[Berikut ini adalah kesaksian dari salah seorang pembaca, Machmud, yang mengalami mukjizat kesembuhan atas kemurahan Allah. Machmud membagikan renungan tentang iman, dan Ingrid akan menambahkannya dari pengajaran Gereja Katolik].

Pertanyaan:

Salam damai sejahtera

Dear Stef

Lama saya tidak mengunjungi situs ini , disebabkan datangnya serangan penyakit yang membawa saya hampir2 kembali kerumah Bapa.
Tumor bersarang di kantung kemih sehingga menyebabkan ginjal sebelah kanan tidak berfungsi, sebab salurannya tertutup oleh tumor tsb.
Dokter menganjurkan saya untuk dioperasi dan harinya sudah diputuskan,sehari sebelumnya diadakan check up seluruh tubuh dan hasilnya TROMBOSIT saya tinggal 50.100.
Dokter bedah tidak berani melaksanakan operasi dan harus menunggu paling kurang trombosit saya naik jadi 100.000.
Tiba-2 muncul penyakit lain HEPATITIS B dan menurut dokter yang merawat saya trombosit saya akan memerlukan waktu yang lama untuk bisa mencapai angka 100.000 karena dihambat oleh Hepatitis B.
Pada akhirnya saya memutuskan untuk pulang saja sambil mengadakan berobat jalan.
Didalam penderitaan dan kelemahan itu saya berserah, apapun yang terjadi biarlah kehendak Tuhan saja yang jadi.
Didalam pergumulan itu saya mendengar suara : Kalau engkau mempunyai iman, maka semua penyakit itu akan berlalu, lalu saya teringat akan Firman Tuhan : iman sebesar biji sesawi bisa memindahkan gunung.
Saya jadi ber-tanya2 apakah saya ini punya iman atau tidak ?
Dari semua yang telah saya pelajari dari Alkitab ,saya jadi tahu bahwa saya masih punya iman.
Tetapi apakah iman saya itu cukup besar atau hanya iman yang kecil saja ?
Akhirnya Tuhan memberikan jawaban bagi saya melalui doa yang saya panjatkan, dan kembali saya mendengar suara : minum TEMULAWAK pagi dan malam selama 30 hari.
Sebenarnya saya ingin membantah, sebab jika saya tidak minum obat anti biotik se-hari saja , maka kencing saya yang keluar darah serta gumpal2 darah yang beku.

Tiga hari saya minum rebusan temulawak , kencing saya tetap ber-darah2 dan membeku
Tetapi sebab saya yakin bahwa itu suara Roh, maka saya kerjakan sesuai dengan yang saya dengar.
Heran, semua berjalan dengan baik, saya tidak lagi kencing darah; bahkan hasil dari lab semua baik .
Trombosit saya naik menjadi 184.000, Hepatitis B lenyap, Tumor dikantung kemih hilang serta ginjal kanan sudah normal kembali (sesuai hasil dari USG dan I V P).
Tangan Tuhan sudah menjamah kehidupan saya dan saya masih diberikan kesempatan untuk melayani Dia, puji nama Tuhan.
Saya sangat yakin bukan karena Temulawak yang menyebabkan saya sembuh, tetapi tangan Tuhan yang melakukan dalam diri saya, lewat temulawak.

Itulah sedikit keterangan mengapa saya menghilang selama ini, dan dari sana timbul pertanyaan dalam pikiran saya : Bagaimana kita tahu iman kita itu bertumbuh atau tidak ?

I M A N

Sebab tidak ada buku nilai, tidak ada kelas2 yang mudah dilihat, maka ada bahaya bahwa iman orang beriman mungkin tidak bertambah atau makin luntur.
Bagaimana dengan iman kita setelah sekian lama mengikut Yesus ?

IMAN KECIL SAMPAI BESAR.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa iman murid2 kecil
(Mat 8 : 26 Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali). (little faith),

atau iman yang besar
(Mat 8 : 10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel.), iman yang teguh (great faith)

Tuhan mencela iman yang kecil dan menghargai iman yang besar, mengapa ?
Sebab kita menerima sesuai dengan iman kita
(Mat 8 : 13 Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya) .
Iman kecil tidak bisa menerima banyak dan hidup orang yang seperti ini lemah, baik dalam segi jasmani dan rohani lemah sebab dari Tuhan hampir2 tidak menerima apa-apa, hampir sama seperti orang dunia.
Dalam segi rohani sulit hidup suci,jujur,rendah hati,dll,padahal Tuhan mempunyai limpah kekuatan bahkan sempurna.
Betapa hati Tuhan sedih melihat Putra2 Allah lemah2 dan bagaimana hidupnya begitu tidak berarti.
Allah begitu sedih melihat anak2Nya mempunyai iman yang kecil dan tidak bisa menerima apa2 dari Bapa Yang Maha Besar

Kita hidup ini dengan iman
(Roma 1 : 17 = Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.);

Berjalan dengan iman
(2Kor5 : 7 = sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat)
dan mendapat segala kelimpahan Allah jasmani dan rohani dengan iman
(Mat 8 : 13 = Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya).

Sebab itu Allah sangat menghendaki iman kita tumbuh sebesar mungkin.
Iman berarti yakin, percaya bahwa Tuhan sanggup mengolah kita dan yakin kita sanggup dan bisa berubah dengan pertolongan Tuhan meskipun lewat jalan salib dan kita betul2 akan mengalaminya.
Ini iman termasuk jalan salib, tetapi hasilnya gilang gemilang, itu yang dikehendaki Tuhan.
Hiduplah dengan sukacita, limpah jasmani dan rohani di dalam jalan sempit, jalan salib diatas mezbah, dengan iman, yakin bisa dan sungguh akhirnya berhasil penuh

TIGA MACAM IMAN
Dari sudut lainnya, pertumbuhan iman itu bisa dilihat dari 3 macam iman sbb :

A. Iman biasa, permulaan, iman yang menyelamatkan karena percaya kepada Tuhan Yesus
(Roma 10 : 10-11 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan Karena Kitab Suci berkata: “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan ).
Iman tingkat ini sudah ajaib, sudah bisa menerima banyak janji2 Allah seperti
(Mar 16 : 17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka) .
Dengan iman ini kita sudah selamat dan iblis diusir, dikalahkan.
Jadi semua orang beriman mempunyai iman ini, tetapi kita perlu meningkat lebih lanjut dalam tingkat berikutnya yaitu :

B. Karunia iman
(1Kor12 : 9 Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan).
Ini iman yang diberikan tiba2 oleh Rohkudus pada waktu menghadapi problem yang membutuhkan iman, baik dalam pelayanan maupun dalam hidup se-hari2.
Sama seperti karunia2 Roh lainnya, itu diberikan tiba2 pada saat diperlukan.
Iman ini tampak sangat menonjol, se-olah2 pada waktu itu orang ini punya iman yang sangat kuat dan pasti terjadi.
Nabi ELISA tiba2 berkata kepada janda murid nabi supaya ia meminjam tempayan besar2 se-banyak2nya untuk tempat minyak dan itu semua betul2 terjadi.
Ini tingkatan iman yang sangat tinggi, yang belum bisa dicapai oleh tingkat rohani orang itu, tetapi dengan karunia Rohkudus ini jadi..
Jadi orang2 biasa, bahkan orang barupun bisa bertindak dengan iman besar yang diberi Rohkudus pada saat2 kritis yang sangat.
Kalau tingkatan orang itu sudah tinggi, hal ini bisa rutin terjadi seperti iman yang biasa..
Sebab itu dalam keadaan kritis berdoalah sungguh2, lebih2 di dalam Roh, maka iman kita bisa tiba2 berubah menjadi besar dan kuat, sebab ditambahi karunia Roh tiba2.

C. Iman Yang sempurna
(Yak 2 : 22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna).
Ini seperti iman yang ada didalam Tuhan Allah.
Dengan iman yang sempurna, Ia mengatakan barang yang tidak ada menjadi ada.
Ini adalah bagian dalam ke-Ilahian Allah yang seringkali tidak bisa dimengerti akal manusia sebab terlalu tinggi bagi pikiran manusiawi.
Sebab itu rindukanlah meningkat dalam iman sehingga hidup jadi sangat indah dihadapan Tuhan dan bisa mengerjakan hal2 yang besar2 dengan Tuhan
(Maz 60 : 14 Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita)

IMAN TIRUAN
Iman itu ajaib dan indah, kalau orang mengerti, apalagi sesudah mendengar kasaksian2, bisa timbul kerinduan untuk memiliki iman, sehingga banyak orang me-ngejar2 kesaksian dan mencari kesaksian2 yang hebat2 untuk menumbuhkan imannya.
Baik kesaksian pertobatan, kesembuhan, berkat,pertolongan dll sangat dicari orang, tidak heran kalau juga timbul kesaksian2 palsu atau di-buat2, tetapi ini hanya menimbulkan iman manusiawi seperti iman Thomas yang kalau ada bukti baru percaya dan tidak bahagia.
(Yoh 20 : 29 Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya).,
Kesaksian yang sesuai dengan Firman Tuhan dan disaksikan sebagai hasil Firman Tuhan dalam pengurapan Rohkudus itu sangat penting, bagian dari pelayanan kita dan itu bisa membangkitkan iman dan menjadi berkat.
Dalam kesaksian2 harus ada kejujuran, mereka yang me-nambah2i, itu pendusta dan Rohkudus tidak bisa bekerja, sebab itu jangan memompa iman supaya cepat jadi besar hanya dari kesaksian2 yang kemurniannya seringkali kurang, tetapi dari pekerjaan Firman Tuhan dan Rohkudus, dan hidup yang bertobat supaya Rohkudus bisa bekerja.
Berkat Tuhan dan hasil iman selalu lewat jalan halal, sesuai Firman Tuhan.
Cari iman dalam Alkitab dan doa kepada Tuhan, lebih2 dalam Roh dan kebenaran.
Ini yang menghasilkan iman ilahi, bukan dimanipulasi dengan macam2 cara yang tidak tepat .
Untuk orang beriman, tempat menumbuhkan iman adalah gereja .
Tujuan kita menumbuhkan iman bukan untuk mendapatkan keuntungan yang fana tetapi Kerajaan Sorga yang kekal (yang sebab tidak tampak, banyak dipalsukan dan mudah dijanjikan dengan limpah dalam proyek2 perangkap setan)
Iman Ilahi itu dari Firman Tuhan dan Rohkudus, ada sejahtera dan keyakinan dari Tuhan, penuh dengan syukur dan bisa tahan dalam pencobaan dan ujian
Iman Manusiawi itu dari bukti2 (yang seringkali di-buat2 tetapi masuk akal), bisa yakin tetapi seringkali kurang sejahtera dan baru penuh syukur kalau sudah dapat, tetapi ternyata tidak dapat malah undur dan menghojat, tidak tahan ujian.
Istri Ayub imannya hanya ikut2an, lebih2 melihat Ayub yang keberkatan luar biasa (orang terkaya di Urkasdim), maka bukti2 yang besar itu meneguhkan imannya.
Tetapi iman istri Ayub sama denga imannya Thomas, manusiawi.
Pada waktu masuk dalam pencobaan, ia jadi bingung.
Ayub yang begitu tekun beribadah, memasang Mezbah, menyebut Tuhan, sekarang jadi miskin dan celaka.
Sebab itu , karena melihat bukti2 ini, ia mengambil kesimpulan bahwa ibadah kepada Tuhan itu sia2 dan ia menghojat Tuhan seenaknya.
Ini iman akal, iman manusiawi, tidak tahan uji dan hancur.
Ayub yang mempunyai iman yang sungguh, sekalipun melihat bukti2 yang tidak sesuai, tetap percaya dan memuliakan Tuhan, tidak terpengaruh istrinya.
Betapa indahnya orang yang mempunyai iman yang sungguh kepada Tuhan, tetapi iman manusiawi itu tidak bahagia dan sia2.
Iman manusiawi itu sia2, tidak bahagia.
Begitu juga iman karena emosi, sugesti, ikut2an, semua ini iman palsu yang banyak beredar, tetapi akan gugur satu persatu dalam ujian.

MENUMBUHKAN IMAN
Iman itu berasal dari Firman Tuhan yang dikerjakan Rohkudus didalam hati orang yang mau percaya dan disucikan.
(Rom 10 ; 17Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus).;
(2Kor 3: 6 Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.)

Tetapi iman ini juga harus ditumbuhkan, dilatih dengan perbuatan iman
(Yak 2 : 22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna).

Sebab itu miliki perbuatan iman kalau tidak ada iman bisa mati, hanya tinggal iman tradisionil yang mati
(Yak 2 : 17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati)

Bagaiman kita melatih iman ?
Tuhan yang menolong. Ia mengizinkan banyak peristiwa terjadi menimpa kita, semua itu tidak ada satupun yang kebetulan
(Mat 10 : 30-31Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.).

Sebab itu jangan kita lengah, hadapi dengan perisai iman
(Ef 6 : 16-17 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah) .

Mulai ber-kata2 dengan iman, ini sudah termasuk tindakan atau perbuatan iman
(Rom 10 : 8 Tetapi apakah katanya? Ini: “Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.” Itulah firman iman, yang kami beritakan dan Tuhan Yesus adalah iman besar untuk pengakuan iman kita)

(Ibr 3 : 1 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus Dia yang membela sehingga iman itu menjadi kenyataan).

Jangan meremehkan kata2 iman, itu sama dengan tindakan iman, kata2 itulah perbuatan mulut sama seperti tindakan kaki tangan kita, sebab itu kita makan hasil perkataan kita
(Ams 18 : 20 Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya).

Kalau kita belum yakin mengatakan kata2 iman atau tindakan iman, jangan paksa, sia2.
Lebih baik periksa diri, check rencana iman itu dalam terang Firman Tuhan, apa ada ayat2 janji Tuhan sebagai landasannya, periksa diri, apa ada halangan (dosa) bagi pekerjaan Rohkudus.
Kalau semua beres, terus berdoa dalam roh dan kebenaran, maka iman akan dipompakan oleh Rohkudus sampai timbul keyakinan maka kita mulai ber-kata2 / bertindak dengan iman.
(1Kor 14: 4 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.)

Dengan demikian, lewat kasus demi kasus kesukaran demi kesukaran Tuhan melatih iman kita untuk mrengatasinya sehingga iman kita tumbuh dan kita makin kuat dan indah dihadapan Tuhan.
Ingat pertummbuhan iman tidak satu kali lompat, tetapi tumbuh sedikit demi sedikit dalam setiap segi hidup, sehingga iman makin bertambah besar untuk melakukan se-banyak2nya hal2 yang besar dengan Tuhan sehingga kesaksian pelayanan kita makin ber-buah2 lebat memuliakan Allah
(Yoh 15 : 8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku).

Orang yang imannya tumbuh, hidupnya akan kuat dalam semua pencobaan
(ingat 1Kor 10 : 13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.)
dan dalam pimpinan Rohkudus akan selalu menang.

Kalau takut stress, panic, putus asa dsb,itu berarti imannya tidak cukup, terlalu kecil
(seperti Mat 8 : 26 Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.).
Perbaiki , minta bantuan saudara2 seiman, berseru kepada Tuhan, Tuhan pasti menolong

Mac : 5.February.2010

Jawaban:

Shalom Machmud,

Terima kasih atas kesaksian anda yang luar biasa. Terpujilah Tuhan, atas segala kebaikan-Nya yang ditunjukkan kepada anda! Saya dan Stef turut bersuka cita atas kesembuhan yang Tuhan berikan kepada anda. Ya, kita patut bersyukur atas segala perbuatan-Nya yang ajaib. Tuhan kita memang luar biasa, besar kasih setia-Nya kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Terima kasih juga untuk sharing ayat- ayat Kitab Suci yang dibagikan tentang iman. Sebenarnya apa yang anda tuliskan benar, namun memang Gereja Katolik memiliki penekanan yang sedikit berbeda dalam hal iman pemula, iman yang bertumbuh dan iman yang sempurna.

Tentang pertumbuhan iman ini, demikianlah yang dapat saya sampaikan dari ajaran Gereja Katolik, berdasarkan Kitab Suci:

1. Pengertian/ definisi iman

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.” (Ibr 11:1-2).
Maka, kita mengetahui bahwa iman menjadi dasar pengharapan akan sesuatu yang tidak kita lihat, dan iman itu timbul dari kesaksian tentang kebenaran. Karena yang memberikan kesaksian tersebut pertama- tama adalah Allah sendiri melalui Kristus  dan para rasul-Nya, maka kita mempunyai alasan yang kuat untuk percaya. Sebab jika kesaksian diberikan oleh manusia, maka kita tidak dapat yakin akan kebenaran sepenuhnya, namun jika Allah sendiri yang memberikan kesaksian tersebut, maka kita dapat yakin akan kebenarannya.

Dengan demikian iman berhubungan dekat dengan ketaatan. Tak heranlah bahkan di Alkitab sendiri Rasul Paulus mengajarkan tentang keduanya sekaligus, yaitu tentang “ketaatan iman” (Rom16:26 ; lih. Rom1:5 ; 2 Kor 10:5-6) kepada Tuhan. Maka Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:

KGK 1814    Iman adalah kebajikan ilahi, olehnya kita percaya akan Allah dan segala sesuatu yang telah Ia sampaikan dan wahyukan kepada kita dan apa yang Gereja kudus ajukan supaya dipercayai. Karena Allah adalah kebenaran itu sendiri. Dalam iman “manusia secara bebas menyerahkan seluruh dirinya kepada Allah” (Dei Verbum 5). Karena itu, manusia beriman berikhtiar untuk mengenal dan melaksanakan kehendak Allah. “Orang benar akan hidup oleh iman” (Rom 1:17); Iman yang hidup “bekerja oleh kasih” (Gal 5:6).

Terlihatlah di sini bahwa iman yang sesungguhnya, haruslah iman yang disertai dengan kasih, sebab tanpa kasih, iman itu mati (Yak 2:17, 26). Atau dengan perkataan lain, iman tidak terpisahkan dari kasih, atau tanpa kasih sesungguhnya iman orang itu tidak nyata.

2. Iman di tahap para pemula, harus terus dipupuk agar tidak hilang/ melemah. Beberapa syaratnya adalah:

a. Menyadari bahwa iman adalah karunia, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah…” (Ef 2:8); dan karenanya tekun memohon kepada Allah agar memperoleh karunia untuk meningkatkan dan memperkokoh iman.

b. Menghidupkan iman oleh kasih, sehingga mengakibatkan kebajikan-kebajikan yang lain untuk turut bertumbuh. Dua akibat yang terbesar yang dihasilkan oleh iman yang hidup oleh kasih adalah: 1) kasih hormat seorang anak kepada Allah Bapa di surga, yang membantunya untuk menghindari dosa; 2) pemurnian hati yang mengangkat pikiran dan hati kepada hal-hal surgawi yang membersihkannya dari keterikatannya kepada kesenangan duniawi.

c. Menolak sedapat mungkin, dengan bantuan rahmat ilahi, apapun yang dapat membahayakan iman: yaitu keragu-raguan, dan pencobaan- pencobaan yang menolak iman, segala bacaan yang bertentangan dengan iman Kristiani, dst. Sebaliknya, selalu tekun dalam iman dan teguh tidak bergoncang (lih. Kol 1:23).

d. Berusaha sedapat mungkin untuk meningkatkan pengetahuan iman dan kebenaran-kebenaran iman, sesuai yang diajarkan oleh Gereja Katolik (lih. 1 Tim 3:15).

e. Meningkatkan iman dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan penghayatan iman (lih. Yak 2:18), dalam doa- doa dan ketaatan kepada pengajaran Magisterium Gereja Katolik.

3. Sedangkan iman yang bertumbuh adalah iman yang tahan uji terhadap kesukaran dan penderitaan, dengan menempatkan hal-hal spiritual di atas segala yang bersifat duniawi, untuk menilai segala sesuatu. Beberapa prinsipnya adalah:

a. Melihat Tuhan selalu dalam terang iman, tanpa mendahulukan cinta diri atau pandangan diri sendiri. Orang bertumbuh imannya percaya bahwa Tuhan itu selalu sama (lih. Ibr 13:8), Ia baik dan penuh belas kasihan, dalam keadaan apapun, pada saat kita sehat maupun sakit, kelimpahan ataupun kekurangan.

Adalah lebih mudah untuk mengatakan kita beriman, pada saat tidak ada hidup dalam kelimpahan. Namun justru ketahanan iman itu harus dibuktikan, pada saat kita mengalami ujian hidup. Adakalanya Tuhan mengizinkan kita mengalami mukjizat dan berkat-berkat-Nya saat kita menghadapi ujian ini, namun adakalanya, Ia mengizinkan penderitaan itu tetap kita alami. Ujian hidup itu dapat berhubungan dengan diri kita, misalnya penyakit, ataupun bermacam pergumulan hidup. Sebagai contohnya, seseorang memang dapat mengalami mukjizat kesembuhan jasmani, namun mukjizat ini ada batasnya, dan tidak selalu jika kita sakit maka pasti kita akan menerima mukjizat kesembuhan. Akan tiba saatnya bahwa Tuhan mengizinkan penyakit itulah yang menghantar kita pulang ke rumah-Nya. Maka di sini kita ketahui bahwa yang terpenting adalah kita memiliki iman yang kokoh, akan segala yang menjadi kehendak Tuhan, bahwa situasi apapun tidak akan memisahkan kita dari-Nya. Jika kita disembuhkan, “Puji Tuhan”, namun jika Tuhan memutuskan tidak demikian, kitapun harus tetap mengatakan, “Puji Tuhan!” Kelapangan hati yang demikian itulah yang menunjukkan kedewasaan iman, iman yang menunjukkan kepercayaan penuh kepada Tuhan yang mengasihi kita dalam situasi apapun. Kita melakukan apa yang bisa kita lakukan, namun selebihnya kita serahkan kepada Tuhan.

Sikap ini tidak untuk dikacaukan dengan sikap apatis, yang tidak percaya bahwa Tuhan dapat menyembuhkan/ melakukan mukjizat. Orang yang bertumbuh imannya, tetap percaya bahwa Tuhan dapat melakukan melakukan mukjizat-Nya, namun ia dengan kelapangan hati tidak “memaksakan” bahwa Tuhan harus melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Maka di sini, kita meneladani sikap Bunda Maria, “Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu” (lih. Luk 1:38), yang juga sesuai dengan perkataan doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus (lih. Mat 6:10).

b. Menilai segala sesuatu di dalam hidup dalam terang pengajaran iman, dan tak berkompromi dengan ajaran dunia. Sebagai contohnya, orang yang bertumbuh dalam iman yakin bahwa kemiskinan di hadapan Allah, kerendahan hati, kelemahlembutan, pertobatan, belas kasihan, kemurnian hati, damai sejahtera (lih. Mat 5:3-10) adalah lebih berguna bagi kehidupan kekal daripada semua yang ditawarkan dunia.

c. Teguh beriman di tengah-tengah ujian hidup dan penganiayaan dari mereka yang menentang iman kita kepada Yesus.  Hal ini kita lihat dari perjuangan para rasul yang demi iman dan kasih mereka kepada Allah, mereka rela menderita demi mengabarkan Injil (Kis 5:41).

Katekismus Gereja Katolik mengajarkan demikian:

KGK 1816    Murid Kristus harus mempertahankan iman dan harus hidup darinya, harus mengakuinya, harus memberi kesaksian dengan berani dan melanjutkannya; Semua orang harus “siap-sedia mengakui Kristus di muka orang-orang, dan mengikuti-Nya menempuh jalan salib di tengah penganiayaan, yang selalu saja menimpa Gereja ” (Lumen Gentium 42) Bdk. DH 14. Pengabdian dan kesaksian untuk iman sungguh perlu bagi keselamatan: “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barang siapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di surga” (Mat 10:32-33).

4. Iman yang sempurna pada jiwa-jiwa orang yang sempurna adalah yang iman yang dilengkapi oleh rahmat pengertian, pengetahuan yang telah mencapai tingkat yang sempurna, sebagai permulaan/ prelude dari “beatific vision“/ pandangan Ilahi di mana kita dapat melihat dan memahami Allah dalam arti yang sesungguhnya di surga (1 Yoh 3:2). Pandangan surgawi ini dialami oleh Stefanus (lih. Kis 7:54-60) sebelum ia menyerahkan nyawanya karena imannya. Maka, kesempurnaan iman juga tampak  dari perjuangan para rasul, martir  dan para misionaris yang demi iman dan kasih mereka kepada Allah, mereka rela mengorbankan segala sesuatu termasuk mengorbankan nyawa mereka dengan lapang hati dan suka cita. Dengan demikian mereka menjadi sungguh serupa dengan Kristus.

Demikian yang dapat kami tuliskan menanggapi pernyataan anda. Mari kita berjuang untuk bertumbuh dalam iman dan pengenalan akan Allah, dengan disertai perbuatan- perbuatan kasih, seperti yang diajarkan dan dicontohkan oleh Tuhan Yesus dan para rasul.

Salam ksih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org

Comments are closed.