, trims
Saudara Machmud,
Hadirat Allah bukan terletak dalam lagu lagu penyembahan. Bahkan terkadang itu hanya emosi yang hanyut dan terbawa bawa dengan melodi dan lirik nya sahaja. Terus terang saja, kalau persekutuan doa karismatik terlalu meletakkan keutamaan dalam lagu lagu yg bernuansa menyembah tetapi ingin saya pertanyakan kepada anda, apakah bentuk penyembahan sebenar yang anda maksudkan? Apakah maksud menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran itu sama artinya menyembah Allah dengan lagu dan emosi?
Shalom
“Hadirat Allah bukan terletak dalam lagu lagu penyembahan. Bahkan terkadang itu hanya emosi yang hanyut dan terbawa bawa dengan melodi dan liriknya sahaja. Terus terang saja, kalau persekutuan doa karismatik terlalu meletakkan keutamaan dalam lagu-lagu yg bernuansa menyembah..”
Saya sangat tidak setuju dengan anda.. banyak umat yang tidak tahu lagu dan tidak menggunakan musik pun bisa melakukan penyembahan sungguh2 dan bahkan berbahasa roh.. anda salah jika menilai semua dari lagu… kalau hanya emosi saja. Berarti yang ikut karismatik pun HANYA terbawa emosi atau perasaan saja donk saat menerima Tubuh dan Darah Yesus yang sungguh2 ada di dalam hosti??? Jadi apa maksud anda karismatik hanya sekedar emosi terbawa lagu??? Anda salah, bahkan banyak orang yang karena “terbawa emosi” karismatik juga yang semakin mencintai Yesus di dalam Ekaristi. Mungkin ibu Ingrid yang sangat mendalami Katolik pun hanya terbawa emosi dari karismatik sehingga beliau mau melayani dengan sungguh2 di sini??? Tolong direnungkan bahwa Karismatik tidak semuanya berefek negatif… Terimakasih.
Shalom Linda, Stefanus dan Machmud,
Ijinkan saya menengahi di sini, ya? Saya percaya kita berdialog di sini dengan maksud yang baik, karena kita semua mengasihi Tuhan, yang sudah terlebih dahulu mengasihi kita, sehingga kita saling berbagi pengalaman akan kasih Tuhan itu. Nah, memang harus kita akui ada banyak cara untuk menanggapi kasih Tuhan, dan mari kita saling menghormati pengalaman masing- masing. Sudah saya sampaikan kepada Machmud bahwa lagu- lagu dalam ibadah di Gereja Katolik tidak dapat menggantikan inti dari ibadah, yaitu persatuan dengan Kristus, yang mencapai puncaknya dalam perayaan Ekaristi Kudus. Namun saya juga tidak mengingkari bahwa lagu- lagu pujian dan penyembahan kepada Tuhan itu penting artinya dalam ibadah, entah dalam persekutuan doa maupun dalam perayaan Ekaristi. Semoga pernyataan ini dapat diterima.
Nah, dalam pernyataan Linda, “Hadirat Allah bukan terletak dalam lagu lagu penyembahan. Bahkan terkadang itu hanya emosi yang hanyut dan terbawa bawa dengan melodi dan liriknya sahaja. Terus terang saja, kalau persekutuan doa karismatik terlalu meletakkan keutamaan dalam lagu-lagu yg bernuansa menyembah..“, nampaknya kita harus menanggapinya dengan jujur sesuai dengan realita. Mungkin lebih tepat jika dikatakan, “Hadirat Allah tidak tergantung dari lagu-lagu penyembahan.” Sebab memang tanpa lagu- lagu penyembahan, seseorang tetap dapat menyembah Allah dan mengalami hadirat Allah. Nah selanjutnya, jika dikatakan ‘bahkan terkadang itu hanya emosi‘, mungkin kesan itulah yang diperoleh Linda dalam pengamatannya, namun ini tidak dapat dijadikan patokan kesimpulan umum yang berlaku bagi semua anggota komunitas Karismatik. Sejujurnya, saya sering mendengar komentar seperti ini terhadap gerakan Karismatik. Saya pikir, komentar diberikan pasti karena sesuatu telah terjadi, sehingga ada komen sedemikian. Mari kita juga menerima hal itu sebagai koreksi yang membangun, dan jangan serta merta malah tersinggung. Bagi para anggota Karismatik, silakan memeriksa diri, apakah benar mudah terbawa emosi karena lirik lagu saja; dan apakah sudah memberikan penghormatan yang tertinggi kepada Kristus yang hadir dalam Ekaristi, yang menjadi puncak ibadah kita sebagai umat Katolik? Sebab jangan sampai karena ‘lebih suka’ kepada lagu- lagu penyembahan, maka seorang Katolik lebih memilih mengikuti persekutuan doa saja, daripada mengikuti perayaan Ekaristi. Jika ini yang terjadi, maka terjadi kekeliruan di sini, sebab nampaknya di sini yang menjadi patokan bukan apa yang dikehendaki Tuhan Yesus (untuk mengenang Dia), melainkan apa yang dipilih sesuai dengan kehendak sendiri. Walaupun memang salah satu ciri khas komunitas karismatik adalah lagu- lagu pujian dan penyembahan, namun jangan sampai dinomorduakan hal pengajaran yang disampaikan, yang juga harus sesuai dengan ajaran iman Katolik.
Terus terang saya tidak beranggapan bahwa Linda menuduh bahwa gerakan karismatik secara keseluruhan hanya sekedar emosi terbawa lagu (mudah- mudahan anggapan saya benar). Dan karena itu, tidak relevan pula menganggap bahwa Linda menuduh semua anggota komunitas karismatik hanya terbawa emosi saat menerima Ekaristi.
Mari dalam diskusi janganlah kita mempunyai kecenderungan untuk berpikir negatif terhadap apa yang disampaikan oleh pihak lain. Secara obyektif memang terdapat hal- hal positif dan negatif dalam gerakan Karismatik, sebagaimana juga yang terdapat dalam diri setiap orang dan dalam semua komunitas gerejawi lainnya. Mari kita menerimanya dengan lapang, sambil terus memeriksa diri, akan apakah yang dapat kita lakukan untuk membuatnya menjadi lebih positif.
Semoga dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Ibu Ingrid,
Terima kasih atas komentarnya.
Memang saya bukan anti karismatik bahkan saya sendiri punya latar belakang terlibat dalam persekutuan karismatik sewaktu saya masih Anglican dan beberapa gereja Pantekosta lainnya. Apa yang saya alami dulu adalah seperti yang dinyatakan oleh Ibu Ingrid, yaitu apabila saya menjadi sangat selective di dalam penyembahan. Dulu sewaktu saya Pantekosta, saya mengamati bahwa musik mempunyai pengaruh yang besar dalam pujian dan sembah sehingga kalau mau memuji lagunya meriah dan kalau mau menyembah lagunya harus perlahan dan menyentuh emosi..jadi apabila minggu demi minggu, tahun demi tahun mengikuti Pantekosta, saya akhirnya merasa bahawa ada satu yang kurang..kepenuhan rahmat Allah. Tidak saya nafikan bahawa saya juga sudah sering didoakan, rebah dalam roh bahkan tertawa dalam roh tetapi yang saya mahukan adalah sebuah kebenaran yang absolut. Benar, dalam penyembahan umat gereja Pantekosta, semuanya punya cara yang lebih kurang sama..dimulai dengan lagu perlahan sebagai pembuka sesi praise and worship, kemudian dilanjutkan dengan lagu yang rancak dan meriah..kemudian masuk ke sesi penyembahan dengan lagu lagu perlahan. Namun saya tertanya tanya, apakah ini yang dimaksudkan dengan Tuhan Yesus sebagai menyembah dalam Roh dan Kebenaran? Sudah menjadi jawaban umum dan fahaman umat Pantekosta bahawa menyembah dalam Roh dan Kebenaran itu adalah menyembah menggunakan emosi dan perasaan..lantas itu menjadi persoalannya di sini. Masakan kalau penyembahan saya kepada Allah tergantung kepada mood saya? Masakan kalau saya mau masuk hadirat Tuhan harus menyanyi lagu penyembahan baru saya “feel his Presence”? Itu ternyata keliru dan membuatkan saya semakin bertanya tanya..apakah penyembahan ini berkenaan kepada Allah? Selain itu, suasana lampu yang seperti disco ( maaf, bukan tujuan saya menyinggung org Pantekosta ) dan musik yang seperti konsert membuatkan saya menyatakan bahawa ini semuanya lebih kepada duniawi..Aduh Tuhan, saya berkata, jika inilah bentuk penyembahan dalam Kekristenan, saya tidak mau lagi menjadi orang Kristen..tetapi justeru gereja yang paling saya ragui dulu, yang saya sangat allergic terhadapnya telah menarik saya untuk masuk menjadi anggotanya..gereja itu adalah Gereja Katolik..tidak mudah bagi saya yg sudah terbiasa memilih apa yang saya mau dan tidak mau ( seperti yang saya alami di Pantekosta dulu ) untuk adjusting myself to this totally new environment.
Saat pertama kali saya masuk ke gereja Katolik dan menghadiri Misa Tridentine, saya jadi kagum kerana suasananya sungguh solemn, penuh khidmat dalam suasana yang sungguh rohani. Aduh Ibu Ingrid, saya katakan saya belum pernah merasa sedemikian kagum dan penuh reverence. Tanpa saya sedari airmata saya mengalir dan tubuh saya menggigil kerana saya sungguh merasa hadirat Tuhan saat itu..sesuatu yang belum saya pernah alami selama bertahun tahun di Anglican dan Pantekosta..pada saat itu saya katakan pada diri saya, inilah Dia yang kucari selama ini..dan syukur saya sudah menjadi Katolik. Setiap kalimat yang diucapkan dalam Misa Kudus ( baik Novus Ordo maupun Tridentine ) seperti menusuk ke dalam hati saya kerana semuanya terambil dari Kitab Suci..saya bahkan merasa sungguh kusyuk apabila imam membaca Prefasi Ekaristi kerana saat itu imam memadahkan pujian dan penyembahan kepada Allah dalam kata kata yang sungguh sederhana dan sesuai dengan Kitab Suci ( Biblical ) Sungguh tidak keterlaluan untuk saya katakan kini saya mengerti apa yang dikatakan oleh para santa dan santo tentang kebesaran dan kemuliaan Misa Kudus.
Kini saya bersyukur kerana saya akhirnya telah menemui apa yang saya cari selama ini dan iya, banyak rakan rakan Pantekosta saya yang malah semakin memburuk burukkan gereja Katolik tetapi itu semua sirna jika dibandingkan dengan apa yang telah saya temui kini. Saya juga mengerti mengapa rakan rakan saya dulu begitu anti kepada Katolik kerana suatu ketika dulu saya pun salah seorang daripada mereka. Namun doa saya semoga dalam kasihNya yang luar biasa Tuhan memanggil mereka kembali kepada Katolik.
Sekian, Tuhan memberkati
Linda M.
Shalom Linda,
Terima kasih atas sharing anda. Semoga sekarang para pembaca dapat lebih memahami mengapa anda memberikan komentar anda seperti yang anda tuliskan.
Tentang menyembah dalam Roh dan Kebenaran menurut ajaran Gereja Katolik, sudah pernah diulas di sini, silakan klik.
Ya, saya juga beberapa kali mengikuti Misa Tridentine, dan saya setuju dengan anda tentang ‘reverence’ dan hadirat Allah yang dapat dialami di sana. Demikian pula dengan hadirat Allah dalam setiap perayaan Ekaristi, terutama pada saat penerimaan Komuni kudus.
Selamat bergabung di dalam Gereja Katolik, Linda. Semoga Tuhan terus berkarya di dalam kehidupan anda dan menjadikan anda saksi Kebenaran-Nya yang sejati.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom
ijinkan saya beropini ya? Saya sangat setuju dengan Linda dan Ibu Ingrid. Kita tidak bisa memuji Tuhan hanya dengan perasaan atau mood. Dan yang diungkapkan Scott Hahn sangat bagus dan sangat jelas mengenai homili di dlm Gereja Katolik yang kadang2 terasa “membosankan” jika dibandingkan dengan Gereja2 Protestan (saya dulu jg merasa begitu)
“Homili tidak harus menghibur kita. Seperti Tuhan Yesus datang pada kita dalam kerendahan hati, dalam roti yg tak ada rasa, BEGITU PULA ROH KUDUS KADANG2 BEKERJA MELALUI PENGKOTBAH YANG MONOTON, TIDAK BERGAIRAH”
Saya ga menjelek2an karismatik, tapi yang jelas Misa Kudus tidak bisa digantikan oleh ibadah karena Misa Kudus bukanlah ibadah. Oh iya untuk Ibu Ingrid, saya yang dulu bertanya soal seseorang yang dekat dengan saya tapi dia Protestan, akhirnya saya jadi mengerti arti iman Katolik yg sesungguhnya, meski masih sering jatuh jg dalam dosa, saya berusaha bertahan. =)
Tuhan memberkati!
Salam Damai dalam Kristus Tuhan,
Mohon bimbingan dari tim katolistas, saya mempunyai seorang adik yang sebelumnya adalah agama Protestan, banyak hal yang membuat dia tidak damai kemudian dia ikut saya ke gereja katolik yang ada di domisili saya. Selang beberapa waktu diapun ikut katekumen di gereja domisinya, setelah itu dia cerita sama saya, sama saja semuanya munafik! karna Pastor sama guru katekis yang ngajar dia ucapannya bedah dengan perbuatannya. Katanya masa hanya karena tai anjing di depan rumah sang guru katekis sampai berantem sama tetangga karna adik saya rumahnya seberangan sama guru katekis, lalu suatu kali dia ikut Misa lingkungan setelah selesai dia pamit pulang sama pastor, dia lihat pastor merokok tidak pada tempatnya, lalu dia ceritakan sama saya, dia sangat sedih dan tidak melanjutkan katekumennya lagi. Pernah dia sharing sama saya dia percaya sama Yesus, tapi tidak percaya pada agama karna agama tujuan akhir pasti UUD.
Saya mohon bimbigan, dengan cara apa saya bisa bantu adik saya?
Terima kasih untuk tim katolistas, Tuhan Berkati.
Shalom Teguh,
Terima kasih atas pertanyaannya. Ada tiga hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, memang orang-orang yang seharusnya menjadi panutan, seperti katekis, pastor, prodiakon, dll, seharusnya memang sungguh-sungguh menjadi teladan – bukan hanya dalam pengetahuan, namun juga dalam perbuatan. Perbuatan mereka yang terus berjuang dalam kekudusan setiap hari akan memberikan kesaksian yang lebih kuat daripada sekedar kata-kata. Tentang guru katekis yang ribut dengan tetangganya hanya karena hal-hal sepele, kita tidak dapat langsung menarik kesimpulan apapun, karena kita tidak tahu persis kejadiannya. Namun, memang tidak seharusnya umat Katolik (termasuk katekis) ribut dengan tetangga hanya karena masalah-masalah yang sepele. Tentang merokok, saya pernah menjawabnya di sini – silakan klik. Kedua, adik anda perlu memeriksa batin kembali apakah sebenarnya yang membuat dia tertarik untuk mengikuti katekumen dan ingin menjadi Katolik? Kalau dia berharap dan menuntut semua orang Katolik tidak bercela, maka selamanya dia akan kecewa. Satu dari 12 rasul yang dipilih Yesus saja berkhianat. Dan memang Gereja terdiri dari pendosa dan orang-orang kudus. Orang-orang kudus membangun Gereja dan para pendosa menjadi batu sandungan. Oleh karena itu, bantulah adik anda untuk menemukan alasan yang lebih baik untuk memasuki satu agama, yaitu karena mencari kebenaran. Kalau fokusnya melihat orang-orangnya, maka dia akan mengalami kekecewaan. Memang hal ini dapat menjadi motifasi awal, namun tidak dapat menjadi motifasi utama. Ketiga, Kalau dia percaya pada Yesus namun tidak percaya pada agama, maka Yesus yang seperti apa yang dia percaya? Apakah Yesus yang menurut pendapat dia sendiri, atau Yesus yang sebenarnya? Kalau orang mau percaya kepada Yesus, maka dia akan memberikan dirinya kepada Yesus secara utuh. Ini berarti dia akan menjalankan semua perintah-Nya, termasuk perintah untuk masuk menjadi anggota Gereja yang didirikan-Nya, yaitu Gereja Katolik – lihat artikel ini – silakan klik. Cobalah untuk mendengar alasannya, bagaimana Gereja Katolik juga termasuk dalam tuduhan UUD? Apakah dia telah memberikan sumbangan finansial kepada Gereja Katolik? Sebagai umat Katolik, kita memang sudah seharusnya mendukung Gereja Katolik yang kita kasihi. Salah satu manifestasinya adalah dengan memberikan bantuan finansial. Namun, sumbangan ini harus dilakukan dengan sukacita dan kerelaan hati. Akhirnya, bawalah dia senantiasa dalam doa, sehingga Roh Kudus sendiri yang menjamah hatinya. Hanya Roh Kudus yang dapat melunakkan hatinya. Dan dalam beberapa kesempatan, cobalah untuk berdiskusi dengan dia atas dasar kasih. Kalau ada pertanyaan-pertanyaan tentang iman Katolik, dia dapat mengajukan pertanyaan ke katolisitas.org. Kami akan mencoba menjawabnya semampu kami. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
para Admin yg sabar dan baik hati, saya juga punya pengalaman bedebat dgn org seperti saudari Sherly bahkan penah hampir menjadi saudari Sherly, tpi Puji Tuhan, Roh Kudus tetap membimbing saya di jalan yg benar. Sepertinya ybs sedang menggebu2 terhadap iman barunya, dan baru menemukan so called “Cinta mula2” Semoga Para admin tetap bersabar mengahadapi saudari kita ini.
Untuk Saudari Sherly, apakah punya pengalaman traumatis terhadap Gereja Katolik atau umat2 Katolik? Atau mungkin Gereja Hillsong Australia pernah menginjili anda? Maaf, dr pengalaman dan cerita2 teman dan saudara2 sy, teman2 dr Kristen non Katolik sering mencoba mencari jemaat dg crn “mencuci otak” [dari Katolisitas: kami edit] para mahasiswa Katolik yg kurang paham akan Gerejanya.
Bapak stefanus,
Kami setuju sekali dan sependapat dengan apa yang Bapak sampaikan.
Komentar kami yang lalu, sebetulnya lebih ke suatu himbauan kepada mereka yang satu sama lain saling mendiskriditkan/menghujat/menyalahkan.
“pengajaran agama Katolik tdk benar2 berdasarkan alkitab, tetapi lebih berdasarkan hukum kanonisasi.
Karena itu saya melihat banyak org2 Katolik yg berperilaku kasar dan berhati jahat. Saya mengerti karena mereka tidak pernah membaca alkitab” (Sherly)
“saya mempunyai seorang teman dari keluarga protestan, mulut manis selalu memuji Tuhan, tetapi perbuatan tidak sesuai dengan kata-kata” (Harni)
Baiklah kita saling menghargai orang lain dengan segala perbedaannya, hiduplah penuh kasih satu dengan yang lainnya.
Shalom,
Stevanus At
[dari katolisitas: Kalau anda membaca lebih dalam lagi komentar-komentar dari katolisitas, maka anda akan menemukan bahwa kami tidak tertarik pada diskusi yang memaparkan kasus-kasus dari pribadi. Yang kami inginkan adalah diskusi tentang pengajaran iman Katolik. Terima kasih atas himbauannya.]
Salom saudara-saudaraku yang terkasih dalam Tuhan Yesus.
Berhentilah kalian saling mengujat satu sama lain. Tuhan tidak pernah mengajarkan sesuatu tentang agama tetapi tentang “kebenaran dan kasih.”
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
(1Kor 31:1-7)
Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(Flp. 2:1-5)
Shalom, GBU All
Shalom Stevanus At,
Terima kasih atas komentarnya. Situs Katolisitas adalah situs yang mempunyai warna Katolik dan berusaha memaparkan apa yang dipercayai oleh Gereja Katolik. Oleh karena itu, kalau ada yang bertanya, maka dalam keterbatasan kami, kami mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk. Ada kalanya memang pertanyaan yang masuk adalah bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Dan kami membuka diri untuk berdialog dengan mereka. Kami melihat bahwa dialog ini merupakan upaya untuk mencari kebenaran. Dan pencarian kebenaran ini adalah manifestasi dari kasih, karena kasih adalah berdasarkan pada kebenaran. Yang penting adalah kita melakukan dialog ini dengan dasar kasih (lih. 1Pet 3:15), tanpa harus menutupi kebenaran. Marilah dalam kapasitas kita masing-masing, kita mencari kebenaran, menempatkan kebenaran di atas kepentingan pribadi, dan hidup menurut kebenaran itu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
shalom sherly.
saya adalah seorang katolik yang tak pernah berpikir untuk meninggalkan gereja katolik : berikut beberapa sharing yang mungkin bisa menjawab pernyataan saudari sherly :
1. saya mempunyai seorang teman dari keluarga protestan, mulut manis selalu memuji Tuhan, tetapi perbuatan tidak sesuai dengan kata-kata, contoh : mencari uang dengan cara yg tidak halal, selalu berbohong, dan yang paling tidak bisa diterima adalah, meminta orang lain menjadi wali pesta pekawinan padahal orang tua dan saudara kandung msih hidup, apakah perbuatan ini sesuai ajaran Kristus? menurut saya tidak. waktu orang tua meninggal, tidak mau hadir saat jasad hendak dimasukan dalam peti ( mungkin memang ajaran protestan memang demikian ), apakah perbuatan ini juga sesuai ajaran Kristus? sekali lagi menurut saya tidak. kalau ke gereja berpakaian super mewah karena menurut sharingnya bahwa digerejanya memang semua warga gerejanya juga demikian, seperti orang mau ke pesta ( maaf karena di Gereja Katolik selalu diajarkan keserdahaan tapi sopan ) karena Kristus sendiri mencontohkan keserdahanaan. jika memang diberi rejeki yang lebih, menurut saya lebih baik disumbangkan kepada yg membutuhkan daripada membeli pakaian super mewah hanya karena tuntutan warga gereja.
2. orang Katolik menyembah patung. menurut saya pendapat ini keliru karena orang Katolik tidak pernah menyembah patung. sebagai analoginya begini, apakah semua peserta upacara bendera menyembah tiang bendera dan kain bendera nya saat memberikan hormat/mengangkat tangan kearah bendera? menurut saya tidak, karena yang dihormati adalah perjuangan para pahlawan bangsa dalam membela negara yang tanda penghormatannya diapreasiasikan lewat tanda bendera, demikian juga Patung dalam gereja Katolik, yang disembah adalah Allah Bapa< putra dan Roh Kudus bukan Patungnya.
3. ajaran katolik tidak sesuai alkitab. coba tunjukan ajaran mana yang tidak sesuai. Misa Kudus, mulai dari ritus pembukaan sampai penutup merupakan seluruh rangkaian yang sarat dengan isi alkitab yg terdiri dari : salam pembukaan, pernyataan tobat, tuhan kasihanilah kami ( karena manusia pada dasarnya senantiasa jatuh dalam dosa sehingga butuh pengampunan dari Tuhan ), memuji keagungan Tuhan dalam Kemuliaan, bacaan kitab suci, pengakuan akan Iman kepada kristus dalam sahadat Para Rasul, persembahan sesuai kemampuan dan kerelaan, doa permohonan, semua rasa tobat dan persembahan serta doa-doa penyerahan diri disatukan dalam Kurban Ekaristi Kudus yaitu Yesus Kristus sendiri, terakhir adalah berkat penutup. dimana salahnya ?
4. hukum kanonisasi gereja katolik, adalah hukum dan aturan yang bersumber dari kitab suci, yang dibuat agar semua sisi kehidupan berjalan sesuai kitab suci, saya sarankan anda membaca dulu hukum kanonisasi sebelum berkomentar. menurut saya semua yang ada didunia ini perlu suatu aturan yang mengatur supaya berjalan baik. contoh dijalan raya perlu ada lampu LL, dalam geraja anda juga menurut saya juga pasti ada aturan dalam kebaktiannya, ( kalau memang tak perlu aturan, seharusnya tak perlu ada juga aturan dalam kebaktian anda ) biarkan saja berdoa dengan caranya masing-masing, pasti sembraut dan makna berdoa pasti tak tercapai.
5. semoga anda dapat kembali ke rumah Bapa yang senantiana menantikan dombanya yang tersesat untuk kembali lagi dalam Gereja Katolik.
Shalom, GBU
dear sdr harny,
senang skali saya membaca tanggapan sdr, luar biasa menurut pendapat saya.
memang sherly perlu di beri pengertian, agar dapat segera kembali pada jalan yang sesungguhnya. jangan pernah mengatakan sumber katolik tidak jelas, karena ” kristen2 yg lain itu muncul dari gereja katolik “. jangan sombong karna mungkin sherly baru bisa membaca alkitab, yang mungkin selama ini matanya buta dan tidak menemukan kebenaran dalam alkitab kita. tidak ada berhala dalam gereja katolik. patung hanyalah sebuah lambang, seperti sherly kalo melihat wajah pacarnya yg ada dalam foto tanpa melihat orgnya langsung. sama halnya dengan patung yg hanya sekedar mengingatkan kita akan adanya org2 yg senantiasa mendoakan kita. kita tidak pernah menyembah patung, kita tidak pernah mengamini bahwa roh para kudus ada dalam patung2, jadi sherly sebelum menghakimi, pahami dulu sejelas2nya baru berbicara, jangan asal kentut sembangan. kalo tidak mengerti, jangan berkomentar, bawalah dalam doa supaya sherly mengerti.
dan ingatlah sherly, jangan pernah menghakimi, supaya sherly tidak dihakimi. katolik memiliki imam yang mempunyai sakramen imamat, yang yang paling beruntung di dalam iman katolik. ( sebaiknya sherly baca dulu renungan dari st.bernandus ttg para imam, spy dia lebih mengerti ).
dan untuk kevin,
jangan pernah ragu akan babtisan kamu, karena sesungguhnya HANYA TANGAN YANG TERTABISLAH yang dapat membaptis. justru babtisan mereka yang perlu kamu pertanyakan. dan jangan lagi pergi berdoa di gereja mereka, karena mereka tidak memiliki ekaristi, dan HANYA IMAM KITALAH SAJA yang dapat menghadirkan Yesus dalam ekaristi.
akhir kata, terima kasih sdr harny, akan semua penjelasannya. kita doakan saja sherly dan teman2nya yg tanpa alasan yang jelas menjadi murtad.
Tuhan Yesus Memberkati dan Bunda Maria mendoakan senantiasa.
untuk SHERLY dr HILLSONG CHURCH .saya baca komentar anda tentang agama sungguh anda sangat paham sekali dan pintar.semua kamu tahu tentang sejarah kristen dan katolik sungguh sangat bagus dan mendetail.komen anda saya baca bawa anda paling the best.kamu adalah domba yg hilang.kamu harus banyak berdoa dan merenungkan kata kata kamu.bahwa kamu yg paling benar dan ajaran lain salah. ingatlah anak domba yg tersesat 1 ,tetapi gembala mencarinya .pulanglah kamu ,bapakmu menanti biarpun kamu pernah berjln di tempat yg salah. saya dahulu mengikuti ajaran protestan ,tp setelah saya mengikuti iman katolik saya berpendapat bahwa iman katolik paling lengkap tentang ajaran YESUS,yg penting tergantung orangnya mau ga menjalankan imannya dgn baik dan benar.pulanglah kamu SHERLY ,BAPAmu merindukan kamu .kembalilah dan pakailah kepintaran dan ilmu mu untuk membangun rumah BAPA mu,itulah asalmu .jgn jd anak yg hilang.semua akan memaafkan mu .pakai hati dan perasaan,jgn malu untuk kejln yg benar, GBU
Saya sudah lama mebuka web ini tapi baru kemarin saja membuka artikel in dan ingin memberikan komentar, walaupun Sdriku Sherly sudah lama tidak memberikan tangggapan lagi. Saya ingin memberikan tanggapan tentang beberapa hal, namun bukan berdasarkan Alkitabiah, HKG atau katekismus karena masih harus banyak belajar, tetapi dari sudut lain yaitu berdasarkan beberapa artikel kesaksian di situs lain, sbb :
– Saya meragukan saudara Sherly pernah bekerja di Kedutaan Besar Vatican di Autralia, kalaupun
pernah ia tidak mau bekerja sepenuh hati untuk kantor tersebut, dengan tidak banyak belajar
tentang Katolik ditempat tersebut..
– Saya meragukan sdri Sherly tinggal di Australia, karena dia bicara tentang flim “The Passion of the
Christ”, tapi dia tidak mengetahui bahwa sutradara flim tersebut adalah orang Australia penganut
Katolik yang taat bernama Mell Gibson, dan tahukah saudariku terkasih Sherly bahwa filim tersebut
paling banyak berdasarkan meditasi seorang suster katolik bernama B. Anna Katharina Emmerick.
Lebih lanjut bisa dilihat di http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id411.htm dan http://www.indocell.net/yesaya
/id700.htm
– Tentang Ekaristi , puji Tuhan saya berbahagia sekali sebagai orang Katolik, karena Tuhan Yesus
sudah berkenan hadir dalam diri saya melalui hosti yang kecil itu, paling tidak 15 menit setelah makan
hosti. Dan betapa banyak mukjizat yg terjadi dengan Ekaristi di dunia ini yag menunujukkan bahwa
memang Yesus ada tersamar dalam hosti yang kecil itu. Lihat di link http://www.indocell.net/yesaya
/pustaka2/id244.htm dan http://www.indocell.net/yesaya/pustaka2/id228.htmi .
– Juga kesaksian tentang Misa Kudus, saudariku Sherly dan Indah bisa membuka link
http://www.indocell.net/yesaya/pustaka2/id266.htm dan http://www.indocell.net/yesaya/pustaka3/id108.htm.
Disana terlihat nyata kehadiran Allah Tritunggal Maha Kudus, Bunda Maria, para kudus, malaikat,
malaikat pelindung kita serta para jiwa – jiwa di api pencucian yang menanti doa – doa kita. Dan paling
pokok Tuhan Yesus benar – benar hadir dalam ekaristi. Kesaksian tersebut juga bisa diketahui tentang
pengakuan dosa dan tanda salib.
Demikian tambahan dari saya dan saran saya, kembalilah saudariku berdua, karena satu anak kembali seluruh penghuni surga bernyanyi mengumandangkan kindung yang indah. Tuhan memberkati
[dari katolisitas: kita hanya dapat menilai dari apa yang ditulisnya. Jadi, memang sulit untuk mengetahui kebenaran bahwa apakah dia benar-benar bekerja di kantor Vatican Australia atau tidak. Namun, hal tersebut tidaklah penting, karena pada akhirnya fokus dari diskusi adalah doktrinal dan bukan membahas kasus-kasus.]
shalom,
rekan-rekan semuanya,
Ini pendapat pribadi saya yang bekas atheist, yang sangat menggunakan logika dalam memahami segala sesuatunya.
mungkin kita harus kembali kepada esensi dari “iman”… Iman datang dari pengalaman pribadi dengan “pribadi” yang diimani… jadi jika anda tidak nyaman dengan katolik, misalnya, dan nyaman dengan agama yang lainnya, yah monggo saja. saya sendiri eks atheist yang mengimani dan menjadi katolik karena kebaikan orang2 katolik di sekeliling saya. totally 100% kebalikan dari yang sdr sherly alami…
saya juga menjadi katolik karena saya merasa dapat berkonsentrasi lebih baik dengan memandangi patung yesus, maupun maria di gereja.
kedamaian saat pagi di gereja katolik, dengan lilin dan berdoa pagi di gua maria itu yg membuat saya nyaman.
jika saya nanti masuk neraka, karena tidak mau meninggalkan kenyamanan saya dengan tata cara katolik, so be it… :) i don’t really care about heaven or hell. tapi sekali lagi, ini adalah iman sebagai hasil dari rasa nyaman pribadi saya… makasih.
Shalom ex-atheist,
Terima kasih atas tanggapan anda. Berikut ini adalah tanggapan yang dapat saya berikan:
1. Anda mengatakan “Ini pendapat pribadi saya yang bekas atheist, yang sangat menggunakan logika dalam memahami segala sesuatunya. mungkin kita harus kembali kepada esensi dari “iman”… Iman datang dari pengalaman pribadi dengan “pribadi” yang diimani… jadi jika anda tidak nyaman dengan katolik, misalnya, dan nyaman dengan agama yang lainnya, yah monggo saja. saya sendiri eks atheist yang mengimani dan menjadi katolik karena kebaikan orang2 katolik di sekeliling saya. totally 100% kebalikan dari yang sdr sherly alami…“
a. Iman, berasal dari kata pistis (Yunani), fides (Latin) secara umum artinya adalah persetujuan pikiran kepada kebenaran akan sesuatu hal berdasarkan perkataan orang lain, entah dari Tuhan atau dari manusia. Persetujuan ini berbeda dengan persetujuan dalam hal ilmu pengetahuan, sebab dalam hal pengetahuan, maka persetujuan diberikan atas dasar bukti nyata, bahkan dapat diukur dan diraba, namun perihal iman, maka persetujuan diberikan atas dasar perkataan orang/ pihak lain. Namun meskipun dari pihak lain, kita dapat yakin akan kebenarannya, sebab ‘pihak’ lain tersebut adalah Allah sendiri. Maka iman yang ilahi (Divine Faith), adalah berpegang pada suatu kebenaran sebagai sesuatu yang pasti, sebab Allah, yang tidak mungkin berbohong dan tidak bisa dibohongi, telah mengatakannya. Dan jika seseorang telah menerima/ setuju akan kebenaran yang dinyatakan Allah ini, maka selayaknya ia menaatinya.
b. Dari definisi di atas, maka iman kita menjadi bersifat adi kodrati, kalau kita memberikan diri kita seluruhnya kepada seluruh kebenaran yang diwahyukan oleh Allah. Iman bukanlah masalah kenyamanan pribadi, namun adalah sampai sejauh mana kita memberikan diri (ketaatan iman) kita kepada kebenaran tersebut. Orang yang sungguh beriman adalah orang yang menempatkan kebenaran di atas kepentingan pribadi, walaupun sulit untuk menjalankan kebenaran tersebut. Dengan dasar inilah, maka seseorang harus benar-benar dipacu untuk mencari kebenaran dan setelah menemukan kebenaran tersebut, maka orang tersebut harus menjalankan apa yang dipercayainya. Mungkin artikel ini dapat membantu untuk menjelaskan lebih jauh – silakan klik.
2. Anda mengatakan “jika saya nanti masuk neraka, karena tidak mau meninggalkan kenyamanan saya dengan tata cara katolik, so be it… :) i don’t really care about heaven or hell. tapi sekali lagi, ini adalah iman sebagai hasil dari rasa nyaman pribadi saya… makasih.“
Kalau kita percaya bahwa neraka itu ada dan neraka adalah keterpisahan dengan Allah untuk selamanya, maka sudah seharusnya kita menghindari neraka demi kasih kita kepada Allah dan kasih kita kepada diri sendiri. Dengan demikian, sudah seharusnya kita harus perduli dengan neraka dan Sorga. Kalau Sorga adalah tujuan akhir, maka sudah seharusnya kita mengetahui tujuan akhir kita dan bagaimana mencapainya. Kalau kita tidak perduli dengan tujuan akhir ini, maka kita dapat tersesat. Hal ini sama seperti seseorang yang bepergian dan tidak tahu hendak pergi ke mana, sehingga yang dilakukannya akhirnya hanya berputar-putar tanpa tujuan.
Seseorang masuk neraka atau tidak bukan terletak pada kenyamanan atau tidak, melainkan sampai seberapa jauh seseorang mencari kebenaran dan kemudian memberikan diri kepada kebenaran tersebut, yang pada akhirnya dimanifestasikan dalam kehidupan nyata setiap hari. Sudah seharusnya, sebagai umat beriman, kita harus tahu dan percaya bahwa apa yang kita imani adalah sungguh-sungguh benar.
Semoga tanggapan singkat ini dapat membantu. Dan kita harus bersyukur bahwa kita dipersatukan oleh Tuhan dalam kawanan-Nya, yaitu dalam Gereja Katolik, di mana kepenuhan kebenaran ada di dalamnya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam damai……
Sungguh Agung dan Maha Dasyat Engkau Tuhanku dan AllahKu…….
Engkau mengijinkan aku yang hina dina ini untuk mengetahui kebenaran Iman sejati…….
Engkau meninggikan orang yang rendah hati dan menjatuhkan orang yang tinggi hati……
Engkau membuka mata orang2 buta untuk melihat……..
Engkau membimbingku ke roti kehidupan yang telah Engkau sediakan bagiku…….
Engkau memberikan keteguhan dan kekuatan dari setiap orang yang menghendaki aku jauh dariMU…….
Engkau menyelamatkan keluargaku dari perpecahan……….
Engkau membuat musuh2 ku tidak berdaya……….
Engkau mau hadir ke dunia untuk menyelamatkan kami orang2 berdosa……..
tapi setelah Engkau hadir ke dunia
mereka menolakMU ……..
mereka menghinaMU…….
mereka menampar wajahMU……
mereka meludahiMU……
mereka mengolok2MU….
dan mereka membunuhMU !!
tapi Allah Bapa membangkitkanMU dari kematian dan menjadikan Engkau Tuhan kami !
dan Engkau naik ke Sorga dengan segala kemuliaanMU……
apakah kami KAU tinggalkan ?
Tidak ! Engkau tidak pernah sekali2 untuk meninggalkan kami……..
walaupun kami KAU izinkan untuk mengembara di dunia yang fana ini selama 2000 tahun
ROH MU yang Kudus selalu hadir……..
hadir dalam kehidupan kami……
hadir dalam kesedihan kami……..
hadir dalam kebahagiaan kami……
hadir dalam kesendirian kami……
Engkau Allah yang Maha Suci , mau menjadi manusia yang kotor dan hina……
Engkau Allah yang Maha Kaya , mau menunggang keledai sebagai kendaraanMU…….
Engkau Allah yang Maha Tinggi , mau membasuh kaki murid2 MU………
Engkau Allah yang menciptakan hidup , mau mati di kayu salib !!
dan…….
Engkau mau hadir menjadi ROTI dan ANGGUR dalam EKARISTI !!
sungguh Engkau memang Allahku……
berbahagialah orang yang diundang kedalam perjamuanNYA…….
Terima kasih atas penjelasan – yg dikeluarkan oleh komunitas gereja katolik atas pertanyaan dan pernyataan Sherly… dia mengaku pindah / eks katolik. Tapi sayang mungkin dia sudah puas dan menjadi tambah gelisah atas penjelasan dari otoritas gereja katolik. Banyak orang yg sudah pindah malu jika mengakui kebenaran gerejaa katolik karna tekanan kesaksian dihadapan jemaat/ gereja barunya itu. Sherly anda luar biasa. tapi semu. diseberang jauh baru bertanya. mengapa tidak dari dulu. Teman – teman saya yg protestan amat mengakui kami . cuma anda yang aneh… salam damai dalam Yesus Kristus.
Terima kasih atas jawabannya bu Inggrid..Saya sudah puas dengan jawaban ibu,bahwasannya Ekaristi adalah mujizat yg paling nyata dalam kehidupan kita.
Terus berkarya dalam kerasulan Bu,Doa dari kami: semoga Pengelola Katolisitas senantiasa di berikan kesehatan dan kekuatan dalam pelayanannya.Amin.
Salam
Kepada yth Ibu Inggrit dan pak Stef..
Saya mersa terberkati lewat Katolisitas ini..Baik dari penyampaian makalah lewat Firman ataupun kesaksian saudara2 kita.
Saya adalah orang awam dan boleh dikata masih kurang pemahaman dalam Keimanan Katholik walaupun Iman ini sudah turun temurun dalam keluarga kami,bahkan dari keluarga kami sudah byk yang jadi Pastor dan Suster Biara..
Sebelum ketemu laman ini,saya sering buka blog2 orang protestan seperti blogspot.com dll,dlm blog ini banyak saya temui kesaksian2 yang bagi saya banyak tidak masuk akal..Seperti kesaksian surga dan Neraka.
sebelumnya saya mohon maaf karena pertanyaan saya ini keluar dari konteks kita di halaman ini:
Saya mohon tanggapan ibu dan bapak soal kesaksian2 saudara2 kita yg Protestan soal Surga dan Neraka??..Soal Elizabeth,7 pemuda dan masih byk yg lain.
Pertanyaan saya:
1.Apakah kesaksian semacam ini bagi pandangan orang Katholik??
2.Apakah cuma orang2 protestan yg di urapi Tuhan untuk mujizat seperti ini?.
3.Apakah Tuhan pilih kasih untuk anak2 Nya di dunia ini?
4.Apakah Iman orang Protestan lebih daripada kita orang2 Katholik?
Demikian pertanyaan saya,mohon tanggapannya.Tuhan memberkati kita semua. Amin
John YP.
Shalom John,
1. Tentang kesaksian- kesaksian
Kesaksian iman orang beriman sebenarnya mempunyai maksud utama untuk memuliakan Tuhan. Sehingga kesaksian yang menunjukkan besarnya kuasa dan kasih Allah dalam hidup seseorang, adalah kesaksian yang membangun iman, termasuk iman orang- orang yang mendengarkannya. Umumnya kesaksian yang jujur (apa adanya, tanpa melebih- lebihkan) itu akan semakin memperkuat pesan yang ingin disampaikan, yaitu tentang kuasa Allah yang bekerja dalam keterbatasan manusia. Maka jika kita umat Katolik mendengarkan kesaksian iman yang semacam ini, kita dapat turut bersuka cita dan bersyukur atas besarnya kasih Allah yang dinyatakan atas orang itu.
Namun memang adakalanya, kesaksian dibuat tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya, entah dilebih-lebihkan, entah direkayasa. Contohnya adalah seperti beberapa rekaman di U-tube, tentang bagaimana mukjizat- mukjizat dalam KKR oleh pembawa firman tertentu yang ternyata hanya rekayasa, terbukti dari rekaman itu sendiri. Hal ini memprihatinkan, karena dapat menjadi batu sandungan bagi mereka yang belum percaya kepada Kristus.
Walau kita tidak perlu menghakimi, namun patut kita sikapi dengan bijak. Yesus mengajarkan agar kita menilai baik atau tidaknya suatu pohon dari buahnya (Mat 12:33, Luk 6:44) maka kitapun dapat menggunakan prinsip ini. Selain itu, jika dalam kesaksian itu terselip semacam pengajaran, silakan kita periksa, apakah itu sesuai dengan ajaran Magisterium Gereja Katolik? Jika ya, kita dapat yakin itu dari Tuhan, namun jika tidak, maka hal itu bukan dari Tuhan.
2. Apakah hanya orang- orang Protestan yang diurapi untuk mukjizat?
Jawabnya tentu tidak. Silakan anda baca riwayat hidup para Santa dan Santo dalam Gereja Katolik. Anda bahkan dapat melihat bahwa ada banyak di antara mereka tetap diberkati oleh Tuhan sehingga kuasa doa mereka tetap sangat besar, meskipun mereka sudah meninggalkan dunia ini. Ada banyak di antara mereka jenazahnya masih utuh/ tidak membusuk. Gambarnya sekilas ada di sini, silakan klik.
Maka hal mukjizat di Gereja Katolik juga banyak terjadi, misalnya di Lourdes, maupun di acara perayaan Ekaristi dan kebangunan rohani Katolik yang diselenggarakan di seluruh dunia sampai sekarang. Gereja Katolik memang tidak menitikberatkan pewartaannya kepada mukjizat- mukjizat (misalnya mukjizat kesembuhan jasmani), walaupun memang tetap mengakui bahwa mukjizat- mukjizat semacam itu masih tetap dapat terjadi. Sebab, sebenarnya umat Katolik memiliki mukjizat yang lebih besar dan mengatasi segala mukjizat, yaitu mukjizat Ekaristi, di mana Tuhan Yesus hadir di dalam rupa sepotong hosti, agar dapat masuk dan bersatu dengan kita umat-Nya. Jika kita sungguh mengimani hal ini, kita tidak akan tergiur untuk mengalami mukjizat yang lain, karena kita sudah memperoleh mukjizat yang terbesar. Tak heran, dengan sikap batin semacam ini, malah seseorang dapat memperoleh mukjizat kesembuhan jasmani. Sebab Kerajaan Allah yang kita peroleh dalam Ekaristi melengkapi/ menambahkan apa yang kurang dalam hidup kita (Mat 6:33).
3. Tuhan pilih kasih?
Jawabnya tidak. Tuhan mengasihi semua orang, tidak ada orang yang tidak dikasihi oleh Tuhan. Oleh besarnya kasih-Nya kepada semua orang inilah, maka Allah mengutus Kristus Putera-Nya ke dunia (Yoh 3:16). Namun sesuai dengan kebijaksanaan-Nya memang Tuhan mengasihi setiap orang tidak dalam kadar yang sama. Tidak semua dari kita diberkati dengan berkat rahmat yang sama seperti yang diberikan kepada Bunda Maria atau kepada para rasul, misalnya. Dalam perumpamaan talenta kita mengetahui bahwa ada orang yang dipercaya dengan talenta yang lebih banyak, dan ada yang lebih sedikit, tetapi semua tergantung dari kemampuan orang yang menerima. Kita percaya bahwa Tuhan begitu mengenali dan mengasihi kita, sehingga tidak mungkin mempercayakan kepada kita talenta di luar batas kemampuan kita. Siapa yang dipercaya banyak, maka kepadanya banyak dituntut, demikian pula sebaliknya (Luk 12: 48).
4. Apakah iman orang Protestan lebih besar daripada orang Katolik?
Wah, untuk ini saya tidak dapat menjawabnya. Saya rasa pada akhirnya Tuhanlah yang dapat menjawabnya, bukan manusia. Sebab ukuran yang Tuhan pakai untuk menilai tidak sama dengan ukuran kita manusia. Manusia cenderung melihat apa yang terlihat dari luar, sedangkan Tuhan melihat kedalaman hati. Lagipula, iman yang hidup di sini adalah iman yang disertai dengan perbuatan (lih Yak 2:17), dan perbuatan yang dimaksud di sini adalah perbuatan kasih (Gal 5:6). Nah tentu yang dapat melihat sampai ke dalam hati, tentang apakah perbuatan yang kita lakukan adalah atas dasar kasih (yang tidak tertuju kepada diri sendiri), itu akhirnya hanya Tuhan saja.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Pak Stefanus Tay & Ibu Ingrid Listiati Tay, yang saya muliakan, anda berdua adalah pasangan yang tangguh, penyabar, pintar, saya angkat topi untuk kalian berdua, pasti Tuhan Yesus sayang pada kalian dua, dan pasti Tuhan Yesus memberkati kalian dua.
Kadang kadang saya tidak mampu mengerti, kenapa orang tidak suka pada ajaran Katolik, dan begitu banyak orang yang mengproklamirkan dirinya ” Dulu saya Katolik , sekarang saya menganut agama lain” dan disusul dengan ejekan dan penghinaan, seolah olah dia menganggap bahwa dengan keluar dari Katolik dia menjadi orang yang paling pintar dan paling benar.
Di Australia, memang banyak sekali para evangelis disana, target mereka adalah para Mahasiswa dan Mahasiswi yang kuliah disana, makanya mereka selaulu memperkenalkan diri sebagai Mahasiswa yang kuliah diluar negeri (mereka kira mereka lebih pintar) makanya mereka mengejek Mahasiswa, Mahasiswi yang ada di Indonesia, yang mereka anggap lebih bodoh dari mereka.
Sebenarnya ajaran Yesus tentang Gereja Nya, sangat sederhana dan sangat jelas, aku dapat pelajaran agama Katolik pada kelas 4 SD. dari Katekismus, dan berdasarkan itu aku hidup sebagai manusia yang yakin akan ajaran agama Katolik. jadi kita tidak perlu belajar di luar negeri untuk mengetahui ajaran Katolik.
Dikatekismus kelas 4 SD. kita diajarkan,
1. Bahwa Yesus itu sugguh Allah, Sungguh manusia.
2. Bahwa Yesus, punya dua belas orang murid.
3. Sebagai Tuhan, tentu Yesus tidak pernah berdusta.
4. Bahwa Yesus, pernah mengatakan ” Aku akan menyertai kamu sampai akhir Zaman.
5. Bahwa Yesus meminta agar Petrus menjadi gembala para Domba-domba Nya, Yesus tidak meminta murid atau orang yang lain, selain Petrus, Petrus menjadi Paus Pertama.
6. Kenapa lagi kita harus membongkar buku buku, kenapa kita tidak percaya pada Tuhan kita, Dia telah tunjuk Petrus, dan Dia telah berjanji bahwa, Ia akan menyertai kita. apakah ada kesalahan dalam kata kata Tuhan Yesus ?
7. Banyak yang mengatakan bahwa ajaran Katolik tidak sejalan dengan ajaran di Alkitab, ini lebih aneh lagi, 15 abad lamanya kita alkitab ada di Gereja Katolik, datang Martin Luther, dia buang beberapa isi alkitab, dan sekarang pengikutnya bilang ajaran Katolik “Tidak Alkitabiah”, mereka yang menyatakan dirinya Alkitabiah, tolong cari dalam Alkitab apakah ada nama orang yang disebut oleh Yesus untuk mengembalakan domba-dombanya, selain Petrus ?! itukah yang dimaksud Alkitabiah ?
8. Bila dalam posisi yang seperti ini, maka tanggapan mereka, ” Ya memang dahulu gereja Katolik adalah Gereja Yesus, tetapi sekarang, sudah banyak dirubah, bukn lagi ajaran Yesus, tetapi ajaran manusia.
9. Sekali lagi, Yesus bukan penipu, Dia Tuhan yang menepati janji Nya, apakah mungkin Yesus saat ini tidak menyertai agama Katolik ? (Yesus sudah lupa akan janjinya ” Aku akan menyertai kamu sampai akhir jaman?”) Yesus yang mana yang mereka sembah, apakah Yesus pemain bola dari Portugal yang bernama Yesus, atau Yesus yang ada di Timor Leste ?
9. Bila ingin membuktikan hal ini, kita tidak perlu buka buku buku tebal, dan menulis di koran atau apa saja, Lihat jasat Santa Barnadete, Lihan Jasat Santa Loisa, Lihat jasat Santa Caterina, dan lihat Jasat Santo Fransiskus yang wafat tahun 1528 tahun yang lalu, jasatnya masih utuh, atau cari saja di Google, disana kalian akan lihat kejadian aneh itu hanya ada di gereja Katolik.
10. Tetapi hal itu juga tidak dijamin bahwa mereka menyadari kekeliruan mereka, dengan bangga dan sombong mereka akan mengtakan “Itu perbuatan Setan!”, malah tanda heran yang lahir dari bunda Maria, dengan cepat mereka mengatakan itu perbuatan setan, saya tidak mampu berpikir bahwa Ibu Tuhanku, dikuasai setan dalam terjadinya mujizat.
11. Yah dahulu Yesuspun pernah dituduh sebagai Bossnya setan oleh orang Yahudi, yang keras hati itu.
12. Jadi begitu banyak kita membaca, betambah kosong isi otak kita, apa lagi, bila tujuan kita membaca sekian banyak kitab dan tulisan dengan maksud untuk mengjek ejek keyakinan orang lain.
Pada suatu ketika ada seorang yang mengatakan bahwa dalam tanggal sekian, bulan sekian, dunia akan kiamat, namun sampai tanggal dan waktunya, kiamat tidak terjadi, orang itu ditangkap dan dituduh meresahkan masarakat, di masuk penjara. Dan sudah menjadi hal yang biasa, bila ada yang seperti ini, tersiarlah semua berita mengenai hal ini baik TV. Majalah, Koran, dan dibuatlah acara di TV. antar umat beragama, yang hadir kala itu, Pemuka dari Muslim, Pemuka dari Protestan, pembawa acara bertanya pada Pemuka Protestan, tentang komentar dia atas kasus dunia kiamat itu, langsung dijawab oleh pak Pendeta, “Itu satu aliran sesat”, pernyataan ini langsung diambil alih oleh pemuka Muslim “Bapak jangan bilang mereka penganut aliran sesat, sebab nanti Kaum Katolik akan mengatakan kamu juga sesat”.
Diacara yang lain, terjadi pula dialog antara pemuka agama Islam dan Kristen, tentang isin pendirian gereja, yang Kristen mengatakan kesulitan mendapat isin pendirian Gereja, dan dijawab dari pemuka muslim ” Pak bagaimana mau diberikan ijin pembangunan Gereja, kalau saja setiap pembangunan Gereja di isinkan, maka dalam satu kecamatan, sudah tidak ada rumah penduduk lagi, bayangkan lebih dari 400 sekte Gereja dan kalau semua minta isin mendirikan Gereja, penduduk ditempatkan dimana ?
Ceritera diatas adalah ceritera konyol, namun sadarkah anda apa yang terjadi saat ini terhadap persatuan ajaran Tuhan kita Yesus Kristus, Yesus itu Tuhan, Dia hanya satu, Dia telah menunjuk Petrus, dia telah mengajar yang satu. kok kita yang sok tahu ini, mau menyimpangkan ajaran Yesus ? Biarlah mereka bersatu, seperti Aku bersatu didalam Dikau. di Singapore, ada satu komplex pertokoan, berupa ruko tingkat tiga, diruko-ruko itu terdapat lebih dari 50 gereja Kristen, jadi satu ruko, bangunan dasar gereja A, bangunan tingkat 2 . Gereja B. dan ditingkat tiga gereja C. sadarkah anda betapa hancurnya kita, kapan kita bersatu kembali ? berhentilah semua dengan segala macam cemoohan, Yesus sayang pada kita, Yesus mencintai kita, mari kita kembali akan ajaranNya.
Ajutorium nostrum in nomine Domini.
Qui fecit caelum et ternam.
BravoLima.
Shalom BravoLima,
Terima kasih atas dukungannya untuk karya kerasulan ini. Kemuliaan dan pujian kita berikan kepada Tuhan, yang telah memberikan kepada kita semua talenta untuk berpartisipasi dalam menyebarkan kabar gembira Kristus dalam kapasitas kita masing-masing. Jadi, mari kita bersama-sama membangun Tubuh Mistik Kristus, sehingga semakin banyak orang yang mengasihi Kristus secara menyeluruh – yaitu jika seseorang juga mengasihi Tubuh-Nya – Gereja Katolik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
saya suka sedih kalau membaca/mendengar cemoohan ttg ajaran Gereja Katolik.yg saya bingung apakah mereka yg bukan Katolik benar2 memahami isi ALKITAB ???apalagi kalau dia itu seorang imam dlm Gereja.Tuhan aja mengatakan:jikalau ada seorang menganggapdirinya beribadah,tetapi tidak mengekang lidahnya,ia menipu dirinya sendiri,maka sia-sialah ibadahnya.ibadah yg murni dan yg tak bercacat di hadapan Allah,Bapa kita,ialah mengunjungi yatim piatu dan janda2 dlm kesusahan mereka,dan menjaga supaya dirinya sendiri tdk dicemarkan oleh dunia.(Yak1:26-27) seorang imam yg bijak itu mustinya mengajarkan kebaikan/kasih….kepada siapapun,ini kok malah kotbahnya mencari2 kesalahan ajaran org lain(yg menurutnya salah).Injil Luk 6:45 =org yg baik mengeluarkan barang yg baik dr perbendaharaan hatinya yg baik dan org yg jahat mengeluarkan barang yg jahat dr perbendaharaannya yg jahat.Karena yg diucapkan mulutnya,meluap dr hatinya.
Bagi para umat Katolik,kita harus ingat dengan pesan YESUS (Mat 7:15 =waspadalah terhadap nabi2 “palsu” yg datang kepadamu dgn menyamar seperti domba,tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yg buas. 22=pada hari terakhir byk org akan berseru kepadaKu:Tuhan…Tuhan…bukankah kami bernubuat demi namaMu dan mengusir setan demi namaMu dan mengadakan banyak mukjizat demi namaMu juga?). kalaulah mereka yg bukan Katolik yg merasa mereka paling benar dan paling memahami isi dr ALKITAB (Firman TUHAN) tapi kok suka TIDAK bijaksana ya ucapanya?!…..pesan saya hanya satu = sebelum anda menilai ajaran kami yg Katolik…berdoa dululahhhhh minta petunjuk Tuhan,
Salam Buat Serly
Dalam Gereja Katolik Tidak Ada Yang namanya menyembah Terhadap Patung atau Berhala,yang Kita sembah adalah Pribadi dari patung Itu sendiri. seperti sherly kalau menyimpan foto pacar serly,tentu serly akan berkata wah gantengnya pacar saya, jadi disini serly bukan menyembah gambar fotonya tetapi pribadi yang ada dalam foto tersebut. kiranya Kasih karunia TUHAN KITA YESUS KRISTUS Menerangi hati dan Pikiran serly. AMIN
Salam buat Bapak Stefanus Tay,
Saya bersyukur kepada Allah atas kebaikan dan kemurahanNya akhirnya saya menemukan laman web yang secara sihat dapat dijadikan sumber rujukan dalam mempelajari iman Katolik secara ilmiah dan juga secara seimbang tanpa mencampur adukkan unsur unsur emosional di dalam jawapan jawapan yang Bapak berikan dalam menjawab beberapa persoalan tentang iman Katolik.
Secara perbadinya, saya sangat menerima begitu banyak pelajaran dan juga iman Katolik saya juga bertambah dikuatkan lewat diskusi dan dialog yang Bapak lakukan dalam laman web ini. Sebagai mantan Protestant ( Anglican ) dan seorang ‘musafir’ yang pindah dari aliran Anglican, Injili sehingga Pantekosta, saya akui memang setiap aliran gereja gereja ini memberikan saya pengalaman pengalaman yang berbeda. Saya juga akui, saya bukan pindah pindah gereja bukan kerana ikut ikutan tetapi atas pilihan sendiri. Namun pengalaman pindah pindah gereja ini menemukan saya sebuah gereja yang dahulu pernah saya sangat benci dan anti iaitu gereja Katolik. Saya banyak merenung dan mempelajari akan keputusan saya untuk memilih Iman Katolik sebagai jalan hidup saya setelah begitu banyak ajaran ajaran yang sesungguhnya bersimpang siur kerana, di kalangan Protestant itu sendiri sudah berpecah belah, malah jadi saling bersaing dalam ajarannya..salah satu contoh keanehan para pengikut ajaran Protestant aliran Pantekosta, ialah tertawa dalam Roh, bahkan dalam perkara Toronto Blessings, aliran Pantekosta ada yang mendukung ada yang mengutuk. Salah satu perkara yang tidak dapat terima dalam keanehan ibadah Pantekosta ialah Praise and Worshipnya yang tidak ubah seperti konsert duniawi dengan muzik yang keras, dicampur lagi dengan luahan emosi ( yang kononnya menyembah dalam Roh dan Kebenaran ) walhal itu menyembah dalam emosi dengan lampu berwarna warni kayak discotheque membuatkan saya menanyakan diri saya. Apakah Yesus menginginkan umatNya menyembah dia persis seperti gaya orang berada di disco? Apakah ini sejajar dengan Alkitab padahal golongan Pantekosta adalah golongan yang kata nya memperjuangkan kebenaran Alkitab secara mutlak namun saya jadi keliru dengan apa yang saya temui bukan sahaja dalam ibadah Pantekosta tetapi juga dalam ajaran ajaran Pantekosta yang saling berbeda mengikut gereja. Contoh yang mudah, gereja Pantekosta aliran Holiness Pentecostal punya pengajaran yang berbeza dengan Oneness Pentecostal..bahkan kini sudah timbul gagasan Non Denominational yang acapkali lebih berbau New Age, pengajaran motivasi yang berlandaskan Alkitab bukan untuk mengenal Kristus tetapi lebih menerapkan bagaimana umat umat Pantekosta boleh menggunakan asas asas ‘Alkitab’ untuk menjalani hidup suskes dari segi duniawi nya sahaja. Kekeliruan inilah membuatkan saya akhirnya bosan dengan kekristenan aliran Protestant yang begitu bertentangan satu dengan lainnya sehingga hampir saja saya memutuskan utk menjadi FREETHINKER. Namun sykur kepada Allah, akhirnya saya menemui gereja Katolik yang tetap berdiri kukuh mengajarkan Sabda Allah, ( DEI VERBUM ) bukannya sekadar ALKITAB ( SCRIPTURA) . Dan kini saya sangat mensyukuri Iman Katolik yang bagaikan sebuah pelabuhan jiwa bagi seorang musafir seperti saya yang sebelum ini bergelumang dalam dunia rohani yang pennuh dengan kekeliruan dan ketidakjelasan.
Terima kasih buat Bapak Stefan Tay dan juga buat tim Katolisitas, anda semua banyak membantu umat Katolik dan bukan Katolik untuk mendapatkan pencerahan yang tepat dalam mendalami Iman Katolik. Moga TUHAN merahmati pekerjaan ini.
Sekian dari saya
Linda Miriam
Kuala Lumpur
@ Linda Miriam :
Saya juga mengalami apa yang anda alami. Yaitu di kalangan protestan sendiri sudah terjadi persaingan. Persaingan di kalangan protestan (menurut saya) seperti persaingan di dunia bisnis, teknologi, sains. Protestan seperti menganggap ajaran/agama itu sesuatu yang terus berkembang/berubah mengikuti zaman & teknologi.
Seperti yang saya curigai di cara berdoa mereka (protestan)
Bisa dilihat di https://katolisitas.org/2010/09/10/doa-dengan-istilah-semoga-salahkah/
Nah… ini juga yang saya temui di gereja Protestan… kotbah mereka lebih “menyentuh” keseharian kita, tapi kadang malah seperti menghadiri seminar motivasi dengan diselipi ayat-ayat alkitab sebagai dasar, sehingga… er… (menurut saya) pesan-pesannya lebih (bahasa surabaya-nya) “muancep ! cep ! cep ! nde bawah sadar seng ndengerno” (menggunakan ilmu psikologi)
(menurut saya) Sebenarnya bagus sih… jadi bagaimana kita menggunakan alkitab untuk kehidupan sehari-hari.
Saya juga pernah mengalami masa-masa seperti anda. Menjadi FREETHINKER. Untung saya diakhir tahun 2009 diserang oleh teman saya yang Protestan. Sehingga mau tidak mau saya harus belajar mengenai iman Katolik. Dan saya tidak menyesal mempelajarinya (meskipun skrg beban/kewajiban jadi bertambah)
Wes sak mene sek ae. Salam teko Suroboyo. (Sampai sini dahulu. Salam dari Surabaya)
Alexander Pontoh
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
@ Katolisitas :
kenapa kita di Gereja Katolik kotbah-kotbah-nya kurang berapi-api dan kurang menyentuh emosi serta kehidupan sehari-hari? Apakah kotbah seperti itu tidak boleh?
apakah “seminar motivasi” di gereja Protestan itu sesuatu yang benar-benar menambah / mengembangkan iman? (seperti yang orang-orang katakan kalo di gereja X, dia tidak merasa berkembang. Makanya pindah ke gereja Y)
Shalom Alexander,
Berikut ini adalah jawaban dari Romo Wanta dan saya:
Rm Wanta
Tentang khotbah di Gereja Katolik, sudah dijawab oleh Romo Wanta.
Berikut in sekedar tambahan dari saya:
Menurut saya, cara berkhotbah (yaitu yang disampaikan berapi- api atau tidak), itu hanya berupa ‘kemasan’ saja. Yang lebih penting adalah isinya, yaitu apakah yang disampaikan itu sesuai dengan ajaran iman Kristiani yang benar atau tidak. Jika ya, tentu boleh saja disampaikan berapi- api; kenapa tidak. Hanya saja, jangan sampai membuat sakit telinga yang mendengar, seperti kata Rm. Wanta.
Apakah seminar motivasi di Gereja Protestan itu benar- benar menambah iman? Saya rasa, hal ini perlu kita lihat dari buah- buahnya. Sebab Tuhan Yesus mengajarkan demikian (lih. Mat 7:16). Maka lihatlah apakah seminar itu menghasilkan orang- orang yang lebih beriman, dan menampakkan buah- buah Roh Kudus seperti yang tercantum dalam Gal 5:22-23, yaitu kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri? Apakah mereka yang mengikuti seminar itu hidupnya tambah kudus, atau malah sebaliknya? Apakah buahnya adalah persatuan (baik dalam keluarga, komunitas ataupun Gereja) atau malah perpecahan/ pemisahan diri?
Maka tolok ukur soal berkembang dalam iman harus dilihat dari buahnya, namun buah di sini bukan diukur dari berkat- berkat duniawi semata, tetapi lebih dari pada itu, perubahan positif secara rohani, ke arah kekudusan. Dengan tolok ukur inilah kita dapat melihat apakah iman seseorang itu sungguh hidup dan berkembang, atau tidak.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Halo semuanya.
(Di bawah ini yang saya sampaikan hanyalah sebuah opini dan ungkapan penggeneralisasian dari otak dan hati saya yang saya sinkronkan di dalam kemasan kata-kata. Sekali lagi ini hanyalah sebuah opini, dan bukankah opini itu memang hanya opini? :))
Saya seorang Katolik yang turut prihatin dengan perpecahan gereja yang terjadi beratus-ratus tahun silam dan semakin menjadi pecah hingga detik ini.
Jujur, sampai detik ini menurut saya, tidak ada satupun agama yang bisa kita yakini sebagai kebenaran seutuhnya, karena bagi saya, (dan saya rasa Anda semuanya juga sadar) bahwa kita sebagai manusia memiliki tak terhingga keterbatasan. Beragam pertanyaan tidak mampu untuk dijawab dan dikupas oleh kemampuan kita sebagai manusia biasa yang terbatas pada kedua belah otak, otak kiri dan otak kanan. Oleh sebab itu saya pun percaya, perasaan manusia akan tidak terjawabnya pertanyaan mereka yang tumbuh menjadi perasaan nyaman terhadap suatu agama/aliran kepercayaan karena di sana lah pertanyaan misteri (yang akan selalu menjadi misteri itu terjawab) itu nyata.
Akan tetapi, dari seluruh ungkapan kemanusiaan saya di atas tersebut, satu hal lagi yang saya sadari, manusia tidak hanya mempunya kedua belah otak yang memiliki keterbatasan. Ada satu hal yang bernama hati nurani yang dikaruniakan kepada manusia. Dan ketika kedua belah otak manusia dengan segala macam keterbatasannya tetap mempertanyakan hal-hal yang diragukan nyata, hati manusia yang murni apa adanya dapat menjawabnya dengan bisikan lembut (yang sedihnya, sering tak terdengar oleh manusia yang bersangkutan).
Saya percaya, dengan segala macam keterbatasan kita, kita tak mampu dan tak berkenan menghakimi manakah agama yang benar dan tepat, dan tidak ada cacatnya. Tetapi saya juga percaya, kalau di dalam hati nurani kita tersebut terdapat jawaban akan kerinduan jiwa kita masing-masing akan rangkulan Tuhan yang hangat. Oleh sebab itulah,
menurut saya, apapun agama/ aliran kepercayaan yang dianggap benar oleh setiap pribadi manusia, kita seharusnya menghormatinya. Tidakkah hati kita dapat merasakan kesedihan Tuhan akan setiap keretakan dan perpecahan yang disebabkan oleh pertentangan antar agama? Tidakkah kita dapat merasakan irisan di hati Tuhan mengetahui bahwa kepincangan itu sendiri diakibatkan oleh kefanatikan yang tidak dapat dengan tulus menghargai agama lain?
Saya seorang Katolik yang sangat bersyukur akan iman Katolik saya.
Dan saya sedang dan akan tetap berjuang untuk terus menghargai sesama saya yang beragama/ beraliran kepercayaan lain.
Dan, saya akan terus prihatin akan kenyataan bahwa agama saya sendii diajarkan untuk menghomati agama/ alian kepercayaan lain, namun agama/ aliran kepercayaan lain mengatakan hal-hal yang tidak layak untuk agama saya.
(sekali lagi, ini hanya sebuah opini yang bersedia menyambut opini lain:))
Shalom Orangepals,
Terima kasih atas tanggapannya. Memang perpecahan adalah sesuatu yang memprihatinkan dan melanggar perintah dari Yesus di Yoh 17. Gereja Katolik mengajarkan bahwa kepenuhan kebenaran ada di dalam Gereja Katolik. Katekismus Gereja Katolik (KGK, 816) menegaskan dekrit Konsili Vatican II tentang Ekumene mengatakan:
Kristus memberikan Gereja kepada manusia, karena memang manusia sangat terbatas. Melalui Gereja inilah, maka manusia dapat mengetahui kepenuhan kebenaran yang diberikan oleh Kristus. Dengan memberikan kepatuhan iman, maka iman kita akan semakin dewasa dan mempunyai sifat adi kodrati, karena kita beriman bukan berdasarkan perasaan, namun berdasarkan ketaatan kita kepada Kristus, yang telah mempercayakan pengembalaan umat Allah kepada Gereja. Untuk mengetahui konsep Gereja, anda dapat membaca artikel ini – silakan klik, dan juga rangkaian artikel tentang Gereja berikut ini:
Tulisan ini menjabarkan Gereja Katolik sebagai Gereja yang didirikan oleh Kristus sendiri, dan bahwa Gereja telah direncanakan oleh Allah sejak awal penciptaan dunia (Bagian 1). Gereja juga menjadi tujuan akhir manusia sekaligus sarana untuk mencapai tujuan itu (Bagian 2). Untuk itu Gereja menyampaikan keutuhan rencana Allah (Bagian 3), sebagai Tanda Kasih- Nya untuk semua manusia (Bagian 4). Kebenaran ini merupakan karunia, tetapi juga membawa tugas bagi kita sebagai orang Katolik (Bagian 5).
Semoga beberapa link di atas dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang kodrat dari Gereja. Dan sebagai umat Katolik, mari kita mensyukuri rahmat iman, sehingga kita dapat menjadi umat Katolik, di mana kepenuhan kebenaran ada di dalamnya.
Salam kasih dalam Kristus,
stef – katolisitas.org
Syalom saudaraku Orange Pals,
Kalau memang opini, ini juga adalah salah satu tanggapan saya ( sekali lagi ini juga opini saya ).
Ketika kita mengimani akan suatu agama ( misalnya Katolik ), tentunya kita harus TAAT pada TUHAN. dimana salah satu perintahnya adalah BABTISLAH SEMUA BANGSA di dalam NAMA BAPA, PUTERA dan ROH KUDUS. jadi kita harus mengenalkan YESUS pada semua orang dan agama apapun.
kalau sikap kita hanya biasa saja terhadap orang beragama lain ( tidak pernah mengenalkan yesus atau evangelisasi ) dengan status “menghargai”, maka sesungguhnya kita tidak melaksanakan perintah TUHAN itu sendiri.
TUHAN YESUS MEMBERKATI & BUNDA MARIA selalu menuntun anda pada putraNYA
Halo Budi Darmawan,
Terima kasih telah menyambut opini saya dengan sebuah opini :)
Menurut saya, kenyataan bahwa hal tersebut yang telah Anda nyatakan mengenai “babtislah semua bangsa dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus” memanglah tepat dan saya sama sekali tidak meragukan itu. Kita memang terpanggil untuk menyebarkan kabar gembira ke seluruh dunia sehingga seluruh bangsa menjadi mengenal Kristus. Saya pribadi memilih untuk menjadi saksi Kristus dan menjalankan panggilan saya dengan tidak memaksakkan kehendak saya secara paksa terhadap orang lain. Saya memilih untuk bersaksi lewat perbuatan saya yang nyata di dalam hari-hari saya dan apabila dengan kesaksian saya tersebut, saya bisa mengenalkan orang lain kepada Kristus, tentunya saya akan sangat bahagia sekali (dan saya pernah merasakan kebahagiaan itu ketika saya bisa mengenalkan Kristus kepada orang lain melalui perbuatan saya:))
Salah satu impian saya adalah mempersatukan kembali semua perpecahan di dalam dunia. Akan tetapi, kenyataan yang ada bahwa justru dengan memaksakan kehendak kita terhadap orang lain dapat membawa keretakan yang sudah ada semakin menjadi dalam tidak bisa kita pungkiri. Itu kenyataan. Yang pahit dan akan terus pahit.
Terima kasih untuk doa Anda. Saya selalu percaya akan keajaiban doa dan saya saat ini memang butuh doa di tengah lautan kehidupan yang selalu penuh ombak nan deras.
Tuhan memberkati Anda selalu juga:)
Sekali lagi terima kasih telah menyambut opini saya:)
Shalom Orangepals dan Budi,
Yang terpenting dalam mewartakan kasih Tuhan dan kebenaran Injil, kita tidak boleh memaksakan kehendak. Saya rasa hal ini disetujui oleh anda berdua. Idealnya, kita memberi kesaksian tentang Kristus dengan perbuatan dan juga dengan perkataan jika diperlukan. Nah, memang diperlukan kebijaksanaan, kapankah dan bagaimanakan kita mewartakan Injil dengan perkataan, namun yang pasti kita harus mewartakan Kristus melalui perbuatan kita. Walaupun perbuatan merupakan yang utama bagi kita untuk menyampaikan kesaksian akan Kristus, namun bukan berarti kita tidak perlu memberi kesaksian dengan perkataan. Memberi kesaksian dengan perkataan juga adalah sesuatu yang baik, jika motivasi utamanya adalah kasih kepada Tuhan (untuk memuliakan nama-Nya) dan kasih kepada sesama (agar semakin banyak orang mengetahui dan mengalami kasih Tuhan juga). Jangan dilupakan bahwa ada kalanya memberi kesaksian dengan perbuatan adalah lebih sulit; namun jika setia dilakukan dapat memberikan akibat yang lebih kuat daripada sekedar perkataan.
Maka mari kita saling mendoakan agar Tuhan memampukan kita untuk menjadikan kita saksi-Nya, baik dengan perbuatan maupun dengan perkataan, tanpa memaksakan kehendak kita kepada orang lain.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam untuk saudari sherly . Semoga Damai TUHAN selalu menyertaimu dan melingkupi hatimu.
Saya melihat semua tulisan dan koment dari mbak sangat emosional meskipun itu “kelihatan”nya baik. Tetapi cara mbak menyampaikan argument2 [terkesan] lebih didasari oleh perasaan benci bukan kasih!
Jika mbak mengatakan segala hal tentang gereja Katolik datangnya dari Manusia dan karenanya harus ditolak lantas datang darimanakah pengajaran tentang Yesus yang mbak terima? apakah dari Yesus secara langsung yang turun dari dunia dan mengajari anda, ataukah dari malaikat di surga sehingga anda merasa tidak perlu lagi pengajaran manusia?
Tetapi saya percaya Yesus yang anda kenal dan saya kenal sama2 kita ketahui dari Alkitab. Darimanakah kita bisa mengetahui bahwa apa yg ada dalam ALKITAB adalah BENAR BENAR Firman TUHAN? Bukankah datangnya dari MANUSIA juga yang meng-canonisasi kannya?
Karena itu kalau boleh saya saran, […….. kami edit] berdoalah terlebih dahulu kepada TUHAN dan memohon agar KASIH bisa hadir dalam diri anda. […… kami edit]
Salam
Dear team Katolisitas,
Pertama-tama saya ingin bersyukur kepada Allah karena adanya website katolisitas ini
yang sangat banyak menambah pengetahuan saya mengenai iman katolik.
Saya seorang katolik semenjak balita dengan baptisan bayi. Tapi perjalanan hidup katolik saya mulai dari SMP sampai sekarang sudah berkeluarga dengan dikaruniai 1 orang anak yang memang benar2 merasakan pengalaman dengan Tuhan.
Sekarang saya baru menjalani pernikahan ini selama 4 Tahun, selama ini pula saya istri dan anak saya didik dengan iman katolik. Nah baru 2 bulanan ini saya menghadapi ujian yang cukup berarti untuk saya, yaitu istri saya di kantornya mengikuti persekutuan doa yang kebetulan pemimpinnya adalah pendeta, istri bilang untuk memenuhi hausnya dia akan Tuhan. Ok saya setuju tapi harus tau batas2nya. karena memang kesalahan saya adalah tidak mengajarkan pengetahuan kepada alkitab yang mendalam. Kemudian merembet kepada seminar yang dia ikuti yang berjudul Kingdom Army Training. yaitu seminar tentang persiapan yang dilakukan agar kita siap menghadapi akhir jaman.
Disitu pengajarnya yang merupakan pendeta mengeluarkan istilah yang saya belum pernah mendengar yaitu profetik. Lansung saya cepat berpikir, kata profetik asalnya dari Prophet-ic yang artinya bersifat kenabian, definisi ini hanya spontan saja, saya sebenarnya belum tau apa itu artinya profetik. Di buku pelajaran trainingnya ada definisi yang ditulis oleh pengajarnya, profetik adalah istilah untuk orang2 yang mencari Tuhan.
Lalu waktupun berlalu dan yang saya dengar dari istri saya adalah tentang dasarnya si pengajar ini untuk membuat training semacam ini adalah bahwa Tuhan bernubuat ke si pengajar itu untuk mempersiapkan tentara Tuhan yang akan datang pada akhir jaman.
Nah cara2 yang mengatasnamakan nubuat ini yang saya kurang sreg, terbukti dengan statemen yang keluar dari istri saya sekarang yang sudah agak meninggalkan iman katoliknya meskipun tidak semuanya, dia bilang, para pemimpin gereja sepertinya menutup2i nubuat atau apapun istilahnya itu
yang intinya kehendak Allah yang ingin disampaikan itu ditutup2i, kemudian yang lainnya seperti yang sudah sering dibahas, seperti dominasi vatikan, kesalahan paus,dll.
Belum lagi dengan berubahnya pandangan terhadap Bunda maria yang seperti yang sudah sering menjadi perdebatan banyak orang.
yang menjadi pertanyaan saya kepada team katolisitas adalah :
Mengenai profetik ini apa ada yang lebih mengetahui lebih mendalam, karena yang saya tangkap kok mereka secara tidak langsung menganggap diri seperti nabi.
sehingga banyak orang yang lebih percaya kepada nubuat yang kalau saya sendiri tidak usah pusing terhadap nubuat, karena Tuhan Allah tidak hanya menyatakan kehendaknya dengan jalan nubuat.
Saya mohon bantuan doanya agar istri bisa kembali satu kemudi dengan saya di keluarga. Sebenarnya masih banyak juga perubahan yang terjadi tapi karena sudah sering dibahas disini, saya tidak akan
mensharenya.
Semoga berkat selalu memenuhi team katolisitas dan umat Allah semuanya.
Shalom Arie,
Terima kasih atas pertanyaannya dan dukungannya terhadap karya kerasulan ini. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan:
1. Dalam keluarga, memang harus diciptakan suatu suasana sehingga masing-masing anggata dapat bertumbuh dalam kekudusan. Kehausan untuk mengenal Tuhan lebih dekat adalah suatu rahmat, namun harus ditanggapi dengan baik. Sebagai umat Katolik, kehausan akan Tuhan terpenuhi terutama dalam Ekaristi Kudus, karena kita menerima Kristus sendiri. Namun, ada sebagian orang yang masih merasakan kehausan Firman Allah. Untuk itu, mereka sebenarnya dapat bergabung dalam pendalaman Alkitab di dalam paroki masing-masing. Atau kalau mau, mereka juga dapat bergabung dalam persekutuan doa Katolik, yang telah ada di paroki-paroki.
2. Namun, saya sendiri tidak menganjurkan untuk mengikuti persekutuan doa bersama (ekumene). Bagi umat Katolik yang tidak mempunyai dasar iman yang kuat, dapat saja menjadi bingung dan kemudian mulai mempertanyakan imannya. Tidak ada yang salah dengan mempertanyakan iman, sejauh orang tersebut kemudian mencari dengan sungguh-sungguh, dan mencari pada sumber-sumber yang baik. Namun, sering terjadi, bahwa umat Katolik yang terseret kepada doktrin-doktrin yang berbeda dengan iman Katolik, kemudian tidak mau mempelajari iman Katolik dengan sungguh-sungguh, dan lama-kelamaan akan semakin menjauhi sakramen-sakramen, devosi, dll.
3. Secara prinsip hal-hal yang bersangkutan dengan kenabian (prophetic – Gr. prophetikos) harus dicermati dengan benar. Sebagai umat Katolik yang telah dibaptis, maka kita sebenarnya berpartisipasi dalam tiga misi Kristus, yaitu: raja, nabi, dan imam. Sebagai nabi, kita dituntut untuk mewartakan kebenaran dan menempatkan kebenaran di atas kepentingan pribadi. Dengan demikian, sebagai umat Katolik, kita dituntut untuk mengetahui kebenaran yang diwartakan oleh Kristus lewat Magisterium Gereja dan menempatkan pengajaran Gereja di atas kepentingan pribadi.
Ada orang-orang yang mengartikan prophetic dalam pengertian sebagai salah satu karunia Roh Kudus (lih. 1 Kor 12:28). Namun, nubuat yang dikatakan oleh orang yang mempunyai karunia nabi harus diuji dengan Firman Allah. Dan karena Magisterium Gereja dijiwai oleh Roh Kudus sendiri dan tidak bertentangan dengan Alkitab, maka nubuat yang diberikan tidak boleh bertentangan dengan pengajaran dari Magisterium Gereja, apalagi sampai menimbulkan perpecahan. Dari jaman dulu sampai sekarang ada begitu banyak orang yang memberikan nubuat, dan sering tidak terjadi, karena nubuat dapat datang dari Tuhan, diri sendiri maupun dari setan. Kalau anda mau membaca lebih lanjut, silakan membaca diskusi panjang tentang hal ini di sini – silakan klik. Pertanyaan yang sama dapat diajukan, bagaimana orang-orang yang mengikuti “kingdom army training” dapat tahu bahwa nubuat-nubuat yang dikatakan adalah benar (kalau training tersebut berdasarkan nubuat-nubuat). Anda juga dapat membaca diskusi tentang akhir zaman di sini – silakan klik (silakan membaca sampai di bagian bawah artikel tersebut).
4. Jadi, cobalah untuk berdiskusi dengan istri anda tentang beberapa doktrin Gereja Katolik yang dirasa dan terlihat seolah-olah tidak benar. Kalau istri anda mau, dia dapat juga bertanya di katolisitas.org. Ajaklah juga istri anda untuk bergabung dengan kegiatan-kegiatan di dalam Gereja Katolik, seperti pendalaman Alkitab, persekutuan doa, dll. Ajaklah istri dan anak-anak untuk berdoa bersama sebagai satu keluarga. Dan silakan anda memimpin doa di dalam keluarga, karena suami adalah imam di dalam keluarga. Kami turut mendoakan agar keluarga anda dapat terus bertumbuh dalam kekudusan. Dan jangan lupa untuk mendoakan dan mengasihi istri anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Pax Christi,
Halo tim katolisitas, apakah site ini juga ada edisi bahasa belandanya? Memang betul kita bisa menterjemahkan dari bahasa indonesia ke bahasa lain, tapi terjemahannya kalo boleh saya jujur katakan, sangat tidak pas atau tidak sesuai dg tatabahasa yg diterjemahkan. Kapan kira2 ada site khusus bahasa belanda?
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terimakasih banyak.
Salam dan doa,
maria
Shalom Maria,
Mohon maaf karena kami belum dapat mengadakan Katolisitas dalam bahasa Belanda. Terus terang, saya memang tidak mengetahui situs Katolik dalam bahasa Belanda. Apakah ada dari pembaca yang mengetahuinya? Mohon masukan dari para pembaca.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid & Stef- katolisitas.org
Berikut adalah pengalaman pendeta Alex Jones yang bersama jemaatnya pindah dari Protestan dan akhirnya menemukan kebenaran di dalam gereja Katolik.
Semoga pengalaman dan perjalanan iman beliau semakin menguatkan iman Katolik kita.
======================================================
Pendeta Alex Jones: Pentakosta atau Katolik?
oleh Stan Williams
Pendeta Alex Jones telah mencapai puncak kesuksesan sebagai pendiri dan pastor senior dari sebuah fellowship Pentakosta yang terkenal di kota Detroit, yaitu Gereja Kristen Maranatha. Mayoritas kongregasi pimpinan pastor Jones adalah orang-orang kulit hitam, yang berakar pada aliran evangelikalisme Amerika yang biasanya banyak ditemukan di wilayah-wilayah perkotaan di Amerika Serikat – yaitu Gereja Allah dalam Kristus (Church of God in Christ). Yang tidak umum adalah bangunan gerejanya yang berarsitektur gaya Ortodoks Yunani . Kubah yang didominasi dengan ubin berwarna hijau, dikelilingi oleh menara, minaret dan salib-salib. Di sebelah dalamnya, altar dan langit-langitnya dihiasi dengan portal-portal berwarna putih yang membentuk busur, pilar-pilar yang berlekuk-lekuk, dan kandelir (tempat lilin) berdaun keemasan. Di tempat inilah kebaktian mereka berjalan dengan penuh sukacita dan studi Alkitab mereka berlangsung dengan serius. Dalam situasi seperti inilah pastor Alex Jones menjabat sebagai pimpinan dari suatu keluarga gereja yang tumbuh subur yang juga meliputi istri dan anak-anak dari ketiga putera mereka.
Suatu ketika, pada suatu Rabu malam pada tahun 1998, pendeta Jones mengajukan suatu usul yang sederhana dan polos kepada kelompok studi Alkitabnya. Pada awalnya, kelompok studi itu menganggap idenya sebagai suatu hal yang baru. Ujung-ujungnya, hasil dari saran tadi membawa gereja tersebut pada pergolakan, perpecahan dan akibatnya reputasi pendeta Jones dipertanyakan di seluruh penjuru kota. Banyak orang berpikir pendeta Jones cuma sedang melalui suatu “fase” dalam hidupnya. Tetapi bulan demi bulan berlalu, dan orang-orang menganggap pendeta Alex Jones sebagai kombinasi terburuk dari penganut ajaran sesat dan orang tidak waras. Putera-puteranya memberontak dan sang istri bahkan memikirkan untuk minta cerai. Tetapi bagi orang-orang lainnya, pendeta Alex Jones sehat lahir-batin dan semata-mata telah menemukan kebenaran yang sesungguhnya atas Gereja Kristen.
Apa yang telah pendeta Alex Jones lakukan adalah memberi saran supaya pada pertemuan malam Rabu berikutnya, kelompok studi Alkitab tersebut merekonstruksi tata ibadah gereja abad pertama. Menemukan kembali akar-akar kekristenan dalam para Bapa-bapa Gereja dari awal abad kedua adalah maksud tujuannya. Pendeta Jones sama sekali tidak bermimpi kemana hasil studinya itu akan membawanya. Seperti diceritakan oleh pendeta Jones, apa yang ditemukannya bukanlah Protestanisme, bukan pula Evangelikalisme, bukan pula Pentakostalisme, melainkan adalah Gereja Katolik! Padahal selama ini dia sendiri telah mengajarkan dari atas mimbar gereja bahwa Gereja Katolik dan Sri Paus tidak lain adalah sang “pelacur Babel” dan sang “Anti-Kristus” sendiri.
Dalam bulan-bulan berikutnya, dengan sengaja pendeta Alex Jones memimpin kongregasinya melalui sejumlah kritisisme dan kecurigaan. Mereka menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mempelajari perbedaan antara gaya ibadah Pentakosta yang sangat mereka kenal, dengan ibadah Katolik yang tidak mereka ketahui. Pada tanggal 4 Juni 2000, mereka sebagai kongregasi mengambil keputusan untuk maju. Bangunan gereja dijual. Pada tanggal 10 September 2000 mereka memasuki Gereja katolik bersama-sama sebagai peserta program katekumen. Setelah lebih dari tujuh bulan mengikuti program RCIA (Rite of Christian Initiation for Adults, = program katekumen), mereka akan menerima sakramen penguatan sebagai Katolik selama Misa Malam Paskah tahun 2001 yang akan berlangsung selama 4 jam. Sementara itu, pendeta Alex Jones telah memasuki seminari Katolik. Dia memang telah menikah dan punya anak, tetapi dia telah mendapat informasi bahwa Sri Paus telah membuat berbagai pengecualian. Suatu hari Alex Jones berharap ia boleh menjadi imam Katolik bagi kongregasinya.
——————————————————————————–
Urut-urutan kronologis kisah perjalanan spiritual pendeta Alex Jones memiliki saat-saat yang mengesankan dan dramatis. Ditengah-tengah kisah ini adalah pendeta Alex Jones, seorang idealis, yang tanpa henti-hentinya berusaha untuk mencari kebenaran, dan memimpin kongregasinya untuk berhadapan dengan sejumlah konflik antara kultur, kelas sosial, rasial dan agama, empat bagian dari dokumentari ini. Gereja Kristen Maranatha berakar pada kultur yang inklusif dan sederhana. Sementara itu, banyak anggota kongregasi ini memiliki persepsi bahwa Katolikisme sebagai kultur yang ekskulif dan penuh ritual. Kebanyakan gereja-gereja perkotaan melayani kelas sosial yang lebih miskin; sedangkan Katolikisme dianggap hanya melayani mereka yang kaya. Pendeta Jones dan mayoritas kongregasinya adalah warga Amerika kulit hitam keturunan Afrika. Sementara itu tetangga-tetangga mereka yang Katolik, meskipun di wilayah dalam kota yang mayoritasnya kulit hitam, umumnya berkulit putih. Akan tetapi penghalang terbesar adalah iman kepercayaan. Pentakostalisme bukan sekedar Protestanisme, melainkan dua langkah lebih jauh melalui Evangelikalisme dan juga pengaruh gaya Karismatik atas iman Kristen. Kisah tentang terbukanya selubung kesalah-pahaman dan misrepresentasi antara Pentakostalisme dan Katolikisme yang memberikan motivasi kepada pendeta Alex Jones. Sementara dia menyelidiki kebenaran, kita berjalan disampingnya dan bersamanya menemukan interpretasi yang menarik terhadap Reformasi Protestan oleh kalangan Protestan di Amerika Serikat. Karena bukan hanya reformasi oleh Martin Luther dan John Calvin yang terjadi di Eropa yang memicu penyelidikan dan konflik yang ditemukan oleh pendeta Alex Jones, tetapi juga pola-pikir para pendiri-pendiri denominasi Protestan di Amerika Serikat yang tanpa dapat dihindarkan telah membawa iman Kristen kedalam kebebasan dan pilihan individualistis yang kuat.
Ini adalah kisah pendeta Alex Jones. Dia mengisahkan kepada kita dengan kata-katanya sendiri melalui wawancara mendetail di depan kamera. Kita mendengar semangat dan kerinduannya yang menggambarkan bagaimana perjalanan spiritualnya. Obsesinya terhadap kebenaran dengan mempertaruhkan kenyamanan finansial dan ketentraman jasmani-rohani istri dan keluarga besarnya. Dari posisi sebagai pemimpin gereja yang dihormati dan dicari-cari, dia sampai dianggap tersesat dan dipermalukan. Dari posisi finansial yang nyaman, dia sampai harus rela menjual harta-benda gerejanya demi untuk bertahan hidup. Sementara Alex adalah fokus dari kisah ini, kita juga tidak mengabaikan pendapat yang berseberangan sewaktu kami mewawancarai anggota-anggota keluarga, para teman-teman, dan pendeta-pendeta lainnya dan para pengecam-pengecam pendeta Alex Jones. Kita akan melalui kisah ini melalui liputan dokumentari atas peristiwa-peristiwa seperti antara lain, diskusi yang menghangat antara pendeta Alex Jones dan istrinya Donna. Kita mendengar perbedaan pendapat teologis antara sang ayah, Alex, dan ketiga anak-anaknya, Joseph, Benjamin, dan Mark. Kita menjadi saksi ketika pengambilan suara dilakukan di gerejanya untuk memutuskan apakah mereka akan meninggalkan Pentakostalisme dan melakukan perjalanan yang sulit menuju Katolikisme. Dan kita menyaksikan dalam dokumentari ini (lihat foto-foto diatas) ketika pendeta Alex Jones menggedor pintu gereja Katolik terdekat dan meminta suaka dengan sejumlah anggota kongregasi yang mengikuti dibelakangnya. Suatu poin yang dramatis dalam kisah ini terjadi ketika pendeta Alex Jones dibujuk oleh seorang pendeta setempat untuk hadir dalam acara televisi siaran langsung dimana pemirsa bisa menelpon masuk. Di dalam show tersebut, pendeta Alex dipertanyakan, dicemooh, dan dipermalukan oleh sesama pendeta. Wawancara kami dengan pemilik stasiun televisi, tuan rumah acara show tersebut, dan sejumlah orang yang mewakili dari pihak pendeta , memberikan gambaran atas pentingnya kisah perjalanan pendeta Alex Jones dan hubungannya dengan para pastor-pastor gereja-gereja Pentekosta di kota Detroit.
Kita juga memiliki foto-foto dari masa kanak-kanak pendeta Alex Jones, sebagai seorang anak laki-laki, seorang murid sekolah, dan tahun-tahunnya ketika menjabat sebagai guru seni di sebuah sekolah negeri di kota Detroit. Lalu juga ada surat-surat rahasia antara pendeta Alex dan pihak Gereja Katolik dan rintangan-rintangan dari Keuskupan Agung Detroit yang curiga, hati-hati dan birokratis. Diantara hal-hal yang diminta oleh pihak Keuskupan Agung adalah supaya pendeta Alex Jones berhenti memberikan wawancara kepada pihak media massa. Cerita-cerita di surat kabar dan majalah telah mempertinggi perhatian masyarakat dan memicu emosi yang begitu tinggi sehingga seorang pendeta melakukan perjalanan 500 mil (~800 kilometer) sekedar untuk mengunjungi pendeta Alex, suatu hari yang tidak terlupakan. Sepanjang semua ini, kami mengunjungi pendeta Alex dan keluarga-gerejanya sewaktu mereka melakukan kebaktian, bernyanyi, berdoa, makan bersama, memungut suara bagi masa depan mereka dan mulai mempelajari akar-akar Kristen yang lama dan terlupakan. Sepanjang perjalanan yang langka ini, pendeta Alex Jones tampak semakin dikuatkan. Dia sungguh terpesona oleh apa yang telah dipelajarinya. Tetapi sama sekali tidak ada kesombongan, melainkan hanya semata-mata kerendah-hatian yang penuh dengan keyakinan dan menyolok.
Apakah perjalanan pendeta Alex hasil dari pikiran yang gila-gilaan, atau ini adalah akhir dari Reformasi Protestan? Salah satu pendeta di Detroit mengatakan bahwa perjalanan pendeta Jones boleh jadi merupakan transisi penting dalam sejarah Protestanisme. Pendeta Alex Jones punya kesan emosi yang kuat terhadap masa lalu dan boleh jadi dia sedang menjalankan peran yang historis dalam sejarah Kristen. Fakta bahwa perbuatannya telah menimbulkan oposisi yang menggunung dan serupa dalam gaya tetapi dalam arah yang berbeda dengan yang diambil oleh para reformer abad ke-16 seperti Martin Luther, tidak dilewatkan oleh pendeta Alex Jones. Karena serupa seperti Martin Luther, pendeta Alex Jones adalah seorang yang penuh hati nurani, intelektual dan semangat yang meluap-luap. Dan meskipun harus kehilangan sejumlah besar sahabat-sahabat seumur hidup, pelayanan sebagai pendeta, dan kenyamanan finansialnya, pendeta Alex Jones, seperti Martin Luther, sampai pada suatu titik dimana dia harus berkata, “Disinilah aku berpegang. Aku tidak dapat melakukan yang lainnya. Tuhan tolonglah aku.”
——————————————————————————–
Disadur dari website Stans Williams.
Alihbahasa Jeffry Komala
© http://www.gerejakatolik.net
wah…hasil tanggapan katolisitas terhadap serly benar2 sangat berguna bagi saya. saya dari kecil seorang protestan mengikuti agama mama saya dan baru masuk katolik saat kuliah,walau banyak larangan dari mama sekeluarga dan teman2nya yg protestan. dari keluarga papa dan mama saya hanya saya saja satu2nya katolik dalam keluarga karena papa saya sekeluarganya adalah muslim.
sering kali saya tidak dapat menjawab pertanyaan2 yg dituduhkan mereka terhadap katolik melalui saya. saya suka merasa tidak adil perlakuan mereka terhadap saya. tapi saya tetap berpegang pada iman katolik sy.
beruntung sekali teman ku memberi tahu website ini. thanx katolisitas atas pengetahuannya yg sangat berguna sebagai bahan pelajaran dan referensi iman buat saya. :)
ave maria.
Shalom all,
Diskusi ini makin meneguhkan keimanan saya sebagai seorang katolik dan sangat bersyukur bisa mendapatkan pengetahuan ttg ini. Trims team katolisitas dan tentu saja, para partisipan dalam diskusi ini. Pertanyaan demi pertanyaan seiring dengan jawabannya, memperteguh keyakinan saya akan kasih Kristus.
cheers
Wahai umat Katolik sekalian,
Mengapa kita harus merasa sakit hati terhadap “mereka” yang “katanya” menyerang agama Katolik?
Justru kita harus merasa prihatin dan kasihan, sebab mereka tidak tahu dengan apa yang mereka lakukan.
Mungkin karena iman mereka begitu dangkal, sedemikian mudah bagi mereka untuk pindah agama dan keyakinan ke agama lain yang tidak rumit pemahamannya. Sedemikian mudah mereka beradaptasi dengan lingkungan yang mereka sukai, seperti layaknya orang berpindah restoran kalau perut mereka lapar.
Lagipula, mengapa kita mesti sakit hati terhadap komentar mereka?
Apakah kita tahu apakah “Sherly” itu memang “tokoh” nyata atau cuma fiktif, yang mungkin saja hanyalah nama samaran untuk menjelek-jelekkan agama Katolik di internet, seperti halnya orang iseng yang sengaja ingin memancing di air keruh?
Jadi, ada baiknya kalau forum di katolisitas.org ini digunakan untuk berolah pikiran, wawasan untuk memperdalam keyakinan kita dalam agama katolik, jangan digunakan untuk memperdebatkan sesuatu yang diada-adakan supaya tampaknya benar-benar terjadi.
Sekian saja tanggapan saya, semoga bermanfaat dan kita tidak terpecah-pecah dalam arena adu domba.
bu , tp sya g abis pikir..apakah benar “Ratu Surga” ada?..ayatnya ap?
Shalom Jovetic,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang Maria Ratu Sorga. Kalau anda tanya di ayat mana, maka anda dapat mencarinya di sebelah kiri kata Trinitas -:). Sama seperti kata Trinitas tidak ada di dalam Alkitab secara eksplisit, demikian juga gelar Ratu Sorga tidak dicantumkan secara eksplisit. Namun demikian, tidak berarti hal ini salah. Pembahasan tentang hal ini dapat anda lihat di sini – silakan klik. Anda dapat meneruskan diskusi di link tersebut. Semoga penjelasan di link tersebut dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Saudara2 seiman dalam Yesus Kristus:
Sekali lagi saya ingin mengatakan, setiap orang punya pandangan masing2 dari teologia yang sama dari Alkitab. Hanya penafsiran yang berbeda dan pe-labelan yang berbeda, kita mengkritik satu dengan yang lain. Jangan karena label kita yang berbeda, lalu kita bertengkar. Kita adalah saudara seiman…Katolik ada benarnya, Protestan ada benarnya, Marilah kita sama2 belajar menjadi satu didalam kasih Yesus. Mungkin juga perbedaan protestan dan katolik juga disebabkan oleh pekerjaan iblis. Alangkah senangnya iblis melihat kita saling bertengkar, seharusnya membuat sesuatu lebih baik utk pekerjaan Tuhan.
Shalom Hero Kao,
Terima kasih atas tanggapannya. Saya ingin mengklarifikasi, bahwa site katolisitas.org adalah website yang mencoba memaparkan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Adalah menjadi hak orang lain untuk tidak menyetujui pengajaran Gereja Katolik, namun di satu sisi, menjadi hak kami juga untuk mencoba menjelaskan iman Katolik. Tidak ada yang salah dalam perbedaan, sejauh diskusi didasarkan pada pencarian kebenaran dan menempatkan kebenaran di atas kepentingan pribadi. Kemudian, komentar anda yang mengatakan bahwa setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda dengan label yang berbeda-beda mungkin terlihat benar. Namun, permasalahannya kalau perbedaan tersebut saling bertentangan, maka tidak mungkin kedua-duanya benar. Untuk itulah, maka kita dapat mendiskusikan perbedaan ini, dengan harapan akan mengantar kita kepada kebenaran. Dan tidak perlu ada pertengkaran apapun, karena diskusi dapat dilakukan dengan kasih tanpa mengaburkan kebenaran. Semoga hal ini dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
hye………
sebenarnya,dulu saya merupakan seorang penganut agama katolik…namun kini saya telah berpindah ke gereja SDA…ini kerana,saya lihat banyak kepincangan atau yang tidak betul berlaku dalam gereja katolik setelah memahami isi alkitab….persoalannya disini,…bolehkah manusia sesama manusia mengampuni>?sedangkan,membuat sesuatu pengakuan adalah di antara Tuhan dengan kita….Dan..BOLEHKAH KITA MEMBUAT PATUNG DAN MELETAKKANYA DI DALAM GEREJA SEDANGKAN DALAM SEPULUH HUKUM TERDAPAT AYAT YANG MENYATAKAN..JANGAN MEMBINA PATUNG WALAUPUN MENYERUPAI AKU???SETERUSNYA,BUKANKAH HARI SABAT JATUH KEPADA HARI SABTU??KENAPA PULA JATUH PADA HARI PERTAMA???(HARI AHAD)…WALAUPUN ALASAN SUPAYA RAMAI ORANG PERGI SEMBAHYANG PADA CUTI AM…..NAMUN,IA TETAP MELANGGAR HUKUM KEEMPAT…..harap,boleh jelaskan perkara ini….Terima kasih……
Shalom Archie,
Terima kasih atas komentarnya. Kalau anda memang benar-benar ingin berdiskusi secara mendalam tentang beberapa topik yang anda sampaikan, silakan untuk membaca beberapa artikel atau tanya jawab untuk menjawab keberatan anda.
a. Anda mengatakan “sebenarnya,dulu saya merupakan seorang penganut agama katolik…namun kini saya telah berpindah ke gereja SDA…ini kerana,saya lihat banyak kepincangan atau yang tidak betul berlaku dalam gereja katolik setelah memahami isi alkitab….” Anda mengatakan bahwa ada yang tidak benar dalam pengajaran Gereja Katolik setelah anda memahami isi Alkitab. Silakan untuk menyebutkan satu persatu pengajaran iman Katolik yang bertentangan dengan isi Alkitab.
b. Anda mengatakan “….persoalannya disini,…bolehkah manusia sesama manusia mengampuni>?sedangkan,membuat sesuatu pengakuan adalah di antara Tuhan dengan kita…” Untuk itu, silakan anda membaca beberapa artikel tentang Sakramen Pengampunan Dosa di sini – silakan klik (bagian 1, 2, 3, 4).
c. Anda mengatakan “BOLEHKAH KITA MEMBUAT PATUNG DAN MELETAKKANYA DI DALAM GEREJA SEDANGKAN DALAM SEPULUH HUKUM TERDAPAT AYAT YANG MENYATAKAN..JANGAN MEMBINA PATUNG WALAUPUN MENYERUPAI AKU???” Untuk menjawab pertanyaan ini, silakan anda membaca beberapa link ini:
Orang Katolik menyembah patung?
Apakah berhala itu?
Diskusi tentang patung
d. Anda mengatakan “SETERUSNYA,BUKANKAH HARI SABAT JATUH KEPADA HARI SABTU??KENAPA PULA JATUH PADA HARI PERTAMA???(HARI AHAD)…WALAUPUN ALASAN SUPAYA RAMAI ORANG PERGI SEMBAHYANG PADA CUTI AM…..NAMUN,IA TETAP MELANGGAR HUKUM KEEMPAT…..” Dalam hal ini anda telah salah paham tentang alasan mengapa umat Katolik beribadah pada hari Minggu. Untuk itu, silakan untuk membaca diskusi “Katolik merubah hari Sabat ke hari Minggu” di sini – silakan klik.
Silakan membaca beberapa link yang saya berikan. Kemudian pilihlah salah satu topik di atas, dan kemudian kita dapat membahasnya secara lebih mendalam. Semoga dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
kalau saya pribadi, tidak akan menyerahkan jiwa sy pada kepercayaan dari tukang ramal (nabi palsu yg nubuatannya ngak pernah terjadi) yg mengatakan bahwa Tuhan akan datang yg kedua kalinya di tahun 1844 dan banyak tahun di ramalkan tapi ngak ada satu pun yg nyata.Dan mengajarkan saudaranya tentang “sunday law” dimana menanam rasa curiga dan permusuhan pada orang yg tidak se-iman.
Demiikianlah sabda Tuhan:Lukas10:29-37
10:29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: “Dan siapakah sesamaku manusia?”
10:30 Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?”
10:37 Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”
demikianlah Tuhan sendiri mengajarkan utk mencintai sesama bukan memasukan ajaran yg membuat manusia mencurigai dan membenci sesamanya(sunday law)
thanks Dominic.K
web katolisitas sangat bermanfaat bagi umat beriman.
semoga umat yang sering mengunjungi web ini imannya semakin dikuatkan bagikan bangunan diatas batu karang.
wah….terimakasih katolisitas.org anda bisa jadi berkat bagi umat. sosialisasikan ke umat Indonesia, biar lebih banyak yang tahu. 13 juni 2010
Saya jengkel dan geregetan mendengar komentar Sherly yang sangat intimidatif dan menyerang umat Katolik. Tidak ada manfaat apapun bagi dia kecuali memuaskan nafsu sombong, memecah belah, tinggi hati, dan membuat batu sandungan bagi umat yang lain. [edit]. Tapi saya tidak kaget, karena bukan kali ini saja saya mendengar serangan seperti itu dari orang-orang protestan. Saya merasa bahwa kesalah-pahaman seperti ini memang sengaja ditanamkan dan digembar-gemborkan di kalangan protestan, bahkan oleh para gembalanya. Saya prihatin bahwa banyak oknum protestan cenderung membenci orang katolik, mencari-cari kesalahan dan dengan sombong menepuk dada seakan tidak ada dosa di diri mereka, persis orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang sering dikritik oleh Yesus. Oknum seperti Sherly tidak sedikit dan mereka mengaum-aum disekitar orang Katolik hendak menjatuhkan kita [edit]. Tidak ada kasih di hati mereka. Saya berdoa supaya sebelum mati Sherly bisa bertobat, menyadari kesalahan-kesalahannya dan kembali ke Gereja yang sejati. Masih ada waktu.
Shalom Emanuel,
Terima kasih atas komentarnya. Dalam menghadapi komentar-komentar yang mungkin terlihat menjengkelkan, kita tidak boleh untuk membalasnya dengan kata-kata yang menjengkelkan, karena hal tersebut tidak akan membangun diskusi yang sehat dan baik. Justru, kita harus menggunakan kesempatan ini untuk dapat menjelaskan iman Katolik dengan baik dan tidak boleh terpancing dengan komentar-komentar yang tidak substansial. Kita juga harus menganggap bahwa orang yang memberikan komentar – betapapun menjengkelkannya – mungkin mempunyai niat yang baik. Mungkin mereka ingin mewujudkan kasih mereka dengan memberikan kritikan akan pengajaran Gereja Katolik yang mereka anggap tidak Alkitabiah, walaupun kadang mereka tidak menyampaikannya dengan bijaksana. Namun, saya yakin tidak semua umat Kristen non-Katolik bersikap seperti itu, karena ada banyak umat Kristen non-Katolik yang dapat berdiskusi dengan baik dan menyampaikan argumentasi secara terstruktur. Jadi, kita harus menjawab argumentasi mereka dengan baik, tanpa menghilangkan kebenaran yang hendak disampaikan. Dan saya yakin banyak umat Kristen non-Katolik mempunyai pengertian yang salah tentang apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik. Kalau mereka mendapatkan informasi yang baik tentang iman Katolik yang sebenarnya, harapannya mereka dapat melihat Gereja Katolik dengan kacamata yang baru. Jadi, mari kita doakan saja dan mari kita bersama-sama membangun diskusi yang baik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Ya, saya minta maaf Pak Stef. Masalahnya saya sering mendengar kata-kata pedas seperti itu. Saya jadi sakit hati dan mudah tersinggung sehingga emosinya menjadi berlebihan. Contohnya, saya pernah ditanya oleh seorang pendeta “Bapak beribadah di mana?” saya jawab denga agak ketus: “Di Gereja Katolik A. Kenapa? Ada yang salah?”. Terima kasih atas nasehatnya Pak, saya akan mencoba lebih menahan diri.
Shalom Pak Stef dan team katolisitas.org
Saya benar2 salut kpd bapak dan team, sangat sabar menjawab pertanyaan2 yg bolak-balik ditanyakan. Setelah membaca link ini, saya sebagai umat Kristen Katolik menjadi sangat bangga akan kekayaan Gereja Katolik. Justru dgn adanya pertanyaan dari saudari Sherly, saya sebagai umat katolik jd bisa lebih paham dan juga lebih mengetahui kebenarannnya.
Maju terus katolisitas.org
Tuhan memberkati
Salam,
Yindri
Shalom Sdr. Emanuel,
Ada satu quote dari Uskup Agung New York, yang bernama Fulton Sheen (1951–1965) yang mengena sekali utk saya pribadi sewaktu tdk sengaja membacanya & menjadi motivasi saya sampai sekarang untuk menggali kekayaan Iman Katolik kita, yaitu:
“There are not over a 100 people in the U.S. that hate the Catholic Church, there are millions however, who hate what they wrongly believe to be the Catholic Church, which is, of course, quite a different thing.”
Yg diterjemahkan (maaf kalau kurang sempurna) menjadi :
“Tidak ada lebih dari 100 orang di Amerika Serikat yang membenci Gereja Katolik, namun ada jutaan orang, yang membenci apa yang mereka salah yakini sebagai Gereja Katolik, yang tentu saja, adalah hal yang berbeda.”
Pesannya yg saya dapat adalah, ndak usah pusing mengenai persepsi orang lain mengenai Gereja Katolik, tapi justru harus semakin memovitasi kita sebagai orang Katolik untuk terus ‘menggali kedalam’ kekayaan gereja kita.
Pace e Bene
Thomas
Sdr. Emanuel, salah satu cara bagaimana tidak mudah jengkel dan gregetan adalah mencoba memupuk iman kita. Banyak belajar dari katolisitas.org atau buku-buku rohani lainnya. Jangan terlalu berharap dari pihak Gereja, karena mereka sendiri barangkali tidak ada waktu untuk berbuat seperti ini. Sekarang waktunya awam tampil ke depan sebagai pelayan sabda. Kita harus membuktikan bahwa kita-kita ini mampu memberikan penjelasan kepada mereka. Orang Katolik selalu dianggap sebaga”domba yang sesat”, buktikan bahwa kita adalah dalam ranah yang benar.Mari bersama belajar dan belajar untuk menjadi apologetik-apologetik iman Katolik. Scott Hahn yang dahulu anti Katolik, sekarang menjadi pembela iman Katolik yang militan. “Berbahagialah mereka yang haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan”. Janganlahlah melihat rumput tetangga selalu hijau sementara ada “beauty” yang luar biasa di dalam diri kita, tapi tidak kita lihat. Saya dukung katolisitas.org, ini merupakan situs iman Katolik yang aduhai hebatnya. Selamat untuk pa Stefanus dan Ibu yang gigih berjuang untuk iman Katolik.. God bless you all.
Saya sependapat dgn Emanuel ttg sikap oknum protestan. tetapi saya berterimakasih dgn pertanyaan/komentar Sherly – walaupun jengkel juga – lebih-lebih jawaban dari tim katolisitas yang sempurna’ Terima kasih utk semuanya, karena saya belajar banyak dari dialog ini. Namun saya akan lebih banyak lagi belajar kalau sdr Sherly dapat menjawab pertanyaan tim katolisitas yg dicetak merah. Sampai saat ini saya bangga jadi warga katolik dan dgn sedih menyaksikan perpecahan umat pengikut Yesus. Saya berdoa semoga kesatuan gereja sbg Tubuh Kristus dapat terwujud didunia ini dgn ciri : kudus, katolik dan apostolik. Amin.
Yth Bpk Stefanus Tay & Ibu Ingrid L.
Sependapat dengan segera di wujudkannya diskusi ini dalam bentuk buku,
agar memperdalam iman katolik saya dan pengetahuan bagi umat katolik yang lain,
terima kasih.
Salam,
Stephanus Hamidi Soetopo
syalom,
saya setuju dg bpk Adri Amanupunnjo. saya pun seorang katolik dan saya merasa kurang damai sejahtera bila kita mulai membanding-bandingkan antara katolik dan protestan.apalagi kalau mengarah ke kecenderungan yang satu lebih benar dari yang lain. saya rasa bila kita meninggal nanti, dan menghadap Allah kita Yesus Kristus (saya rasa katolik dan protestan sama-sama percaya Yesus kristus sbg Tuhan dan Juru selamat), kita tidak akan ditanya kita agamanya apa. daripada berdebat seperti ini mungkin lebih baik kita memperkenalkan kristus pada orang-orang yg sama sekali belum mengenal kristus. dan jangan biarkan adanya pengalaman buruk atau kepahitan yg berhubungan dengan orang-orang dari agama lain menjadikan kita cenderung menjelekkan salah satu agama tersebut. saya yakin banyak yang tidak setuju dengan pandangan saya tp memang mnrt saya keselamatan adalah urusan pribadi dg Tuhan, bkn dari asal gereja kita…mungkin byk yang berpikir saya kurang beriman karena saya mengatakan hal ini dan saya kurang mendalami iman katolik. saya tidak keberatan dan saya merasa iman saya tidak diukur dengan hal itu. saya agak sedih….melihat kita sesama orang yang percaya dengan Tuhan kita Yesus Kristus harus menjelek2an satu dengan lainnya…semoga kita semua org katolik dan protestan bisa menghargai perbedaan yang ada dan terlebih lagi persamaan di antara kita…tanpa menganggap yang satu lebih benar dari yang lain dan percayalah..kita bersaudara dalam Yesus Kristus Tuhan dan Juru selamat kita
Shalom Becky Hendrawan,
Terima kasih atas tanggapannya. Saya ingin memberikan klarifikasi, bahwa website ini ditujukan untuk memaparkan pengajaran Gereja Katolik. Dan dalam prosesnya, ada begitu banyak pertanyaan yang masuk dari umat gereja-gereja lain bahkan dari agama lain. Untuk itulah, maka tim Katolitas berusaha untuk memaparkan apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik. Justru, sebagai umat Katolik, kita harus menjalankan bagian kita, yaitu untuk mempertanggungjawabkan iman kita jika ada yang perpertanyakannya (lih. 1 Pet 3:15), yang tentu saja harus dilakukan dengan hormat dan lemah lembut. Jadi, tidaklah masalah kalau kita berdialog tentang perbedaan ajaran, dengan semangat untuk mencari kebenaran. Memang banyak argumentasi digunakan bahwa semua agama adalah sama saja, apalagi bagi yang telah mengenal Yesus. Namun, kalau saya mengatakan hal ini, maka saya tidak mengatakan apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik. Gereja Katolik percaya bahwa ada unsur-unsur kebenaran di dalam agama lain maupun dalam gereja-gereja lain, namun kepenuhan kebenaran ada di dalam Gereja Katolik. Namun, kepercayaan ini tidak menjadikan kesombongan, namun justru sebaliknya menjadi suatu tugas untuk mewartakan Kristus secara penuh. (lih. Unitatis Redintegratio, 3)
Saya setuju, kalau dalam berdiskusi kita tidak membahas kasus-kasus yang cenderung untuk menjelek-jelekan satu sama lain. Dan inilah yang senantiasa kami usulkan, agar diskusi lebih berfokus pada dogma dan doktrin, yang menjadikan suatu diskusi lebih substansial dan membangun. Jadi, kita dapat berdialog secara jujur, hormat dan lemah-lembut tanpa menyembunyikan kebenaran maupun perbedaan demi sekedar toleransi yang semu. Semoga penjelasan ini dapat diterima. Mari kita bersama-sama membangun Gereja Katolik yang kita kasihi dalam kapasitas kita masing-masing, terutama dalam perjuangan untuk senantiasa hidup dalam kekudusan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom Becky Hendrawan
Tidak menjadi masalah bagi kita membanding- bandingkan agama satu dengan yang lain. Didalam study agama ada yang dinamakan ilmu perbandingan agama. Dengan belajar seperti itu kita bisa mengerti ajaran agama lain. yang tidak boleh adalah menghina atau menjelek-jelekan agama lain. Masalah konsep yang ditawarkan agama agama terserah kita sendiri yang menilainya, apa kita setuju atau tidak tergantung kita sendiri. Bagi saya yang beregama Katholik kepenuhan kebenaran ada didalamnya itu sesuai dengan ajaran yang saya anut. trimakasih Tuhan memberkati.
@Becky:
Kebenaran akan tetap bersinar sampai ketidakbenaran menjadi redup dan akhirnya padam. Kecenderungan pendapat anda seperti diatas lebih kepada menutupi apa yang menjadi kebenaran dalam Gereja Katolik. Meskipun kebenaran itu ditutupi maka ia akan terus bersinar.
Aku percaya akan ALLAH, Bapa yang Maha Kuasa, Pencipta langit dan bumi
dan akan YESUS KRISTUS putraNya yang tunggal ,Tuhan kita,
Yang Dikandung dari Roh Kudus, Dilahirkan oleh Perawan Maria,
Yang Menderita Sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus.
Disalibkan, wafat dan dimakamkan.
Yang turun ke tempat penantian,pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati.
Yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Maha Kuasa.
Dari situ Ia akan datang, mengadili orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya akan ROH KUDUS.
Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal . Amin
Inilah imanku, inilah iman Gereja dan inilah iman yang mengalahkan dunia.
Yang menambahkan dengan hal hal lain adalah bukan pengakuan iman rasuli yang benar.
Halo semuanya….
saya sangat menikmati membaca diskusi kalian semua. Kalian semua hebat.
saya punya pengalaman pribadi mengenai iman saya.
Saya seorang katolik, dari TK – SMA selalu sekolah di sekolah katolik. Memang, di sekolah guru2nya kurang begitu detail mengajarkan tentang iman katolik, sehingga pengetahuan saya tentang iman katolik itu sendiri suam suam kuku. Tapi yang pasti saat itu saya bangga menjadi seorang katolik, saya rajin ke gereja, mendengar sabda Tuhan, mengikuti ret2, sharing kitab suci. saya tau hal-hal mendasar tentang iman katolik, tapi suatu ketika saya sadar bahwa ternyata sedikit sekali yg saya tau tentang iman katolik. Apalagi ketika saya bertemu dengan teman-teman yang dulunya katolik dan sekarang sudah berpindah ke protestan, bethany,dll. Saya bingung kenapa begitu mudahnya mereka pindah??? dan saya tau mereka juga tidak begitu paham mengenai ajaran katolik. mereka adalah katolik suam2 kuku sama seperti saya. saya bertanya mengenai alasan kepindahan mereka, dan ternyata cukup mengejutkan, karena alasannya sangat sepeleh, “ditabrak motor saat Jumat Agung”, Gubraakk!!!! ada juga alasan lucu dan aneh dari teman2 yg lain, tapi saya menghormati alasan mereka. saya dikhotbahi mengenai ajaran mereka. jujur, saat itu iman saya terombang ambing. mereka begitu blak2an mengenai gereja katolik, mulai dari masalah bunda Maria, patung2, otoritas paus, santo santa, ekaristi,api penyucian, dll…saya tidak bisa memberi argumentasi yg bagus, dan malah saya menjadi tidak yakin dengan iman katolik itu sendiri. saya menjadi takut berdoa salam maria, saya jadi takut berdoa di dpn patung, bahkan menyebut nama santo santa amat mengerikan buat saya. tapi, lebih mengerikan lagi saat saya membayangkan meninggalkan iman katolik. saya sudah mengambil ancang2 untuk mempelajari mengenai ajaran protestan, tapi kemudian saya pikir, saya sendiri tidak begitu memahami tentang ajaran katolik dan tidak ada salahnya jika saya mempelajari dulu mengenai katolik sebelum saya meninggalkan gereja katolik. saya mulai berburu buku – buku katolik, diantarnya adalah buku2 karya Scott dan Kimberly Hahn, David Currie, Karl Keating, Doktrin2 gereja, Paus Yohanes Paulus II, DLL….
Demi Yesus, saya rela tidak memegang buku kuliah saya. saya bahkan rela tidur cm 4 jam demi mempelajari tentang ajaran katolik. semakin dipelajari, semakin menarik. tenyata ajaran katolik sangat alkitabiah. dan satu per satu argumen2 yg dulu dilontarkan teman2 protestan saya terjawab sudah. dan hasilnya adalah saya menangis. saya menangis karena saya tau saya berada di gereja yang benar. saya menangis karena saya bangga menjadi seorang katolik. saya lega karena dulu saya sudah mengambil keputusan yang bijaksana untuk tidak langsung meNinggalkan gereja katolik, tapi mempelajari dulu secara lebih mendalam mengenai ajaran katolik itu sendiri. saya sudah tidak takut lg untuk kembali menyebut doa salam maria, saya senang karena saya memiliki santa pelindung yang akan selalu mendoakan kita kepada Yesus dan yang pasti saya bersyukur kepada Yesus karena sudah membiarkan saya untuk selalu berada dalam gerejaNya. Yesus tidak membiarkan saya pergi.
oya, saya tidak menjawab argumen2 yg sudah dilontarkan teman2 protestan dulu, karena saya tau keadaan akan menjadi panas, dan saya sendiri tidak sehebat mereka saat berbicara mengenai alkitab..
Tuhan Memberkati..
@Mariane
Syukurlah km tdk prnh “menyebrang” ke greja yg lain. Kesaksian yg sgnt indah! Tuhan memberkati….
Dear Mariane, kesaksian yang sungguh hebat, ternyata memang benar, kalau kita mau mendalami iman katholik tidak ada yang dapat mengombangambingkan kita. Percaya kepada Yesus yang sudah mendirikan gerejanya yang kudus. Maka itu pesan saya kepada umat katholik pelajarilah secara mendalam tentang iman kita, biar tidak gamapng disesatkan.
Yang lebih menggagumkan lagi, para pendeta America yang convert ke katholik adalah pakar-pakar teologi yang sangat kampiun, anehnya sesudah memperdalam iman katholik secara bertahun-tahun akhirnya mereka pulang ke rumahnya. terima kasih Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan para Kudus. itu menjadi pelajaran bagi orang2 katholik yang malas atau acuh tak acuh pada pertumbuhan imannya. Tuhan memberkati.
Kpd Marianne,
saya juga jadi ingin share pengalaman saya sedikit nih. tentang salam maria.
pernah suatu saat sewaktu saya berdoa salam maria dengan pikiran penuh pertanyaan seperti “boleh tidak sih sebenarnya berdoa salam maria?”
kemudian saya tetap mendoakannya beberapa kali. entah di pengulangan yang keberapa, saya menyadari… bahwa setiap kali kita mendoakan salam maria, kita berdoa BERSAMA Bunda Maria, kepada Allah Bapa dan memuji Yesus.
(coba dibaca yang saya tebalkan saja)
Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu
Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus
sejak saat itu, saya tidak pernah ragu lagi dalam berdoa salam maria.
PS : Jika ada yang mau memberikan komentar, silakan saja. Saya terbuka untuk masukan. Pak Stef & Bu Inggrid mungkin?
Shalom Alexander Pontoh,
Terima kasih atas sharingnya. Seperti yang anda katakan, sebenarnya dengan doa Salam Maria, maka kita berdoa bersama dengan Maria. Dan seperti yang saya jabarkan dalam beberapa dialog, maka doa Salam Maria sebenarnya adalah doa yang sungguh Alkitabiah.
Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu: “Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” (Lk 1:28)
Dalam doa Maria bahasa Inggris: Hail Mary, full of grace, the Lord is with you. Bandingkan dengan RSV “And he came to her and said, “Hail full of Grace, the Lord is with you!“
Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus: “lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.” (Lk 1:42).
Santa Maria Bunda Allah: “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Lk 1:43).
Doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin.: “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yak 5:16). “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.” (Ef 4:16). Jadi, kalau semua umat Alllah adalah hidup, walaupun tidak berada di dunia ini dan kita harus saling mendoakan, maka adalah sudah seharusnya kita memohon agar Bunda Maria (yang telah dibenarkan oleh Allah dan pasti telah berada di Sorga) mendoakan kita semua yang masih mengembara di dunia ini.
Dengan demikian, tidak ada yang salah dalam doa Salam Maria, karena doa ini sangat Alkitabiah. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Dengan adanya artikel ini, iman katolik saya semakin kokoh dan semakin sadar bahwa rata-rata orang katolik berpindah agama oleh karena kurang mendalami imannya sendiri. Bukanlah Gereja Katolik yang salah, melainkan dirinya sendiri, i suppose. Jikalau memang benar pernah menjadi seorang katolik, pastilah sadar bahwa kita tidak menyembah patung. Sama aja kan, kalo orang melihat foto pacar atau anggota keluarga dan berkata didepannya atau mencium fotonya . Apakah dia menyembah foto itu? Pastinya tidak. Lagipula yang dituju kan orang/pribadinya, bukan gambar atau patungnya – mereka hanyalah sebagai sarana untuk dapat memusatkan perhatian kita..etc etc. Hebatnya orang katolik, dapat membedakan perasaan hati menyembah kepada Tuhan dan yang tidak. Kadang saya bingung tentang orang-orang yang mengatakan ini itu tentang alkitab. Roh kudus bukanlah roh pemecah bukan? lalu mengapa orang-orang mengaku dibimbing roh kudus namun dengan interpretasi yang berbeda-beda? Sungguh sangat bertolak belakang dengan Tuhan Yesus yang ingin kita semua menjadi satu. Jikalau memang semua orang dapat mengintepretasikan, um hello.. beginilah interprestasi orang-orang katolik. Tidakkah anda percaya bahwa roh kudus membimbing kita semua? Apakah interpretasi yang benar, hanya yang interpresinya sama dengan anda? Saya bingung. Katanya “sola scriptura”.. @_@. Percaya bukan karena anda memahami. Tetapi, anda memahami karena percaya. Saya percaya bahwa Gereja adalah tiang penopang dan kebenaran. Dan Gereja ini adalah Gereja Katolik. Di dalam Ekaristi saya percaya akan kehadiran Kristus yang nyata meskipun saya tidak melihat dengan mata saya. Tetapi dengan iman. Thanks be to God. Berbahagialah saya yang tidak melihat tetapi percaya :D.
Untuk semua yang mempertentangkan ajaran Katolik atau maaf …[edit: keluar] dari Katolik atau mengaku ngaku mantan Katolik:
Kebenaran Katolik tidak ada yang tidak bisa dijabarkan. Buktinya di sini sdr Stef dan teamnya sudah menjabarkan dari benang kusut yang ada di pikiran anda semua tentang Gereja Katolik menjadi terurai. Sekarang tinggal dari anda semua. Adakah kalian tetap mengingkari apa yang sudah diuraikan? Semua ada dasarnya. Baik dari Alkitab, pengajaran Bapa Gereja dan jemaat awal.Kalau anda mengingkari berarti anda mengingkari Alkitab, pengajaran Bapa Gereja dan jemaat awal. Terus pertanyaannya adalah kebenaran menurut versi anda muncul dari mana. Kenapa tiba2 muncul tanpa dasar yang jelas?Apakah itu benar benar kebenaran yang datangnya terlambat kepada umat Tuhan atau kebenaran yang datang dari “yang lain”?
Yang tertinggal adalah kerendahan hati untuk mengakui kebenaran tersebut dan kalau perlu menyatakan penyesalan dan pertobatan karena selama ini tidak mengetahuinya, malah menghakiminya. Sebagai manusia memang kita memiliki sifat tegar tengkuk. Alkitab sendiri mengatakannya. Bangsa Israel contohnya. Kebenaran harus bersinar dan ketidakbenaran pelan pelan akan lenyap tak berdaya. Hanya waktu dan sejarah yang akan membuktikannya. dan tampaknya mulai kelihatan dengan mulainya bergabung gereja gereja non Katolik ke dalam Gereja Katolik, dimulai dari gereja-gereja Anglican dan semoga gereja gereja lainnya menyusul. Gereja Orthodoks menunjukkan signal yang sama. Puji Tuhan kalau semua umat Tuhan kembali kepada kebenaran mula mula.Semoga doa Tuhan Yesus segera terwujud dan saya percaya itu amin.
Syaloom,
Sdra Yohanes menulis “yg tertinggal adalah kerendahan hati …………” saya setuju banget !!! Kita perlu rendah hati dan berpartisipasi saja pada gereja yg didirikan Yesus, yg tekun dalam mengikuti ajaran para rasul, dan tentu saja berdasarkan pesan KS. Tetapi pesan KS bisa disalahartikan (salah tafsir) oleh pengikut Yesus, maka dari itu perlu adanya magisterium gereja. Semoga Roh Tuhan menyatukan semua orang percaya dan dengan demikian terwujud doa “datanglah KerajaanMU”…amin
KATOLIK HARUS DISALAHKAN!!!
Saya pribadi mendengar tuduhan2 “baik” dari pihak non-Katolik sudah mulai terbiasa, karena memang yang dituduh itu2 aja. Sangat susah untuk mempertahankan Kebenaran tapi sangat mudah untuk menuduh bahwa kebenaran tersebut adalah salah. Itulah posisi Katolik dari dulu hingga sekarang, sejak didirikan oleh Yesus Kristus diatas Simon Petrus hingga sekarang dipimpin oleh Paus Benediktus XVI. Disetiap jamannya akan selalu muncul tuduhan2 yang menyudutkan Katolik. Dan sekarang tuduhan itu semakin nyata. Alkitab yang dikanon oleh GEreja justru senjata yang ingin digunakan oleh pare penuduh alim ini untuk meruntuhkan kebenaran Katolik. saya tidak habis pikir sampai dimana logika berpikir para penuduh alim ini. Tapi setidaknya bagaimana mungkin pihak yang Menganon Kitab Suci justru disalahkan karena tidak sejalan dengan Kitab Suci. Seandainya pihak yang menganon Kitab Suci ini salah atau bisa mengeluarkan suatu ajaran yang salah (anggaplah karena bertentangan dengan KS), maka bagaimana kita MASIH BISA MENERIMA Kita Suci yang di Kanon tersebut sebagai Kitab Suci???????
Sudah banyak penjelasan yang diberikan dari dulu. tapi memang iblis tidak akan berhenti menentang sang Kebenaran. Untuk bisa melanjutkan kesesatan, sang Kebenaran memang harus jadi pihak tertuduh. Jadi para pengajar kesesatan memang harus menyalahkan sang Tiang Penopang Kebenaran. KATOLIK HARUS DISALAHKAN!! Agar kesesatan saya diterima, KATOLIK HARUS DISALAHKAN!!! Agar Kesesatan saya semakin menjalar, KATOLIK HARUS DISALAHKAN!!! Agar kesesatan saya terlindungi.
Jadinya KATOLIK HARUS DISALAHKAN!!! ADALAH TAMENG BUAT PARA MEREKA YANG TIDAK MEMILIKI KEBENARAN SEMPURNA……..
KRISTUS ADALAH Kepala Gereja (bukan gereja-gereja) adalah TubuhNya. Keduanya tak terpisahkan
Shalom Debees,
Terima kasih atas komentarnya. Memang adalah suatu kenyataan bahwa ada sebagian dari umat Protestan yang senantiasa menyalahkan pengajaran Gereja Katolik, dari pengajaran yang pokok sampai devosi-devosi. Namun, adalah suatu kenyataan juga bahwa ada sebagian dari mereka yang ingin mencari kebenaran dengan benar-benar. Dan dalam teologi, suatu kebenaran sering bersandar pada kebenaran yang lain, atau dengan kata lain saling berkaitan. Kalau mereka salah mengerti akan suatu kebenaran, maka kebenaran-kebenaran yang lain juga tidak dapat dipercaya. Jadi, kita harus melakukan dialog dengan dasar percaya, bahwa mereka memang ingin mencari kebenaran. Dengan demikian, diskusi dapat berjalan dengan hormat dan lemah-lembut.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Sikap dasar yg harus dimiliki oleh setiap orang percaya kpd Yesus adalah bahwa Yesuslah yang mendirikan jemaatNYA/gerejaNYA 2000 tahun lalu. Jemaat Yesus itu diwariskan Yesus kpd para rasul turun temurun sampai hari ini. Bagi siapa yang percaya Yesus silahkan bergabung dgn gereja yg didirikan Yesus, dan yang diwariskan Yesus kpd para rasul turun temurunl sampai saat ini. Tidak benar ada anggota jemaat yg mau melepaskan diri dari gereja induk dan mendirikan jemaat baru/gereja baru atas kemamapuan/kekuatan/pengaruhnya sendiri atau dgn alasan apapun utk lepas dari gereja rasuli yg diwariskan Yesus. Sikap dasar sebagai pengikut Yesus adalah berpartisipasi pada gereje rasuli dan taat pada ajaran rasuli, Alkitab dan dokumen para Bapa-2 Gereja., bukan mendirikan lagi gereja di luar itu. Semoga semua orang percaya kpd Yesus dapat bersatu, tekun dalam ajaran para rasuli dalam gereja katolik,
orang pendetanya pantekosta aja pindah ke Katolik kok…lah yg satu ini malah menjauhi dan menjelek²an Katolik….piye tooo nak sherly ???
http://www.youtube.com/watch?v=8MvfAJ7ap8s&feature=related –> Rev. Alex Jones ( 5 klip )
saya baru tau ada situs ini, sy sungguh beruntung dapat mengikuti dan membaca artikel2 yg sungguh sangat bermanfaat buat pertumbuhan iman saya.
jika boleh sy bersaksi sedikt saja bahwa, saya semenjak dari kecil sudah suka sekali mampir kegereja tetangga, bahkan sejak remaja saya sdh punya persekutuan doa Ekumene, sejak remaja pula saya tidak pernah diundang oleh mudika yang katanya saya adalah anak yg kelewat nakal, tetapi itu tidak membuat saya sakit hati berkepanjangan dan tidak membuat saya terpengaruh dan pindah gereja, terlebih dari itu saya bersyukur sekali karena saya tidak menjadi orang nakal.
mengapa saya tidak pindah ke gereja lain padahal hubungan saya sangat akrab dengan mereka ?
ada banyak hal yang saya ambil dari mereka seperti keakraban diantara umat, semangat memuji Tuhan dan keberanian menyatakan iman, serta semangat mereka mencari jiwa2 sekalipun terkadang dengan cara2 yg kurang baik.
dibalik itu semua ada juga hal yg kurang baik, seperti misalnya bahasa roh, saya pernah diajari bahasa roh, tetapi saya tolak, karena saya berangapan Tuhan Jesus tidak mengajari bahasa roh tetapi memberi karunia bahasa roh, karena hal yang sangat mendasar yaitu berdoa dengan bahasa roh yang salah maka saya beranggapan mereka tidak mencari kerajaan Allah beserta Kebenarannya tetapi dengan kebenarannya sendiri.
didalam gereja Katolik saya menemukan pengajaran tentang Kerajaan Surga dan Kebenarannya, dengan tidak berlebihan dan kalau saya cermati, gereja Katolik sangat mewanti wanti umatnya dalam mengimplementasikan firman Tuhan dalam kehidupan nyata agar kita selalu menjadi terang dan berkat bagi orang lain.
dan kedekatan saya dengan Bunda Kudus Maria juga membuat saya tetap menjadi katolik.
sekali lagi terima kasih atas situs yang sangat berharga ini yang dapat menguatkan pertumbuhan iman katolik saya.
Shalom Paulus,
Terima kasih atas kesaksian anda. Mungkin maksud anda adalah bahwa bahasa Roh adalah suatu karunia dari Allah, bukan sesuatu yang bisa dipelajari sendiri. Ya, untuk ini saya setuju. Tetapi jangan mengatakan bahwa bahasa Roh itu kurang baik, sebab jika itu karunia dari Tuhan, maka tidak dapat dikatakan kurang baik.
Mengenai bahasa Roh sudah pernah dibahas di sini, silakan klik dan di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
salom Inggrid,
sy mau koreksi dikit,
jelas bahasa roh baik, yg sy maksudkan adalah ada hal2 yg kurang baik seperti pengajaran bahasa roh, jadi se kali2 bukan bahasa rohnya yg kurang baik.
terima kasih.
Dear all,
Yang aku percaya adalah Tuhan Yesus, aku tidak memetingkan apa itu kristen atau katolik, yang penting saya bisa menjadi garam dan terang bagi dunia dan menghasilkan buah roh, kasih, sukacita damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, dan penguasaan diri. Tuhan Yesus memberkati, amien!
Shalom Fajar,
Tuhan Yesus tidak pernah menghendaki para murid-Nya terpecah belah, oleh sebab itu, memang doa- Nya sebelum sengsara-Nya adalah agar semua murid-Nya bersatu (lihat Yoh 17). Kita mengetahui bahwa Kristus telah mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus (lih. Mat 16:18), yang oleh imannya yang kokoh mengakui bahwa Kristus adalah Mesias, Anak Allah. Maka kalau kita memilih untuk menjadi anggota Gereja Katolik, itu adalah karena kita menaati kehendak Kristus, karena di Gereja Katolik terdapat jalur apostolik yang tidak terputus dari Petrus sampai kepada Paus Benediktus XVI. Dengan Kristus sebagai Kepala Tubuh, yang telah memberi kuasa kepemimpinan-Nya kepada Rasul Petrus dan para penerusnya, maka kita dapat mengatakan bahwa Gereja yang didirikan Kristus tersebut adalah Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Dan Gereja itu sekarang ada di dalam Gereja Katolik. Bahwa sekarang terdapat banyak gereja yang tidak berada dalam kesatuan yang sempurna dengan Gereja Katolik, itu memang merupakan sesuatu yang perlu kita doakan, tetapi itu bukanlah alasan untuk mengatakan bahwa semua gereja sama saja, atau mengatakan bahwa Tuhan Yesus tidak mementingkan apa itu Kristen atau Katolik. Katolik itu juga adalah Kristen, hanya saja memang dari sejak abad awal, disebut Katolik, justru untuk membedakannya dengan banyaknya aliran yang tetap mengaku Kristen namun tidak mengajarkan keseluruhan ajaran yang diajarkan oleh Kristus. Oleh sebab itu, para Bapa Gereja menyebut Gereja sebagai Gereja Katolik, justru untuk menunjukkan bahwa pada Gereja Katolik (Katolik artinya universal, keseluruhan) diajarkan keseluruhan ajaran Kristus, dan menunjukkan bahwa keanggotaan Gereja tidak terbatas oleh daerah/ teritori tertentu, melainkan seluruh dunia.
Demikian Fajar, semoga sekilas keterangan di atas dapat menjadi masukan buat anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom saudaraku Fajar.
Sebenarnya faham yang dianjut oleh Fajar itu adalah Faham yang seringkali dunia dewasa ini yang anut. Yang penting berbuat baik dan percaya, ngga perlu agama – agama-an. Kalo Fajar mengikuti Faham ini, sebenarnya masih belum mengikuti 100% perintah YESUS. Padahal kalau kita ingin masuk ke dalam kerajaan TUHAN, kita harus 100% mengikuti perintah YESUS. perintah YESUS tidak hanya berbuat baik saja, tapi juga ada di dalam sakramen – sakramen.
Jadi saya harapkan suadaraku Fajar bisa mengikuti kepenuhan seluruh perintah YESUS.
TUHAN YESUS memberkati dan BUNDA MARIA selalu menuntun anda kepada putraNYA
Sebetulnya secara pribadi saya berterimakasih kepada Sherly dan Indah atas pertanyaan pertanyaan mereka. Justru oleh pertanyaan merekalah dan setelah dijawab oleh team katolisitas (terimakasih Stef dan Ingrid yang membahas topik ini) iman saya semakin dikuatkan dalam Gereja Katolik. Semakin diurai dan dijabarkan lebih dalam semakin saya melihat kebenaran utuh dalam Gereja Katolik dengan disandingkannya Kitab Suci dengan ajaran para Bapa Gereja pada awal kekristenan, semakin mencerminkan bahwa Gereja mula mula itu adalah Gereja Katolik sekarang ini. Banyak kebenaran yang tidak saya ketahui sebelum adanya bahasan topik ini menjadi semakin jelas dan terang buat iman saya. Selama ini kita lebih terfokus pada Alkitab tanpa menyesuaikan ajaran Alkitab itu dengan pengajaran Bapa Gereja.
Salah satu hal yang tidak dapat dijawab oleh alkitab menurut saya adalah mengenai silsilah Yesus Kristus yang berbeda beda antara para penulis Injil. Hal ini pernah dibahas di sini :https://katolisitas.org/2009/12/14/perbedaan-silsilah-tuhan-yesus/
Dari sini begitu jelas kalau menafsirkan berdasarkan alkitab saja maka kita berada dalam kebingungan karna alkitab tidak mencatat dengan lengkap, akan tetapi setelah ditafsirkan oleh tulisan Bapa Gereja semuanya menjadi sangat terang.
Tulisan tulisan Bapa Gereja menjadi hal yang sangat penting dalam menafsirkan Kitab Suci, karena mereka yang berhadapan langsung atau paling tidak mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan sejarah dibandingkan dengan kita pada jaman sekarang.
Saya berterimakasih kepada Bapa Gereja atas tulisan tulisan mereka yang mengawal kita dalam iman yang satu dan sama: satu, kudus, katolik dan apostolik.Yang terutama saya berterimakasih kepada Bapa yang telah memanggil saya lewat RohNya dalam persekutuan dengan kawanan domba PutraNya Tuhan kita Yesus Kristus dalam Gereja Katolik.
Saudara Johanes, saya sangat bangga sekali dengan tanggapan yang ditulis saudara, seandainya semua orang katholik seperti anda wah pasti tidak ada yang suka suka mampir ataupun pindah pindah ketempat tetangga, tapi saya bangga juga dengan saudara-saudara kita yang sempat mampir ketempat lain dan menyadari kekeliruannya mempunyai kerinduaan untuk pulang kembali ke pangkuan GEREJA YANG SATU, KUDUS, KATHOLIK, DAN APOSTOLIK semoga kita yang tetap setia selalu bisa menjadi garam didalam rumah sendiri dan juga diluar rumah kita. Tuhan Memberkati.
Dear Didik, Terimakasih atas komentarnya, saya sama seperti anda. Kita semua yang ada di sini masih dalam proses belajar. Biarlah RohNya yang mendewasakan iman kita.Semoga Tuhan memberkati saudara.
Terima kasih untuk tanggapannya.
Sampai kapanpun saya tidak akan berpindah dari katolik ke agama lain.Tapi harus diakui bahwa bagi umat yang bangkotan kayak saya ( waktu kecil saya putra altar dan sering pelayanan ). Perayaan Ekaristi perlu direvitalisasi agar beberapa hal yang menurut saya dibawah ini agak kurang pas jadi benar kembali :
1. Dalam membacakan bacaan 1 dan 2 terkesan sekarang para pembacanya berlomba2 merdu suaranya. Menurut saya ini salah. Apa yang dibacakan adalah sebuah kisah nyata,jadi perlu intonasi seperti ketika menjadi pelaku didalam bacaan tersebut. Menurut saya ini bisa membawa penyegaran kembali.
2. Homili : ini salah satu lagi yang bikin geregetan. Menurut saya,kalo umat sibuk BB atau sms an dan tidak mendengarkan homili, yang salah ya pasturnya. Kenapa tidak practice supaya apa yang disampaikan menarik dan mengena di hati. Tidak usah berapi2 kayak di pantekosta, karena kadang2 lebay juga .
3.Harus ada pihak yang mengajak agar membaca syahadat tidak berlomba cepet2an. Kasihan sekali bahwa orang yang pengen mengucapkannya dengan sungguh2 malah ketinggalan kereta.
Intinya harus ada revitalisasi dalam setiap tahapan Ekaristi,kalo tidak,saya pesimis bahwa banyak orang katolik yang stay. Karena saya pernah jadi putra altar saya tahu sekali bahwa bagi beberapa pastur, memimpin perayaan ekaristi udah kayak makan 3 kali sehari. biasa saja….
Shalom Danny,
Terima kasih atas masukan anda. Saya sudah meneruskannya kepada Romo Wanta agar dapat diperhatikan juga dalam proses pembentukan/ formasi para imam. Anda dan saya juga dapat berperan untuk membangun Gereja Katolik dari dalam, dari kalangan umat sendiri. Jika kita telah mengalami kasih Tuhan yang luar biasa melalui Ekaristi, maka, marilah kita membagikan pengalaman ini kepada saudara/i kita seiman. Jika anda terpanggil untuk berperan secara lebih lagi, silakan bergabung dalam seksi Liturgi di paroki anda. Semoga dengan masukan dari anda, seksi Liturgi ataupun katekisasi di paroki dapat turut mempersiapkan umat untuk semakin menghayati makna Perayaan Ekaristi. Mungkin anda dapat mengundang pembicara untuk menjelaskan makna perayaan Ekaristi kepada umat, dari awal hingga akhir, ya termasuk tentang bagaimana sikap batin yang baik dalam setiap bagian Misa Kudus tersebut (baik pada saat pembacaan Sabda Tuhan , Syahadat, maupun saat konsekrasi, dst)
Prinsipnya, jika kita mengasihi Kristus dan Gereja-Nya,maka mari bersama membangun Gereja-Nya dari dalam, dengan doa- doa dan tindakan nyata.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dany, Yth
Saya sependapat dengan anda, memang kita harus ikut menertibkan dan mengamalkan aturan liturgi Gereja agar tidak menyeleweng. Karena itu ada dua arah yang perlu dilakukan:
pertama, dari sisi pembinaan umat,
kedua dari sisi petugas liturgi.
Saya baru saja memberi pembekalan iman dan liturgi Gereja kepada prodiakon di Blok B. Saya sampaikan hal-hal yang perlu anda usulkan dan mengingatkan kembali pentingnya peran petugas liturgi Gereja agar sungguh bermakna dan berdayaguna demi kemuliaan Allah.
salam
Rm Wanta
Kepada Romo Wanta Pr. ,terima kasih untuk tanggapannya yang baik sekali.
Rekan2 terkasih dalam Kristus…mohon maaf kalo saya ikut nimbrung…menurut saya,perdebatan yang ada tidaklah perlu…bagaimana kita merasakan,menyembah,mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus adalah dari hati.Keabsolutan akan suatu jalan tertentu adalah tidak ada. Istri saya menemukan kerinduannya kepada peribadatan gereja Kristen Pantekosta yang pernah kami hadiri,anehnya malah dari sebuah pertemuan senam Chikung( cat :kami legal formal adalah Katolik dan masih mengikuti Ekaristi ).Kami juga datang tiap minggu di kebaktian di gereja Kristen Pantekosta. Saya menolak jika dianggap tidak berpendirian. Buat orang yang pernah merasakan kehadiran Tuhan dalam kedua gereja ini,sulit untuk bilang yang ini salah yang itu salah. Dari semua wacana debat diatas,buat kami tidak berarti lagi. Buat kami yang berarti saat ini hanyalah Allah,Anak (Putra),dan Roh Kudus, kalau kami harus menemukannya dengan mengikuti dua jalan ini, tak apalah.Tuhan dan kita adalah urusan pribadi.Nothing else, and no one else matters.I love you Jesus.
Shalom Danny,
Diskusi ini sebenarnya ada dalam rangka mencari kepenuhan kebenaran yang Tuhan Yesus ajarkan. Jadi sebenarnya bukan bermaksud mencari pertentangan. Sebagai umat Katolik, kita juga mengakui bahwa gereja- gereja lain mengajarkan keben